35
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan pada lansia meliputi perubahan fisik-biologis/jasmani, mental emosional/jiwa, dan kehidupan seksual. Perubahan fisikbiologis/ jasmani meliputi: 1) kekuatan fisik secara menyeluruh dirasakan berkurang, merasa cepat capek dan stamina menurun, 2) sikap badan yang semula tegap menjadi membongkok, otot-otot mengecil, hipotrofis, terutama di bagian dada dan lengan, 3) kulit mengerut dan menjadi keriput, garis-garis pada wajah di kening dan sudut mata, 4) rambut memutih dan pertumbuhan berkurang, 5) gigi mulai rontok, 6) perubahan pada mata : pandangan dekat berkurang, adaptasi gelap melambat, lingkaran putih pada kornea dan lensa menjadi keruh, 7) pendengaran, daya cium, dan perasa mulut menurun, dan 8) pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada menjadi kaku dan sulit bernafas.1
Penyakit yang menonjol pada lansia yaitu: 1) gangguan pembuluh darah : dari hipertensi sampai stroke, 2) gangguan metabolik ; DM, 3) gangguan persendian: artrirtis, sakit punggung, dan terjatuh, 4) gangguan sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi.1
Begitupula dengan pasien kami pada karya ilmiah ini merupakan seorang nenek berusia 73 tahun dengan penyait hipertensi dan low back pain. Sejalan dengan penyakit-penyakit tersering pada lansia yang telah disebutkan diatas.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan kepada salah satu pasien geriatri berupa kunjungan rumah dan observasi serta evaluasi kesehatan.
2. Tujuan khusus
Mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan pasien secara menyeluruh
Mengetahui dan mengidentifikasi faktor pemicu masalah/penyakit pada seseorang.
Memberikan edukasi mengenai penyakit, faktor pemicu penyakit dan cara mengatasinya.
Memantau status kesehatan pasien .
Memberikan masukan mengenai peran keluarga dalam menjaga kesehatan dan mengatasi suatu penyakit yang diderita pasien.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi Penulis
Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
Melatih kemampuan analisis dan pemecahan masalah/penyakit dengan peran keluarga serta lingkungannya.
Manfaat bagi Puskesmas
Membantu puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan dalam mengontrol penyakit yang diderita seseorang terutama lansia.
Manfaat bagi Masyarakat
Membantu seorang pasien lansia dalam memahami penyakitnya.
Membantu seorang pasien lansia dalam mengidentifikasi faktor pemicu pada dirinya dan lingkungan.
Pasien lansia dapat memahami pola hidup sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguanpada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.2 Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah.3
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Beberapa klasifikasi hipertensi:
Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46 professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka mencanangkan klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat.
Tabel 1 Klasifikasi JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
Kategori Tekanan Darah menurut JNC 7
Kategori Tekanan Darah menurut JNC 6
Tekanan Darah Sistol (mmHg)
dan/ atau
Tekanan Darah Diastol (mmHg)
Normal
Optimal
< 120
dan
< 80
Pra-Hipertensi
120-139
atau
80-89
-
Nornal
< 130
dan
< 85
-
Normal-Tinggi
130-139
atau
85-89
Hipertensi:
Hipertensi:
Tahap 1
Tahap 1
140-159
atau
90-99
Tahap 2
-
160
atau
100
-
Tahap 2
160-179
atau
100-109
Tahap 3
180
atau
110
Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi.
Klasifikasi Menurut WHO (World Health Organization)
WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Kategori
Tekanan Darah Sistol (mmHg)
Tekanan Darah Diatol (mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-139
< 80
< 85
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)
Sub-group: perbatasan
140-159
140-149
90-99
90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)
160-179
100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat)
180
110
Hipertensi sistol terisolasi
(Isolated systolic hypertension)
Sub-group: perbatasan
140
140-149
< 90
<90
Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan hipertensi diastolik. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan.
Klasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sekunder dan primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifiknya dapat diketahui.4
Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi Benigna dan hipertensi Maligna. Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.4
Patofisiologi
Pengaruh angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ yang terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon aldosteron bekerja pada tubula distal nefron, yang membuat tubula tersebut menyerap kembali lebih banyak ion natrium (Na+) dan air, serta meningkatkan volume dan tekanan darah.Hal tersebut akan memperlambat kenaikan voume cairan ekstraseluler yang kemudian meningkatkan tekanan arteri selama berjam-jam dan berhari-hari. Efek jangka panjang ini bekerja melalui mekanisme volume cairan ekstraseluler, bahkan lebih kuat daripada mekanisme vasokonstriksi akut yang akhirnya mengembalikan tekanan arteri ke nilai normal.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormone aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Kelenjar hipofisa mengeluarkan hormone antidiuretik, sehingga ginjal menahan air. Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah .
Gambar 1. Patofisiologi hipertensi.
Pengobatan hipertensi
Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah adalah :
Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis. Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO) dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hampir kembali kondisi pretreatment.
Thiazide
Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah. Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi vascular perifer.
Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.
Antagonis Aldosteron
Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).
Beta Blocker
Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.
Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β1 daripada reseptor β2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer. Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan dan efek akan hilang jika dosis tinggi.
Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas agonis reseptor β.
Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.
Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin, ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I, reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.
Antagonis Kalsium
CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan sehingga mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai otot polos vaskular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi tekanan darah. Antagonis kanal kalsium dihidropiridini dapat menyebabkan aktivasi refleks simpatetik dan semua golongan ini (kecuali amlodipin) memberikan efek inotropik negative.
Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam level yang lebih rendah daripada verapamil.
Alpha blocker
Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat reseptor α1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini tidak mengubah aktivitas reseptor α2 sehingga tidak menimbulkan efek takikardia.
VASO-dilator langsung
Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor, meningkatnya denyut jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.
Inhibitor Simpatetik Postganglion
Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah jantung dan resistensi vaskular perifer .
Agen-agen obat yang beraksi secara sentral
VASO-dilator langsung.
Pengobatan Hipertensi masyarakat
Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Biji bunga matahari.
Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.
Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.
Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.
B. Low Back Pain
Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian punggung atau yang ada di dekat punggung.5 Gejala nyeri punggung bawah (low back pain)bervariasi mulai dari rasa nyeri ke sensasi tertusuk atau tertembak. Rasa sakit ini dapat membuat penderita sulit untuk bergerak atau berdiri tegak. Nyeri punggung akut datang dengan tiba-tiba, biasanya setelah cedera akibat olahraga atau mengangkat beban berat. Nyeri yang berlangsung lebih dari tiga bulan dianggap kronis. Jika rasa sakit penderita tidak membaik dalam waktu 72 jam, maka harus berkonsultasi dengan dokter.6
Low Back Pain (LBP) sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di Negara-negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30. Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.7
Nyeri punggung (low back pain) apabila tidak ditangani tidak hanya menyebabkan nyeri dan ketidakn yamanan yang berkepanjangan, frustasi dan distres tetapi juga dapat mengakibatkan cacat seumur hidup.6 Gangguan pada sistem musculoskeletal dapat memberikan dampak immobilitas fisik pada lansia. Penurunan fungsi tubuh pada lansia akan mengakibatkan permasalahan gangguan gerak dan fungsi lansia. Lansia mengalami penurunan fungsi jalan, penurunan fungsi keseimbangan, penurunan kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan penurunan kemampuan fungsional.8
Kemampuan fungsional lansia merupakan kemampuan lansia dalam melakukan gerak untuk beraktivitas termasuk kemampuan mobilitas dan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diri lansia termasuk aktivitas perawatan diri.8 Tujuan rehabilitasi pada lansia adalah memperbaiki dan meningkatkan kemampuan fungsional lansia sehingga lansia dapat mandiri, tetap aktif dan produktif serta dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia. Pengkajian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan fungsional pada lansia diharapkan memberikan masukan program yang tepat dalam rehabilitasi lansia.9
Penanganan nyeri terbagi ke dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologi dan pendekatan non farmakologi. Obat-obatan mungkin perlu diberikan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri; relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaksasi pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat anti inflamasi seperti aspirin dan NSAID berguna untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan mencegahtimbulnya neurofibrosis, yang terjadi akibat gangguan iskemia.8
Perawat sebagai role model dimasyarakat berperan besar dalam penanggulangan nyeri melalui pendekatan non farmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non farmakologi misalnya dengan memberi latihan atau exercise yang tepat (spesifik), latihan dapat membantu menurunkan kelemahan, menghilangkan stress, meningkatkan kekuatan otot, dan mencegah deformitas.8
Latihan peregangan atau senam akan berdampak lebih baik dibandingkan dengan bed rest. Penderita Low Back Pain (LBP) mungkin akan beristirahat satu sampai dua hari ketika nyeri muncul tetapi setelah jangka waktu tersebut nyeri biasanya akan semakin memburuk karena badan tidak aktif. Tanpa latihan dan gerakan, otot punggung dan struktur tulang belakang menjadi tidak terkondisi dengan bagus dan kurang mampu menopang tulang belakang apalagi tungkai kaki. Hal tersebut dapat menyebabkan cidera kembali dan spasme yang akan menimbulkan nyeri.10
Latihan senam lansia dilakukan secara bertahap. Awal latihan setiap gerakan di lakukan sampai 2-3 kali. Bila sudah lancer dapat di tingkatkan menjadi 8-10 kali untuk setiap gerakan. Gerakan untuk mengatasi low back pain antara lain latihan punggung yang terdiri dari empat gerakan yaitu dengan tangan di samping, bengkokkan badan ke satu sisi, kemudian ke sisi lain, meletakkan tangan di punggung dan tahan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu ke kiri lalu ke kanan, posisi tidur terlentang dengan lutut di lipat dan telapak kaki datar pada tempat tidur. Regangkan kedua lengan kesamping. Tahan bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut kesamping kiri dan kanan, tepukkan kedua tangan ke belakang kemudian regangkan kedua bahu ke belakang.11 Senam dapat mebantu kesehatan disk tulang belakang dimana gerakan-gerakan dapat membantu pertukaran nutrisi dan cairan dalam disk dan mencegah tekanan pada saraf ischiadicus. Senam juga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otot-otot yang menegang dan mempengaruhi saraf. Latihan senam dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat dan bugar dalam jangka waktu panjang. Selain itu senam juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan oksigenasi sel sehingga dapat mengurangi gejala kekurangan oksigen sel yang pada akhirnya mengurangi peningkatan asam laktat dan mengurangi nyeri.12
BAB III
METODE
A. Desain
Pada penusunan assesmen geriatri ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan purposive sampling pendekatan wawancara secara langsung melalui kunjungan rumah kepada salah satu lansia yang memenuhi criteria inklusi; usia diatas 70 tahun dan memiliki disabilitas.
B. Lokasi
Lokasi diadakannya kunjungan yaitu rumah Ny. A, Jl. Mangga no.21 RT 011/004, Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak.
C. Instrumen
Instrumen yang digunakan berupa alat-alat pemeriksaan fisik berupa:
- Tensimeter
- Thermometer
- Palu Refleks
- Senter (Pen Light)
D. Pengambilan data
Dengan kunjungan serta observasi kemajuan pasien selama empat kali kunjungan, dimulai dari kunjungan pertama untuk anamnesis lengkap dan riwayat pasien hingga kunjungan ke dua sampai ke empat yaitu follow up terpadu dari perawatan poli dan kunjungan rumah pada hari yang sama.
E. Analisa
Metode analisa dengan mengamati perkembangan secara keseluruhan baik diri pasien, keluarga maupun lingkungan yang berperan pada kesehatan pasien. Dengan wawancara dan pemeriksaan fisik serta pemberian anjuran-anjuran yang membangun demi perbaikan kesehatan pasien.
BAB IV
ASSESMEN GERIATRI
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. A Gender: P
Tanggal lahir / umur : 18 Oktober 1942 (73 tahun)
Alamat : jl. Mangga no.21 RT/RW 011/004 kelurahan Gndaria Selatan, kec. Cilandak
Riwayat Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama Orang terdekat :Tn. H (Suami)
Jumlah Anak : Sembilan (9) orang
Laki-Laki : Tujuh (7) orang
Perempuan : Dua (2) orang
Jumlah Cucu : Sembilan Belas (19) orang
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Pendidikan : SMP
Kepemilikan rumah : Keluarga
Care giver : Semua anak secara bergantian
Sumber pendapatan : Pemberian anak
Total income : < 2 juta/bulan
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik
Dilakukan anamnesis tanggal 22 Juni 2015
Riwayat Medis
Keluhan utama:
Ny. A berusia 73 tahun mempunyai masalah pusing pada kepala dan sudah terjadi berluang dalam 2 minggu terakhir. Pusing tanpa disertai rasa berputar. Pasien sudah selama 1 minggu menjalani terapi hipertensi dari Puskesmas. Keluhan lain yang dirasakan pasien saat ini adalah nyeri yang terasa pinggang sebelah bawahnya. Nyeri pinggang dirasakan sepanjang hari dan terkadang sampai membatasi aktifitas sehari-hari seperti menyapu rumah, menjemur pakaian. Akhir-akhir ini nyeri semakin dirasakan terutama saat pasien solat(bangun ruku dan sujud). Pasien masih dapat beraktivitas seperti biasa, mengerjakan pekerjaan ringan dirumah, berjalan, memasak. BAB lancar 1 kali sehari, BAK lancar dalam batas normal.
Riwayat pembedahan
Tanggal / tahun
Jenis Operasi
-
-
Riwayat opname Rumah Sakit
Tanggal / tahun
Rumah Sakit
Diagnosis / Penyakit
-
-
-
Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada : -
Pemeriksaan gigi / gigi palsu:
Oral hygiene cukup terjaga, gigi geligi udah tidak lengkap dan pasien tidak memakai gigi palsu.
Lain – lain: -
Riwayat alergi: -
Kebiasaan
Merokok
Apakah anda merokok?Tidak
Apakah orang terdekat atau disekitar anda merokok? Tidak
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak
Olahraga
Apakah anda melakukan olah raga? Ya, jalan kaki 3-4 kali seminggu
Minum kopi? Tidak
Obat – obatan yang dikonsumsi saat ini
Dengan resep dokter
Dosis dan pemakaian
- Captopril
12.5 mg/ 2 kali sehari
- Vitamin B1
1 kali sehari
Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Indikator pertanyaan
Setiap
waktu
Sering
Sekali
Kadang kadang
Jarang
sekali
Tidak
pernah
a. Berapa seringkah bulan yang lalu masalah kesehatan anda menghalangi kegiatan anda, (mis. pergi mengunjungi teman, aktivitas sosial)
b. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa gugup?
c. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa tenang dan damai?
d. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa sedih sekali?
e. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa bahagia?
f. Berapa seringkah bulan lalu anda merasa begitu sedih sampai serasa tak ada sesuatupun yang mungkin menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa seringnya perasaan depresi anda mengganggu kerja anda sehari – hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak ada lagi sesuatu yang anda harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa tak diperhatikan keluarga?
j. Berapa sering selama bulan lalu anda merasa ingin menangis apa saja?
k. Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya lagi?
Status fungsional
ADL dasar dan Instrumental
Indikator fungsional
Bisa sendiri
sepenuhnya
Perlu bantuan
Seseorang
Tergantung orang
Lain sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Transfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat – obatan
Ber telepon
-
-
-
Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda berikut ini?
Indikator
>3 bulan
<3 bulan
Tak terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser meja/almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (sehari-hari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kaki 100 meter
Makan, mandi, berpakaian ke WC
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Baring
Duduk
Berdiri
Tekanan darah
150/800
150/90
150/90
Nadi / menit
80x/menit
88x/menit
88x/menit
Laju respirasi / menit
16x/menit
18x/menit
18x/menit
2 bulan yl
1 bulan yl
Saat ini
Berat badan
40kg
40 kg
40 kg
Tinggi badan
144 cm
144 cm
144 cm
BMI
19.29
19.29
19.29
Keadaan kulit : Kering sekali / biasa / basah
Bercak kemerahan : ada / tidak.
Lesi kulit lain : Curiga keganasan (tidak ada)
Dekubitus : ada / tidak
Pendengaran
Ya
Tidak
Dengar suara normal
Pakai alat bantu dengar
Serumen impaksi
Penglihatan
Ya
Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
- Terdapat katarak / tidak
- Kanan
- Kiri
Dapatan Funduskopi:
Normal
Abnormal
Tak terlihat
Kanan
Tidak dilakukan pemeriksaan
Kiri
Tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut
Buruk
Baik
Higiene mulut
Ada
Tidak
Gigi palsu
Terpasang
Baik
Tidak
Lecet di bawah gigi palsu
-
-
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)
-
-
Leher
Normal
Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Masa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak membesar
Dada
Massa teraba / tidak, bila ya: kanan / kiri
Kelainan lain: Tidak ada
Paru – paru
Paru-paru
Kiri
Kanan
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi:
- suara dasar
SN vesikuler
SN vesikuler
- suara tambahan
Rh (-) / wh (-)
Rh (-) / wh (-)
Kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama
Regular
ireguler
- Bising
Ya
tidak
- Gallop
Ada
tidak
Lain – lain (jelaskan)
b. Bising
Ada
tidak
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
Ada
tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
Tak ada
+1
+2
+3
+4
d. Edema
- Pedal
- Tibial
- Sakral
Abdomen
Hati: tidak membesar
Massa abdomen: tidak ada
Bising / bruit: tidak ada
Nyeri tekan: -
Cairan asites: tidak ada
Limpa: tidak membesar
Rektum/anus
Ada
Tidak
Tonus sphincter ani
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal
Genital/pelvis: Tidak dilakukan pemeriksaan
Muskuloskeletal
Tak ada
Tl.blkg
Bahu
Siku
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan / peradangan
Penjelasan: ada nyeri menjalar pada tangan trutama jari-jari
Neurologik / Psikologik
a. Status mentalis:
Baik
Terganggu
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit segera
(mengulang)
Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental:
Betul
Salah
Tanggal berapakah hari ini?
Hari apakah hari ini?
Apakah nama tempat ini?
Berapakah nomor telpon rumah anda?
Tidak punya
Berapakah usia anda?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn)?
Siapa nama gubernur sekarang?
Nama gubernur sebelum ini?
Nama ibumu sebelum menikah?
100 dikurangi 7 dan seterusnya
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu dikerjakan)
b. Perasaan hati / afeksi
Baik / labil / depresif / agitatif / cemas
c. Umum
Normal
Abnormal (jelaskan)
Syaraf otak
Motorik : - kekuatan
laseque (+)
- tonus
Sensorik: - tajam
- raba
- getaran
Refleks
Sereblar : - jari ke hidung
- tumit ke ujung kaki
- Romberg
Gerak langkah
a. Tanda – tanda lain
Ya
Tidak
Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat
Rigiditas cogwebell
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
D. DATA LABORATORIK (Tidak diperiksa)
Tanggal
Jenis Tes
Hasil
-
-
-
E. HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN:
(EKG, sinar tembus, USG, dll) : Tidak diperiksa
F. POLA KONSUMSI
Pola konsumsi pada pasien sudah mengkuti pola gizi seimbang yaitu terbagi sebagai berikut:
Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu/Tempe (1 potong = 25 gr)
Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 300-500 gr)
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
TABEL 24 HOUR RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur malam)
Waktu
Jam
Nama makanan atau minuman
Bahan makanan
Jumlah
URT
gram
Sahur
04.00
Nasi putih
Nasi
¾ gelas
100
Telur ceplok
Telur ayam
1 butir
60
Sayur Bayam
Bayam
1 Mangkok
200
Minuman
Air putih
2 gelas
Buka
Puasa
17.50
Nasi putih
Nasi
¾ gelas
100
Sayur asem
Labu, asem, kacang panjang
1 mangkuk
200
Ayam Goreng
Ayam
1 potong
75
Snack Gorengan
Tahu Tempe
2 potong
50
Buah
Pepaya
1 bagian
100
Minuman
Air putih
2 gelas
Penjelasan :
Frekuensi makan pada bulan puasa 2x/hari saat sahur, dan buka dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk,sayur dan buah, namun jarang minum susu. Menu nasi, sayur dan lauk berupa telur ataupun ayam merupakan menu yang lebih sering ada di rumah pasien, tambahan lauk seperti daging biasanya apabila terdapat penghasilan tambahan. Pasien memakan snack sebanyak 1x berupa gorengan 1-2 potong. Total kalori secara kasar jika kita menilai dengan satuan 1gr karbohidrat dan 1gr protein mewakili 4 kalori, sedangkan 1gr lemak mewakili 9 kalori, maka perhitungan untuk 24 hour recall menu diatas sebanyak = 1540 Kalori/Hari.
Adapun berdasarkan BB/TB asupan energi yang diperlukan perhari untuk ny.A adalah sebagai berikut:
Wanita Usia: 73 Tahun, BB: 40kg//TB:144cm, aktifitas: Sedang
= 1490 kalori/hari
Berarti kebutuhan kaloriterpenuhi bahkan lebih untuk berpuasa.
G. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah penderita terletak di pemukiman penduduk yang padat dengan ukuran ukuran 80m2, bentuk bangunan 1 lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi + WC, ruang makan, ruang keluaga, ruang tamu. Lantai terbuat dari ubin, dinding terbuat dari tembok, atap rumah dari genteng. Jendela ada 4 buah. Penerangan didalam ruangan cukup baik. Udara didalam ruangan kering, dan kebersihan dalam dan luar rumah cukup bersih, tata letak barang-barang cukup rapi, listrik 700 wat, sumber air dari pompa air (sanyo). Jamban duduk. Jarak antara sumber air dan septitank ± 5 meter. Bak mandi dikuras 1 minggu sekali, air limbah dialirkan ke selokan/got.Sampah rumah dikumpulkan dan diangkut oleh petugas kebersihan setiap 2hari sekali .
DENAH RUMAH
6
6
375
3
7
5
10m
10m
2
2
48
4
8
91
9
1
8 m
8 m
Keterangan ruangan:
Teras
Ruang Tamu
Ruang Makan
Kamar Tidur
Kamar Tidur
Gudang
Kamar Tidur Utama
Dapur
Toilet/WC
Analisis Keadaan Rumah :
Letak rumah di daerah : perumahan padat penduduk
Bentuk bangunan rumah : tidak bertingkat
Kepemilikan rumah : sendiri
Luas rumah : 80 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 1 orang
Luas halaman rumah : tidak ada halaman rumah
Lantai rumah dari : ubin
Dinding rumah dari : tembok
Atap rumah : genteng
Pembagian ruangan rumah :
Teras : ada
Ruang tamu : ada
Ruang makan : ada
Ruang keluarga : tidak ada
Ruang tidur : ada
Dapur : ada
Gudang : ada
Toilet/WC : ada
Jendela rumah : ada, Ukuran 40x60 cm
Penerangan didalam rumah baik
Listrik di rumah : ada 700 watt
Lubang ventilasi :
Ruang tamu : ada
Ruang makan : ada
Ruang tidur : ada
Toilet/WC : ada
Kebersihan dalam rumah : cukup
Sumber air minum dari : masak air
Kamar mandi : ada
Limbah rumah tangga di alirkan ke : got (saluran limbah)
Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
Jalan di depan rumah lebarnya : gang kecil 1 meter, terbuat dari : cor-coran
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : baik
H. ASSESMEN GERIATRI (SUMMARY)
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien menderita hipertensi dan Low Back Pain. Hipertensi pada pasien ini mengakibatkan sering mengalami nyeri kepala. Meskipun begitu, pasien msih dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang tidak berat, sementara Low Back Pain yang dideritanya lebih dirasakan memberat belakangan ini. Pada status fungsional pasien masih mandiri dalam aktivitas sehari-hari. Pada status mental, pasien masih digolongkan masih baik (tidak terdapat gangguan intelek).
Pada pemeriksaan fisik TD penderita saat berdiri 150/90 mmHg, duduk 150/90, dan berbaring 150/80 nadi 72x/menit, pernapasan 18 x/menit, BMI normal, nyeri tekan pinggang bawah dan keterbatasan gerak positif laseque(+).
I. DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN
Tanggal
Masalah / diagnosis
Rencana
22 Juni 2015
Hipertensi Grade I:
TD 150/90mmHg
Low Back Pain
Pemberian terapi medika mentosa anti nyeri:
Asam Mefenamat 500mg/ 3 x sehari
Edukasi pasien agar mempunyai waktu istirahat yang cukup.
Memotivasi agar pasien memeriksakan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tensi setiap 1 minggu sekali.
Edukasi terhadap latihan fisik seperti jalan pagi. Cara mengangkat barang secara ergonomis.
Menjelaskan komplikasi yang timbul bila tidak minum obat anti hipertensi secara teratur dan makan yang teratur.
Menjelaskan tentang terapi obat untuk mengurangi tekanan darahnya dan mengurangi nyeri pinggangnya.
29 Juni 2015
Hipertensi Grade II :
TD190/80mmHg (meningkat)
Low Back Pain(nyeri berkurang)
Tambahan terapi medikamentosa terapi Hipertensi Grade II :
Captopril 25 mg/2 kali sehari
Amlodipin 5mg/ 1 kali sehari
Lanjutkan terapi anti nyeri
Menerangkan tentang naiknya tensi dan terapi tambahan karena telah memasuki hipertensi Grade II.
Memotivasi pasien agar mau berobat dan rutin kontrol ke dokter
Memotivasi agar pasien mau meminum obat anti hipertensi secara teratur
Edukasi mengurangi makanan yang tinggi garam, rendah kolesterol karena dapat menaikkan tekanan darah dan goreng-gorengan, yang asam-asam, dan pedas.
Edukasi pasien untuk melanjutkan jalan sehatnya sperti yang telah sering dilakukan.
Tanggal
Masalah / diagnosis
Rencana
7 Juli 2015
Hipertensi Grade I:
TD 150/70 mmHg
Low Back Pain (nyeri berkurang)
Meminta pasien untuk mengulang kembali nasehat-nasehat yang telah diberikan selama 2 kali pemeriksaan sebelumnya.
Memberikan penerangan tetang kemajuan medikasi pasien dan mengapresisasi usaha pasien.
Edukasi untuk tetap mengurangi makanan yang tinggi garam, rendah kolesterol karena dapat menaikkan tekanan darah dan goreng-gorengan, yang asam-asam, dan pedas.
Edukasi pasien untuk tetap melakukan aktifitas fisik sehari-hari dan berolah raga jalan pagi seperti biasa. Serta mengurangi angkat-angkat beban walaupun nyeri sudah berkurang.
10 Juli 2015
Hipertensi Grade I:
TD 150/80 mmHg
Memberikan penyuluhan tentang hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila tidak terkontrol
Memotivasi pasien agar mau berobat dan rutin kontrol ke dokter
Memotivasi agar pasien mau meminum obat anti hipertensi secara teratur
Edukasi mengurangi makanan yang tinggi garam, rendah kolesterol karena dapat menaikkan tekanan darah dan goreng-gorengan, yang asam-asam, dan pedas.
Edukasi pasien untuk melakukan senam atau aktivitas fsik seperti jalan sehat pagi hari minimal 3x seminggu durasi lebih kurang 30 menit.
J. RENCANA PERAWATAN TERPADU / COMPREHENSIVE CARE
Lingkungan rumah dikondisikan selalu dijaga kebersihannya
Istirahat yang cukup
Makan teratur gizi seimbang.terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi, yang asam-asam dan pedas.
Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik, peregangan otot sekitar pinggang secara teratur.
Menjauhi angkat-angkat beban berat seperti belanjaan sehari-hari serta edukasi cara duduk-tidur-berjalan yang sesuai agar tidak memperberat LBPnya.
Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkat pemahaman : Pembinaan terhadap pasien yang dilakukan cukup baik
2. Faktor pendukung : Pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan. Sikap pasien yang kooperatif dan menangkap penjelasan yang diberikan. Keinginan pasien untuk hidup dengan sehat mempermudah proses penyembuhan.
3. Faktor penyulit : Pasien Ny.A usia 73 tahun hidup sendirian, dan mengurusi diri sendiri melakukan kegiatan sehari-hari.
4. Indikator keberhasilan: Pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya meliputi penyebab, faktor pencetus dari penyakitnya, faktor yang memperberat, pencegahan dan penatalaksanaannya serta berusaha untuk menghindari faktor tersebut. Keluhan sudah berkurang / hilang. Pasien mulai berolahraga semampunya dengan rutin. Pasien rutin minum obat anti hipertensi.
B. Saran
1. Dilakukan edukasi yang berkelanjutan terhadap pasien terutama ketika pasien kontrol setiap minggu di Puskesmas.
2. Memberikan motivasi terhadap pasien dalam melakukan pola hidup sehat dengan konsumsi gizi seimbang.
3. Peran serta keluarga amat diperlukan dalam menjaga pasien geriatri dikarenakan keterbatasan dalam beberapa hal.
4. Asuhan keperawatan geriatri harus lebih di sosialisasikan dalam masyarakat agar kelangsungan hidup mereka terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. W. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta. EGC
Kasper DL, Fauci AS, Lonjo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL: Harrison's Principles Of Internal Medicine, 16 th ed, Mc Graw Hill Med. Publ.Div., 2005.
Mansjoer A, Suprohalita, Wardhani WL, Setiowulan W: Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aaesculapius FKUI, 2001.
WHO Techn. Rep. Ser. 231, Arterial Hypertension & IHD (Preventive Aspects WHO Chronicle.1962.
Idyan. Hubungan Lama Duduk saatPerkuliahan dengan Keluhan Low BackPain. Persatuan Perawat Nasional12 Pengaruh Senam Lansia terhadap Kemampuan Fungsional pada Lansia yang Mengalami Low Back Pain(Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Indonesia (PPNI). 2008.
Mujianto. Cara cepat mengatasi 10besar kasus musculoskeletal dalam praktik klinik fisioterapi. Jakarta : CV Trans Info Media.2013.
Sadeli dan Tjahjono. Nyeri PunggungBawah. dalam KRT Meliala. L.Suryamiharja. A. Purba. J.S. (eds). NyeriNeuropatik Patofisiologi danPenatalaksanaan. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. 2004.
Martono. Buku Ajar Geriartri. Jakarta : Balai Penerbit. FKUI. 2009.
Azizah. Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta : Graha Ilmu.2004.
Surini dan Utomo. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC.2004
Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.2004.
Ambar, S. Pemanfaatan Moment 17Agustus Sebagai Sarana Senam.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.2009.
LAMPIRAN
Ny. A.73 Tahun
Ny. A.
73 Tahun
Ruang Makan
Dapur
Toilet Kamar tidur utama