PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I BAB I PENDAHULUAN
Puskesmas Tempel I adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupaten Sleman. Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 tahun 2004) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam system kesehatan nasional dan system kesehatan kabupaten. Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain: 1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia
usaha
di
wilayah
kerjanya
agar
menyelenggarakan
pembangunan
berwawasan kesehatan. Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan. 2. Puskesmas
merupakan me rupakan
pusat
pemberdayaan
masyarakat.
Dalam Dal am
hal
ini
puskesmas berupayaagar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan
termasuk
pembiayaan
serta
ikut
menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. 3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
1
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2010-2015 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
2
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2010-2015 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
2
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
1. Keadaan Umum
Luas wilayah kerja Puskesmas Tempel I sebesar ±18,2 km² atau 56% dari luas wilayah Kecamatan Tempel yang terletak dibagian utara Kecamatan Tempel. Wilayah kerja Puskesmas Tempel I meliputi 4 desa yaitu: a. Desa Margorejo dengan 14 dusun b. Desa Lumbungrejo dengan 11 dusun c. Desa Merdikorejo dengan 17 Dusun d. Desa Mororejo dengan 13 dusun. Batas Wilayah kerja Puskesmas Tempel I sebagai berikut : Batas Utara : Kecamatan Turi Batas Timur : Kecamatan Sleman Batas Barat : Sungai Krasak Propinsi Jawa Tengah Batas Selatan : Pondokrejo dan Desa Sumberejo Kec. Tempel.
2. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tempel I tahun 2014 sebesar 28.465 jiwa. Jumlah penduduk penduduk laki-laki sebanyak sebanyak 14.145 jiwa (49,69%) dan penduduk penduduk perempuan sebanyak 14.320 jiwa (51,31 %). Sex ratio laki-laki : perempuan adalah 98,77%. Kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Tempel I mencapai 1.569 jiwa /km²
Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya penduduk, kepadatan penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Desa di Wil. Puskesmas Tempel I tahun 2013
3
DESA
1. Mororejo
Luas
Jenis Kelamin
Km²
Laki-2
Wanita
3,37
2.496
2.605
Jumlah
Jumlah
Kepadatan
Jiwa
KK
/ Km²
5.101
1.625
1.462
DESA
Luas
Jenis Kelamin
Jumlah
Jumlah
Kepadatan
Jiwa
KK
/ Km²
Km²
Laki-2
Wanita
1. Mororejo
3,37
2.496
2.605
5.101
1.625
1.462
2. Margorejo
5,39
4.995
4.996
9.991
3.149
1.887
3. Lumb.rejo
3,33
3.557
3.595
7.152
2.234
2.151
4. Merdi.rejo
6,13
3.097
3.124
6.221
2.066
1.007
Jumlah
18,12 14.145
14.320
28.465
9.074
1.569
Sumber data : Monografi Kecamatan Tempel 2013 3. Sosial Ekonomi
Keberhasilan program pembangunan masyarakat sangat tergantung dari kondisi sosial ekonomi masyarakat. Adapun indikator kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dillihat diantaranya dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan masyarakat. Data Statistik tingkat Kecamatan Tempel menunjukan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Tempel I dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan sebagai berikut: a. Tingkat Pendidikan 1. Tidak tamat SD : 1.652 ( 5,78 % ) 2. Tamat SD : 6.799 ( 23,70 % ) 3. Tamat SMP :5.183 ( 18,15 % ) 4. Tamat SLTA : 7.449 ( 26,09 % ) 5. Tamat PT : 1.816 ( 6,36 % ) b. Tingkat Pekerjaan 1. Petani : 9.647 ( 33,79 % ) 2. PNS : 1.438 ( 5,03 % ) 3. TNI : 460 ( 1,41 % ) 4. Pedagang : 2.212 ( 7,74 % ) 5. Buruh : 5.299 ( 18,56 % )
4
4. Sumberdaya Manusia
Jumlah sumber daya manusia, Sampai dengan Desember 2014 jumlah tenaga yang bekerja di lingkungan Puskesmas Tempel I Pegawai Negeri Sipil sebanyak 33 orang dan bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 3 orang, 1 orang dokter MoU, 1 orang Psykolog, 1 orang akuntansi dan 3 orang honor harian lepas.
5. Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Data yang menyangkut derajat kesehatan untuk tahun 2013 yang dinyatakan dengan umur harapan hidup waktu lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal, status gizi dan angka kematian kasar. Gambaran derajat kesehatan di Puskesmas Tempel I sebagai berikut: a. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) 1. Kesehatan Ibu Dan Anak Tabel Pencapaian Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak
NO INDIKATOR
PENCAPAIAN TARGET (%) 2012
2013
1
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1
100%
100
100
2
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
95,9%
88,44
98,78
3
Cakupan komplikasi kebidanan ditangani
100%
100
100
4
Cakupan Pelayanan Nifas
90%
86,6
92,62
5
Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk
100%
100
100
5
6
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
100%
100
100
7
Cakupan balita yang sudah SDIDTK
≥98%
56,06
92,34
6
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
100%
100
100
7
Cakupan balita yang sudah SDIDTK
≥98%
56,06
92,34
8
Cakupan apras yang sudah SDIDTK
100%
9
Cakupan kunjungan neonatus
10
100
90%
91,8
100
Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
93,6%
87,6
99,73
11
Cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap)
94%
91,8
98,07
12
Cakupan peserta KB aktif
84%
81,01
86,6
13
Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bln)
≥80%
100
92,34
Tahun 2013, jumlah sasaran Ibu Hamil ada 410 jiwa, Ibu Bersalin ada 365 jiwa, dan Ibu Nifas 365
jiwa. Kunjungan Ibu Hamil untuk yang pertama kali atau yang
disebut dengan K-1
masih bisa dipertahankan sama seperti tahun 2012 yaitu
mencapai 410 jiwa (100%), ini berarti bahwa tingkat kesadaran Ibu Hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sudah mengalami peningkatan dari
baik, sedang untuk kunjungan K-4
88,44%(2012) menjadi 98,78%, pencapaian ini
melebihi target standar nasional sebesar 95%. Kondisi ini disebabkan karena tingkat kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya di fasilitas pelayanan kesehatan dan juga sistem pencatatan dan pelaporan ibu hamil sudah baik. Jumlah sasaran bayi adalah 365 bayi, yang melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan pada usia neonatus atau kunjungan Neonatus (KN) yaitu usia 0-28 hari mencapai 98,07% meningkat jika dibandingkan tahun 2012. Dari jumlah tersebut terdapat bayi dengan BBLR sebanyak 15 bayi (4,1%) hal ini menjadikan perhatian tersendiri untuk tahun 2014.
Kematian bayi tahun 2013 di wilayah
Puskesmas Tempel I sebanyak 1 dan kematian neonatal 5 anak.. Angka kematian ini menunjukan bahwa angka Puskesmas tempel I sudah baik karena masih dibawah angka Sleman dan Nasional.
6
Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas) pada tahun 2013 tidak ada, kegiatan yang dilakukan adalah dengan selalu memberikan promosi kepada ibu-ibu hamil dengan mencegah 3T (terlambat), yaitu dengan mengenali bahaya dan mengambil keputusan, mencapai fasilitas yankes, dan mendapat
Jumlah kematian maternal (Ibu hamil, bersalin dan nifas) pada tahun 2013 tidak ada, kegiatan yang dilakukan adalah dengan selalu memberikan promosi kepada ibu-ibu hamil dengan mencegah 3T (terlambat), yaitu dengan mengenali bahaya dan mengambil keputusan, mencapai fasilitas yankes, dan mendapat pelayanan adekuat di RS, dan juga cegah (4T) terlalu Muda untuk menikah, terlalu tua untuk hamil, terlalu sering untuk hamil, dan terlalu banyak untuk melahirkan. 2. Kesehatan Reproduksi & Kb
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja telah dilaksanakan oleh puskesmas Ramah Remaja di Kabupaten Sleman, dengan kegiatan pembentukan kader sebaya, konseling remaja oleh psikolog, penyuluhan dan pembinaan langsung. Untuk program Keluarga Berencana dari sasaran 4960
mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2012(4882) PUS (Pasangan Usia Subur) dari jumlah tersebut 302 PUS (6,09%) adalah peserta KB aktif baru, sedangkan KB aktif sebanyak 3874 PUS (78,1%) terdiri dari akseptor KB dengan MPKJ (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi : IUD, sebanyak 83, Inplant 13, MOP sebanyak 4 orang, MOW sebanyak 10 orang
dan akseptor Non MPKJ (Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) meliputi: suntik,160 PUS, PIL sebanyak27 , dan Kondom sebanyak 5.
3. Gizi Masyarakat Tabel. Pencapaian Kegiatan Program Gizi PENCAPAIAN (%) NO
INDIKATOR
TARGET 2012
2013
1
Tingkat partisipasi balita datang menimbang ke posyandu satu (D/S)
84%
90,05
90,64
2
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100%
100
1 00
7
3
Cakupan Bayi yang dapat ASI eksklusif 6 bulan
4
Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 1 kali
80%
71,85
76,15
≥95%
100
100
3
Cakupan Bayi yang dapat ASI eksklusif 6 bulan
4
80%
71,85
76,15
Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tinggi 1 kali
≥95%
100
100
5
Cakupan balita gizi kurang mendapat perawatan
100%
100
100
6
Cakupan balita mendapat Vit A 2 kali pertahun
98%
86,90
98,65
7
Pemantauan KADARSI
65%
100
100
8
Ibu Nifas mendapat Vitamin A
≥95%
9
Ibu hamil mendapat tablet Besi (Fe) 90 tablet
97%
87,60
97,31
10
MP-ASI pada bayi BGM dari maskin
90%
100
100
91,82
Jumlah seluruh balita di posyandu tahun 2013 adalah 2.040 Balita, yang melakukan penimbangan secara teratur mencapai 1.849 Balita (90%), hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya di posyandu sudah cukup baik. Hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) jumlah balita yang dipantau, menurut penilaian status gizi balita terdapat balita gizi buruk sebanyak 13 anak (0,70%), gizi kurang mencapai sebanyak 186 (10,06%), gizi baik mencapai 1619 (87,56%), dan gizi lebih sebanyak 31 anak (1,68%) apabila dibandingkan dengan tahun 2012 angka gizi buruk mengalami peningkatan namun angka gizi lebih mengalami penurunan.
Seluruh balita gizi buruk dilakukan
pelacakan epidemiologi
dan sebagai
penyebab gizi buruk tersebut adalah adanya penyakit penyerta, kelainan bawaan sejak lahir dan karena pola asuh yang salah.
Di Kabupaten Sleman dari seluruh
8
balita dengan gizi buruk sudah mendapat pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan,
diantaranya
adalah
mendapatkan
PMT
(Pemberian
Makanan
Tambahan) berupa MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan rujukan ke Rumah Sakit.
balita dengan gizi buruk sudah mendapat pelayanan kesehatan sesuai yang dibutuhkan,
diantaranya
adalah
mendapatkan
PMT
(Pemberian
Makanan
Tambahan) berupa MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan rujukan ke Rumah Sakit. Program pemberian kapsul vitamin A untuk balita berjalan baik, untuk anak balita (usia 1-4 tahun) yang mendapat 2 x vitamin A dosis 200.000 IU dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustusi adalah 98,65%. Untuk kegiatan pemantaun ASI eksklusif yang dilakukan pada sasaran yang berusia 6 – 11 bulan, pencapaian ASI Eksklusif ada 76,15%. Pemberian ASI ekslusif yaitu Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, masih dibawah target KW-SPM yang harus dicapai sebesar 80%. Hasil .pemantauan konsumsi garam beryodium yang dilakukan di wilayah Puskesmas Tempel I, ada 99,33% yang sudah menggunakan garam beryodium cukup. Sisanya belum atau tidak menggunakan garam beryodium cukup, pemantauan ini dilakukan melalui siswa Sekolah Dasar, angka ini sudah melebihi angka kabupaten yaitu 98,41%.
4. Promosi Kesehatan & Ukbm Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan dalam bentuk kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tatanan Institusi mencapai 78,77% (T.65%), Institusi Pendidikan, Institusi Kesehatan dan Tatanan Tempat Kerja. PHBS tatanan Rumah Tangga tahun 2013 berhasil dipantau sebanyak 695 rumah tangga, dari hasil pemantauan tersebut 31,51% (Target 40%) sudah ber PHBS. Jumlah Rumah Tangga bebas asap rokok dari 695 RT. Yang sudah bebas asap rokok ada 52,81%(target 50%). Jika dilihat dari pengelolaan sampah dalam rumah tangga sampel tersebut 23% sudah mengeola sampah dengan baik dan benar.
9
Jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Tempel I ada 60, dari jumlah tersebut 41 posyandu (68%) sudah purnama dan mandiri. Seluruh posyandu aktif melakukan kegiatan setiap bulannya, rata-rata tiap posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader.
Jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Tempel I ada 60, dari jumlah tersebut 41 posyandu (68%) sudah purnama dan mandiri. Seluruh posyandu aktif melakukan kegiatan setiap bulannya, rata-rata tiap posyandu memiliki lebih dari 5 orang kader. Program Desa Siaga Puskesmas Tempel I terdapat 4 desa termasuk kriteria desa siaga aktif dari 4 desa yang menjadi binaan Puskesmas Tempel I. Masing-masing desa memiliki minimal 1 Poskesdes dengan Bidan sebagai koordinator dibawah tanggungjawab Kepala Desa. Kegiatan di Poskesdes adalah mengakomodasikan kegiatan-kegiatan UKBM (Posyandu, Poksila/Kelompok Usia Lanjut, GSI/Gerakan Sayang Ibu, surveilens penyakit menular, pendataan risiko tinggi, PHBS, Kesehatan Lingkungan, dll), sedang untuk masalah kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif dilakukan dengan kerjasama atau sistem rujukan ke pelayanan kesehatan (Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Ibu & Anak, Rumah Sakit, dll). Pelayanan Kesehatan dasar pasien masyarakat miskin mencapai 94,96% dan rujukan pasien masyarakat miskin 100% Salah satu UKBM yang dikelola Dinas Kesehatan adalah Pengobat Tradisional (Battra), yang sampai saat ini baru dilakukan pendaftaran/registrasi bagi Battra yang mendaftar, belum dilakukan pemantauan/monitoring terhadap kegiatan Batra tersebut. Kegitan
UKS dengan Sekolah Sehat pada tahun 2012, dilakukan
penjaringan kesehatan untuk siswa tingkat SD/MI dengan hasil, dari jumlah siswa yang ada sebanyak 1.593 siswa, berhasil diperiksa kesehatannya sebanyak 707 jiwa, angka tersebut 100% dari sasaran yang ada, ini menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan kesehatan siswa klas I yang bertujuan untuk deteksi dini kelainan pada usia anak sekolah sudah berjalan dengan baik. Kegiatan penyuluhan Napza dan HIV/AIDs untuk masyarakat dengan target 15% dan sudah dicapai 17%. b. Program Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P2pl) 1. Pemberantasan Penyakit
10
a. Penyakit Menular 1) Program Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum upaya penanggulangannya telah semakin baik
a. Penyakit Menular 1) Program Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum upaya penanggulangannya telah semakin baik dengan terbukti angka kesakitan yang makin menurun. 100% diare pada Balita telah ditangani sehingga kematian Balita karena diare dilaporkan nihil. Dalam program P2 Diare di Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan lingkungan tidak bisa lepas dari program dan kegiatan di lintas sektor dan program. 2) Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis
Program Pemberantasan dan Penanggulangan TB dilaksanakan dengan strategi DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse-Chemotheraphy ). Penerapan strategi ini dilakukan di pelayanan dasar dan rujukan, baik pemerintah maupun swasta dengan pelaksanaan jejaring yang kuat. Pelaksanan P2TB di Kabupaten Sleman sampai saat ini masih perlu terus ditingkatkan dengan komitmen tinggi dan berbagai upaya yang konsisten. Pencapaian Case Detection Rate (CDR) tahun 2012 sebesar 18 orang Untuk angka konversi ( Conversion Rate) pada tahun 2012 tercapai sebesar 12 orang. Angka kesembuhan ( Cure Rate) pada tahun 2012 angka kesembuhan mencapai 5 kasus 3) Program Pemberantasan Penyakit Malaria
Program/kegiatan P2 Malaria yang telah dilaksanakan cukup efektif seperti kegiatan
pelacakan
kasus
dan
surveillance
epidemiologi,
penderita, penyemprotan insektisida di daerah endemis, masyarakat dll.
pengobatan
penyuluhan di
Untuk penanggulangan penyakit malaria pada tahun 2013
tidak diketemukan kasus malaria yang positif. 4) Program Pemberantasan Penyakit Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue (DBD).
11
Kabupaten Sleman masih merupakan wilayah endemis penyakit DBD. Pada tingkat kecamatan endemisitasnya mencapai 100% (17 Kec.). penanggulangan
DBD
direncanakan pada
antara 2
lain
dilaksanakan
fogging
fokus
Dalam yang
lokasi terealisasi 100%. Permasalahan sulitnya
Kabupaten Sleman masih merupakan wilayah endemis penyakit DBD. Pada tingkat kecamatan endemisitasnya mencapai 100% (17 Kec.). penanggulangan
DBD
direncanakan pada
antara 2
lain
dilaksanakan
fogging
fokus
Dalam yang
lokasi terealisasi 100%. Permasalahan sulitnya
penanggulangan DBD antara lain karena belum adanya vaksin untuk upaya preventif, dan upaya promosi yang telah ada belum dapat benar-benar membudayakan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Tanpa kesadaran masyarakat untuk memutus mata rantai penularan DBD dengan gerakan PSN maka upaya aparat pemerintah tidak akan berarti. Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk pencapaiannya adalah 20/100.000(target 50 orang per 100.000) b. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Kegiatan kewaspadaan dini terhadap penyakit terutama surveilans penyakit menular dilaksanakan dengan pelaporan Surveilans Terpadu Puskesmas (STP), pelaporan penyakit wabah (W1) 24 jam dan laporan mingguan penyakit wabah (W2) selama 52 minggu. Dari target 52 laporan mingguan wabah terealisasi 100%. Adapun penyakit menular yang menajdi prioritas program surveilans saat ini adalah penyakit poliomielitis dan penyakit campak. Surveilans penyakait polio dilaksanakan melalui surveilans Acute Flaccid Paralysa (AFP) yaitu kasus lumpuh layu pada usia dibawah 15 tahun yang
bukan karena trauma kecelakaan. c. Penanganan penyakit Lepstospirosis. Dalam penanggulangan Leptospirosis perlu antisipasi timbulnya KLB, epidemi bahkan pandemi. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah penularan lebih luas dengan penyuluhan-penyuluhan dan penyelidikan epidemiologi.
d. Program Imunisasi
12
Program imunisasi untuk bayi di Puskesmas Tempel I telah menunjukkan hasil yang baik dilihat dari persentase cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap telah tercapai melebihi 100%. Pemberian pelayanan immunisasi langsung ke sasaran bayi, ibu hamil, wanita subur (calon pengantin) dan anak
Program imunisasi untuk bayi di Puskesmas Tempel I telah menunjukkan hasil yang baik dilihat dari persentase cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap telah tercapai melebihi 100%. Pemberian pelayanan immunisasi langsung ke sasaran bayi, ibu hamil, wanita subur (calon pengantin) dan anak sekolah
Cakupan imunisasi tahun 2013 dengan sasaran 372 anak adalah
sebagai berikut : 1. BCG
: 372(100%)
2. DPT I
: 372(100%)
3. HB
: 371(99,7%)
4. CAMPAK
: 372(100%)
5. IPV
: 372(100%)
Hasil kegiatan BIAS tahun 2013 mencapai 99,89 % dengan sasaran 250 siswa adalah sebagai berikut: 1. Campak
: 503 (99,41%)
2. DT 1
: 508 (99,41%)
3. TD 2
: 486(99,41%)
4. TD 3
: 488(100%)
5. TT4
: 469(100%)
Dalam pelaksanaan BIAS terpadu Selain hasil pencapaian cakupan secara kuantitatif peningkatan kualitatif dalam pelayanan imunisasi di unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta perlu terus dilakukan. Salah satu upaya selain implementasi system manajemen mutu ISO 9001:2000 yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, pada tahun 2008 juga telah dilakukan kegiatan DQS ( Data Quality Self-Assesment ). 2. PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
1
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes
95%
2
Cakupan Tempat-tempat umum(TTU) yang memenuhi 90% syarat sanitasi
94
3
Rumah tangga pengguna air bersih
100
≥95%
95
13
4
Cakupan Tempat Pengolahan dan Penjualan Makanan 75% yang memenuhi syarat sanitasi
5
Cakupan rumah tangga yang menggunakan jamban sehat 85%
91 80
4
Cakupan Tempat Pengolahan dan Penjualan Makanan 75% yang memenuhi syarat sanitasi
5
Cakupan rumah tangga yang menggunakan jamban sehat 85%
6
Cakupan SPAL
95%
7
Proporsi rumah tangga dengan akses air minum layak
80%
8
Tata kelola limbah medis dan non medis
91 80 75
80
1. TPS limbah medis padat dengan tempat khusus dan 100% strategis
100
2. Tempat limbah medis cair dengan septic tank/bak 100% penampung yg sehat
100
4. Mobilisasi/packing dari masing-masing ruang pelayanan 100% ke TPS khusus tiap hari
100
5. Mobilisasi ke tempat pemusnahan (incenerator) minimal 100% 1 kali per bulan
100
6. Pembakaran limbah medis di incenerator ketiga
100
oleh pihak
100%
a. Penyediaan Air Bersih
Di Puskesmas Tempel I cakupan penggunaan sarana air yaitu sebesar 28.440 jiwa. Pada tahun 2013 dari 8.706 Kepala Keluarga (KK) di Wilayah Puskesmas Tempel I 5.243 KK menggunakan air sumur gali, dan sisanya menggunakan sumber mata air gunung merapi. Sedangkan menurut hasil pengawasan kualitas air pada tahun 2013 telah memeriksa kualitas air sebanyak 48 sampel terdiri dari pemeriksaan kualitas air sebanyak 24 sampel diperiksa bakteriologi dan 24 sampel diperiksa secara kimia. Jumlah sampel air yang diperiksa secara bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 9 sampel (37,5%) yang memenuhi syarat, dan secara kimiawi dari uji 14
petik sebanyak 24 sampel sampel (100%) sampel yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat. Penyehatan Perumahan
petik sebanyak 24 sampel sampel (100%) sampel yang diperiksa secara kimia memenuhi syarat. Penyehatan Perumahan
Pada tahun 2012 data jumlah rumah sebanyak rumah sebanyak 8.604 buah dan dari jumlah rumah tersebut kategori sehat sebanyak 5.919 rumah atau (68,79%). Untuk menunjang P2DBD pelaksanaan sanitasi lingkungan sangat penting dilakukan terutama dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dapat dinilai dalam kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ). Pada tahun 2012 dari rumah yang dipantau sejumlah 1.830 rumah dengan rumah bebas jentik sebanyak 1.771 (96.77%)., untuk
itu
upaya
promosi
kesehatan
masyarakat
untuk
memotivasi
membudayakan PSN perlu terus dilakukan. b. Sanitasi Permukiman
Pada tahun 2012 dari 8.706 KK telah dilakukan pemeriksaan jamban sebanyak 5.919 rumah, dan dari jumlah tersebut memenuhi syarat kesehatan sebanyak 5.919 (100%), sedangkan bangunan menggunakan SPAL diperiksa sebanyak 4.525 unit, sedangkan rumah dengan tempat sampah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 8.604. c. Pemantauan TTU, TPM dan TP2Pestisida
TTU di wilayah Puskesmas Tempel I pada tahun 2012 tercatat 58 buah, dari jumlah tersebut TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 56 buah. Persentase TTU yang diperiksa 96,55% tinggal 2 tempat yang belum diperiksa. C. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Jiwa Pelayanan
kesehatan
jiwa
di
sarana
pelayanan
kesehatan
umum
menunjukkan banyaknya gangguan jiwa yang ditangani pada sarana pelayanan kesehatan umum, Tahun 2012 kunjungan pelayanan penanganan kasus penyakit gangguan kejiwaan sebanyak
. Dibanding target Nasional
pencapaian gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum masih
15
rendah disebabkan oleh belum adanya data dari instansi maupun lembaga di luar Dinas Kesehatan misalnya Rumah Sakit Swasta. Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu upaya
rendah disebabkan oleh belum adanya data dari instansi maupun lembaga di luar Dinas Kesehatan misalnya Rumah Sakit Swasta. Penyuluhan P3 Napza oleh petugas kesehatan sebagai salah satu upaya promotif preventive untuk mengurangi angka penggunaan Napza baik di masyarakat maupun institusi. Pencapaian penyuluhan P3 Napza tahun 2012 tercapai sebesar 2. Surveilans Kesehatan Haji
Tujuan dari Surveilans Epidemiologi (SE) kesehatan haji adalah untuk mencegah keluar masuk penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh jemaah haji ke Indonesia. Kegiatan surveilans dilakukan melalui 2 kegiatan yaitu: a. SE secara pasif adalah jemaah haji secara aktif mengirimkan K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji) setelah 14 hari setibanya asal ke Puskesmas pemeriksaan awal/terdekat. b. SE secara aktif adalah petugas puskesmas mengunjungi ke rumah jemaah haji untuk mengetahui kondisi kesehatannnya apabila setelah 14 hari jemaah haji tidak mengirimkan K3JH. Tahun 2010 dilakukan pemantauan haji sebanyak 41 orang yang tersebar di 4 desa. 3. Kunjungan Pasien Puskesmas
Pasien di Puskesmas Tempel I terdiridari pasien umum dan pasien dengan Jaminan Kesehatan (Askes, Jamkesmas, Jamkesda dan lain-lain).
Jumlah
kunjungan pasien dapat dilihat dalam table berikut: Tabel. Kunjungan Pasien Puskesmas Puskesmas Tempel I
NO
TAHUN
BULAN 2010
2011
2012
16
1 Januari
2.906
2818
3294
2 Februari
3.274
3039
3007
1 Januari
2.906
2818
3294
2 Februari
3.274
3039
3007
3 Maret
3.687
3405
2990
4 April
3.184
3620
3006
5 Mei
3.072
3665
2826
6 Juni
3.166
3057
2495
7 Juli
3.057
3386
2433
8 Agustus
3.095
2832
2142
9 September
2.637
2675
2615
10 Oktober
3.416
2989
2779
11 Nopember
2.267
2970
2414
12 Desember
2.775
2819
2387
Jumlah
36.536
37.275
32.388
Grafik Kunjungan Pasien Tahun 2010 s/d 2013
17
4,000 3,500 3,000
4,000 3,500 3,000 2,500 2,000
2010
1,500
2011
1,000
2012
500 -
Dari Tabel dan grafik diatas dapat dilhat terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien terutama untuk tahun 2012, hal ini sudah dapat dilihat pada awal tahun. Apabila dilihat pada system pembayaran, ternyata pasien yang menggunakan fasilitas jamkesmas yang mengalamai penurunan.
Grafik Kunjungan Pasien Berdasarkan Sistem Pembayaran
20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000
2011 2012
4,000 2,000 -
18
Kunjungan pasien untuk tahun 2012 masih di dominasi oleh BPU kemudian berturutturut diikuti KIA&KB, Laboratorium, BP.Gigi dan Konsultasi.
Kunjungan pasien untuk tahun 2012 masih di dominasi oleh BPU kemudian berturutturut diikuti KIA&KB, Laboratorium, BP.Gigi dan Konsultasi.
Tabel. Kunjungan Pasien Berdasarkan Tempat Pelayanan Jenis Pelayanan
BPU
2011
2012
25.890
22.776
GILUT
4.374
2.908
KIA&KB
6.104
5.191
LAB.
3.979
4.152
Gizi, Kesling,Psiko
2.237
1.571
19
DATA SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN PUSKESMAS TEMPEL I A. Sarana dan Prasarana Jumlah sarana kesehatan di Puskesmas Tempel I terdiri dari :
DATA SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN PUSKESMAS TEMPEL I A. Sarana dan Prasarana Jumlah sarana kesehatan di Puskesmas Tempel I terdiri dari :
Tabel. Sarana dan Prasarana Puskesmas Tempel I No.
Nama Sarpras
Jumlah
Keterangan
1.
Puskesmas Induk
1
Luas Bangunan (374 m²) Luas Tanah (1.210 m²)
2.
2
3.
Puskesmas Pembantu Pustu Mororejo Pustu Merdikorejo Pos UKK
1
4.
Ambulance
1
5.
Posyandu Balita
60
6.
Posyandu Lansia
31
7.
Poskesdes
4
8.
Poskestren
6
9.
SBH
1
10.
UKGMD
14
11.
TOGA
5
L.B (42 m²); LT(215 m²) LB.(40 m²); LT(605 m²)
B. Sumberdaya Manusia Kesehatan
Jumlah sumber daya manusia, Sampai dengan Desember 2012 jumlah tenaga yang bekerja di lingkungan Puskesmas Tempel I Pegawai Negeri Sipil sebanyak 33 orang dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 3 orang bidan,1 orang dokter MoU, 1 orang Psykolog dan 3 orang honor harian lepas.
Tabel Ketenagaan Puskesmas Tempel I Tahun 2012
20
No Jabatan Kelompok Jabatan Struktural Kepala Puskesmas
Jumlah 1
No Jabatan Kelompok Jabatan Struktural Kepala Puskesmas Ka.Sub Bag TU Kelompok Jabatan Fungsional Umum Penyusun Program dan Laporan Pengadministrasi Barang Pengadministrasi Keuangan Pengadministrasi Umum. Kelompok Jabatan Fungsional Khusus Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi Asisten Apoteker Penyuluh Kesehatan Masyarakat Sanitarian Nutrisionis Pranata Laboratorium Perkam Medis Tenaga MoU & Pegawai Tidak Tetap Dokter Umum Psykolog Bidan Desa
Jumlah 1 1 0 1 2 4 2 1 5 6 2 2 1 1 1 1 2 1 1 3
21
POLA SEPULUH BESAR PENYAKIT
Pola Penyakit Rawat Jalan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tempel I :
Untuk usia 0 – 7 hari
POLA SEPULUH BESAR PENYAKIT
Pola Penyakit Rawat Jalan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tempel I :
Untuk usia 0 – 7 hari kasus
terbanyak
adalah
Dermatofitosis
ada
2
kasus
common
cold/nasopharyngitis sebanyak 1 disusul BBLR sebanyak 1 Kasus.
Untuk usia 8 - 28 hari Kasus penyakit pada usia 8-28 hari tahun 2012 kasus terbanyak ádalah common cold sebanyak 16 kasus, dengan jumlah yang sama yaitu 2 kasus ( Dermatitis, Dermatifosis, BBLR).
Untuk usia 1 Bulan
– <1
tahun
Kasus terdiagnosis paling banyak adalah common clod sebanyak 412 kasus, Diare dan gastroenteristis sebanyak 69 kasus, Dermatitis kontak alergi 43 kasus. Data selengkapnya lihat lampiran.
Untuk Usia 1 – 4 tahun Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 1083 kasus, demam dan
gastroenteristis 153 dan diurutan ketiga ada dermatitis kontak alergi sebanyak 91 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Pola penyakit usia 5 – 9 tahun Common Cold/Nasopharyngitis sebanyak 866 kasus kemudian gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 337 kasus, Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 149 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Pola penyakit usia 10 – 14 tahun Common cold sebanyak 420 kasus, gangguan perkembangan dan erupsi gigi sebanyak 94 kasus, dyspepsia ada 78 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk Usia 15 – 19 tahun Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 400 kasus, Penyakit Pulpa dan
jaringan periapikal sebanyak 156 kasus, Syndroma nyeri kepala sebanyak 94 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk Usia 20 – 44 tahun
22
Kasus terbanyak yang terdiaknosis adalah Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 1603 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 814 kasus, diikuti Schizophrenia 524 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dari selengkapnya sebagai berikut:
Kasus terbanyak yang terdiaknosis adalah Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 1603 kasus, penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 814 kasus, diikuti Schizophrenia 524 kasus, data selengkapnya dapat dilihat dari selengkapnya sebagai berikut: Untuk Usia 45 – 54 tahun
Kasus terbanyak pada kelompok umur
45-54 tahun adalah common
cold/Nasopharyngitis sebanyak 805 kasus, hipertensi primer sebanyak 631 kasus, gangguan sendi 463 kasus, data selengkapnya lihat lampiran. Untuk Usia 55 – 59 tahun
Kasus terbanyak yang terdiagnosis adalah hipertensi primer 363 kasus, common cold/nasopharyngitis akut sebanyak 328 kasus, Gangguan sendi 250 kasus. Untuk usia 60 – 69 tahun
Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak 700 kasus, Common Cold/Nasopharyngitis Akut
sebanyak 463
kasus, gangguan sendi sebanyak 426 kasus, data selengkapnya dapat dilihat Lampiran. Untuk usia > 70 tahun
Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini adalah hipertensi primer sebanyak
589
kasus,
Cold/Nasopharyngitis Akut
gangguan
sendi
326
kasus,
Common
sebanyak 276 kasus, data selengkapnya dapat
dilihat dalam Lampiran. Untuk semua golongan umur
Common Cold/Nasopharyngitis Akut sebanyak 6.673 kasus, hipertensi primer sebanyak
2.600 kasus, gangguan sendi ada 1.890 kasus. penyakit pulpa dan jaringan peripikal sebanyak 1.642 kasus, sindroma nyeri kepala sebanyak 1.258 kasus. Diabetes melitus (NIDDM) sebanyak 928 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 903 kasus Gout sebanyak 865 dan Anemia defisiensi besi 776 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
23
BAB III VISI, MISI, TATA NILAI PUSKESMAS
A. Visi
Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan
BAB III VISI, MISI, TATA NILAI PUSKESMAS
A. Visi
Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sleman “Terwujudnya Masyarakat Sleman Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkeadilan” . Perwujudan masyarakat yang maju dan tercukupi kebutuhan
lahiriah dan batiniahnya ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Pencapaian kondisi sejahtera dalam arti masyarakat yang keadaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta spiritualnya baik adalah dengan upaya peningkatan kreatifitas untuk mencapai keunggulan/prestasi sehingga dapat bertahan dan bersaing dalam berbagai bidang kehidupan, disamping upaya untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dengan peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan. Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat kabupaten Sleman hidup dalam lingkungan yang sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih yang cukup, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya. Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, diharapkan tercapai dengan mudah, karena pelayanan kesehatan diselenggarakan sesuai dengan standart dan etika profesi yang ada.
24
Puskesmas Tempel I dalam mewujudkan visi Kabupaten tersebut mempunyai visi “Menjadi
Mitra Utama dan Pertama dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat”
utamanya untuk masyarakat diwilayah kerja puskesmas Tempel I.
Puskesmas Tempel I dalam mewujudkan visi Kabupaten tersebut mempunyai visi “Menjadi
Mitra Utama dan Pertama dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat”
utamanya untuk masyarakat diwilayah kerja puskesmas Tempel I. B. Misi Puskesmas Tempel I
Untuk dapat mewujudkan Visi “Menjadi Mitra Utama dan Pertama dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat”, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan
sebagai berikut. 1) Memberikan pelayanan Kesehatan yang berkualitas. 2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional 3) Mengelola sarana dan prasarana yang memadai 4) Menjalin kerjasama masyarakat, lintas sektor dan pihak swasta dalam pelayanan kesehatan 5) Mengelola manajemen yang efektif dan efisien
C. Tata Nilai Puskesmas Tempel I Totalitas, Profesional, Ketulusan, Empati, Peduli
25
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Ke ala Puskesmas
KaSubBag TU
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL : DOKTER DOKTER GIGI BIDAN PERAWAT PERAWAT GIGI ANALIS KESEHATAN NUTRISIONIST SANITARIAN PENYULUH KESEHATAN ASISTEN APOTEKER PEREKAM MEDIS PSIKOLOG
Pengadministrasi Umum Pengadministrasi Keuangan Pengadministrasi Barang Penyusun Program dan Laporan
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
26
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
KEPALA PUSKESMAS
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
UKM WAJIB
KEPEGAWAIAN KEUANGAN PENGADAAN BARANG PEMELIHARAAN BARANG
PROMKES KIA GIZI KESLING P2M
UKM PENGEMBANGAN PERKESMAS LANSIA KESEHATAN JIWA OLAH RAGA UKS
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
REKAM MEDIS PELAYANAN PENGOBATAN UMUM PELAYANAN GIGI DAN MULUT PELAYANAN KONSULTASI GIZI PELAYANAN LABORATORIUM PELAYANAN KIA : ANC, KB, IMUNISASI PELAYANAN OBAT
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
27
BAB VI URAIAN JABATAN
No. 1.
2.
Uraian jabatan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2.1. Kelompok Fungsional Umum a. Pengadministrasi Umum
b. Pengadministrasi Barang
c. Pengadministrasi Keuangan
d. Penyusun Program dan Laporan
2.2 Kelompok Fungsional Tertentu/Khusus a. dokter
b. dokter gigi
Keterangan Memimpin dan melaksanakan tugas di Puskesmas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas satuan organisasi Mengelola naskah dinas dan menyiapkan keperluan dinas pimpinan sesuai pedoman dan ketentuan dalam rangka menunjang pelaksanaan ketatausahaan Menyelenggarakan administrasi pengelolaan barang sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku untuk tertib administrasi barang Mengelola administrasi keuangan sesuai pedoman dan ketentuan untuk menunjang kelancaran kegiatan Melaksanakan penyusunan program dan laporan dengan menumpulak, menyusun, mengkaji dan mengevaluasi sesuai program dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pelaksana di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan Depeatemen Kesehatan dan instansi di luar Departemen Kesehatan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan gigi dan mulut akibat penyakit gigi dan mulut, serta meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Membina peran serta
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
28
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi perempuan, pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan bayi dan anak-anak, serta pelayanan kesehatan masyarakat. Memberikan pelayanan keperawatan berupa Asuhan Keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian Keperawatan. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut Memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut pada masyarakat Melaksanakan pengamatan, kesehatan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. Melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana kerja, penyiapan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat. Melaksanakan tugas pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi,
c. bidan
d. perawat
e. perawat gigi
f. sanitarian
g. asisten apoteker
h. nutrisionis
i. pranata laboratorium kesehatan
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
29
sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler), biologi dan fisika. j. epidemiologi k. rekam medis
l. apoteker m. promosi kesehatan (PKM)
Melaksanakan pelayanan rekam medis guna tertib administrasi dan tersedianya informasi kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Belum ada Melaksanakan kegiatan advokasi Melaksanakan kegiatan bina suasana Melaksanakan pemberdayaan masyarakat Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai bentuk dan saluran komunikasi Membuat rancangan media, baik media cetak, elektronika maupun luar ruang Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubingan dengan kesehatan Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
30
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
Kepala UPT : 1. Kepala UPT dalam melaksanakan tugas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas 2. Kepala UPT menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas secara berkala melalui Sekretaris Kepala Subbagian Tata Usaha : 1. Kepala Subbagian Tata Usaha mengkoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi 2. Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas setiap satuan organisasi berdasarkan arahan Kepala UPT dan wajib menyampaikan laporan secara berkala. Kepala Satuan Organisasi : 1. Setiap kepala satuan organisasi bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. 2. Setiap kepala satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi satuan organisasi masingmasing. Organisasi : 1. Setiap kepala satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab kepada atasannya dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. 2. Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh kepala satuan organisasi diolah dan dipergunakan sebagai bahan laporan kepada atasan serta untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. 3. Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, untuk tembusan laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
31
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Distribusi Ketenagaan di Puskesmas Tempel I
1. 2. 3. 4.
NAMA PETUGAS PENANGGUNG JAWAB Sri Subiyatun W.,S.SiT., M.Kes Samsu Eko S.,S.Gz. Dr. Endang Haryanti Dr. Hari
Pendidikan Terakhir
TUGAS POKOK
5.
Drg. Ch. Yulin Wulandari
Dokter gigi
6. 7.
Dr. Puji Priyati Catur Eni Prihatin, A.Md.Keb
8.
Yudi Ernawati,A.Md.Keb.
9.
Endang Jwantilah
Dokter umum 2. Bidan 3. Koordinator KIA 4. Penanggung Jawab PWS KIA Bidan 1. 2. Perawat 1. 2. 3. 4. 5.
Kepala Puskesmas Ka Subbag TU Dokter umum Dokter Umum
1.
10. Sri Sulistyowati,A.Md.Kep.
Perawat
11. Darwati,A.Md.Keb.
Bidan
12. Nurlatifah,A.Md.Keb.
Bidan
13. Sumini, A.M.K.G.
Perawat Gigi
14. Haryanti,A.M.K.G.
Perawat Gigi
15. Yetik Purniawati,A.Md.Kep.
Perawat
16. Suryantara 17. Mujiono
Perawat Perawat
18. Suyadi
Perawat
19. Reno Kaeksi
Nutrisionist
20. Siti Sumaryati, SKM.
Sanitarian Puskesmas
TUGAS INTEGRASI
Auditor, MTP
Manajemen Representatif JAMU
Bendahara BOK Auditor Program TBC Diare W2 Flu Burung Koordinator Pustu Merdikorejo 1. Kesehatan Jiwa dan Napsa 2. ISPA dan Kesehatan Kerja (UKK) 1. Program Imunisasi 2. Kesehatan OR 3. Desa Siaga Lumbungrejo 4. Auditor 1. Penanggung Jawab KB 2. Tim Jama Mutu 3. Auditor 1. Program UKGMD 2. Auditor UKGS
1. Surveilance 2. P2M 3. PTM 4. Auditor Program Haji 1. Kesehatan Usila 2. UPM 3. Kesehatan Indera 1. PHN 2. UKS 3. JAMU 4. SPMKK 1. Koordinator Yanmas 2. PJ BOK 3. Auditor 1. Penanggung jawab Kebersihan 2. Auditor
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
32
21. Fuad Masykuri, SKM.
PKM
1. Kepegawaian 2. PJ Posyandu 3. PJ Batra 4. PJ Akta Kelahiran 5. Auditor Pelayanan Laboratorium 1. Tim Pengadaan Barang dan Jasa 2. Malaria 3. Auditor 1. Pelayanan Apotik 1. Auditor 2. PJ Gudang Obat Pelayanan Rekam 1. PJ SP2TP Medis 2. Pengelola BPJS 3. Back Up Data Pelayanan Rekam 1. Pengelola Medis Jamkesos 2. Pengelola Jamkesda Pengadministrasi 1. PJ Absensi Barang 2. Dokumen Kontrol Pengadministrasi Urusan Keuangan Kerumahtanggaan (Pengeluaran) Pengadministrasi Keuangan (Penerimaan) Akuntansi Keuangan Pengadministrasi Umum Arsip Pengemudi PJ Ambulance Psikolog 1. Kesehatan Jiwa 2. Tim Penanganan Keluhan Pelanggan
22. Subari
23. Ilmi Jazmiyati 24. Rafikasari, A.Md.
25. Kristina Saptati
26. Sri Wardani, S.E. 27. Karsilah
28. Tri Handayaningsih 29. 30. 31. 32.
Liza Ariyanti,S.E. Sarjono Sudiman Kholinjah
33. Suroyo 34. Wike Nurhidayah,A.Md.Keb. 35. M.S. Wahyuni,A.Md.Keb.
Bidan Bidan
Program SDIDTK 1. Program Kespro 2. Program HIV/AIDS Bidan Program MTBS Pengadministrasi Umum Pelayanan Obat
36. Faridatun Nafia,A.Md.Keb. 37. Sulistiyono
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi bagi pegawai baru Puskesmas Tempel I, dilaksanakan selama 1 minggu pada masing-masing unit yang ada di Puskesmas Tempel I.
BAB X PERTEMUAN/RAPAT
Pusat Kesehatan Masyarakat Tempel I dalam mengkoordinasikan semua kegiatan, mengadakan pertemuan bulanan pada hari Selasa Minggu pertama tiap bulan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
33
BAB XI PELAPORAN
1. Laporan Harian 2. Laporan Bulanan 3. Laporan Tahunan
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TEMPEL I
34