I.
JUDUL
SISTEM EKSKRESI II.
TUJUAN
Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi III.
DASAR TEORI
Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem pengeluaran ini adalah : 1.
Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus s el epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2.
Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
3.
Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh tubuh dan umumnya mengandung enzim.
4.
Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar ( usus) (Guyton, 1996). Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-
zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan di absorbs oleh darah, kemdian digunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein protein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan di ekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa-senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat, urea asam urat atau trimethylamine, semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan di keluarkan bersama urin (Pearce, 2009). Ginjal merupakan organ tubuh manusia yangsangat vital. Karena ginjal merupakan salah satu organ perkemihan (ginjal-ureter-kandung kemihuretra).Penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi secara dini, penyakit lain yang
menyebabkan kematian bisa segera dicegah. Karena ketidaknormalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan tahapan awal dari gejala penyakit jantung (Sulist iyo, A., Hidayat, T. 2008). Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah.Oleh karena itu, berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.Jika terjadi penyempitan arteri yang menuju kesalah satu ginjal, maka bisa menyebabkan peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal, selain itu j uga bisa menaikkan tekanan darah.Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah serta mengembalikan tekanan darah ke kondisi normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin yang memicu pembentukan hormon angiotensi yang kemudian akan memicu pelepasan hormon aldosteron (Asrian, Bahar, B., B., Kardianti, 2014). Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat) (Pearce, 2009).
• Penyaringan (Filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus, sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan, selain penyaringan di glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah , keeping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan yang kecil terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerulus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya (Pearce, 2009).
• Penyerapan kembali Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer akan di serap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat-zat pada tubulus ini melalui dua cara yaitu gula dan asam amino yang meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksinal dan tubulus distal substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan lagi ke darah. Zat ammonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrate di
keluarkan bersama urin, stelah terjadi reabsorpsi maka tubulus mengasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi, Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolism yang bersifat racun bertambah misalnya mis alnya urea (Pearce, 2009).
• Augmentasi Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis renalis, dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin (Pearce, 2009). Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rat a 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel sel-s el kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari (Syaifuddin, 2006: 134). Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida seagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi . Proses pengambilan oksigen dan pembebas karbondioksida di kanan sebagai respirasi atau sebagai (pernapasan). Istilah pernapasan berlaku untuk kalsium secara keseluruhan maupun proses yang terjadi di dalam s el. Hewan yang mengambil O 2 dari medium ke mana dia hidup dan memberikan CO 2 ke medium tersebut. Banyak hewan kecil dapat mengambil cukup O 2 melalui pemilikan tubuhnya, tapi kebanyakan hewan memiliki organ respiratori khusus atau pengambilan O2. Perpindahan O 2 dan CO2 melintasi permukaan tubuh maupun organ respirasi adalah melalui proses difusi (Syaifuddin, 2006: 192). Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-paru merupakan organ yang sangat s angat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO 2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru paru melalui hidung(Syaifuddin, 2006: 192).Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan: (1) vantilasi paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udara di atmosfir dan alveolus paru-paru, (2) difusi oksigen dan karbon dioksida di antara alveolus dan darah, (3) transpor oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke sel dan dari sel, dan (4) pengaturan ventilsai dan segi respirasi lainnya (Guyton, 1996: 343). Hati berfungsi sebagai penhgstur keseimbangan nutrien dalam darah dan sebagai organ yang menyekresikan empedu. Hepar juga berperan dalam pembuangan sampah metabolisme. Kelainan pada hepar akan mengakibatkan hepar tidak mempu untuk membuang sisa nitrogen. Asam amino,yang akan digunakan sebagai energi,harus mengalami proses deaminasi dengan dibuangnya gugus amin (NH3) yang merupakan nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja dibuang oleh tubuh, tetapi harus di proses dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah yang akhirnya dibuang melalui keringat dan ginjal (urine) (Guyton, 1996: 343). Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati. Sebagai kelenjar, hati menghasilkan: 1. Empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandungkolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,membantu daya absorpsi lemak di usus, danmengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zatyang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hatitersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning. 2. Sebagian besar asam amino 3. Faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI 4. Protein C, protein S dan anti-trombin
5. Kalsidiol 6. Trigliserida melalui lintasan lipogenesis 7. Kolesterol 8. Insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalampertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa. 9. Enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun. 10. Trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang. 11. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini. 12. Albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah. 13. Angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah ole h juxtaglomerular apparatus apparatus.. 14. Enzim g
lutamat-oksaloasetat transferase, glutamatpiruvat transferase
dan laktat dehidrogenase (Putri, Mustafidah H., 2011:143)
IV.
METODE PENELITIAN 4.1.Waktu dan Tempat
Waktu: Senin, 4 Mei 2014, pukul 14.20 WIB Tempat: Laboratorium Zoologi, Pendidikan Biologi-Universitas Jember 4.2. Alat dan Bahan
Alat: Torso sistem eksresi manusia Bahan: 4.3. Cara Kerja
Menyiapkan torso sistem ekskresi manusia
Mengamati dan menentukan organ mana saja yang tergolong organ sistem ekskresi
Menggambar struktur masing-masing organ tersebut beserta gambarnya
Menggambar posisi organ tersebut pada tubuh manusia
V.
HASIL PENGAMATAN
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul sistem ekskresi. Tujuan pada praktikum kali ini yaitu mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi. Alat yang dibutuhkan yaitu berupa torso manusia, bagian yang diamati yaitu organ ekskresi yang meliputi kulit, ginjal, paru-paru dan hati. Cara kerjanya yaitu pertama-tama menyiapkan model manusia, kemudian menggambar struktur masing-masing organ ekskresi yang meliputi kulit, ginjal, paru-paru dan hati serta memberikan kete rangan. Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada mahluk h idup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk hidup memerlukan sebuah system yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang dimiliki setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas mahluk hidup. System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Melakukan ekskresi adalah salah satu ciri makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pada tubuh kita, proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ khusus. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasi l buangan itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida, zat warna empedu. Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang dari tubuh. Zat-zat itu antara lain: 1. urin dikeluarkan oleh ginjal, 2. keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit, 3. karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-paru, dan 4. empedu dikeluarkan oleh hati. Proses yang terjadi pada masing-masing organ akan dijabarkan sebagai berikut:
A) Ginjal Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah. Pada manusia, ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 10 sampa 12 cm, lebar 5 – 6 6 cm, tebal 3 – 4 4 cm dengan berat sekitar 140 gram. Ginjal terdapat 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, distal , tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km. Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.
Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor. minor.
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan menghubungkan antara calix major dan ureter.
Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.
Fungsi ginjal diantaranya yaitu, mengatur :
Sebagai sistem ekskresi yang utama.
Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.
Proses pembentukan urin dalam ginjal menurut Pearce (2009) dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat)
• Penyaringan (Filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus, sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan, selain penyaringan di glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah , keeping darah, dan sebagian s ebagian besar protein plasma. Bahan bahan yang yang kecil kecil terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati sari ngan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerulus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya .
• Penyerapan kembali Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer akan di serap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat-zat pada tubulus ini melalui dua cara yaitu gula dan asam amino yang
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksinal dan tubulus distal substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan lagi ke darah. Zat ammonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrate di keluarkan bersama urin, stelah terjadi reabsorpsi maka tubulus mengasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi, Sebaliknya, konsentrasi konsentrasi zat-zat sisa metabolism yang bersifat racun bertambah misalnya urea
• Augmentasi Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis renalis, dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin . Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin yaitu :
• Zat-zat dieurtik: Misalnya terdapat pada kopi, teh, dan alcohol maka zat tersebut akan menghambat reabsorpsi ion Na+.
• Suhu: Jika suhu internal dan external naik di atas normal maka kecepatan respirasi meningkat dan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit
• Konsentrasi darah: Konsentrasi air dan larutan di dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin, jika kitak tidak minum seharian maka konsentrasi air di darah menjadi rendah.
• Emosi: Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan peningkatan dan pen urunan volume . 2. KULIT Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir l endir yang melapisi rongga-rongga, lubanglubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa Lapisan kulit terdiri dari: A. Epidermis Terdiri dari beberapa lapisan sel yaitu: 1.
Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan mengndung zat keratin.
2.
Stratum lusidum, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidium. 3.
Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel yang pipih sperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebutkeratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.
4.
Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal. Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita lihat dibawah mikroskop bahwa sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal/banyak sudut dan mempunyai tanduk ( spina ). Disebut akntosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut interceluler bridges atau jembatan intraseluler.
5.
Stratum basal/germinativum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis. Stratum germinativum menggantikan sel-sel sel -sel yang di atasnya atasn ya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris ( tabung ) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin melanin warna.Sel tersebut terususun seperti pagar ( palisade ) dibagian bawah sel tersebut terdapat t erdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Batas ini bergelombang, pada waktu kerium menonjoil pada bagian epidermis tonjolan ini disebut papila kori ( papila kulit ). Dipihak lain epidermis menonjol ke arah korium, tonjolan ini disebut Rete Bridges atau rete pegg = prosessus inter papilaris. B. Dermis Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan disebelah bawah berbatasan berbatas an dengan subkutis s ubkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat lemak Dermis terdiri dari 2 lapisan : 1.
Bagian atas, pars papilaris ( stratum papilaris )
2.
Bagian bawah, retikularis ( stratum retikularis ) Bagian antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke
subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang terususn dari serabut-serabut, serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikularis. Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabur kolagen untuk memberikan kkeuatan kepada kulit, serabut elastis memberikan kleenturan pada kullit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan folikel r ambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan dia natar gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bentuknya bulat dengan dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Guna penikulus adiposus adalah sebagai shok breker = pegas/ bila tekanan terutama mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas ataun untuk mempertahankan suhu, penimbunankalori dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat serabut otot kemudian baru terdapat otot. C. Pembuluh darah dan saraf
1. Pembuluh darah Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh nadi yaitu a.
Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. Anyaman ini nterdapat antara stratum papilaris dan retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papila kori.
b.
Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam. Anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh nadi ke alt-alat tambahan yang terdapat di korium. Dalam hal ini percabangan membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada
lapisan subkutis, cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dair darah yang beredar melalui kulit. Disamping itu pembuluh darah dalam kulit sangat cepat melebar atau menyempit oleh pengaruh rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi. Penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara refleks. 2. Susunan saraf kulit Kulit juga sama seprti organ lain terdapat cabang-cabnag saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf saraf-s araf sensorik dan motorik. Ujung saraf motorik ber guna untuk menggerakkan sel-sel otot yang ada pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan. Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat pada epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ. D. Pelengkap kulit 1. Rambut
Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam epidermis, folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas dasarnya terdapat papila tempat rambut tumbuh, akar berada didalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari : a.
Rambut panjang dikepala, pubis dan jenggot
b.
Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis
c.
Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh
d.
Rambut seksual di pubid dan aksila ( ketiak ) Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah dalam kulit, banyak sedikitnya lemak dan
pigmen kulit yang yang disebut disebut melanin. Banyak sedikitnya melanin dipengaruhi dipengaruhi oleh : ras atau suku bangsa, hormon, pengaruh sinar ultraviolet dan infra merah 2. Kuku Kuku adalah sel-sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah terutama dalam palung kuku menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapat persarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak pada lipatan kulit, merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas meruapakan bagian yang bebas. Bagian dari kuku terdiri dari : a.
Ujung kuku atas ujung bebas
b.
Badan kuku yang merupakan bagian yang besar
c.
Akar kuku ( radik )
d.
Kelenjar kulit Kelenjar kulit memepunyai lobulus yang bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus
merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan ( kelenjar keringat ). Regenari kulit dan proses ketuaan. Kulit mempunyai daya regenari yang besar, stelah kulit terluka, sel-sel dalam dermis melawan infeksi olkal kapiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga terbentuk jaringan parut pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kapiler sehingga berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel. Manifestasi ketuaan kulit. Lapisan kulit menjadi lebih tipis sehubungan dengan perubahan dalam komposisi kimia zat dasar jaringan ikat, maka penyebab kekurangan cairan dimana hilangnya elastisitas pada seratserat elastis dermis dan subkutis akibat lipatan kulit yang ditimbulkan dengan menarik jaringan dibawahnya lambat laun menghilang dan akan timbul bintik pigmentasi yang tidak beraturan.
Kelenjar sebasea. Berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar kantong dalam kulit bentuknya seperti botol dan bermuara dalam folikel rambut, paling banyak banyak terdapat pada kepala dan muka sekitar hidung, mulut dan telinga tidak terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Ada 2 kelenjar yang terdapat pada kulit :
Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorivera
Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea. Kelenjar terdiri dari : badan kelenjar, saluran kelenjar dan muara kelenjar
Fungsi Kulit Sebagai Pengatur Panas Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena
adanya penyesuaian anatar panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh adalah suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada 2 cara :
Vasodilatasi, kapiler melebar, kulit menjadi apans dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh.
Vasokontriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan Cara pelepasan panas dari kulit
Penguapan dengan banyaknya banyaknya darah yang mengalir melalui kapiler kulit
Pancaran panas dari uadara sekitarnya
Panas di alirkan ke benda yang disentuh speri pakaian
Pengaliran udara panas 3. Keringat Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis keringat berisi
air sedikit garam yang dikeluarkan melalui difusi secara sederhana sekitar 500 cc/hari. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh berkurang pada waktu musim dingin dan meningkat pada suhu panas. Selain itu, keringat merupakan hasil ekskresi kulit. Hal tersebut dikarenakan keringat mengandung garam mineral dan urea yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan merupakan sisa metabolisme tubuh. Urea sendiri merupakan hasil ekskresi dari hati yang ditranspor ke pembuluh darah dan nantinya akan dikeluarkan baik melalui kulit maupun ginjal. 3.
PARU-PARU Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Setiap paru
berbentuk kerucut dan memiliki: Apeks, yang meluas ke dalam leher sekitar 2,5 cm di atas clavicula. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada. Permukaan mediastinal, menempel pada pericardium dan jantung. Basis, yang terletak pada diafragma. Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan. Pada prinsipnya CO 2 diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah ( 15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (
30
%) melalui proses berantaiyang disebut
pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O 2 dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jarin gan darah mengikat CO 2 untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimianya dapat ditulis sbb : CO 2 + H 2 O
H 2 CO 3
HCO 3 + H
Ion H yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO 3 keluar dari sel darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO
3
digantikan oleh ion Cl _ (clorida) dari plasma darah. Paru kanan terbagi menjadi dua fisura menjadi tiga lobus: superior, media, inferior. Paru kiri dibagi oleh sebuah fisura menjadi dua lobus: superior dan inferior. Bronkus pada setiap sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen paru pada daerah tersebut te rsebut disuplai oleh cabang utama bronkus; setiap segmen adalah unit mandiri dengan suplai darah sendiri. Paru kanan memiliki sepuluh segmen, paru kiri memiliki sembilan segmen. Setiap segmen berbentuk baji dengan tepi baji yang tipis pada hilus paru. Di dalam segmennya, cabang bronkus utama memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Bronkiolus adalah salah satu cabang yang lebih kecil dan tidak memiliki cartilago dalam dindingnya. Setiap bronkiolus memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Duktus alveolaris adalah cabang yang paling kecil; setiap ujung terdapat sekelompok alveolus. Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan. Setiap paru mengandung sekitar 300 juta alveoli. Lubang-lubang kecil di dalam dinding alveolar memungkinkan udara melewati satu alveolus ke alveolus lain. Lobulus primer atau unit paru adalah bronkiolus dengan kelompok-kelompok alveolusnya.
Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan jantung, memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang untuk lobus, segmen, dan lobulus. Cabang-cabang terminal berakhir dalam sebuah jaringan kapiler pada permukaan setiap alveolus. Jaringan kapiler ini mengalir ke dalam vena yang secara progresif makin besar, yang akhirnya membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh darah yang teroksigenasi ke dalam atrium kiri jantung. Arteria bronchiale yang lebih kecil dari aorta menyuplai jaringan paru dengan darah yang teroksigenasi. Tekanan parsial O2 dan CO2 didalam darah bervariasi pada titik-titik yang yang berbeda dalam sistem sirkulasi. Darah yang tiba di paru-paru melalui arteri-arteri pulmoner memiliki PO2 yang lebih rendah dan PCO 2 yang lebih tinggi dari pada udara didalam alveoli. Saat darah memasuki kapiler-kapiler alveoli, CO2 berdifusi dari darah ke udara didalam alveoli. Sementara itu, O2 di udara terlarut di dalam cairan yang menyelubungi epitelium alveoli dan berdifusi ke dalam darah. Pada saat darah meninggalkan meninggalkan paru-paru
didalam vena vena pulmoner, PO2 nya telah
dinaikkan dan PCO 2 nya telah diturunkan. Setelah kembali ke jantung, darah ini dipompa ke seluruh sirkuit sistemik Di dalam kapiler jaringan, gradien tekanan parsial mengandung difusu O2 keluar dari darah dan CO2 msuk ke dalam darah. Gradien-gradien ini ada karena respirasi seluler dalam mitokondria sel-sel di dekat setiap kapiler mengambil O 2 dan menambahkan CO 2 ke cairan interstisial di sekeliling. Setelah melepaskan O2 dan memuat CO2, darah dikembalikan ke jantung dan diponpa lagi ke paru-paru.Walaupun mencirikan secara tepat gaya-gaya pendorong pertukaran gas dalam jaringan yang berbeda-beda, deskripsi ini tidak menyertakan peran penting protein pembawa terspesialisasi. CO2 dan H2O merupakan hasil ekskresi dari paru-paru. Kedua senyawa tersebut merupakan sisa dari proses respirasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh. CO2 harus dikeluarkan dari tubuh karena penumpukan yang berlebihan akan mengganggu sistem buffer (penyangga keasaman) dalam darah. Terlalu banyak CO2 dalam tubuh akan mengasamkan darah karena CO2 yang terikat dalam bentuk H 2CO3 bersifat asam dan akan mengasamkan darah apabila terakumulasi dalam jumlah banyak. Proses pernafasan dapat dibedakan atas: Pr oses oses inspirasi; adalah proses pengambilan gas oksigen dari udara luar ke dalam paru-paru. Proses ekspirasi; adalah proses pengeluaran karbondioksida dari paru-paru. Berdasarkan tempat berlangsungya, proses pernafasan dapat per naf asan asan ekstrase ekstrasell ul er per naf asan asan in tr ase aselu l er terjadi di luar sel (per ) dan di dalam sel (per ). ).
Proses pernafasan ekstraseluler terjadi apabila pengikatan gas O2 dan pelepasan gas CO2 berlangsung di dalam organ pernafasan paru-paru yaitu alveolus, sedangkan proses
pernafasan intraseluler terjadi apabila pengikatan gas O2 dan pelepasan gas CO2 berlangsung di dalam sel-sel tubuh. Pernafasan intraseluler inilah yang dikenal dengan peristiwa oksidasi biologi karena dari proses pernafasan intraseluler dihasilkan energi. Tujuan akhir dari bernapas adalah secara terus-menerus menyediakan pasokan O2 segar untuk diserap oleh darah dan mengeluarkan CO2 dari darah. Udara atmosfer normal yang kering adalah mengandung sekitar 79% nitrogen (N2) dan 21% O2, dengan presentase CO2, uap H2O, gs lain, dan polutan hampir dapat diabaikan. Secara bersama-sama, gas-gas ini menghasilkan tekanan atmosfer total sebesar 760 mmHg pada ketinggian permukaan laut. Jika oksigen mewakili 21% dari tekanan atmosfer 760 mmHg, maka tekanan oksigen adalah 160 mmHg. Dengan demikian tekanan parsial oksigen di udara atmosfer, Po, dalam keadaan normal adalah 160 mmHg. Tekanan parsial CO2 di atmosfer, PCO2, dapat diabaikan, yaitu 0,3 mmHg. Gas yang dapat larut dalam cairan misalkan darah dan cairan tubuh lainnya dianggap memiliki tekanan parsial. Karena daya larut lar ut O2 dan CO2 konstan, jumlah O2 dan CO2 yang larut dal am darah kapiler paru akan berbanding lurus dengan PO2 dan PCO2 alveolus. Komposisi udara alveolus tidak sama dengan udara atmosfer yang dihirup karena dua alasan. Pertama, segera setelah udara atmosfer memasuki saluran pernapasan, udara tersebut mengalami kejenuhan H2O akibat perjalanan ke saluran pernapasan yang lembab. Uap air juga menimbulkan tekanan parsial seperti gas lainnya. lainnya. Pada suhu tubuh, tekanan parsial parsial uap H2O adalah 47 mmHg. Kedua, PO2 alveolus juga lebih rendah daripada PO2 atmosfer karena udara inspirasi segar tercampur dengan sejumlah besar udara lama yang berada di paru dan ruang mati pada akhir ekspirasi sebelumnnya (kapsitas residual fungsional). 4.
HATI Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, dalam tubuh, terletak terletak
dalam rongga perut rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. bawah diafragma. Berdasarkan Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen memanfaatkan nitrogen dari asam dari asam amino. Proses amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. proses detoksifikasi. Hati Hati (hepar) merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna cokelat, dan beratnya 1000-1800 gram. Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah diafragma .Hepar (Liver) merupakan kelenjar besar berwarna merah gelap pada bagian atas perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Fungsinya antara lain sebagai tempat penyimpanan dan filtrasi darah, sekresi empedu, konvensi gula menjadi glikogen, dan banyak aktivitas metabolik lainnya. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang kurang lebih beratnya 1,5-2,0 kg. Hati terletak di sebelah kanan ( di atas
lambung) dan tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan (lobus dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat yang disebut dengan ligament falciformis. falciformis. Lobus kanan dibagi lagi menjadi 3 lobus yang lebih kecil yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan lobus quadratus. Pada bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut capsula hepatica. hepatica. Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing dipisahkan oleh percabangan dari capsula hepatica yang disebut dengan capsula glisson. glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut dengan segitiga dengan segitiga Kiernan. Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu: 1. Cabang dari arteria hepatica 2. Cabang dari vena porta 3. Cabang dari pembuluh empedu. Di bagian tengah tiap lobulus terdapat vena centralis centralis yang berfungsi untuk mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati), dan semua vena centralis bersatu ke dalam vena hepatica. Adapun fungsi umum dari hati sebagai organ secara keseluruhan yaitu: 1. Sebagai pengatur volume darah yang mengalir dalam sistem sir kulasi di sekitar hati, Karena hati dapat membesar seperti spons. 2. Sebagai pengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit karena semua cairan dan garam mineral melewati hati dalam sirkulasinya sebelum ke jaringan lainnnya. 3. Sebagai organ penyaring (filter), terutama terhadap racun dan kuman-kuman penyakit yang masuk terserap bersama nutrisi (makanan) dalam intestinum. Adapun fungsi dari sel-sel epitel pada jaringan hati ialah: 1. Berperan dalam metabolisme karbohidrat a. Mengubah kelebihan glukosa dalam darah menjadi glikogen, dan selanjutnya disimpan di dalam sel-sel epitel jaringan hati (proses glikogenesis) b. Merombak kembali cadangan dan simpanan glikogen tersebut menjadi glukosa (proses glikogenolisis) seandainya ada bagian tubuh yang kekurangan energy. 2. Berperan dalam metabolisme lemak a. Sebagai tempat cadangan lemak yang dijenuhkan untuk sementara waktu dan nantinya dapat dibongkar lagi jika diperlukan.
b. Melaksanakan tahapan permulaan pembongkaran asam lemak menjadi senyawa keton (proses ketogenesis). c. Menghasilkan kolesterol dan produk ampas lainnya yang ditimbun dalam cairan empedu. d. Menghasilkan fosfolipid dari bahan lemak netral. 3. Berperan dalam metabolisme protein a. Merupakan tempat menimbun protein sementara waktu. b. Melaksanakan desaminasi (proses katabolisme) protein dan asam-asam amino menjadi ureum dam asam keton yang kemudian mungkin mengubahnya sebagian menjadi glukosa (proses glukoneogenesis). c. Menghasilkan protein fibrinogen dan protrombin yang berperanan penting dalam proses pembekuan darah. d. Menghasilkan heparin (suatu antiprotrombin) yang memegang peranan dalam mencegah proses koagulasi pada saat menstruasi atau jika tubuh mengalami luka. e. Menghasilkan seroalbumin (albumin plasma darah), globulin alfa dan beta. 4. Membuat cairan empedu yang kemudian disalurkan ke dalam kapiler-kapiler yang terdapat di sela sel-sel epitel hati. 5. Menimbun banyak jenis vitamin B, serta vitamin A,D,E, dan K. 6. Menimbun gram Fe, mungkin juga Cu dan Zn. 7. Menimbun hormon hemopoietin (yang diperlukan untuk menghasilkan sel-sel darah terutama sel darah merah /eritrosit) 8. Menetralkan zat-zat racun yang terserap bersama nutrien makanan dan juga obat-obatan dengan jalan mengikatnya dengan asa m glukoronat dan membuatnya menjadi garam glukouronat yang tidak berbahaya dan membuangnya melalui urine. 9. Menghasilkan energi melalui panas badan melalui sirkulasi darah. Adapun fungsi sel-sel kupfer (suatu sel makrofag makrofa g yang terikat) yang banyak terdapat di dalam sinusoid hati: 1. Menyaring dan memfagositosis terhadap kuman-kuman penyakit dan elemen makromolekul lain yang terserap ke hati. 2. Membentuk immunoglobulin (antibodies) yang berfungsi dalam melawan kuman penyakit dan racun-racun yang memasuki hati yang terserap bersama nutrien makanan melalui usus.
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu
1/2
liter setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan dihasilkan oleh hati disimpan disimpan dalam kantong kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya : a. Mencernakan lemak b. Mengaktifkan lipase c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus. Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah mer ah dipecah menjadi zat besi, globin globin dan dan hemin hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna be rwarna hijau biru. Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning). Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3 dan CO 2 yang bersifat racun.Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH 3 menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin. Ekskresi dari ginjal mengandung urea dan bilirubin yang merupakan hasil ekskresi dari hati. Kedua senyawa tersebut merupakan senyawa turunanan dari amonia yang beracun bagi tubuh. Selain urea dan bilirubin terdapat pula amonia yang menyebabkan urin menjadi pesing. Bilirubin akan mewarnai urin sehingga urin nampak berwarna kuning.Urea terbentuk te rbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.
Sebagai kelenjar, kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, terasa pahit, berasal berasal dari hemoglobin dari hemoglobin sel sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, bilirubin, dan biliverdin. Sekresi biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lemak, mengaktifkan lipase, membantu lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning. Kemudian, sebagian besar asam asam amino, faktor amino, faktor koagulasi I, koagulasi I, II, II, V, V, VII, VII, IX, IX, X, X, XI, protein XI, protein C, protein C, protein S dan anti-trombin, dan anti-trombin, kalsidiol, kalsidiol, trigliserida melalui lintasan lipogenesis, kolesterol, kolesterol, insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa, enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun. Ada pula trombopoietin, sebuah trombopoietin, sebuah hormon hormon glikoprotein glikoprotein yang mengendalikan produksi keping produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang. Pada belakang. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, pertumbuhan janin, hati hati merupakan organ utama sintesis sel sintesis sel darah merah, hingga merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang t ulang belakang mampu mengambil alih tugas ini. Selain itu, mensekresikan albumin, mensekresikan albumin, komponen komponen osmolar osmolar utama pada plasma pada plasma darah, angiotensinogen, angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus. Ada pula, enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase, glutamat-piruvat transferase dan laktat dan laktat dehidrogenase.
VII. 7.1
PENUTUP Kesimpulan
Organ ekskresi terdiri dari paru-paru, ginjal, kulit, dan hati. Paru-paru merupakan organ yang mengekskresikan karbondioksida (CO2), . posisi paru-paru yaitu berada di rongga dada bagian atas . di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk r usuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Ginjal mengeluarkan zat sisa berupa urin, Ginjal manusia ada sepasang, di sebelah kanan dan kiri vertebra dan posisinya retroperitoneal. Kulit mengeluarkan zat sisa melalui keringat, kulit terletak dibagian paling luar tubuh dan membungkus seluruh permukaan tubuh. Hati menyekresikan empedu, hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. 7.2
Saran
Sebaiknya untuk praktikum sistem ekskresi tidak hanya dengan torso. Karena apabila dengan torso maka praktikum akan berpusat pada penjelasan asisten bukan pada aktivitas individu. Untuk kedepan mungkin bisa ditambahkan praktikum uji urin misalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asrian, Bahar, B., Kardianti, 2014. Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode Januari 2011-Desember 2012. Jurnal Ilmiah Diagnosis Kesehatan. Vol. 4(2). Guyton, Arthur C.1996. Fisiologi C.1996. Fisiologi manusia dan mekanisme mekanisme penyakit . EGC:Jakarta. Pearce, E. C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta. Putri, Mustafidah H., 2011. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining (Expert System for Diagnosing Liver Disease Using Forward Forward Chaining). Jurnal Chaining). Jurnal Teknik Informatika. Vol. 1(4) Sulistiyo, A., Hidayat, T. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan metode Dempster-Shafer. Jurnal Dempster-Shafer. Jurnal Teknologi Informatika. Informatika. Vol.1(1) Syaifuddin. 2011. Anatomi 2011. Anatomi Fisiologi untuk keperawatan . Jakarta:Salamba Medika