BAB I PENDAHULUAN
A; LATAR BELAKANG
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang. Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-l Laki-laki aki paling paling sering sering terkena terkena (5% (5% kasus! kasus!.. "etenga "etengah h dari dari kasuskasus-kas kasus us hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di ba#ah $ bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri ( & 1!. 5% pasien menderita hernia bilateral. "edangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi ' lebih dari 5%!, selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun. )leh karena itu perlu kiranya menetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat dipttuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.
B; TUJUAN
*ujuan +mum +mum & egetahui bagaimana suhan epera#atanpada anak dengan Hernia "crotalis
*ujuan husus & 1. engetahui pengkajian pada penyakit hernia scrotalis . engetahui pengertian pada penyakit hernia scrotalis /. engetahui engetahui 0tiologi, 0tiologi, gejala, gejala, tindakan tindakan yang tepat untuk mengatasi mengatasi hernia hernia scrotalis 4; engetahui ealuasi yang di harapkan
C; RUANG LINGKUP
akalah ini pada dasarnya membahas mengenai suhan epera#atan Hernia inguinalis dan berbagai masalah yang berkaitan dengan Hernia scrotalis
BAB II KONSEP DASAR
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
A; PENGERTIAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui de2ek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan ("jamsuhidajat, 1''3, hal 3!. Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat paha pada laki-laki yang turun sampai ke dalam kantung buah 4akar (Laksman, , hal 15/!. Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi 2unikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect ("achdea, 1''$, hal /5!.
B; ETIOLOGI
Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat (akuistik!, hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih banyak terjadi pada pria, berbagai 2aktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh 2aktor yang dapat mendorong isi hernia mele#ati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
aktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika kantung hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis. 6enyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah& 1; Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan
prosesus aginalis. 2; erja otot yang terlalu kuat. 3; engangkat beban yang berat. 4; 7atuk kronik. 5; engejan se#aktu miksi dan de2ekasi. 6; 6eregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (*I!
seperti& obesitas dan kehamilan. ("jamsuhidajat , 8ong, 1''3, hal 3$9 "achdea, 1''$, hal /5!.
C; PATOFISIOLOGI
analis inguinalis adalah kanal yang normal pada 2etus pada bulan ke- kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus aginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia bulan. 7ila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi! akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat de2ekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate. pabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika in2erior kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis (ansjoer, , hal /1:9 "jamsuhidajat, 8ong, 1''3, hal 3:!.
POHON MASALAH
ktiitas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat benda berat, obesitas erangsang lokus minoris resistance *ekanan intra abdominal meningkat analis inguinalis tertekan oleh isi abdomen (usus! analis inguinalis terbuka, isi abdomen (usus! masuk ke dalam kanalis inguinalis 6rosesus tidak mengalami obliterasi (tetap terbuka! H0;
medialis 6enonjolan isi perut di lateral pembuluh epigastrik in2erior
*I kronik )tot dinding *rigonum hasselbach melemah
elalui annulus inguinalis
6enonjolan ke belakang kanalis inguinalis dan terpisah dari esikulus spermatikus
;egangan mesentrium, isi segmen masuk ke kantung hernia
)bstruksi usus =angguan aliran isi dan askuler usus Hernia strangulata
*idak turun ke skrotum erusakan neuromuskuler , spasme otot.
erusakan mobilitas 2isik
unikulus spermatikus
6eristal tic usus tergang gu
analis inguinalis
ual, 6embesaran diare, skrotum konstipasi, ;esiko perubahan nutrisi
Hernioraphy
ansietas
nyeri
D; MANIFESTASI KLINIK ; ; ;
6erubahan per2usi arin an
"yamsuhidayat > 8ong, 1''3 ansjoer, ?oenges, .0., 1'''
6ada umumnya keluhan pada orang de#asa berupa benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar. 6emeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum, ikuti 2asikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis (ansjoer, , hal /1:!.
E. TEST DIAGNOSTIK
1; "erum elektrolit meningkat. 2; Leukosit & @1. A 1. Bmm/ 3; oto sinar C di daerah hernia.
F. KOMPLIKASI
1; *erjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga
isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. 2; *erjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus
yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran usus halus. 3; *imbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis. 4; 7ila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi. 5; 7ila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga
terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. 8uga dapat terjadi bukan karena terjepit, melainkan ususnya terputar. 6; 7ila isi perut terjepit dapat terjadi& shock, demam, asidosis metabolik, abses.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
a.
Istirahat tirah baring dan beri diit lunakBdiit saring
b. 6emakaian celana suspensoar. c.
)perati2
•
Hernioplasty& memperkecil angulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
•
Herniotomy& pembesaran hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan, jika ada perlengketan kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
•
Herniorraphy& mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan muskulus transersus internus dan muskulus oblikus internus abdominalis ke ligamen inguinale.
I;
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A; PENGKAJIAN
?ata yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syara2 yang terkompresi. a; ktiitasBistirahat
*anda dan gejala& @ atropi otot , gangguan dalam berjalan ri#ayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam #aktu lama. b; 0liminasi
=ejala&
konstipasi,
mengalami
inkontinensia atau retensi urine.
kesulitan
dalam
de2ekasi
adanya
c; Integritas ego
*anda dan gejala& Demas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, 2inansial keluarga. d;
*anda dan gejala& penurunan re2lek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki. e;
=ejala& sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f;
eamanan =ejala& adanya ri#ayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
(?oenges, 1''', hal / A /1!
B; DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
?iagnosa kepera#atan yang mungkin muncul dan interensi a; =angguan rasa nyaman (nyeri! sehubungan
dengan kompresi syara2,
spasme otot riteria hasil& 1; elaporkan nyeri hilang dan terkontrol. 2; mengungkapkan metode yang memberi penghilangan. 3; mendemonstrasikan penggunaan interensi terapeutik.
Interensi& 1; aji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, 2aktor
pencetus atau yang memperberat ;asional
& embantu
menentukan
pilihan
interensi
dan
memberikan dasar untuk perbandingan dan ealuasi terhadap therapy. 2; 6ertahankan tirah baring selama 2ase akut letakkan pasien pada posisi
semi 2o#ler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan 2leksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 1-/ derajat pada posisi lateral ;asional
& *irah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan mem2asilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan discus.
3; 7atasi aktiitas selama 2ase akut sesuai dengan kebutuhan
;asional
& enurunkan gaya graitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus interertebralis.
4; Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau
isualisasi ;asional
& mem2okuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
5; olaborasi dalam pemberian therapy
;asional
& Interensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.
b; oping indiidu tidak e2ekti2 (ansietas! sehubungan dengan krisis
situasional, perubahan status kesehatan riteria hasil& 1; *ampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang. 2; engkaji
situasi
terbaru
dengan
akurat
mendemonstrasikan
ketrampilan pemecahan masalah. Interensi& 1; aji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani
masalahnya sebelumnya dan sekarang ;asional
& engidenti2ikasi
keterampilan
untuk
mengatasi
keadaannya sekarang. 2; 7erikan in2ormasi yang akurat
;asional
& emungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan pad pengetahuannya.
3; 7erikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya ;asional
& ebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu diungkapkan dan diberi respon.
4; Datat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan
peran sakit pasien
;asional
& )rang
terdekat
memungkinkan
mungkin pasien
secara untuk
tidak
sadar
mempertahankan
ketergantungannya. c; erusakan mobilitas 2isik sehubungan dengan nyeri, spasme otot
riteria hasil& engungkapkan pemahaman tentang situasi atau 2aktor resiko dan aturan pengobatan indiidual. Interensi& a; 7erikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang
spesi2ik ;asional
& *ergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal.
b; Datat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan
aktiitas yang disesuaikan dengan pasien ;asional
& Immobilitas
tang
dipaksakan
dapat
memperbesar
kegelisahan, peka terhadap rangsang. c; 7antu pasien dalam melakukan aktiitas ambulasi progresi2
;asional
& eterbatasan aktiitas tergantung pada kondisi tang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
d; Ikuti aktiitas atau prosedur dengan periode istirahat
;asional
& eningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot.
e; 7erikan atau 7antu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak
akti2, pasi2 ;asional
& emperkuat otot abdomen dan 2leksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
d; resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus riteria hasil& 1; eningkatkan masukan oral. 2; enjelaskan 2aktor penyebab apabila diketahui.
Interensi& 1; *entukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan
ahli gi4i. ;asional
& encukupi
kalori
sesuai
kebutuhan,
memudahkan
menentukan interensi yang sesuai dan mempercepat proses penyembuhan. 2; 8elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien
tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil ;asional
& lien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk beraktiitas.
3; *imbang berat badan dan pantau hasil laboratorium
;asional
& ?apat
digunakan
untuk
memudahkan
melakukan
interensi yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien. 4; njukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau
klien dalam melakukan personal hygiene. ;asional
& eningkatkan na2su makan dan memberi kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
5; tur rencana pera#atan untuk mengurangi atau menghilangkan
ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan mengurangi na2su makan ;asional
& enentukan
interensi
yang
sesuai
meningkatkan
masukan oral. e; 6erubahan per2usi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah
p4embentukan hematoma riteria hasil& elaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal. interensi& 1; Lakukan penilaian terhadap 2ungsi neurologist secara periodik
;asional
& 6enurunan atau perubahan mungkin
mencerminkan
resolusi edema, in2lamasi sekunder. 2; 6ertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa
jam
;asional
& 6enekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko hematoma.
3; 6antau tanda-tanda ital catat kehangatan, pengisian kapiler
;asional
& 6erubahan kecepatan nadi mencerminkan hipoolemi akibat kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.
4; olaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi
;asional
& *erapi
cairan
pengganti
hipoolemi. (?oengoes, 1'''9 Darpenito, 1''3!
C; EVALUASI 1; lien menyatakan nyeri berkurang. 2;
tergantung
pada
derajat
BAB III PENUTUP
A;
B;
KESIMPULAN
SARAN
?iharapkan dengan adanya makalah tentang konsep dasar penyakit cedera kepala ini mahasis#a jadi lebih mengerti dan dapat berman2aat nantinya.
DAFTAR PUSTAKA 7arbara.D.long. Perawatan keperawatan
Eol./,
Medikal
Det.I
bedah:
7andung&
suatu
pendekatan
Ikatan lumni
proses
epera#atan
6adjajaran, 1''$.Fad :G ?arjat, ?r..*, 0tc, 1'$. Ilmu Bedah Khusus, ksara edisina& "alemba, 8akarta 0ngram, 7arbara, 1'':, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Eolume II, 0D=, 8akarta Henderson, ., 1'', Ilmu Bedah Untuk Perawat , ayasan 0stecia edica, ogyakarta ansjoer ari2, Fet-alG Kapita selecta kedokteran. 0d./ Det. II 8akarta & edia eusculapius, .