PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU Material Requirements Planning (MRP)
Spesifikasi Bill-of-Material Unit Unit yang yang akan akan diprod diproduks uksii serin sering g dispes dispesifik ifikasi asikan kan dalam dalam bill-of-material (BOM), yang telah diperkenalkan pada Bab 4. Bill-of-material adalah sebuah daftar jum jumla lah h komp kompon onen en,, camp campur uran an baha bahan, n, dan dan baha bahan n baku baku yang yang dipe diperlu rluka kan n untu untuk k membuat suatu produk. Sebuah resep dapur yang menspesifikasi campuran bahan dan jumlah maupun kumpulan gambar lengkap untuk pesawat terbang keduanya bill-of- material material (walaupun lingkup mereka berbeda). Bill-of-material merupakan bill-ofuntuk produk A di Contoh 1 mencakup produk B dan C. Produk yang berada di atas segal a tingkatan dinamakan induk; sedangkan yang berada MENGELOLA OPERASI OPERASI KELAS DUNIA Bill-of-material tidak hanya menspesifikasikan kebutuhan produksi, tapi juga
berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus harus dikelu dikeluark arkan an untuk untuk karyawa karyawan n produk produksi si atau atau peraki perakitan tan.. Bila Bila bill-of-material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. BILL OF MATERIAL YANG BERUPA MODUL (MODULAR BILLS). Bill-of-material
dapat dapat diatur diatur di seputar seputar modul modul produk. produk. Modul bukan bukan merupaka merupakan n produk produk akhir akhir yang akan dijual, tapi merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modul-modul ini mungkin merupakan komponen inti dari suatu produk akhir atau pilihan produk. Bill-of-material untuk modul-modul tersebut disebut modular bill. Bill-of-material kadangkala diatur sebagai modul (bukannya bagian dari satu produk akhir karena penjadwalan produksi dan produksi sering didukung oleh pengaturan di seputar modul-modul yang berjumlah relatif sedikit dan bukannya bertumpuk produk hasil perakitan akhir. Misalnya, suatu perusahaan dapat membuat 138.000 138.000 produk produk akhir akhir yang berlainan. berlainan. Perusahaa Perusahaan n meramalk meramalkan, an, mempersia mempersiapkan pkan jad jadwa wall prod produk uksi si utam utama, a, dan dan memb membua uatt keem keempa patt pulu puluh h modu modul, l, dan dan buka bukanny nnya a konfigurasi produk akhir sebanyak 138.000. Keempat puluh modul ini dapat dirakit sesuai pesanan khusus pada saat perakitan akhir. akhir. BILL UNTUK PERENCANAAN DAN PHANTOM BILLS. Ada lagi jenis bill-of-material yang lain. Yaitu meliputi bill untuk perencanaan dan phantom bills. Bill untuk diciptaka akan n agar agar dapat dapat menug menugask askan an induk induk buatan buatan kepada kepada bill-ofperencanaan dicipt materialnya. Hal ini menguntungkan asal kita telah menetapkan: (1) dimana kita
akan mengelompokkan sub-sub perakitan agar jumlah bahan yang akan dijadwalkan dapat dapat berkur berkurang ang,, dan (2) di mana mana kita kita ingin ingin menge mengelua luarka rkan n 'peral 'peralata atan' n' kepad kepada a departemen produksi. Misalnya, mungkin tidaklah efisien bagi perusahaan untuk meng mengel elua uark rkan an pasa pasak k bagi bagi seti setiap ap sub sub pera peraki kita tan. n. sehi sehing ngga ga kita kita meny menyeb ebut utny nya a 'pera perala lata tan n' dan membua buat suat suatu u bill untuk perencanaan. Bill ini juga menspesifikasikan peralatan yang akan digunakan. Bill untuk perencanaan mungkin juga dikenal dengan sebutan pseudo biIl atau angka peralatan. Phantom bill-ofmaterials adalah bill-of-material untuk komponen, biasanya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu. Bill ini langsung bergerak ke perakitan lainnya. Sehingga. bill ini diberi kode agar diperlakukan secara khusus; lead lead time time-nya nol, dan ditangani ditangani sebagai bagian bagian integral integral dari bahan induknya induknya.. Phantom bill tidak pernah dimasukkan ke dalam persediaan.
Pemberian ian kode kode tingka tingkatt rendah rendah atas atas PEMBERIAN PEMBERIAN KODE TlNGKAT TlNGKAT RENDAH. RENDAH. Pember suatu bahan dalam bill-of-material diperlukan bila ada produk-produk yang serupa satu sama lainnya di bill-of-material. Pemberian kode tingkat rendah berarti suatu produk diberi kode pada tingkat terendah di mana produk itu ada. Misalnya, bahan D di Contoh 1 diberikan kode pada tingkatan terendah di mana bahan itu digunakan. Bahan D dapat diberi kode sebagai bagian dari B dan terjadi di tingkat 2. Tetapi karena D juga merupakan baian dari F, dan F berada di tingkat 2, bahan D ini menjadi komponen tingkat 3. Pemberian kode tingkat rendah memungkinkan kita menghitung dengan mudah kebutuhan akan suatu bahan. Bila pada bill-of-material tercantum beribu-ribu bahan dan kebutuhan bahan dihitung secara teratur, maka diperlukan cara penghitungan yang mudah dan cepat. Arsip Persediaan yang Akurat
Penge Pengetah tahuan uan menge mengenai nai apa yang yang ada ada dalam dalam persed persediaa iaan n merupa merupakan kan hasil hasil dari dari manajemen persediaan yang baik, sebagaimana dibahas pada Bab 9. Manajemen persediaan yang baik merupakan sesuatu yang sangat diperlukan agar suatu sistem MRP dapat berhasil. Bila perusahaan belum mencapai keakuratan arsip paling tidak 99%, maka perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) ini tidak akan berhasil. Pesanan Pembelian yang Sudah Jatuh Waktu
Pengetahuan mengenai pesanan yang telah terjadi harus ada sebagai suatu hasil sampingan dari departemen pembelian dan pengendalian persediaan yang terkelola dengan baik. Pada saat pesanan pembelian dibuat, catatan mengenai pesananpesana pesanan n itu dan tangga tanggall pengi pengirim riman an terjad terjadwal wal harus harus tersed tersedia ia untuk untuk karyawa karyawannkaryawan departemen produksi. Hanya dengan data pembelian yang baik, manajer dapat menyiapkan rencana produksi yang baik dan secara efektif melaksanakan sistem MRP. Lead Time untuk Setiap Komponen
Manajeme Manajemen n harus menentukan menentukan kapan kapan produk produk dibutuhka dibutuhkan. n. Kemudian Kemudian baru dapat dapat dite ditent ntuk ukan an wakt waktu u pemb pembel elia ian, n, prod produk uksi si,, atau atau pera peraki kita tan. n. lni lni bera berart rtii karya karyawa wan n depa departe rteme men n prod produk uksi si mene menent ntuk ukan an wakt waktu u menu menung nggu gu,, berg berger erak ak,, meng mengan antr tre, e, memasang, dan memproduksi untuk setiap komponen. Bila digabungkan, waktuwaktu di atas menjadi suatu lead time. Bila bill-of-material untuk bahan A (contoh 1) dijalankan, sisi dan lead time bill itu akan ditambahkan ke setiap komponen (waktu di garis mendatar), maka tersedialah struktur produk dengan fase waktu. MANFAAT MRP
Pada model-model persediaan di Bab 9, pertanyaan yang dijawab adalah mengenai bera berapa pa banya banyak k yang yang haru harus s dipe dipesa san n dan dan kapa kapan n peme pemesa sana nan n akan akan dila dilaku kuka kan. n. Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi komple kompleks, ks, sekali sekaligus gus menja menjadi di mengu menguntu ntungk ngkan. an. Beber Beberapa apa keuntu keuntunga ngan n dari dari MRP adalah: 1.Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen. 2.Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja. 3.Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik. 4.Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar. 5.Tingkat 5.Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan pela yanan kepada konsumen. 6.
Bila sistem MRP yang luar biasa ini diterapkan pada proses manufaktur berulang, maka dapat dihasilkan pergantian persediaan sebanyak 150 kali per tahun. STRUKTUR MRP
Walau Walaupun pun kebanya kebanyakan kan sistem sistem MRP itu terkom terkomput puteri erisas sasi, i, analis analisis is MRP bersif bersifat at langsung langsung dan serupa serupa antara antara sistem sistem terkomput terkomputerisa erisasi si satu dengan yang lainnya. Jadwal produksi utama, bill-of-material, arsip persediaan dan pembelian, serta lead time untuk masingmasing merupakan pembentuk sistem perencanaan kebutuhan bahan baku. Contoh 2 dan 3 hanya memperhatikan produk A dan penyelesaiannya dalam 8 minggu. Lima puluh unit A diperlukan di minggu 8. Biasanya ada permintaan untuk beberapa produk. Bila tersedia beberapajadwal produk, kesemuanya merupakan elemen pembentukjadwal produksi utama dan rencana kebutuhan bahan baku neto seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.4. MANAJEMEN MRP
Rencan Rencana a kebutu kebutuhan han bahan bahan baku baku tidak tidak bersif bersifat at statis statis.. Dan Dan karena karena sistem sistem MRP semakin terintegrasi ke dalam JIT, sekarang akan kita bahas mengenai dua hal. Dinamika MRP
serta a renc rencan ana a kebu kebutu tuha han n baha bahan n baku baku diru diruba bah h deng dengan an cara cara Bill-of-material sert mengu mengubah bah rancan rancangan gan,, jadwal jadwal,, dan dan proses proses produk produksi. si. Demiki Demikian an pula, pula, peruba perubahan han terjadi dalam sistem MRP pada saat dibuat perubahan terhadap jadwal produksi utama. Tanpa Tanpa memperhatikan penyebab perubahan, model MRP dapat dimanipulasi untuk merefleksikan perubahanperubahan yang terjadi. Dengan cara ini, kita bisa memperbarui jadwal. Walaupun penghitungan ulang berkala MRP kelihatannya enak, banyak perusahaan yang merasa tidak ingin menanggapi perubahan kecil meskipun mereka sadar akan perubahan itu. Perubahan yang berkala ini dikenal dengan system nervousness. Perubahan yang berkala dapat menimbulkan bencana di departemen pembelian dan produksi bila diterapkan. Konsekuensinya, Konsekuensinya, karyawan depaliemen operasi diharapkan dapat mengurangi nervousness itu dengan mengevaluasi kebutuhan dan pengaruh perubahan sebelum membatalkan permintaan ke departemen lainnya. Karyaw Karyawan an depart departeme emen n operas operasii memil memiliki iki 2 alat alat yang yang terse tersedia dia untuk untuk memb membata atasi si system nervousness. Alat yang pertama adalah pembentukan pagar waktu. Pagar waktu memungkinkan satu segmen jadwal utama diarahkan menjadi "yang tidak akan dijadwal ulang". Segmen jadwal utama ini oleh karena itu tidak dirubah selama pembaharuan berkala atas jadwal. Alat yang kedua adalah Pegging. Pegging berarti melacak ke atas bill-of-material mulai produk komponen sampai ke produk induknya. Dengan Dengan melakuka melakukan n pegging ke atas, atas, perenc perencana ana produk produksi si dapat dapat menen menentuk tukan an peny penyeb ebab ab terj terjad adiny inya a kebu kebutu tuha han n dan dan memb member erii peni penila laia ian n meng mengen enai ai perl perluny unya a pengubahan jadwal. Dengan MRP, para manajer operasi dapat bereaksi atas dinamika dunia nyata.
Sebe Sebera rapa pa seri sering ng mana manaje jerr ingi ingin n mene menera rapk pkan an peng pengub ubah ahan an-p -pen engu guba baha han n pada pada perusahaaan, perlu ditentukan oleh penilai profesional. MRP Dan JIT
MRP dapat dianggap sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan, dan just-in-time (JIT) (JIT) dapat dapat diangg dianggap ap sebaga sebagaii cara cara mengg menggera erakka kkan n bahan bahan baku baku secara secara cepat. cepat. Keduanya dapat diintegrasikan secara efektif. Tahap pertama adalah mengurangi paket MRP dari mingguan menjadi harian atau bahkan jam-jaman. Paket ini berarti unit waktu dalam sistem MRP Contoh-contoh yang ada di bab ini menggunakan paket waktu mingguan, walaupun di masa kini perusahaan menggunakan paket waktu harian atau sepuluh harian. Kedua, rencana penerimaan yang menjadi bagian rencana pemesanan perusahaan dalam suatu sistem MRP dikomunikasikan melalui area perakitan untuk tujuan produksi dan digunakan pada produksi berurut. Ketiga, persediaan bergerak di dalam pabrik dengan dasar JIT. JIT. Keempat, pada sa at produk setesai diproduksi, produk dipindahkan ke persediaan seperti biasa. Penerimaan prod produk uk ini ini menu menuru runk nkan an juml jumlah ah yang yang dipe diperlu rluka kan n untu untuk k renc rencan ana a peme pemesa sana nan n perusa perusahaa haan n selanj selanjutny utnya a pada pada sistem sistem MRP Terakhi erakhirr, suatu suatu sistem sistem yang yang dikena dikenall dengan dengan sebutan sebutan back digunakan kan untuk untuk mengur mengurang angii saldo saldo perse persedia diaan, an, back flush flush diguna Backjlush berarti kita menggunakan bill-of-material untuk mengurangi persediaan, berd berdas asar arka kan n pada pada penye penyele lesa saia ian n prod produk uksi si suat suatu u prod produk uk.. Dala Dalam m ban ban yak yak hal hal penggabungan sistem MRP dengan JIT di dalam pabrik memberikan manfaat yang terbaik dari keduanya. Penggabungan ini menghasilkan jadwal utama yang baik dan gambar gambaran an kebutu kebutuhan han yang yang akurat akurat dari dari sistem sistem MRP plus plus penuru penurunan nan persed persediaa iaan n barang barang dalam proses proses karena karena penggunaa penggunaan n JIT. JIT. Meskipun Meskipun demikian, demikian, penggunaan penggunaan sistem MRP dengan paket- kecil saja sudah bisa sangat efektif dalam mengurangi persediaan. TEKNIK - TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT
Sepanjang pembahasan MRP telah diperkenalkan penentuan lot standar untuk unitunit produksi kita. Hal inijelas pad a rencana pemesanan persediaan di Contoh 3 di mana kita memproduksi apa yang kita butuhkan, tidak ti dak lebih dan tidak kurang. Tujuan Tujuan dari sistem MRP adalah menghasilkan unit-unit pada sa at dibutuhkan, tanpa stok pengaman dan tanpa antisipasi pesanan mendatang berikutnya. Prosedur semacam ini ini kons konsis iste ten n deng dengan an as as ukur ukuran an lot lot yang yang keci kecil, l, peme pemesa sana nan n rutin rutin,, ting tingka katt persediaan yang rendah-JIT, dan permintaan yang dependen. Meskipun demikian, bila biaya pemesanannya signifikan atau manajemennya tidak dapat menerapkan falsafah JIT, lot standar ini bisa jadi merupakan teknik yang sangat memakan biaya. Sepert Sepertii yang yang kita kita lihat lihat pada pada Bab 9, ada cara-c cara-cara ara altern alternati atiff dalam dalam menen menentuk tukan an ukuran lot, yaitu dengan EOQ. Malahan, ada beragam cara penentuan ukuran lot dalam sistem MRP Banyak sistem MRP yang dijual meliputi pilihan teknik-teknik penentuan ukuran lot. Berikut ini akan kita bahas beberapa diantaranya. LOT STANDAR (LOT DEMl LOT). Contoh 3 menggunakan teknik lot standar di
mana kita memproduksi tepat sejumlah yang diperlukan. Contoh 4 menggunakan kriteria lot standar dan menentukan biayanya. ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ). Seperti telah dibahas pada Bab 9, EOQ
dapat digunakan sebagai teknik penentuan ukuran lot. Akan tetapi sebagaimana
telah telah diindi diindikas kasika ikan n di sini, sini, EOQ lebih lebih disuka disukaii bila bila permin permintaa taan n yang yang ada relati relatif f independen dan konstan, serta bukannya menurut pengetahuan kita. Asumsi untuk prosedur MRP, moho mohon n diin diinga gat, t, adal adalah ah bahw bahwa a yang yang ada ada adal adalah ah perm permin inta taan an depend dependen. en. Manaje Manajerr opera operasi si harus harus meman memanfaa faatka tkan n inform informasi asi ini, ini, dan bukan bukannya nya mengasumsikan permintaan yang konstan. Rumus EOQ membuat rata-rata atas permin permintaa taan n sepanj sepanjang ang jangka jangka waktu waktu yang yang lama. lama. EOQ kami kami conto contohka hkan n dengan dengan Contoh 5. PENYE PENYEIM IMBA BANGA NGAN N PERIO PERIODE DE UNTU UNTUK K KOMP KOMPON ONEN EN PEMB PEMBEN ENTU TUK K PROD PRODUK UK merupakan n (PAR (PART T PERIOD PERIOD BALANC BALANCING ING - PBB). PBB). Part Part Period Period Balanc Balancing ing ini merupaka
pendekatan yang lebih dinamis dalam menyeimbangkan biaya pemasangan dan penahanan. PPB menggunakan informasi tambahan dengan mengubah ukuran lot agar tercermin kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa mendatang. PPB berusaha untuk menyeimbangkan biaya pemasangan dan penahanan untuk permintaan yang dike diketa tahu hui. i. Penye Penyeim imba bang ngan an perio periode de untu untuk k komp kompon onen en pemb pemben entu tuk k prod produk uk ini ini mengembangkan periode ekonomis bagi komponen pembentuk produk (economic yang merup merupaka akan n rasio rasio biaya biaya pemasa pemasanga ngan n terhad terhadap ap biaya biaya part period-EPP period-EPP), ), yang penah penahana anan. n. Untuk Untuk Jet Ski, Ski, EPP= EPP= $200/$ $200/$5 5 = 40 unit. unit. Dengan Dengan demik demikian ian,, biaya biaya penahanan 40 unit untuk satu periode pasti akan memakan biaya $200, persis sejumlah satu pemasangan. Sarna halnya, menahan 20 unit untuk dua periode juga akan memakan biaya $200 (2 periode x $5 x 20 unit). PPB hanya menambahkan kebutuhan sampai jumlah periode komponen mencapai hampir sebesar EPp, dalam kasus ini, 40. Perangkat lunak (software) komputer kita, POM for Windows, memiliki modu modull pene penent ntua uan n ukur ukuran an lot lot yang yang menc mencak akup up algo algori ritm tme e perio periodek dekom ompo pone nen. n. Perangkat lunak ini menghasilkan biaya neto sebesar $800 bila digunakan untuk menyelesaikan menyelesaikan masalah dengan data yang ada pad a Contoh 4 dan 5. ALGORITME WAGNER-WHITIN. Prosedur Wagner-Whitin ini merupakan model pemr pemrog ogra rama man n dina dinami mis s yang yang mena menamb mbah ahka kan n bebe bebera rapa pa komp komple leks ksita itas s kepa kepada da penghitun penghitungan gan ukuran ukuran lot. Prosedur Prosedur ini mengasu mengasumsika msikan n jangka jangka waktu waktu yang tidak pasti, di luar itu tidak ada kebutuhan bahan baku neto. Meskipun demikian, prosedur ini memberikan hasil yang baik. Teknik ini jarang digunakan dalam praktik, namun, dengan dengan menin meningka gkatnya tnya pemaha pemahama man n dan dan keahli keahlian, an, teknik teknik ini akan akan lebih lebih banyak banyak diterapkan. Modul perangkat lunak POM for Windows mencakup algortime WagnerWhitin. Whitin. Bila teknik ini digunakan digunakan untuk memecahk memecahkan an masalah masalah yang data-datanya data-datanya ada d Contoh 4 dan 5, modul ini memberikan hasil hitungan biaya: bia ya: $700. IKHTISAR PENENTUAN UKURAN LOT. LOT. Contoh-contoh di atas tidak mengarahkan karyaw karyawan an depalie depaliemen men operas operasii untuk untuk menga mengamb mbilil kesim kesimpul pulan an menge mengenai nai teknik teknik penent penentuan uan ukura ukuran n lot yang yang lebih lebih disuka disukai. i. Pertam Pertama, a, biaya biaya dapat dapat diubah diubah dengan dengan mengganti kebutuhan yang telah dijadwalkan. Biaya yang didapatkan mungkin tidak mengikuti pola contohcontoh di atas. Kedua, dalam teorinya, ukuran lot yang baru harus dihitung dengan masingmasing perubahan yang terjadi di hierarki MRP mana pun. Dalam praktiknya, ketidakstabilan yang terus-menerus dalam jadwal rencana pemesanan ini tidaklah diinginkan. Hasil bersihnya adalah bahwa semua ukuran lotnya salah karena'sistem produksinya tidak tanggap terhadap perubahan yang sering terjadi. Perubahan-perubahan seperti ini menyebabkan system nervousness yang telah disebutkan lebih awal pada bab ini. Secara umum, pendekatan lot standar harus digunakan bila bisa menghemat biaya. Lot standar merupakan tujuannya. Lot dapat dimodifikasi seperlunya untuk mentol mentoleli elirr seber seberapa apa banyak banyak scrap (sisa) (sisa) dapat dapat terjad terjadi, i, untuk untuk mengid mengident entifi ifikas kasii hambatan-h hambatan-hamba ambatan tan proses proses (misalnya (misalnya,, proses proses pemanasa pemanasan n mungkin mungkin memerluka memerlukan n
satu ukuran lot tertentu), atau lot pembelian bahan baku (misalnya, satu truk bahan kimia tertampung dalam satu ukuran lot). Walaupun begitu, kita harus berhati-hati sebelum memodifikasi ukuran lot kareni1 modifikasi ini dapat menyebabkan distorsi yang cukup mengganggu terhadap kebutuhan aktual pada tingkat yang lebih rendah di hierar hierarki ki MRP Bila Bila biaya biaya pemasa pemasanga nganny nnya a signif signifika ikan n dan permi perminta ntaann annya ya tidak tidak terlalu ber golak, penyeimbangan periode komponen, Wagner-Whitin, atau bahkan EOQ pasti memberikan hasil yang memuaskan. Jika kita terlalu menekankan pada penentuan ukuran lot, maka akan timbul keakuratan yang menyimpang karena MRP itu sifatnya dinamis. Ukuran lot yang tepat dapat ditentukan hanya berdasarkan fakta, apa yang sebenarnya terjadi pada kebutuhan. PERLUASAN MRP
Pada tahun-tahun belakangan ini telah bermunculan sejumlah perluasan dari MRP Pada bagian ini, kami akan mengulas beberapa diantaranya. Perencanaan an kebutuhan kebutuhan bahan bahan baku yang yang closed CLOSED CLOSED LOOP MRP. MRP. Perencana closed loop meng mengin indi dika kasi sika kan n bahwa bahwa sist sistem em MRP MRP yang yang memb member erik ikan an umpa umpan n bali balik k kepa kepada da penj penjad adwa wala lan n dari dari sist sistem em peng pengen enda dalia lian n pers persed edia iaan an.. Seca Secara ra spes spesif ifik ik,, dapa dapatt sistem closed closed loop loop MRP memberik dijelaskan dijelaskan,, bahwa sistem memberikan an umpan umpan balik kepada kepada rencana kapasitas, jadwal produksi utama, dan akhirnya kepada rencana produksi ditu ditunj njuk ukka kan n lebi lebih h awal awal pada pada Gamb Gambar ar 10.1 10.1.. Sebe Sebena narny rnya, a, semu semua a sist sistem em MRP MRP komersial bersifat closed loop. PERENCANAAN KAPASITAS. Dalam mempertahankan penerapan sistem closed loop MRP, diperlukan laporan muatan untuk setiap pusat kerja. Laporan muatan
menunjukkan kebutuhan sumber daya di pusat kerja untuk semua pekerjaan yang saat itu harus dikerjakan di pus at kerja yang bersangkutan, semua pekerjaan yang telah direncanakan, dan pesanan yang ditunggu. Gambar 10.5 menunjukkan bahwa pad a minggu 4 dan 6 muatan awal dalam pusat penggilingan melebihi kapasitas. Sistem closed loop MRP memungkinkan perencana produksi untuk memindahkan pekerjaan antar periode waktu agar muatan menjadi mulus atau paling tidak muatan terseb tersebut ut sesuai sesuai denga dengan n kapasi kapasitas tas.. Sistem Sistem close kemudian ian dapat dapat closed d loop loop MRP kemud menjadwal ulang semua item pada rencana kebutuhan bahan baku neto. Taktik untuk memuluskan memuluskan muatan muatan dan minimisasi minimisasi pengaruh pengaruh pengubah pengubahan an waktu antara mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.Overlapping, di mana mana lead memende ndek k dan dan kompon komponen en dikiri dikirimk mkan an ke lead time meme operasi kedua sebelum keseluruhan lotnya selesai di operasi pertama. 2.Operations splitting, di mana untuk operasi yang sarna lot yang ada dikirimkan ke dua mesin yang berbeda. Hal ini menyebabkan pemasangan tam bahan, tetapi waktu pemrosesan menjadi lebih pendek karena hanya satu bagian lot yang diproses di masing-masing mesin. 3.Lot splitting, di mana pesanan dipecah dan sebagian pesanan dioperasikan mendahului jadwal. PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU II (MRP II). Pada sistem material ini ada ada cara cara yang ang tida tidak k ada ada dala dalam m mana manaje jeme men n requir requireme ements nts planni planning ng II ini
penjadwalan dan persediaan. Teknik ini sangatlah kuat. Sekali suatu perusahaan menggunak menggunakan an MRp, data persediaan persediaan dapat dapat diargumenta diargumentasikan sikan berdasark berdasarkan an jam kerja, biaya bahan baku (bukan jumlah bahan baku), biaya modal, atau variabel sumber daya lain. Bila MRP digunakan dengan cara ini, sistemnya dinamakan MRP
II, dan kata sumber daya digunakan sebagai pengganti kat a kebutuhan. Sehingga, MRP dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya bahan baku. MRP DALAM INDUSTRI JASA
Permintaan atas komponen dari banyak layanan jasa sifatnya dependen. Misalnya pada pada pemb pembua uata tan n dapu dapurr umum umum di peru perusa saha haan an,, ruma rumah h saki sakit, t, rest restor oran an,, dan dan seterusnya. Selain itu, logika MRP digunakan secara luas dalam jaringan distribusi. Kini kita perkenalkan aplikasi-aplikasi ini. Contoh Restoran
Di bisnis jasa restoran, setiap komponen yang berupa makanan, seperti roti atau sayur, sifatnya dependen terhadap permintaan atas makal)an-makanan. Makanan merupakan item terakhir dan roti serta sayur merupakan item komponen. Gambar 10.6 menunjukkan bill-of-material dan pohon struktur produk untuk makanan veal picante yang menjadi makanan pembuka yang paling laris di suatu restoran di New Orleans. Lihat bahwa komponen makanan ini (mencakup daging sapi muda, saus, dan linguini) disiapkan ol~h pekerja dapur yang berbeda-beda (lihat bagian a di Gambar 10.6). Penyiapan ini juga membutuhkan waktu yang berbeda-beda agar selesai. Gambar 10.6 (c) menunjukkan billof-labor untuk makanan dari daging sapi ters terse e but but itu. itu. Gamb Gambar ar c ini ini memu memuat at dafta daftarr peke pekerja rjaan an yang yang haru harus s dila dilaku kuka kan, n, pelaks pelaksana anaan an pesana pesanan, n, dan kebut kebutuha uhan n tenaga tenaga kerja kerja untuk untuk setiap setiap pelaks pelaksana anaan an pesanan (jenis tenaga kerja dan waktunya). MRP MRP juga juga dite ditera rapk pkan an di ruma rumah h saki sakit, t, teru teruta tama ma bila bila seda sedang ng dila dilaku kuka kan n pena penang ngan anan an pemb pembed edah ahan an yang yang memer emerlu luka kan n pera perala lata tan, n, baha bahan n baku baku,, dan dan perlengkapan. Park Plaza Hospital di Houston, misalnya, menggunakan teknik ini untuk meningkatkan manajemen persediaan pembedahannya yang mahal. Contoh Penerapan MRP pada Jasa Distribusi
Pada jaringan distribusi seperti rantai taka eceran, manajer aperasi harus menjaga agar agar salur saluranny annya a terus terus mener menerima ima pasaka pasakan n baran barang. g. Penggu Penggunaa naan n perenc perencana anaan an sumber daya distribusi memberikan sarana untuk ini. DRP (Distribution Resource adalah rencan rencana a pemul pemuliha ihan n stak stak yang yang terfas terfase e waktun waktunya ya untuk untuk semua semua Planning) adalah tingka tingkatt jaring jaringan an distri distribus busii Q. Prosed Prosedur ur dan lagika lagikanya nya sama sama denga dengan n MRP DRP memerlukan: 1.Kebutuhan bruta, yang jumlahnya sama dengan perkiraan permintaan atau ramalan penjualan. 2.T 2.Tingk ingkat at pers persed edia iaan an mini minima mall yang yang dipe diperI rIuk ukan an untu untuk k menc mencap apai ai ting tingka katt pemenuhan permintaan konsumen. 3.Waktu antara (lead time) yang akurat. 4.Definisi dari struktur distribusi. STRUKTUR DRP. Bila yang digunakan adalah DRP, perkiraan permintaan menjadi
kebutu kebutuhan han brutony brutonya. a. Kebutu Kebutuhan han neto neto ditent ditentuka ukan n dengan dengan cara cara mengal mengaloka okasik sikan an persediaan yang tersedia untuk kebutuhan bruto. Prosedur DRP dimulai dengan peramalan di setiap tingkat eceran (atau titik yang palingjauh darijaringan distribusi yang dipasok). Semua tingkat yang lain dihitung. Seperti dalam MRP, persediaan
kemudian diulas dengan tujuan yang di offset oleh waktu antara yang perIu. Jumlah daJam rencana pemesanan menjadi kebutuhan bruto pada tingkat berikutnya ke bawah rantai distribusi. Sistem DRP ini menetapkan kebutuhan pada setiap lokasi yang yang memi memint nta a pesa pesana nan n (mis (misal alnya nya,, seti setiap ap toko toko ecer eceran an)) dan dan kebu kebutu tuha han n tota totall sistem sistemnya nya.. Keters Ketersedi ediaan aan stok stok dan jadwal jadwal produk produksi si menen menentuk tukan an penam penambah bahan an pesanan, menurut ketersediaan dan permintaan sistem. RINGKASAN
MRP merupakan cara yang disukai dalam membuat jadwal produksi dan persediaan, bila permintaannya dependen. Agar MRP bisa berhasil, manajemen harus membuat jadwal jadwal utama, utama, kebutu kebutuhan han kompon komponen, en, arsip arsip persedi persediaan aan dan pembel pembelian ian yang yang persis persis sesuai, serta waktu antara (lead time) yang akurat. Dalam sistem MRP, MRP, produksi sering harus dilakukan secara se cara lot demi lot (dalam (da lam ukuran lot standar), karena adanya hambatan dalam biaya pemesanan dan pengangkutan. Bila diterapkan secara benar, MRP dapat memberikan sumbangan besar dalam mengurangi persediaan dan juga pada saat yang sarna meningkatkan tingkat pemenuhan permintaan konsumen