Stase Keperawatan Gerontik 2015
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASAM URAT DI WISMA DAHLIA PSTW YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR
Disusun Guna Memenuhi Tugas Program Ners Stase Keperawtan Gerontik
DISUSUN OLEH Lis Harnanik Nurhayati Amir Mahmud Mappa Maria Agnestasia G. Zainul Ashari
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2015 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Stase Keperawatan Gerontik 2015
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan laporan pendahuluan dengan judul “Asam urat” dengan Asuhan Keperawatan dengan Judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan Diagnosa Medis Asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” guna memenuhi tugas stase Keperawatan Gerontik di Panti Sosial Trisna Werda Yogyakarta.
Yogyakarta, Mei 2015 Mahasiswa Nurhayati Amir Mahmud Mappa
Mengetahui Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Fitri Dian Kurnianti, S. Kep,. Ns
Drs
Suprana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya kepada kita khusunya bagi penyusun dalam pemberian laporan tentang “Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk informasi dan wawasan bagi kita semua, khususnya bagi para mahasiswa Ilmu Keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Asam Urat, dengan harapan sejauh mana mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan geriatric tentang asam urat dan intervensi yang diberikan. Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini bukanlah merupakan akhir dari penulisan, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikanperbaikan.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan laporan ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Yogyakarta,
Mei 2015
Penyusun
Stase Keperawatan Gerontik 2015 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Asam urat sudah lama menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga disebut "penyakit para raja" karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa menimpa siapa saja, yaitu para penggemar makanan enak. Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti selsel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta adalah panti social yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar hidup secara baik dan terawatt dala kehidupan masyarakat baik yang berada didalam panti maupun yang berada di luar panti. PSTW sebagai lembaga pelayanan social lanjut usia berbasis panti yang menjadi Institusi yang progresif dan terbuka untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan lanjut usia yang terus meningkat.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 PSTW Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2008, peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DIY, yang memberikan pelayanan kesejahteraan social kepada lanjut usia. PSTW Yogyakarta diharapkan mampu mengembangkan komitmen dan kompentensinya dalam memberikan pelayanan social yang terstandarisasi dengan mengacu kepada Kepmen Kesejahteraan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 193/Menkes Kesos/III/2000 tentang Standarisasi Panti Sosial, yang telah direvisi dengan Kepmen Sosial RI Nomor 50/Huk/2004, sekaligus mengakomudasi potensi lokal di daerah. PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur sebagai pelaksana teknis dalam memberikan pelayanan social bagi lansia, merupakan lahan praktek Program Studi Profesi Ners dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada lansia yang ada di Wisma Dahlia. Setelah beberapa hari saya melaksanakan praktek klinik di Wisma Dahlia, saya tertarik untuk memberikan Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan masalah asam urat karena ingin mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh pada klien sesuai dengan perencanaan keperawatan yang ditetapkan sebelumnya dan membantu klien dalam mencapai kebutuhan kesehatan secara optimal. B. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah “bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada Tn. S dengan diagnose asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur yang meliputi pengkajian, rumusan diagnose, perencanaan, implementasi, dan evaluasi?” C. Tujuan a. Tujuan Umum Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada Tn. S dengan diagnosa asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur dengan proses keperawatan.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 b. Tujuan Khusus 1. Mampu memberikan asuha keperawatan gerontik pada klien dengan asam urat yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, impelementasi, dan evaluasi keperawatan 2. Mampu mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan gerontik pada Tn. S dengan diagnose asama urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penulis studi kasus ini meliputi: 1. Lingkup mata ajar Asuah keperawatan gerontik pada Tn. S dengan asam urat termasuk dalam keperawatan gerontik 2. Lingkup kasus Lingkup kasus yang diambil penulis dalam laporan ini membahasa asuhan keperawatan gerontil pada Tn. S dengan asam urat di Wisma Dahlia PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur dengan proses keperawatan 3. Lingkup waktu Asuhankeperawatan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan pada tanggal 04-06 Mei 2015 4. Lingkup asuhan keperawatan Asuhan keperawatan ini dilakukan dengan proses keperawatan yang meliputi pengakjian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan E. Metode 1. Pemeriksaan fisik 2. Wawancara 3. Observasi 4. Dokumentasi
Stase Keperawatan Gerontik 2015 F. Manfaat 1. Bagi penulis Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan asam urat. 2. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai sarana atau bahan pertimbangan asuhan keperawatan secara professional, khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat khususnya pada lanjut usia 3. Bagi Panti atau Tempat Praktek Sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien lanjut usia dengan asam urat. 4. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi bagi tenaga kesehatan lain dapat menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan asam urat.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 BAB II TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau pun hewan. Jadi asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi yang merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin juga dapat meningkatkan asam urat. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 B. PERJALANAN PENYAKIT Perjalanan penyakit asam urat (gout) ada 3 tahapan, yaitu : 1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau terkena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. 2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak maka menimbulkan nyeri yang berkepanjangan. 3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat.
Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan menggunakan sepatu lagi.
C. PHATWAY
mengakibatkan penderita tidak
dapat
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Stase Keperawatan Gerontik 2015 D. MACAM-MACAM ASAM URAT Macam-Macam Asam Urat 1. Penyakit gout primer penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. E. CIRI-CIRI ASAM URAT Kriteria diagnostik untuk asam urat adalah: 1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi. 2. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi. 3. Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut 4. Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari 5. Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 6. Kemerahan di sekitar sendi yang meradang 7. Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak 8. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama 9. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki) 10. Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi 11. Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL) 12. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja) 13. Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 F. MAKANAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASAM URAT 1. Makanan yang harus dihindari atau dikurangi jumlahnya : a. minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan tuak. b. Juga jangan sentuh sama sekali yang namanya makanan laut udang, remis, tiram, kepiting c. berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden,kornet sapi. d. Berbagai jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus. e. buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat dan es kelapa. 2. Sedangkan makanan yang harus Anda kurangi asupannya dalam arti dalam porsi sedikit masih bisa Anda makan, yaitu : a. ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi b. tempe, emping, kacang, oncom c. beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge. 3. Bahan makanan yang diperbolehkan adalah: a. Bahan Makanan Sumber HA: semua jenis bahan makanan pokok dapat dikonsumsi dengan jumlah seimbang menurut kebutuhan masing-masing. Makanan pokok terdiri atas bijian dan umbi, termasuk produk olahannya seperti mi atau bihun. b. Bahan Makanan Sumber Protein: susu dan hasil olahannya, keju, telur, daging, ayam, ikan (maksimal 50 gram/hari) kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau tahu/tempe 50 gram/hari c. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral: semua jenis buah-buahan
Stase Keperawatan Gerontik 2015 semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang polong, jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari. d. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alcohol. e. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.
G. PEMERIKSAAN FISIK 1. Kadar asam urat serum meningkat. 2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat. 3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat. 4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis. 5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
H. PENGOBATAN 1. Obat Traditional Asam Urat : a. Sirsak dimakan begitu saja atau dijuice, dimakan/minum tiap hari b. Daun salam 7 lembar direbus dengan dua gelas air kemudian diminum pagi dan sore c. Labu siam diparut kemudian disaring diambil airnya diminum tiap hari. d. Cuka apel yang sudah jadi dan dicampur madu dengan ukuran satu sendok madu ditambah 2 sendok makan cuka apel plus air hangat -/ 50 cc dan diminum selama 1 minggu pagi bangun tidur dan kalau mau tidur malam. e. Kentang mentah dan apel malang di juice.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 2. Diet bagi penderita asam urat Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini. Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Penderita asam urat tinggi, memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang dilakukan, harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Pembatasan purin Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). b. Kalori sesuai kebutuhan Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat. c. Tinggi karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. d. Rendah protein Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur. e. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori. f. Tinggi cairan Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buahbuahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi. g. Tanpa Alkohol Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol
lebih
tinggi
dibandingkan
mereka
yang
tidak
mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 I. KOMPLIKASI
Nodulus
reumatoid
ekstrasinovialdapat
terbentuk
pada
katup
jantung atau pada paru, mata, atau limpa. Funngsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular terbentuk pada mata.
Vasulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan trombosist dan infark.
Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.
J. PRINSIP DIET Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip umum diet gizi seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman Empat-Sehat Lima-Sempurna dan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Selanjutnya diet tersebut mengacu pada lima pedoman yang disyaratkan dalam diet rendah purin: 1. pembatasan bahan makanan yang tinggi purin; 2. alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat 3. peningkatan asupan cairan; 4. penurunan berat badan pada pasien dengan kegemukan; danpenghindaran alkohol.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASAM URAT DI WISMA DAHLIA PSTW YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR
Hari / tanggal pengkajian
: 04 Mei 2015
Jam Pengkajian
: 07.30 wib
Sumber
: klien
Metode
: wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
A. PENGKAJIAN 1. Identitas klien Nama
: Tn. S
Umur
: 74 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan terahir
:
No RM
:
Tanggal masuk
:
Stase Keperawatan Gerontik 2015 2. Orang yang dapat dihubungi Nama
: Tn. T
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Akabri
Agama
: Islam
Alamat
: Sleman
Hubungan dengan lansia
: Adik kandung
3. Riwayat Keluarga Genogram
Keterangan:
: Perempuan : Laki-laki : Meninggal : Hubungan pernikahan : Hubungan anak : Klien
Stase Keperawatan Gerontik 2015 4. Alasan Datang Ke Panti Klien mengatakan dirinya diantar oleh adiknya 5. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengatakan sering merasakan nyeri di kedua kakinya (lutut) bila jongkok, dan kadang kaku pada kedua tangannya (jari) b. Kesehatan sekarang Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat, klien mengatakan bila jongkok kedua kakinya (lutut) sakit dan kadang kaku pada kedua tangannya (jari). Pengkajian nyeri: O : sejak 5 bulan yang lalu P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S:6 T : menetap
Kekuatan otot : 5
5
5
5
c. Riwayat kesehatan dahulu Klien pernah di operasi usus buntu tahun 1964, klien pernah di operasi ambyen tahun 1974, Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat
Stase Keperawatan Gerontik 2015 d. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan, dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit asam urat atau penyakit lainnya. 6. Penyakit yang diderita sekarang Klien menderita asam urat 7. Riwayat Pekerjaan -
Pekerjaan saat ini
: Tidak bekerja
- Pekerjaan sebelumnya: Cleaning service -
Sumber pendapatan
: tidak ada, kebutuhan klien ditanggung oleh keluarga
(anak ponakan). 8. Riwayat Lingkungan Hidup (saat lansia tinggal sekarang) a. Tipe Tempat Tinggal
: permanen
b. Jumlah Kamar
: 6 kamar
c. Kondisi tempat tinggal
: Wisma Dahlia secara keseluruhan lingkungannya bersih,
tertata rapi, pencahayaan cukup, lantai keramik tidak licin, kamar mandi bersih, dan jendela selalu terbuka pada pagi hari. Kamar klien bersih, tertata rapi, tidak licin, tidak tercium aroma tidak sedap 9. Gambaran Denah Wisma R. XI R. VII U
R. X R. VIII
R. IX R. IV
R. VI
R. V
R. III R. II R. I
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Keterangan: R. I : teras R. II : kamar R. III : kamar R. IV : kamar R. V : ruang tamu R. VI : kamar R. VII : kamar R. VIII : kamar R. IX : Gudang R. X : kamr mandi dan WC R. XI : tempat jemur dan cuci
10. Riwayat Rekreasi Klien mengatakan jarang berekreasi ke tempat-tempat wisata, pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga besar juga kadang-kadang, sehari-hari cuman main bersama teman-teman panti.
11. System Pendukung Klien tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Bantul, setiap pagi mengikuti senam lansia, setiap rabu dan sabtu ada bimbingan keagamaan, setiap hari rabu ada pemeriksaan rutin di poliklinik panti.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Jadwal kegiatan di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur : Senin : pagi hari senam dan dilanjutkan dengan dendang ria Selasa : senam pagi dan keterampilan Rabu : senam pagi dan pemeriksaan kesehatan Kamis : senam pagi dan bimbingan psikologi Jumat : kerja bakti Sabtu : senam tongkat, bimbingan psikologi 12. Deskripsi kekhususan Klien beragama islam, klien mengatakan sholat 5 waktu ketika asam uratnya tidak kambuh, saat kambuh klien hanya tidur saja di kamr 13. Aktivitas Hidup Sehari-hari Indeks KATZ : A/B/C/D/E/F/G No 1.
Kegiatan Mandi
Keterangan Klien mandi secara mandiri tanpa
Hasil A
2.
Berpakaian
bantuan orang lain Klien berpakaian secara mandiri tanpa
A
3.
Berpindah
bantuan orang lain Klien berpindah secara mandiri tanpa
A
Toileting
bantuan orang lain Klien toileting secara mandiri tanpa
A
5.
Makan
bantuan orang lain Klien makan secara mandiri tanpa
A
6.
Kontinensia
bantuan orang lain Klien kontinensia secara mandiri tanpa
A
4.
bantuan orang lain
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Keterangan: Skor A B
Kriteria Kemandirian dalam hal mandi, toileting, berpakaian dan makan Kemandirian dalam hal semua aktivitas sehari-hari, kecuali satu
C
fungsi tersebut Kemandirian dalam hal semua aktivitas, kecuali mandi, dan satu
D
fungsi tersebut Kemandirian dalam semua kativitas sehari-hari kecuali mandi dan
E
berpakaian dan salah satu fungsi tersebut Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali mandi,
F
berpakaian, toileting, dan salah satu fungsi tersebut Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali mandi,
G Lain
berpindah, toileting, berpakaian dan salah satu fungsi tersebut Ketergantungan dalam semua fungsi tersebut Ketergantungan dari sedikitnya dua fungsi tersebut tapi tidak dapat
- lain diklasifikasikan sebagai A, B, C,D, E, F, G Interprestasi: Hasil indeks KATZ klien adalah A. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mampu melakukannya dengan sendiri tanpa bantuan orang lain 1) Oksigenasi Tidak terpasang alat bantu pernapasan. RR: 22 x/menit, tidak ada keluhan sesak napas. 2) Cairan dan elektrolit Klien mengatakan setiap hari minum air putih ±2-5 gelas, ditambah teh, susu.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 3) Nutrisi: Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang , diwaktu siang klien makan nasi, lauk dan buah. Klien mengatakan sedikit tahu mana makanan patangan untuk penderita asam urat. 4) Eliminasi: Klien mengatakan dalam sehari BAB 1 kali sehari tiap pagi dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan konstipasi, sedangkan BAK dalam sehari 3-4 kali 5) Aktivitas: Dalam melakukan aktivitas sehari (makan, mandi, toileting, berpindah), klien masih mampu melakukannya dengan sendiri atau mandiri hanya mencuci pakaian klien susahmelakukannya. klien tidak pernah melakukan senam asam urat 6) Istrahat dan tidur: Klien mengatakan disiang hari selalu istrahat (tidur) karena bila klien beraktifitas terasa nyeri pada persendian. 7) Personal hygiene: Klien mengatakan gosok gigi 1 kali sehari dilakukan saat mandi, klien mandi 2 kali sehari. Klien tampak bersih dan rapi 8) Rekreasi: Klien mengatakan jarang berekreasi ke tempat-tempat wisata, pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga besar juga kadang-kadang, sehari-hari cuman main bersama teman-teman panti. 9) Psikologi: (1).Persepsi klien: Klien merasa sedikit terganggu dengan keadaan dirinya saat ini. (2).Konsep diri: (a) Gambaran diri: Klien adalah seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak, dan hidupnya sekarang tergantung pada keluarga besar.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 (b) Ideal diri: Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas dengan mandiri (c) Peran diri: Klien seorang perjaka yang tidak memiliki seorang anak yang sekarang menjadi penghuni panti di wisma D (d) Harga diri: Klien mengatakan dirinya bahagia dengan keadaannya sekarang di panti (e) Identitas diri: Klien mampu menyebut nama, usia, jenis kelamin. Nama : Tn. S, umur 74 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan seorang perjaka yang beragama islam. (3).Emosi: Klien tampak tenang, klien tidak mudah marah, tidak
mudah tersinggung,
sering ketawa dan ramah (4).Adaptasi: Hubungan klien teman-teman, karyawan, mahasiswa magang di panti baik-baik saja tapi tidak akrab dengan orang asing soalnya klien lebih banyak dikamar (5).Mekanisme dan pertahanan diri: Ada resiko cidera atau jatuh karena mata kiri klien tidak dapat melihat, klien mengatakan tidak kuat kalau terkena sinar matahari tapi klien tampak kuat/tidak lemah dan lelah. Tidak ada penurunan kekuatan otot. Klien juga mengatakan jika ada masalah selalu berdo’a dan memohon petunjuk dari Tuhan.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 10) Status Mental Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ) No 1 2
Pertanyaan Tanggal berapa hari ini? Sekarang hari apa?
Benar
Salah -
3
Apa nama tempat ini?
-
4
Dimana alamat anda?
-
5
Berapa umur anda?
-
6 7
Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) Siapa nama presiden Indonesia sekarang?
8
Siapa nama presiden Indonesia sebelumnya
9
Siapa nama ibu anda?
10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun Total
10
0
Keterangan: 0-3
: Fungsi intelektual utuh
4-5
: Kerusakan intelektual ringan
6-8
: Kerusakan intelektual sedang
9-10
: Kerusakan berat
Penjelasan: status mental pasien dengan fungsi intelektual utuh, dimana klien dapat mengingat semuanya dengan baik.
Stase Keperawatan Gerontik 2015 11) Skala Jatuh Morse No . 1
2 3
Kriteria Riwayat
Keterangan
Skor
Ya : 25.
0
Tidak : 0
Ket. Tidak
ada
jatuh
baru
riwayat
saja
atau
baru saja atau
dalam waktu
dalam waktu 3
3 bulan Diagnosa lain
Ya : 25.
Bantu jalan
Tidak : 0 Tidak ada
tirah
jatuh
25
bulan Maag dan nyeri
0
di mata Dalam berjalan,
baring, dikursi roda,
klien
bantuan perawatan : 0
menggunakan
Tongkat
alat bantu jalan
(cruth),
ketiak alat
tidak
bantu
jalan (walker) : 15 4
IV/heparin
Furniture : 30 Ya : 25.
5
lock Cara
Tidak : 0 Normal, tirah baring,
berjalan/berpi
tidak bergerak : 0
berpindah tidak
ndah
Lemah ; 10
ada
Status mental
Terganggu : 20 Mengetahui
6
0 0
0
Dalam kesulitan
(normal) Klien masih
kemampuan diri : 0
dapat mengingat
Lupa keterbatasan :
dengan baik dan
15
mengetahui kemampuan diri
Keterangan : 0-24
: tidak ada resiko (tidak ada tindakan)
Stase Keperawatan Gerontik 2015 25-50
: resiko rendah (lakukam tindakan pencegahan jatuh standar)
≥50
: resiko tinggi (lakukan intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi)
Hasil: hasil skala jatuh Morse yaitu nol (25), artinya resiko rendah (lakukam tindakan pencegahan jatuh standar) klien 12) Tinjauan Sistem Keadaan Umum
: Baik
Tingkat kesadaran
: composmentis
GCS
: 15 (E4 M5 V6)
Tanda-tanda Vital : TD
: 120/70 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 22 x/menit
S
: 36,50C
13) Pemeriksaan fisik: (1) Kepala dan rambut a. Inspeksi: Bersih, rapi, tidak ada luka, rambut keseluruhan sudah beruban. b. Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan (2) Muka a. Inspeksi: Simetris, tidak ada lesi/luka, tidak bengkak b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan kulit terasa hangat
Stase Keperawatan Gerontik 2015 (3) Mata a. Inspeksi: Tidak simetris kanan-kiri, konjungtiva tidak anemis, memakai kacamata (ketika keluar jalan jalan pada siang hari) terlihat sayu pada mata. (4) Hidung a. Inspeksi: Tidak ada lesi, tidak ada lender, tidak ada pendarahan, tidak menggunakan alat bantu napas. b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan (5) Mulut a. Inspeksi: Membran mukosa lembab, gigi tidak utuh lagi. (6) Telinga a. Inspeksi: Tidak ada serumen, antara yang kanan dan kiri simetris, tidak ada luka, terdapat penurunan pendengaran. (7) Leher a. Inspeksi: Tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka/lesi b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan. (8) Dada dan punggung a. Paru: Inspeksi: tidak ada luka, simetris, retraksi kedua paru sama,
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : sonor Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara napas tambahan (wheezing/mengi dan ronchi) b. Jantung Auskultasi: s1 dan s2 reguler (9) Abdomen dan pinggang a. Inspeksi: Tidak ada luka/lesi, simetris, warna kulit rata b. Auskultasi: Peristaltic 20 x/menit c. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ, d. Perkusi: Timpani (10)
Genetalia
Klien adalah seorang laki laki yang sudah menopause dan tidak mempunyai istri, dan tidak memiliki anak. Tidak tercium bau tidak sedap, tidak terlihat klien menggaruk-garuk kegatalan. (11)
System imun
Klien tidak ada riwayat alergi (12)
Integument
Turgor kulit: tidak kering, tidak ada luka/lesi, keriput (13)
Ekstremitas
Atas: tangan kanan dan kiri sedikit kaku bila untuk menggenggam, tidak ada edema, tidak ada luka
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Bawah: kaki kanan dan kiri bergerak normal cuman kalau untuk duduk (jongkok) sakit, tidak ada luka Kekuatan otot: 5
5
5
5
Keterangan: 0 : paralis 1 : tidak ada erakan 2 : gerakan otot penuh menentang gravitasi dan sokongan 3 : gerakan normal menentang gravitasi 4 : gerakan normal menentang gravitasi dengan sedikit tahanan 5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh (14) System penginderaan a. Mata: Klien tidak bisa melihat dengan baik, agak sedikit kabur ketika melihat cahaya, memakai kacamata hitam ketika keluar, bisa membedakan warna b. Hidung: Penciuman baik, klien masih bisa membedakan aroma bau dan harum (parfum, minyak kayu putih) c. Telinga: Klien tidak dapat mendengar dengan baik, ada penurunan fungsi pendengaran d. Lidah: Baik, klien masih bisa membedakan manis dan asin e. Peraba: Klien bisa meraba dan merasakan halus dan kasar
Stase Keperawatan Gerontik 2015 (15) Data penunjang
(16) Terapi medis
DATA FOKUS
Data Subyektif -
klien mengatakan bila jongkok kedua kakinya (lutut) sakit
-
Klien mengatakan kedua tangannya (jari) sedikit kaku
Stase Keperawatan Gerontik 2015 -
Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat
-
Klien mengatakan dulu pernah sekolah sampai SD
-
Klien mengatakan tidak tahu tentang mana makanan pantangan untuk penderita asam urat
-
Tekanan darah 120/70 mmHg
-
Nadi 80 x/menit
-
Respirasi 22 x/menit
-
Suhu 36,5 0C
-
Pengkajian nyeri: O : sejak 5 bulan yang lalu P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S:6 T : menetap
Data Obyektif -
Tangan klien kaku kaku di jari dan persendian
-
Klien terlihat meringis kesakitan bila jongkok
-
klien tampak bingung ditanya tentang diet asam urat
-
klien tampak bingung ditanya tentang rendam air hangat untuk nyeri asam urat
Stase Keperawatan Gerontik 2015 -
TD : 120/70 mmHg
-
N: 80 x/menit
-
RR : 22 x/menit
-
S : 36,50C
-
Stase Keperawatan Gerontik 2015 ANALISA DATA
No 1.
Tgl/jam 04/05/15
Data (subyektif dan Obyektif) DS: -
Etiologi problem Agen cidera Nyeri akut
klien mengatakan bila jongkok kedua biologi
(kaku pada
kakinya (lutut) sakit
lutut
Klien mengatakan kedua tangannya
jari)
dan
(jari) sedikit kaku -
Klien mengatakan sudah 5 bulan menderita asam urat
-
Pengkajian nyeri: O : sejak 5 bulan yang lalu P : jika jongkok dan banyak gerak Q : seperti patah R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S:4 T : menetap
DO : -
Tangan klien kaku kaku di jari dan persendian
-
Klien terlihat meringis kesakitan bila jongkok
No 2.
Tgl/jam 04/05/15
Data (subyektif dan Obyektif) DS : -
Klien
mengatakan
dulu
Etiologi pernah Keterbatsan
sekolah sampai SD -
sumber
Klien mengatakan tidak tahu tentang informasi mana makanan pantangan untuk penderita asam urat
problem Kurang pengetahua n
Stase Keperawatan Gerontik 2015 DO : -
klien
tampak
bingung
ditanya
tentang diet asam urat -
klien
tampak
bingung
ditanya
tentang rendam air hangat untuk nyeri asam urat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan 04-05 Nyeri akut (kaku pada lutut dan jari) berhubungan dengan 2015
Prioritas I
agen cidera biologi kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan sumber informasi
II
Stase Keperawatan Gerontik 2015 FORMAT INTERVENSI / PERENCANAAN KEPERAWATAN GERONTIK
No 1
Nama
: Tn. S
Umur
:74 tahun
Tanggal
: 04 Mei 2015
Diagnosa
Tujuan (NOC)
keperawatan Nyeri akut (kaku Setelah
Kriteria hasil
dilakukan Mengontrol nyeri (1605)
pada lutut dan jari)
tindakan
berhubungan
selama 3 x pertemuan, -
dengan agen cidera diharapkan biologi
NIC
keperawatan nyeri -
berkurang.
Manajemen nyeri (1400)
Mampu mengontrol nyeri
-
pengkajian
nyeri -
Mengetahui
lokasi,
secara komprehensif (lokasi,
karakteristik,
durasi
Menjelaskan
karakteristik, durasi, frekuensi,
frekuensi,
factor
kualitas, dan factor presipitasi
penyebab nyeri
Observasi
Mengetahui
factor
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Mampu
-
dengan
manajemen nyeri -
Lakukan
Mengenali penyebab nyeri penyebab nyeri
-
Rasional
mengenali
nyeri
(skala, intensitas, frekuensi, tanda nyeri)
-
reaksi
nonverbal -
kualitas,
tindakan
dan ketidaknyamanan
selanjutnya
Gunakan teknik komunikasi
diberikan
teraupetik untuk mengetahui -
Untuk mengetahui kualitas
pengalaman nyeri klien
nyeri klien
Lakukan
teknik
non -
Untuk
yang
mengurangi
akan
nyeri
Stase Keperawatan Gerontik 2015 farmakologi hangat)
untuk
(rendam
air
menurunkan
nyeri sendi No 2
Diagnosa
Tujuan (NOC)
keperawatan Kurang pengetahuan Setelah berhubungan
tindakan keperawatan
keterbatasan sumber selama informasi
dilakukan - Mampu 3
kali
dijelaskan
apa
yang
tingkat
perawat/tim - Identifikasi
kesehatan lainnya
kurangnya
diharapkan
mampu - Klien mampu menjalankan
asam urat
diet
urat
dianjurkan - Asam
asam urat
urat
Rasional
pengetahuan
klien - Mengetahui seberapa tahu klien
tentang asam urat
pertemuan, melakukan diet asam
faktor
tentang penyakitnya penyebab, - Mengetahui penanganan yang
pengetahuan
tentang
yang - Anjurkan klien untuk melakukan diet asam urat
dalam
normal (3-8 mg/dl)
Untuk kenyamanan klien
Anjurkan klien untuk istrahat
menjelaskan - Kaji
kembali
-
yang cukup NIC
Kriteria hasil
sendi
batas - Sediakan informasi sesuai kondisi klien - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat asam urat
tepat untuk diberikan - Wawasan klien tambah luas
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Stase Keperawatan Gerontik 2015 FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK
Nama
: Tn. S
Umur
:74 tahun
Diagnosa
Tgl/jam
keperawatan Nyeri akut (kaku 04-05pada lutut dan jari)
Implementasi
Evaluasi
Ttd+ nama
-
Mengkaji
2015
nyeri
komperhensif
berhubungan dengan 11.00 agen cidera biologi
Respon
-
(lokasi,
jongkok), tangan kaku (jari),
intensitas, skala, dan waktu)
skala: 4, waktu: disaat klien
sakit, seperti dipatahkan dengan
jongkok
sakala 3
Mengobservasi
reaksi
nonverbal -
secara - Lokasi nyeri pada lutut (bila S:
dan
Klien
mengatakan
masih
terasa
O : sejak 5 bulan yang lalu
ketidaknyamanan
P : jika jongkok dan banyak gerak
Menggunakan
Q : seperti patah
komunikasi
teknik - Klien kooperatif dan mau teraupetik istarahat bila nyerinya tiba
untuk
mengetahui - Klien mau mendengarkan anjuran pengalaman nyeri klien perawat -
-
Lakukan
teknik
R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S:4
non - Klien mau melakukan teknik non T : menetap farmakologi (rendam kaki farmakologi (rendam kaki O :
Stase Keperawatan Gerontik 2015 dengan air hangat) untuk menurunkan nyeri sendi -
Anjurkan
klien
dengan air hangat) - Klien
untuk
mengatakan
selalu
mengutamakan istirahat
-
Pasien kooperatif melakukan senam
-
Klien mau melakukan nafas dalam
-
Klien mau melakukan istrahat yang
istrahat yang cukup
cukup A: -
Masalah teratasi sebagian
P: -
Diagnosa
Tgl/jam
implementasi
respon
keperawatan Kurang
04-05-
pengetahuan
2015
pengetahuan klien tentang
berhubungan
11.10
asam urat
keterbatasan
Lanjutkan intervensi
Evaluasi
Ttd+ nama
- Mengkaji
- Mengidentifikasi
tingkat faktor
Klien mengatakan sedikit S : tahu tentang asam urat
-
Klien mengatakan dirinya pernah sekolah sampai SD
Klien mengatakan dirinya
-
Klien mengatakan tahu tentang asam urat
hanya
-
Klien mengatakan paham tentang diet asam urat
pernah
sekolah
Stase Keperawatan Gerontik 2015 sumber informasi
penyebab,
kurangnya
sampai SD
O :-
pengetahuan tentang asam -
Klien mengatakan paham
urat
dengan diet asam urat
- Anjurkan
klien
untuk
melakukan diet asam urat
yang diajanjurkan -
- Sediakan informasi sesuai kondisi klien
Klien
bingung
saat
ditanya tentang asam urat -
-
klien bingung ditanya tentang senam dan diet asam urat
-
informasi senam asam urat
-
Informasi diet asam urat Klien
kooperatif
dan
tampak
mendengarkan
penjelasan
- Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian
obat
asam urat
Diagnosa keperawatan
Tgl/jam
implementasi
respon
Evaluasi
Ttd+ nama
Stase Keperawatan Gerontik 2015 -
Klien dapat melakukan terapi asam urat
A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi -
Menyediakan informasi senam asam urat dan diet asam urat
-
Memotivasi klien untuk melakukan diet asam urat
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK
Nama
: Ny. P
Stase Keperawatan Gerontik 2015 Umur
:71 tahun Diagnosa
Tgl/jam
implementasi
respon
Evaluasi
keperawatan Nyeri akut (sakit lutut 21/10/14 -
Mengkaji
dan
tangan) 09.00
komprehensif
jongkok), tangan kaku (jari),
berhubungan
dengan 16.00
Menganjurkan klien untuk
skala: 3, waktu: disaat klien
istrahat yang cukup
jongkok
-
agen cidera biologi -
Ttd+ nama
nyeri
secara -
Lokasi nyeri pada lutut (bila S: -
Klien mengatakan nyeri dilutut dengan skala 3
-
O : sejak 1 tahun yang lalu
Mengajarkan teknik napas
P : jika jongkok dan mengepal
dalam dan relaksasi
Q : seperti patah
Menganjurkan klien untuk tidak terlalu capek
Klien
istarahat bila nyerinya tiba
(lutut) dan kedua tangan (jari)
Menganjurkan klien untuk beraktivitas sesuai dengan
Klien
S:3
kemampuan
Klien mau melakukan napas
-
kooperatif mau
dan
R : kedua kaki kanan dan kiri
mau
mendengarkan
T : menetap
anjuran perawat dalam dan relaksasi
O: -
Pasien
kooperatif
melakukan
senam -
Klien dalam
mau
melakukan
nafas
Stase Keperawatan Gerontik 2015 -
Klien
mau
mengurangi
aktivitasnya A: -
Masalah teratasi sebagian
-
Lanjutkan intervensi
P:
Diagnosa
Tgl/jam
keperawatan Kurang pengetahuan 21/10/14 berhubungan
implementasi
Evaluasi
Ttd+ nama
-
12.00
keterbatasan sumber 16.00
respon
Menyediakan
informasi -
sesuai kebutuhan -
informasi
Menjelaskan mengajarkan
Klien mendengarkan dengan S : baik
dan manfaat
-
Klien mulai lancar senam asam urat
melakukan senam asam urat -
mengatakan
sudah
tahu
Klien
asam urat
(sore) melakukan senam asam
-
Menjelaskan manfaat diet
urat
-
Motivasi
Klien mengatakan sudah tahu
dan sayur) yang tersedia merupakan
makanan apa saja yang tidak
pantangan asam urat, klien tidak
latihan -
senam asam urat dengan
kemarin
Klien
senam asam urat dan diet -
untuk
mengatakan
Klien mengatakan kemarin (sore)
makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat -
Klien mengatakan, bila menu (lauk
Stase Keperawatan Gerontik 2015 mandiri -
-
Observasi
boleh untuk penderita asam pengetahuan
urat
-
klien tentang diet asam -
Klien mengatakan, bila menu
urat
(lauk dan sayur) yang tersedia
Memonitor pola diet klien
merupakan pantangan asam urat,
klien
menghabiskannya. -
Lauk
menghabiskannya.
(hati
ayam)
dihabiskan oleh klien
tidak O :tidak -
Klien mendengarkan dengan baik Klien mulai lancar senam asam urat Klien tampak tidak bingung lagi senam asam urat
-
Lauk (hati ayam) tidak dihabiskan oleh klien
A: masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN GERONTIK
Nama
: Ny. P
Umur
:71 tahun
Diagnosa keperawatan
Tgl/jam
implementasi
respon
Evaluasi
Ttd+ nama
Nyeri akut (lutut dan 22/10/14 -
Mengkaji
tangan)
komprehensif
tangan (jari dikepal)
-
Klien mengatakan nyeri masih terasa
Menganjurkan klien untuk
Q : nyerinya seperti dipatahkan
-
Klien mengatakan, bila nyeri datang
istrahat yang cukup
R : nyeri pada lutut dan
klien akan mengompres air hangat,
Mengajarkan teknik napas
tangan/jari
olesin balsem
dalam dan relaksasi
S : skala nyeri 2
Menganjurkan klien untuk
T : nyeri terasa bila jongkok dan
P : jika jongkok dan mengepal
mengoles
dikepal (jari)
Q : seperti patah
Klien kooperatif dan mau untuk
R : kedua kaki kanan dan kiri
istrahat
(lutut)dan kedua tangan (jari)
dengan
berhubungan 08.00 agen
cidera
-
biologi -
nyeri
balsem
secara -
pada
kaki -
-
Membantu memijat kaki klien
-
P : nyeri lutut (jongkok) dan S:
Klien
kooperatif
-
dan
mau
O : sejak 1 tahun yang lalu
S:3
Stase Keperawatan Gerontik 2015 -
Menganjurkan klien untuk
melakukan napas dalam dan
istrahat yang cukup
relaksasi
Menganjurkan klien untuk -
Klien merasa nyaman setelah
-
Klien mau melakukan nafas dalam
tidak
melakukan napas dalam
-
Klien mau mengurangi aktivitasnya
klien
-
Klien merasa nyaman setelah dipijat
beraktivitas
yang
berlebihan -
-
Menganjurkan
O:
kompres
A:
air hangat -
T : menetap
-
Menganjurkan
dan
Masalah teratasi sebagian
P:
memotivasi klien untuk
-
melatih mengepal sedikit
-
Lanjutkan intervensi
demi sedikit Diagnosa
Tgl/jam
keperawatan Kurang pengetahuan 22/10/14 berhubungan keterbatasan sumber
implementasi
Respon
Evaluasi
Ttd+ nama
-
08.00
Menyediakan
informasi -
sesuai kebutuhan -
informasi
Mengajarkan senam asam urat
-
-
Menganjurkan diet asam
-
Klien mendengarkan dengan baik
S:
Klien mulai lancar senam asam -
Klien
urat
makanan apa saja yang tidak boleh
Klien mengatakan sudah mulai
untuk penderita asam urat
melakukan
Klien mengatakan bila ada menu
senam
asam
urat -
mengatakan
sudah tahu
Stase Keperawatan Gerontik 2015 urat -
-
dengan rutin
makanan yang menjadi pantangan,
Klien mengatakan sudah tahu
klien cuman memakannya sedikit
senam asam urat dengan
makanan apa saja yang tidak boleh
saja.
mandiri
untuk penderita asam urat
Memonitor pola diet asam -
Klien mengatakan bila ada menu
melakukan
urat klien
makanan (lauk dan sayur) yang
dengan rutin
Motivasi
untuk
latihan -
-
Klien mengatakan sudah mulai senam
asam
urat
menjadi pantangan, klien cuman memakannya sedikit saja. O :-
Klien mendengarkan dengan baik
-
Klien mulai lancar senam asam urat
-
Klien tampak tidak bingung lagi melakukan senam asam urat
-
Klien tidak menghabiskan lauk
A: masalah teratasi P:
Stase Keperawatan Gerontik 2015 pertahankan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. P dengan asam urat di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, didapatkan diagnosa keperawatan : a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi NOC : mengontrol nyeri Mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri) Mengenali penyebab nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan
tanda nyeri Menjelaskan factor penyebab nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
NIC : manajemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Anjurkan klien untuk istrahat yang cukup
Hasil : S:
Klien mengatakan nyeri masih terasa
Klien
mengatakan,
bila
nyeri
mengompres air hangat, olesin balsem
O : sejak 1 tahun yang lalu P : jika jongkok dan mengepal
datang
klien
akan
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Q : seperti patah R : kedua kaki kanan dan kiri (lutut) dan kedua tangan (jari) S:3 T : menetap O:
Klien mau melakukan nafas dalam
Klien mau mengurangi aktivitasnya
Klien merasa nyaman setelah dipijat
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
b. Kurang
pengetahuan
berhubungan
keterbatasan
sumber
informasi NOC :
Mampu melaksanakan prosedur sesuai penjelasan secara benar
Mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
NIC :
Kaji tingkat pengetahuan pendidikan klien
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi sesuai kondisi klien
Stase Keperawatan Gerontik 2015
Jelaskan pada klien dan keluarga klien manfaat penkes sesuai materi
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Hasil : S:
Klien mengatakan sudah tahu makanan apa saja yang tidak boleh untuk penderita asam urat
Klien mengatakan bila ada menu makanan yang menjadi pantangan, klien cuman memakannya sedikit saja.
Klien mengatakan sudah mulai melakukan senam asam urat dengan rutin
O:
Klien mendengarkan dengan baik
Klien mulai lancar senam asam urat
Klien tampak tidak bingung lagi melakukan senam asam urat
Klien tidak menghabiskan lauk
A:
masalah teratasi
P:
pertahankan intervensi
Stase Keperawatan Gerontik 2015
B. Saran Ada beberapa saran yang penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Untuk diagnsa 1 tentang nyeri akut yang sewaktu-waktu bisa kambuh, maka perlu pengualangan intervensi oleh klien untuk mengurangi nyeri meski sudah tercapai 2. Untuk
diagnose
diharapakan
2
tentang
pengetahuan
defisiensi klien
pengetahuan,
tentang
penyakit,
penanganan secara nonfarmakalogi ditingkatkan. Apa yang sudah diketahui oleh klien dipertahankan dan apa yang belum diketahui diinformasikan lagi.
Stase Keperawatan Gerontik 2015
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut usia. Yogyakarta : Graha Ilmu Kusuma H. (2013). Aplikasi Nanda NIC-NOC. Yogyakarta. Media Action Herdman, 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC Intianur,
Firman.2012.
http://firwanintianur93.blogspot.com/2012/09/laporanpendahuluan-artritis-pirai-gout_8.html
(Diakses
23
Oktober 2014) Man,
Lucky
2014,
Patofisiologi
Asam
Urat
pada
Lansia.
http://obatasamurattradisionalalami.blogspot.com/2014/06/patofisiologiasam-urat-pada-lansia.html(Diakses 23 Oktober 2014) Muwarni dan Priyantari (2010). Gerontik Konsep Dasar Dan Asuhan
Keperawatan
Home
Care
Dan
Komunitas.
Yogyakarta. Fitramaya Murwani, Arita & priyantar, wiwin (2010), Gerontik konsep dasar dan asuhan keperawatan home care dan komunitas. Citramaya:Yogyakarta.