1
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sala Salah h satu satu masa masala lah h yang yang diha dihadap dapii pada pada sist sistem em poli poliku kult ltur ur adala adalah h penentua penentuan n kombin kombinasi asi spesie spesies s ikan ikan yang yang paling paling efekti efektiff dalam dalam memanfa memanfaatka atkan n makanan alami yang tersedia di kolam. Untuk dapat memanfaatkan makanan alami yang terdapat di kolam secara efektif, tentu saja kombinasi spesies ikan tersebu tersebutt harus harus dapat dapat hidup hidup bersam bersama a tanpa tanpa menimb menimbulk ulkan an persai persainga ngan n untuk untuk mend mendapa apatk tkan an maka makanan nan atau atau ruan ruang g gera gerak. k. Untu Untuk k menda mendapa patk tkan an komb kombin inas asii spesie spesies s ikan ikan yang yang efekti efektiff sebaik sebaiknya nya dilakuk dilakukan an beberapa beberapa kali kali percoba percobaan an dan peny penyem empur purna naan an seca secara ra terus terus-m -men eneru erus s dari dari komb kombin inas asii spes spesie ies s yang yang ada ada (Afrianto dan Liviaaty, !""#$. %udidaya berperan penting dalam sektor perikanan nasional. Sejak tahun &'', ekspor akuakultur terus meningkat dari US) !. milyar menjadi US) &.* milyar tahun &''#+ dan tahun &''" ditargetkan sebesar US) *.! milyar. ari target tersebut, budidaya bandeng diharapkan memberikan kontribusi sebesar ribu ton. engan demikian budidaya bandeng tidak saja menguntungkan bagi masyarakat tetapi juga menjadi sumber devisa negara. %andeng merupakan komodi komoditas tas budiday budidaya a unggula unggulan n nasional nasional yang yang member memberika ikan n kontri kontribusi busi ketiga ketiga terbesar setelah udang dan rumput laut (/inarsih, &'!!$. Udan Udang g meru merupa pak kan jeni enis ikan ikan konsu onsums msii air air pay payau, au, bada badan n beru beruas as berjumlah !* ( ruas kepala dan # ruas dada$ dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. 0anya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air taar, terutama di daerah sekitar sungai besar dan raa
2
deka dekatt pantai pantai.. Udang Udang air air taar taar pada pada umum umumny nya a term termas asuk uk dalam dalam kelu keluar arga ga 1alaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga 1enaeidae, yang bias disebut
udan udang g penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein heani yang bermutu tinggi. %agi 2ndonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. 1ermintaan konsumen dunia terhadap udang ratarata naik !!,3 per tahun. /alaupun masih banyak kendala, namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang 2ndonesia terus bermunculan (%appenas,&'''$. 4enu 4enuru rutt 4urt 4urtid idjo jo (&'' (&''&$ &$,, ikan ikan band banden eng g (Chan Chanos os chano chanos s 5orskal$ meru merupa paka kan n sala salah h satu satu sumb sumber er prote protein in hea heani ni yang yang sang sangat at penti penting ng.. 2kan 2kan bandeng memiliki nilai protein heani yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebab, protein heani mengandung asam-a asam-asam sam yang yang lengka lengkap p dan susuna susunan n asam asam aminony aminonya a mendek mendekati ati susunan susunan asam amino yang ada dalam butuh manusia. 4enurut 4enurut 1rasetio 1rasetio et.al., (&'!'$, sampai saat ini sebagian sebagian besar budidaya budidaya bandeng bandeng masih masih dikelo dikelola la dengan dengan teknolo teknologi gi yang yang relati relatiff sederh sederhana ana sehing sehingga ga tingka tingkatt produk produktiv tivita itas s relati relatiff rendah. rendah. 6ika 6ika dikelo dikelola la dengan dengan sistem sistem yang yang lebih lebih intensif, maka produktivitas ikan ini dapat ditingkatkan hingga tiga kali lipatnya. 7eknol 7eknologi ogi budiday budidaya a bandeng bandeng yang yang sudah sudah berkem berkembang bang antara antara lain lain budiday budidaya a tradisional tradisional,, tradisional tradisional plus, semi intensif, intensif, dan intensif intensif serta system keramba jarring apung (86A$. 7erkait dengan tahap budidaya, teknologi yang digunakan dan pola pemeliharaan pemeliharaannya nya maka terdapat berbagai variasi variasi budidaya yang dapat dipilih. 1ola pemeliharaan tradisional umumnya dilakukan secara monokultur dan polikultur. 1ola pemeliharaan secara intensif dan semi intensif pada umumnya dilakukan secara monokultur.
2
deka dekatt pantai pantai.. Udang Udang air air taar taar pada pada umum umumny nya a term termas asuk uk dalam dalam kelu keluar arga ga 1alaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga 1enaeidae, yang bias disebut
udan udang g penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein heani yang bermutu tinggi. %agi 2ndonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. 1ermintaan konsumen dunia terhadap udang ratarata naik !!,3 per tahun. /alaupun masih banyak kendala, namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang 2ndonesia terus bermunculan (%appenas,&'''$. 4enu 4enuru rutt 4urt 4urtid idjo jo (&'' (&''&$ &$,, ikan ikan band banden eng g (Chan Chanos os chano chanos s 5orskal$ meru merupa paka kan n sala salah h satu satu sumb sumber er prote protein in hea heani ni yang yang sang sangat at penti penting ng.. 2kan 2kan bandeng memiliki nilai protein heani yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebab, protein heani mengandung asam-a asam-asam sam yang yang lengka lengkap p dan susuna susunan n asam asam aminony aminonya a mendek mendekati ati susunan susunan asam amino yang ada dalam butuh manusia. 4enurut 4enurut 1rasetio 1rasetio et.al., (&'!'$, sampai saat ini sebagian sebagian besar budidaya budidaya bandeng bandeng masih masih dikelo dikelola la dengan dengan teknolo teknologi gi yang yang relati relatiff sederh sederhana ana sehing sehingga ga tingka tingkatt produk produktiv tivita itas s relati relatiff rendah. rendah. 6ika 6ika dikelo dikelola la dengan dengan sistem sistem yang yang lebih lebih intensif, maka produktivitas ikan ini dapat ditingkatkan hingga tiga kali lipatnya. 7eknol 7eknologi ogi budiday budidaya a bandeng bandeng yang yang sudah sudah berkem berkembang bang antara antara lain lain budiday budidaya a tradisional tradisional,, tradisional tradisional plus, semi intensif, intensif, dan intensif intensif serta system keramba jarring apung (86A$. 7erkait dengan tahap budidaya, teknologi yang digunakan dan pola pemeliharaan pemeliharaannya nya maka terdapat berbagai variasi variasi budidaya yang dapat dipilih. 1ola pemeliharaan tradisional umumnya dilakukan secara monokultur dan polikultur. 1ola pemeliharaan secara intensif dan semi intensif pada umumnya dilakukan secara monokultur.
3
ari permasalahan di atas maka perlu dilakukan praktek kerja lapang tent tentan ang g
tekn teknik ik
pemb pembes esar aran an
deng dengan an
sist sistem em
poli poliku kult ltur ur..
Sehi Sehing ngga ga
dapa dapatt
mengetahui mengetahui cara teknik pembesaran pembesaran dengan sistem polikultur polikultur yang lebih lanjut lanjut dan dapat dipergunakan oleh masyarakat sekitar khususnya di sektor perikanan. 1.2
Tujuan
7ujua 7ujuan n dari dari 1rak 1rakte tek k 8erj 8erja a Lapang Lapang ini ini adal adalah ah untuk untuk meni mening ngka katk tkan an penge pengetah tahuan uan dan dan keter keteram ampi pila lan n sert serta a mena menamb mbah ah aa aasan san dala dalam m bida bidang ng perikanan perikanan terutama dalam teknik polikultur polikultur pembesaran ikan bandeng (chanos chanos $, udang indu (Penaeus monodon $, rumput laut (Gracillaria verrucosa$.
1.3
Kegunaan
8egunaan dari 1raktek 8erja Lapang ini adalah9 !. Untuk mendapatkan mendapatkan keterampil keterampilan an dan pengetahuan tentang teknik teknik polikultur polikultur pemb pembes esar aran an ikan ikan band banden eng g (:ha (:hano nos s chan chanos os$, $, udan udang g ind indu u (Penaeus monodon $, rumput laut (Gracillaria verrucosa$.
&. Agar mahasisa mahasisa dapat membandingk membandingkan an dan memadukan teori yang yang diperoleh diperoleh dari perkuliahan dengan yang ada di lapangan. *. Sebagai informas informasii dan pengetahuan baru baru bagi penelitian penelitian selanjutny selanjutnya a . Sebagai media media informasi informasi bagi pihak-pih pihak-pihak ak yang membutuhkan. membutuhkan. 1.4
Tempat dan Waktu
1raktek 1raktek 8erja 8erja Lapang Lapang ini dilaks dilaksanak anakan an di %alai %alai %esar %esar 1engemb 1engembanga angan n %udida %udidaya ya Air Air 1ayau 1ayau 6epara, 6epara, 8abupat 8abupaten en 6epara 6epara,, 1ropin 1ropinsi si 6aa 6aa 7engah 7engah pada bulan 6uli ; Agustus &'!&.
4
2
2.1 2.1
TN!A N!AU UAN PU"TA "TAKA
Kla# Kla#$% $%$k $ka# a#$$ dan dan &'r% &'r%'l 'l'g 'g$$ ka kan n Ban Bande deng ng (Chanos chanos )'r#kal*
4enurut
onorynchiformes 5amili 9 :hanidae >enus 9 :hanos Spesies 9 Chanos chanos
>ambar !. 2kan %andeng (:hanos chanos$ 4enurut Soeseno (!"#$, badannya langsing berbentuk torpedo dengan sirip ekor yang bercabang (suatu tanda baha ia ikan perenang cepat$, berarna puti putih h kepe kepera rakk-per perak akan. an. Sepi Sepinta ntas s lalu lalu ia miri mirip p denga dengan n ikan ikan sale salem. m. 7etap 7etapii dagingny dagingnya a tidak tidak berarna berarna merah, merah, melain melainkan kan putih putih susu, susu, sampai sampai di berbaga berbagaii negara yang berbahasa inggris ia dikenal dikenal sebagai milkfish. milkfish. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !. i laut panjang badannya dapat mencapai ! meter, tetapi dalam tambak ia tidak dapat melebihi melebihi ukuran ' cm. Selain karena pengaruh pengaruh faktor ruang, juga karena memang sengaja dipungut sebelum menjadi deasa benar.
5
2.2 2.2
Kla# Kla#$% $%$k $ka# a#$$ dan dan &'r% &'r%'l 'l'g 'g$$ Udan Udang g W$n W$ndu du (Pen (Penae aeu us monodon )a+*
4enur 4enurut ut Amri Amri (&''* (&''*$, $, penggo penggolo longa ngan n udang udang indu indu seca secara ra leng lengka kap p berdasarkan ilmu taksonomi hean (sistem pengelompokan hean berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya$ dipaparkan sebagai berikut9 5ilum
9 Arthropoda
8elas
9 :rustacea
5amili
9 1anaidae
>enus
9 1anaeus
Spesies
9 Penaeus monodon
>ambar &. Udang /indu (1enaeus monodon 5ab$ iti itinj njau au dari dari morf morfol ologi oginy nya, a, tubuh tubuh udang udang indu indu terba terbagi gi menj menjadi adi dua dua bagian, yakni bagian kepala hingga dada dan abdomen yang meliputi bagian perut perut dan ekor. %agian %agian kepala kepala hingga hingga dada disebut disebut cephalothorax , dibungkus kuli kulitt kiti kitin n yang yang teba teball atau atau carapace. %agian ini terdiri dari kepala dengan segmen dan dada dengan # segmen. %agian abdomen terdiri atas ? segmen dan ! telson (4urtidjo, &''*$. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar &. 2.3 2.3
Kla# Kla#$% $%$k $ka# a#$$ dan dan &'r% &'r%'l 'l'g 'g$$ ,um ,umpu putt Lau Lautt (Gracilaria Verrucosa*
4enurut 4enurut Utrecht (!"&$ (!"&$ dalam 5ebrik 5ebriko o et.al., (&''#$, mengklasifikasikan Gracilaria sebagai berikut 9
ivisi 9 @hodophyta 8elas 9 @hodophyceae %angsa 9 >igartinales Suku 9 >racilariaceae 4arga 9 Gracilaria 6enis 9 Gracilaria verrucosa
6
>ambar *. @umput Laut (Gracilaria Verrucosa$ Seluruh bagian tanaman yang dapat menyerupai akar, batang, daun, atau buah, semuanya disebut talus. %entuk talus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat sperti kantong, atau ada juga yang seperti rambut. Susunan talus terdiri dari satu sel dan banyak sel (1oncomulyo 7. et.al ., &''?$. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar *. 2.4
Pen-e+aran dan Ha+$tat
2.4.1
kan Bandeng (Chanos chanos )'r#kal*
a.
Ha+$tat
4enurut Soeseno (!"#$, salah satu sifat yang mencolok dari ikan itu ialah sifat euryhalien (tahan terhadap perubahan yang besar dari kadar garam dalam air$, yang memungkinkan mereka untuk dipelihara dalam air payau. 4eskipun kadar garam dalam tambak air payau demikian silih berganti turunnaik, kehidupan sehari-hari ikan bandeng tidak terpengaruh. %aik dalam tambak lanyah yang berkadar garam , pada musim kemarau, maupun dalam tambak darat yang sudah taar airnya pada musim hujan, mereka tetap hidup dengan sehat. 4eskipun dalam masa pertumbuhannya, ikan itu mencari tempat berair payau atau taar yang mampu menumbuhkan klekap , namun kalau sudah deasa mereka selalu kembali ke laut lagi untuk berkembang biak. 2kan bandeng hidup diperairan pantai, muara sungai,hamparan hutan bakau, lagoon, daerah genangan pasang surut dan sungai. 2kan bandeng deasa biasanya berada diperairan littoral. 1ada musim pemijaham induk ikan bandeng sering dijumpai berkelompok pada jarak tidak terlalu jauh dari pantai dengan karakteristik habitat perairan jernih, dasar perairan berpasir dan berkarang dengan kedalaman antara !'-*' m (
7
+.
Pen-e+aran
4enurut Soeseno (!"#$, sebagai ikan laut, jenis bandeng ini tersebar mulai dari pantai Afrika 7imur sampai ke 8epulauan 7uamotu, sebelah timur 7ahiti, dan dari 6epang selatan sampai Australia utara. /alaupun demikian, ikan itu ternyata tidak begitu banyak dikenal orang, lebih-lebih tingkah laku ikan deasa di tengah laut. 4ungkin karena ia tidak begitu sering tertangkap sebagai hasil laut oleh para nelayan pantai. Bang lebih terkenal ialah ikan bandeng hasil pemeliharaan di tambak Sidoarjo dan >ersik, yang setiap tahun menjelang 7ahun %aru 2mlek sengaja dipanen yang sudah besar. aerah penyebaran ikan %andeng yaitu di laut tropik 2ndo 1asifik dan dominan didaerah Asia. i Asia 7enggara ikan bandeng berada didaerah perairan pantai %urma, 7hailand, Cietnam, 1hilipina, 4alalysia dan 2ndonesia. Secara umum penyebaran ikan bandeng tercatat berada di sebagian besar laut 0india dan laut 1asifik kira-kira dari ' %7-!'' %% dan antara ' LU - ' LS. 1enyebarannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti phase bulan, pasang surut, arus air dan kelimpahan plankton (
Udang W$ndu (Penaeus monodon )a+*
a.
Ha+$tat
Udang indu digolongkan jenis binatang eurihalin atau binatang air yang dapat hidup dalma kisaran kadar garam *3-3 (pertumbuhan optimal pada salinitas !3-*'3$. %inatang ini aktif pada malam hari, sementara pada siang hari lebih suka membenamkan diri di tempat teduh atau lumpur (4urtidjo, &''*$. Udang indu juga menyukai perairan yang relatif jernih dan tidak tahan terhadap cemaran industri maupun cemaran rumah tangga atau pertanian (pestisida$. 1asalnya, lingkungan hidup yang kotor dan dasar perairan yang berlumpur akan menghambat pertumbuhan udang indu. 5aktor pembatas
8
pertumbuhan udang indu lainnya adalah suhu dan oksigen terlarut. 8isaran suhu optimum untuk pertumbuhan udang indu adalah &?-*&o :, sementara kandungan oksigen terlarutnya sebanyak - ppm. 6ika dipelihara di tambak dari ukuran benih, udang indu akan mencapai ukuran panen setelah dipelihara -? bulan (Amri, &''*$. +.
Pen-e+aran
%isa hidup diperairan pantai berlumpur atau berpasir. 7erdapat di perairan laut antara Afrika Selatan dan 6epang, dan antara 1akistan %arat sampai ke Autralia bagian Utara (4ujiman, !"#&$. aerah penyebaran udang indu sangat luas, dari barat daya Samudra 1asifik hingga Samudra 0india dan dari Afrika Selatan hingga 6epang dan Australia. %eberapa negara yang terkenal sebagai pembudidaya udang indu adalah 6epang, :ina, 7aian, 2ndonesia, 7hailand, 4alaysia, 5ilipina, 2ndia, Dkuador, dan Australia. i 2ndonesia, udang indu hampir terdapat di seluruh perairan dan sudah lama dibudidayakan di tambak-tambak yang berair payau (Amri, &''*$. 2.4.3
,umput Laut (Gracillaria verrucosa*
a.
Ha+$tat Gracilaria hidup di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman
tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. %eberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai (Sjafrie, !" "'$. 1ertumbuhan >racilaria umumnya lebih baik di tempat dangkal dari pada di tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu, pasir, lumpur dan lain-lain, kebanyakan lebih menyukai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan pembiakan. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah antara &'-= :, tumbuh pada kisaran kadar
9
garam yang tinggi dan tahan sampai pada kadar garam ' permil. alam keadaan basah dapat tahan hidup di atas permukaan air (eEposed$ selama satu hari (Asian, !""#$. +.
Pen-e+aran
@umput laut tumbuh hampir di seluruh bagian hidrosfir sampai batas kedalaman &'' meter. 8edalaman ini syarat hidup untuk tanaman air masih memungkinkan. 6enis rumput laut ada yang hidup di perairan tropis, subtropis, dan di perairan dingin. isamping itu, ada beberapa jenis yang hidup kosmopolit seperti Ulva Lactuca, Hypnea Musciformis, Colpomenia inuosa, !an Gracilaria Verrucosa (1oncomulyo 7. et.al ., &''?$.
4enurut Afrianto dan Liviaati (!""*$, rumput laut dari genus Gracilaria mempunyai daerah penyebaran yang meliputi 8epulauan Seribu, perairan 6aa %arat, 6aa 7engah, %ali, dan Sulaesi. Sedangkan rumput laut dari genus Hypnea mempunyai daerah penyebaran di perairan 6aa dan %ali, serta
8alimantan. 2.
Ke+$a#aan &akan
2..1
kan Bandeng (Chanos chanos )'r#kal*
%andeng termasuk herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan$. 2kan ini memakan klekap yang tumbuh di pelataran kolam. %ila sudah terlepas dari permukaan tanah, klekap ini sering disebut sebagai tahi air. 1akan bandeng terutama terdiri dari plankton (:hlorophyceae dan iatomae$, lumut dasar (:yanophyceae$, dan pucuk tanaman ganggang (
10
perairan. 8umpulan ganggang biru ini dikenal sebagai klekap , kalau masih menempel di dasar+ dan tahi air, kalau sudah terangkat dan mengapung dekat permukaan air oleh gelembung-gelembung oksigen hasil proses fotosintesis mereka sendiri. 4engingat pula ususnya yang sepanjang " kali panjang badannya sendiri itu, orang cenderung untuk menarik kesimpulan, baha ikan bandeng itu pemakan tumbuh-tumbuhan. ari produksi makanan alami berupa ganggang biru yang dimakan ikan dan kembali ke ganggang biru lagi melalui kotoran ikan, hanya memakan aktu pendek. 6adi juga efisien, sedang pertumbuhan (pertambahan daging$ ikan cukup cepat (Soeseno, !"#$.
2..2
Udang W$ndu (Penaeus monodon )a+*
Udang indu bersifat nocturnal , artinya aktif mencari makan dan beraktivitas pada malam hari atau pada suasana gelap. Sebaliknya, pada siang hari aktivitasnya menurun dan lebih banyak membenamkan dirinya di dalam lumpur atau pasir. 4akanan udang indu bervariasi, baik jenis maupun komposisinya, tergantung dari umurnya.
cacing Annelida,
yaitu cacing 1olyhaeta, udang-udangan
(Crustacea$, anak serangga (misalnya Chironomus $, dan lain-lain. i dalam usaha budidaya, udang dapat makan makanan alami yang tumbuh di tambak,
11
seperti kelekap, lumut, plankton, dan binatang-binatang penghuni dasar perairan (benthos$ (Suyanto dan 4ujiman, &''!$. 2./
,epr'duk#$
2./.1
kan Bandeng (Chanos chanos )'r#kal*
2kan bandeng seperti halnya jenis binatang bertulang belakang lain termasuk organisme hetero seksual, yaitu terdapat individu jantan dan betina. Sebelum deasa perbedaan jantan dan betina agak sulit dibedakan, tetapi pada saat matang gonad, individu jantan dan betina dengan mudah dapat dibedakan. Umumnya bendeng betina selin berukuran lebih panjang dan lebih besar juga dengan sentuhan sedikit saja akan mengeluarkan cairan pertanda matang gonad. 1ara ilmuan mengemukakan baha bandeng yang matang gonad (deasa$ memiliki perbedaan di bagian anal (belakang$. 2ndividu jantan memiliki dua lubang, yaitu anus dan urogenita sedangkan untuk individu betina memiliki * luabang yaitu anus, genital pore, dan urinaria pore (Sabarudin et.al ., !""$. 4enurut 4urtidjo (&''&$, di dalam sistem reproduksi, kelenjar biak atau gonada memiliki peran yang sangat penting. Untuk ikan bandeng betina, gonada disebut ovarium. Sedangkan untuk ikan bandeng jantan, gonada disebut testes. =varium bandeng di dalam rongga tubuh berbentuk memanjang yang pada umumnya memiliki sepasang atau dua bagian yang masing-masing terletak di kanan-kiri antara gelembung renang dan usus. 2kan bandeng jantan memiliki testes yang berbentuk memanjang dan berada dalam rongga tubuh di baah gelembung renangdi atas usus. 7estes menempel pada rongga tubuh di bagian gelembung renang karena jaringan pengikat yang disebut mesonterium. 2kan memiliki testes satu pasang dan struktur testes terdiri atas rongga-rongga yang tidak teratur dan banyak sekali. 2./.2
Udang W$ndu (Penaeus monodon )a+*
12
4enurut Suyanto dan 4ujiman (&''!$, udang jantan dan udang betina dapat dibedakan dengan melihat alat kelamin luarnya. Alat luar jantan disebut petasma, yang terdapat pada kaki renang pertama. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkal kaki jalan ke- dan ke-. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkal kaki jalan ke-*. Alat kelamin primer yang disebut #onade terdapat di dalam bagian kepala dada. 1ada udang jantan yang deasa, #onade akan menjadi testes yang berfungsi sebagai penghasil mani (sperma$. Sedangkan pada udang betina, #onade akan menjadi ovarium (indung telur$, yang berfungsi untuk menghasilkan
telur. $varium yang telah matang akan meluas sampai ke ekor. 6enis kelamin udang indu betina dapat diketahui dengan adanya telikum di antara kaki jalan ke- dan ke-. 7elikum berupa garis yang tipis dan akan melebar setelah terjadi fertilisasi. Sementara, jenis kelamin udang indu jantan dapat diketahui dengan adanya petasma, yakni tonjolan di antara kaki renang pertama. alam habitatnya, pertumbuhan udang indu betina lebih cepat dibandingkan dengan jantan. emikian juga, frekuensi pergantian kulit lebih banyak terjadi pada udang indu betina dibandingkan dengan udang indu jantan (4urtidjo, &''*$. 2./.3
,umput Laut (Gracillaria verrucosa*
4enurut 1oncomulyo 7. et.al ., (&''?$, perkembangbiakan rumput laut pada dasarnya ada dua macam yaitu secara kain dan tidak kain. 1ada perkembangbiakan secara kain, gemetofit jantan melalui pori spermatangia akan menghasilkan sel jantan yang disebut spermatia. Spermatia ini akan membuahi sel betina pada cabang carpo#onia dari gemetofit betina. 0asil pembuahan ini akan keluar sebagai carpospora. Setelah terjadi proses germinasi akan tumbuh menjadi tanaman yang tidak beralat kelamin atau disebut sporofit.
13
1erkembangbiakan dengan cara tidak kain terdiri dari penyebaran tetraspora, vegetatif dan konjugatif. Sporofit deasa menghasilkan spora yang disebut tetraspora yang sesudah proses germinasi tumbuh menjadi tanaman beralat kelamin, yaitu gametofit jantan dan gametofit betina. 1erkembangbiakan secara vegetatif adalah dengan cara setek. 1otong seluruh bagian dari talus akan membentuk percabangan baru dan tumbuh berkembang menjadi tanaman biasa. 8onjugasi merupakan proses peleburan dinding sel dan percampuran protoplasma antara dua thally . 4enurut 1arenrengi dan Sulaeman (&''$, reproduksi rumput laut secara generatif atau dikenal juga sebagai perkembangbiakan secara kain. @umput laut diploid (&n$ menghasilkan spora yang haploid (n$. Spora ini kemudian menjadi & jenis yakni jantan dan betina yang masing-masing bersifat haploid (n$. Selanjutnya rumput laut jantan akan menghasilkan sperma dan rumput laut betina akan menghasilkan sel telur. Apabila kondisi lingkungan memenuhi syarat akan menghasilkan suatu perkainan dengan terbentuknya Figot yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. 1roses perbanyakan
secara vegetatif
berlangsung tanpa melalui
perkainan. Setap bagian rumput laut yang dipotong akan tumbuh menjadi rumput laut muda yang mempunyai sifat seperti indukannya. 1erkembangbiakan dengan vegetatif lebih umum dilakukan dengan cara stek dari cabang-cabang thalus yang muda, masih segar, arna cerah, dan memiliki percabangan yang rimbun, serta terbebas dari penyakit.
14
3
3.1
&ET0DE PELAK"ANAAN
&et'de Kerja
4etode kerja yang digunakan dalam 1raktek 8erja Lapang ini adalah metode deskriptif. 4enurut Santoso (&''$, metode deskriptif umumnya bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu mengenai berbagai sifat dan faktor tertentu. 3.2
Tekn$k Pengam+$lan Data
1engambilan data pada 1raktek 8erja Lapang ini dilakukan dengan dua macam data, yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. ata primer didapatkan dengan cara mencatat hasil observasi, aancara serta partisipasi aktif, sedangkan data sekunder yaitu data atau informasi yang dikumpulkan dan dilaporkan oleh seseorang untuk suatu tujuan tertentu maupun sebagai pengetahuan ilmiah. 3.2.1
Data Pr$mer
a. 0+#era#$
=bservasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek subyek (orang$, obyek (benda$, atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Sangadji dan Sopiah, &'!'$. alam 1raktek 8erja Lapang ini observasi yang dilakukan adalah dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan apa yang dilakukan dalam pembesaran ikan bandeng (Chanos chanos$, udang indu (Penaeus monodon $, rumput laut (Gracillaria verrucosa$ dengan sistem polikultur serta mendokumentasikan halhal yang berkaitan dalam kegiatan di %alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau 6epara, 6aa 7engah.
15
+. Waanara
alam memperoleh informasi dari pihak-pihak yang terkait tidaklah cukup dengan cara observasi, karena dapat dilakukan dengan aancara. 4enurut %lack dan :hampion (!"""$, aancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. i samping akan mendapatkan gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting. . Part$#$pa#$ akt$%
1artisipasi aktif adalah mengikuti pelaksanaan kegiatan sebagaimana kegiatan yang dilakukan di lokasi (4arFuki, !"#*$. 8egiatan partisipasi aktif ini, yaitu turut serta dan berperan dalam kegiatan pembesaran ikan bandeng (Chanos chanos$, udang indu (Penaeus monodon $, rumput laut (Gracillaria verrucosa$, dimana dapat digunakan untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai teknik pembesaran bandeng (Chanos chanos$, udang indu (Penaeus monodon $, rumput laut (Gracillaria verrucosa$ dengan sistem polikultur. 3.2.2 Data "ekunder
ata sekunder adalah data atau informasi yang dikumpulkan dan dilaporkan oleh seseorang untuk suatu tujuan tertentu maupun sebagai pengetahuan ilmiah. ata ini biasanya diperoleh dari pustaka-pustaka atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. 4enurut %lack dan :hampion (!"""$, ketika membicarakan sumber data sekunder, rujukan apa yang kita punyai adalah informasi yang pada mulanya dikumpulkan untuk suatu tujuan lain daripada dimaksudkan sebagai pengetahuan ilmiah. alam 1raktek 8erja Lapang ini, data sekunder diperoleh melalui telaah pustaka serta data yang diperoleh dari pihak lembaga
pemerintah
maupun
masyarakat
yang
terkait
dengan
teknik
pembesaran bandeng (:hanos chanos$, udang indu (Penaeus monodon$, rumput laut (Gracillaria verrucosa$ dengan sistem polikultur.
16
4
HA"L P,AKTEK KE,!A LAPAN
4.1
Keadaan Umum L'ka#$ Praktek Kerja Lapang
4.1.1
"ejara5 Berd$r$n-a Bala$ Be#ar Pengem+angan Bud$da-a A$r Pa-au !epara6 Ka+upaten !epara6 Pr'p$n#$ !aa Tenga5
%alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$ 6epara didirikan pada tahun !"!. alam perkembangannya mengalami beberapa perubahan. 1ada aalnya bernama %esearch Center Unit (%CU $ dan secara hierarki berada dibaah %adan 1enelitian dan 1engembangan 1erikanan epartemen 1ertanian, kemudian pada tahun !"# berganti nama menjadi %alai %udidaya Air 1ayau (%%A1$ berdasarkan S8 4enteri 1ertanian @2
17
%%A1 6epara mengalami perubahan nama H status (eselonisasi$ menjadi %alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$, peningkatan status dari eselon 222 menjadi eselon 22. 8edudukan %%1%A1 6epara merupakan Unit 1elaksana 7eknis yang secara administratif dan teknis bertanggung jaab pada irektorat 6enderal 1erikanan %udidaya, 8ementerian 8elautan H 1erikanan. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar .
>ambar . 8antor %%1%A1 6epara %%1%A1 6epara telah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan, yaitu 9
Selain
7ahun !"!-!"#
9 Alie 1oernomo, 4.Sc
7ahun !"#-!"#*
9 2r. Soekotjo Adisukresno
7ahun !"#*-!"#
9 2r. %ambang Salamoen
7ahun !"#-!""
9 @.2r. 4ade L.
7ahun !""-!"""
9 2r. 2in Siti junaida, 4.Sc
7ahun !"""-&''!
9 @. 2r. Dndhay 8usnendar, 4S
7ahun &''!-&''*
9 2r. Ambas 4asardi, 4.Si
7ahun &''*-&''
9 2r. 2chtiadi, 4.4
7ahun &''-&''
9 @. 2r. 4. 4urdjani, 4.Sc
7ahun &''-&'!'
9 2r. Sudjiharno
7ahun &'!'-sekarang
9 2 4ade Suitha, A.1i
itu %%1%A1 6epara memiliki visi dan
misi untuk
memajukan
pembangunan perikanan. Cisi %%1%A1 6epara adalah penghasil 7eknologi %udidaya Air 1ayau yang inovatif, adaptif untuk meujudkan peningkatan produksi yang berdaya saing, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sehingga
18
dalam meujidkan visi ini, %%1%A1 mempunyai misi dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun aktu tertentu. %erdasarkan misi %%1%A1 6epara ini, dapat meningkatkan kerekayasaan dan layanan prima dalam penerapan Sistem %udidaya Air 1ayau yang efektif, efisien, dan menguntungkan. 4.1.2
Letak e'gra%$# dan Keadaan "ek$tar
%alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$ 6epara terletak di esa %ulu, 8ecamatan 6epara 8abupaten 6epara, 1ropinsi 6aa 7engah dan berada pada lahan seluas ?,& ha. Lokasi ini tepat di sebelah barat kota 6epara yang berjarak * kilometer dari pusat kota 6epara dan dekat dengan pantai 8artini. Secara topografi %%1%A1 6epara berada di ketinggian '-', m dari permukaan laut. Adapun tipe perairan yang mengelilingi %%1%A1 6epara yaitu tipe perairan berkarang dengan ciri-ciri kecerahan air yang tinggi dan mempunyai dasar pantai yang berpasir serta salinitas perairannya berkisar antara -*& ppt dengan perbedaan pasang surut hingga mencapai ! m, sedangkan temperatur berkisar antara &-*' :. Secara geografisnya terletak di tepi pantai Laut 6aa pada !!'' *"I !!II %7 dan ?' *I !'II LS dengan tanjung kecil yang landai. %%1%A1 6epara berbatasan dengan 9
4.1.3
Sebelah Utara
9 1antai Utara 6aa
Sebelah Selatan
9 1antai 8artini
Sebelah 7imur
9 esa 8auman
Sebelah %arat
9 1ulau 1anjang
"truktur 0rgan$#a#$ dan Tenaga Kerja
19
%erdasarkan 8eputusan 4enteri 8elautan dan 1erikanan @2,
20
4.2
Pra#arana dan "arana
4.2.1
Pra#arana
4.2.1.1 !alan dan Tran#p'rta#$
Lokasi %alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$ 6epara ini berada di esa %ulu 8ecamatan 6epara yang bersebelahan dengan 1antai 8artini yang berjarak * km dari pusat kota 6epara. 8ondisi jalan raya %%1%A1 berupa jalan aspal yang menghubungkan masing-masing perkantoran dan perumahan (rumah penduduk$ serta komplek pertambakan. Untuk kondisi jalan yang menghubungkan kolam-kolam %%1%A1 6epara sudah baik dapat dilalui dengan kendaraan roda dua hanya di beberapa tempat saja yang harus berjalan kaki karena keadaan badan jalan yang menghubungkan sempit (hanya cukup untuk dileati pejalan kaki$. 7ransportasi umum yang melalui %%1%A1 6epara adalah becak. Alat transportasi yang dimiliki
oleh %%1%A1 6epara ini diantaranya
adalah unit kendaraan roda dua, & unit kendaraan roda tiga, " unit kendaraan roda empat dan unit kendaraan roda enam. 1rasarana yang dimiliki %%1%A1 6epara ini digunakan oleh 8epala %%1%A1 6epara dan karyaan dalam kegiatan diluar kota dan kegiatan sehari-hari untuk ke kantor serta untuk kegiatan di tambak. Adapun rincian daftar alat transportasi %%1%A1 6epara tahun &'!& pada lampiran . 4.2.1.2 Tana5 L'ka#$
%alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$ 6epara berdiri di atas lahan seluas ?,& 0a yang berada di esa %ulu, 8ecamatan 6epara 8abupaten 6epara. Lokasi ini tepat di sebelah barat kota 6epara yang berjarak * kilometer dari pusat kota 6epara dan dekat dengan pantai 8artini. Luas areal pertambakan ,& 0a dan untuk fasilitas lainnya !' 0a.
21
6umlah tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur terdapat * buah tambak tradisional plus dengan luas yang berbeda yaitu #''' m& dan ''' m&. Selain itu di tanah lokasi ini terdapat tambak gelondongan bandeng ! tambak dengan luas #''' m&, tambak indukan ikan bandeng ! tambak dengan luas #''' m&, dan tambak pembesaran rumput laut ! tambak dengan luas ''' m&. 4.2.1.3 )a#$l$ta# a.
La+'ratur$um
Laboraturium merupakan prasarana yang digunakan untuk meneliti dan menganalisa tentang penyakit ikan dan udang serta kualitas air di tambak. i %%1%A1 6epara terdapat & laboraturium yang digunakan yaitu laboraturium basah dan laboraturium kering. Laboraturium basah ini digunakan sebagai tempat sampling ikan dimana di dalamnya terdapat akuarium-akuarium yang berisi ikan sampel yang akan diuji dan ikan yang akan dikontrol tingkah lakunya serta sebagai uji pakan buatan dan pakan alami. Sedangkan laboraturium kering digunakan untuk mengukur kualitas air secara fisika dan kimia dan sebagai laboraturium uji hama dan penyakit. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar .
>ambar . A. Laboratorium 8ering 0ama 1enyakit 2kan dan Udang, %. Laboratorium 8ering 5isika dan 8ima dan :. Laboratorium %asah
22
+.
,uma5 D$na# dan A#rama
%%1%A1 6epara menyediakan rumah dinas yang diperuntukan bagi pegaai yang belum memiliki rumah pribadi sehingga mempermudah pegaai dalam melaksanakan tugas dan keajibannya. Adapun jumlah total rumah dinas yang terdapat di %%1%A1 6epara ? buah. Selain itu %%1%A1 6epara juga mempunyai beberapa kegiatan yang meliputi pelatihan dan kegiatan para mahasisa dan S48 yang melaksanakan praktek kerja lapang atau kegiatan magang sehingga terdapat prasarana gedung yang mendukung yaitu asrama. Asrama ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh para mahasisa dan para sisa S48 sebagai tempat tinggal sehingga tidak perlu mencari tempat kos di luar daerah %%1%A1 6epara serta dapat melaksanakan kegiatan praktek kerja lapang atau kegaitan magang dengan aman dan nyaman. Adapun jumlah kapasitas asrama yang terdapat di %%1%A1 6epara yaitu !'' orang. .
&u#5'la
%%1%A1 6epara mempunyai kegiatan yang dilakukan sehari-hari mulai masuk aktu subuh sampai masuk aktu isya yang merupakan kegiatan yang cukup panjang. Adanya mushola ini dapat memberikan kemudahan untuk kegiatan beribadah bagi para pegaai dan para peserta pelatihan maupun para mahasisa dan para sisa S48 yang melaksanakan kegiatan praktek kerja lapang atau kegiatan magang. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar ?. >ambar ?. 4ushola d.
Pra#arana Pendukung
5asilitas lain yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di %%1%A1 6epara meliputi6 gedung perkantoran utama ! unit (& lantai$, gedung perkantoran ! unit, koprasi ! unit, kantin ! unit, auditorium dan ruang kuliah !
23
unit (& lantai$, perpustakaan ! unit, sarana olahraga unit, rumah jaga tambak bandeng ! unit, rumah >enset ! unit, ruang makan ! unit, guest house ! unit, pos satpam ! unit, dan gedung /aserda 81@2 J%udidaya 4inaK yang menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga kar yaan serta 4asjid sebagai sarana ibadah. Selain itu prasarana komunikasi untuk mempermudah kegiatan di kantor maupun lapang menggunakan telepon dan faEimail. 4.2.2
"arana
4.2.2.1 "$#tem Pen-ed$aan Tenaga L$#tr$k
%alai %esar 1engembangan %udidaya Air 1ayau (%%1%A1$ 6epara menggunakan sumber listrik dari 1erusahaan Listrik enset ini berfungsi untuk menanggulangi seaktu-aktu aliran listrik 1L< mengalami gangguanGpadam. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar .
>ambar . A. 7iang Listrik yang bersumber dari 1L<, %. isel untuk membantu menyalakan >enset 4.2.2.2 "$#tem Pen-ed$aan A$r Pa-au
Sumber air laut yang digunakan %%1%A1 6epara didapatkan dengan menggunakan sistem penyaringan dengan saringan pasir (sand filter$. Air laut A
B
diambil sejauh #' m dari garis pantai dengan pompa dan dileatkan terlebih dahulu melalui saringan pasir. Setelah itu air laut tersebut dialirkan ke tangki saringan yang terbuat dari beton dengan ukuran kisaran ?E&E& meter dan
24
susunan dari saringan tersebut yaitu pasir, ijuk dan kerikil. 8emudian air saringan dialirkan dengan menggunakan pompa ke bak tandon yang terbuat dari beton berbentuk bulat berdiameter !' m dengan kedalam berkisar * m. Lalu air yang berada ditandon diendapkan serta disaring dan air laut siap dipakai dengan menyalakan pompa air. Selain itu untuk mendapatkan air laut juga menggunakan saringan raksasa (sand filter$ yaitu saringan yang ditempatkan dipantai yang ditanam vertikal pada tanah dipinggir perairan laut. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar #. Setelah itu tanah dibor dengan kedalaman sekitar meter pada lokasi yang masih terendam air saat pasang surut. 1ipa paralon ukuran ,' inchi yang disebut pipa luar berlubang-lubang ditanamkan dan didalamnya terdapat pipa ukuran &, inchi yang berfungsi sebagai jalur air. Air laut mengalir melalui pipa luar dan telah tersaring dengan tanah dasar kemudian mengalir ke pipa dalam. Antara pipa luar dan pipa dalam diberi ijuk yang berfungsi menahan pasir agar tidak masuk ke pipa dalam. engan sistem ini air langsung dipakai menuju saluran pertambakkan, pembenihan dan laboraturium. 6arak dari sumber air laut ini berkisar sepanjang &.'' m yang dilengkapi dengan tandon, toer, serta jaringan aerasi.
>ambar #. Sand filter 4.2.2.3 "$#tem Pen-ed$aan A$r Taar
Sumber air taar yang digunakan %%1%A1 6epara didapatkan dari sumur yang diambil dengan menggunakan pompa air kemudian ditampung dalam tandon setinggi !' m, sehingga air mengalir ke berbagai unit-unit bak. Selain itu %%1%A1 6epara memiliki jaringan air taar dalam komplek pembenihan, perkantoran sepanjang !''' m yang dilengkapi dengan tandon air dan pompa.
25
4.2.2.4 K'ntruk#$ Tam+ak
alam keberhasilan usaha polikultur ikan bandeng, udang indu dan rumput laut selain tergantung pada keadaan biologi ikan bandeng, udang indu dan rumput laut, juga tergantung pada kondisi tambak itu sendiri. esain tata letak dan kontruksi tambak akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Untuk kontruksi tambak polikultur yang digunakan di %%1%A1 6epara menggunakan
tipe
tambak
tanah.
8ontruksi
tambak
tanah
ini
akan
mempermudah menumbuhkan pakan alami. Selain itu, kontruksi tambak terdiri dari pematang sebagai pembatas antara petak tambak yang satu dengan lainnya dan pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air serta saluran air yang digunakan sebagai tempat penampungan air dari pintu pengeluaran air. 0al ini sesuai dengan pendapat Susanto 0eru (&''"$, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan baha suatu kolam yang baik harus mempunyai kontruksi sebagai berikut9 ada saluran pemasukan dan pengeluaran, ada pintu pemasukan dan pengeluran air, pematang yang kokoh dengan lebar antara !-& meter, dan kedalaman kolam maupun air harus cukup '-!' cm. 7ambak yang digunakan untuk usaha polikultur bandeng, udang, rumput laut ini berbentuk persegi panjang dengan luas #''' m& dan kedaan tanahnya berupa tanah liat berpasir. a.
Pematang
1ematang adalah gundukan tanah yang mengililingi tambak. 1ematang ini berfungsi sebagai jalan ketika melakukan pengontrolan dan pemupukan dan sebagai penghalang bagi ikan agar tidak keluar tambak serta penahan rembesan air. Selain itu, pematang juga berfungsi sebagai pembatas jenis usaha dan sekaligus pembatas areal kepemilikan sehingga memudahkan seseorang dalam mengelola usaha pertambakan.
26
1ada tambak pembesaran terdapat & jenis pematang yaitu pematang utama dan pematang antara. 1ematang utama berfungsi sebagai pembatas dan pertahanan antara tambak dengan saluran irigasi. Sedangkan pematang antara merupakan pemisah antara tambak yang satu dengan tambak sebelahnya. 1ematang utama pada tambak pembesaran ini terbuat dari tanah yang diambil dari petak itu sendiri dan tekstur tanahnya terbuat dari tanah lempung berpasir. Sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung, maka pematang utama harus kuat dan tidak bocor karena tekanan air dan tidak mudah erosi. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar ". 1ematang utama dilokasi ini berbentuk trapesium dengan kemiringan berkisar antara ! 9 !, lebar atas &-* m dan lebar baah - m serta tingginya berkisar antara !,-&,' m. %egitu pula pada pematang antara, baha tanah yang digunakan dalam pembuatan pematang berupa tanah lempung berpasir. %entuk pematang antara ini adalah trapesium dengan kemiringan antara ! 9 !, lebar atas !-& m dan lebar baah &-* m serta tingginya !,-&,' m. 0al ini sesuai dengan pendapat Afrianto dan Liviaaty (!""#$, sisi pematang dibuat miring dengan perbandingan !9! atau !9!, artinya perbandingan antara sisi tegak dengan sisi mendatarnya adalah !9! atau !9!,.
>ambar ". A. 1ematang utama
+.
%. 1ematang antara
"aluran Kel$l$ng (7aren* dan Plataran
asar tambak untuk budidaya polikultur terdapat & macam, yaitu pelataran dan saluran keliling (caren$. Saluran keliling (caren$ adalah galian yang dibuat mengeliling plataran tambak yang berfungsi sebagai tempat berlindung
27
bagi ikan, udang, dan rumput laut terhadap serangan hama dan sengatan matahari pada siang hari serta untuk memudahkan penangkapan ikan dengan cara pengeringan. Ukuran lebar caren berkisar *-? m dan kedalamannya *'-?' cm dari dasar plataran. Sedangkan pelataran merupakan dasar tambak tempat tumbuhnya makanan alami seperti klekap, ganggang, diatom, dan jasad renik lainnya. asar pelataran dibuat rata dengan keadaan miring kearah pintu pengeluaran air untuk memudahkan saat pengeluaran air serta mempermudah saat pemanenan. Untuk kedalaman air diatas pelataran berkisar antara '-"' cm. 0al ini sesuai dengan pendapat 4udjiman (!"#&$, setiap petakan terdiri dari bagian plataran atau pancaran dan bagian caren atau kolong (disebut juga sebagai parit keliling$. 1lataran merupakan bagian yang dangkal, dengan tinggi air berkisar antara *'' cm. :aren merupakan bagian yang dalam, dengan tinggi air di sekitar ! m. Sedangkan lebarnya sekitar ? m. .
"aluran A$r
Saluran air atau kanal berfungsi sebagai saluran pemasukan air yang mengalirkan air dari sumbernya ke dalam petak tambak serta sebagai saluran pengeluaran air yang mengalirkan air ke luar petak tambak. Saluran air yang terdapat pada lokasi ada &, yaitu saluran utama dan saluran pembagi air. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !'. Saluran utama merupakan saluran yang menghubungkan sumber air dengan unit pertambakan. Saluran ini terdapat diluar unit tambak yang berfungsi untuk memudahkan pemasukan dan pengeluaran air dari unit pertambakan, sehingga saluran dibuat memanjang ke arah hulu dan berada di tengah-tengah lokasi pertambakan. Lebar saluran utama lokasi ini m dengan kedalaman ! cm.
28
Untuk saluran pembagi merupakan saluran yang memisahkan air dari saluran utama ke dalam petak pertambakan. Saluran ini juga berfungsi untuk mengaliri tambak yang ada disekitarnya serta sebagai tempat penangkapan dan penanampungan ikan. Lebar permukaan saluran pembagi m, lebar dasar saluran & m dan kedalaman !, m. Sumber air di lokasi ini selalu tersedia baik itu dimusim kemarau maupun dimusim penghujan, hal ini dikarenakan sumber air dilokasi ini tergantung pasang surut air laut.
A
B
>ambar !'. A. Saluran air pembagi d.
%. Saluran air utama
P$ntu A$r (Pema#ukan dan Pengeluaran*
1intu air berguna sebagai pengatur keluar masuknya air serta menentukan tinggi rendahnya air dalam tambak. 7erdapat & jenis pintu air yaitu pintu air utama dan pintu air petakan. 1intu air utama merupakan pintu air yang menyuplai air dari saluran luar tambak, oleh karenanya dalam pembuatannya harus dibuat dengan ukuran yang cukup besar dan harus kuat terhadap tekanan arus air. 0al ini dimaksudkan agar pintu air dapat mengendalikan sumber air sehingga tambak tidak kelebihan atau kekurangan air dan tidak merusak pematang utama. Untuk itu, pintu air utama tambak pembesaran ini terbuat dari beton dengan lebar ! m, tinggi sekitar & m, dan panjang sekitar m. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !!.
29
1intu air utama ini terdapat papan pada sisi utama dengan kerangka pintu air yang dibuat hanya di dalam dinding kerangka yang berfungsi sebagai pencegahan agar tidak terjadi kelongsoran tanah disekitar pintu air. 1intu air yang memiliki kerangka di dalam dinding memiliki beberapa keuntungan antara lain cengkraman dinding pada kerangka akan kuat, sebab selain ditahan oleh paku juga ditahan oleh kerangka pintu. 1intu air utama juga dilengkapi dengan penyaring yang berfungsi untuk mencegah agar hama tidak masuk kedalam tambak. Sedangkan pintu air petakan merupakan pintu air yang menghubungkan petak persediaan air atau petakan lain dalam unit tambak. Adapun fungsi dari pintu air petakan yaitu untuk mengalirkan air ke dalam petakan-petakan tambak. Untuk 1ersyaratan teknis pintu air petakan tidak jauh berbeda dengan pintu air utama, hanya ukuran untuk pintu air petakan lebih kecil. 1ada pintu air petakan tambak ini terbuat dari kayu besi yang memiliki lebar pintu ',? m dan panjang &, m. Selain itu juga dilengkapi dengan penyaring yang bertujuan untuk mencegah keluarnya ikan yang dipelihara pada saat pergantian air karena ikan cendrung melaan arus. Saringan yang digunakan terbuat dari filter kassa sebagai penyaring pertama yang letaknya berada di bagian paling depan yang terbuat dari kaat kassa setinggi !, m. Setelah itu filter halus sebagai penyaring kedua yang letaknya berada disebelah filter pertama, terbuat dari kain strimin dengan tinggi !,& m. Adapun fungsi saringan ini untuk mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan tambak. 0al diatas sesuai pendapat Asian (!""#$, pintu air utama terbuat dari beton dengan panjang * meter, tinggi &,& meter serta lebarnya ! meter dan terdiri dari & buah saringan dan & buah papan penutup untuk mengatur keluar masuknya air. 1intu air petakan mirip dengan pintu air utama, terbuat dari kayu
30
dengan panjang lebih dari & meter, lebar ',# meter, tinggi !, meter den dilengkapi pula dengan & buah saringan dengan & buah papan penutup untuk mengatur keluar masuknya air. >ambar !!. 1intu Air Utama 4.2.2. Tam+ak Pem+e#aran
7ambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini luasnya #''' m &. 7ambak pembesaran ini mempunyai petak tambak, * diantaranya adalah tambak polikultur. Luas masing petakan tambak berbeda-beda yaitu #''' m& dan ''' m&. Untuk tambak pembesaran polikultur letaknya berbeda, petakan tambak 5& dan 5* letaknya berdamping yang dibatasi pematang antara dan tambak 5? terletak di belakang tambak seri 5* yang dibatasi pematang utama. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !&. 1ada
pematang
utama
tersebu
terdapat
pipa
penghubung
yang
menghubungakan ke saluran irigasi, dimana pipa penghubung ini dapat dilepas kapan saja sesuai dengan pemakaian. Selain itu fungsi dari pipa penghubung untuk memudahkan memindah air dari petak satu ke petak satunya dan ke saluran irigasi dan memudahkan dalam proses pengeringan saat pemanenan. 1ada tambak pembesaran juga terdapat sarana pendukung yaitu gubuk (pos jaga$, tempat penyimpanan pupuk, obat, peralatan dan disetiap petak tambak terdapat beberapa pompa air. >ambar !&. 7ambak 1embesaran 1olikultur 4.2.2./ Pupuk dan 0+at
1upuk yang digunakan pada tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut ini adalah pupuk kandang (organik$ dan pupuk urea dan 7S1 (anorganik$. 1ada pemupukan aal takaran yang diberikan yaitu pupuk urea -!'' kgGha, pupuk 7S1 '-' kgGha dan pupuk kandang (organik$ &-*
31
tonGha. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !*. 0al ini sesuai dengan pendapat 4urachman et.al., (&'!'$, pemupukan menggunakan pupuk urea dan 7S1. 1enggunaan urea minimal ,' kgha-! dan maksimal !'' kgha-! atau rata; rata ,! kgha-!. Sedangkan pupuk 7S1 minimal !,' kgha-! dan maksimal !'' kgha-! atau rata-rata *&,!& kgha-!. 1emupukan aal diberikan pada lahan tambak setelah lahan diberikan kapur, bila lahan tambak p0 tanah stabil maka tidak diberi kapur sehingga pemupukan aal diberikan setelah pengeringan lahan tambak selama hari. Sedangkan pupuk susulan diberikan pertama setelah masuk bulan kedua selanjutnya diberikan secara periodik setiap & minggu sekali. Untuk pupuk susulan yang diberikan yaitu pupuk 1=: (1upuk =rganik :air$ dan pupuk campuran antara pupuk organik dan pupuk anorganik. 1ada tambak pembesaran ini juga menggunakan obat organik yaitu jenis saponin. 8egunaan dari saponin ini dapat membunuh hama pengganggu seperti ular, siput air, ikan gabus, belut, ikan batok, ikan nila, dan lain-lain. Untuk takaran yang diberikan yaitu tergantung dari banyaknya hama yang mengganggu dalam petakan tambak. alam penggunaan obat ini diberikan setelah dilakukan pemanenan total dan selanjutnya lahan tambak bisa dikeringkan.
>ambar !*. 1upuk Urea dan S1-*?
4.3
Tekn$k Pem+e#aran kan Bandeng (75an'# 5an'#*6 Udang W$ndu (Penaeus monodon %a+* Dan ,umput Laut (Gracillaria verrucosa *
alam pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut (Gracillaria verrucosa$ secara polikultur dipilih karena adanya sifat simbiosis mutualisme diantara * komoditas tersebut yang saling menguntungkan satu sama lain. Adapun ikan bandeng dipilih karena sebagai pemakan plankton yang dapat mengendalikan kelebihan plankton dalam perairan dan untuk udang indu
32
dipilih karena pertumbuhan udang indu lambat sehingga dilakukan uji coba dalam pembesaran dengan sistem polikultur untuk melihat pertumbuhan udang indu. 0al ini sesuai pendapat menurut 8holifah (&''#$, padat penebaran yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan udang indu dan ikan bandeng. 0al ini karena ikan bandeng mempunyai sifat menggerombol dan hidup di kolom air sehingga mengalami persaingan dalam mendapatkan makanan akibat padat penebaran yang tinggi. %erbeda dengan udang indu yang memiliki sifat individu dan kanibal padat penebaran yang tinggi serta
asupan
pakan
yang
diberikan
tidak
mencukupi
sehingga
menimbulkan sifat kanibal antar sesama untuk memenuhi kebutuhan asupan makanannya, akibatnya banyak udang indu yang mati sehingga persaingan lebih sedikit. Sedangkan rumput laut dipilih karena dapat penyuplai oksigen melalui proses fotosintesis pada siang hari dan memiliki kemampuan untuk menyerap kelebihan nutrisi dan cemaran yang bersifat toksik di dalam perairan. Selain itu dari kotoran udang, ikan bandeng dan bahan organik lainnya merupakan sumber hara yang dapat dimanfaatkan oleh rumput laut dan fitoplankton untuk pertumbuhan. 0al inilah yang dapat menyeimbangkan ekosistem perairan di dalam petakan tambak budidaya polikultur. 4.3.1
Peng'la5an La5an
Untuk meningkatkan usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur, pengolahan lahan tambak sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. %eberapa tahapan yang dilakukan dianataranya9 pengeringan lahan, pembajakan (pembalikan tanah$, pengapuran, pemupukan dan pengairan lahan. 4.3.1.1 Penger$ngan
33
alam
mempersiapkan
lahan
tambak
pertama
kali
melakukan
pengeringan. Untuk pengeringan lahan tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur diperlukan aktu selama hari sampai lahan kelihatan kering serta tanah dasar tambak menjadi retak-retak. 4enurut 4urtidjo (&''&$, peneringan dasar tambak sangat bermanfaat untuk pertumbuhan klekap (lab-lab$ yang merupakan makanan alami ikan bandeng. 7anah dasar yang padat akan membuat permukaan dasar tambak menjadi lebih baik bagi pertumbuhan beberapa spesies alga. %eberapa perlakuan pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan, antara lain sebagai berikut, peneringan selama hari dan jika cuaca kurang baik ! hari, pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya terbenam sekitar ! cm, pengeringan sampai & lapisan sebelah atas tanah dasar tambak, dan pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak. 1engeringan ini dilakukan setelah pemanenan total. alam pemanenan total masih terdapat sisa air yang tergenang, sehingga perlu digunakan pompa untuk menyerap air menuju pintu pengeluaran. Setelah itu, proses pengeringan tanah dilakukan sampai bagian dasar tanah pelataran dan caren retak-retak dan keras. 0al ini dapat bermanfaat untuk pertumbuhan klekap yang merupakan sumber makanan alami ikan bandeng dan udang indu. Apabila tanah tambak berpotensi keasaman tinggi maka perlu distabilkan atau dinetralkan dengan memberikan kapur tetapi dalam lokasi tambak ini cukup dilakukan pengeringan tambak agar keasaman tanah tambak netral. Setelah pengeringan lahan juga dilakukan perbaikan pematang dan caren. alam perbaikan pematang perlu membuang endapan lumpur dari caren ke bagian pematang dengan menggunakan cangkul. Apabila kerusakan pematang terlalu parah dapat dilakukan penggalian pematang pada bagian yang
34
rusak dan perbaiki kembali dengan menimbun lagi segumpal tanah. Sedangkan perbaikan
caren
dapat
dilakukan
penggalian
caren
yang
mengalami
pendangkalan. 4.3.1.2 Pengapuran
alam pengapuran dilakukan setelah proses pengeringan selasai. Setelah * hari, lahan diberi kapur saat kondisinya belum terisi air dengan cara ditaburkan merata kepermukaan tanah. 8apur yang digunakan yaitu kapur pertanian (dolomit$ :a4g (:=*$& yang diberikan sebanyak '- kgGha. Untuk pemberian kapur pada lahan tambak dilokasi ini, bila p0 tanah netral, hama dan penyakit dapat teratasi tidak perlu dilakukan pemberian kapur. Setelah pengeringan hari dapat dilakukan pemupukan. 0al ini sesuai dengan pendapat 4urachman et.al., (&'!'$, pengapuran bertujuan untuk menurunkan keasaman tanah atau menaikkan p0 tanah dan menjaga kestabilan kualitas air. 1engapuran menggunakan kapur dolomit minimal & kgha-! ;!'' kgha-! atau rata;rata sebanyak *!,? kgha-!. 4.3.1.3 Pemupukan
1emupukan dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan pakan alami di tambak. 6enis pakan alami untuk udang dan juga ikan bandeng di tambak ialah klekap, plankton, lumut, dan binatang-binatang yang banyak hidup di dasar tambak seperti cacing-cacing, larva serangga (Chironomidae $, dan siput-siput kecil (Suyanto dan 4udjiman, !"#&$. 6enis makanan alami yang tumbuh di dasar tambak mempunyai nilai giFi tinggi bagi udang indu dan ikan bandeng. Sehingga makanan alami ini dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan udang dan ikan. alam pemupukan pada tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini menggunakan pupuk kandang (pupuk
35
organik$ dan pupuk urea dan 7S1 (pupuk anorganik$. 1emupukan aal dilakukan pada saat tanah dasar tambak (pelataran$ masih dalam keadaan becek. 7akaran yang diberikan untuk pupuk urea -!'' kgGha, 7S1 '-' kgGha, dan pupuk kandang &-* tonGha. Setelah pupuk diberikan, lahan tambak dikeringkan selama hari dan lahan tambak dapat diisi air. Lahan tambak diisi air sampai ketinggian sekitar !' cm dan dibiarkan selama hari untuk menumbuhkan pakan alami berupa ganggang dan phytoplankton. Setelah itu tambak diisi air lagi sampai ketinggian '-"' cm dan dibiarkan selama * hari. 8emudian dilakukan penebaran tokolan udang, gelondongan bandeng, dan benih rumput laut. Setelah ! minggu diberikan pupuk susulan yang ditebar sebanyak '3 dari takaran pemupukan aal. 1emberian pupuk susulan selanjutnya dilakukan setiap & minggu sekali selama proses pemeliharaan agar tambak dapat terus ditumbuhi pakan alami. 4.3.1.4 "$#tem Penga$ran
alam menjaga kualitas air tambak perlu dilakukan pengaturan air dengan cara membuang dan mengganti air agar usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut dapat tumbuh secara optimal sehingga diperlukan sistem pengairan yang baik dan mendukung usaha pembesaran. Sistem pengairan yang digunakan untuk tambak pembesaran ini menggunakan sumber air yang berasal dari pasang surut air laut yang dihubungkan dengan pipa paralon yang terhubung di petakan tambak dan sungai sehingga untuk pergantian dan suplai air bisa dilakukan seaktu-aktu. Selama pemeliharaan tambak pembesaran ini suplai air tergantung oleh pasang surut air laut sehingga dalam pengisian air tambak tidak dapat diprediksi. Selain itu saat pemeliharaan ikan bandeng, udang indu dan rumput juga dilakukan pergantian air tambak apabila kualitasnya mengalami penurunan yang
36
dicirikan dengan keadaan air berarna keruh kecoklatan. Untuk menjaga kualitas air di tambak pembesaran ini dapat menggunakan jaring (aring$ hijau yang melapisi pintu pemasukan dan pengeluaran agar mencegah masuknya ikan liar dan hama serta agar saat poses pemanenan ikan tidak ikut disaring keluar. 4enurut 8ordi dan 7ancung (&''$, arna air yang sering ditemukan di tambak antara lain arna hijau muda, hijau tua, kuning kecoklatan, hijau kecoklatan dan arna keruh. /arna air yang baik untuk udang adalah arna kuning kecoklatan dan hijau kecoklatan. /arna air kuning kecoklatan disebabkan oleh fitoplankton dari Chryssophyta, biasanya terdiri dari jenis Chaetoceros , &itchia, Gyrosi#ma dan !iatom . Sedangkan arna air hijau kecoklatan
disebabkan oleh keseimbangan fitoplankton dan Fooplanton di dalam tambak, biasanya terdiri dari Chlorophya dan !iatom . %erdasarkan kondisi perairan tersebut, arna perairan tambak polikultur yaitu berarna hijau yang dimana teridentifikasi adanya fitoplankton jenis Chlorela sp. sedangkan bila perairan tambak berarna kecoklatan teridentifikasi adanya keletonema sp. 4.3.2
Pene+aran T'k'lan
1enebaran yang kedua ke dalam petakan tambak yaitu penebaran tokolan udang indu. Sebelum ditebar ke dalam petakan tambak, tambak diisi air dengan kecerahan &'-* cm yang bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami. Adapun tokolan yang ditebar ke dalam petakan tambak berasal dari hatchery %%1%A1 6epara. 6umlah tokolan yang ditebar sebanyak ''' ekor pada ukuran 1L !& ke dalam petakan seluas #''' m&. 1ada tambak pembesaran ini salinitas saat tokolan ditebar yaitu !' ppt. Selain itu dalam penebaran tokolan perlu diperhatikan
pertama kali yaitu mempersiapakan tempat sementara untuk
menampung tokolan berupa petakan di dekat pintu air yang diberi aring (hapa$
37
berbentuk persegi panjang dan tiap sudutnya diberi penahan agar hapa berdiri tegak dan tidak kendor. Sebelum benur ditebar menurut Suyanto dan 4ujiman (&''!$, perlu dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. >unanya aklimatisasi ialah untuk mencegah terjadinya shock pada sesuatu organisme apabila organisme itu dipindahkan dari sesuatu lingkungan ke dalam lingkungan lain yang berbeda sifatnya. Setelah mempersiapkan petakan aklimatisasi dapat dilakukan penebaran tokolan ke petakan. Aklimatisasi ini dapat dilakukan dengan cara, kantong plastik yang berisi tokolan dengan keadaan terbuka diapungkan diatas permukaan air petakan selama *'-?' menit agar suhu yang ada di kantong sama dengan suhu tambak pembesaran. Setelah suhu air dalam kantong kira-kira sama dengan suhu tambak, kantong plastik sedikit demi sedikit diisi air tambak sampai kantong plastik terisi penuh air tambak. Apabila tokolan kelihatan sudah dapat beradapatasi dengan air yang ada di tambak, tokolan dapat ditebar ke petakan aklimatisasi. %ila benih bergerak aktif dan ingin keluar dari petakan aklimatisasi, secara perlahan petakan aklimatisasi yang sudah diberi saringan halus dibuka dan tokolan dibiarkan berenang menuju tambak pembesaran. Untuk penebaran tokolan, aktu yang baik yaitu pada sore hari setelah matahari terbenam. 4.3.3
Pene+aran el'nd'ngan Bandeng
1enebaran yang ketiga ke dalam petakan tambak yaitu penebaran gelondongan bandeng. >elondongan bandeng yang ditebar ke petak tambak pembesaran polikuktur !'.''' ekor dengan siFe &. Untuk penebaran bandeng gelondongan perlu mempersiapkan tempat sementara untuk menampung gelondongan berupa petakan di dekat pintu air yang diberi aring (hapa$
38
berbentuk persegi panjang dan tiap sudutnya diberi penahan agar hapa berdiri tegak dan tidak kendor. 1ada pemeliharaan campuran ini, padat penebaran benih udangnya cukup antara .'''-!'.''' ekorGha benih. Sedangkan benih bandengnya dengan kepadatan antara ''-!.''' ekorGha benih gelondongan. Sebaiknya benih udang dilepaskan lebih dahulu. Setelah !-& minggu kemudian, barulah menyusul benih bandengnya. 2ni maksudnya agar udangnya tidak kalah bersaing dalam adu cepat mengganyang makanan (4udjiman, !"#&$. 1ada penebaran gelondongan bandeng dilakukan pada pukul '#.'' /2% tetapi dapat dilakukan menjelang sore hari pukul !?.'' /2% agar menghindari adanya perbedaan suhu yang terlalu besar dari air pengangkut ke air yang ada di tambak. Sebelum penebaran gelondongan ke petak pembesaran perlu adaptasi dengan suhu air yang ada di tambak. Adaptasi ini dilakukan dengan cara aklimatisasi. Aklimatisasi ini dapat dilakukan dengan cara, kantong plastik dengan keadaan
terbuka yang berisi gelondongan
bandeng diapungkan diatas
permukaan air petakan selama *'-?' menit agar suhu yang ada di kantong sama dengan suhu air tambak pembesaran. Setelah suhu air dalam kantong kira-kira sama dengan suhu tambak, kantong plastik sedikit demi sedikit diisi air tambak sampai kantong plastik terisi penuh air tambak. Apabila gelondongan bandeng kelihatan sudah dapat beradapatasi dengan air yang ada di tambak, gelondongan bandeng dapat ditebar ke petakan aklimatisasi. %ila gelondongan bandeng bergerak aktif dan ingin keluar dari petakan aklimatisasi, secara perlahan petakan aklimatisasi yang sudah diberi saringan halus dibuka dan gelondongan bandeng dibiarkan berenang menuju tambak pembesaran. 4.3.4
Pene+aran Ben$5 ,umput Laut
39
1enebaran yang pertama kali ke dalam petakan tambak yaitu penebaran benih rumput laut. %enih rumput laut yang ditebar ke petak tambak pembesaran polikultur sebanyak ! ton. 1enebaran benih rumput laut ini dilakukan dengan metode sebar ke petak tambak seluas #''' m&. Sebelum benih rumput laut ditebar ke tambak pembesaran, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu salinitas dan pasang surut air di tambak karena pertumbuhan rumput laut tergantung tinggi rendahnya pasang surut dan salinitas. Untuk salinitas sekitar !'-*' ppt dan pasang surut tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah sekitar !,-&, meter. Selain itu penebaran benih rumput laut dilakukan pada pagi hari pukul '#.'' /2%. alam penebaran benih rumput laut dilakukan dengan cara metode sebar. :ara metode sebar yaitu benih rumput laut yang sudah ditimbang dan di sebar ke pelataran dan beberapa titik caren. 4etode sebar ini lebih menguntungkan karena pertumbuhannya tidak terhambat dengan obyek yang dapat membatasi pertumbuhnya seperti dengan cara metode ikat dan dimasukkan ke dalam keranjang. Selain itu juga pertumbuhan dengan metode sebar ini relatif lebih banyak tumbuhnya dan terhidar dari pengaruh ombak yang besar. 4.3.
Pemel$5araan
kan
Bandeng
(chanos
chanos*6
Udang
W$ndu
(Penaeus monodon*6 Dan ,umput Laut (Gracillaria verrucosa*
Setelah dilakukan penebaran tokolan udang indu, gelondongan bandeng, dan benih rumput laut, usaha pemeliharaan dan peraatan perlu dilakukan dan diperhatikan. 1emeliharaan dan peraatan ini dengan mengontrol kualitas air, kuantitas air, dan pakan. 1engontrolan tersebut merupakan hal utama dalam menunjang pertumbuhan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut.
40
alam menjaga kualitas air perlu dilakukan pemupukan pada tambak pembesaran yang bertujuan untuk menumbuhan pakan alami bagi udang indu, ikan bandeng dan rumput laut. Selain itu mengotrol kadar kualitas air seperti =, salinitas, p0, dan suhu karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut. 1engontrolan ini juga dapat dilakukan secara berkala yaitu ! kali seminggu untuk menjaga agar kualitas air tetap terjaga dan nutrien yang dibutuhkan rumput laut yang bersumber dari air terpenuhi. Selain kualitas air, untuk mempertahankan kuantitas air perlu diberi tambahan air setiap hari sampai ketinggian air mencapai "' cm dari dasar plataran. Air yang ditambahkan yaitu bersumber dari pasang surut air laut. Apabila air tambak salinitasnya terlalu tinggi, maka perlu dilakukan penambahan dengan air baah tanah dengan menggunakan pompa. Selain itu pada pemeliharaan kualitas air tambak tiba-tiba mengalami fluktuasi yang tinggi, maka perlu dilakukan pemindahan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut ke petak tambak sebelahnya. 8emudian tambak yang kualitas airnya jelek tersebut dibuang melalui saluran pengeluaran. 8uantitas air tambak ini perlu diperhatikan terdapatnya lumut hitam yang dapat menghambat pertumbuhan ikan bandeng, udang indu dan khususnya mengganggu proses fotosintesis rumput laut sehingga
perlu
dilakukan
pembuangan dan
pembersihan
lumut
diatas
permukaan tambak dan yang menempel pada thallus rumput laut. 0al ini merupakan permasalahan utama dan perlu pengontrolan dengan pembersihan setiap & kali seminggu. 1ada pemeliharaan juga dilakukan kegiatan sampling yaitu dengan menggunakan jala dan penimbangan. Untuk sampling ikan bandeng, pertama memberikan pakan pelet yang ditebarkan ke permukaan air sebagai umpan.
41
Setelah terpancing untuk mengumpul di atas permukaan, jala dilempar ke permukaan sebagai alat tangkap. 8emudian sample ikan bandeng dan udang dimasukkan ke dalam ember yang berisi air. Untuk sampling ikan bandeng dan udang
ini diambil sebanyak !'-&' ekor pada petakan kotakan pakan yang
diapungkan. Selanjutnya diukur panjang dan ditimbang beratnya, lalu berat dari ikan bandeng dan udang indu tersebut di jumlah dan di rata-rata menurut spesiesnya. Setelah itu dikalikan dengan jumlah ikan bandeng yang ditebar, lalu dikalikan persentase pemberian pakan per hari yaitu 3. Sehingga akan diketahui kebutuhan pakan bagi ikan bandeng dan udang indu per hari. 1engambilan sampling ini dilakukan setiap ! kali seminggu agar mengetahui pertumbuhan ikan bandeng dan udang indu selama pemeliharaan dan untuk mengetahui jumlah pakan yang dibutuhkan setiap ! minggu. Sedangkan untuk pengambilan sampling rumput laut yaitu dengan menebar rumput laut sebanyak kg yang ditebar pada satu titik tertentu sebagai sampling, lalu setiap ! minggu sekali dilakukan pengontrolan pertumbuhannya dengan ditimbang beratnya dan juga dilakukan pembersihan endapan lumpur yang menempel pada thalus rumput laut setiap ! kali seminggu. alam pengontrolan
pertumbuhan
tersebut
kita
dapat
mengetahui
jumlah
pertumbuhannya setiap ! minggu. 8egiatan sampling ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut serta diketahui seberapa banyak jumlah pakan yang dibutuhkan dan nutrisi yang harus diberikan untuk memacu pertumbuhan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut. 4.3./
Anal$#a Kual$ta# A$r
1ada pemeliharaan ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut kualitas air merupakan hal utama yang harus diperhatikan untuk menunjang kehidupan
42
dan pertumbuhannya secara optimal. Untuk pengukuran kualitas air tambak pembesaran ini parameter yang diukur yaitu p0, salinitas, suhu, =. a. pH
alam tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini nilai p0 berkisar ,-#. 4enurut 8ordi dan 7ancung (&''$, pada pagi hari, saat konsentrasi :=& masih tinggi, p0 air tambak berkisar ,'. 1ada sore hari, saat konsentrasi oksigen terlarut mencapai maksimum, p0 naik mencapai "-", karena :=& dimanfaatkan dalam proses fotosintesis. 1erubahan p0 harian yang demikian masih dapat ditolerir oleh hean budidaya.
alam tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini nilai salinitasnya sebesar *& ppt. Apabila salinitas perairan tambak terlalu tinggi maka perlu dilakukan penambahan air baah tanah dengan pompa. 6ika salinitasnya rendah dibaah nilai optimal maka perlu dilakukan penambahan air dari saluran irigasi. hal ini sesuai dengan pendapat 8ordi dan 7ancung (&''$, salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air. Semakin tinggi salinitas, akan semakin besar pula tekanan osmotiknya. . "u5u
alam tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini suhunya berkisar &?-&o :. 0al ini sesuai dengan pendapat Suyanto dan 4ujiman (&''!$, suhu air yang normal di tambak daerah tropis seperti di 2ndonesia ini berkisar &-*& o :, yaitu di malam hari yang dingin dan disiang hari yang panas terik. Apabila kondisi peraiaran tambak suhunya tidak
43
stabil maka perlu dilakukan penambahan air setiap hari pada pagi dan sore hari sampai ketinggian air mencapai "' cm dari dasar pelataran. Sehingga bila suhu yang tidak stabil akan mengganggu nafsu makan ikan dan udang maupun pertumbuhan rumput laut. d. D0
alam tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini memiliki kandungan oksigen antara *-? ppm. Apabila kandungan oksigen turun nafsu makan juga mulai menurun sehingga perlu dilakukan pengontrolan kualitas air. 0al ini sesuai pendapat menurut 8ordi (&'''$, oksigen memegang peranan penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup, baik hean maupun tumbuhan. Semakin sedikit oksigen terlarut dalam air, maka kebutuhan makan biota di dalam air juga menjadi berkurang, bahkan beberapa jenis biota mengalami stress bahkan kematian. 4.3.8
Pem+er$an Pakan
alam pemeliharaan di tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur pakan yang diberikan sebanyak *- 3 dari berat tubuh ikan bandeng dan udang indu. 1emberian pakan tamabahan (pelet$ untuk ikan bandeng dilakukan & kali sehari dengan cara ditebar diatas permukaan kotakan yang diapungkan di tambak. 8otakan tersebut tesebut terbuat dari bambu dan tujuan dibuat kotakan agar pakan tidak keluar dari kotakan dan menyebar ke tepi-tepi tambak. Untuk pakan buatan ikan bandeng menggunakan pakan pelet terapung yaitu 17 4atahari Sakti %1* yang diberikan yaitu setiap pagi hari '.''-'.*' /2% dan sore hari !.''-!.*' /2% dan untuk pakan alami menggunakan pupuk organik dan anorganik serta 1=: (pupuk organik cair$ yang ditebar ditambak setiap ! minggu sekali. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !. Sedangkan pemeliharan udang indu di lokasi
44
tambak ini tidak diberikan pakan tambahan berupa pelet tetapi memanfaatkan pakan alami yang ada di tambak serta menanfaatkan pertumbuhan pakan alami dari pupuk organik dan anorganik serta 1=: yang ditebar di tambak. Selain itu udang indu memanfaatkan probiotik sebagai asupan makan tambahan yang menguntungakan bagi kesehatan dan pertumbuhan udang. Untuk mengetahui dosis pemberian pakan ikan bandeng yaitu dengan cara pengambilan sampling setiap ! minggu sekali dan sebanyak !'-&' ekor pada petak kotakan pakan tambak. Setelah itu seluruh ikan bandeng diukur panjang dan ditimbang beratnya lalu kelompokkan dan di rata-rata berat menurut spesiesnya. Selanjutnya dikalikan dengan jumlah ikan bandeng yang ditebar, ldan juga dikalikan persentase pemberian pakan per hari yaitu 3. Sehingga akan diketahui kebutuhan pakan bagi ikan bandeng dan udang indu per hari. 1emberian pakan tersebut diberikan setelah ! bulan gelondongan bandeng agar dapat beradaptasi dan memanfaatkan dahulu dengan pakan alami yang tumbuh di petak tambak pembesaran yaitu klekap. Setelah ! bulan pakan pelet baru dapat diberikkan, tetapi dalam pemberian pakan pelet diusahakan jangan terlambat karena akan menurunkan nafsu makan yang diakibatkan suhu meningkat. Selain itu takaran pakan pelet yang diberikan selama pemeliharaan untuk ikan bandeng sebanyak && kg. Selama pemeliharaan ikan bandeng juga memanfaatkan pakan alami yang ada di tambak. >ambar !. 1akan ikan bandeng
4.4
Pengendal$an Hama dan Pen-ak$t
alam pemeliharaan di tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur hama pengganggu yang termasuk golongan predator
dan
memangsa
udang
secara
langsung
yaitu
ular.
Untuk
45
penggulangannya dengan menangkap dan membunuhnya secara langsung. Selain itu golongan penyaing yaitu ikan kakap, ikan mujair, ikan nila, payus (ikan bandeng laki-laki$, ikan baronang, dan belut. Untuk penanggulangannya secara kimia yaitu menggunakan obat saponin dan breston. 7etapi biasanya yang digunakan yaitu saponin yang diberikan setelah dilakukan pengesatan tambak (pemanenan$. Sedangkan rumput laut hama yang menggangu moluska yaitu sumpil. Untuk penggulangannya dengan obat kimia yaitu blestan dan binta. 1ada pemeliharaan juga terdapat penyakit yang menyerang udang indu yaitu /hite Spot Cirus (/SC$ tetapi dalam pembesaran udang indu secara polikultur penyakit ini hampir tidak ada dalam tambak ini. Untuk ikan bandeng sendiri tidak ditemui adanya penyakit karena bandeng merupakan ikan yang tahan terhadap penyakit sedangkan rumput laut penyakit yang biasa menyerang yaitu ice-ice yang ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada thallus sehingga menyebabkan patahnya thallus rumput laut tetapi ice-ice sering menyerang rumput laut jenis 'uchema dan tidak menutup kemungkinan rumput laut jenis Gracillaria spp juga dapat terserang. Untuk pencegahan aal agar hama dan bbit penyakit tidak masuk pada tambak pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut, sebelum masuknya air ke lahan pemeliharaan dilakukan pencegahan dengan memasang jaring (aring$ yang berukuran ', cm pada pintu pemasukan air dan saluran paralon. 0al ini bertujuan agar hama tidak masuk ke lahan pemeliharaan.
4.
Pemanenan dan Pema#aran
4..1
Pemanenan
1emanenan dilakukan setelah pemeliharaan ikan bandeng, udang indu dan rumput laut selama bulan. alam pemanenan di tambak pembesaran ini,
46
pemanenan ikan bandeng dan udang indu dilakukan secara bersama sedangkan rumput laut dilakukan pemanenan secara bertahap yaitu setiap ' hari. Untuk aktu pemanenan ikan bandeng dan udang indu yaitu pada pagi hari sekitar pukul '!.'' /2% sedangkan rumput laut dipanen pada pagi hari sekitar pukul '#.'' /2%. Alat yang digunakan untuk penangkapan panen ikan bandeng yaitu dengan jala dan jaring. alam penggunaan jala, ikan bandeng dipancing dengan memberikan pakan pelet sehingga ikan bergerombol lalu jala dilempar ke arah ikan bandeng yang bergerombol. 8emudian penangkapan ini sampai ikan bandeng terlihat sudah tidak bergerombol lagi. Apabila dirasakan masih ada ikan bandeng yang tersisa di tambak, penangkapan dilakukan dengan menggunakan jaring. 6aring tersebut dibentangkan dengan sejajar diantara ujung pematang tambak lalu jaring yang dibentangkan sampai dasar tambak dijalankan secara bergantian oleh beberapa orang menuju arah pintu pengeluran sampai ikan terkumpul ditepi tambak. %ila dalam jaring atau jala lempar terdapat udang maka dimasukkan ke dalam keranjang yang terpisah dengan bandeng. Untuk hasil tangkapan ikan bandeng yang masih berukuran kecil disortir lalu dimasukkan ke tambak lain sedangkan ikan bandeng yang sesuai ukuran panen dimasukkan dalam keranjang. 8emudian ditimbang dan siap untuk dipasarkan. Untuk penangkapan udang indu dilakukan dengan mengurangi air tambak dan pemanenannya tanpa menggunakan alat. 0anya saja dalam membantu penangkapan udang indu yaitu dengan cara udang indu didorong ke arah caren lalu menuju ke pintu pengeluran yang sudah disumbat dengan bambu sampai udang bergerombol. 8emudian udang yang bergerombol diambil dengan menggunakan tangan dan dimasukkan dalam keranjang. Setelah itu
47
ditimbang dan siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada gambar !. Sedangkan untuk pemanenan rumput laut dilakukan secara bertahap yaitu setiap ' hari sekali dan dipanen dengan menggunakan tangan. 1emanenan ini dilakukan pemecahan dibagian thallus yang masih muda agar thallus dapat tumbuh kembali. Setelah dipanen dan dilakukan pemecahan, rumput laut dibersihkan dan ditebar kembali bagian thallus yang muda sedangkan rumput laut yang tua dibersihkan dengan cara dicuci dan dijemur. 1enjemuran dapat dilakukan dipematang tambak selama & hari. Untuk hasil produksi ikan bandeng selama ! siklus sebanyak !? kg dengan siFe ?-# jumlah pendapatan sebesar @p &!.#'.''','' yang nilai S@ sebesar #'3 dan untuk udang indu selama ! siklus sebanyak ?' kg dengan siFe ' jumlah pendapatan sebesar @p *.'''.''','' yang nilai S@ sebesar ?'3. Sedangkan untuk hasil produksi rumput laut selama ! siklus sebanyak *''' kg jumlah pendapatan sebesar @p !.&''.''',''. >ambar !. A. 6aring pemanenan 4..2
%. jala lempar
Pema#aran
alam pemasaran pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur yang diperoleh selama satu siklus produksi dilakukan dengan cara menjual kepada pengepul atau tengkulak, perusaahan dan mahasisa. Selain itu biasanya petani tambak sudah memiliki langganan tetap A
B
yang siap membeli ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut hasil produksinya. 0asil produksi yang sudah dipesan pengepul dan perusahan dapat diantarkan dengan menggunakan transportasi %%1%A1 6epara serta juga dapat langsung mendatangi lokasi tambak dengan membaa alat transportasi sendiri untuk mengangkut hasil produksinya. Untuk penjualan hasil pemanenan dapat
48
dilakukan taar menaar dengan petani tambak setelah melihat kondisi dan banyaknya hasil panen tersebut. ari hasil produksi dipasarkan ke daerah seperti 6epara, emak, dan %rebes. 1ada hasil panen pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut untuk ikan bandeng siFe ?-# dijual dengan harga @p !.''','' per kg sebanyak !? kg, udang indu siFe ' dijual dengan harga @p '.''','' per kg sebanyak ?' kg dan rumput laut sebanyak *''' kg dijual dengan kondisi basah @p '','' per kg sedangkan untuk penjualan dalam kondisi kering @p !''','' per kg. 4./
Anal$#$# U#a5a dan Pr'duk#$ Perm'dalan
alam usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur ini permodalannya merupakan modal sendiri yang meliputi modal tetap dan modal kerja. 4odal tetap terdiri dari modal untuk pengadaan lahan tambak, kontruksi tambak, pengadaan pintu air dan peralatan lainnya. Sehingga dalam pembesaran secara polikultur terdapat jumlah investasi modal tetap yang digunakan untuk usaha pembesaran ini. Untuk lebih jelasnya, perincian modal dilihat pada lampiran .
Pr'duk#$ dan Pener$maan
alam penerimaan produksi yang dihasilkan oleh usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur ini selama ! siklus yaitu sebesar @p &!.#'.''','' dengan ukuran siFe ?-# untuk ikan bandeng. Sedangkan penerimaan produksi udang indu sebesar @p *.'''.''','' dengan ukuran siFe ' dan produksi rumput laut sebesar @p !.&''.''',''. 1enerimaan produksi ini didapatkan hasil penirimaan ikan bandeng, udang indu dan rumput
49
laut sebesar @p '.''.''','' selama ! siklus sedangkan dalam ! tahun total penerimaan sebesar @p !&'.!&'.''',''.
Keuntungan
alam usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur ini pendapatan yang diperoleh selama ! siklus sebesar @p '.''.''','' dimana dalam ! siklus total biaya oprasional yang dikeluarkan sebesar @p &&.!.''',''. sedangkan untuk keuntungan bersih yang didapat dari usaha pembesaran ini sebesar @p !.*&*.''','' sehingga dalam ! tahun keuntungan yang didapat sebesar @p !."?".''',''. 4.8
Ham+atan dan Pengem+angan U#a5a
4.8.1
Ham+atan
1ada usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur ini terdapat hambatan yang sering timbul yaitu pertumbuhan lumut yang lebih dominan sehingga mengganggu pertumbuhan rumput laut dalam proses fotosintesis dan menyebabkan berkurangnya nutrisi dari rumput laut serta mengganggu pertumbuhan udang indu dan ikan bandeng. 1ermasalahan selanjutnya yaitu suhu yang tidak stabil akan mengganggu nafsu makan ikan bandeng dan udang indu sehingga diperlukan pengontrolan kualitas air dengan baik dan secara seMuential. Selain itu rendahnya nilai daya jual produk menjadi hambatan yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha pembesaran secara polikultur, hal ini disebabkan adanya daya saing pangsa pasar. Sedangkan keamanan area tambak juga menjadi kendala karena terkadang saat panen hasil tambak dijarah oleh orang-orang sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. 4.8.2
Pengem+angan U#a5a
50
alam pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut secara polikultur ini dilakukan pada perluasan pasar dengan cara memperbanyak relasi kerja sehigga mempermudah usaha pemasaran. alam mencari relasi kerja dapat diperoleh dengan memberikan informasi disertai promosi yang baik mengenai kualitas ataupun keunggulan lain terhadap produksi ikan bandeng, udang indu, dan rumput laut yang dihasilkan kepada para relasi. Selain itu dapat dilakukan dengan memperluas pangsa pasar hingga ke luar 6epara agar jangkauan distribusi lebih luar dan juga diperluas melalui program penyuluhan.
51
.1
KE"&PULAN DAN "A,AN
Ke#$mpulan
ari hasil praktek kerja lapang tentang teknik pembesaran ikan bandeng (Chanos chanos forskal$, udang indu (Penaeus monodon fab$, rumput laut (Gracillaria verrucosa$ secara tradisional plus dengan sistem polikultur di balai besar pengembangan budidaya air payau jepara, jaa tengah dapat disimpulkan sebagai berikut9
8egiatan polikultur ikan bandeng, udang indu dan rumput laut ini dimulai dari pengolahan lahan, pebaran tokolan, penebaran gelondongan bandeng, penebaran benih rumput laut, pemeliharaan, analisa kualitas air, pemberian pakan, pemanenan dan pemasaran, pengendalian hama dan penyakit.
alam pengolahan lahan meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan.
Untuk penebaran gelondongan bandeng menggunakan siFe & sedangkan penebaran udang tokolan menggunakan 1L !&.
alam pemeliharaan ikan bandeng dan udang indu memanfaatkan pakan alami yaitu klekap. Selain itu juga ikan bandeng diberikan pakan buatan berupa pelet terapung 17 4andiri Sakti %1* sedangkan udang indu hanya memanfaatkan pakan alami dan memanfaatkan probiotik.
1ada pemanenan ikan bandeng dan udang indu dilakukan secara total sedangkan rumput laut secara bertahap. Untuk ikan bandeng pemanenan sebanyak !? kg dengan siFe ?-# jumlah pendapatan sebesar @p &!.#'.''','' yang nilai S@ sebesar #'3 dan udang indu sebanyak ?' kg dengan siFe ' jumlah pendapatan sebesar @p *.'''.''','' yang nilai S@
52
sebesar ?'3. Sedangkan rumput laut selama ! siklus sebanyak *''' kg jumlah pendapatan sebesar @p &!.&''.''',''.
Untuk penyakit pada udang indu dan ikan bandeng tidak ditemukan tetapi untu rumput laut biasanya penyakit yang menyerang yaitu ice-ice.
.2
"aran
Adapun saran yang diberikan dalam proses kegiatan pembesaran
alam meningkatkan usaha pembesaran ikan bandeng, udang indu dan rumput laut secara polikultur ini sebaiknya perlu diperhatikan masalah kualitas air. 0al ini disebabkan kualitas air merupakan unsur yang paling penting dalam pertumbuhan udang indu, ikan bandeng dan rumput laut agar tidak terserang penyakit.
1erlu
adanya
'nteromorpha
pertumbuhan
manajemen intestinalis
yang yang
baik dapat
dalam
pengontrolan
menyebabkan
lumut
terganggunya
ikan bandeng, udang indu dan khususnya pertumbuhan
rumput laut. 1ertumbuhan lumut 'nteromorpha intestinalis yang berlebihan inilah yang mengganggu proses fotosintesis rumput laut.
1erlu adanya pengontrolan pertumbuhan udang indu secara berkala dan secara intensif agar dapat memperoleh presentase Survival @ate yang tinggi. 0al inilah yang mampu mendukung usaha pembesaran secara polikultur agar memperoleh hasil pertumbuhan yang baik di antara * komoditas tersebut sehingga tidak ada yang menjadi lebih dominan
53
DA)TA, PU"TAKA
Afrianto, Dddy dan Liviaaty, Dvi. !""#. %eberapa 4etode %udidaya 2kan. 8anisius Anggota 28A12. Bogyakarta. !'& hlm. Afrianto dan Liviaati. !""*. %udidaya @umput Laut engan 1engolahannya. 17 %hratara
:ara
Amri, 8hairul. &''*. %udidaya Udang /indu Secara 2ntensif. Agromedia 1ustaka. 6akarta. " hlm. Asian 4, Laode. !""#. %udidaya @umput Laut. 8anisius Anggota 28A12. Bogyakarta. " hlm. %lack, 6.A. dan :hampion, .6. !""". 4ethods and 2ssues in Sosial @esearch. 7erjemahan oleh 8osara, D., Salam, . dan @uFhendi, A. &''!. 4etode dan 4asalah 1enelitian Sosial. @efika Aditama. %andung. %appenas. &'''. %udidaya Udang /indu (Palaemonidae G Penaeidae $9 1royek 1engembangan Dkonomi 4asyarakat 1edesaan, &'''. 8antor eputi 4enegristek %idang pendayagunaan dan 1emasyarakatan 2lmu 1engetahuan dan 7eknologi, 6akarta. 5ebriko, S.., Suriaan A., Sofiati, dan @ahman 4.A. &''#. 1eningkatan 1roduksi @umput Laut Gracilaria verrucosa di 7ambak engan 1enambahan 1upuk. eminar (ndonesia )*uakultur . !-!. 8holifah, U., 7risyani <., dan Buniar 2. &''#. 1engaruh 1adat 7ebar yang %erbeda terhadap 8elangsungan 0idup dan 1ertumbuhan pada 1olikultur Udang /indu (Penaeus Monodon 5ab$ dan 2kan %andeng (Chanos Chanos $ pada 0apa di 7ambak %rebes, 6aa 7engah. .0. &'''. %udidaya 8epiting dan 2kan %andeng di 7ambak Sistem 1olikultur. ahara 1riFe. Semarang. && hlm. 8ordi dan 7ancung. &''. 1engelolaan 8ualitas Air alam %udidaya 1erairan. @ineka :ipta. 6akarta. !" hlm. 4udjiman, Ahmad. !"#&. %udidaya Udang /indu. 17 1enebar Sadaya Anggota 28A12. 1robolinggo. # hlm. 4urachman, 0anani <., Soemarno, dan 4uhammad S. &'!'. 4odel 1olikultur Udang /indu (Penaeus monodon 5ab$, 2kan %andeng (Chanos+chanos 5orskal$ dan @umput Laut (Gracillaria Sp.$ Secara 7radisional. urnal Pem"an#unan dan )lam Lestari !. !9!-!'. 4urtidjo, %.A. &''&. %udi aya dan 1embenihan %andeng. 8anisius Anggota 28A12. Bogyakarta. !!! hlm.