Alhamdulillah wash shalatu was salaamu ‘alaa rasuulillah, rasuulillah, amma ba’du “ Sesunggunya Allah memuliakan dan menghinakan suatu kaum dengan Al Qur’an.” Qur’an.” (HR. Muslim) Maksudnya kemuliaan dan kehinaan suatu, kaum, bangsa, dan ummat sangat ditentukan oleh kadar perlakuan mereka terhadap terhadap Al Qur’an. ika mereka mereka memuliakan Al Qur’an maka Allah memuliakan mereka. !ebaliknya "ika mereka mereka men#ampakkan men#ampakkan Al Qur’an, maka kehinaan akan akan Allah timpakan kepada mereka. $ermasuk $ermasuk bentuk memuliakan Al Qur’an adalah memperhatikan adab%adab di dalam berinteraksi dengannya. angan sampai s ampai kita melakukan suatu hal yang kita anggap biasa sa"a ternyata malah termasuk perbuatan tidak beradab kepada Al Qur’an. Wal’iyaadzu Wal’iyaadzu billah
Adab-adab Berinteraksi dengan Al Qur’an &. Memegang Memegang Musha' Musha' Al Qur’an Qur’an dalam dalam keadaan keadaan su#i. su#i. !edangkan terkait dengan musha', maka tidak boleh bagi orang yang dalam kondisi berhadats untuk menyentuhnya, baik hadats ke#il maupun hadats besar. besar. Allah Ta’ala berrman,“ Ta’ala berrman,“Tidak Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.“( disucikan.“( Q!. Al a*i’ah+ -) Hal ini merupakan kesepakatan para imam kaum muslimin baha orang yang dalam kondisi berhadats ke#il ataupun besar tidak boleh menyentuh musha' ke#uali ditutup dengan pelapis, seperti musha' tersebut berada di dalam kotak atau kantong, atau dia menyentuhnya dilapisi ba"u atau lengan ba"u (atwa (atwa Syaikh Shalih auzan dalam kitab !eliau Tadabbur Al Qur’an) Qur’an) /ukan termasuk musha' yaitu Al Qur’an $er"emah dan se"enisnya. 0arena yang dimaksud musha' adalah yang murni berisi ayat Al Qur’an. Adapun Al Qur’an yang ada di aplikasi hand"hone 1aman hand"hone 1aman sekarang "uga bukan termasuk musha' sebagaimana di'atakan oleh !yaikh Abdurrahman bin 2ashir Al%/arrak ha#zhahullah, ha#zhahullah, ”3leh karena itu, yang benar, H4 atau peralatan lainnya, yang berisi konten Al Qur’an, tidak bisa dihukumi sebagai musha'. 0arena teks Al Quran pada peralatan ini berbeda dengan teks Al Qur’an yang ada a da pada musha'. $idak $idak seperti musha' yang diba#a, namun seperti 5ibrasi yang menyusun teks Al Qur’an ketika ketika dibuka. /isa nampak di layar dan bisa hilang ketika pindah ke aplikasi yang lain. 3leh karena itu, boleh menyentuh H4 atau kaset yang berisi Al%Quran. /oleh "uga memba#a
Al Qur’an dengan memegang alat sema#am ini, sekalipun tidak bersu#i terlebih dahulu.” (htt"$%%islam&a.in'o%ar%()*+*() 6. Hendaklah yang memba#a Al Qur’an berniat ikhlas, mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin #ari dunia atau #ari pu"ian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam men#eritakan balasan mengerikan bagi orang yang tidak ikhlas dalam memba#a Al Qur’an,” !erikutnya orang yang diadili adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengaarkannya serta membaca Al Qur’an. /a didatangkan dan di"erlihatkan ke"adanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia "un mengakuinya. 0emudian Allah menanyakannya$ ‘Amal a"akah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu1’ /a menawab$ ‘Aku menuntut ilmu dan mengaarkannya serta aku membaca Al Qur’ an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata $ ‘2ngkau dusta3 2ngkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim yang berilmu dan engkau membaca Al Qur ’an su"aya dikatakan seorang &ari’ "embaca Al Qur ’an yang baik. 4emang begitulah yang dikatakan tentang dirimu.’ 0emudian di"erintahkan malaikat agar menyeret atas mukanya dan melem"arkannya ke dalam neraka. (HR. Muslim) 7. 8isunnahkan memba#a Al Qur’an dalam keadaan mulut yang bersih. /au mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siak atau bahan semisalnya (menggosok gigi dengan pasta gigi). 8ari Ali radhiyallahu‘anhu berkata,” 5asulullah memerintahkan kami bersiwak, sesungguhnya seorang hamba a"abila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. 4aka ia terus mendengar dan mendekat sam"ai ia meletakkan mulutnya diatas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayat"un kecuali berada dirongganya malaikat.” (HR. Al /aiha*i) 9. Mengambil tempat yang bersih untuk memba#a Al Qur’an. 3leh karena itu, para ulama sangat an"urkan memba#a Al Qur’an di mas"id. 8i samping mas"id adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, "uga ketika itu dapat meraih 'adhilah i’tika'. :mam 2aai rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk di mas"id berniat i’tika' baik untuk aktu yang lama atau hanya sesaat. /ahkan sudah sepatutnya se"ak masuk mas"id tersebut sudah berniat untuk i’tika'. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak%anak dan orang aam
(yang belum paham). 0arena mengamalkan seperti itu sudah semakin langka.” ( At-Tibyan #i Adaabi hamalatil Qur’an). ;. Menghadap kiblat ketika memba#a Al%Qur’an. 8uduk ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan. <. Memulai memba#a Al Qur’an dengan memba#a ta’aud1. /a#aan ta’aud1 menurut "umhur (mayoritas ulama) adalah “a’udzu billahi minasy syaithonir raiim6 . Memba#a ta’aud1 ini dihukumi sunnah, bukan a"ib.4erintah untuk memba#a ta’awudz di sini disebutkan dalam ayat, “ A"abila kamu membaca Al Qur’an hendaklah kamu meminta "erlindungan ke"ada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q!. An%2ahl+ -=)
. Memba#a “bismillahir rahmanir rahim6 di setiap aal surat selain surat /ara’ah (surat At%$aubah). 4erlu diketahui memulai pertengahan surat #ukup dengan ta’aud1 tanpa bismillahir rahmanir rahim.
=. Hendaknya ketika memba#a Al Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabburinya (merenungkan>memperhatikan) setiap ayat yang diba#a. Allah Ta’ala berrman,“/ni adalah sebuah kitab yang 0ami turunkan ke"adamu "enuh dengan berkah su"aya mereka mem"erhatikan ayatayatnya dan su"aya menda"at "elaaran orang-orang yang mem"unyai "ikiran.” (Q!. !haad+ 6-) -. /anyak orang di antara kaum muslimin setiap mengakhiri ba#aan Al Qur’an dengan ba#aan 7shada&allahul ‘adziim”, apakah amalan tersebut ada riayat yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam1 4ara ?lama men"elaskan hal tersebut tidak ada dasarnya dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam maupun amalan para sahabat, sehingga lebih baik kita tidak merutinkannya. Adapun "ika dilakukan kadang%kadang sa"a karena ada 'aktor yang menuntut, maka tidaklah mengapa. 2amun ada riayat yang shahih bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengakhiri ba#aan Al Qur’an. 8ari :bunda @Aisyah radhiyallahu ‘anha, /eliau berkata, “Tidaklah 5asulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di suatu tem"at atau membaca Al Qur’an
atau"un melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca bebera"a kalimat ”. Aku pun bertanya kepada Rasulullah !hallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai 5asulullah, tidaklah Anda duduk di suatu tem"at, membaca Al Qur’an atau"un mengerakan shalat melainkan Anda akhiri dengan bebera"a kalimat1” aaban beliau,“!etul, barang sia"a yang menguca"kan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan di"atri dengan kebaikan. !arang sia"a yang menguca"kan keelekan maka kalimat tersebut ber'ungsi untuk mengha"us dosa. /tulah uca"an Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfruka wa atubu ilaik . ” (85. An 9asai dalam Sunan Al 0ubro dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah :(*;) adi selayaknya yang kita rutinkan adalah ba#aan+ “Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfruka wa atubu ilaik .” !emoga a"aran 2abi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang selalu kita lestarikan dan rutinkan, sedangkan yang tidak ada dasarnya dari beliau itulah yang di"auhi dan ditinggalkan. 8an semoga Allah mengangkat dera"at kita dengan Al Qur’an !ekali lagi, sebaik%baik petun"uk adalah petun"uk 2abi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Wallahu waliyyut tau#&. Washallallahu ‘alaa nabiyyina 4uhammadin, walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Hasim :khanudin