TUGAS AKHIR MATA KULIAH MANAJEMEN PERBANKAN “
ANALISIS PERBANKAN BANK MANDIRI
”
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Rahaditya Yunianto, S.E., M.M.
Anggota kelompok kelompok : Raka Anindita Pradana
145020207111037
Farid Hasyim Yahya
145020207111031
Luckman Alhakim
145020201111072
David Hendra Cahyono
145020201111101
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
LEMBAR ORIGINALITAS
Dengan ini kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Anggota Kelompok:
Raka Anindita Pradana
145020207111037
Farid Hasyim Yahya
145020207111031
Luckman Alhakim
145020201111072
David Hendra Cahyono
145020201111101
Selaku anggota kelompok 1, dalam tugas akhir mata kuliah Manajemen Perbankan kelas BB, menyatakan bahwa tugas analisis manajemen Bank Mandiri adalah benar-benar hasil tulisan kelompok kami dengan ditambah dari berbagai sumber, tidak terdapat upaya untuk melakukan plagiarisme di dalamnya. Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa pernyataan kami tidak benar, maka kami bersedia dinyatakan tidak lulus dalam mata kuliah Manajemen Perbankan kelas BB yang kami tempuh pada semester genap 2016/2017 ini. Demikian pernyataan ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Malang, 31 Mei 2017
Hormat Kami,
(................................................................................................................................................................)
Sejarah Bank Mandiri Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan. Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya. Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche
Handels
Maatschappij
yang
didirikan
pada
tahun
1842
dan
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor
sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan,
–
industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu t radisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi. Visi dan Misi Visi : “
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif ” Misi :
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
Mengembangkan sumber daya manusia professional
Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
Melaksanakan manajemen terbuka
Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
1.
Ragam produk dana, kredit dan produkyang ditawarkan oleh bank mandiri
Mandiri Tabungan
Mandiri Tabungan
Mandiri Tabungan Bisnis
Mandiri Tabungan Rencana
Mandiri Tabungan Investor
Mandiri Tabungan Haji
Mandiri Tabungan Valas
Mandiri Rekening Giro
Mandiri Giro
Mandiri Deposito
Mandiri Deposito Valas
Mandiri Debit
Mandiri Debit
Mandiri Debit eCommerce/Online
Mandiri e-Cash
Mandiri e-Cash
Syarat & Ketentuan
FAQ Mandiri e-Cash
Mandiri e-Money
Mandiri e-Money
e-Money Info
e-Tollpass
Lokasi Isi Ulang
Syarat & Ketentuan
Mandiri Kartu Kredit
Mandiri Visa
Mandiri MasterCard
Mandiri Kredit Konsumer
Mandiri KPR
Mandiri KPR Multiguna
Mandiri Kredit Tanpa Agunan
Mandiri Mitrakarya
Mandiri Tunas Finance
Layanan Mandiri Prioritas
Layanan Mandiri Prioritas
Merchant Relations Program
Majalah Prioritas
Produk Investasi
Reksadana
Obligasi Negara Ritel & Sukuk Ritel
Bancassurance
AXA Mandiri Financial Services
Mandiri Investasi Sejahtera
Mandiri Jiwa Sejahtera
Mandiri Rencana Sejahtera
Mandiri Kredit Mikro Bank mandiri menyediakan Kredit Usaha Mikro untuk para nasabah yang membutuhkan Kredit Investasi (KI) dan atau Kredit Modal Kerja (KMK) untuk pengembangan usaha produktif maupun konsumtif skala mikro. Fasilitas pembiayaan ini dapat diberikan kepada semua pemilik usaha mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan (seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan). Kredit Usaha Mikro (KUM) terdiri atas 2 jenis produk kredit : 1. KUM (Kredit Usaha Mikro) Kredit Usaha Mikro khusus diberikan kepada Usaha Mikro dengan maksimum limit kredit sebesar Rp 100 juta. Khusus untuk fasilitas top up diperkenankan sampai dengan limit Rp 200 juta. 2. KSM (Kredit Serbaguna Mikro) Untuk pembiayaan berbagai macam keperluan (serbaguna), selama tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum dan bertentangan dengan hukum dengan maksimum limit kredit sebesar Rp.50 Juta.
Persyaratan Calon Debitur 1. Kredit Usaha Mikro (KUM)
Usaha minimum 2 tahun di lokasi dengan bidang usaha yang sama.
Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 60 tahun saat kredit lunas.
Melampirkan bukti diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) serta Surat Nikah (bagi yang menikah).
Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP.
Surat Keterangan Usaha dari Desa /Kelurahan, Dinas Pasar atau Otorita setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha ; atau
Surat Ijin Usaha.
Belum pernah memperoleh fasilitas kredit atau pernah / telah memperoleh fasilitas kredit dengan kolektibilitas Lancar atau tidak dalam k ondisi kredit bermasalah.
2. Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
Warga Negara Indonesia yang berdomisili di I ndonesia.
Telah diangkat menjadi pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun dan berpenghasilan tetap. Khusus untuk pegawai dengan status tetap (tidak termasuk masa percobaan/ probation) dan payroll di Bank maka masa kerja pegawai tidak diperhitungkan.
Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan pada saat kredit lunas sesuai usia pensiun yaitu maksimum 55 tahun (kecuali untuk pegawai Pemerintah / BUMN/ BUMD/ BHMN/ persyaratan usia ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku).
Penghasilan per bulan diatas Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di daerah tersebut.
Menyerahkan bukti diri berupa copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon debitur dan suami/istri calon debitur, Kartu Keluarga (KK) serta Surat Nikah/Cerai (bagi yang sudah menikah/cerai).
Fitur Kredit:
Sifat kredit adalah aflopend plafond (angsuran tetap)
Jangka waktu kredit maksimal 36 bulan
Agunan adalah berupa objek yang dibiayai & berupa fixed assets Manfaat:
Proses Cepat dan Mudah
Persyaratan kredit yang ringan
Mandiri Kredit Tanpa Agunan Mandiri Kredit Tanpa Agunan adalah kredit perorangan tanpa agunan dari Bank Mandiri untuk berbagai kebutuhan seperti pendidikan, pernikahan, kesehatan, renovasi rumah dan kebutuhan keluarga lainnya. Kelebihan:
Tanpa Agunan
Cicilan Ringan
Limit kredit sampai dengan Rp. 200 juta
Jangka waktu kredit sampai dengan 3 tahun (Khusus pegawai yang menyalurkan gaji melalui Bank Mandiri , jangka waktu kredit hingga 5 tahun)
Perlindungan Asuransi Jiwa
Ketentuan:
Warga Negara Indonesia (WNI) & berdomisili di Indonesia
Umur minimum 21 tahun & maksimum 55 tahun (pada saat kredit lunas)
Penghasilan minimal Rp. 2,5 juta/bulan (bagi nasabah payroll Bank Mandiri)
Penghasilan minimal Rp 3 juta/bulan (bagi nasabah Non Payroll Bank Mandiri)
Limit kredit maksimal 5 kali gaji (Rp.5 juta s/d. Rp. 200 juta)
Sebagai leading foreign exchange provider di Indonesia, Bank Mandiri selalu mengutamakan keamanan, kemudahan dan kecepatan layanan dalam bertransaksi. Kami memiliki berbagai produk dan layanan terbaik untuk memenuhi segala kebutuhan transaksi anda. Cash Transaction Product Trasaksi Valuta Asing Devisa Umum
o
Transaksi Valuta Today adalah transaksi untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya dengan penyerahan di hari yang sama dengan hari transaksi.
o
Transaksi Valuta Tomorrow adalah transaksi untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada hari transaksi dengan penyerahan satu hari kerja setelah tanggal transaksi.
o
Transaksi Valuta Spot adalah transaksi untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada hari transaksi dengan penyerahan dua hari kerja setelah tanggal transaksi.
Banknotes Bank Mandiri menawarkan transaksi banknotes dengan kurs yang kompetitif dan kurs spesial untuk jumlah tertentu. Anda dapat melakukan transaksi jual/beli banknotes di Bank Mandiri mulai jam 8.30 hingga 15.00 WIB setiap hari kerja dan hari sabtu-minggu khusus di cabang/ lokasi weekend banking. Khusus nasabah Bank Mandiri dapat menggunakan rekening rupiah Anda untuk bertransaksi. Bank Mandiri menyediakan ragam valuta asing (mata uang utama dunia dan mata uang lainnya) seperti : American Dollar (USD)
Japanese Yen (JPY)
Great Britain Pound sterling(GBP)
Hong Kong Dollar (HKD)
Euro (EUR)
Malaysian Ringgit (MYR)
Australian Dollar (AUD)
Saudi Arabia Real (SAR)
Singapore Dollar (SGD)
Canadian Dollar (CAD)
2.
Analisis laporan keuangan tahun 2014
PEER GROUP Ratio
31-DEC-14 31-Dec-13
Growth
2014*)
85,479,697 Capital (Rp Juta)
73,345,421 14.20% 15.94%
ATMR RISIKO KREDIT, OPERASIONAL
DAN
PASAR (RP JUTA)
8.78% 514,904,536 491,276,170 4.59% 16.60%
CAR TIER
1
CAPITAL
14.93%
10.06% 16.92%
89.79%
2.91%
TO
TOTAL CAPITAL
94.43% 92.48% 11.29%
Capital to Total Assets
11.91% 11.31%
-0.20%
*) peer group terdiri dari yaitu Bank BRI, Bank BCA dan Bank BNI.
Pada tahun 2014, capital bank mandiri mencapai Rp 85.479 miliar meningkat sebesar 14.20% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan modal tersebut lebih rendah dari peer group tahun 201 yang sebesar 15.94%. Peningkatan modal tahun 2014 antara lain dikarenakan adanya laba tahun berjalan sebesar Rp 19,428 miliar. Pada 31 desember 2014 atmr yang mempunyai risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar meningkat sebesar 4.59%, dan berada di bawah pertumbuhan peer group tahun 2014 yang 8.78%. Car naik 10.06% menjadi 16.60% dibanding tahun 2013, berada dibawah ratarata car peer group tahun 2014 sebesar 16.92%, namun tetap diatas ketentuan car minimum bank indonesia yang saat ini sebesar 8% sampai dengan 14% sesuai dengan peringkat kesehatan dan profil risiko bank.
Rasio capital tototal asset tahun 2013-2014 turun 0.20% menjadi 11.74%. Hal ini dikarenakan peningkatan modal lebih kecil (14.20%) dari pada peningkatan total asset (14.37%). Rasio ini menunjukkan coverage equity dalam menyerap kerugian terhadap total asset menurun tipis dari tahun 2013 sebesar 11.31% dan tahun 2014 sebesar 11.29%. Rasio modal inti atau tier 1 capital terhadap total capital tahun 2014 tergolong baik dengan trend meningkat, karena berada diatas level normal 80%. Secara umum, kondisi permodalan bank mandiri tergolong kuat dengan level quality car berada diatas ketentuan minimum bank indonesia, dengan didukung oleh porsi tier 1 capital yang berada diatas 80%.
ASSET QUALITY : Peer Ratio
31-DEC-14 31-Dec-13
Group
Growth 2014
TOTAL ASSET (RP JUTA)
13.02% 757,039,212 648,250,177 14.37% 475,266,826
Gross Loans (Rp Juta)
416,978,030 12.26% 10.82%
NPL TO GROSS LOAN
1.48% 1.66%
1.60%
3.61%
0.37%
15.91% 0.35%
2.86%
-9.58%
0.91%
-1.05% 1.19%
0.44% NPL Net CKPN TO ASET PRODUKTIF
2.10% 2.61% 0.90%
Loan Loss Provisions PEMENUHAN PPA
127.91% 129.69%
132.98%
-2.53%
Total asset bank mandiri tahun 2014 naik sebesar 14.37% menjadi Rp 757.039 miliar dibanding tahun 2013, seiring dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 12.26%. Sejak tahun 2013 – 2014 loans bank mandiri terus tumbuh sebesar 12.26%, diatas rata-rata pertumbuhan peer group 10.82%. Bila dilihat dari rasio npl gross tahun 2014, kualitas asset dinilai masih sangat baik walaupun dengan trend npl menaik tipis dari 1,60% pada tahun 2013 menjadi 1.66% tahun 2014. Rasio ckpn terhadap aset produktif menunjukkan bahwa aset
produktif bermasalah tahun 2014 relatif kecil yaitu 2.61%. Dan rasio npl net tahun 2014 sebesar 0,44%, masih jauh berada di bawah ketentuan bank indonesia yaitu maksimal 5%. Rasio loan loss provision to gross loan yang tahun 2014 sebesar 0.90% dan 2013 sebesar 0.91% menunjukkan bahwa biaya kerugian penurunan nilai dan hapus buku kredit dibandingkan dengan total kredit relatif kecil. Rasio pemenuhan ppa (penyisihan penghapusan aset) tahun 2013
2014 berada diatas
–
100%. Yang berarti penyediaan pencadangan kuat, dan mencerminkan kebijakan pencadangan bank mandiri yang prudent. Dengan rasio tersebut menunjukkan bahwa potensi kerugian karena non performing asset sepenuhnya tercover dari penyisihan penghapusan aset yang dibentuk. Secara umum, kualitas asset bank mandiri tergolong sangat baik karena rasio npl di bawah ketentuan bank indonesia dan coverage ratio at as aset bermasalah berada diatas 100%. EARNING & EFFICIENCY: Peer Group Ratio
31-DEC-14
31-Dec-13
Growth
TOTAL PROFIT (RP JUTA)
2014 14.18%
19,428,328
17,212,968
12.87%
27.31%
-5.49%
25.81% ROE ROA
26.54% 3.92%
3.57%
3.66%
-2.46%
62.41%
4.12%
3.33%
-3.01%
49.75%
-10.90%
64.98% BOPO
65.64%
BIAYA OPERASIONAL NON BUNGA TO TOTAL ASET
4.01% 3.23%
Biaya
operasional
non
bunga
to
44.33%
pendapatan bunga NIM
50.34% 6.80%
5.94%
5.68%
4.58%
2.76%
28.20%
3.54% Funding Cost FEE BASED INCOME
3.30% 10.89%
11.54%
12.56%
-8.13%
Total profit atau laba tahun 2014 naik sebesar 12.87% dibanding tahun 2013, yang menunjukkan trend stability dalam mengenerate income, walaupun berada dibawah peer group 14.18%. ROE bank mandiri tahun 2013
–
2014 turun dari 27.31% menjadi 25.81%.
ROE tahun 2013 berada jauh diatas quality level 8% (rata-rata suku bunga deposito). Ini mencerminkan efektifitas permodalan bank mandiri dalam menciptakan laba sangat optimal. Rasio ROA bank mandiri selama tahun 2013
2014 stabil di kisaran 3% dan berada pada
–
angka yang dinilai sangat baik karena melampaui quality level diatas 1%. Namun dibandingkan dengan rasio secara industri, ROA bank mandiri tahun 2013
2014 berada
–
sedikit dibawah rata-rata ROA peer group yang sebesar 3,92%. Rasio BOPO tahun 2014 sebesar 64.98% dinilai bagus karena dibawah batas normal 70%, dan masih dibawah peer group 65.64%. Rasio ini mencerminkan komitmen manajemen bank mandiri untuk tetap mempertahankan efisiensi di saat meningkatnya biaya operasional karena naiknya suku bunga dana pihak ketiga (dpk). Rasio biaya operasional non bunga dibandingkan total aset tahun 2013 sebesar 3.33% dan 2014 sebesar 3.23% (berada dibawah angka normal 3.50%) mencerminkan bank sangat efisien dalam mengelola biaya operasionalnya. Demikian juga berdasarkan perhitungan rasio biaya operasional dibanding pendapatan bunga dengan trend menurun tahun 2013 sebesar 49.75% dan 2014 sebesar 44.33% (berada dibawah batas 50%), bank mandiri dinilai sangat efisien dalam mengelola biaya operasionalnya. NIM bank mandiri selama 2 tahun terakhir relatif stabil diatas 5% dengan kecenderungan meningkat. Walaupun berada dibawah rata-rata peer group tahun 2014 yang sebesar 6,80%, hal ini dinilai masih baik karena berada di atas quality level yaitu lebih besar dari 3%. Rasio funding cost 2014 masih sangat bagus walaupun dengan trend meningkat cukup signifikan (28.20%) yaitu menjadi sebesar 3.54% dari sebelumnya tahun 2013 sebesar 2.76%, seiring dengan kenaikan bi rate menjadi 7.75% pada november 2014 dan diikuti dengan ketatnya likuiditas perbankan. Kenaikan ini terlihat dari peningkatan funding cost atau beban bunga (28.20%) yang lebih besar dari pada peningkatan customer deposit atau dpk (13.29%). Besaran angka rasio beban bunga ini mencerminkan bahwa struktur dana bank mandiri didominasi pada dana murah (low cost deposit) giro dan tabungan dibandingkan total dana pihak ketiga yang tahun 2014 mencapai 61.16%. Pendapatan fee based income dari provisi komisi menurun tipis dari tahun 2013
2014 yaitu
–
dari 12.56% menjadi 11.54%, yang berarti cukup berkontribusi dalam laba perseroan.
Secara umum kondisi profitabilitas dan ef esiensi bank mandiri tergolong sangat baik dengan didukung efisiensi operasional serta struktur dana murah. LIQUIDITY: Peer Group Ratio
31-DEC-14
31-Dec-13
Growth
2014
CUSTOMER DEPOSIT (RP JUTA)
11.76% 576,325,801
499,718,040 13.29%
61.16% Low Cost Deposit
66.11%
-8.09%
LOANS DEPOSIT RATIO
63.87% 82.07%
82.02%
82.97%
-1.16%
26.78%
-3.80%
25.80% Liquid Asset to Total Asset*) LIQUID
ASSET
24.05%
TO
CUSTOMER DEPOSIT*)
30.86% 33.89%
34.74%
-2.51%
187.31%
-36.77%
136.95% Interbank Ratio
264.68%
*) Likuid asset terdiri dari kas, giro pada BI dan bank lain, penempatan pada BI dan bank lain, surat berharga untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual (tidak termasuk held to maturity dan receivables).
Customer deposit tahun 2014 meningkat sebesar 13.29% menjadi rp. 576.325 miliar. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap bank mandiri meningkat, dan berada diatas peer group yang 11.76%. Dan low cost deposit masih mendominasi dana pihak ketiga tahun 2014 yang mencapai 61.16%, dengan trend menurun serta berada dibawah peer group yang 63.87%. Rasio ldr dari tahun 2014 menurun tipis dibanding tahun 2013 menjadi sebesar 82.02%. Penurunan ini antara lain dikarenakan peningkatan loan tahun 2014 tumbuh lebih kecil (12.26%) daripada peningkatan dpk (13.29%). Ldr bank mandiri tahun 2014 berada sedikit di bawah ldr peer group yang sebesar 82.07%. Angka ldr ini masih cukup untuk ekspansi kredit namun tetap perlu diikuti peningkatan dana pihak ketiga agar tidak melampaui ambang batas maksimal 92%. Rasio liquid asset terhadap total asset selama periode 2013-2014 mencapai sebesar 26.78% dan 25.80%. Angka rasio ini mencerminkan ketersediaan likuid asset yang cukup memadai
karena berada diatas 20% sebagai reserve untuk mendukung likuiditas. Demikian juga rasio likuid aset terhadap dana pihak ketiga tahun 2013
2014 yang sebesar 34.74% dan 33.89%
–
sangat memadai untuk ketersediaan likuiditas. Bila dilihat dari interbank ratio yang walaupun trendnya menurun tetap berada jauh diatas 100% sejak 2013 – 2014, bank mandiri memiliki peran sebagai net lender di interbank money market atau pinjaman antar bank, yang berarti bank mandiri mempunyai likuiditas yang berlebih dan menempatkan excess fundnya di interbank. Secara umum likuiditas bank mandiri tergolong sangat memadai dilihat dari ldr yang berada di bawah 92% dan didukung oleh level of liquid asset yang cukup serta peranan bank mandiri sebagai net lender di interbank
3.
Anaisis manajemen pemasaran ( STP & 7P)
Segment
Bank untuk massa
Target Group
Siapa saja yang membutuhkan layanan perbankan dan keuangan
Bank Mandiri menetapkan nilai budaya mereka yang dikenal dengan nama TIPCE yaitu Kepercayaan, Integritas, Profesionalisme, Nilai Pelanggan dan Positioning
A.
Keunggulan
STRATEGI PEMASARAN BANK MANDIRI Seiring dengan tuntutan pasar yang searah dengan perkembangan perilaku konsumen,
untuk dapat bersaing dalam industri perbankan nasional, menurut analisa penyusun, PT Bank Mandiri telah menerapkan evolusi perkembangan bauran pemasaran ( marketing mix ) 4P menjadi integrated service management 7P seperti yang dikemukakan Lovelock dan Wright (2002:13-15), yaitu sebagai berikut : 1. Price and other user outlays. Saat ini teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, cukup banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan cara non-tunai dalam melakukan transaksi. Bila berbelanja kini masyarakat semakin gemar menggunakan kartu ketimbang uang tunai.
Kemudahan yang ditawarkan bank Mandiri dalam bertransaksi seperti e-Toll dan eMoney dapat memberikan alternatif bagi penggunanya untuk menghemat waktu. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus mendorong penggunaan transaksi nontunai melalui produk e-Money. Hingga Maret 2015, transaksi e-Money Bank Mandirimencapai Rp 485,4 miliar atau naik 30,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 31,7 miliar Contoh lainnya produk dalam pembahasan ini adalah Mandiri KTA (Kredit Tanpa Agungan). Terdapat jenis dan tipe pinjaman sesuai kebutuhan peminjam. Suku bunga relatif ringan, limit pinjaman relatif besar, dan kemudahan dalam persyaratan bagi nasabah yang ingin melakukan proses peminjaman.
2. Promotion and education. Pada pertengahan Juli 2012 Bank Mandiri sempat membuat heboh dengan kehadiran Ferrari dan Porsche yang dijadikan taksi. Namun, mobil itu ternyata hanya strategi PT Bank Mandiri Tbk untuk merilis layanan mobile banking -nya. Layanan taksi dipilih karena mobil tersebut dianggap sebagai mobil mewah. Kegiatan promosi yang dilakukan diatas adalah aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang diinginkan Bank Mandiri atas layanan spesifik yang akan diberikan. Untuk bagian edukasinya, bank mandiri juga mengeluarkan program Kriya Mandiri. Kriya Mandiri adalah program pemagangan yang di adakan oleh Bank Mandiri untuk putera puteri bangsa . Kelebihannya adalah program ini membuka kesempatan buat putera puteri bangsa yang masih memiliki ijazah SLTA sederajat,tidak mesti tamatan D3 ataupun S1.
3. Place, cyberspace and time. Keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan. Atau disebut juga saluran distribusi. Contoh nyata dari penerapan saluran distribusi yang tepat guna adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membuka Mandiri Banking Lounge di mal-mal atau pusat-pusat perbelanjaan di beberapa kota Indonesia. Banking lounge tersebut akan menyediakan berbagai macam produk dan layanan Bank Mandiri. Layanan tersebut antara lain adalah registrasi nasabah, redemption Mandiri Fiestapoin, Gelang E-Money, Kartu E-Money, Mandiri Internet, Mandiri Mobile, dan Mandiri ATM.
4. People. People berhubungan dengan banyaknya nasabah dan karyawan pada Bank Mandiri. Nasabah sangatlah penting untuk pertumbuhan kelangsugan bank Mandiri, begitu pula karyawan, terutama marketing yang menjadi ujung tombak pertusahaan. Menurut Biro Riset Infobank, nasabah bank Mandiri mencapai 13,5 juta nasabah. Untuk karyawan sendiri, bank mandiri memiliki lebih kurang 24 ribu karyawan yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan begini bank mandiri dapat melayani nasabah dengan baik, anpa ada kekurangan karyawan.
5. Process. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerbitkan kartu kredit Mandiri Visa Distribution Card (D-Card) bagi produsen air minum kemasan bermerk Viro, PT Tirta Amarta. Kartu kredit ini bertujuan untuk memudahkan transaksi keuangan para agen dan distributor.
Penggunaan Mandiri D-Card dapat mengalihkan proses piutang ke bank, sehingga mengurangi processing cost. Kartu ini juga menghilangkan fungsi penagihan dari bagian penjualan karena tenaga penjual tidak lagi menagih langsung pembayaran dari agen atau toko saat barang dikirim. Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang cepat, walaupun bagi bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman. Dalam proses penarikan uagn secara tunai via ATM, nasabah tidak perlu kawatir karena bank Mandiri mempunyai banyak yakni 8.996 ATM dan itu diluar ATM Bersama, Atm Link, ATM Prima, ATM berlogo Visa diseluruh dunia.
6. Productivity and Quality . Bank Mandiri sebagai sebuah bank transaksional, dimana para nasabahnya dapat memanfaatkan tabungannya di Bank Mandiri untuk untuk memenuhi beragam kebutuhan transaksi mereka seperti: membayar berbagai tagihan (telepon, kartu kredit, membeli pulsa dsb), transfer dana antar rekening, berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, dan masih banyak lagi keunggulan-keunggulan layanan yang diberikan oleh Bank Mandiri. Kualitas layanan yang diberikan Bank Mandiri beragam dengan mengandalkan fitur transaksi ATM, Mobile Banking, e-Banking, D-Card, GazCard, e-Toll, e-Money, dsb. Bank Mandiri memiliki banyak produk layanan kepada nasabah dimana semua komponen dari kinerja layanan tersebut diusahakan untuk dapat menciptakan nilai bagi pelanggan.
Produk-produk Bank Mandiri antara lain yaitu: 1. Simpanan a) MandiriTabunganRupiah
d) Mandiri Giro Asing
b) Mandiri Tabungan Asing
e) Mandiri Deposito Rupiah
c) Mandiri Giro Rupiah
f)
2. e-Banking a) Mandiri ATM b) Mandiri Debit c) Mandiri SMS d) Mandiri Call -14000 atau (021) 5299-7777 e) Mandiri Internet Banking f)
Mandiri Mobile
Mandiri Deposito Asing
3. Kartu Kredit a) Mandiri MasterCard (Feng Shui Card Platinum, Skyz Card Titanium, Everyday Card) b) Mandiri Visam (Visa Platinum Golf Card, Visa Platinum Card, Golf Card, Gold Card, Silver Card, Kartu Hypermart Gold, Kartu Hypermart Regular, Platinum Corporate Card, Corporate Card) 4. Pinjaman a) Kredit Investasi b) Kredit Konsumsi c) Kredit Kepemilikan Rumah/Apartemen
7. Physical Evidence.
Sampai saat ini Bank Mandiri mempunyai 1.296 kantor cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan daerah layanan di luar negeri antara lain di: Kepulauan Cayman, Cina, Hongkong, Singapura, Timor Leste. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 8996 ATM dengan volume transaksi 314 triliun. Pendukung fisik yang digunakan Bank Mandiri dalam melayani nasabah juga memenuhi standar. Dilihat dari bangunan kantor yang memadai dan sarana prasarana yang mendukung. Otomatis memberikan persepsi positif terhadap Bank Mandiri. Akan semakin memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi nasabah di seluruh Indonesia.
4. Analisis SWOT aspek produk, kondisi keuangan/kesehatan dan pemasaran Berikut merupakan analisis SWOT Bank Mandiri (Persero) Tbk, antara lain :
A.
Strength (Kekuatan)
Bank Mandiri menawarkan berbagai produk perbankan yang mempermudah nasabah dalam bertransaksi, serta mengaplikasikan layanan 24 jam. Layanan ini terdapat berbagai bentuk misalnya Mandiri Internet Bisnis, Mandiri Call, dan Mandiri ATM.
Mandiri internet bisnis adalah layanan e-banking untuk melakukan transaksi financial dan non financial dengan aplikasi internet banking yang diperuntukkan bagi Nasabah bisnis dari segmen perorangan dan perusahaan khususnya kategori perusahaan kecil dan menengah. Fitur yang terdapat di dalam layanan mandiri internet bisnis antara lain informasi umum rekening, transfer, pembayaran, pembelian, admiminstrasi, infomasi bisnis dan aktivitas bisnis.
Mandiri Call, layanan perbankan otomatis 24 Jam melalui telepon atau ponsel yang membuat Nasabah semakin dekat dengan rekening nasabah dan memudahkan nasabah mengatur keuangan lebih leluasa tanpa batasan waktu dan tempat. Melakukan transaksi perbankan semudah nasabah menekan tombol telepon. Dengan Mandiri Call Nasabah dapat melakukan transfer antar rekening Bank Mandiri, Pembayaran tagihan : Listrik (PLN); PAM; Telepon/Handphone; KartuKredit; TiketPesawat/KeretaApi; Iklan; Internet; Televisi berlangganan; PBB; Pendidikan; Asuransi; Pembelian isi ulang pulsa; Pembukaan deposito rupiah; Informasi saldo rekening dan 10 transaksi terakhir; Informasi (suku bunga, kurs, rekening pinjaman) dan aplikasi pinjaman dan produk.
Kelima, Mandiri ATM. Nasabah dapat mengakses dan melakukan aktivitas perbankan melalui lebih dari 10.360 Mandiri ATM yang telah tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
B.
Weakness (Kelemahan)
Bank Mandiri memiliki fitur yang inovatif.Tetapi selain memiliki manfaat fitur-fitur tersebut masih memiliki kelemahan dan masalah yaitu susah untuk mengakses jika server bermasalah, timbulnya kejahatan seperti penyadapan, pembobolan, membutuhkan internet. Jika tidak ada internet, maka transaksi tidak akan berjalan.
Bank Mandiri memiliki fitur KTA (Kredit tanpa Anggunan). Tetapi masih ada beberapa kelemahan dari KTA tersebut.yaitu bunga yang ditawarkan biasanya lebih tinggi daripada produk pinjaman lain dari lembaga keuangan, kredit tanpa agunan juga memiliki batas waktu peminjaman.
Bank Mandiri memiliki fitur Mobile banking.Tetapi fitur ini masih mempunyai beberapa kelemahan yaitu sangat mudah dibobol oleh hacker, selain itu kecepatan saat melakukan transaksi tidak begitu cepat
C.
Opportunity (Kesempatan) Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, bank Mandiri memiliki peluang
dalam
meningkatkan financial inclusion. Financial inclusion adalah bentuk peningkatan
akses
pelayanan
financial
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi.
Secara
langsung, financial inclusion dapat membantu masyarakat dalam mengubah sifat konsumtif menjadi masyarakat yang cenderung akan menyimpan uang mereka dalam bentuk rekening pribadi.
D.
Threat (Ancaman)
Produk-produk yang ditawarkan oleh bank pesaing lainnya semakin inovatif
Penggunaan teknologi yang semakin canggih oleh para pesaing. Ancaman pesaing tetap menjadi yang utama, pesaing tidak datang dari dalam negeri, tetapi dari luar negeri
Pesaing tidak hanya sesama bank konvensional saja, sekarang mulai banyak bermunculan Bank Syariah, yang akan menambah daftar pesaing Bank Mandiri
Kondisi/suhu politik Indonesia yang mash belum stabil, hal ini akan menyebabkan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia, termasuk Perbankan di Indonesia, termasuk Bank Mandiri
· 5. Isu utama yang sedang terjadi di perusahaan JAKARTA – Belakangan marak isu pembobolan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) oleh nasabah.
Kabar
yang
berkembang,
Bank
Mandiri
didera
kerugian
Rp350
miliar.
Bagaimanakah ceritanya? Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, hal itu bukan pembobolan seperti pemberitaan yang beredar, melainkan debitur yang gagal bayar kreditnya. Yang akhirnya dilaporkan oleh pihaknya kepada kejaksaan selaku jaksa negara. terdapat kredit macet atau gagal bayar oleh PT Central Stell Indonesia selaku debitur yang bermasalah. "Kami melaporkan adanya dugaan pelanggaran perjanjian atas berkurangnya barang persediaan yang menjadi salah satu jaminan. Di sini, langkah kami melaporkan kepada kejaksaan selaku jaksa negara adalah memberi pesan kepada para debitur yang mengalami kesulitan bayar agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan yang sudah diperjanjikan," ungkapnya kepada Okezone, Jakarta, Selasa (28/3/2017). Menurutnya, pelanggaran yang dilakukan oleh PT Central Stell Indonesia mulai terlihat saat menjual aset-aset yang sudah dijadikan jaminan. Selain itu, Rohan juga memaparkan kronologisnya sebelum, kasus tersebut dilaporkan ke kejaksaan. "Kronologisnya, debitur mengalami kesulitan bayar dan juga menyatakan ada persoalan management. Kemudian kami melakukan pemeriksaan dan menemukan adanya sebagian ketidakpatuhan nasabah menjaga barang persediaannya yang menjadi jaminan kami sehingga kami secara tegas segera melaporkannya pada kejaksaan agung yang juga menjadi jaksa negara bagi kami perusahaan BUMN, dan tindak lanjut kejaksaan sebagaimana telah disampaikan pihak kejaksaan," jelasnya.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah untuk memberikan ketegasan bagi seluruh nasabah atau debitur agar selalu menjaga dan mematuhi peraturan yang telah disetujui dalam perjanjian. Karena jika melanggar maka, pihaknya tidak segan-segan membawa ke jalur hukum. [sumber: okezone news] 6. Pendapat dan saran strategi yang dapat dilakukan oleh bank
Komentar terhadap isu permasalahan: Memang selah satu ancaman nyata terhadap bank dalam produk nya mengeluarkan kredit adalah adanya kredit bermasalah. Hal ini merupakan hal yang dapat dikatakan sering terjadi kepada Bank Mandiri dan bahkan perusahaan perbankan lainnya. Permasalahan kredit macet yang dilakukan debitur yakni PT Centra Stell Indonesia menurut pandangan kami selaku penulis bukanlah kesalahan diawal atau kesalahan dalam melakukan analisis kelayakan oleh Bank Mandiri dalam memberikan kredit terhadap debitur, melainkan menurut hemat kami, kurang atau bahkan tidak efektifnya proses pengawasan yang dilakukan Bank Mandiri terhadap debitur ini yang mana sebelumnya tidak ada antisipasi ketika debitur hendak melakukan penjualan aset-aset yang sudah menjadi jaminan kredit. Langkah tepat yang diambil Bank Mandiri dalam menghadapi permasalahan ini yaitu melakukan konsolidasi kepada pihak penegak hukum, tentu yang berkaitan, dan apabila memang harus ditempuh dengan jalur hukum untuk menghindari kerugian yang mungkin bisa akan lebih besar. Tentu kejadian ini harus menjadi evaluasi Bank Mandiri karena nilai kredit bermasalah ini cukup untuk menyebabkan kerugian Bank Mandiri sebesar kurang lebih Rp 350 miliar.
Kondisi keuangan bank mandiri tahun 2013 – 2014 dinilai sangat sehat tercermin dari kondisi permodalan diatas ketentuan minimum bank indonesia, kualitas asset yang sangat baik dengan NPL yang masih berada dibawah standar bank indonesia dan level of liquidity yang cukup. Dari aspek profitabilitas, efisiensi operasi dan ROA, ROE serta BOPO sangat memadai dan berada di atas quality level. Bank mandiri dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena pencadangan aset diatas 100%. Demikian juga dari aspek likuiditas, rasio liquid asset terhadap total asset sangat memadai dengan rasio diatas batas minimal 20% dan dominan sebagai net lender di interbank.
Jika melihat dari analisis SWOT, banyaknya layanan 24 Jam serta program – program menarik yang dihadirkan oleh Bank Mandiri diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi keberlangsungan Bank Mandiri dalam kegiatannya dibidang perbankan baik secara nasional maupun Internasional. Tentunya, layanan prima dan lengkap ini akan semakin mempermudah dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan Bank Mandiri sebagai Lembaga Perbankan yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia.
Namun disisi lain juga Bank Mandiri juga harus berbenah dalam menyikapi persoalanpersoalan yang ada seperti permasalahan kualitas akses server, agar produk-produk yang berupa mobile product dapat dengan lancar digunakan oleh nasabah-nasabah Bank Mandiri guna tetap menjaga kepercayaan. Selain itu Bank Mandiri juga sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia harus juga memperkuat basis pertahanan IT karena semakin canggih teknologi di era sekarang ancaman seperti pembobolan sistem oleh Hacker akan semakin bermunculan.
Mungkin itu beberapa pendapat dan masukan dari kami selaku penyusun makalah ini, karena industri perbankan merupakan salah satu industri yang menjanjikan. Namun dengan kondisi ekonomi dan stabilitas politik indonesia saat ini akan memberikan peluang sekaligus ancaman yang cukup kompleks terhadap perbankan. Disisi lain semakin banyak nya inovasi yang baru yang dihadirkan oleh pesaing Bank Mandiri, dan juga saat ini pesaing pun tidak hanya dari bank konvensional tapi juga yang lainnya. Untuk itu akhir kata dari kami selaku penyusun hendaknya Bank Mandiri yang dapat dikatakan perusahaan besar di sektor perbankan harus bisa memberikan pelayan optimal dan sebagai penyedia Financial Inclusion yang bak agar sosok Bank Mandiri dapat dipercaya tidak hanya dari nasabah nya saja tapi juga stakeholder lainnya.