BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
PENGGUNAAN INERT GAS SYSTEM PADA KAPAL KAPAL TANKER TANKER Prasetya Prasetya Sigit igit Santosa Staf Pengajar Ak A kademi Maritim timYogyakarta (A MY) MY) AB ABSTRA TRAK Inert Gas Gas System adalah untuk mempertahankan kadar oxygen yang rendah dalam tanki sehingga tidak tidak memungkinkan timbulnya timbulnya kebakaran. Purging pada Tanki-tanki Tanki- tanki muatan yang kosong kosong dengan maksud menggantikan ntikan campuran hydrocarbon hydrocarbon gas dengan Inert Inert Gas Gas agar bisa bisa mengurangi konsentrasi konsentrasi atau kadar hydrocarbon di dibaw bawah garis yang disebut “Cri “Criti tical cal diluti dilution” on”.. Kalau Kalau sampai ada udarasegar menyelinap masuk kedalam tanki tersebut maka kondisi kondisi atmosf atmosfiir dalam tanki akan segera masuk dalam kantong dima dimana campuran ini dapat terbaka terbakar atau meledak. Pada umumnya “Inert Gas Gas Plants” Plants” menggunakan gas buang atau “Flue Gases Gases” dari Boi Boiler ler atau Boiler Boiler Bantu yang khusus dipasanguntuk IGS saja, karenakadar oxygen dalam Gas buangdari Boiler Boiler cukup rendah. Jadi Inert Gas System adalah suatu alat atau sistim dengan memasukkan Gas Ine Inert atau lembab, yang bi biasanya dari Gas BuangBoil Boiler er kedalam Tanki Tanki muatan untuk mendesak udaraterutamaoxyge oxygen keluar dari dalam Tanki, sehingga mengurangi kemungkinan kinan terjadinya terjadinya kebakaran atau leda ledakan dalam Tanki Tanki--tanki muatan tersebut.
PENDAHULUAN Salah satu sumbangan yang paling paling besar dalam meningkatkan ningkatkan Keselam Keselamatan Kerja diatas Kapal Kapal Tanker selama 20 tahun terakhir ini ini adalah pemakaian dari “Inert Gas Gas System”. Keuntungan dari si sisti stim m ini adalah mencegah terjadinya terjadinya kebakaran maupun leda ledakan pada daerah ruang muatan atau cargo spaces dari Kapal Kapal Tanker, Tanker, sudah diakui secara luas didunia didunia sekarang ini. ini. Penggunaan flue flue gas atau gas buang dari boil boiler er untuk membuat lem lembab atau Inert Inert atmosfi atmosfir dalam tanki muatan bukanlah merupakan konsep baru. Pertama-tam a-tama sistim sistim ini ini digunakan pada kapal-kapa l-kapal Tanker di Amerika Serikat sejak sejak tahun 1925. Dengan bermacam-macam alasan sisti sistim ini dil dilupakan atau diti ditinggalkan selama beberapatahun. Perusahaan “Sun Oil” Oil” di Phil Philade adelphia lphia adalah yang pertamakali menggunakan sistim sistim ini sebagai alat keselamatan pada kapal-kapal kapal-kapal Tanker Tanker mereka pada tahun 1932, karena sebelumnya belumnya telah telah terjadi ledakan besar pada salah satu kapalnya. Sisti Sistim yang mereka ciptakan ciptakan waktu itu itu begitu sederhana namun terbukti sangat berhasil. sil. Kapal Tanke Tanker “Product “Product Carrier” yang mengangkut minyak putih mulai dil dileng engkapi dengan Inert Gas System sejak tahun tahun 1968. Karena kompleksnya cara pengoperasian kapal-kapa l-kapal jenis ini ini dan diperl diperlukan ukan untuk untuk mengangkut beberapa macam atau grade minyak minyak dalam waktu yang bersamaan, beberapa kesulitan kesulitan diperkirakan akan timbul. Tapi kenyataannya kesulitan-k sulitan-kesulitan esulitan yang dimaksud jauh lebih lebih sedikit dari yang diperkiraka diperkirakan dan kesederhanaan dari sistim sistim ini dapat diperta dipertahankan. Sesuai Konperensi K onperensi IMCO IMCO bulan bulan Februari 1978 mengenai Tanke Tanker Safety and Pollut Pollutio ion n Prevention Prevention telah dikeluar dikeluarkan petunjuk-petunjuk petunjuk-petunjuk pela pelaksanaan mengenai Penambahan Regulation 62 Chapter II II – 2 dari SOLA SOLAS S Conventi Convention on 1974 dengan menekankan pelaksanaan penggunaan Inert Gas Gas System (IG (IGS) dan ketentuan-ketentuan ketentuan-ketentuan yang diperlu diperlukan kan guna pelaksanaan sisti sistim m tersebut dengan mempertahankan Standard yang memenuhi persyara persyaratan-persyaratan tan-persyaratan yang ada. PetunjukPetunjuk-petunjuk petunjuk pelaksanaan ini ini dimintaka dimintakan pada semua Badan Pem Pemerintah dari Anggauta IMCO untuk membantu IMCO dalam pelaksanaan pemasangan IGS agar direncanakan, direncanakan, dibangun dibangun dan dipasang diatas kapal sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan serta prosedur-prosedur ur-prosedur pemakaiannya kaiannya (procedure (procedure operation) operation) yang sesuai, pada setiap kapal yang berlayar dengan menggunakan bendera dari Negara-negara yang bersangkutan (anggauta IMCO IMCO). ). MAKSUD DAN DAN TUJUAN TUJUAN Maksud dan tujuan utama dari pemasangan Inert Inert Gas Gas System (IG (IGS) pada kapal-kapal kapal-kapal tersebut diatas diatas adalah : 1. Untuk Untuk mencegah bahaya kebakaran atau meledaknya. Tanki Tanki--tanki muatan kapal seperti yang sudah terjadi beberapa kali selama tahun-tahun tahun-tahun terakhir khir ini, ini, terutama sejak adanya kapal-kapa l-kapal Tanker raksasa atau yang disebut disebut VLCC. LCC. Dima Dimana bukan saja kapal dan muatan yang hilang, hilang, merusak ling lingkungan hidup akibat Pol Pollusi lusi dari minyak yang tumpah dari kapal, tetapi bahkan banyak
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
menimbulkan korban manusia, suatu contoh meledaknya M.T. BETEL GEUSE di Irlandia milik Perancis pada tanggal 8 Januari 1979 yang mengakibatkan 50 orang meninggal dunia. 2. Seperti pengalaman yang sudah-sudah bahwa waktu yang paling berbahaya dan sering terjadi kecelakaan selama kapal Tanker beroperasi adalah sewaktu: a. Tank Cleaning untuk keperluan Clean Ballast atau Perbaikan. b. Loading atau Dischargedari Cargo Sebab itu perlu dicarikan jalan untuk mencegah jangan sampai terjadi kecelakaan pada saat operasi demikian dengan jalan menghilangkan kemungkinan terjadinya ledakan atau kebakaran. 3. Kebakaran baru bisa terjadi kalau memenuhi persyaratan Segi Tiga Api atau“Fire Triangle” yakni: a. Source of Ignition – asal dari percikan api. b. Fuel dalam hal ini Hydrocarbon yang memenuhi persyaratan. c. Oxygen yang cukup untuk dapat menimbulkan kebakaran. Kalau salah satu dari ketiga unsur tersebut diatas tidak ada atau tidak memenuhi persyaratan jumlah atau kadarnya, maka tidak akan terjadi kebakaran. Pengalaman telah menunjukkan bahwa manusia telah berusaha untuk mengusahakan Source of Ignition agar dihilangkan dari “Fire Triangle” dalam pengoperasian Tanker namun tidak pernah berhasil. Dan pengalaman-pengalaman pahit telah dijumpai selama ini terutama selama transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin meningkat, kehilangan kapal, muatan, pencemaran lingkungan hidup bahkan korban manusia sering terjadi. Itulah sebabnya oleh Badan International yang terdapat dalam PBB seperti IMCO dikeluarkan peraturan-peraturan yang harus berlaku secara Internasional (pada Negara-Negara Anggauta IMCO) yang terkenal dengan nama, 1978 Tanker Safety and Pollution Prevention atau biasa disebut TSPP 1978. Peraturan-peraturan ini antara lain mengenai pemasangan Inert Gas System (IGS) pada kapal-kapal Tanker seperti yang disebutkan diatas. Jadi maksud dan tujuan utama dari Inert Gas System ini adalah : 1. Untuk mengontrol Atmosfir dalam Tanki muatan guna mencegah bahaya ledakan dan kebakaran. 2. Untuk melindungi kapal, Instalasi-instalasi di Darat dan Pelabuhan serta orang-orang atau personil yang mengoperasikan kapal dan instalasi-instalasi tersebut. 3. Dengan sendirinya kapal dapat naik Dock untuk perbaikan dalam keadaan darurat tanpa perlu membongkar muatannya dan Tank Cleaning lebih dahulu. 4. Membantu memperlancar pembongkaran muatan karena dengan adanya tekanan positif dari Insert Gas dalam Tanki muatan selama Inert Gas digunakan, berarti mengurangi waktu untuk bongkar muatan dipelabuhan. Inert Gas System (IGS) yang digunakan dalam hal ini adalah campuran gas-gas yang diambul dari gas buang Ketel Uap (Boiler Flue Gas), yang mengandung kadar Oxygen yang rendah sehingga tidak dapat membantu timbulnya kebakaran (ignition). Jadi dengan Inert Gas System (IGS) pada Cargo Oil Tanks, ledakan atau kebakaran dalam Tanki dapat dihindari karena : a. Kadar Oxygen dalam gas tersebut rendah. b. Dengan memasukkan IGS tersebut dalam Tanki yang kosong atau sedang dicuci (Tank Cleaning) dengan sedikit tekanan akan dapat mendesak Hydrocarbon gas dari dalam Tanki sampai dibawah apa yang disebut : “Lower Flammable Limit”. Seperti yang terlihat pada gambar Flammability Diagram. Untuk lebih jelasnyalihat Diagram Flammability “Chart” padagambar. Nyala api tidak akan terjadi kalau campuran Oxygen dan gas Hydrocarbon (Fuel) tidak terdapat dalam daerah “Flammable atau Explosive”. Bagian terbawah dari daerah atau range ini disebut “Lower Flammable” atau LFL. Kalau konsentrasi kadar gas Hydrocarbon dibawah batas ini tidak akan dapat menimbulkan kebakaran dan keadaan ini disebut “Too lean” atau konsentrasi gas terlalu rendah untuk bisa terbakar. Batas teratas disebut “Upper Flammable” atau UFL. Demikian juga kalau konsentrasi gas Hydrocarbon di atas batas ini maka juga tidak dapat menimbulkan kebakaran dan keadaan ini disebut “Too Rich” atau konsentrasi gas terlalu tinggi untuk bisa terbakar. Flammable Limit untuk as Hydrocarbon dari bermacam-macam jenis minyak atau petrolium berbeda-beda tapi sesuai pengalaman, batas tersebut antara 1 ½% sampai 10% Hydrocarbon gas by
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
volume. Sebagai gambaran berikut ini diberikan batas-batas terbakar dari uap BBM dalam udara sebagaimana Tabel 1. Tabel 1. Batas terbakar dari Uap-Uap Bahan Bakar minyak dalam udara Hydrocarbo % dari Volume batas yang dapat terbakar Lowe Uppe Methan 5,3 14, Ethane 3,0 12,5 Propane 2,2 9,5 Butane 1,9 8,5 Pentane 1,2 7,8 Hexane 2,4 7,5 H2 4,3 45, Tabel 2. Komponen dan Batas-batas yang dapat terbakar Dari campuran-campuran Hydrocarbon Membongka Muatan Mencuci Muata Hydrocarbon
Sebelu
Sesuda
Sebelu
Sesuda
% Volumeatas dasar udarabeba Methan
2
2
Ethane
22
18
11
9
Propane
16
30
26
23
Butane
6
20
27
28
Pentane
1
8
18
20
4
12
15
Hexane
5
Volume Dalam Udar Bawa
2,
2,
1,
1,
Atas
10,6
10,0
8,9
8,7
Kadar Oxygen dalam udara segar adalah 21 % dan kalau kadar Oxygen dikurangi dibawah 10 % (lihat Diagram) maka sudah tidak cukup untuk menimbulkan nyala api (Ignition). Sebab itu untuk menjadikan Tanki Cargo jadi Inerted atau lembamharus dimasukkan Inert Gas kedalam. Tanki tersebut sampai dibawah batas kadar Oxygen yang dapat membantu menimbulkan Ignition yang bisa menimbulkan kebakaran atau ledakan. Karena itu diambul batas yang aman dimana Tanki Cargo disesbut Inerted kalau kadar Oxygen dibawah 8% by volume. Untuk mendapatkan campuran gas Hydrocarbon dan udara tidak menimbulkan Ignition maka satu-satunya jalan adalah mengurangi kadar Hydrocarbon di bawah batas “Critical Dilution Line” (lihat Diagram). Pada keadaan ini maka walaupun ditambah dengan udara segar (O2) tidak akan sampai melalui “Flammable Range” sampai kadar Oxygen menjadi 21% by volume. Proses ini disebut “gas free for entry the Tank” yakni proses pembebasan tanki dari gas Hydrocarbon untuk dapat dimasuki, guna pemeriksaan.
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
Gambar 1. Diagram Flammability c. Pelaksanaan Petunjuk-petunjuk atau guide lines ini adalah merupakan pelaporan yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan/ pemasangan pemakaian dari Inert Gas System (IGS) pada kapal-kapal Tanker sebagai berikut : Ringkasandari peraturanIMCO - TSPP yang berlakuuntuk Tanker Tanker Banguna Peralatan yang Bata Baru Diperlukan Tonnage Crud SBT PL. COW &IG 20.000 Tonnes dw + Product SBT & PL 30.000 + IGS 20.000 + Keterangan: Yang dimaksud Tanker bangunan baru adalah sebagai berikut : 1. Building Contract - Juni 1979 2. Kell Laying - Januari 1980 3. Delivery - Juni 1982
Tabel 3. Persyaratan Peralatan, Batas Tonnagedan BatasWaktu untuk Existing Tanker Existin Peralatan yang Batas Tonnag Target Dat Tanker Dibutuhkan
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Crude
Juli 2007
SBT or CBT and COW SBT or COW IGS
Product SBT or CBT IGS
40.000 Tonnes dw + 70.000 + 40.000 – 70.000 70.000 + 40.000 – 70.000 20.000 – 40.000 with fixed high capacity washing machines 40.000 Tonnes dw + 70.000 + 40.000 – 70.000 20.000 – 40.000 with fixed high capacity washing machines
June 1981 June 1983 June 1985 June 1981 June 1983 June 1983 June 1981 June 1981 June 1983 June 1983
Keterangan : S B T : Segregated Ballast Tank C B T : Clean Ballast Tank PL : Protective Location of Segregated Ballast Tank COW : CrudeOil Washing IGS : Inert Gas System PRINSIP-PRINSIP DARI INERT GAS SYSTEM Ledakan tidak akan terjadi pada tanki muatan kapal Tanker yang telah lembam atau Inerted dengan baik, umpamanya pada waktu terjadi tabrakan. Jadi kerusakan akibat kebakaran dapat dihindari seminimum mungkin. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada “Flammability diagram”. Kantong yang diarsir dalam gambar tersebut menunjukkan dimana prosentase Hydrocarbon dan Oxygen sedemikian rupa sehingga campuran tersebut dapat terbakar atau meledak kalau adasumber api atau Ignition. Di luar daerah kantong tersebut atmosfir atau campuran-campuran gas tidak akan terbakar karena : Hydrocarbon konsentrasinya terlalu tinggi atau, Hydrocarbon konsentrasinya terlalu rendah atau, Oxygen konsentrasinya terlalu rendah. Jadi prinsip dari Inert Gas System adalah untuk mempertahankan kadar oxygen yang rendah dalam tanki sehingga tidak memungkinkan timbulnya kebakaran. Purging pada Tanki-tanki muatan yang kosong dengan maksud menggantikan campuran hydrocarbon gas dengan Inert Gas agar bisa mengurangi konsentrasi atau kadar hydrocarbon dibawah garis yang disebut “Critical dilution”. Kalau sampai ada udarasegar menyelinap masuk kedalam tanki tersebut maka kondisi atmosfir dalam tanki akan segera masuk dalam kantong dimana campuran ini dapat terbakar atau meledak. Pada umumnya “Inert Gas Plants” menggunakan gas buang atau “Flue Gases” dari Boiler atau Boiler Bantu yang khusus dipasang untuk IGS saja, karena kadar oxygen dalam Gas buang dari Boiler cukup rendah. Jadi Inert Gas System adalah suatu alat atau sistim dengan memasukkan Gas Inert atau lembab, yang biasanya dari Gas Buang Boiler kedalam Tanki muatan untuk mendesak udara terutama oxygen keluar dari dalam Tanki, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran atau ledakan dalam Tankitanki muatan tersebut. Sebagai gambaran, berikut adalah komposisi dari gas buang tersebut : 1. Carbon dioxide (CO2) - kadarnya 12% - 14½ % 2. Oxygen (O2) - kadarnya 2 ½% - 4 ½% 3. Sulphur dioxide (SO2) - kadarnya 0,02% - 0,03% 4. Nitrogen (N2) - kadarnya 77%
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
METODE UNTUK MEMASUKKAN INERT GAS SYSTEM (IGS) DALAM TANKI MUATAN (GAS REPLACEMENT) Ada tiga macam cara yang dapat dilakukan untuk penggantian Atmosfir dalam Tanki yaitu : 1. Inerting : Kadar O2 dalam Tanki dikurangi dengan jalan memasukkan gas lembam atau Inert Gas kedalam Tanki. 2. Purging : Mengurangi kadar gas Hydrocarbon dalam Tanki dengan memasukkan lagi Inert Gas untuk mendesak keluar Gas Hydrocarbon. 3. Gas Freeing : Dengan mengeluarkan campuran-campuran gas tersebut diatas yakni Inert Gas dan gas Hydrocarbon dengan memasukkan udara segar dengan Ventilasi. Untuk penggantian Atmosfir dalam Tanki ada2 (dua) cara yang dapat dipakai yaitu : 1. Dilution dengan cara mencampur atau mixing process. 2. Displacement dengan proses penggantian secara teratur yakni dengan mendesak gas secara teratur keluar dari Tanki. 1. Dilution process Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah Inert Gas yang dimasukkan dalam Tanki harus dengan kecepatan tinggi sehingga dapat mencapai dasar dari Tanki untuk mendesak keluar gas Hydrocarbon. Dengan cara ini akan terjadi campuran gas yang akhirnya campuran-campuran gas tersebut terdesak keluar dengan masuknya Inert Gas lebih banyak. Jadi perlu diperhatikan mengenai kemampuan dari instalasi Inert Gas yang diperlukan.
Gambar 2. Dilution Process 2. Displacement Gas Inert yang dimasukkan dalam COT, dimasukkan secara horizontal sehingga gas yang lebih berat dalam COT akan terdesak ke dasar Tanki kemudian secara teratur keluar dari pipa (biasanya Purging pipe, lihat gambar), sampai COT terisi semua dengan Inert Gas. Cara ini memerlukan kecepatan Inert Gas masuk dalamTanki relatif lebih rendah. Sebab itu perlu diyakini bahwainstalasi yang dipergunakan dapat mengatur penggantian gas secara teratur pada seluruh bagian dari COT.
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
Gambar 3. Displacement procces KONTROL ATMOSFIR DALAM TANKI MUATAN Tankers yang dilengkapi dengan Inert Gas System (IGS), Tanki-tanki muatannya harus tetap dalam keadaan Inerted selama beroperasi dimana: 1. Tanki muatan dan Slop Tanks apakah berisi Cargo, air balas atau sisa-sisa Cargo. Kadar Oxygen harus selalu dipertahankan dibawah 8% by Volumedengan tekanan yang selalu positip dalamTanki. 2. Atmosfir dalam Tanki akan berobah (transisi) dari Inert Condition ke Gas Free Condition tanpa melalui daerah “Flammable Condition”. Jadi dalam pelaksanaannya sebelum Tanki tersebut diventilasi dengan udara segar untuk Gas Free harus dimasukkan Inert Gas sampai kadar gas Hydrocarbon dalam Tanki berada dibawah “Critical Dilution Line” ini yang dinamakan “Purging”. 3. Kalau kapal atau Tanki dalam keadaan Gas Free sebelum dimuati muatan, harus diisi Inert Gas (Inerted) lebih dahulu. Jadi untuk mempertahankan COT (Tanki) dalam kondisi Non Flammable maka Inert Gas Plant diperlukan sewaktu: a. Memuat muatan atau Ballasting. Inert Gas dihentikan atau diresirkulasi di daerah Kamar Mesin. Deck Master Valve untuk Inert Gas ditutup dan Mast Safety Valve, untuk Inert Gas di atas Deck dibuka. Kalau sudah selesai memuat atau Ballasting, Inert Gas dimasukkan lagi dalam Tanki bagian atas yang kosong (Ullage Area) untuk mengembalikan tekanan yang positip dalam Tanki. Hal ini tidak akan memungkinkan udara segar masuk dalam Tanki. Disamping itu Mast Riser ditutup setelah selesai memuat muatan. b. Membongkar muatan Inert Gas dijalankan, Deck Master Valve dibuka, Mast Riser ditutup dan Inert Gas pressure (tekanan) serta kadar Oxygen tetap dimonitor dengan alasan : 1). Untuk mencegah jangan sampai adaudara (Oxygen) masuk dalam Tanki. 2). Untuk mempertahankan agar Atmosfir dalam Tanki tetap pada daerah Non Flammable Area. Gas membantu muatan tertekan kebawah sehingga memudahkan bagi Pompa muatan atau Cargo Pump untuk memompa (Increased Head Pressure). c. Gas Freeing atau Pembebasan gas Kalau dalam pelaksanaan Gas Free sukar untuk melaksanakan seluruh Tanki sekaligus. Sebab itu perlu dipertahankan untuk mengisolasi Tanki yang sedang Gas Free dari Tanki yang lain terutama sistim ventilasinya. Tanki yang akan Gas Free harus dimasukan Inert Gas untuk mengurangi kadar Hydrocarbon dengan cara Purging System sampai kadarnya dibawah 2% by volume dibawah Critical Dilution Line sesuai Diagram, sehingga tidak akan melalui Fiammable Area kalau udara segar (O2) sedang dimasukkan dalam Tanki dengan Ventilasi (lihat Diagram). d. Komponen-komponen utama yangdigunakan Dalam merencanakan dan meletakkan alat-alat komponen ini yang pertama-tama harus diperhatikan adalah hubungan antara apa yang disebut di kapal-kapal Tanker “Non Hazardous
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
Area” yakni daerah yang tidak begitu berbahaya, dan “Hazardous Area” adalah daerah Cargo Pump Room dan Cargo Tank dimana pada daerah ini potensi bahaya sangat tinggi. Jadi jangan sampai alat-alat tersebut salah peletakkannya sehingga membahayakan, umpama sebagai akibat dari kebocoran dan lain-lain. Hal lain yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu system apalagi yang menyangkut keselamatan adalah bahwa system tersebut harus: 1). Sederhanadan tidak rumit atau disebut Simplicity 2). Dapat berfungsi dengan baik dan sempurna atau disebut Reability. 3). Mudah untuk perbaikannya dan perawatannya atau disebut Maintainability. DISAIN DAN FUNGSI DARI ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN SUMBER INERT GAS. 1. Boiler Utama atau Boiler Bantu Yang digunakan sebagai sumber dari Inert Gas adalah gas buang dari Boiler atau Aux Boiler yang dialirkan kedalamTanki melalui pipa atau sistim setelah didinginkan dan dibersihkan. Alasan utama menggunakan gas buang dari Boiler: a. Kadar Oxygen dalam gas tersebut cukup rendah. Kalau Boiler terpelihara baik dan pembakaran cukup sempurna maka akan didapatkan kadar O2 dalam gas sekitar 3%-4% dan bisa turun sampai 2%. b. Pemakaian Inert Gas pada waktu kapal sedang memuat, membongkar muatan, sambill Oil Washing dan Ballasting dimana pada waktu itu umumnya kapal berada di Pelabuhan, dimana Boiler dijalankan untuk pemompaan sedangkan Mesin Penggerak utama kapal tidak dijalankan. Selanjutnya sebelum kita membicarakan fungsi dan alat-alat yang digunakan sebaiknya ditinjau lebih dahulu gas atau zat-zat apa yang terdapat gas buang dari Boiler, yang digunakan sebagai Inert Gas : 1). N2 – 77% by Volume dan sifatnya Inert. Gas ini tidak mempengaruhi kondisi Atmosfir dalam Tanki nanti. Jadi tidak perlu dikhawatirkan. 2). CO2-(Carbon dioxyda) 13% by Volume sifatnya Inert dan Toxic (beracun). Gas ini juga tidak perlu diragukan karenawalaupun beracun, hanya dimasukkan dalam Tanki dan yang penting tidak akan membantu adanya Combustion dan menimbulkan karat. 3). H2O – 5% by Volume. Sifatnya Inert bisa diterima apalagi kadarnya cukup rendah. 4). O2 – 4% by Volume. Sudah jauh dibawah batas Flammable, bisa diterima. 5). SO2 – 0,3% Sifatnya Carrosive dan Toxic Gas ini perlu sedapat mungkin dikeluarkan dari Inert Gas karena sifatnya yang Carrosive atau menyebabkan karat. 6). NOX – 0,04%. Sifatnya Toxic tapi bisa diabaikan karenakadarnya rendah. 7). CO-0,1% JugaToxic tapi kadarnya rendah makabisa diabaikan. 8). Kotoran-kotoran dan Abu (Shoot and Ash) 150 MG/ M3. Barang-barang (Zat) ini juga tidak bisa diterima kehadirannya dalam Inert Gas karena kotor dan akan menyumbat system. Jadi sedapat mungkin dikeluarkan. 9). Dan yang terakhir temperatur gas buang Boiler 3000C terlalu tinggi, jadi perlu didinginkan lebih dahulu sebelum digunakan sebagai Inert Gas dalamTanki muatan. Jadi yang penting untuk dikeluarkan dari Inert Gas adalah Gas SO2 Soot and Ash dan temperatur gas diturunkan. Gas Sulphur Dioxyde (SO2) harus dapat dikeluarkan dari Inert Gas paling kurang 90%. Karena gas ini larut dalam air maka untuk mengeluarkannya Flue Gas dari Boiler dialirkan melalui air sambil mendingkan atau menurunkan temperatur dari Flue Gas tersebut. 2. Inert Gas Generator Disamping Boiler Utama atau Boiler Bantu kapal yang digunakan sebagai sumber Flue Gas untuk memproduksi Inert Gas juga oleh pabrik pembuat IGS dibuat pula spesial sumber Inert Gas yang disebut Inert Gas Generator. Salah satu contoh dari Inert Gas Generator yang dibuat oleh “Kashiwa – Peabody Holmes” dengan kapasitas antara 100 s/ d 20.000 N m3/ jam dan tekanan keluar 0,14 kg/ cm2 sampai dengan 0,9 kg/ cm. Bahan bakar yang digunakan adalah minyak, dari minyak berat sampai minyak yang lebih ringan. Hampir seperti cara pembakaran pada broiler biasa, minyak untuk bahan bakar dipompa dari Tanki Bahan Bakar dengan Pompa yang digerakkan oleh listrik melalui filter dan pengatur tekanan terus ke Pilot Burner dan Main Burner atau Pembakar Utama. Disamping itu udara yang dibutuhkan untuk
BAHARI Jogja Vol.VII No.11/2007
Juli 2007
pembakaran dimasukkan dengan kipas angin positip yang jugadijalankan oleh tenaga listrik. Bahan bakar minyak dan udara tercampur dengan perbandingan yang sesuai dibagian atas dari ruang pembakaran dimana di tempat tersebut terjadi pembakaran secara otomatis. Api pembakaran akan turun kebawah dan gas yang diroduksi akan mengalir ke samping terus keatas melalui media pendingin air yang terdapat sekeliling ruang pembakaran tersebut. Iner Gas ini akan didinginkan dcara kontak langsung dengan air. Air ini juga akan mendinginkan dinding Ruang Pembakaran dan sangat membantu untuk menghindari jangan sampai banyak gas Sulphur terbentuk pada waktu pembakaran sebab itu untuk keperluan kapalkapal Tanker dimana air pendingin ini digunakan air laut maka dinding dari Ruang Pembakaran atau Combustion Chamber dan dinding luarnya harus terbuat dari bahan yang tahan karat untuk melindungi dari akibat-akibat yang disebabkan oleh air laut yang hangat disekelilingnya. Salah satu keuntungan utama dari Inert Gas Generator seperti ini dengan konstruksi Vertical Type adalah bahwa pembangkit atau pembuat Inert Gas ini sudah dibuat dalam satu disain atau satu badan dimana Gas yang diproduksikan langsung bisa didinginkan dan dibersihkan dari Sulphur dan kotoran-kotoran lainnya. Inert Gas yang dihasilkan cukup baik dan sesuai dengan yang dikehendaki sebagai pencegah ledakan atau kebakaran dalam tanki muatan. Analysa dari IG yang dihasilkan sebagai berikut : Carbon dioxida (CO2) - 15% maximum Carbon monoxide - 0,01 % Hydrogen - 0,01 % Oxygen (O2) - 0,5 % maximum Sulphur dioxide (SO2) kira-kira tinggal 10 ppm Sisanya Nitrogen dan gas-gas lainnya. KESIMPULAN Perencanaan, pelaksanaan pemasangan dan Pemeliharaan yang cermat dari peralatan Inert Gas System diatas kapal kapal tanker merupakan langkah-langkah yang paling penting untuk menjamin terhindarnya ruangan muatan kapal-kapal tanker dari ledakan atau terbakar. Keuntungan dari jaminan ini baru dapat tercapai jika personil yang bertanggung jawab atas pengoperasian alat-alat tersebut mempunyai pengetahuan aspek teknologi dan keselamatan, serta terlatih dengan design yang benar sesuai dengan peraturan-peraturan, pemeliharaan yang sesuai dengan pengoperasian yang sesuai dengan petunjuk.Oleh karena itu sangat dibutuhkan pendidikan secara kontinyu terutama latihan pada setiap personil yang terlibat dalam kegiatan ini, baik managemen di darat maupun personil laut yang langsung mengoperasikan alat - alat ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Diklat Perhubungan Laut, 2000, Inert Gas System. Balai Pendidikan Latihan Pelayaran, 1991, Pemadaman Kebakaran, Semarang Balai Pendidikan Latihan Pelayaran, 1994, Peraturan-peraturan dan KeselamatanKerja, Semarang Pieter Batti. Ir, 1983, Inert GasSystem dan CrudeOil Washing, PT Roda Pelita ----------- TankerSafetyLloydRegisterofShipping, London.