Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Islam yang pertama
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara'a, yaqra'u,
qiraa'atan, atau qur'anan yang berarti mengumpulkan (al-jam'u) dan
menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran
adalah Kalam Allah ta'ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para
Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, diawali dengan surat al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik,
Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat
firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampai- kan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi
sediki selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di
Medinah.
1. Pokok-pokok Kandungan Dalam Al-Qur'an
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1. Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia.
2. Petunjuk mengenai syari'ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia
dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan
3. Petunjuk tentang akhlak.
4. Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau.
5. Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir
manusia
6. Hukum yang berlaku bagi alam semesta.
2. Keutamaan Al-Qur'an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah
Keutamaan Al-Qur'an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-
Qur'an dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur'an (HR.
Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur'an adalah beserta malaikat-
malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur'an dan
kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya
dapat dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al-Qur'an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur'an
sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
3. Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1. Hukum I'tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia
dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan.
Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut
Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan
manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta
manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam
Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal
manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk
sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
4. Fungsi Al-Qur'an
1. Al-Huda (petunjuk) Petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, Petunjuk
bagi orang-orang beriman
2. Al-Syifa' (obat) sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam
dada
3. Al-Furqan (pembeda), yaitu untuk membedakan dan bahkan memisahkan
antara yang hak dan yang batil
4. Al-Mau'izhah (nasihat), dalam Al-Qur'an di katakan bahwa ia berfungsi
sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa
5. Sebagai pemberi kabar gembira
6. Sebagai peringatan
7. Sebagai Pelajaran
5. Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam yang Kedua
Al-Hadis adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Sebagai sumber agama
dan ajaran Islam, al-Hadis mempunyai peranan penting setelah Al-Quran. Al-
Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat Islam diturunkan pada
umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut,
agar dapat dipahami dan diamalkan.
6. Ada Tiga Peranan Al-Hadis disamping Al-Quran
Ada tiga peranan al-Hadis disamping al-Quran sebagai sumber agama dan
ajaran Islam, yakni sebagai berikut :
1. Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam al-Quran.
Misalnya dalam Al-Quran terdapat ayat tentang sholat tetapi mengenai
tata cara pelaksanaannya dijelaskan oleh Nabi.
2. Sebagai penjelasan isi Al-Quran. Di dalam Al-Quran Allah memerintah-
kan manusia mendirikan shalat. Namun di dalam kitab suci tidak
dijelaskan banyaknya raka'at, cara rukun dan syarat mendirikan shalat.
Nabilah yang menyebut sambil mencontohkan jumlah raka'at setiap shalat,
cara, rukun dan syarat mendirikan shalat.
3. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-
samar ketentuannya di dalam Al-Quran. Sebagai contoh larangan Nabi
mengawini seorang perempuan dengan bibinya. Larangan ini tidak terdapat
dalam larangan-larangan perkawinan di surat An-Nisa (4) : 23. Namun,
kalau dilihat hikmah larangan itu jelas bahwa larangan tersebut
mencegah rusak atau putusnya hubungan silaturrahim antara dua kerabat
dekat yang tidak disukai oleh agama Islam.
IJTIHAD
1. Pengertian Ijtihad
Ijtihad (Arab : اجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari
ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran
maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan
matang.
Ijtihad memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :
1. Berfungsi sebagai sumber hukum yang ke tiga, setelah Al-Qur'an dan
hadist.
2. Merupakan sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baru yang
muncul.
3. Mengembangkan pemikiran dalam Islam untuk menyelesaikan perubahan
social dengan ajaran Islam jangan sampai melenceng dari Al-Qur'an dan
hadist.
4. Sebagai wadah pencurahan pemikiran kaum muslimin dalam mencari jawaban
dari masalah-masalah yang asasi, esensial dan esidental.
2. Jenis - Jenis Ijtihad
1. Ijma'
Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan
suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam
suatu perkara yang terjadi
2. Qiyâs
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu
hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek
dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
3. Istihsân
4. Maslahah murshalah
5. Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan umat.
6. Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan
yang bisa mengubahnya.
7. Urf
3. Syarat-syarat Mujtahid
Syarat-syarat yang diperlukan oleh seorang mujtahid antara lain:
a. Menguasahi bahasa arab dari segala aspeknya,serta mengetahui
maksud yang terkandung didalamnya harus mengetahui bahasa arab.
b. Memiliki kemampuan yang luas tentang ayat-ayat Al-Quran yang
berhubungan dengan masalah hukum,serta mampu membahas ayat tersebut
untuk membahas hokum.
c. Mengenal dan mengerti hadist Nabi yang berhubungan dengan dengan
hukum baik Qouliyah, filiyah maupun taqririyah. ,penguasaan hadist
minimal 2500 hdist menurut Ahmad bin Hambal.
d. Mengerti tentang usul Fiqih sebagai sarana lahiain itu untuk istinbat
hokum.
e. Mengenal ijmak bagi yang beranggapan bahwa ijmak sebagai dalil
syara'sehingga tidak memberikan fatwa yang bertentangndaengan ijma'
itu.
IMAN DAN TAQWA
1. Pengertian Iman
Perkataan iman berasal dari bahasa arab, asal kata dari "Amanu" yang
artinya yakin atau percaya. Secara harfiah iman dapat diartikan dengan
rasa aman, keyakinan atau kepercayaan. Menurut istilah iman berarti
"meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan".
Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman Haq dan iman Bathil. Iman
haq merupakan iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan
ajarannya. Sedangkan iman bathil adalah iman yang berpandangan dan
bersikap selain ajaran Allah dan Secara etimologis, iman merupakan suatu
keadaan sikap seseorang. Sedangkan secara umum iman dikatakan percaya.
Maksudnya percaya yang menunjukan sikap yang terdapat di dalam hati.
Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut di dalam
rukun iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak mencerminkan ketaatan
atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih bisa
disebut dengan orang yang beriman. Hal ini disebabkan karena keyakinan
setiap manusia yang mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT yang
mengetahui isi hatinya. Yang penting bagi mereka, mereka sudah
mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah menjadi Islam.
2. Pengertian Taqwa
Taqwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman,
yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah
menurut sunnah rasul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk kepentingan ajaran Allah.
3. Tanda-tanda Orang Beriman
Dalam Al-Qur'an, orang-orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai
berikut:
a. Jika disebut nama Allah SWT, maka hatinya bergetar dan apabila
dibacakan Al-Qur'an maka hatinya bergejolak untuk melaksanakannya.
b. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu
Allah SWT dan diiringi dengan do'a.
c. Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya.
d. Menafkahkan rizeki yang diterima
e. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
f. Memelihara amanah dan menepati janji (Al-Mu'minun : 6).
g. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al-anfal : 74).
h. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.
4. Tanda-tanda Orang Bertaqwa
a. Beriman kepada Allah.
b. Sholat, zakat, puasa.
c. Infaq disaat lapang maupun sempit.
d. Menahan amarah dan memaafkan orang lain.
e. Takut kepada Allah SWT.
f. Menepati janji.
g. Berlaku lurus kepada musuh ketika mereka pun melakukan hal yang
sama.
h. Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran.
i. Tidak meminta izin untuk tidak ikut berjihad.
j. Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat.
5. Peran Iman dan Takwa
a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
c. Iman menanamkan sikap "self help" dalam kehidupan.
d. Iman memberikan ketentraman jiwa.
e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah).
f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
g. Iman memberikan keberuntungan.
h. Iman mencegah penyakit.
PENGERTIAN, HAKIKAT DAN FUNGSI IBADAH
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu "abida-
ya'budu-'abdan-'ibaadatan" yang berarti taat, tunduk, patuh dan
merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.
Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah
disebut "abid" (yang beribadah).
2. Hakikat ibadah
1) Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat
Adz-dzariat ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah.
2) Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan
ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3) Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
4) Hakikat ibadah sebagai cinta.
5) Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala
sesuatu yang dicintai Allah).
6) Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
3. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3. Melatih diri untuk berdisiplin
BENTUK BENTUK IBADAH, HIKMAH, DAN PELAKSANAANNYA
A. Taharah
Taharah (taharah) berasal dari kata tahara artinya bersih, yaitu kondisi
seseorang yang bersih dari hadas dan najis sehingga layak untuk
melakukan kegiatan ibadah seperti salat.
Taharah atau bersuci bertujuan untuk menyucikan badan dari najis dan
hadas. Najis adalah kotoran yang mewajibkan seorang muslim untuk
menyucikan diri dari dan kepada apa yang dikenainya. Sedangkan hadas
adalah suatu kondisi di mana seseorang yang memilikinya jawib wudu atau
mandi.
B. Shalat
Menurut bahasa, salat berarti doa, sedangkan menurut istilah adalah
bentuk ibadah yang terdiri atas gerakan-gerakan dan ucapan-ucapan yang
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-
syarat tertentu.
C. Zakat
Dalam hubungan dengan pemilikan harta benda dalam ajaran Islam dikenal
dengan kewajiban membayar zakat. Menurut asal katanya zakat berarti
tambah, bersih atau suci, sedangkan menurut terminologi syariat, zakat
adalah mengeluarkan sebagian harta kepada mereka yang telah ditetapkan
menurut syariat.
D. Puasa
Ibadah ritual wajib yang dilakukan setahun sekali adalah puasa pada
bulan Ramadan. Puasa adalah menahan makan dan minum serta yang
membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
E. Haji
ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (ka'bah) untuk melakukan
wukuf, tawaf dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi
panggilan Allah swt. Dan mengharap rida-Nya.
Melaksanakan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga
cara, yaitu:
1) Ifrad, adalah mengerjakan haji lebih dahulu, baru mengerjakan
umrah. Apabila cara ini dilakukan, maka orang yang melaksanakannya
tidak wajib membayar dam, yaitu menyembelih hewan.
2) Tamattu, ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, baru mengerjakan
haji. Cara ini mewajibkan orang yang melakukannya untuk membayar dam.
3) Qiran, adalah mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan
satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga mewajibkan orang yang
melakukannya untuk membayar dam.