Dengan menyebut nama Allah
Yang maha pengasih lagi maha penyayang
ii
Adab berteman dan bermuamalah ...
ii
Adab berteman dan bermuamalah ...
Abu Zahid
Adab berteman dan bermuamalah ...
iii
judul | Adab Berteman dan Bermuamalah dengan non Muslim
penulis | Abu Zahid Fariq Gasim Anuz
penerbit | PUSTAKA DARUL ILMI
design & layout | Isa Al-Atsary
cetakan pertama | Jumadil Awwal 1427 H / Mei 2007 M ISBN 979-15993-1-3
Tidak patut seorang muslim mengambil hak saudaranya tanpa seizinnya. Dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
iv
Adab berteman dan bermuamalah ...
Daftar Isi
___________
__________
DAFTAR ISI . ....................................... v MUKADDIMAH ................................ 1 Anjuran bergaul dengan orang-orang baik 5 Bergaul dengan orang-orang yang baik ... 11 Celaan bergabung dengan pelaku keburukan mereka ............................................. 25 Akibat bergaul dengan pelaku keburuk ... 30 Beberapa kisah tentang akhir kehidupan orang-orang yang berteman dengan orangorang buruk ........................................... 47 Berteman dengan orang muslim ............. 67 Bermuamalah dengan orang kafr ........... 86 Penjelsan Point Keempat & Enam .......... 99 Penjelsan Point Ketujuh ......................... 107 Penjelsan Point Kedelapan ...................... 109
Adab berteman dan bermuamalah ...
v
vi
Adab berteman dan bermuamalah ...
MUQADDIMAH Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Islam adalah agama yang agung, lengkap dan sempurna, agama yang dibangun di atas kemaslahatan dan menolak kerusakan, diturunkan oleh Dzat yang Maha Tinggi, disampaikan oleh malaikat yang amanah kepada nabi yang suci,
Adab berteman dan bermuamalah ...
dan diemban oleh orang-orang shalih dan pilihan sepanjang zaman. Islam adalah agama yang mengatur segala lini kehidupan, lahir maupun batin, baik secara vertikal hubungan antara makhluk dan Khaliknya ataupun secara horizontal yaitu hubungan antara sesama. Sebagian orang sangat memperhatikan hubungan mereka dengan sesama, namun menyepelekan hubungannya dengan Sang Khalik, seolah-olah dia hidup terlahir begitu saja, kemudian mati tanpa akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah ia lakukan ketika di dunia. Ia lupa akan maksud hidup yang sesungguhnya. Sebagian manusia yang lain sangat mengutamakan hubungannya dengan Rabb-nya, namun kadang ia menyepelekan hubungan dengan sesama, dan menganggap hubungannya dengan sesama sebagai momok yang menghantuinya. Ia takut ini dan itu, menyangka bahwa semua manusia itu jelek, rusak dan bejat, padahal tidaklah demikian. Sesungguhnya, banyak sekali
Adab berteman dan bermuamalah ...
manusia yang kalau dilihat secara dzahir, ia tidak ada kebaikannya, padahal boleh jadi orang tersebut lebih shalih dan lebih suci hatinya. Ia hidup di masyarakat seolah-olah hidup di hutan belantara tanpa kawan dan tetangga, bersikap acuh tak acuh terhadap keadaan di sekelilingnya, yang pada akhirnya masyarakat pun mevonis mereka sebagai kelompok yang ekslusi, ekstrim, kaku dan sebagainya. Namun Islam adalah agama yang adil dan pertengahan, sehingga seorang muslim yang sempurna adalah mereka yang mampu menunaikan kewajiban terhadap Sang Khalik sekaligus kepada sesama. Sebaliknya, semakin seseorang mengurangi kewajiban kepada keduanya, maka semakin kurang pula imannya. Para pembaca yang budiman, pada kesempatan ini kita akan membahas etika dalam pergaulan, insyaallah, namun perlu diketahui, bahwa ruang lingkup pergaulan itu sangat luas. Seperti bagaimana seseorang beretika dengan ulama, orang tua, orang terdekat, baik istri, anak, kerabat dan tetangga. Mereka pun terbagi lagi, ada yang muslim
Adab berteman dan bermuamalah ...
dan ada yang non muslim, ada yang bertabiat baik, ada juga yang kurang baik, na’udzubillah. Namun yang akan dibahas disini yaitu dengan siapa kita harus bergaul, dan bagaimana tinjauan syariat atasnya, mengetahui keutamaan bergaul dengan orang-orang baik dan akibat bergaul dengan orang-orang buruk, baik di dunia ataupun di akhirat. Juga dikisah tentang bagaimana akhir kehidupan orang-orang yang sholeh mengambil teman dekat, bermuamalah dengan orang non muslim yang mudah-mudahan buku ini menjadi ibrah bagi kita semua.dan bermanaat untuk kaum muslimin. Amin…
Penerbit Pustaka Darul Ilmi
Adab berteman dan bermuamalah ...
ANJURAN BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG BAIK Rasul n bersabda,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat bau yang tidak sedap.”1 Kebutuhan manusia akan lingkungan yang baik, laksana kebutuhan tanaman akan tanah yang subur. Manakala tanah itu bagus, cukup kandungan unsur haranya, suhunya cocok, dan airnya cukup, maka tanaman tersebut akan bersemi, tumbuh berkembang, dan berbuah sesuai yang diharapkan. Namun bila tanah tersebut tandus, suhunya tidak cocok, dan airnya tidak stabil, maka tanaman tersebut tidak akan berkembang dengan baik, dan tidak akan menghasilkan buah yang sesuai dengan yang didambakan, bahkan tanaman itu bisa mati karenanya.
HR. Al-Bukhari no. 5534, Muslim no. 2638, Ahmad no. 19163 Adab berteman dan bermuamalah ...
Maka selayaknya kita mencari lingkungan yang baik, teman yang shalih yang bisa mendukung kita untuk selalu istiqamah dalam kebaikan dan ketaatan kepadaNya. Allah l telah berfrman,
“Dan sabarkanlah dirimu beserta orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan sore hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kamu palingkan wajahmu dari mereka hanya karena kamu menghendaki perhiasan dunia, dan janganlah kamu ikuti orang-orang yang telah Kami lalaikan Adab berteman dan bermuamalah ...
hatinya dari mengingat Kami, dan menuruti hawa nasunya, dan adalah keadannya sangat melewati batas” (Al-Kahf: 28) Allah l sang pencipta manusia pasti lebih paham akan keadaan mahluk-Nya dibanding manusia itu sendiri. Ia ciptakan manusia dalam keadaan lemah, bodoh, tergesa-gesa, dan mudah berkeluh kesah. Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan bantuan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya, ia mesti berinteraksi dengan orang lain, padahal karakter manusia itu berbeda-beda, sehingga wajar dan pantas tatkala ia berbaur dengan masyarakat banyak, ia harus menyesuakan diri dengan adat istiadat orang setempat, dan sudah lumrah andaikata ia mudah terpengaruh oleh suasana dan keadaan di sekelilingnya. Maka Allah l sang penetap syariat menyuruh kepada orang-orang yang beriman untuk senantiasa bergabung dengan orang-orang yang baik demi menjaga keimanan mereka, seperti dalam frmanNya,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah kalian bersama para shadikin.” (At-Taubah: 119) Dalam Tasir Ibnu Katsir dijelaskan, melalui ayat ini Allah l memerintahkan kepada orang-orang yang beriman secara umum, khususnya kepada para sahabat, dan lebih khusus lagi kepada tiga orang sahabat yang tertinggal di Madinah yaitu Ka’ab bin Malik dan kedua temannya, mereka tidak ikut perang Tabuk padahal tidak ada alasan syar’i yang menghalangi mereka untuk tidak ikut dalam peperangan tersebut. Maka Allah l memberi pelajaran kepada mereka dengan diisolirnya mereka oleh Rasulullah dan para sahabatnya selama 50 hari, sehingga sampailah berita ini ke raja Ghassan yang kafr dan sang raja mengajak Ka’ab bin Malik untuk
Adab berteman dan bermuamalah ...
bergabung dengan mereka dan mereka berjanji akan memuliakannya. Di dalam ayat ini Allah l tidak mencukupkan dengan menyuruh orang-orang beriman untuk bertakwa saja, namun Ia pun memerintahkan mereka untuk senantiasa menyertai orang-orang yang jujur sebagai sarana melestarikan keimanan dan ketakwan mereka kepada Allah . Rasul n bersabda,
“Seseorang itu tergantung kepada kepribadian teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dijadikan teman karibnya.”2 rrJIrr
HR. At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya
0
Adab berteman dan bermuamalah ...
BERGAUL DENGAN ORANGORANG YANG BAIK Perlu diketahui, bahwa interaksi sosial itu, apabila dibangun di atas landasan kemaksiatan, maka para pelakunya sama-sama akan mendapatkan dosa dan murka dari Allah l. Jika dibangun di atas dasar keduniaan belaka, maka para pelakunya tidak akan mendapatkan balasan apa-apa. Namun jika hubungan tersebut dibangun di atas kecintaan dan ketaatan kepada Allah l, maka hubungan yang seperti ini merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan oleh syariat, dan pelakunya berhak mendapatkan kecintaan, keridhaan dan pahala yang melimpah dari Allah l. 1. Keutamaan di Dunia Seseorang yang bergaul dengan orang lain atas dasar cinta kepada Allah l dan mengharapkan Adab berteman dan bermuamalah ...
keridhaanNya, dia akan mendapatkan keutamaankeutamaan yang besar didunia, di antaranya: a) Mendapat cinta Allah l Allah l berfrman dalam hadits Qudsi,
“Berhak mendapatkan cintaku orang-orang yang saling mencintai karena aku, berhak mendapatkan cintaku orang-orang yang saling menasihati karena aku, berhak mendapatkan cintaku orang-orang yang saling mengunjungi karena aku, berhak mendapatkan cintaku orang-orang yang saling memberi karena aku, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya.” 3
HR. Malik no. 1779, Ahmad no. 21525, Ibnu Hibban di- shahih-kan oleh Al-Albani dalam Attarghib
Adab berteman dan bermuamalah ...
b) Merasakan manisnya iman Rasul n bersabda,
“Barangsiapa yang ingin merasakan nikmatnya iman, hendaklah dia mencintai saudaranya, dan dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.”4 Juga sabdanya,
HR. Ahmad dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Al-Albani
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Tiga perkara yang apabila terdapat pada seseorang, ia akan merasakan manisnya iman. Jika Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, ia mencintai seseorang yang tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, ia benci untuk kembali pada kekafran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafran sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka.” 5 Sungguh, pada zaman sekarang ini, betapa sangat susahnya menemukan hubungan yang hanya dilandasi dengan kecintaan dan ketaatan kepada Allah l semata, kecuali segelintir orangorang yang dirahmati-Nya. Kita lihat mereka merapat dan menjauh hanya karena alasan dunia, aktor ekonomi dan politik atau aktor yang lainnya yang kiranya akan mengun-tungkan dari segi materil. Fainnalillahi wainnaa ilahi raaji’un. c) Allah akan memuliakannya Rasulullah n bersabda,
HR. Bukhari dan Muslim
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Tidaklah seorang hamba mencintai hamba yang lain karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya.”6 Dan cinta terbesar dari Allah l akan diraih oleh orang yang paling besar kecintaannya kepada saudaranya. Rasul n bersabda,
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah, melainkan orang yang paling dicintai Allah di antara keduanya adalah yang paling besar kecintaannya kepada saudaranya.” 7
HR. Ahmad, dan dihasankan oleh Albani HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad , dan di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam Attarghib
Adab berteman dan bermuamalah ...
d) Senantiasa mendapat kebaikan yang tak terhingga. Ketika seseorang bergaul dengan orang yang shalih, maka ia akan senantisa menyaksikan ketulusan hati, amal-amal kebaikan, kejujuran dalam bermuamalah, bantuan dan motivasi, mendengarkan untaian nasihat-nasihatnya, dan ia akan menuntunnya untuk sama-sama beramal shalih sepertinya, lebih-lebih kalau ia bergaul dengan ulama, selain akan mendapatkan kebaikan tadi, ia pun akan senantiasa meneguk madunya ilmu, arahan, dan kudwah hasanah dalam segala kebaikan. Alangkah beruntungnya mereka yang menghabiskan masa hidupnya di bawah bimbingan ulama, jauh dari kebodohan, terbebas dari syubhat yang mengitarinya atau syahwat yang siap memangsanya, selalu mendahulukan kepentingan saudaranya dari pada diri dan keluarganya, dan mereka adalah para sahabat beserta nabinya. Semoga kita termasuk bagian dari mereka.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Rasulullah n bersabda,
“Seseorang itu tergantung kepada kepribadian teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dijadikan teman karibnya.”8 2. Keutamaan di Akhirat: Seorang yang membangun hubungan sosialnya berdasarkan cinta dan ketaatan kepada Allah l, maka ia akan mendapatkan keutamaankeutamaan yang besar di akhirat, di antaranya: a) Allah akan menaunginya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Rasullullah n bersabda,
HR. At-Tirmidzi no. 2387, Ahmad no. 8212, dan Abu Dawud no. 4833 dan dihasankan oleh Al-Albani
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Allah berfrman, ‘Orang-orang yang saling
mencintai karena kebesaran-Ku berada di bawah naungan arsyKu pada hari yang tiada naungan kecuali naunganKu.’” 9 Sungguh bahagia orang-orang yang berteman dengan hamba Allah yang shalih, tatkala matahari cuma beberapa mil di atas kepala, manusia dalam keadaan telanjang, tak beralas kaki dan berdesak-desakan, tiada tempat untuk berteduh, namun orang-orang yang saling mencintai karena Allah l berada di bawah naunganNya. Semoga kita semua termasuk golongan mereka.
HR. Muslim no. 2566, Malik Al-Muatha no. 1776, Ahmad no. 77190 dan Thabrani di-shahih-kan oleh Al-Albani dalam Shahihut Targhib
Adab berteman dan bermuamalah ...
b) Pada hari kiamat dia berada di atas mimbar dari cahaya Rasul n bersabda,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Wahai manusia, dengarkan dan pahamilah; ketauhilah bahwa Allah memiliki para hamba yang mereka itu bukan para nabi ataupun syuhada. Para nabi dan syuhada ingin seperti mereka karena tempat dan kedekatan mereka kepada Allah.” Seseorang badui berkata, “Wahai Rasulullah tolong siatkan mereka kepada kami.” Rasulullah lantas tersenyum mendengar ucapan lelaki badui tersebut dan bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak dikenal dan asing, mereka tidak memiliki tali kekerabatan satu sama lain, mereka saling mencintai karena Allah dan menjadi satu barisan. Allah menyediakan mimbarmimbar dari cahaya untuk mereka sebagai tempat duduk mereka dan menjadikan 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
wajah dan pakaian mereka bercahaya. Pada hari kiamat manusia diliputi rasa takut namun mereka tidak, mereka adalah wali wali Allah, mereke tidak merasa takut dan bersedih.” 10 c) Bersama orang-orang yang dicintainya walaupun dia tidak beramal seperti mereka. Dari Anas v, dia berkata, “Seorang lelaki mendatangi Rasulullah n dan berkata, “Wahai Rasulullah, kapankah datangnya kiamat?’ Beliau menjawab, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?” Dia menjawab, “Cinta pada Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian beliau bersabda, “Sesunggunya kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.’ Anas v berkata, “Sungguh kami tidak me-
rasakan setelah Islam kegembiraan yang lebih hebat dari ucapan Rasulullah, “Sesungguhnya kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai.”” Anas v berkata, “Sesungguhnya aku men-
cintai Allah dan Rasul-Nya, serta Abu Bakar dan 0
HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani dalam Shahihut Targhib
Adab berteman dan bermuamalah ...
Umar. Aku berharap bisa berkumpul dengan mereka meski aku belum beramal seperti mereka.” Juga sabda Rasulullah n,
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka.11 Bahkan, bersama keturunannya yang mengikuti keimanan, akan digabung oleh Allah kelak di surga. Allah l berfrman,
HR. At-Tabrani dan di-shahih-kan Al-Albani dalam At-Targhib
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Dan orang-orang yang beriman dan diikuti keturunanya dalam keimanan, akan kami susulkan keturunan tersebut kepada mereka (disurga)” (At-Thur: 21) d) Menempatkannya di tempat yang tinggi di surga. Rasulullah n bersabda,
“Sesungguhnya di surga terdapat pilar-pilar dari yakut, di atasnya ada kamar-kamar dari zamrud. Kamar-kamar ini memiliki pintu yang terbuka dan bersinar seumpama mutiara.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah penghuninya?” Beliau Adab berteman dan bermuamalah ...
menjawab, “Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, orang-orang yang duduk bersama karena Allah dan orang-orang yang bersua karena Allah.”12 Ya Allah, cintakan hati kami kepada orangorang shalih, dan gabungkan kami beserta mereka di dunia dalam keridhaan-Mu, dan di akhirat dalam surgaMu. rrJIrr
HR. Al-Bazzar, dilemahkan oleh Al-Albani dalam At-Targhib dan dihasan-kan oleh para pen-tahqiq At-Targhib
Adab berteman dan bermuamalah ...
CELAAN BERGABUNG DENGAN PELAKU KEBURUKAN MEREKA Pecandu keburukan adalah makhluk yang tidak punya rasa malu dan kasih sayang. Ia akan menerkam siapa saja yang mendekatinya, mahluk yang perlu dicurigai karena sangat membahayakan, bahkan lebih bahaya dari singa betina yang kelaparan. Kalau singa hanya akan memangsa jasad hewan atau manusia yang ada didekatnya, namun pecandu keburukan akan me-nyeret siapa saja orang yang ada didekatnya kepada kenistaan, kerusakan moral sekaligus badan, dan diakhirat dalam siksaan yang sangat dahsyat. Maka Allah dan Rasul-Nya memberi bimbingan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap mereka.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l berfrman,
“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayatKu, maka berpalinglah dari mereka sehingga mereka mengalihkan pembicaraan kepada yang lainnya. Dan jika setan membuatmu lupa, maka janganlah kamu duduk setelah ingat beserta orang-orang yang dzalim.” (Al An’am: 68) Orang-orang yang dzalim dalam ayat ini adalah mereka yang mempermainkan ayat-ayat Allah, dan mendustakannya. Orang yang mengejek Al-Quran, mereka telah mendustakan Al-Quran dengan lisan mereka, sedang mereka yang tidak mengamalkan Al-Quran dan melanggar segala
Adab berteman dan bermuamalah ...
perintahnya maka mereka telah mendustakan AlQuran dengan perbuatannya. Juga frman-Nya,
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orangorang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Hud:113) Cenderung kepada orang-orang dzalim maksudnya, menggauli mereka dan meridhai perbuatannya, akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka hal ini diperbolehkan.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Makanya Allah l melararang berkasih sayang dengan mereka. Firman-Nya,
“Kamu tidak akan menjumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun mereka itu bapak-bapak mereka atau anakanak mereka, atau saudara-saudara mereka, atau keluarga mereka.” (Al-Mujadilah: 22) Rasul n bersabda,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Janganlah kamu bergaul kecuali dengan seorang mukmin, dan jangan sampai menyentuh makananmu kecuali orang bertakwa.” 13 Syamsul Haq Al-Adzim Abadi berkata,
“Hadist ini menjelaskan larangan bergaul dengan orang-orang kafr atau munafk, karena pergaulan dengan mereka akan membahayakan diri seorang mukmin, bahkan makanannya pun tidak boleh disentuh kecuali oleh orang bertakwa, yaitu orang yang wara’, yang menjaga halal dan haram. ”14
rrJIrr
HR. Abu Daud no. 4832, Ahmad no. 10944, At-Tirmidzi no. 2395 dan di hasan kan oleh Al Albani Aunul Ma’bud Adab berteman dan bermuamalah ...
AKIBAT BERGAUL DENGAN PELAKU KEBURUK 1. Akibat Buruk di Dunia Ketika seseorang membiasakan dalam dosa dan kenistaan, maka hatinya terus menerus kotor dan gelap, ia akan hidup dalam kesusahan dan kesempitan karena ia telah keluar dari rel ftrah. Allah l berfrman,
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Thoha: 124) 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
Juga orang yang berpaling dari peringatan Allah itu, akan senantiasa ditemani setan sebagai siksaan dari Allah atas perbuatannya. Allah l berfrman, “Barangsiapa yang ber-
paling dari peringatan yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya setan (yang menyesatkannya), maka setan itulah yang menjadi teman setianya.” Berikut ini beberapa akibat di dunia, bila seseorang bergaul dengan orang yang buruk agamanya. e) Allah akan menceraiberaikan hati mereka. Para pelaku keburukan, karena menyimpang dari kebenaran dan jalan yang lurus menuju jalan kesesatan, maka Allah menghukum hati mereka dengan apa yang telah mengalir dalam hati mereka. Allah l berfrman,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah pun memalingkan hati mereka.” (Ash-Sha: 5). Begitupun hati orang-orang yang bahumembahu dalam memusuhi Islam, maka Allah pun mencerai beraikan hati mereka. Allah l berfrman,
“Kamu mengira bahwa mareka itu bersatu, padahal hati mereka berceraiberai.” (AlHasyr:14) ) Mereka hidup dalam kesengsaraan tanpa memiliki rasa kasih sayang Para pelaku keburukan, mereka tidak memiliki kasih sayang sama sekali baik kepada diri mereka sendiri, terlebih kepada orang lain, dengan bukti mereka telah mendzalimi diri sendiri dengan teperosoknya mereka kelembah kemaksiatan, bahkan mereka tidak puas kalau yang terjatuh itu
Adab berteman dan bermuamalah ...
cuma dia sendiri. Ia tarik orang lain untuk mengikutinya. Maka kasih sayang telah tercabut dari hati mereka, dan jadilah mereka sebagai orangorang yang sengsara. Rasulallah n bersabda,
“Kasih sayang itu tidaklah tercabut melainkan dari seorang yang celaka.” 15 Juga sabdanya,
“Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia, maka Allah pun tidak akan mengasihinya.” 16 g) Allah akan menimpakan madharat kepada mereka sebagaimana mareka menimpakan madharat kepada orang lain.
HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dia menghasankannya HR. At-Tirmidzi
Adab berteman dan bermuamalah ...
Rasulullah n bersabda,
“Barangsiapa menimpakan madharat (kepada orang lain), maka Allah akan menimpakan madharat atasnya.” 17 h) Allah akan melaknatnya. Allah l berfrman,
“Telah dilaknat orang-orang kafr dari bani Israil melalui lisan Daud dan Isa Ibnu
HR. At-Tirmidzi dan Al-Albani meng- hasankan-nya dalam Shahih
& Dhai Imam Tirmidzi
Adab berteman dan bermuamalah ...
Maryam, yang hal demikian itu dikarenakan mereka durhaka dan mereka telah melam paui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan, amat buruklah apa-apa yang mereka kerjakan.” (Al-Maidah: 78-79) Ketika bani Israil terperosok ke dalam berbagai kemaksiatan, maka ulama-ulama mereka melarangnya, namun mereka tidak menggubrisnya, kemudian para ulama tersebut bermajelis dengan mereka di majelis-majelis mereka, makan dan minum bersama mereka, maka Allah l menyatukan hati sebagian mereka dengan sebagian yang lain, dan melaknat mereka melalui lisan Daud dan Isa Ibnu Maryam. 18 Ketika seseorang bergaul dengan pelaku kemak-siatan, walaupun pada awalnya ia gigih dalam mengingkari kemaksiatan temannya, namun lambat laun kegigihan tersebut akan pudar, lalu menganggap remeh kemaksiatan tersebut, bahkan pada akhirnya ia sendiri akan terjerumus dan
Tasir Ibnu Katsir
Adab berteman dan bermuamalah ...
bergabung bersama dalam kenistaan, dan puncaknya ia dilaknat Allah beserta orang-orang yang dilaknat. Na’udzubillah i) Senantiasa mendapatkan dosa Seseorang yang bergaul dengan orang-orang shalih, maka setiap waktu ia akan melihat temannya tersebut berbuat ketaatan kepada Allah l, dan kemungkinan besar ia akan tertarik dengan kebaikan temannya, dan sama-sama melakukan ketaatan. Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang yang jelek, maka setiap saat ia akan melihat kejelekan-kejelekan temannya yang dilakukan di hadapannya, kalau ia masih mau menegurnya ataupun membenci kemaksiatan tersebut, berarti keimanan masih bersemai dalam jiwanya. Namun andaikata sebaliknya, dan inilah yang sering terjadi, ia malah berdiam diri meridhainya, apa-lagi sama-sama melakukannya, berarti setiap saat ia senantiasa menumpuk-numpuk lumpur dosa kemaksiatan dan mendapatkan murka yang terus menerus.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Rasul n bersabda,
“Apabila suatu dosa dilakukan dimuka bumi, maka orang-orang yang menyaksikannya namun ia membencinya, maka seolaholah ia tidak menyaksikannya (ia tidak mendapatkan dosa). Sebaliknya orang yang tidak menyaksikannya namun ia ridha maka seolah-olah ia menyaksikan. 19 Orang yang tidak menyaksikan suatu kemaksiatan yang sedang dilakukan, namun ia ridha, maka ia akan mendapatkan dosanya. Maka bagaimanakah pendapatmu bila dosa tersebut senantiasa dikerjakan di hadapannya dan pelakunya adalah temannya sendiri? Maka pasti akan lebih banyak mempengaruhi jiwanya, dan lebih
HR. Abu Dawud
Adab berteman dan bermuamalah ...
berat untuk amar ma’ru nahi mungkar, apalagi kalau ia sama-sama menyenanginya Dikatakan bahwa :
“Orang yang ridha itu setara dengan pelakunya.” 2. Akibat Buruk di Akhirat Sungguh malang kehidupan orang-orang yang mengambil penentang Allah dan Rasul-Nya sebagai teman setia. Selain menuai rugi di dunia, ia pun harus menelan akibatnya di akhirat yang lebih hina lagi. Di antaranya: a) Persahabatan dengan pelaku keburukan akan berubah menjadi permusuhan pada hari kiamat. Allah l berfrman,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Kemudian kalian pada hari kiamat akan saling bantah-bantahan di hadapan Tuhan kalian” (Az-Zumar: 31). Sehingga orang Islam akan berbantahbantahan dengan orang kafr, pemimpin bersama rakyatnya, muslim dengan muslim yang lainnya, tetangga dengan tetangganya, istri dengan suami, anak dan orang tua, bahkan jasad pun akan saling bantah dengan ruh, tidak ada yang sudi membela seseorang melainkan dirinya sendiri. Allahul
musta’an. Sesungguhnya cinta yang bukan karena Allah dan tidak didasari oleh ketaatan kepada-Nya, akan berubah menjadi permusuhan pada hari kiamat, sebagai adzab yang setimpal bagi para pelakunya. Allah l berfrman,
“Teman-teman akrab pada hari itu, sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, Adab berteman dan bermuamalah ...
kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az Zukhru: 67) Dalam mengomentari ayat ini, Ali bin Abi Thalib berkata, “Dua orang sahabat yang mukmin dan dua orang sahabat yang kafr, kemudian salah seorang dari dua sahabat yang mukmin tersebut meninggal dan dia diberi kabar gembira bahwa dia akan masuk surga. Dia lantas mengingat sahabatnya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya sahabatku ulan dulu mengajak aku untuk taat kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu.Dia mengajakku berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan, dia memberi tahu aku bahwa aku pasti akan menemuiMu, oleh karena itu ya Allah, janganlah Engkau menyesatkannya sepeninggalku sampai Engkau memperlihatkan kepadanya seperti apa yang telah Engkau perlihatkan kepadaku, dan Engkau ridha kepadanya seperti Engkau ridha kepadaku.” “Lalu dikatakan kepadanya, ‘Pergilah! Seandainya engkau tahu apa yang telah Aku persiapkan baginya di sisi-Ku, niscaya engkau lebih banyak tertawa daripada menangis.’” 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
Ali melanjutkan, “Kemudian sahabatnya meninggal dunia dan ruh mereka berdua bertemu, kemudian dikatakan kepada mereka berdua, ‘Hendaklah salah seorang dari kalian memuji sahabatnya.’” Maka mereka berdua saling berkata satu sama lain, “Dia adalah sebaik-baik saudara, sebaik-baik sahabat dan sebaik-baik teman akrab.” Dan jika salah seorang dari dua orang sahabat dalam kekafran mati, dan dia dimasukkan ke dalam api, dia mengingat sahabatnya, lantas berkata, “Ya Allah, sesungguhnya sahabatku ulan, dulu mengajakku berbuat maksiat kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu. Dia mengajakku berbuat dosa dan mencegahku melakukan kebaikan, dan dia memberitahukanku bahwa aku tidak akan menghadap-Mu. Karena itu ya Allah, janganlah engkau memberinya hidayah sepeninggalku sampai Engkau memperlihatkan kepadanya seperti apa yang telah Engkau perlihatkan kepadaku, dan Engkau memurkainya seperti Engkau memurkaiku.” Ali melanjutkan, “Kemudian sahabatnya pun mati dan ruh mereka bertemu, dan dikatakan kepada mereka berdua, ‘Hendaklah salah seorang Adab berteman dan bermuamalah ...
dari kalian mencela sahabatnya!’ Maka mereka saling berkata satu sama lain, ‘Dia seburuk-buruk saudara, dia seburuk-buruk sahabat, dia seburukburuk teman dekat.’”. b) Bersama-sama dengan sahabatnya dalam siksa dan kemurkaan Ketika seseorang berwala’ kepada orangorang rusak, maka Allah l menyatukan hati mereka di dunia dalam kemaksiatan, kemudian nanti di akhirat mereka pun akan disatukan oleh Allah dalam siksa yang sangat dahsyat. Rasul n berabda,
“Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya nanti di hari kiamat.”20 Juga sabdanya,
0
HR. Bukhari dan Muslim
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka.” 21 Allah l berfrman tentang orang-orang yang tidak mau berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah n dan para sahabatnya,
“Sesungguhnya orang-orang yang diwaatkan oleh malaikat dalam keadaan mendzalimi dirinya, mereka (malaikat) berkata, ‘Bagaimana keadaan kalian?’ Mereka berkata, ‘Kami adalah orang-orang yang lemah di bumi.’ Mereka (malaikat) berkata, ‘Bukan
Riwayat At-Thabrani dalam As-Shaghir dan di-shahih-kan oleh Al Albani
Adab berteman dan bermuamalah ...
kah bumi Allah itu luas sehingga kalian berhijrah kepadanya?’ Maka mereka itu tempat kembalinya jahanam, dan ia (jahanam) seburuk-buruk tempat kembali.” (AnNisa’: 97) Ayat ini berkenaan dengan sebagian orangorang Mekkah yang masuk Islam dan menyembunyikan keislamannya. Tatkala Allah l memerintahkan Rasul dan para sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, sebagian mereka ada yang tidak mengindahkannya, dan memilih tetap di Mekkah bergabung dengan orang-orang musyrik karena beberapa pertimbangan. Maka tatkala meletus perang Badar mereka dipaksa oleh orangorang kafr untuk keluar bergabung dengan mereka, mempersiapkan anak panah untuk menyerang kaum muslimin. Maka sebagian dari mereka ada yang terbunuh oleh kaum muslimin, berkenaan dengan hal tersebut ayat ini turun, lalu Rasulullah menulis surat kepada mereka agar cepatcepat bergabung dengan kaum muslimin dan tidak memberi udzur bagi mereka.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l berfrman kepada para pelaku dosa nanti pada hari kiamat,
“Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawatnya.” (Ash-Sha: 22) c) Penyesalan selama-lamanya. Tidak syak lagi, bergaul dengan orangorang yang tidak baik akan menjadi bumerang bagi dirinya, bahkan keluarganya, juga masyarakat di sekitarnya. Ia akan menuai penyesalan yang panjang di dunia sampai ke akhirat kelak. Berapa banyak jiwa yang bejat, badan tidak terawat, rumah tangga berantakan, hanya disebabkan bergaul dengan pecandu kemaksiatan. Sedang siksa dan penyesalan di akhirat lebih dahsyat lagi dan tidak ada kata kembali. Maka kepada saudara-saudaraku seiman, hendaklah berpaling dari manusia-manusia yang terlena dalam syahwat dan tenggelam dalam syubhat, sebelum datang suatu masa yang tidak lagi berguna kata maa dan ratap. Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l berfrman,
“Dan ingatlah hari ketika orang yang dzalim itu menggigit dua tangannya seraya berkata, ‘Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan yang lurus bersama Rasul. Kecelakan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan si ulan jadi teman akrab. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran telah datang kepadaku, dan setan itu penipu bagi manusia’ ” (AlFurqan 27-29) rrJIrr
Adab berteman dan bermuamalah ...
BEBERAPA KISAH TENTANG AKHIR KEHIDUPAN ORANGORANG YANG BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG BURUK Para pembaca yang budiman, sungguh indah sabda Rasul tercinta yang menggambarkan akibat yang diderita oleh siapa saja yang bergaul dengan para pelaku nista, seumpama seseorang yang bergaul dengan pandai besi, kalaulah tidak membakar bajunya, minimal ia akan terkena asapnya. Sungguh bergaul dengan mereka lebih bahaya ketimbang berdekatan dengan ular berbisa. Untuk lebih jelasnya, marilah kita menengok kisah orang-orang pada masa silam, karena pada Adab berteman dan bermuamalah ...
kehidupan mereka terdapat banyak pelajaran dan nasihat untuk orang-orang setelahnya. 1. Al-Walid Ibnul Mughirah Almakhzumi Setelah bertemu Abu Kuhaah (Abu Bakar) dan bertanya tentang Al-Quran, maka Abu Bakar memberitahunya, lalu ia keluar kepada orangorang Quraisy sambil berkata, “Sungguh mengagumkan apa yang telah diucapkan oleh Abi Kabasyah (Rasulallah). Ini bukanlah syair atau sihir, bukan pula igauan orang gila. Sungguh ucapannya adalah kalamullah.” Kemudian Al-Walid menemui Nabi, lalu beliau membacakan Al-Quran kepadanya, sehingga ia tampak simpati kepadanya, lalu ia berkata, “Demi Allah aku telah mendengar sebuah ucapan dari mulutnya, sebuah ucapan yang tidak mungkin berasal dari seorang manusia ataupun jin, sungguh ucapannya memiliki nikmat, tinggi tanpa tertandingi, takkan ada seorang manusia pun yang mampu untuk mengucapkannya.” Setelah orang-orang Quraisy mengetahuinya, mereka berkata, “Jika Al-Walid murtad dari
Adab berteman dan bermuamalah ...
agama nenek moyangnya, niscaya semua orangorang Quraisy akan murtad pula bersamanya. Sampailah berita ini kepada teman karibnya, yaitu Abu Jahal. Maka ia berkata, “Serahkanlah masalah Al-Walid ini kepadaku, cukup aku sendiri yang akan menanganinya.” Sejurus kemudian Abu Jahal mendatanginya dalam keadaan seolah-olah ia berada dalam kesedihan yang sangat memilukan, maka Al-Walid bertanya kepadanya, “Mengapa kamu kelihatan sedih sekali?” Abu Jahal menjawab, “Bagaimana aku tidak sedih wahai Paman, sesungguhnya kaummu hendak mengumpulkan harta untukmu.” Al-Walid bertanya, “Untuk apa?” Abu Jahal menjawab, “Untuk memberikan kepadamu sebagai santunan hari tuamu, mereka mengira kamu telah memuji-muji ucapan Muhammad, dan kamu mendatangi Ibnu Abi Kabasyah dan Ibnu Abi Kuhaah untuk mendapatkan sisa makanan mereka berdua.” Maka Al-Walid berang dan berkata, “Apakah keluargaku berkata seperti itu? Orang-orang Quraisy tentunya tahu bahwa aku orang terkaya di sini. Kalian tentu tahu besarnya kekayaanku.” Abu Jahal berkata, “Kalau begitu sampaikanlah komen Adab berteman dan bermuamalah ...
tarmu tentang Muhammad, hingga kaummu tahu bahwa kamu mengingkari ucapannya dan membencinya.” Dia berkata, “Aku harus bilang apa? Demi Allah, aku tidak tahu ada orang selainku yang lebih pintar dalam bidang syair di antara kalian, aku belum pernah mendengarnya melantunkan Rajaz, Qasidah, atau syair-syair bangsa jin. Demi Allah, sungguh ucapannya sangat nikmat, menghancurkan ucapan selainnya yang rendah, ucapannya sungguh tinggi tanpa ada yang melebihi.” Abu Jahal berkata, “Demi Allah kaummu tidak akan rela hingga kamu menyampaikan komen-tarmu tentangnya.” Dia menjawab, “Baiklah, tapi biarkan aku berpikir.” Ketika dia tengah berpikir, komentar apa yang harus ia ucapkan, dia keluar menemui orangorang Quraisy di Darun Nadwah yang sedang berembug tentang komentar-komentar mereka tentang Muhammad sebelum jamaah-jamaah haji berdatangan, agar nantinya mereka bisa menghalangi mereka dari Muhammad. Setelah terjadi perdebatan sebentar lalu Al-Walid mengemukakan pendapatnya tentang Muhammad.
0
Adab berteman dan bermuamalah ...
Dia berkata, “Dia (Muhammad) tiada lain hanyalah seorang penyihir. Tidakkah kalian melihat dia memisahkan antara seseorang dengan keluarga, anak dan hartanya?” Abu Jahal sebagai teman karib telah berhasil memperdayainya, membangkitkan kecongkakannya, sehingga kilatan cahaya hidayah yang hampir saja meneranginya padam seketika, terhempas badai syubhat kawan durjana. Lalu Allah menurunkan ayat sebagai celaan dan ancaman baginya. Allah l berfrman,
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan aku jadikan baginya harta yang melimpah, dan anak-anak yang selalu bersamanya. Dan ku lapangkan selapang-lapangnya. Kemudian ia menginginkan agar Aku menambahnya. Sekali-kali tidak, karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami. Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan. Maka celakalah dia. Bagaimana dia menetapkan. Kemudian celakalah dia, bagaimana dia menetapkan. Kemudian dia memikirkan. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut. Kemudian dia perpaling dan menyombongkan diri. Lalu dia berkata, ‘Ini tiada lain hanyalah sihir yang di pelajari.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Ini tiada lain hanyalah perkataan manusia.’ Aku akan memasukkannya ke dalam neraka syaqar. (Al-Muddatsir:11-26) Akhirnya dia mati dalam keadaan kafr dan kelak akan dimasukkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Siapakah penyebabnya? Penyebabnya adalah teman yang buruk yang takkan rela dirinya terperosok, kecuali orang lain pun terperosok bersamanya. Dan itulah akhir kehidupan dari seseorang yang mengambil manusia durjana sebagai teman setia. Maka ambillah pelajaran! 2. Abu Thalib Sejarah telah mempersaksikan, bahwa tidak ada orang yang lebih berjasa kepada Rasulullah n dalam membela beliau dari ancaman dan intimidasi orang-orang kair Quraisy karena dakwah yang beliau lancarkan di Mekkah selain Abu Thalib, paman beliau tercinta. Ia membesarkan Rasulullah n setelah kakek terkasih meninggal dunia. Ia kerahkan segenap kemampuannya untuk melindungi keponakan si yatim piatu. Ia berwala’
Adab berteman dan bermuamalah ...
terhadap orang yang berwala’ kepada Rasulullah n, dan ia jadikan musuh, orang-orang yang memusuhi Rasulullah n , siapa pun orangnya, meskipun ia tidak mau mengikuti agamanya. Pernah suatu ketika, Rasul n shalat di Ka’bah, lantas Abu Jahal menawarkan kepada temantemannya, siapa yang berani mengganggu shalatnya. Maka Ibnu Azzubari bangkit dan mengambil kotoran hewan beserta darah, kemudian melumurkannya ke muka Nabi, hingga Nabi menghentikan shalatnya. Setelah Abu Thalib mengetahuinya maka ia langsung mendatangi mareka dengan menyandang pedang, kemudian minta ditunjukkan kepada nabi siapa pelakunya. Setelah mengetahuinya ia langsung melumuri mereka dengan kotoran dan darah hewan sebagai balasan atas kecongkakan mereka terhadap keponakannya.Dan karena itu, turunlah ayat sebagai sindiran terhadap Abu Thalib yang menghalangi manusia dari menyakiti Nabi padahal dia sendiri tidak mau beriman kepada Nabi.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l berfrman,
“Dan mereka melarang (orang lain) meng ganggunya, namun mereka sendiri menjauhkan diri dari padanya.” (Al-An’am: 26) Lalu Nabi mengabarkan kepadanya bahwa sebuah ayat telah turun berkenaan dengannya, dan beliau mengajaknya untuk masuk Islam, maka Abu Thalib menjawabnya “Demi Allah mereka tidak akan mampu menyen-
tuhmu dengan komplotannya Hingga jasadku terbujur di liang lahat Da’wahkanlah apa yang engkau bawa, tiada penghalang bagimu, Berilah kabar gembira dan sejukkanlah pandangan mata Engkau mengajakku mengikutimu dan aku pun tahu engkau memberi nasihat Sungguh benarlah engkau, dan engkau di tengah kami adalah sang pemegang amanat
Adab berteman dan bermuamalah ...
Engkau tawarkan satu agama yang sungguh aku tahu itulah Agama paling baik yang harus diikuti manusia, Kalaulah bukan karena makian atau takut cercaan, Pastilah engkau dapati diriku menerima dan menyakini.” Begitu hebat pembelaannya terhadap Nabi n, maka ketika ajal menjemputnya, Rasul n berhasrat menyelamatkannya untuk yang terakhir kali dari belenggu kekairan dan kejahiliahan sekaligus sebagai balas jasa atas segala pengorbanan yang telah ia kerahkan kepada Nabi. Rasulullah n bersabda kepadanya yang tengah sakaratul maut,
“Wahai pamanku, katakanlah bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, suatu kalimat yang aku akan memberi pembelaan ke padamu di sisi Allah!” Namun, teman yang busuk, yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayah langsung menimpali, “Apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?” Lalu Rasul n mengulangi lagi
Adab berteman dan bermuamalah ...
dan mereka pun menimpali lagi, dan akhirnya ia mati di atas agama Abdul Muthalib. Kesedihan pun menyelimuti Rasul n, ia tidak mampu menyelamatkan seseorang yang sangat berjasa dalam kehidupan-nya, sehingga ia berjanji akan senantiasa memohonkan ampunan kepada Allah l untuk paman tercinta, namun kemudian Allah l pun melarangnya. Teman yang buruk takkan pernah ridha andai-kata teman duduknya mendapatkan kemuliaan Islam sedang dia senantiasa dalam kegelapan kejahiliahan. 3. Kisah A’sya Qais Penyair Jahiliyah Namanya Maimun bin Qais, kunyahnya Abu Basir, dia dijuluki Al-A’sya (Si Rabun Senja), karena matanya yang rabun. Dia lahir dan meninggal di desa Manuhah, sekarang menjadi salah satu desa Riyadh di sebelah selatan. A’sya adalah salah satu penyair papan atas dan salah satu ashabul muallaqat di kalangan ahli sastra. Syair-syairnya menyentuh hingga dia dijuluki Shanajatil Arab (genderang arab).
Adab berteman dan bermuamalah ...
Dia mendapati masa kenabian, dan menyiapkan sebuah kasidah lalu pergi ke Madinah untuk mengumumkan keislamannya dan memuji nabi n dengan syair-syairnya. Namun orangorang Quraisy khawatir dengan kemampuannya itu dia akan bergabung menguatkan barisan kaum muslimin. Mereka lantas mengiming-imingi dia dengan seratus ekor unta agar mau kembali, namun ia menolak. Mereka berkata, “Sesungguhnya dia akan menyuruhmu shalat.” Dia menjawab, “Mengabdi kepada Rabb adalah sebuah kewajiban.” Mereka berkata, “Dia akan menyuruhmu untuk memberikan harta kepada orang-orang miskin.” Dia men jawab, “Berbuat kebajikan merupakan keniscayaan” Seorang dari mereka berkata, “Dia akan melarangmu berbuat zina.” Dia menjawab, “Zina adalah perbuatan keji dan buruk menurut akal, lagi pula aku sudah tua, tidak membutuhkan seperti itu.” Kemudian ada yang berkata, “Muhammad akan melarangmu minum khamr.” Dia menjawab, “Kalau yang ini, aku tidak bisa berhenti.” Akhirnya dia pun kembali sambil berkata, “Aku akan puaskan dulu minum khamr setahun, kemudian
Adab berteman dan bermuamalah ...
baru akan menemui Muhammad.” Namun belum sampai ia ke kampung halamannya, di tengah perjalanan dia terjatuh dari untanya hingga lehernya patah lalu mati. Niat yang tulus, tekad yang bulat, per jalanan yang jauh, kecerdikan yang memukau, itu semua hancur luluh hanya karena teman-teman yang rusak dan ia pun mati dalam kekafran. Semoga kisah-kisah ini bisa menjadi ibrah dan nasihat bagi kita, sehingga kita lebih hati-hati lagi dalam mengambil teman, terutama sekali dalam menentukan pasangan hidup yang akan menemani dan mendidik anak-anak kita. 4. Kisah Ibnul Asy’ats Buku tarikh telah mencatatat haru birunya sejarah orang-orang silam. Al-Hajjaj bin Yusu Ats-Tsaqaf adalah wakil khaliah Abdul Malik bin Marwan untuk Irak. Ia sangat terkenal dengan kedzalimannya. Pada masanya, Rutbeil raja turki yang kafr telah menindas dan membunuh sebagian dari kaum muslimin.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Al-Hajjaj mempersiapkan pasukan untuk menyerangnya, ia angkat Ibnul Asy’ats sebagai panglima pasukan, padahal ia sangat membencinya bahkan berhasrat untuk membunuhnya. Begitu pun Ibnu Asy’ats, ia sangat benci terhadap AlHajjaj, bahkan ia pernah bersumpah bahwa ia akan menggulingkannya kalau Allah l memberi umur yang panjang kepadanya. Berangkatlah Ibnu Asy’ats bersama pasukannya untuk menyerang Rutbeil, lalu ia pun berhasil mengalahkannya, bahkan Rutbeil lari kocar-kacir dan terus pindah dari satu negeri ke negeri yang lain. Setelah Ibnu Asy’ats berhasil menaklukan Turki, ia berinisiati untuk tidak memperluas invasi sebelum situasi daerah yang ditaklukan pulih kembali, dan muslimin menjadi kuat. Namun kebijakan ini ditentang oleh Hajjaj, bahkan ia mencelanya habis-habisan. Ibnu Asy’ats berang dan kebenciannya meledak, lalu ia memprovokasi pasukannya untuk melepas baiat dari Al-Hajjaj. Keinginannya ini disambut mereka dengan hangat, ia pun mem0
Adab berteman dan bermuamalah ...
provokasi orang Irak dan sekitarnya, bahkan mengeluarkan para qura dan tokoh terpandang untuk memberontak kepada Al-Hajjaj sekaligus kepada khaliah. Mengetahui hal ini, Al-Hajjaj marah dan minta bantuan pasukan kepada khaliah untuk melawan Ibnu Asy’ats. Khaliah merasa khawatir, lalu mengutus orang terpandang untuk menasehati Ibnu Asy’ats agar tidak memberontak dan menumpahkan darah kaum muslimin, dan khaliah berjanji akan menurunkan Al-Hajjaj dan akan mengangkatnya sebagai amir di daerah mana saja yang ia sukai dan akan mengutuhkan upeti untuknya. Ibnu Asy’ats menyerahkan tawaran khaliah kepada pasukannya dan ia condong untuk menerimanya, namun sayang seribu sayang tabiat teman yang jahat selalu ingin menjerumuskan diri mereka dan orang-orang yang besertanya dalam kehancuran. Mereka menolak tawaran khaliah, bahkan dengan congkaknya mereka berkata bahwa mereka lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Ibnu Asy’ats pun tidak berkutik di hadapan para sahabatnya yang buta akan kebenaran. Akhirnya terjadilah pertempuran sesama kaum muslimin, umat Islam dirundung kesedihan dan kepiluan, lebih dari seratus kaum muslimin gugur, dan Allah l pun memenangkan khaliah dan pengikutnya. Ibnu Asy’ats terus dikejar oleh pasukan khusus hingga ia sampai ke negeri Rutbeil yang dulu ia perangi, ia pun minta perlindungan kepadanya tanpa malu, maka Rutbeil melindunginya bahkan memuliakannaya sebagai makar terhadap kaum muslimin. Setelah mengetahui keberadaannya, AlHajjaj mengutus orang-orangnya kepada Rutbeil agar menyerahkan Ibnu Asy’ats dan mengancam akan mengerahkan beribu-ribu pasukan kalau ia tidak menyerahkannya. Akhirnya Rutbeil mengkhianati Ibnu Asy’ats dan menangkapnya, dan menyerahkan kepada utusan Al-Hajjaj. Ia lantas digiring dan dikawal ketat bahkan ia dirantai dengan seorang pengawal supaya tidak lari. Di tengah perjalanan ia naik ke dataran tinggi
Adab berteman dan bermuamalah ...
lalu melemparkan dirinya ke bawah hingga ia tewas beserta pengawalnya. Fainnalillaahiwainna
ilaihi raaji’uun. Fitnah besar yang ia tiupkan hampirlah padam, bahkan bisa berubah menjadi kemuliaan dengan menerima tawaran khaliah, namun teman yang jahat tidak menginginkan melainkan kebinasaan. Maka ambillah pelajaran wahai orang yang berakal.
rrJIrr
Adab berteman dan bermuamalah ...
DAFTAR PUSTAKA 1. Adabul Murad 2. Tasir Ibnu Katsir 3. Sunnan Abu Dawud 4. Akibat Salah Pergaulan 5. Mengapa Ragu Tinggalkan rokok
Adab berteman dan bermuamalah ...
Adab berteman dan bermuamalah ...
Adab berteman dan bermuamalah ...
BERTEMAN DENGAN ORANG MUSLIM Al-Imam Ibnu Qudamah v menyebutkan dalam bukunya 22 mengenai siat-siat yang disyaratkan untuk memilih teman. Nabi n bersabda:
“Seseorang itu berada pada agama teman karibnya. Maka hendaklah setiap orang di antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya”23
Mukhtasar Minhaj Al-Qashidin, Oleh Imam Ibnu Qudama, tahqiq oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Diriwayatkan Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad dengan sanad hasan.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan teman. Oleh karena itu, orang yang dijadikan teman harus memiliki siat-siat yang memang menunjang persahabatan. Masalah ini ada persyaratannya, tergantung pada manaat yang dituntut dari persahabatan itu. Apakah persahabatan itu berorientasi kepada keduniaan seperti, pemanaatan harta dan kedudukan atau hanya sekedar persahabatan biasa sebagai teman berbincang. Tapi, bukan ini tujuan kami. Boleh jadi persahabatan itu berorientasi agama, yang di sana terhimpun berbagai tujuan yang beragam. Di antaranya : mencari manaat lewat ilmu dan amal, mencari manaat lewat kedudukan untuk berjaga-jaga dari gangguan orang yang bisa mengotori hati dan menghalangi untuk melaksanakan ibadah,
atau mengambil manaat beserta harta supaya ia bisa mencukupi kebutuhannya dan mencari dukungan dalam melaksanakan tugas sehingga kondisinya menjadi kuat. Ada pula yang bertu juan untuk mecari kepentingan akhirat, sebagaimana yang dikatakan sebagian sala: “Per-
banyaklah teman, karena setiap orang Mukmin itu mempunyai syaaat” . Inilah di antara bebera
Adab berteman dan bermuamalah ...
pa manaat itu, yang setiap manaat menuntut syarat-syarat tertentu.” Secara global, orang yang engkau pilih menjadi teman karib harus mempunyai lima siat sebagai berikut : 1. Orang yang berakal. Karena akal dan kepandaian merupakan modal yang utama. Tidak ada kebaikan bergaul dengan orang yang bodoh karena bisa saja ia hendak memberikan manaat kepadamu, tapi justru memberi mudharat. Yang kami maksudkan orang berakal di sini ialah orang yang mengetahui segala urusan sesuai dengan proporsinya. Ia bisa memahaminya sendiri atau karena diberitahu orang lain. 2.
Baik akhlaknya. Ini merupakan keharusan. Karena bisa jadi orang berakal tapi dirinya merasa lebih banyak dikuasai amarah dan nasu, lalu dia tunduk kepada nasunya sehingga tidak ada manaatnya bergaul dengannya.
3.
Bukan orang asik. Orang asik tidak punya rasa takut kepada Allah l, orang seperti ini
Adab berteman dan bermuamalah ...
tidak bisa dipercaya dan tidak aman dari tipu daya. 4.
Bukan ahli bid`ah. Persahabatan dengannya harus dihindari karena bid`ah yang dilakukannya. Umar bin Al Khaththab a pernah berkata: “Hendaklah engkau mencari rekan-
rekan yang jujur, niscaya engkau akan hidup aman dalam lindungannya. Mereka merupakan hiasan saat gembira dan hiburan saat berduka. Letakkan urusan saudaramu pada tempat yang paling baik hingga dia datang kepadamu untuk mengambil apa yang dititipkan kepadamu. Hindarilah musuhmu dan waspadailah temanmu, kecuali orang yang bisa dipercaya. Tidak ada orang yang bisa dipercaya, kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah engkau berteman dengan orang yang keji karena engkau bisa belajar dari keasikannya. Jangan engkau bocorkan rahasiamu kepadanya dan mintalah pendapat dalam menghadapi masalahmu kepada orang-orang yang takut kepada Allah”. Yahya bin Mu`adz v berkata : ”Seburukburuk teman ialah apabila engkau masih 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
perlu berkata kepadanya, `Sebutlah namaku dalam doamu`, engkau hidup bersamanya dalam basa-basi, dan engkau masih perlu meminta maa kepadanya.” Sekumpulan orang memasuki tempat Al Hasan v, yang saat itu dia sedang tidur. Lalu di antara mereka ada yang langsung memakan buah yang ada di sana. Maka setelah bangun Al Hasan v berkata : “Semoga Allah l merahmatimu. Begitulah yang layak dilakukan seorang sahabat.” Abu Ja`ar bertanya kepada rekan-rekannya: “Bolehkah salah seorang di antara kalian memasukkan tangannya ke dalam saku baju temannya, lalu dia mengambil apapun yang dikehendakinya?” Mereka menjawab: “Tidak boleh”. Abu Ja`ar berkata : “Kalau begitu kalian bukanlah sahabat karib seperti yang kalian katakan.” Diriwayatkan bahwa Fath Al–Mushiliy mendatangi temannya yang bernama Isa AtTammar (Isa si penjual korma). Ternyata Isa tidak ada dirumah. Lalu Al Fath berkata kepada budak perempuan Isa: “Keluarkan kantong milik saudaraku!” Maka budak Adab berteman dan bermuamalah ...
perempuan itu menuruti perintah Farh, lalu Fath mengambil dua dirham. Setelah ia pergi. Tak seberapa lama kemudian Isa pulang ke rumah, dan budaknya mengabarkan apa yang telah terjadi. Isa berkata : “Jika kamu berkata jujur maka engkau menjadi perempuan merdeka.” Setelah melihat isi kantongnya, ternyata benar apa yang dikatakannya, lalu Isa memerdekakannya. 5.
Tidak rakus terhadap dunia. Ada beberapa hak sahabat yang harus dipenuhi seseorang karena jalinan persahabatan dan persaudaraan di antara mereka :
a)
Mereka har us memen uhi kebu tuha nkebutuhannya, yang bisa dibedakan menurut tiga tingkatan: •
Memenuhi kebutuhan-kebutuhannya ketika diminta dan ia mampu. Disertai dengan wajah berseri. Ini tingkatan yang paling rendah.
Adab berteman dan bermuamalah ...
•
Memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa menunggu dia meminta. Ini tingkatan pertengahan.
•
Lebih mengutamakan untuk Memenuhi kebutuhan sahabatnya daripada memilih kebutuhan dirinya sendiri. Ini tingkatan yang paling tinggi,
Diantara orang sala ada yang mencari-cari keluarga saudaranya setelah empat puluh tahun sepeninggalnya, lalu dia memenuhi segala kebutuhannya. b) Pada saat tertentu lidah tidak boleh berbicara, dan pada saat lain harus berbicara. Yang dimaksud dengan diam ialah tidak menyebutkan aibnya saat sahabatnya ada atau saat dia tidak ada, tidak membantahnya, tidak mendebatnya, tidak menanyakan sesuatu yang sahabatnya itu tidak suka untuk mengatakannya, tidak bertanya saat bertemu : “Mau kemana ?” Boleh jadi sahabatnya itu tidak ingin diketahui ke mana dia akan pergi, tetap menjaga rahasianya sekalipun persahabatannya sudah putus, tidak menjelek-jelekkan
Adab berteman dan bermuamalah ...
siapa pun yang dicintai sahabat, dan tidak menceritakan kepada temannya celaan orang lain mengenainya. c)
Tidak boleh mengatakan apapun yang tidak disukai, kecuali hal-hal yang memang harus dikatakan karena perkara amar ma’ru nahi mungkar sebab tidak ada keringanan untuk diam dalam hal ini. Cara ini merupakan bentuk amal baik kepadanya. Ketahuilah, jika engkau menuntut teman bebas dari kekurangan, engkau tidak mendapatkannya. Barangsiapa kebaikannya lebih dominan dari keburukannya, itu sudah bagus. Ibnul Mubarak v berkata : “Orang Mukmin memaklumi kesalahan teman, orang munafk mencari-cari kesalahan orang lain.” Al Fudhail v berkata : “Siat ksatria adalah memaakan kesalahan teman.” Engkau harus meninggalkan su`uz zhan (buruk sangka) terhadap sahabatmu dan menasirkan perbuatannya dengan husnuzh zhan (baik sangka) sebisa mungkin. Nabi n bersabda :
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Jauhilah prasangka karena prasangka itu merupakan pekerjaan yang paling dusta”24 Ketahuilah, bahwa Su`uzh zhan akan mendorong kepada tindakan memata-matai, yang mana hal itu dilarang. Menutupi aib merupakan siat orang-orang yang taat beragama. Di samping itu, iman seseorang belum dianggap sempurna sebelum dia mencintai saudaranya apa-apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri. Tingkat persahabatan yang paling rendah ialah memperlakukan sahabatnya dengan cara yang dia suka jika dia diperlakukan seperti itu pula. Tidak dapat diragukan, engkaupun ingin agar sahabatmu menutupi aibmu dan tidak membuka keburukan-keburukanmu. Jika dia tidak berbuat seperti itu, tentu engkau akan meradang. Lalu bagaimana mungkin engkau menghendaki darinya sesuatu yang dia tidak kehendaki darinya? Jika engkau menginginkan suatu keadilan, padahal engkau sendiri tidak
HR. Al Bukhari-Muslim.
Adab berteman dan bermuamalah ...
memberikan keadilan itu, berarti engkau masuk dalam frman Allah l:
“Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (QS. al-Muthaffn: 1-3). Pangkal keengganan menutupi aib dan keinginan untuk membocorkannya adalah kedengkian dan iri hati. Di antara sebab paling menonjol yang membangkitkan iri dan dengki diantara sesama sahabat dan saudara adalah perdebatan. Hal ini didominasi keinginan untuk menonjolkan keutamaan dirinya dan kepandaiannya serta melecehkan
Adab berteman dan bermuamalah ...
rivalnya. Siapa yang mendebat sahabatnya lalu memvonisnya sebagai orang yang bodoh, lalai atau telat mikir, itu semua merupakan bentuk penghinaan. Sesuatu yang membuat dada panas dan mengakibatkan permusuhan. d) Lidah harus berbicara. Sebagaimana tuntutan persahabatan, yang harus diterapkan pada lidah ialah tidak mengatakan hal-hal yang tidak disukai. Lidah harus mengatakan halhal yang disukai. Bahkan, ini bisa dikatakan sebagai ciri khusus persahabatan. Maksud dari keberadaan sahabat ialah untuk diambil manaatnya, bukan untuk dihindari dari ke jahatannya. Makna dari tidak bicara ini sendiri adalah tidak menyakiti. Oleh karena itu, seseorang harus menunjukkan kecintaan kepada sahabatnya lewat lidahnya, mencari tahu keadaannya, menanyakan masalahnya, menampakkan perhatian kepadanya, menun jukkan kesenangan saat sahabatnya senang. Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan :
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Jika salah seorang diantara kalian mencintai saudaranya, maka hendaklah ia menyatakannya kepadanya”25 Di antara cara menunjukkan kecintaan kepadanya ialah memanggilnya dengan sebutan yang paling disukainya. Umar bin Al-Khaththabzberkata: “Tiga perkara yang engkau bisa menunjukkan cintamu dengannya; memberi salam jika engkau berjumpa dengannya, memberinya tempat duduk, dan memanggilnya memanggiln ya dengan sebutan yang paling dia sukai.” Cara lain ialah dengan memujinya jika ia melihat kebaikan keadaannya dan memang pujian itu layak untuk disampaikan, begitu pula memuji anak-anaknya, keluarganya, dan perbuatannya serta apapun yang ada pada dirinya. Selagi semua itu membuatnya gembira tanpa berlebih-lebihan dan tanpa dusta. Dia juga bisa memuji orang lain di hadapannya, yang memang layak dipuji, tanpa menyembunyikannya menyembunyikannya..
HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud
Adab berteman dan bermuamalah ...
Jika dia berbuat baik kepadamu sesuai dengan hakmu, maka engkau harus mengucapkan terimakasih kepadanya. Jika ada seseorang yang hendak menjelek-jelekkannya di belakang punggungnya, maka engkau harus menetralisir. Sebab hak pershabatan ialah segera memberi perlindungan dan pertolongan. Dalam Ash-Shahihain 26 disebutkan :
“Orang Muslim itu adalah saudara Muslim lainnya, dia tidak mendzhaliminya dan tidak menelantarkannya” Siapa yang tidak tergerak untuk melindungi kehormatan saudaranya, berarti dia telah menelantarkannya. Dalam hal ini engkau mempunyai dua pertimbangan: •
Engkau bisa memperkirakan apa yang dikatakan orang itu tentang diri sahabatmu juga pernah dikatakannya di hadapan sahabatmu tentang dirimu. Tentu Tentu engkau en gkau akan mengatakan seperti apa yang engkau
Yaitu Y aitu dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim.
Adab berteman dan bermuamalah ...
inginkan dari sahabatmu untuk mengatakannya. •
Engkau bisa memperkirakan bahwa seakanakan sahabatmu ada di balik dinding sehingga bisa mendengarmu. Maka apa yang terbetik didalam hatimu untuk membelanya saat sahabat-mu hadir, harus dilakukan saat dia tidak hadir hadir.. Seseorang yang tidak tulus dalam masalah ini, berarti dia orang munafk.
Engkau juga harus mengajari dan menasihati sahabatmu. Kebutuhan sahabat terhadap ilmu tidak kalah penting dari kebutuhannya terhadap harta. Jika engkau kaya ilmu, maka ajarilah sahabatmu dan bimbinglah dia. Nasihat ini harus engkau sampaikan kepadanya secara rahasia. Perbedaan Perbedaan antara antar a nasihat dan menjatuhkan orang lain tergantung cara dan kapan melakukannya. Kita harus tahu, kapan melakukannya secara rahasia dan kapan melakukannya secara terang-terangan. Sebagaimana perbedaan antara mudarah dan mudahanah dalam hal aktor pendorong atas 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
diamnya seseorang dari kemungkaran. Jika engkau diam untuk keselamatan agamamu dan terdapat mashlahat untuk temanmu, maka itu disebut mudarah. Tapi jika engkau diam untuk kepentingan pribadimu dan keselamatan kedudukanmu serta untuk memperoleh nasu syahwatmu, maka engkau melakukan mudahanah. Nasihatilah dia secara lemah lembut, jangan menghardiknya secara langsung atau mencercanya. Jika dia menolak, bersikap keraslah kepadanya. e)
Mendoakan sahabat sewaktu hidupnya dan setelah matinya. Mendoakannya seperti engkau berdoa untuk dirimu sendiri. Diri wayatkan dari hadits Abu Ad-Darda` a bahwa Nabi n bersabda :
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Doa seorang Muslim bagi saudaranya yang tidak berada ditempat dikabulkan. Di sisi kepalanya ada seorang malaikat yang diwakilkan. Setiap kali dia mendoakan suatu kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang diwakilkan itu menjawab `Amin, dan bagimu seperti itu pula`.” 27 Abu Ad-Darda` biasa mendoakan beberapa sahabatnya dengan menyebut nama-nama mereka. Adapun Al-Imam Ahmad bin Hambal biasa berdoa pada waktu sahur untuk enam orang diantara sahabatnya. Adapun doa untuk teman yang sudah meninggal, dikatakan oleh Amr bin Huraits : “Jika seorang hamba mendoakan untuk saudaranya yang telah meninggal, malaikat akan mendatangi kuburan temannya lalu mengatakan, `Wahai penghuni kubur yang terasing, ini ada hadiah dari saudara yang sayang kepadamu.”28
HR. Muslim. Asy Syaikh Ali Hasan mengatakan, “Ucapan tersebut tidak bisa diyakini dan janganlah dihiraukan karena tidak ada dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Adab berteman dan bermuamalah ...
)
Setia dan tulus. Maksud setia ialah tetap mencintai sahabatnya sekalipun sudah meninggal dunia. Yaitu, dengan mencintai anakanaknya atau rekan-rekannya. Rasulullah n memuliakan seorang wanita tua, seraya bersabda: “Dia biasa membantu kami selagi
Khadijah masih hidup, sesungguhnya kesetiaan itu termasuk iman.” Diantara gambaran kesetiaan ialah tidak mengurangi rasa tawadhu` kepadanya, sekalipun kedudukannya sudah tinggi, mapan, dan terpandang. Tapi mengikuti sahabat dalam hal-hal yang bertentangan dengan agama tidak termasuk kesetiaan. AlImam Asy-Syaf`i v menjalin persahabatan dengan Muhammad bin Abdul Hakam. Hubungannya cukup harmonis dan dekat. Saat menjelang ajalnya, Al-Imam Asy-Syaf`i v ditanya orang-orang: “Kepada siapakah kami harus belajar sepeninggalmu wahai Abu Abdillah29 ?” Muhammad bin Abdul Hakam mendekati Al-Imam Asy-Syaf`i v mengharapkan kehormatan untuk ditunjuk sebagai pengganti beliau, lalu Al-Imam AsySyaf`i v menjawab : “Kepada Abu Ya`qub
Yaitu kuniyah Al-Imam Asy-Syaf`i v
Adab berteman dan bermuamalah ...
Al-Buwaithi.” Muhammad bin Abdul Hakam merasa terpukul. Pada waktu itu Muhammad bin Abdul Hakam mendukung madzhab Al-Imam Asy-Syaf`i v. Tapi Al-Buwaithi sendiri lebih wara` dan lebih zuhud. Al-Imam Asy-Syaf`i v memberi nasihat kepada kaum Muslimin dan tidak mau bersikap mudahanah. Berbaliklah Muhammad bin Abdul Hakam, dia tidak lagi mendukung pendapat-pendapat Al-Imam Asy-Syaf`i v dan menjadi pendukung Al-Imam Malik. Termasuk kesetiaan ialah tidak mau mendengar omonganomongan yang tidak baik tentang sahabatnya dan tidak berkawan dengan musuh temannya. g)
Tidak membebani, tapi justru memberi keringanan. Tidak membebani temannya dengan hal-hal yang berat dan sulit. Sebaliknya seseorang harus mendatangkan kegembiraan kepada sahabatnya dengan membebaskannya dari beban dan kebutuhan. Dia juga tidak boleh mengandalkan kedudukan dan harta sahabatnya. Dia harus memenuhi hak-haknya dan tawadhu` kepadanya. Tujuan mencintainya hanya karena Allah semata, menolong
Adab berteman dan bermuamalah ...
agamanya, bertaqarrub kepada Allah l dengan memenuhi hak-haknya, dan menjaga nama baiknya. Hendaklah dia tidak merasa malu kepada temannya, sebagaimana dia tidak malu kepada dirinya sendiri. Ja`ar bin Muhammad n berkata: “Sahabat yang paling
berat bagiku adalah yang membebaniku dan aku harus mawas diri terhadap dirinya, sedangkan yang paling ringan di hatiku adalah jika aku bersama dia, sama saja seperti aku sedang sendirian.” Sebagian orang bijak berkata: “Siapa yang tidak membebani, maka persahabatannya bisa langgeng. ”Untuk melengkapi hal ini, engkau harus bisa melihat keutamaan pada diri sahabat atas dirimu, bukan melihat keutaman dirimu atas dirinya. Kalau perlu, engkau harus bisa menempatkan dirimu seperti pembantunya.30 rrJIrr
0
Dikutip dari Kitab “Minhajul Qashidin” (Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk), Karya Ibnu Qudamah v, dengan beberapa perbaikan.
Adab berteman dan bermuamalah ...
ADAB BERMUAMALAH DENGAN ORANG KAFIR Orang Muslim meyakini bahwa seluruh agama adalah batil, kecuali agama Islam. Para pemeluk semua agama adalah kafr, kecuali pemeluk agama Islam karena mereka orang-orang Mukmin dan orang-orang Muslim. Allah l berfrman:
“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah adalah Islam.(Ali Imran: 19) Firman Allah l:
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85) Firman Allah l:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian” (Al-Maidah: 3) Orang Muslim meyakini bahwa semua agama sebelum Islam telah dihapus dengan Islam. Islam adalah agama seluruh manusia. Oleh Karena itu, Allah l tidak menerima agama selain Islam. Allah l tidak meridhai agama-agama selain Islam.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l tidak meridhai syariat-syariat selain syariat Islam. Oleh karena itu, setiap muslim harus menerapkan adab-adab berikut terhadap orang kafr. 1. Berlepas diri dari kekairannya dan tidak meridhainya karena meridhai kekafran adalah kekafran. 2.
Benci kepada orang kafr karena kebencian Allah l kepadanya. Disebabkan cinta dan benci itu harus karena-Nya. Oleh karena itu, selagi Allah l membencinya karena kekafrannya, maka orang Muslim pun membenci orang kafr karena kebencian-Nya kepada orang kafr.
3.
Tidak memberikan loyalitas dan kasih sayang kepadanya karena dalil-dalil berikut: Firman Allah l:
Adab berteman dan bermuamalah ...
“Janganlah orang-orang Mukminin mengambil orang-orang kafr menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang Mukminin”. (Ali Imran: 28) Firman Allah l:
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepad Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Sekali pun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Al-Mujadilah: 22)
Adab berteman dan bermuamalah ...
4.
Berbuat adil dan berbuat baik kepadanya, jika ia bukan orang kair yang harus diperangi. Allah l berfrman:
“Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orangorang yang tiada memerangi kalian karena agama dan tidak (pula) mengusir kalian dari negeri kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah: 8) Pada ayat yang mulia di atas, Allah l membolehkan berbuat adil dan berbuat baik kepada orang-orang kafr, kecuali orang-orang kafr yang wajib diperangi karena mereka 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri dalam ketentuan orang-orang yang wajib diperangi. 5.
Menaruh rasa kasihan yang bersiat umum. Dengan memberinya makan jika ia lapar, memberinya minum jika ia kehausan, mengobatinya jika ia sakit, menyelamatkan dari kebinasaan, dan menjauhkan gangguan terhadapnya. Rasulullah n bersabada:
“Sayangilah orang yang ada di bumi, niscaya engkau disayang siapa yang di langit”31 Rasulullah l bersabda:
“Pada setiap orang yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala”32
HR. Ath-Thabrani dan Al-Hakim. Hadits ini Shahih HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits ini Shahih
Adab berteman dan bermuamalah ...
6. Tidak mengganggu harta, darah dan kehormatannya jika ia bukan termasuk orang yang wajib diperangi. Rasulullah l bersabda:
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku haramkan kedzhaliman atas diriKu, dan Aku mengharamkan terhadap kalian. Oleh karena itu, kalian jangan saling mendzhalimi.” 33 Rasulullah l bersabda: “Barangsiapa yang
menyakiti orang kair dzimmi, maka aku menjadi lawannya di hari kiamat.” 34 7. Ia boleh memberikan hadiah, menerima hadiahnya, dan memakan hadiahnya jika ia orang Yahudi dan orang Nasrani (ahli kitab). Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:
HR. Muslim HR. Muslim
Adab berteman dan bermuamalah ...
Allah l berfrman:
“Makanan orang-orang yang diberi ahli kitab itu halal bagi kalian” (Al-Maaidah: 5) Dikisahkan dalam hadits yang shahih bahwa Rasulullah n diundang makan oleh orang Yahudi Madinah, kemudian beliau memenuhi undangannya dan memakan makanan yang dihidangkan kepada beliau. 8.
Tidak menik ahkan wanit a Mukminah dengannya dan boleh menikahi wanita-wanita kafr dari ahli kitab, berdasarkan dalil-dalil berikut: Allah l melarang pernikahan wanita Mukminah dengan orang kafr secara mutlak dalam frman-Nya:
“Mereka (wanita-wanita mukminah) tersebut tidak halal bagi orang-orang kafr itu dan
Adab berteman dan bermuamalah ...
orang-orang kafr itu tidak halal bagi mereka.” (QS. al-Mumtahanah: 10) Firman Allah l:
“Dan janganlah kalian menikahkan orangorang musyrik, dengan wanita-wanita Mukmin sebelum mereka beriman.” (AlBaqarah: 221) Allah l membolehkan seorang Muslim menikahi wanita-wanita ahli kitab dalam frman-Nya:
“Dan dihalalkan mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita
Adab berteman dan bermuamalah ...
wanita yang berimandan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orangorang yang diberi Al-Kitab sebelum kalian, bila kalian telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik.” (QS. al Maidah: 5) 9. Mendoakannya bila orang kafr bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah.” Hal ini di sebabkan orang kafr pernah bersin di samping Rasulullah n dan mengucapkan: “Alhamdulillah” karena mengharap Rasulullah n mengucapkan: “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Tapi beliau mendoakan dengan ucapan: “Yahdikumullahu wa yushlihu baalakum” (semoga Allah memberi petunjuk kepada kalian dan memperbaiki urusan kalian). 10. Tidak memulai ucapan salam kepada orang kair dan jika orang kair mengucapkan salam kepadanya, maka ia menjawabnya dengan mengatakan “wa`alaikum” (dan juga atas kalian). Adab berteman dan bermuamalah ...
Disebabkan Rasulullah l bersabda:
“Jika orang-orang ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka katakan kepada mereka: ‘Wa`alaikum’ (juga atas kalian)”35 11. Mendesaknya ke jalan yang paling sempit jika bertemu dengan mereka di jalan. Rasulullah n bersabda:
“Janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Jika kalian bertemu salah seorang dari mereka di jalan, maka doronglah ke jalan yang paling sempit baginya”36
Muttaaqun Alaih. HR. Abu Daud dan Ath-Thabrani. Hadits ini hasan.
Adab berteman dan bermuamalah ...
12. Tidak menyerupai orang kafr dan hendaklah menyelisihinya. Misalnya, dengan membiarkan jenggotnya apa adanya, menyemir rambut yang beruban. Berbeda dengannya dalam pakaian dan kopiah karena dalil-dalil berikut: Rasulullah l bersabda:
“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk mereka.” 37 Rasulullah l bersabda: “Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani tidak menyemir, maka berbedalah dari mereka”38 Maksudnya, mewarnai jenggot dan rambut dengan warna kuning atau merah. Akan tetapi, mewarnainya dengan warna hitam dilarang.
Muttaaqun Alaih. HR. Al-Bukhari.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Rasulullah n bersabda:
“Rubahlah ini (rambut putih) dan tinggalkan warna hitam”39
rrJIrr
HR. Muslim.
Adab berteman dan bermuamalah ...
PENJELASAN POINT KEEMPAT DAN KEENAM Untuk menambah wawasan keislaman kita, penyusun akan menukilkan tentang pembagian orang kair dalam Islam, yang di susun oleh Ustadz Dzulqarnain dalam Majalah An-Nashihah. Pembagian orang kafr dalam Islam Orang kafr dalam syari`at Islam ada empat macam: Pertama : Kafr Dzimmi. Yaitu orang kafr yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan olehnya, karena mereka tinggal di negeri kaum Muslim. Kafr seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih mentaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.
Adab berteman dan bermuamalah ...
Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut. Di antaranya frman Allah l:
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah di haramkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam). Yaitu orang-orang yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan penuh, sedang mereka dalam keadaan shoghirun (hina, rendah, patuh).” (AtTaubah: 29) 00
Adab berteman dan bermuamalah ...
Juga diterangkan dalam hadits dari Buraidah riwayat Muslim: “Rasulullah n apabila mengangkat amir dan pemimpin pasukan, beliau memberikan wasiat khusus untuknya. Wasiat supaya bertaqwa kepada Allah dan wasiat pada orangorang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian, beliau berkata: ‘Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah. Berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan janganlah mengkhianati janji dan janganlah kalian melakukan tamtsil (mencincang atau merusak mayat). Dan janganlah membunuh anak kecil. Apabila engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum musyrikin, dakwahilah mereka kepada tiga perkara. Ajaklah mereka kepada Islam. Apabila mereka menerima, maka terimalah dari mereka dan tahanlah tangan terhadap mereka. Apabila mereka menolak, maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan tahanlah tangan terhadap mereka. Apabila mereka menolak, maka mintalah pertolongan kepada Allah, kemudian perangilah mereka.”
Adab berteman dan bermuamalah ...
0
Dalam hadits Al-Mughirah bin Syu`bah, dengan riwayat Al-Bukhari: “Kami diperintah oleh Rasul n kami untuk memerangi kalian sampai kalian menyembah Allah, atau kalian membayar jizyah.” Kedua: Kafr Mu`ahad. Yaitu orang-orang kafr yang membuat kesepakatan antara mereka dan kaum Muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah di sepakati. Dan kafr seperti ini juga tidak boleh dibunuh, sepan jang mereka menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Allah l berfrman:
“Maka selama mereka berlaku istiqamah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku istiqamah pula terhadap mereka. Sesung guhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (At-Taubah: 7)
0
Adab berteman dan bermuamalah ...
Dan Allah l berfrman:
“Kecuali, orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun dari isi perjanjian dan tidak pula mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (At-Taubah: 4) Ayat yang senada dengannya adalah ayat 12 dari surat At-Taubah. Rasulullah l bersabda dalam hadits Abdullah bin Amr dengan riwayat Al-Bukhari: Adab berteman dan bermuamalah ...
0
“Barangsiapa yang membunuh kafr mu`ahad , ia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” Ketiga: Kafr musta`man. Yaitu orang kafr yang mendapat jaminan keamanan dari kaum Muslimin atau sebagian kaum Muslimin. Kafr jenis ini juga tidak boleh dibunuh, sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan. Allah l berfrman:
“Dan jika di antara seseorang kaum Musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia agar ia sempat mendengar frman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (At-Taubah: 6) 0
Adab berteman dan bermuamalah ...
Dalam hadits Ali bin Abi Thalib v , Rasulullah n menegaskan: “Dzimmah (janji, jaminan, keamanan dan tanggung jawab) kaum Muslimin itu satu, di usahakan oleh orang yang paling bawah sekalipun.” Al-Imam An-Nawawi v berkata: “Yang diinginkan dengan dzimmah di sini adalah aman (jaminan keamanan). Maknanya bahwa aman kaum Muslimin kepada orang kafr itu adalah sah (di akui), maka siapa yang di berikan kepadanya aman dari seorang Muslim, maka haram atas Muslim lainnya mengganggu, sepanjang ia masih berada dalam amannya.” Dalam hadits Ummu Hani` dengan riwayat Al-Bukhari beliau n berkata: “Wahai Rasululah, anak ibuku (yaitu Ali bin Abi Thalib) menyangka bahwa ia boleh membunuh orang yang telah saya lindungi, yaitu Fulan bin Hubairah. Maka Rasulullah n bersabda: ‘Kami telah melindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani`.” Keempat : kafr Harbi. Yaitu kafr selain yang tiga di atas. Kafr jenis inilah yang disyariatkan
Adab berteman dan bermuamalah ...
0
untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Demikianlah pembagian orang kafr oleh para ulama, seperti; Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi`i, Asy-Syaikh Al-Utsaimin, Abdullah AlBassam, dan lain-lainnya. Dan bagi yang menelaah buku-buku iqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya pembagian ini. Wallahul
Musta`an.
rrJIrr
0
Adab berteman dan bermuamalah ...
PENJELASAN POINT 40 KETUJUH Boleh menerima hadiah dari orang-orang Yahudi dan Nasrani bukan berarti tanpa batasan. Kalau ternyata dibalik hadiah ada tendensi untuk merusak aqidah dan mengotori iman kita, terlebih lagi manusia yang tak lepas dari kelemahan dan budaya orang timur yang sering merasa ‘tidak enakan’ tentu jalan keselamatan adalah menolak hadiah atau bantuan tersebut. Di antara bentuk bantuan adalah dengan diberangkatkan ke negeri kafr untuk sekolah dan menetap di sana. Termasuk bantuan negara kafr kepada pemerintahan kaum Muslimin di dunia Islam apakah pinjaman ringan atau hibah dan hadiah itu tak lepas dari tendensi buruk untuk menindas umat 0
Dinukil dari adab bergaul hal 140-142. Tidak memberi salam kepada orang kafr.
Adab berteman dan bermuamalah ...
0
Islam dan mendikte pemerintahan pemerintah an Muslim. Muslim. Sudah seharusnya penguasa kaum Muslimin untuk bergantung hanya kepada Allah dan mempersenjatai diri kita dengan iman yang benar dan d an amal shalih niscaya kita akan mendapatkan kejayaan dan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Saya merasa prihatin ketika membaca di surat kabar beberapa waktu yang lalu bahwa pemerintah Amerika akan memberi hadiah uang sebesar 157 juta dolar Amerika kepada Departemen Agama Republik Indonesia. Mudah-mudahan berita ini tidak benar bena r. Seandainya benar, sebagai orang yang beriman kepada Allah l dan hari akhir saya yakin pihak Depag tidak akan gegabah untuk menerima bantuan tersebut dan tidak akan menjual akidah demi mendapatkan uang meskipun uang tersebut tidak dikorupsi dan digunakan untuk kepentingan kaum Muslimin. Muslimin. Ada kaidah yang berbunyi: “Menghindarkan mudharat harus diutamakan dari mendapatkan manaat.” rrJIrr
0
Adab berteman dan bermuamalah ...
PENJELASAN POINT KEDELAPAN Tidak Menikahkan Menikahka n Wanita Wanita Mukminah Dengan Orang Kafr Sudah jelas dalilnya dan kami persilahkan pembaca untuk membaca buku khusus tentang haramnya wanita mukminah untuk menikah dengan laki-laki kafr. Bagi wanita Mukminah yang belum mendapatkan jodoh dari pria Muslim hendaknya bersabar dan banyak berdoa kepada Allah l. Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Semoga anda lulus ujian. “Boleh menikahi wanita-wanita kafr dari ahli kitab” bukan berarti dianjurkan, dianju rkan, bahkan yang lebih utama untuk menikahi wanita Muslimah. Diantara hikmah dibolehkannya menikahi wanita kafr dari ahli kitab –Wallahu a`lam– diharapkan isteri akan masuk Islam karena umumnya wanita Adab berteman dan bermuamalah ...
0
adalah makhluk yang lemah dan lebih setia kepada suami. Perlu Perlu diingatkan untuk kondisi k ondisi di Indonesia pada umumnya kita laki-laki sebagai orang yang lemah iman dan termasuk strategi misionaris kristen melakukan nikah campur untuk mengkristenkan pihak suami. Dan tidak sedikit strategi mereka banyak berhasil. berh asil. Pernah Pernah penyusun tanyakan kepada Syaikh bin Qu`ud di Riyadh Saudi Arabia beberapa tahun yang lalu maka syaikh menjawab kalau kita ditanya tentang hal ini kita jawab: “Jangan Anda menikah dengan perempuan kafr dari ahli kitab.
rrJIrr
0
Adab berteman dan bermuamalah ...