Secara
sederhana,
pendidikan
berbasis
keunggulan
lokal
ditafsirkan sebagai pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal, baik ekonomi, sosial, budaya, dan sumber daya alam. Kurikulum dan implementasi kurikulum dipadu dan dibumikan berbasis potensi lokal yang memberi ruang gerak untuk tidak lagi mencetak lulusan serba tanggung. Anak dengan latar bakat yang berbeda dikumpulkan dan di ajar dengan kurikulum yang sama akan menghasilkan lulusan yang tahu sedikit tentang banyak hal dan bukan sesuai kebutuhan yaitu tahu banyak tentang sedikit hal. Kebijakan penataan SMU dan SMK berbasis keunggulan lokal didasarkan pada proses pemetaan potensi lokal dan keunggulan daerah sehingga proporsi ideal sekolah kejuruan harus ditata mengikuti spektrum yang ada sesuai target yang diinginkan. Pada sisi lain, agar program penataan pendidikan kejuruan dapat berjalan efisien dan efektif maka titik awal penyusunan program harus memperhatikan kondisi aktual yang telah tercipta atau dicapai selama ini. 4.1.
Kondisi Eksisting SMK Provinsi Jambi
Pemetaan kondisi eksisting SMK merupakan bagian penting dalam proses perencanaan pendidikan kejuruan dan menjadi dasar dalam pengembangan selanjutnya. Sesuai dengan tujuan pembangunan pendidikan SMK yaitu peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan maka analisis kondisi eksisting
Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
tidak hanya mencakup kuantitas tetapi juga penyebaran antar wilayah dan bidang keahlian sebagai dasar proses evaluasi tingkat kesesuaian kondisi pendidikan kejuruan yang telah ada dengan kebutuhan dunia usaha dan kerja. Hasil pemetaan kondisi aktual akan menjadi data dasar dalam pengembangan SMK Berbasis Keunggulan Lokal pada wilayah administratif Provinsi Jambi. 4.1.1. Peta Perkembangan SMK Provinsi Jambi Berdasarkan data Direktorat Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional di Provinsi Jambi pada tahun 2011 terdapat 128 SMK yang tersebar pada seluruh wilayah Kabupaten/Kota, seperti disajikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Tabel 4.1. Sebaran SMK Pada Masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2011 No
Kabupaten/Kota
STATUS Negeri
Jumlah
Swasta
Unit
%
1
Kabupaten Kerinci
3
2
5
3,91
2
Kabupaten Merangin
6
6
12
9,38
3
Kabupaten Sarolangun
11
8
19
14,84
4
Kabupaten Batanghari
3
3
6
4,69
5
Kabupaten Muaro Jambi
8
3
11
8,59
6
Kabupaten Tanjab Timur
6
1
7
5,47
7
Kabupaten Tanjab Barat
5
0
5
3,91
8
Kabupaten Tebo
5
6
11
8,59
9
Kabupaten Bungo
9
7
16
12,50
10
Kota Jambi
4
27
31
24,22
11
Kota Sungai Penuh
5
0
5
3,91
65
63
128
100,00
50,78
49,22
Total Provinsi Jambi Komposisi (%) Sumber: Dirbin SMK Diknas, 2011.
BAB IV Hal 2 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Tanjabbbar Tebo Tanjabtim Bungo Batanghari Ma. Jambi
Kerinci
Keterangan:
Merangin
Sarolangun
= Kota Jambi
Gambar 4.1. SUMATERA SELATAN Sebaran SMK Berdasarkan Status Sekolah
Penyebaran SMK untuk masing-masing wilayah Kabupaten/Kota masih belum merata, dimana sebagian besar (24,22%) terdapat di Kota Jambi. Hal yang sangat mengembirakan adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam pengembangan swasta yang terlihat dengan proporsi SMK swasta dan negeri yang relatif berimbang. Dari 128 SMK yang sudah ada 65 unit (50,78%) memiliki status SMK Swasta dan 63 unit (49,22%) merupakan SMK Negeri. Fenomena ini menunjukkan bahwa SMK dianggap memiliki prospek besar dan diminati sehingga mendorong motivasi swasta untuk melakukan invetasi dalam sektor pendidikan kejuruan. Dominasi SMK Swasta terutama di wilayah Kota Jambi dimana dari 31 SMK yang ada 27 SMK merupakan SMK Swasta.
BAB IV Hal 3 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
4.1.2. Penyebaran Keahlian
SMK
Berdasarkan
Wilayah dan
Bidang
Bidang keahlian pada SMK yang sudah berkembang di Provinsi Jambi teriri dari 6 bidang keahlian dengan sebaran pada masingmasing wilayah disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Sebaran SMK Berdasarkan Bidang Keahlian Pada Masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2011 No
Kabupaten/Kota
BIDANG KEAHLIAN B&M
T&R
TI & K
S & P A & Ag
Kes
Jumlah
1
Kab. Kerinci
2
1
1
-
3
-
7
2
Kab. Merangin
5
5
4
1
3
-
18
3
Kab. Sarolangun
8
8
13
2
9
-
40
4
Kab. Batanghari
3
2
1
1
1
-
8
5
Kab. Muaro Jambi
6
5
3
-
8
-
22
6
Kab. Tanjab Timur
1
3
4
1
3
-
12
7
Kab. Tanjab Barat
3
4
2
-
-
-
9
8
Kab. Tebo
8
9
7
2
-
-
26
9
Kab. Bungo
10
7
7
-
3
-
27
10
Kota Jambi
19
12
14
2
1
1
49
11
Kota Sungai Penuh
1
2
1
2
-
-
6
Total Provinsi Jambi
66
58
57
11
31
1
224
Proporsi (%) 29,46 25,89 25,45 4,91 13,84 0,45 Sumber: Dirbin SMK Diknas, 2011. Ket:: B & M = Bisnis dan Manajemen, T & R = Teknologi dan Rekayasa, TI & K = Teknologi Informasi dan Komunikasi, S & P = Seni dan Pariwisata A & Ag = Agribisnis dan agroindutri, dan Kes = Kesehatan
Penyebaran bidang keahlian pada SMK yang sudah ada masih didominasi oleh bidang tertentu terutama bisnis dan manajemen, teknologi dan rekayasa serta teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tidak terlepas keberadaan bidang manajemen dan bisnis serta Teknologi dan Rekayasa yang telah banyak dikenal BAB IV Hal 4 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
masyarakat karena masing-masing bidang keahlian tersebut merupakan reinkarnisasi dari SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) dan STM (Sekolah Teknik Menengah). Pada sisi lain perkembangan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
juga
mendorong semakin meningkatkan SMK dengan bidang keahlian tersebut. Sedangkan bidang keahlian lain yaitu agribisnis dan agroindustri merupakan reinkarnisasi SPP (Sekolah Pendidikan Pertanian). Provinsi Jambi dengan struktur ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dalam arti luas ternyata hanya memiliki 31 SMK (13,84%) dengan bidang keahlian agribisnis dan agroindustri. Kesenjangan ini juga akan terlihat jika penyebaran SMK antar wilayah. Wilayah Provinsi Jambi pada dasarnya
terbagi atas tiga zona
wilayah yaitu Barat, Tengah dan Timur dengan karakteristik yang berbeda dalam perspektif pengembangan wilayah, yaitu: -
Wilayah Barat (Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun, Merangin, dan Kerinci) relatif terbatas pengembangannya
karena
terkendala fungsi wilayah sebagai wilayah lindung. Hal ini berkaitan dengan keberadaan kawasan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat) yang mendominasi penggunaan lahan wilayah ini. Wilayah ini mempunyai potensi untuk pengembangan pertanian, agrobisnis dan agroindustri serta pariwisata. -
Wilayah Tengah (Kota Jambi, dan Kabupaten Batanghari dam Muaro Jambi) memiliki sumber daya alam potensial untuk budidaya hutan, perkebunan dan tanaman pangan serta hortikultura. Sektor potensial lainnya adalah pariwisata dan BAB IV Hal 5
Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
pertambangan (minyak dan gas bumi) dengan tingkat aksesibilitas tinggi, karena dilalui oleh jaringan arteri Sumatera (Lintas Timur) dan arteri penghubung lintas Barat dan Timur. Wilayah Timur (Tanjung Jabung Timur dan Barat) memiliki
-
kondisi alam yang kurang menguntungkan karena sebagian besar wilayah merupakan lahan gambut berawa-rawa yang tidak subur. Akan tetapi, wilayah ini memiliki keunggulan dari sisi posisinya yang sangat strategis di pantai Timur Sumatera berdekatan dengan kawasan kerjasama regional SingapuraBatam-Johor. Posisi demikian menyebabkan wilayah Timur Jambi ini sangat potensial sebagai pintu gerbang Provinsi Jambi dan diharapkan akan menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi wilayah. Hal ini dimungkinkan dengan telah
dikembangkan
jaringan
jalan
lingkar
timur
dan
pembangunan Pelabuhan Muara Sabak. Penyebaran SMK pada masing-masing wilayah Provinsi Jambi disajikan pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2. Tabel 4.3. Sebaran SMK Berdasarkan Zona Wilayah dan Bidang Keahlian di Provinsi Jambi Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Teknologi dan Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi, Seni dan Pariwisata Agribisnis dan Agroindutri Kesehatan Jumlah
Wilayah Barat
Tengah
Timur
34 32 33 7 18 -
28 19 18 3 10 1
4 7 6 1 3 -
124
79
21
Sumber: Olahan Data Sekunder Dirbin SMK Diknas RI, 2011.
BAB IV Hal 6 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
6
7
1
4
3
34 32
1
33 7
10 18
28
19
18
3
Gambar 4.2. Peta Sebaran SMK Berdasarkan Zonasi Wilayah
Berdasarkan sebaran SMK pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2 dari aspek bidang keahlian masing-masing kawasan adalah sebagai berikut: a. Wilayah Barat Pada wilayah ini meskipun beberapa bidang kahlian yang sebenarnya dibutuhkan belum ada tetapi perkembangan dari aspek kuantitas mengalami peningkatan signifikan. Selama 3 tahun terakhir jumlah SMK meningkat dari 38 SMK tahun 2008 menjadi 65 SMK tahun 2011 atau meningkat 26,32%/tahun. Kompetenri bidang keahlian tertentu perlu ditambahkan seperti teknik pertambangan, analis kimia dan kesehatan, sedangkan dari bidang keahlian yang ada tetap
BAB IV Hal 7 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
masih dibutuhkan penataan terutama fokus kekhususan bidang keahlian menuju spesialisasi kompetensi. b. Wilayah Tengah Pertumbuhan jumlah SMK di wilayah ini masih sangat lambat dimana hanya bertambah 5 SMK selama 3 tahun terakhir (laju pertumbuhan 3,88%/tahun). Penyebaran bidang keahlian dengan kombinasi terbesar pada bidang keahlian bisnis dan manajemen menunjukkan perkembangan sektor jasa tetapi masih kurang pada bidang keahlian pada sektor produksi seperti pertambangan dan pertanian secara luas. c.
Wilayah Timur Pertumbuhan jumlah SMK pada bagian wilayah ini merupakan yang paling lambat karena hanya bertumbuh 3 SMK selama 3 tahun terakhir yaitu meningkat dari 9 SMK tahun 2008 menjadi hanya 12 SMK tahun 2012 atau hanya 1 SMK pertahun. Akselerasi pergembangan jumlah SMK dengan fokus pengembangan SMK baru pada bidang keahlian sesuai keunggulan lokal seperti pertambangan terutama migas, perikanan dan kelautan, teknik perkapalan, jasa perdagangan dan industri masih sangat dibutuhkan. Pada bidang keahlian lain masih tetap harus diperbanyak termasuk teknik dan rekayasa serta bisnis dan manajemen yang fokus pada upaya pengembangan wilayah pantai/pesisir. Perhatian serius untuk pengembangan pendidikan kejuruan dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten sangat dibutuhkan agar tidak semakin jauh tertinggal dibanding dengan daerah lain, apalagi BAB IV Hal 8
Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
jika rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus pantai timur Provinsi Jambi dapat direalisasikan. Pada aspek kualitas, sampai pada tahun 2011 dari 199 bidang keahlian pada SMK yang sudah ada hanya sebagian kecil (10,05%) telah mencapai peringkat akreditasi A sedangkan sebagian besar masih berada pada peringkat akreditasi B dan C seperti disajikan pada Gambar 4.3. 100
Jumlah SMK
83
85
80
Proporsi (%)
60 40
41,71
42,71
20
20
10,05
11
0 A
B
C
5,53
TT
Gambar 4.3. Sebaran Capaian Hasil Akreditasi SMK Provinsi Jambi
Sebaran peringkat akreditasi jika dibanding dengan target sasaran nasional 2011 yaitu 78% SMK berakreditasi maka secara kualitas target sasaran tersebut sudah tercapai karena 94,47% SMK di Provinsi Jambi telah terkareditasi. Hal yang sama jika dibanding target sasaran nasional pada tahun yang sama dengan indikator capaian minimal 24% SMK sudah memiliki peringkat akreditasi sama atau lebih tinggi dari B (A atau B), dimana untuk SMK di BAB IV Hal 9 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Provinsi Jambi 51,76% memiliki peringkat akreditasi A atau B, tetapi penyebarannya tidak merata seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Jumlah SMK Peringkat Akreditasi A dan B Masing-masing Kabupaten/Kota Sampai Tahun 2011 No
Kota/Kabupaten
1
Akreditasi
Komposisi (%)
Jumlah A + B
A
B
A
B
Keahlian
(%)
Kota Jambi
17
29
8,54
14,57
46
23,12
2
Merangin
1
4
0,50
2,01
5
2,51
3
Batang Hari
2
5
1,01
2,51
7
3,52
4
Bungo
-
10
-
5,03
10
5,03
5
Kerinci
-
2
-
1,01
2
1,01
6
Kota Sungai Penuh
-
8
-
4,02
8
4,02
7
Muaro Jambi
-
8
-
4,02
8
4,02
8
Sarolangun
-
9
-
4,52
9
4,52
9
Tanjab Timur
-
5
-
2,51
5
2,51
10
Tanjab Barat
-
1
-
0,50
1
0,50
11
Tebo
-
2
-
1,01
2
1,01
20
83
10,05
41,71
103
51,76
Jumlah
Sumber: Olahan Data Sekunder Dirbin SMK Diknas RI, 2011.
Peringkat akreditasi pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara kualitas perkembangan SMK antar wilayah belum merata dimana sebagian besar peringkat akreditasi A masih dicapai oleh SMK yang berada di Kota Jambi. SMK dengan peringkat akreditasi B sudah tersebar pada seluruh kabupaten/kota tetapi porsi terbesar masih di Kota Jambi dan beberapa SMK di daerah seperti Kabupaten Bungo, Sarolangun, Muaro Jambi dan Kota Sungai Penuh. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas SMK di daerah agar distirbusi dan aksesibilitas terhadap pendidikan vokasi berkualitas menjadi lebih adil dan merata. BAB IV Hal 10 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
4.2.
Analisis Kebutuhan SMK Provinsi Jambi
4.2.1. Analisis Struktur Ekonomi Provinsi Jambi Struktur ekonomi suatu wilayah dapat diindikasikan berdasarkan kemampuan atau kontribusi sektor-sektor (9 sektor) terhadap nilai output (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja sektoral. Kontribusi masing-masing sektor pembangunan sebagai indikator struktur perekonomian wilayah pada pasar output (PDRB) dan tenaga kerja disajikan pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.4. Tabel 4.5. Struktur Pasar Output (PDRB) dan Pasar Tenaga Kerja Provinsi Jambi Berdasarkan Sektor Pembangunan Pasar
Rasio (L/Q)
No
Sektor Pembangunan
1
Pertanian
30,12
51,98
1,73
2
Pertambangan dan Penggalian
12,29
1,76
0,14
3
Industri Pengolahan
12,79
2,70
0,21
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,83
0,41
0,49
5
Bangunan
4,78
3,57
0,75
6
Perdagangan Hotel dan Restoran
17,44
16,42
0,94
7
Pengangkutan dan Komunikasi
7,55
4,93
0,65
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa
5,71
1,03
0,18
9
Jasa
8,49
17,19
2,02
Jumlah 100,000 Sumber: Olahan Data Jambi dalam Angka, 2011
100,000
Output
T. Kerja
Struktur ekonomi Provinsi Jambi baik ditinjau dari aspek output maupun input masih sangat tergantung pada sektor pertanian. Share sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja yang mencapai 51,98% tetapi pada sisi lain share terhadap pasar output (PDRB) hanya 30,12% mengindikasikan rendahnya nilai produktivitas tenaga kerja yang berkerja pada sektor ini. BAB IV Hal 11 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Gambaran pasar input dan output juga mengindikasikan adanya ketimpangan kesejahteraan antara penduduk yang berkerja di sektor primer (pertanian dan pertambangan) terutama pada wilayah perdesaan dengan yang berkerja di sektor sekunder (industri pengolahan) dan tertier (jasa) di wilayah perkotaan. 53,74 46,05 60,00 0,21
40,00 20,00
42,41 2,70
-
54,90
Primer Pasar Output Pasar Tenaga Kerja
Sekunder Tertier
Gambar 4.4. Share Sektor Primer, Sekunder dan Tertier Terhadap Pasar Input dan Output Provinsi Jambi
Ketimpangan produktivitas dan kesejahteraan antar wilayah desa (pertanian) dan kota (industri dan jasa) tidak cukup hanya pada upaya peningkatan kualitas SDM pengelola sumberdaya lahan yang terbatas tetapi juga membutuhkan transformasi dalam struktur tenaga kerja. Peningkatan produktivitas sektor pertanian sebaiknya juga diikuti dengan penurunan ketergantungan pasar tenaga kerja pada sektor pertanian. Transformasi struktural dalam pasar tenaga kerja adalah upaya untuk lebih menyeimbangkan antara pasar output dan tenaga kerja sehingga akan berimplikasi BAB IV Hal 12 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
pada semakin turunnya ketimpangan antar sektor pembangunan. Jika dikaitkan dengan sektor pendidikan maka pengembangan pendidikan vokasi tidak hanya fokus pada upaya menggali sumberdaya lokal tetapi juga upaya menggali dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya alam lokal melalui pengembangan sektor industri pengolahan dan jasa, 4.2.2. Analisis Potensi Sumberdaya Alam Provinsi Jambi Kebutuhan akan sekolah kejuruan sangat terkait dengan kondisi potensi sumberdaya alam pada suatu daerah dan perkembangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Khusus untuk Provinsi Jambi kondisi eksisting sumberdaya alam yang ada seperti disajikan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Peta Sumberdaya Alam Provinsi Jambi
BAB IV Hal 13 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
a.
Perkebunan kelapa sawit dengan luas areal mencapai 574.514 ha dan tingkat produksi TBS 1.297.620 ton/tahun.
b. Perkebunan karet dengan luas areal mencpai 643.338 ha dan tingkat produksi bokar 265.875 ton/tahun. c.
Perkebunan kulit manis atau casiaverra dengan luas tanam mencapai 41.598 ha dan tingkat produksi 53.644 ton/tahun
d. Perkebunan teh dengan luas tanam mencapai 2.625 ha dan tingkat produksi 5.925 ton/tahun. Sebaran wilayah pengembangan sumberdaya perkebunan disajikan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Peta Sumberdaya Perkebunan Provinsi Jambi
Percepatan
pengembangan
sumberdaya
lahan
untuk
perkebunan disamping dalam bentuk perkebunan rakyat (kecil) juga dalam bentuk investasi swasta baik BUMN, swasta nasional maupun asing. Sebaran izin lokasi perkebunan dan BAB IV Hal 14 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
industri pengolahan produk perkebunan dan kehutanan Provinsi Jambi disajikan pada Gambar 4.7. Pada tahun 2008 terdapat 11 pabrik crumb rubber (karet olahan) tetapi sebagian besar terdapat di Kota Jambi (5 unit) dengan kapasitas terpasang 339.000 ton/jam dan kapasitas terpakai 293.000 ton/jam (86,39%). Wilayah kabupaten lain yang memiliki pabrik crumb-rubber adalah Kabupaten Batanghari (2 unit), Bungo (2 unit) dan Kabupaten Sarolangun dan Tanjung Jabung Barat masing-masing 1 unit. Gambar 4.7. Peta Izin Perkebunan dan Industri Pengolahan Provinsi Jambi
1 1
7 3
2
5
3 1
2 5
1
1 1
9
3 Keterangan = PKS (CPO) = Kernel) = Crumb Rubber = Teh = Pulp = Izin lokasi kebun
Industri pengolahan produk perkebunan yang berkembang seiring dengan perkembangan budidaya tanaman sawit adalah industro CPO atau yang lebih dikenal dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada tahun 2008 terdapat 31 unit PKS dengan kapasitas terpasang mencapai 1.560 ton TBS/jam tetapi kapasitas produksi masih mencapai 96,47% atau 1.505 BAB IV Hal 15 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
ton TNS/jam. Industri pengolahan besar lainnnya adalah Pabrik Teh di Kabupaten Kerinci atau tepatnya di Kecamatan Kayu Aro yang merupakan bagian dari PTP VI. Pada sisi lain terdapat 1 unit industri Pulp di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang mengolah tanaman pada kawasan Hutan Tanaman Industri untuk bubur kertas. Industri pengolahan lain dalam skala kecil sampai menengah masih banyak terdapat di Provinsi Jambi terutama untuk produk olahan sektor perkebunan seperti kopi baik yang dikelola perusahaan maupun kelompok masyarakat atau industri rumah tangga. e.
Sumberdaya mineral batubara dengan cadangan diperkirakan mencapai 1,5 milyar ton dan tingkat produksi saat ini mencapai 3.318.002,38 metrik ton/tahun. wilayah potensial sektor pertambangan Provinsi Jambi tersebar pada wilayah bagian tengah dan barat seperti disajikan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Sebaran Wilayah Pertambangan Provinsi Jambi
BAB IV Hal 16 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Konsentrasi sektor pertambangan mineral seperti batubara terbesar pada wilayah tengah yaitu Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi serta wilayah barat yaitu Bungo, Tebo, Sarolangun dan Merangin. f.
Sumberdaya minyak bumi dengan cadangan
diperkirakan
mencapai 1,3 milyar barrel dan kemampuan produksi saat ini mencapai 20,6 barrel/hari g.
Sumberdaya gas bumi dengan cadangan
diperkirakan
mencapai 2,3 triliun m3 dengan tingkat produksi saat ini mencapai
45,89
m3/hari.
Sedikit
berbeda
dengan
pertambangan batubara, sebaran wilayah pertambangan minyak dan gas didominasi oleh kawasan tengah (Muaro Jambi dan Batanghari) dan kawasan timur (Tanjab Barat dan Tanjab Tmur) serta pada beberapa wilayah bagian barat (Sarolangun dan Bungo) seperti pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Sebaran Wilayah Pertambangan Migas Provinsi Jambi
BAB IV Hal 17 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Pengembangan sektor primer seperti budidaya perkebunan diikuti dengan berkembangnya berbagai industri pengolahan perkebunan terutama sawit/CPO, karet dan teh serta industri pengolahan produk kehutanan dengan jenis produk olahan terbesar adalah pulp mencapai 506.084,79 ton/tahun. Pada sisi lain Pemerintah Provinsi Jambi juga dituntut untuk menyelesaiakan permasalahan sosial ekonomi dari kondisi eksisting yang ada saat ini, antara lain angka pengangguran 69.857 jiwa, proporsi penduduk miskin mencapai 8,77%, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih 72,45% meskipun angka melek huruf sudah mencapai 96,06% dengan rata-rata lama sekolah 7,68 tahun serta angka buta huruf penduduk usia 15 – 44 tahun. Kondisi pendidikan saat sekarang adalah rasio murid terhadap guru SD untuk negeri 14,67 dan swasta 19,05, rasio murid terhadap guru SLTP untuk negeri 12,99 dan swasta 11,97, dan rasio murid terhadap guru tingkat SLTA negeri 13,91 dan swasta 11,17. Aspek lain adalah angka partisipasi pendidikan untuk PAUD 54,3% untuk PAUD, 98,72% untuk SD dan 96,17% untuk SLTP serta 69,82% untuk SLTA. Pada sektor kesehatan angka harapan hidup 68,95 tahun, angka kematian bayi 23 orang per 1.000 kelahiran, kasus gizi buruk 1,8%, dan angka kelahiran bayi 38.325 orang serta angka kematian ibu melahirkan mencapai 228 orang per 100.000 kelahiran. Pengembangan ekonomi alternatif yang tidak berbasiskan kepada sumberdaya lahan juga sangat diperlukan terutama sektor tertier seperti sektor jasa pariwisata, hotel dan restoran, keuangan, transportasi, bangunan dan lain-lain. Hal ini terkait dengan BAB IV Hal 18 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
semakin terbatasnya lahan budidaya karena 42,73% luas wilayah (2.179.440,00 ha) Provinsi Jambi merupakan kawasan hutan. Kawasan hutan ini yang terdiri dari kawasan cagar alam 30.400,00 ha (1,39%), kawasan taman nasional 608.630,00 Ha (27,92%), kawasan taman hutan raya atau Tahura 36.660,00 Ha (1,68%), kawasan hutan wisata alam 430,00 Ha (0,02%), kawasan hutan lindung 191.130,00 Ha (8,77%), dan kawasan hutan produksi terbatas 340.700,00 Ha (15,63%), serta kawasan hutan produksi tetap 971.490,00 Ha (44,57%).
Gambar 4.10. Sebaran Kawasan Hutan Provinsi Jambi
4.3.
Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan
Berdasarkan pada potensi sumberdaya masing-masing wilayah dan spesifikasi permasalahan yang dihadapi maka pemerintah Provinsi Jambi telah menyusun peta arahan struktur pemanfaatan
BAB IV Hal 19 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
ruang untuk pembangunan masa akan datang seperti pada Gambar 4.11. Gambar 4.11. Peta Arahan Struktur Ruang Provinsi Jambi
Peta arahan struktur ruang Provinsi Jambi dikembangkan untuk meningkatkan integrasi rencana pembangunan antar wilayah dengan arah pengembangan sektor unggulan masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2010 – 2029 sebagai berikut: 1. Kawasan Barat Provinsi Jambi yang terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian dan pertambangan non-migas .kecuali Kota Sungai Penuh yang lebih diarahkan untuk pengembangan sektor jasa baik pariwisata maupun pendidikan. Secara umum wilayah ruang pada kawasan hulu ini sangat terbatas karena menjadi kawasan konservasi termasuk 3 buah taman nasional yaitu TN Kerinci Seblat, TN Bukit 12 dan TN Bukit 30. Topografi wilayah BAB IV Hal 20 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
yang berbukit dengan aliran sungai yang cukup deras serta beberapa objek wisata alam dan budaya menyebabkan arah pengembangan wilayah tidak hanya berbasis pada sektor primer (pertanian dan pertambangan non-migas) dan sektor sekunder (industri pengolahan) tetapi juga sektor jasa terutama pariwisata dan sektor jasa terkait lainnya.
Kabupaten/Kota
Gambar 4.12. Arah Pembangunan Kawasan Barat Provinsi Jambi
Pelayanan sektor pariwisata dapat diarahkan pada 2 kota yang telah memiliki infrastruktur transportasi pelabuhan udara yaitu a. Kota Sungai Penuh sebagai sentra pelayanan pariwisata untuk wilayah tujuan wisata di Kabupaten Kerinci, Merangin dan sebagian Sarolangun.
BAB IV Hal 21 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
b. Kota Bungo di Kabupaten Bungo sebagai sentra pelayanan pariwisata untuk wilayah tujuan wisata di Kabupaten Bungo, Tebo dan sebagian Sarolangun. 2. Kawasan Tengah Provinsi Jambi yang terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota, terutama Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian terutama perkebunan, pertambangan serta industri pengolahan produk pertanian.
Kabupaten
Muaro
Jambi
sebagai
kawasan
penyangga dan Kabupaten Batanghari sebagai pintu masuk menuju Kota Jambi menyebabkan kedua wilayah ini diarahkan sebagai wilayah perdagangan dan jasa regional.
Kabupaten/ Kota
Gambar 4.13. Arah Pembangunan Kawasan Tengah Provinsi Jambi
Kota Jambi sebagai pusat pemerintah dan aktivitas ekonomi wilayah Provinsi Jambi, menjadi dasar pengembangan wilayah ini berbasis pada sektor jasa baik jasa pemerintahan, perdagangan,
maupun
pendidikan
dan
jasa
lainnya. BAB IV Hal 22
Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Berdasarkan pada kondisi dan arah pengembangan wilayah maka pada kawasan barat disamping dibutuhkan tenaga kerja berkualitas pada sektor pertanian dan pertambangan nonmigas juga perlu dukungan sumberdaya sektor jasa yang terintegrasi dengan seni dan pariwisata. 3. Kawasan Timur Provinsi Jambi terdiri dari 2 kabupaten yang memiliki spesifikasi berbeda dengan kawasan lain, yaitu sebagian wilayah kabupaten merupakan kawasan pesisir pantai timur yang langsung menghadap ke Selat Malaka.
Kabupaten
Gambar 4.14. Arah Pembangunan Kawasan Timur Provinsi Jambi
Posisi wilayah sebagai kawasan strategis pengembangan sektor perdagangan antar pulau dan bahkan antar negara karena menjadi pintu keluar berbagai produk unggulan ekspor Provinsi Jambi dan pintu masuk berbagai barang kebutuhan dari daerah dan negara lain. Unggulan utama perekonomian wilayah adalah sektor pertambangan migas disamping sektor pertanian terutama perikanan sungai dan laut serta jasa dan BAB IV Hal 23 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
perdagangan antar pulau dan negara. Kesempatan kerja dan berusaha yang menjadi unggulan lokal adalah perikanan dan kelautan serta pertambangan migas, serta perdagangan. . 4.4.
Kebutuhan Bidang Keahlian Pendidikan Vokasi
Berdasarkan kepada arah pembangunan wilayah, potensi dan karakteristik sumberdaya masing-masing daerah di Provinsi Jambi maka dibutuhkan tenaga kerja siap kerja dan berusaha yang memiliki bidang keahlian bervariasi. Pemenuhan kebutuhan pasar tenaga kerja daerah melalui pengembangan SMK berbasis keunggulan lokal juga memperhatikan aspek efektifitas. Efektifitas akan tercapai melalui integrasi bidang keahlian dengan fokus komoditas barang atau jasa sesuai sektor basis masing-masing wilayah, seperti disajikan pada Gambar 4.15.. Sektor Basis Pertanian
Pertambangan
Sektor Jasa
Fokus Komoditas
Fokus Komoditas
Fokus Komoditas SENI DAN PAIWISATA
JASA PARIWISATA
MIGAS
NON-MIGAS
PANGAN
PERKEBUNAN
Fokus dan Terintegrasi
Kompetensi Bidang Keahlian
Gambar 4.15. Pola Pengembangan SMK Berbasis Keunggulan Lokal BAB IV Hal 24 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Program
pengembangan
dirancang
berdasarkan
memprioritaskan
aspek
SMK
berbasis
pendekatan kebutuhan
keunggulan
zonasi
sehingga
dibanding
jumlah
lokal lebih atau
kuantitas sekolah. Artinya, bahwa setiap SMK dikembangkan dengan bidang keahlian yang terfokus dan terintegrasi pada satu komoditas dalam sektor basis pembangunan daerah. Pilihan bidang kompetensi dalam suatu bidang keahlian diharapkan saling mendukung satu sama lainnya guna memberikan efek besar bagi pembangunan. Daftar pilihan bidang, program dan kompetensi
keahlian
pengembangan
SMK
dikembangkan
berdasarkan Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Spektrum dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK. Pada setiap kompetensi keahlian yang dibuka, SMK dapat
mengkhususkan
kompetensi
berdasarkan
komoditas
tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja terkait (konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan kemampuan dasar kompetensi keahlian tersebut.. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan sesuai Keputusan Dirjend Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 251/C/Kep/mn/2008, tanggal 22 Agustus 2008 terdiri dari 6 bidang keahlian, 40 program studi keahlian dengan 121 kompetensi keahlian. Distribusi program studi dan bidang kompetensi pada masing-masing bidang keahlian disajikan pada Gambar 4.16 dan Tabel 4.6.
BAB IV Hal 25 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Teknologi dan Rekayasa
Seni, Kerajinan dan Pariwisata
Agribisnis dan Agroteknologi Bisnis dan Manajemen
3 2 7 7 3
66 121 KOMPETENSI KEAHLIAN
6 BIDANG KEAHLIAN
Kesehatan
40 PROGRAM STUDI KEAHLIAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi
18
9 6 17 14 4
Gambar 4.15. Spektrum Keahlian SMK di Indonesia
Seluruh bidang keahlian sudah berkembang di Provinsi Jambi tetapi dengan program studi dan kompetensi keahlian yang masih sangat terbatas. Pada sisi lain dalam kebijakan pengembangan SMK dapat mengkhususkan kompetensi berdasarkan komoditas sesuai kebutuhan dunia kerja dengan tetap memperhatikan kemampuan dasar kompetensi keahlian. Fleksibilitas dalam SK Dirjend Manajemen Pendidikan Menengah ini membuka peluang pengembangan SMK berbasis komoditas unggulan lokal yang terdiri dari beberapa bidang dan program keahlian dengan fokus kompetensi keahlian pada SMK dengan komoditas tertentu.
BAB IV Hal 26 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
Tabel 4.6. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan Sebagai Landasan Dasar Pengembangan SMK Berbasis Keunggulan Lokal Provinsi Jambi No. I
1
2 3
PROGRAM STUDI
NOMOR KODE
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Teknik Bangunan Teknik Plambing dan Sanitasi Teknik Survei dan Pemetaan
4
Teknik Ketenagalistrikan
5
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
6
Teknik Mesin
7
Teknik Otomotif
8
Teknologi Pesawat Udara
9
KOMPETENSI KEAHLIAN
Teknik Perkapalan
1 2 3 4 5
Teknik Konstruksi Baja Teknik Konstruksi Kayu Teknik Konstruksi Batu dan Beton Teknik Gambar Bangunan Teknik Furnitur
001 002 003 004 005
Teknik Plambing dan Sanitasi
006
Teknik Survei dan Pemetaan
007
1. 2. 3. 4. 5.
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Teknik Distribusi Tenaga Listrik Teknik Transmisi Tenaga Listrik Teknik Instalasi Tenaga Listrik Teknik Otomasi Industri
008 009 010 011 012
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
013
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Teknik Permesinan Teknik Pengelasan Teknik Fabrikasi Logam Teknik Pengecoran Logam Teknik Gambar Mesin Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Teknik Kendaraan Ringan Teknik Sepeda Motor Teknik Perbaikan Bodi Otomotif Teknik Alat Berat Teknik Ototronik Air Frame dan Power Plant Pemesinan Pesawat Udara Konstruksi Badan Pesawat Udara Konstruksi Rangka Pesawat Udara Kelistrikan Pesawat Udara Elektronika Pesawat Udara Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara (Avionic EIectronic Instrumentation Maintenance and Repair Teknik Konstruksi Kapal Baja Teknik Konstruksi Kapal Kayu Teknik Konstruksi Kapal Fiberglas Teknik Instalasi Pemesinan Kapal Teknik Pengelasan Kapal Kelistrikan Kapal Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal Interior Kapal
032 033 034 035 036 037 038 039
BAB IV Hal 27 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
No.
PROGRAM STUDI
10
Teknologi Tekstil
11
Teknik Grafika
12
Geologi Pertambangan
NOMOR KODE 040 041 042 043 044 045 046
KOMPETENSI KEAHLIAN 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2.
Teknik Pemintalan Serat Buatan Teknik Pembuatan Benang Teknik Pembuatan Kain Teknik Penyempurnaan Tekstil Garmen Persiapan Grafika Produksi Grafika
1. Geologi Pertambangan
047
1. 2. 3. 4. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
048 049 050 051 052 053 054 055 056 057 058 059 060 061 062 063
Teknik Instrumentasi Gelas Teknik Instrumentasi Logam Kontrol Proses Kontrol Mekanik Kimia Analisis Kimia Industri Nautika Kapal Penangkap Ikan Teknika Kapal Penangkap Ikan Nautika Kapal Niaga Teknika Kapal Niaga Teknik dan Manajemen Produksi Teknik dan Manajemen Pergudangan Teknik dan Manajemen Transportasi Teknik Produksi Perminyakan Teknik Pemboran Minyak Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petro Kimia 1. Teknik Audio-Video 2. Teknik Elektronika Industri 3. Teknik Mekatronika
13
Instrumentasi Industri
14
Teknik Kimia
15
Pelayaran
16
Teknik Industri
17
Teknik Perminyakan
18
Teknik Elektronika
II
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1
Teknik Telekomunikasi
2
Teknik Komputer dan Informatika
3
Teknik Broadcasting
III
BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1.
Teknik Transmisi Telekomunikasi Teknik Suitsing Teknik Jaringan Akses Rekayasa Perangkat Lunak Teknik Komputer dan Jaringan Multi Media Animasi Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian 2. Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
1
Kesehatan
1. 2. 3. 4. 5.
2
Perawatan Sosial
1. Perawatan Sosial
064 065 066 067 068 069 070 071 072 073 074 075
Keperawatan Keperawatan Gigi Analis Kesehatan Farmasi Farmasi Industri
076 077 078 079 080 081
BAB IV Hal 28 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)
Pemetaan SMK Berbasis Keunggulan Daerah di Provinsi Jambi
No. IV
PROGRAM STUDI
BIDANG KEAHLIAN SENI, KERAJINAN DAN PARIWISATA 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 1.
Seni Lukis Seni Patung Desain Komunikasi Visual Desain Produk Interior dan Landscaping Desain dan Produksi Kria Tekstil Desain dan Produksi Kria Kulit Desain dan Produksi Kria Keramik Desain dan Produksi Kria Logam Desain dan Produksi Kria Kayu Seni Musik Klasik Seni Musik Non Klasik Seni Tari Seni Karawitan Pedalangan Seni Teater Usaha Perjalanan Wisata Akomodasi Perhotelan Jasa Boga Patiseri Kecantikan Kulit Kecantikan Rambut Busana Butik
1
Seni Rupa
2
Desain dan Produksi Kria
3
Seni Pertunjukan
4
Pariwisata
5
Tata Boga
6
Tata Kecantikan
7
Tata Busana
V
BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI
1
Agribisnis Produksi Tanaman
2
Agribisnis Produksi Ternak
6 7 VI
BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
1
Administrasi
2
Keuangan
3
Tata Niaga
4 5
082 083 084 085 086 087 088 089 090 091 092 093 094 095 096 097 098 099 100 101 102 103
1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura 2. Agribisnis Tanaman Perkebunan 3. Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman 1. Agribisnis Ternak Ruminansia 2. Agribisnis Ternak Unggas 3. Agribisnis Aneka Ternak 4. Perawatan Kesehatan Ternak 1. Agribisnis Perikanan 2. Agribisnis Rumput Laut 1. Mekanisasi Pertanian 1. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 2. Pengawasan Mutu 1. Penyuluhan Pertanian 2. Kehutanan (4 Tahun)
Agribisnis Produksi SD Perairan Mekanisasi Pertanian Agribisnis Hasil Pertanian Penyuluhan Pertanian Kehutanan
3
NOMOR KODE
KOMPETENSI KEAHLIAN
1. 1. 2. 1.
Administrasi Perkantoran Akuntansi Perbankan Pemasaran
104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121
BAB IV Hal 29 Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Provinsi Jambi (2012)