14
14
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Untuk menjadi seorang Naval Architect sejati tentu saja kita harus mengetahui segala aspek yang dapat mempengaruhi kapal yang kita rancang. Salah satu aspek yang penting yang perlu diperhatikan seorang Naval Architect adalah aspek hambatan. Seperti yang kita ketahui, hambatan dapat menyebabkan kapal melaju lebih lamban dan juga membutuhkan daya yang lebih beasar. Sebagai seorang Naval Architect adalah tugas kita untuk merancang sebuah kapal dengan hambatan yang kecil sehingga kapal kita dapat melaju lebih cepat dan efisien. Tentu saja hambatan setiap kapal berbeda-beda sesuai dengan ukuran, jenis, dan kecepatan kapal.
Saat ini pertumbuhan produksi kapal kecil berkecepatan tinggi sangat pesat. Semakin banyak orang yang tertarik memliki kapal kecil berkecepatan tinggi seperti speed boat. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai hambatan pada kapal kecil berkecepatan tinggi. Di sini kita akan membahas juga hal-hal yang membuat kapal-kapal berkecepatan tinggi tetap cepat dengan hambtan yang kecil agar lebih efisien dalam menggunakan mesin serta bahan bakarnya.
TUJUAN
Tujuan umum dari penulisan makalah ini antara lain :
Mahasiswa dapat memahami apa yang disebut dengan hambatan pada kapal - kapal kecil berkecepatan tinggi.
Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang menyebabkan hambatan.
Mahasiswa dapat mengetahui rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam perhitungan hambatan pada kapal - kapal kecil berkecepatan tinggi.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh hambatan tersebut pada gerakan kapal.
Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara mengatasi atau mengurangi hambatan pada kapal - kapal kecil berkecepatan tinggi.
RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan coba kita bahas dalam makalah ini adalah :
Apa definisi atau pengertian hambatan pada kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi ?
Apa penyebab terjadinya hambatan pada kapal – kapal kecil berekecepatan tinggi?
Bagaimana rumus atau parameter – parameter perhitungan hambatan pada kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi?
Apa pengaruh hambatan terhadap gerakan kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi ?
Bagaimana memperkecil hambatan pada kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi ?
Apa contoh kasus dari hambatan pada kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi atau Pengertian Hambatan Kapal
Tahanan kapal laut atau sering disebut hambatan kapal harus di perhatikan Dalam merancang kapal, bentuk badan kapal diusahakan mempunyai tahanan kapal yang rendah bila kapal bergerak diatas air. Sistim propulsor kapal /pendorong, mesin penggerak dan lambung kapal harus dirancang yang paling efisien, yaitu jumlah energi yang diperlukan untuk propulsi kapal harus sekecil mungkin tapi harus mampu memenuhi kecepatan kapal rancang.
Hambatan kapal adalah gaya yang menahan kapal ketika melaju dengan kecepatan dinasnya. Gaya hambat ini harus dilawan oleh gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin kapal agar tercapai kecepatan yang dikehendaki.
Dalam melakukan perancangan suatu kapal, salah aspek yang perlu diperhatikan adalah besarnya daya penggerak kapal rancangan tersebut. Untuk melakukan perhitungan daya penggerak tersebut, terlebih dahulu perancang harus mengkalkulasikan besarnya hambatan total yang akan diperoleh kapal tersebut dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Dalam melakukan perancangan kapal, diperlukan adanya estimasi besarnya daya penggerak berdasarkan besarnya nilai hambatan kapal tersebut. Kemudian hasil estimasi tersebut akan dikoreksikan dengan metode-metode perhitungan hambatan.
2.2 Hambatan pada Kapal – Kapal Kecil Berkecepatan Tinggi
Beberapa contoh dari kapal-kapal kecil berkecepatan tinggi yang akan dibahas pafa makalah ini adalah:
Kapal Planing Hull
Kapal Hydrofoil
Kapal Hovercraft
Round Bottom Boat
Hard Chine Planning Craft
Kapal Speed Boat
2.2.1 Kapal Planing Hull
Gaya angkat (lift force) pada displacement hull didukung oleh gaya apung Gaya angkat (lift force) pada displacement hull didukung oleh gaya apung
Gambar 1.Planing Hull
Gambar 2.Displacement Hull
Kapal cepat (planing hull) terdiri dari gaya gesek (friction) dan gaya vertikal (induced drag), dimana hambatan geseknya lebih dominan dari total hambatan. Fenomena ini membuat para ahli kapal terinspirasi untuk menciptakan disain kapal yang memiliki hambatan gesek lebih rendah. Oleh karena itu belakangan ini banyak dijumpai tipe kapal cepat yang disebut: air cushion vehicles (ACV), seaplanes, wing-in-ground effect (WIG) craft, planning hydrofoil ships, surface effect ships (SES) dan kapal Stolkraft. Jenis kapal cepat tersebut memiliki karakteristik operasional dan keunggulan tertentu serta banyak diaplikasikan sebagai kapal patroli, kapal penyelamat, kapal penumpang, kapal riset dan kapal pesiar.
2.2.2 Kapal Hydrofoil
Hydrofoil merupakan salah satu jenis kapal yang meminjam prinsip-prinsip aerodinamika pada pesawat terbang. Hydrofoil berbeda dengan kapal biasa, yang saat mendekati kecepatan maksimum, hambatan gelombang maupun gesekan air terhadap lunas meningkat. Hydrofoil akan dapat mengatasi gesekan pada lunas ini. Sistem ini pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur Italia pada tahun 1905. Hydrofoil pertama ini menyebabkan kapal mampu mengapung pada kecepatan rendah.
Hydrofoil dilengkapi dengan turbin dan kerjang di bawah kapal. Mesin turbin menggerakkan pompa besar penyembur air untuk menghasilkan gaya dorong. Ketika kapal mencapai kecepatan 48 km/jam, perbadaan tekanan yang ditimbulkan oleh kerjang-kerjang di bawah kapal mengangkat lunas dari air sehingga seretan berkurang. Hydrofoil dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 96 km/jam.
Hydrofoil juga umumnya dilengkapi dengan sistem pengendali komputer untuk menjaga kestabilan kapal. Sistem komputer ini akan mengendalikan kerjang depan dan belakang. Sensor sistem komputer ini mengukur kedudukan lunas di atas air dan giroskop akan mengukur kerataan depan belakang (atau anggukan) dan kerataan menyamping (atau gulingan). Dengan informasi ini, komputer secara otomatis akan dapat menyesuaikan jalan kapal. Dengan memutar arah semburan air ke bawah atau menyamping akan memperlambat atau membelokkan kapal.
Kapal hydrofoil adalah kapal yang terdiri dari body kapal dan sayap yang diletakkan dibawah dasar kapal yang dihubungkan pleh penegar. Badan kapal yang terangkat dari permukaan air, gaya beratnya ditahan oleh gaya angkat dinamis pada sayap (foil) yang tercelup didalam air. Sayap yang dipasang dibawah badan kapal ( pada bagian muka dan belakang ), sayap tersebut secara otomatis dapat diubah- ubah letaknya menurut angle of attacknya. Sehingga badan kapal terangkat bebas keatas permukaan air bertujuan untuk mengurangi hambatan air. Pada saat ini ada 2 prinsip penggunaan foil, yaitu foil yang bergerak diatas permukaan air dan foil yang tercelup seluruhnya di air.
Hambatan yang bekerja pada sayap (R) hydrofoil adalah :
R = Rp + Ri + Rw
Rp = Hambatan profil
Ri = Hambatan Induksi
Rw = Hambatan gelombang
Ada beberapa macam konstruksi kapal hydrofoil sbb :
Dengan bentuk "V"
Dengan bentuk trapesium
Dengan bentuk juring lingkaran
Dengan bentuk tangga
Dengan bentuk tingkatan.
2.2.3 Kapal Hovercraft
2.2.3.1. Prinsip Kerja Hovercraft.
Hovercraft adalah suatu kendaraan yang berjalan diatas bantalan udara (air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah hovercraft (plenum chamber) melalui skir (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara didalam plenum chamber lebih tinggi daripada tekanan udara luar sehingga timbul gaya angkat. Untuk menggerakkan hovercraft, digunakan gaya dorong yang diperoleh dari propeller seperti pada pesawat udara. Gaya angkat hovercraft bekerja pada penampang yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian kendaraan ini dapat berjalan diatas lumpur, air maupun daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena tidak adanya kontak langsung antara hovercraft dan daratan (air), maka hambatan yang terjadi kecil sehingga hovercraft dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Kendaraan ini hampir tidak terpengaruh oleh kondisi tanah (air) dibawahnya, seperti perairan dangkal, laut berkarang dan perairan berarus deras dapat dilintasi dengan mudah. Hovercraft dapat melintasi rintangan keras sampai setinggi 0,5 m atau lebih tanpa kesulitan berarti. Hovercraft dengan sifat amfibinya maka tidak diperlukan prasana pelabuhan khusus atau dapat mendarat dimana saja sebagai contoh di pantai.
Hovercraft beroperasi pada daerah dekat pertemuan antara udara dan permukaan air. Berlainan dengan kapal hydrofoil dimana penyangganya adalah air, sedangkan penyangga dari hovercraft adalah dari bantalan udara. Bila hovercraft bergerak diatas tanah maka lapisan udara atau bantalan udara akan menekan benda keras yaitu tanah. Tetapi jika bergerak diatas air maka bantalan udara akan menekan permukaan air dan akan menimbulkan gelombang.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Menyedot atau menghisap udara dari atas, dan selanjutnya udara tersebut ditekan kebawah, misalnya dengan pertolongan kompresor, sehingga kapal akan mendapatkan resultan gaya angkat keatas yang dapat mengangkat kapal setinggi h.
Hambatan yang bekerja pada kapal ini adalah hambatan udara (Ra) dan hambatan impuls (Rq)
Rq = ρ.v0. Q ; Q = Debit udara yang disedot.
2.2.3.2. Komponen Pembentuk Hovercraft.
Terdapat 3 (tiga) komponen utama dari hovercraft, sebagai berikut :
1. Hull yakni badan hovercraft yang dapat dibuat dari marine alluminium, fiber glass, dsb. serta dibuat kedap air. Rongga di dalam hull diisi dengan polyurethane foam yang membuat hovercraft tetap mengapung jika terjadi kebocoran pada hull.
2. Skirt yaitu bagian hovercraft yang berfungsi untuk menahan udara dibawah hovercraft agar tidak mudah keluar. Skirt terbuat dari tekstil yang dilapisi karet untuk menjaga agar udara tetap berada di dalam ruang dibawah hull.
3. Sumber Tenaga Hovercraft, biasanya disediakan oleh mesin diesel atau bensin. Mesin digunakan untuk memutar propeller yang akan menghasilkan gaya dorong.
2.2.3.2. Komponen – komponen Tahanan Kapal Hovercraft
Tahanan yang terjadi pada Hovercraft berbeda dengan kendaraan permukaan air lainnya.
Hovercraft yang beroperasi di darat akan mengalami hambatan :
Hambatan karena tahanan momentum
Hambatan karena tahanan trim
Hambatan karena tahanan gesek karena kontak dengan skirt dan permukaan
Pengoperasian Hovercraft di air akan mengalami hambatan-hambatan berupa :
Wave making drag (tahanan dari percikan air)
Wetting drag (tahanan pembasahan)
Tahanan karena gelombang
Tinggi Hovering berpengaruh terhadap besarnya hambatan karena gesekan skirt dengan permukaan, bila daya angkat berkurang maka tinggi Hovering akan menurun sehingga menyebabkan gaya gesek bertambah besar pada skirt dengan demikian daya dorong yang dibutuhkan akan bertambah besar untuk mencapai kecepatan tertentu.
Round bottom boat
Kapal jenis ini disebut juga displacement boat, dimana seluruh berat badan kapal ditahan oleh Buoyancy.
Analisa hambatan berdasarkan hasil percobaan oleh Nordstrom dengan menggunakanmodel pada tangki percobaan dengan displacement 10 ~ 30 ton dan kecepatan 10 ~ 15 knot, adalah suatu koefisien, dimana kecepatan model kapal didasarkan pada angka Froude yang telah dirubah yaitu :
Fn = v / g. 1/3 , Sedangkan hambatan total per displacement : Rt / .
2.2.5 Hard chine planning craft
Berat badan kapal sebagian besar ditahan oleh gaya- gaya angkat dinamis sedangkanpengaruh gaya buoyancy sangat kecil.
Bentuk kapal ini ditemukan oleh CM Rumus yang bertujuan untuk mengurangi hambatan dengan cara mengangkat badannya sendiri keatas permukaan air.
Gambar penampang melintang kapal ini dapat dilihat pada gambar.
Hambatan jenis kapal ini sangat bergantung dari parameter- parameter berikut:
Perbandingan panjang dan lebar ( Lp/Bpa)
Lp = Proyeksi panjang chine
Bpa = Lebar rata- rata chine
Perbandingan ukuran dan berat (Ap/ 2/3 )
Ap = Luas proyeksi dasar rata- rata.
Posisi memanjang dari titik berat ke titik AP
ROF
Bentuk dari buttock line pada Bpa/4 dari center line
Bentuk lengkungan dari chine
Bentuk dari gading- gading.
Kapal Speed Boat
Menurut hukun Archimedes bahwa berat air yang dipindahkan oleh suatu benda adalah sama dengan gaya hydrostatis keatas. Sehingga dengan bertambahnya kecepatan kapal maka bertambah juga gaya angkat keatas dan akan memperkecil volume bagian bawah kapal yagn tercelup kedalam air.
Dengan kecepatan yang cukup besar kemungkinan berat kapal lebih kecil dari gaya angkat hidrodinamika sehingga seakan- akan badan kapal terangkat keatas sampai menggeser permukaan air. Kapal- kapal yang mempunyai keadaan semacam ini disebut kapal Speed Boat.
Ada 3 keadaan kapal speed boat
Keadaan Berlayar (mengapung)
Dalam keadaan ini gaya angkat keatas dinamis =0
ρ = ¥ . V
ρ = Berat kapal
V = Volume air yang dipindahkan
Keadaan peralihan (semi planning)
Dalam keadaan ini, berat kapal (P) besarnya sama dengan sebagian gaya hydrostatis (Ast), dan sebagian gaya hydrostatis keatas (Ad).
ρ = ¥ . V1 + Ad
V = Volume air yang dipindahkan oleh bagian bawah air.
Keadaan menggelincir (Planning)
Dalam keadaan ini, gaya angkat keatas hydrostatis (Ast) mendekati nol, sehingga (P= Ad).
Hingga saat ini karakteristik untuk kapal- kapal cepat dapat dilihat dari bilangan Froudenya.
Untuk kapal speed boat dipakai bilangan Froude sbb :
Fn = v0 / g. V1/3
Dari percobaan ditemukan suatu grafik sbb :
Macam- macam bentuk badan kapal speed boat.
Dilihat dari penampang melintangnya.
Type A dipakai untuk speed boat dengan kecepatan kecil, sebagai bentuk peralihan dari kapal biasa.
Type B dapat menimbulkan gaya dinamik keatas yang besar dan memperkecil hambatan, akan tetapi jelek terhadap pengaruh gelombang karena adanya pukulan keras gelombang pada dasar kapal sehingga stabilitasnya kurang baik.
Type C dengan penampang "V" ini sangat baik untuk pelayaran yang bergelombang.
Type D dipakai untuk memperkecil semburan air.
Dilihat dari penampang memanjangnya
Perbandingan performance dari kapal- kapal cepat.
Diagram dibawah ini memperlihatkan ketiga macam kapal ini dengan R/ sebagai ordinat dan v/ L sebagai absis.
Secara umum, round bottom boat lebih efisien daripada hardchine planning craft untuk harga v/ L = 3,0. Diatas harga ini planning craft mempunyai hambatan lebih kecil dan lebih layak laut.
Hidrofoil hampir tidak mengalami wave making resistance pada saat bergerak diatas permukaan air. Hal ini disebabkan karena permukaan basah hanyalah struts dan sayap, sehingga hambatan gesek kecil.
Untuk berat dan daya mesin yang sama, kapal hydrofoil dapat mencapai kecepatan 2 ~ 3 kali kecepatan kapal biasa.
2.3 Rumus atau Parameter – Parameter Perhitungan Hambatan pada Kapal – Kapal Kecil Berkecepatan Tinggi
Menurut J. Lawrence [1985], karakteristik high speed craft dipengaruhi froude numbernya. Froude number yang besar menyebabkan kapal dapat mencapai kecepatan tinggi. Untuk planning craft, luas bidang basah efektif berkurang seiring dengan meningkatnya kecepatan kapal. Oleh karena itu, beam froude number (FB) sering digunakan sebagai parameternya. (FB) didefenisikan sebagai berikut :
Menghitung besarnya hambatan yang dihasilkan oleh hydrofoil adalah sebagai berikut:
2.4 Cara Memperkecil Hambatan pada Kapal – Kapal Kecil Berkecepatan Tinggi
Kapal cepat (planing hull) terdiri dari gaya gesek (friction) dan gaya vertikal (induced drag), dimana hambatan geseknya lebih dominan dari total hambatan. Fenomena ini membuat para ahli kapal terinspirasi untuk menciptakan disain kapal yang memiliki hambatan gesek lebih rendah. Oleh karena itu belakangan ini banyak dijumpai tipe kapal cepat yang disebut: air cushion vehicles (ACV), seaplanes, wing-in-ground effect (WIG) craft, planning hydrofoil ships, surface effect ships (SES) dan kapal Stolkraft. Jenis kapal cepat tersebut memiliki karakteristik operasional dan keunggulan tertentu serta banyak diaplikasikan sebagai kapal patroli, kapal penyelamat, kapal penumpang, kapal riset dan kapal pesiar. Sedangkan konsep desain kapal surface planing hull (SEP-Hull), yang merupakan pengembangan disain kapal 'stolkraft' yang diciptakan oleh Leo, D. Stolk9), memiliki karakteristik rasio L/B (panjang dan lebar) kapal dan sarat air yang relatif rendah, sehingga kapal ini sangat stabil dan dapat beroperasi di perairan dangkal. Dari hasil riset Maritime Economic Research Centre of Rotterdam10) menyatakan bahwa biaya operasional kapal stolkraft lebih efisien sekitar 14%-23% dibandingkan dengan tipe kapal Catamaran, Air Cushion Vehicle (ACV).
Gambar 4. Stolkraft Hull [10]
Konsep disain kapal SEP-Hull memiliki beberapa perubahan hull, diantaranya
terowongan di bagian bawah badan kapal sebagai kantong udara untuk menangkap dan menyimpan udara yang tersedot dari depan kapal, serta mengaplikasikan teknologi air lubrication yang menjadikan kapal ini memiliki kecepatan yang sangat optimal.
Gambar 5. Surface Effect Planing Hull (SEP-Hull)
Keunggulan desain SEP-HULL dengan mengapplikasikan sistem injeksi/pelumasan udara di bawah permukaan lambung kapal adalah akan mengurangi gesekan air dengan lambung kapal, sehingga hambatan kapal menjadi berkurang. Diketahui bahwa densitas udara lebih kecil (=800 kali) dari densitas air laut. Kapal SEP-Hull memiliki prospek yang sangat baik dan memiliki potensi pasar yang tinggi untuk diaplikasikan sebagai kapal penumpang cepat, patroli, pengawasan pantai.
2.5 Contoh Kasus dari Hambatan pada Kapal – Kapal Kecil Berkecepatan Tinggi
PENGUJIAN TOWING TANK
Penelitian ini menggunakan kapal jenis planing hull dengan panjang lwl = 14 m. Sedangkan sistem hydrofoil yang digunakan adalah Completely Submerged Foil dengan susunan foil tandem. Untuk konstruksi sayap foil digunakan konstruksi non-split hal ini diharapkan agar konstruksi lebih kuat. Adapun bentuk foil yakni rectangular dimana panjang chord sama sepanjang sayap hydrofoil. Pemilihan foil ini menggunakan aerofoil tipe National Advisery Commite for Aeronoutic (NACA) 64A-212. Artinya NACA Seri 6 dengan lokasi maksimal thicknes 0.4 chord dari leading edge dan desain pada koefisien lift sebesar 0.2 dan ketebalan maksimal sebesar 12% chord.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-53
Setelah perencanaan dimensi hydrofoil didapatkan maka dengan menggunakan desain penampang hydrofoil akan didapatkan skala ukuran hydrofoil sebagai berikut: Dimensi model sistem hydrofoil skala 1/18: Chord (c)= 45 mm Span (b) = 220 mm (hydrofoil) Span (h) = 120 mm (strut) AR = 4.9 t = 5.5 mm tipe = 64A-212 (hydrofoil) tipe = 63-012 (strut)
Sesuai dengan variasi yang telah direncanakan maka sistem hydrofoil dipasang pada variasi posisi model Pilot Boat sebagaimana gambar berikut:
Berat masing-masing model hydrofoil 0.3 kg. Dari pengukuran manual terjadi perubahan LCG pada masing masing variasi dan besarnya perubahan dapat dilihat pada gambar 4.7. Masing-masing variasi model diuji towing tank untuk dicari besarnya hambatan pada variasi kecepatan 0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis terhadap karakteristik olah gerak kapal untuk semua variasi kecepatan dan variasi posisi perletakan hydrofoil pendukung dilakukan dengan cara melalui uji tarik towing tank. Kemudian dari hasil uji tarik towing tank akan didapatkan nilai hambatan total sebagai berikut:
Penambahan hydrofoil memberikan tambahan beban yang menyebabkan perubahan LCG pada masing-masing variasi. Pada variasi 1 pergeseran LCG untuk model Pilot Boat sebesar 2 mm menjadi 318 mm dari LCG barehull yang semula sebesar 320 mm. Variasi 2 pergeseran LCG untuk model Pilot Boat sebesar 9 mm menjadi 329 mm dari LCG barehull yang semula sebesar 320 mm. Untuk variasi 3 pergeseran LCG untuk model Pilot Boat sebesar 35 mm menjadi 355 mm dari LCG barehull yang semula sebesar 320 mm. Dari hasil pengujian towing tank Rt terkecil pada variasi 1 = 22.76 KN pada Fn = 1, variasi 2 = 22.43 KN pada Fn = 0.898, variasi 3 = 30.31 KN pada Fn = 0.68. Dari hasil hambatan total pada pengujian towing tank dapat diketahui bahwa penambahan sistem hydrofoil hambatan total pada kondisi foilborne 0.6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Yang sangat mempengaruhi hambatan pada kapal – kapal kecil berkecepatan tinggi adalah Hambatan Gesek, Hambatan Tekanan karena Kekentalan, dan Hambatan Gelombang. Untuk kapal cepat, hambatan yang dominan adalah hambatan gelombang Rw sehingga RR > RF.
Untuk rumus menghitung hambatan Hydrofoil adalah:
Kapal cepat (planing hull) terdiri dari gaya gesek (friction) dan gaya vertikal (induced drag), dimana hambatan geseknya lebih dominan dari total hambatan. Fenomena ini membuat para ahli kapal terinspirasi untuk menciptakan disain kapal yang memiliki hambatan gesek lebih rendah. Oleh karena itu belakangan ini banyak dijumpai tipe kapal cepat yang disebut: air cushion vehicles (ACV), seaplanes, wing-in-ground effect (WIG) craft, planning hydrofoil ships, surface effect ships (SES) dan kapal Stolkraft.
Daftar Pustaka
http://gerrynaval.blogspot.co.id/2010/12/hambatan-kapal.html
https://www.academia.edu/12216853/SHIP_RESISTANCE_HAMBATAN_KAPAL_