BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari proses pendidikan mahasiswa
program diploma (D3) dan Sarjana (S1) dalam upaya memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai dunia kerja bagi para mahasiswa Teknik Elektro Prodi Teknik Listrik - Politeknik Negeri Medan sekaligus memberikan kesempatan mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan program studi masing – masing. masing. Program PKL memberikan kompetensi pada mahasiswa untuk dapat lebih mengenal, mengetahui, dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja. Bagi para mahasiswa yang akan terjun ke dunia kerja, sebaiknya melakukan fase transisi melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada suatu instansi industri, dengan tujuan agar mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut dapat menyerap pengalaman bagaimana melaksanakan fungsi sebagai pegawai industri di suatu pabrik meliputi rangkaian tugas sampai dengan tanggung jawab. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) jika ditinjau dari aspek mahasiswa adalah sangat pentinga dalam rangka proses pengamatan diri bagi mahasiswa sebelum mahasiswa yang bersangkutan benar – benar – benar benar terjun dalam dunia kerja sebenarnya. Dengan Praktik Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman disiplin ilmu praktik kerja nyata. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) jika ditinjau dari aspek lembaga pendidikan adalah sangat berguna untuk menggali sumber – sumber informasi dari dunia usaha dalam rangka lembaga pendidikan menyusun kurikulum yang dibutuhkan bagi dunia usaha atau industri. Pelaksanaan Prkatik Kerja Lapangan (PKL) jika ditinjau dari aspek dunia usaha atau industri adalah sebagai informasi yang dapat digunakan menjadi sumber inspirasi untuk
1
mengambil langkah – langkah perbaikan dan perubahan dalam menghadapi global dan komplek dalam industri. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada prinsipnya dari segala sisi kepentingan sangat baik untuk dikembangkan sebab dari sisi ketiga kepentingan di atas praktik kerja ini sangat baik menjadi materi pelengkap untuk mendapat input industri. industri. Hal ini merupakan tantangan bagi mahasiswa sebagai sarana mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia kerja sebenarnya dan bagi lembaga – lembaga pendidikan dapat menjadi bahan masukan
mempersiapkan
materi
pendidikan
untuk
menjawab
tantangan
tuntutan
mempersiapkan tenaga SDM yang dibutuhkan. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan transfer ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan langkah – langkah langkah industri. Mahasiswa yang akan terjun ke dunia pekerjaan harus mempersiapkan diri dengan sebaik – baiknya dan dengan tidak terpaku hanya memiliki kompetensi disiplin ilmu dari perkuliahan saja, tapi sebaiknya mahasiswa juga dituntut harus memiliki pengalaman, pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja. Bagi lembaga pendidikan seperti Politeknik Negeri Medan memandang bahwa program Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sangat penting untuk dilaksanakan, dengan tujuan Prakti Kerja Lapangan merupakan kurikulum tambahan bagi mahasiswa merupakan salah satu mata kuliah yang menjadi bagian integral dari kurikulum. Melalui Praktik Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan dapat mengakomodasikan antara konsep – konsep teori dan praktik yang akan bermuara kepada peningkatan prestasi belajar sekaligus memberi bekal kepada mahasiswa untuk terjun ke lapangan sesungguhkan. sesungguhkan. Sasaran secara umum diharapkan setiap mahasiswa mengetahui beberapa hal yang dihadapi dalam dunia kerja, setiap bentuk instruksi, jenis pekerjaan, tanggung jawab, disiplin, serta loyalitas dalam bekerja, serta mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama menurut ilmu Politeknik, sehingga mahasiswa memiliki bekal yang cukup untuk terjun dalam dunia kerja. Ruang lingkup merupakan suatu batasan terhadap bagian atau bidang penulisan melakukan Praktik Kerja Lapangan. Ini bertujuan untuk memfokuskan dan menjelaskan
2
bagian dari kegiatan – kegiatan yang dilakukan di tempat penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan. Penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei
Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun,Provinsi Sumatra Utara dan
pada bagian teknisi kelistrikan. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berlangsung selama 40 hari, dimulai dari tanggal 06 Februari 2017 – 2017 – 16 16 Maret 2017. Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di di Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei, penulis tetap berorientasi pada iklim kerja dalam memahami disiplin kerja di di Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei , sehingga selain kecakapan kerja yang diperoleh seperti struktur organisasi, bidang – bidang bidang kerja, hubungan sosial, dan batasan – batasan – batasan batasan kerja.
1.2
Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan tentu memiliki maksud, adapun maksud dari Praktik Kerja Lapangan antara lain : 1.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa guna memperoleh pengalaman praktik dalam dunia kerja dengan bakal ilmu yang diperoleh selama masa kuliah
2.
Mempelajari bidang terentu pada praktik kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan, adapun tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut : 1.
Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma (D3) di Politeknik Negeri Medan dalam penulisan tugas akhir.
2.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang industri sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karir. Mahasiswa juga dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang mereka miliki.
3.
Memperoleh Link Memperoleh Link dan Match dan Match antara perguruan tinggi dan dunia kerja.
4.
Mahasiswa
diharapkan
mampu
menyesuaikan
diri
dengan
dunia
kerja
yang
sesungguhnya sehingga tantangan berupa kualitas, kuantitas dan kinerja yang berasal dari dunia pedidikan dapat dijawab dan dipenuhi. 3
5.
Memberikan pengalaman kerja pada dunia kerja kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan dan membandingkan teori dan pengetahuan yang telah diterimanya dalam perkuliahan atau praktikum dengan situasi nyata di tempat praktik kerja.
6.
Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
7.
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.
8.
Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja.
9.
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO dan Kernel Inti.
10. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui pola penanganan masalah (trouble shooting) yang terjadi di pabrik PKS. 11. Mengetahui proses pembangkit listrik tenaga uap pada pabrik kelapa sawit Sei Mangkei.
1.3
Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
1.3.1 Bagi Mahasiswa 1.
Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri secara teoritis maupun praktis
2.
Membangun mental mahasiswa terhadap dunia kerja yang sesungguhnya baik kesiapan dalam menghadapi tugas yang diberikan perusahaan maupun kesiapan dalam membina hubungan di lingkungan perusahaan
3.
Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba menemukan sesuatu yang baru yang belum diperoleh dari pendidikan formal.
4.
Melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Teknik Elektro.
5.
Menciptakan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesionalisme serta disiplin
6.
Mempelajari dan membentuk kerja sama tim yang baik.
4
1.3.2
1.
Bagi Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Medan
Menigkatkan kerja sama antara Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei dengan Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Medan
2.
Memperkenalkan sumber daya Politeknik Negeri Medan khususnya Program Studi Teknik Listrik
3.
Menyesuaikan kurikulum Politeknik Negeri Medan dengan perkembangan dunia kerja
1.3.3
1.
Bagi Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei (Tempat PKL)
Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei dengan Politeknik Negeri Medan khususnya Program Studi Teknik Listrik
2.
Membantu Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei dalam menyelesaikan pekerjaan sehari – hari selama PKL berlangsung
3.
Menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei
4.
Hasil dari penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei.
1.4
Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan praktek kerja lapangan di PKS Sei Mangkei adalah: 1.
Melakukan observasi lapangan pada setiap Unit Pengolahan yang terdapat pada PKS Sei Mangkei.
2.
Melakukan wawancara dan komunikasi langsung tentang jalanya proses pengolahan dari Unit Penerimaan Buah sampai penyimpanan minyak sawit CPO dan Inti Sawit.
3.
Pengumpulan informasi melalui studi literatur tentang proses pengolahan sawit dan Limbah pada PKS Sei Mangkei
1.5
Jadwal Waktu Pratik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilakukan penulis selama 40 hari kerja. Dimana terlaksana selama 5 minggu 5 hari karena hari kerja terhitung 6 hari dalam seminggu dan juga PKS Sei Mangkei hanya memberi waktu 27 hari untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dimulai pada tanggal 06 Februari 2017 hingga 16 Maret 2017.
5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Visi dan Misi Visi
:
Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelolola bisnis terbaik.
Misi :
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan, 2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan, 3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategi dan mengembangkannya secara optimal, 4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi investor, 5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk kemitraan bisnis, 6. Memotivasi karyawan untuk berpartipasi aktif dalam pengembangan komunitas dan 7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berkawasan lingkungan.
2.2 Sejarah Singkat PTPN III PKS Sei Mangkei PT Perkebunan Nusantara III adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan (Plantation) dan pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak Zaman Kolonial Belanda pada masa pemerintah Hindia Belanda, mulai dari 1. NV.Rubber Cultuur Matchchappij Amsterdam (RMCA) 2. Handels Vereeniging Amsterdam (HVA) 3. Vereenigde Deli Matchapij (VDM) 4. NV. Cultur Mij’de Oekust (CMO) dan lainnya. Pada awal proses nasionalisasi, PTPN III dikenal sebagai perusahaan Perkebunan asing (PPA), selanjutnya menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN) . Langkah awal PTP Nusantara III dimulai pada tahun 1958 dengan nama perusahaan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN Baru) berdasarkan PP No. 24/1958 JO, dan Keputusan Menteri Pertanian No.229/UM/1957 JO, UU No.86/1958. 6
Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan hukum, sejalan dengan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, maka pada tahun 1968 PPN- Baru dirubah menjadi Kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.55/KPT/OP/1968 dan pada tahun 1971,
ditetapkan
pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan (Persero) dengan keluarnya PP No.17/1917 dan surat Keputusan Menteri Keuangan No.258/SK/IV/3/1976. Tahun 1994 diadakan penggabungan Manajemen PT.Perkebunan III, IV dan V Persero yang dikelola oleh Direksi PT.Perkebunan III. Selanjutnya melalui peraturan pemerintah No.*** tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dirubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan akte notaris Harun Kamil, SH No.36 tanggal 11 maret 1996, untuk selanjutnya mendapat pengesahan dari menteri lama Kehakiman Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01 tanggal 8 Agustus 1996. Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei milik PT. Perkebunan Nusantara III telah dirintis sejak awal tahun 1996 oleh management dalam pelaksana (PTP V). Dengan perubahan management dari PTP-V menjadi PTP III maka rencana pembangunan PKS Sei-Mangkei dilanjutkan oleh PTPN-III Sei Sikambing Medan. Setelah dilakukan survey atau calon lokasi letak pabrik kelapa sawit, maka operasi pabrik kelapa sawit tersebut akan dibangun di blok 113 afdeling 2 kebun sei mangkei kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Pendirian PKS 30 ton dimulai tanggal 21 April 1997 dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT. Kesco Teguh Prakarsa dan di desain / diawasi oleh konsultan perencanaan Trikarya Presindo. PKS selesai dibangun tangggal 21 Januari 1999, comissioning pada tanggal 8 s/d 17 Maret 1999 dan operasi penuh mulai tanggal 25 April 1999 dan pembangunan pabrik kelapa sawit kapasitas 45 ton dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya tanggal 14 Juli 2009 dan comissioning tanggal 23 November 2010.
7
2.3 Ruang Lingkup Bidang Usaha PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
2.4 Lokasi dan Letak Geografis Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei terletak di Blok 113 afdeling II Kebun Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PKS Sei Mangkei (DSIMA) berdiri diatas areal ±17.50 Ha, dengan titik kordinat ( 03°07’36.72”N dan 99°20’35.85”E) dimana sumber bahan olah berasal dari kebun Seinduk dan kebun Pihak Ke III (dari rakyat). Kebun Seinduk yang terdiri dari :
Kebun Dusun Hulu
Kebun Bangun
Kebun Gunung Para
Kebun Gunung Pamela
Kebun Pulau Mandi
Kebun Rambutan Afd. VI
Kebun Sei Dadap
Kawasan Industri Nusantara
Kebun Pihak Ke III terdiri dari :
UD. Bentasil (Batubara, Asahan)
UD. Mario Mandiri (Sergei, T.Tinggi)
UD. Bandik (Asahan)
UD. Gintar (Simalungun, Langkat)
CV. Sama Suka (Asahan)
UD. Anastesia (Simalungun)
UD. Alif Perkasa (Batubara)
8
2.5 Daerah Pemasaran Hasil produksi pabrik kelapa sawit dijual kepasaran lokal dan internasional pembelian CPO (Crude Palm Oil) dilakukan oleh pabrik – pabrik yang akan mengolahnya lebih lanjut menjadi minyak goreng dan berbagai produk lainnya.
2.6
Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dalam pengelolaan kelapa sawit sangat peduli
terhadap Pengelolaan Sawit Lestari. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan PT. Perkebunan Nusantara III dalam keanggotaan RSPO dengan berperan aktif untuk meningkatkan serta memajukan RSPO. Salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), PT. Perkebunan Nusantara III juga mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat dilingkungan sekitar, seperti : 1.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program
Kemitraan
dan
Bina
Lingkungan
bertujuan
memberdayakan
dan
mengembangkan potensi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan li ngkungan sekitar. 2.
Program Sosial Lainnya. Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program sosial lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan di luar perusahaan yang membutuhkan penanganan khusus.
3.
Kebijakan Lingkungan. Kebijakan lingkungan ini meliputi penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien, pencegahan pencemaran lingkungan, pengolahan limbah pabrik dan limbah klinis rumah sakit /polibun secara optimal. Pemanfaatan limbah kegiatan pabrik dan tanaman secara optimal, pemeliharaan estetika, pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan Perseroan ini didukung dengan inisiatif penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
9
2.7
Fasilitas dan Penghargaan
2.7.1 Fasilitas 1. SPMN ISO 9002 : 14001. Telah diaudit oleh pihak Internal pada bulan Oktober 2008 dan pada Bulan Juni 2011 oleh atas Rekomendasi PT. TUV bahwa Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei Berhak memperoleh ”SERTIFIKAT” 2. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( SMK 3 ) Telah diaudit oleh pihak Internal pada bulan Oktober 2008 dan bulan Juni 2011 serta bulan Mei 2014 atas Rekomendasi PT. Sucopindo bahwa Pabri Kelapa Sawit Sei Mangkei berhak memperoleh ”SERTIFIKAT DAN BENDERA EMAS”
2.7.2 Penghargaan 1. Piagam Penghargaan ZERO ACCIDENT AWARD untuk 1.500.5000 Jam priode
01
Januari 1997 s/d 30 Desember 1999 (sesuai SK. Manaker Nomor : Kep 11 / Men / 2000 Tanggal 25 Januari 2000). 2. Kebersiahan Pabrik tingkat PT. Perkebunann Nusantara III (Persero) derngan Predikat Juara III yang diserahkan oleh Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) pada tanggal 17 Agustus 2004. 3. Sawit Nusantara Award
2008 dengan katagori terbaik
III
yang diserahkan oleh
Kementerian Badan Usaha Milik Negra (BUMN) di J akarta. 4. Sawit Nusantara Award 2010 Juara II se Indonesia yang diserahkan oleh Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. 5. Pelaksanaan Surveillance Unit III RSPO & SCCS Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei dan Rantai Pasok pada tanggal 23 Juni 2014 6. Piagam Penghargaan Certifikat ISO 9001 : 2008 7. Piagam Penghargaan RSPO 8. Piagam Penghargaan Certifikat RSPO dan SCSS
10
2.8 Pengadaan Karyawan dan Operator Calon-calon karyawan / operator telah tersedia atau terpilih, maka perlu diadakan pelatihan agar mereka dapat menjalankan peralatan mesin mesin maupun keamanan manusia yang ada disekitarnya dan harus mencapai performance atau target yang telah ditentukan antara lain yang menyangkut kapasitas, kualitas dan effesiansi. Pelatihan tersebut akan meliputi berbagai bidang kegiatan antara lain: 1. Pengenalan peralatan mesin mesin dan instalasi pabrik. 2. Mendidik para operator supaya mampu menjalankan pabrik sesuai dengan norma – norma yang ditentukan dan Instruksi Kerja (IK) yang ditetapkan. 3. Melatih para operator supaya dapat melakukan perawatan mesin/ peralatan dan tindakan perbaikan. 4. Memberi pelajaran Teori dan praktek lapangan dari mulai persiapan operasi ,pengawasan operasi termasuk penyetelan mesin / peralatan , pekerjaaan analisa laboratorium dan menanamkan pengertian tentang proses produksi. 5. Mendidik para karyawan teori Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK 3) dan Job Training bakortiba dan ISO 9001 : 2008 dibidang tiori dan praktek 6. Mensosialisasikan secara lisan dilapangan dibidang mutu produksi, lingkungan, visi dan misi, paradigma baru, peratuaran dan perundangan di perusahaan. 7. Mendidik karyawan/ diklat operator dan pembantu oerator secara teori dan praktek dilapangan sesuai dengan program perusahaan.
11
2.9 Struktur Organisasi dan Manajemen PT. Perkebunan Nusantara III Unit PKS Sei Mangkei menggunakan organisasi berbentuk garis dan fungsional. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara III Unit PKS Sei Mangkei yang dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
DISTRIK MANAGER
MANAGER
MASISNIS KEPALA
ASISTEN TEKNIK
ASISTEN PENGOLAHAN
ASISTEN LABORATURIUM
ASISTEN TU/APK
MANDOR TEKNIK
MANDOR PENGOLAHAN
MANDOR LABORATURIUM
KRANI-1 TU
KRANI-I TEKNIK
KRANI- I PENGOLAHAN
MANDOR SORTASI
KRANI-1 APK
SECURITY
KRANI LAB/ SORTASI
Diagram 2.1 : Struktur Organisasi PKS Sei Mangkei
2.9.1
Jumlah Tenaga Kerja
Untuk mendukung kelancaran pengoperasian, Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei mempunyai Tenaga Kerja / Karyawan per Januari 2017 sebanyak 204 orang dengan perincian sbb:
12
Tabel 2.1 : Jumlah Tenaga Kerja di PKS Sei Mangkei JENIS KELAMIN NO.
TENAGA
BAGIAN
I
KARYAWAN PIMPINAN
1.
Karyawan Pimpinan
JUMLAH
JUMLAH KARYAWAN
LK
PR
KERJA
8
-
8
8
0
8
II
KARYAWAN PELAKSANA
1.
Kantor ATU
7
4
11
2.
Kantor APK
6
1
7
3.
Security
14
-
14
4.
Laboraturium
12
1
13
5.
Sortasi
9
-
9
6.
Administrasi Teknik
3
2
5
7.
Teknik Umum
15
-
15
8.
Bengkel/ Workshop
5
-
5
9.
Teknik Listrik
4
-
4
10.
MBT
5
-
5
11.
Teknisi/ D. Sipil
9
-
9
12.
Pengolahan Shift I
45
-
45
13.
Pengolahan Shift II
46
-
46
14.
Administrasi Produksi
8
-
8
188
8
196
198
8
204
JUMLAH KARYAWAN JUMLAH TOTAL KARYAWAN (I+II)
Sumber : PTPN III PKS Sei Mangkei Posisi : Januari 2017
13
2.9.2
Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab maka ditetapkan tugas menurut jabatan masing – masing seperti dibawah ini : 1.
Manajer
Manajer bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan serta keamanan pihak didalam dan diluar kebun. Adapun uraian tugas – tugas manajer adalah sebagai berikut: a. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum Perkebunan sesuai b. dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum (Direksi) c. Menandatangani surat – surat keluar, laporan – laporan dan kontrak d. Menelaah dan mendisposisi surat – surat masuk untuk penyelesaian e. selanjutnya f. Mengajukan permintaan barang dan uang kepada kantor direksi g. Menginstruksikan dalam pembayaran dan mempertanggung jawabkan h. pengeluaran i.
Membina suasana kekeluargaan dan kerjasama yang baik antara st af,
j.
karyawan dan warga serta memelihara keamanan
k. Bertanggungjawab atas keselamatan pekerja dan perlengkapannya l.
2.
Menjaga kerahasiaan perusahaan dan bertanggung jawab kepada Direksi PTPN 3.
Maskep
Masinis Kepala (Maskep) mempunyai wewenang penuh terhadap proses pengolahan pada pabrik. Adapun uraian tugas Maskep adalah sebagai berikut : a.
Menandatangani surat – surat keluar, laporan dan kontrak
b.
Membina suasana kekeluargaan dan kerjasama yang baik antara st aff dengan karyawan
c.
Bertanggung jawab atas keslamatan pekerja dan perlengkapan 14
d.
Memberikan tugas terhadap asisten – asisten pabrik
e.
Mengintruksikan fungsi – fungsi terhadap kedisiplinan pekerja (karyawan)
3.
Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan di PKS Sei Mangkei memiliki fungsi : a. Merekap buku jurnal, jam jalan dan stagnasi pabrik . Semua laporan yang menyangkut jam kerja operasional mesin dan stagnasi yang dibuat/direkap pada LBPS (Laporan Bulanan Pengolahan Sawit). b. Mencatat premi pengolahan. Perhitungan premi karyawan berdasarkan target mutu yaitu kuantitas, kualitas dan efisiensi yang perhitungannya berdasarkan point yang ditetapkan oleh direksi berdasarkan SKPTS No.3.08/SKPTS/R/77/2005 tentang pemberian premi pengolahan berdasarkan rendemen minyak sawit (CPO) kepada karyawan pelaksana pengolahan dan karyawan pelaksana di luar pengolahan PT. Perkebunan Nusantara III. c. Membuat permintaan barang ke gudang. Bon permintaan dan pengeluaran barang – barang perlengkapan produksi yang diambil dari gudang. d. Menghitung produksi yang diolah. Perhitungan jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah, jumlah minyak yang dihasilkan. Rendemen inti dan minyak dan jumlah inti yang didapat dalam satu shift. e. Buku cuti karyawan pengolahan. Permohonan cuti karyawan yang dibuat 2 hari sebelum permintaan oleh karyawan bersangkutan sebagai hak tiap karyawan tetap. f. Dokumentasi surat masuk dan keluar. Dokumen surat masuk dan keluar yang berhubungan dengan pengolahan diarsip dan disimpan sebagai file.
15
4.
Asisten Teknik
Asisten teknik mempunyai tugas : a. Permintaan barang ke gudang. Bon permintaan dan pengeluaran barang – barang teknik/spare part yang diambil dari gudang. b. Permintaan PPT/PPS dan DPBB. PPT/PPS merupakan permintaan pemeliharaan teknik/sipil yang dibuat oleh bagian teknik yang ditujukan ke distrik manager, sedangkan DPBB merupakan daftar permintaan barang yang ditujukan ke distrik manager untuk anggaran eksploitasi dan ditujukan ke kantor direksi untuk anggaran investasi. c. Surat pengantar pengembalian barang bekas ke gudang. Surat pengantar pengembalian barang bekas sisa dari reparasi yang dilakukan sendiri maupun pihak ketiga. d. Ikhtisar pekerjaan harian teknik dan dinas sipil. Laporan yang berisikan mengenai perhitungan realisasi hari kerja karyawan sesuai dengan uraian pekerjaannya yang dibuat tiap hari. e. Kartu Reparasi. Merupakan penjelasan mengenai reparasi – reparasi pemeliharaan penggantian spare part dan lain – lain pekerjaan. f. Laporan pemakaian BBM dan Pelumas. Pencatatan pemakaian BBM dan pelumas pada peralatan pabrik dan kendaraan dinas. g. Laporan pemakaian KWH Listrik. Pencatatan voltmeter listrik pada genset dan turbin sebagai pembangkit energi serta konsumsi/penggunaan listrik tersebut. h. Laporan bulanan teknik . Laporan yang memuat kerusakan peralatan pabrik, jumlah pemakaian KWH Listrik, pemakaian minyak solar, pemakaian minyak pelumas, stagnasi jam jalan pabrik dan pemakaian air dalam 1 bulan. i.
Buku Asisten. Merupakan daftar kehadiran karyawan yang diisi oleh asisten berdasarkan buku mandor ganjil genap.
j.
Mencatat premi Teknik/Listrik. Perhitungan premi karyawan berdasarkan target mutu yaitu : kuantitas, kualitas dan efisien yang perhitungan berdasarkan point yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan SKPTS No. 34.08/SKPTS/R/77/2005.
k. Mencatat jam jalan peralatan pabrik. 16
Memonitor live time peralatan dan penggantian spare part serta pelumas mesin pengolahan. l.
Buku Cuti karyawan teknik. Permohonan cuti karyawan yang dibuat 2 hari sebelum hari perminttan oleh karyawan bersangkutan sebagai hak tiap karyawan tetap.
m. Lembur dinas sipil/traksi. Memuat daftar lembur karyawan besrta jumlah jam lembur sebagai dasar pembayaran lembur. n. Surat jalan kendaraan. Surat perintah pemakaian kendaraan untuk keperluan dinas. o. Jurnal KM Jalan Kendaraan. Pencatatan jarak tempuh kendaraan dinas yang dipakai untuk urusan dinas. p. Anggaran teknik/dinas sipil/traksi. Anggaran pembiayaan untuk kegiatan teknik, dinas sipil dan traksi.
5.
Asisten Laboratorium dan Sortasi TBS
Asisten laboratorium dan sortasi TBS mempunyai fungsi : a. Rekapitulasi hasil analisa laboratorium dan sortasi TBS. Merekapitulasi hasil rata – rata analisa CPO dan inti yang sampelnya diambil tiap 3 jam. b. Laporan Hasil Analisa dan Sortasi. Hasil daripada analisa sortasi per truk untuk mewakili beberapa afdeling kebun yang dibuat setiap hari. c. Laporan mingguan dan bulanan. Kumpulan dari laporan harian tentang Rendemen serta mutu dari CPO dan inti. d. Permintaan Barang. Merupakan daftar permintaan barang keperluan laboratorium misalnya bahan kimia dan alat – alat yang digunakan laboratorium. e. Permintaan Barang ke Gudang. Bon permintaan bahan – bahan laboratorium yang ditujukan ke gudang. f. Laporan pemakaian bahan kimia. Merupakan laporan pemakaian bahan kimia yang dibuat setiap hari oleh petugas water threatment eksternal dan internal. 17
g. Laporan jam jalan pompa aduk. Laporan jam jalan pompa waduk yang dibuatnya setiap hari oleh petugas water intake. h. Mencatat premi laboratorium dan sortasi TBS. Merupakan perhitungan premi karyawan berdasarkan target mutu; kuantitas, kualitas dan efisiensi yang perhitungannya berdasarkan point yang ditetapkan oleh direksi berdasarkan SKPTS No. 3.08/SKPTS/R/77/2005. i.
Ikhtisar laporan pekerjaan harian laboratorium. Laporan yang berisikan mengenai perhitungan realisasi hari kerja karyawan sesuai dengan uraian pekerjaannya yang dibuat setiap hari.
j.
Laporan bulanan pemakaian air. Merupakan laporan pemakaian air yang digunakan untuk pengolahan dan domestik berdasarkan laporan jam jalan pompa waduk.
k. Laporan hasil analisa tandan pertahun tanam. Merupakan laporan hasil analisa TBS berdasarkan fraksi, berat dan tahun lamanya.
6.
Asisten Tata Usaha
Asisten tata usaha mempunyai fungsi : a. Permintaan barang Bukti penerimaan barang – barang masuk dari pihak ke III dan Kandir sesuai DPBB dan OPL. b. Kartu persediaan Bukti pembukuan barang – barang masuk dan menjadi stok gudang. c. Laporan bulanan Laporan yang dibuat tiap bulan berdasarkan stok gudang dan disampaikan ke bagian pengadaan dan pembiayaan. d. Daftar Upah Karyawan Perhitungan upah berdasarkan golongan ditambah premi/lembur yang akan dibayarkan setiap bulan kepada karyawan. e. Buku Jurnal Gudang Pencatatan bukti penerimaan barang dan pengeluarannya. f. Laporan Pembelian TBS
18
Laporan yang dibuat dan dilaporan tiap bulan berdasarkan hasil pembelian yang dibayarkan sesuai tagihan masing – masing pemasok. g. Finansial Gudang Pencatatan permintaan barang fisik dan biayanya h. RKAP/RKO PKS Penyusunan anggaran berdasarkan jumlah tenaga kerja, kebutuhan barang sesuai pedoman dari bagian teknik dan pengolahan. i.
Rekapitulasi biaya umum dan pengolahan Pencatatan biaya umum yang timbul dari andil dan pembebanan dari rekening netral.
j.
Penilaian Karya Merupakan kesepakatan kerja yang dibuat oleh masing – masing karyawan.
k. Administrasi Jamsostek Pencatatan Jamsostek berdasarkan gaji, upah yang telah ditentukan dari pihak J amsostek. l.
Catu Beras Karyawan Beras yang diberikan kepada karyawan berdasarkan jumlah tanggungan karyawan dengan uraian pekerja 15 Kg, istri 9 Kg, dan anak 6 Kg.
m. Daftar sisa cuti karyawan Daftar hak cuti karyawan setelah satu bulan bekerja dan harus dijalani pada bulan berjalan.
7.
Krani Produksi
Krani produksi mempunyai fungsi : a. Pembukuan TBS (Tandan Buah Segar) diterima Merupakan laporan harian/ rekapitulasi penerimaan bahan baku TBS yang dicatat jam/waktu masuknya TBS, kebun sei induk dan pihak ketiga serta tonase dari TBS yang diterima. b. Menghitung produksi dan membukukan Perhitungan produksi yang dibukukan setiap harinya. c. Laporan produksi ke kantor Direksi Merupakan laporan pencapaian produksi yang meliputi pengolahan, angka – angka kerja dan hasil pengolahan, pengiriman CPO dan inti, pengiriman milik pihak ketiga, DO yang belum terpenuhi, jasa pengangkutan pengiriman produk, persediaan dan mutu, 19
keterangan stagnasi serta sortasi TBS yang selanjutnya dilaporkan ke kantor direksi setiap harinya. d. Laporan pengiriman dan stok produksi Meliputi jumlah minyak yang dikirim tiap bulan, stok persediaan minyak setiap bulan, rendemen rata – rata tiap bulan dan mengetahui jumlah TBS olah tiap bulan masing – masing kebun. e. Laporan produksi definitif Merupakan realisasi definitif tiap kebun induk maupun pihak ketiga yang dibuat setiap bulan. f. Laporan Managemen produksi Merupakan rekapitulasi, pengiriman dan persediaan kelapa sawit dari kebun sei induk, pembelian dari pihak ketiga maupun titip olah.
8.
Pengamanan
Bagian pengamanan bertugas : a.
Membantu pimpinan perkebunan dalam usaha memantapkan dan menciptakan kondisi keamanan agar PT. Perkebunan Nusantara III Sei Mangkei dapat melaksanakan program peningkatan produksi yang diharapkan semaksimal mungkin.
b.
Memelihara keamanan dan ketertiban dilingkungan PT.Perkebunan Nusantara III Sei Mangkei agar tercipta kondisi yang aman dan tertib sehingga dapat melaksanakan program pemerintah dalam pembangunan perkebunan.
c.
Melaksanakan pengamanan terhadap hambatan dan rintangan serta gangguan yang datang dari luar dalam perusahaan.
d.
Melaksanakan pengawasan dan pelaksanaan pengiriman hasil produksi.
e.
Melaksanakan fungsi pengamanan dibidang personil, pengamanan material, pengamanan informasi dan hasil produksi dari bahaya pencurian.
f.
Pengamanan areal dan pencegahan penggarapan liar dari areal yang belum diusahakan.
20
2.9.3
Jam Kerja
Adapun jam kerja yang diberlakukan di PTPN III PKS Sei Mangkei di kelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut: I.
Karyawan Non Shift (Personalia, Tata Usaha dan Teknik)
Senin-Kamis Jam Kerja
: 07.00 – 16.00 WIB
Jam Istirahat
: 12.00 – 14.00 WIB
Jumat dan Sabtu Jam Kerja
II.
: 07.00 – 12.00 WIB
Karyawan Shift (Pengolahan dan Laboratorium)
2.9.4
Shift I
= jam kerja : 07.00 – 19.00 WIB
Shift II
= jam kerja : 19.00 – 07.00 WIB
Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PKS Sei Mangkei adalah sebagai berikut: 1. Sistem upah di PKS Sei Mangkei menggunakan Struktural yang sesuai dengan UMPR yang berlaku. 2. Untuk mendukung semangat kerja karyawan PTPN III PKS Sei Mangkei membuat sistem Premi olah TBS. 3. Premi kompensasi dilaksanakan menurut poin perjabatan stasiun proses pengolahan.
21
2.10
Standard Mutu Bahan / Produk
Untuk mencapai target yang telah dicanangkan PKS Sei Mangkei maka setiap tahun dibuat sasaran mutu. Adapun sasaran mutu PKS Sei Mangkei adalah : 1.
Bagian Pengolahan TBS Olah
: 197,604,780 kg
Kapasitas Olah
: 32,48 ton/Jam
Hari Olah
: 283 hari
Jam Olah Efektif : 21,5 jam/Hari Hasil Produksi dan Rendement a. Produksi Minyak Sawit PKS Sei Mangkei
: 47,546,671 kg
= Rendemen : 24,06%
: 9,880,239 kg
= Rendemen : 5,00%
b. Produksi Inti Sawit PKS Sei Mangkei
c. Produksi Minyak Sawit Kebun Seinduk
: 45,862,494 kg
= Rendemen : 24,17%
: 9,488,570 kg
= Rendemen : 5,00%
d. Produksi Inti Sawit Kebun Seinduk
e. Produksi Minyak Sawit Pihak Ketiga
: 1,684,179 kg
= Rendemen : 21,50%
: 391,670 kg
= Rendemen : 5,00%
f. Produksi Inti Sawit Pihak Ketiga 2.
Bagian Laboratorium a. Minyak Sawit Kadar Air Maksimum
:
0,15%
Kadar Kotoran Maksimum
:
0,02%
ALB
:
3,50%
Kadar Air Maksimum
:
7,00%
Kadar Kotoran Maksimum
:
6,00%
ALB
:
1,00%
b. Inti Sawit
c. E P M (Effisiensi Pengutipan Minyak)
: 91-93%
d. E P I (Effisiensi Pengutipan Inti)
: 90-93%
e. Losses
22
Minyak Sawit
:
1,65%
Inti Sawit
:
0,60%
f. Air Limbah (Aplikasi Lahan)
3.
BOD
: 3500 – 3500 – 5000 5000 mg/liter
Oil Grease
:
Bagian Teknik Jam Stagnasi
4.
< 600 mg/liter
: ≤ 5,00%
Bagian Administrasi a. Laporan Managemen (LM), Neraca Percobaan (PB-71) dan Laporan Teknik Pengolahan PKS sampai ke Distrik Simalungun dan Kantor Direksi setiap bulanya. b. Beban Olah Murni inclusive Beban Umum dan Penyusutan PKS (Rp/kg) harus sesuai dengan anggaran.
5.
Bagian Personalia a. Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) PKS sampai ke Distrik Simalungun dan Kantor Direksi setiap bulannya. b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu program Zero Accident dan Zero Complain. c. Rencana Diklat On The Job Training All yang terdiri dari 1 Bakortiba.
6.
Bagian Keamanan a. Lingkungan sekitar PKS aman. b. Asset PKS aman dari gangguan Pihak Luar dan Dalam.
2.11
Bahan yang Digunakan
2.11.1 Bahan Baku Bahan baku adalah semua bahan utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk dan ikut dalam proses produksi serta memiliki persentase penggunaan yang tinggi. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku di PKS Sei Mangkei yaitu: Kelapa Sawit (E lae laesi guine gui nensis nsis) adalah salah satu jenis tanaman palawija yang menghasilkan salah satu jenis minyak nabati yang berasal dari benua Afrika.
23
Klasifikasi botani kelapa sawit adalah sebagai berikut : Ordo
: Palmales
Familia
: Palmaceae
Sub-famili
: Palminae
Genus
: Elaeis
Species
: Elaeis guinensis Jenis kelapa sawit digolongkan berdasarkan warna buah dan tebal cangkang. Dari
tebal cangkang dibagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu : 1.
Dura Berupa daging buah (mesocarp) tipis, cangkang (endocarp) setebal 2 -8 mm. Intinya besar dan tidak terdapat cincin serabut. Persentase daging buah 35% - 60 % dengan rendemen minyak 17%-18%.
2.
Pesifera Berupa daging buah yang tebal, tidak mempunyai cangkang, tetapi terdapat cincin serabut yang mengelilingi inti. Intinya kecil bila dibandingkan dengan tipe dura maupun Tenera. Maka tipe pesifera ini memiliki kandungan minyak tinggi.
3.
Tenera Tipe Tenera merupakan hasil persilangan antara tipe Dura dan Pesifera. Sifat tipe Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Bentuk cangkang yang tebal sekitar 0,5 – 4 mm, mempunyai cincin serabut walaupun tidak sebanyak Pesifera, sebagai intinya kecil. Persentase perbandingan daging buah terhadap buah 60% - 96%, rendemen minyaknya 22% - 24%. Adapun pengelompokan TBS pada proses grading terdiri dari :
1.
UNRIPE
: Tidak memiliki berondolan lepas (nol berondol).
2.
UNDER RIPE
: Memiliki berondolan Memiliki berondolan lepas alami ≤ 2 berondolan/KG. berondolan/KG.
3.
RIPE
: Memiliki berondolan lepas alami ≥ 2 berondolan/KG sampai 75 %
berondolan lepas dari total berondolan per per janjang. 4.
OVER RIPE
: Memilki berondolan lepas 75 % sampai dengan 90 % dari total
berondolan per janjang.
24
5.
EMPTY BUNCH
: Berondolan 90 % sampai dengan100 % telah lepas dari
janjangnya. 6.
HARD BUNCH
: Memiliki beberapa berondolan yang tidak mau lepas,
berwarna hitam dan pecah-pecah. 7.
PARTHENOCARPY
: Memiliki lebih dari 75 % total berondolan dipermukaan
(hitam dan tidak berminyak). 8.
LONG STALK
: Berondolan yang memiliki panjang tangkai lebih dari 2,5 cm.
Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut: Kematangan Buah
Rendaman Minyak
Kadar ALB (%)
Buah Mentah
14-18
1,6 – 1,6 – 2,8 2,8
Setengah Matang
19-25
1,7 – 1,7 – 3,3 3,3
Buah Matang
24-30
1,8 – 1,8 – 4,4 4,4
Buah Lewat Matang
28-31
3,8 – 3,8 – 6,1 6,1
Jumlah daun yang berbentuk tiap tahun pada tipe ini lebih banyak dari tipe Dura tetapi ukurannya lebih kecil. Dewasa ini tipe atau varietas unggul yang telah ditanam pada perkebunan kelapa sawit yaitu persilangan buatan atau hibridisasi antara tipe Dura dengan tipe Pesifera. DP berarti hasil silang antara Dura dengan Pesifera nama dibelakang berasal dari tempat asal kelapa sawit Pesifera. Varietas kelapa sawit unggul ini dianjurkan untuk ditanam dengan kerapatan tanaman 130 pohon per hektar. Sedangkan menurut warna dikenal tiga jenis kelapa sawit yaitu : Neigrenscens,
Virescens dan Albescens. Dalam pengolahan kelapa sawit diinginkan varietas kelapa sawit yang unggul dengan kandungan minyak yang tinggi.
2.11.2 Bahan Penolong Bahan penolong merupakan bahan yang membantu dalam proses produksi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Pada proses pengolahan TBS dibutuhkan bahan penolong yaitu CaCO3 untuk memisahkan cangkang dengan nut (inti sawit).
25
BAB III PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS Sei Mangkei mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel. PKS Sei Mangkei memiliki 10 Stasiun kerja sesuai flow proses yang terbagi dalam 2 Line yang saling terkait yaitu : 1. Stasiun Penerimaan Buah (TBS) 2. Stasiun Rebusan (Sterilizer) 3. Stasiun Penebah (Threshing) 4. Stasiun Kempa (Screw Press) 5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarifikation) 6. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant) 7. Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment) 8. Stasiun Pembangkit Tenaga Uap (Boiler) 9. Stasiun Pembangkit Tenaga Listrik (Power Plant) 10. Stasiun Pengutipan Minyak dan Pengolahan Limbah (Fat-Fit & IPAL)
Gambar 3.1 : Proses Pengolahan Kelapa Sawit
26
3.1
Stasiun Penerimaan Buah
3.1.1 Jembatan Timbang Jembatan timbang berkapasitas 50 ton untuk menimbang bahan baku TBS,limbah padat dan hasil produksi (CPO dan Inti Sawit). Penimbangan buah bertujuan untuk mengetahui berat brutto (berat kotor), tarra (berat kosong) dan akhirnya berat netto (berat bersih) dari setiap pengukuran yang dilakukan. Seluruh angka-angka timbangan ini dicatat petugas timbang dalam daftar (Log Book). Untuk truk pengantar TBS yang masuk harus membawa Surat Pengantar TBS dari afdeling dan direkap dalam laporan harian/ atau rekapitulasi penerimaan TBS.
.
Gambar 3.2 : J embatan Timbang (Weight Bridge) 3.1.2 Sortasi TBS Sortasi TBS dilakukan di lantai/ peron loading ramp. Mutu dan rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi TBS dari kebun Seinduk dan pihak ke III buah yang ditolak adalah buah mentah dilaksanakan sesuai dengan criteria panen yang terbagi atas beberapa buah matang antara lain :.
Gambar 3.3 : TBS yang telah disortasi
27
Matang I (5%), Matang II (15%), Matang III (40%), Matang IV (40%), tangkai panjang ≥ 2.5 cm, buah busuk, sampah, tandan kosong dan buah sakit, kemudian dihitung persentasenya.
3.1.3 Loading Ramp Loading Ramp berfungsi untuk menampung TBS sebelum diolah. PKS Sei Mangkei memiliki 2 Loading Ramp, yaitu loading ramp Line I dan loading ramp Line II . Loading Ramp adalah tempat timbunan TBS sementara dan dituang ke tiap – tiap bays dari loading ramp. TBS yang akan diproses diisi ke dalam lori – lori yang berkapasitas 3,5 dan 15 ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan system pintu hidraulik . Sebagian besar kotoran turun / keluar melalui kisi – kisi tersebut dan juga bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah – sampah lain yang terikut.PKS Sei Mangkei memiliki 4 loading ramp, yaitu loading ramp Line I yang saling berhadapan dan line II berbentuk L. Kapasitas lantai Masing – masing loading ramp memiliki 10 pintu (bays) dengan kapasitas 125 dan 450 ton.
Gambar 3.4 : Loading R amp 3.1.4 Lori TBS Lori merupakan tempat untuk merebus TBS (Tandan Buah Segar). Jumlah lori yang mencukupi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar kapasitas rebusan tercapai. Pada lori, digunakannya rel untuk menjalankannya dan juga Transfer carriage yaitu alat pemindah lori menuju jalur rebusan yang digerakkan oleh Capstand Bolard dan Hendexser . Untuk menggerakkannya harus dilengkapi oleh power pack dan elektro motor .
28
Gambar 3.5 : Lori
Gambar 3.6 : Rel
Gambar 3.7 : Tr ansfer Cariage
29
Stasiun Rebusan ( Sterilizer )
3.2
Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Steam yang digunakan adalah steam basah ( saturated steam) dengan tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm2 dan suhu 120 – 130 0C yang diinjeksi dari Back Pressure Vessel (BPV) . PKS Sei Mangkei memiliki 6 buah sterilizer, tiga buah di line I dan tiga buah di line II yang masingmasing kapasitas berisi 3,5 ton dan 4,5 ton dengan jumlah 6 lori per line. Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand . Tujuan perebusan: 1.
Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
2.
Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
3.
Menurunkan kadar air.
4.
Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan perebusan adalah: 1. CFB (Cooking Fruit Bunch), adalah ketersediaan buah terebus yang menjadi kapasitas stasiun rebusan. 2. USB (UnStrip Bunch), adapun penyebab tingginya USB adalah:
Pengoprasian sterilizer yang kurang benar.
Durasi waktu yang kurang memadai.
Waktu puncak akhir yang kurang cukup.
Tekanan uap yang rendah.
Kualitas buah yang kurang matang, mahkota buah keras.
Katup kurang baik.
Gambar 3.8 : Stasiun Sterilezer 30
3.3
Stasiun Penebah ( Therishing)
Setelah melalui proses perebusan, lori berisi buah setelah direbus dalam Sterilizer ditarik keluar dengan menggunakan capstand menuju transfer . Selanjutnya lori yang berisi janjangan dipindahkan ke rail track yang lain dengan transfer cariage untuk kemudian masuk ke Tippler atau Hoisting Crane.
Gambar 3.9 : Stasiun Therishing 3.3.1 Tippler Tippler berfungsi menumpahkan hasil rebusan dari lori ke auto feeder/bunch hopper . Untuk menumpahkan isi dalam satu lori membutuhkan waktu 20 menit. Dalam mengoperasikan Tippler, jangka waktu
penuangan janjang buah dari Lori menentukan tercapai tidaknya
kapasitas pengolahan. Kecepatan penuangan harus disesuaikan dengan kapasitas pengolahan.
Gambar 3.10 : Tippler
31
3.3.2 Hoisting Crane Fungsi Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan isi lori ke Bunch Feeder dan menurunkan lori ke rel memiliki 2 unit Hoisting Crane berkapasitas 6 ton pada Line I dan II. Triper I unit berkapasitas 15 Ton menggunakan Gearbox / Electromotor untuk memutar dari atas kebawah menggunakan energi listrik.
Gambar 3.11 : H oisting Cr ane 3.3.3 Bunch Auto Feeder Bunch Auto feeder berfungsi sebagai wadah sementara penampungan janjangan buah sebelum dibawa ke thresher . Dari tippler janjangan buah dituang ke bunch hopper untuk selanjutnya janjangan buah jatuh perlahan ke bucket/ scrapper bunch elevator untuk selanjutnya dibawa ke thresher . Setelah isi lori ditumpahkan, kelapa sawit menuju ke theser melalui Bunch conveyor / elevator yang berfungsi membawa / mengangkat janjangan ke thresher yang dilengkapi dengan scrapper/bucket sebagai tempat janjangan hasil tuangan dari tippler .
Gambar 3.12 : Bunch Auto F eeder
32
3.3.4 Thresher Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor. Alat ini berupa mesin berbentuk drum berkisi-kisi yang berputar dengan kecepatan 23 rpm. Pada Thresher ini dilengkapi dengan Fruit Conveyor Under Thresher. Terdapat dua threser pada stasiun ini, thresher pertama untuk proses pemipilan pertama.
Gambar 3.13 : Thresher Sedangkan threser kedua ( second Threser ) berfungsi untuk memaksimalkan pemipilan agar kelapa sawit yang masih ada pada tandan dapat terlepas semuanya sehingga kehilangan berondolan (losses) dalam janjangan dapat dikurangi. Kelapa sawit yang telah terpisah dari tandannya kemudian ke Fruit Conveyor dan Fruit Elevator yang berfungsi untuk membawa dan mengangkat berondolan terpipil menuju Distributing Conveyor .
Gambar 3.14 : F ruit E levator
33
Gambar 3.15 : Distributing Conveyor Selanjutnya dari Distributing Conveyor berondolan di distribusikan ke setiap Digester . Sedangkan tandan kosongnya, masuk ke Empty Bunch Hopper berfungsi untuk menampung sementara janjang kosong sebelum diangkut ke kebun melalui Empty bunch conveyor . Penyebab berondolan tidak terpilih, yaitu : 1. Buah yang diolah masih tergolong buah mentah dan hard bunch. 2. Proses perebusan di Sterilizer tidak sempurna karena waktu perebusan dan tekanan steam yang kurang. 3. Kapasitas janjangan buah yang masuk ke Thresher berlebih. Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemipilan, antara lain : 1.
Kecepatan putar Thresher Drum 23 rpm.
2.
Sudut kemiringan sudu-sudu Thresher .
3.
Jarak antara Roller Crusher disesuaikan dengan rata-rata besar janjang kosong.
4.
Mutu buah dan effesiensi proses sebelumnya.
5.
Effisiensi proses perebusan buah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses, yaitu : 1.
Penuangan di Tippler/Auto Feeder harus diatur agar tidak overloading .
2.
Berondolan yang jatuh disekitar Tippler, lantai Bunch Elevator, Fruit Conveyor dan Elevator harus dibersihkan segera dan dimasukkan ke Fruit Conveyor.
3.
Seluruh sampah yang berserakan disapu dan dibuang ke tong/lubang sampah, dan kotoran minyak yang berjatuhan di lantai dibersihkan dengan fibre, selanjutnya fibre dimasukkan ke Fruit Conveyor .
4.
Janjangan kosong yang sangkut pada kisi-kisi Thresher dan Conveyor Empty Bunch harus selalu dibersihkan. 34
5.
Bila saat operasional ditemukan benda asing atau terdengar suara yang mencurigakan pada peralatan harus dilakukan pemeriksaan.
Gambar 3.16 : E mpty Bunch
Gambar 3.17 : Bunch H opper
3.3.5 Digester Digester adalah ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap, yang dilengkapi dengan pisau pisau pengaduk. Dimana jumlah pisau pengaduk dalam 1 unit. Digester terdiri dari 4 pasang pisau pengaduk yang bertingkat dan 1 pasang pisau pelempar. Posisi pisau tersebut ini dibuat bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lainnya agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Dalam proses digester terdapat pisau-pisau (stirring arm), pisau teratas yang
35
digunakan untuk mengaduk dan melumat. Pisau yang paling bawah ( stirring arm holiont ) yang berfungsi juga untuk mendorong TBS sampai keluar. Fungsi Digester adalah : 1.
Melumatkan daging buah
2.
Memisahkan daging buah dengan biji
3.
Mempersiapkan Feeding proses
4.
Menaikkan temperatur
5.
Meniriskan minyak
6.
Mengurangi biji pecah
Gambar 3.18 : Digester
36
3.4
Stasiun Pengempaan ( Screw Press)
Stasiun kempa bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil ) dari daging buah (mesocarp). Di PKS Sei Mangkei terdapat 4 unit screw press yang berkapasitas masingmasing 10 ton/jam. Buah-buah yang telah dilumat secara bertahap melalui pisau pelempar, dimasukkan ke dalam Feed Screw Conveyor dan mendorongnya masuk ke dalam mesin pengempa (Twin Screw Press). Dengan tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang-lubang seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Tekanan cone max. 50 kg/cm2 . Faktor-faktor yang mempengaruhi screw press adalah: 1. Kondisi worm screw press 2. Ampas kempa ( press cake) harus keluar merata di sekitar konus 3. Tekanan hidrolik pada akumulator 50-60 kg/cm 2 4. Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus dikosongkan 5. Tekanan kempa yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kadar inti pecah bertambah dan lossis pada inti. Tekanan kempa yang rendah dapat mengakibatkan cake basah, lossis pada ampas dan biji bertambah, pemisahan ampas dan biji tidah sempurna, bahan bakar ampas basah, sehingga pembakaran dalam tabung ruang bakar boiler tidak sempurna. Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang di press. Alat ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang lubang didalam terdapat sebuah ulir yang berputar. Tekanan kempa diatur oleh dua buah kerucut ( conus) berada pada kedua ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik .
Gambar 3.19 : Stasiun Screw Press
37
3.5
Stasiun Permunian Minyak ( Clarification)
Stasiun permunian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsurunsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
Gambar 3.20 : Stasiun Clarifi cation 3.5.1 Sand Trap Tank Sand Trap Tank atau yang disebut dengan Tangki Pemisah Pasir . Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 derajat celcius. Alat ini bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan padatan (pasir). Dengan adanya pemanasan melalui sistem injeksi akan mempercepat penurunan pasir. Dalam pengoprasian sand trap, operator harus melakukan blow down minimal setiap 4 jam dan perlu memperhatikan dan mengontrol temperatur sand trap tersebut.
Gambar 3.21 : Sand Trap Tank
38
3.5.2 Vibro Sparator Vibro Seperator atau Vibrating Screen ialah Saringan Bergetar, fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut – serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
Gambar 3.22 : Vibro Separator 3.5.3 Crude Oil Tank Fungsi dari crude oil tank adalah untuk menurunkan NOS (kotoran) dan menambah panas. Prinsip kerja COT adalah dengan pengendapan karena gravitasi sehingga memanfaatkan perbedaan berat jenis diantara minyak, air dan NOS. Out put menuju VTC akan mengalir secara overflow melalui baffle-baffelnya. Pemisahan minyak lebih sempurna jika panas minyak dipertahankan pada suhu 90 -93C. Oleh karena itu dalam COT dipasang pipa untuk menginjeksi steam.
Gambar 3.23 : Crude Oil Tank
39
3.5.4 Vertical Clarifier Tank Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran ( NOS ) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Kapasitas VTC yang ada di PKS Sei Mangkei yaitu 90 m 3 . Pada VTC Fluida terbagi dalam 3 lapisan yaitu lapisan minyak, air dan sludge yang pemisahannya dibantu dengan stirrer. Untuk dapat memisahkan lapisan lebih sempurna diperlukan injeksi sitem sebagai start awal untuk menaikkan suhu dengan cepat. Jika suhu sudah tercapai maka transfer steam akan digantikan dengan steam coil .
Gambar 3.24 : VCT 3.5.5 Oil Tank Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil atau sebagai tempat pengendapan kotoran dan bak penampungan sebelum minyak diolah oleh Purifier . Di dalam oil tank minyak dipanaskan. Pemanasan
dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk
mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95 derajat celcius. Kapasitas Oil Tank 10 Ton / Jam. Selanjutnya minyak ditampung di sludge drain tank untuk di proses kembali.
Gambar 3.25 : Oil Tank
40
3.5.6 Oil Purifier Oil purifier yang digunakan pada PKS Sei Mangkei ada 5 unit. Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal atau pemisahan. Karena gaya pada pusingan bowl disc + 7000 rpm, maka kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat dari minyak akan berbeda pada bagian luar minyak yang berbeda dibagian tengah dialirkan ke vacum dryer, sedangkan kotoran dari air akan tercampak ke luar dan selanjutnya di buang ke parit. Minyak yang masuk ke dalam oil puriefer di usahakan temperaturnya 90 C – 93C.
Gambar 3.26 : Oil Purifer 3.5.7 Vacum Dryer Fungsi dari Vacum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel . Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana. Ujung pipa yang masuk kedalam vacuum dryer dibuat hampir sempit berbentuk nozzle- nozzle sehingga akibat kevakuman dalam tangki vacum dryer minyak tersedot dan mengabut didalam vacum dryer .
Gambar 3.27 : Vacum Dryer 41
3.5.8 Sludge Tank Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95C.
Gambar 3.28 : Sludge Tank 3.5.9 Sand Cyclone Fungsi dari Sand Cyclone atau Pre-Cleaner adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya, yaitu pada sludge separator . Prinsif pemisahan pasir pada sand cyclone adalah akibat gaya centrifugal yang dihasilkan oleh cyclone serta perbedaan berat jenis.
3.5.10 Sludge Seperator Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.
Gambar 3.29 : Sludge Seperator
42
3.5.11 Storage Tank Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara
terjadwal dan
pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO. PKS Sei Mangei memiliki 3 unit storage tank atau oil storage yang diantaranya 2 berkapasitas 1000 ton dan 1 unit dispatcch dengan kapasitas 60 ton.
Gambar 3.30 : Storage Tank 3.6
Stasiun Pengolahan Biji ( Kernel Plant )
Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan dijabarkan proses pengolahannya. Campuran ampas (fiber) dan biji (nut) yang keluar dari screw press diproses kembali di stasiun kernel untuk menghasilkan :
Cangkang ( shell ) dan fibre yang digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Kernel (inti sawit) sebagai hasil produksi yang siap dipasarkan.
Gambar 3.31 : Stasiun Kernel 43
3.6.1 Cake Breaker Conveyor Fungsi dari Cake Breaker Conveyor (CBC)
adalah untuk membawa dan memecahkan
gumpalan Cake dari stasiun Press ke depericarper. Pada press dijelaskan bahwa bubur yang dikempa di dalam srew press akan menghasilkan 3 komponen besar yaitu crude oil, fiber, dan nut. Ampas ( fiber ) dan biji (nut ), yang telah terpisah dari minyak selama proses pempaan, keluar dari mulut pressan dan masuk ke dalam sebuah transporter yang lazim disebut Cake Breaker Conveyor . CBC ini terdiri dari satu talang yang mempunyai dinding rangkap. dan pisau – pisau pemecah mudah dipisahkan dari biji.
Gambar 3.32 : CBC 3.6.2 Depericarper Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan ( fiber ) akan terhisap oleh FAN . Yang massanya lebih berat (nut ) akan masuk ke Nut Polishing Drum.
Gambar 3.33 : Depericarper 44
3.6.3 Nut Polishing Drum Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah : 1. Membilas biji (nut ) dari serabut – serabut yang masih melekat. 2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport . 3. Memisahkan nut dari fiber . 4. Memisahkan gradasi nut .
Gambar 3.34 : Nut Polishing Drum 3.6.4 Nut Transport Nut transport berfungsi untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum ke nut silo. Nut elevator dilengkapi dengan cyclone dan blower untuk menghisap nut. Nut yang jatuh ke nut conveyor diatur lajunya dengan menggunakan air lock , sehingga nut tidak jatuh sekaligus.
Gambar 3.35 : Nut Transport 3.6.5 Nut Silo Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya ( Ripple mill ). Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan Nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan ( Heater ).
45
Gambar 3.36 : Nut Silo 3.6.6 Riplle Mill Fungsi dari Riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.
Gambar 3.37 : Riplle Mill 3.6.7 LTDS LTDS (Light Tenera Dust Separation) berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Sistem pemisahan yang dilakukan disini adalah dengan menggunakan tenaga blower hisap dust separator .
Gambar 3.38 : LTD S 46
3.6.8 Claybath Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki
berat
jenis
lebih
ringan
dari
pada
larutan
calcium
carbonat
sedangkan cangkang berar jenisnya lebih besar
Gambar 3.39 : Claybath 3.6.9 Kernel Silo Fungsi dari Kernel Silo adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 60 derajat celcius, tengah 70 derajat celcius, bawah 80 derajat celcius. Pengeringan dilakukan di dalam kernel silo selama 5 – 8 jam.
Gambar 3.40 : Kernel Silo 47
3.6.10
Kernel Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kapasitas kernel storage adalah 400 ton. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.
Gambar 3.41 : Kernel Storage
3.7
Stasiun Pengolahan Air ( Water Treatment )
Proses pengolahan air bertujuan untuk meminjam kualitas air sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pengolahan air mencakup pengoperasian, penjernihan, penyaringan dan pelunakan.
Gambar 3.42 : Stasiun Waterr Treament 3.7.1
Kolam Penampung (Water Base) 48
Air dari waduk akan dipompakan didalam kolam penampungan. Pada kolam ini terjadi pengendapan (lumpur dan kotoran) secara alami. Dari kolam air dipompakan ke Clarifier Tank.
Gambar 3.43: Water B ase
3.7.2
Tangki Pengendapan ( Clarifier Tank )
Clarifier Tank ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu proses pengendapan. Di dalam Clarifier Tank diinjeksikan bahan kimia yang berupa Soda Ash dan Tawas.Soda Ash berfungsi sebagai pengatur pH yakni berkisar antara 6-7, sedangkan Tawas berfungsi mengumpalkan kotoran kedalam air, sehingga mengendap dalam dasar tangki. Air pada bagian atas dialirkan ke Reservoier Tank yang berfungsi untuk menampung air sebelum dialirkan kedalam Sand Filter.
Gambar 3.44 : Clarifier Tank
3.7.3
Penyaring Pasir ( Sand F ilter ) 49
Air dari Reservoir Tank dipompakan ke Sand Filter air ini masih mengandung padatan tersuspensi, sehingga dalam Sand Filter, air disaring melalui pasir halus pada permukaan pasir dan air mengalir melalui bagian bawah dan dipompakan ke Water Tower . Pada tower pertama air yang telah bersih dialirkan untuk keperluan pengolahan air umpan boiler, keperluan proses, keperluan domestik dan sanitasi pabrik. Sedangkan pada tower kedua airnya dialirkan ke kompleks perumahan karyawan. Untuk membersihkan kotoran atau lumpur yang melekat pada permukaan pasir, dilakukan Backwash setiap hari.
Gambar 3.45 : Sand F ilter
3.7.4
Tangki Penukar Kation
Untuk umpan boiler, air yang digunakan barasal dari Water Tower yang dipompakan ke tangki penukar kation. Kation Tank berisi Resin Kation jenis Amberlite IRA 120 (berwarna kuning emas) yang bersifat asam. Adapun fungsi tangki kation adalah: 1.
Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan oleh garam Ca 2+ dan Mg2+ dalam air.
2.
Menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam-garam alkali.
3.
Mengurangi zat-zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel. Pada proses ini terjadi penukaran ion antara kation-kation Ca2+ dan Mg2- dan ion lain dalam air dengan kation H+ alam resin. Pada suatu saat resin akan jenuh, maka untuk di Regenerasi atau mengaktifkan kembali resin harus diinjeksikan larutan (H 2SO4) kedalam tangki berdasarkan analisa laboratorium. 50
Gambar 3.46 : Cation Exchanger
3.7.5
Tangki Penukar Anion
Tangki Penukar Anion ini berisi resing Amberlite IRA 402 (berwarna coklat muda). Fungsi tangki penukar ion adalah: 1.
Menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, H2SiO2 yang terbentuk pada tangki penukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi.
2.
Menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral sehinga air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam-garam mineral. Pada suatu saat Resin Anion ini akan penuh, maka untuk meregenerasi kembali resin tersebut kedalam tangki diinjeksikan larutan NaOH.
Gambar 3.47 : Anion E xchanger 3.7.6
Dearator
51
Dearator bertujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang terlarut dalam air yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa-pipa boiler. Penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan dengan cara pemanasan dengan menggunakan steam yang diinjeksikan langsung kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran air. Temperatur didalam tangki dijaga konstan. Temperatur air sekitar 80 C-90C. Air yang keluar dari Dearator sebelum masuk ke boiler diinjeksikan bahan kimia yang berguna untuk menaikkan pH, mencegah terjadinya korosi, mencegah
pembentukan kerak pada ketel boiler. Jenis
dreator ada dua yaitu: 1. Pressure Deaerator : Adalah suatu pressurer vessel dimana air dipompakan kedalam vessel melalui suatu sistem penyemprotan, membuat air menjadi partikel – partikel kecil, sehingga bercampur dengan uap dan air menjadi panas. Proses ini membuat gas dan cairan membesar dan lepas dari vacum, keluar dengan sistem ejector. Temperatur sebaiknya tinggi, diatas 100C, dan letak deaerator berada di posisi atas untuk mencegah kavitasi pada feed pump. Permukaan air pada deaerator sebaiknya dikendalikan secara otomatis termasuk aliran steamnya untuk menjaga kontinuitas aliran dan steam. 2.
Vacum Dearator : Alat ini hanya berfungsi untuk memurnikan sebagian dari feed water. Air dimasukkan kedalam vessel melalui nozzle penyemprot secara gravitasi.
3.8
Stasiun Pembangkit Tenaga Uap ( Boiler )
Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap dengan bahan bakar Fibre and Shell yang berbentuk bejana tertutup yang berfungsi untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk pembangkit daya listrik dan juga untuk proses pemanasan. Bagian-bagian utama boiler pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei:
52
Gambar 3.48 : Stasiun Boiler 3.8.1 Ruang Bakar Sebagai tempat pembakaran bahan bakar atau dapur (fibre dan cangkang) untuk menghasilkan gas panas. Yang memiliki lantai (fire gratee) berupa susunan roster yang dibuka tutup dengan pneumatic atau model fixed grate mempunyai lubang-lubang (deashing nozzle) untuk tempat lewatnya udara pembakaran dari Forced Draft Fan (FD Fan). Lubang tidak boleh tumpat agar pembakaran dapat sempurna yang dilengkapi “ firing door ” pada bagian depan yang berfungsi untuk :
Mengatur proses pembakaran.
Pengeluaran abu, gumpalan kerak sisa-sisa pembakaran.
Jalan masuk untuk inspeksi dan perawatan.
Ruang bakar dikelilingi oleh tube-tube air (water wall ) yang akan menyerap panas untuk produksi steam.
Gambar 3.49 : Ruang Bakar 53
3.8.2 Drum Atas (Upper Drum) Fungsi dari drum atas :
Menampung air umpan untuk didistribusikan ke pipa air pembangkit steam.
Menampung uap dari pipa pembangkit dan setelah uap dan titik air dipisahkan pada drum selanjutnya uap dialirkan ke header uap untuk didistribusikan ke turbin.
Material drum biasanya terbuat dari low carbon steel dengan campuran (chrome, vanadium, molybdenum) untuk menghindari elongation yang berlebihan.
3.8.3 Header Air Umpan Merupakan bejana baja berbentuk silinder dipasang disekeliling dapur dan dibawah fire grade pada dinding depan boiler. Berfungsi untuk menampung air umpan dan selanjutnya didistribusikan ke pipa air pembangkit uap (water wall ).
Gambar 3.50 : H eader A ir Umpan 3.8.4 Header Uap Header uap berfungsi sebagai penampung uap dari pipa air pembangkit uap dan selanjutnya mendistribusikan ke drum uap (drum atas). Biasanya berbentuk bejana silinder, tetapi ada juga yang berbentuk persegi empat.
54
Gambar 3.51 : H earder Uap 3.8.5 Tube Air Pembangkit Uap Generating bank atau Tube air pembangkit uap berfungsi mengubah air menjadi uap dengan pemanasan gas panas dari dapur/furnace. Tube air pembangkit uap dipasang di sekeliling ruang dapur (water wall) dan di atas ruang dapur. Untuk menambah kapasitas uap, tube air pembangkit uap ini juga dipasang di bagian sebelah belakang dapur. Susunan pemasangan tube di desain untuk dapat menerima panas semaksimal mungkin.
3.8.6 Cerobong Asap ( Chimney ) Berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran dan menurunkan temperatur gas panas dari dapur (1000 C) tersebut sebelum dibuang ke udara (250 C – 300 C).
Gambar 3.52 : Cerobong Asap
55
3.9
Stasiun Kamar Mesin ( Power Plant )
Stasiun ini berfungsi sebagai penggerak peralatan pabrik, penerangan pabrik dan kantor. PKS Sei Mangkei mempunyai dua unit Turbin Generator dan dua unit Disel Generator pada setiap masing-masing line.untuk menampung steam dari turbin terdapat satu unit BPV ( Back Preasure Vessel ), yang berfungsi untuk mendistribusikan uap ke stasiun – stasiun yang memerlukan uap.
Gambar 3.53 : Stasiun Power Plant
Gambar 3.54 : Control Panel
56
3.9.1 Turbin Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam menjadi energi mekanis (putaran) untuk membangkitkan energi listrik melalui alternator. Semua turbin dilengkapi dengan katup keselamatan ( safety valve) untuk melindungi turbin dari kondisi pengoperasian, dimana jika putaran terlalu tinggi, maka Plunger akan memicu pada katup tertutup. Uap yang digunakan merupakan uap kering dan basah dari boiler yang bertekanan 16 – 21 kg/cm2. memiliki alternator turbin uap 3 unit , yang digunakan ketika pabrik beroperasi dan juga digunakan sebagai cadangan ( stand by) apabila terjadi kerusakan pada turbin yan pertama.
Gambar 3.55 : Turbin 3.9.2 Genset Pada PKS Sei Mangkei PTPN III memiliki 2 unit mesin diselatau genset pada masing-masing line dengan kapasitas 250 KVA dan 285 KVA.. Alat ini menggunakan solar atau biodisel sebagai bahan bakar sehingga genset hanya digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik alternatif jika turbin tidak beroprasi dan sebagai alternatif untuk membantu beban turbin dengan sistem paralel.
Gambar 3.56 : Genset 57
3.9.3 Back Pressure Vessel (BPV) Untuk menampung steam dari turbin memakai satu unit Back Pressure Vessel (BPV), berfungsi untuk menyeragamkan tekanan steam dan mendistribusikan ke stasiun pengolahan yang memerlukan pemanasan. Adapun instalasi-instalasi yang membutuhkan pemansan dari BPV ialah: 1. Sterilizer Station 2. Pressing Station 3. ClarificationvStation 4. Kernel Plant Station 5. Fat-Fit Station
Gambar 3.57 : BPV
58
3.10 Stasiun Pengutipan Minyak dan Pengolahan Limbah (Fat-Fit & IPAL) Dalam setiap proses pengolahan dari bahan baku menjadi produk pada suatu pabrik selain menghasilkan produk yang bernilai jual, terdapat juga produk samping yang berupa limbah baik padat maupun cair dan udara. Limbah-limbah ini jika tidak dilakukan proses penetrasi akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang sanga berbahaya. Limbah cair yang dihasilkan di tampung disuatu waduk dan digunakan kembali sebagai pupuk pada kebun milik PTPN III PKS Sei Mangkei. Limbah padat seperti fiber dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler. Sebagian cangkang lainnya dantankos dijual. Sedangkan limbah berupa gas dibuang ke udara dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan.
Gambar 3.58 : F at-F it
Gambar 3.59 : Kolam Limbah
59
BAB IV SISTEM KELISTRIKAN
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan KARNEL melalui beberapa tahapan yang memerlukan konsumsi energi listrik. Semakin besar kapasitas produksi, kompleksitas proses dan automation, konsumsi energi listrik yang diperlukan semakin tinggi. Parameter umum konsumsi energi listrik ( power consumption ) dipabrik pengolahan kelapa sawit yakni sebesar 17-19 kWh/ton TBS. Penggunaan konsumsi energi listrik yang tinggi, otomatis mempengaruhi biaya operasional yang semakin tinggi. Bila biaya operasional terhadap pemenuhan energi listrik yang tinggi lantas tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dan kapasitas pabrik, maka bakal menimbulkan kerugian yang besar. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya guna mengidentifikasi penyebab tingginya penggunaan energi listrik di PKS. Dampak dari nilai konsumsi listrik yang diatas standar bisa mengidentifikasikan adanya pemborosan energi atau penggunaan beban yang besar, tetapi perlu pula ditinjau terlebh dahulu dari pembebanan yang ada, selain itu konsumsi listrik yang tinggi bisa menyebabkan tingginya biaya operational jika penyumbang energi listrik banyak ditanggung dari generator.
4.1
Power Plant Idealnya pabrik kelapa sawit mampu mandiri memenuhi kebutuhan energinya.
Limbah serabut ( fiber ) dan cangkang ( shell ) sawit digunakan untuk bahan bakar boiler sebagai penghasil uap yang digunakan untuk penggerak turbin pembangkit tenaga listrik juga sumber uap untuk proses perebusan dan pengolahan. Dalam pabrik kelapa sawit ketel uap (boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap inilah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit. Disini kita akan membahas sedikit tentang ketel uap yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit . Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang mengubah air menjadi uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari 60
pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap. Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang membutuhkan uap dipabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan dari ktel uap. Selain turbin alat lain yang di pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (alat untuk memasak TBS). Dan di stasiun pemurnian minyak (clarifikasi) oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. Karena jika tidak akan mengganggu proses pengolahan di pabrik kelapa sawit.
Gambar 4.1 : Control Panel pada Power Plant Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar diruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat,yaitu : 1.
Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)
2.
Udara yang dipakai harus mencukupi
3.
Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran harus cukup
4.
Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5.
Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api.
61
Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, adapun alasan mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah : 1.
Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.
2.
Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak digunakan
3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. 4.
Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit.
5.
Harga lebih ekonomis.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwrna hitam berbentuk seperti batok kelapa dan agag bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah elapa sawit yang diselubungi oleh serabut. Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antar lain : 1. Carbon (C) 2. Hidrogen (H2) 3. Nitrogen (N2) 4. Oksigen (O2) 5. Abu Dimana unsur kimia yang terkandung pada cangkang yang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya, bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan partikel pijar. Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang digunakan sedikit panas yang dihasilkan akan rendah. Karena cangkang apabila dibakar akan mengeluarkan panas yang besar. Serabut adalah bahan bakar padat yang berbentuk seperti rambut, apabila telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat di bagian kedua
62
dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit. Didalam serabut dan daging buah sawitlah minya CPO terkandung. Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang. Disamping serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall, disamping mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion door (pintu keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan. Tabel dibawah ini menunjukkan komposisi unsur yang ada serabut d an cangkang.
Tabel 4.1 : Komposisi unsur serabut dan cangkang Nama Unsur
Serabut
Cangkang
Carbon (C)
40,15
61,34
Hidrogen (H2)
4,25
3,25
Oksigen (O2)
30,12
31,16
Nitrogen (N2)
22,29
2,45
Abu (A)
3,19
1,8
Gambar 4.2 : Serabut
Gambar 4.3 : Cangkang
63
Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap dengan kapasitas uap 20.000 kg aup/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm 2. Dimana dibutuhan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS per jam. Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang menghasilkan uap superheater, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer. Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Ketel Pipa Air 2. Ketel Pipa Api Ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air. Maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar pipa air. Untuk menghitung kapasitas uap pada ketel uap yang dubutuhkan adalah dengan :
Kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0,6 ton uap per ton TBS
Jadi untuk pabrik 30 ton membutuhkan boiler = 30 ton x 0,6 = 18 ton uap per jam.
Jadi untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0,6 = 27 ton uap per jam Sumber energi yang terpasang pada pabrik kelapa sawit adalah Genset yang
sedang aktif di line II yaitu merk DEUZT 500KVA dan 2 buah steam turbin yaitu, STEAM TURBINE 1000 KVA atau 1000 KVA/1500 RPM yang dapat beroperasi secara bergantian maupun bersama-sama. Genset dengan kapasitas 240 kW dioperasikan untuk mensuplai kebutuhan domestik dan penerangan ketika pabrik dalam kondisi belum aktif dan turbin bisa bekerja. Genset dengan kapasitas 2 x 400 kW dioperasikan untuk penyalaan dan proses pertama pabrik hingga pabrik menghasilkan fiber dan shell untuk nahan bakar boiler dan boiler mampu menghasilkan steam dengan kapasitas yang diharapkan untuk menggerakkan steam turbine hingga menghasilkan energi listrik secara terus menerus (continue).
64
Gambar 4.4 : Genset merk DE UTZ 300KVA Turbin dapat beroperasi normal jika tekanan steam 18-21 bar. Jika tekanan kerja boiler menunjukkan tren penurunan hingga 15 bar maka turbin tidak mampu dibebani untuk proses pabrik dan akan terjadi trip sehingga untuk menjaga proses tidak berhenti secara mendadak, maka operator engine room segera mengaktifkan genset untuk disinkron dengan turbin.
Gambar 4.5 : Turbine pada Power Plant 65
Jika keadaan ini sering terjadi konsekuensinya adalah naiknya biaya operasional akibat pemakaian solar dan menambah pekerjaan operator boiler karena harus segera menyekrop bahan bakar kedalam tungku boiler untuk meningkatkan panas pembakaran dan meningkatkan kembali tekanan steam yang seharusnya cukup untuk mensuplai dari fuel feedeng konveyor.
4.2
Distribution System Sistem distribusi yang dipakai pada pabrik kelapa sawit ini adalah sistem jaringan
distribusi bawah tanah (radial). Sebab, dari sistem pembangkit tenaga listrik, daya langsung disalurkan ke bus-bus daya dan tidak lagi melalui traf o-trafo. Tegangan yang dikeluarkan dari pembangkit langsung digunakan untuk beban-beban. Sehingga permasalahan transmisi tidak ada, disebabkan beban-beban relatif dekat dengan pembangkit. Sistem jaringan pada sistem akan menyebabkan terputusnya keseluruhan beban yang dilayaniya. Keuntungan dengan sistem radial : 1. Bentuknya sederhana. 2. Sistem pengamannya tidak sulit. 3. Lebih ekonomis. Kerugian dengan sistem radial : 1. Kontiunitas kurang memuaskan. 2. Keandalannya rendah. Daya listrik ini dialirkan pada bus-bus daya, dari bus-bus daya langsung dibawa ke beban melalui panel-panel bus. Untuk menjaga kestabilan tegangan pada output generator maka diberikan suatu alat untuk pengaturan tegangannya yaitu Alternating Voltage Regulation (AVR) . Jika terjadi penurunan tegangan maka akan menggerakkan suatu peralatan di AVR yang selanjutnya akan menaikkan arus penguat pada generator tersebut sehingga tegangan naik kembali. Pada proses kerja AVR ini terdapat suatu tekanan variabel dan nilainya ditentukan oleh dua tarikan yang berlawanan arah. Tekanan variabel ini diberikan dengan penguat generator tersebut sehingga tegangan dari generator itu turun, maka gejala yang dirasakan oleh elektro motor itu dan gaya dari tahanan variabelnya akan
66
turun juga. Turunnya tahanan ini akan menyebabkan arus penguat dari generator ini naik, tegangan pun akan naik kembali. Ada beberapa faktor yang dibuat sebagai dasar untuk menilai baik tidaknya suatu sistem distribusi, faktor tersebut yaitu : 1. Voltage Regulation 2. Kontiunitas Pelayanan 3. Efisiensi
4.2.1 Peralatan-Peralatan pada Panel Listrik Adapun peralatan peralatan pada panel listrik antara lain ialah : 1.
MCB ( Miniatur Cir cuit Breaker )
Merupakan pemutus arus terdiri dari 2 keping Logam (bimetal) yang memiliki koefisien muai yang berbeda
2.
MCCB ( Moulded Current Ci rcuit Breaker )
Pemutus arus listrik yang berkerja secara manual yakni bekerja dengan prinsip thermal (panas) dimana alat ini akan memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi arus yang lebih melewati batas yang diizinkan namun juga dapat dikendalikan dengan menggabungkan motorizer untuk menaikkan dan menurunkan tuasnya.
3.
ACB (Air Circuit Breaker )
Pemutus ini bekerja berdasarkan tekanan udara yang diberikan, dimana untuk menghubungkan (Connecting ) rangkaian listrik diperlukan tenaga yang begitu besar untuk menguraikan bunga api yang terjadi. Tenaga/tekanan angin yang diberikan tidak hanya untuk menghubungkan namun juga diperlukan pada saat pemutusan arus listriknya. ACB bisa bekerja dengan cara manual dan juga elektronik dan biasanya alat ini digunakan pada panel pembangkit listrik yang memerlukan arus yang begitu besar dan pemutus yang handal dan aman dari bahaya kebakaran. Pemutus ini bisa juga dikontrol oleh alat ukur sistem proteksi.
67
4.
Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau saklar magnet adalah saklar yang bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya saklar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan. Magnet-magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Kontaktor akan bekerja normal apabila tegangan mencapai 86% dari tegangan kerja, bila tegangannya turun maka kontaktor akan bergetar.
5.
Tombol Tekan (Push Button)
Tombol tekan ( push button) adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam pengontrolan motor-motor listrik bila dijalankan dengan menggunakan kontaktor magnet. Tombol yang normal direncanakan untuk berbagai-bagai tipe yang mempunyai kontak normal tertutup (normally close) atau normal terbuka (normally open). Kontakkontak NO akan menutup jika tombol ditekan dan kontak NC akan membuka jika tombol ditekan.
6.
Rele (Relay )
Relay adalah suatu saklar listrik (kontak-kontak) yang berfungsi untuk melindungi, memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian listrik dengan prinsip elektro magnetik dengan kemampuan hantar arus yang kecil tidak seperti haln ya kontaktor.Relay akan bekerja apabila ada besaran listrik yang mengalir melalui peralatan tersebut. Besaran-besaran yang bukan besaran listrik diubah dahulu menjadi besaran listrik. Relay mempunyai kontak-kontak normal membuka (normaly open) dan normal menutup (normaly close).
7.
Lampu Indikator
Lampu indikator merupakan lampu tanda ( pilot light ) On atau Off dari suatu rangkaian konrol. Lampu-lampu yang digunakan adalah lampu pijar dengan 2 watt sampai 5 watt dengan tegangan kerja 6 volt dan ada juga lampu tanda dengan tegangan kerja 110 volt atau 220 volt yang dapat dipasang langsung ke jala-jala. Lampu-lampu tanda ini dipasang secara paralel dengan peralatan kontrol sehingga peralatan tetap dapat beroperasi bila lampu-lampu tersebut putus atau terbakar 68
8.
Alat Ukur
Untuk mengetahui besaran listrik yang digunakan dalam suatu rangkaian listrik maka digunakan alat ukur listrik. Dalam panel listrik ada beberapa alat ukur listrik yang digunakan diantaranya :
8.1 Amperemeter
Alat ukur yang bekerja berdasarkan kumparan putar ini berfungsi untuk melihat besarnya arus listrik yang mengalir pada saluran/penghantar listr ik, pada panel listrik biasanya dibantu oleh sebuah trafo arus (curent transformator ). Kapasitas alat ukur ini biasanya tergantung besarnya arus yang digunakan oleh beban/pemakai seperti 0 – 50 A atau 0 – 100 A.
8.2 Voltmeter
Alat ukur ini bekerja berdasarkan kumparan putar yang berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan yang mengalir baik pada sumber tenaga maupun pada beban/pemakai.
8.3. Wattmeter
Untuk mengukur daya yang terpakai digunakanlah alat ukur wattmeter yang bekerja berdasarkan kumparan putar dan pemasangan alat ukur ini biasanya terletak pada panel daya listrik.
8.4. Cosphimeter
Untuk mengetahui besarnya faktor kerja yang terjadi pada beban yang ditanggung oleh sumber tenaga maka digunakanlah alat ukur cosphimeter.
8.5. Frekwensimeter
Alat ukur ini biasanya digunakan pada panel pembangkit yang berfungsi mengetahui besarnya frekwensi dari pemangkit listrik yang dihasilkan. akan memperlihatkan alat ukur Frekwensi meter.
69
4.2.2 Pengaman Pada Panel Listrik Adapun pengaman yang digunakan dalam panel listrik ialah : 1. ACB ( Air Circuit Breaker ) 2. MCCB ( Moulded Current Circuit Breaker ) 3. Under Frekuensi Relay 4. Over Current Relay 5. Timer 6. Delay Relay
4.2.3 Power Consumption Untuk mengetahui karakteristik dan pemakaian beban listrik dapat dibaca dengan alat ukur yang terpasang di panel kamar mesin berupa kW/meter dan ampere meter. Sedangkan energi listrik yang terpakai terukur melalui kWh/meter yang terdapat dipanel masing-masing pembangkit.Beban bakal mengalami fluktuasi dan menyesuaikan kebutuhan daya terhadap mesin atau listrik yang digunakan masing-masing unit.Penggunaan daya listrik untuk psoses pengolahan lebih dominan sebesar 77,62%.Beban domestik menempati urutan kedua mencapai 16,75%.Sedangkan beban lain berupa head office,kantor PKS,Wordshop KB,dan penerangan jalan memiliki nilai yang kecil berkisar 0,5-3%.Sehingga penggunaan untuk beban ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap daya yang ditanggung terhadap pembangkit.
Tabel 4.2 : Pembagian K onsumsi Daya per Stasiun untuk Line I berkapasitas 30 Ton No.
STATION
Terpasang
Beroperasi
Demand Factor Df (%)
Power
In
I Terukur
Power
kW
A
A
kW
1.
Reception & Sterilizer
147
279
175
92
63
2.
Threshing
149
283
88
46
31
3.
Pressing
240
456
200
105
44
4.
Clarification
171
325
30
16
9
70
5.
Oil Storage
23
44
12
6
27
6.
Depericarper & Kernel
281
534
280
147
52
7.
Boiler Control
230
437
320
168
73
8.
WTP
193
367
63
33
17
9.
Boiler Demint
76
144
20
11
14
10.
Effluent Treatment
60
114
45
24
31
11.
Factory Lighting
75
142
50
26
35
12.
Domestic Lighting
50
95
40
21
42
Total
1695
705
42
71