4 Golongan Yang Dirindukan Surga Assalmualaikum Assalmualaikum Wr.Wb.. pada kali ini saya akan akan sedikit membagikan membagikan contoh ceramah ceramah singkat yang berjudul "4 Golongan Yang Dirindukan Surga". Ok, untuk itu langsung saja ini dia.
Assalaamualiakum, Wr.Wb Bismillah... Bismillahirrahmanirrrahim. Syukhron lillah Asshalaaatu wassalamu ‘ala ashrafil ammbiyaai walmursalin Wa ‘ala aalihi wa sohbihi aj’main Rabbisshrahli sadri wayassirli amri wahlul ukdatammmillisaani yaf qohu qowli.. Amma baa’d... Puji syukur Alhamdulillah, kita panjatkan kepada Allah yang Maha Pengasih lagi, Maha Penyayang . Shalwat serta salam kita curahkan kepada Manusia yang mulia, Nabi besar kita, Nabi ahir zaman, Baginda Nabi Muhammad Saw. Pada kali ini saya akan menjelaskan tentang 4 golongan yang dirindukan surga. Siapa saja 4 Golongan yang dirindukan soleh surga? Rindunya syurga kepada empat golongan ini ibarat seorang pemuda yang sedang kasmaran, rindu ingin bertemu dengan orang yang di rindukannya. Dimana saja, kapan saja yang diingat adalah sang pujaan hati, siang jadi kenangan, malam jadi bayangan, tidurpun jadi impian, begitu juga syurga, syurga selalu merindukan empat golongan, padahal kalau kita tanya setiap orang pasti ingin masuk syurga, walaupun dia seorang penjahat yang suka maksiat sekalipun, tapi ingat firman Allah swt dalam Al-Qur'an.
"Surga disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" Meskipun orang itu berwajah jelek, hidupnya miskin, pakaiannya murah, rumahnya gubuklagi butut, tapi kalau bertakwa dia akan masuk syurga, karena syurga rindu ingin dimasukioleh ke empat golongan ini, manakah empat golongan itu ? perhatikanlah baik-baik hadis Rasulallah saw di dalam kitab Durrathun kitab Durrathun Naashihin. Naashihin.
: "Syurga itu rindu kepada empat golongan, yaitu orang yang membaca AlQur'an, orang yang puasa di bulan Ramadhan, orang yang menjaga lisan, dan orang yang memberi makanan kepada yang kelaparan".
Per tam tama, or or ang yang yang membaca AlAl-Qur Qur'' an , siang malam bibirnya selalu basah dihiasi dengan untaian ayat Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah bacaan yang paling mulia, yang mengandung pahala jika dibaca, satu huruf saja dibalas
sepuluh kebaikan, apalagi satu ayat, satu surat, satu juz, bahkan satu Al-Qur'an yang berjumlah 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 86.430 kata, 323.760 huruf (menurut Prof. Dr. Hasby Ash Shidiqy dalam kajian tafsir AlQur'annya).Berbeda dengan bacaan-bacaan lain seperti koran, majalah, novel, komik, dll. Walaupun kita baca seratus halaman, 1000 kata, tidak akan mendapat pahala, paling juga dapat informasi dan pengetahuan saja. K edua, orang yang berpusa di bulan Ramadhan , puasa adalah kewajiban bagi kita selaku umat muslim, kalau tidak puasa, kita akan mendapat dosa, kalau berpuasa mendapat pahala dan dirindukan oleh surga, bahkan dosa kita yang telah lalu akan diampuni oleh Allah swt, sebagaimana hadist Rasulullah saw. dalam Kitab Shahih Bukhari :
)
(
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, karena iman dan ikhlas, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu " (H.R. Bukhari Muslim)
Ketiga, orang yang menjaga lisan, walupun lisan ini daging empuk yang tak bertulang, tapi bahayanya lebih tajam daripada pedang, sebagaimana ungkapan pujangga Arab :
" Kalau luka karena pedang, mudah untuk diobati, tapi kalau luka karena lisan mau kemana obat dicari " Banyak keluarga yang berantakan, banyak kawan yang menjadi lawan, banyak saudara yang menjadi musuh, karena lisan yang tidak dijaga. Banyak pula terjadinya perkelahian, pertentangan, tauran, bahkan peperangan. Karena lisan tidak dipelihara. Oleh karena itu, marilah Bapak dan Ibu serta Saudaraku semua seakidah dan sekeyakinan untuk menjaga lisan kita, jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan, mengecewakan, menyinggung dan melukai perasaan orang lain. Boleh saja kita berkata, asal yang baik dan berguna, kalau tidak berguna lebih baik diam seribu bahasa. Berpikirlah dahulu sebelum berbicara. Banyak wanita yang masuk neraka karena lisan yang tidak dijaga, banyak lelaki yang sakit hati karena neng tuti, yang menolak bang dedi, orang yang tidak dicintai dengan kata-kata yang dibenci, akhirnya gantung diri, pakai tali sampai mati. Imam Bukhari meriwayatkan hadis Nabi dalam kitabnya Shahih Bukhari :
"Barang siapa yang berimankepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah diam". (H.R.Bukhori)
K eempat, orang yang memberi makan kepada orang lapar , baik karena belum buka puasa atau karena belum makan dari pagi sampai sore, seperti : fakir miskin, yatim piatu atau anak terlantar. Kalau kita punya harta banyak, Rizki menumpuk, uang melimpah, tolong berikan sebagian untuk orang
yang kelaparan, belikan makanan dan minuman. Insya Allah kita akan mendapatkan pahala, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tarmidzidikatakan, bahwa “Orang yang memberi makan atau minum, meskipun hanya seteguk air dan sebutir kurma untuk orang yang berbuka puasa, maka pahalanya sama dengan orang yang puasa itu, tidak dikurangi sedikitpun. Juga nanti pun kita akan dirindukan oleh syurga. Tapi kalau kita membiarkan anak yatim terlantar, fakir miskin lapar, maka kita akan di cap pendusta agama, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Al-Maun 13 Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3.Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Demikian empat golongan orang yang dirindukan oeh syurga, ”
semoga kita termasuk didalamnya, amiin.. “ Unzur ma qola wala tanzur man Qola “
Pandanglah pembicaraan jangan pandang siapa pembicaranya. Akhirukalam ,, usiikum binnafsi bitaqwallah,..... wassalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh...
Demikian , salah satu contoh ceramah yang bisa saya bagikan di post kali ini, Terima Kasih, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Contoh Kultum Singkat Ke-1: Kiat Memaafkan Orang Lain
Kehidupan sosial kita diwarnai dengan “gesekan” berupa ketersinggungan, kekecewaan, kesalahpahaman, kemarahan, kecemburuan, bahkan perselisihan pendapat, pertengkaran, makian, hujatan, perceraian, pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan dan peperangan. Itulah “gesekan-gesekan” kehidupan sosial. Kita akrab dengan gesekangesekan itu. Kita temukan di media massa setiap hari, dan kita alami sebagiannya. Sisi gelap suasana kehidupan sosial ini sangat menggangu kesenangan dan kebahagiaan kita. Bayangkan bagaimana perasaan anda jika orang yang anda sangat cintai dan dia pun mencintai anda tiba-tiba berubah menjadi sangat membenci anda. Bayangkanlah bagaimana perasaan Suami-Isteri yang baru saja bercerai, dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Bayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang bermusuhan, lalu saling memaki, saling menghujat, saling mempermalukan. Ada baiknya kita memandang sisi gelap suasana batin ini dengan Posotif Thinking / At-Tafkir Al-Ijabi, yaitu bahwa semua itu sebagai pelengkap kehidupan. Dan gesekan itulah yang membuat hidup ini menjadi indah. Oleh karena keindahan hidup ini salah satu sumbernya ialah fenomena berpasangan. Yaitu bukan hanya pria yang berpasangan dengan wanita, jantan berpasangan dengan betina, tapi langit berpasangan dengan bumi, matahari berpasangan dengan bulan, siang dengan malam, bahkan arus positif berpasangan dengan arus negativ. Di sisi lain, cinta berpasagan dengan benci, bahagia berpasangan dengan sedih, dst. Pasangan-pasangan kontradiktif itulah yang menjadikan hidup ini indah. Kita tidak akan pernah merasakan nikmat kesehatan jika sekiranya tidak ada penyakit, tidak ada orang yang sakit. Kita tidak merasakan nikmatnya kedamaian jika sekiranya tidak ada kekacauan. Dengan berfikir positif seperti ini, kita akan menerima gesekan-gesekan hidup ini sebagai penyedap rasa kehidupan ini yang menggairahkan, memotivasi dan mengarahkan hidup ini agar kita senantiasa berada di jalan Allah Swt.
Cara berfikir seperti inilah yang akan membuat kita menjadi orang yang peramah, pemaaf, pendamai yang bahagia dan membahagiakan. Bila kesalahan dan kekhilafan merupakaan sifat yang ada pada setiap orang, maka semestinya peramah dan pemaaf juga menjadi sifat yang seharusnya kita miliki. Sebah hanya dengan demikian, maka gesekan itu akan memperindah kehidupan kita, akan memperkuat kepribadian kita, dan akan memperkokoh hubungan social kita. Untuk memaafkan kesalahan orang lain kita memerlukan : 1. Memperbesar rasa cinta dan kasih sayang kepada orang lain. 2. Mengakui dan menyadari seluruh kekurangan dan kekhilafan kita, dan bahwa kita pun menuntut untuk dipahami, dimaklumi, dan dimaafkan. 3. Meyakini bahwa sifat pemaaf itu membahagiakan dan sifat pemarah dan pendendam itu menyusahkan. 4. Meyakini bahwa sifat pemaaf itu – walaupun berat – tapi itulah jalan yang benar untuk memperkuat kepribadian, kedewasaan diri, dan menjadikan kita sebagai orang yang lebih bijak. 5. Meyakini bahwa sifar pemaaf itu, cara efektif untuk meraih Maghfirah / Ampunan dari Allah Swt. Perjuangan untuk menjadi seorang hamba pemaaf akan mengajarkan kita banyak hikmah, banyak kebahagiaan, kemuliaan dan keindahan suasana batin dan kejernihan pikiran. Itulah ciri orang yang bertaqwa. ( 134 : Artinya : yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan memaaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
“ Jadilah engkau pemaaf dan surulah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” Dan demikianlah janji Allah Swt. Inilah jalan perjuangan kita. Mari kita jalani bergandengan, bersamasama menuju Rahmat dan Ridha Allah Swt. Wallahul Muwaffiq
Kultum Ke-5: Taubat
Kita mengejar kebahagiaan dan ketenangan hidup melalui ibadah dan amal shaleh. Namun ada satu hal yang sangat menghalangi kita untuk meningkatkan Ibadah dan amal shaleh, yaitu dosa – dosa kita !!. Dosa yang berarti pelanggaran terhadap hukum Allah Swt menorehkan noda hitam di hati, dan membuat hati kita tertutup secara perlahan, memperlemah kekuatan jiwa kita, sehingga kita akan malas beribadah, tidak senang dengan amal shaleh, benci dengan orang-orang shaleh. Sebaliknya, dosa dan maksiat menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan, senang menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, senang membuang-buang waktu tanpa manfaat, senang pada ahli dosa dan maksiat. Dosa dan pelanggaran itu sumber kesusahan kita, penyebab kecemasan kita, dan penyebab kekosongan hati kita. Dan bila kita merasa sulit untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau hafalan Qur’an kita hilang, penyebabnya adalah dosa. Bila kita tidak senang mendengar nasehat, penyebabnya adalah dosa. Jika kita merasa sulit untuk khusyu’ penyebabnya adalah dosa. Dosadosa kita benar-benar menghalangi kita untuk beribadah dan beramal shaleh. Tapi Allah Swt yang bersifat Rahman dan Rahim melarang kita berputus asa. Allah Swt menyayangi kita yang banyak berbuat dosa, dengan menyuruh kita bertaubat. Allah Swt berjanji akan menerima taubat kita. Mari kita renungkan Firman Allah Swt dalam Surah Az-Zumar (39) : 5355 dan dalam Surah At-Tahrim (66) : 8. Taubat akan meringankan beban batin kita. Taubat akan memudahkan langkah kita untuk ibadah dan amal shaleh. Taubat akan melahirkan inspirasi-inspirasi positif untuk berbuat baik. Taubat akan menjernihkan pikiran, membahagiakan hati. Mari kita renungkan Firman Allah Swt dalam Surah An-Nur (24) : 31.
5 Langkah Taubat Untuk taubat yang efektif, kita perlu mengikuti 5 langkah berikut ini ;
1. Menghentikan dosa saat ini, tidak ditunda. 2. Menyesali semua dosa yang telah kita lakukan. 3. Memperbanyak Istighfar. Mengamalkan Wirid Istighfar 100 x Setiap pagi dan sore/malam. 4. Mengembalikan hak orang lain, atau memohon halalnya atau memohon maaf. 5. Membuat rencana-rencana perbaikan diri yang lebih jauh. Bila kita berniat Ikhlash, ingin mendapatkan Ridha Allah Swt lalu kita bersungguh-sungguh mengamalkan langkah-langkah taubat ini, yakinlah bahwa Allah Swt pasti memudahkan urusan kita, memberkahi usaha kita, menyelesaikan problem dan kesusahan kita, sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw. Akhirnya, mari kita mulai meninggalkan semua perbuatan yang kita tahu bahwa itu dosa. Mari kita mulai membiasakan diri dengan wirid Istighfar. Mari kita membaca Sayyidul Istighfar. Mari kita saling mema’afkan. Mari stop kezhaliman kepada orang lain. Mari kita mulai mengamalkan rencana kebaikan. Jangan tunda niat untuk beramal Shaleh. Perjuangan untuk mengamalkan semua ini, wajib didukung dengan do’a khusyu’, terutama dengan do’a yang diajarkan oleh Allah Swt dan diajarkan oleh Rasulullah Saw, antara lain :
“Wahai Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami (dengan dosa-dosa kami) dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami pasti termasuk orang yang rugi”. [QS. Al- A’raf (7) : 23]