ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Kuliner berarti masakan atau makanan. Istilah kuliner sering digunakan oleh masyarakat dalam menunjukkan makanan atau masakan suatu daerah. Indonesia memiliki beragam jenis masakan dan makanan di setiap daerah. Keberagaman ini membuat masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mencari tempat-tempat atau pusat jajanan yang menawarkan masakan atau makanan, mulai dari jajan di warung makan (PKL), rumah makan, maupun restoran. Seiring perkembangan waktu, berdasarkan data BPS Kendari Dalam Angka tahun 2010-2012, minat masyarakat untuk berbisnis kuliner semakin meningkat, yaitu sebesar 8 % jumlah unit kedai makanan dan 1 % jumlah unit restoran. Perkembangan kota saat ini, warung makan (PKL) menggunakan ruang-ruang jalan dan ruang-ruang kota yang rendah efektifitasnya atau ruang-ruang yang tidak dimanfaatkan pemiliknya merupakan arena yang paling mudah dijadikan tempat untuk melakukan usaha komersil. Kehadirannya dapat menganggu kegiatan, ketertiban dan keindahan kota karena efek visual maupun dampak pada lingkungan yang ditimbulkan. Ruang publik (public space) merupakan ruang atau lahan umum, dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan publik fungsional maupun kegiatan sampingan lainnya yang dapat mengikat suatu komunitas, baik melalui kegiatan sehari-hari atau kegiatan berkala. (Kusumawijaya, 2006). Pemanfaatan ruang publik bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat dan melibatkan peran masyarakat secara aktif untuk memanfaatkan keberadaan serta dapat menciptakan interaksi sosial diantara penghuninya. Dengan menggunakan fungsi ruang publik yang diintegrasikan ke dalam fungsi pusat kuliner maka, dapat tercipta area publik fungsional yang dapat mengatasi kecenderungan para pemilik usaha komersil yang mencari lokasi strategis untuk memulai bisnis kuliner dan juga menyediakan ruang yang dibutuhkan.
1
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Konsep pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan gagasan yang dapat diaplikasikan dalam menciptakan suatu interaksi sosial, dengan menekankan pusat kuliner sebagai fungsi utamanya.
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi inti permasalahan dalam hal ini adalah : 1) Bagaimana menentukan lokasi pusat kuliner sebagai Ruang Publik yang dapat mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi masyarakat di Kota Kendari ? 2) Bagaimana mengintegrasikan jenis aktivitas Ruang Publik ke dalam Pusat Kuliner ? 3) Bagaimana mendesain fasilitas-fasilitas di dalam Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik ?
C.
Tujuan dan Sasaran Pembahasan
a.
Untuk mendapatkan lokasi yang potensial untuk perancangan dan perencanaan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik;
b.
Untuk mengintegrasikan jenis aktivitas yang ada pada ruang publik ke dalam kawasan Pusat Kuliner;
c.
Untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan fungsi yang diinginkan serta penataaan fasilitas-fasilitas di dalam pusat kuliner.
D. Batasan Pembahasan 1)
Perencanaan dan perancangan fasilitas pusat kuliner sebagai ruang publik hanya ditekankan pada desain tata letak bangunan, tampilan bangunan, dan kebutuhan ruang bangunan sebagai ruang publik kota.
2)
Penelitian dalam penulisan ini hanya dilakukan dengan metode survey, yang berasal dari hasil pengumpulan data, observasi dan studi literatur.
3)
Pembahasan berasal dari tinjauan pustaka dan analisa-analisa yang dibutuhkan dalam menghasilkan sebuah konsep perancangan.
2
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
E. Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan 1.
Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian yang digunakan dalam proses perencanaan ini adalah metode penelitian survey dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1)
Tahap pengumpulan data, Dengan melakukan survei langsung di lapangan, studi literatur, data tertulis dan observasi.
2)
Tahap
analisa,
Dengan
mengidentifikasi
permasalahan
yang
ada,
mengelompokkan serta menghubungkan tiap-tiap permasalahan yang ada. 3)
Tahap kesimpulan, Setelah tahap pengumpulan data dan analisa, dibuat suatu
kesimpulan
untuk
memperoleh
syarat-syarat
tertentu
dalam
menentukan konsep dasar perencanaan.
2.
Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan Mengemukakan latar belakang, permasalahan, sasaran perancangan, batasan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Pustaka Terhadap Ide Rancangan Mengemukakan pengertian judul, studi kasus, dan ide rancangan.
BAB III
Tinjauan Lokasi Perancangan Mengemukakan Rencana Tata Ruang Kawasan, tata guna lahan, potensi lahan, sirkulasi, dan orientasi tapak.
BAB IV
Pendekatan Konsep Perencanaan Titik tolak pendekatan acuan yang merupakan gagasan awal dari suatu konsep perancangan, dimana konsep-konsep tersebut merupakan alat untuk mengubah pernyataan non fisik menjadi produk bangunan fisik.
BAB V
Acuan perancangan Konsep dasar perancangan sebagai acuan dalam perancangan fisik bangunan serta upaya mencari pemecahan beberapa permasalahan yang diperoleh.
3
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB VI
Penutup Berisi tentang kesimpulan yang terkait dengan judul dan perencanaan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.
4
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
TINJAUAN UMUM PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK KOTA DI KOTA KENDARI
1)
Pengertian
a.
Pusat
1)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua (1994:801)
Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal, dan sebagainya) 2)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poewadarminta, 1994:801)
Pusat adalah titik yang benar ditengah-tengah, tempat yang letaknya dibagian tengah, pokok/dangkal yang jadi pumpunan (berbagai urusan, hal, dan sebagainya). b.
Kuliner
1)
Menurut kamus Inggris –Indonesia (1990: 159) Kuliner merupakan hal yang berhubungan langsung dengan dapur atau masakan.
2)
Menurut Echols dan Shadily (1976: 75) Kuliner adalah suatu hal yang berhubungan dengan dapur, memasak.
3)
Seni kuliner adalah seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman yang memiliki ciri khas yang spesifik dari hidangan tradisional di seluruh pelosok Nusantara (Fadiati dalam Ariani, 1994:5).
Selanjutnya Wolf dalam Suriani (2009:13) memberikan beberapa contoh dari aktifitas yang memenuhi persyaratan sebagai objek dan daya tarik kuliner, yaitu : a)
Kelas memasak maupun semiloka dari suatu produk makanan, baik di daerah perkotaan maupaun perdesaan.
b)
Ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya di dalam gudang tua.
c)
Sebuah restoran di perdesaan yang membuat makanan terbaik sehingga orang-orang rela mengemudi lebih dari 3 jam untuk mencapainya.
d)
Bir yang begitu unik; orang orang melakukan “ziarah” ke daerah pembuatan bir tersebut setidak-tidaknya sekali seumur hidup.
5
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
c.
Ruang Publik
Ruang publik adalah wujud dari terbentuknya kehidupan sosial, kepentingan bersama,
kepentingan
umum.
Terbentuknya
ruang
publik
suatu
kota
mencerminkan struktur organisasi ruang kota tersebut, bagaimana pola ruang kota terbentuk oleh jaringan jalan (street) dan ruang publik berupa nodal (square, lapangan), yang menciptakan komunikasi sosial antar individu atau kelompok masyarakat (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2004).
2)
Budaya dan Kuliner Nusantara
a.
Pengertian Kuliner Nusantara
Setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Hal ini seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Jajanan Tradisional adalah warisan budaya yang unik,dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup diminati. Meskipun kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai local jewel untuk memajukan pariwisata Indonesia (Yuyun Alamsyah, 2006). Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya atau unik warna dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan unsur simbolisme atau perlambangan (Yuyun Alamsyah, 2006). Sudah sangat banyak local wisdom yang hilang atau tercecer dalam kaitannya dengan jajanan tradisional ini. Bahkan, kalau kita pergi ke pasar, sudah sangat banyak jenis jajan pasar tradisional yang sudah tidak dapat lagi ditemukan. Ciri „ndeso‟ pada jajan pasar telah membuatnya ditinggalkan oleh mayoritas warga masyarakat kita yang sedang berangkat ke alam modern. “Anehnya, kalau satwa dan fauna langka perlu dilestarikan secara terorganisasi, pelestarian pusaka kuliner yang nyaris punah tidak pernah mendapat perhatian khusus.” (Bondan Winarno, dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar).
6
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
3)
Bentuk-bentuk Pusat Kuliner dan Perkembangannya
a.
Foodcourt
Secara umum foodcourt merupakan tempat untuk menikmati makanan dan minuman, sambil berbincang-bincang dengan teman, pasangan, dan keluarga (Nur Lailatul Mufidah, 2012). Menurut Nur Lailatul Mufidah (2012), Dengan segala kemudahan fasilitas yang ada, kini mall hadir dengan kemunculan tempat-tempat makan, seperti restauran, foodcourt yang dapat mengisi kebutuhan konsumen khususnya keluarga mengenai makan, apalagi yang ingin memanjakan anaknya. b.
Warung-warung Pedagang Kaki Lima (PKL)
1)
Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah sekelompok orang yang menawarkan barang dan jasa untuk dijual di atas trotoar atau di tepi/ di pinggir jalan, disekitar pusat perbelanjaan/pertokoan, pasar, pusat rekreasi/hiburan, pusat perkantoran dan pusat pendidikan, baik secara menetap atau setengah menetap, berstatus tidak resmi atau setengah resmi dan dilakukan baik pagi, siang, sore maupun malam hari Soedjana (1981). Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai pengertian yang sama dengan “hawker”, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang kepentingan umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. 2)
Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Berdasarkan penelitian Kartini Kartono, dkk (dalam A. Widodo, 2000:2009) ditemukan 21 karakteristik pedagang kaki lima. Karakteristik tersebut adalah : a)
Kelompok pedagang yang kadang-kadang sebagai produsen, yaitu pedagang makanan dan minuman yang memasaknya sendiri.
b)
Pedagang kaki lima memberikan konotasi bahwa mereka umumnya menjajakan barang dagangannya pada gelaran tikar di pinggir jalan dan didepan toko yang dianggap strategis, juga pedagang yang menggunakan meja, kereta dorong dan kios kecil;
c)
Pedagang kaki lima pada umumnya menjual barang secara eceran;
d)
Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil, bahkan sering dimanfaatkan pemilik modal dengan memberikan komisi sebagai jerih payah;
7
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
e)
Pada umumnya PKL adalah kelompok marginal bahkan ada pula yang masuk dalam kelompok sub-marginal;
f)
Pada umumnya kualitas barang yang dijual kualitasnya relatif rendah, bahkan ada yang khusus menjual barang-barang dengan kondisi sedikit cacat dengan harga yang lebih murah lagi;
g)
Omzet penjualan PKL pada umumnya tidak besar;
h)
Para pembeli umumnya berdaya beli rendah;
i)
Jarang ditemukan kasus pedagang kaki lima yang sukses secara ekonomi, sehingga kemudian meningkat dalam jenjang hirarki pedagang;
j)
Pada umumnya PKL merupakan usaha “Family enterprise”, dimana anggota keluarga turut membantu dalam usaha tersebut;
k)
Mempunyai sifat “one man enterprise”
l)
Barang yang ditawarkan PKL biasanya tidak berstandar, dan perubahan jenis barang yang diperdagangkan sering terjadi;
m)
Tawar menawar antara pembeli dan pedagang merupakan ciri yang khas pada usaha perdagangan kaki lima;
n)
Sebagian PKL melakukan pekerjaannya secara musiman, dan kerap kali terlihat jenis barang dagangannya berubah-berubah;
o)
Barang-barang yang dijual oleh PKL biasanya merupakan barang yang umum, jarang sekali PKL menjual barang yang khusus;
p)
Pada umumnya PKL berdagang dalam kondisi yang tidak tenang, karena sewaktu-waktu usaha mereka ditertibkan dan dihentikan oleh pihak yang berwenang;
q)
Masyarakat sering beranggapan bahwa para PKL adalah kelompok yang menduduki status sosial yang rendah dalam masyarakat;
r)
Mengingat adanya faktor pertentangan kepentingan, kelompok PKL adalah kelompok yang sulit bersatu dalam bidang ekonomi meskipun perasaan setia kawan yang kuat diantara mereka;
s)
pada umumnya waktu kerja tidak menunjukkan pola yang tetap, hal ini menunjukkan seperti pada ciri perusahaan perorangan;
t)
PKL mempunyai jiwa “entrepreneurship” yang kuat.
8
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Mc.Gee dan Yeung (1977:108) menyatakan bahwa PKL beraglomerasi pada simpul-simpul pada jalur pejalan yang lebar dan tempat-tempat yang sering dikunjungi orang dalam jumlah besar yang dekat dengan pasar publik, terminal, daerah komersil.
3)
Jenis Dagangan Pedagang Kaki lima
Menurut Mc.Gee dan Yeung (1977:81) jenis dagangan pedagangan kaki lima dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat). Kelompok tersebut adalah sebagai berikut: a.
Makanan yang tidak diproses dan semi olahan (unprocessed and semi processed food), makanan yang tidak diproses termasuk makanan mentah seperti; buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan makanan semi proses adalah beras;
b.
Makanan siap saji (Prepared food), yaitu pedagang makanan dan minuman yang sudah dimasak;
c.
Barang bukan makanan (non food item), kategori ini terdiri dari barangbarang dalam skala yang luas, mulai dari tekstil hingga obat-obatan;
d.
Jasa (Service), terdiri dari beragam aktifitas seperti jasa perbaikan sol sepatu, dan tukang potong rambut. Jenis komuditas ini cenderung menetap.
4)
Sarana fisik PKL
Menurut penelitian Waworoentoe (1973;24) antara lain adalah; a.
Pikulan/keranjang, bentuk sarana ini digunakan oleh pedagang yang keliling (Mobile Hawkes) atau semi menetap (Semi static). Hal ini dimaksudkan agar barang mudah dipindahkan kesuatu tempat;
b.
Gelaran/alas, pedagang menggunakan alas untuk menggelar dagangannya. Alas yang digunakan berupa; kain tikar, terpal, kertas, dan sebagainya;
c.
Jongko/meja, bentuk sarana berdagang yang menggunakan meja/jongko baik yang beratap ataupun yang tidak beratap. Sarana ini biasanya digunakan PKL yang menetap;
9
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
d.
Gerobak/kereta dorong, ini juga ada yang beratap ataupun tidak beratap. Biasa digunakan oleh PKL baik yang menetap maupun tidak menetap. Pada umumnya digunakan untuk menjajakan makanan, minuman, dan rokok;
e.
Warung semi permanen, terdiri dari beberapa gerobak yang diatur berderet yang dilengkapi dengan bangku-bangku panjang. Sarana ini menggunakan atap terpal atau plastik yang tidak tembus air. PKL dengan sarana ini adalah PKL yang menetap dan biasanya berjualan makanan dan minuman;
f.
Kios, pedagang yang menggunakan bentuk sarana ini dikategorikan pedagang yang menetap, karena secara fisik tidak bisa dipindahkan. Biasanya merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dari papan.
c.
Restoran
1)
Pengertian Restoran
Restoran berasal dari bahasa latin yaitu restaurare, dalam bahasa inggris berarti a public eating place, yaitu rumah makan atau tempat makan umum. Menurut Zain (2001 : 1164), restoran berarti rumah makan dan menurut Marsum WA (2006), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamubaik berupa makan maupun minum”. 2)
Macam-macam tipe restoran
Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, Marsum (1998:8-11) menjelaskan restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu: a)
A’la Carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi, tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini memiliki tarif sendiri-sendiri.
b)
Table D’hote restaurant adalah restoran yang khusus menjual satu susunan menu yang lengkap (hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
c)
Coffe shop atau Brasseire adalah restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam secara cepat dengan harga yang pantas.
10
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
d)
Café adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
e)
Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffe break, yaitu minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat dan seminar.
f)
Continental Restaurant adalah suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai dan rileks.
g)
Carvery adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga yang telah ditetapkan.
h)
Dining room terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan tempat yang lebih ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel yang bersangkutan, namun juga menerima tamu dari luar.
i)
Discotheque adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama dalam seduah diskotik, hidangan yang tersedia umumnya berupa snack.
j)
Fish and Chip Shop adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris, pengunjung dapat membeli bermacam-macam keripik dan ikan goring, biasanya berupa ikan cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi makanannya tidak dinikmati ditempat itu.
k)
Grill Room adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri proses memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga dengan steak house.
11
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
l)
Inn Tavern adalah restoran dengan harga cukup yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan tamu-tamu, sedangkan hidangannya pun lezat-lezat.
m)
Night Club / Super Club adalah restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya megah, pelayanannya mewah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi tempat itu.
n)
Pizzeria adalah restoran yang khusus menjual pizza. Makanan lain berupa spaghetti dan makanan khas Italia yang lain.
o)
Pan Cake House merupakan suatu restoran yang khusus menjual pan cake dan crepe yang diisi berbagai macam manisan didalamnya.
p)
Pub, pada umumnya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk menjual minuman beralkohol dan bir. Para tamu mendapatkan minumannya dari counter, dan dapat dinikmati dengan berdiri atau duduk. Hidangan yang disediakan berupa snack dan sandwich.
q)
Snack Bar / Café / Milk bar adalah semacam restoran yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanannya diatas baki yang diambil dari meja counter makanan dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya seperti hamburger, sausages dan sandwich.
r)
Specially restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasinya disesuaikan dengan tipe makanan khas yang disediakan. Restoran ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat asal makanan spesial itu.
s)
Terrace restaurant adalah restoran yang terletak diluar bangunan. Namun masih berhubungan dengan ruangan induknya. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada musim panas saja.
12
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
t)
Gourmet Restaurant adalah restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum bagi orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini adalah makanannya yang lezat, pelayanan yang mewah dan harganya cukup mahal.
u)
Family tipe restaurant adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman bagi tamu-tamu keluarga atau rombongan dengan harga yang terjangkau.
v)
Main Dining room adalah ruang makan utama restoran yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, dimana penyajian makanannya secara resmi, pelan namun terikat oleh peraturan yang ketat. Servisnya bisa menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya berpakaian resmi dan formal.
4)
Fungsi Ruang Publik
Peranan ruang publik dapat memberikan karakter kotanya, dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersil yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang sebagian besar terdiri masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya (Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003).
Menurut Ir. Edy Darmawan M.eng, 2003, fungsi ruang publik dapat diuraikan sebagai berikut: 1)
Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyrakat baik formal seperti upacaraupacara bendera, sholat ied pada hari idul fitri, dan peringatan yang lain; informal seperti pertemuan-pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara yang santai dan rekreatif atau demo mahasiswa yang menjadi pemandangan sehari-hari akhir-akhir ini dengan tujuan menyampaikan aspirasi, ide-ide atau protes terhadap keputusan pihak penguasa, instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta yang lain.
13
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2)
Sebagai ruang terbuka, yang menampung koridor-koridor jalan menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang fungsi bangunan disekitarnya serta ruang untuk transit bagi msyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain.
3)
Sebagai tempat kegiatan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertaiment seperti tukang sulap, tarian kera dan ular, terutama untuk kegiatan dimalam hari.
4)
Sebagai paru-paru kota, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olahraga, bermain dan santai bersama keluarga.
5)
Tipe dan Karakter Ruang Publik Kota
Menurut Stephen carr (1992), tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut: a)
Taman umum (Public Park)
1)
Taman Nasional (National Park)
Skala pelayanan taman ini adlah tingkat nasional, likasinya berada dipusat kota seperti jakarta yang berpengaruh terhadap kegiatan nasional. Bentuknya berupa zona ruang terbuka yang memilki peran yang sangat penting dengan luasan melebihi taman-taman kota yang lain. Contohnya Taman Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
2)
Taman pusat kota (Downtown Park)
Taman ini berada dikawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon-pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan baru. b)
Taman Lingkungan (Neighborhood Park)
Ruang terbuka yang dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan umum seperti aktivitas bermain anak, olahraga, dan bersantai bagi masyarakat disekitarnya. contoh taman kompleks perumahan. c)
Taman Kecil (Mini Park)
Taman kota yang kecil yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan, termasuk air mancur.
14
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
d)
Lapangan dan Plaza
1)
Lapangan Pusat Kota (Central Square)
Ruang Publik ini sebagai bagian pengembangan sejarah berlokasi dipusat kota yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal seperti upacara-upacara peringatan hari nasional, sebagai Rendevous points koridor-koridor jalan dikawasan tersebut. 2)
Plaza Pengikat (Corporate Plaza)
Plasa ini merupakan pengikat dari bangunan-bangunan komersil atau perkantoran, berlokasi dipusat kota dan pengelolaannya dilakukan oleh pemilik kantor atau pemimpin kantor tersebut secara mandiri. e)
Peringatan (Memorial)
Ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori kejadian penting bagi umat manusia atau masyarakat ditingkat lokal atau nasional.
f)
Pasar (Markets)
Ruang terbuka atau ruas jalan yang digunakan untuk pasar hal pertanian atau pasar loak. Biasanya bersifat temporer atau hari tertentu dan berlokasi diruang yang tersedia, jalan, plasa atau lapangan parkir.
g)
Jalan (Streets)
1)
Pedestrian sisi jalan (Pedestrian Sidewalk) Bagian ruang publik yang banyak dilalui orang yang sedang berjalan kaki menyusuri jalan yang satu yang berhubungan dengan jalan yang lain.
2)
Mal Pedestrian (Mall Pedestrian) Suatu jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor, dan diperuntukkan khusus bagi pejalan kaki. Fasilitas tersebut biasanya dilengkapi dengan assesoris kota seperti pagar, tanaman dan berlokasi dijalan utama pusat kota.
3)
Mal Transit (Transit Mall) Pengembangan pencapaian transit untuk kendaraan umum pada penggal jalan tertentu yang telah dikembangkan sebagai pedestrian area.
4)
Jalur Lambat (Traffic Restricted Streets)
15
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka dan diolah dengan pedestrian agar lalu lintas kendaraan terpaksa berjalan lamban, disamping dihiasi dengan tanaman sepanjang jalan tersebut. 5)
Gang kecil kota (Town trail) Gang-gang kecil ini merupakan bagian jaringan jalan yang menghubungkan keberbagai elemen kota satu dengan yang lain yang sangat kompak dan integrated. Ruang publik ini direncanakan dan dikemas untuk mengenali lingkungan.
h)
Tempat bermain (Playgrounds)
Ruang publik ini berlokasi dilingkungan perumahan, dilengkapi peralatan tradisional seperti papan luncur, bandulan, dan fasilitas temoat duduk untuk dewasa, disampng dilengkapi dengan alat permainan untuk kegiatan petualangan.
i)
Ruang Komunitas (Community open space)
Ruang-ruang kosong dilingkungan perumahan yang didesain dan dikembangkan serta dikelola sendiri oleh masyarakat setempat.
j)
Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways &Parkways)
Merupakan jalan pedestrian yang menghubungkan antar tempat rekreasi dan ruang terbuka.
k)
Atrium/ Pasar Didalam Ruang (Atrium/Indoor Market Place)
1)
Atrium adalah ruang dalam suatu bangunan yang berfungsi sebagai atrium, berperan sebagai pengikat ruang-ruang disekitarnya yang sering digunakan untuk kegiatan komersial dan merupakan pedestrian area. Pengelolaannya ditangani oleh pemilik gedung atau pengembang/investor.
2)
Pasar/ Pusat Perbelanjaan dipusat kota (Market place/downtown shopping center), Biasanya memanfaatkan bangunan tua yang kemudian direhabilitasi ruang luar atau ruang dalamnya sebagai ruang komersil. Kadang-kadang dipakai sebagai festival pasar dan dikelola sendiri oleh pemilik gedung tersebut.
16
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
l)
Ruang Dilingkungan Rumah (Found/Neighborhood Spaces)
Ruang terbuka yang mudah dicapai dari rumah, seperti sisa kapling disudut jalan atau tanah kosong yang belum dimanfaatkan dapat dipakai sebagai tempat bermain bagi anak-anak atau tempat bermain bagi anak-anak atau tempat komunikasi bagi orang dewasa atau orang tua.
m)
Waterfront
Ruang ini bisa berupa pelabuhan, pantai, bantaran sungai, bantaran danau, atau dermaga. Ruang terbuka ini berada disepanjang rute aliran air didalam kota yang dikembangkan sebagai taman untuk waterfront.
B.
STUDI KASUS
1)
Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade, Malaysia
a.
Aspek Filosofi
Sunway Giza Shopping Arcade berada di negara Malaysia, tepatnya di kota Damansara Dataran Sunway dengan luas area 16,7 hektar. Giza ini memilki konsep dengan tujuan untuk lebih meningkatkan popularitas makan di tempat terbuka di malaysia. sebagai fitur ramah pejalan kaki, "jalan lebar pejalan kaki" diintegrasikan ke dalam tata letak, menciptakan sebuah jalan pejalan kaki yang kuat yang menghubungkan seluruh pembangunan.
Gambar II.1 Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
17
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b.
Aspek Fungsional
Gambar II.2 Jalan Lebar Dalam Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
Dengan konsep yang diorientasikan untuk para pejalan kaki, giza ini memiliki jalan lebar, yang merupakan garis keturunan pembangunan, menghubungkan segala sesuatu bersama-sama. Jalan lebar ini dirancang untuk memiliki tempat duduk untuk para pejalan kaki yang berkunjung didalam kawasan giza ini. Hal ini dapat menciptakan frontages aktif yang melibatkan orang yang lewat (Futurarc Green Issue , 2010).
Sunway Giza ini memiliki empat pintu masuk di keempat sisinya, dilindungi oleh kanopi kaca yang dirancang untuk menarik minat yang lewat pada jalur lalu lintas jalan lebar dan untuk menyediakan koneksi visual dan fisik langsung terhadap pembangunan yang berdekatan untuk menarik kerumunan. di persimpangan jalan lebar ini adalah akses langsung ke parkir bawah tanah melalui tangga melengkung diapit oleh fitur air terjun(Futurarc Green Issue , 2010). Untuk mendukung aktivitas di dalam kawasan giza ini, area servis diletakkan di setiap toko/retail. Sedangkan area parkir berada disekeliling area kawasan (Futurarc Green Issue , 2010).
18
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar II.3 Site Plan Kawasan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
Didalam kawasan giza ini memiliki 4 blok yaitu blok A, blok B, blok C, dan blok D yang dapat dilihat pada table 1.1. Table II.1 Jumlah Toko/Retail dalam Blok Pembangunan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade Nama Blok
Jumlah Toko/Retail
BLOK A
16
BLOK B
16
BLOK C
17
BLOK D
8
(Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
c.
Aspek Teknis
1.
Ventilasi Alami
Jendela dapat dibuka cukup disediakan untuk memaksimalkan ventilasi alami ke dalam unit untuk mengurangi penggunaan sistem pendingin udara. Jalan boulevard memiliki penggemar raksasa untuk membantu dengan sirkulasi udara.
19
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Semua koridor, area beranda, boulevard jalan dan tempat parkir dirancang untuk ventilasi alami (Futurarc Green Issue , 2010).
Gambar II.4 Ventilasi Bangunan Pusat Kuliner Sunway Giza Shopping Arcade (Sumber : Futurarc Green Issue , 2010)
II)
Atap
Semua blok disediakan dengan atap tambahan dicat dengan cat reflektif untuk membelokkan dalam mendapatkan panas dari atap datar RC (Futurarc Green Issue , 2010). 2)
Pasar Buah dan Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari
a.
Aspek Filosofi
Kawasan ini terletak pada kawasan bantaran sungai kadia, yaitu berada pada Jl. Jenderal Ahmad Yani, Jl. Sao-sao dan Jln By pass Kelurahan Mandonga Kota Kendari. Lapak jualan yang diletakkan pada bantaran sungai menjadikan suatu ciri khas kawasan tersebut. Pemerintah Kota Kendari membangun kawasan ini dengan menyediakan fasilitas berupa bangunan semi permanen yang berfungsi sebagai pasar buah. Konsep dari perencanaan pembuatan lapak jualan adalah memanfaatkan lahan kosong daerah pinggir sungai sebagai tempat pembangunan lapak jualan bagi para PKL dengan pendekatan arsitektur hijau.
20
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar II.5 Pasar Buah dan Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
Gambar II.6 Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
21
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar II.7 Site Lokasi Pusat Kuliner Kelurahan Mandonga, Kendari (Sumber : www.maps.google.com)
b.
Aspek Fungsional
Fungsi utama dari perencanaan kawasan ini adalah sebagai pasar buah kota kendari, tetapi seiring perkembangan kota, kawasan ini mengalami penambahan beberapa fungsi. Saat ini kawasan tersebut memiliki beragam jenis aktivitas seperti jual beli buah-buahan, jual beli tanaman, ruang terbuka hijau, dan pusat kuliner. Lokasi perencanaan kawasan ini berada pada kawasan potensial yang memiliki pusat perbelanjaan, tempat pengisian bahan bakar, hotel, dan toko.
Gambar II.8 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Potensi Tapak (Sumber : www.maps.google.com)
22
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar II.9 Penzoningan Jenis Aktivitas dan Sungai Kadia (Sumber : www.maps.google.com)
Lokasi ini dapat diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun berjalan kaki. Kendaraan yang melintas pada kawasan ini didominasi oleh kendaraan roda dua dari jalan jenderal ahmad yani menuju jln sao-sao atau ke arah Jln by pass. Tetapi tidak disediakan lahan parkir untuk para pengguna kendaraan, sehingga ruas jalan yang digunakan pejalan kaki, dijadikan sebagai lahan parkir sementara bagi pengguna kendaraan.
Gambar II.10 Ruas Jalan Berfungsi Sebagai Lahan Parkir Sementara (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
23
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan pendekatan arsitektur hijau, kawasan ini menggunakan pohon peneduh sebagai aplikasi lansekap, dan material papan, seng sebagai material lapak jualannya. c.
Aspek Teknis
Kawasan ini memiliki penghawaan alami dengan menggunakan pohon peneduh untuk mengurangi panas terik matahari pada siang hari.
Gambar II.11 Lapak Jualan dan Pohon Peneduh (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
3)
Bukit Panjang (Hawker center), Singapura
a.
Aspek Filosofi
Budaya makanan merupakan komponen utama dalam gaya hidup banyak orang Singapura dan makan di luar menjadi aktivitas sehari-hari. Selain itu pilihan makanan dan tempat makan harus memenuhi kualitas yang tinggi tetapi tetap mempertahankan kuliner khas singapura. Skema ini menetapkan hubungan antara makanan, kenyamanan dan pertukaran sosial dalam pusat jajanan, menggunakan budaya wisata kuliner untuk mengaktifkan ruang sosial dan sebaliknya (www.arcdaily.com).
24
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar II.12 Bukit Panjang Hawker center, Singapura (Sumber : www.arcdaily.com)
b.
Aspek Fungsional
Pusat jajanan ini bertujuan tidak hanya untuk mendorong hubungan antara individu tetapi juga melalui design lipat progresif, untuk melibatkan konteks dan komunitas yang lebih luas (Sumber : www.arcdaily.com). Bukit panjang (Hawker center) ini memiliki 3 lantai, yaitu c.
Lantai pertama, berfungsi untuk kios-kios jajanan yang langsung dimasak, memiliki jam operasi terpanjang, letaknya di lantai dasar untuk visibilitas maksimum untuk menarik orang masuk.
d.
Lantai kedua, berfungsi dengan menempatkan lock up kios-kios.
e.
Lantai ketiga, berfungsi sebagai kios-kios jajanan basah
(www.arcdaily.com).
25
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Tabel II.2 Resume Matriks Hasil Studi Kasus BANGUNAN ASPEK ARSITEKTURAL
Lokasi
Fungsi
Konsep bangunan
I Sunway Giza Shopping Arcade
II Pasar Buah, dan Kuliner Kota Kendari
Berada di negara Malaysia, tepatnya di kota Damansara Dataran Sunway
berada pada Jl. Jenderal Ahmad Yani, Jl. Sao-sao dan Jln By pass Kelurahan Mandonga Kota Kendari
Pusat Kuliner
Pasar buah, ruang publik, pasar tanaman, dan pusat kuliner.
Terbagi 4 bangunan perancangannya diorientasikan pejalan kaki.
blok yang bagi
Penerapan warna
Terpusat, dengan menggunakan entrance ke jalur bawah tanah sebagai titik tengah yang menghubungkan jalan lebar para pejalan kaki. Didominasi warna putih.
Pemilihan material
Menggunakan material composit panel, kasa, aluminium, dan baja
Pola hubungan ruang
Dibuat memanjang mengikuti alur bantaran sungai dengan bentuk lapak jualan yang sama.
Linear karena akses ke semua lapak dapat dijangkau dengan mengikuti arah jalan
III Bukit Panjang (Hawker Center) Berada di Singapura
Negara
Pusat Kuliner
Pusat jajanan yang terbagi menjadi 3 lantai dengan fungsi yang berbeda. Dimana lantai pertama dirancang untuk menarik minat konsumen untuk memasuki bangunan ini.
Linear secara vertical. Bentuk sirkulasi dari lantai satu ke lantai 3.
Warna putih mendominasi eksterior dan interior bangunan Menggunakan material composit panel, baja, besi, kayu, dan alluminium.
26
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
D.
IDE RANCANGAN
Berdasarkan studi kasus yang diuraikan diatas maka, hal-hal yang dapat diterapkan dalam rancangan “Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik Kota Di Kendari” adalah: a.
Lokasi perencanaan berada pada yang sesuai dengan fungsi kawasan perdagangan dan jasa, pariwisata, perkantoran dan permukiman;
b.
Mewadahi kegiatan wisata kuliner bagi para pejalan kaki, pengendara motor, mobil dan sepeda;
c.
Menyediakan fasilitas ruang publik yang diaplikasikan pada design kawasan seperti, taman, area bermain, dan lain-lain;
d.
Perencanaan kawasan dibuat untuk memudahkan para pengguna untuk menemukan lapak jualan dengan mudah dan nyaman;
e.
Bentuk bangunan dibuat menarik agar para pengunjung menjadi nyaman dan tertarik membeli jajanan.
27
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN A.
TINJAUAN MAKRO LOKASI
1.
Gambaran Umum Kota Kendari
a.
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Gambar III.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Kendari 2010-2030 (Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari) Wilayah Kota Kendari dengan ibuKotanya Kendari dan sekaligus berkedudukan sebagai ibuKota Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 30 54` 30`` - 40 3`
11`` Lintang
Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 1220 23` - 1220 39` Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1)
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Soropia & Kecamatan sampara (Kabupaten Konawe)
2)
Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
28
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
3)
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan moramo (Kabupaten Konawe Selatan)
4)
Sebelah
Barat
berbatasan
dengan
kecamatan
sampara(kabupaten
Konawe),Kecamatan Ranomeeto & Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe Selatan). b.
Luas wilayah
Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 KM2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut kecamatan sangat beragam. Kecamatan Abeli merupakan wilayah kecamatan yang paling luas (16,77%), selanjutnya Kecamatan Baruga (16,76%), Kecamatan
Poasia (14,71%), Kecamatan Puuwatu
(14,43%),
Kecamatan Mandonga (7,89%), Kecamatan Kambu (7, 82%), Kecamatan Kendari Barat (7,77%), Kecamatan Kendari (6,61%), Kecamatan Wua-wua (4,71%), dan Kecamatan Kadia (3,08%).
29
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Table III.1 Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan 2012 Luas Area
Kecamatan
1 Mandonga Baruga Puuwatu Kadia Wua-wua Poasia Abeli Kambu Kendari Kendari Barat
Km2
%
2 20,77 48,00 39,72 6,71 11,16 37,74 43,85 24,63 15,68 19,11
3 7,77 17,95 14,86 2,51 4,17 14,12 16,40 9,21 5,86 7,15
267,37 31,527
100,00
Kota Kendari Kendari City Wilayah Laut
(Sumber : BPS Kendari Dalam Angka 2013)
c.
Tinggi Wilayah
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut, Kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, selanjutnya wilayah Kecamatan Abeli dan Kecamatan Kendari Barat berada pada ketinggian 3 meter di atas permukaan laut. d.
Keadaan Iklim
1.
Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, di Kota Kendari hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Metereologi Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2,859,3 mm.
30
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Permengabedaan ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. e.
Jumlah Penduduk
Penduduk Kota Kendari berdasarkan sensus penduduk 2000 berjumlah 205.204 jiwa. Ketika dilakukan survei penduduk antarsensus (Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk Kota Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2012 adalah sebesar 304.862 jiwa. Penduduk tersebut tersebar dengan persebaran yang tidak merata. Pada tahun 2012, sebanyak 14,80 persen penduduk Kota Kendari tinggal diwilayah Kendari barat, hanya 6,68 persen tinggal di kecamatan baruga, dan selebihnya tersebar di delapan kecamatan dengan persebaran yang bervariasi. Di samping itu, dilakukan penghitungan kepadatan penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan. Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per km persegi. Kadia merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu 6.149 jiwa per km2. Sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 424 jiwa per km2. Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 perempuan. Rasio penduduk Kota Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata lain, terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.
31
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
f.
Pemerintahan
Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0.78% dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif Kota Kendari terbagi atas 10 Kecamatan yaitu : 1)
Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu, Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.
2)
Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo, Watubangga dan Wundudopi
3)
Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga, Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.
4)
Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung jati, Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata, Purirano dan Jati Mekar.
5)
Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya, Watuwatu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-Dapura, Lahundape.
6)
Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday, Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha, Nambo, Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.
7)
Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua, Bonggoeya, Mataiwoi dan Anawai.
8)
Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu, Watulondo, Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.
9)
Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau, Padaleu dan Lalolara.
10)
Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende, Pondambea, Wawo Wanggu dan Anaiwoi.
32
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2.
Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari
1.
Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah,
Kota terbentuk oleh pembagian zona wilayah
tertentu yang direncanakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2010-2030. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatankegiatan perKotaan, maka fungsi eksisting di Kota Kendari di masa mendatang mengalami perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari melalui penzoningan wilayah. Pembangunan wilayah Kota Kendari didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan. 2.
Fungsi dan Peran Kota
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran Kota. Kota Kendari dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan Kota akan berfungsi sebagai: a.
Pusat pelayanan Kota:
1)
Pusat Pemerintahan Kota
2)
Perdagangan dan Jasa
3)
Pariwisata
4)
Pendidikan
5)
Transportasi
6)
Industri
7)
Kesehatan
33
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b.
Sub Pusat Pelayanan Kota
c.
Pusat Lingkungan\
3.
Rencana Pola Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun 2010 – 2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa zona peruntukan, yakni : 1)
Kawasan Pertanahan
2)
Pertanian Tanaman Hortikultura
3)
Kawasan Hutan Lindung
4)
RTH
5)
Sempadan Pantai
6)
Kawasan Resapan Air
7)
Sempadan Sungai
8)
Taman Wisata Alam
9)
Kebun Raya
10)
Hutan Kota
11)
Taman Kota
12)
Perumahan Kepadatan Tinggi
13)
Perumahan Kepadatan Sedang
14)
Perumahann Kepadatan Rendah
15)
Perkantoran Pemerintah
16)
Kawasan Pendidikan Tinggi
17)
Pelayanan Kesehatan
18)
Perdagangan dan Jasa
19)
Sector Informal
20)
Pelayanan Pendidikan
21)
Kawasan Pelayanan Umum
22)
Kawasan Industri Terbatas
23)
Kawasan Industri & Pergudangan
24)
Kawasan Pelabuhan
34
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
25)
Kawasan Pariwisata
26)
Terminal Type A
27)
TPA
28)
Pertanian Taman Pangan
29)
Pertanian Hortikultura
30)
Zona Kepentingan Pariwisata
31)
Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan
32)
Zona Kepentingan Pelabuhan
Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun 2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:
Gambar III.2 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030 (Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2013) Untuk mendukung fungsi kawasan Di Kota Kendari maka, fasilitas “Pusat Kuliner” ini sebaiknya berlokasi dikawasan pariwisata, permukiman, dan perkantoran atau pada lokasi dengan potensi lahan yang menunjang. 35
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Tabel III.2. Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari I.
Kawasan Hutan Lindung
Ruang Terbuka Hijau
III.
Kawasan Sempadan Sungai
IV.
Kawasan Resapan Air
Taman Wisata Alam
VI.
Kawasan Taman Kota
VII.
Kawasan Hutan Kota
VIII.
Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi
IX.
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang
X.
Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah
Perkantoran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
II.
V.
XI. XII.
Perkantoran Pemerintah Kota Kendari Kawasan Pendidikan Tinggi
Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi, serta memelihara kesuburan tanah. Terletak dikecamatan kambu. Area memanjang/jalur dan mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Terletak di Kecamatan kambu, kecamatan poasia, dan kecamatan Kendari barat. Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Terletak di kecamatan abeli, kecamatan wua-wua, kecamatan kadia, kecamatan mandonga. Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisisan air bumi ( akuiver ) yang berguna sebagai sumber air. Terletak di kecamatan Kendari, kecamatan Kendari barat, kecamatan baruga, kecamatan kambu, kecamatan poasia dan kecamatan abeli. Kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami dan bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekresasi. Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam kesekutuan alam lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Terletak di kawasan pusat Kota dan pusat pertumbuhan baru meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wuawua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli. Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan tinggi dan kepadatan rendah meliputi kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Abeli.
Terletak berdekatan dengan kawasan lindung, kawasan agrowisata dan kawasan pertanian meliputi Kecamatan Puuwatu, Lecamatan Mandonga, Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli. Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana pengembangan di Kecamatan Kambu Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan Kadia Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat pertumbuhan baru di bagian selatan.
36
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI XIII.
Kawasan Pelayanan Kesehatan
XIV.
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Sektor Informal
XVI.
Kawasan Pelayanan Umum
XVII.
Kawasan Industri terbatas
XVIII.
Kawasan Industri terpadu
Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar, terdapat di kecamatan abeli, dan kawasan agroindustri di kecamatan puuwatu dan kecamatan kadia.
XIX.
Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan promosi dan informasi daerah, serta rumah-rumah adat sulawesi tenggara di kecamatan kadia, wisata perdagangan dan sejarah Kota lama di kecamatan Kendari. Dan untuk kawasan pariwisata alam berupa taman wisata alam di kecamatan puuwatu, kecamatan wua-wua, kecamatan baruga, kecamatan kambu dan kecamatan poasia. Selanjutnya kawasan pariwisata buatan, wisata agro, objek wisata pantai, wisata religius, dan perdagangan di kecamatan mandonga, kecamatan puuwatu, kecamatan kadia, kecamatan kambu dan kecamatan poasia serta pusat Kota dan kawasan teluk Kendari.
XX. XXI.
Kawasan pelabuhan Kawasan tanaman pangan
XV.
XXII.
Kawasan pertanian Horticultura
Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala Kota berada di Kecamatan Kambu Untuk pasar tradisional berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan Baruga. Dan untuk pusat perbelanjaan berada di Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Poasia, dan Kecamatan Abeli. Selanjutnya untuk pertokoan modern berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari barat, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Kadia, Kecamatan Baruga dan Kecamatan Abeli. Berada di Kawasan perdagangan mandonga, dan kawasan pusat Kota, kawasan teluk Kendari yang meliputi kecamatan kadia, kecamatan wua-wua dan kecamatan poasia. Untuk pelayanan kantor kepolisian skala Kota terletak di Kecamatan wua-wua dan skala pelayanan kecamatan terdapat disetiap kecamatan. Meliputi industri manufactur seluas 100 ha yang terletak di kecamatan baruga.
Terletak di kelurahan bungkutoko. terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan baruga dan kecamatan abeli. Terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga, kecamatan kambu, kecamatan baruga dan kecamatan poasia.
(Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030) B.
TINJAUAN MIKRO LOKASI
1.
Ketentuan Teknik Site Perancangan
37
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Tabel III. 3 Kepadatan dan Ketinggian Bangunan
Luas Kavling (m2)
KDB (%)
Ʃ Lantai
40 40 40 40 40
Min 1 3 5 9
Max 2 3 4 8 11
40
20
25
300-600 1200 1200-1800 3600-7200 7200-14.400
40 40 40 40 40
1 3 5 9
2 3 4 8 11
14400-28400
40
20
25
3.600
30
5
8
2000
20
-
5000
20
-
50 – 100 200 200 – 300 600 – 1.200 1.200 – 2.400 2.400-4.800
KLB 2xKDB 3xKDB 4xKDB 8xKDB 9xKDB 9xKDB
Tinggi Bangunan Min Max 12 18 12 20 24 36 40 48 84
100
2xKDB 3xKDB 4xKDB 8xKDB 9xKDB
12 24 40
12 18 20 36 48
9xKDB
84
100
8xKDB
24
36
2
2xKDB
-
12
2
2xKDB
-
12
Keterangan Standar umum yang digunakan pada daerahdaerah yang sudah berkembang menjadi kawasan permukiman (perKotaan) Standar Kota dalam taman yang dikembangkan pada daerah yang masih kosong atau daerah baru untuk pengembangan kawasan perKotaan Standar pada kawasan sepanjang teluk Kendari
Standar pada kawasan Tanura Murhum untuk Villa dan Hotel
(Sumber : Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987) 2.
Peruntukkan Penggunaan Lahan
Peruntukkan penggunaan lahan di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.4 Penggunaan Lahan No.
Jenis Pemanfaatan Lahan
Jumlah Ha
(%)
A
Kawasan Terbangun
12.468.00
42.14
1
Perumahan / Permukiman
9.995.00
33.64
2
Pemerintahan
135.00
0.46
3
Pertahanan dan Keamanan
58.50
0.20
4
Pendidikan
331.00
1.12
5 6
Rumah Sakit Perdagangan dan Jasa
46.50 420.1
0.16 1.42
7
Perkantoran dan Jasa
20.5
0.07
8
Pasar
30.4
0.1
38
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI 9
KC. Rumah Mewah, Hotel dan Kantor
257
0.87
10
KC Perumahan, Bengkel, dan gudang
115.5
0.3
11
KC. Hotel & Viila
127.5
0.43
12
Pangkalan Kendaraan
10
0.03
13
Terminal
17
0.06
14
Pelabuhan Laut
101
0.34
15
Industri Logam, Kimia, Kelautan
366
1.24
16
Agroindustri
273
0.92
17
Industri Perikanan
94
0.32
18
Industri Kerajinan
27.9
0.09
19
Pergudangan
37
0.13
20
Lainnya
45.1
0.15
(Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011) B
Kawasan Tak Terbangun
17.121.00
57.86
444.1
1.5
1
Pariwisata, dan lapangan olah Raga
2
Taman Kota
35.9
0.12
3
Kebun Raya & Taman Marga Satwa
400
1.35
4
TPA
22.7
0.08
5
Kuburan
63.5
0.21
6
Tambak
192.5
0.65
7
Sawah
333
1.13
8
Budidaya Perkebunan
5.383.15
18.19
9
Budidaya Peternakan
1.138.00
3.85
10
Budidaya Tani dan Konservasi Lahan Kering
1.899.50
6.42
11
Budi daya Hutan
1.422.50
4.81
12
Hutan Kota
1.824.33
6.17
13
Hutan Lindung
3.565.82
12.05
14
Jalur Hijau
148
0.5
15
Lainnya
248
0.08
29.589.00
100
Jumlah
(Sumber : Dinas Tata Kota Kendari tahun 2011) 3.
Acuan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Berdasarkan pedoman detail tata ruang kota a.
Sempadan muka bangunan
1)
Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah di sepanjang jalan bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar daerah milik jalan (damija) dihitung dari tepi batas persil/kavling;
39
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2)
Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah tepi sungai, bilamana tidak ditentukan lain adalah:
(a)
100 m dari tepi sungai sungai besar, dan 50 m dari tepi anak sungai yang berada di luar permukiman;
(b)
10 m dari tepi sungai yang berada di kawasan permukiman;
(c)
Letak garis sempadan bangunan gedung terluar, untuk daerah pantai, bilamana tidak ditentukan lain adalah 100 meter dari garis pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan;
(d)
Letak garis sempadan bangunan gedung, untuk daerah di tepi jalan kereta api dan jaringan tegangan tinggi mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh instansi
(e)
yang berwenang;
(f)
Garis sempadan untuk bangunan yang dibangun di bawah permukaan tanah maksimum berimpit dengan garis sempadan pagar, dan tidak diperbolehkan melewati batas persil/kavling.
b.
Sempadan samping bangunan
Jarak antara bangunan gedung sebagaimana, apabila tidak ditentukan lain minimal adalah setengah tinggi bangunan gedung; Ketentuan besarnya jarak bebas bangunan gedung dapat diperbaharui dengan pertimbangan keselamatan, kesehatan, perkembangan daerah, kepentingan umum, keserasian dengan lingkungan.
c.
Garis Sempadan Sungai
Garis sempadan sungai bertanggul diukur dari sisi terluar kaki tanggul; Garis sempadang sungai bertanggual diukur dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 m.
d.
Garis Sempadan Pantai
Kabupaten merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.
40
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
4.
Kuliner Di Kota Kendari
Kota kendari dengan potensi pariwisata dan perkembangan ekonomi mengalami peningkatan di sektor jasa akomodasi yaitu dengan bertambahnya jumlah restauran dan kedai makanan tiap tahunnya, ini membuktikan bahwa minat masyarakat kota Kendari terhadap kuliner sangat diminati. Berikut data statistik restoran dan kedai makanan di beberapa kecamatan. Tabel III.5 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2012 Di Kota Kendari No
Kecamatan
Jumlah Restoran
Jumlah Kedai Makanan
1
Mandonga
19
132
2
Baruga
3
26
3
Puwatu
0
64
4
Kadia
33
119
5
Wua-Wua
0
30
6
Poasia
4
96
7
Abeli
0
509
8
Kambu
1
115
9
Kendari
4
53
10
Kendari Barat
3
86
Total
67
1230
(Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2013) Tabel III.6 Jumlah Restoran dan Kedai Makanan Tahun 2011 Di Kota Kendari
No
Kecamatan
Jumlah Restoran
Jumlah Kedai Makanan
1
Mandonga
13
129
2
Baruga
2
26
3
Puwatu
0
64
4
Kadia
33
119
5
Wua-Wua
0
19
6
Poasia
4
104
7
Abeli
0
509
8
Kambu
0
30
9
Kendari
4
52
10
Kendari Barat
3
86
59
1138
Total
(Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2012)
41
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa total jumlah restoran di kota kendari tahun 2012 sebanyak 67 restoran dan 1230 kedai makanan. Dan pada tahun 2011 sebesar 59 restoran dan 1138 kedai makanan. Tabel III.7 Klasifikasi Jenis Kuliner Di Kota Kendari Berdasarkan Laporan Penetapan SKPD/SKRD Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah Tahun 2013
No
1
Jenis Kuliner
Bakso
Nama Restoran/Rumah Makan Warung Bakso Indonesia Warung Bakso Supu Yusuf Warung Bakso Solo Rahayu Wrg. Bakso Monas Warung Bakso Tretes Wrg. Sari Laut Mas Irfan
Alamat
Jumlah Block
Jl. Kristina Martha Tiahahu Jl. Syech Yusuf Jl. D.I. Pandjaitan Jl. Buburanda
25
Jl. A. Yani
A
Jl. R. Soeprapto
Wrg. Panakukang 1 Jl. Lasandara Wrg. Panakukang 2 Jl. Lasandara 2
Sari Laut
Wrg Sari Laut Mas Abid
Wrg. Sari Laut Mas Udin
37 Jl. R. Soeprapto
Jl. Mt. Haryono
B Jl. M. Soetoyo Wrg Pendowo Wrg Aroma Bandung
3
Makanan Rumahan RM. Sanjaya
Wrg Barokah
Jl. Syech Yusuf
Jl. Sorumba Kel. Anaiwoi / Kec. Kadia
111
Jl. Malaka
C
42
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI No
4
Jenis Kuliner
Makanan Sederhana/Makanan Khusus
Nama Restoran/Rumah Makan Wrg Sup Ubi Dan Gado-Gado Wrg Empek-Empek Wrg. Gado-Gado Podo Teko Wrg Nasi Kuning Bayumas RM. Kopi Kita
5
6
7
8
9
10
11
Café
Makanan Tradisional
Minuman
Coto
Sate
Sop
Wrg. Kopi Daeng Situru Wrg Kopi Anto II
Usaha Waralaba
Jl. Abd. Hamid Jl. A. Yani Jl. Abunawas
Jl. Sao-Sao
15
Jl. Saranani Jl. By Pass
RM. Medulu
Jl. Lawata
Wrg Es Kelapa Muda
Jl. By Pass
Wrg Es Teler Fajar Wrg Es Teler Panaikang Wrg. Coto Jeneberang Cab. Raha Wrg. Coto Makassar
Jl. Kendari Beach
D 4 C 10
Jl. Kendari Beach
D
Jl. Buburanda Jl. A. Yani
Wrg. Coto Konawe Wrg. Sate Ayam Kambing Wrg. Kedai Sate Sarina Tipulu Wrg. Sop Sodara
Jl. A. Yani No. 125 Jl. A. Yani
Wrg. Sop Kikil
Jl. By Pass
Wrg. Pangsit Sekaten
Jl. Mt. Haryono Jl. Mt. Haryono Kel. Lalolara / Kec. Kambu Jl. Mt. Haryono ( Komp.Lippo Plaza)
Rest. Papa Rons Jumlah
D
Jl. Abunawas Kel. Bende / Kec. Kadia
RM. Aroma Kendari
Rest. Mokko Donat Rest. KFC Mt. Haryono
21
Jl. Imam Bonjol
Jl. A. Yani
Mie Pangsit
Jumlah Block
Restoran Excelso Café
RM. Pangsit 88
12
Alamat
22
Jl. S. Parman
A
Jl. A. Yani 2 A 10 A 7 A
9
Jl. Mt. Haryono Jl. Antero Hamra
ACD 273
43
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan tabel di atas, jenis kuliner dibagi empat block, yaitu: a)
Block A (Kelompok makanan dengan bahan dasar daging) :
(1)
Bakso,
(2)
Coto,
(3)
Sate,
(4)
Sop
(5)
Mie pangsit
(6)
Usaha waralaba
b)
Block B (Kelompok makanan dengan bahan dasar ikan)
(1)
Sari Laut
c)
Block C (Kelompok makanan dengan segala macam masakan rumah)
(1)
Makanan rumahan
(2)
Usaha waralaba
(3)
Makanan tradisional
d)
Block D (Kelompok makanan dan minuman kecil/ringan atau snack)
(1)
Makanan Sederhana
(2)
Minuman
(3)
Café
(4)
Usaha waralaba
Tabel III.8 Klasifikasi Jenis Kuliner Berdasarkan Kriteria Warung Makan, Rumah Makan, Dan Restoran.
No
1
Block
A
Jenis Kuliner
Warung Makan (Kecil)
Bakso
16
Coto
22
Sop
Kategori Rumah Makan (Sedang) 9
Restoran (Besar)
Jumlah/Jenis Kuliner
0
25
0
0
22
8
2
0
10
Mie Pangsit
6
1
0
7
Sate Usaha Waralaba
2
0
0
2
0
0
3
3
44
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI Total 1 2
54
12
3
69
25
12
0
37
25
12
0
37
57
39
15
111
0
4
0
4
0
0
3
3
57
43
18
118
10
9
2
21
7
0
3
10
8
3
4
15
0
0
3
3
Total 4
25
12
12
49
Jumlah/ Kategori
161
79
33
273
B
Sari Laut Total 2
3
Makanan Rumahan Makanan Tradisional Usaha Waralaba
C
Total 3 4
Makanan Sederhana Minuman
D
Café Usaha Waralaba
Berdasarkan Tabel III. 7, jumlah kategori warung makan adalah sebesar 161 unit, jumlah kategori rumah makan sebesar 79 unit dan kategori restoran sebesar 33 unit, dengan total keseluruhan sebesar 273 unit. Tabel III.9 Perhitungan jumlah unit lapak jualan yang diwadahi.
Total Keseluruhan Lapak Jualan
35
Block
Kategori
Jumlah
50 % dari total kategori yang akan diwadahi
1
A
Warung makan Rumah makan Restoran Warung makan Rumah makan
54 12 3 25 12
27 6 2 13 6
2
B
C
0 57 43 18 25 12
0 29 22 9 13 6
19
3
Restoran Warung makan Rumah makan Restoran Warung makan Rumah makan
4
D
12
6
25
No
Restoran Total
59
137
45
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah lapak jualan yang disediakan pada blok A sebesar 35 unit, blok B sebesar 19 unit, blok C sebesar 59 unit, blok D sebesar 25 unit.
Pada block A terdiri dari : 1)
Warung makan 27 unit
2)
Rumah makan 6 unit
3)
Restoran 2 unit
Pada block B terdiri dari : 1)
Warung makan 13 unit
2)
Rumah makan 6 unit
3)
Restoran 0 unit
Pada block C terdiri dari : 1)
Warung makan 29 unit
2)
Rumah makan 22 unit
3)
Restoran 9 unit
Pada block D terdiri dari : 1)
Warung makan 13 unit
2)
Rumah makan 6 unit
3)
Restoran 6 unit
46
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN A.
Falsafah Dasar Perancangan
1.
Sebuah kawasan dimana sebagai tempat untuk membeli berbagai jenis makanan yang variatif, enak dan menarik yang memiliki fasilitas hiburan seperti taman bermain, sambil menikmati suasana ruang publik dan juga tersedia lapak jualan bagi para pedagang untuk mengembangkan bisnis kuliner.
2.
Merupakan kawasan yang memberikan fasilitas ruang publik pada area outdoor dan konsep ruang terbuka pada bangunan sehingga terkesan menyatu antara indoor dan outdoor.
3.
Aksesnya mudah dan dekat dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat
4.
Sirkulasi di dalam dan diluar dibuat terbuka, teratur dan terarah sehingga dapat membuat para pengunjung baik yang menggunakan kendaraan maupun yang berjalan kaki dapat mengakses lokasi, berbelanja dengan nyaman, dan menikmati suasana ruang publik.
B.
Pendekatan Perancangan Makro
1.
Pendekatan Penentuan Lokasi
Tujuan analisa penentuan lokasi adalah untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan fungsi Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik, yang mewadahi aktivitas perdagangan dan jasa. Adapun kriteria dalam analisa penentuan lokasi antara lain : a.
Kesesuaian dengan zonasi Kota Kendari pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari tahun 2010-2030
b.
Kesesuaian dengan fungsi bangunan yang direncanakan, yaitu area yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa
c.
Aksesibilitas menuju lokasi kawasan seperti Tersedianya sarana transportasi umum kota untuk memudahkan pencapaian
d.
Lokasi yang tepat untuk pengembangan bisnis kuliner dan merupakan pusat kegiatan masyarakat.
47
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
e.
Sarana utilitas kota
2.
Pendekatan Penentuan Tapak/Site
Tujuan analisa penentuan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi site yang sesuai dengan fungsi kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik kota. Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan site/tapak adalah sebagai berikut : a.
Tapak/site yang cukup luas untuk memungkinkan pembangunan dengan fasilitas ruang publik
b.
Fasilitas penunjang yang terdapat disekitar tapak/site
c.
Pencapaian site/tapak yang mudah dengan sirkulasi yang cukup lancar
d.
Berdekatan dengan kawasan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat
e.
Tempat yang berpotensi untuk para pedagang makanan dan minuman untuk mengembangkan usaha kuliner
f.
Memiliki view yang menarik.
3.
Pendekatan Pengolahan Tapak/Site
Tujuan analisa pendekatan pengolahan tapak/site adalah untuk menentukan lokasi site yang sesuai dengan kawasan perdagangan dan jasa. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengolahan tapak/site, yaitu a.
Existing condition
Eksisting condition merupakan gambaran tentang kawasan atau kondisi tapak yang sebenarnya baik lahan ataupun perumahan disekitar tapak tersebut. b.
Batasan tapak
Batasan tapak merupakan penjelasan tentang, batasan-batasan yang terdapat di sekitar site yang meliputi sebelah utara, selatan, barat, dan timur. c.
Orientasi
Kawasan pusat kuliner sebagai ruang publik merupakan bangunan yang bersifat publik, dalam penataan orientasi bangunan ditinjau berdasarkan arah mata angin, matahari, dan view.
48
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Arah angin
Arah angin merupakan elemen yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penunjang penghawaan alami di dalam tapak, sehingga dapat disesuaikan dengan perancangan dan penataan ruang dalam tapak. 2)
Matahari
Matahari merupakan elemen yang memberikan pengaruh terhadap suhu dalam tapak, dan juga pada pencahayaan alami dalam tapak. Dengan itensitas matahari yang cukup maka kenyaman thermal dan visual dapat teratasi dengan baik, salah satu solusi untuk mengurangi panas matahari dalam ruang bangunan adalah dengan membuat sunscreen pada bangunan yang dapat diaplikasikan dalam bentuk design yang menarik, dan memberikan tanaman peneduh atau bangunan semi permanen pada ruang luar bangunan. 3)
View
Sudut pandang dari kawasan pusat kuliner ini sebaiknya dapat menarik para pengunjung untuk memasuki area tersebut. Selain itu, dengan design fasad dan lansekap yang menarik dapat membuat masyarakat tertarik untuk berada di area tersebut. Untuk para pengunjung yang berada dalam bangunan dengan konsep ruang terbuka dapat memberikan suasana yang menyatu dengan ruang luar sehingga memberikan perasaan lapang terhadap kawasan. d.
Pencapaian ke Dalam Tapak
Pencapaian ke dalam tapak pada dasarnya terbagi dua macam yaitu, main entrance dan side entrance, kedua hal tersebut didasarkan atas pertimbangan terhadap: 1)
Kepadatan lalu lintas
2)
Kemudahan dalam pencapaian
3)
Pola sirkulasi
4)
Pertimbangan arah arus masyarakat terbesar dilihat dari sirkulasi pada tapak
Sesuai dengan arah pencapaian utama, maka orientasi bangunan adalah pada jalan utama, dengan pertimbangan pencapaian menuju jalan utama paling mudah.
49
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
a)
Pencapaian utama main entrance
Persyaratan pencapaian utama, antara lain : (1)
Kemungkinan arah pengunjung terbesar
(2)
Mempunyai titik tangkap yang jelas
(3)
Mudah dicapai dari segala arah
Kriteria pencapaian utama adalah : (a)
Mempunyai titik tangkap yang jelas
(b)
Mudah dicapai dan tidak menggangu arus lalu lintas
(c)
Aman bagi pemakai
b)
Pencapaian samping side entrance sebagai jalan para pengelola, dan kendaraan yang membawa barang-barang keperluan.
Kriteria pencapaian samping adalah : (1)
Tidak menimbulkan kemacetan
(2)
Aman dan mudah dalam pengontrolan
(3)
Agak terlindung
Penempatan Main Entrance pintu masuk ataupun pintu keluar dengan memperhatikan jarak pisah antara pedestrian ( boulevard) untuk memudahkan pencapaian kendaraan dari arah yang berlawanan dengan tapak. e.
Kebisingan
Kebisingan pada tapak disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebisingan akibat arus lalu lintas kendaraan dan kebisingan akibat aktivitas di sekitar tapak. Untuk mereduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu lintas kendaraan, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : (1)
Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak menghalangi view ke dalam dan ke luar bangunan.
50
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(2)
Penambahan elemen air pada bagian tapak yang berdekatan dengan kebisingan.
(3)
Perletakkan bangunan dengan memberikan jarak antara bangunan dengan sumber kebisingan.
Sedangkan untuk mengatasi kebisingan dari dalam tapak agar tidak menggangu aktivitas lain di luar tapak dapat dilakukan dengan penataan lanskape dan penggunaan material peredam bising pada bangunan. f.
Sirkulasi Dalam Tapak
Sirkulasi di dalam tapak menjadi pertimbangan dalam perancangan. Selain sebagai bagian penting dalam mendesign jalur, arah, dan kenyamanan dalam aktivitas di dalam bangunan, tetapi juga untuk memperlancar proses jual beli di dalam kawasan pusat kuliner. Pengaturan sirkulasi dalam tapak memiliki beberapa pola konfigurasi jalur yang dapat digunakan dalam perencanaan kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari. Pola sirkulasi konfigurasi jalur terdiri dari : 1.
Linear
Gambar IV.1 Konfigurasi Jalur Linear (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.2 Konfigurasi Jalur Linear Pada Denah (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
51
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Karakter : a)
Bersifat dinamis
b)
Pola sirkulasi yang umum digunakan
c)
Menjadi unsur perorganisir deretan ruang/fungsi
d)
Kaku
2.
Radial
Gambar IV.3 Konfigurasi Jalur Radial (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.4 Konfigurasi Jalur Radial Pada Bangunan (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga) Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linear yang memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat bersama. Pola ini sering digunakan pada bangunan monumental. 3.
Spiral
Pola sirkulasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus, yang berasal dari titik pusat, bergerak melingkar dan semakin lama semakin menjauh.
52
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.5 Konfigurasi Jalur Spiral (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
Gambar IV.6 Konfigurasi Jalur Spiral Pada Candi (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga) 4.
Grid
Sebuah konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada interval-interval reguler dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
Gambar IV.7 Konfigurasi Jalur Grid (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
53
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.8 Konfigurasi Jalur Grid Pada Bangunan Rumah Sakit (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga) 5.
Jaringan
Sebuah konfigurasi jaringan terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik yang terbentuk di dalam ruang.
Gambar IV.9 Konfigurasi Jalur Jaringan (Sumber : Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan,Edisi ke tiga)
6.
Komposit
Pola sirkulasi komposit merupakan penggabungan antara beberapa pola sirkulasi di atas. Pola ini sering digunakan pada bagian-bagian bangunan yang penting, hal ini bertujuan agar memberikan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristrahat dan melakukan orientasi ulang.
Sistem sirkulasi pada tapak didasarkan pada tapak didasarkan atas pertimbangan: 54
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
a)
Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site
b)
Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju ke dalam bangunan
c)
Perletakan main entrance, side entrance dan service entrance.
d)
Kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan sirkulasi
e)
Pencapaian beberapa fungsi yang ada dalam bangunan
f)
Karakter dan kondisi lingkungan
Sirkulasi pada tapak dibagi tuga bagian, dengan dasar pertimbangan yakni: (1)
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan : (a)
Menghindari persilangan (crosing) antara sirkulasi kendaraan dan manusia
(b)
Pencapaian dari dan ke tempat parkir mudah dan lancar
(c)
Luasan sirkulasi kendaraan yang memenuhi standar agar mendukung kelancaran pergerakkan kendaraan.
(2)
Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia didasarkan atas pertimbangan : (a)
Mempunyai luasan yang cukup dan pembagian sirkulasi yang merata
(b)
Sirkulasi yang memberikan suasana lega, aman dan mempunyai arah yang tegas ke setiap area dalam tapak
(c)
Tidak terjadi persilangan dengan kelompok sirkulasi yang lain.
(3)
Sirkulasi kendaraan service
(a)
Kelancaran arus keluar masuk barang
(b)
Posisi area bongkar muat yang strategis
(c)
Terpisah dari jalur pengunjung
Jenis-jenis sirkulasi digolongkan dalam dua macam jenis dasar, yaitu:
55
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal merupakan sirkulasi yang arah pergerakannya pada satu area secara horizontal, seperti sebuah jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai di dalam bangunan. Sirkulasi horizontal dalam bangunan hanya boleh mencapai presentasi kemiringan tidak boleh lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan konveyor. 2)
Sirkulasi Vertikal
a.
Tangga
Tangga merupakan salah satu jalur penghubung atau vertical line dari suatu bangunan berlantai banyak. Penggunaan tangga sebagai penghubung lantai ke lantai dianggap tidak efektif tidak lebih dari 3 lantai, oleh karena itu pada bangunan berlantai banyak umumnya tangga diletakkan berdekatan dengan lift (elevator). b.
Ramp
Ramp merupakan salah satu alat transportasi vertikal berupa tanjakan/turunan pada kemiringan tertentu. Ramp ini biasanya digunakan sebagai jalur khusus untuk penyandang cacat dan untuk sirkulasi kendaraan di basement. Pendekatan pencapaian untuk memperoleh arahan penentuan pintu masuk dan keluar. Segi pencapaian ini disamping dipengrauhi oleh letak zone penerima, juga dipengaruhi oleh letak zone penerima, juga dipengaruhi kesan yang ingin disampaikan oleh bangunan terutama dari segi kemudahan, view atau tingkat aktivitas.
1)
Main Entrance
Pencapaian umum bagi para pengunjung yang difungsikan sebagai jalan masuk dari luar ke dalam tapak. Persyaratan main entrance adalah :
56
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
a)
Kemungkinan arah masuk terbesar
b)
Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan
c)
Kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya
d)
Berpotensi menarik pengunjung
2)
Side Entrance
Side entrance merupakan alternatif pencapaian begi pengunjung yang difungsikan sebagai jalan dari dalam keluar site. Penentuan side entrance dipertimbangkan agar : a)
Kejelasan dan kemudahan arus masuk dan keluar
b)
Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site
c)
Memudahkan pengawasan (Segi keamanan)
3) Service Entrance Merupakan alternatif pencapaian bagi sirkulasi kegiatan servis, seperti kegiatan servis, sepeti kegiatan pelayanan servis bangunan yang hanya digunakan secara berkala atau sampai pada saat tertentu.
g.
Jaringan Utilitas Kota
Jaringan utilitas kota merupakan faktor penting dalam perancangan suatu kawasan karena dapat mendukung sistem penyediaan air bersih, pengamanan bangunan, dan tersedianya jaringan listrik. h.
Penzoningan
Penzoningan suatu perancangan bertujuan untuk mendapatkan pengelompokkan dalam perancangan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik. Pertimbangan pengelompokkan pada tapak/site berdasarkan: 1)
Fungsi-fungsi bangunan
2)
Kebutuhan ruang
3)
Jenis Aktivitas
57
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
4)
Sistem pencapaian dan Sirkulasi
Tapak secara horizontal dibagi dalam tiga zone yaitu: 1)
Zone publik
2)
Zone semi publik
3)
Zone privat
C.
PENDEKATAN PERANCANGAN MIKRO
1.
Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
a.
Kebutuhan Ruang
Pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1)
Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan pokok yang terjadi adalah kegiatan jual beli antara para pedagang dengan pengunjung yang sedang berwisata kuliner, dan kegiatan penunjang lainnya. 2)
Jenis perabot dan peralatan
Kegiatan yang terjadi di dalam kawasan Pusat Kuliner memiliki jenis perabot dan peralatan yang berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi perancangan ruang dalam dan penentuan kebutuhan ruang. 3)
Hubungan Fungsional Antar Kegiatan Dalam Bangunan
Adapun pengelompokkan kegiatan pada kawasan Pusat kuliner dapat dibagi sebagai berikut: a)
Kelompok Kegiatan utama
Kelompok kegiatan utama dilakukan oleh pihak pengunjung dan penyewa bangunan seperti para PKL, pemilik restoran, perusahaan waralaba yang ingin mengembangkan
usahanya
pada
kawasan
Pusat
Kuliner.
Berdasarkan
pengelompokkan kegiatan utama maka dapat ditentukan kebutuhan ruang, jumlah, dan besaran ruang dalam perancangan kawasan Pusat Kuliner.
58
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b)
Kelompok kegiatan pelengkap
Kelompok dengan kategori kegiatan pelengkap selain kegiatan perdagangan, makan dan minum adalah kegiatan bermain, ngobrol, bersantai, berkumpulnya suatu komunitas juga beberapa kegiatan lainnya yang terjadi pada kawasan ruang publik yang bersifat terbuka untuk umum. c)
Kelompok kegiatan penunjang
Kelompok dengan kategori kegiatan penunjang adalah yang berhubungan langsung dengan proses kegiatan utama seperti kegiatan pembayaran dengan sistem manajemen kasir terpusat, kegiatan distribusi bahan ke dalam kawasan, kebersihan, dan lain sebagainya. Kegiatan penunjang ini dimaksudkan untuk mempermudah para pelaku kegiatan dalam kawasan Pusat Kuliner. d)
Kelompok kegiatan publik/umum
Pengelompokkan kegiatan publik/umum didasarkan atas kebiasaan para pengunjung dan pelaku kegiatan lainnya seperti untuk mewadahi kegiatan mencuci tangan para penjaja makanan maka disediakan fasilitas berupa tempat khusus untuk mencuci tangan. Inti dari pengelompokkan kegiatan publik/umum adalah memberikan pelayanan bagi para pelaku kegiatan didalamnya.
e)
Kelompok kegiatan servis
Bentuk kegiatan servis/pelayanan dalam tapak maupun dalam bangunan dapat berupa kegiatan perawatan bangunan, mengawasi dan mengontrol sistem, menjaga keamanan dan kenyamanan para pelaku kegiatan di dalamnya. Berdasarkan pada dasar pertimbangan di atas maka fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pada kawasan Pusat Kuliner adalah : (1)
Fasilitas kegiatan utama
(a)
Kios jualan dalam gedung
(b)
Restoran (indoor dan outdoor)
59
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(2)
Fasilitas kegiatan pelengkap
(a)
Ruang publik
(b)
Taman bermain
(c)
Ruang terbuka hijau
(d)
Ruang komunitas
(3)
Fasilitas kegiatan penunjang
(a)
Fasilitas pembayaran terpusat
(b)
Ruang khusus distribusi barang
(c)
Ruang pengelola
(d)
Ruang perlengkapan
(e)
Minimarket
(4)
Fasilitas kegiatan servis
(a)
Ruang kontrol
(b)
Ruang keamanan
(c)
Ruang mekanikal elektrikal
(d)
Reservoir
b.
Besaran Ruang
Penentuan besaran ruang dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan yang bertujuan untuk memudahkan pendekatan besaran ruang, antara lain : 1)
Memperhatikan ruang gerak para pelaku kegiatan
2)
Memungkinkan kemudahan pencapaian dan sirkulasi yang lancar
3)
Memperhatikan dimensi dan bentuk perabot dan perlengkapan lainnya di dalam ruang dalam
4)
Modul ruang
60
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2.
Pendekatan Pola Hubungan Ruang
Pendekatan pola hubungan ruang dipengaruhi oleh aktivitas yang terjadi di dalam kawasan. Selain itu, juga bertujuan untuk memperlancar sirkulasi sehingga lebih efektif dan efisien. Penentuan pola hubungan ruang berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: a.
Fungsi ruang
b.
Sirkulasi
c.
Pencapaian
d.
Pengelompokkan ruang
e.
Segi fleksibilitas ruang
D.
Pendekatan Fisik dan Perlengkapan bangunan
1.
Pendekatan bentuk dasar ruang
Perancangan bentuk dasar ruang dapat diperoleh dengan mempertimbangan beberapa hal, yaitu: a.
Pola kegiatan
b.
Pola pengguna ruang
c.
Kesan ruang bagi pemakai
d.
Fungsi ruang
e.
Pola sirkulasi
f.
Estetika ruang
Untuk mendapatkan bentuk dasar ruang secara detail dapat menggunakan beberapa pertimbangan berikut ini: a.
Potensi peerletakkan ruang
b.
Orientasi bangunan
c.
Fleksibilitas ruang
d.
Aktivitas pengguna ruang
e.
Perletakkan perabot
f.
Faktor estetika
61
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
g.
Kombinasi bentuk dasar lainnya
2.
Pendekatan bentuk peruangan
Terdapat dua jenis bentuk peruangan, yaitu peruangan terbuka dan peruangan tertutup. Dengan jenis peruangan maka bentuk peruangan dapat diterapkan pada bangunan, melalui pertimbangan sebagai berikut: a.
Karakter masing-masing kegiatan dalam ruang
b.
Fleksibilitas terhadap fungsi
c.
Efisiensi biaya dan waktu pelaksanaan
Karakteristik bentuk peruangan terbuka yaitu: 1)
Mempertinggi fleksibilitas ruang
2)
Mempermudah komunikasi dan pengawasan langsung
3)
Menekan biaya dan waktu pelaksanaan
4)
Pemanfaatan energi secara maksimal
Karakteristik bentuk peruangan tertutup yaitu: a)
Fleksibilitas ruang batas
b)
Menyulitkan komunikasi dan pengawasan langsung
c)
Biaya dan waktu pelaksanaan konstruksi lebih besar
d)
Membuat tingkat privacy (ketenangan dan keamanan pribadi) yang lebih tinggi bagi pemakai ruang.
3.
Pendekatan Luas Lahan
Dalam penentuan luas lantai selain mengikuti peraturan di atas, juga mempertimbangan beberapa faktor, yaitu: 1)
Luas lantai dasar, selain mengikuti peraturan diatas juga memperhatikan kepentingan fungsi dan jenis aktivitas yang akan diwadahi.
2)
Luas lantai tipikal, luas ini berdasarkan kebutuhan fungsi Pusat Kuliner, kebutuhan ruang, fungsi ruang, dan besaran ruang.
62
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
3)
Daya dukung tanah, untuk menentukan kemampuan tanah dalam menopang tinggi dan luas bangunan.
Adapun peruntukkan fungsi di tiap lantai ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: a)
Sifat kegiatan, untuk kawasan Pusat Kuliner ditentukan berdasarkan proses dalam jenis kegiatan dan penataan yang sesuai untuk ditempatkan di tiap lantai.
b)
Jumlah dan kebiasaan para pengunjung dan para pelaku kegiatan lainnya.
Penentuan luas lahan terbangun dan lahan tidak terbangun
berdasarkan
Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987.
4.
Pendekatan ruang dalam
Ruang dalam bangunan (interior) bertujuan untuk menambah keterkaitan ruang dengan aktivitas yang akan diwadahi, yaitu dengan menyesuaikan ruang dalam dengan fungsi bangunan tersebut. Selain itu untuk mengetahui bagaimana penataan perabot dan perlengkapan, bagaimana mengontrol itensitas pencahayaan, penghawaan, kebisingan, sirkulasi, keamanan, keselamatan serta kenyamanan di dalam ruang dalam sehingga dapat menunjang aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. Dalam pemilihan material interior yang digunakan perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a.
Fungsi
Material yang dipilih sesuai dengan fungsi ruang dan konsep desain yang ingin ditampilkan b.
Efisiensi
Penggunaan material yang efisien sehingga tidak memerlukan pemeliharan yang cukup memakan waktu dan relatif mahal.
63
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
c.
Keamanan
Material yang tidak mudah rusak dan membahayakan, serta tidak mudah terbakar dan tahan lama. d.
Estetika
Warna serta bentuk material sesuai dengan fungsi ruang dan variatif dengan menggabungkan hard material dan soft material, sehingga memberikan kesan menarik dan tidak membosankan.
e.
Pemeliharaan
Diharapkan material yang digunakan mudah dalam pemeliharaan untuk jangka waktu yang lama, dan tahan terhadap iklim tropis. 5.
Pendekatan Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk dasar bangunan dalam perancangan kawasan pusat kuliner dengan konsep ruang terbuka maka dibuat dengan karakter menarik, variatif, dan tidak kaku. Pendekatan bentuk dasar bangunan dihasilkan berdasarkan penataan lansekap kawasan Pusat Kuliner dengan menggunakan beberapa pertimbangan yaitu: a.
Kesesuaian dengan bentuk lahan
b.
Orientasi tapak
c.
Kesan yang ditimbulkan sesuai dengan fungsi bangunan
d.
flesibilitas ruang
e.
Faktor estetika
f.
Perabotan dan perlengkapan
g.
Kombinasi bentuk dasar lainnya.
64
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Tabel IV.1 Macam-macam bentuk dasar
a. Lingkaran Sebuah bidang yang melengkung di setiap titik yang memiliki jarak yang sama dari sebuah titik pusat di dalam pusat tersebut. Lingkaran merupakan sebuah figure yang memusat, intervert, yang normalnya adalah stabil. Bentuk lingkaran sangat dinamis, tidak kaku, dan bila diaplikasikan pada ruang akan membuat ruang menjadi bersih, dan lebih fungsional. b. Segitiga Sebuah figur bidang yang di tutup oleh tiga sisi dan memiliki tiga buah sudut. Bentuk segitiga bersifat kaku, formal, futuristic, modern, dan unik. c. Bujur sangkar Sebuah figure bidang yang memiliki empat sisi yang sama panjangnya dan empat sudut yang tegak lurus. Bentuk bujur sangkar bersifat modern, luas, dan kaku.
(Sumber :Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi Ke tiga)
6.
Pendekatan Sistem Struktur
Pemilihan sistem struktur berdasarkan beberapa pertimbangan seperti yang diuraikan di bawah ini, yaitu: a.
Penyesuaian dengan bentuk bangunan yang diinginkan
b.
Kondisi tanah, berpengaruh terhadap subs struktur bangunan
c.
Fungsi ruang dalam bangunan
Adapun pertimbangan dari segi keamanan dalam menentukan perancangan Pusat Kuliner adalah sebagai berikut:
Bahaya kebakaran Sesuai dengan tuntutan persyaratan bangunan terhadap bahaya kebakaran maka, suatu konstruksi tidak lepas dari hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1)
Ketahanan struktur selam dua jam dengan menggunakan bahan-bahan tahan api yang tidak terbakar dan mengahasilkan uap. 65
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2)
Pembatasan penjalaran api
3)
Sistem peringatan dini terhadap api dan asap yang efektif melalui smoke detector
4)
Teknologi bangunan dan peralatan
5)
service engineering
6)
Itensitas lahan
Berdasarkan beberapa faktor yang diuraikan diatas maka kriteria-kriteria penentu bentuk struktur yang digunakan adalah sebagai berikut: a)
Faktor fungsi bangunan, diaplikasikan dalam mencapai bentuk ruang sesuai dengan fungsi dan konsep yang ingin dicapai.
b)
Faktor alam, dimana keadaan fisik lahan berupa daya dukung tanah, ketinggian air tanah dan sebagainya.
c)
Faktor teknis, dimana struktur harus kokoh, stabil, kaku dan aman.
d)
Faktor estetis, penyelesaian sistem struktur dipadukan dengan tampilan arsitektur yang berpengaruh pada penampilan bangunan.
e)
Faktor ekonomis, dimana berpengaruh terhadap sistem pelaksanaan dan pemeliharaan.
f)
Material, dimana material yang digunakan harus awet, tahan api, tahan air dan tahan pencemaran.
Secara spesifisik, penentuan sistem struktural didasarkan atas pertimbangan: (1)
Dapat mewujudkan ekspresi bangunan/penampilan bangunan.
(2)
Kondisi tapak/lahan meliputi daya dukung tanah, ketinggian air tanah, ketahanan struktur dan pengaruh alam dan bahaya kebakaran.
(3)
Mendukung fungsi dan enviromental ruang.
(4)
Tuntutan terhadap fleksibilitas.
(5)
Perawatan masa yang akan datang
(6)
Kemudahan pelaksanaan dan pencapaian teknologi dalam penerapannya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka alternatif pemakaian sistem struktur dan material adalah sebagai berikut:
66
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(a)
Modul
Merupakan ukuran terkecil yang digunakan untuk menentukan dimensi ruang dan komponen-komponen ruang dalam bentuk kelipatannya. Dasar pertimbangan dalam pemilihan modul : 1)) Kegiatan utama bangunan, termasuk di dalamnya ruang gerak manusia serta perabot/peralatan. 2)) Sistem struktur dan konstruksi yang dijalankan. 3)) Dimensi bahan bangunan dan perlengkapan lainnya Kriteria pemilihan sistem modul, sebagai berikut: a)) Efisiensi gerak manusia b)) Efisiensi material c)) Lay out dan peralatan /equipment d)) Sistem struktur dan konstruksi Penentuan modul didasarkan pada: 1)
Modul dasar
Modul yang digunakan didasarkan pada ukuran tubuh manusia dari area gerak tubuh. Untuk mendapatkan besarnya terlebih dahulu diketahui unit dasar (unit terkecil), kemudian ditetapkan dimensinya yang dapat diwakili. 2)
Modul fungsi
Modul ruang yang didasarkan pada fungsi yang direncanakan. Terlebih dahulu diketahui unit fungsi lalu ditetapkan dimensi yang diwakili. Dari unit terkecil 30cm merupakan kelipatan terkecil yang menjadi interval dari besaran 60 cm, 90 cm, dan 120 cm.
67
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
3)
Modul perancangan
Merupakan kelipatan modul fungsi dimana harga dasarnya ditetapkan dengan sistem saruan (meter), bentuk kelipatan biasa mencapai 0.9 m, 0.8 m, 2,7 m, 3.6 m dan seterusnya. Modul perancangan terbagi atas: a)
Modul horizontal
Merupakan kelipatan dari modul fungsi 30 cm. Jika suatu pekerjaan membutuhkan area 1.0 x 1.80 m, maka kelipatan selanjutnya yang dapat digunakan adalah 3.60, 7.20 dan 9.00. Faktor-faktor yang menentukan modul horizontal adalah aktivitas efektif, perabot, sirkulasi, dimensi standar bahan bangunan (fabrikasi), struktur, modul manusia dan modul fungsi. Pengolahan modul secara horizontal biasanya struktur grid, radial atau kombinasinya secara tegak lurus dan dengan sudut tertentu. Panjang bentangan bervariasi yaitu 360 atau kelipatannya. b)
Modul vertikal
Dengan standar tinggi pintu antara 2.00-2.10 m dan tinggi ambang bawah adalah 74-80 cm, maka didapatkan 40 cm sebagai interval terbesar. Maka dapat diambil nilai 4 m sebagai modul vertikal. c)
Modul material
Modul material yang digunakan diambil dari kelipatan modul fungsi yaitu 30 cm, 60 cm, 90 cm, dan 120 cm. (b)
Subs struktur
Dasar pertimbangan pemilihan sub struktur adalah: 1)
Kekuatan daya dukung tanah
2)
Mampu menetralisir beban dari super struktur
3)
Mampu mendukung beban setiap struktur
68
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
4)
Pertimbangan ekonomis dalam pelaksanaan pembangunan.
Sub struktur (fondasi) bangunan dapat dibedakan menurut bahan yang dipergunakan dalam pembuatannya. Biasanya bahan bangunan terkait erat dengan bentuk pondasi, seperti konstruksi kayu untuk pondasi rumah panggung atau tiang pancang, batu kali, batu bata, atau beton berbatu untuk fondasi jalur, beton bertulang untuk fondasi setempat, pelat beton bertulang, tiang pancang atau pemboran dan baja untuk tiang pancang.
Gambar IV.10 Subs struktur. (a) Fondasi memanjang (b) Fondasi telapak (c) Fondasi rakit (d) Fondasi sumuran (e) Fondasi Tiang (Sumber :Teknik Pondasi 1 edisi Ke 2) (c)
Super Struktur
Dasar pertimbangan pemilihan super struktur adalah : 1.
Sesuai dengan bentuk bangunan yang diinginkan
2.
Perawatan dan pekerjaan mudah dilaksanakan
3.
Ekonomis
4.
Pertimbangan perletakkan peralatan mekanikal
5.
Ketahanan terhadap beban dalam bangun
Terdapat beberapa jenis sistem super struktur, yaitu terdiri dari:
69
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1.
Dinding penduduk sejajar (Gbr a) (parallel bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang dipraktekkan oleh bidang sendiri, sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Sistem dinding sejajar ini terutama digunakan untuk bangunan apartemen yang tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan struktur inti. 2.
Inti dan pendukung fasade (Gbr b) (Core and Fasade bearing walls)
Unsur bidang vertikal membentuk ruang luar yang mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka. Yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan. 3.
Boks berdiri sendiri (Gbr c) (Self supporting boxes)
Boks merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung pada G 3.1.a apabila diletakkan di suatu tempat dan digabung dengan unit lainnya. Dalam contoh tersebut boks-boks ini ditumpukkan seperti bata dengan pola English Bond sehingga terjadi susunan balok dinding berselangseling. 4.
Plat terkantilever (Gbr d) (Cantilevered slab)
Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan sebuag ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Besi akan banyak diperlukan, terutama pabila proyeksi plat adalah besar. kekakuan
pelat
dapat
ditingkatkan
dengan
menggunakan
teknik-teknik
praktekkan.
70
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.11 Super struktur. 1. Dinding penduduk sejajar, 2. Inti dan dinding pendukung, 3. Boks berdiri sendiri, 4. Plat Kantilever. (Sumber :Bahan mata kuliah SKB III) 5.
Plat rata (Gbr 3. e) (Flat Slab)
Sistem bidang horizontal pada umumnya terdiri plat lantai beton tebal rata yang ditumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat dan atau kepala pada bagian atas kolom, maka sistem ini dikatakan sebagai sistem plat rata. Pada sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum. 6.
Interspasial (Gbr 3. f) (interspasial)
Struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diadakan pada setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. 7.
Gantung (Gbr g ) (Suspension)
Sistem ini memungkinkan penggunaan bahan secara efisien dengan menggunakan penggantung sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Kekuatan unsur tekan harus dikurangi karena adanya bahaya bahu teku, berbeda dengan unsur tarik, yang dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal. Kabel-kabel ini meneruskan beban gravitasi ke rangka dibagian atas yang terkantilever dari inti pusat.
71
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.12 Super struktur. 5. Plat rata, 6. Interspasial, 7. Gantung. (Sumber :Bahan mata kuliah SKB III) 8.
Rangka Selang-seling (Gbr h) ( staggered truss)
Rangka tinggi selantai disusun sedemikian rupa sehingga setiap lantai bangunan melimpahkan dibagian atas di suatu rangka dan dibawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka angka mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan dengan cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui balokbalok dan plat lantai. 9.
Rangka kaku (Gbr i) (rigid frame)
Sambungan kaku digunakan antar susunan unsur linear untuk membentuk bidang vertikal dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari balok dan kolom, biasanya pada grid persegi. Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri dari balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.
10.
Rangka kaku dan inti (Gbr j) (rigid frame and core)
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral. Terutama memlalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (Drift) lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
72
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
11.
Rangka trussed (Gbr k) (trussed frame)
Gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal akan memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan struktur dapat berdasarkan penggunaan rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku dan inti.
Gambar IV.13 Super struktur. 8. Staggered truss, 9. Rangka Kaku, 10. Inti dan Rangka kaku, 11. Rangka trussed (Trussed frame) (Sumber :Bahan mata kuliah SKB III) 12.
Rangka Belt-trussed dan inti (Gbr l) (belt trussed frame and core)
Belt-trussed mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cup trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, belt trussing apabila berada di bagian bawahnya. 13.
Tabung dalam tabung (Gbr m) (tube in tube)
Kolom dan balok eksterior ditempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan untuk jendela. Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung yang terkantilever dari tanah. Inti interior (tabung). Meningkatkan kekakuan bangunan dengan ikut memikul beban bersama kolomkolom fasade. 14.
Kumpulan tabung (Gbr n) (bunled tub)
Sistem kumpulan tabung dapat digambarkan sebagai suatu himpunan tabungtabung terpisah yang membentuk tabung multise. Pada sistem ini kekakuan bertambah. Sistem ini memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling tinggi.
73
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.14 Super struktur. 12. Rangka belt trussed, 13. Tabung dalam tabung, 14. Tabung majemuk (Sumber :Bahan mata kuliah SKB III) d)
Upper Struktur
Dasar pertimbangan upper struktur, yakni: 1.
Faktor iklim dan cuaca
2.
Beban vertikal termasuk beban angin dan gempa
3.
Beban horizontal termasuk beban angin dan gempa
4.
Pertimbangan ekonomis, mudah dalam pelaksanaan dan perawatan
5.
Bentuk bangunan
Terdapat beberapa jenis upper struktur yang dapat digunakan dalam menentukan konstruksi upper struktur yang sesuai dengan bentuk, bahan, dan konsep perancangan. 1.
Struktur Plat Lipat (Folded Plate Structure) Struktur plat lipat sebagai salah satu alternatif struktur permukaan yang
merupakan pengembangan dari bentuk plat datar, dimana efisiensi struktur dari bentuk plat datar dapat lebih dioptimalkan dengan membentuk rusuk-rusuk pada plat tersebut dengan jalan memberi tekukan-tekukan dalam bentuk lipatan yang teratur pada daerah-daerah tertentu dipermukaan plat.
74
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Bentuk Dasar Plat Lipat 1)
Plat lipat rangka
2)
Gambar IV.15 Plat Lipat Rangka (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) Plat lipat bidang
Gambar IV.16 Plat Lipat Bidang Membentuk Bidang (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) Adapun plat lipat tersebut dapat dibentuk dari beberapa jenis material, seperti : a)
Dari bahan logam (seng, aluminium, baja dan lainnya),
b)
Dari bahan sintesis (plastik, fiber glass, acrylic, dan lain-lain),
c)
Dari bentuk beton (beton bertulang, ferro cement) dan lain-lain.
2.
Struktur Kabel dan Jaring
Setelah ditemukan kabel baja tegangan tinggi sebagai gantungan pada konstruksi jembatan yaitu struktur kabel dua dimensi (letak kabel pada bidang datar)., selanjutnya berkembang menjadi struktur atap gantung ruang. penutuonya adalah membran (bahan ringan, kuat, dan tahan cuaca diantaranya fiber glass, acrylic, dan sebagainya yang dipasang diantara jala-jala (jaring) dari kabel mutu tinggi.
75
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Analogi dari struktur kabel dan jaring adalah jaring laba-laba sebagai contoh biomorfik yang merupakan permukaan bidang (dua dimensi) serta mempunyai perubahan bentuk (deformasi) yang elastis.
Gambar IV.17 Beberapa Konfigurasi Struktur Kabel dan Tiang (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) 3.
Struktur Pnuematis
Sepanjang sejarah gravitasi merupakan dasar stabilitas untuk struktur-struktur buatan manusia. Karena berat tetap merupakan faktor penentu yang menjamin stabilitas struktural. Hanya pada struktur membran dan struktur balon (airinflanted structure) masalah perilaku struktur menjadi terbalik. Berat mati membran yang amat tipis relatif tidak berarti dan tidak tergantung pada material kaku. Standar struktural yang biasanya menunjukkan ruang arsitektural dengan berat kolom, kekuatan balok, busur atau rangka batang, bidang dinding, lantai dan langit-langit yang erat berhubungan dengan sistem struktural bukanlah merupakan bagian struktur membran. Struktur balon melengkung sekeliling isinya tidak seperti material-material kaku melengkung untuk melawan gaya gravitasi, sedang membran tarik terbentang dalam lengkungan yang berlawanan (kebawah).
Struktur membran juga digolongkan sebagai struktur tarik. Kecendrungan alamiah udara adalah mendorong ke luar ke semua arah secara merata. Dengan meniupkan udara pada balon anak-anak adalah contoh umum untuk mengilustrasi apakah
76
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
struktur pneumatik itu dan bagaimana perilakunya. Struktur udara dan angin adalah bentuk-bentuk yang distabilkan dengan tekanan dari dalam ruang apabila membran mempunyai volume yang tertutup. Ada dua kelompok utama dari struktur pneumatis yaitu, a)
Struktur yang ditumpu udara (air-supported structure)
b)
Struktur yang digelembungkan udara (air – inflated structure)
4.
Gambar IV.18 (air – supported structure) dan (air-inflated structure) (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) Struktur Rangka Ruang (Space Frame)
Struktur rangka ruang adalah struktur rangka dari hasil pengembangan bentuk struktur rangka batang. Prinsip utama yang mendasari penggunaan batang pemikul beban ialah penyusunan elemen menjadi himpunan segitiga-segitiga membentuk sebuah komposisi lengkap yang stabil. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas struktur rangka batang tersebut dapat diperbesar dengan jalan membuat struktur rangka tersebut bekerja secara tiga dimensi atau bekerja secara meruang. Rangka batang dan ruang adalah rakitan batang-batang lurus yang disusun dalam loop-loop struktural segitiga (triangulasi). Batang struktur didesain untuk menahan gaya-gaya tarik dan tekan dengan tanpa melentur, dimana batang-batang tarik adalah lebih efisien daripada tekan karena bahaya tegangan tekuk (buckling).
Gambar IV.19 Rangka Ruang (Space Frame) (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) Pada konstruksi rangka ruang terdapat beberapa sistem sambungan yang biasa diaplikasikan dengan pertimbangan bentuk yang diinginkan serta material bahan
77
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
yang digunakan. Berikut beberapa sistem sambungan pada struktur rangka ruang (space frame), yaitu: a.
Sistem Mannesman
Menggunakan pipa-pipa bulat yang sama besar dan panjangnya. Sistem hubungan menggunakan plat pembalut pipa yang diperkuat dengan baut jepit untuk memungkinkan penyetelan arah batang yang diinginkan. Kekurangan sistem ini antara lain terbatasnya daya dukung dari sambungan pipa-pipa, selain itu terjadi momen tambahan pada sambungan, karena titik hubungannya tidak sentris (eksentris). Karena itu untuk waktu lama, sistem ini kurang tepat digunakan, maka lebih cocok untuk bangunan sementara atau scaffolding
b.
Sistem Mero
Panjang batangnya dapat bervariasi dan mempunyai ulir diujungnya, dihubungkan pada konektor berbentuk bola yang berlubang sebagai simpul sambungan. Sistem konektor bola ini menjamin kemudahan dalam pelaksanaan-pelaksanaan dilapangan. Pada setiap simpul memungkinkan untuk 18 buah batang yang saling menumpu tegak lurus, sedang struktur yang terjadi berbentuk geometris yang teratur. c.
Sistem Unistrup
Sistem ini dipakai untuk bangunan tetap, terdiri dari batang berbentuk profil U sebagai gelagar yang batang-batangnya mengarah kebanyak jurusan dan tinggi konstruksi satu meter. Simpul dibuat dari komponen plat yang dibentuk menurut arah batang yang diskrupkan padanya dan batang yang dibaut padanya.
d.
Sistem Takenaka
Panjang sistem ini dengan baja plat berpenampang bujur sangkar dan persegi panjang dihubungkan dengan baut-baut bermutu tinggi. Batang-batang pada bidang datar menerima gaya tekan, diagonal-diagonal memikul tekan dan batangbatang pada bidang bawah menerima gaya tarik.
78
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.20 Sistem Sambungan Rangka Ruang (Space Frame) (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III) 5.
Struktur Shell Tipis
Struktur shell tipis merupakan suatu pengembangan idea yang diilhami oleh prinsip-prinsip bentuk dan kekuatan organisme (sifat-sifat alam). Bentuk ruang shell kaku (Rigid Shell) yang analogi dengan bentuk organisme adalah shell dari telur, kura-kura, keong, kulit labu, tempurung kelapa dan sebagainya. Struktur ini bisa berupa permukaan yang melengkung, berbidang banyak, atau berlipat-lipat sedemikian rupa hingga geometri menjadikan gaya aksial sebagai system pemikul utama. Terdapat berbagai macam bentuk shell misalnya dome, lengkung silinder, kubah pelana, hyperboloid-parabolik, konoid dan sebagainya.
Gambar IV.21 Shell Dengan Analogi Bentuk-Bentuk Alam (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III)
79
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.22 Shell Dengan Bentuk Kubah (Dome) (Sumber :Bahan Mata Kuliah SKB III)
7. a.
Pendekatan Sistem Pengkondisian Ruang Sistem pencahayaan
Didasari atas pertimbangan : 1)
Adanya tuntutan pengkondisian cahaya dari kemungkinan pelaksanaan kegiatan pada malam hari dan pada waktu mendung,
2)
Kebutuhan pencahayaan untuk tipe ruang sesuai dengan fungsinya,
3)
Pencahayaan alami pada siang hari oleh sinar matahari dengan mengkontrol itensitas cahaya yang masuk
Penerangan dalam bangunan dapat berasal dari : a)
Pencahayaan alami
Prinsip-prinsip dasar kualitas ruang terhadap pengaruh sinar matahari, yaitu : (1)
Didasari pada pancaran sinar matahari,
(2)
Untuk cahaya langsung sebaiknya Cuma pada jam 06.30-08.00 pagi dan sore setelah jam 17.00
(3)
Orientasi ideal pada masa bangunan
(4)
Menghindari cahaya langsung dari sudut 450 pada matahari.
b)
Pencahayaan buatan
Kebutuhan akan pencahayaan buatan diprioritaskan untuk kondisi site atau bangunan pada malam hari dengan kapasitas cahaya yang disesuaikan dan dimaksimalkan untuk itu perlu diperhatikan :
80
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(1)
Perletakkan titik lampu agar tidak silau, distribusi cahaya yang merata di dalam ruangan.
(2)
Titik lampu disesuaikan agar dapat menyorot bidang atau ruang
(3)
Penggunaan daya listrik sehemat mungkin dengan cara pemakaian listrik pada saat benar-benar dibutuhkan.
b.
Sistem Penghawaan
1)
Penghawaan alamiah
Prinsip kualitas penghawaan : a)
Sirkulasi udara yang berkelanjutan
b)
Suhu udara yang relatif sejuk
c)
Kelembaban cukup
d)
Efek suasana ruang yang rekreatif
Sistem ini digunakan pada ruang-ruang service yang tidak memungkinkan untuk penghawaaan alami. Penggunaan lorong angin dan void bangunan dapat diaplikasikan untuk memasukkan udara secara alami kedalam bangunan. 2)
Penghawaan buatan
Sistem ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada pemakai bangunan, sehingga kenyamanan penggunaan dapat dipertahankan. c.
Sistem Tata Suara (Akustik)
Tata suara dalam kawasan pusat kuliner disesuaikan dengan beberapa fungsi kegiatan didalamnya. Oleh karena itu dari sistem tata suara dalam kawasan harus dipertimbangkan antara lain: 1)
Kebisingan dari luar dan dalam tapak
2)
Efek suara bagi pelaku kegiatan
3)
Peredam bunyi yang sesuai
4)
Pengaturan beberapa fungsi kegiatan.
81
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
8.
Pendekatan Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan
a.
Instalasi Listrik
Kebutuhan listrik yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga untuk pencahayaan buatan dan peralatan elektronik lainnya. Untuk itu perlu dipertimbangkan, antara lain: 1)
Keteraturan jaringan listrik yang masuk kedalam tapak
2)
Daya listrik yang dibutuhkan sesuai dengan peralatan yang digunakan
3)
Sumber-sumber yang akan digunakan, baik sumber listrik dari PLN ataupun genset.
b.
Pengadaan Air Bersih
Didekati berdasarkan kebutuhan penggunaannya dengan dasar pertimbangan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, yaitu: 1)
Berkelanjutan setiap hari untuk persediaan setiap unit bangunan/fasilitas lainnya.
2)
Tingkat kebutuhan konsumen yang dilayani dengan proyeksi pengembangannya.
3)
Pendistribusian yang merata kepada seluruh unit bangunan berdasarkan pada tingkat kebutuhan .
4)
Pemanfaatan air bersih untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
Berdasarkan dasar pertimbangan pendekatan pengadaan air bersih adalah : a)
Penggunaan jaringan air bersih perkotaan yang bersumber dari PDAM
b)
Penggunaan sumur artesis berupa pencairan air tanah dalam site
c)
Untuk mendistribusikan air bersih diperlukan tower air untuk mengalirkan air secara gravitasi.
c.
Sistem Pembuangan Air Kotor
Didasari atas pertimbangan : 1)
Air kotor dan hasil pemakaian pada kamar mandi
82
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2)
Air cucian dapur
3)
Air hujan
4)
Air kotor berupa disposal padat
Pendekatan terhadap pembuangan air kotor : a)
Pembuangan air kotor pada kamar mandi dan dapur ditampung dalam suatu septic tank atau sewage treatment plant (STP) lalu dialirkan ke roil kota.
b)
Pembuangan air hujan langsung ke roil kota.
c)
Air kotor berupa disposal padat dibuang melalui septic tank dan peresapannya.
d.
Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah bertujuan untuk menjaga kebersihan ruang dalam dan lingkungan kawasan sehingga dapat membuat para pelaku kegiatan didalamnya menjadi nyaman, juga sebagai kepeduliaan terhadap lingkungan karena efek pemanasan global.Hal ini perlu diperhatikan untuk perencanaan sistem pembuangan sampah pada perancangan kawasan yang mengutamakan fungsi wisata kuliner juga terdapat ruang terbuka hijau yang menjadi point interest. Adapun dasar pertimbangan sistem pembuangan sampah pada bangunan, adalah : 1)
Kemudahan pengontrolan
2)
Tidak mengganggu pemandangan
3)
Kemudahan pengangkutan
4)
Tidak menyebabkan polusi udara
Sistem pembuangan sampah ini ada 3 macam, yaitu: a)
Dikumpulkan secara horisontal, kemudian secara vertikal dikumpulkan melalui lift barang untuk kemudian dibuang ke luar bangunan.
b)
Disposal langsung dihancurkan kemudian diangkut dengan aliran tertentu. Dari beberapa saluran yang akan terkumpul dan dibuang keluar bangunan. Sistem ini disebut pulping system.
c)
Disposal dikumpulkan kemudian dihancurkan dengan proses proses kimia (Chemical Process).
83
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
e.
Sistem Telekomunikasi
Dalam penerangan sistem telekomunikasi harus emnggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duet) selain itu diperlukan sistem panel-panel atau terminal telepon. Yang dapat langsung berhubungan dengan luar. Melalui penggunaan sistem terminal utama menuju titik-titik yang diperlukan. Agar sistem telekomunikasi dapat berfungsi, maka harus dipersiapkan: 1)
Panel distribusi saluran telekomunikasi.
2)
Unit PABX (Pranate Automatic Branch Exchange) sesuai dengan jumlah sambungan.
3)
Handset telepon sama dengan jumlah kebutuhan.
4)
Kabel telepon dalam bangunan.
5)
Kanektor kabel bangunan.
Gambar IV.23 PABX System (Sumber: www.panasonic.com)
f.
Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda.
84
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Pencegahan kebakaran di luar bangunan
Pencegahan bahaya kebakaran yang terjadi di luar bangunan menggunakan Pilar Hydrant yang diletakkan pada halaman, dengan jarak antara hydrant ± 90 m-150 m. 2)
Pencegahan kebakaran di dalam bangunan
Dalam sistem penanggulangan bahaya kebakaran pada kebakaran pada bangunan berlantai banyak biasanya menggunakan sprinkler dan detector system, yang dihubungkan dengan alarm sehingga jika terjadi kebakaran secara otomatis dapat menyemburkan
air,
demikian
juga
detector
bekerja
secara
otomatis
menyembunyikan alarm di seluruh ruangan. Keuntungan dari cara ini adalah : a)
Karena bekerja secara otomatis, maka tidak perlu lagi diragukan kemacetannya.
b)
Dengan memberitahukan adanya kebakaran maka dengan cepat dapat mengatasinya.
c)
Tidak menimbulkan kelekoran pada ruangan.
Sistem ini sering dikenal dengan nama fire protection. Selain fire protector dikenal pula alat deteksi asap atau smoke detector yang mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap diruang tempat alat itu di pasang. Sistem kerja alat ini adalah apabila detector mendapat asap yang melebihi kapasitas yang ditentukan maka panel control akan langsung menggerakan alat pemberi tahu. Selain smoke detector, head detector atau alat pendeteksi panas juga berperan dalam hal penanggulangan bahaya kebakaran. Alat ini dapat membedakan adanya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur yang terjadi diruangan. Panel control merupakan unit pengontrol yang mengadakan pengolahan yang mengadakan pengolahan seleksi dan evaluasi data. Bila pada lokasi kebakaran sudah dilengkapi dengan pemadaman api otomatis,
85
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
maka sinyal dari input unit control akan bekerja secara langsung mengaktifkan peralatan tersebut misalnya splinker otomatis. Sistem ini antara lain : (1)
Alarm system
Biasanya dipasang dekat jalan keluar, terdiri dari beberapa jenis ruangannya.
Gambar V.24 Flame detector and Alarm Devices (Sumber: www.esser-systems.com)
(2)
Radar type system
Sebuah generator segera mengirim signal kepesawat penerimaan yang segera berbunyi jika sesuatu benda atau manusia memasuki area tersebut. (3)
Photoelectric
Prinsip kerja dari alat ini adalah menggunakan sinar infra merah dan receveir (penerima sinar). Jika sinar terhalang oleh suatu benda ke pesawat, maka alarm tanda bahaya akan segera bunyi. (4)
Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap diruang tempat alat itu terpasang. Sistem kerja alat deteksi asap : Apabila detector asap mendapat asap yang melebihi kapasitas yang telah ditetapkan, maka panel kontrol langsung bekerja untuk dapat menggerakkan alat pemberi tahu.
86
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(5)
Closed sirkuit television
Menpunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap diruang tempat alai itu dipasang. (6)
Contact equipment
Menggunakan perangkat berupa lapisan-lapisan logam yang dapat menerima signal manakala tersentuh oleh sesuatu. (7)
Proximity Alarm
Jarak deteksi alat ini terlalu pendek, hanya beberapa inchi saja. Biasanya digunakan untuk melindungi dokumen yang penting. (8)
Alat deteksi panas (head detector)
Dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur (panas) yang terjadi dalam ruangan. Bila pada lokasi kebakaran sudah dilengkapi dengan pemadam api otomatis, maka sinyal dari input unit kontrol dapat segera langsung mengaktifkan peralatan tersebut (misalnya springkler otomatis). Springkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat memancarkan air secara pengabutan (fog) dan bekerja otomatis. Bahan pemadamnya adalah air. Selain springkler, biasanya sering dipakai hidran kebakaran untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat dengan bahan baku air. Hidran terbagi dua: (1)
Hidran kebakaran dalam gedung
(2)
Hidran kebakaran di halaman
87
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
g.
Sistem Penangkal Petir
Instalasi penangkal petir ialah instalasi suatu sistem dengan komponen-komponen peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkal petir dan menyalurkan ketanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindungi terhindar dari bahaya sambaran petir. Terdiri atas bagian-bagian berikut : 1)
Penangkal diatas tanah, ialah pengantar yang dipasang diatas atap sebagai penangkal petir, berupa ektroda logam yang dipasang tegak dan dipasang mendatar.
2)
Pengantar pada dinding atau di dalam bangunan, sebagai penyalur arus petir ke dalam tanah yang terbuat dari tembaga, baja galvanish dan alluminium.
Terdapat pembagian instalasi penangkal petir, antara lain : 1)
Sistem penangkal sangkar Tongkat farraday
2)
Sistem radioaktif/sistem tomas
3)
Sistem konvensional/franklin
h.
Sistem Transportasi
Suatu bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan berlalu lalang. Dibangunan tersebut mempunyai sifat sebagai alat angkut dalam bentuk : 1)
Horizontal, berupa konveyor
2)
Vertikal, berupa elevator
3)
Miring, berupa eskalator
Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan tipe dan fungsi bangunan, banyaknya lantai, luas tiap-tiap lantai, dan intervalnya.
88
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Transportasi Horizontal Transportasi horisontal merupakan sistem transportasi yang menghubungkan ruangan secara horizontal. Secara umum dasar pertimbangan untuk menentukan jenis transportasi adalah : a)
fungsi
b)
Estetika
c)
Ekonomi
d)
Pelaksanaan
2) Transportasi vertikal Tangga adalah penghubung antar lantai secara horizontal dengan menggunakan undakan-undakan atau pijakan. Material tangga dapat dibuat dari bahan: a)
Kayu
b)
Pasangan batu
c)
Beton
d)
Besi
Dalam garis besar tangga dibagi menjadi beberapa jenis pokok, yaitu: a)
Tangga lurus
b)
Tangga bordes
c)
Tangga miring
d)
Tangga berporos (putar)
Gambar IV. 25 Tangga Putar (Sumber : Data Arsitek 01) 89
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
i.
Sistem keamanan
Perencanaan terhadap pengamanan pencurian antara lain: 1)
Meletakkan lubang ventilasi yang sukar dijangkau
2)
Penempatan kamera CCTV (Closed Circuit Television) di sudut-sudut ruangan. Peralatan yang diperlukan adalah:
a)
Kamera
b)
Monitor televisi
c)
Kabel koaksial
d)
Timelaps video recordes
e)
Ruangan security
Gambar IV.26 CCTV (Sumber: CCTV Code Of Practice Revised Edition, 2008)
9.
Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar
Menurut Ashihara, yoshinobu (1981), ruang luar arsitektur disebut juga „arsitektur tanpa atap‟ karena ruang luar hanya dibatasi oleh dua bidang, yaitu bidang lantai dan dinding. Jadi ruang luar mempunyai batas imajiner yaitu langit. Ruang luar memiliki fungsi sebagai ruang kegiatan sosial dan sebagai elemen ekologis. Fungsi sosial ruang luar secara umum, antara lain: 1)
Tempat bermain, berolahraga
2)
Tempat bersantai
3)
Tempat komunikasi sosial
90
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
4)
Tempat peralihan, tempat menunggu
5)
Sebagai sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya.
6)
Sebagai pembatas/jarak antara massa bangunan
Sedangkan berdasarkan ekologisnya ruang luar memiliki fungsi sebagai berikut: 1)
Penyegaran udara
2)
Pengendalian kebisingan
3)
Penyerap air hujan
4)
Pengendalian banjir
5)
Pelembut arsitektur bangunan
Tata ruang luar merupakan sebuah penataan ruang terbuka yang diaplikasikan pada penataan lanskape ruang luar. Dalam hal ini berhubungan dengan penataan ruang publik sebagai salah satu fungsi kawasan. Pada perancangan kawasan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik di Kota Kendari ruang luar dapat dibagi menjadi tiga jenis ruang pokok, yaitu keperluan untuk pejalan kaki, untuk kendaraan, dan ruang publik. Untuk keperluan para pejalan kaki, difokuskan pada perancangan pedestrian, tanaman pengarah, tanaman peneduh, dan estetika design untuk mendukung keindahan secara visual. Untuk kendaraan dibutuhkan jalur lalu lintas yang cukup luas dan terarah sehingga memudahkan para pelaku kegiatan yang berada dalam kawasan pusat kuliner dapat memarkir kendaraan dengan nyaman dan teratur. Fasilitas ruang publik dalam penataannya harus dapat mewadahi kegiatan bermain, aktivitas interaksi sosial, dan lain sebagainya. Selain itu juga penghawaan pada area ruang publik perlu diperhatikan untuk mendukung kenyamanan para pelaku kegiatan di dalamnya.
Gambar IV.27 Tanaman dapat mengurangi hembusan angin 40 %-50% (Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Landscape Edisi ke 2, 2011) 91
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1.
Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area atau ruang kota yang tidak dibangun dan permukaannya dipenuhi oleh tanaman yang berfungsi melindungi habitat, sarana lingkungan, pengamanan, jaringan prasarana, sumber pertanian, kualitas atmosfer dan menunjangi kelestarian air dan tanah. Ruang terbuka hijau (green open space) di tengah-tengah ekosistem kota juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota untuk keindahan dan kenyaman, meningkatkan kualitas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari ruang linear atau koridor, ruang pulau atau oasis sebagai tempat pemberhentian (Spreiregen, 1965). 2.
Tata Hijau
Dalam menentukan tata ruang luar perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a)
Penyesuaian perencanaan ruang luar disesuaikan dengan lingkungan dan elemen yang ada.
b)
Perencanaan ruang luar tidak menimbulkan kesan monoton dengan memberikan kesan yang dapat memberi kesenangan bagi pengunjung.
c)
Penyesuaian skala ruang luar dengan luas, tinggi, lebar, dan jarak terhadap bangunan lainnya.
d)
Perletakkan pohon-pohon dan tanaman penunjang lainnya dimaksudkan agar dapat menyaring debu dan sekaligus sebagai pelindung dari terik matahari.
e)
Pengolahan tanaman dan elemen ruang luar lainnya harus dapat memberi arah, orientasi kesehatan bangunan tanpa menghalangi pandangan kesehatan bangunan.
Penataan ruang luar/eksterior yang dapat menunjang dan berpengaruh terhadap bangunan tersebut. Adapun penataan ruang luar berfungsi sebagai berikut:
92
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Sebagai pelindung (tempat berteduh)
Gambar IV.28 Jenis Pohon Pelindung (Kiri) keben, dan (Kanan) trembesi (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013) 2)
Sebagai pengarah bagi sirkulasi kendaraan di dalam tapak
3)
Sebagai barrier (penghalang)
Penghalang terhadap : a)
Panas sinar matahari yang masuk kedalam ruangan
b)
Debu dan asap yang diakibatkan oleh polusi kendaraan
c)
Kebisingan suara-suara gaduh seperti suara kendaraan
d)
Hembusan angin yang terlalu kuat
4)
Sebagai pemisah/pembatas ruang misalnya pada tempat parkir
Gambar IV.29 Bunga melati Jenis Teh-tehan (Sumber : Dokumtasi pribadi, 2013) 5)
Sebagai elemen penting yang mendukung penampilan fisik bangunan dengan penataan yang indah dan asri.
93
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.30 Tanaman hias (Sumber : Dokumtasi pribadi, 2013) Adapun elemen-elemen ruang luar yang digunakan : a.
Soft elemen
Jenis pohon yang digunakan : 1)
Pohon palem yang berfungsi sebagai tanaman hias ditempatkan langsung di taman dan dihadapan kompleks.
Gambar IV.31 PalemRaja (Oreodoxa regia) (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/Prt/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan) 2)
Pohon cemara yang berfungsi tanaman hias sekaligus sebagai pembatas serta akustik yang ditempatkan di pinggir jalan kompleks.
94
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar IV.32 Cemara lilin (Sumber : Hermin Werdiningsih, 2007) 3)
Pohon kiara payung sebagai pohon pelindung pada tempat parkir.
Gambar IV.33 Pohon Kiara Payung (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/Prt/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan)
Gambar IV.34 Ukuran Pohon (Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/Prt/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan)
95
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b. 1)
Hard elemen Paving blok digunakan pada pedestrian.
Gambar IV.35 Paving blok (Sumber : H. Russ Thomass, 2002) 2)
Rencana jalan dan parkir dalam lingkungan kompleks digunakan aspal.
3)
Lampu ditempatkan di daerah parkir, sirkulasi dan pedestrian.
Gambar IV.36 Lampu pedestrian (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013) 2)
Fasilitas parkir
Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat kegiatan diusahakan tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir. Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas : (1)
Parkir kendaraan lebih dari empat tempat misalnya, bus dan truk
(2)
Parkir kendaraan berada empat tempat misalnya sedan dan mini bus
(3)
Parkir kendaraan berada tiga tempat misalnya bemo dan motor sispan 96
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(4)
Parkir kendaraan berada dua, misalnya sepeda dan sepeda motor.
Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yaitu: (1)
Parkir tegak lurus
(2)
Parkir sudut
(3)
Parkir parallel
(4)
Parkir khusus bagi penderita cacat
Gambar IV.37 Parkir khusus penderita cacat (Sumber : Hakim rustam, 2011)
97
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB V ACUAN PERANCANGAN A. Titik Tolak Acuan Perancangan Gagasan awal dari suatu perancangan merupakan sebuah konsep yang menjadi titik tolak acuan perancangan yang akan digunakan untuk perancangan Kawasan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik di Kota Kendari. Adapun pendekatan perancangan dilakukan dengan dua cara, yaitu berupa acuan perancangan secara makro dan acuan perancangan secara mikro. Acuan secara makro merupakan suatu langkah untuk menentukan kesesuaian bangunan yang direncanakan terhadap wilayah dimana bangunan tersebut akan didirikan. Berkaitan dengan hal itu, dalam pemilihan lokasi perancangan Kawasan pusat kuliner harus mempertimbangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Kendari dalam hal ini pihak Dinas Tata Kota kota Kendari. Dengan melihat fungsinya sebagai tempat untuk berwisata kuliner dan perdagangan maka Kawasan Pusat Kuliner harus direncanakan pada lokasi yang mempunyai peruntukkan sebagai Kawasan perdagangan dan jasa atau Kawasan wisata. Acuan
perancangan
secara
mikro
merupakan
langkah-langkah
untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang lebih spesifik pada bangunan Kawasan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik menyangkut kenyamanan, keamanan, kebutuhan ruang, penataan ruang, bentuk dan penampilan bangunan, system perlengkapan bangunan, system sirkulasi, penghawaan, pencahayaan, dan lain sebagainya. Dengan analisis acuan perancangan secara makro maupun secara mikro maka dapat dibuat model desain yang juga mempertimbangkan setiap aspek yang dapat mendukung terciptanya sebuah desain dari Kawasan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik.
98
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
B. Acuan Tata Ruang Makro 1.
Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat untuk Kawasan Pusat Kuliner di Kota Kendari, harus mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: a.
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari, dengan fungsi utamanya sebagai kawasan perdagangan dan jasa atau kawasan wisata.
b.
Lokasi Pusat Kuliner juga berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat.
c.
Segi pencapaian, untuk memudahkan para pengunjung dan para pelanggan dalam mencapai lokasi.
d.
Dengan konsep perencanaan kawasan ruang publik maka, luasan site dan lingkungan menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi.
e.
Tersedia
jaringan
utilitas
bangunan
menjadi
pertimbangan
dalam
menentukan lokasi yg sesuai. f.
Memiliki potensi wisata yang menjadi daya tarik kawasan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari terdapat beberapa zona kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa salah satunya pada Kecamatan Kadia, dan Kecamatan Kendari Barat. Pemilihan kedua alternatif lokasi tersebut berdasarkan beberapa kriteria yang sudah diuraikan di atas.
99
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
ALT 02 Kec Kendari Barat
ALT 01 Kec. Poasia
Gambar V.1 Peta Administrasi Kota Kendari dan Alternatif Lokasi 1)
Alternatif 1, Kecamatan Poasia
Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu, Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu. Luas wilayah Kecamatan Poasia adalah 37,74 Km2
Gambar V.2 Peta Kecamatan Poasia Kota Kendari Wilayah Kecamatan Poasia terdiri dari beberapa fungsi kawasan yaitu a)
Fungsi perdagangan dan jasa 100
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b)
Fungsi perumahan kepadatan tinggi
c)
Fungsi pariwisata
d)
Fungsi perumahan kepadatan sedang
e)
Kawasan resapan air
2) Alternatif 2, Kecamatan Kendari Barat Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya, Watu-watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-Dapura, Lahundape. Luas wilayah Kecamatan kendari barat adalah 19.11 Km2.
Gambar V.3 Peta Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Wilayah Kecamatan Kendari Barat terdiri dari beberapa fungsi kawasan yaitu a)
Fungsi perdagangan dan jasa
b)
Fungsi perumahan kepadatan tinggi
c)
Fungsi perumahan kepadatan sedang
d)
Kawasan hutan lindung
e)
Kawasan pelabuhan
f)
Kawasan pariwisata
Tabel V.1. Analisa Pembobotan Alternatif Lokasi
No
1
Kriteria Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota kendari, dengan fungsi utamanya sebagai kawasan perdagangan dan jasa.
Alternatif 01
Alternatif 02
Nilai
Bobot
Nilai+bobot
Nilai
Bobot
Nilai+bobot
30
8
38
30
8
38
101
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2
3
4
5
6
Lokasi pusat kuliner juga berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat. Segi pencapaian, untuk memudahkan para pengunjung dan para pelanggan dalam mencapai lokasi. Dengan konsep perencanaan kawasan ruang publik maka, luasan site dan lingkungan menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi. Tersedia jaringan utilitas bangunan menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi yg sesuai. Memiliki potensi wisata yang menjadi daya tarik kawasan. Total
20
8
28
20
8
28
10
6
16
10
6
16
20
8
28
20
4
24
10
6
16
10
6
16
10
8
18
10
8
18
100
44
144
100
40
140
Keterangan Nilai 8 : Sangat baik 6 : Baik 4 : Kurang baik
Berdasarkan nilai pembobotan dari dasar pertimbangan dan peruntukan maka lokasi yang terpilih adalah Kecamatan Poasia dengan point sebesar 144.
2.
Penentuan Site
Sesuai dengan karakteristik sifat dan kegiatannya, maka penentuan site/tapak untuk kawasan Pusat Kuliner dipergunakan pendekatan yang diarahkan untuk mencapai suatu area.
a
Dasar pertimbangan
1)
Luas lahan
2)
Rencana Tata Ruang Kota Kendari
3)
Letak site yang strategis
4)
Fasilitas dan jaringan utilitas kota
102
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
b.
Kriteria-kriteria penentu
Adapun kriteria pertimbangan penentuan site untuk Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah : 1)
Luas tapak yang sesuai dengan kebutuhan ruang dan menampung segala aktifitas.
2)
Letak lokasi berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat.
3)
Fasilitas penunjang meliputi jaringan utilitas dan fasilitas penunjang lainnya.
4)
Memiliki view yang menarik.
5)
Pencapaian mudah dan tidak menggangu kelancaran lalu lintas
c.
Alternatif lokasi
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka lokasi yang dipilih untuk perancangan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah pada daerah Kecamatan Kendari Poasia dengan potensi tapak : 1)
Tapak berada pada kawasan perdagangan dan jasa atau kawasan pariwisata.
2)
Tapak berdekatan dengan lokasi kawasan permukiman.
3)
Lahan yang cukup luas untuk pembangunan kawasan Pusat Kuliner yang mengintegrasikan fungsi ruang publik kedalamnya.
4)
Kemudahan pencapaian.
5)
Telah dilengkapi oleh sarana dan prasarana penunjang. Seperti jaringan air bersih dan jaringan listrik.
6)
Memiliki view yang menarik
103
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
ALT 02 Kel Anggoeya
ALT 01 Kel Anduonohu
Gambar V.4 Alternatif Tapak Kecamatan Poasia Kota Kendari
Beberapa alternatif lokasi tapak pada kawasan Kecamatan Poasia yaitu alternatif pertama yang berada di Kelurahan Anduonohu dan alternatif kedua Kelurahan Anggoeya. ALT 02
ALT 01
Gambar V.5 Lokasi site pada peta satelit (Sumber : https://www.google.com/maps) 1) Alternatif 01 Kelurahan Anduonohu Lokasi site ini berada pada kawasan perdagangan dan jasa yang dapat diakses dari empat jalur kendaraan. Pada lokasi ini terdapat ruko sebelah utara, pertamina sebelah barat, ruko sebelah timur, dan rumah makan di sebalah selatan. Lokasi ini berada pada Jalan Bunggasi dan Jalan Buburanda.
104
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar V.6 Lokasi Site Alternatif 01 Kelurahan Anduonohu (Sumber : http://www.acme.com/planimeter/) 2) Alternaif 02 Kelurahan Anggoeya Lokasi ini berada pada kawasan pariwisata yang dapat diakses dengan satu jalur kendaraan. Pada lokasi ini terdapat teluk kendari di sebelah utara, kawasan permukiman padat disebelah selatan, rawa di sebelah barat dan timur dari tapak. Lokasi ini berada pada Jalan Buburanda.
Gambar V.7 Lokasi Site Alternatif 02 Kelurahan Anggoeya (Sumber : http://www.acme.com/planimeter/)
105
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Tabel V.2. Analisa Pembobotan Alternatif Site No
1
2
3
4
5
6
Kriteria Tapak berada pada kawasan perdagangan dan jasa atau kawasan pariwisata Tapak berdekatan kawasan permukiman Lahan yang cukup luas untuk pembangunan pusat kuliner yang mengintegrasikan fungsi ruang publik kedalamnya kemudahan pencapaian Telah dilengkapi oleh sarana dan prasarana penunjang. Seperti jaringan air bersih dan jaringan listrik. Memiliki view yang menarik Total
Nilai
Alternatif 01 Bobot Nilai+bobot
Nilai
Alternatif 02 Bobot Nilai+bobot
30
8
38
30
8
38
10
6
16
10
4
14
20
4
24
20
8
28
10
6
16
10
4
14
20
8
28
20
6
26
10
4
14
10
8
16
100
36
136
100
38
138
Keterangan Nilai 8 : Sangat baik 6 : Baik 4 : Kurang baik
Berdasarkan nilai pembobotan dari dasar pertimbangan dan peruntukan maka lokasi site yang terpilih adalah Alternatif 02 yaitu Kelurahan Anggoeya. Lokasi ini sangat potensial karena terletak pada kawasan pariwisata, berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat. Juga memiliki daya tarik wisata karena berada dipesisir teluk kendari. 3. a)
Data Existing Tapak dan Potensi Tapak Data Existing Tapak
106
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar V.8 Peta Satelit Tapak/Site (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013) Tapak berada pada jalan Kelurahan Anggoeya Kecamatan Poasia yang merupakan fungsi kawasan pariwisata. b)
Batasan Tapak
1)
Sebelah selatan berbatasan dengan Lahan kosong dan permukiman.
2)
Sebelah barat berbatasan dengan lahan basah.
3)
Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kendari..
4)
Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman kepadatan sedang dan rawa.
Gambar V.9 Batasan Tapak/Site
107
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
c)
Sirkulasi dan Pencapaian ke Tapak
Pencapaian ke arah tapak dapat melalui yang merupakan jalan yang lalu lintasnya cukup lancar. Dapat di lewati oleh kendaraan dan pengguna jalan. Pencapaian menuju tapak dipertimbangkan terhadap: 1)
Jalur dua arah untuk rencana keluar masuk kendaraan,
2)
Lokasi yang menunjang kegiatan
3)
Lokasi menunjang konsep desain
4)
Sesuai dengan peruntukan
5)
Kemudahan pencapaian bagi para pejalan kaki dan pengguna kendaraan
6)
Main entrance dan Entrance tapak harus jelas
Pertimbangan penempatan entrance pada tapak :
Gambar V.10 Kanan (A) : Main Entrance dan Kiri (B) : Side Entrance (a)
Main entrance
Main entrance merupakan jalan masuk utama bagi pengunjung, pedagang, dan pengelola baik yang menggunakan kendaraan maupun para pejalan kaki menuju ke dalam tapak yang dipusatkan pada jalur yang mudah dijangkau, sedangkan untuk jalan keluar di tempatkan pada jalur jalan searah. Penggunaan main entrance untuk memudahkan pengaturan sirkulasi kendaraan. Perletakan main entrance dipertimbangan agar : (1)
Entrance utama mudah dilihat dengan cara membuat ruang penerima sebagai tanda jalur masuk.
(2)
Entrance utama dekat dengan arah datangnya pengunjung
108
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(3)
(b)
Entrance utama tidak menggangu kelancaran lalu lintas
Gambar V.11 Ruang Penerima Sebagai Tanda Jalur Masuk (Sumber : http://sketchup.google.com/3dwarehouse/) Side entrance
Side entrance merupakan jalan alternatif untuk keluar bagi pengunjung yang berjalan kaki. Side entrance ditempatkan pada jalan yang aksesnya sedang.
Gambar V.12 Side Entrance (Sumber : http://sketchup.google.com/3dwarehouse/) 7)
View
View merupakan arah pandang yang baik dari dan ke luar tapak. Untuk mendapatkan view yang baik perlu memperhatikan sebagai berikut : a)
Pemandangan (view) dari dalam tapak ke luar, meliputi :
(1)
Posisi tapak dimana pemandangan tidak terhalangi
(2)
Bentuk pemandangan, pemandangan positif atau negatif
(3)
Sudut dalam tapak yang paling baik dan dimana pemandangan tersebut dapat terhalang
b) (1)
Pemandangan (view) dari luar ke dalam tapak meliputi: Sudut dimana tapak akan terlihat untuk pertama kali
109
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(2)
Pemandangan pada tapak yang baik dari lahan
(3)
Pemandangan terbaik dari tapak dan daerah-daerah yang dapat dilihat.
Gambar V. 13 View Dari Dalam Dan Luar Tapak 8)
Klimatologi
Faktor klimatologi merupakan salah satu faktor utama dalam perancangan, karena hal ini berkaitan langsung dengan bagaimana posisi dan orientasi bangunan yang tepat sehingga dapat memaksimalkan potensi matahari dan angin dalam upaya penciptaan sistem pencahayaan dan penghawaan alami.
110
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI Teluk Kendari
JL. Buburanda Bangunan
Gambar V.14 Orientasi Tapak a)
Orientasi matahari
Penyinaran langsung mengakibatkan radiasi, sengat dan silau yang masuk melalui bukaan. Hal ini mengurangi kenyamanan dan pemborosan energi listrik (radiasi panas mengharuskan penggunaan AC (air conditioning)). Orientasi bangunan terhadap matahari dapat dilihat pada gambar berikut:
Matahari Terbit Bangunan Matahari Terbenam
Penggunaan sun shading dan vegetasi pada bangunan dapat mengatasi suhu dalam tapak dan silau yang dihasilkan matahari
Gambar V.15 Arah Matahari 9)
Kebisingan
Kebisingan di sekitar tapak disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebisingan akibat kendaraan bermotor dan kebisingan akibat aktivitas di sekitar tapak.
Sumber kebisingan 111 Bangunan
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar V.16 Kebisingan Dari Luar Tapak Bangunan
Pohon sebagai penghalang bunyi Sumber Kebisingan
Gambar V.17 Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon Kebisingan diatasi dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: a)
Arah datangnya kebisingan
b)
Tinggi rendahnya tingkat kebisingan
c)
Jenis kegiatan yang membutuhkan tingkat kebisingan tertentu dipisahkan menurut tingkat kebisingan polusi dan kegiatan
d)
Memasang bahan yang dapat menyerap bunyi pada ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan
e)
Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak menghalangi view ke dalam dan ke luar kawasan.
Sumber kebisingan utama, tingkat kebisingannya tinggi karena jalur tersebut dilalui oleh kendaraan pribadi, dan kendaraan umum. Pada dasarnya untuk mengendalikan kebisingan dari luar tapak agar tidak menggangu aktivitas dalam tapak diperlukan cara-cara sebagai berikut :
112
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(1)
Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak menghalangi view ke dalam dan ke luar bangunan.
(2)
Peninggian letak bangunan, agar tidak terkena dampak kebisingan dari arah jalan secara langsung.
(3)
Menempatkan massa bangunan cukup jauh dari jalan raya yang merupakan sumber kebisingan
10)
Penzoningan tapak
(1)
Tapak secara horizontal dibagi dalam tiga zone, yaitu:
b.
Zone publik
Zone ini berada diposisi agak terdepan di dalam area site, termasuk dalam area ini adalah area parkir dan entance.
c.
Zone semi publik
Zone itu berada pada posisi tengah site, termasuk dalam area ini adalah bangunan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik itu sendiri.
d.
Zone privat
Zone ini berada pada posisi belakang dari site termasuk dalam zone ini adalah area servis dan area pengelolaan.
(2)
Penzoningan tapak dilihat dari jenis kuliner dibagi 4 block, yaitu:
a.
Block A
b.
Block B
c.
Block C
d.
Block D
4.
Analisis Tata Ruang Luar
113
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Penataan lansekap dimaksudkan sebagai penataan ruang luar/ eksterior yang dapat menunjang dan berpengaruh terhadap bangunan serta dapat mewadahi aktivitas outdoor para pelaku kegiatan di dalamnya. Selain itu untuk menunjang fungsi ruang publik maka dapat diaplikasikan tipe atau karakter ruang publik ke dalam Pusat Kuliner. Ruang luar dapat dibagi menjadi tiga jenis ruang pokok, yaitu keperluan untuk pelaku kegiatan , untuk kendaraan, dan ruang publik a.
Keperluan para pengunjung dan pelaku kegiatan lainnya
1)
Taman kecil (Mini Park)
Penempatan taman pada tapak sangat diperlukan untuk menambah nilai tambah dan keindahan secara visual. Taman ini dapat diletakkan pada area tengah tapak atau berdekatan dengan area pedestrian di depan lapak jualan. Taman ini menggunakan hard material dan soft material yaitu seperti tanaman dan perlengkapan lainnya. Taman ini juga harus menggunakan banyak tanaman peneduh sebagai penghawaan dalam tapak.
Gambar V.18 Mini park 2)
Tempat bermain (Playground)
Area taman bermain dilengkapi dengan soft material berupa pohon peneduh, tehtehan, dan kacang-kacangan, beberapa jenis alat permainan anak yaitu seperti ayunan, papan luncur, Palang bertangga, papan jungkat jungkit, bangku ayun, kotak pasir dan papan seluncur dan rumah tangga.
114
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar V.19 Alat permainan anak (Sumber: Data Arsitektur Edisi ke-33 Jilid 1, 1996) b.
Keperluan pengguna kendaraan
Jalan Jalan merupakan sebuah jalur yang dilewati oleh kendaraan. Untuk memasuki area site/tapak maka jalur ini harus dibuat dengan mengikuti standar ruang-ruang jalan. Sebagai elemen ruang luar, tanaman peneduh dan pengarah sangat berguna bila diaplikasikan berdekatan dengan jalur jalan menuju area parkir sehingga dapat mengarahkan para pengguna kendaraan melewati jalur jalan dengan benar dan teratur. c.
Keperluan ruang publik
1)
Ruang terbuka hijau
Ruang terbuka hijau merupakan ruang yang mengaplikasikan banyak tanaman didalamnya seperti pohon peneduh dan lain sebagainya. Ruang ini juga berfungsi sebagai paru-paru kota dalam mensuplai oksigen dan menurunkan karbon yang dihasilkan oleh kendaraan. 2)
Ruang informasi outdoor
Ruang ini bertujuan untuk dapat memudahkan para pengunjung untuk mengetahui arah jalan dan letak lapak jualan dengan jenis kuliner tertentu.
115
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
5.
Sistem sirkulasi dalam tapak
Sirkulasi dalam tapak terdiri dari sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia. Kedua sirkulasi ini harus dipisahkan dengan tujuan menciptakan kelancaran arus sirkulasi dalam tapak. a.
Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan: 1)
Pencapaian dari dan ke tempat parkir mudah dan lancar
2)
Menghindari persilangan antara persilangan antara sirkulasi kendaraan dan manusia
3)
Luasan sirkulasi kendaraan yang memenuhi standar agar mendukung kelancaran pergerakan kendaraan
b.
Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia didasarkan atas pertimbangan: 1)
Sirkulasi yang memberikan rasa aman dan mempunyai arah yang tegas ke setiap area dalam tapak,
2)
Mempunyai luasan yang cukup dan pembagian sirkulasi yang merata,
3)
Tidak terjadi persilangan dengan kelompok sirkulasi yang lain.
Selain kedua jenis sirkulasi di atas, juga terdapat sirkulasi barang dan servis. Sirkulasi barang dan servis merupakan sirkulasi kendaraan dan orang-orang yang melakukan aktivitas servis, seperti pengangkutan barang-barang dan peralatan ke dalam bangunan. Bagi penyandang cacat, untuk mengatasi perbedaaan jalan digunakan ramp dan jalur pemandu.
116
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
C.
Acuan Perancangan Mikro
1.
Kebutuhan Ruang
Tabel V.3. Analisis Kebutuhan Ruang No 1
Pelaku Pengunjung
Aktivitas
3
Pedagang
Pengelola
Kebutuhan Ruang
Berjalan kaki
Jalur Pedestrian
Jalur Pedestrian
Memarkir kendaraan Mencari informasi jenis kuliner
Ruang Parkir
Ruang Parkir
Ruang informasi
Ruang informasi
Duduk Memesan makanan dan menikmati makanan
Ruang duduk
Ruang duduk pengunjung
Ruang makan
Ruang makan
Mencuci tangan
Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan
membuang sampah
Tempat sampah
Tempat sampah
Buang air
Lavatory Ruang duduk/Ruang terbuka hijau
Lavatory Tipe 01
Taman bermain
Lavatory Tipe 03
Memarkir kendaraan
Parkiran
Taman bermain
Berjalan kaki Membuka lapak jualan
Jalur Pedestrian
Lapak jualan
Lapak jualan
Dapur
Memasak
Dapur
Gudang alat kebersihan
Buang air
Lavatory
Ruang pegawai lapak jualan
Membuang sampah Membersihkan lapak
Tempat sampah
Kasir
Gudang alat kebersihan
Ruang penerimaan alat dan bahan
Menerima pesanan Melayani pembayaran
Ruang pegawai
Minimarket
Kasir
Ruang pegawai kebersihan
Beribadah Menerima kiriman barang dan bahan Berbelanja peralatan masak dan bahan sembako
Musholah Ruang penerimaan alat dan bahan
Musholah
Minimarket
Ruang duduk pengelola
Memarkir kendaraan
Parkiran
Pos Jaga
Menjaga kebersihan Menyediakan informasi
Ruang pegawai kebersihan
Ruang terbuka hijau
Buang air Mengurusi administrasi penyewa lapak
Lavatory
Duduk
Ruang duduk
Mengawasi
Ruang duduk
Menjaga keamanan
Pos jaga
Bersantai Bermain 2
Jenis Ruang
Lavatory Tipe 02
Kantor
Ruang informasi
Kantor
117
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan tabel di atas maka kebutuhan ruang Kawasan Pusat Kuliner sebagai Pusat Kuliner adalah sebagai berikut: 1.
Jalur pedestrian
2.
Ruang parkir
3.
Ruang informasi
4.
Ruang duduk pengunjung
5.
Ruang makan
6.
Tempat cuci tangan
7.
Tempat sampah
8.
Lavatory Tipe 01
9.
Lavatory Tipe 02
10.
Lavatory Tipe 03
11.
Taman bermain
12.
Lapak jualan
13.
Dapur
14.
Gudang alat kebersihan
15.
Ruang pegawai lapak jualan
16.
Kasir
17.
Ruang penerimaan alat dan bahan
18.
Minimarket
19.
Ruang pegawai kebersihan
20.
Kantor
21.
Ruang duduk pengelola
22.
Pos jaga
23.
Musolah
24.
Ruang terbuka hijau
2.
Penzoningan terhadap aktivitas
Penzoningan terhadap aktivitas yang ada pada Kawasan Pusat Kuliner ini meliputi area publik, area semi publik, dan area servis, adapun masing-masing pembagian penzoningan terhadap aktivitas yaitu :
118
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
a.
Area publik meliputi :
1)
Jalur Pedestrian
2)
Parkiran
3)
Ruang informasi
4)
Tempat sampah
5)
Minimarket
6)
Taman bermain
7)
Lapak jualan
8)
Ruang terbuka hijau
b.
Area semi publik
1)
Ruang duduk pengunjung
2)
Ruang makan
3)
Tempat cuci tangan
4)
Gudang alat dan bahan
5)
Dapur
6)
Ruang pegawai lapak jualan
7)
Kasir
8)
Ruang penerimaan alat dan bahan
9)
Ruang pegawai kebersihan
10)
Kantor
11)
Ruang duduk pengelola
12)
Pos jaga
c.
Area servis
1)
Lavatory Tipe 01
2)
Lavatory Tipe 02
3)
Lavatory Tipe 03
4)
Gudang alat dan kebersihan
119
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Musholah
5)
Keterangan : A : Unit Bangunan Blok A B : Unit Bangunan Blok B C : Unit Bangunan Blok C D : Unit Bangunan Blok D E : Taman bermain F : Musolah G : Parkiran H :Entrance I&O : Ruang servisdan keamanan J : Mini marker K : Ruang pengelola L :Ruang utilitas M : Taman Kawasan N : Exit
Gambar V.20 Penzoningan berdasarkan Jenis aktivitas 3.
Besaran Ruang
Kapasitas pengunjung berdasarkan Data Arsitek 02, yaitu warung makan 55-60 orang/hari, rumah makan 150 orang/ hari, dan restoran 500 orang/hari. Tabel V.4. Luasan berdasarkan standar/orang (m2) No
1
Unit Bangunan
Jenis Ruang
Standar/Orang(M2 )
Kapasitas (Org)
Luas M2 (C X D)
Jumlah Luas M2
Sumber
A
B
C
D
E
F
G
Unit Bangunan Kategori Warung Makan
Ruang Makan
43.35
64.02
DA 01 Dan DA 02
0.72
Dapur
Lavatory Tipe 01
1.80
60
8 % Dari Luas Ruang Makan 2
3.47
3.60 Kasir
1.12
4 4.48
Ruang Pegawai
1.52
6 9.12
120
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI 2
Unit Bangunan Kategori Rumah Makan
Ruang Makan
0.72
150 108.38
Dapur
0.13
150
Lavatory Tipe 02
1.80
4
Kasir
1.12
4
Ruang Pegawai
1.52
12
Ruang Makan
0.72
500
157.80
DA 01 Dan DA 02
456.09
DA 01 Dan DA 02
19.50 7.20 4.48 18.24
3
Unit Bangunan Kategori Restoran
361.25 Dapur
0.07
500
Lavatory Tipe 03
1.80
8
Kasir
1.12
8
Ruang Pegawai
1.52
24
R. Pimpinan
2.10
2
35.00 14.40 8.96 36.48
4
Unit Bangunan Pengelola
DA 01 4.20
R. Informasi
1.36
6
R. Staff/R.Duduk Pengelola R. Rapat/Pertemuan
0.75
12
0.87
12
R.Mekanikal/Elektrikal
1.52
2
31.80
8.16 9.00 10.44 5
R. Utilitas
DA 01 3.04
R. Genset
1.52
4
R.Pompa
1.52
2
R. Alat Dan Bahan
1.52
20
12.16
6.08 3.04 6
Minimarke t
DA 01 30.40
Gudang Penyimpanan
1.52
4
Lavatory Tipe 02
1.80
4
43.68
6.08 7.20 7
Musolah
Tempat Beribadat
1.13
Lavatory Tipe 02 8
9
Taman Kawasan
R.Duduk
Taman Bermain
R. Duduk
1.80 1.8
Taman Bunga
1.52 1.8
20
DA 01 22.60
29.80
7.20 180
189.12
4 100
DA 01
6 100
Tempat Bermain
1.36
355
Ruang Terbuka Hijau
1.52
12
Gudang Alat Kebersihan Pos Jaga
1.52
2
1.52
3
Tempat Sampah
0.16
30
9.12 180
DA 01 681.04
482.80 18.24 10
Unit Service
A 3.04
12.40
4.56 4.80 11
Parkiran
Parkiran Pengelola
1.44
266
DA 01 383.04
Parkiran Pengunjung
1.44
728.64
240 345.60
Total
2406.54 m2
Keterangan
121
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI DA 01 DA 02 A
: Data Arsitek 01 : Data Arsitek 02 : Asumsi
Berdasarkan tabel di atas total luasan berdasarkan standar/orang (m2) adalah 2406,54 m2. Tabel V.5. Luasan berdasarkan standar/perabot (m2) No
1
Unit Bangunan
Jenis Ruang
Jenis Perabot
Standar Perabot
Jumlah Perabot
Luas M2 02
a
b
c
d
e
Unit Bangunan Kategori Warung Makan
Ruang Makan
Kursi
0.2
60
Meja Makan
0.96
15
14.4
Pantry
2.4
1
2.4
Rak Piring
1.2
1
1.2
Lemari Bumbu
1.2
1
1.2
Lemari Alat Dan Bahan Toilet
2
1
2
0.26
2
0.52
Wastafel
0.42
2
0.84
Kursi
0.2
2
0.4
Meja Kasir
1.2
1
1.2
Lemari Uang
1.2
1
1.2
Kursi
0.2
3
0.6
Meja
2.16
1
2.16
Kursi
0.2
150
30
Meja Makan
0.96
37.5
36
Pantry
2.4
2
4.8
Rak Piring
1.2
2
2.4
Lemari Bumbu
1.2
2
2.4
Lemari Alat Dan Bahan
2
2
4
Toilet
0.26
4
1.04
Wastafel
0.42
2
0.84
Kursi
0.2
2
0.4
Meja Kasir
1.2
1
1.2
Lemari Uang
1.2
1
1.2
Kursi
0.2
6
1.2
Meja
2.16
1
2.16
Dapur
Lavatory Tipe 01 Kasir
Ruang Pegawai
2
Unit Bangunan Kategori Rumah Makan
Ruang Makan
Dapur
Lavatory Tipe 02
Kasir
Ruang Pegawai
Besaran Perabot/ Unit h
Sumber
f
Jumlah Luas M2 02 g
12
26.4
40.12
DA 01 & DA 02
87.64
DA 01 & DA 02
i
6.8
1.36 2.8
2.76
66
13.6
1.88
2.8
3.36
122
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI 3
Unit Bangunan Kategori Restoran
Ruang Makan
Dapur
Lavatory Tipe 03
Kasir
Ruang Pegawai
4
Unit Bangunan Pengelola
R. Pimpinan
R. Informasi
R. Staff/R.Duduk Pengelola
R. Rapat/Pertemuan
Kursi
0.2
500
100
Meja Makan
0.96
125
120
Pantry
2.4
2
4.8
Rak Piring
1.2
2
2.4
Lemari Bumbu
1.2
2
2.4
Lemari Alat Dan Bahan
2
2
4
Toilet
0.26
6
1.56
Wastafel
0.42
4
1.68
Kursi
0.2
2
0.4
Meja Kasir
1.2
2
2.4
Lemari Uang
1.2
2
2.4
Kursi
0.2
12
2.4
Meja
2.16
2
4.32
Kursi
0.2
1
0.2
Meja
0.96
1
0.96
Lemari Buku
0.8
1
0.8
Sofa
1.2
1
1.2
Km/Wc
4
1
4
Meja Kopi
0.8
1
0.8
Papan Reklame
0.06
4
0.24
Kursi Pengunjung Kursi Pegawai
0.2
6
1.2
0.2
4
0.8
Kursi
0.2
12
2.4
Meja
0.8
2
1.6
Km/Wc
4
2
8
Lemari
2.4
12
28.8
Meja
6
1
6
Kursi
0.2
12
2.4
LCD
0.09
1
0.09
220
248.76
DA 01 & DA 02
59.49
DA 01 & DA 02
13.6
3.24
5.2
6.72
7.96
2.24
40.8
8.49
123
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI 5
6
Ruang Utilitas
Minimarket
R.Mekanikal/Elektrikal
Panel Listrik
0.16
4
0.64
0.64
R. Genset
Genset
1.44
3
4.32
4.32
R.Pompa
Pompa
0.36
5
1.8
1.8
R. Alat Dan Bahan
Sembako
1
20
20
27.2
Peralatan Masak Bahan Makanan Basah
0.36
20
7.2
0.09
20
1.8
1.8
Toilet
0.26
4
1.04
1.88
Wastafel
0.42
2
0.84
Sejadah
1.1
20
22
Mimbar
0.8
1
0.8
Speaker
0.16
2
0.32
Lemari Mukena
1
2
2
Lemari Sendal
1
2
2
Toilet
0.26
4
1.04
Wastafel
0.42
2
0.84
Meja
0.96
30
28.8
Kursi
0.2
15
3
Bunga
0.25
20
5
Sprinkler
0.04
5
0.2
Hydrant
0.04
2
0.08
Pohon
0.04
10
0.4
Meja
0.96
10
9.6
Kursi
0.2
20
4
Ayunan
1.6
6
9.6
Seluncuran
0.9
4
3.6
Kursi Ayunan
1.6
5
8
Gua Mini
4
4
16
Kolam Bola
16
2
32
Pohon
4
50
200
Hydrant
0.04
4
0.16
Sprinkler
0.04
6
0.24
Kursi
0.2
10
2
Bunga
0.25
30
7.5
Gudang Alat Kebersihan
Lemari Alat
1.25
1
1.25
Pos Jaga
Kursi
0.2
4
0.8
Meja
0.96
2
1.92
Gudang Penyimpanan
Lavatory Tipe 02
7
Musolah
Tempat Beribadat
Lavatory Tipe 02
8
Taman Kawasan
R.Duduk
Taman Bunga
9
Taman Bermain
R. Duduk
Tempat Bermain
Ruang Terbuka Hijau
10
Unit Service
27.12
6.76
UT
30.88
DA 01 & DA 02
29
DA 02
37.48
A
292.7
A
3.97
DA 01 & DA 02
1.88
31.8
5.68
13.6
69.2
209.9
3.97
124
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI 11
Parkiran
Parkiran Pengelola
Parkiran Pengunjung
Mobil
12.5
40
500
Motor
1.8
133
239.4
Sepeda
0.675
53
35.78
Truk
32
40
1280
Mobil
12.5
36
450
Motor
1.8
120
216
Sepeda
0.675
48
32.4
Truk
32
36
1152
3905.6
Total
3905.6
DA 02 & KL
4742.375 m2
Keterangan DA 01 : Data Arsitek 01 DA 02 : Data Arsitek 02 A : Asumsi UT : Utilitas bangunan KL : Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap
Berdasarkan tabel di atas total luasan standar/perabot (m2) adalah 4.742 m2. Rekapitulasi Tabel V.6. Rekapitulasi Besaran Ruang (m2) No
Unit Bangunan
Jumlah unit
perhitungan luasan/unit
Besaran ruang (m2)/unit
sirkulasi 30%
Besaran Ruang + 30 %
Total
1
Unit warung makan
82
64.02
luasan berds. Standar/ perabot (m2) 40.12
104.14
31.242
135.4
11101.324
2
40
157.8
17
5
Unit Rumah makan Unit Restoran Unit pengelola R.Utilitas
87.64
245.44
73.632
319.1
12762.88
456.09
248.76
704.85
211.455
916.3
15577.185
1
31.8
59.49
91.29
27.387
118.7
118.677
1
12.16
6.76
18.92
5.676
24.6
24.596
6
Minimarket
1
43.68
30.88
74.56
22.368
96.9
96.928
7
Musolah
1
29.8
29
58.8
17.64
76.4
76.44
8
1
189.12
37.48
226.6
67.98
294.6
294.58
1
681.04
292.7
973.74
292.122
1265.9
1265.862
10
Taman kawasan Taman bermain R. servis
2
12.4
3.97
16.37
4.911
21.3
42.562
11
parkiran
1
728.64
3905.6
4634.2
1390.3
6024.5
6024.5
3 4
9
luasan berds. Standar/orang (m2)
Total 47386
125
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas maka, total luasan kebutuhan ruang untuk perancangan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah 47.386 m2 (Luasan secara keseluruhan). Kelompok unit ruang terbangun dan tidak terbangun 1)
Unit ruang terbangun
Tabel V.7. Perhitungan Total Luasan Dasar Bangunan Ruang Terbangun No
Luasan Dasar Bangunan m2
Jumlah
Luasan Dasar Bangunan X Jumlah
68
82
5576
1
Unit Bangunan Unit Warung Makan
2
Unit Rumah Makan
106
40
4240
3
Unit Restoran
305
17
5185
4
Unit Pengelola
59
1
59
5
R.Utilitas
12
1
12
6
Minimarket
48
1
48
7
Musolah
76
1
76
8
R. Service
21
2
43
695
145
15239
Total
2)
Unit ruang tidak terbangun
Tabel V.8. Perhitungan Total Luasan Dasar Bangunan Ruang Tidak Terbangun No
Unit bangunan
1
Taman bermain
2
Taman kawasan
3
Luasan dasar bangunan 974
Jumlah
Luasan dasar bangunan x jumlah
1
974
295
1
295
Parkiran
3012
1
3012
Total
4281
3
4281
Luasan dasar bangunan ruang terbangun pada perencanaan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik adalah 15.239 m2. Sedangkan luasan ruang tidak terbangun adalah 4.281 m2. 4.
Analisa Luasan Lahan/Kawasan
126
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Berdasarkan luas kavling lokasi terpilih yaitu 25.980 m2 dengan rasio BCR 40% lahan terbangun : 60 % lahan tidak terbangun, maka luasan lahan yang terbangun hanya sebesar 15.588 m2 dan lahan yang tidak terbangun sebesar 10.392 m2.
5.
Analisa Organisasi dan Pola Hubungan Ruang
1)
Hubungan Unit Bangunan Warung makan Ruang Makan Dapur Lavatory tipe 01 Kasir Ruang Pegawai
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
Lavatory tipe 01
Ruang Pegawai
Ruang Makan
Dapur
Kasir
Pola Hubungan Ruang
2)
Hubungan Unit Bangunan Rumah makan
127
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI Ruang Makan Dapur Lavatory tipe 02 Kasir Ruang Pegawai Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
Lavatory tipe 02
Ruang Makan
Ruang Pegawai
Dapur
Kasir
Pola Hubungan Ruang
3)
Hubungan Unit Bangunan Restoran
Ruang Makan Dapur Lavatory tipe 03 Kasir Ruang Pegawai
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
128
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI Lavatory tipe 03
Ruang Makan
Ruang Pegawai
Dapur
Kasir
Pola Hubungan Ruang
4)
Hubungan Unit Bangunan Pengelola
Ruang Pimpinan Ruang Informasi R. Staff R. Rapat
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
5)
Ruang Informasi
R. Staff
Ruang Pimpinan
R. Rapat
Pola Hubungan Ruang Hubungan Unit Ruang Utilitas
R. Mekanikal/Elektrikal Ruang Genset R. Pompa
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
129
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI R. Mekanikal/Elektrikal
Ruang Genset
R. Pompa
6)
Pola Hubungan Ruang Hubungan Unit Minimarket
R. Alat dan Bahan Gudang penyimpanan Lavatory tipe 02
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
R. Alat dan Bahan
Lavatory tipe 02
Gudang penyimpanan
Pola Hubungan Ruang
7)
Hubungan R. Musolah
Tempat Beribadah Lavatory tipe 02
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
130
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI Tempat Beribadah
Lavatory tipe 02
Pola Hubungan Ruang
8)
Hubungan Ruang Taman Kawasan
R. Duduk Taman Bunga
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
R. Duduk
Taman Bunga
Pola Hubungan Ruang 9)
Hubungan R. Taman Bermain
R. duduk Tempat bermain Ruang terbuka hijau
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
131
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI R. duduk
Tempat bermain
Ruang terbuka hijau
Pola Hubungan Ruang
10)
Hubungan R. Service
Gudang alat kebersihan Pos Jaga
Keterangan : = Erat = Sedikit Erat = Kurang Erat
Gudang alat kebersihan
Pos Jaga
Pola Hubungan Ruang
D.
Perancangan Fisik dan Perlengkapan Bangunan
1.
Bentuk dan penampilan bangunan
a.
Bentuk dasar kawasan
Penentuan bentuk dasar kawasan berdasarkan pertimbangan terhadap ciri khas kedaerahan seperti bagian dari adat, simbol, alat tradisional, pakaian adat dan lain sebagainya.
Dari beberapa
pertimbangan tersebut
terpilih
satu
konsep
perancangan site dengan mengikuti pola sarung adat tolaki, dimana suku tolaki merupakan salah satu suku yang berada di Kota Kendari. Pola sarung adat tolaki dapat menjadi suatu ciri khas kawasan Pusat Kuliner selain menawarkan varian kuliner yang beragam juga memperkenalkan pola sarung adat tolaki sebagai alat untuk menarik para wisatawan lokal maupun manca negara.
132
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Keterangan : A B C D E F G H I&O J K L M N
: Unit Bangunan Blok A : Unit Bangunan Blok B : Unit Bangunan Blok C : Unit Bangunan Blok D : Taman bermain : Musolah : Parkiran :Entrance : Ruang servisdan keamanan : Mini marker : Ruang pengelola :Ruang utilitas : Taman Kawasan : Exit
Gambar V.21 Aplikasi Pola Sarung Adat Tolaki Ke Dalam Desain Kawasan b.
Penampilan bangunan
Penampilan bangunan pada Kawasan pusat kuliner harus menunjukkan sifat keterbukaan dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk dan material bangunan yang sesuai. Penggunaan area hijau pada bangunan merupakan sebuah konsep yang dapat membuat penampilan bangunan lebih segar dan sejuk sehingga membuat para pengunjung tertarik untuk bersantai ataupun berlama-lama pada kawasan ini. Bentuk-bentuk atraktif juga perlu diaplikasikan agar memperlihatkan ciri sebuah bangunan pusat kuliner.
133
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Gambar V.22 Sketsa bentuk dan penampilan bangunan kawasan pusat kuliner
2.
Gubahan Eksterior dan Gubahan Interior
a.
Gubahan Eksterior
Gubahan eksterior merupakan desain yang digunakan untuk perancangan ruang luar pada kawasan Pusat Kuliner Sebagai Ruang Publik, untuk menanggapi dan memberi kesan ruang publik, maka di buat rancangan eksterior sebagai berikut: 1)
Penataan Lansekap pada taman kawasan dan taman bermain diorientasikan kearah teluk kendari dan area yang berdekatan dengan jalur lalu lintas sehingga dapat menyaring polusi dan debu untuk masuk kearea tapak.
2)
Penambahan area duduk pada area pinggiran teluk kendari.
3)
Material yang digunakan seperti bebatuan, vegetasi (mangrove dan pohon kelapa), dan beberapa material yang bertemakan laut.
b.
Gubahan Interior
Gubahan interior merupakan desain yang digunakan untuk perancangan ruang dalam pada bangunan di Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik. Sebagai sebuah bangunan pusat kuliner maka di buat rancangan interior sebagai berikut :
134
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Ruang dalam disesuaikan dengan tema tiap jenis kuliner.
2)
Menggunakan material yang mudah dibersihkan agar para pengunjung tidak terganggu dengan ruang makan yang kotor dan berantakan.
3)
penempatan perabot dalam ruang dalam, terutama fasilitas umum yang digunakan harus ditempatkan pada bagian yang mudah dicapai bagi para pengunjung.
4)
Sirkulasi ruang dalam yang cukup sesuai dengan standar perabot dan sirkulasi.
5)
Orientasi bukaan ditempatkan pada area dengan view terbaik yaitu mengarah ke teluk kendari.
3.
Sistem Struktur
a)
Modul struktur yang digunakan adalah 360 cm
b)
Sistem subs struktur disesuaikan dengan bentuk bangunan, tetapi karena lokasi kawasan yang berada pada daerah timbunan lumpur yang merupakan jenis tanah lembek maka sistem struktur yang digunakan adalah pondasi tapak, tiang pancang dan rakit.
c)
Sistem super struktur menggunakan sistem plat rata dan sistem kabel dan jaring.
Gambar V.23 Bentuk-Bentuk Sistem Kabel Dan Jaring (Sumber: Data Arsitektur Edisi ke-33 Jilid ,1996) d)
Sistem upper struktur menggunakan rangka ruang, dan kabel dan jaring.
4.
Sistem pengkondisian ruang
a.
Sistem pencahayaan
1)
Pencahayaan alami
135
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Pencahayaan alami digunakan pada semua ruang pada siang hari. Pencahayaan dimanfaatkan semaksimal mungkin ke dalam ruangan melalui bukaan ruangan. 2)
Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan yang direncanakan terdiri atas : a)
Pencahayaan menyeluruh (general lighting)
Pencahayaan menyeluruh digunakan untuk semua ruang luar sebagai sumber penerangan pada malam hari.
b)
Pencahayaan khusus (special lighting)
Berupa pencahayaan yang memiliki tujuan khusus, misalnya menyinari atau menyorot fasad, pohon, dan lain sebagainya. b.
Sistem penghawaan
1)
Penghawaan alami
Yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan penghawaan alami, yaitu: a)
Aliran dan pengendapan udara
Diusahakan untuk selalu terjadi cross ventilation sehingga udara dalam ruang terus mengalir dan tetap sehat. b)
Polusi bau dan debu
Pertimbangan terhadap kondisi lingkungan akan menunjang kenyamanan pengunjung yang akan terganggu oleh bau dari makanan dan minuman yang diperjual belikan di dalam Kawasan Pusat Kuliner. Dengan menggunakan blowler pada ruang memasak/ dapur dengan sistem kerja yang berfungsi untuk mengeluarkan bau makanan. Untuk mengatasi debu dan pasir yang berada di sekitar tapak maka dapat menggunakan vegetasi dan perkerasan pada pedestrian.
136
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
2)
Penghawaan buatan
Sistem penghawaan buatan diperlukan pada ruang yang cukup tertutup dengan tujuan untuk menjaga kenyamanan thermal pengguna ruang. Terdapat beberapa sistem penghawaan buatan yang dapat diaplikasikan ke dalam bangunan, yaitu: a)
Air conditioning (AC) dengan sistem setempat, seperti window unit (split unit), cabinet unit dan through the wall yang ditempatkan pada ruangan yang membutuhkan.
b)
Air conditioning (AC) dengan sistem central, dimana penempatannya terpisah dari ruangan yang akan didinginkan. Penyaluran udara dingin dialirkan melalui Ducting air return.
c)
Exhaust fan, digunakan untuk ruang servis.
c.
Tata Suara/Akustik
Untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan gangguan kebisingan, maka langkah-langkah yang dapat diambil antara lain: 1)
Menata lansekap sedemikian rupa agar bangunan ataupun area yang membutuhkan ketenangan tidak berdekatan dengan lokasi kebisingan seperti jalan raya, daerah-daerah servis dan lainnya.
2)
Pemasangan dinding ganda yang tidak saling melekat kemudian diberi lapisan tambahan dari bahan akustik.
3)
Pengaturan/pemisahan ruang yang menimbulkan kebisingan (misalnya peralatan/mesin sumber tenaga) terhadap ruang yang membutuhkan ketenangan.
Sistem akustik digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan ketenangan atau bebas dari kebisingan, misalnya bangunan pengelola dengan merencanakan sistem akustik seperti: 1)
Dinding, dilapisi bahan-bahan yang memiliki daya serap bunyi yang tinggi namun tetap memberi nuansa alam pada bangunan.
2)
Lantai, menggunakan bahan untuk lantai dengan sifat yang cukup menyerap bunyi, seperti karpet.
137
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
d.
Sistem Utilitas dan Kelengkapan Bangunan
1)
Instalasi listrik
Syarat-syarat perancangan jaringan instalasi listrik yang ekonomis adalah : a)
Fleksibilitas
Jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban, tetapi harus dalam batas ekonomi, cadangan tambahan beban yang berlebihan (over design) adalah tidak ekonomis dan merupakan pemborosan. b)
Kepercayaan
Jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya, sebab pembebanan oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan-bahan instalasi. Kegagalan-kegagalan peralatan harus dapat diketahui secara dini agar tidka terjadi kecelakaan. c)
Keamanan
Jaringan instalasi harus dirancang sesuai Peraturan Nasional yang berlaku (Peraturan Umum Instalasi Listrik) Tabung-tabung Instalasi harus mudah dicapai dan bebas hambatan/halangan fisik. Untuk merancang jaringan instalasi listrik suatu gedung terdapat kelompok pembebanan listrik dalam bangunan adalah sebagai berikut: (1)
Pencahayaan listrik
(2)
Stop kontak untuk peralatan rumah tangga.
(3)
Ventilasi gedung
(4)
Plumbing/sanitair (pompa air dan lain-lain)
(5)
Transportasi vertical
(6)
Peralatan dapur
(7)
Peralatan khusus.
Instalasi dalam gedung dibagi dalam dua bagian yaitu: (1)
Instalasi untuk penerangan
138
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
(2)
Instalasi untuk power (Lift, AC, Pompa dan lain-lain)
Dalam situasi serba kekurangan tenaga listrik PLN, perlu disiapkan instalasi tenaga listrik siaga/ standby generator. Jumlah watt per m2 untuk gedung toko dan kantor adalah 20-40 watt/ m2. Jumlah tersebut diaplikasikan untuk unit bangunan warung makan, rumah makan dan restoran yaitu dengan mengkalikan total luasan per unit dengan standar jumlah watt, sehingga dapat diketahui jumlah watt yang digunakan untuk 3 jenis unit bangunan tersebut ditambah dengan unit bangunan pengelola. 2)
Air Bersih
Sumber air bersih untuk kebutuhan utama pada bangunan memanfaatkan fasilitas kota melalui jasa PDAM dan sebagai cadangan mempergunakan sumur dalam (deep well), dengan mempertimbangkan kebersihan serta kebutuhan yang besar akan air bersih tersebut. Air bersih dari sumber air tersebut dihisap dengan pompa dan ditampung pada bak penampung, selanjutnya dipompakan ke atas reservoir atas) kemudian didistribusikan ke unit-unit bangunan kawasan dengan mempertimbangkan sifat mekanisme air. 3)
Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor yang berasal dari disposal padat ke salurkan ke septic tank dan diteruskan ke bak peresapan, sedang hasil buangan disposal cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang selanjutnya diteruskan ke riol kota. Pembuangan air hujan dialirkan ke got besar dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota. 4)
Pembuangan Sampah
Sampah-sampah yang berupa sisa-sisa bahan padat dikumpulkan secara horizontal pada tiap bangunan, kemudian dikumpulkan ke tempat penampungan (bak sampah) di area depan kawasan.
139
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Sampah yang dikumpulkan pada bak sampah dan ditempatkan pada titik tertentu diangkat oleh cleaning servis ke bak penampung sementara yang selanjutnya akan diangkut/diambil oleh mobil sampah keluar kawasan. 5)
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
a)
Pencegahan Pasif
(1)
Penerangan darurat
Pemasangan lampu diletakkan pada pintu keluar darurat, jalan penghubung atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran. (2)
Sumber daya listrik darurat
Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan bantu evakuasi. b)
Pencegahan Aktif
1)
Pencegahan kebakaran di luar bangunan
Pencegahan bahaya kebakaran yang terjadi di luar bangunan menggunakan Pilar Hydrant yang diletakkan pada halaman, dengan jarak antara hydrant ± 90 m-150 m. 2)
Pencegahan kebakaran di dalam bangunan
(a)
Fire alarm system
Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran. (b)
Fire hydrant system
Yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan jarak maksimal 30 m, yang dapat melayani area seluas 800 m2. (c)
Thermo detector
Yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulakan oleh api, dimana bekerja secara otomatis. Alat ini terdiri dari 2 jenis yaitu: (1)
Rate of rise temperature detector
140
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Alat ini akan bekerja apabila ada kenaikan suhu dengan cepat, walau belum mencapai suhu 70 0C. (2)
Smoke detector
Alat ini mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran, dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi dengan toleransi tertentu. (d)
Alat pemadam kebakaran ringan
Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut. 6)
Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi yang digunakan adalah sistem PABX (Private Automatic Branch eXchange) yang digunakan untuk telepon ke dalam dan keluar bangunan. 7)
Sistem Keamanan
Sistem keamanan dalam bangunan ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas pengamatan dan pencegahan, antara lain: a)
Sistem CCTV (Central Circuit Television), untuk memonitor segala
penjuru bangunan yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya kriminalitas, seperti pencurian dan sebagainya. b)
Sistem alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu untuk
melindungi barang dan dokumen berharga yang mungkin di simpan dan di pamerkan dalam gedung. c)
Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas 24 jam
8)
Sistem Parkir
Sistem parkir yang digunakan pada perencanaan kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah : a.
Sistem parkir 600
141
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
Sistem parkir 600digunakan pada parkir kendaraan roda empat dan kendaraan khusus (truk/bus) yang berada diparkiran luar bangunan.
Gambar V.24 Sistem parkir 600 b.
Sistem parkir 900
Sistem parkir 900digunakan pada parkir kendaraan roda dua di luar bangunan.
Gambar V.25 Sistem parkir 900 c.
Sistem parkir 45
0
Sistem parkir 450digunakan pada parkir kendaraan roda dua di dalam bangunan.
Gambar V.26 Sistem parkir 450
142
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
BAB VI PENUTUP A.
Kesimpulan
1.
Bagaimana menentukan lokasi pusat kuliner sebagai ruang publik yang dapat mewadahi aktivitas wisata kuliner bagi masyarakat Kota Kendari?
Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik merupakan sebuah tempat wisata kuliner yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai tempat strategis untuk mengembangkan usaha dalam bisnis kuliner juga sebagai tempat masyarakat berbelanja berbagai jenis varian makanan dan minuman, dan juga terdapat fasilitas ruang publik di dalamnya. Oleh karena itu penentuan lokasi Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik memiliki beberapa kriteria-kriteria, yaitu : g.
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari, dengan fungsi utamanya sebagai kawasan perdagangan dan jasa.
h.
Lokasi Pusat Kuliner juga berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat.
i.
Segi pencapaian, untuk memudahkan para pengunjung dan para pelanggan dalam mencapai lokasi.
j.
Dengan konsep perencanaan kawasan ruang publik maka, luasan site dan lingkungan menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi.
k.
Tersedia
jaringan
utilitas
bangunan
menjadi
pertimbangan
dalam
menentukan lokasi yg sesuai. l.
Memiliki potensi wisata yang menjadi daya tarik kawasan.
Perhitungan pembobotan nilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah diuraikan di atas, maka penentuan lokasi terpilih pada Kecamatan Poasia dengan jumlah point sebesar 144. Wilayah Kecamatan Poasia terdiri dari beberapa fungsi kawasan yaitu f)
Fungsi perdagangan dan jasa
g)
Fungsi perumahan kepadatan tinggi
h)
Fungsi pariwisata
143
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
i)
Fungsi perumahan kepadatan sedang
j)
Kawasan resapan air
Maka penentuan site/tapak untuk kawasan Pusat Kuliner dipergunakan pendekatan yang diarahkan untuk mencapai suatu area.
Dasar pertimbangan 5)
Luas lahan
6)
Rencana Tata Ruang Kota Kendari
7)
Letak site yang strategis
8)
Fasilitas dan jaringan utilitas kota
Kriteria-kriteria penentu Adapun kriteria pertimbangan penentuan site untuk Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah : 6)
Luas tapak yang sesuai dengan kebutuhan ruang dan menampung segala aktifitas.
7)
Letak lokasi berdekatan dengan permukiman dan pusat kegiatan masyarakat.
8)
Fasilitas penunjang meliputi jaringan utilitas dan fasilitas penunjang lainnya.
9)
Memiliki view yang menarik.
10)
Pencapaian mudah dan tidak menggangu kelancaran lalu lintas
Alternatif lokasi Berdasarkan pertimbangan diatas, maka lokasi yang dipilih untuk perancangan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari adalah pada daerah Kecamatan Kendari Poasia dengan potensi tapak : 7)
Tapak berada pada kawasan perdagangan dan jasa atau kawasan pariwisata.
8)
Tapak berdekatan dengan lokasi kawasan permukiman.
9)
Lahan yang cukup luas untuk pembangunan kawasan Pusat Kuliner yang mengintegrasikan fungsi ruang publik kedalamnya.
10)
Kemudahan pencapaian.
144
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
11)
Telah dilengkapi oleh sarana dan prasarana penunjang. Seperti jaringan air bersih dan jaringan listrik.
12)
Memiliki view yang menarik
Perhitungan pembobotan nilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah diuraikan di atas, maka penentuan site terpilih Kelurahan Anggoeya berada pada jalan madusila dengan jumlah point sebesar 138.
2.
Bagaimana mengintegrasikan jenis aktivitas Ruang Publik ke dalam Pusat Kuliner ?
Menurut Stephen carr (1992), tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut: a.
Taman umum (Public Park)
b.
Taman Lingkungan (Neighborhood Park)
c.
Taman Kecil (Mini Park)
d.
Lapangan dan Plaza
e.
Peringatan (Memorial)
f.
Pasar (Markets)
g.
Jalan (Streets)
h.
Tempat bermain (Playgrounds)
i.
Ruang Komunitas (Community open space)
j.
Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways &Parkways)
k.
Atrium/ Pasar Didalam Ruang (Atrium/Indoor Market Place)
l.
Ruang Dilingkungan Rumah (Found/Neighborhood Spaces)
m.
Waterfront
Berdasarkan tipe dan karakter Ruang publik diatas dan kesesuaian dengan fungsi Pusat Kuliner, maka tipe yang diaplikasikan pada perancangan kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik adalah Taman kecil (mini park), Tempat bermain (Playgrounds), Ruang Komunitas (Community open space), Jalan Hijau dan Jalan Taman (Greenways &Parkways).
145
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
3.
Bagaimana mendesain fasilitas-fasilitas di dalam Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik ?
Jenis aktivitas dan jenis kuliner merupakan sebuah dasar pertimbangan penentuan fasilitas untuk kawasan Pusat Kuliner. Berdasarkan jenis aktivitas perencanaan Pusat Kuliner dibagi menjadi beberapa kelompok kegiatan yaitu kelompok kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengunjung dan penyewa lapak jualan, kelompok dengan kategori kegiatan pelengkap seperti kegiatan bermain, ngobrol, bersantai, berkumpulnya suatu komunitas, kelompok kegiatan penunjang seperti kegiatan pembayaran dengan sistem manajemen kasir terpusat, kelompok kegiatan publik/umum seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum menyantap hidangan, kelompok kegiatan servis seperti kegiatan perawatan bangunan, mengawasi dan mengontrol sistem, menjaga keamanan dan kenyamanan. Pembagian kelompok kegiatan memudahkan perancangan fasilitas di dalam Kawasan Pusat Kuliner. Selain itu terdapat berbagai macam jenis kuliner di Kota Kendari, berdasarkan Laporan Penetapan SKPD/SKRD Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah Kota Kendari terdapat 12 jenis kuliner yang dikelompokkan di dalam kategori warung makan, rumah makan, dan restoran. Maka dapat
diketahui
jumlah
lapak jualan berdasarkan kategori
dan
pengelompokkan jenis kuliner yang dibutuhkan untuk perencanaan dan perancangan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik di Kota Kendari.
B.
Saran
Pembahasan mengenai Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik tidak lepas dari tujuan untuk membuat atau merencanakan fasilitas dan desain yang sesuai bagi pengunjung dan pengguna lapak jualan. Oleh karena itu terdapat beberapa kepentingan yang harus dipenuhi dan merupakan bagian penting dari sebuah perencanaan Kawasan Pusat Kuliner yaitu:
146
ACUAN PERANCANGAN “PUSAT KULINER SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA KENDARI” By : ANNISA FITRI PRATIWI
1)
Mengetahui pelaku kegiatan secara mendalam dengan melakukan
observasi langsung di lapangan untuk dapat secara nyata mengaplikasikan desain yang sesuai bagi para pengguna.
2)
Data yang lengkap dari Pemerintah Kota Kendari dapat diolah kembali
sehingga pada penulisan tidak terdapat kebingungan bagi para pembaca.
3)
Pada perencanaan Kawasan Pusat Kuliner sebagai Ruang Publik, tata letak
bangunan, penzoningan, luasan, dan fasilitas pendukung lainnya harus dapat mendukung aktivitas di dalam kawasan, tidak hanya bertujuan menyediakan fasilitas yang nyaman tetapi juga lengkap dan teratur dari segi pencapaian.
147