ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLEH : ZULKIFLI LAMUSU
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses Proses pembelajaran pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan menciptakan kondisi kondisi yang memungkinkan memungkinkan siswa dapat belajar. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani secara eksplisit ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan pendekatan pembelajaran untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan siswanya baik jasmani maupun rohani dalam meni mening ngkat katkan kan kema kemamp mpua uan n
dan dan
kete ketera ramp mpil ilan an
gera gerak k
sert sertaa
memb memban antu tu
menge mengemb mban angk gkan an
kepribadiannya. Agar mencapai peningkatan dan pengembangan tersebut, maka guru khususnya guru pendidikan jasmani harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran, model ataupun metode pembelajaran yang sesuai, yakni berdasarkan pada tahap-tahap perkembangan fisik serta karakteristik siswa, dan mematuhi kaidah-kaidah pedagogi yang ada. Kelemahan Kelemahan dalam pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan jasmani disebabkan disebabkan bukan karena sematamata pemilihan dan pengembangan materi yang tidak disesuaikan dengan keadaan siswa, akan tetapi lebih banyak kelemahannya pada pengembangan pendekatan pembelajaran. Demikian pula terbat terbatasn asnya ya alat alat dan fasili fasilitas tas olahra olahraga, ga, serta serta kurang kurangnya nya kreati kreativit vitas as guru guru dalam dalam memili memilih, h, mengg mengguna unaka kan n dan mene meneta tapk pkan an model model,, meto metode de ataup ataupun un pende pendeka kata tan n pemb pembel elaj ajar aran an akan akan berdampak negatif terhadap kuantitas dan kualitas tugas gerak yang diberikan oleh guru kepada siswa, sehingga dengan demikian akan menghambat pengembangan perbendaharaan gerak pada siswa, serta menyebabkan kesulitan di dalam pembinaan bakat dan prestasi. Hal ini perlu diperhatikan guna memperbaiki kondisi pendidikan jasmani ke depan. Salah satu strategi untuk memperbaiki kondisi pendidikan jasmani yaitu dengan cara mengevaluasi proses pembelajarannya. Tujuan dilakuakannya evaluasi adalah untuk menganalisis pelaksanaan 2
pembelajaran pendidikan jasmani. Analisis yang dilakukan dalam pendidikan jasmani pada pada prinispnya adalah untuk memperbaiki dan menata kembali masalah yang terjadi pada sistem pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri, artinya dimana analisis yang dilakukan tidak hanya terpusat pada siswa, akan tetapi juga kepada guru pendidikan jasmani itu sendiri. Alas Alasan an ters tersebu ebutt dila dilaks ksana anaka kan n karen karenaa meli melihat hat beber beberap apaa kasu kasuss meng mengena enaii sist sistem em pembelajaran pendidikan jasmani yang ada di setiap sekolah saat ini adalah sistem pembelajaran yang yang kurang kurang mengut mengutama amakan kan prinsi prinsip p karakt karakteri eristi stik k siswa, siswa, sehing sehingga ga kurang kurang efekti efektiff terhada terhadap p pengembangan pengembangan dan peningkatan peningkatan keterampilan keterampilan gerak. Kurang efektifnya efektifnya pengembangan pengembangan dan penin peningka gkatan tan ketera keterampi mpilan lan gerak gerak dimaks dimaksud ud menyeb menyebabka abkan n banyak banyak siswa siswa yang yang tidak tidak dapat dapat melakukan bentuk-bentuk gerakan yang harus dilakukannya, sehingga kurang pula merangsang pertumbuhan, perkembangan serta kebugaran jasmani siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: bagaimanakah strategi yang digunakan dalam menganalisis pembelajaran pendidikan jasmani?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan di adakannya analsis pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk menget mengetahui ahui lebih lebih jelas, jelas, sampai sampai dimana dimana pemaha pemahaman man siswa siswa dalam dalam mengik mengikuti uti pembel pembelajar ajaran an pendidikan jasmani di sekolah. Serta bagi guru itu sendiri untuk mengetahui penerapan analsis seperti apa yang relevan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani?
1.4 Manfaat
Agar guru lebih kreatif dalam memilih, menggunakan dan menetapkan model, metode, strategi ataupun pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kondisi siswa
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pengertian pendidikan jasmani telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar pendidikan jasmani cenderung memberikan definisi sesuai dengan pandangan filosofi mereka mereka masing masing-ma -masin sing. g. Bucher Bucher (1983: (1983:13) 13) menyat menyatakan akan bahwa bahwa pendid pendidika ikan n jasman jasmanii sebaga sebagaii bagia bagian n integr integral al dari dari pendid pendidika ikan n keselu keseluruh ruhan an yang yang mencapa mencapaii tujuan tujuan untuk untuk mengem mengembang bangkan kan kebugaran kebugaran jasmani, jasmani, mental, sosial dan emosional emosional bagi masyarakat masyarakat dengan wahana aktivitas aktivitas jasma jasmani. ni. Sedangk Sedangkan an Cholik Cholik dan Lutan Lutan (1996: (1996:16) 16) memapar memaparkan kan bahwa bahwa pendid pendidika ikan n jasman jasmanii sebagai mata pelajaran di sekolah dengan kegiatan pendidikannya mempunyai tujuan untuk pertumbuhan dan perkembangan unsur jasmani, rohani, sosial, emosional dan intelektual.
Walaupun definisi pendidikan jasmani berbeda-beda namun pada umumnya mengandung persamaan, yakni bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas jasmani, dan proses dalam pendidikan jasmani tersebut melibatkan interaksi antara peserta didik
4
dengan lingkungannya yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematis menuju manusia seutuhnya. Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat diasumsikan bahwa pendidikan jasmani merupakan kegiatan pendidikan keseluruhan keseluruhan yang diarahkan untuk membentuk manusia berkualitas secara menyeluruh (fisik, moral, intelektual, sosial,dan emosional), melalui media gerak insani atau gerak fisik berupa permainan dengan beragam bentuk dan pranata yang berlaku secara dinamis.
2.2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pembelajaran merupakan suatu proses dari pada aktivitas belajar seseorang dengan tujuan untuk menambah pengetahuan melalui pelayanan yang dikenal dengan belajar. Menurut Lutan (2002) bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman, bukan karena pengaruh faktor keturunan atau kematangan. Perubahan yang diharapkan bersifat melekat atau permanen. Proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati secara langsung, namun kejadiannya hanya dapat ditafsirkan berdasarkan perilaku nyata yang teramati. Andai kata pembelajaran direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan dengan baik, maka maka dapat dapat dihara diharapkan pkan bahwa bahwa pembel pembelaja ajaran ran sebaga sebagaii wahana wahana pencapa pencapaian ian tujuan tujuan pendid pendidika ikan n jasmani akan berhasil baik juga. Pembelajaran pendidikan jasmani menurut Sukintaka (2004:55) mengandung perngertian tentang bagaimana para guru mengajarkan sesuatu baik yang bersifat teori maupun praktek kepada kepada pesert pesertaa didik didik (siswa (siswa), ), tetapi tetapi di sampin samping g itu terjad terjadii pula pula perist peristiwa iwa bagaim bagaimana ana siswa siswa mempelajari tentang apa yang di ajarkan guru itu sendiri. Intinya bahwa di dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, yaitu: ada satu pihak yang memberi dan pihak lain yang menerima.
5
2.3. Analisis Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Tidak diragukan lagi yang mana konsep pembelajaran pendidikan jasmani saat ini sangat mempri memprihat hatink inkan, an, salah salah satu satu alasan alasan yang yang sering sering menjad menjadii topik topik pembic pembicara araan an ataupu ataupun n wacana wacana tentang tentang amburadulny amburadulnyaa kondisi kondisi pembelajara pembelajaran n pendidikan pendidikan jasmani saat ini, adalah sarana sarana dan prasarana prasarana olahraga atau fasilitas fasilitas berupa media dalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran pendidikan jasma jasmani ni sangat sangat minim minim.. Hal terseb tersebut ut memang memang wajar wajar untuk untuk dianal dianalisi isiss kembal kembali, i, namun namun yang yang menjad menjadii pertan pertanyaa yaan n adalah, adalah, apakah apakah yang yang menjad menjadii penghal penghalang ang dalam dalam proses proses pelaks pelaksanaa anaan n pembe pembelaj lajara aran n pendidi pendidikan kan jasman jasmanii terseb tersebut ut hanyala hanyalah h mengen mengenai ai masala masalah h tentan tentang g sarana sarana atau atau fasili fasilitas tas olahra olahraga? ga? jawaban jawabannya nya tentu tentu saja saja tidak, tidak, karena karena minimn minimnya ya sarana sarana ataupu ataupun n fasil fasilita itass olahraga masih bisa untuk dikendalikan dengan cara memodifikasi alat atau media pembelajaran, akan akan tetapi tetapi yang yang pantas pantas untuk untuk dipert dipertany anyakan akan yaitu, yaitu, apakah apakah setiap setiap guru guru pendid pendidika ikan n jasman jasmanii berantusi berantusias as dan kreatif kreatif dalam mengemabangkan mengemabangkan model, metode, strategi strategi pembelajaran pembelajaran ataupun pendekatan pendekatan pembelajaran pembelajaran di sekolah, sekolah, jawaban jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut tersebut yaitu sudah pasti tidak semua guru berantusias berantusias dan memiliki memiliki kekereatif kekereatifan an dalam mengajar mengajar (gaya/strat (gaya/strategi egi mengajar), mengajar), karena beberapa dari kasus studi memberikan hasil, dimana banyak diantara guru pendidikan jas jasma mani ni yang yang kurang kurang krea kreati tiff dala dalam m mene menemu muka kan n ideide-id idee baru baru untu untuk k peng pengem emba banga ngan n gaya gaya mengajarnya seperti memilih dan mengembangkan model pembelajran, metode pembelajaran, strate strategi gi pembel pembelaja ajaran ran ataupu ataupun n pendeka pendekatan tan pembel pembelaja ajaran ran pendid pendidika ikan n jasman jasmani. i. Hal ini senada senada denga dengan n apa apa yang yang dike dikemu muka kaka kan n Danu Danu dala dalam m Fery Fery (200 (2009) 9) yang Kelemahan dalam yang mana mana Kelemahan pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan jasmani jasmani saat ini disebabkan disebabkan karena bukan semata-mata semata-mata pemilihan pemilihan dan pengembangan pengembangan materi yang tidak disesuaikan disesuaikan dengan keadaan siswa dan kondisi kondisi sekolah, sekolah, akan tetapi tetapi lebih banyak kelemahannya kelemahannya pada guru penjas itu sendiri, sendiri, dimana kurang kreatif kreatif dalam
6
melakukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa serta kondisi dari pada sekolah dimana siswa itu berada. Jika kita menganalisis kembali tujuan ataupun tugas utama dari pada penyelenggaraan pembelajar pembelajaran an pendidikan pendidikan jasmani jasmani sebenarnya sebenarnya adalah membantu membantu siswa siswa untuk menjalani proses pertumbuhan, baik yang berkenaan dengan keterampilan fisik maupun dalam aspek sikap dan pengetahuanny pengetahuannya. a. Jika hal ini dipahami secara bersama, bersama, maka pembelajaran pembelajaran pendidikan pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik dan lancar. Cara terbaik untuk memahami perubahan tersebut dengan menyimak, mengamati dan menganalisis perubahan yang terjadi. Menurut Lutan dalam Wahjudi (2009) bahwa ada beberapa factor yang dapat dijadikan sebagai sebagai acuan untuk menganalisi menganalisiss keberhasila keberhasilan n proses proses pengajaran pengajaran dalam pendidikan pendidikan jasmani jasmani di sekolah yaitu: a. Analisi Analisiss rumusa rumusan n tujuan tujuan yang mengandun mengandung g harapan harapan tentang tentang perubaha perubahan n perila perilaku ku yang yang diharapkan. Tinjuan itu meruapakan titik awal dari keseluruhan proses b. Analisis Analisis Materi Materi atau substansi substansi pengajaran, pengajaran, materi materi ini beriisi beriisi tugas-tugas tugas-tugas gerak, aktivit aktivitas as jasma jasmani ni yang yang direnc direncanan anankan kan untuk untuk dilaks dilaksanak anakan an oleh oleh siswa siswa,, melala melalaui ui pengala pengalaman man tersebut diharapkan terjadi perubahan. c. Anal Analis isis is meto metode de dan stra strate tegi gi yang yang dise disela lara rask skan an denga dengan n mate materi ri.. Mela Melalu luii meto metode de dan dan strategi materi disajikan, dan siswa dibelajarkan untuk mengalami perubahan d. Adany Adanyaa evalu evaluas asii dan dan anal analis isis is yang yang bert bertuj ujua uan n untuk untuk meng menget etah ahui ui seber seberap apaa bany banyak ak perubahan yang terjadi pada siswa.
2.4 Analisis Aspek Pengelolaan Pengajaran Pendidikan Jasmani
7
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yakni bila mana jika membiarkan siswa bejalar sendir sendirii tanpa tanpa bimbin bimbingan gan guru guru dapat dapat disebut disebut sebaga sebagaii pelang pelanggar garan an etika etika pengaja pengajaran ran.. Perlu Perlu diketahui bahwa pendidikan jasmani yang berkualitas membutuhkan bimbingan secara langsung dari dari guruny gurunya, a, dan yang yang harus harus disada disadari, ri, di sampin samping g dibutu dibutuhkan hkan proses proses bantuan bantuan kepada kepada siswa siswa untuk untuk mencap mencapai ai pertum pertumbuha buhan, n, pendidi pendidikan kan jasman jasmanii berpot berpotens ensii untuk untuk mengan mengancam cam aspek aspek keselamatan dan kesehatan siswa. Peng Pengel elol olaa aan n
penga pengaja jara ran n
meru merupak pakan an kunci kunci keber keberhas hasil ilan an penga pengaja jara ran. n. Guru Guru yang yang
menelantark menelantarkan an kelasnya, kelasnya, dan membiarkan membiarkan siswanya aktif sendiri sendiri tanpa bimbingan, bimbingan, adalah guru yang melalaikan segi pengelolaan pengajaran. Untuk itu pengelolaan yang dimaksud menurut Lutan (2002) tertuju pada tiga aspek: a. Iklim Belajar
Iklim Iklim belaja belajarr menyan menyangku gkutt suasan suasanaa yang yang dibangk dibangkitk itkan an oleh oleh interk interkasi asi antara antara guru guru dan siswa. siswa. Nuansan Nuansanya ya dapat dapat berupa berupa perila perilaku ku yang yang saling saling menduk mendukung, ung, sikap sikap yang yang hangat hangat dan mengayomi. Silih asih merupakan salah satu bentuk a tmosfer atau iklim kelas yang diharapkan. Pengelolaan iklim belajar tersebut dipengaruhi oleh kepemimpinan guru. Apakah guru bersikap tegas atau suka mengungkapkan kata-kata yang mengancam siswa. Iklim belajar yang baik baik ditand ditandai ai oleh oleh dua penampi penampilan lan preila preilaku ku yaitu yaitu (1) tegas dan jelas, jelas, (2) hangat hangat dan siap siap membantu siswa. b. prilaku siswa
Pengelolaan iklim kelas tentu berbeda dengan pengolahan perilaku siswa. Pengolahan perilaku dimaksudkan sebagai upaya guru untuk mengontrol perilaku siswa, hal ini mencakup bukan saja dalam pelaksanaan tugas gerak, tetapi juga perilaku lain terutama perilaku dalam suasana hubungan antara siswa dengan siswa.
8
Pengel Pengelola olaan an peril perilaku aku ini dapat berupa berupa pengont pengontrol rolan an ketat ketat dan keras keras atau atau dapat dapat juga juga dengan cara yang longgar. Hal ini terkait dengan aturan baik yang rutin atau bersifat seketika sesuai situasi. Misalnya. Apa yang akan diperbuat oleh guru, bila ada beberapa orang siswa yang kura kurang ng mamp mampu u memu memusa satk tkan an perh perhat atia iann nnya ya pada pada tugas tugas ajar ajar,, hal hal ini ini bergan bergantu tung ng pada pada pola pola menejemen perilaku. Guru yang memberlakukan prosedur ketat, akan memberikan perlakuan khas untuk memperbaiki perilaku dimaksud, misalnya melalui penerapan disiplin. c. Tugas Ajar
Pengelolaan tugas ajar jauh berbeda dengan kedua aspek yang telah disebutkan di atas, meskipun ada kaitannya, pengelolaan tugas ajar berkenaan dengan proses pemilihan materi dan pengem pengemasa asanny nnya, a, dan kemudi kemudian an bagaima bagaimana na penyaji penyajiann annya. ya. Keselu Keseluruh ruhan an proses proses yang yang rumit rumit tersebut dapat disedehanakan. Dengan demikian, kita dapat mengenal beberapa aspek penting bagi kelangsungan pengajaran yang berhasil. Bila di simpulkan ada 10 prinsip penting dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani yaitu sebagai berikut: 1. Penyediaan Penyediaan alokasi alokasi waktu waktu yang memadai memadai bagai bagai mata mata pelajaran pelajaran pendidikan pendidikan jasmani jasmani 2. Adanya harapan harapan dari pihak guru mengenai mengenai perubahan perubahan pada perilaku perilaku siswa siswa 3. Pengol Pengolaha ahan n kelas kelas dan dan pengol pengolaha ahan n siswa siswa 4. Tugas di di seleksi seleksi dan disajik disajikan an sehingga sehingga bermakna bermakna bagi siswa siswa 5. Pengat Pengatura uran n tempo tempo dan pemil pemilihan ihan saat saat yang yang tepat. tepat. 6. Guru Guru yang yang efekti efektiff selal selalu u efekt efektif if 7. Peng Pengaj ajar aran an yang yang efek efekti tif, f, juga juga dita ditand ndai ai oleh oleh situ situas asii yakni yakni semu semuaa sisw siswaa aktif aktif,, tanpa tanpa pengecualian. 8. Dengan bimbin bimbingan gan yang baik, baik, lambat lambat laun laun anak bisa bisa aktif aktif secara secara mandiri mandiri 9. Pengaj Pengajara aran n yang yang efekti efektiff ditandai ditandai oleh suasana suasana yang berseman bersemangat gat dan hubungan hubungan yang hangat antara guru dan siswa.
9
10. Pengaj Pengajara aran n yang yang efekti efektiff member memberika ikan n kesemp kesempata atan n kepada kepada siswa siswa untuk untuk memper memperole oleh h kembali informasi tentang keberhasilan pengajaran.
2.5 Analisis Dalam Mengajar
Pelaja Pelajaran ran pendidi pendidikan kan jasman jasmanii berbed berbedaa dengan dengan mata mata pelaja pelajaran ran yang yang lain. lain. Pendii Pendiidka dkan n jasma jasmani ni kecende kecenderun rungan gan proses proses pembel pembelaja ajaran rannya nya adalah adalah di lapang lapangan an atau atau ruangan ruangan terbuka terbuka (bebas), untuk itu dalam proses belajar mengajarnya memiliki keunikan, keunikan tersebut dapat diperhatikan pada gaya mengajar seorang guru pendidikan jasmani, dimana membantu siswanya dalam belajar dengan wahana aktifitas fisik. Untuk itu agar situasi pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, maka seorang guru pendidikan jasmani selalu berusaha dan berupaya untuk tetap mengkondisikan gaya mengajar yang tidak membosankan siswanya. (teaching style) sering berganti dengan istilah stratergi Pemakaian istilah gaya mengajar mengajar (teaching mengajar (teching mengajar (teching strategy) yang pengertiannya dianggap sama, yakni siasat dalam menggiatkan partisipasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas ajar (Lutan, 2002). Hal ini dikaitkan dengan upaya untuk mengelola mengelola lingkungan lingkungan dan atmosfir atmosfir pengajaran dengan tujuan tujuan mengoptimal mengoptimalkan kan jumlah jumlah waktu aktif berlatih dari para siswa yang dipandang sebagai indikator terpercaya terpercaya untuk menilai dan menganalisis efektivitas pengajaran. Analisis Analisis dalam mengajar mengajar tersebut tersebut memaparkan beberapa gaya yang dapat diterapkan diterapkan sesuai dengan keadaan, berdasarkan keputusan guru pendidikan jasmani itu sendiri. Analisis terbsebut menurut Lutan (2002) meliputi: A. Pembuatan Keputusan Pembuatan keputusan pada awal pengajaran tentang gaya mengajar yang akan digunakan oleh oleh guru guru pendidi pendidikan kan jasman jasmanii sangat sangatlah lah pentin penting g untuk untuk mencap mencapai ai pengaj pengajara aran n yang yang sukses sukses.. Pemb Pembua uata tan n keput keputus usan an dima dimaks ksud ud terg tergant antun ung g situ situas asi, i, kare karena na itu itu ada ada kesa kesan, n, seol seolah ah-ol -olah ah
10
perencanaan itu tidak penting, namun dalam kenyatannya tidak demikian. Perencanaan gaya mengajar dan isi pengajaran sama pentingnya. Bila gaya mengajar tidak direncanakan, maka guru pendidikan jasmani akan menghadapi kesukaran untuk menyampaikan materi. Pembuatan keputusan pada waktu sebelum pengajaran dimlai mencakup beberapa hal yaitu: (1) gaya mengajar (2) alat yang digunakan, (3) pengisian waktu pengajaran, dan (4) pengaturan beberapa formasi sesuai dengan kebutuhan. Dalam kenyataannya, guru yang cakap tidak menggunakan hanya satu gaya mengajar. Beberapa gaya mengajar dapat diterapkan selama satu jam mata pelajaran. Tentu saja, harus dipahami faktor apa yang dipakai oleh guru sebagai dasar membuat keputusan tetntang gaya yang akan digunakan. B. Gaya Mengajar (Teaching Mengajar (Teaching Style) Sepert Sepertii yang yang telah telah dijela dijelaska skan n di atas atas bahwa bahwa gaya gaya mengaj mengajar ar atau atau strate strategi gi mengaj mengajar ar (teching (teching strategy) strategy) merupa merupakan kan upaya upaya untuk untuk mengel mengelola ola lingku lingkungan ngan dan atmosf atmosfir ir pengaja pengajaran ran dengan tujuan mengoptimalkan jumlah waktu aktif berlatih dari para siswa. Utnuk itu gaya mengajar yang dimaksudkan meliputi:
1. Gaya Ko Komando a. Ciri Gaya komando adalah pendekatan mengajr yang paling bergantung pada guru. Guru meny menyia iapk pkan an semu semuaa aspe aspek k penga pengaja jara ran. n. Guru Guru sepe sepenuh nuhny nyaa berta bertang nggu gung ng jawab jawab dan dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan belajar.
11
Pada Pada dasa dasarn rnya ya gaya gaya ini ini dita ditand ndai ai deng dengan an penj penjel elas asan an,, demo demons nstr tras asii dan dan lati latiha han. n. Lazimimnya, gaya tersebut dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku dan kemudian siswa mencontoh dan melakukannya berulang kali. Evalua Evaluasi si dan analis analisis is dilakuk dilakukan an berdas berdasark arkan an tujuan tujuan yang yang telah telah diteta ditetapka pkan. n. Siswa Siswa dibimbing ke satu tujuan yang sama bagi semuannya.
SELURUH INISIATIF ADA PADA GURU
SISWA SIAP MELAKUKAN TUGAS GERAK GERAK SESUAI PENJELASAN DAN CONTOH
b. Penera erapan Bila gaya ini di terapkan, penjelasan disampaikan singkat dan langsung tertuju pada yang dimaksud. dimaksud. Tekanannya adalah pada pemberian kesempatan kesempatan kepada siswa untuk berlatih berlatih sebanyak mungkin. Yang perlu dianalisis yaitu, biasannya yang sering terjadi, yaitu petunjuk guru terlampau rinci dan informasi terlampau banyak yang biasanya tidak dapat diingat oleh siswa. Penyampaian yang bertele-tele, perlu diganti dengan penyampaian contoh, baik sebagian maupun keseluruhan tugas gerak. 1. Gaya Tu Tugas a. Ciri Guru Guru bert bertang anggu gung ng jawab jawab menen menentu tukan kan tuju tujuan an penga pengaja jara ran, n, memi memili lih h akti aktivi vita tass dan dan menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Perbedaanya dengan
12
gaya gaya komando komando adalah dimana dalam dalam tugas tugas ini, ini, siswa siswa ikut ikut serta serta menent menentukan ukan cepat cepat lambatnya tempo belajar. Maksudnya guru memberikan keleluasaan bagi setiap siswa untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dan kemajuan belajarnya. b. Penera erapan Tugas Tugas dapat dapat disamp disampaia aiakns kns ecara ecara lisan lisan atau atau tulisa tulisan. n. Siswa Siswa melakuk melakukan an tugas tugas sesuai sesuai kemamp kemampuan uannya nya.. Ia juga juga dapat dapat dibant dibantu u temann temannya, ya, atau atau tugas tugas itu dilaks dilaksana anakan kan dalam dalam sebuah kelompok kecil 1. Gaya Gaya Indi Indivi vidu dual al Gaya individual dikembangkan berdasarkan konsep belajar yang ber[usat pada siswa, dan kurikulum yang diluncurkannya sesuai dengan kebutuhan perorangan. Siswa memperoleh kesempatan untuk belajar sesuai dengan tempo masing-masing. Untuk melaksanakan gaya mengajar tersebut, diperlukan dukungan sumber belajar yang memadai, seperti rekaman video atau film, buku pegangan guru, kartu kemajuan siswa , papan tulis dan pita kaset. Bila dianalisis cirri-cirinya, gaya ini memang belum lazim diterapkan dalam pendidikan jasmani di Indonesia, sebab dibutuhkan sumber belajar yang mencukupi kebutuhan, atau boleh dikata penerapan model analsisi pembelajaran tersebut terkesan mahal. Meskipun demikian, gaya ini dapat diterapkan dengan perlengkapan sederhana, seperti dengan penggunaan kartu kemajuan pribadi, pembuatan poster atau gambar-gambar garis yang dibuat oleh guru penjas sendiri. Sebagai gambaran, analsisi dalam langkah pengembangan dan penerapan gaya individual tersebut adalah sebagai berikut: – Diagnosis: Diagnosis: Peng Penguk ukur uran an atau atau penge pengete tesa san n dila dilaks ksana anaka kan n untuk untuk mene menent ntuk ukan an tara taraf f
pengetahuan atau keterampilan
13
tugas: Setiap siswa memperoleh paket tugas berdasarkan tingkat – Penentuan paket tugas: pengetahuan dan keterampilan Pengembangan siswa berdasarkan paket tugas hingga siswa berhasil melaksanakan melaksanakan – Pengembangan tugas itu: itu: Penilaian atau tes secara mandiri juga disediakan, sehingga siswa dapat mengetahui kemajuannya sendiri. – Evaluasi: Siswa menghubungi gurunya agar dilaksanakan evaluasi, baik pengetahuan
maupun keterampilan, kedua-duanya dievaluasi. Pengukuh: – Pengukuh:
Bil Bila siswa swa mampu ampu meny enyeles elesai aika kan n tuga tugasn sny ya deng dengan an bai baik, gur guru
member memberika ikan n unsure unsure penguku pengukuh h (reinf (reinforc orceme ement) nt) berupa berupa penghar penghargaan gaan,, mencat mencatat at kemajuan siswa dalam grafik, dan menyampaikan tugas baru. 1. Bela Belajjar Tunt Tuntas as Gaya Gaya belaja belajarr tuntas tuntas merupak merupakan an sebuah sebuah varias variasii dari dari gaya gaya indivi individua dual. l. Gaya Gaya ini tidak tidak menekankan menekankan aspek pengetahuan pengetahuan atau penalaran. Namun, lebih mengutamakan mengutamakan penilaian penilaian dari teman sejawat dan guru. Sebuah keterampilan keterampilan dipecah menjadi menjadi beberapa beberapa tahao, dan setiap setiap tahap harus diketahui diketahui samapi samapi tuntas. tuntas. Maksudnya Maksudnya bahwa ketermapil ketermapilan an tersebut tersebut benar-benar dikuasi hingga mahir. 2. Gaya Gaya Eks Ekspl plor oras asii Terb Terbat atas as Dalam analsis gaya eksplorasi terbatas, tugas guru adalah menyiapkan pelajaran, materi, dan petunjuk umum. Siswa berugas untuk menentukan sedniri respon yang sesuai. Gaya ini cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan pola gerak untuk keterampilan khusus. 3. Disk Diskove overi ri Tert Tertunt untun un
14
Bentuk Bentuk lain lain dari dari eksplo eksploras rasii terbat terbatas as disebut disebut diskove diskoveri ri tertun tertuntun tun.. Maksud Maksudnya nya adalah, adalah, analisis dari hasil pemecahan yang diharapkan oleh guru, dapat ditemukan oleh siswa dengan tuntunan guru.
2.6 Analisis Tugas
Masalah paling khas yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani sampai saat ini adalah “Pada taraf taraf kete keteram rampi pila lan n apa apa saya saya akan akan me memu mula laii jawaba jawaban n terhada terhadap p pertan pertanyaa yaan n tentan tentang g “Pada pelajaran pelajaran ?” Pertanyaan ini berkenaan dengan penentuan tugas-tugas ajar yang sesuai dengan kemampuan anak. Guru Guru pendidi pendidikan kan jasman jasmanii harus harus memaha memahami mi tingka tingkatt kemamp kemampuan uan siswany siswanya. a. Namun, Namun, persoalan persoalan berikutnya, berikutnya, bagaimana bagaimana caranya caranya guru untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan kemampuan siswanya. Ketika Ketika penyusu penyusunan nan Satuan Satuan Acara Acara Pelaja Pelajaran ran (SAP), (SAP), guru guru pendidi pendidikan kan jasman jasmanii perlu perlu meneta menetapkan pkan jenisjenis-jen jenis is aktivi aktivitas tas jasman jasmanii yang yang menuru menurutt pertim pertimban bangann gannya, ya, sesuai sesuai dengan dengan kemampuan siswa. Cara yang paling mudah yakni dengan mengamati penampilan siswa . ketika siswa tersebut melaksanakan tugas gerak tertentu, misalnya tugas gerak itu berupa kemapuan memukul bola yang dilambingkan dari depan atau dari sampaing oleh kawan-kawannya. Guru dapat mengiutsertakan beberapa siswa untuk mencoba melakukan tugas yang dimaksud. Dengan cara yang dimaksud akan tampak, seberapa mahir siswa memukul bola yang sedang bergerak melayang. Apa yang harus dilakukan guru, bila ternyata dari tiga pukulan , tak satu pun bola yang dapat dipuul oleh siswa, semua pukulan itu meleset. Ini berarti tugas gerak tersebut segera diubah diubah.. Maksud Maksudnya nya,, tugas tugas gerak gerak diranca dirancang ng agar lebih lebih sesuai sesuai dengan dengan kemamp kemampuan uan siswa. siswa. Misalnya, bola dimaksud diletakkan di atas tonggak, maka bola tersebut akan lebih mudah
15
dipukul oleh siswa. Jadi tugas geraknya adalah memukul bola yang diletakkan di atas tonggak. (Lutan, 2002). Tugas ajar tersebut di atas, lebih mudah dari tugas pertama, karena tidak memerlukan kemampuan anak untuk mengantisipasi gerak bola. Siswa yang lebih mudah usianya, belum mampu memusatkan perhatian dengan baik. Karena itu, bola diam lebih cocok bagi mereka. Pendekatan ini memilii dua keuntungan yakni: a. Guru dapat dengan segera menganalis menganalisis is tingkat tingkat kemampuan kemampuan siswa. siswa. b. Guru dapat dapat menentukan menentukan cara cara mengatasi mengatasi kesulitan kesulitan yang yang dihadapi dihadapi oleh oleh siswa. siswa. Yang harus dipahami dipahami oleh guru pendidikan pendidikan jasmani adalah, bahwa proses proses pembelajara pembelajaran n yang telah dijelaskan di atas tidak akan dapat dimulai selama belum terbentuk bekal perilaku. Atau secara sederhana, pedoman umum mengatakan, bahwa tugas gerak harus dimulai dari tingkat kesulitan yang sederhana, dan kemudian meningkat ke tugas gerak yang lebih sukar. Beban tugasnya juga dari yang ringan ke yang berat.
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran pendidikan jasmani dapat dikatakan sukses, jika mampu membangkitkan suasana belajar pada siswa. Perlu diingat baik-baik, bahwa pendidikan jasmani itu tidak diartikan sempit, sempit, hanya sebagai kesempatan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan mendapatkan kegiatan kegiatan sebagai penyela penyela kesibukan belajar, atau sekedar mengamankan siswa supaya tertib. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, tujaun yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mecakup domain kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan kata lain bahwa bahwa melalu melaluii aktivi aktivitas tas jasman jasmanii anak anak diarah diarahkan kan untuk untuk belaja belajar, r, sehing sehingga ga terjad terjadii perubah perubahan an perilaku, perilaku, tidak saja menyangkut aspek fisikal, tetapi juga intelektual intelektual,, emosional, emosional, sosial dan moral. moral. Untuk itu agar beberapa beberapa perubahan perubahan terseut tercipta, tercipta, maka guru pendidikan pendidikan jasmani lebih kreatif dalam menganalisis setiap bentuk pelayanan pembelajaran.
3.2 Saran
Pembelajaran selalu bertitik tolak dari perumusan tujuan. Tujuan yang tidak realistik akan menimbulkan frustasi dan mengorbankan wabah kegagalan pada siswa. Pembelajaran pendidikan jasmani yang sukses memberikan pengalaman berhasil kepada siswa. Keran itu, rumuskan tujuan dari pada pembelajaran pembelajaran pendidikan pendidikan jasmani, jasmani, dan kemudian kemudian dianalsis dianalsis model, metode strategi strategi ataupun ataupun pendeka pendekatan tan pembel pembelaja ajaran rannya nya yang yang sesuai sesuai dengan dengan asas asas prakti praktiss pengaja pengajaran ran,, dan yang yang penting penting untuk diperhatikan diperhatikan dimana pengajaran pengajaran tersebut tersebut berorienta berorientasi si serta berlandasakan berlandasakan pada tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kebutuhan siswa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bucher (1983), Fondation of Physycal Education & Sport . (9th ed). ed). St.Lo St.Louis uis,, Missou Missouri: ri: The
Mosby Co. Cholik dan Lutan (1996), Pendidikan (1996), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Kesehatan, Jakarta: Depdikbud. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Fery (2009). Konsep Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Internet: http://en.wikipedia.org Lutan (2002), Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Dep diknas
(2004).. Teori Teori Pendid Pendidika ikan n Jasman Jasmanii (Filos (Filosofi ofi Pembel Pembelaja ajaran ran dan Masa Masa Depan) Depan).. Sukintaka (2004) Bandung: Nuansa Wahjudi
(2009),
strategi
pembelajaran
http://en.wikipedia.org
18
pendidikan
jasma,ni
internet:
19