Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - i
Ruang publik kreatif (RPK) memiliki peranan penting dalam penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis di suatu wilayah. Dengan memanfaatkan kapabilitas sumber daya lokal yang tersedia, RPK diharapkan dapat menciptakan peningkatan kreativitas dan nilai tambah ekonomi, penguatan interaksi sosial, pelestarian fungsi lingkungan, peningkatan kenyamanan dan pengembangan keindahan arsitektural kota dalam rangka meningkatkan daya saing dan kohesi sosial. Taman Jetayu menjadi salah satu opsi lokasi pengembangan RPK di Kota Pekalongan karena memiliki potensi 4T (talenta, teknologi, transaksi, toleransi) berbasis sumber daya lokal yang cukup memadai. Lokasi ini ditunjang oleh aksesibilitas yang cukup baik, ketersediaan prasarana dan sarana wilayah yang mencukupi, potensi sumber daya manusia yang berkualitas, aktivitas perekonomian yang dinamis serta didukung pula oleh kondisi budaya yang kondusif, kemauan politik yang kuat dan perkembangan global yang kompetitif. Semoga hasil kajian singkat yang sangat sederhana ini bisa memberikan setitik manfaat bagi upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis di Kota Pekalongan. Serpong, 10 November 2014 WP PSID Kota Pekalongan Leader,
Co-Leader K3,
Alkadri, S.E., M.Si.
Ir. Windriarti Hendrojogi, MRTP
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - ii
KATA PENGANTAR – ii DAFTAR ISI – iii BAB I.
PENDAHULUAN – 1 1.1. Fenomena Ruang Publik di Kota-kota di Indonesia – 1 1.2. Ruang Publik Kreatif sebagai Wahana Pengembangan Kreativitas, Inovasi dan Bisnis – 4 1.3. Tujuan dan Sasaran Kegiatan – 7 1.4. Output dan Outcomes Kegiatan – 7 1.5. Ruang Lingkup Kegiatan – 8 1.6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan – 8 1.7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan – 8 1.8. Sistematika Penulisan Laporan Kegiatan – 9
BAB II.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN TINJAUAN KEBIJAKAN – 11 2.1. Kerangka Pemikiran – 11 2.1.1. Konsep tentang Ruang Publik – 11 2.1.2. Kerangka Penguatan Sistem Inovasi – 21 2.2. Tinjauan Kebijakan – 22 2.2.1. Kebijakan Normatif – 22 2.2.2. Kebijakan Strategis – 23
BAB III.
PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF BERBASIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKALONGAN – 61 3.1. Tujuan Pengembangan Ruang Publik Kreatif – 61 3.2. Sasaran Pengembangan Ruang Publik Kreatif – 61 3.3. Potensi Lokasi Pengembangan Ruang Publik Kreatif – 62 3.4. Lokasi Terpilih Pengembangan Ruang Publik Kreatif Tahun 2014 – 64
BAB IV.
PROFIL RENCANA PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU – 67 4.1. Profil Taman Jetayu – 67 4.1.1. Letak Geografis dan Administrasi Taman Jetayu – 67 4.1.2. Luas dan Kondisi Spasial Taman Jetayu – 68 4.1.3. Pemanfaatan Ruang Taman Jetayu – 69 4.1.4. Infrastruktur dan Fasilitas Taman Jetayu – 71 4.1.5. Aksesibilitas Taman Jetayu – 71 4.2. Profil Faktor-faktor Pendukung – 71 4.2.1. Iklim – 72 4.2.2. Kondisi Sosial Budaya – 73 4.2.3. Aktivitas Ekonomi – 77
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - iii
BAB V.
PERANCANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU – 82 5.1. Tema RPK Taman Batik Jetayu – 82 5.2. Fungsi RPK Taman Batik Jetayu – 86 5.3. Zonasi RPK Taman Batik Jetayu – 88 5.4. Ilustrasi Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu – 94 5.4.1. Street Furniture – 94 5.4.2. Konsep Landscape dan Street Furniture – 73 5.5. Stakeholders dalam Kebijakan Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu – 106
BAB VI.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU TAHUN 2015-2019 – 107
BAB VII. PENUTUP – 115 7.1. Rekomendasi – 115 7.2. Tindak Lanjut – 115 DAFTAR PUSTAKA – 116
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - iv
1.1.
FENOMENA RUANG PUBLIK DI KOTA-KOTA DI INDONESIA
Sebuah kota membutuhkan ruang publik (public space) yang dapat berfungsi sebagai pusat ekspresi, interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal, individu ataupun kelompok. Ruang publik tersebut merupakan suatu ruang yang berfungsi untuk mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif masyarakat yang berkaitan dengan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. Selain berperan sebagai titik pengikat dalam struktur kota, ruang publik itu dapat pula berperan sebagai paru-paru kota yang memberikan kesegaran dan kesejukan di kawasan perkotaan. Akan tetapi, yang terjadi di kota-kota di Indonesia saat ini adalah kurangnya ruang publik bagi komunitas kreatif-inovatif untuk berekspresi, berinteraksi, berkomunikasi dan bertransaksi. Dalam konteks penyediaan ruang-ruang publik di perkotaan, hampir semua kota besar di Indonesia mengalami defisit karena jumlah besaran/luas ruang publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota tidak mampu menampung kebutuhan berbagai aktivitas sosial
yang
semestinya
merupakan
hak
dari
warga
kotanya
(http://www.pu.go.id/isustrategis/view/10, dikutip 4 November 2014). Seberapa besar defisit ruang publik di kota-kota besar memang belum pernah dilakukan penelitiannya. Namun begitu, terjadinya defisit ruang publik tersebut dapat diamati dari aktivitas sosial di beberapa kota besar utama di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Defisit ruang publik dalam bentuk taman bermain dan lapangan olahraga, misalnya, terlihat dari banyaknya anak-anak yang bermain sepak bola, bersepeda maupun bermain layang-layang di median jalan, di bawah fly over atau di bantaran sungai. Fenomena ini mengindikasikan kurangnya atau bahkan tidak tersedianya tempat bermain di lingkungan permukiman dimana mereka tinggal. Padahal mereka memiliki kerinduan
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 1
yang kuat pada aktivitas rekreasi di alam terbuka, setelah seharian bahkan lima-enam hari dalam seminggu dikurung dalam kotak-kotak ruang yang bernama ruang kelas. Dengan semangat kanak-kanaknya, mereka ini mampu mencari serpihan lahan kosong yang tersisa di antara bangunan gedung maupun jalan untuk dipakai sebagai tempat bermain, tanpa memikirkan risiko maupun bahaya yang mungkin timbul karena rentannya keamanan di lokasi tersebut. Untuk mengatasi fenomena di atas, dalam beberapa tahun terakhir wacana pengembangan ruang publik bagi komunitas kreatif-inovatif semakin menguat di berbagai kawasan perkotaan di Indonesia. Mulai dari Jakarta hingga Surabaya, dan terus menyebar hingga ke daerah-daerah lain, baik diinisiasi oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat dan swasta. Wacana pengembangan ruang publik bagi komunitas kreatif-inovatif juga disambut baik oleh beberapa Kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Beberapa contoh ruang publik bagi komunitas kreatif-inovatif dan kegiatankegiatan pendorongnya adalah :
Jakarta : Hidden Park di Taman Langsat Kebayoran Baru, Taman Fatahillah, Koridor Thamrin-Plaza Senayan, Koridor Blok M-Mayestik.
Bandung : Taman Maluku, Taman Lansia, Taman Jomblo, Taman Film.
Surabaya : Taman Bungkul (arena berinteraksinya pedagang kaki lima, komunitas bikers, seniman, pecinta olahraga dan penggemar hiburan).
Kegiatan pendorong : Pekan Produk Kreatif Indonesia (Kemenparekraf), Penghargaan Tata Ruang (Kementerian PU).
Satu-satunya ruang publik di Indonesia yang telah berhasil meraih prestasi internasional hingga saat ini adalah Taman Bungkul di Kota Surabaya. Pada tahun 2013, ruang publik berbentuk taman yang terdapat di Jalan Raya Darmo ini dinobatkan sebagai Taman Kota Terbaik di Asia dan berhak mendapatkan Asian Townscape Awards (ATA). Surabaya pun menjadi kota pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memperoleh penghargaan ini. Penghargaan ATA merupakan hasil penjurian ketat yang dilakukan secara bersama oleh UN Habitat, Asian Habitat Society, Fukuoka Asian Urban Research Center dan Asia Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 2
Townscape Design Society. Faktor keunggulan utama yang dimiliki oleh Taman Bungkul adalah adanya rasa nyaman untuk daerah tropis dan dapat menjaga harmonisasi antara fungsionalitas kekinian, serta kemudahan pemanfaatannya, di samping keindahan desain dan lingkungan yang asri. Taman Bungkul diperuntukkan untuk bertemunya semua warga kota. Tidak ada sekat antara si kaya dan si miskin, antara si besar dan si kecil, maupun antara si putih dan si hitam. Taman ini menjadi arena berinteraksinya pedagang kaki lima, komunitas bikers, seniman, pecinta olahraga, penggemar hiburan dan berbagai bentuk kalangan masyarakat lainnya. Minimnya prestasi kota-kota di Indonesia – termasuk Kota Pekalongan – di level internasional dalam mengembangkan ruang publik sebagai wahana pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis masyarakat antara lain disebabkan oleh kurangnya sosialisasi mengenai istilah ruang publik kepada komunitas kreatif-inovatif, atau lebih dikenal dengan sebutan Ruang Publik Kreatif (RPK). Ruang publik yang ada saat ini hanya disebut atau dikenal sebagai ruang terbuka (lapangan) atau taman. Selain itu, ruang publik yang sudah tersedia di kota-kota di Indonesia pun belum digarap secara optimal, termasuk dalam hal penyediaan aksesibilitas dan fasilitas bagi orang-orang cacat atau orang-orang yang memiliki kemampuan yang berbeda dan terbatas (difable). Di Kota Pekalongan, saat ini sudah terdapat beberapa ruang publik dalam bentuk ruang terbuka hijau (RTH) yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi ruang publik kreatif. Salah satu di antaranya adalah RTH di Kawasan Jetayu yang terletak di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. RTH dengan luas keseluruhannya sekitar 1,16 hektar ini terbagi atas taman aktif dan taman pasif (Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan, Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, 2013:II-15). Taman aktif berupa lapangan rumput yang di tepinya mengalami perkerasan dan dikelilingi pepohonan yang cukup rindang. Di sepanjang perkerasan tadi terdapat pula beberapa street furniture seperti pot bunga, lampu penerangan, tiang bendera dan papan reklame. Di sekitar taman tersebut terlihat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan. Walaupun terdapat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di sekitarnya, namun
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 3
kondisi taman ini relatif bersih karena tidak terlihat sampah berserakan. Sementara itu, taman pasif berupa pulau-pulau taman berukuran kecil, baik berbentuk segitiga, lingkaran maupun persegi panjang. Untuk pulau-pulau taman yang berbentuk segitiga, di dalamnya terdapat sekelompok bunga, perdu dan rumput. Sedangkan di dalam pulau-pulau taman berbentuk persegi panjang terdapat sederetan pepohonan cemara. Untuk mengembangkan lebih jauh RTH di Kawasan Jetayu sebagai ruang publik kreatif di Kota Pekalongan, maka perlu dilakukan kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif untuk Kawasan Jetayu tersebut. Kegiatan perancangan ini menggunakan pendekatan penguatan sistem inovasi (PSI) dalam menyusun tema, fungsi, zonasi dan rencana aksinya. 1.2.
RUANG PUBLIK KREATIF SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS, INOVASI DAN BISNIS
Penguatan sistem inovasi adalah sebuah kerangka pembangunan yang berbasis pada pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis secara holistik (bersistem) dan jangka panjang (berkesinambungan). Penguatan sistem inovasi memiliki kerangka kebijakan inovasi yang terdiri dari enam komponen, yaitu : 1.
Kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.
2.
Keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa.
3.
Kekuatan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis.
4.
Budaya kreatif-inovatif.
5.
Fokus dan keterpaduan kebijakan pembangunan.
6.
Internalisasi dinamika global.
Ruang publik kreatif merupakan salah satu instrumen penguatan sistem inovasi untuk memperkuat keenam kerangka kebijakan inovasi di atas. Pembangunan ruang publik kreatif dapat dilaksanakan dengan cara memanfaatkan ruang terbuka hijau sebagai wahana pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis masyarakat perkotaan, termasuk pengembangan ruang terbuka hijau di Kawasan Jetayu di Kota Pekalongan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 4
Sebagaimana dimaklumi, ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan selama ini berperan sebagai wadah interaksi dan komunikasi sosial bagi masyarakat, dan melalui beragam interaksi yang terjadi mampu merangsang terjadinya proses kreativitas, inovasi dan bisnis yang pada gilirannya mendorong peningkatan ekonomi lokal. Dengan berkumpulnya masyarakat untuk rekreasi, bermain, berkreasi maupun bekerja di ruang publik tadi, telah membuka peluang berkembangnya pasar bagi ekonomi kreatif.1 Karena itulah penyediaan ruang publik di kota-kota di Indonesia sangat penting untuk menunjang iklim kreatif, inovatif dan bisnis, karena pada ruang-ruang publik tersebut banyak kegiatan kreatif, inovatif dan bisnis yang dapat dilangsungkan. Pemerintah Kota Pekalongan telah berkomitmen kuat untuk mengembangkan ruang publik kreatif di kotanya. Beberapa kawasan yang saat ini berstatus ruang terbuka hijau telah didorong untuk dikembangkan menjadi ruang publik kreatif. Di antaranya adalah (Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan, Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, 2013:II-15 – II-19) :
RTH Taman Monumen 03-10-1945 (Taman Monumen ’45) RTH ini terletak di tengah Kota Pekalongan dengan luas sekitar 0,69 hektar. Aktivitas yang berkembang di sini terutama adalah bisnis pedagang kaki lima yang berjualan mulai siang hingga malam hari. Sedangkan pemanfaatan oleh masyarakat untuk bersosialisasi, bermain, bersantai maupun beraktivitas kreatif inovatif lainnya masih sangat sedikit. Bisnis pedagang kaki lima yang berlangsung di taman ini belumlah hasil dari pengembangan kreatif-inovatif masyarakat.
RTH Kawasan Jetayu RTH yang terdapat di sekitar kawasan cagar budaya Kota Pekalongan ini memiliki luas sekitar 1,16 hektar, terdiri dari taman publik aktif dan taman publik pasif. Di kawasan ini juga terdapat aktivitas bisnis pedagang kaki lima, namun kondisinya tetap bersih.
1
Djoko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Imam S. Ernawi, Direktur Jenderal Penataan Ruang dalam acara Talkshow pada rangkaian kegiatan Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) yang bertajuk Generasi Muda Pengerak Utama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, di Jakarta (22/11). Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 5
RTH Kawasan Balai Kota Pekalongan RTH ini mempunyai luas sekitar 3,4 hektar yang terdiri dari lapangan rumput dan areal perkerasan. Lapangan rumput dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat bermain sepakbola. Sedangkan areal perkerasan sudah ada street furniture-nya berupa pot-pot bunga, papan reklame, lampu penerangan jalan, tempat duduk dan beberapa pendopo untuk tempat bersantai. Di RTH ini juga terdapat aktivitas bisnis pedagang kaki lima dan pangkalan tukang becak, sehingga kawasan ini relatif ramai.
RTH Kawasan Alun-alun Nusantara RTH ini berbentuk squares yang terletak di pusat kawasan perdagangan Kota Pekalongan dengan luas 1,4 hektar. RTH ini berbentuk lapangan rumput dimana di areal sekitarnya terdapat aktivitas bisnis pedagang kaki lima yang belum tertata rapi. Kondisi RTH di kawasan ini terlihat gersang karena jumlah vegetasinya sedikit dan di sekitarnya terdapat banyak bangunan pertokoan. Akibatnya, RTH yang juga berfungsi sebagai alun-alunnya Kota Pekalongan ini terasa kurang nyaman sebagai tempat bersosialisasi/interaksi, bermain, bersantai ataupun berkreativitas inovatif lainnya.
RTH Kawasan Lapangan Sorogenen RTH yang memiliki luas sekitar 1,4 hektar ini berupa lapangan olahraga, terdiri dari lapangan sepakbola dan lapangan voli, yang di sekelilingnya telah ditanami dengan pohon (palem raja, beringin dan cemara udang), disediakan tempat duduk (sitting group), tempat sampah dan lampu penerangan jalan. Di seputar lapangan terdapat lapak-lapak bisnis pedagang kaki lima yang belum tertata rapi, sehingga suasana di Lapangan Sorogenen menjadi kurang nyaman bagi masyarakat untuk berkreativitas.
Di samping RTH berbentuk lapangan atau taman di atas, Kota Pekalongan juga mempunyai beberapa RTH lainnya dalam bentuk sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan SUTT, sempadan rel kereta api, sempadan saluran drainase primer, sempadan jalan, sempadan polder, hutan kota, halaman sekolah, halaman perkantoran, halaman tempat peribadatan, serta kawasan pemakaman (taman makan pahlawan dan taman Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 6
pemakaman umum), kawasan pariwisata, kawasan perkantoran pemerintah, kawasan terminal bis, kawasan pelabuhan perikanan dan kawasan mangrove. Untuk mengembangkan ruang terbuka hijau di atas menjadi ruang publik kreatif, maka Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan menyelenggarakan kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan. Pada tahun 2014 ini kegiatan perancangan tersebut difokuskan pada RTH di Kawasan Jetayu. Kegiatan perancangan ruang publik kreatif di RTH Kawasan Jetayu ini berbasis pada hasil penyusunan “Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan” yang telah dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan pada tahun 2013 lalu.
1.3.
TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN
Kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan tentang rancangan pengembangan ruang publik kreatif di RTH Kawasan Jetayu, dimana ruang publik kreatif itu nantinya berfungsi sebagai wahana pengembangan kreativitas, inovasi dan bisnis bagi berbagai lapisan masyarakat Kota Pekalongan. Berdasarkan tujuan di atas, maka sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan perancangan ini adalah : 1.
Terbentuknya rancangan tema, fungsi dan zonasi ruang publik kreatif di RTH Kawasan Jetayu.
2.
Tersusunnya rencana aksi pengembangan ruang publik kreatif di RTH Kawasan Jetayu tahun 2015-2019.
1.4.
OUTPUT DAN OUTCOMES KEGIATAN
Output dari kegiatan ini adalah berupa laporan hasil perancangan ruang publik kreatif untuk RTH di Kawasan Jetayu. Sedangkan outcomes-nya berupa diterapkannya
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 7
rekomendasi kebijakan pengembangan RTH di Kawasan Jetayu menjadi ruang publik kreatif pertama di Kota Pekalongan. 1.5.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Berdasarkan tujuan, sasaran, output dan outcomes di atas, maka ruang lingkup dari kegiatan ini adalah : 1.
Lokasi pengembangan ruang publik kreatif adalah RTH di Kawasan Jetayu yang terletak di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara.
2.
Perancangan ruang publik kreatif berbasis RTH di Kawasan Jetayu terdiri dari tema, fungsi, zonasi dan rencana aksi.
1.6.
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Untuk merealisasikan tujuan, sasaran, output dan outcomes di atas, maka tahapan kegiatan perancangan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut : 1.
Menyusun konsep pengembangan ruang publik kreatif, khususnya berbasis RTH.
2.
Menginventarisasi dokumen sebagai referensi atau tinjauan kebijakan bagi pengembangan ruang publik kreatif.
3.
Melakukan diskusi awal dengan mitra kerja di Kota Pekalongan.
4.
Melakukan survei instansional dan lapangan di beberapa RTH di Kota Pekalongan.
5.
Melakukan analisis tinjauan kebijakan dan analisis hasil survei.
6.
Menyusun laporan perancangan ruang publik kreatif.
7.
Mendiskusikan hasil perancangan dengan mitra kerja di Kota Pekalongan.
8.
Merumuskan dan menyampaikan rekomendasi kebijakan tentang pengembangan ruang publik kreatif kepada Pemerintah Kota Pekalongan.
1.7.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 8
Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan Tahun 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
Menyusun konsep pengembangan ruang publik kreatif berbasis ruang terbuka hijau Menginventarisasi dokumen sebagai referensi/tinjauan kebijakan Melakukan diskusi awal dengan mitra kerja Melakukan survei instansional dan survei lapangan Melakukan analisis tinjauan kebijakan dan hasil survei Menyusun laporan perancangan ruang publik kreatif Mendiskusikan hasil perancangan dengan mitra kerja Merumuskan dan menyampaikan rekomendasi kebijakan tentang pengembangan ruang publik kreatif
1.8.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KEGIATAN
Laporan kegiatan Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I.
PENDAHULUAN Bab awal ini menguraikan fenomena ruang publik di kota-kota di Indonesia serta pentingnya ruang publik kreatif sebagai sebuah wahana untuk mendorong kreativitas, inovasi dan bisnis. Kemudian, juga diuraikan tujuan dan sasaran kegiatan, output dan outcomes kegiatan, ruang lingkup kegiatan, tahapan pelaksanaan kegiatan, serta jadwal kegiatan.
BAB II.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN TINJAUAN KEBIJAKAN Kerangka pemikiran yang diterapkan dalam perancangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan adalah konsep tentang ruang publik dan kerangka penguatan sistem inovasi daerah. Sedangkan tinjauan kebijakan terdiri dari kebijakan normatif dan kebijakan strategis yang bersentuhan langsung dengan topik kegiatan perancangan ini.
BAB III.
PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF BERBASIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA PEKALONGAN Bab ini memaparkan secara umum tujuan dan sasaran pengembangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan. Kemudian, diikuti dengan uraian tentang sebaran lokasi dan jenis ruang terbuka hijau di kota ini. Dari sekian banyak
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 9
lokasi, pada tahun 2014 ini terpilih satu lokasi untuk dikaji dan dikembangkan menjadi ruang publik kreatif. BAB IV.
PROFIL RENCANA PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU Setelah RTH di Kawasan Jetayu terpilih untuk dikembangkan sebagai ruang publik kreatif, maka pada bab ini digambarkan secara ringkas profil Taman Jetayu itu sendiri serta faktor-faktor pendukungnya.
BAB V.
PERANCANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU Perancangan di sini terdiri dari tema, fungsi, zonasi dan ilustrasi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Dalam bab ini juga disinggung sedikit tentang kelompok stakeholders yang terkait dengan kebijakan pengembangan RPK Taman batik Jetayu.
BAB VI.
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAMAN BATIK JETAYU Rencana aksi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka penguatan sistem inovasi. Sedangkan peeriode waktu rencana aksi adalah 2015-2019.
BAB VII. PENUTUP Bab ini menutup bab-bab sebelumnya dengan menguraikan beberapa butir rekomendasi dan tindak lanjut yang sebaiknya ditempuh apabila rekomendasi tadi diadopsi oleh Pemerintah Kota Pekalongan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 10
Dalam melakukan perancangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan, kerangka pemikiran dan tinjauan kebijakan yang digunakan dapat dipaparkan secara singkat di bawah ini. 2.1.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran yang diterapkan dalam perancangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan adalah konsep tentang ruang publik dan kerangka penguatan sistem inovasi. 2.1.1. Konsep tentang Ruang Publik 2.1.1.1.
Definisi Ruang Publik
Ruang publik merupakan salah satu elemen penting dalam perancangan kota yang memiliki peran sebagai pusat interaksi, komunikasi dan aktivitas berbagai lapisan masyarakat, baik secara formal maupun informal, individu ataupun kelompok. Secara umum, ruang publik dapat didefinisikan sebagai suatu ruang yang memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya (Edy Darmawan, 2007:2). Interaksi sosial dapat diartikan sebagai kegiatan yang membutuhkan kehadiran orang lain. Kegiatan ini bisa berupa perbincangan santai di tepi jalan, bertatap muka maupun kegiatan anak-anak bermain di taman kota. Penanganan ruang publik yang kreatif dapat mendukung terbentuknya aktivitas sosial antara orang-orang yang tidak saling mengenal sebelumnya. Adanya pementasan kesenian di taman kota dapat menjadi contoh. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 11
Kegiatan-kegiatan kreatif yang diselenggarakan di ruang-ruang terbuka (baik yang bertujuan komersial maupun nonkomersial) dapat mendorong warga untuk saling berbincang atau sekedar saling mengomentari kegiatan kreatif tersebut, demikian juga dengan pemasangan karya seni instalasi di ruang publik. Berdasarkan definisi di atas, maka fungsi-fungsi sebuah ruang publik dapat dirinci sebagai berikut (E. Darmawan, 2003, disadur dari Edy Darmawan, 2007:2-3) : a.
Sebagai pusat interaksi, komunikasi dan kegiatan masyarakat, baik formal maupun informal, misalnya pelaksanaan shalat hari raya, upacara bendera, pertemuanpertemuan individual, serta penyelenggaraan acara tertentu (rekreasi, konser seni, pertunjukan budaya, bahkan demonstrasi) oleh sekelompok masyarakat.
b.
Sebagai ruang pengikat struktur kota yang menampung koridor-koridor jalan menuju ke arah ruang publik tersebut maupun tempat transit bagi masyarakat yang akan pindah ke tujuan lain.
c.
Sebagai tempat berjualan bagi pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman, buah-buahan, mainan anak-anak, pakaian, souvenir, hingga jasa hiburan (seperti tukang sulap, tarian kera, jasa penyewaan permainan, lain-lain.
d.
Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan dan menyejukkan kawasan tersebut, serta sekaligus sebagai ruang evakuasi untuk penyelamatan masyarakat apabila terjadi bencana gempa atau bencana alam lainnya.
Menurut Stephen Carr (1992), ruang publik dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yakni (Edy Darmawan, 2007:14-16) : a.
Taman umum (public parks), yakni lapangan atau taman di pusat kota dengan skala pelayanan yang beragam sesuai fungsinya. Bentuknya bisa berupa taman nasional (national parks), taman pusat kota (downtown parks), taman lingkungan (neighbourhood parks) dan taman kecil (mini parks).
b.
Lapangan dan plaza (squares and plazas), yaitu bagian dari pengembangan perkantoran atau bangunan-bangunan komersial. Bentuknya dapat berupa lapangan pusat kota (central squares) atau waterfront bagi kota yang berada di sisi sungai/laut dan bisa pula berbentuk plaza pengikat (corporate plaza).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 12
c.
Peringatan (memorial space), ialah ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori atau kejadian penting tertentu yang dialami oleh masyarakat setempat atau memori nasional. Bentuknya antara lain berupa tugu dan monumen.
d.
Pasar (markets), yakni ruang terbuka atau ruas jalan yang dimanfaatkan untuk transaksi, biasanya bersifat temporer atau hari-hari tertentu saja. Bentuknya bisa berupa pasar kaget, pasar bazar dan pasar Sabtu-Minggu.
Dari berbagai tipe dan karakter ruang publik di atas, dapat didekomposisi bahwa ruang publik bisa dalam bentuk ruang terbuka (open space) dan/atau dapat pula berupa ruang terbangun. Kemudian, di dalam nomenklatur penataan ruang di Indonesia, beragam tipe atau karakter ruang publik di atas diklasifikasikan sebagai ruang terbuka hijau dan ruang terbuka nonhijau. Sementara itu, menurut Edy Darmawan (2007:4), sebuah ruang publik harus mempunyai tiga karakter penting berikut : a.
Memiliki makna bagi masyarakat setempat (meaningful) dimana ruang publik harus mempunyai tautan manusia, ruang dan dunia luas dengan konteks sosial.
b.
Dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat pengguna dalam melakukan berbagai kegiatan dan kepentingan luas (responsive).
c.
Bisa menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial – baik secara etnik, tingkatan ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat kepentingan/motivasi, perbedaan umur maupun tingkatan sosial lainnya – dengan bebas tanpa ada diskriminasi (democratic).
Sedangkan menurut Rony Gunawan Sunaryo, dkk. (2010:3), karakter ruang publik adalah sebagai berikut :
Ruang yang menjadi tempat bagi masyarakat untuk berinteraksi, melakukan beragam kegiatan secara berbagi dan bersama, meliputi interaksi sosial, ekonomi dan budaya, dengan penekanan utama pada aktivitas sosial.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 13
Ruang yang diadakan, dikelola dan dikontrol secara bersama, baik oleh instansi publik maupun privat, yang didedikasikan untuk kepentingan dan kebutuhan publik.
Ruang yang terbuka dan aksesibel secara visual maupun fisik bagi semua masyarakat tanpa kecuali.
Ruang dimana masyarakat mendapat kebebasan beraktivitas, berekspresi serta mengaktualisasikan diri dan kelompok, tetapi tetap ada batasan atau normanorma yang harus dijunjung tinggi.
Sebagai ilustrasi, beberapa contoh taman yang berfungsi sebagai ruang publik kreatif di Kota Surabaya dan Kota Bandung disajikan dalam Gambar 2.1. 2.1.1.2.
Definisi Ruang Publik Kreatif
Dalam nomenklatur sistem penataan ruang di Indonesia, istilah ruang publik kreatif (RPK) memang tidak ditemukan secara eksplisit, sehingga definisi yang baku tentang ruang publik kreatif juga belum ada. Namun demikian, pendefinisian ruang publik kreatif dapat dikembangkan dari pengertian ruang publik di atas, yakni dengan menambahkan unsur kreativitas, inovasi dan bisnis pada makna ruang publik secara umum. Menurut
Zimmerer
(1996:51,
dikutip
kreativitas-dan-inovasi-dalam-berwira.html),
http://ririe-ritonga.blogspot.com/2010/10/ kreativitas
adalah
kemampuan
untuk
mengembangkan ide-ide (gagasan atau konsep) baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif yang bernilai tambah terhadap masalah dan peluang guna meningkatkan atau memperkaya kehidupan masyarakat setempat. Sementara itu, bisnis dapat diartikan sesuai dengan makna aslinya, yaitu sibuk untuk melakukan pekerjaan dan kegiatan yang bisa mendatangkan keuntungan, dalam lingkup komunitas, masyarakat atau individu. Atau, menurut Steinford (1979), bisnis adalah sebuah kegiatan yang menyediakan jasa atau barang yang dibutuhkan oleh konsumen, bisa dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai badan usaha, perusahaan yang memiliki badan hukum, Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 14
ataupun perseorangan yang tidak mempunyai badan usaha atau badan hukum semisal warung yang tidak mempunyai surat izin tempat usaha, pedagang kaki lima atau usaha informal lainnya (dikutip dari http://www.pengertianbisnis.com/pengertian-bisnismenurut-ahli-dan-jenis-jenis-bisnis/ tanggal 9 November 2014).
Taman Bungkul Surabaya
Taman Bungkul Surabaya
Taman Maluku Bandung
Taman Film Bandung
Taman Skateboard Bandung
Taman Bandung
Gambar 2.1. Beberapa Contoh Taman yang Berfungsi sebagai Ruang Publik Kreatif di Kota Surabaya dan Kota Bandung Dengan demikian, apabila dipadukan dengan definisi ruang publik secara umum, maka ruang publik kreatif dapat dimaknai sebagai ruang terbuka (open space) dan/atau ruang terbangun yang dimanfaatkan untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas kreatif, inovatif dan Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 15
bisnis, menambah penghijauan daerah perkotaan, menambah fasilitas olahraga dan kegiatan rekreasi, mempermudah interaksi sosial serta membawa kebanggaan dan kenangan pada suatu komunitas. Dalam berkreativitas, inovasi dan bisnis, ruang publik kreatif dapat dimanfaatkan baik dalam proses mengumpulkan informasi dan peluang, merefleksi informasi dan peluang, menganalisis dan mengeksplorasi solusi dari informasi dan peluang yang didapat, maupun pada tahap memverifikasi hasil kreativitas dan inovasi (menguji pemasaran produk atau jasa) melalui transaksi bisnis. Dalam konteks PSI (penguatan sIstem inovasi), ruang publik kreatif dapat didefinisikan sebagai ruang terbuka dan/atau ruang terbangun yang dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan talenta, pemanfaatan teknologi, pengembangan transaksi dan penguatan toleransi berbasis sumber daya lokal (Alkadri, 2013). Fasilitasi pengembangan talenta berkaitan dengan :
Kreativitas dan inovasi di sektor industri kreatif, terutama tekstil dan produk tekstil (batik dan fashion) serta industri makanan dan minuman.
Kreativitas dan inovasi di kalangan peserta didik SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi.
Kreativitas dan inovasi di organisasi pemerintahan, profesi, kepemudaan, kesenian, kebudayaan, olahraga dan bentuk organisasi lainnya.
Kreativitas dan inovasi yang tersebar di dalam lingkungan masyarakat perseorangan (individual).
Fasilitasi pemanfaatan teknologi bersentuhan dengan :
Teknologi wi-fi (wireless, hot spot), teknologi informasi dan peluang pasar (touchscreen), ATM dan lain-lain.
Teknologi rekayasa lalu lintas di sekitar ruang publik kreatif.
Fasilitasi pengembangan transaksi berkaitan dengan :
Transaksi bisnis melalui penyelenggaraan pasar kaget atau bazar satu kali dalam sebulan di area ruang publik kreatif. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 16
Transaksi bisnis melalui perdagangan reguler di sekitar ruang publik kreatif, khususnya pedagang kaki lima, jasa penyewaan, jasa-jasa lainnya.
Fasilitasi penguatan toleransi berhubungan dengan :
Hubungan/interaksi antarsesama warga serta antara manusia dan lingkungan fisik/alam di sekitar ruang publik kreatif melalui berbagai kegiatan olahraga, keagamaan,
pemerintahan,
upacara
adat
(kebudayaan
dan
kesenian),
kepemudaan, kegiatan bazar, pameran, festival dan lain-lain sejenis di berbagai bidang pembangunan serta kegiatan lain yang dapat mempererat kohesi sosial. 2.1.1.3.
Tujuan Pengembangan Ruang Publik Kreatif
Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka pengembangan ruang publik kreatif seharusnya juga bertujuan untuk mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, dalam arti :
Aman : publik memiliki suatu ruang yang dapat memberikan rasa aman (terlindungi dari berbagai ancaman) dalam berkreativitas, inovasi dan bisnis.
Nyaman : publik dapat mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya (kearifan lokal), ekonomis, ekologis dan estetika dalam suatu ruang dengan suasana yang tenang dan damai.
Produktif : publik dapat mengekspresikan dan mengimplementasikan talentanya (kreativitas
daan
inovasi)
untuk
menghasilkan
nilai
tambah
ekonomi,
memanfaatkan dan mengembangkan teknologi, memperluas transaksi bisnis dan/atau membangun toleransi di sebuah ruang yang aman dan nyaman.
Berkelanjutan : pengembangan ruang publik kreatif dapat mempertahankan dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan fisik setempat.
Dengan demikian, ruang publik kreatif merupakan salah satu upaya dalam membangun partisipasi publik dalam penataan ruang sehingga keterlibatan aktif semua komponen dapat diwadahi secara optimal sekaligus merupakan upaya menuju pembangunan perkotaan berkelanjutan. Melalui pengembangan ruang publik kreatif yang aman, Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 17
nyaman, produktif dan berkelanjutan tersebut, diharapkan pula keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam pemanfaatan sumber daya (baik sumber daya lahan, sumber daya buatan maupun sumber daya manusia) serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang publik, dapat diwujudkan. Dalam konteks penguatan sistem inovasi, pengembangan ruang publik kreatif di suatu daerah bertujuan untuk mendorong penguatan sistem inovasi itu sendiri dan sekaligus mewujudkan pembangunan daerah yang progresif dan berkualitas, inklusif serta berkesinambungan. 2.1.1.4.
Bentuk-bentuk Ruang Publik untuk Pengembangan Ruang Publik Kreatif
Merujuk pada definisi di atas, maka pengembangan ruang publik kreatif dapat diturunkan dari beberapa nomenklatur keruangan di bawah ini 2 :
RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun tanaman yang sengaja ditanam.
RTH Publik merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum, antara lain berupa taman kota, lapangan, taman pemakaman umum dan jalur/sabuk hijau sepanjang jalan, rel kereta api, sungai dan pantai.
RTH Privat merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh swasta/masyarakat, antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tetumbuhan.
Ruang terbuka nonhijau (RTNH), yaitu ruang terbuka di wilayah kota atau kawasan perkotaan yang tidak termasuk ke dalam kategori ruang terbuka hijau (RTH), terdiri dari lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.
2
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTNH di Kawasan Perkotaan. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 18
Dekomposisi ruang publik kreatif selengkapnya dalam konteks keruangan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Ruang Publik di Wilayah Perkotaan yang Bisa Dikembangkan menjadi Ruang Publik Kreatif
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 19
Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa salah satu bentuk ruang publik yang bisa dikembangkan menjadi ruang publik kreatif adalah ruang terbuka hijau (RTH). Menurut Laboratorium Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB (2005), ruang terbuka hijau dapat didefinisikan sebagai bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh Ruang terbuka hijau tersebut, yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah perkotaan. Ruang terbuka hijau di setiap kota memiliki tiga fungsi penting, yaitu ekologis, sosialekonomi dan evakuasi (Ning Purnomohadi, dikutip dari http://ciptakarya.pu.go.id). Fungsi ekologis adalah dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi sosial-ekonomi ialah memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota. Sementara itu fungsi evakuasi antara lain adalah untuk tempat pengungsian saat terjadi bencana alam. 2.1.1.5.
Stakeholders dalam Kebijakan Pengembangan Ruang Publik Kreatif
Dalam kebijakan mengembangkan sebuah ruang publik kreatif, cukup banyak stakeholder yang terlibat sesuai dengan kedudukan atau kepentingannya. Berdasarkan kedudukan atau kepentingan tersebut, maka stakeholders ruang publik kreatif dapat dipilah menjadi lima kelompok, yaitu (lihat Gambar 2.3) : a. Kelompok stakeholders yang berkedudukan sebagai pengambil atau pembuat kebijakan pengembangan ruang publik kreatif. b. Kelompok
stakeholders
yang
berkedudukan
sebagai
pengawas
kebijakan
pengembangan ruang publik kreatif. c. Kelompok stakeholders yang berkepentingan agar kegiatan atau kebijakan pengembangan ruang publik kreatif dapat berjalan. d. Kelompok stakeholders yang berkedudukan sebagai interest dan pressure group yang terkait dengan kebijakan pengembangan ruang publik kreatif.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 20
e. Kelompok stakeholders yang terkena dari dampak kebijakan pengembangan ruang publik kreatif.
PENGAMBIL/PEMBUAT KEBIJAKAN : Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
PENGAWAS KEBIJAKAN : DPR/DPRD, LSM, Pers/Media Massa, Forum Warga, Partai Politik, Asosiasi Profesi dan Perguruan Tinggi
TERKENA DAMPAK DARI KEBIJAKAN : Kelompok Masyarakat
KELOMPOK INTEREST DAN PRESURE GROUP YANG TERKAIT KEBIJAKAN : Partai Politik, LSM, Pengusaha, Forum Warga, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi dan Kelompok Mediasi
STAKEHOLDER YANG MEMPUNYAI KEPENTINGAN AGAR KEGIATAN ATAU KEBIJAKANNYA BERJALAN : (a) Partai Politik, LSM, Forum Warga dan presure group lainnya; (b) Donor, Pengusaha, Perguruan Tinggi, Warga, Pemerintah Pusat dan Daerah, Kelompok Mediasi dan Kelompok Pendukung lainnya
Gambar 2.3. Kelompok Stakeholders yang Terlibat dalam Kebijakan Pengembangan Ruang Publik Kreatif 2.1.2. Kerangka Penguatan Sistem Inovasi Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, penguatan sistem inovasi adalah sebuah kerangka pembangunan yang berbasis pada pengembangan kreativitas keinovasian secara holistik (bersistem) dan jangka panjang (berkesinambungan). Penguatan sistem inovasi tersebut memiliki kerangka kebijakan inovasi yang terdiri dari enam komponen, yaitu : 1.
Kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.
2.
Keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa.
3.
Kekuatan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis.
4.
Budaya kreatif-inovatif.
5.
Fokus dan keterpaduan kebijakan pembangunan.
6.
Internalisasi dinamika global.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 21
Ruang publik kreatif merupakan salah satu instrumen penguatan sistem inovasi untuk memperkuat keenam kerangka kebijakan di atas. Pembangunan RPK dapat dilaksanakan dengan cara memanfaatkan ruang terbuka hijau sebagai wahana pengembangan kreativitas inovasi dan bisnis bagi masyarakat perkotaan, termasuk pengembangan Kawasan Jetayu di Kota Pekalongan. Penggunaan kerangka penguatan sistem inovasi ini nantinya akan terlihat dalam penyusunan rencana aksi pengembangan ruang publik kreatif Kota Pekalongan. 2.2.
TINJAUAN KEBIJAKAN
Tinjauan kebijakan di sini dipilah menjadi kebijakan normatif dan kebijakan strategis, sebagaimana dipaparkan di bawah. 2.2.1. Kebijakan Normatif Dalam mengembangkan suatu ruang publik kreatif, ada beberapa peraturan perundangundangan yang dapat dijadikan acuan normatif, di antaranya adalah sebagai berikut :
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Kawasan Perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 22
Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03/2012 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 36/2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah.
2.2.2. Kebijakan Strategis Di samping peraturan perundang-undangan sebagai acuan normatif, masih ada kebijakankebijakan lainnya yang dapat dijadikan sebagai acuan strategis dalam mengembangkan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang publik kreatif di Kota Pekalongan. Acuan strategis yang dimaksud adalah kebijakan-kebijakan strategis yang antara lain berkaitan dengan (lihat Gambar 2.4) :
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan.
Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kecamatan se-Kota Pekalongan.
Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekalongan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekalongan.
Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (RPSID) Kota Pekalongan.
Kebijakan strategis Kota Pekalongan terkait lainnya.
Gambar 2.4. Acuan Kebijakan Strategis dalam Pengembangan RPK
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 23
2.2.2.1.
Tinjauan RTH dalam RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-2029
Merujuk pada Pasal 38 Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029, ruang terbuka hijau (RTH) eksisting di Kota Pekalongan secara keseluruhan mencapai luas sekitar 1.382,5 hektar atau sekitar 30,55% luas wilayah kota (lihat Tabel 2.1). Angka sebesar ini terdiri dari RTH Publik 831,8 hektar (18,38%) dan RTH Privat seluas 550,7 hektar (12,17%). Dengan demikian, secara keseluruhan Kota Pekalongan telah memenuhi ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Namun, apabila dirinci lebih jauh, Kota Pekalongan belum memenuhi ketentuan minimal 20% untuk RTH Publik. Karena itulah Kota Pekalongan akan meningkatkan RTH Publiknya menjadi sekitar 905,8 hektar, yang berarti mencapai 20,02% dari luas wilayah Kota Pekalongan. Penambahan luas RTH Publik ini berasal dari sempadan polder, lapangan olahraga dan kawasan konservasi pantai (mangrove). Selanjutnya, dalam ketentuan umum peraturan zonasi untuk RTH, telah ditetapkan pemanfaatan ruangnya sebagai berikut : a.
Kegiatan yang diperbolehkan adalah aktivitas olahraga dan rekreasi.
b.
Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat adalah kegiatan pembangunan utilitas kota yang diupayakan tidak merusak tanaman yang ada atau diupayakan ditanam di dalam tanah.
c.
Kegiatan yang dipeerbolehkan terbatas adalah pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan olahraga dan/atau rekreasi serta reklame dengan seizin instansi yang berwenang.
d.
Kegiatan yang dilarang adalah melakukan penebangan pohon di kawasan ini tanpa seizin instansi yang berwenang.
Dalam pemanfaatan ruang di RTH, terdapat insentif nonfiskal berupa (a) kemudahan perizinan jika mau memindahkan bangunan ke luar kawasan RTH, (b) imbalan, serta (c) disewakan ruang untuk tempat tinggal sementara. Sedangkan disinsentif yang diterapkan adalah (a) disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak yang tinggi dan (b) disinsentif
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 24
nonfiskal dalam bentuk pembatalan administrasi pertanahan, persyaratan khusus dalam perizinan, kewajiban memberi imbalan serta pembatasan penyediaan prasarana dan sarana. Tabel 2.1. Luas Eksisting dan Luas Rencana Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekalongan Jenis Ruang Terbuka Hijau
Luas Eksisting (ha)
%
Luas Rencana (ha)
%
RTH Publik Taman kota Sempadan pantai Sempadan sungai Sempadan SUTT Sempadan rel kereta api Sempadan saluran drainase primer Sempadan jalan Sempadan polder Lapangan olahraga Hutan kota TMP dan TPU Kawasan pariwisata Kawasan perkantoran pemerintah Kawasan terminal bis Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Fasilitas pendidikan Fasilitas kesehatan Fasilitas peribadatan Kawasan konservasi pantai (mangrove) Jumlah
27 61 359 15 8 159 124 0 19 5 41 1 2 0,3 4 5 1 0,5 0 831,8
0,60 1,35 7,93 0,33 0,18 3,51 2,74 0,00 0,42 0,11 0,91 0,02 0,04 0,01 0,09 0,11 0,02 0,01 0,00 18,38
27 61 359 15 8 159 124 6 24 5 41 4 2 0,3 4 5 1 0,5 60 905,8
0,60 1,35 7,93 0,33 0,18 3,51 2,74 0,13 0,53 0,11 0,91 0,09 0,04 0,01 0,09 0,11 0,02 0,01 1,33 20,02
470 8 67 5 0,3 0,4 550,7
10,39 0,18 1,48 0,11 0,01 0,01 12,17
515 24 35 9 0,5 0,5 584
11,38 0,53 0,77 0,20 0,01 0,01 12,91
1.382,5
30,55
1.489,8
32,92
4.525
100,00
4.525
100,00
RTH Privat Pekarangan rumah tinggal Kawasan perdagangan dan jasa Kawasan efektif perikanan Kawasan industri Kawasan hankam Kawasan sabuk hijau TPA sampah Jumlah Total luas RTH Luas Wilayah Kota Pekalongan
Sumber : Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 25
2.2.2.2. A.
Tinjauan RTH dalam RDTR Kota Pekalongan
RTH dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Utara dan RDTR Kecamatan Pekalongan Selatan
Di dalam RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kecamatan Pekalongan Utara dan RDTR Kecamatan Pekalongan Selatan, ruang terbuka hijau (RTH) diklasifikasikan menjadi : a.
RTH kawasan perdagangan dan jasa.
b.
RTH kawasan perindustrian.
c.
RTH kawasan permukiman.
d.
RTH kawasan pertanian.
e.
RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olahraga dan alamiah.
Adapun beberapa upaya yang akan dilakukan dalam perwujudan zona kawasan RTH, baik di Kecamatan Pekalongan Utara maupun Kecamatan Pekalongan Selatan, adalah sebagai berikut : a.
Menetapkan RTH perkotaan di kawasan perkotaan.
b.
Menetapkan RTH dengan skala RW dan RT di setiap lingkungan perkotaan.
c.
Pengembangan fasilitas kelengkapan RTH perkotaan, berupa lapangan olahraga, taman bermain anak, WC, kursi, serta parkir kendaraan.
d.
Pengembangan daerah pedestrian.
Mengingat Kecamatan Pekalongan Utara yang dialiri beberapa sungai, ditetapkan pula zona kawasan lindung, berupa zona kawasan yang memberikan perlindungan setempat, yakni sempadan sungai. Zona perlindungan sekitar sempadan sungai meliputi sempadan di sepanjang Sungai Pekalongan, Sungai Banger, Sungai Baros, Sungai Dekoro, Sungai Bremi Hilir dan Sungai Sebulan. Beberapa sungai tersebut memiliki peran cukup penting bagi Kecamatan Pekalongan Utara. Garis sempadan sungai ditetapkan sekurangkurangnya 10 meter di kanan-kiri sungai dan 5 meter di kanan-kiri anak sungai.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 26
Sedangkan untuk Kecamatan Pekalongan Selatan, zona perlindungan sekitar sempadan sungai meliputi sempadan sepanjang Sungai Pekalongan, Sungai Banger, Sungai Asem Binatur, Sungai Bremi Hulu dan Sungai Sebulan. Terkait dengan RTH yang memiliki kemungkinan dikembangkan menjadi RPK, sempadan sungai di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Selatan tersebut bisa digunakan untuk RTH jalur (berupa koridor/linier). B.
Kebijakan RTH dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Barat
Di dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Barat, arahan pengelolaan ruang terbuka hijau ditetapkan seperti tersaji dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2. Arahan Fungsi/Aktivitas Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan Bentuk atau Jenis RTH
Arahan Fungsi/ Aktivitas yang Bisa Diakomodasi
RTH pada kawasan perkantoran, pertokoan dan Tempat untuk menyelenggarakan berbagai tempat usaha aktivitas di luar ruangan seperti upacara, bazar, olahraga, area parkir terbuka dan lain-lain Taman kota Dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan budaya Hutan kota Kawasan konservasi dan penyangga lingkungan kota untuk kelestarian kota RTH fungsi tertentu seperti sempadan sungai Areal pengaman/perlindungan kawasan, dan sempadan mata air konservasi dan peningkatan fungsi kawasan RTH pada jalur jalan Wilayah konservasi air, juga dapat dimanfaatkan untuk keindahan/estetika kota Semua RTH secara umum Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan
Sumber : RDTR Kecamatan Pekalongan Barat 2013-2033.
Rencana pengembangan zona ruang terbuka hijau di Kecamatan Pekalongan Barat meliputi : a.
Subzona TPU (RTH-1) yang terdapat di SBWP 1 PS 6, SBWP 2 TI-1, SBWP 2 TI-4, SBWP 3 PR 1, SBWP 3 PR 3, SBWP 3 PR 5, SBWP 3 PR 6, SBWP 3 MD 2 dan SBWP 3 MD 3, dengan luas total kurang lebih 13,69 hektar.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 27
b.
Subzona taman kota (RTH-2) berupa Lapangan Mataram dan Lapangan Jetayu yang terdapat di SBWP 1 PS 1, SBWP 1 PS 3, SBWP 1 PS 4, SBWP 1 PS 5, SBWP 1 PS 16, SBWP 1 BK 1, SBWP 1 BK 4, SBWP 1 BK 5, SBWP 1 BK 6, SBWP 1 BK 7, SBWP 1 PS 1, SBWP 2 TI 4, SBWP 2 TI 5, SBWP 2 TI 6, SBWP 2 PK 1, SBWP 2 PK 2, SBWP 2 PK 4, SBWP 3 PR 1, SBWP 3 PR 21, SBWP 3 PR 4, SBWP 3 PR 7, SBWP 3 MD 1, SBWP 3 MD 2, SBWP 3 MD 3, SBWP 4 SK 1, dan SBWP 3 SK 3, dengan luas total kurang lebih 13,43 hektar.
Adapun sebaran lokasi RTH yang ditetapkan dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Barat seperti tersebut di atas dapat dilihat pada beberapa peta berikut ini, yang masing-masing memperlihatkan penetapan penggunaan lahan hingga tahun 2033 pada masing-masing BWP (blok wilayah perencanaan), dimana setiap BWP terdiri dari berbagai SBWP (sub blok wilayah perencanaan).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 28
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 29
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 30
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 31
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 32
Seperti kecamatan-kecamatan lainnya, Pekalongan Barat juga dialiri beberapa sungai, yakni Sungai Pekalongan, Sungai Asem Binatur, Sungai Bremi Hilir dan Sungai Bremi Hulu, sehingga di dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Barat ditetapkan pula zona kawasan lindung berupa zona kawasan yang memberikan perlindungan setempat, yakni sempadan sungai. Kriteria sempadan sungai di Sungai Pekalongan, Sungai Asem Binatur, Sungai Bremi Hilir dan Sungai Bremi Hulu tersebut meliputi sekurang-kurangnya 10 meter di sepanjang kanan-kiri sungai untuk sungai berkedalaman kurang dari 3 meter dan sekurang-kurangnya 15 meter untuk sungai berkedalaman 3-20 meter. Pada area sempadan sungai tersebut bisa ditempatkan RTH dengan memperhatikan beberapa ketentuan teknis untuk tetap menjaga kelestarian fungsi sungai. C.
Kebijakan RTH dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Timur
Dari Tabel 2.3 dapat dilihat kebijakan dalam RDTR Kecamatan Pekalongan Timur dalam hal penetapan RTH, dimana RTH ditetapkan sebagai bagian dari zona kawasan lindung. Tabel 2.3. Luas Rencana Pola Ruang BWP Kecamatan Pekalongan Timur Sampai Tahun 2034
Zona LINDUNG Perlindungan Setempat
Kode Sub Zona Kode Luas (ha) L PS Sempadan Sungai PS-2 16 Sempadan Rel Kereta Api PS-5 7 Ruang Terbuka Hijau RTH TPU RTH-1 5 Taman Kota RTH-2 17 Suaka Alam dan Cagar Budaya SC Kawasan Heritage SC-1 15 BUDIDAYA B Pertanian PL LP2B PL-1 269 Perumahan R Perumahan Kepadatan Tinggi R-1 171 Perumahan Kepadatan Sedang R-2 224 Perdagangan dan Jasa K Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan K-2 124 Perdagangan dan Jasa Skala Kota K-3 5 Perdagangan dan Jasa Skala Regional K-4 58 Industri I Industri Menengah I-2 18 Industri Kecil I-3 13 Peruntukan Khusus KH Pertahanan dan Keamanan KH-1 5 Perkantoran KT Perkantoran Pemerintah KT-1 5 TOTAL 952
Sumber : RDTR Kecamatan Pekalongan Timur 2013-2033, Hasil Analisis (2013).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 33
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 34
Zona ruang terbuka hijau privat seluas 10% dari total luas wilayah Kota Pekalongan yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Timur terdiri atas :
Pekarangan rumah tinggal.
Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha.
Taman atap bangunan.
Pulau jalan dan median jalan.
Jalur pejalan kaki.
Sedangkan Zona ruang terbuka hijau publik seluas 20% meliputi :
RTH taman, dengan luas total sekitar 17 hektar, terdiri atas RTH taman skala RT dan RW, RTH taman skala kelurahan, RTH alun-alun, dan RTH lapangan olahraga.
RTH hutan kota, yaitu RTH Poncol.
RTH jalur hijau jalan terdiri dari pulau jalan dan median jalan, meliputi sepanjang jalan arteri primer; jalur pejalan kaki, yaitu sepanjang jaringan jalan arteri, kolektor dan lokal yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Timur.
RTH dengan fungsi tertentu seperti RTH sempadan sungai, RTH sempadan rel kereta api, pemakaman umum, dengan luas total sekitar 13,60 hektar di wilayah Kelurahan Noyontaan.
Dalam pengembangan RTH di BWP Kecamatan Pekalongan Timur, fokus perhatian ditujukan pada RTH di Kawasan Alun-alun Nusantara. Kondisi RTH seluas 1,4 hektar ini masih gersang dan suasananya kurang teratur akibat keberadaan pedagang kaki lima di sekitarnya, sehingga kurang memberikan kenyamanan. Karena itu, pengembangan RTH tersebut perlu diarahkan dengan memperhatikan hal-hal berikut : a.
Penyediaan vegetasi yang cukup, berkualitas dan bertema sesuai citra kawasan pusat kota.
b.
Penyediaan sarana ruang publik seperti jalur pedestrian, sitting group, lampu penerangan, penandaan, plaza atau ruang terbuka untuk pertunjukan/pameran.
c.
Pengaturan pedagang kaki lima, baik terkait dengan bentuk/arsitektur fasilitas, pengelolaan maupun waktu berjualan.
d.
Pengaturan lalu lintas dan sistem parkir.
e.
Penataan arsitektur kawasan. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 35
RTH lainnya di BWP Kecamatan Pekalongan Timur yang juga memerlukan perhatian adalah RTH di Kawasan Lapangan Sorogenen. Penataan kawasan ini perlu diarahkan sebagai pusat aktivitas warga sekitar, terutama dengan cara menyediakan sarana olahraga, sarana rekreasi, vegetasi yang memadai dan pengaturan akses lalu lintas dan area parkir yang memadai. Perkembangan saat ini adalah sudah disusunnya DED Kawasan Lapangan Sorogenen. Dalam rangka pengembangan RTH lainnya, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah memanfaatkan lahan secara efektif untuk vegetasi (seperti vegetasi peneduh, pelindung, pagar, atau pengarah) sesuai kebutuhan, baik pada ruang-ruang di area pemakaman, area parkir/terminal, median dan tepian jalan, jalur rel kereta api ataupun area terbuka pada fasilitas umum (perkantoran, pendidikan dan sebagainya). Selain peningkatan vegetasi, upaya lain adalah menyediakan sarana bagi aktivitas publik, baik untuk kegiatan rekreatif, sosial, olahraga atau kesenian. Beberapa ilustrasi dalam Gambar 2.5 hingga Gambar 2.10 merupakan contoh-contoh penanganan RTH sebagaimana dimaksud.
Gambar 2.5. Ilustrasi Penataan RTH Pemakaman Umum
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 36
Gambar 2.6. Ilustrasi Penataan RTH Terminal/Area Parkir
Gambar 2.7. Ilustrasi Penataan RTH Median dan Tepi Jalan
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 37
Gambar 2.8. Ilustrasi Penataan RTH Jalur Rel Kereta Api
Gambar 2.9. Ilustrasi Penataan RTH pada Jalan Arteri
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 38
Gambar 2.10. Ilustrasi Penataan RTH pada Jalan Kolektor Di BWP Kecamatan Pekalongan Timur terdapat beberapa sungai utama – yang perlu ditetapkan zona sempadannya, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi sungai – seluas 16 hektar, yaitu di Kelurahan Setono pada blok ST-08, ST-09, ST-24, ST-37 dan ST-41. Kondisi pemanfaatan lahan pada kawasan sempadan sungai tersebut pada saat ini (lihat Gambar 2.11) didominasi oleh lahan permukiman, kebun, atau sebagian sudah menjadi ruang terbuka, terutama pada sempadan sungai yang telah tersedia jalan inspeksi seperti pada sempadan Sungai Banger. Pemanfaatan lahan di kawasan ini diarahkan untuk fungsi ruang terbuka hijau yang tidak mengganggu fungsi lindung sempadan sungai. Kriteria garis sempadan sungai (GSS) di wilayah ini adalah :
GSS sungai bertanggul di kawasan perkotaan adalah minimal 3 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
GSS sungai tidak bertanggul di kawasan perkotaan adalah : -
Sungai dengan kedalaman < 3 meter adalah minimal 10 meter.
-
Sungai dengan kedalaman 3-20 meter adalah minimal 15 meter.
-
Sungai dengan kedalaman > 20 meter adalah minimal 30 meter.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 39
Gambar 2.11. Kondisi Sempadan Sungai di Kecamatan Pekalongan Timur Penataan sempadan sungai dapat dilakukan dengan berbagai upaya berikut (sebagai ilustrasi, perhatikan Gambar 2.12) : a.
Pembangunan tanggul dan jalan inspeksi di pinggir sungai.
b.
Penataan bangunan dengan orientasi menghadap sungai.
c.
Penghijauan tepian sungai, misalnya dengan tanaman bambu.
d.
Pembangunan taman rekreasi skala komunitas (misalnya taman RT atau taman RW di sempadan sungai) yang dapat dilengkapi dengan fasilitas lapangan olahraga, pemancingan, sitting group atau dermaga sungai.
e.
Penyediaan sarana pembuangan sampah atau limbah.
Di samping sempadan sungai, sempadan rel kereta api juga dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan ganda sebagai RTH. Pengembangan subzona sempadan rel kereta api di Kecamatan Pekalongan Timur merupakan bagian dari zona lindung, sehingga perlu dilindungi dengan memberikan daerah perlindungan sebesar 6 meter di kiri-kanan rel kereta api dan batas daerah manfaat jalan rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu terletak di atas tanah yang rata. Pengembangan subzona sempadan rel kereta api di Kecamatan Pekalongan Timur dengan luas 7 hektar berada di : a.
Kelurahan Gamer blok GM-27 dan GM-31.
b.
Kelurahan Kali Baros blok BR-04.
c.
Kelurahan Kauman blok KA-23 dan KA-36
d.
Kelurahan Noyontaan blok NY-11, NY-13, NY-15 dan NY-16.
e.
Kelurahan Poncol blok PC-19 dan PC-20.
f.
Kelurahan Setono blok ST-14, ST-15, ST-24, ST-26, ST-35 dan ST-59. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 40
Gambar 2.12. Beberapa Ilustrasi Penataan Sempadan Sungai 2.2.2.3.
Tinjauan RTH dalam Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan
Di dalam Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, telah ada arahan rinci untuk setiap jenis RTH (selengkapnya lihat Tabel 2.4), yaitu dalam hal : a.
Ketentuan penyediaan dan persyaratan RTH yang bersangkutan, seperti fungsi, jangkauan pelayanan (dikaitkan dengan jumlah penduduk yang dilayaninya) dan luasannya, serta jenis fasilitas yang perlu disediakan.
b.
Kriteria dan rekomendasi jenis vegetasi dalam RTH yang bersangkutan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 41
Tabel 2.4. Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Pekalongan RTH RTH PUBLIK Taman Kota
Taman RT
KETENTUAN
LUAS 27 ha
Untuk melayani setiap 250 250 m jiwa
2
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Selatan, Pekalongan Barat, Pekalongan Timur. Di tengah lingkungan RT, Sebagai fasilitas bagi berada pada radius penduduk kurang dari 300 m dari pemukiman dalam rumah-rumah penduduk lingkup satu RT, yang dilayani. khususnya untuk melayani kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Luas area yang ditanami tanaman minimal seluas 70-80 persen dari luas taman.
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Tak beracun, tak Tanaman yang berbunga dan berduri, dahan tak juga jenis yang berbuah. mudah patah, Tanaman produktif (pohon perakaran tidak buah-buahan) klasifikasi mengganggu pondasi. sedang seperti pohon lengkeng Tajuk cukup rindang (Ephorbia longan), pohon dan kompak serta tidak jambu batu (Psidium guayava), terlalu gelap. pohon kersen (Muntingia calabura), pohon sawo kecik Kecepatan tumbuh (Manilkara kauki) dan jenis sedang. lainnya yang sekelas. Jenis tanaman Tanaman berbunga yang tahunan/musiman. direkomendasikan antara lain Jarak tanam rapat bunga sakura (Lagerstroemea untuk menghasilkan floribunda), bunga tanjung keteduhan optimal. (Mimosups elengi), bunga Tahan terhadap hama kupu-kupu (Bauhinia penyakit tanaman. purpurea), bunga lampion Minimal 3 pohon (Brownea ariza) dan bunga pelindung dari jenis lainnya yang sekelas. pohon kecil/sedang. Mampu menyerap cemaran udara. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 42
RTH
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
Taman RW
Untuk melayani setiap 2.500 jiwa
1.250 m2
Di pusat kegiatan RW, berada pada radius kurang dari 1.000 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.
Taman Kelurahan
Untuk melayani setiap 30.000 jiwa
9.000 m2
Cenderung berada di pusat pemerintahan kelurahan masingmasing. Bisa juga dikelompokan dengan sekolah/pusat kelurahan.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Ketinggian tanaman bervariasi, warna dominan hijau, dan dimungkinkan variasi warna lain. Melayani penduduk Relatif sama dengan Tanaman berbuah yang satu RW, khususnya yang disarankan pohon lengkeng, kegiatan remaja, direkomendasikan pohon jambu batu, pohon olahraga warga, dan untuk Taman RT. kersen, pohon sawo kecik dan kegiatan masyarakat Jumlah pohon pada jenis lainnya yang sekelas. lainnya di RW itu. Taman RW lebih Tanaman berbunga yang Ruang hijau minimal banyak dibandingkan direkomendasikan antara lain 70-80 persen dari luas Taman RT, karena area bunga sakura, bunga tanjung, taman, sisanya dapat taman RTH relatif lebih bunga kupu-kupu, bunga berupa pelataran luas. lampion dan lainnya yang yang diperkeras sekelas. sebagai tempat untuk melakukan berbagai aktivitas. Untuk melayani Relatif sama dengan Di samping tanaman yang telah warga satu Taman RT dan Taman direkomendasikan sama dengan Taman RT dan Taman RW, kelurahan. RW. Ruang hijau minimal Keanekaragaman jenis diusulkan juga kemboja merah, sikat botol (Calistemon 80% - 90% dari luas vegetasi relatif lebih taman, sisanya dapat banyak dibandingkan lanceolatus), akasia mangium, berupa pelataran Taman RT dan Taman kenari, kesumba, bunga sapu tangan (Amherstia nobilis) dan yang diperkeras RW. lainnya yang sekelas. untuk berbagai Jumlah pohon lebih aktivitas (relaksasi, banyak dibandingkan olahraga dan Taman RT dan Taman kegiatan rekreatif RW. lainnya).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 43
RTH Taman Kecamatan
KETENTUAN Untuk melayani setiap 120.000 jiwa
LUAS 24.000 2 m
LOKASI
Taman Kota
Pada wilayah kecamatan yang bersangkutan. Bisa juga dikelompokkan dengan sekolah/pusat kecamatan.
Untuk melayani setiap 144.000 Di pusat wilayah/kota. m2 480.000 jiwa. Mempunyai nilai strategis lokasi, berada pada pusat kota atau relatif tidak jauh dari pusat kota. Nilai strategis lokasi dipertimbangkan pula pada: kemudahan akses dan ketersediaan infrastruktur pendukung kota.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA KRITERIA VEGETASI DIAKOMODASI Untuk melayani Relatif sama dengan penduduk satu Taman RT, RW dan kecamatan. Kelurahan Ruang hijau minimal Jumlah pohon di 80% - 90% dari luas Taman Kecamatan jauh taman, sisanya dapat lebih banyak daripada berupa pelataran Taman Kelurahan. yang diperkeras untuk Keanekaragaman berbagai aktivitas. jenisnya relatif sama dengan Taman Kelurahan. Melayani penduduk Tak beracun, tak satu kota/bagian berduri, dahan tak wilayah kota. mudah patah, perakaran tidak Untuk mengatasi mengganggu pondasi masalah polusi udara, suara dan lain-lain. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi Dapat dimanfaatkan tidak terlalu gelap sebagai tempat wisata seperti arena Ketinggian tanaman bermain anak-anak, bervariasi, warna hijau duduk-duduk santai, dengan variasi warna olahraga jogging dan lain seimbang. sebagainya. Perawakan dan bentuk Bisa berbentuk RTH tajuk cukup indah. (lapangan hijau), yang Kecepatan tumbuh dilengkapi fasilitas sedang rekreasi dan olahraga, Berupa habitat dan kompleks tanaman lokal dan olahraga dengan tanaman budidaya. minimal RTH 80% Jenis tanaman 90%. tahunan/musiman.
JENIS VEGETASI Relatif sama dengan yang direkomendasikan untuk Taman RT, Taman RW dan Taman Kelurahan.
Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar, berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antarkegiatan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 44
RTH
Sempadan Pantai
KETENTUAN
LUAS
61 ha Lebar RTH sempadan pantai minimal 100 m dari batas air pasang tertinggi ke arah darat. Ruang hijau seluas 90100 persen.
LOKASI
Pesisir utara.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI Semua fasilitas terbuka untuk umum. Memiliki peran yang bersifat multipurpose seperti sebagai fasilitas rekreasi, olahraga, relaksasi, area untuk interaksi sosial penduduk kota, sebagai pembangkit ekonomi lingkungan kota khususnya sektor informal, dan sangat dimungkinkan jika memenuhi persyaratan sebagai daerah wisata khususnya berkaitan dengan dipenuhinya nilai keunikan, tingkat kemenarikan yang tinggi, serta memberi peluang pada banyaknya pilihan kegiatan pariwisata yang ditawarkan. Fungsi utamanya sebagai pembatas pertumbuhan permukiman/aktivitas lainnya agar tidak menggangu kelestarian pantai.
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Jarak tanam setengah rapat untuk keteduhan optimal. Tahan terhadap hama penyakit tanaman. Mampu menyerap cemaran udara. Sebisa mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 45
RTH Sempadan Sungai
KETENTUAN
LUAS
RTH sempadan sungai 359 ha adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri dan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya. Persyaratan pola tanam di RTH sempadan sungai : Jalur hijau tanaman meliputi sempadan sungai selebar 50 m pada kiri-kanan sungai besar dan sungai kecil (anak sungai). Sampel jalur hijau sungai berupa petakpetak 20 m x 20 m diambil secara sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang sungai. Sebelum di lapangan, penempatan petak sampel dilakukan secara awalan acak (random start) pada peta.
LOKASI Tersebar di seluruh wilayah kota.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
Sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeseran tanah. Tumbuh baik pada tanah padat. Sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan. Kecepatan tumbuh bervariasi. Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90% dari luas area, harus dihijaukan. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap.
JENIS VEGETASI
Manglid (Michelia velutina), cengal (Hopea sangkal), flamboyan (Delonix regia), lainnya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 46
RTH
KETENTUAN Sampel jalur hijau sungai berupa jalur memanjang dari garis sungai ke arah darat dengan lebar 20 m sampai pohon terjauh. Minimal 100 m dari kirikanan sungai besar dan 50 m di kiri-kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 m. Jarak maksimal dari pantai adalah 100 m. Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. a. Sungai bertanggul : Garis sempadan sungai minimal 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
LUAS
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya. Dominasi tanaman tahunan. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 47
RTH
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Untuk peningkatan fungsi, tanggul dapat diperkuat, diperlebar dan ditinggikan yang bisa berdampak pada bergesernya garis sempadan sungai. Kecuali lahan dengan status tanah negara, maka lahan yang diperlukan untuk tapak tanggul karena dilaksanakannya ketentuan pada butir a) harus dibebaskan. b. Sungai tidak bertanggul : Garis sempadan sungai tidak bertanggul sebagai berikut : Sungai dengan kedalaman ≤ 3 m, garis sempadan minimal 10 m dihitung dari tepi sungai.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 48
RTH
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Sungai dengan kedalaman > 3 m sampai 20 m, garis sempadan minimal 15 m dihitung dari tepi sungai. Sungai dengan kedalaman > 20 m, garis sempadan minimal < 30 m dihitung dari tepi sungai. Garis sempadan sungai tak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan harus menjamin kelestarian serta keamanan sungai dan bangunan sungai.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 49
RTH
Sempadan SUTT
KETENTUAN Jika ketentuan butir a) tak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakan pada sungai dan bangunan sungai menjadi tanggung jawab pengelola jalan.
LUAS
15 ha
Sempadan Rel Pola tanam vegetasi di 8 ha Kereta Api sepanjang rel KA harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas KA, tidak menghalangi atau mengganggu penglihatan masinis, serta tidak menggangu kekuatan struktur rel KA. Pola tanam yang harus diperhatikan :
LOKASI
Kecamatan Pekalongan Selatan dan Kecamataan Pekalongan Barat.
Kecamatan Pekalongan Timur dan Kecamatan Pekalongan Barat.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
Jika jalur hijau bersinggungan dengan jaringan listrik yang ada di jalan, maka jenis tanaman yang dikembangkan dapat berupa tanaman perdu, semak, kembang sepatu, rumput yang lebat. Untuk membatasi Tumbuh baik pada interaksi antara kegiatan tanah padat. masyarakat dan jalan rel Sistem perakaran kereta api. masuk ke dalam tanah, tak merusak konstruksi dan bangunan. Fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa. Ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia. Batang dan sistem percabangan kuat.
JENIS VEGETASI
Nyamplung (Calophyllum inophyllum), jakaranda (Jacaranda filicifolia), liang liu (Salix babilinica), lainnya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 50
RTH
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
Jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m. Pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Hutan Kota
5 ha
Sempadan Saluran Drainase Lapangan Olahrag
159 ha
Kelurahan Yosorejo (Kecamatan Pekalongan Selatan), Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Landungsari dan Kelurahan Ponco, (Kecamatan Pekalongan Timur), Kelurahan Podosugih (Kecamatan Pekalongan Barat), Kelurahan Krapyak Lor (Kecamatan Pekalongan Utara). Seluruh wilayah kota.
24 ha
Seluruh wilayah kota.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah. Daun tak mudah rontok oleh angin kencang. Buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan langsung oleh manusia. Tahan hama penyakit. Berumur panjang.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 51
RTH Pemakaman
KETENTUAN
LUAS
Ukuran makam 1 x 2 m. 41 Ha Jarak antarmakam minimal 0,5 m. Makam diusahakan tak ditembok/diperkeras. Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah setiap blok disesuaikan kondisi pemakaman setempat. Batas antarblok pemakaman berupa pedestrian lebar 150200 cm dengan deretan pohon pelindung di salah satu sisinya. Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman/ kombinasi antara pagar buatan dan pagar tanaman, atau pohon pelindung. Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI Taman Makam Pahlawan Fungsi utama sebagai terletak di Kelurahan tempat penguburan Panjang Baru Kecamatan jenasah. Pekalongan Utara dan Fungsi ekologis pemakaman umum sebagai daerah tersebar di seluruh resapan air, tempat wilayah Kota Pekalongan. tumbuh berbagai jenis vegetasi. Pencipta iklim mikro. Tempat hidup burung Fungsi sosial masyarakat sekitarnya seperti beristirahat. Sebagai sumber pendapatan. LOKASI
KRITERIA VEGETASI
Sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan. Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir. Sebisa mungkin punya nilai ekonomi, atau menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi langsung. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap. Tahan terhadap hama dan penyakit. Berumur panjang. Dapat berupa pohon besar, sedang/kecil disesuaikan dengan ketersediaan ruang. Sedapat mungkin berupa tanaman yang mengundang burung.
JENIS VEGETASI Bougenvil (Bougenvilia sp), kemboja putih (Plumeria alba), dadap (Erythrina varigata), lainnya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 52
RTH
KETENTUAN
LUAS
RTH Kawasan Pariwisata
4 ha
RTH Kawasan Perkantoran Pemerintah RTH Fasilitas Pendidikan RTH Fasilitas Kesehatan RTH Fasilitas Peribadatan Sempadan Polder
2 ha
Sempadan Jalan/Jalur Hijau
124 ha
Jalur Hijau Jalan Arteri
LOKASI
5 ha
Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan (Kecamatan Pekalongan Utara). Kelurahan Podosugih (Kecamatan Pekalongan Barat). Tersebar
1 ha
Tersebar
0,5 ha
Tersebar
6 ha
Kelurahan Kandang Panjang dan Kelurahan Krapyak Lor (Kecamatan Pekalongan Utara) Tersebar
Pada tepi jalan arteri.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
Mengurangi polusi udara dari asap kendaraan bermotor. Fungsi estetika. Pembatas jalan, batas tepi jalan, median jalan dan pada posisi tertentu (pintu masuk/batas kota).
KRITERIA VEGETASI
Tanaman peneduh dan penyerap polusi dengan bentuk tajuk bulat (kanopi) yang ditanam di tepi jalan, antartrotoar, dengan jarak 8-10 m.
JENIS VEGETASI
Angsana, asam jawa dan tanjung.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 53
RTH
RTH Jalan Kolektor
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
Pada tepi jalan kolektor.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI Tanaman perdu/semak sebagai pembatas, ditanam dalam pot permanen dengan 2-3 m di antara tanaman pelindung. Untuk batas median dapat ditanam jenis tanaman yang relatif lebih pendek (kurang dari 5 m) dan bertajuk bulat. Tanaman penutup tanah, baik untuk median maupun pinggir jalan. Tanaman peneduh dan penyerap polusi dengan bentuk tajuk bulat yang ditanam di tepi jalan, antara badan jalan dan trotoar berjarak 8-10 m. Tanaman pembatas dengan bentuk merumpun dan ditanam didalam pot permanen dengan 2-3 meter di antara tanaman pelindung. Untuk batas median dapat ditanam jenis tanaman yang relatif lebih pendek dan bertajuk bulat. Tanaman penutup tanah
JENIS VEGETASI Bougenvil, soka dan puring.
Asam ranji dan flamboyan.
Rumput paetan. Angsana, bungur dan kiara payung.
Bougenvil, soka dan puring.
Asam kranji dan flamboyan.
Rumput.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 54
RTH
KETENTUAN
RTH Jalan Lokal
RTH Pedestrian
LUAS
LOKASI Pada tepi jalan lokal.
Kenyamanan dalam orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar. Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI Tanaman peneduh dan penyerap polusi dengan bentuk tajuk bulat yang ditanam di tepi jalan, antara badan jalan dan trotoar dengan jarak 8-10 m. Tanaman pembatas dengan bentuk perdu/semak ditanam di dalam pot permanen, 2-3 m di antara tanaman pelindung. Tanaman penutup tanah. Memenuhi kriteria aspek silvikultur, yaitu : Berasal dari biji terseleksi sehat dan bebas penyakit. Batang dan akar memiliki pertumbuhan sempurna. Perbandingan bagian pucuk dan akar seimbang. Batang tegak dan keras pada bagian pangkal. Tajuk simetris dan padat. Sistem perakaran padat.
JENIS VEGETASI Angsana, asam kranji dan kenari.
Bougenvil, soka, penitian dan puring.
Rumput. Pohon terdiri dari bunga kupukupu ungu (Bauhinia blakeana), cempaka (Michelia champaca), tanjung (Mimosups elengi), lainnya. Perdu/semak/groundcover meliputi canna (Canna varigata), soka Jepang (Ixora spp), puring (Codiaeum varigatum), lainnya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 55
RTH
KETENTUAN
Jalur pejalan kaki harus aksesibel untuk semua orang, termasuk penyandang cacat. Memenuhi kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan. Memenuhi kriteria pergerakan, jarak ratarata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m. RTH area jalur pedestrian/pejalan kaki yang tidak memiliki jalur hijau dapat diupayakan dalam bentuk kanopi
LUAS
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Memenuhi kriteria dalam sifat biologi : Tumbuh baik pada tanah padat. Sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tak merusak konstruksi dan bangunan. Fase anakan tumbuh cepat, tapi fase dewasa tumbuh lambat. Ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia. Batang dan sistem percabangan kuat. Batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap. Ukuran dan bentuk tajuk seimbang dengan tinggi pohon. Daun berukuran sempit/nanofill. Tidak menggugurkan daun. Daun tak mudah rontok kena angin.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 56
RTH
KETENTUAN
LUAS
LOKASI
bervegetasi (vegetasi merambat sebagai peneduh).
RTH Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan RTH Kawasan Terminal Bus Kawasan Konservasi Mangrove
4 ha
Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan (Kecamatan Pekalongan Utara).
0,3 ha
Kelurahan Gramer (Kecamatan Pekalongan Timur). Pesisir utara.
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI
KRITERIA VEGETASI
JENIS VEGETASI
Saat berbunga/ berbuah tak mengotori jalan. Buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan langsung oleh manusia. Sebaiknya tidak berduri/beracun. Mudah sembuh bila luka akibat benturan atau akibat lain. Tahan terhadap hama dan penyakit. Tahan pencemaran kendaraan bermotor dan industri. Mampu menyerap cemaran udara. Sedapat mungkin punya nilai ekonomi. Berumur panjang.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 57
RTH RTH Taman Atap Bangunan
KETENTUAN Bila KDB > 90% atau bila lahan pekarangan sisa tidak memungkinkan untuk diberi/ditanami tanaman/vegetasi.
LUAS
LOKASI
FUNGSI DAN AKTIVITAS YANG BISA DIAKOMODASI Dalam pemanfaatan ruang terbuka atap (atau teras atas/balkon/ kanopi) harus mempertimbangkan struktur bangunan, lapisan kedap air (waterproof), sistem utilitas bangunan (khususnya sistem drainase), media tanam, pemilihan material, aspek keselamatan dan keamanan dan yang terakhir aspek pemeliharaan.
KRITERIA VEGETASI Tanaman yang tidak terlalu besar, dengan perakaran yang mampu tumbuh pada media yang terbatas dan tidak mengganggu struktur bangunan Tahan terhadap hembusan angin Relatif tidak memerlukan banyak air. Mudah di dalam pemeliharaannya. Mampu dan tahan tumbuh pada temperatur lingkungan yang tinggi.
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan, Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, 2013. Catatan : Masterplan ini sudah mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008.
JENIS VEGETASI Jenis perdu/semak meliputi akalipa merah (Acalypa wilkesiana), nusa indah merah (Musaenda erypthrophylla), daun mangkokan (Notop hanaxscutelarium), sikas (Sicas revolata), puring (Codiaeum varigatum), alamanda (Alamanda cartatica), palem kuning (Chrysalidocaus lutescens) azalea (Rhododendron ridicum) dan lain-lain yang sekelas. Jenis ground cover meliputi rumput gajah (Axanophus compressus), lantana ungu (Lantana camara) dan rumput kawat (Cynodon dactylon).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 58
Di bawah ini ditampilkan beberapa ilustrasi penanaman pohon di sekitar sempadan, di antaranya sempadan SUTT, sempadan jalan dan sempadan pantai.
Gambar 2.13. Penanaman Pohon di Sekitar Saluran Tegangan Tinggi
Gambar 2.14. Penanaman Pohon di Jalur Tanaman Tepi Jalan Sebagai Peneduh, Penyerap Polusi Udara dan Penyerap Kebisingan
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 59
Gambar 2.15. Contoh Penanaman Vegetasi pada Sempadan Pantai
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 60
Sebagaimana telah diisyaratkan pada bab sebelumnya, ruang publik kreatif memiliki peran strategis dalam pengembangan dan penguatan kreativitas, inovasi dan bisnis, terutama bisnis kerakyatan. Karena itu, pengembangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan dinilai perlu segera diimplementasikan. Pada ahap awal, pengembangan ruang publik kreatif tersebut dapat dilaksanakan di kawasan yang termasuk ke dalam kategori ruang terbuka hijau, sebab potensi ruang terbuka hijau di Kota Pekalongan relatif banyak dan lokasinya terletak di kawasan yang strategis. 3.1.
TUJUAN PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF
Tujuan pengembangan ruang publik kreatif berbasis ruang terbuka hijau di Kota Pekalongan adalah sebagai berikut :
Mendorong mewujudkan pencapaian visi pembangunan Kota Pekalongan, baik visi pembangunan jangka menengah maupun visi pembangunan jangka panjang.
Mendorong berkembangnya penguatan sistem inovasi yang kondusif bagi peningkatan daya saing dan kohesi sosial di Kota Pekalongan, tanpa mengganggu fungsi ekologis ruang terbuka hijau.
3.2.
SASARAN PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF
Merujuk pada tujuan di atas, maka sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan ruang publik kreatif berbasis ruang terbuka hijau di Kota Pekalongan adalah terwujudnya sebuah ruang yang berfungsi sebagai wahana bagi masyarakat Kota Pekalongan untuk
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 61
mengembangkan talenta, memanfaatkan teknologi, menjalin transaksi dan membangun toleransi berbasis kapabilitas dan kapasitas sumber daya lokal. 3.3.
POTENSI LOKASI PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF
Lokasi ruang publik kreatif pada dasarnya bisa dikembangkan pada ruang publik terbuka dan ruang publik terbangun. Kajian ini lebih memfokuskan pada pengembangan ruang publik kreatif yang berlokasi di ruang publik terbuka, khususnya ruang terbuka hijau publik (RTH publik). Beberapa lokasi RTH publik yang terdapat di Kota Pekalongan yang bisa dikembangkan fungsinya sebagai ruang publik kreatif antara lain adalah : 1.
RTH taman, baik skala kota (taman kota), skala kecamatan, skala kelurahan, skala RW maupun skala RT. Pemilihan tema, jenis dan intensitas aktivitas, kelengkapan sarana, serta tata kelolanya tentu saja berbeda, disesuaikan dengan skala pelayanan, luas RTH taman tersebut serta kondisi sosial ekonomi yang ada di sekitarnya. Beberapa taman kota yang berpotensi untuk ditambahkan fungsinya sebagai ruang publik kreatif antara lain adalah RTH di Taman Monumen 03-10-45, RTH di Kawasan Jetayu, RTH di sekitar Balai Wali Kota, RTH di Kawasan Alun-alun Nusantara, dan RTH di Kawasan Lapangan Sorogenen. Sedangkan taman-taman dalam skala yang lebih kecil seperti taman kelurahan, serta taman RW dan Taman RT yang tersebar di dalam kawasan permukiman, masih memungkinkan untuk difungsigandakan sebagai RPK dengan skala pelayanan dan tema yang relatif terbatas.
2.
RTH sempadan, baik dalam bentuk sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan SUTT, sempadan rel kereta api, sempadan saluran drainase primer, sempadan jalan maupun sempadan polder. Apabila dikembangkan menjadi ruang publik keatif, maka fungsi RTH di berbagai jenis sempadan ini tetap lebih mengutamakan fungsi pokoknya. Misalnya, sempadan sungai tetap lebih mengutamakan fungsi lindung atau fungsi ekologinya. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 62
3.
RTH lapangan olahraga. Untuk RTH ini, fungsi sosial sebagai tempat warga berolahraga tetap perlu dipertahankan apabila lapangan olahraga tersebut dikembangkan menjadi ruang publik kreatif.
4.
RTH di kawasan tertentu, seperti kawasan hutan kota, kawasan pemakaman (Taman Makan Pahlawan dan pemakaman umum), kawasan pariwisata, kawasan perkantoran pemerintah, kawasan terminal bus, kawasan pelabuhan perikanan dan kawasan mangrove.
5.
RTH di fasilitas tertentu, misalnya fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan.
Untuk dikembangkan fungsinya sebagai ruang publik kreatif yang diharapkan dapat mengakomodasi berbagai kalangan komunitas di Kota Pekalongan untuk saling berinteraksi dan berkreativitas, maka ada beberapa kriteria yang sebaiknya dipenuhi, yaitu : a.
Aman, baik untuk fungsi ekologis RTH maupun bagi berbagai kalangan komunitas. Fungsi ekologis RTH yang tetap harus tetap dipenuhi adalah :
Kualitas udara yang baik (kadar oksigen yang memadai, suhu udara yang sejuk, dan sebagainya), sehingga pemilihan tema dan cakupan aktivitas ruang publik kreatif tidak mengganggu atau merusak vegetasi yang ada di RTH.
Fungsi hidrologi untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, sehingga pemilihan tema dan cakupan aktivitas ruang publik kreatif tidak membuat lahan resapan air menjadi diperkeras.
Fungsi perlindungan kawasan dari bencana alam seperti banjir, sehingga RPK diupayakan tidak dialokasikan pada RTH yang rawan terkena banjir.
Sedangkan aman bagi berbagai lapisan atau kalangan komunitas yang harus diperhatikan adalah :
Aman dari banjir, longsor dan berbagai bencana lainnya.
Aman dari polusi dan kendaraan bermotor.
Area yang bersangkutan memungkinkan untuk dilengkapi fasilitas pengaman untuk warga difable.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 63
b.
Aksesibilitas yang mudah dijangkau Lokasi ruang publik kreatif sebaiknya mudah dijangkau dan aksesibel oleh semua lapisan masyarakat yang tersebar di berbagai penjuru Kota Pekalongan.
c.
Nyaman Lokasi ruang publik kreatif memungkinkan untuk dilengkapi dengan berbagai sarana seperti tempat duduk, peneduh artificial, lampu, dan fasilitas difabel.
d.
Kondusif Lokasi ruang publik kreatif memungkinkan untuk dilengkapi dengan berbagai sarana yang membuat tema atau aktivitas ruang publik kreatif cukup kondusif, seperti wi-fi atau hot spot, informasi berteknologi touch screen dan layar TV billboard edukatif.
3.4.
LOKASI TERPILIH UNTUK PENGEMBANGAN RUANG PUBLIK KREATIF TAHUN 2014
Dari sekian banyak RTH publik yang ada di Kota Pekalongan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka pada tahun 2014 ini lokasi yang dipilih untuk dirancang sebagai lokasi pengembangan ruang publik kreatif di Kota Pekalongan adalah RTH di Kawasan Jetayu, atau lebih spesifiknya Taman Jetayu, yang berada di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. Taman Jetayu ini juga merupakan bagian dari kawasan heritage Kota Pekalongan. Di kawasan heritage Jetayu ini antara lain terdapat Museum Batik, gelanggang olahraga dan lapangan tenis yang akan dikembangkan menjadi Pusat Inovasi dan Budaya Batik (PIBB) serta kantor operasional Batik TV. Di Taman Jetayu itu sendiri juga sudah terdapat landmark yang jika dirangkai akan menjadi sebuah sculpture berbunyi B A T I K. Karena nuansa batiknya yang sangat menonjol, maka selanjutnya ruang publik kreatif yang akan dikembangkan di RTH Kawasan Jetayu ini disebut RPK Taman Batik Jetayu. Sebagai ilustrasi awal, lokasi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu dapat divisualisasikan melalui beberapa gambar di bawah ini.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 64
Landmark Taman Jetayu : BATIK. Di sisi timurnya ada Museum Batik dan Masjid Raya
Di Taman Jetayu sudah ada pepohonan peneduh/penyejuk dan area perkerasan di sekelilingnya serta lapangan dan area perkerasan di dalam/badan taman
Aktivitas masyarakat di Taman Jetayu pada pagi/sore hari : berolahraga (futsal, jalan kaki/jogging), berfoto-ria, kongkow-kongkow, mengasuh anak sambil bermain, dan bermacam aktivitas lainnya
Aktivitas masyarakat di Taman Jetayu pada pagi/sore hari : senam
Aktivitas di Taman Jetayu pada malam hari : bisnis pedagang kaki lima (makanan, minuman, buahbuahan) dan jasa penyewaan kendaraan hias (mobil, becak, motor berhias lampu)
Para pelancong sedang menikmati suasana malam di seputar Taman Jetayu
Gambar 3.1. Beberapa Ilustrasi Taman Jetayu yang akan dikembangkan menjadi Ruang Publik Kreatif Taman Batik Jetayu di Kota Pekalongan
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 65
Rencana pengembangan RPK Taman Batik Jetayu meliputi : a. Rancangan spasial, yang terdiri dari :
Rancangan zonasi.
Rancangan street furniture.
Pemilihan vegetasi.
Rancangan fasilitas pelengkap kreatif inovatif lainnya.
b. Rencana aksi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu tahun 2015-2019.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 66
Untuk menggambarkan profil RPK Taman Batik Jetayu, dapat dilakukan melalui dua hal, yaitu profil Taman Jetayu itu sendiri dan profil faktor-faktor pendukung seperti infrastruktur publik, aksesibilitas, sumber daya manusia, dan lain-lain. 4.1.
PROFIL TAMAN JETAYU
Merujuk pada hasil survei lapangan dan studi dokumentasi, maka berikut ini dapat dipaparkan gambaran umum Taman Jetayu yang akan dikembangkan menjadi RPK Taman Batik Jetayu. 4.1.1. Letak Geografis dan Administrasi Taman Jetayu Secara geografis, Taman Jetayu terletak pada posisi 109 040’27” – 109040’36” Bujur Timur serta 6052’39” – 6052’45” Lintang Selatan. Sedangkan elevasi atau kemiringan taman ini adalah 6-7 meter. Secara administrasi, Taman Jetayu terletak di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara. Panjang Wetan itu sendiri merupakan ibukota Kecamatan Pekalongan Utara. Dengan begitu, Taman Jetayu terdapat di pusat kecamatan. Taman Jetayu dikelilingi oleh beberapa jalan dan bangunan. Jalan-jalan yang terdapat disekeliling Taman Jetayu adalah Jalan Diponegoro (sebelah barat), Jalan Jetayu dan Jalan Sultan Agung (sebelah timur), Jalan Raden Saleh (sebelah selatan). Sedangkan bangunan yang mengelilinginya di antaranya adalah bangunan yang terdapat di dalam kawasan cagar budaya (Museum Batik, Batik TV), bangunan fasilitas peribadatan (masjid raya, gereja protestan, gereja katholik, klenteng), gedung kantor pemerintahan (kantor Inspektorat, Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 67
kantor Bea Cukai, kantor UPTD Klinik Bisnis dan HKI), bangunan fasilitas umum (gedung olahraga, lapangan tenis, kantor pos) dan bangunan rumah jabatan karesidenan (milik Provinsi Jawa Tengah). Di sebelah selatan Taman Jetayu juga terdapat aliran Sungai Loji (perhatikan Gambar 4.1).
Gambar 4.1. Letak Taman Jatayu dan Bangunan Sekitarnya 4.1.2. Luas dan Kondisi Spasial Taman Jetayu Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, Taman Jetayu merupakan taman publik aktif yang di sekitarnya terdapat beberapa taman pasif berukuran lebih kecil, dengan luas keseluruhannya mencapai sekitar 1,16 hektar. Taman aktif yang dimaksud adalah berupa lapangan rumput yang di tepinya mengalami perkerasan dan dikelilingi Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 68
pepohonan yang cukup rindang. Di sepanjang perkerasan dilengkapi dengan street furniture berupa pot-pot bunga, lampu penerangan, tiang bendera, papan reklame dan tong sampah. Di sekitar lapangan tersebut, terutama pada sore hingga malam hari terdapat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan aneka makanan, minuman, buahbuahan dan mainan anak-anak. Walaupun terdapat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di sekitarnya, kondisi Taman Jetayu relatif bersih karena tidak terlihat sampah berserakan. Sementara itu, taman-taman pasif yang terdapat di sekitar taman aktif adalah berupa pulau-pulau taman-taman kecil berbentuk segitiga, lingkaran dan persegi panjang. Untuk pulau-pulau taman-taman yang berbentuk segitiga, di dalamnya terdapat sekelompok bunga, perdu dan rumput. Sedangkan di dalam pulau-pulau taman-taman yang berbentuk persegi panjang terdapat sederetan pohon cemara. 4.1.3. Pemanfaatan Ruang Taman Jetayu Pemanfaatan ruang di dalam area Taman Jatayu maupun di sekeliling taman tersebut sangat bervariasi, berbeda antara pagi-siang hari, petang hari dan malam hari serta antara pemanfaatan yang biasa berlangsung sehari-hari (rutin) dan pemanfaatan pada eventevent tertentu. Salah satu contoh event tertentu yang berlangsung secara berkala setiap tahun di Kota Pekalongan, dan biasanya dialokasikan di Kawasan Jatayu adalah Pekan Batik Nasional dan Pekan Batik Internasional. Pemanfaatan ruang atau lahan selengkapnya di dalam area taman dan di sekeliling taman dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Masyarakat yang memanfaatkan ruang/lahan di dalam area Taman Jatayu untuk berbagai aktivitas seperti dikemukakan dalam Tabel 4.1 sebagian besar berasal dari warga lokal yang bermukim di sekitar taman serta para siswa yang bersekolah di sekolah-sekolah yang lokasinya berdekatan dengan Taman Jatayu. Beberapa sekolah yang berlokasi di sekitar Taman Jatayu di antaranya adalah TK Dharma Handayani, SDN Panjang Wetan 01, SDN Panjang Wetan 02, SDN Kandang Panjang 01, SDN Kandang Panjang 02, SD Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 69
Muhammadiyah Kandang Panjang, SD Pius, SMPN 1 Pekalongan, SMPN 2 Pekalongan, SMPN 3 Pekalongan, SMAN 3 Pekalongan. Tabel 4.1. Pemanfaatan Ruang di dalam Area Taman Jatayu Kegiatan Rutin Sehari-hari Pagi-Siang Hari Sore Hari Malam Hari Area rumput Olahraga para siswa Sepak bola dan futsal sekolah yang ada di anak-anak/remaja sekitar taman. dari warga sekitar. Area sculpture Tempat bermain, “BATIK” duduk-duduk di dalam sculpture “B” dan “A”, foto-foto. Area pedestrian Area jalan kaki atau Area otopad dan yang dipaving di jogging. sepeda hias anaksekeliling taman Area bermain anak. sepeda. Tempat berjualan Tempat berjualan pedagang kaki lima. pedagang kaki lima. Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan dan Wawancara (10-11 September 2014). Jenis Area
Event-event Tertentu Panggung (musik, seni budaya) di sisi selatan. Peringatan Hakteknas. Tempat bermain, dudukduduk di dalam sculpture “B” dan “A”, foto-foto. Stand-stand pameran
Tabel 4.2. Pemanfaatan Ruang di Sekeliling Taman Jatayu Aktivitas Rutin Sehari-hari Pagi-Siang-Sore Hari Malam Hari Museum Batik Berwisata sambil belajar ke museum batik (ada ruang koleksi, ruang perpustakaan, ruang workshop dan studio film batik). Batik TV Siaran televisi Siaran televisi GOR dan Lapangan Tenis Tempat berolah raga dan bersantai. Rumah Dinas Jabatan Karesidenan Jalan dan Bangunan
Event-event Tertentu Demo pembuatan batik.
Liputan khusus. Tempat pameran.
Tempat resepsi pernikahan. Tempat acara formal (gala dinner, fashion show, konferensi/sejenis, Hakteknas, Ulang Tahun Kota Pekalongan, lainnya). Tempat tes CPNS. Jalan-jalan di sekeliling Lalu lintas kendaraan Lalu lintas kendaraan Tempat stand-stand Taman Jetayu umum, niaga dan umum, niaga dan pribadi. pameran. pribadi. Area hiburan permainan Tempat parkir. mobil hias, motor hias, dan becak hias. Pedagang kaki lima. Pangkalan becak. Sempadan Sungai Loji Tempat jasa tukang Pedagang kaki lima (buahcukur. buahan). Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan dan Wawancara (10-11 September 2014). Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 70
Sementara itu, pemanfaatan ruang di sekeliling Taman Jetayu, baik di area jalan, bangunan maupun sempadan sungai, baik pemanfaatan secara rutin maupun event-event tertentu, dapat disimak melalui Tabel 4.2. 4.1.4. Infrastruktur dan Fasilitas Taman Jetayu Taman Jetayu sudah terlayani oleh berbagai jaringan utilitas, seperti listrik dan saluran drainase. Untuk penanganan sampah, di Taman Jetayu dan juga di jalan-jalan sekeliling taman tersebut telah tersedia tong sampah. Fasilitas parkir berada pada area lain yang berjarak sekitar 50 meter dari Taman Jetayu. Adapun untuk fasilitas IT, di sekitar taman belum tersedia jaringan wi-fi/hot spot yang dapat diakses secara gratis, yang ada saat ini masih berupa jaringan wi-fi/hot spot berbayar. 4.1.5. Aksesibilitas Taman Jetayu Taman Jetayu dapat dicapai melalui akses kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil) dan kendaraan umum (angkutan perkotaan dan becak). Kendaraan umum berupa angkutan perkotaan (angkot) yang melewati Taman Jetayu adalah :
Angkot yang melayani rute Pelabuhan-Pusat Kota
Angkot yang melayani rute Wiradesa (Kabupaten Pekalongan)-Pusat Kota (Kota Pekalongan).
Sedangkan becak dapat disewa untuk radius 1-2 km dari Taman Jetayu. Kondisi jaringan jalan di sekeliling Taman Jatayu sangat baik karena sudah berpermukaan aspal yang bagus. Kepadatan lalu lintasnya relatif ramai lancar. 4.2.
PROFIL FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Faktor-faktor pendukung di sini maksudnya antara lain adalah kondisi iklim, kondisi sosial budaya dan aktivitas ekonomi.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 71
4.2.1. Iklim Intensitas curah hujan dan hari hujan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Misalnya dalam hal pemilihan vegetasi tanaman yang cocok untuk ditanam di taman tersebut. Curah hujan di Kecamatan Pekalongan Utara sepanjang tahun 2013 lalu mencapai 2.208 mm, dengan jumlah hari hujan sebanyak 131 hari. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari, yakni setinggi 711 mm dan curah hujan paling rendah berlangsung pada bulan Oktober yang hanya 15 mm. Kedua bulan ini sekaligus menjadi bulan-bulan dimana hari hujan paling banyak dan paling sedikit, yakni masing-masing 22 hari dan 3 hari (perhatikan Gambar 4.2). Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, curah hujan pada tahun 2013 di atas lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (1.554 mm), namun lebih rendah ketimbang tahun 2011 (2.381 mm) dan 2010 (2.396 mm).
800 600 711
400 200 -
165 22
11
10
175 10
172 9
158
144 11
129 9
144 11
37 8
15 3
124 10
234
17
Hari Hujan (hari) Curah Hujan (mm) Sumber : BPS Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014, hlm. 5.
Gambar 4.2. Curah Hujan dan hari Hujan di Kecamatan Pekalongan Utara, 2013
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 72
4.2.2. Kondisi Sosial Budaya 4.2.2.1.
Kependudukan
Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor pendorong bagi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Penduduk bisa berperan sebagai sekedar pengunjung, pemanfaat maupun pelaku pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Sampai dengan tahun 2013 lalu, jumlah penduduk Kota Pekalongan telah mencapai 290.870 orang, terbagi atas laki-laki 145.450 orang (50,005%) dan perempuan 145.420 orang (49,995%). Dengan demikian, selisih antara jumlah penduduk laki-laki hanya lebih banyak 30 orang dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Apabila ditelusuri dari klasifikasi usia, maka jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2013 yang berusia dewasa jauh lebih banyak dibandingkan penduduk berusia anakanak, tepatnya 214.508 orang dewasa (73,75%) berbanding 76.362 orang anak-anak (26,25%). Dalam kelompok usia dewasa, jumlah penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan penduduk perempuan, tetapi sebaliknya dalam kelompok usia anak-anak jumlah penduduk laki-laki lebih banyak ketimbang jumlah penduduk perempuannya (simak Tabel 4.3). Tabel 4.3. Besaran, Sebaran dan Komposisi Penduduk Kota Pekalongan, 2013 Kecamatan Pekalongan Barat Pekalongan Timur Pekalongan Selatan Pekalongan Utara 2013 2012 2011
Jenis Kelamin L P 45.679 45.627 31.816 32.099 29.232 28.626 38.723 39.068 145.450 145.420 144.004 143.974 142.525 142.501
Anak-anak Dewasa L P Jumlah L P 12.125 11.443 23.568 33.554 34.184 8.321 7.754 16.075 23.495 23.345 8.122 7.877 15.999 21.110 20.749 10.545 10.175 20.720 28.178 28.893 39.113 37.249 76.362 106.337 108.171 39.154 37.294 76.448 104.850 106.680 39.155 37.302 76.457 103.370 105.199
Jumlah 67.738 47.840 41.859 57.071 214.508 211.530 208.569
Jumlah 91.306 63.915 57.858 77.791 290.870 287.978 285.026
Sumber : BPS Kota Pekalongan, Kota Pekalongan Dalam Angka 2014, halaman 37-40.
Sebagian besar penduduk Kota Pekalongan tersebar di Kecamatan Pekalongan Barat, dimana pada tahun 2013 mencapai 31,39% atau sekitar 91.306 orang. Setelah itu diikuti Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 73
oleh Kecamatan Pekalongan Utara sebanyak 26,74% (77.791 orang), Kecamatan Pekalongan Timur sejumlah 21,97% (63.915 orang) dan paling sedikit terdapat di Kecamatan Pekalongan Selatan dengan penduduk sekitar 19,89% atau sebesar 57.858 orang. Dua kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara yang berlokasi paling dekat dengan Taman Jetayu adalah Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan Krapyak Kidul. Jumlah penduduk di kedua kelurahan ini pada tahun 2013 lalu masing-masing adalah sebanyak 10.802 orang (2.666 anak-anak dan 8.136 dewasa) di Kelurahan Panjang Wetan dan 6.543 orang (1.660 anak-anak dan 4.883 orang dewasa) di Kelurahan Krapyak Kidul (BPS Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014, halaman 20). Dengan demikian, jumlah penduduk di dua kelurahan ini mencapai 22,30% dari total penduduk Kecamatan Pekalongan Utara. 4.2.2.2.
Pendidikan
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sarana pendidikan yang terdapat di seputar Taman Jetayu terdiri dari TK Dharma Handayani, SDN Panjang Wetan 01, SDN Panjang Wetan 02, SDN Kandang Panjang 01, SDN Kandang Panjang 02, SD Muhammadiyah Kandang Panjang, SD Pius, SMPN 1 Pekalongan, SMPN 2 Pekalongan, SMPN 3 Pekalongan, SMAN 3 Pekalongan. Jumlah murid dan guru di sekolah-sekolah ini merupakan kelompok masyarakat yang paling potensial mendukung pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Paling tidak, murid dan guru di sekolah-sekolah tersebut dapat berperan sebagai pemanfaat fasilitas lapangan rumput yang terdapat di dalam area Taman Jetayu untuk berolah raga. Selain itu, dalam pengelolaan RPK Taman Batik Jetayu nantinya, sekolahsekolah tadi bisa pula dilibatkan dalam mengelola dan memelihara keindahan RPK Taman Batik Jetayu. Peran lain yang bisa dimainkan oleh sekolah-sekolah tadi, khususnya untuk jenjang TK dan SD, adalah menjadikan RPK Taman Batik Jetayu sebagai objek berwisata sambil belajar. Misalnya, ikut menanam dan merawat tanaman hias dan/atau pohon di dalam area taman dan/atau di sekeliling taman tersebut.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 74
Secara keseluruhan, pada tahun 2013 lalu jumlah sekolah – mulai dari jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs hingga tingkat SMA/SMK/MA – di Kecamatan Pekalongan Utara mencapai 36 sekolah negeri dan 45 sekolah swasta, dengan total murid dan guru masingmasing sebanyak 15.735 orang dan 1.047 orang (lihat Tabel 4.4). Sedangkan di tingkat Kota Pekalongan jumlah sekolah, murid dan guru mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA/SMK masing-masing mencapai 215 buah sekolah, 61.706 orang murid dan 3.982 orang guru. Tabel 4.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kecamatan Pekalongan Utara, 2013 Jenjang Sekolah
Jumlah Sekolah
Jumlah Murid
Jumlah Guru
Negeri
Swasta
TK
1
17
1.301
118
SD
27
8
7.413
401
SMP
6
2
3.727
235
SMA
2
1
174
115
SMK
-
1
500
29
RA
-
7
543
40
MI
-
8
1.794
92
MTs
-
1
283
17
36
45
15.735
1.047
Jumlah
Sumber : BPS Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014, halaman 26-33.
4.2.2.3.
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan juga bisa menjadi faktor penentu dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu. Paling tidak, dengan berkembangnya RPK ini diharapkan dapat menekan jumlah pengangguran terbuka dan meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Pekalongan. Seperti dimaklumi, tingkat pengangguran terbuka di kota ini pada tahun 2013 lalu mencapai angka 5,28%. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja baru sekitar 66,64%. Secara keseluruhan, tingkat kesempatan kerja di Kota Pekalongan adalah sebesar 94,72% (perhatikan Tabel 4.5).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 75
Tabel 4.5. Profil Ketenagakerjaan di Kota Pekalongan, 2013 Aspek Ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 85,57 48,10 5,13 5,52 94,37 94,48
Total 66,64 5,28 94,72
Sumber : BPS Kota Pekalongan, dikutip dari http://pekalongankota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=9.
Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi kepada masyarakat, khususnya mereka yang masih belum berkesempatan untuk berkreasi atau bekerja. 4.2.2.4.
Mata Pencaharian Penduduk
Sebagian besar penduduk Kota Pekalongan berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor industri dan perdagangan, dimana pada tahun 2013 masing-masing mencapai 35,15% dan 28,31% (Tabel 4.6). Dengan demikian, mata pencaharian penduduk di kota ini sebagian besar menjadi pekerja industri dan pedagang, terutama produk tekstil dan produk tekstil serta produk makanan dan minuman. Tabel 4.6. Perkembangan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kota Pekalongan, 2011-2013 Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian
2011
2012
2013
4,46
4,73
3,53
33,42
38,88
35,13
Listrik, Gas dan Air
0,00
0,14
0,13
Konstruksi
6,14
2,82
6,59
28,01
27,87
28,31
Angkutan dan Komunikasi
4,78
2,71
3,83
Keuangan
2,42
2,53
3,83
20,77
20,32
18,65
100,00
100,00
100,00
Industri
Perdagangan
Jasa Jumlah
Sumber : BPS Kota Pekalongan, dikutip dari http://pekalongankota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=10.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 76
Pada event-event tertentu, RPK Taman Batik Jetayu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermata pencaharian di sektor industri dan sektor perdagangan untuk bekerja sama mempromosikan dan memasarkan produk tekstil dan produk tekstil serta produk industri makanan dan minuman. 4.2.3. Aktivitas Ekonomi Sebagaimana telah disinggung di atas, aktivitas ekonomi yang sangat menonjol di Kota Pekalongan adalah industri (terutama industri tekstil dan produk tekstil, industri makanan dan minuman) dan perdagangan. Aktivitas ekonomi di kedua sektor ini telah mampu memberikan kontribusi kepada penciptaan nilai tambah bruto Kota Pekalongan masingmasing sebesar 18,86% (18,16% di antaranya berasal dari industri tekstil dan produk tekstil serta industri makanan dan minuman) dan 19,86% pada tahun 2013 lalu. Di samping aktivitas industri dan perdagangan, aktivitas pariwisata di Kota Pekalongan juga cukup berkembang. Hal ini diindikasikan oleh semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota ini, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. 4.2.3.1.
Aktivitas Industri
Secara umum, industri di Kota Pekalongan terdiri dari industri besar/sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Adapun jumlah industri di kota ini pada tahun 2013 adalah sebanyak 3.942 unit usaha yang mempekerjakan sekitar 39.004 orang tenaga kerja (lihat Tabel 4.7). Khusus di Kecamatan Pekalongan Utara, pada tahun 2013 lalu jumlah industri besar/sedang mencapai 26 buah (dengan 1.493 orang tenaga kerja), lalu industri kecil sebanyak 133 unit (2.582 orang tenaga kerja) dan industri kerajinan rumah tangga berjumlah 453 unit yang mempekerjakan tenaga kerja sekitar 5.268 orang. Sebagian besar industri di Kecamatan Pekalongan Utara ini terletak di Kelurahan Panjang Wetan (sekitar 28,10%), baik industri skala besar/sedang (sebanyak 10 unit, 677 tenaga kerja),
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 77
industri skala kecil (sekitar 37 unit, 677 tenaga kerja) maupun industri skala kerajinan rumah tangga (sejumlah 125 unit, 1.074 tenaga kerja. Tabel 4.7. Jumlah Unit Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja di Sektor Industri di Kota Pekalongan, 2013 Wilayah
Unit Usaha Jumlah
Kota Pekalongan Kecamatan Pekalongan Utara
Tenaga Kerja %
3.942
Jumlah
%
39.004
612
15,53
9.343
23,95
26
4,25
1.493
15,98
Industri Kecil
133
21,73
2.582
27,64
Industri Kerajinan Rumah Tangga
453
74,02
5.268
56,38
Kelurahan Panjang Wetan
172
28,10
2.428
25,99
Industri Besar/Sedang
10
5,81
677
27,88
Industri Kecil
37
21,51
677
27,88
125
72,67
1.074
44,23
Industri Besar/Sedang
Industri Kerajinan Rumah Tangga Sumber :
4.2.3.2.
BPS Kota Pekalongan, Kota Pekalongan Dalam Angka 2014, halaman 237; BPS Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014, halaman 49-51.
Aktivitas Perdagangan
Dalam lima tahun terakhir, ekspor Kota Pekalongan cenderung meningkat. Jika pada tahun 2009 nilai ekspor kota ini baru sekitar US$18.618,9 ribu, maka tahun 2011 naik menjadi US$22.051,7 ribu dan memasuki tahun 2013 telah mencapai angka US$25.336,7 ribu. Nilai ekspor sebesar US$25.336,7 ribu pada tahun 2013 ini sebagian besar berasal dari ekspor komoditas ikan beku/suremi, yang memberikan kontribusi sebesar 43,41% atau senilai US$10.997,8 ribu. Setelah itu diikuti oleh komoditas sarung pelekat sekitar 25,98% (US$6.581,9 ribu). Sedangkan komoditas ekspor lainnya adalah garmen, benang, sarung batik dan ikan kaleng (lihat Tabel 4.8). Di dalam Kota Pekalongan sendiri, hingga tahun 2013 lalu aktivitas perdagangan lokal ditopang oleh 10 unit pasar dan 6.325 pedagang. Pasar-pasar tersebar di keempat kecamatan, dimana Kecamatan Pekalongan Utara hanya memiliki satu unit pasar. Sedangkan para pedagang berusaha di berbagai tempat usaha, yakni 247 unit toko, 1.524 unit kios, 3.154 unit los dan 1.400 eceran. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 78
Tabel 4.8. Realisasi Ekspor Kota Pekalongan Menurut Komoditas, 2013 Komoditas Sarung Palekat Garmen Benang Sarung Batik Ikan Kaleng Ikan Beku/Suremi 2013 2012 2011 2010 2009
Ton 595,5 102,6 0 109,2 1.291,1 5.041,0 7.139,4 6.921,0 6.972,0 6.346,7 5.224,7
Volume Kodi 81.576,0 49.669,0 0 24.610,0 0 0 155.858,0 105.997,5 0 0 0
Nilai (US$ ribu)
Bal 0 0 1.210,0 0 0 0 1.210,0 0 0 0 0
6.581,9 2.285,3 602,4 1.727,3 3.142,0 10.997,8 25.336,7 27.790,1 22.051,7 16.769,4 18.618,9
Sumber : http://pekalongankota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=44.
Dari statistik yang terdapat dalam Tabel 4.9, Kecamatan Pekalongan Utara memang paling sedikit sarana pasar dan pedagangnya, yakni satu unit pasar, 10 unit kios, 51 los dengan jumlah pedagang sebanyak 65 pedagang. Namun, apabila merujuk kepada data yang disajikan dalam Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014 (halaman 52), pada tahun 2013 tersebut di Kecamatan Pekalongan Utara ternyata ada dua unit pasar, 230 unit toko, 20 unit kios dan 528 warung. Khusus di Kelurahan Panjang Wetan terdapat 39 toko dan 140 warung. Dengan demikian, pengembangan RPK Taman Batik Jetayu bisa menarik masyarakat di Kelurahan Panjang Wetan untuk membuka bisnis perdagangan di lokasi tersebut. Tabel 4.9. Banyaknya Pasar dan Pedagang yang Tercatat di Kota Pekalongan, 2013 Kecamatan
Jumlah Pasar
Jumlah Pedagang Toko
Kios
Los
Eceran
Jumlah
Pekalongan Barat
4
26
45
220
113
404
Pekalongan Timur
3
173
1.312
2.398
334
4.217
Pekalongan Selatan
2
48
153
485
953
1.639
Pekalongan Utara
1
0
14
51
0
65
10
247
1.524
3.154
1.400
6.325
Jumlah
Sumber : http://pekalongankota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=46.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 79
4.2.3.3.
Aktivitas Pariwisata
Aktivitas pariwisata di Kota Pekalongan memang belum menggeliat seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain oleh keterbatasan obyek wisata yang bisa dinikmati oleh para pelancong, baik dari luar negeri maupun dalam negeri sendiri. Saat ini, obyek wisata yang rutin dikunjungi adalah Pantai Slamaran Indah, Kolam Renang Tirta Sari dan Museum Batik. Pantai Slamaran Indah dan Kolam Renang Tirta Sari hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal, tidak ada wisatawan asing. Sedangkan Museum Batik dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai menarik minat wisatawan mancanegara, meskipun jumlah masih dalam hitungan ratusan orang selama setahun. Dari Gambar 4.3 tampak sekali secara mencolok ketimpangan antara wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang mengunjungi Museum Batik. Selama periode 2009-2013, wisatawan mancanegara meningkat dari 91 orang menjadi 238 orang. Sedangkan jumlah wisatawan nusantara bertambah secara signifikan dari 8.714 orang menjadi 17.585 orang untuk rentang waktu yang sama.
20.000 15.000 10.000
8.714
5.000
91
50
2009
12.181
8.930
2010
127 2011
Wisatawan Mancanegara
14.482
158 2012
17.585
238 2013
Wisatawan Nusantara Sumber : BPS Kota Pekalongan, Kota Pekalongan Dalam Angka 2014, hlm.283.
Gambar 4.3. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Batik di Kota Pekalngan, 2009-2013 Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 80
Dengan dikembangkannya RPK Taman Batik Jetayu, aktivitas pariwisata di Kota Pekalongan diharapkan dapat semakin bergairah. Selain menambah jumlah obyek wisata, RPK Taman Batik Jetayu diharapkan dapat pula mendorong tumbuhnya obyek-obyek wisata lainnya di Kota Pekalongan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 81
Perancangan RPK Taman Batik Jetayu di sini terdiri dari tema, fungsi dan zonasi. Rancangan tema, fungsi dan zonasi ini dilengkapi pula dengan rancangan pengelolaan RPK. 5.1.
TEMA RPK TAMAN BATIK JETAYU
Pengembangan kota kreatif menjadi sebuah konsep yang semakin sering dibicarakan akhir-akhir ini. Makna dari kreatif di sini adalah bahwa masyarakat mendapatkan akses dan layanan publik yang prima, sehingga dapat mengembangkan dirinya, tidak hanya di bidang seni dan budaya, tetapi juga di bidang ekonomi dan bisnis untuk mendukung kelangsungan kehidupan mereka. Karena itu, pengembangan sebuah ruang publik kreatif harus menyentuh semua level dan golongan masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Penentuan tema sebuah ruang publik kreatif harus sesuai dengan tujuan, aktivitas, target masyarakat dan kondisi fisik alam sebuah ruang publik kreatif. Sebuah ruang publik kreatif seyogyanya dapat memiliki banyak manfaat, bahkan dapat digunakan oleh pedagang kaki lima dalam konteks produktif, dimana untuk hal ini perlu dilengkapi dengan ketentuan khusus seperti pengaturan waktu berdagang. Tersedianya ruang publik yang memadai akan memberikan kesempatan masyarakat untuk berkarya dan mengembangkan diri, salah satunya adalah di bidang ekonomi. Potensi, identitas, kebijakan tata ruang, serta karakteristik fisik dan nonfisik sebuah kota harus dipertimbangkan dalam penentuan tema ruang publik kreatif. Seperti telah dikemukakan dalam Bab 3 bahwa lokasi yang dipilih sebagai ruang publik kreatif pada tahun 2014 ini adalah Taman Jetayu yang menjadi bagian dari RTH di Kawasan Jetayu. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 82
Pengembangan ruang publik kreatif di Taman Jetayu tersebut dinamakan RPK Taman Batik Jetayu. Alur pikir yang digunakan dalam menentukan tema RPK Taman Batik Jetayu dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Alur Pikir Penentuan Tema RPK Taman Batik Jetayu Dari alur pikir pada Gambar 5.1, maka pertimbangan-pertimbangan dalam penetapan tema RPK Taman Batik Jetayu adalah sebagai berikut : a.
Pertimbangan sumber daya lokasi/lahan :
Taman Jatayu memiliki lahan seluas kurang lebih 6.700 m2. Lahan ini milik Pemerintah Kota Pekalongan, sehingga Pemerintah Kota Pekalongan mempunyai keleluasaan dalam mengelola lahan di taman ini.
Batas fisik Taman Jatayu dikelilingi oleh beberapa jalan, yaitu Jalan Diponegoro, Jalan Jetayu dan Jalan Raden Saleh. Kondisi yang terbuka ke segala arah seperti ini perlu dipertimbangkan dalam menentukan tema, sehubungan dengan aksesibiltas dan keamanan penggunanya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 83
b.
Pertimbangan potensi fisik dan kondisi lahan :
Keberadaan sculpture B A T I K di kawasan ini mengingatkan pengunjung kepada Pekalongan sebagai kota batik.
Keberadaan ruang terbuka hijau berupa rumput dan berbagai vegetasi lainnya perlu dipertahankan. Akan tetapi, pada saat survei lapangan, rumput yang terdapat di area lapangan di Taman Jatayu ini sudah gundul di beberapa bagian lahan.
Aksesibilitas tinggi.
Di sekitar Taman Jetayu terdapat bangunan peninggalan kuno dan bersejarah (heritage) seperti Museum Batik. Juga terdapat gedung olahraga yang akan dikembangkan menjadi Pusat Inovasi dan Budaya Batik (Batik Innovation and Culture Centre), fasilitas peribadatan, serta bangunan rumah jabatan karesidenan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Keberadaan bangunanbangunan ini sedapat mungkin diupayakan terkait dengan penetapan tema RPK Taman Batik Jetayu.
c.
Potensi nonfisik serta kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat :
Keberadaan Taman Jatayu telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan sosial, di antaranya olahraga (sepak bola dan futsal), arena bermain, bersantai dan rekreasi. Beberapa sekolah di sekitar Taman Jatayu pun memanfaatkan taman ini sebagai tempat berolah raga (sepak bola, senam) secara terjadwal (reguler). Akan tetapi, mengingat taman ini dikelilingi oleh jalan, maka arena permainan sepak bola perlu ditata agar tidak mengancam keselamatan pengendara kendaraan di sekeliling taman tersebut.
Sebagian besar yang memanfaatkan fasilitas Taman Jatayu adalah masyaraakat golongan menengah ke bawah.
Kegiatan bisnis yang berlangsung di Taman Jatayu adalah dalam bentuk pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman (kuliner) yang menyebar di sekeliling taman pada sore hingga malam hari, penyewaan kendaraan hias (otoped, scooter anak, becak, kereta) pada malam hari. Saat survei lapangan, keberadaan mereka tidak membuat Taman Jetayu
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 84
menjadi kumuh, sebab mereka sudah bersepakat melakukan pembatasan jumlah kendaraan hias yang disewakan dan mereka juga sudah membuat komunitas/paguyuban untuk mengelola secara bersama jasa penyewaan kendaraan hias tadi. Keberadaan bisnis-bisnis tersebut sejauh terkontrol dan tertib, justru menambah daya tarik Taman Jetayu untuk dikunjungi.
Taman Jetayu sering dimanfaatkan untuk acara formal tertentu yang dapat meningkatkan citra Kota Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia (World’s City of Batik). Acara-acara formal tersebut di antaranya adalah Pekan Batik Nasional, Pekan Batik Internasional, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, atau acara lainnya yang diadakan di Taman Jetayu dan sekitarnya. Aktivitas yang berkelas dan sudah rutin seperti ini perlu dipertimbangkan untuk bisa tetap terakomodasi di dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
d.
Kebutuhan zonasi ruang :
Kegiatan semisal olahraga, rekreasi serta arena bermain dan berkreativitas bagi anak-anak, membutuhkan areal berbentuk taman atau lapangan. Sedangkan aktivitas bersantai (duduk-duduk), berinteraksi, rekreasi, jogging dan semacamnya, membutuhkan area perkerasan. Oleh karena itu, pengembangan
RPK
Taman
Batik
Jetayu
seyogyanya
terdiri
dari
taman/lapangan terbuka dan area perkerasan. e.
Status kawasan : Di dalam kebijakan penataan ruang Kota Pekalongan, Kawasan Jetayu telah ditetapkan sebagai kawasan heritage (budaya), bersama dengan keberadaan gedung-gedung bersejarah di sekitarnya seperti Museum Batik. Kawasan heritage ini memiliki ikon batik.
Dengan mempertimbangan butir a sampai butir e di atas, maka tema pengembangan ruang publik kreatif di Taman Jetayu adalah Taman Batik Kreatif Inovatif. Sedangkan ruang publik kreatif itu sendiri dinamakan RPK Taman Batik Jatayu.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 85
5.2.
FUNGSI RPK TAMAN BATIK JETAYU
Sebagaimana dikemukakan di atas, pengembangan RPK Taman Batik Jetayu berbasis ruang terbuka hijau, yakni RTH di Kawasan Jetayu. Di dalam RTRW Kota Pekalongan, RDTR Kecamatan Pekalongan Utara, maupun Masterplan RTH Kota Pekalongan, fungsi utama yang diemban RTH di Kawasan Jetayu adalah fungsi ekologis. Dengan akan dikembangkannya RTH di Kawasan Jetayu tersebut menjadi RPK Taman Batik Jetayu, maka fungsinya pun diperluas. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang akan dikembangkan dalam pembentukan RPK Taman Batik Jetayu : 1.
Fungsi ekologi, yakni : a.
Untuk menjaga kualitas udara (kesejukan, keteduhan, kadar oksigen yang memadai, dan sebagainya), sehingga di RPK Taman Batik Jetayu perlu dicukupi dengan aneka vegetasi yang memadai untuk fungsi tersebut.
b. Untuk meresapkan air hujan guna memasok ketersediaan air tanah, sehingga di RPK Taman Batik Jetayu harus tersedia lahan terbuka yang sanggup meresapkan air hujan ke dalam tanah. 2.
Fungsi sosial, meliputi : a.
Untuk memperkuat hubungan/interaksi antarsesama warga serta antara manusia dan lingkungan fisik/alam di sekitar ruang publik kreatif melalui berbagai kegiatan olahraga, keagamaan, pemerintahan, upacara adat (kebudayaan dan kesenian), kepemudaan, kegiatan bazar, pameran, festival dan lain-lain sejenis di berbagai bidang pembangunan serta kegiatan lain yang dapat mempererat kohesi sosial.
b. Untuk menunjang kesehatan, baik melalui kualitas udara yang baik yang dihasilkan dari berbagai vegetasi di taman tersebut, maupun dari pemanfaatan sarana artifisial seperti track dari kerikil untuk pijat refleksi. c.
Untuk mewadahi aktivitas olahraga warga dan pelajar yang selama ini telah memanfaatkan taman tersebut, seperti sepak bola, futsal dan senam.
d. Untuk mewadahi aktivitas bermain dan berkreasi bagi anak-anak, khususnya balita. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 86
e.
Untuk mewadahi aktivitas rekreasi warga yang ingin bersantai di taman tersebut.
3.
Fungsi kreatif inovatif, yaitu : a.
Untuk memfasilitasi pengembangan talenta yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi di sektor industri kreatif, terutama tekstil dan produk tekstil (batik dan fashion) serta industri makanan dan minuman; kreativitas dan inovasi di kalangan peserta didik SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi; kreativitas dan inovasi di organisasi pemerintahan, profesi, kepemudaan, kesenian, kebudayaan, olahraga dan bentuk organisasi lainnya; serta kreativitas dan inovasi yang tersebar di dalam lingkungan masyarakat perseorangan (individual).
b. Untuk
memfasilitasi
pengembangan
kreativitas
dan
inovasi
melalui
pemanfaatan teknologi yang terdapat di RPK Taman Batik Jetayu, yaitu teknologi wi-fi (wireless, hot spot), teknologi informasi touchscreen, ATM dan lain-lain. 4.
Fungsi bisnis, di antaranya : a.
Untuk mewadahi aktivitas ekonomi para pedagang kaki lima, jasa penyewaan kendaraan hias, jasa-jasa tertentu lainnya, dengan beberapa ketentuan dalam rangka
menjaga
tetap
terpeliharanya
ketertiban,
kebersihan
dan
keberlangsungan fungsi ekologi RPK taman Batik Jetayu. b. Untuk mewadahi berbagai agenda besar, seperti Pekan Batik Nasional, Pekan Batik Internasional, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dan sejenisnya, dalam bentuk area panggung dan pameran. 5.
Fungsi estetika dan landmark kota : a.
Untuk menambah unsur estetika atau keindahan Kota Pekalongan sebagai green city.
b. Sebagai salah satu landmark Kota Pekalongan yang dikenal sebagai world’s city of batik. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 87
6.
Fungsi entry point wisata : a.
Menjadi titik masuk wisata ke kawasan cagar budaya (setelah menikmati Taman Jetayu, pengunjung melanjutkan rekreasinya ke Museum Batik, Masjid Raya, Batik TV, Pusat Inovasi dan Budaya Batik, rumah jabatan karesidenan yang berarsitektur zaman Belanda), obyek-obyek wisata lainnya (Pantai Slamaran Indah) maupun wisata kuliner.
5.3.
ZONASI RPK TAMAN BATIK JETAYU
Berbasis pada detail engineering design (DED) Taman Jatayu yang terdapat di dalam Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan serta berpedoman pada fungsi-fungsi yang akan diemban oleh RPK Taman Batik Jetayu di atas, maka kawasan RPK Taman Batik Jetayu dibagi ke dalam lima zonasi utama, seperti yang terlihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Zonasi Kawasan Ruang Publik Kreatif Taman Batik Jetayu Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 88
Kelima zonasi utama yang terdapat di RPK Taman Batik Jetayu dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Zona Olahraga Jenis kegiatan olahraga yang dialokasikan di zona ini terutama adalah untuk futsal dan senam. Kegiatan futsal dan senam tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ada, baik beberapa sekolah yang terdapat di sekitar Taman Jatayu maupun warga yang bermukim di sekitar taman tersebut. Jumlah fasilitas lapangan futsal yang direncanakan adalah sebanyak 2 (dua) buah.
Gambar 5.3. Zona Olahraga yang “Dipagari” dengan Tanaman Tertentu Untuk keamanan dan kenyamanan pemakai lapangan futsal dan juga lalu lintas kendaraan bermotor di sekitar Taman Jatayu, maka sebaiknya zona olahraga ini ada baiknya“dipagari” dengan tanaman tertentu yang percabangan dan daunnya bersifat masif, sehingga tahan (tidak rusak) terhadap “terjangan” bola futsal, misalnya pohon teh-tehan (sebagai ilustrasi, lihat Gambar 5.3). Atau, bisa pula Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 89
“dipagari” dengan sederetan pot bunga yang disusun berdekatan dimana pot dan bunganya tahan (tidak rusak) terhadap “terjangan” bola futsal. Di zona ini disediakan pula beberapa tempat duduk yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pembatas antara zona olahraga dan zona rekreasi yang terletak bersebelahan. 2.
Zona Rekreasi Jenis kegiatan rekreasi yang direncanakan di zona ini adalah menyuguhkan keindahan taman bunga yang dilengkapi dengan tempat duduk dan wi-fi. Zona ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan berekreasi bagi semua lapisan warga Kota Pekalongan. Namun, karena lokasi zona ini yang bersebelahan dengan lapangan futsal, harus diberi pembatas/buffer, agar tanaman yang ada di zona rekreasi ini tetap terjaga keindahan fisiknya. Alternatif lain adalah dengan perancangan tempat duduk yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pelindung tanaman yang ada (lihat ilustrasi pada Gambar 5.4).
Gambar 5.4. Beberapa Ilustrasi Desain Taman dan Tempat Duduk untuk Zona Rekreasi Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 90
3.
Zona Kreatif (Zona Bermain dan Belajar) Pada zona kreatif ini sudah terdapat sculpture yang mendominasi sebagian besar zona tersebut, dengan tulisan B.A.T.I.K (Bersih Aman Tertib Indah Komunikatif). Skala dan bentuk sculpture yang sedemikian rupa dapat dimanfaatkan sebagai ajang tempat bermain bagi anak-anak maupun rekreasi orang dewasa. Untuk menambah aspek kreativitas, maka kegiatan di zona ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan menambahkan kegiatan permainan anak, seperti kolam pasir (lihat ilustrasi pada Gambar 5.5).
Gambar 5.5. Ilustrasi Kolam Pasir untuk Anak-anak sebagai Wahana Bermain dan Berkreativitas Selanjutnya, sesuai dengan tema RPK Taman Batik Jetayu, dan untuk menunjang kreativitas dan inovasi warga atau pengunjung, maka pada zona kreatif dapat ditambahkan layar TV edukatif berbentuk big screen yang pada saat-saat tertentu (terjadwal) menyajikan ilmu dan informasi seputar batik, mulai dari sejarah batik, aneka teknologi dan inovasi proses membatik, hingga berbagai produk berbahan dan bernuansa batik. Sarana informasi lainnya yang bisa ditambahkan adalah berupa perangkat informasi berteknologi touch screen yang menyajikan informasi seputar batik, peluang bisnis maupun berbagai macam informasi tentang Kota Pekalongan. Layar TV edukatif (big screen) dan perangkat informasi berteknologi touch screen tadi ditempatkan di dekat sculpture BATIK.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 91
4.
Zona Kesehatan Ruang terbuka hijau bisa pula memberikan manfaat besar untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang memanfaatkan keindahan dan keasrian ruang terbuka hijau tersebut. Manfaat yang bisa diperoleh di antaranya adalah mencegah depresi, kecemasan atau stress. Ruang terbuka hijau yang baik dapat memicu aktivitas fisik dan memotivasi masyarakat untuk berolah raga. Karena itulah di RPK Taman Batik Jetayu perlu dialokasikan zona kesehatan. Namun, karena terbatasnya luasan RPK tersebut, maka salah satu fasilitas kesehatan yang dapat disediakan adalah track kerikil. Track kerikil itu berfungsi untuk pijat refleksi (lihat Gambar 5.6). Pada zona ini dapat pula dibuatkan gazebo dan ditanamkan pepohonan yang rindang untuk memberikan kesegaran udara, kesejukan dan keteduhan bagi para pengunjung pada siang hari atau di waktu panas terik.
Gambar 5.6. Beberapa Ilustrasi Track Kerikil untuk Pijat Refleksi 5.
Zona Campuran Zona campuran berbentuk jalur pedestrian yang melingkari taman/lapangan Jetayu. Kegiatan yang dapat dilakukan di zona ini di antaranya adalah olahraga (joging), berjualan (tentunya dengan pembatasan jumlah, area, waktu operasi dan Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 92
persyaratan kebersihan dan ketertiban), area bermain sepeda dan jalan santai. Selain aktivitas-aktivitas tadi, di jalur pedestrian ini dapat pula dibuat semacam gazebo terbuka tetapi beratap berikut tempat duduknya. Gazebo tersebut tidak menghambat jalur atau arus joging/jalan kaki. Gazebo difungsikan sebagai entry point wisata, transaksi bisnis, menunggu kendaraan dan lokasi titik kumpul bagi rombongan wisata. Jumlah gazebo yang dibuat sekitar 2-3 titik. Zona campuran berbatasan dengan jalan raya, sehingga kurang nyaman bagi masyarakat yang melakukan aktivitas joging atau jalan kaki. Untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman, maka dapat disiasati dengan pengaturan street furniture, baik berupa pot tanaman maupun tanaman-tanaman lain di sepanjang zona campuran tersebut (ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5.7). Pada malam hari, zona ini juga dimanfaatkan untuk arena permainan sepeda berhias lampu yang ditawarkan oleh paguyuban/komunitas penjaja jasa penyewaan kendaraan hias lampu (sepeda hias, becak hias, motor hias, mobil hias).
Gambar 5.7. Contoh Street Furniture Berupa Pot Beton Memanjang Berisi Tanaman, sebagai Pembatas Jogging Track dengan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Untuk bisa mengakomodasi warga difable, misalnya warga yang menggunakan kursi roda dan ingin memanfaatkan zona kesehatan atau zona rekreasi, maka di zona campuran harus dibuatkan jalur miring yang bisa dilalui kursi roda tanpa harus diangkat antara jalur pedestrian dan jalan raya yang memang memiliki perbedaan ketinggian cukup signifikan.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 93
5.4.
ILUSTRASI PENGEMBANGAN RPK TAMAN BATIK JETAYU
5.4.1. Street Furniture Street furniture merupakan salah satu elemen pendukung RPK Taman Batik Jetayu yang berfungsi memperkuat karakter desain ruang publik kreatif tersebut. Street furniture harus saling terintegrasi di antara berbagai elemen agar mendapatkan efek visual yang baik dan menghindari ketidakteraturan dan ketidakterpaduan lingkungan. Beberapa bentuk elemen street furniture adalah lampu jalan, penandaan (lampu lalu lintas, rambu, lainnya), tempat sampah, halte/shelter, tempat duduk, pot bunga, gazebo, pendopo dan banyak lagi. Street furniture dapat menunjukkan image yang ingin ditampilkan sebuah ruang publik kreatif. Di antara sekian banyak elemen street furniture, dipilih beberapa bentuk yang memilki tingkat prioritas tertinggi, yaitu halte, bangku, peta kota, tempat sampah, lampu penerangan jalan umum dan pagar pembatas jalan (lihat Gambar 5.8). Dengan perencanaan yang baik, street furniture dapat memberikan kenyamanan ketika seseorang berada di sebuah ruang publik kreatif. Selain mempertimbangkan faktor desain, pemilihan jenis dan material street furniture juga disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat pengguna. Tujuannya adalah agar keberadaan street furniture tersebut dapat terjaga dan terpelihara. Street furniture, atau dapat pula disebut elemen landscape, dibagi menjadi dua bagian, yaitu hard space dan soft space (Dwi Kustianingrum dkk., 2013:3) : a.
Hard space (elemen keras) mencakup pedestrian atau jalan, sirkulasi taman dan tangga.
b.
Soft space (elemen lunak) meliputi vegetasi, rerumputan dan kelengkapan taman (shelter, bangku taman, pagar, kolam, toilet, tempat sampah, papan pengumuman, lampu taman).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 94
Gambar 5.8. Beberapa Contoh Elemen Street Furniture Elemen-elemen street furniture yang bisa diterapkan di RPK Taman Batik Jetayu di antaranya adalah : 1.
Pedestrian Pedestrian berperan sangat penting sebagai pola penataan sirkulasi dan dapat mengkondisikan pejalan kaki untuk melakukan aktivitas di dalam taman maupun sebagai penghubung antara bagian luar dan dalam taman.
2.
Lampu taman Lampu pada taman merupakan ornamen yang tak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga mampu menciptakan kesan-kesan visual yang indah dan menarik serta menambah nilai seni atau keindahan dari suatu taman. Lampu taman dapat pula jadikan aksen yang membuat suasana taman terlihat lebih Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 95
hidup. Spesifikasi lampu taman yang akan digunakan adalah lampu dimana lampu dan rumah lampu tersebut bersifat water resistant. Jenis lampunya bisa pijar atau pendar. Lampu dan rumah lampu berspesifikasi seperti ini biasanya dibuat khusus, sehingga tahan terhadap cipratan air dan tak mudah terjadi korsleting. 3.
Bangku taman Bangku taman berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung selepas olahraga maupun hanya duduk-duduk melihat pemandangan taman. Bangku taman di RPK Taman Batik Jetayu rencananya ditempatkan di bawah pohon untuk mengindari teriknya sinar matahari. Perancangan bangku taman harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keterbatasan lahan yang tersedia, sehingga dapat dimanfaatkan
secara
optimal
oleh
masyarakat.
Sebuah
pergola
dapat
menambahkan drama dan daya tarik tersendiri bila merupakan bagian dari bangku taman. Selain itu, juga bisa menjadi tempat yang bagus untuk beristirahat. Sebuah pergola atau arbor adalah fitur taman yang memberikan keteduhan di jalan setapak, lorong atau bangku taman. Menggunakan tiang vertikal dan penutup di atasnya atau menambahkan tanaman yang merambat ke atas atap, sehingga terlihat lebih indah. 4.
Tanaman Elemen vegetasi/tanaman merupakan unsur yang penting dalam RPK Taman Batik Jetayu. Vegetasi dapat ditata sedemikian rupa sehingga mampu berfungsi sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah, suhu udara dan sebagainya. Selain itu, vegetasi juga dapat menghadirkan efek visual/estetika tertentu yang terkesan alamiah dari garis, bentuk, warna dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang, akar, bunga, buah maupun aroma yang ditimbukan dari daun, bunga dan buahnya. Secara umum, syarat tanaman yang baik untuk ditanam di RPK Taman Batik Jetayu adalah :
Mampu tumbuh di lingkungan marginal (tanah tidak subur, udara dan air tercemar).
Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme).
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 96
Mempunyai struktur perakaran yang dalam, sehingga tidak mudah tumbang terkena angin kencang.
Daun tidak mudah gugur, dan sebaiknya cepat tumbuh, bernilai hias dan arsitektural.
Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan di sekitarnya.
Bibit/benih mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau.
Diprioritaskan untuk menggunakan vegetasi endemik (lokal).
Pemilihan vegetasi harus memperhatikan aspek keanekaragaman hayati.
Beberapa contoh tanaman yang bisa ditanam di RPK Taman Batik Jetayu disajikan dalam Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Beberapa Contoh Ilustrasi Tanaman untuk RPK Taman Batik Jetayu 5.
Tempat sampah Tempat sampah merupakan salah satu elemen penting dalam RPK Taman Batik Jetayu. Penempatan tempat sampah harus direncanakan dan ditata sedemikian rupa agar mudah dijangkau. Misalnya ditempatkan di sisi sepanjang jalur pedestrian secara frekuentif maupun di setiap sudut taman agar memudahkan Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 97
setiap pengunjung untuk membuang sampah. Sehingga keindahan dan kesehatan lingkungan serta etika sosial tetap terjaga. Contoh tempat sampat yang bisa digunakan di RPK Taman Batik Jetayu dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Gambar 5.10. Contoh Tempat Sampah untuk RPK Taman Batik Jetayu 6.
Sculpture Sclupture pada sebuah taman yang relatif luas dapat berfungsi sebagai titik tangkap sirkulasi pengunjung. Keberadaan sculpture dapat menjadi daya tarik pengunjung sebagai ruang plaza yang menjadi penghubung antarpedestrian maupun entrance taman dan fasilitas lainnya. Taman Jetayu telah telah memiliki sebuah sculpture unik, yaitu elemen gigantisme yang berupa huruf B A T I K (lihat Gambar 5.11) yang sekarang menjadi salah satu ikon Kota Pekalongan sebagai World’s City of Batik.
Gambar 5.11. Sculpture B A T I K yang Terdapat di RPK Taman Batik Jetayu Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 98
5.4.2. Konsep Landscape dan Street Furniture Dari rencana zonasi yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat dituangkan konsep landscape dan street furniture di RPK Taman Batik Jetayu, sebagaimana divisualkan dalam Gambar 5.12.
Gambar 5.12. Rencana Landscape dan Street Furniture di RPK Taman Batik Jetayu 1.
Lampu di RPK Taman Batik Jetayu Lampu taman merupakan elemen yang diperlukan terutama di saat malam hari untuk menerangi sekitar taman tersebut. Selain itu, bisa juga memiliki fungsi ganda untuk menambah unsur estetika bagi taman yang bersangkutan. Lampu taman yang disarankan di RPK Taman Batik Jetayu terdiri dari lampu taman yang cukup tinggi yang umumnya ditempatkan di tepi luar taman dan lampu yang lebih Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 99
pendek yang ditempatkan di dalam area taman. Lampu-lampu tersebut juga disarankan
berbeda-beda
bentuknya
untuk
masing-masing
zona
guna
menghilangkan kesan monoton. Untuk keamanan lampu-lampu taman dari kemungkinan pencurian, maka disarankan lampu-lampu tersebut tertancap dengan cukup kuat.
Gambar 5.13. Rencana Penempatan dan Ilustrasi Lampu Taman di RPK Taman Batik Jetayu 2.
Bangku di RPK Taman Batik Jetayu Pengadaan bangku taman ditujukan untuk memberikan kenyaman bagi pengunjung dan pengguna taman. Mengingat bangku tersebut ditempatkan di area outdoor, yang selalu akan terpapar sinar matahari dan hujan, maka material yang digunakan harus cukup kuat/tahan terhadap air dan panas. Oleh karena itu, bangku taman yang disarankan adalah bangku yang terbuat dari beton. Tentu saja dirancang dengan desain yang bagus agar tetap memberikan kesan indah. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 100
Gambar 5.14. Rencana Penempatan dan Ilustrasi Bangku-bangku Taman di RPK Taman Batik Jetayu 3.
Vegetasi di RPK Taman Batik Jetayu Vegetasi yang telah ada di Taman Jetayu saat ini sudah sesuai dengan yang diarahkan oleh Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, yaitu tanaman tahunan (pohon mangga). Tanaman mangga ini memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai peneduh, penyejuk udara, dan menghasilkan buah. Untuk memperkuat tema RPK Taman Batik Jetayu, yaitu taman kreatif batik, maka beberapa tanaman yang menghasilkan zat pewarna alami batik disarankan untuk ditanam di ruang publik kreatif tersebut. Pohon mangga juga termasuk tanaman penghasil zat pewarna alami batik, yaitu daunnya untuk menghasilkan warna hijau. Pilihan lainnya adalah soga (Peltophorum pterocarpum). Tanaman ini dapat menyegarkan mata serta mencerahkan pikiran dan juga secara estesika dapat menambah keindahan taman. Soga juga memiliki fungsi sebagai pewarna alami batik, yaitu dapat menghasilkan warna kuning. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 101
Vegetasi lainnya adalah tanaman perdu. Tanaman ini bisa ditanam di dalam pot atau di tepi taman. Tanaman perdu adalah tanaman yang pertumbuhan optimal batangnya memiliki garis tengah 1-10 cm, dengan ketinggian maksimal 3-5 m, seperti soko, bunga merak, cassia mas, kemuning, kembang sepatu dan sebagainya. Salah satu jenis tanaman perdu yang bermanfaat dan indah adalah kunyit (Curcuma). Tanaman ini selain bunganya indah, juga umbinya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat keluarga atau campuran bahan makanan. Kunyit bisa pula digunakan sebagai pewarna alami batik untuk menghasilkan warna kuning. Alternatif vegetasi lainnya adalah dari jenis semak hias, yaitu tanaman yang pertumbuhan optimal batangnya bergaris tengah maksimal 5 cm, dengan ketinggian maksimal 2 m. Beberapa jenis semak hias ialah putri malu (Mimosa pudica) yang dapat menghasilkan warna kuning untuk pewarna batik, plumbago, heliconia dan sebagainya. Sementara itu, jenis tanaman hias yang bisa ditanam di RPK Taman Batik Jetayu antara lain adalah rumput kriminil (dulu disebut krokot), anak nakal, sri mukti (sejenis sri rejeki), maranta penghuni naungan dan pohon nila (indogofera) yang dapat menghasilkan warna biru untuk batik alami. Tanaman-tanaman ini juga dapat menurunkan kadar gas NO, sehingga bila ditanam dengan jarak yang rapat atau cukup rimbun dapat berfungsi sebagai penyaring udara. Tanaman-tanaman hias tadi bisa ditanam di dalam pot yang ditempatkan di area jogging track di sekeliling taman. Seperti dimaklumi, jogging track ini berbatasan langsung dengan jalan yang dilalui kendaraan bermotor. Dengan demikian, selain sebagai tanaman hias, beberapa jenis tanaman tadi dapat pula berfungsi mencegah polusi dari kendaraan bermotor memasuki kawasan taman. Setiap jenis tanaman yang ditanam di RPK Taman Batik Jetayu sebaiknya dipasangi papan kecil yang berisikan informasi tentang tanaman tersebut.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 102
Beberapa contoh tanaman hias yang bisa ditanam di RPK Taman Batik Jetayu dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Gambar 5.15. Beberapa Contoh Tanaman Hias yang Bisa Ditanam di RPK Taman Batik Jetayu Selanjutnya, untuk menambah keindahan RPK Taman Batik Jetayu, dapat ditambahkan tanaman hias berupa bunga berwarna indah yang digantung (lihat ilustrasi pada Gambar 5.16) pada tiang-tiang lampu taman atau pada sculpture taman lainnya, atau tanaman hias yang dirambatkan pada pergola yang sekaligus berfungsi sebagai peneduh. Tanaman hias yang cukup indah yang bisa dirambatkan pada pergola antara lain bougenvile dan alamanda.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 103
Gambar 5.16. Rencana Penempatan dan Ilustrasi Tanaman Gantung di RPK Taman Batik Jetayu 4.
Fasilitas Difabel di RPK Taman Batik Jetayu Fasilitas difabel yang akan dikembangkan di RPK Taman Batik Jetayu pada tahap awal ditujukan untuk mereka yang berkursi roda. Karena itu, antara jalan raya dan area pedestarian dibuatkan akses kursi roda. Kemudian, pada zona rekreasi dan zona yang terdapat sculpture B A T I K juga dibuatkan akses kursi roda, sebagaimana dapat diilustasikan pada Gambar 5.17.
5.
Gazebo dan Pergola di RPK Taman Batik Jetayu Fasilitas gazebo dan pergola bernuansa batik dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, di antaranya untuk bersantai, bertransaksi/bernegosiasi bisnis, merenung mengembangkan ide kreatif, dan lain-lain. Penempatan fasilitas gazebo dan pergola bernuansa batik di RPK Taman Batik Jetayu diilustasikan melalui Gambar 5.18.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 104
Gambar 5.17. Rencana Penempatan dan Ilustrasi Fasilitas Difabel di RPK Taman Batik Jetayu
Gambar 5.18. Rencana Penempatan dan Ilustrasi Gazebo dan Pergola di RPK Taman Batik Jetayu
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 105
5.5.
STAKEHOLDERS DALAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RPK TAMAN BATIK JETAYU
Kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu melibatkan banyak stakeholder sesuai dengan kedudukan atau kepentingannya. Stakeholders tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Kelompok stakeholders yang berkedudukan sebagai pengambil atau pembuat kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu : Walikota Pekalongan atau dilimpahkan kepada Kepala SKPD yang berwenang.
2.
Kelompok stakeholders yang berkedudukan sebagai pengawas kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu : DPRD Kota Pekalongan, Pers/Media, Organisasi Masyarakat, lainnya
3.
Kelompok stakeholders yang berkepentingan agar kegiatan atau kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu dapat berjalan : Pemerintah Kota Pekalongan, warga dan/atau kelompok warga, pengusaha, BUMN, industri, pelajar, lainnya.
4.
Kelompok stakeholders yang berkedudukan sebagai interest dan pressure group yang terkait dengan kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu : partai politik, lembaga swadaya masyarakat, forum warga, perguruan tinggi, lainnya.
5.
Kelompok stakeholders yang terkena dari dampak kebijakan pengembangan RPK Taman Batik Jetayu : masyarakat umum, pedagang kaki lima, lainnya.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 106
Rencana aksi merupakan perwujudan dari hasil perancangan tema, fungsi dan zonasi RPK Taman Batik Jetayu yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Rencana aksi di sini disusun untuk jangka waktu lima tahun, yakni 2015-2019, dengan menggunakan pendekatan penguatan sistem inovasi. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, penguatan sistem inovasi bertumpu pada enam kerangka kebijakan inovasi. Dalam konteks pengembangan RPK Taman Batik Jetayu, keenam kerangka kebijakan inovasi tersebut adalah : 1.
Penciptaan kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
2.
Penguatan keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa terkait dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
3.
Penguatan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
4.
Pengembangan budaya kreatif-inovatif melalui pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
5.
Penguatan fokus bisnis dan keterpaduan kebijakan dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
6.
Penginternalisasian dinamika global ke dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
Setiap kerangka kebijakan inovasi di atas memiliki sejumlah elemen. Dengan menggunakan elemen-elemen tersebut, maka dapat disusun rencana aksi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu untuk periode 2015-2019 sebagaimana disajikan dalam Tabel 6.1. Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 107
Tabel 6.1. Rencana Aksi Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu Tahun 2015-2019 No. 1.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI)
Elemen
Kerangka umum Basis data RPK yang kondusif bagi Taman Batik Jetayu pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Regulasi yang kondusif bagi pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Program/Kegiatan
Volume
Lokasi
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pembiayaan Penanggung Jawab
Program pengembangan basis data RPK Taman Batik Jetayu : a. Penyusunan Dokumen 1 paket Perencanaan Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu b. Penyusunan Buku Profil RPK Taman Tahunan Batik Jetayu c. Penyusunan statistik “RPK Taman Batik Jetayu Dalam Angka” d. Pembuatan booklet/pamflet/baliho Tahunan RPK Taman Batik Jetayu e. Penyusunan Materi Informasi Tahunan untuk Teknologi Big Screen dan Touch Screen
RPK Taman Batik Jetayu
X
RPK Taman Batik Jetayu RPK Taman Batik Jetayu RPK Taman Batik Jetayu RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
f. Penyusunan Desain/Teknis Penayangan Informasi melalui Teknologi Big Screen dan Touch Screen g. Survei Kepuasan Pengunjung RPK Taman Batik Jetayu Program pengembangan regulasi RPK Taman Batik Jetayu :
Tahunan
RPK Taman Batik Jetayu
Tahunan
RPK Taman Batik Jetayu
a. Penetapan dan Pencanangan RTH SK Walikota di Kawasan Jetayu sebagai Ruang Publik Kreatif Skala Kota b. Penetapan RPK Taman Batik Jetayu SK Walikota sebagai Obyek Wisata KreatifInovatif
APBD
DPU (Tata Ruang)
X
APBD
X
X
APBD
DPU, Pokja 1 Tim Koordinasi PSID DPU dan Bappeda
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
APBD, Sponsor DPU, Pokja 1 Tim Koordinasi PSID APBD, Sponsor DPU, Diskominfo, Bappeda, Pusmanu, Pengusaha Batik APBD, Sponsor Diskominfo
X
X
X
X
X
APBD
DPU, Pokja 1 Tim Koordinasi PSID
X
APBD
Sekretariat Daerah, DPU
X
APBD
Sekretariat Daerah, Dishubparbud
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 108
No.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI)
Elemen
Program/Kegiatan c. Penyusunan SOP dan SPM RPK Taman Batik Jetayu
Volume
Lokasi
Peraturan Kepada DPU SK Walikota
d. Pembentukan Kelembagaan Pengelola RPK Taman Batik Jetayu e. Penerbitan Instruksi Walikota Instruksi tentang Pemberdayaan RPK Taman Walikota Batik Jetayu Insentif untuk Program Pemberian Insentif/Disinsentif pengembangan RPK bagi Pengembangan Pariwisata RPK Taman Batik Jetayu Taman Batik Jetayu : a. Insentif Penyediaan Minum 1x2 Teh/Kopi pada Hari-Hari Tertentu minggu b. Insentif Pengembangan Jaringan Tahun 1-2 Kerja Sama Wisata RPK Taman Batik Jetayu c. Disinsentif berupa Penalti bagi Sepanjang Pihak-pihak Pengguna (Sekolah, Tahun Pedagang Kaki Lima, Pengguna Lainnya) yang Merusak FungsiFungsi RPK Taman Batik Jetayu d. Pembebasan Aktivitas di RPK Tahun 1-2 Taman Batik Jetayu dari Retribusi dan Pajak Wisata Infrastruktur Program Penyediaan Infrastruktur dan pengembangan RPK Fasilitas RPK Taman Batik Jetayu : Taman Batik Jetayu 2 a. Penyediaan, Pembuatan dan 12 m Pemeliharaan/Perawatan Track Kerikil Aneka Ukuran dan Warna Bernuansa Batik b. Pengadaan, Pemasangan dan Lampu Pemeliharaan/Perawatan Lampu jalan 8 bh, Jalan dan Lampu Taman Bernuansa taman 28 Batik bh
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pembiayaan Penanggung Jawab
X
APBD
DPU
X
APBD
Tim Koordinasi PSID Sekretariat Daerah
X
APBD
Zona Campuran
X
X
X
X
X
APBD, Sponsor Dishubparbud
Kota Pekalongan
X
X
X
X
X
APBD
Dishubparbud
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD
Dishubparbud
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD
DPPKAD
Zona Kesehatan
X
X
X
X
X
APBD, Sponsor DPU (Pertamanan)
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD, PT PLN, DPU (PJU), PT PLN Sponsor
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 109
No.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI)
Elemen
Program/Kegiatan c. Penyediaan, Pembuatan dan Pemeliharaan/Perawatan Bangku Taman, Gazebo dan Pergola Bernuansa Batik d. Penyediaan, Pemasangan, Perawatan dan Evaluasi Fasilitas Big Screen Edukatif e. Penyediaan, Pemasangan, Perawatan dan Evaluasi Peralatan Informasi Touch Screen Edukatif f. Pembuatan, Penyediaan Konten Permainan/Kreativitas dan Pemeliharaan Kolam Pasir Bernuansa Batik g. Penyediaan dan Penanaman Tanaman Bernuansa Pewarna Alami Batik h. Pemeliharaan/Perawatan Tanaman (penyiraman, pemupukan, penggantian, lainnya) i. Penyediaan wi-fi/hot spot gratis j. k. l. m. n. o.
Volume
Lokasi
13 bangku RPK Taman Batik taman, 3 Jetayu gazebo, 1 pergola (lebar 2 m). 1 paket Zona Kreatif 1 paket
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 X
Zona Kreatif
2
Pembiayaan Penanggung Jawab
X
X
X
X
APBD, Sponsor DPU (Pertamanan)
X
X
X
X
APBD, Sponsor Diskominfo
X
X
X
X
APBD, Sponsor Diskominfo Swasta
7,5 m Zona Kreatif kedalaman 0,5 m
X
X
X
X
X
Dinas PU Pertamanan
Sepanjang RPK Taman Batik Tahun Jetayu
X
X
X
X
X
Dinas PU Pertamanan
Sepanjang RPK Taman Batik Tahun Jetayu
X
X
X
X
X
Dinas PU Pertamanan
Paket
X
X
X
X
X
PT Telkom
X
X
X
X
X
APBD
Diskominfo, PT Telkom BLH
X
X
X
X
X
APBD
BLH
X
X
X
X
X
APBD
BLH
X
X
X
X
X
APBD
X
X
X
X
X
APBD
DPU (Pertamanan), Dishubpar DPU (Pertamanan)
X
X
X
X
X
APBD
Dinas Kesehatan
RPK Taman Batik Jetayu Penyediaan dan Pemeliharaan Paket RPK Taman Batik Fasilitas Lingkungan Hidup Jetayu Penerapan Teknologi Lingkungan Paket RPK Taman Batik Penerapan Jetayu Penyuluhan/Sosialisasi Pelestarian Paket RPK Taman Batik Lingkungan Sosialisasi Jetayu Penyediaan dan Pemeliharaan Paket RPK Taman Batik Rambu Taman dan Rambu Jalan Jetayu Penyediaan dan Pemeliharaan Paket RPK Taman Batik Papan Informasi Vegetasi Jetayu Penyediaan dan pemeliharaan Paket Zona Kesehatan Fasilitas Difabel dan Kesehatan
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 110
No. 2.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI) Penguatan keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/ litbangyasa dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Elemen
Kelembagaan iptekin/litbangyasa
Daya absorpsi iptekin Penguatan interaksi, jaringan dan pelayanan kreativitas, inovasi dan bisnis dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Volume
Lokasi
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pembiayaan Penanggung Jawab
Program Penguatan Kelembagaan Iptekin/Litbangyasa, Peningkatan Daya Dukung Iptekin/Litbangyasa dan Penguatan Daya Absorpsi Iptekin dalam Menunjang RPK Taman batik Jetayu :
Daya dukung iptekin/litbangyasa
3.
Program/Kegiatan
a. Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Perbatikan a. Pengkajian Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Paket Penelitian
X
X
X
X
X
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
b. Penyediaan Konten Iptekin bagi Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu c. Bantuan Teknis Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Paket RPK Taman Batik Penyediaan Jetayu
X
X
X
X
X
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
a. Implementasi Hasil Iptekin di Kawasan RPK Taman Batik Jetayu
Paket Bantuan Teknis Paket Penerapan
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
Paket Kajian
Program Penguatan Interaksi, Jaringan dan Pelayanan Kreativitas, Inovasi dan Bisnis dalam Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu :
Kemitraan strategis a. Pembentukan Forum Kerja Sama dan kolaboratif Stakeholder Peduli RPK Taman untuk Batik Jetayu Pengembangan RPK Taman batik Jetayu
Forum Kota Pekalongan Kerja Sama
X
APBD, Swasta, PT, Sponsor, Masyarakat APBD, Swasta, PT, Sponsor, Masyarakat APBD, Swasta, PT, Sponsor, Masyarakat APBD, Swasta, PT, Sponsor, Masyarakat APBD, Swasta, PT, Sponsor, Masyarakat
Tim Koordinasi, Pusmanu, SMK, Pengusaha Batik Tim Koordinasi, Pusmanu, SMK, Pengusaha Batik Tim Koordinasi, Pusmanu, SMK, Pengusaha Batik Tim Koordinasi, Pusmanu, SMK, Pengusaha Batik Tim Koordinasi, Pusmanu, SMK, Pengusaha Batik
APBD, Swasta, PT, Asosiasi, Sponsor, Masyarakat
Pemerintah Kota, Asosiasi/Pengusaha Batik, Paguyuban PKL, Sekolah/PT, Tokoh Masyarakat, Lainnya
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 111
No.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI)
Elemen
Program/Kegiatan
Pengembangan budaya kreatif inovatif melalui RPK Taman Batik Jetayu
Lokasi
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Forum Kota Pekalongan Kerja Sama
X
X
X
APBD, Swasta, PT, Asosiasi, Sponsor, Masyarakat
c. Pengembangan Jaringan Kerja Sama Pariwisata
Kerja Sama
X
X
X
APBD, Swasta, Asosiasi, Sponsor
Pemerintah Kota, Asosiasi/Pengusaha Batik, Paguyuban PKL, Sekolah/PT, Tokoh Masyarakat Dishubparbud, Asosiasi Pengusaha Wisata, Pengelola Wisata Ristekin, Inkubator Kewirausahaan, Asosiasi Pengusaha Batik Ristekin, Inkubator Kewirausahaan, Asosiasi Batik Pemerintah Kota, Asosiasi, Lainnya
4 kali setahun
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD, Swasta, PT, Sponsor
4 kali setahun
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD, Swasta, PT, Sponsor
By Events
RPK Taman Batik Jetayu dan Sekiarnya
X
X
X
X
X
APBD, Swasta, Sponsor
4 kali setahun
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD, Swasta, Disperindagkop Sponsor UKM, Asosiasi, Pengusaha
a. Penyelenggaraan Praktik Lapangan 12 kali Bahan Ajar Kewirausahaan bagi setahun Pelajar SMK b. Penyelenggaraan Pelatihan Teknoprener Perbatikan bagi Pemuda
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD, PT, Sponsor
Dindikpora, Pusmanu
RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya
X
X
X
X
X
APBD, PT, Sponsor
Dindikpora, Pusmanu
Program Pengembangan Budaya Kreatif Inovatif melalui Wahana RPK Taman Batik Jetayu : Penguatan budaya kreatif inovatif
Pembiayaan Penanggung Jawab
b. Penyelenggaraan Agenda-agenda Peduli RPK Taman Batik Jetayu
Peningkatan difusi a. Pengembangan Telecenter dan Iptekin dalam Pembinaan Kreativitas dan Inovasi Pengembangan RPK bagi Masyarakat Kreatif dan Taman Batik Jetayu Inovatif Kota Pekalongan b. Pengembangan Teleceter dan Pembinaan Usaha bagi Pedagang Kaki Lima dan Pengusaha Jasa Pengembangan RPK a. Penyelenggaraan Event-event Taman Batik Jetayu Bisnis di RPK Taman Batik Jetayu sebagai Wahana dan Sekitarnya (PBN, PBI, Pekan Interaksi bagi Para Kreanova, Hakteknas, HUT Kota Pelaku Kreativitas, Pekalongan, Pameran Inovasi dan Bisnis Pembangunan, Lainnya) b. Penyelenggaraan Agenda Curhat Bisnis 4.
Volume
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 112
No.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI)
Elemen
Pengelolaan teknologi batik masyarakat
Apresiasi dan kampanye inovasi
Penumbuhan usaha baru inovatif
Program/Kegiatan c. Pengenalan dan Penguatan Budaya Kreatif Inovatif kepada Pedagang Kaki Lima dan Pebisnis Lainnya di Sekitar Kawasan RPK Taman Batik Jetayu a. Penyusunan Naskah, Pembuatan dan Pemutaran Film Pendek tentang Sejarah dan Perkembangan Teknologi Batik Masyarakat Kota Pekalongan melalui Big Screen b. Penyediaan Brosur Informasi Teknologi Batik Masyarakat Kota Pekalongan di RPK Taman Batik Jetayu a. Penyelenggaraan Agenda-agenda Kreanova di RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya b. Penyelenggaraan Agenda Anugerah Inovasi Bhakti Pembangunan di RPK Taman Batik Jetayu a. Fasilitasi Permodalan Bagi Pedagang Kaki Lima dan Pebisnis Potensial Lainnya di Taman Batik Jetayu b. Fasilitasi Prasarana/Sarana Perdagangan Bagi Pedagang Kaki Lima dan Pebisnis Potensial Lainnya c. Pelatihan Usaha bagi Masyarakat, termasuk Perempuan, di RPK Taman Batik Jetayu d. Pelatihan Kewirausahaan bagi Calon Pengusaha/Pedagang
Volume
Lokasi
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pembiayaan Penanggung Jawab
2 x setahun RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
1 Paket
Zona Kreatif
X
X
X
X
1 Paket
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
APBD
Dishubparbud, Museum Batik, PIBB
X
X
X
X
X
APBD
Kantor Ristekin
X
X
X
X
X
APBD
Kantor Ristekin
1 x setahun RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya 1 x setahun RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya
APBD
Disperindagkop UKM
Dishubparbud, Museum Batik, Batik TV, PIBB
Paket Fasilitas
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
APBD
Disperindagkop UKM
Paket Fasilitas
RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
APBD
Disperindagkop UKM
2 x setahun RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
APBD
BPMPPAKB
Paket Pelatihan
X
X
X
APBD
Disperindagkop UKM
RPK Taman Batik Jetayu
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 113
No. 5.
6.
Kerangka Kebijakan Inovasi (KKI) Penguatan fokus bisnis dan keterpaduan kebijakan dalam pengembangan RPK Taman Batik Jetayu
Elemen
Program/Kegiatan
Volume
Lokasi
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pembiayaan Penanggung Jawab
Program Penguatan Fokus Bisnis dan Keterpaduan Kebijakan Dalam Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu : Prakarsa pengembangan bisnis di Kawasan RPK Taman batik Jetayu
a. Penyelenggarakan Event-event Pendukung Pengembangan Bisnis di Kawasan RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya
Paket Event
b. Pencanangan RPK Taman Batik 1 kali Jetayu sebagai Pusat Bisnis Online Koordinasi kebijakan a. Koordinasi Penyusunan, Paket pengembangan RPK Penetapan, Pengimplementasian Kebijakan Taman Batik Jetayu dan Pengawasan Kebijakan Terkait RPK Taman Batik Jetayu Penginternalisasian Program Penyelarasan Global dalam dinamika global ke Pengembangan RPK Taman batik dalam Jetayu : pengembangan RPK Taman Batik Jetayu Lingkungan Penerapan Standar Lingkungan di Kawasan RPK Taman Batik Jetayu Standardisasi Penerapan Standar Keamanan Lalu Lintas dan Keamanan Lingkungan di Sekitar Kawasan RPK Taman Batik Jetayu Hak Kekayaan Pengembangan Telecenter dan Intelektual (HKI) Fasilitasi HKI Ketenagakerjaan
Pencegahan Pekerja di Bawah Umur di Kawasan RPK Taman Batik Jetayu
RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya
X
X
X
X
X
APBD
Disperindagkop UKM
RPK Taman Batik Jetayu Kota Pekalongan
X
APBD APBD
Disperindagkop UKM Pemerintah Kota
X
X
X
X
X
RPK Taman Batik Jetayu RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya
X
X
X
X
X
APBD
BLH
X
X
X
X
X
APBD
Dishubparbud, Kantor Kesbangpol
RPK Taman Batik Jetayu dan Sekitarnya RPK Taman Batik Jetayu
X
X
X
X
X
APBD
Disperindagkop UKM
X
X
X
X
X
APBD
Dinsosnakertrans
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 114
7.1.
REKOMENDASI
Mengacu pada uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, ada beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan di sini, yakni : 1.
Pemerintah Kota menetapkan RTH di Kawasan Jetayu sebagai ruang publik kreatif bertema taman batik kreatif inovatif dan dinamakan RPK Taman Batik Jetayu.
2.
Pemerintah Kota menetapkan RPK Taman Batik Jetayu mengemban fungsi ekologi, fungsi sosial, fungsi kreatif-inovatif, fungsi bisnis, fungsi estetika dan landmark kota, serta fungsi entry point wisata.
7.2.
TINDAK LANJUT
Sehubungan dengan rekomendasi di atas, maka tindak lanjut yang perlu dilakukan antara lain adalah : 1.
Penerbitkan Peraturan Walikota tentang Pendirian RPK Taman Batik Jetayu.
2.
Penyusunan Dokumen Masterplan Pengembangan RPK Taman Batik Jetayu.
3.
Pembentukan Kelembagaan Pengelola RPK Taman Batik Jetayu, termasuk Sekretariat.
4.
Penyusunan Rencana Kerja Jangka Pendek Tahun 2015.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 115
Admin, “Pengertian Bisnis Menurut Ahli dan Jenis-Jenis Bisnis,” diunduh dari http://www.pengertianbisnis.com/pengertian-bisnis-menurut-ahli-dan-jenis-jenisbisnis/ tanggal 9 November 2014). Alkadri, 2013, “Konsep Pengembangan Ruang Publik Kreatif di Kota Pekalongan,” Bahan Paparan (tidak dipublikasikan), Pekalongan, 4 September 2013. Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, Kota Pekalongan Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2014. Dwi Kustianingrum dkk., 2013, “Fungsi dan Aktifitas Taman ganesha sebagai Ruang Publik di Kota Bandung,” Jurnal Reka Karsa, Vol. 1, No. 2, Agustus 2013. Edy Darmawan, 2007, “Peranan Ruang Publik dalam Perancangan Kota (Urban Design),” Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Ilmu Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, 1 September 2007, Documentation. Diponegoro University Press, Semarang (diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/347/1/ edy_darmawan.padaf). E. Darmawan, 2003, “The Functional of Public Spaces Towards Friendly City,” Proceeding Seminar International Workshop, USU Medan. Laboratorium Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB, 2005, “Model Pembangunan dan Pengelolaan RTH Kota di Wilayah Perkotaan,” Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan dalam Rangkaian Acara Hari Bakti Pekerjaan Umum Ke-60 Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 30 November 2005, diunduh dari http://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/ruang-terbuka-hijau-rthwilayah.html. Ning Purnomohadi, “Ruang Terbuka Hijau Memiliki Tiga Fungsi Penting,” dikutip dari http://ciptakarya.pu.go.id. Pemerintah Kota Pekalongan, 2013, Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekalongan, Pekalongan. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029.
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 116
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTNH di Kawasan Perkotaan. Rony Gunawan Sunaryo, Nindyo Soewarno, Ikaputra, Bakti Setiawan. 2010. “Posisi Ruang Publik dalam Transformasi Konsepsi Urbanitas Kota Indonesia.” Makalah Seminar Nasional Bidang Ilmu Arsitektur dan Perkotaan : Morfologi Transformasi dalam Ruang Perkotaan yang Berkelanjutan, 20 November 2010, Universitas Diponegoro, Semarang, diunduh dari http://repository.petra.ac.id/15517/1/Posisi_Ruang_ Publik_dalam_Transformasi_Konsepsi_Urbanitas_Kota_Indonesia.padaf. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Zimmerer, 1996, dikutip dari http://ririe-ritonga.blogspot.com/2010/10/ kreativitas-daninovasi-dalan-berwira.html)
Alkadri, Windriarti H., Ati Widiati, Aphang S. - Perancangan Ruang Publik Kreatif Kota Pekalongan - 117