LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “BERBAGAI RANGSANGAN PADA OTOT -SARAF
Kelompok 2 : Ketua :
Muhammad Fakhruddin
(0661 12 097)
Anggota :
Faris Pramudya
(0661 12 119)
Danang Prayogo
(0661 12 129)
Nurhalimah
(0661 12 105)
Reni Kadarwati
(0661 12 089) Dosen :
Dra. Moerfiah., M.Si. E. Mulyati Effendi, MS., Ir Asisten : Rian Agustian
LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2013
BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF
Muhammad Fakhruddin (066112097); Faris Pramudya (066112119); Danang Prayogo P (066112129); Reni Kadarwati (066112089); Nurhalimah (066112105) Laboratorium Farmasi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor Abstrak
Tubuh dapat digerakkan karena adanya otot yang b e r k o n t r a k s i , ya n g berkontraksi sebenarnya adalah sel-sel otot. Otot berkontraksi karena pengaruh suatu rangsangan melalui saraf. Rangsangan yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi suatu zat (asetilkolin) yang peka terhadap rangsangan. pada percobaan kali ini kami menggunakan katak sebagai percobaan untuk mengetahui rangsangan – rangsangan pada system saraf dengan Mematikan katak menggunakan cara single pithing dan double pithing. Rangsangan terhadap otot-saraf pada katak adalah mekanis, osmotic, galvanis, panas, dingin. Rangsangan dapat menurunkan potensial yang ada di akson saraf dan ion kalsium digunakan untuk berlangsungnya kontraksi otot. pengujian dari lima jenis rangsangan. berdasarkan hasil dari pengamatan kami didapatkan rangsangan yang paling kuat adalah rangsangan galvanis, dibandingkan dengan keempat rangsangan yang lainnya, Kata kunci : otot-saraf, rangsangan, single pithing, double pithing. Abstract
Body can be driven due to muscle contraction, which is actually a contraction of muscle cells. Muscles contract because of the influence of a stimulus through the nerves. Stimuli that arrive to the muscle cells will affect a substance (acetylcholine) that is sensitive to stimulation. in this experiment we used the frog as an experiment to determine the stimulation - stimulation of the nervous system with a Deadly frog pithing use the single and double pithing. Stimulation of the nerve at the frog muscles are mechanical, osmotic, galvanized, hot, cold. Stimulation can reduce the existing potential in nerve axons and calcium ions are used for the ongoing contraction of the muscle. testing of five types of stimuli. based on the results obtained from our observations is the most powerful stimulus galvanized stimulation, compared with the four other stimuli. Key Words : muscle-neve, stimulation, single pithing, double pithing
dalam organ internal, dan sekresi kelenjar
I. PENDAHULUAN
Untuk mempelajari anatomi otot
eksokrin
dan
endokrin.
Kegiatan –
–
manusia tidak harus membedah manusia,
kegiatan ini secara bersama
sama
dapat pula dilakukan pembedahan pada
disebut fungsi motorik dan otot serta
hewan, karena secara fisiologis ada
kelenjar disebut efektor. Sistem saraf
menyimpan informasi, dan pusat pikiran, menciptakan hewan. Pada hewan vertebrata, seperti menghasilkan halnya pada manusia, otot-otot yang ambisi dan menentukan reaksi yang menyusun tubuhnya terdiri atas otot dibentuk oleh tubuh sebagai respon kemiripan
pada
organ
manusia
rangka (otot skelet), otot polos dan otot
terhadap
sensasi.
Semua
informasi
jantung. Fungsi sistem otot pada hewan
memasuki system saraf melalui nervus
vertebrata juga serupa seperti halnya spinalis dan dihantarkan ke dalam pada manusia sebagai alat gerak aktif medulla spinalis, substansi retikularis, melalui kontraksinya. Penamaan pada
medulla
otot rangka, misalnya pada katak pun
mensensefalon,
hampir serupa dengan pada manusia.
serta daerah somestetik korteks serebri. Tubuh
Otot hanya mampu melakukan satu gerakan (agonis) meluruskan atau
oblongata,
karena
pons,
serebelum,
dapat
adanya
dan
thalamus,
digerakkan otot
yang
ya n g berkontraksi membengkokan. Tetapi beberapa otot b e r k o n t r a k s i , bekerja sama untuk membantu suatu sebenarnya adalah sel-sel otot. Otot gerakan. Kumpulan otot ini disebut otot berkontraksi karena pengaruh suatu sinergis. Otot yang berfungsi rangsangan melalui saraf. Rangsangan membengkokan disebut fleksi sedangkan
yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi
yang
suatu zat (asetilkolin) yang peka terhadap
meluruskan
disebut
ekstensi.
Tentunya pergerakan dari otot tidak
rangsangan.
Asetilkolin
adalah
zat
bergerak dengan sendirinya, pergerakan pemindah rangsangan yang dihasilkan ini mempunyai pengendali yaitu system pada bagian ujung saraf. Ion kalsium menyebabkan protein otot, yaitu aktin
saraf.
dan Tugas pokok terpenting system saraf adalah mengatur kegiatan tubuh, antara lain, kontraksi otot rangka di seluruh tubuh, kontraksi otot polos di
miosin
berikatan
membentuk
aktomiosin sehingga terjadilah kontraksi. Setelah
berkontraksi,
ion
kalsium
masuk kem bal i ke dal am pla sma
sel,
sehingga
lepasnya
menyebabkan
pelekatan
miosinsehingga
aktin
otot
dan
melemas.
2.2 CARA KERJA 2.2.1 mematikan Katak
disebut
Pada seekor katak ditusukkan
berkontraksi,
jarum sonde pada foramen occipetale
otot memerlukan tenaga (energi) yang
(lubang pada bagian dorsal kepala, antara
berasal dari energi yang tersimpan di
dua membran tympanum). Kemudian
dalam sel-sel otot. Otot dalam keadaan
tusuk secara vertikal, setelah masuk
bekerja juga menghasilkan zat sisa yang
kedalam
Keadaan
inilah
relaksasi.
disebut
Untuk
asam
susu
yang
(asam
laktat). jarum
foramen sonde
occipitale
horizontal
arahkan kedepan,
Untuk mengura ikan
asam
susu
kemudian putar-putar sampai otaknya
diperlukan
yang
cukup
rusak (mata redup), metode ini disebut
ya ng
ser in g
, katak yang mendapat single pithing
ba nyak.
oksigen Ot ot -ot ot
dilatihakan
berkembang
atau perlakuan
seperti
ini
disebut
katak
membesar, disebut hipertropi. Otot
deserebrasikarena
yang
(serebrum)nya rusak. Kemudian tarik
tidak
sering
digunakan
ak an mengecil, disebut atropi.
otak
besar
jarum sonde dan arahkan horizontal ke belakang sehingga katak menjadi lemas,
II. METODE KERJA 2.1 ALAT DAN BAHAN 2.1.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan antara lain alat diseksi, batang pengaduk, beker glass, papan parafin, pemanas elektrik, pinset Galvanis, dan tali plastik. 2.1.2 BAHAN
Air dingin, air panas, cuka, garam dapur, larutan fisiologis dan katak spinal.
metode ini disebut double pithin g . Katak yang mendapat perlakuan seperti ini disebut katak spinal, karena serebrum dan serebellumnya
rusak
hanya
tinggal
medula spinalis. 2.2.2 membuat sediaan otot-saraf
2.2.3 macam-macam rangsang pada
dengan
keempat
otot-saraf
lainnya,
ini di karenakan ion natrium
yang
bermuatan positif bergerak kedalam sel,
HASIL PERCOBAAN
Jenis
rangsangan
mengubah potensial istirahat polarisasi
Respon rangsang
menjadi
potensi
aksi
(depolarisasi)
rangsang
Kuat/lemah
Cepat/lambat
ditunjukan dengan pergeseran diferensial
Mekanis
-
-
dari 65 mV kepuncak listrik (potesial
Osmotis
Kuat
Lambat
puncak) yang hampir mencapai +40 mV.
Panas
Lemah
Lambat
Depolarisasi
Dingin
-
-
terbukanya
Kimiawi
Lemah
Cepat
natrium.
Galvanis
Kuat
Cepat
mempercepat
juga lebih
menyebabkan banyak
Yang
gerbang
kemudian
respons
akan
dalam
siklus
umpan balik positif. Sedangkan yang Pada
percobaan
kali
ini
mengamati
terjadi
pada
rangsangan
Mekanis,
sediaan otot saraf pada katak spinal yang
osmotik, panas dan kimiawi karena
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
disebabkan oleh Repolarisasi (polaritas
berbagai macam rangsangan pada otot balik) adalah pemulihan daya potensial saraf
yaitu
rangsangan
:
mekanis,
untuk kembali pada keadaan istirhat. a,
osmotik, panas, kimiawi dan Galvanis, pompa natrium
–
kalium membantu
Sistem saraf adalah serangkaian organ pengembalian gradien kosentrasi ion asal yang kompleks dan bersambungan serta
yang melewati membran sel. b, pompa
terdiri terutama dari jaringan saraf .
yang dijalankan dengan energi ini akan
sedangkan rangsangan merupakan suatu
yang menghancurkan kelebihan ion Na+
permeabilitas
yang memasuki sel dan mengembalikan
suatu
ion
membran Na,
akson
sehingga
untuk
potensial
ion K+ yang telah terdifusi keluar sel.
membran akan mengalami depolarisasi. Pada percobaan ini kami mengamati rangsangan yang terjadi pada otot saraf katak spinal dengan beberapa pengujian. Dari lima jenis rangsangan. berdasarkan hasil dari pengamatan kami didapatkan rangsangan yang paling kuat adalah rangsangan
galvanis,
dibandingkan
KESIMPULAN
Pergerakan otot yang terjadi disebabkan oleh adanya rangsangan pada titik – titik saraf,
sehingga
menterjemahkan
system rangsangan
saraf tersebut
untuk kemudian menjadi reaksi atau gerakan.
Pada
percobaan
kami
rangsangan Galvanis adalah yang paling
Jurnal .usu.ac.id/index.php/jkk/article/downl
kuat dan cepat reaksinya dibanding
oad/.../88
rangsangan lainnya home.unpar.ac.id/otot~integrasi/.../Adi_Gun
DAFTAR PUSTAKA
awan_M.pdf
http://www.scribd.com/doc/155353826/K syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta elelahan-Otot-Saraf-Pada-Manusia. diakses pada minggu 17 November 2013 pukul : 21.13
: EGC