BAB II AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) II Manusia dan Hajat Hidupnya
A. Hajat Manusia Terhadap Agama
Hajat berasal dari bahasa Arab yang artinya kebutuhan. Agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu a = tidak dan gama = kacau, kacau, berarti agama = tidak kacau. Agama secara umum yaitu aturan, upacara, tata cara, dan ada juga yang mengatakan agama adalah adanya hubungan antara sesama manusia dan hubungan antara manusia terhadap Allah SWT. Manusia secara umum cara beragamanya bera gamanya dalam sejarah ada 4, yaitu : 1. Dengan cara mistik (batin) : selalu berdzikir kepada Allah SWT. 2. Dengan cara penalaran : tidak menerima jika tidak sama rasionya atau pikiran. 3. Dengan cara amal saleh : dalam aktifitasnya selalu dibarengi dengan kebajikan. 4. Dengan
cara
singkritisme
:
belajar
dengan
baik,
mengerjakan,
mengamalkan dan mengajarkan ke sesame. Agama pada dasarnya dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Agama wahyu (agama langit) Ciri-ciri agama wahyu, yaitu : a. Sejarahnya jelas. b. Disampaikan oleh Nabi atau Rasul. c. Konsep ketuhanannya monotisme mutlak. d. Memiliki kitab suci dan tidak mengalami perubahan. e. Ajarannya tidak berubah, walaupun masyarakat penganutnya berubah. f. Ajarannya tentang alam nyata sesuai dengan perkembangan IPTEK. g. Prinsip-prinsip ajarannya tahan dengan kritikan akal.
2. Agama budaya (agama bumi) Ciri-ciri agama budaya, yaitu : a. Agama budaya tumbuhnya evolusioner dan ajarannya tidak jelas. b. Tidak disampaikan oleh Nabi atau Rasul, tetapi hanya disampaikan oleh pendeta atau filosof. c. Konsep ketuhanannya anamisme, dinamisme, politisme paling tinggi konobisme. d. Prinsip-prinsip ajarannya tidak tahan dengan kritikan akal. e. Ajarannya berubah sesuai perubahan akal masyarakat penganutnya atau pendetanya. f. Ajaran tentang alam nyata berbeda bahkan bertentangan dengan perkembangan IPTEK. g. Tidak memiliki kitab suci atau kalau ada, sudah mengalami interpolasi manusia.
B. Struktur Kejadian Manusia
Manusia adalah makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Bangunan manusia terbagi dua, yaitu : - Jasmani yang meliputi : tulang, daging, dan kulit. - Rohani yang meliputi : qolbu (hati), akal, dan nafsu. Nafsu dibedakan menjadi dua, yaitu nafsu amarah : tidak bisa dikendalikan dan nafsu mutmainnah : bisa dikendalikan. Hidup
manusia
dipenuhi
oleh
keinginan
(naluri).
Manusia
dapat
mengembangkan hajat hidupnya (kebutuhannya) melebihi binatang dengan tujuan hidup bahagia, aman, dan sejahtera. Kejadian hidup manusia modern sekarang ini : - Dengan akal dan nafsu menusia berusaha mencapai tujuan-tujuan hidupnya, akibatnya melahirkan berbagai isme (paham) dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
- Akibat berbagai isme (paham), lahirlah paham kapitalisme, individualism, egoisme (mementingkan diri sendiri), dan edolisme (mengharamkan imbalan). - Kemajuan IPTEK yang gersang dengan nilai agama menjadi kenyataan sekarang ini yang menimbulkan bencana, seperti bencana kehormatan, harta dan jiwa (Q.S Ar-Rumm Ayat 41). Manusia memerlukan agama agama karena : a. Manusia adalah makhluk rohani. b. Manusia makhluk yang bertuhan. c. Manusia memahami hajat hidupnya (di dunia dan di akhirat). d. Nilai kehidupan manusia yang paling berkualitas dibandingkan dengan makhluk yang lain. e. Manusia mendapatkan kesempurnaan hidup. f. Hidup manusia harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. g. Manusia lebih sempurna dengan bantuan agama. h. Manusia adalah hamba dan khalifah di muka bumi.
C. Islam Dinullah (Agama Allah)
Arti menurut bahasa (Din) : yang mempunyai arti antara lain : 1. Kebiasaan
11. Kemenangan
2. Aturan atau peraturan
12. Kekuasaan
3. UUD
13. Kerajaan
4. Taat atau patuh
14. Kerendahan
5. Menunggalkan ketuhanan
15. Kedurhakaan
6. Pembalasan
16. Kemuliaan
7. Perhitungan
17. Paksaan
8. Hari kiamat
18. Peribadatan
9. Nasehat
19. Perjalanan
10. Agama atau millat
Makna Din Al-Qur’an : pembalasan (surah Al-Fatihah : 4)
Artinya : yang memiliki hari pembalasan.
D.
Al-Qur’an dan Hadist Sumber Ajaran Islam
1. Al-Qur’an
bacaan
Q.S Yusuf Ayat 2
Artinya :
“Sesungguhnya
Kami
menurunkannya
berupa
Al-Qur’an
dengan
berbahasa Arab agar Kamu memahaminya. 2. Al-Kitab
ditulis
Q.S Al-Baqarah Ayat 2 :
Artinya :
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. 3. Al-Furqan
pemuda
Q.S Al-Furqan Ayat 1 :
Artinya :“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.
4. As-Syiqru Q.S Al-Hijr Ayat 9 :
Artinya :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.
Pokok-pokok isi Al- Qur’an : 1. Imam, aqidah, tauhid 2. Ibadah -
Ibadah shalat (do’a)
-
Ibadah puasa
-
Ibadah haji
3. Muamalah 4. Hukum -
Pencurian
-
Zina
5. Qeshash (setimpal) 6. Kisah-kisah -
Kisah Maryam dan Nabi Isa AS
-
Kisah Nabi Yusuf
7. Janji dan ancaman. -
Janji
Janji di dunia
-
Janji di akhirat
-
Ancaman
Ancaman dunia
Ancaman akhirat
HADIST
Hadist sebagai sumber Islam yang kedua. Hadist menurut bahasa yaitu : berita atau kabar. Hadist menurut istilah yaitu perkataan, perbuatan, dan persetujuan atau baik sebelum, maupun setelah diangkat menjadi Rasul. Fungsi Hadist, yaitu : 1. Menjadi kewajiban bagi setiap muslim taat kepada Allah SWT dan Rasul Nya. 2. Menjadi hadist sebagai sumber hokum Islam adalah tata orang yang beriman. 3. Mengikuti hadist Nabi adalah kunci diterimanya amal. 4. Sebagai penjelasan dan tafsiran-tafsiran.
Hadist ditinjau dari segi penyampaiannya : -
Hadist Kauliah (perkataan)
-
Hadist Fi’liah (perbuatan)
-
Hadist Ta’ririah (takdir / persetujuan)
Hadist ditinjau dari segi jumlah yang menyampaikan : -
Hadist Mutawaatir (bersambung-sambung)
-
Hadist Masyhur (terkenal)
-
Hadist Ahadun (seorang)
Hadist ditinjau dari segi kualitasnya : -
Hadist Sahiiun (benar)
-
Hadist Hasanun (lemah ingatan)
-
Hadist Daiifun (pendusta)
-
Hadist Mauduun (hadist yang dibuat-buat/palsu). Fungsi Hadist kepada siapa disandarkan :
1. Hadist Madfuun : hadist yang disandarkan kepada Nabi. 2. Hadist Madquufun : hadist yang disandarkan kepada sahabat. Sahabat adalah bertemu atau tidak dan mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi. 3. Hadist Maqtuun : hadist yang disandarkan kepada tabi’i. Tabi’i adalah semasa sahabat bertemu atau tidak dan mempercayai ajaran yang dibawa oleh Nabi.