Perancangan Kota Identifikasi Masalah Unsur Perancangan Kota di Jalan Malioboro Yogyakarta
citra kota dan elemen kota
Berisi tentang teori-teori mengenai perancangan kota dari Hamid Shirvani, Roger Trancik, Kevin Lynch, dan Markus Zahn. Diulas secara singkat
Berisi tentang teori-teori mengenai perancangan kota dari Hamid Shirvani, Roger Trancik, Kevin Lynch, dan Markus Zahn. Diulas secara singkatFull description
kFull description
Kuliah Pengantar Perancangan Kota
tugar resume perancangan kota
Full description
Full description
Draft Sk Pokja Hiv Rs Kota KendariFull description
...Deskripsi lengkap
Full description
Zone UTM Kota di IndonesiaFull description
Penerapan 8 Elemen Perancangan Kota di Kota Kendari
Setiap perancangan kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan mempunyai karakteristik yang jelas. Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya “Urban Design Process”, terdapat delapan macam elemen yang membentuk sebuah kota (terutama pusat kota), yakni Tata Guna Lahan (Land Use), Bentuk dan Kelompok Bangunan (Building and Mass Building), Ruang Terbuka (Open Space), Parkir dan Sirkulasi (Parking and Circulation), Tandatanda (Signages), Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways), Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan P reservasi (Preservation).
1. TATA GUNA LAHAN (LAND USE)
Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruangruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempattempat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau di dalam kawasan perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam kawasan pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan individual. Prinsip Land Use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga kawasan tersebut berfungsi dengan seharusnya. Terdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan pengaturan dalam penataan ruang kota, termasuk di dalamnya adalah aspek pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada, dan kebutuhan untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya, pengertian land use (tata guna lahan) adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.