ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENINGITIS
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Salah satu
penyakit tersebut adalah infeksi susunan saraf pusat. Penyebab infeksi susunan saraf pusat adalah virus, bakteri atau mikroorganisme lain. Meningitis merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian berkisar antara 18-4! dan angka ke"a"atan #-$!. %akteri penyebab meningitis ditemukan di seluruh dunia, dengan angka ke&adian penyakit yang bervariasi. 'i Indonesia, dilaporkan bah(a )aemophilus influen*ae tipe % ditemukan pada ##! diantara diantara kasus meningitis. meningitis. Pada penelitian penelitian lan&utan, didapatkan #8! penyebab penyebab meningiti meningitiss pada anak kurang dari $ tahun. 'i +ustralia +ustralia pada tahun 1$ meningitis yang disebabkan eisseria meningitidis ,1 kasus per 1. populasi, dengan pun"aknya pada usia / 4 tahun dan 1$ / 1 tahun . Sedangkan kasus meningitis yang disebabkan Stepto"o""us pneumoniae angka ke&adian pertahun 1 / 1 per 1. populasi pada anak kurang dari tahun dan diperkirakan ada # kasus per tahun untuk seluruh kelompok usia, dengan angka kematian pada anak sebesar 1$!, retardasi mental 10!, ke&ang 14! dan gangguan pendengaran 8!. Meningitis Meningitis merupakan merupakan peradangan peradangan dari meningen yang menyebabkan menyebabkan ter&adinya ter&adinya ge&ala perangsangan meningen seperti sakit kepala, kaku kuduk, fotofobia disertai peningkatan ¨ah leukosit pada liuor "erebrospinal 23S5. %erdasarkan durasi dari ge&alanya, meningitis dapat dibagi men&adi akut dan kronik. Meningitis akut memberikan manifestasi klinis dalam rentang &am hingga beberapa hari, sedangkan meningitis kronik memiliki onset dan durasi bermingguminggu minggu hingga berbulan-bulan. berbulan-bulan. Pada banyak kasus, ge&ala klinik klinik meningiti meningitiss saling saling tumpang tumpang tindih karena etiologinya sangat bervariasi. 6leh karena itu sangat diperlukan tenaga kesehatan pera(at yang kompeten dalam melakukan asuhan kepera(atan pada anak de ngan meningitis.
1.2 Rumuan Maala!
1. %agaimana konsep dasar penyakit meningitis7 . %agaimana konsep asuhan kepera(atan anak dengan meningitis7
1." Tu Tu#uan #uan Penul$an 1. u&uan 9mum 9ntuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu :epera(atan +nak I pada semester I;, dan di
harapkan bagi mahasis(a agar mampu memahami tentang konsep dasar penyakit persyarafan, . 1. a. b. ". d. e. f. .
meningitis pada anak dan dapat membuat asuhan kepera(atan anak dengan meningitis. u&uan :husus Mahasis(a mengetahui dan mampu memahami konsep dasar penyakit meningitis meliputi< 'efinisi meningitis =tiologi meningitis Manifestasi klinis meningitis Patofisiologi meningitis :omplikasi meningitis Penatalaksanaan pada meningitis Mahasi Mahasis(a s(a mengeta mengetahui hui dan mampu mampu membuat membuat konsep konsep asuhan asuhan kepera( kepera(ata atan n anak anak dengan dengan
meningitis meliputi< a. Pengka&ian b. Pemeriksaan penun&ang ". 'iagnosa dan intervensi kepera(atan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 K%ne& Daar Pen'ak$t +. 'efinisi Mening Meningiti itiss adalah adalah perada peradanga ngan n pada pada selapu selaputt mening meningen, en, "airan "airan serebr serebrosp ospina inall dan spiral spiral
"olumn yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat. 2Suriadi, >5 Meningitis adalah radang pada meningen 2membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis5 dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ &amur. 2+'+, 15 Meningitis merupakan keradangan pada daerah meningen, meningitis itu sendiri terdiri atas mening meningiti itiss tuber" tuber"ulo ulosis sis,, yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh bakter bakterii dan mening meningiti itiss virus virus atau atau disebut disebut nonpurulen meningitis atau istilahnya disebut asepti" meningitis yang disebabkan oleh virus. 2+. +*i* +limul +limul )idayat, >5 >5 Mening Meningiti itiss adalah adalah perada peradangan ngan pada pada mening meninges, es, membra membran n dari dari otak otak dan sumsum sumsum tulang tulang belakang. )al ini paling sering disebabkan oleh infeksi 2bakteri, virus, atau &amur5, tetapi &uga dapat dapat diprod diproduks uksii oleh oleh iritas iritasii kimia, kimia, perdar perdaraha ahan n subara subara"hn "hnoid oid,, kanker kanker dan kondisi kondisi lainny lainnya. a. 2?)6, 145 Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, meningokok, stafilokok, streptokok, hemophilus influen*a dan bahan aseptis 2virus5. Meningitis adalah infeksi "airan otak disertai radang yang mengen ai piameter, araknoid dan dalam dera&at yang lebih ringan mengenai mengena i åan otak dan medulla spinalis yang superfisial.
%. :lasifikasi Meningitis dibagi men&adi golongan berdasarkan perubahan yang ter&adi pada "airan otak, yaitu < 1. Meningitis purulenta Meningitis purulenta ada yang disebabkan metastasis infeksi dari tempat lain yang menyebar melalui darah. Penyebabnya ialah meningokok 2eisseria meningitidisis5, pneumokok 2'iplo"o""us pneumoniae5, haemophilus influen*ae.+da pula yang timbul karena per&alanan radang langsung dari radang tulang tengkorak, mastoiditis misalnya, dari tromboflebitis atau pada
luka
tembus
pneumokok.3ikuor
kepala.Penyebabnya serebrospinal
keruh
ialah
streptokok,
kekuning-kuningan
stafilokok, karena
kadang-kadang
mengandung
pus,
nanah.anah ialah "ampuran leukosit hidup dan yang mati, åan yang mati dan bakteri. Pada permulaan ge&ala a(al meningitis purulenta adalah panas, menggigil, nyeri kepala yang terus menerus, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum dan rasa nyeri pada punggung dan sendi, setelah 1-4 &am tibul gambaran klinis meningitis yang lebih khas yaitu nyeri pada kuduk dan brud*inski. %ila ter&adi koma yang dalam, tanda-tanda selaput otak akan menghilang, penderita takut akan "ahaya dan amat peka terhadap rangsangan, penderita sering gelisah, mudah terangsang dan menun&ukkan perubahan mental seperti bingung, hiperaktif dan halusinasi. Pada keadaan koma yang berat dapat ter&adi herniasi otak sehingga ter&adi dilatasi pupil dan koma. . Meningitis serosa
Penyebab terseringnya adalah My"oba"terium tuber"ulosa.Penyebab lain seperti lues, virus, o@oplasma gondhii, Ai"ketsia.3ikuor serebrospinal &ernih meskipun mengandung ¨ah sel dan protein yang meninggi. Meningitis tuber"ulosa masih sering di&umpai di Indonesia, pada anak dan orang de(asa.Meningitis tuber"ulosis ter&adi akibat komplikasi penyebab tuber"ulosis primer, biasanya dari paru-paru.Meningitis bukan ter&adi karena terinfeksi selaput otak langsung penyebaran hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tuang belakang atau vertebra yang kemudian pe"ah ke dalam rongga ara"hnoid. uber"ulosa ini timbul karena penyebaran my"oba"terium tuber"ulosa.Pada meningitis tuber"ulosa dapat ter&adi pengobatan yang tidak sempurna atau pengobatan yang terlambat.'apat ter&adi "a"at neurologis berupa parase, paralysis sampai deserebrasi, hydro"ephalus akibat sumbatan, reabsorpsi berkuran atau produksi berlebihan dari likuor serebrospinal.+nak &uga bisa men&adi tuli atau buta dan kadang-kadang menderita retardasi mental. Bambaran klinik pada penyakit ini mulanya pelan.erdapat panas yang tidak terlalu tinggi, nyeri kepala dan nyeri kuduk, terdapat rasa lemah, berat badan yang menurun, nyeri otot, nyeri punggung, kelainan &i(a seperti halusinasi. Pada pemeriksaan akan di&umpai tanda-tanda rangsangan selaput otak seperti kaku kuduk dan brud*inski. 'apat ter&adi hemiparases dan kerusakan syaraf otak yaitu III, I;, ;I, ;II, ;III sampai akhirnya kesadaran menurun. Sedangkan berdasarkan etologinya meningitis terbagi atas< a. Meningitis %akterial Meningitis bakterial merupakan karakteristik inflamasi pada seluruh meningen, dimana organisme masuk kedalam ruang arahnoid dan subarahnoid. Meningitis bakterial merupakan kondisi emergensi neurologi dengan angka kematian sekitar $ !. Meningitis ba"terial adalah suatu peradangan pada selaput otak, ditandai dengan peningkatan ¨ah sel polimorfonuklear dalam "airan serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalam "airan serebrospinal. Meningitis purulenta adalah radang selaput otak yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman non spesifik dan nonvirus. Meningitis bakterial &ika "epat dideteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat akan mendapatkan hasil yang baik. Meningitis bakterial sering disebut &uga sebagai meningitis purulen atau meningitis septik.
%akteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis adalahC Strepto"o""us pneuemonia 2pneumo"o""us5,
eisseria
meningitides,
)aemophilus
influen*a,
2meningo"o""us5,
Staphylo"o""us aureus dan My"obakterium tuber"ulosis. Strepto"o""us pneumoniae 2pneumo"o""us5, bakteri ini penyebab tersering meningitis akut, dan paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak.
eisseria
meningitides 2meningo"o""us5 bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Strepto"o""us pneumoniae, Meningitis ter&adi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.)aemophilus influen*a, )aemophilus influen*ae type b 2)ib5 adalah &enis bakteri yang &uga dapat menyebabkan meningitis.Denis bakteri ini sebagai penyebab ter&adinya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis.Pemberian vaksin 2)ib vaksin5 telah membuktikan ter&adinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri &enis ini.Staphylo"o""us aureus, My"obakterium tuber"ulosis &enis hominis. Pada orang de(asa, bakteri penyebab tersering adalah 'iplo"o""us pneumonia dan eiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negatif.Pada anak-anak bakteri tersering adalah )emophylus influen*a, eiseria meningitidis dan 'iplo"o""us pneumonia. 2Satyanegara, 15 b. Meningitis ;irus Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik.Sering ter&adi akibat lan&utan dari berma"am-ma"am penyakit akibat virus, meliputiC measles, mumps, herpes simplek, dan herpes *oster. Meningitis virus adalah suatu sindrom infeksi virus susunan saraf pusat yang akut dengan ge&alah rangsang meningeal,pleiositosis
dalam likuor serebrospinalis dengan deferensiasi
terutama limfosit,per&alanan penyakit tidak lama dan selflimited tanpa komplikasi. ;irus penyebab meningitis dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu virus A+ 2ribonu"lear a"id5 dan virus '+ 2deo@yribo nu"leid a"id5. ontoh virus A+ adalah enterovirus 2polio5, arbovirus 2rubella5, flavivirus 2dengue5, mi@ovirus 2influen*a, parotitis, morbili5. Sedangkan "ontoh virus '+ antaa lain virus herpes, dan retrovirus 2+I'S5. Meningitis virus biasanya dapat sembuh sendiri dan kembali seperti semula 2penyembuhan se"ara komplit5. Pada kasus infeksi virus akut, gambaran klinik seperti meningitis akut, meningo-ensepalitis akut atau ensepalitis akut.'era&at ringan akut meningo-ensepalitis mungkin ter&adi pada banyak infeksi virus akut, biasanya ter&adi pada anak-anak, sedangkan pada pasien de(asa tidak teridentifikasi. ". Meningitis Damur
Infeksi &amur dan parasit pada susunan saraf pusat merupakan penyakit oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa sehingga penanganann ya &uga sulit. Manifestasi infeksi &amur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat berupa meningitis 2paling sering5 dan proses desak ruang 2abses atau kista5. +ngka kematian akibat penyakit ini "ukup tinggi yaitu #-4! dan insidensinya meningkat seiring dengan pemakaian obat imunosupresif dan penurunan daya tahan tubuh. Meningitis kriptokokus neoformans biasa disebut meningitis &amur, disebabkan oleh infeksi &amur pada sistem saraf pusat yang sering ter&adi pada pasien a"uired immunodefi"ien"y syndrome 2+I'S5. . =tiologi a. %akteri Merupakan penyebab tersering dari meningitis.+dapun beberapa bakteri yang se"ara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah< • )aemophillus influen*a • esseria meningitides 2meningo"o""al5 • 'iplo"o""us pneumoniae 2pneumo"o""a5 • Strepto"o""us, grup + • Staphylo"o""us aureus • =s"heri"hia "oli • :lebsiella • Proteus • Pseudomonas b. ;irus Meningitis virus adalah infeksi pada meningenC "enderung &inak dan bisa sembuh sendiri.;irus biasanya bereplikasi sendiri ditempat ter&adinya infeksi a(al 2misalnya sistem nasofaring dan saluran "erna5 dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.;irus < o@oplasma Bondhi, Ai"ketsia. Ini ter&adi pada penyakit yang disebabkan oleh virus seperti< "ampak, mumps, herpes simplek, dan herpes *oster. ;irus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sel mengalami nekrosis.Denis lainnya &uga mengganggu produksi en*im atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologi". ".
Eaktor predisposisi Denis kelamin< laki-laki lebih sering dibandingkan (anita. d. Eaktor maternal Auptur membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. e. Eaktor Imunologi 'efesiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobin, anak yang mendapat obat imunosupresi.
f. Eaktor resiko ter&adinya meningitis < 15 Infeksi sistemik 'idapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar se"ara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, %, perikarditis, dll. Pada meningitis ba"terial, infeksi yang disebabkan oleh bakteri terdiri atas faktor pen"etus a. b. ". d. e. f. g.
sebagai berikut diantaranya adalah < 6titis media Pneumonia Sinusitis Si"kle "ell anemia Eraktur "ranial, trauma otak 6perasi spinal Meningitis bakteri &uga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti
+I'S. 5 rauma kepala %isanya ter&adi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis "ranii yang memungkinkan terpaparnya SE dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorrhea #5 :elainan anatomis er&adi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi "ranium. '. Manifestasi :linis • eonatus < menolak untuk makan, refle@ menghisap kurang, muntah atau diare, tonus otot •
kurang, kurang gerak, dan menangis lemah. +nak-anak dan rema&a < demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, ke&ang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, stupor, koma, kaku kuduk, opistotonus. anda kernig dan brud*inski positif, refle@ fisiologis hiperaktif, pte"hiae atau pruritus 2menun&ukkan adanya infeksi meningo"o""al5.
•
%ayi dan anak-anak 2usia # bulan hingga tahun5 < demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, ke&ang, menangis dan merintih, ubun-ubun menon&ol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan %rud*insky positif.
=. Patofisiologi 6tak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu < duramater, ara"hnoid, dan piamater. airan otak dihasilkan di dalam pleksus "horoid ventrikel bergerak F mengalir melalui sub ara"hnoid dalam
sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi ara"hnoid yang berstruktur seperti &ari-&ari di dalam lapisan subara"hnoid. 6rganisme 2virus F bakteri5 yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki "airan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.airan hidung 2sekret hidung5 atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara "airan otak dengan lingkungan 2dunia luar5, mikroorganisme yang masuk dapat ber&alan ke "airan otak melalui ruangan subara"hnoid. +danya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, ara"hnoid, "airan otak dan ventrikel. =ksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selan&utnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal "airan otak dan dapat menyebabkan hydro"ephalus. E. :omplikasi :omplikasi yang mun"ul pada anak dengan meningitis, antara lain< 1. Mun"ulnya "airan pada lapisan subdural 2efusi subdural5. airan ini mun"ul karena adanya desakan pada intrakranial yang meningkat sehingga memungkinkan lolosnya "airan dari lapisan otak ke daerah subdural. . Peradangan pada daerah ventrikuler ke otak 2ventrikulitis5. +bses pada meningen dapat sampai ke åan kranial lain baik melalui perembetan langsung maupun hematogen termasuk ke ventrikuler. #. )idrosepalus. Peradangan pada meningen dapat merangsang kenaikan produksi 3iuor erebro Spinal 23S5. airan 3S pada meningitis lebih kental sehingga memungkinkan ter&adinya sumbatan pada saluran 3S yang menu&u medulla spinalis. airan tersebut akhirnya banyak tertahan di intrakranial. 4. +bses otak. +bses otak ter&adinya apabila infeksi sudah menyebar ke otak karena meningitis tidak mendapat pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat. $. =pilepsi >. Aetardasi mental. Aetardasi mental kemungkinan ter&adi karena meningitis yang sudah menyebar ke serebrum sehingga mengganggu gyrus otak anak sebagai tempat menyimpan memori. 0. Serangan meningitis berulang. :ondisi ini ter&adi karena pengobatan yang tidak tuntas atau mikroorganisme yang sudah resisten terhadap antibiotik yang digunakan untuk pengobatan. B. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan erapeutik Isolasi
-
erapi antimikroba< antibiotik yang diberikan berdasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan
-
dosis tinggi melalui intravena. Mempertahankan hidrasi optimum< mengatasi kekurangan "airan dan men"egah kelebihan
-
"airan yang dapat menyebabkan edema. Men"egah dan mengobati komplikasi< aspirasi efusi subdural 2pada bayi5, terapi heparin pada
anak yang mengalami 'I, Mengontrol ke&ang< pemberian terapi antiepilepsi Mempertahankan ventilasi Mengurangi meningkatnya tekanan intra "ranial Penatalaksanaan syok ba"terial Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim Memperbaiki anemia b. Penatalaksanaan Medis +ntibiotik sesuai &enis agen penyebab Steroid untuk mengatasi inflamasi +ntipiretik untuk mengatasi demam +ntikonvulsant untuk men"egah ke&ang - europrote"tor untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan Pembedahan< seperti dilakukan ;P Shunt 2;entrikel Periton5. Pemberian "airan intravena. Pilihan a(al yang bersifat isotonik seperti asering atau ringer laktat dengan dosis yang dipertimbangkan melalui penurunan berat badan anak atau tingkat dehidrasi. Ini diberikan karena anak yang menderita meningitis sering datang dengan penurunan kesadaran karena kekurangan "airan akibat muntah, pengeluaran "airan melalui proses evaporasi akibat -
hipertermia dan intake "airan yang kurang akibat kesadaran yang menurun. Pemberian dia*epam apabila anak mengalami ke&ang. Pada dosis a(al diberikan dia*epam ,$ mgF:g %%Fkali pemberian se"ara intravena. Setelah ke&ang dapat diatasi maka diberikan fenobarbital dengan dosis a(al pada neonatus # mg, anak kurang dari 1 tahun $ mg sedangkan yang lebih 1 tahun 0$ mg. 9ntuk rumatannya diberikan fenobarbital 8-1 mgF:g %%F dibagi dalam kali pemberian diberikan selama hari. Sedangkan pemberian fenobarbital hari berikutnya dosis diturunkan men&adi 4-$ mgF:g %%F dibagi dalam kali pemberian. Pemberian dia*epam selain untuk menurunkan ke&ang &uga diharapkan dapat menurunkan suhu tubuh karena selain hasil toksik kuman peningkatan suhu tubuh &uga berasal dari kontraksi otot akibat
-
ke&ang. Penempatan pada ruangan yang minimal rangsangan seperti rangsangan suara, "ahaya dan rangsangan polusi. Aangsangan yang berlebihan dapat membangkitkan ke&ang pada anak karena peningkatan rangsangan depolarisasi neuron yang dapat berlangsung "epat.
-
Pembebasan &alan nafas denga menghisap lendir melalui section dan memposisikan anak pada posisi kepala miring hiperekstensi. indakan pembebasan &alan nafas dipadu dengan pemberian oksigen untuk mensupport kebutuhan metabolisme yang meningkat selain itu mungkin &uga ter&adi depresi pusat pernafasan karena peningkatan tekanan intrakranial sehingga perlu diberikan oksigen bertekanan lebih tinggi yang lebih mudah masuk ke saluran pernafasan. Pemberian oksigen pada anak dengan meningitis dian&urkan konsentrasi yang masuk bisa tinggi
-
melalui masker oksigen. Pemberian antibiotik yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab. +ntibiotik yang sering dipakai adalah ampisillin dengan dosis #-4mgF:g%% dibagi dalam > dosis pemberian se"ara intrevena dikombinasikan dengan kloramfenikol $ mgF:g%% dibagi dalam 4 dosis pemberian. Pemberian antibiotik ini yang paling rasional melalui kultur dari pembelian "airan serebrospinal melalui lumbal fungtio.
". -
Penatalaksanaan di Aumah< empatkan anak pada ruangan dengan sirkulasi udara baik, tidak terlalu panas dan tidak terlalu lembab. Sirkulasi udara yang baik berfungsi mensupport penyediaan oksigen lingkungan yang "ukup karena anakyang menderita demam ter&adi peningkatan metabolisme aerobik yang praktis membutuhkan masukan oksigen yang "ukup. Selain itu ruangan yang "ukup oksigen &uga berfungsi men&aga
fungsi saluran pernafasan dapat
berfungsi dengan
baik. +dapun
lingkunganyang panas selain mempersulit perpindahan panas anak ke lingkungan &uga dapat -
ter&adi sebaliknya kadang anak yang &ustru menerima paparan sinar dari lingkungan. empatkan anak pada tempat tidur yang rata dan lunak dengan posisi kepala miring hiperektensi. Posisi ini diharapkan dapat menghindari tertekuknya &alan nafas sehingga
-
mengganggu masuknya oksigen ke saluran pernafasan. %erikan kompres hangat pada anak untuk membantu menurunkan demam. :ompres ini berfungsi memindahan panas anak melalui proses konduksi. Perpindahan panas anak biar dapat lebih efektif dipadukan dengan pemberian pakaian yang tipis sehingga panas tubuh anak mudah
-
berpindah ke lingkungan. %erikan anak obat turun panas 2dosis disesuaikan dengan umur anak5. 9ntuk patokan umum dosis dapat diberikan anak dengan usia sampai 1 tahun > / 1 mg, 1-$ tahun 1-1$ mg, $
-
tahun ke atas $-$ mg yang diberikan rata-rata # kali sehari. +nak diberikan minum yang "ukup dan hangat dengan patokan rata-rata kebutuhan #-4 ""F:g%%Fhari. airan ini selain se"ara volume untuk mengganti "airan yang hilang karena peningkatan suhu tubuh &uga berfungsi untuk men&aga kelangsungan fungsi sel tubuhyang
sebagian besar komposisinya adalah unsur "airan. Sedangkan minuman hangat dapat membantu mengen"erkan sekret yang kental pada saluran pernafasan.
2.2 K%ne& Daar Au!an Ke&era(atan
+. Pengka&ian • Ai(ayat kepera(atan < ri(ayat kelahiran, penyakit kronis, neoplasma ri(ayat pembedahan pada •
otak, "edera kepala Pada neonatus < ka&i adanya perilaku menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah
•
dan diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menagis lemah Pada anak-anak dan rema&a < ka&i adanya demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, ke&ang mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, penurunan kesadaran, kaku kuduk, opistotonus, tanda
•
kernig dan %rud*insky positif, refle@ fisiologis hiperaktif, pet"hiae atau pruritus. %ayi dan anak-anak 2usia # bulan hingga tahun5 < ka&i adanya demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, ke&ang, menangis dangan merintih, ubun-ubun menon&ol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan %rud*insky positif.
%. Pemeriksaan Penun&ang • 3umbal Pungsi< 3umbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung &enis sel dan protein, "airan •
• • • • • •
serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan I:. Meningitis ba"terial< tekanan meningkat, "airan keruhFberkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa &enis bakteri. Blukosa G dan 3') < meningkat. 3='F=SA'< meningkat. S"anFMAI< melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik. Aontgent kepala< mengindikasikan infeksi intrakranial. :ultur 'arah :ultur S(ab )idung dan enggorokan
%. 'iagnosa dan Intervensi :epera(atan 1. Bangguan perfusi åan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial u&uan < Pasien kembali pada keadaan status neurologis sebelum sakit Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris :riteria hasil
-
anda-tanda vital dalam batas normal Aasa sakit kepala berkurang :esadaran meningkat +danya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat. I=A;=SI A+SI6+3IS+SI Pasien bed rest total dengan posisi Perubahan pada tekanan intakranial akan tidur terlentang tanpa bantal Monitor
dapat meyebabkan resiko untuk ter&adinya herniasi otak status 'apat mengurangi kerusakan otak lebih
tanda-tanda
neurologis dengan BS. lan&t Monitor tanda-tanda vital seperti Pada
keadaan
normal
autoregulasi
', adi, Suhu, Aesoirasi dan hati- mempertahankan keadaan tekanan darah hati pada hipertensi sistolik
sistemik
se"ara
fluktuasi.
:egagalan
autoreguler
akan
menyebabkan
kerusakan
"erebral
berubah
yang
dapat
vaskuler
dimanifestasikan
dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh
penurunan
Sedangkan
tekanan
peningkatan
diastolik.
suhu
dapat
menggambarkan per&alanan infeksi. )ipertermi dapat menyebabkan
Monitor intake dan output
peningkatan
I?3
dan
meningkatkan
resiko dehidrasi terutama pada pasien yang %antu muntah,
pasien
untuk
tidak
sadar,
nausea
yang
menurunkan intake per oral membatasi +ktifitas ini dapat meningkatkan tekanan
batuk. +n&urkan
pasien intrakranial
dan
intraabdomen.
untuk mengeluarkan napas apabila Mengeluarkan napas se(aktu bergerak bergerak atau berbalik di tempat atau merubah posisi dapat melindungi diri tidur. :olaborasi %erikan
"airan
perhatian ketat.
dari efek valsava perinfus
dengan Meminimalkan
fluktuasi
pada
beban
vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi
"airan dan "airan dapat menurunkan Monitor
+B'
bila
edema "erebral diperlukan +danya kemungkinan asidosis disertai
pemberian oksigen
dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel
dapat
menyebabkan
ter&adinya
iskhemik serebral %erikan terapi sesuai advis dokter seperti<
Steroid,
+minofel, erapi yang diberikan dapat menurunkan
+ntibiotika.
permeabilitas kapiler. Menurunkan edema serebri Menurunkan metabolik sel F konsumsi dan ke&ang.
. yeri sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak u&uan Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang F rasa sakit terkontrol :riteria hasil< -
Pasien dapat tidur dengan tenang Memverbalisasikan penurunan rasa sakit. I=A;=SI Mandiri
A+SI6+3IS+SI
Pantau berat ringan nyeri yang Mengetahui dirasakan
dengan
tingkat
menggunakan dirasakansehingga
skala nyeri
nyeri
yang
memudahkan
pemberian intervensi
Pantau saat mun"ul a(itan nyeri
Menghindari pen"etus nyeri merupakan salah satu metode distraksi yang efektif
9sahakan
membuat
lingkungan Menurukan reaksi terhadap rangsangan
yang aman dan tenang
ekternal atau kesensitifan terhadap "ahaya dan
mengan&urkan
beristirahat :ompres dingin 2es5 pada kepala 'apat menyebabkan
pasien
untuk
vasokontriksi
dan kain dingin pada mata pembuluh darah otak 3akukan latihan gerak aktif atau 'apat membantu relaksasi otot-otot yang pasif sesuai kondisi dengan lembut tegang dan dapat menurunkan rasa sakit F dan hati-hati :olaborasi
dis"onfort
%erikan obat analgesi"
Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. atatan< arkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dika&i.
#.
-
Aesiko ter&adinya in&uri sehubungan dengan adanya ke&ang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran u&uan< Pasien bebas dari in&uri yang disebabkan oleh ke&ang dan penurunan kesadaran I=A;=SI Independent
A+SI6+3IS+SI
monitor ke&ang pada tangan, kaki, Bambaran tribalitas sistem saraf pusat mulut dan otot-otot muka lainnya
memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk men"egah
ter&adinya komplikasi. Persiapkan lingkungan yang aman Melindungi pasien bila ke&ang ter&adi seperti
batasan
ran&ang,
papan
pengaman, dan alat su"tion selalu berada dekat pasien. Pertahankan bedrest total selama fae Mengurangi resiko &atuh F terluka &ika akut :olaborasi
vertigo, sin"ope, dan ataksia ter&adi
%erikan terapi sesuai advis dokter 9ntuk men"egah atau mengurangi ke&ang. sepertiC dia*epam, phenobarbital, dll. atatan
<
Phenobarbital
dapat
menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.
4. )ipertermi berhubungan dengan proses infeksi u&uan< Suhu tubuh klien menurun dan kembali normal. :riteria hasil< Suhu tubuh #>,$ - #0,$ H I=A;=SI 9kur suhu badan anak setiap 4 &am
A+SI6+3IS+SI suhu #8, / 41,1 menun&ukkan proses
Pantau suhu lingkungan
penyakit infeksius 9ntuk mempertahankan
%erikan kompres hangat
mendekati normal 9ntuk mengurangi demam dengan proses
%erikan selimut pendingin
konduksi 9ntuk mengurangi demam lebih dari
:olaborasi dengan tim medis <
#,$ 9ntuk mengurangi demam dengan aksi
pemberian antipiretik
sentralnya di hipotalamus
suhu
badan
$. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran u&uan<
-
+nak dapat mempertahankan fungsi sensori :riteria hasil< Mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan residual, mendemontrasikan perilaku untuk mengkompensasi terhadap hasil. I=A;=SI :a&i tingkat kesadaran sensorik
A+SI6+3IS+SI ingkat kesadaran sensorik yang buruk dapat meningkatkan resiko ter&adinya
:a&i reflek pupil, e@trao"ular
in&ury Penurunan reflek menandakan adanya
movement, respon terhadap suara,
kerusakan syaraf dan dapat berpengaruh
tonus otot dan reflek-reflek tertentu )ilangkan suara bising
terhadap keamanan pasien Menurunkan stimulan dari lingkungan
%ertingkah laku tenang, konsisten,
'apat membantu memudahkan pasien
bi"ara lambat dan &elas
dalam berkomunikasi dan meningkatkan pemahaman anak
>. Aesiko 2penyebaran5 infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan terhadap infeksi u&uan<
-
+nak akan men"apai masa penyembuhan tepat (aktu, tanpa penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan dengan orang lain I=A;=SI A+SI6+3IS+SI Pertahankan teknik asepti" dan "u"i Menurunkan pasien tangan
baik
pasien,
terkena
infeksi
pengun&ung sekunder. Mengontrol penyebaran infeksi,
maupun staf
men"egah
pema&anan
pada
individu
terinfeksi 2mis< individu yang mengalami Pantau dan "atat teratur tanda-tanda
infeksi saluran pernafasan atas5 erapi obat akan diberikan se"ara terus
klinis dari proses infeksi
menerus selama lebih dari $ hari setelah suhu turun 2kembali normal5 dan tandatanda klinisnya &elas. imbulnya tanda klinis
terus
merupakan
indikasi
perkembangan dari meningokosemia akut yang dapat
bertahan sampai
dengan
berminggu-minggu atau berbulan-bulan atau
penyebaran
pathogen
se"ara
9bah posis pasien se"ara tertatur
hematogenFsepsis Mobilisasi se"ret
setiap &am
kelan"aran se"ret yang akan menurunkan
dan
meningkatkan
resiko ter&adinya komplikasi terhadap atat karakteristik urine seperti
pernafasan 9rine statis, dehidrasi dan kelemahan
(arna, ke&ernihan dan bau
umum infeksi
meningkatkan kandung
resiko
terhadap
kemihFgin&alFa(itan
:olaborasi dengan tim medis <
sepsis 6bat yang dipilih tergantung infeksi dan
pemberian antibioti"
sensitifitas individu.
atatan< obat "ranial mungkin diindikasikan untuk basillus gram negative, &amur, amoeba 0. Aesiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah u&uan<
-
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak tidak ter&adi :riteria )asil<
-
Masukan nutrisi adekuat idak mengalami penurunan %% I=A;=SI :a&i
kemampuan
A+SI6+3IS+SI pasien
untuk %erpengaruh terhadap pemilihan &enis
mengunyah, menelan, batuk dan makanan mengatasi sekresi )indari makanan
yang Meminimalkan mual dan muntah
memperburuk mual dan muntah +n&urkan menya&ikan diet dalam
makanan hangat meminimalkan risiko
keadaan hangat +n&urkan kepada orang tua untuk
muntah meningkatkan proses pen"ernaan
memberikan makanan dalam porsi
toleransi pasien terhadap nutrisi yang
ke"il tapi sering imbang %% setiap hari +uskultasi bising usus
diberikan Menun&ukkan status nutrisi Menentukan respon makan
:olaborasi dengan tim gi*i
berkembangnya komplikasi Merupakan sumber yang efektif untuk
dan
atau
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien
8. +nsietas berhubungan dengan pemisahan dari system pendukung 2hospitalisasi5 u&uan<
-
+nsietas pasien berkurang
:riteria )asil<
-
PasienFkeluarga dapat mengikuti dan mendiskusikan rasa takut PasienFkeluarga dapat mengungkapkan kekurang pengetahuan tentang situasi PasienFkeluarga tampak rileks dan tenang PasienFkeluarga melaporkan ansietas berkurang I=A;=SI :a&i status mental
A+SI6+3IS+SI tingkat Bangguan kesadaran
dan
ansietas dari pasienFkeluarga
dapat
mempengaruhi rasa takut tetapi tidak menyangkal ansietas
keberadaannya. akan
bagaimanainformasi
'era&at
dipengaruhi tersebut
dapat
diterima individu %erikan pen&elasan hubungan proses Meningkatkan pemahaman, mengurangi penyakit dengan tanda gela Da(ab
rasa takut karena ketidak tahuan serta
dapat membantu menurunkan ansietas setiap pertanyaan dengan Penting untuk men"iptakan keper"ayaan
penuh informasi
perhatiandan
berikan karena
mengenai
diagnose
meningitis
mungkin
prognosa menakutkan, ketulusan dan informasi
penyakit
yang akurat dapat memberikan keyakinan
3ibatkan
kepada pasien dan &uga keluarga dalam Meningkatkan perasaan "ontrol terhadap
pasienFkeluarga
pera(atan, peren"anaan kehidupan diri dan meningkatkan kemandirian sehari-hari,
membuat
keputusan
sebanyak mungkin 3indungi privasi klien &ika ter&adi Memperhatikan kebutuhan privasi klien, ke&ang
memberikan peningkatan akan harga diri dan melindungi pasien dari rasa lalu
Asuhan Keperawatan Hipotiroid Kongenital Wr$tten B' Sakt'a )u*!a %n Selaa+ 1, -un$ 21/ 0 ."
Defnisi Hipotiroid kongenital adalah suatu keadaan hormon tiroid yang tidak adekuat pada bayi baru lahir sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh kelainan anatomi kelenjar tiroid, kelainan genetik, kesalahan biosintesis tiroksin serta pengaruh lingkungan.
Pembentukan kelenjar tiroid pada janin Kelenjar tiroid janin berasal dari endoderm foregut yang kemudian bermigrasi ke inferior sampai ke daerah kartilago tiroid. Segala sesuatu yang terjadi selama proses migrasi ini dapat menyebabkan terjadinya tiroid ektopik. Pada usia 7 minggu, kelenjar tiroid sudah terdiri dari 2 lobus. Thyrotropin eleasing Hormone !TH" mulai terdapat dalam neuron pada neonatus saat usia # minggu sedangkan Tiroid Stimulating Hormone !TSH" mulai dihasilkan oleh hipo$sis pada usia % minggu, dan dapat dideteksi dalam sirkulasi pada usia && sampai &2 minggu. Kadar TSH dalam darah mulai meningkat pada usia &2 minggu sampai aterm. Pada usia # minggu, janin mulai mensintesis tiroglobulin. 'kti(itas tiroid mulai tampak pada usia ) minggu kehamilan. Pada usia kehamilan ) sampai &* minggu, janin dapat melakukan ambilan !trapping" iodium dan pada usia &2 minggu dapat memproduksi T# yang se+ara bertahap kadarnya terus meningkat sampai men+apai usia minggu. Produksi TH oleh hipotalamus dan TSH oleh hipo$sis terjadi dalam aktu yang berrsamaan, tetapi integrasi dan fungsi aksis
hipotalamus-hipo$sis-tiroid dengan mekanisme umpan baliknya belum terjadi sampai trimester kedua kehamilan. Sebelum memasuki trimester kedua kehamilan, perkembangan normal janin sangat bergantung pada hormon tiroid ibu. Kira-kira sepertiga kadar T# ibu dapat meleati plasenta dan masuk ke janin. 'pabila ibu hamil mengalami kelainan tiroid atau mendapatkan pengobatan anti tiroid, misalnya penyakit /ra(e0s maka, obat anti tiroid juga meleati plasenta sehingga janin beresiko mengalami hipotiroid. Sesudah bayi lahir terjadi kenaikan TSH mendadak yang menyebabkan peningkatan kadar T dan T# yang kemudian se+ara perlahan-lahan menurun dalam # minggu pertama kehidupan bayi. Pada bayi prematur kadar T# saat lahir rendah kemudian meningkat men+apai kadar bayi aterm dalam usia minggu. Semua tahap yang melibatkan sintesis hormon tiroid termasuk trapping, oksidasi, organi$kasi, +oupling dan sekresinya berada di baah pengaruh TSH.
2.2.2 Etiologi 'da beberapa penyebab penyakit hipotiroid kongenital. Tergantung dari penyebabnya hipotiroid kongenital dapat bersifat permanen !pada sebagian besar kasus, 1 %*", dapat pula bersifat sementara atau transient !pada sebagian ke+il kasus, 32*". 4tiologi hipotiroid kongenital permanen 5
&. Kesalahan pada pembentukan kelenjar tiroid pada masa perkembangan janin, seperti kegagalan total atau partial dari perkembangan kelenjar tiroid dan tumbuhnya kelenjar tiroid pada tempat yang salah. Kesalahan pada pembentukan kelenjat tiroid ini adalah penyebab tersering !)*-)6 kemungkinan terjadi " namun kemungkinan berulang pada anak yang berikutnya sangat jarang dengan frekuensi & dari #*** bayi lahir.
2. /angguan pada proses pembuatan hormon tiroid, alaupun pembentukan kelenjar tiroid normal. /angguan ini menyebabkan berkurangnya atau tidak adanya produksi hormon tiroid sehingga bayi menderita hipotiroid kongenital. /angguan ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya dengan kemungkinan pada setiap kehamilan berikutnya & dari # anaknya akan menderita gangguan proses pembuatan hormon tiroid.
. /angguan pada otak yang mengatur produksi hormon tiroid. gangguan ini adalah penyebab hipotiroid kongenital yang paling jarang !36" dan bisa bersifat keturunan atau tidak.
4tiologi hipotiroid kongenital sementara 5
&. bu menggunakan obat-obatan yang menekan produksi hormon tiroid !khususnya ibu yang menderita hipertiroid" pada saat hamil sehingga janin terpapar dengan obat-obatan tersebut, atau jika ibu memproduksi antibodi tiroid selama hamil yang memblokir produksi hormon tiroid pada janin.
2. Kadar yodium yang berlebihan selama masa kehamilan 8 menyusui akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung yodium pada ibu yang tidak menderita kekurangan yodium. 9alaupun yodium sangat penting dalam pembuatan hormon tiroid, kadar yang terlalu tinggi dalam tubuh bayi dapat menurunkan fungsi kelenjar tiroid sehingga produksi hormon terganggu.
2.2.3 Maniestasi Klinis /angguan pertumbuhan dan retardasi mental merupakan gejala yang tersering dan dan yang paling dirasakan. :amun selain itu terdapat pula gejala-gejala yang tampak se+ara $sik seperti 5 pembesaran kelenjar tiroid atau gondok, frekuensi buang air besar yang berkurang, suara serak, kulit dan rambut tampak kering, anak tampak pu+at dan frekuensi denyut jantungnya lebih jarang dari anak normal. :amun seorang anak yang menderita hipotiroid kongenital tidak selalu memiliki semua gejala-gejala tersebut. /ejala dapat timbul segera setelah lahir atau setelah anak tersebut mengalami proses belajar, tergantung dari faktor penyebab dan beratnya penyakit. ;i+urigai adanya hipotiroid bila skor 'pgar hipotiroid kongenital 1 6< tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital.
BAB III PENUTUP ".1 Ke$m&ulan
Meningitis merupakan peradangan pada selaput meningen, "airan serebrospinal dan spinal "olumn yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. ang disebabkan oleh bakteri, virus, faktor maternal dan faktor imunologi. %erdasarkan perubahan yang ter&adi pada "airan
otak adalah meningitis serosa dan meningitis purulenta, sedangkan berdasarkan etiologinya meningitis dibedakan atas meningitis bakteri, meningitis virus dan meningitis &amur. Meningitis purulent adalah adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis dan Meningitis serosa 2 bakteri 5 merupakan peradangan yang disebabkan oleh organisme pada bakteri seperti meningo"o""us, staphylo"o""us, %a""ilus influen*a, %a""ilus tuber"ula, eiserria meningitides, srepto"o"us pnemoniae 2pada de(asa5, haimopilus influen*a 2pada anak-anak dan rema&a5.
".2 Saran 1. enaga kesehatan Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan tentang meningitis dan
problem solving yang efektif dan &uga sebaiknya kita memberikan informasi atau health .
edu"ation mengenai meningitis kepada para orang tua anak yang paling utama. Masyarakat Masyarakat sebaiknya mengindari hal-hal yang dapat memi"u ter&adinya meningitis dan meningkatkan pola hidup yang sehat.
BAB II TIN-AUAN MEDIS A. PENGERTIAN
%ron"hopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berber"ak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru 2%runner dan Suddarth, 15. %ron"hopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya ber"ak-ber"ak Infiltrat 2?halley and ?ong, 1>5. %ron"hopneumina adalah frek(ensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan ge&alanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat 2Su*anne B. %are, 1#5. %ron"hopneumonia disebut &uga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, &amur dan benda-benda asing 2Sylvia +nderson, 145.
'ari beberapa penngertian tersebut dapat disimpulkan,%ronkopneumonia adalah radang paru paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya ber"ak ber"ak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus dan &amur dan benda asing
B. ANATMI 3ISILGI SISTEM PERNAPASAN
a. +natomi Sistem pernapasan terdiri atas < J )idung Merupakan saluran udara yang pertama, berfungsi mengalirkan udara ke dan dari paru-paru. Dalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. J Earing atau tenggorokan Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.faring dibagi men&adi tiga region < nasofaring, orofaring, dan laringofaring. J 3aring atau pangkal tenggorokan Struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Eungsi utama laring adalah untuk memungkinkan ter&adinya vokalisasi,melindungi &alan napas ba(ah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. 3aring sering &uga disebut sebagai kotak suara. 'an terdiri atas < epiglotis , glotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara. J rakea atau batang tenggorokan Merupakan lan&utan dari laring yang dibentuk oleh 1>- "in"in yang dari tulang-tulang ra(an. J %ronkus atau "abang tenggorokan Merupakan lan&utan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan. J Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung alveoli. Paru-paru dibagi men&adi bagian yaitu < paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-paru kanan terdiri dari # lobus dan paru-paru kiri terdiri dari lobus. b. Eisiologi Proses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang ter&adi pada paru-paru. Proses ini terdiri dari # tahap yaitu < a. ;entilasi
;entilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. +da dua gerakan pernapasan yang ter&adi se(aktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh ker&a otot. :ontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke ba(ah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Berakan-gerakan ini adalah proses pasif. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan muntah. b. 'ifusi gas 'ifusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan 6 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi 6. ". ransportasi gas ransportasi gas merupakan proses pendistribusian 6 kapiler ke åan tubuh dan 6 åan tubuh ke kapiler. ransportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu "urah &antung 2kardiak output5, kondisi pembuluh darah, latihan 2e@er"ise5, eritrosit dan )b.
4. ETILGI
Pada umumnya tubuh terserang %ron"hopneumonia karena disebabkan oleh penurunan mekanisme
pertahanan
tubuh
terhadap
virulensi
organisme
patogen.Penyebab
%ron"hopneumonia yang biasa ditemukan adalah< 1. %akteri < 'iplo"o"us Pneumonia, Pneumo"o""us, Streto"o""us )emoliti"us +ureus, )aemophilus
Influen*a,
%asilus
Eriendlander
2:lebsial
Pneumoni5,
My"oba"terium
uber"ulosis. . ;irus < Aespiratory synti"al virus, virus influen*a, virus sitomegalik. #. Damur < itoplasma apsulatum, ripto"o""us epromas, %lastomi"es 'ermatides, +spergillus Sp, andinda +lbi"ans, My"oplasma Pneumonia. +spirasi benda asing. 4. Eaktor lain yang mempengaruhi timbulnya %ron"hopnemonia adalah a5 Eaktor predisposisi
-usia Fumur -genetik b5 Eaktor pen"etus -gi*i burukFkurang -berat badan lahir rendah 2%%3A5 -tidak mendapatkan +SI yang memadai -imunisasi yang tidak lengkap -polusi udara -kepadatan tempat tinggal
D. PAT3ISILGI
%ronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab %ron"hopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga ter&adi peradangan bron"us dan alveolus dan åan sekitarnya. . Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga ter&adi demam, batuk produktif, ron"hi positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu < +. Stadium I 24 / 1 &am pertamaFkongesti5 'isebut hiperemia, menga"u pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. )al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. )iperemia ini ter&adi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari selsel mast setelah pengaktifan sel imun dan "edera åan. Mediator-mediator tersebut men"akup histamin dan prostaglandin. 'egranulasi sel mast &uga mengaktifkan &alur komplemen. :omplemen beker&a sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. )al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga ter&adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan "airan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan &arak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. %. Stadium IIFhepatisasi 248 &am berikutnya5 'isebut hepatisasi merah, ter&adi se(aktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pen&amu 2 host 5 sebagai bagian dari reaksi peradangan. 3obus yang terkena
men&adi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan "airan, sehingga (arna paru men&adi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 &am. . Stadium IIIFhepatisasi kelabu 2# / 8 hari5 'isebut hepatisasi kelabu yang ter&adi se(aktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang "edera dan ter&adi fagositosis sisa-sisa sel.Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, (arna merah men&adi pu"at kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. '. Stadium I;Fresolusi 20 / 11 hari5 'isebut &uga stadium resolusi yang ter&adi se(aktu respon imun dan peradangan mereda, sisasisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga åan kembali ke strukturnya semula. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya p enumpukan sekret, sehingga ter&adi demam, batuk produktif, ron"hi positif dan mual. %ila penyebaran kuman sudah men"apai alveolus maka komplikasi yang ter&adi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.:olaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan &alan napas, sesak napas, dan napas ron"hi. Eibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berfungsi untuk melembabkan rongga fleura. =mfisema 2 tertimbunnya "airan atau pus dalam rongga paru 5 adalah tindak lan&ut dari pembedahan. +telektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, a"idosis respiratori, pada klien ter&adi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan ter&adinya gagal napas.
E. MANI3ESTASI KLINIK
J %iasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas J 'emam 2# / 45 kadang-kadang disertai ke&ang karena demam yang tinggi J +nak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang di"etuskan oleh bernapas dan batuk
J Pernapasan "epat dan dangkal disertai pernapasan "uping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. J :adang-kadang disertai muntah dan diare J +danya bunyi tambahan pernapasan seperti ron"hi, (he*ing. J Aasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius. J ;entilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis absorbsi.
3. KMPLIKASI
1. +telektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang. . =mpisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura. #. +bses paru adalah pengumpulan pus dalam åan paru yang meradang. 4. Infeksi sistemik $. =ndokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial. >. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
G. PEMERIKSAAN DIAGNSTIK
Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi satu atau beberapa lobus yang berber"ak-ber"ak infiltrat Pemeriksaan laboratorium didapati lekositosit antara 1$ sampai 4 Fmm#. )itung sel darah putih biasanya meningkat ke"uali apabila pasien mengalami imunodefiensi. Pemeriksaan +B' 2analisa gas darah5, untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan oksigen. Pemeriksaan gramFkultur sputum dan darah < diambil dengan biopsi &arum, untuk mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang "o"ok untuk menanganinya.
H. PENATALAKSANAAN
+. Earmakologi
Pemberian antibiotik misalnya penisilin B, streptomisin, ampi"illin, gentamisin. Pemilihan &enis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita, dan dugaan kuman penyebab< 1. 9mur # bulan-$ tahun,bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia, )emofilus influen*a atau stafilokokus.Pada umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka se"ara praktis dipakai < :ombinasi < penisilin prokain $.-1. :IFkgF4 &am IM, 1- kali sehari dan :loramfenikol $-1 mgFkgF4 &am I;Foral, 4 kali sehari. +tau kombinasi +mpisilin $-1 mgFkgF4 &am IMFI;, 4 kali sehari dan :loksasilin $ mgFkgF4 &am IMFI;, 4 kali sehari atau kombinasi =ritromisin $ mgFkgF4 &am, oral 4 kali sehari dan :loramfenikol 2dosis sama dengan diatas5. . +nak /anak K $ tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh < Streptokokus pneumonia< o Penisilin prokain IM atau o Eenoksimetilpenisilin $.-$. :IF4 &am oral, 4 kali sehari o =ritromisin atau o :otrimoksa*ol >F# mgFkgF4 &am, oral kali sehari. o 6ksigen 1- 3Fmenit. ϖ I;E'
dekstrose $ ! L al ,$! #$"" F 4 &am ϖ +SIFP+SI 8 @ "" per sonde %. on
farmakologi 1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dira(at, "ukup istirahat dirumah. . Simptomatik terhadap batuk. #. %atuk yang produktif &angan ditekan dengan antitusif 4. %ila terdapat obstruksi &alan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan bron"odilator. $. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, ke"uali untuk kasus berat. +ntibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya. I. PEN4EGAHAN
Penyakit bronkopneumonia dapat di"egah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati se"ara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan ter&adinya bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti < "ara hidup sehat, makan makanan bergi*i dan teratur ,men&aga kebersihan ,beristirahat yang "ukup, ra&in berolahraga, dll. Melakukan vaksinasi &uga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain< 1. ;aksinasi Pneumokokus . ;aksinasi ). Influen*a #. ;aksinasi ;arisela yang dian&urkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah 4. ;aksin influen*a yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
BAB III TIN-AUAN KEPERAWATAN5ASKEP 1.1 PENGKA-IAN
a5
Identitas.
9mumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat :=P, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. b5
Ai(ayat :epera(atan.
i.
:eluhan utama.
+nak sangat gelisah, dispnea, pernapasan "epat dan dangkal, diserai pernapasan "uping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. :adang disertai muntah dan diare.atau diare, tin&a berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah. ii.
Ai(ayat penyakit sekarang.
%ronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai #-4o dan ka dang disertai ke&ang karena demam yang tinggi. iii.
Ai(ayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
iv.
Ai(ayat kesehatan keluarga.
+nggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya. "5
Ai(ayat kesehatan lingkungan.
Menurut ?ilson dan hompson, 1 pneumonia sering ter&adi pada musim hu&an dan a(al musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang &uga bisa menyebabkan anak menderita sakit. 3ingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok. d5
Imunisasi.
+nak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau ba(ah karena system pertahanan tubuh yang tidak "ukup kuat untuk mela(an infeksi sekunder. e5 f5
Ai(ayat pertumbuhan dan perkembangan. utrisi.
Ai(ayat gi*i buruk atau meteorismus 2malnutrisi energi protein M=P5. >.
Pemeriksaan persistem.
a.Sistem kardiovaskuler. akikardi, iritability. b.Sistem pernapasan. Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan "uping hdidung, ronki, (hee*ing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teraturFireguler, kemungkinan fri"tion rub, perkusi redup pada daerah ter&adinya konsolidasi, ada sputumFsekret. 6rang tua "emas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek. ".Sistem pen"ernaan. +nak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tu&uan dan "ara pemberian makananF"airan personde. d.Sistem eliminasi. +nak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai ter&adi dehidrasi 2ringan sampai berat5.
e.Sistem saraf. 'emam, ke&ang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun "ekung. f. Sistem lokomotorFmuskuloskeletal. onus otot menurun, lemah se"ara umum,
g. Sistem endokrin. idak ada kelainan. h. Sistem integumen. urgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pu"at, akral hangat, kulit kering, . i. Sistem penginderaan. idak ada kelainan.
1.2 DIAGNSA KEPERAWATAN )ANG MUNGKIN MUN4UL 16
:etidakefektifan bersihan &alan nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan produksi mukus pada paru dn ketidak efektifan batuk. 25 )ipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus. 2#5
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran oksigen. 245 Aesiko kekurangan volume "airan berhubungan dengan kehilangan "airan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses bernafas.
2$5
:urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
proses penyakit dan pera(atan di rumah.
1." REN4ANA KEPERAWATAN
15
:etidakefektifan bersihan &alan nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mukus pada paru dn ketidak efektifan batuk. Tu#uan < %ersihkan &alan nafas, pola nafas, perubahan pola nafas, kerusakan pertukaran gas
efektif dengan kriteria pernafsan spontan suara nafas ;esikuler, frekuensi pernafasan normal 2#> NFmenit pada bayi dan 1$-# NFmenit pada anak5. idak sesak dan tidak sianosis, batuk spontan, +B' normal 2Pa 6 8 / 1 dan 6 #$ / 4$5. Inter7en$ 3akukan +uskultasi Suara / 4 Dam AF mengetahui obstruksi pada saluran nafas dan manifestainya pada suara nafas. %erikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki. AF penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih ma@imal. 3atih dan an&urkan klien untuk lebih efektif AF batuk merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas
dengan baik dan benar. 9bah posisi klien sesering mungkin tiap &am AF Posisi klien yang tetap se"ara terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi sekret dan "airan pada lobus yang berada di bagian ba(ah. 3akukan su"tion bila perlu AF peningkatan mu"usFlendir di saluran nafas dapat menyumbat &alan nafas. Monitor tanda vital tiap 4 &am AF peningkatan frek(ensi nafas mengindikasikan tingkat keparahan. 3akukan kolaborasi pemberian 6 AF kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan tambahan oksigen yang diberikan. 3akukan pemi&atan dinding dada dan perut serta pemberian nebuli*er hati. )ati pada anak yang sesak dan suhu tubuh yang tinggi. AF getaran dan pemi&atan membantu melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran nafas, nebuli*er merangkang batuk efektif klien. %erikan obat ekspektoran, bron"odilator, mukolitik dan pemeriksaan penun&ang. AF pelebaran saluran nafas, sekret yang mudah keluar akan mempermudah klien bernafas, deteksi se&auh mana kebutuhan 6 dapat diberikan dengan pemeriksaan penun&ang.
25 )ipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus Tu#uan < Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan kriteria suhu tubuh normal #>$
/ #0$ o 2bayi5 #>-#0 2anak5 nadi normal 1 14 NFmenit 2bayi5 1-1 NFmenit 2anak5 Aespirasi normal #-> NFment 2bayi5 #-4NFmenit 2anak5. Inter7en$ < Monitor suhu tubuh tiap -4 Dam AF perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya infeksi. %erikan kompres hangat AF kompres hangat menurunkan panas dengan "ara konduksi yaitu kontak langsung dengan
obyek. %erikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter AF menurunkan panas di pusat hepotalamus. 2#5
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran oksigen Tu#uan <
klien mampu meningkatkan aktivitas fisiknya dengan kriteria mampu melaksanakan
aktifitas ringan dan mampu mempertahankan gerak. Inter7en$ - Aen"anakan periode istirahat sering pada klien untuk penghematan energi. AF istirahat yang "ukup dapat mengembalikan tenaga klien se"ara bertahap dan men"egah pengeluaran yang berlebihan. iptakan lingkungan yang tenang tanpa stress AF 3ingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman pada klien 9bah posisi se"ara bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi AF membantu mobilisasi se"ara bertahap Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat AF istirahat tidur lebih efektif dengan peran serta orang tua. 245 Aesiko kekurangan volume "airan berhubungan dengan kehilangan "airan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses bernafas. Tu#uan 8
volume "airan tubuh sumbang antara intake dan output dengan kriteria kebutuhan
"airan terpenuhi, urine normal, turgor kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam. Inter7en$ 8
-
ingkatkan frek(ensi pemasukan "airan melalui oral
AF Membantu mengen"erkan sekresi pernafasan dan men"egah status "airan tubuh. - 3ibatkan orang tua dalam menemukan "ara untuk memenuhi kebutuhan "airan.
- Monitor pengeluaran urine tiap 8 &am AF mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran "airan. - %erikan "airan infus sesuai program dokter AF memenuhi kebutuhan "airan dan elektrolit - :olaborasi tentang pemberian antipiretik AF men"egah timbulnya demam
2$5
:urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
proses penyakit dan pera(atan di rumah. Tu#uan 8
Se"ara verbal keluarga dapat men&elaskan proses penyakit, penyebab dan penyegahan
penyakit dengan kriteria keluarga menun&ukkan pemahaman menganai instruksi evaluasi dan mengatakan ren"ana kepera(atan untuk istirahat "airan diet dan pera(atan evaluasi. Inter7en$ 8
- %erikan pen&elasan pada keluarga tentang perlunya istirahat AF Meminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan - Delaskan perlunya diet bergi*i sesuai dengan usia dan "airan tambahan AF 'iet bergi*i dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi -'iskusikan tanda dan ge&ala distres pernafasan AF keluarga mengetahui lebih dini ge&ala distres pernafasan - 3ibatkan keluarga dalam setiap tindakan kepera(atan yang akan dilakukan AF :eluarga dapat melakukannya. -3ibatkan keluarga dalam setiap tindakan kepera(atan yang akan dilakukan. AF menghindari kesalah pahaman dalam tindakan dan membantu peran aktif keluarga. - +&arkan nama antibiotik dan antibiotik, dosis (aktu pemberian dan tu&uan serta efek sampingnya pada keluarga. AF :eluarga dapat memberikan obat yang tepat sesuai kondisi klien.