1.1 Latar belakang Istilah anestesia dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes berasal dari bahasa Yunani anaisthēsia (dari anaisthēsia (dari an- ‘tanpa’ + aisthēsis ‘sensasi’ ) yang berarti tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 1! anestesia lokal: hilangnya rasa sakit tanpa disertai kehilangan kesadaran" 2! anestesia umum: hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran. #ejak jaman dahulu$ anestesia dilakukan untuk mempermudah tindakan operasi$ misalnya pada orang %esir menggunakan narkotika$ orang &hina menggunakan &annabis indi'a$ orang primiti( menggunakan pemukulan kepala dengan kayu untuk menghilangkan kesadaran. )ada tahun 1**+ ditemukan anestesia gas pertama$ yaitu , 2O$ namun kurang e(ekti( sehingga ada penelitian lebih lanjut pada tahun 1*- menghasilkan eter sebagai anestesia inhalasi prototipe$ yang kemudian berkembang hingga berbagai ma'am yang kita kenal saat ini.1 )ada praktikum ini$ kami melihat pengaruh pemberian eter terhadap perubahan kondisi kesadaran kelin'i yang dapat diamati dengan dengan beberapa parameter penting. 1.2 /ujuan 1. %ahasis0a %ahasis0a mampu mampu melakuk melakukan an anestesi anestesi umum umum dengan dengan menggun menggunakan akan eter eter dan memperhatikan e(ek kerja! eter pada kelin'i per'obaan. 2. %ahasis0a %ahasis0a mampu mampu mengam mengamati ati stadium stadium anestesi anestesi yang terjadi terjadi melalui melalui parameterparameter antara lain: respon nyeri$ lebar pupil$ jenis perna(asan$ (rekuensi jantung dan tonus otot. . %ahasis0a %ahasis0a mampu mampu menjel menjelaskan askan stadiumstadi stadiumstadium um anestesi. anestesi. 1. %an(aat 1.
%ampu melakukan melakukan anestesi anestesi umum umum dengan dengan menggunaka menggunakan n eter pada pada kelin'i kelin'i per'obaan.
2. %ampu mengamati stadium anestesi yang terjadi melalui parameter parameter antara lain: respon nyeri$ lebar pupil$ jenis perna(asan$ (rekuensi jantung dan tonus otot. . %ampu menjelaskan stadiumstadium anestesi. BAB II METODE PRAKTIKUM
2.2 &ara 6erja : 1. 9ntuk per'obaan ini digunakan kelin'i yang sehat. 2. #ebelum melakukan per'obaan$ periksa dan 'atatlah: a.
6eadaan pernapasan : (rekuensi$ dalamnya pernapasan$ teratur atau tidak jenis pernapasan dada atau perut!
b.
6eadaan mata : lebar pupil$ re(lek kornea$ konjungtia$ pergerakan mata
'.
6eadaan otot7pergerakan : keadaan gerakan$ tonus otot bergaris
d.
6eadaan salia : salia banyak atau sedikit
e.
;asa nyeri : keadaan rasa nyeri dengan men'ubit telinga!
(.
Lainlain : muntah$ ronkhii$ 0arna telinga
. #etelah hal tersebut di'atat$ per'obaan dapat dimulai. 5. )asanglah 'orong anestesi pada mon'ong kelin'i dengan baik dan mulailah meneteskan eter dengan ke'epatan kirakira +< tetes per menit. . &atatlah 0aktu : a.
%ulai meneteskan eter
b.
Adanya tandatanda dari tiaptiap stadium
'.
6eadaan dimana binatang 'oba sudah berada dalam anestesi yang 'ukup untuk memulai melakukan operasi
+. 3ila
keadaan
terakhir
sudah
ter'apai
stadium
o(
anesthesia!
pertahankanlah keadaan ini untuk beberapa saat menit!$ dan perhatikan7periksalah keadaan binatang 'oba tanpa menambah eter lagi. 6emudian
biarkanlah
kelin'i
bangun7sadar
kembali
dan
'atatlah
0aktunya. Hitunglah jumlah eter yang digunakan. BAB III HASIL PRAKTIKUM
1. &atatan Waktu %ulai meneteskan eter /er'apainya stadium I /er'apainya stadium II /er'apainya stadium III 2. Hasil )emeriksaan:
Irama ?enis Amplitudo Lainlain Mata Lebar pupil
&epat dan teratur /orakoabdominal @angkal 6eadaan stress
5.<+menit 'epat /idak teratur abdominal #edang 5.2menit na(as normal
mm
1.5-menit 1mm 2.1*menit 5mm 5.2menit +mm
;e(lek 'ahaya ;e(lek kornea )ergerakan mata Gerakan!t!t
Ada Ada ,ormal
5.5menit 8mm 6edip sedikit 6edip sedikit normal
/onus otot erakan Rasa n"eri Sa#i$asi A%sk%#tasi ;on'hi
Ada tahanan Ada Ada /idak ada
5.
/idak ada
Ada tapi tidak kelihatan
Lainlain
. #elama pemberian anestesi : a. )ada menit ke11 mulai mengangkat kepala )ada menit ke12.18 mulai mengedipkan mata b. ?umlah anestesi yang digunakan : 5< tetes eter sampai men'apai stadium! BAB I& DISKUSI
5.1 @iskusi Hasil Anestesi umum merupakan tindakan menghilangkan rasa nyeri se'ara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersi(at irreversible. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran$ analgesia$ relaksasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien. Anestesi umum ini dapat dihasilkan dengan pemberian obat sesuai dengan bentuk (isiknya$ yaitu anestetik menguap$ anestetik gas dan anestetik yang diberi se'ara IB intraena!.
2
)raktikum pemberian anestesi umum pada kelin'i ini menggunakan obat anestetik menguap$ yaitu eter. Anestetik yang menguap volatile anesthetic! mempunyai si(at dasar yang sama$ yaitu berbentuk 'airan pada suhu kamar$ mempunyai s(at anestetik kuat pada kadar rendah dan relatie mudah larut dalam lemak$ darah dan jaringan. 6elarutan yang baik dalam darah dan jaringan dapat memperlambat terjadinya keseimbangan dan terle0atinya induksi. ,amun hal ini dapat diatasi dengan memberikan kadar lebih tinggi dari kadar yang dibutuhkan. 3ila stadium yang diinginkan sudah ter'apai$ kadar disesuaikan untuk mempertahankan stadium tersebut. 9ntuk memper'epat induksi dapat diberika Cat anestetik lain yang kerjanya 'epat kemudian baru diberikan anestetik yang menguap. 2 =ter merupakan 'airan tidak ber0arna$ mudah menguap$ berbau$ mudah terbakar$ mengiritasi saluran na(as dan mudah meledak. =ter juga merupakan anestetik yang sangat kuat sehingga penderita dapat memasuki setiap tingkat anastesi. =ter dapat menghasilkan e(ek analgesik dengan kadar dalam darah arteri 1<1 mg D 0alaupun penderita masih sadar sehingga eter mempunyai si(at analgesik yang kuat sekali.
2
=ter dapat merangsang sekresi kelenjar bronkus dan mengiritasi saluran napas. )ada induksi dan 0aktu pemulihan$ eter menimbulkan saliasi$ tetapi pada stadium yang lebih dalam$ saliasi akan dihambat dan terjadi depresi na(as. =ter menekan kontraktilitas otot jantung$ tetapi in io e(ek meningginya aktiitas simpatis sehingga 'urah jantung meninggi sedikit. =ter
tidak
menyebabkan
ini dila0an oleh tidak berubah atau
sensitisasi jantung
terhadap
katekolamin. )ada anestesi ringan$ eter dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah kulit sehingga timbul kemerahan terutama di
daerah muka dan pada
anestesi yang lebih dalam kulit akan menjadi lembek $ pu'at$ dingin dan basah. =ter juga menyebabkan asokonstriksi pembuluh darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju (iltrasi glomelurus dan produksi
urine se'ara berlebihan.
#edangkan pada pembuluh darah otak$ eter menyebabkan asodilatasi. 2 =ter menyebabkan mual dan muntah terutama pada 0aktu pemulihan$ tetapi dapat pula pada 0aktu induksi. Ini disebabkan oleh e(ek sentral eter atau akibat iritasi lambung oleh eter yang tertelan. Aktiitas saluran 'erna dihambat selama dan sesudah anesthesia. 2 ?umlah eter yang dibutuhkan tergantung berat badan dan kondisi penderita$ kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. =ter diabsorpsi dan disekresi melalui paru dan sebagian ke'il diekskresi juga melalui urine$ air susu$ keringat dan di(usi melalui kulit utuh. 2 #emua Cat anestesi umum bekerja dengan menghambat ##) se'ara bertahap. )enghambatan pertama dilakukan pada (ungsi kompleks kemudian dilanjutkan sampai medula oblongata tempat pusat asomotor dan perna(asan!. uedel 1-2
6eadaan mata kelin'i saat keadaan normal
menunjukkan lebar pupil mm$ terdapat re(leks 'ahaya$ re(leks kornea dan pergerakan mata. 6elin'i tidak mengalami hipersaliasi dan ron'hi pada auskultasi tidak ada. #tadium I anestesi umum di'apai setelah 2 menit 51 detik. Hal ini ditandai dengan terjadinya bradikardi. /ahap ini dimulai dari saat pemberian Cat anestetik sampai hilangnya kesadaran. 6esadaran kelin'i masih tampak namun ukuran pupil menge'il dari keadaan a0al. )ada tahap ini$ rasa sakit telah hilang e(ek analgesia telah mun'ul!. #tadium II$ yang disebut juga dengan stadium eksitasi atau delirium$ dimulai dari hilangnya kesadaran hingga permulaan stadium pembedahan. 6elin'i memasuki stadium ini pada setelah menit 2 detik$ yang ditandai dengan pernapasan 'epat dan tidak teratur. )ada stadium ini terlihat jelas adanya eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak$ seperti re(leks bulu mata$ pelebaran pupil mata midriasis!$ terta0a$ berteriak$ menangis$ menyanyi$ gerakan perna(asan yang tak teratur$ laryngospasme atau muntah bahaya aspirasi!$ terkadang disertai apnae dan hiperapnae$ tonus muskulus skeletal meningkat$ inkontinensia urin$ takikardia$ hipertensi hingga terjadinya kematian$ sehingga harus segera dile0ati
$5$$+
.
=ksitasi dapat disebabkan karena adanya depresi atau hambatan pada pusat inhibisi. )erna(asan torakalEabdominal yang 'epat dan tidak teratur diakibatkan oleh depresi perna(asan sehingga terjadi retensi &O2 dan menuju pada Sympatho Adrenal Discharged #A@! yaitu pelepasan adrenalin dari kelenjar medula adrenalin dan noradrenalin dari ujung sara( simpatis. 3ola mata bergerakgerak karena terjadi paralisa otot ekstrinsik bola mata sehingga kontraksinya tak terkoordinir +. #tadium III yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi perna(asan hingga hilangnya perna(asan spontan. #tadium ini ditandai oleh hilangnya perna(asan spontan$ hilangnya re(leks kelopak mata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah. - #tadium III ini dibagi dalam 5 plane$ yaitu *$8$- : 1. )lane 1 6elin'i memasuki plane ini setelah 5 menit 2 detik$ ditandai dengan perna(asan teratur$ perna(asan torakal sama kuat dgn perna(asan abdominal$ pergerakan bola
mata tak teratur$ kadangkadang letaknya
eksentrik$
pupil
menge'il
lagi
miosis! dan re(leks 'ahaya masih ada$ lakrimasi akan meningkat$ re(leks (arings dan muntah menghilang$ tonus otot menurun. *$8 3elum ter'apai relaksasi otot lurik yang sempurna. 2. )lane 2 6elin'i memasuki plane ini setelah 5 menit 2 detik$ ditandai dengan perna(asan yang teratur tetapi kurang dalam bila dibanding plane 1 8$ olume tidal menurun dan (rek0ensi perna(asan naik. %ulai terjadi depresi perna(asan torakal$ bola mata ter(iksir ditengah$ pupil mulai midriasis dengan re(leks 'ahaya menurun dan re(leks kornea menghilang. * ;elaksasi otot lurik sedang$ re(leks laring hilang. . )lane 6elin'i memasuki plane ini setelah 5 menit 5 detik$ ditandai dengan perna(asan abdominal yang lebih dominan daripada torakal karena paralisis otot interkostal yang makin bertambah sehingga pada akhir plane terjadi paralisis total otot interkostal$ juga mulai terjadi paralisis otototot
dikia(ragma$ relaksasi otot
lurik sempurna -$ pupil melebar tetapi belum maksimal dan re(leks 'ahaya akan menghilang pada akhir plane ini$ lakrimasi re(leks (arings F peritoneal menghilang$ tonus otototot makin menurun. *$8 5. )lane 5 6elin'i memasuki plane ini setelah 5 menit < detik$ ditandai dengan perna(asan tidak
adekuat$ perna(asan dengan perut sempurna karena kelumpuhan otot
interkostal sempurna 8$-$ irreguler$ Gjerky karena paralisis otot dia(ragma yg makin nyata$ pada akhir plane 5$ paralisis total dia(ragma$ tonus otot makin menurun dan akhirnya (la''id$ pupil melebar maksimal dan re(leks 'ahaya menghilang$ re(leks sphin'ter ani menghilang.* /ekanan darah mulai menurun. 8$#tadium IB paralisis medula oblongata!$ dimulai dengan melemahnya perna(asan perut dibanding stadium III plana 5$ tekanan darah tak terukur karena pembuluh darah kolaps$ jantung berhenti berdenyut dan akhirnya penderita meninggal. 6elumpuhan pernapasan pada stadium ini tidak dapat diatasi dengan pernapasan buatan 5$. )ada per'obaan kali ini kelin'i tidak diberi anestesi hingga
men'apai stadium IB karena stadium ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. @alamnya anastesi yang berjalan bergantung pada kadar anastetik di dalam sistem sara( pusat$ serta dipengaruhi oleh berbagai (aktor yang mempengaruhi trans(er anastetik dari aleoli paru darah dan dari darah ke jaringan otak$ yaitu : 1! kelarutan Cat anastetik$ 2! kadar anastetik dalam udara yang dihirup pasien tekanan parsial!$ ! entilasi paru$ 5! aliran darah paru$ dan ! perbedaan antara tekanan parsial anastetik di darah arteri dan darah ena. Hasil praktikum membuktikan bah0a semakin banyak kadar anastesi yang diterima oleh tubuh pasien$ dalam hal ini binatang 'oba kelin'i! maka kelin'i akan merasakan anastesi yang lebih dalam. 5.2 ?a0aban )ertanyaan 1. Apakah semua stadium pada anastesi umum dengan eter dapat terlihat pada per'obaan ini Ya$ semua stadium pada anastesi umum dengan eter dapat terlihat dengan jelas. 2. 3ila dapat terlihat dengan jelas$ apakah tandatanda pada tiap stadium didapatkan /andatanda mana sajakah yang tidak didapatkan atau tidak terlihat dengan jelas Ya$ terdapat tandatanda yang khas pada setiap stadium anastesi sehingga dapat dibedakan dengan jelas sudah memasuki stadium yang mana. =(ek euphoria disertai rasa nyaman! sulit dideteksi pada per'obaan ini. . )ada auskultasi$ apakah yang didapatkan 6enapa hal ini dapat terjadi ?elaskanJ )emeriksaan denyut jantung dengan auskultasi menunjukkan berbagai perubahan selama 0aktu kontrol serta saat anastesi dan saat sadar kembali. a. )ada 0aktu kontrol sebelum anastesi! >rekuensi denyut jantung normal dan teratur. b. )ada saat anastesi berlangsung )ada beberapa saat setelah anastesi$ (rekuensi denyut jantung meningkat 'epat dan tak teratur. Hal ini dikarenakan adanya
pelepasan
adrenalin
dan
noradrenalin
Sympatho
Adrenal
Discharged ! oleh kelenjar medula adrenal$ selanjutnya adrenalin akan merangsang reseptor beta 2 pada jantung untuk menimbulkan e(ek takikardi stadium II anasthesi!. 6emudian (rekuensi denyut jantung perlahanlahan menurun karena eter memberikan e(ek depresi pada sistem kardioaskular stadium III72 atau III7!. #elanjutnya pada saat e(ek anastesi mulai hilang dan he0an 'oba mulai sadar kembali$ denyut jantung pun kembali normal akibat adanya e(ek homeostasis. 5. )ada stadium manakah rasa nyeri mulai hilang )ada penggunaan anastesi eter$ e(ek analgesia mulai didapatkan pada stadium I. )ada stadium tersebut$ he0an 'oba mulai tidak merasakan nyeri dan kesadaran mulai berkurang. . )ada stadium manakah terdapat relaksai otot bergaris ;elaksasi otot bergaris terjadi pada stadium tiga$ dimulai dari akhir stadium II$ dimana perna(asan mulai teratur. @itandai dengan perna(asan teratur$ perna(asan torakal sama kuat dgn perna(asan abdominal$ pergerakan bola mata terhenti$ kadangkadang letaknya pupil
menge'il
lagi dan
re(leks
'ahaya
eksentrik$
K!$ lakrimasi
akan
meningkat$ re(leks (arings dan muntah menghilang$ dan tonus otot menurun. +. 3agaimanakah saliasinya mengapa hal ini dapat terjadi #aliasi
terjadi
karena
penurunan
re(lek
menghindarinya$
dalam
tindakan
anastesi
kelenjar
ludah.
diperlukan
9ntuk
pemberian
premedikasi. )remedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk melan'arkan induksi$ salah satu diantaranya mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus. *. /andatanda apakah yang didapatkan pada 0aktu binatang 'oba dari keadaan anastesi kembali ke keadaan bangun a. >rekuensi na(as$ (rekuensinya berubah menjadi lebih 'epat. b. %ata mulai kembali normal$ ada re(lek 'ahaya dan re(lek kornea.
'. /onus otot ada tahanan dan ada gerakan. 8. &ara pemberian anestesi pada per'obaan ini disebut 'ara apa &ara'ara apa saja yang dapat digunakan pada pemberian anestesi umum /eknik anestesi umum dengan 'ara anestesi inhalasi. 9ntuk anestesi umum$ ada 'ara pemberian yang dapat digunakan$ yaitu anestesi inhalasi$ parenteral IB$ I%$ drip!$ perre'tal. -. Apa kerugian 7 keuntungan eter sebagai anestesi umum 6erugian: a. 6emungkinan aspirasi besar b. Waktu operasi terburuburu7diteruskan dengan insu(lasi '. /idak dapat menggunakan diatherm 6euntungan : a. &o'ok untuk prosedur yang singkat b. /rauma laryng kurang 1<. @an bagaimana pula dengan kloro(orm$ halotan$ siklopropan$ nitrous oksida dan pentotal a.
6loro(orm ,on irritable$ pelemas otot yang baik$ tidak mudah terbakar$ tidak mudah meledak$ depresi miokard$ hepatotoksik.
b.
Halotan /idak mudah terbakar$ tidak mudah meledak$ daya larut di jaringan rendah$ rendahnya angka kejadian nausea dan omittus pada penggunaannya$ si(at hipnotik kuat$ relaksasi 'ukup$ analgetik kurang baik$ tidak merangsang saluran napas$ bronkodilator serta 0aktu pemulihan 'epat$ dapat mensensitisasi miokardium terhadap katekolamin$ metabolit halotan juga berperan terhadap nekrosis hepar
'.
#iklopropan @apat meledak$ tidak stabil$ mudah terbakar sehingga menghalangi penggunaan kauter bedah dan monitoring elektrik.
d.
,itrous oksida Anestesi umum yang lemah$ umumnya tidak digunakan sendirian pada anestesi inhalasi. /api si(at analgesik kuat$ tidak terbakar$ tidak mengiritasi.
e.
)entotal
)emberian terlalu pagi dapat merangsang muntah. 11. Anasthesi umum apa sajakah yang tidak boleh digunakan pada penderita yang baru menderita hepatitis in(eksiosa Anasthesi halotan$ en(luran$ dan iso(luran$ karena jenis anasthesi ini akan menghasilkan metabolit yang dapat merusak hepar. 12. Anastesi manakah yang baik 7 dapat digunakan pada penderita dengan tuber'ulosis paru dupleks Anasthesi yang baik 7 dapat digunakan pada penderita dengan tuber'ulosis paru dupleks adalah anasthesi yang tidak mengiritasi saluran napas dan tidak merangsang sekresi kelenjar bronkus$ yaitu 6etamin$ karena hanya menganasthesia area spesi(ik saja di otak$ dan tidak menyebabkan depresi perna(asan$ sehingga na(as tetap normal. 1. Apakah pemberian adrenalin dapat dilakukan pada semua anasthesi diatas @engan anastesi apa yang tidak boleh ?elaskanJ /idak. )ada anasthesi menggunakan halotan tidak boleh diberikan adrenalin$ karena halotan memberikan e(ek kardioaskular dengan meningkatkan sensiti(itas miokardium terhadap adrenalin$ sehingga jika diberikan adrenalin$ bisa menyebabkan terjadinya aritmia. )ada anestesi menggunakan ketamin juga tidak boleh dikombinasikan dengan adrenalin re'oerynya sudah lama dan tekanan darahnya sudah bisa meningkat tanpa adrenalin BAB & PENUTUP
.1 #impulan 3ekerjanya eter sebagai obat anestesi umum pada kelin'i dapat dilihat dengan pengamatan pada 'iri'iri tiap stadiumnya. .2 #aran #ebaiknya dilakukan pengamatan se'ara teliti pada kelin'ing per'obaan sehingga dapat benarbenar dikethaui kapan kelin'i mulai memasuki stadium I$II$ dst. #elain itu$ juga perlu berhatihati saat kelin'i akan pulih dari pengaruh obat anestesi karena kelin'i 'endrung memberontak.