L"%rry M$er Date Signature
BAGIAN ILMU FORENSIK DAN FAKULT FAKULTAS AS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEDOKTERAN MEDIKOLEGAL REFERAT MEI 2016
ANALISA BERCAK DARAH
Oleh: Nurul Sy!!"!" F#"$ %# &u$"# Aul" A)r"$" Mu*#!"r
C11111'(2 C11111 C11111+16 +16
Pembimbing : ,r- Herr" D.", O/#."$u* Mu$,u$
Supervisor : ,r- Gu$$ Ar*y," S34A5K S3F
DIBA7AKAN DALAM RANGKA TUGAS KE4ANITERAAN KLINIK DI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULT FAKULTAS KEDOKTERA KE DOKTERAN N UNIVERSITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
LEMBAR 4ENGESAHAN
Yang Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa nama yang tersebut: 1. Nurul Syammimi Fatin Junit
C11111!"
". #ulia #$riani %ustamir
C11111&1'
(engan )udul re$erat A$l"* Ber/8 Drh telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian *lmu +edokteran Forensik dan %edikolegal, Fakultas +edokteran -niversitas asanuddin.
%akassar,
Pembimbing
%ei "/1'
+onsulen
dr. erri (avid 0tavianus %undung dr. 2unawan #rsyadi, SpP#3+4,SpF SpP#3+4,SpF
DISCLAIMER
LEMBAR 4ENGESAHAN
Yang Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa nama yang tersebut: 1. Nurul Syammimi Fatin Junit
C11111!"
". #ulia #$riani %ustamir
C11111&1'
(engan )udul re$erat A$l"* Ber/8 Drh telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian *lmu +edokteran Forensik dan %edikolegal, Fakultas +edokteran -niversitas asanuddin.
%akassar,
Pembimbing
%ei "/1'
+onsulen
dr. erri (avid 0tavianus %undung dr. 2unawan #rsyadi, SpP#3+4,SpF SpP#3+4,SpF
DISCLAIMER
5e$erat ini dibuat dengan mengutip re$erat: 1. BLOOD SPA SPATTER ANALYSIS yang disusun disusun oleh %uhammad Fai6 7in %ohd Na6ri, Nur #ri$ah #ri$ah 7inti %ohd Said , -mmu #sma8 #sma8 7inti %ohd 5osli ". #nalisis #nalisis 7erak 7erak (arah (arah yang disusu disusun n oleh oleh ar$ana ar$ana #lwi, #lwi, %oammar %oammar +hada$y Juanda, +amal $au6e
4ENDAHULUAN
(i masyarakat, kerap ter)adi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh tubuh dan nyawa nyawa manusi manusia. a. -ntuk -ntuk pengusu pengusutan tan dan penyidi penyidikan kan serta serta penyele penyelesai saian an masala masalah h hukum hukum ini di tingkat tingkat lebih lebih lan)ut lan)ut sampai sampai akhirny akhirnyaa pemutu pemutusan san perkar perkaraa di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai ahli di bidang terkait untuk membuat )elas )alannya peristiwa serta keterkaitan antar tindakan yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut. (alam hal terdapat korban, baik yang masih hidup maupun yang yang meni meningg nggal al akiba akibatt peri perist stiw iwaa ters tersebu ebut, t, dipe diperl rluka ukan n sese seseor oran ang g ahli ahli di bida bidang ng kedokt kedoktera eran n untuk untuk member memberika ikan n pen)ela pen)elasan san bagi bagi para para pihak pihak yang yang menanga menangani ni kasus kasus tersebut. (okter yang diharapkan membantu dalam proses peradilan ini kan berbekal pengetahuan kedokteran yang dimilikinya yang terhimpun dalam ilmu kedokteran $orensik.1 9ing 9inggi giny nyaa
ting tingka katt
krim krimin inal alit itas as
saat saat
ini ini
meny menyeb ebab abka kan n
ting tinggi giny nyaa
perm pe rmin inta taan an visu vi sum. m. al a l ini in i men) me n) adi ad i perh pe rhat atia ian n kita ki ta seba se baga ga i do kter kt er umum um um kare ka rena na walaupun permintaan visum biasanya dia)ukan kepada rumah sakit besar baik umum maupun swasta, tidak menutup kemungkinan permintaan visum dia)ukan kepada kita sebagai dokter umum pada saat kita melakukan tugas P99 di suatu daerah. -ntuk itu sebagai dokter umum kita wa)ib dapat melakukan visum dan membua membuatt lapor laporann annya ya melal melalui ui isum et 5epert 5epertum. um. al ini sesua sesuaii dengan dengan lembaran negara tahun 1;!& No. & pasal 1 dan pasal " serta +-P pasal 1' dan pasal 1! butir .3",&,=4
(alam melakukan visum, perlu dilakukan pemeriksaan penun)ang untuk memper)elas dan membuktikan membuktikan kebenaran suatu kasus. +arena sebenarnya, pada setiap ke)adian ke)ahatan hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal di tempat ke)adian perkara 39+P4. 7arang bukti tersebut bisa berupa :3",&,=4 1. 7enda atau tubuh manusia yang telah mengalami kekerasan. ". Sen)ata atau alat yang dipakai untuk melakukan ke)ahatan. &. Je)ak atau bekas yang ditinggalkan oleh si pen)ahat pada tempat ke)adian.
=. 7enda>benda yang terbawa oleh si pen)ahat baik yang berasal dari benda atau tubuh manusia yang mengalami kekerasan maupun yang berasal dari tempat ke)adian. <. 7enda>benda yang tertinggal pada benda atau tubuh manusia yang mengalami kekerasan atau ditempat ke)adian yang berasal dari alat atau sen)ata yang dipakai ataupun berasal dari si pen)ahat sendiri.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan penting dari pemeriksaan yang dilakukan pada kasus $orensik. +adang kala sampel merupakan sampel segar ataupun dengan tambahan pengawet terutama pada kasus kriminal. ?ebih sering lagi sampel di kirim ke laboratorium berupa darah kering atau berak keolatan yang terdapat pada sen)ata, pakaian atau ob)ek lainnya.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membedakan:
3",&,=4
1. #pakah berak tersebut darah@ ". Jika darah, apakah darah tersebut merupakan darah hewan atau manusia@ &. Jika darah manusia, apakah golongan darah manusia tersebut@ (arah, seperti halnya airan, dapat memberitahukan sedikit banyaknya mengenai ke)ahatan yang ter)adi dan mengenai darah yang tertinggal di 9+P. Seringkali, petugas akan menemukan tidak hanya darah korban, tetapi )uga milik pelaku. ?uminol yang bersinar terang bila berampur darah, digunakan untuk mendeteksi se)umlah keil darah yang tidak terlihat dengan mata telan)ang.'
7ila terdapat genangan atau berak>berak darah, dilakukan pemeriksaan dan dibuat pena$sirannya, antara lain:
!
1. Perkiraan )arak antara sumber perdarahan dengan lantai, demikian pula arah gerakan korban.
". Perkiraan posisi korban sewaktu mendapat luka, dalam posisi berdiri, tidur atau miring, ini diketahui dari si$at distribusi serta mengalirnya darahnya. &. Perkiraan ara kematian, darah tergenang di sekitar korban atau darah bereeran dimana>mana. =. Sumber perdarahan, dari pembuluh nadi atau pembuluh venaA dari saluran
pernapasan
3paru>paru4,
atau
dari
saluran
penernaan
3lambung4. <. Perkiraan apakah berak darah tersebut: Bsangat baruB 3beberapa hari4, BbaruB, BtuaB, dan Bsangat tuaB 3beberapa tahun4.
*.
(F*N*S* #N#?*S*S 75C#+ (#5#
Bloodstain pattern analysis 37P#4 atau #nalisis pola berak darah adalah subspesialisasi rekonstruksi ke)ahatan pada konteks ke)ahatan dan adegan ke)ahatan, pola noda darah adalah atatan terlihatdari pertumpahan darah di 9+P. Sebagaimana di)elaskan dalam analisis pola noda darah adalah pemeriksaan bentuk,lokasi, dan pola distribusi noda darah untuk tu)uan mena$sirkan peristiwa $isik yang menyebabkan hal tersebut. Pola noda darah adalah akibat langsung dari si$at benda dan kekuatan yang meniptakan mereka.& 7P# adalah pemeriksaan bentuk, lokasi dan sitribusi pola dari berak darah dengan tu)uan menginterpretasikan ke)adian $isik yang menyebabkan hal tersebut. Sedangkan pola berak darah adalah bukti visual adanya berak atau tumpahan darah pada 9+P.&
II-
ANALISIS 4OLA BERCAK DARAH
#nalisis pola berak darah adalah pemeriksaan bentuk, lokasi,dan distribusi pola berak darah dalam rangka memberikan pena$siran peristiwa $isik yang memunulkan berak darah tersebut.= *n$ormasi yang dapat diperoleh dari analisis pola berak darah yang tepat:& a. Jarak dari sumber darah ke target b. #rah sudut )alan dan dampaknya
. Si$at gaya digunakan untuk menyebabkan tertumpahnya darah d. -rutan peristiwa tertumpahnya darah e. *nterpretasi pola kontak dan trans$er
P%5*+S##N -%-% (N2#N %#9# 9?#NJ#N2 7erak darah bisa berwarna merah, merah keoklatan atau hitam, tergantung dari lamanyaD usia berak darah tersebut. ' >7erak darah yang masih segar
: %erah terang
> "= )am
: %erah keoklatan
> ?ebih dari "= )am
: +ehitaman
> Sumber darah bisa berasal dari : (arah yang dimuntahkan : 7erwarna oklat (ari paru>paru
: (arah berbusa
7isul
: Pada berak tersebut mungkin ditemukan sel>
sel nanah dan bakteri (arah menstruasi
:7erwarna hitam dan mengandung sel>sel
endometrium dan sel epitel vagina idung
: %engandung mukosa hidung dan bulu hidung
(arah ante>mortem bisa dibedakan dari darah post>mortem berdasarkan beberapa hal dibawah ini ' Drh $#e9!r#e!
Drh 4*#9!r#e!
1- 4er,rh$
?ebih banyak
Sedikit
2-4e$ye%r$
#da
9idak ada
+-Be8u$ ,rh
#da.7entuknya kaku dan
7iasanya tidak ada.
elastis.Earnanya
+a laupu n
mudah dibilas
berubah
tidak )ika
sedikit
a da, dan
ha nya rapuh.
Earnanya mudah pudar )ika dibilas
A- 4e$l$$ ,r" Be$#u8;4l Ber/8 Drh 5<=
1. 7erak darah yang dihasilkan dari travasation (rops 39etesan4, 2ushes G Spur 39etesan G semburan arteri4A Pool 32enangan4. a.Dr3* 5Te#e*$ 7erak tetesan terbentuk sebagai akibat gaya gravitasi. (arah yg keluar dari luka memiliki massa tertentu dan akan ter)atuh sebagai bulatan berbentuk elips karena gaya gravitasi. 7esarnya berak darah tetesan tergantung pada volume arah yang menetes dan si$at>sei$at permuaan dimana darah menetes.
2ambar 1. 7entuk tetasan darah< b. 4l 5Ge$$$ #liran darah dari luka 3tampa tekanan4 yan tergenang di 9+P karena $aktor media dan gaya gravitasi.<
2ambar ". 7entuk genangan pada korban yang berasal dari darah yang keluar dari luka korban.< . Al"r$ 5)l* 7entuk berak darah yang seringkali ditemukan ditempat ke)adian perkara adalah pola aliran. Pola berak darah ini sering ditemukan pada tubuh korban, pada ob)ek>ob)ek tertentu di 9+P atau pada permukaan tertentu di 9+P. 9erbentuknya pola berak darah tersebut diakibatkan oleh pengaruh gravitasi.<
2ambar &. 7entuk aliran darah yang dikarenakan oleh gaya gravitasi.<
d. Dr"3 53er/"8$ /"r$ 7erak darah terbentuk ketika genangan darah terkena tetesan darah.
2ambar =. 7entuk pola drip.< e- S#ur#"$ S#"$5Ser3$
7erak yang ter)adi bila benda tertentu 3yang dapat4 menyerap menyentuh darah dengan kuantitas yang besar 32enangan atau aliran darah4.<
2ambar <. 7entuk berak darah yang terserap oleh karpet.<
". PolaDbentuk berak darah yang terlembar dari suatu benda a. 4##er$ Tr$*)er 5Ber/8 *l"$$ %e$#u8 #dalah 7erak darah yang dihasilkan bila ob)ek yg membawa darah air bersentuhan dengan permukaan ob)ek lain.
2ambar '. Pola trans$er <
b- S"3e 5Ber/8 Ge*e8$;4le*$ 9rans$er darah
pada permukaan target 37enda tertentu4 diakibatkan oleh
pergesekan antara permukaan target 3(iam4 dengan benda yang bergerak membawa darah.
2ambar !. Pola swipe<
&. 7erak yang dihasilkan dari perpindahanDgerakan darah a. Ber/8 S3u#$ 57"3e* 7erak darah saputan terbentuk ketika suatu ob)ek 3diam4 yang membawa darah tergesek oleh suatu permukaan yang bergerak. 2erakan ob)ek diperkirakan sebagai gerakan ?ateral.
2ambar . Pola saputan<
b. C*# > )) 5L$#r$ 7erak darah ini terbentuk bila benda membawa darah dikibaskan dan darah yang terlontar dari ob)ek menyentuk suatu permukaan. -mumnya 7erak lontaran ditemukan sebagai serentetan berak yang berurut sesuai dengan arah kibasan benda.<
2ambar ;. Pola lontaran<
2ambar 1/. Pola Cast>o$$ dari sebuah tongkat dan pipa.<
. S3##er 54er/"8$ 7erak darah perikan terbagi men)adi ", Forward spatter 3perikan kedepan4 dan 7ak spatter 3perikan kebelakang4. 7enturan yang ter)adi pada suatu genangan darah akan mengakibatkan peahnya kumpulan darah men)adi butiran H butiran yang lebih keil dan terperik kearah men)auhi pusat gaya.<
2ambar 11. Pola spatter &,<
2ambar 1". Pola dari active spatter .&
d. Ber/8 E?3"r#ry 5Ber/8 ,rh 3er$)*$
7erak darah ini merupakan berak darah yang disemburkan dari mulut, hidung atau
sistem
pernapasan
lainnya.+arena
pengaruh
tekanan
pada
saat
pernapasan.al ini menyebabkan pemeahan kumpulan darah men)adi bagian H bagian yang lebih keil.Sehingga berak darah perna$asan disamping ditemukan berak besar )uga di)umpai bintik H bintik keil berak darah disekitarnya.
2ambar 1&. 7erak ekspiratori=
Jenis paling sederhana dari analisis darah menentukan perikan atau trans$er. Perikan teripta ketika darah dihasilkan dari suatu gaya dan ber)alan melalui udara sebelum mendarat di permukaan target. Pola trans$er ter)adi ketika darah dari sumber darah datang dalam kontak langsung dengan luas permukaan target.
B- Kr8#er"*#"8 &lur Ter%$$y Drh 1<=
1. 9egangan Permukaan (arah tidak akan terputus keuali bila ada gaya yang mempengaruhi. 2aya yang diperlukan ukup besar untuk mengatasi tegangan permukaan darah.(arah membentuk seperti bola 3bentuk melingkar sempurna4 hampir segera setelah memisahkan diri dari sumber darah, 7entuk bulat tersebut disebabkan oleh tegangan permukaan darah.
9egangan permukaan menyebabkan darah yang )atuh untuk menarik dirinya baik seara hori6ontal maupun vertikal. Jatuhnya darah akan tetap men)adi bentuk bola sebagai akibat tegangan permukaan. 9egangan permukaan akan mempertahankan darah berbentuk bola hingga darah )atuh dan menetes ke permukaan.
2ambar 1=. 9egangan Permukaan (arah=
". #ngle o$ *mpat 3Sudut (ampak 4 7entuk berak darah ditentukan oleh sudut antara )alur terbangnya dengan permukaan yang dikenai.&9etesan darah yang membentur suatu permukaan pada sudut ;/o akan menghasilkan berak darah yang pada dasarnya bulat dalam bentuk. 9etesan darah yang membentur permukaan pada sudut kurang dari ;/oakan lebih pan)ang atau berbentuk oval. (engan berkurangnya sudut antara tetesan darah dengan permukaan target, pan)ang berak darah yang terbentuk akan bertambah dan lebarnya berkurang.
(engan kata lain berak darah akan men)adi lebih pan)ang dan sempit seiring berkurangnya besar sudut.1
2ambar 1<. #ngle o$ impat berak darah terhadap target permukaan=
2ambar 1'. #ngle o$ *mpat 3Sudut (ampak4=
C- F8#r y$ Me!3e$ruh" 4l Ber/8 Drh 1<=
1. Permukaan tekstur target : a. 7erak darah dapat ter)adi pada berbagai permukaan. Jenis permukaan tempat darah )atuhDmenetes mempengaruhi tampilan dari perikan darah yang dihasilkan. Jika permukaan liin atau tidak kasar darah yang )atuh akan berbentuk melingkar biasa. b. (arah yang )atuh pada permukaan yang kasar dan tidak teratur akan membuat sebuah bentuk berak dengan bentuk kasar atau bergerigi.
2ambar 1!. Permukaan tekstur target=
2ambar 1. Pola pada permukaan yang berbeda&
". +eepatan berak darah3<,1/4 Bercak darah pasif !ercak darah den"an kecepatan rendah# a. (arah )atuh pada keepatan atau gaya gravitasi yang normal b. 7erak D perikan biasanya berasal dari luka terbuka atau dari permukaan yang )enuh dengan darah. . 7erak darah yang dihasilkan sebagian besar berukuran besar, berbentuk lingkaran, dengan diameter perikan &mm atau lebih. d. 7erak darah akan bertambah ukurannya sesuai dengan )arak )atuh yang meningkat pula. Namun ukuran perikan akan tetap konstan bila )arak )atuh sekitar = kaki.
2ambar 1;. 7erak darah keepatan rendah<
7erak darah dengan keepatan sedang< a.
(ihasilkan dengan keepatan dan energi yang melebihi gaya gravitasi, b. Jenis perikan ini biasanya terlihat pada penusukan,edera benda tumpul dan perikan sekunder. . (ihasilkan ketika banyak darah yang lebih besar terpeah men)adi perikan yang lebih keil dengan diameter 1>& mm.
2ambar "/ 7erak darah dengan keepatan sedang<
7erak darah dengan keepatan tinggi< a. (ihasilkan dengan energi eksternal yang melebihi 1//$ps men)adi perikan yang sangat keil dengan diameter kurang dari 1mm. b. 7erak seperti ini memberikan gambaran seperti titik. . %ekanisme perlukaan yang dapat membentuk pola ini adalah luka tembak, ledakan, dan dapat )uga ditimbulkan oleh peralatan pabrik, batuk atau bersin. d. Jenis perikan ini biasanya ter)adi karena luka tembak atau ledakan, namun didapatkan dari udara ekspirasi, batuk,atau bersin
2ambar "1 berak darah dengan keepatan tinggi<
III-
4e!er"8*$ Drh
Setelah pembunuhan atau serangan telah dilakukan, penyidik polisi biasanya menemukan darah di 9+P, memberi mereka petun)uk tentang apa yang ter)adi. 9ekstur darah dan bentuknya serta penyebarannya di sekitar korban sering membantu simpatisan menentukan kapan ke)ahatan dilakukan, apakah ke)ahatan itu diawali dengan pertarungan antara individu, dan sen)ata yang digunaka n seperti, pisau, pistol, atau ob)ek yang digunakan untuk memukul . 9etapi mungkin sa)a pelaku telah menoba banyak ara untuk menyembunyikan, membersihkan, dan menghapus bukti darah. Sebagai ontoh, apa yang tampak seperti darah mungkin 6at lain ditempatkan di sana oleh kriminal untuk menyesatkan penyidik polisi. Juga, beberapa pen)ahat membersihkan darah dari 9+P atau memindahkan tubuh korban di tempat lain, sehingga sulit untuk merekonstruksi apa yang sebenarnya ter)adi. -ntuk menentukan skenario potensial yang mungkin ter)adi, ilmuwan $orensik menerapkan penemuan ilmiah terbaru untuk hukum yang memiliki teknik ma)u yang dapat memberitahu apakah airan merah terlihat di sekitar korban sebenarnya darah, menentukan apakah darah manusia, dan menentukan apakah darah berasal dari korban atau pen)ahat."(alam pemeriksaan bekas darah, ahli $orensik memiliki da$tar pertanyaan khusus sebagai pemandu pada analisis darah tersebut. Pertanyaan tersebut, terdiri atas3",&,',;4 • • • • •
#pakah sampel tersebut adalah darah@ #pakah sampel tersebut adalah darah binatang@ Jika merupakan darah binatang, merupakan binatang spesies apa@ #pakah darah tersebut darah manusia@ (apatkah sampel darah tersebut menentukan usia, )enis kelamin, atau ras dari manusia@
1- A38h %er/8 #er*e%u# ,lh %er/8 ,rh
emoglobin adalah suatu kon)ugat protein dan terdiri atas dua bagian: molekul protein ialah globin dan suatu non>protein molekul ialah hematin yang mengandung besi. emoglobin yang dihidrolisis dengan asam lemah atau alkali dapat diuraikan men)adi kedua bagian tersebut diatas 3heme dan globin4.3",&,',;4 (erivat>derivat hemoglobin yang perlu diketahui :
•
ematin adalah derivat hemoglobin yang terdapat di dalam berak darah yang sudah lama berwarna oklat tak larut dalam air. (apat dibuat kristal yang dinamakan hemin. emin terbentuk karena hemoglobin diuraikan oleh asam lambung.
•
$ethe%o"lo!in: mudah
larut dalam air, berwarna merah oklat bila
darah kena udara dan sinar dan pada keraunan dengan asam oksalik, aniline, dan a%yl nitrit . •
&e%ochro%a"en: 9urunan hematin alkali, berwarna merah, te)adi bila oksihemoglobin
diampur
dengan
suatu
agen
turunan
alkali.
Spektrumnya sangat khas dan merupakan spetrum terbaik dari semua spketrum darah untuk diagnosis. •
&e%atoporphirin: bersi$at tidak larut air. 9er)adi bila darah diampur dengan asam atau basa kuat. 9erdapat dalam bentuk asam dan alkali dengan spektrum yang berlainan. Sangat berguna untuk membuktikan adanya darah dimana berak>berak
darah telah berampur dengan
bahan>bahan lain. -ntuk menentukan apakah suatu noda merupakan berak darah atau bukan adalah dengan menggunakan tes presumti$.9es ini memberikan dua hasil pemeriksaan yang berbeda yaitu mengeliminasi substansi yang didapat 3bukan darah4, memberikan kemungkinan 3positi$ presumti$4 dari sampel yang diteskan 3mungkin darah4.Salah satu adalah dengan menggunakan senyawa yang dapat memberikan e$ek ketika bersentuhan dengan darah. asil ini adalah ara sederhana dan epat untuk membuktikan bahwa sebenarnya sampel tersebut adalah darah.31,'4 9es presumti$ merupakan tes dugaan karena adanya memberikan kemungkinan hasil yang false'positive 3pemutih yang bereaksi dengan luminol4 atau hasilnya yang terlalu meluas 3sampel adalah darah tetapi belum tentu berasal dari manusia4.9es presumti$ yang umum dilakukan untuk darah antara lain Phenolphthalein, ?uminol, emasti, and ?euo>rystal iolet 3blood4.
#da banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah berak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya positi$ sa)a yang dilakukan pemeriksaan lebih lan)ut.3",&,',;4
Prinsip pemeriksaan penyaringan: "0" II "0 K 0n 5eagen I> perubahan warna 3teroksidasi4 Pemeriksaan penyaringan yang biasa dilakukan adalah dengan reaksi ben6idine dan reaksi $eno$talin.5eagen dalam reaksi ben6idine adalah larutan )enuh +ristal 7en6idin dalam asetat glaial, sedangkan pada reaksi $eno$talin digunakan reagen yang dibuat dari Fenol$talein "g K 1// ml Na0 "/L dan dipanaskan dengan bi)i>bi)i 6in sehingga terbentuk $enol$talein yang tidak berwarna.' asil positi$ menyatakan bahwa berak tersebut mungkin darah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lan)ut.Sedangkan hasil negative pada kedua reaksi tersebut memastikan bahwa berak tersebut bukan darah.' 9es ini didasarkan bahwa heme dapat mengkatalisis hidrogen peroksida. Cairan "0" direaksikan dengan sampel dan akan ter)adi reaksi teroksidasi yang menghasilkan perubahan warna. Penting untuk diatat bahwa hasil tes yang positi$ tidak berarti bahwa noda tersebut atau sampel adalah darah, apalagi untuk menentukan dengan pasti sampel adalah darah manusia, karena berbagai en6im dan logam tertentu )uga bisa memberikan hasil positi$." %etode ini didasarkan bahwa heme dari hemoglobin memiliki si$at seperti peroksida yang mengkatalis pemeahan hidrogen peroksida. Mat yang teroksidasi ini dapat bereaksi dengan substrat lainnya yang akan menghasilkan perubahan warna. Substrat yang umum digunakan adalah ben6idin dan bahan lainnya seperti tetramethyl> ben6idines, orto>tolidine, leukomalahite hi)au, leuorystal ungu dan $enol$talein > yang terakhir ini dikenal sebagai tes +astle>%eyer. 5eaksi dengan &>aminophthalhydra6ide 3?uminol4 yang menghasilkan ahaya."
- Te* Lu!"$l 6 Salah satu tes presumti$ terdiri dari penyemprotan sampel yang diurigai dengan
larutan luminol 3C!N&0"4, bahan kimia yang dipopulerkan oleh serial 9 BCS*B 3singkatan dari ()ri%e Scene Investi"ation( 4, dan hidrogen peroksida 3"0"4. Jika terdapat darah pada sampel, sampel akan bersinar dengan warna kebiruan dalam gelap. ?uminol tersebut pertama kali diakti$kan dengan oksidan, biasanya dengan larutan hidrogen peroksida dan garam hidroksida dalam air.+emudian, dengan adanya protein dalam darah yang disebut hemoglobin, hidrogen peroksida terurai untuk membentuk oksigen dan air. +etika luminol bereaksi dengan garam hidroksida, dianion akan terbentuk. 0ksigen yang dihasilkan dari hidrogen peroksida kemudian bereaksi dengan dianion luminol. Produk dari reaksi ini, merupakan suatu peroksida organik, yang sangat tidak stabil dan segera terurai dengan hilangnya nitrogen untuk menghasilkan asam &> aminophthali . Sebagai &>aminophthali, ia akan melepaskan ahaya biru yang terlihat 3lihat 2ambar. "&4.
2ambar "".5eaksi kimia antara hydrogen peroksida dengan luminol yang menghasilkan hemoglobin yang kemudian membentuk &>aminophthali 3&>#P#4 dan ahaya biru.3",&,',;4 ?uminol sensiti$ terhadap keberadaan darah meski dalam )umlah yang sangat sedikit.al ini dapat mendeteksi noda darah yang telah dienerkan hingga &//./// kali, karena hampir tidak mungkin untuk membersihkan setiap )e)ak darah di 9+P, luminol sangat e$ekti$ dalam mendeteksi )e)ak menit dari darah yang mungkin tidak terlihat dengan mata telan)ang.Namun teknik ini memiliki beberapa keterbatasan, karena ahaya dapat diproduksi bukan hanya dari 6at darah tetapi )uga 6at>6at lain, seperti ion tembaga, lobak, dan pemutih.-ntuk
mengidenti$ikasi seara pasti bahwa merupakan 6at darah, sering dikirim ke laboratorium untuk dilakukan analisis.3",&,',;4
2ambar "&. Penampakan bekas darah laten yang tertinggal di bak ui piring 3co*rtesy of +ohn Black, Ron S%ith - Associates4.& 9es katalitik sangat sensiti$ 3darah dapat dideteksi dengan pengeneran sekitar 1 di 1//.///4, tetapi terdapat beberapa $aktor yang dapat memberikan interpretasi hasil yang salah sehingga tes ini tidak spesi$ik untuk darah. Mat yang dapat mengganggu hasil yang diinginkan pada tes katalitik termasuk en6im seperti katalase dan peroksidase 3dapat ditemukan pada tanaman dan hewan4, bahan kimia dan logam yang teroksidasi khususnya tembaga dan besi.! +etika hasil diinterpretasikan harus lebih teliti, terutama ketika pengu)ian dilakukan luar ruangan, di mana banyak )enis bahan tanaman yang dapat ditemukan, atau pengu)ian di kendaraan, di mana permukaan logam dapat mengganggu.Prinsip umum adalah bahwa )ika tes adalah negati$, darah tidak ada, tapi )ika tes ini positi$ maka sampel kemungkinan adalah darah tetapi tidak pasti. -ntuk alasan ini tes sering digambarkan sebagai tes BdugaanB.3",&,!,;4 %-
Re8*" Be$@","$e 5 Test Adler
(ulu 7en6idine test pada $orensik banyak dilakukan oleh #dlers 31;/=4. 9es 7en6idine atau Test Adler lebih sering digunakan dibandingkan dengan tes tunggal pada
identi$ikasi darah lainnya.+arena merupakan pemeriksaan yang paling baik yang telah lama dilakukan.Pemeriksaan ini sederhana, sangat sensiti$ dan ukup bermakna.Jika ternyata hasilnya negati$ maka dianggap tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan lainnya.9es ini umum digunakan, di mana adanya darah ditun)ukkan dengan produk berwarna biru. Namun, ada beberapa 6at yang dapat menghasilkan positi$ palsu untuk tes ini, seperti oksidan kimia, buah dan sayuran. Selain itu, ben6idine dikenal sebagai karsinogen , dan sesuai ini sebagian besar telah digantikan oleh tes menggunakan $enol$talein D hidrogen peroksida.3",&,,;4 Cara pemeriksaan reaksi 7en6idin: Sepotong kertas saring digosokkan pada berak yang diurigai kemudian diteteskan 1 tetes "0" "/L dan 1 tetes reagen 7en6idin. asil: asil positi$ pada reaksi 7en6idin adalah bila timbul warna biru gelap pada kertas saring.
/-
Re8*" 4he$l3h#le"$ 5K*#le > Meyer Te*#
Phenolphtalein adalah tes dugaan yang paling umum digunakan untuk darah dan dapat digunakan dengan sendirinya dengan tes dugaan lainnya. asil Phenolphtalein positi$ ditun)ukkan dengan warna merah muda erah yang munul biasanya dalam waktu sepuluh sampai lima belas detik setelah bahan u)i kimia ditambahkan. 9es ini sangat sensiti$ dan hasil positi$ dapat diperoleh dari noda yang nyaris tak terlihat atau tidak terlihat dengan mata telan)ang.Salah satu kelemahan untuk u)i dugaan ini adalah 6at yang dapat menghasilkan hasil positi$ palsu.+arat, tembaga dan logam garam, kayu, kentang, dan lobak semua dapat menyebabkan hasil yang positi$ dengan tes ini.7iasanya, )ika salah satu dari 6at>6at ini hadir, waktu reaksi lebih lambat dan perubahan warna membutuhkan waktu lebih lama untuk munul.7eberapa laboratorium menggunakan tes phenolpphtalein 3P4 bersamaan dengan tes tetramethylben6idine 39%74 dalam tes dugaan ganda. 9%7, yang beker)a dengan ara yang sama seperti P, perubahan men)adi warna biru>hi)au dengan adanya darah. %eskipun 9%7 lebih
spesi$ik daripada P, karena hasil positi$ palsu yang lebih sedikit pada 9%7, namun 9%7 kurang sensitive dibandingkan P dan tidak beker)a dengan baik pada noda darah yang sangat dienerkan. (alam setiap kasus di mana terdapat dugaan adanya darah , analis harus terlebih dahulu menentukan apakah barang
bukti mengandung darah.
Sementara perubahan warna yang ter)adi pada tes dugaan merupakan indikator yang baik untuk adanya darah, Namun tidak praktis untuk seluruh item yang ada.7ahan berpori yang telah berlumuran darah masih dapat menyerap sedikit darah bahkan )ika ob)ek telah diui dan bersih. -ntuk alasan inilah, luminol dan $luoresein tes digunakan untuk menun)ukkan noda darah nonvisi!le.3',;4 Pada penelitian yang dilakukan oleh +astle 31;/1,1;/'4, 6at ini menghasilkan warna merah )ambu terang saat digunakan pada test identi$ikasi darah. +on$irmasi noda terlihat menggunakan +astle>%eyer tes. (i mana reagen dengan ara melakukannya yaitu dengan menggosok lembut pada noda dan basah. asilnya langsung terlihat dari perubahan warna, dari kuning puat ke biru kehi)auan yang intens menun)ukkan kemungkinan adanya darah. 9es ini sangat sensiti$ tetapi karena ara itu sudah diatur tidak mudah dimodi$ikasi untuk memeriksa untuk gangguan mungkin. Pada u)i +astle> %eyer yang $enol$talein disimpan dalam larutan basa yang didalamnya terdapat seng, larutan ini tidak berwarna.0ksidasi dengan hemoglobin dan peroksida menyebabkan perubahan warna yang epat men)adi merah muda terang, #walnya tes dilakukan dalam satu langkah, tapi banyaknya gangguan potensial dapat dihilangkan dengan melakukan tes dalam dua langkah.' (alam bentuk asli, se)umlah keil reagen +astle>%eyer yang telah dipersiapkan diampur dengan etanol ;%eyer hanya diampur dengan etanol ;
?arutan ditambahkan ke noda pada kertas $ilter. Jika warna pink atau warna merah langsung berubah, yaitu tanpa penambahan hidrogen peroksida.1
2ambar "=. +etiga reagen yang digunakan dalam +astle H %eyer 9est. 3etanol, reagen +astle>%eyer, hidrogen peroksida4<
Cara Pemeriksaan reaksi Phenolphtalein: Sepotong kertas saring digosokkan pada berak yang diurigai langsung diteteskan reagen Phenolphtalein. asil: asil positi$ pada reaksi Phenolphtalein adalah bila timbul warna merah muda pada kertas saring.3",&,',;4
#.
7. 2ambar "<
. #. Earna pink menun)ukkan aktivitas dari hemolisis dan Phenolphtalein,menun)ukkan hasil positi$. ;
7. tidak terdapat darah pada sampel, tidak tampak hemolisis peroksida dan perubahan warna, hasil tes negati$.;
2- De#e8*" ,$ ",e$#")"8*" %er/8 ,rh
Setelah didapatkan hasil bahwa suatu berak merah tersebut adalah darah maka dapat dilakukan pemeriksaan selan)utnya yaitu pemeriksaan meyakinkan darah berdasarkan terdapatnya pigmen atau kristal hematin 3hemin4 dan hemokhromogen. 9erdapat beberapa )enis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan berak darah tersebut benar berasal dari manusia, yaitu :
"-
Cr 8"!""
9erdapat dua maam tes yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa itu berak darah, atas dasar pembentukan kristal>kristal hemoglobin yang dapat dilihat dengan mata telan)ang atau dengan mikroskopik. 9es kristal, yang sekarang )arang digunakan, semua didasarkan pada pembentukan hemoglobin kristal derivati$ seperti hematin, haemin dan haemohromogen. em membentuk kristal ketika direaksikan dengan reagen tertentu. 5eagen yang paling umum adalah piridin, yang membentuk kristal merah muda yang khas.11 9es ini dilakukan pada slide mikroskop, dengan reagen yang ditambahkan ke noda bawah kaa penutup, dan pembentukan kristal diamati dengan mikroskop. 9es tersebut antara lain tes 9eihmann dan tes 9akayama.3',;4 - Te*# Te"/h!$ 5Te* 8r"*#l he!"$
Pertama kali dilakukan oleh 9eimann 31<&4. 9est diawali dengan memanaskan darah yang kering dengan asam asetat glaial dan hloride untuk membentuk derivate hematin. +ristal yang terbentuk kemudian diamati di bawah mikroskop, biasanya +ristal munul dalam bentuk belah>belah ketupat dan berwarna oklat.; Cara pemeriksaan: Seu)ung )arum berak kering diletakkan pada kaa obyek tambahkan 1butir kristal NaC? dan 1 tetes asam asetat glaial, tutup dengan kaa penutup dan dipanaskan.
asil: asil positi$ dinyatakan dengan tampaknya +ristal hemin C? yang berbentuk batang berwarna oklat yang terlihat dengan mikroskopik. +esulitan : %engontrol panas dari sampel karena pemanasan yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan kerusakan pada sampel.
2ambar "' *nterpretasi hasil tes 9eihman.3",&,;4 %-
Te*# T8y! 5Te* 8r"*#l B He!8r!e$
9es +ristal yang paling terkenal adalah yang dikembangkan oleh 9akayama sekitar / tahun yang lalu. Sebuah larutan basa piridin ditambahkan ke noda dan, )ika terdapat darah, akan terbentuk kristal merah muda dari kompleks antara piridin dan hem pada slide yang dihangatkan. Struktur kompleks ditun)ukkan pada 2ambar"< .
2ambar "! $erroprotoporphyrin Pyridine 3kompleks yang terbentuk di tes 9akayama4',; Selain piridin, se)umlah basa nitrogen lainnya, termasuk nikotin, metilamina, histidin dan glisin telah digunakan dalam variasi tes ini. Sensitivitas adalah sekitar /,//1
m? darah atau /,1 mg hemoglobin. Sebuah hasil negati$ tidak selalu menun)ukkan bahwa darah tidak ada, mungkin sa)a menun)ukkan teknik yang salah dan kontrol positi$ harus selalu di)alankan untuk perbandingan. Noda darah sampai usia "/ tahun telah memberikan hasil positi$ dalam tes kristal.3",&,;4
Cara ker)a: 9empatkan se)umlah keil sampel yang berasal dari berak pada gelas ob)ek dan biarkan reagen takayama mengalir dan berampur dengan sampel.Setelah $ase dipanaskan, lihat di bawah mikroskop. asil : asil positi$ dinyatakan dengan tampaknya kristal halus berwarna merah )ambu yang terlihat dengan mikroskopik.3",&,;4
2ambar ". 9es 9akayama positi$ membentuk +ristal yang dapat dilihatdibawah mikroskop.1
+elebihan: 9est dapat dilakukan dan e$ekti$ dilakukan pada sampel atau berak yang sudah lama dan )uga dapat memunulkan noda darah yang menempel pada ba)u. Selain itu tes ini )uga memunulkan hasil positi$ pada sampel yang mempunyai hasil negative pada test 9eihmann.
/-
4e!er"8*$ 7e$r
Cara pemeriksaan: Seu)ung )arum berak kering diletakkan pada kaa obyek, letakkan )uga sebutir pasir, lalu tutup dengan kaa penutup sehingga antara kaa obyek dan kaa penutup terdapat elah untuk penguapan 6at. +emudian pada satu sisi diteteskan aseton dan pada sisi lain di tetes kan C? ener, kemudian dipanaskan.31,'4 asil: asil positi$ bila terlihat +ristal aseton hemin berbentuk batang berwarna oklat. asil negati$ selain menyatakan bahwa berak tersebut bukan berak darah, )uga dapat di)umpai pada pemeriksaan terhadap berak darah yang struktur kimiawinya telah rusak, misalnya berak darah yang sudah lama, terbakar dan sebagainya.31,'4
""-
Cr *erl"8
Pemeriksaan serologik berguna untuk menentukan spesies dan golongan darah. -ntuk itu dibutuhkan antisera terhadap protein manusia 3anti human globulin4 serta terhadap protein hewan dan )uga antisera terhadap golongan darah tertentu.Prinsip pemeriksaan adalah suatu reaksi antara antigen 3berak darah4 dengan #ntibodi 3antiserum4 yang dapat merupakan reaksi presipitasi atau reaksi aglutinasi.' -
Te*# 4re*"3"#"$ C"$/"$
9est Presipitin Cinin menggunakan metode pemutaran sederhana antara dua airan didalam tabung. (ua airan tersebut adalah antiserum dan ekstrak dari berak darah yang diminta untuk diperiksa.' Cara pemeriksaan : #ntiserum ditempatkan pada tabung keil dan sebagian keil ekstrak berak darah ditempatkan seara hati>hati pada bagian tepi antiserum. 7iarkan pada temperatur ruang kurang lebih 1,< )am. Pemisahan antara antigen dan #ntibodi akan mulai berdi$usi ke lapisan lain pada perbatasan kedua airan.' asil: #kan terdapat lapisan tipis endapan atau preipitate pada bagian antara dua larutan. Pada kasus berak darah yang bukan dari manusia maka tidak akan munul reaksi apapun.
%-
Re8*" 3re*"3"#*" ,l! r-
Cara pemeriksaan : 2elas obyek dibersihkan dengan spiritus sampai bebas lemak, dilapisi dengan selapis tipis agar bu$$er.Setelah agak mengeras, dibuat lubang pada agar dengan diameter kurang lebih " mm, yang dikelilingi oleh lubang>lubang se)enis.%asukkan serum anti> globulin manusia ke lubang di tengah dan ekstrak darah dengan berbagai dera)at pengeneran di lubang>lubang sekitarnya. ?etakkan gelas obyek ini dalam ruang lembab 3moist hamber4 pada temperature ruang selama satu malam.' asil : asil positi$ memberikan presipitum )ernih pada perbatasan lubang tengah dan lubang tepi. Pembuatan agar bu$$er : 1 gram agarA ml larutan bu$$er eronal p .'A ml aua destA 1// mg. Sodium #6ide. +esemuanya dimasukkan ke dalam labu rlenmeyer, tempatkan dalam penangas air mendidih sampai terbentuk agar air.'
"""-
4e!er"8*$ M"8r*83"8
Pemeriksaan ini bertu)uan untuk melihat mor$ologi sel darah merah. Cara pemeriksaan : (arah yang masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaa obyek kemudian ditambahkan 1 tetes larutan garam $aal, dan ditutup dengan kaa penutup, lihat dibawah mikroskop. Cara lain, dengan membuat sediaan apus dengan pewarnaan Eright atau 2iemsa1,' asil : Pemeriksaan mikroskopik kedua sediaan tersebut hanya dapat menentukan kelas dan bukan spesies darah tersebut. +elas mamalia mempunyai sel darah merah berbentuk akram dan tidak berinti, sedangkan kelas lainnya berbentuk oval atau elips dan tidak berinti 7ila terlihat adanya dr*% stick dalam )umlah lebih dari /,/
".-
4e$e$#u$ l$$ Drh 6
(arah yang telah mengering dapat berada dalam berbagai tahap kesegaran :
•
7erak dengan sel darah merah masih utuhA 7erak dengan sel darah merah yang sudah rusak tetapi dengan aglutinin dan
•
antigen yang masih dapat dideteksiA Sel darah merah sudah rusak dengan )enis antigen yang masih dapat dideteksi
•
namun sudah ter)adi kerusakan aglutinin. Sel darah merah sudah rusak dengan antigen dan aglutinin yang )uga sudah
•
tidak dapat dideteksi. 7ila didapatkan sel darah merah masih utuh, maka penentuan golongan darah dapat dilakukan seara langsung seperti pada penentuan golongan darah orang hidup, yaitu dengan meneteskan satu tetes antiserum ke atas 1 tetes darah dan dilihat ter)adi aglutinasi. 7ila sel darah merah sudah rusak, maka penentuan golongan darah dapat dilakukan dengan ara menentukan )enis aglutinin dan antigen. #ntigen mempunyai si$at yang )auh lebih stabil dibanding aglutinin.(i antara sistem H sistem golongan darah, yang paling lama bertahan adalah antigen dari sistem golongan darah #70. Penentuan )enis antigen dapat dilakukan dengan ara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi, dan aglutinasi ampuran. Cara yang biasa dilakukan adalah ara absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut: >
">& helai benang yang mengandung berak kering di$iksasi dengan metal alkohol selama 1< menit. 7enang diangkat dan dibiarkan mengering.
Selan)utnya
dilakukan penguraian benang tersebut men)adi serat H serat halus dengan >
menggunakan " buah )arum. ?akukan )uga terhadap bennag yang tidak mengandung berak darah sebagai
>
kontrol negati$. Serat benang dimasukkan ke dalam " tabung reaksi. +e dalam tabung pertama diteteskan serum anti # dan ke dalam tabung kedua diteteskan serum anti 7 hingga serabut bennag tersebut terendam seluruhnya. +emudian tabung H tabung
tersebut disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu =OC selama satu >
malam. ?akukan penuian dengan menggunakan larutan garam $isiologis dingin 3=OC4 sebanyak <>' kali, lalu tambahkan " tetes suspensi "L sel indikator 3sel darah merah golongan # pada tabung pertama dan golongan 7 pada tabung kedua4, putar dengan keepatan 1///5P% selama 1 menit. 7ila tidak ter)adi aglutinasi, ui sekali lagi dan kemudian tambahkan 1>" tetes larutan garam $isiologis dingin. Panaskan pada suhu <'OC selama 1/ menit dan pindahkan ke tabung lain. 9ambahkan satu tetes suspensi sel indikator ke dalam masing H masing tabung,
>
biarkan selama < menit, lalu putar selama 1 menit dengan keepatan 1///5P%. Pembaaan hasil dilakukan seara makroskopik. 7ila ter)adi aglutinasi berarti darah mengandung antigen yang sesuai dengan sel indikator.1 .A$l"*"* DNA (N# atau Deo.yri!oN*cleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan
semua in$ormasi tentang genetika.(N# inilah yang menentukan )enis rambut, warna kulit dan si$at>si$at khusus dari manusia. (N# ini akan men)adi etak biru 3!l*e print 4 iri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selan)utnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi (N# nya sama dengan tipe (N# yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes (N# adalah metode untuk mengidenti$ikasi $ragmen> $ragmen dari (N# itu sendiri.#tau seara sederhananya adalah metode untuk mengidenti$ikasi, menghimpun dan menginventarisir file'file khas karakter tubuh. 9es (N# umumnya digunakan untuk " tu)uan yaitu: 1. 9u)uan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan, ". 9u)uan hukum, yang meliputi masalah $orensik seperti identi$ikasi korban yang telah hanur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan penookan antara (N# korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian ke)ahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan.
ampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes (N#, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam 3!*ccal s/a!4, dan kuku. -ntuk kasus>kasus $orensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa sa)a yang ditemukan di tempat ke)adian perkara 39+P4 dapat di)adikan sampel tes (N#.
DNA y$ ,"u$8$ ,l! $l"*"* DNA
(N# yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu (N# mitokondria dan (N# inti sel. Perbedaan kedua (N# ini hanyalah terletak pada lokasi (N# tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut (N# inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut (N# mitokondria. -ntuk tes (N#, sebenarnya sampel (N# yang paling akurat digunakan dalam tes adalah (N# inti sel karena inti sel tidak bisa berubah.(N# dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya.Sebagai ontoh untuk sampel sperma dan rambut.Yang paling penting diperiksa adalah kepala spermato6oanya karena didalamnya terdapat (N# inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. 9etapi karena keunikan dari pola pewarisan (N# mitokondria menyebabkan (N# mitokondria dapat di)adikan sebagai marka 3penanda4 untuk tes (N# dalam upaya mengidenti$ikasi hubungan kekerabatan seara maternal.; -ntuk akurasi kebenaran dari tes (N# hampir menapai 1//L akurat.#danya kesalahan bahwa kemiripan pola (N# bisa ter)adi seara random 3kebetulan4 sangat keil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu )uta.Jikapun terdapat kesalahan itu disebabkan oleh $aktor h*%an error terutama pada kesalahan interprestasi $ragmen> $ragmen (N# oleh operator 3manusia4.9etapi dengan menerapkan standard o$ proedur yang tepat kesalahan human error dapat diminimalisir atau bahkan ditiadakan. 3",&,;4
Me#,e Te* DNA
%etode tes (N# yang umumnya digunakan di dunia ini masih menggunakan metode konvensional yaitu elektroforesis (N#.Sedangkan metode tes (N# yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan (N#.%etode ini ditemukan oleh dua orang ilmuwan #merika Serikat yaitu uiiang ?i dan ?ewis 5othberg.Prinsip metode ini adalah mempergunakan untai pendek (N# yang disebut Pro!e yang telah diberi 6at pendar. Pro!e ini diranang spesi$ik untuk gen sampel tertentu dan hanya akan menempelDberhibridisasi dengan (N# sampel tersebut. Partikel emas berukuran nano dalam metode ini berperan dalam mengikat Pro!e yang tidak terhibridasi.Pendeteksian dilakukan dengan penyinaran pada pan)ang gelombang tertentu.+eberadaan (N# yang sesuai dengan (N# Pro!e dapat dilihat dari pendaran sampel tersebut. Jumlah (N# target tersebut kira>kira berbanding lurus terhadap intensitas pendaran sinar yang dihasilkan. +eunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah pada keepatan dan harganya yang )auh lebih epat dan murah dibandingkan metode elektroforesis (N#. 9etapi karena metode ini masih tergolong baru, sehingga masih dalam pengembangan di #merika Serikat, sehingga untuk penguna 3user4 di *ndonesia, sekarang ini belum dapat meman$aatkan $asilitas tersebut, karena memang belum terdapat di *ndonesia.;
Th3$ Me#,e Te* DNA
(i *ndonesia, terdapat dua laboratorium yang dapat melayani *ser dalam tes (N# yaitu ?aboratorium Pusdokkes Polri Jakarta 9imur dan di ?embaga 7io %olekuler i)kman Jakarta Pusat. -ntuk di ?embaga i)kman, biaya per paket tes (N# adalah berkisar 5p. !,< Juta dengan hasil tes yang dapat diperoleh dalam 1" hari ker)a terhitung dari tanggal diterimanya sampel.
-ntuk
metode
tes
(N#
di
*ndonesia,
masih
meman$aatkan
metode elektroforesis (N#. (engan intreprestasi hasil dengan ara menganalisa pola (N# menggunakan marka S95 3 short tande% repeats4. S95 adalah lokus (N# yang tersusun atas pengulangan ">' basa.(alam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi )umlah dan )enisnya. (engan menganalisa S95 ini, maka (N# tersebut dapat dipro$ilkan dan dibandingkan dengan sampel (N# terduga lainnya.(ari berbagai literatur yang penulis pela)ari, pada dasarnya tahapan metode tes (N# dengan ara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel (N# 3isolasi4 dan pemurnian (N#. (alam tahap ini diperlukan kesterilan alat>alat yang digunakan.-ntuk sampel
darah,
dalam
isolasinya
dapat
digunakan
bahan
kimia phenolchlorofor% sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimia)hile.. Selan)utnya (N# dimurnikan dari kotoran>kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. -ntuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentri$ugasi dan metode $iltrasi vakum. 9etapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan ara tersebut dan beralih ke produk>produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang meman$aatkan silica'coated para%a"netic resin yang memungkinkan metode pemisahan (N# yang lebih sederhana dan epat. 9ahapan selan)utnya adalah memasukan sampel (N# yang telah dimurnikan kedalam mesin PC5 3 poly%erase chain reaction4 sebagai tahapan ampli$ikasi.asil akhir dari tahap ampli$ikasi ini adalah berupa kopi urutan (N# lengkap dari (N# sampel. Selan)utnya kopi urutan (N# ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. +arena urutan (N# setiap orang berbeda maka )umlah dan lokasi pita (N# 3pola elektro$oresis4 setiap individu )uga berbeda. Pola pita inilah yang disebut (N# sidik )ari 3(N# fin"er print 4 yang akan dianalisa pola S95 nya. 9ahap terakhir adalah (N# berada dalam tahapan typin" , proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe (N#. %esin PC5 akan membaa data>data (N# dan menampilkannya dalam bentuk angka>angka dan gambar>gambar ident$ikasi (N#. 0inishin" dari tes (N# ini adalah menookan tipe>tipe (N#. 3",&,;4
KESIM4ULAN
+etika noda merah ditemukan pada tempat ke)adian perkara, maka noda tersebut dapat diurigai sebagai darah dan barang bukti.-ntuk membuktikan apakah sampel tersebut adalah darah, maka dapat dilakukan beberapa tes.9es>tes yang dilakukan dalam $orensik untuk darah berdasarkan keberadaan hemoglobin atau komponen>komponen yang ada di dalamnya.emoglobin terdiri atas heme yang mengangkut oksigen dan globin komponen protein.9es yang dilakukan di $orensik untuk identi$ikasi darah sebenarnya mendeteksi keberadaan dari heme. (igunakan beberapa substansi berwarna
tertentu yang bila diampur dengan peroksida akan merubah warna dasarnya yang disebut oksidasi. +ebanyakan en6im umumnya akan memperepat reaksi. 9es pertama adalah tes presumti$ yang bertu)uan menyingkirkan substansi lain selain darah, namun tes ini tidak dapat memastikan keberadaan darah. 9es +astel %eyer merupakan tes presumti$ yang paling banyak dilakukan dimana bila hasilnya positi$ maka akan menghasilkan warna pink. ?uminol )uga merupakan tes presumti$ yang sering digunakan.9erlebih luminol digunakan untuk mendeteksi keberadaan noda darah yang sudah dihapus atau diui. ?uminisens atau pendaran biru yang akan dihasilkan bila luminol bereaksi dengan hemoglobin dan dapat dilihat bila ahaya lampu dimatikan 3ruangan gelap4. 7ila telah ditetapkan bahwa sampel tersebut mungkin adalah darah, maka pengu)ian dilan)utkan untuk mengkon$irmasi, apakah darah tersebut berasal dari manusia atau hewan. -ntuk itu dilakukan tes kon$irmasi antara lain : tes presipitasi dimana darah dapat diidenti$ikasi berasal dari manusia melalui reaksi dengan antiserum tertentu untuk komponen darah manusia, yang prinsipnya dimana hemoglobin manusia yang akan bereaksi dengan antibodi monoklonal hemoglobin anti>human. Penentuan golongan darah dan rhesus dari sampel darah yang telah dikon$irmasi berasal dari manusia,
merupakan
langkah
selan)utnya yang
dilakukan
untuk
mempersempit penarian.7ila semua tes diatas telah dilakukan, maka u)i (N# merupakan tahap akhir yang lebih spesi$ik untuk menentukan kepemilikan dari noda darah tersebut. (#F9#5 P-S9#+# 1. 7udiyanto, #ri$, dkk. *lmu +edokteran Forensik. Jakarta : Fakultas +edokteran -niversitas *ndonesia.1;;!. al <, "!&>= ". +night 7. 7lood Stains, 2roups, (N# and *denti$iation. *n: Simpsons Forensi %ediine, 11th edition. ?ondon: 0$ord -niversity Press. "//1- al &>=&. &. James S, del CF. 7loodstain Pattern *nterpretation. *n: *ntrodution to Forensi Seienes, "nd edition. -S: C5C Press. "///. p. 1!'>"&;