APLIKASI HEALTH PROMOTION MODEL NOLA J. PENDER DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SAYURAN PADA ANAK
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat dan Teori Keperawatan
Oleh :
AKHMAD YANUAR FAHMI PAMUNGKAS
22020116410045
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
Latar Belakang
Menurut data Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan sekitar 450 juta anak yang kekurangan vitamin A ( peovitamin atau Karoten ), defisiansi vitamin A secara primer merupakan masalah utama pada anak terutama di Negara berkembang, khususnya di asia tenggara dan telah menjadi penyebap utama kebutaan di dunia (Robbin & Kumar, 1998), sedangkan Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survai kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia 1,5% dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7%), dan Thailand (0,3%)(Gsianturi, 2004).
Mengatasi penurunan nafsu makan anak pada sayuran adalah suatu fenomena yang menarik yang mana untuk mengatasi hal tersebut. Dibutuhkan penyuluhan desain makanan sayur yang menarik dan menggugah semangat anak untuk mengkonsumsinya. Adapun beberapa penyuluhan desain makanan untuk anak diantaranya: dibuat pizza sayuran, sop sayuran, tumis sayuran, dan sebagainya (Menyajikan makanan sehat untuk Anak(tips)
Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu aspek dari peran perawat. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya merupakan peran wajib yang dijalankan perawat puskesmas termasuk pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor dan sebagai panutan (Depkes, 2004). Secara yuridis, pedoman keperawatan kesehatan masyarakat diataur dalam KMK No 279 Tahun 2006. Dimana kegiatan perawat berperan aktif dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama pada anak-anak yang di nilai kurang dalam mengkonsumsi sayuran
Keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. .
Perubahan peradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah promotif dan peventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola. J Pender dengan menghasilkan karya tentang "Health Promotion Model" atau model promosi kesehatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis. Makalah ini akan mengemukakan tentang model promosi kesehatan dari Nola J.Pender serta komponen paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan dalam implementasi asuhan keperawatan.
Rumusan Masalah
Bagaimana teori dari Nola J.Pender tentang "Health Promotion Model" sebagai philosophical theory dan penerapan teori tersebut dalam agregat anak ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh analisa Aplikasi Health Promotion Model Nola J Pander dalam pengembangan instrument pemenuhan kebutuhan Nutrisi Sayuran pada Anak
2. Tujuan Khusus
Menjelaskan tentang issue Nutrisi pada Anak
Menganalisa Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender dalam
lingkup komponen paradigma asuhan keperawatan komunitas agregat dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Agregat Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas dan Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar
Untuk keperluan pemahaman dan pengorganisasian, tumbuh kembangan seorang anak biasanya digambarkan dengan periode, dengan batasan usia tertentu. Pengelompokan periode yang paling umum di pakai untuk menggambarkan tumbuh kembangan anak dalam urutan berikut ini: infancy toddlerhood, early childhood, middle childhood.
Infancy Toddlerhood ( Masa Bayi ) adalah masa perkembangan yang berlangsung sejak masa kelahiran sampai sekitar usia 36 bulan ( 0- 3 tahun ). Bayi adalah masa ketergantungan tingkat tinggi pada orang dewasa. Berbagai aktifitas psikologis dimulai dari kemampuan berbicara, kemampuan mengoordinasikan indra, dan tindakan fisik, kemampuan berfikir dalam symbol serta kemampuan meniru dan mengobrol dengan orang lain.
Early Childhood ( masa kanak – kanak awal ) adalah : masa perkembangan sejak berakhirnya masa bayi sampai usia sekita 6 tahun ( 3 – 6 tahun ) terkadang pada masa ini juga disebut sebagai masa prasekolah. Selama masa ini, anak kecil belajar lebih mandiri dan merawat diri sendiri; mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah ( mengikuti instruksi, mengenal huruf ) serta menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan bersama dengan teman sebaya.
Middle and late childhood ( masa anak – anak menengah dan akhir ) adalah : masa perkembangan pada usia 6 – 11 tahun. Terkadang periode ini disebut jugadengan masa sekolah dasar. Anak menguasai keterampilan dasar, mencoba menulis, serta aritmatika, dan secara formalberhadapan langsungdengan dunia yang lebih besar dan lengkap dengan budayanya. Prestasi adalah tema sentral dalam dunia merekadan kontrol diri meningkat
B. Konsep Teori Keperawatan menurut Nola J. Pender
Promosi kesehatan didefinisikan sebagai perilaku dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia. Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya yang akan tetap digunakan dalam dirinya Ini adalah sebuah pendekatan untuk kesehatan. Di sisi lain, perlindungan kesehatan atau pencegahan penyakit digambarkan sebagai keinginan perilaku termotivasi untuk secara aktif menghindari penyakit, mendeteksi lebih dini, atau mempertahankan berfungsi dalam batasan penyakit. (Kozier, 2004).
Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan populasi di mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala usia bisa mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan, yang harus disampaikan di mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya sekolah dan tempat kerja). Perawat dapat mengembangkan dan melaksanakan intervensi promosi kesehatan kepada individu, kelompok, dan keluarga di sekolah, pusat perawatan, pengaturan kesehatan kerja dan masyarakat pada umumnya. Perawat harus bekerja ke arah pemberdayaan untuk perawatan diri dan meningkatkan kapasitas klien untuk perawatan diri melalui pendidikan dan pengembangan. (Wills dan McEwen, 2007).
Model promosi Kesehatan dari Nola J. Pender
Model (Gambar 2.2) bergerak menuju pemahaman multifungsi dari sifat alami seseorang yang berhubungan dengan hubungan interpersonal alami mereka dan berinteraksi dengan lingkungan fisik saat mereka memiliki pengalaman terhadap kesehatan. Karena model ini, perawat memiliki kemajuan dalam pendekatan kesehatan kepada mereka, menangani tidak hanya sisi kuratif, tetapi juga sebagai pencegahan penyakit dan promosi kesejahteraan. Aplikasi dari teori ini adalah bervariasi dan substantif.
Gambar 2.2 Model konseptual menurut Nola J. Pender (Dikutip dari Tomey, Alligood. 2006).
Penjelasan model HPM Pender
Health Promotion Model ini diusulkan sebagai kerangka untuk mengintegrasikan keperawatan dan perspektif ilmu perilaku pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Model ini akan digunakan sebagai panduan untuk menjelajahi proses biofisik yang memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang diarahkan untuk peningkatan kesehatan (Pender, 1996). Model ini telah digunakan secara luas sebagai kerangka kerja untuk penelitian yang bertujuan untuk memprediksi kesehatan mempromosikan gaya hidup serta perilaku tertentu.
Konsep utama dari Health Promotion Model adalah karakteristik individu dan pengalaman (perilaku sebelum berhubungan dan faktor pribadi), perilaku - kognisi tertentu dan yang mempengaruhi (manfaat yang dirasakan dari tindakan, pengaruh self efficacy, pengaruh aktivitas terkait, pengaruh interpersonal, dan situasional), dan hasil perilaku (komitmen untuk sebuah rencana tindakan, tuntutan bersaing langsung dan preferensi dan kesehatan mempromosikan perilaku).
1. Karakteristik dan pengalaman individu meliputi :
Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
Pengaruh langsung, dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan (habitual) yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.
Pengaruh tidak langsungnya, adalah melalui persepsi pada self efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/kadar efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku / gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi prornosi kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan
Hubungan model HPM Pender dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi sayuran pada Anak
Mengatasi penurunan nafsu makan anak pada sayuran adalah suatu fenomena yang menarik yang mana untuk mengatasi hal tersebut. Dibutuhkan penyuluhan desain makanan sayur yang menarik dan menggugah semangat anak untuk mengkonsumsinya. dalam suatu penyuluhan perlu adanya suatu strategi agar dapat di terima dengan baik salah satunya dengan menggunakan model HPM Pender.Berikut merupakan bagian dari bagan HPM pender
Hambatan yang di persepsikan terhadap suatu tindakanHambatan yang di persepsikan terhadap suatu tindakanKomitmen untuk merencanakan suatu tindakanKomitmen untuk merencanakan suatu tindakanPerilaku promosi kesehatanPerilaku promosi kesehatanPerilaku sebelumnya yang terkaitPerilaku sebelumnya yang terkait
Hambatan yang di persepsikan terhadap suatu tindakan
Hambatan yang di persepsikan terhadap suatu tindakan
Komitmen untuk merencanakan suatu tindakan
Komitmen untuk merencanakan suatu tindakan
Perilaku promosi kesehatan
Perilaku promosi kesehatan
Perilaku sebelumnya yang terkait
Perilaku sebelumnya yang terkait
Bagan bisa menggambarkan bagaimana promosi kesehatan di lakukan pada anak agar tertarik untuk mengkonsumsi sayur, dengan observasi perilaku sebelumnya terkait alas an anak tidak suka makan sayur. setelah mengetahui apa penyebabnya kita melakukan observasi alas an atau hambatan anak tidak suka mengkonsumsi sayuran, contoh mungkin karena bentuk dan tekstur sayuran yang kurang menarik, setelah itu kita member solusi terhadap masalah yang di alami oleh anak contohnya bagaimana kita mendesain sayuran agar lebih menarik agar anak mejadi suka misalnya dengan bentuk seperti nugget, setelah kita menemukan model yang sesuai, barulah kita promosikan model tersebut untuk menjadi solusi unyuk anak yang tidak suka makan sayuran
BAB III
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS PADA KASUS PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SAYURAN PADA ANAK
PENGKAJIANPENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
IMPLEMENTASIIMPLEMENTASIINTERVENSIINTERVENSIDIAGNOSADIAGNOSAEVALUASIEVALUASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
INTERVENSI
DIAGNOSA
DIAGNOSA
EVALUASI
EVALUASI
Angka kejadian pada kasus anak ini adalah Menurut data Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan sekitar 450 juta anak yang kekurangan vitamin A ( peovitamin atau Karoten ),Kasus ini perlu di kaji karena banyaknya anak yang tidak suka makan sayurAngka kejadian pada kasus anak ini adalah Menurut data Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan sekitar 450 juta anak yang kekurangan vitamin A ( peovitamin atau Karoten ),Kasus ini perlu di kaji karena banyaknya anak yang tidak suka makan sayur
Angka kejadian pada kasus anak ini adalah Menurut data Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan sekitar 450 juta anak yang kekurangan vitamin A ( peovitamin atau Karoten ),
Kasus ini perlu di kaji karena banyaknya anak yang tidak suka makan sayur
Angka kejadian pada kasus anak ini adalah Menurut data Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), diperkirakan sekitar 450 juta anak yang kekurangan vitamin A ( peovitamin atau Karoten ),
Kasus ini perlu di kaji karena banyaknya anak yang tidak suka makan sayur
Melakukan rencana tindakan yang meliputi :Pencegahan primer pada anak : pendidikan kesehatan tentang kesehatan kegunaan sayuranPencegahan sekunder : mengidentifikasi tanda & gejala kurang giziPencegahan tersier : memberikan nugget sayuran pada anakKeluargaPencegahan primer : pendidikan kesehatan tentang pentingya sayuran terhadap tubuhPencegahan sekunder : mengkaji apakah anak tidak suka dengan sayuranPencegahan tersier: mengikutsertakan keluarga dalam pemberian sayuran pada anakMelakukan rencana tindakan yang meliputi :Pencegahan primer pada anak : pendidikan kesehatan tentang kesehatan kegunaan sayuranPencegahan sekunder : mengidentifikasi tanda & gejala kurang giziPencegahan tersier : memberikan nugget sayuran pada anakKeluargaPencegahan primer : pendidikan kesehatan tentang pentingya sayuran terhadap tubuhPencegahan sekunder : mengkaji apakah anak tidak suka dengan sayuranPencegahan tersier: mengikutsertakan keluarga dalam pemberian sayuran pada anakPerumusan rencana tindakan yang akan dilakukan pada klien Anak dan keluarga meliputi :Pencegahan primer Pencegahan sekunderPencegahan tersierPerumusan rencana tindakan yang akan dilakukan pada klien Anak dan keluarga meliputi :Pencegahan primer Pencegahan sekunderPencegahan tersierAngka kejadia Anak kurang vitamin A dapat teratasiAnak dapat terbiasa dalam mengkonsumsi sayuranAngka kejadia Anak kurang vitamin A dapat teratasiAnak dapat terbiasa dalam mengkonsumsi sayuran
Melakukan rencana tindakan yang meliputi :
Pencegahan primer pada anak : pendidikan kesehatan tentang kesehatan kegunaan sayuran
Pencegahan sekunder : mengidentifikasi tanda & gejala kurang gizi
Pencegahan tersier : memberikan nugget sayuran pada anak
Keluarga
Pencegahan primer : pendidikan kesehatan tentang pentingya sayuran terhadap tubuh
Pencegahan sekunder : mengkaji apakah anak tidak suka dengan sayuran
Pencegahan tersier: mengikutsertakan keluarga dalam pemberian sayuran pada anak
Melakukan rencana tindakan yang meliputi :
Pencegahan primer pada anak : pendidikan kesehatan tentang kesehatan kegunaan sayuran
Pencegahan sekunder : mengidentifikasi tanda & gejala kurang gizi
Pencegahan tersier : memberikan nugget sayuran pada anak
Keluarga
Pencegahan primer : pendidikan kesehatan tentang pentingya sayuran terhadap tubuh
Pencegahan sekunder : mengkaji apakah anak tidak suka dengan sayuran
Pencegahan tersier: mengikutsertakan keluarga dalam pemberian sayuran pada anak
Perumusan rencana tindakan yang akan dilakukan pada klien Anak dan keluarga meliputi :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Perumusan rencana tindakan yang akan dilakukan pada klien Anak dan keluarga meliputi :
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Angka kejadia Anak kurang vitamin A dapat teratasi
Anak dapat terbiasa dalam mengkonsumsi sayuran
Angka kejadia Anak kurang vitamin A dapat teratasi
Anak dapat terbiasa dalam mengkonsumsi sayuran
Analisis dataDiagnosa keperawatan :AktualResikoPotensial Analisis dataDiagnosa keperawatan :AktualResikoPotensial
Analisis data
Diagnosa keperawatan :
Aktual
Resiko
Potensial
Analisis data
Diagnosa keperawatan :
Aktual
Resiko
Potensial
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Model Keperawatan menurut Nola J. Pender Promosi kesehatan didefinisikan sebagai perilaku dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan manusia.Model ini dapat menjawab bagaimana seorang perawat memberi penyuluhan kesehatan atau promosi pada anak dan keluarga bagaimana mencukupi nutrisi yaitu sayuran sebagai upaya pencegahan terjadinya kurang gizi dan terjadinya penyakit pada anak
Model ini perlu mengkaji bagaimana perilaku atau kebiasaan anak makan sayuran, setelah mendapatkan informasi tentang kebiasaan anak makan sayuran lalu kita kaji apa hambatan atau kendala anak tidak mau makan sayuran, setelah selsesai melakukan pengkajian kita lakukan intervensi dengan memberikan opsi solusi tentang permasalahan anak tersebut dengan memberikan promosi kesehatan kepada anak agar anak dapat mengkonsumsi sayuran.
Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teori Nola J. Pender tentang model promosi kesehatan terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Anak
Bagi tenaga perawat model ini dapat di gunakan sebagai acuan untuk melakkuan promosi kesehatan kepada masyarakat
Model yang bisa di tambahkan yaitu teori Roy. Menurut Roy, humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.dengan model ini dapat mengkombinasikan antara kebutuhan manusia dan promosi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. & Tomey, A. M. (2006). Nursing Theorists and Their Work. 6th ed. Missouri : Mosby.
Stolte, K.M. (1996). Wellness nursing diagnosis for health promotion. Philadelphia: Lippincott.
Wong, D.L., & Perry, S.E. (1998). Maternal child nursing care. Missouri : Mosby.
Basford, lynn dkk. 2006. Teori dan praktik keperawatan. Jakarta : Kedokteran ECG.
Bermeb, audrey dkk. 2008. Fundamental of nursing. New Jersey : Pearson education
Fitzpatrick, J. & Whall, A. Conceptual Models of Nursing. Bowic. Md: Prentice- Hall
Hidayat, Alimul Azis. 2004 .Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
https://www.scribd.com/doc/139995132/90438329-31402960-Teori-Keperawatan-Nolla-j-Pender
http://www.academia.edu/3657714/Nursing_model
http://nolapender.weebly.com/background.html