LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAMATAN KONDISI OPERASI KILANG CDU SPK RU II PERTAMINA
NAMA LENGKAP : 1. AHMAT JUNI ARTHA 2. AMRIZAL MARYO 3. ANDY FADLY 4. ARIF ROHMAN WAHID 5. HENDRI GUNAWAN
6. IKHSAN DALIMUNTHE
PT.PERTAMINA (PERSERO) UNIT PENGOLAHAN RUII SPK
NAMA SISWA
NO
NAMA LENGKAP
NOMOR INDUK
1
AHMAT JUNI ARTHA
2015388
2
AMRIZAL MARYO
2015389
3
ANDY FADLY
2015390
4
ARIF ROHMAN WAHID
2015391
5
HENDRI GUNAWAN
2015397
6
IKHSAN DALIMUNTHE
2015398
KATA PENGANTAR
Dengan rasa Syukur kehadirat ALLAH atas segala rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelasaikankegiatan praktek kerja lapangan (PKL) dan membuat laporan kegiatan PKL. Tujuan utama dari kerja lapangan ini adalah untuk memantapkan teori dan praktek yang telah dipelajari di smk dan dapat diselesaikan serta diaplikasikan di lapangan. Laporan kerja lapangan ini merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh sisiwa jurusan teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia SMKN 5 Dumai. Dalam pembuatan laporan ini tak lupa saya menghaturkan sujud kepada orang tua saya yang telah banyak memberikan dorongan semangat dari awal hingga selesainya laporan ini. Tak lupa juga saya mengucapkan terima kash pada seluruh teman di sekolah yang telah memberikan dorongan moril dan material serta informasi. Juga dengan segala hormat saya capkan banyak terima kasih kepada pembimbing sehingga kami dapat menerapkan ilmu yang diberikan pada kami.
Ucapan terima kasih ini juga saya ucapkan kepada :
1. Akhmad Zuhri
: Selaku kepala SMKN 5 DUMAI
2. Diah Sekarwati
: Selaku kepala jurusan Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia
3. Sukahar
: yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kerja praktek di Pertamina Sei. Pakning
4. Teman – teman yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)………………………………….......................2 1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)………………………………………………. 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Kilang RU II Sei.Pakning……………………………………………………...3 2.2 Konfigurasi Kilang RU II Sei.Pakning………………………………………………… 3 2.3 Struktur Organisasi…………………………………………………………………….. 4 BAB III ISI 3.1 Flow Process…………………………………………………………………………… 5 3.1.1 Flow Diagram………………………………………………………………………... 5 3.1.2 Penjelasan Flow Diagram……………………………………………………………. 6 3.2 Feed & Product………………………………………………………………………… 7 3.3 Instalasion & Tank Yard……………………………………………………………….. 8 3.4 Utilities………………………………………………………………………………… .9 3.5 Laboratorium…………………………………………………………………………… 13 BAB IV TUGAS KHUSUS 4.1 Pengamatan Spesifikasi Produk Kerosine RU II SPK………………………………… 14 4.1.1 Grafik Flash Point Kero………………………………………………………………14 4.2.2 Grafik Color Kero…………………………………………………………………….15 BAB V PENUTUP KESIMPULAN…………………………………………………………………………… .. 16 SARAN…………………………………………………………………………………… .. 16
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Para sisiwa dibekali oleh pelajaran khusus sesuai jurusan mereka masing-masing. Dalam memahami suatu ilmu tidak cukup hanya dengan teori saja tetapi juga didukung dengan memperaktekkan teori yang telah didapat. Oleh karena itu Sekolah Menengah Kejuruan mengadakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan dijalani para siswanya. Dengan demikian di sekolah para siswa dibekali teori-teori yang akan dipratekkan langsung saat menjalani program Praktek Kerja Lapangan. Dalam menjalani Praktek Kerja Lapangan para siswa akan melihat secara nyata apa-apa saja yang mereka pelajari secara teori seperti peralatan dan cara kerja. Dengan praktek langsung para siswa akan terjun langsung ke perusahaan-perusahaan sehingga akan menambah ilmu dan keterampilan mereka. Tidak hanya itu dengan adanya praktek kerja lapangan akan membentuk krakter,mental dan ketangkasan mereka dalam dunia kerja. Dengan adanya program ini di harapkan setelah tamat dari sekolah, para siswa sudah siap terjun lagsung kedunia kerja .Karena sudah dapat diastikan pra siswa ini tidak akan canggung lagi dan keterampilannya telah lebih terasah dibandingkan dengn para sisa yang belum berpengalaman mengikuti program Praktek Lapangan. Sekolah Menengah Kejurusan(SMK) Negri 5 Dumai juga mempunyai program Praktek Kerja Lapangan.Program ini di mulai ketika siswa SMKN 5 Dumai sudah menduduki bangku kelas dua.Tujunnya agar siswa lebih memahami teori yang diberikan di sekolah karena siswa akan melihat peralatan di dunia Migas secara langsung.Melaksanakan PKL ini tidak lah mudah untuk seorang siswa SMK,Karen siswa wajib memahami terlebih dahulu teori agar ia lebih mudah memahami peralatan yang ada di perusahaan. SMKN 5 Dumai sendiri berupaya menciptakan siswa/i yang berkompetensi dan berakhlak mulia agar kedepannya akan menjadi dampak baik bagi dirinya di masa depan. Untuk inilah program ini dilaksanakan agar mendukung aspek-aspek yang telah di ajarkan oleh pihak sekolah. 1
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan praktek kerja lapangan (PKL) adalah: 1. Mengetahui manfaat dalam mengikuti program praktek lapangan. 2. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di SMKN 5 DUMAI. 3. Menjadikan siswa lebih berkompetensi dalam bidangnya. 4. Agar siswa lebih memahami peralatan yang ada di perusahaan-perusahaan.
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat praktek kerja lapangan (PKL) adalah: 1.Dapat menambah ilmu pengetahuan baik terhadap diri sendiri maupun pembac yang lain. 2.Menjadikan penulis lebih tau tentang suatu peralatan pada dunia industry Migas. 3.Penulis lebih bertanggung jawab dan disiplin terhadap suatu pekerjaan,karena penulis ikut dalam kegiatan-kegiatan perusahaan.
2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Kilang Pertamina RU II Sei. Pakning
Kilang Sungai Pakning dengan kapasitas 50.000 barrel/hari mulai dibangun tahun 1968 oleh refining associates Canada Ltd (REFICAN) diatas tanah seluas 280 Ha mulai beroprasi bulan Desember 1969. Pada awal beroprasi,kapasitas pengolahannya baru mencapai 25.000 barrel/hari. Kilang minyak sungai pakning di bangun pada tahun 1968 oleh refining associates (CANADA) Ltd atau refican dan selesai pada tahun 1969,dengn kapsitas desain 25 MBSD. Beberapa sejarah penting kilang sei pakning. 1.
Penyerahan kilang dari pihak refican pada pertamina tahun 1975.
2.
Peningktan kapasitas produksi menjadi 35 MBSD pada tahun 1977.
3.
Peningkatan kapasitas produksi menjadi 40 MBSD pada tahun 1980.
4.
Peningkatan kapasitas produksi menjadi 50 MBSD pada tahun 1982.
2.3 Konfigurasi Kilang RU II SPK
Bahan Baku Kilang Sungai Pakning berupa minyak mentah (Crude Oil) yang terdiri dari : 1. SLC (Sumatra Light Crude) atau Minas Crude 2. LCO (Lirik Crude Oil) 3. SPC (Selat Panjang Crude) 4. BUCO (Banyu Urip Crude Oil)
Komposisi Olah Crude :
SLC (Sumatra Light Crude)
= 88,6%Vol 34
LCO (Lirik Crude Oil)
= 9,7 % Vol 34
SPC (Selat Panjan Crude)
= 0,7% Vol
Slop Oil
= 1%Vol
3
2.3. Struktur Organisasi
Kilang minyak Pertamina Sungai Pakning merupakan bagian dari kilang minyak Pertamina RU II Dumai / Sungai pakning yang bernaung dibawah Direktorat Hilir Pertamina Struktur Organisasi terdiri dari seksi-seksi yang menangani proses operasianal dan masalahmasalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang,untuk itu seksi-seksi memiliki wewenang dan tanggung jawab dibidangnya masing-masing. Manager Production S. Pakning PERMONO AVIANTO
Section Head HSE SISWANTO
Lead of Utilities SULTHONI HARAHAP
Section Head Production KARSIDIANTO
Lead of CDU ZULKIFLI GUCCI
Section Head Maintenance
Lead of IT&Y MARWAN
Section Head Procurement DASRIL
Lead of Laboratory ISKANDAR TACHSIN
Officer Distribution BBM DONNY
Group Leader Reliability AHMAD MAILAN
Sr. Supervisor General Affairs DASMA SINAGA
4
BAB III ISI
3.1 Flow Process Unit CDU SPK
Flow Diagram
. Amonia
In . Siskem
E3J
E3I -
E.6 A/B
E.6 C/D
E.6 E/F
H-1 Kero
E3G
Kero Drawoff
E3H
H-2
o
T1
D.1 E3F
E3E
D-6 KONDENSAT
D-2
Striping Steam
E3D E3B
TO.FLARE
T 2 122 A T 2 B
H-3
E3C E3A
T3
FG.TO HEATER Reco very Compressor
D- 5
N a p h t a
D-3
D-4 DRAIN
H-4
steam 50 PSI
Kero
E5B
5 K
E5C E2
E1B
E4A
E5A E4B
C.WATER KEROSENE
E1A P.6A/B/C
E8 E9
P.5A/B P4A/ B/C
P.8A/B
P 3A/B P.7A/B
P2A/B
E4C
C.TOWER NAPHTHA
E7B E7A
ADO RESIDUE E10 A/B/C CRUDE P1/A
5
Penjelasan Flow Diagram
Crude dipompakan dengan pompa P1/A dengan temperature 40oC kemudian melewati E1A/B dimana crude masuk melalui tube dan didalam shell terdapat produk kerosene/reflux kerosene sebagai media pemanasnya kemudian melewati E2 dimana crude masuk melalui shell dan di dalam tube terdapat produk ADO sebagai media pemanas kemudian melalui E3A/B/C/D/E/F dimana crude masuk melalui tube dan didalam shell terdapat produk LSWR sebagai media pemanasnya dan kemudian masuk ke D1(desalter) untuk menghilangkan kadar air dan garam pada crude dan crude masuk ke E3G/H/I/J melalui tube dan didalam shell terdapat produk LSWR sebagai media pemanas dengan temperature out latenya ±212oC/215oC dan kemudian crude tersebut melewati HEATER/FURNACE(pemanas utama) H1/2/3/4 dengan temperature out late 340oC kemudian masuk ke kolom fraksinasi T1 yang mempunyai 22 tingkat sebagai tempat pemisahan minyak bumi berdasarkan tray didihnya top produk mulai menguap pada temperature 160oC, middle produk mulai menguap pada temperature 260oC,dan bottom produk pada temperature 330oC kemudian top produk masuk kolom fraksinasi T3 yang mempunyai 26 tingkat untuk memisahkan antara produk naptha dan kerosene, naphta akan menguap pada temperature 110oC kemudian dilakukan pendinginan menggunakan cooler dan media pendinginnya fin fan yang akan masuk kedalam D-2. Pada D-2 Terjadi pemisahan, naphtha dan gas. yang akan masuk ke D-3 untuk kembali dilakukan pemisahan.
Naphtha di pompakan
dengan P2A/B untuk di dinginkan menggunakan Cooler (fin-fan) E7B dan kemudian masuk ke Tank Product. Produk kerosene yang berada pada middle T1 kemudian dipompakan oleh pompa P.8.A/B menuju T3 untuk dilakukan pemurnian ,dari bottom T3 produk kero ini dipompakan oleh P.3.A/B melewati E1B dan juga didingikan menggunakan Cooler(fin-fan) E9 kemudian masuk ke Tank Product .produk ADO dari kolom stripper( T2B) dengan temperature 260oC dipompakan oleh pompa P.4.A/B/C melewati E2 sebagai media pemanas untuk crude oil dan juga menurunkan temperature pada produk ADO kemudian didinginkan menggunakan cooler(fin fan )E.7.A/B dan melewati E.4A dan kemudian masuk ke Tank Product . produk residue dari bottom
T1
dengan
temperature
330oC
dialirkan
oleh
pompa
P.6.A/B/C
ke
E.3.A/B/C/D/E/F/G/H/I/J untuk menurunkan temperature produk residue dan juga sebagai media pemanas untuk crude oil,dan didinginkan dengan Box Cooler (E.10.A/B/C) kemudian masuk ke Tank Product. 6
3.2 Feed & Produk
Feed
1. SLC (Sumatra Light Crude) atau Minas Crude 2. LCO(Lirik Crude Oil) 3. SPC(Selat Panjang Crude) 4. BUCO(Banyu Urip Crude Oil)
Komposisi Olah Crude :
SLC (Sumatra Light Crude)
= 88,6%Vol 34
LCO (Lirik Crude Oil)
= 9,7 % Vol 34
SPC (Selat Panjan Crude)
= 0,7% Vol
Slop Oil
= 1%Vol
Spesifikasi Produk
7
3.3 Instalation & Tank Yard (ITY)
Dalam
proses
pengilangan
minyak
bumi
di
perlukan
fasilitas
penampungan,perpipaan dan sarana distribusi (pengapalan .Hal ini bertujuan untuk kelancaran oprasi penyaluran dan penimbunan . Di kilang Sungai Pakning sebagai pengelolanya adalah bagian ITY.Tugas-tugas bagian ini adalah: 1. Menampung minyak mentah 2. Mempersiapkan dan melayani kebutuhan crude oil untuk umpan CDU. 3. Menampung produk-produk hasil pengolahan CDU. 4. Menyalurkan dan melaksanakan pengapalan minyak produk. 5. Mengembalikan minyak sludge dari separator ke tanki slop.
Daftar Tanki
NAMA TANKI 946-TK-10 946-TK-11 946-TK-12 946-TK-13 946-TK-15 946-TK-17 946-TK-08 946-TK-09 946-TK-14 946-TK-16 946-TK-07 946-TK-18 946-TK-23 946-TK-01 946-TK-02 946-TK-03 946-TK-06 946-TK-19 946-TK-20 946-TK-21 946-TK-05 946-TK-22
JENIS MINYAK MIXED CRUDE MIXED CRUDE MIXED CRUDE MIXED CRUDE MIXED CRUDE SLOP OIL L.S.W.R L.S.W.R L.S.W.R L.S.W.R A D O A D O A D O KEROSINE KEROSINE KEROSINE KEROSINE KEROSINE KEROSINE KEROSINE NAPHTHA NAPHTHA
KAP ASITAS (KL) 22,160,458 21,844,945 22,126,478 22,531,606 22,259,348 22,240,803 22,045,346 22,135,624 22,087,021 24,659,629 3,153,605 10,638,374 34,997,962 50,754 50,622 1,582,132 3,121,330 10,451,993 6,273,054 10,822,454 3,125,620 10,753,901
8
3.4
Utilities
Utilities adalah sarana panjang dalam
proses pengolahan minyak menjadi
produk-produknya. Produk yang di hasilkan di bagian Utilities selain untuk kepentingan dalam proses pengolahan minyak juga digunakan untuk kepentingan dilingkungan Pertamina Sungai Pakning. Secara Oprasional sarana dan fasilitas yang ada meliputi: 1. Tersedia pembangkit tenaga listrik 2. Ketel uap ( Boiler ) 3. Tersedia air bersih 4. Tersedia air pendingin 5. Tersedia udara bertekanan
3.4.1
Peralatan-peralatan di Utilities
A. Boiler Boiler merupakan alat pemanas feed yang berupa air untuk menghasilkan steam yang berguna bagi operasi kilang. B. Compressore Compressore
berfungsi
memampatkan
udara
untuk
menghasilkan
instrument air/udara kering dan plant air/udara basah yang berguna produksi kilang. C. Dearator Dearator berfungsi sebagai pemanasan awal untuk meghilangkan kadar O2(oksigen) dalam feed air boiler yang dapat menyebabkan korosi. D. Cooling Tower Coling tower merupakan alat pendingin air yang menggunakan udara yang dibantu dengan menggunakan Fan. E. Clearator Clearator merupakan alat yang berfungsi untuk pengendapan flake fake yang ada terdapat di air. F. Gas Turbine Generator dan Genset Emergency
9
Gas Turbine Generator berfungs sebagai sebagai pembangkit tenaga listrik yang berguna untuk menunjang operasi kilang dan perumahan. Genset emergency berfungsi sebagai pembangkit listrik untuk keadaan emergency. G. Trafo Distribusi Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen.
3.4.2
PreWater
PreWater adalah unit dan tahapan proses yang diperlukan untuk menyediakan air umpan boiler yang memenuhi standard spesifikasi yang diperlukan, mulai dari :
A.
WIS (Water Intake Sungai Dayang)
Sungai dayang merupakan sumber Raw Water Intake (air baku) yang digunakan sebagai feed di Water Treatment Plant. Adapun tahapan yang dilalui air water intake yaitu : air dari sungai dayang dialirkan secara gravity ke water pond melalui pintu air yang telah di beri jarring kawat sebagai penyaring sampah. B.
WTP(Water Treatmen Plant)
WTP merupakan unit pengolahan yang mengolh air dari sungai dayang yang mengandung suspended solid,komponen tinggi yangmenjadi air bersih sehinggga layak digunakan untuk kilng untuk kilang dan perumahan: Adapun tahapan yang dilalui di WTP ini antara lain: a) Raw Water Pond Merupaakan bak penampungan air baku yang berasal dari sungai dayang.pada bak ini terjadi pengendapan lumpur. b) Bak flokuator Dari Raw water Poun air dialirkan ke bak flokuator menggunakan pompa dan di injeksikan 3 macam chemical yaitu caustic Soda (NaOH),Alumunium sulfat (Al2(SO4)3) dan Berdzerbon Untuk mengikat flok-flok menjadi gumpalan sehingga lebih mudah menguap. c) Sedimentasi 10
Air dari flokuator akan mengalir ke bak sarang tawon untuk pengendapan . d) Filter Air dari sedimentris dialirkan ke filter untuk mendapatan air yang lebih bersih. e) Clear Water Pond Dari filter,air bersih ditampung ke bak clear water pond untuk di alirkan ke WDcP Adapun Chemical yang harus di make up pada unit water Treatment plant setiap 8 jam ,sebagai berikut:
Caustc soda( NaOH) yang bertujuan untuk menaikan Ph air menjadi 4-4,5.
Aluminium sulfat (AL2(SO4)3) bertujuan untuk koagulasi dan menurunkan impurities dalam air yang berupa padatan melayang.
Berdzerbon /Dukem 890 bertujuan untuk mengikat padatan melayang sehingga mempermudah proses pengendapan.
C. WDcP (water decolorizing plant) Merupakan unit pengolahan air WTP dengan menaikkan PH dari 4,5 manjadi 7 mengunakan injeksi Caustic Soda. Adapun Tahapan yang dilalui di WDcP antara lain :
Clearator / sedimentasi Air dari WTP sebelum masuk ke Clearator diinjeksikan chemical NaOH, sehingga PH air naik dari 4,5 ke 7,0
Bak Koagulasi Merupakan bak peampungan air dari clearator untuk proses pengendapan.
Bak Jeruji Air dari bak koagulasi akan keluar dari bak jeruji shingga kotoran-kotoran kecil akan tersangkut di bak jeruji tersebut. Dari bak jeruji air dialirkan ke sand filter.
Sand Filter Intermediate Pond Air dari sand filter masuk ke intermediate pond / bak penapungan sementara.
Vessel 11
Dari intermediate pind air dialirkan ke vessel. Pada bak air ini disaring lagi menggunakan campuran carbon aktif agar air benar benar bersih. Bak Drinking
Dari vessel air ditampung di bak drinking. Dari bak ini air dialirkan ke Tanki, untuk feed cooling tower, perumahan, ke Kapal, Kilang dan BFW menggunakan pompa. Air Bersih ke perumahan di injeksikan kaporit bertujuaan sebagai Disinffectan / membunuh bakteri dan lumut yang terkandung dalam air. Disamping itu WDcP juga menghasilkan ar minum untuk perumahan menggunakan REVERSE OSMSIS SYSTEM, yang memanfaatkan filter dan membrane khusus untuk penyulingan air.
D. BFW (Boiler Feed Water) Air dari WDcP dialirkan ke Tank-15 sebagai BFW. Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air uman yang tidak diolah, Proses pengolaha yang digunakan dan prosedurpengoperasian Boiler. Sebagai aturan umum, semaki tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran.
E. Daerator Gas-gas yang terkandung dalam air, seperti O2 dan CO2 yang dapat menjelaskan menimbulkan pengkaran dihilangkan daengan menggunakn daerator. Chemical yang dipakai di daerator yaitu :
NaOH (Caustic Soda) untuk menaikkan PH BFW menjadi 9,5
Na3PO412H2O (Trisodium Phospate) untukmelunakkan dan mengikat unsur padat seperti logam Ca, Mg, Na.
Tritak H-35 untuk mengikat dan menghilangkan kadar O2 yang terkandung dalam BFW
Reitak M-8085 untuk menetralkan keasaman dalam air boiler
12
3.5 Laboratorium
Laboratorium Operasi Kilang adalah salah satu penunjang dalam industry perminyakan untu memerikasa bahan baku dan produk. Laboratorium Operasi Kilang di Pertamina Sungai Pakning tugasnya meliputi : 1. Analisa minyak mentah (Crude Oil) 2. Analisa Produk-Produk CDU 3. Analisa air umpan air dan Boiler 4. Analisa air limbah
Hasil Analisa Lab. Tanggal 15 September 2016
13
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1 Pengamatan Spesifikasi Produk Kerosine RU II SPK
4.1.1
Grafik Flash Point Kero
Titik nyala adalah suatu titik dimana pada temperatur terendah minyak bumi cukup uap untuk menyambar suatu percikan api sehingga terjadi pembakaran sesaat. Makin tinggi gravity API nya titik didihnya makin rendah, maka jelaslah flash point juga makin rendah dan mudah dapat terbakar karena percikan api. Flash point ini sangat mempengaruhi kualitas produk kerosene. Pada grafik diatas disimpulkan bahwa target dari produk kero diatas belum memenuhi/mencapai target yang diinginkan,karena target yang kita inginkan adalah 380C sementara pada grafik melebihi target. Sebenarnya flash point tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu rendah. Flash point mempunyai arti sangat penting, makin rendah tentu makin mudah terbakar, sebaliknya makin tinggi flash point mengurangi kemungkinan terbakarnya kerosene pada saat pemakaian.
14
4.1.2
Grafik Color Kero
Color kero (color lovibond) merupakan pemeriksaan warna yang harus dilakukan untuk produk kero berdasarkan ketentuan yang ada biasanya memakai ASTM(American Society Test and Materials). Pemeriksaan ini sangat diperlukan karena dengan adanya pemeriksaan ini kita dapat mengetahui atau menangani permasalahan yang ada di area kiang atau pemasaran nanti. Pada grafik diatas dijelaskan bahwa warna yang diinginkan/ideal adalah 2,00. Jika warna melebihi target maka bisa di ragukan keaslian produk atau sudah terkontaminasi oleh bahan lain,bias juga produk yang didapat banyak mengandung flok(kotoran pada fluida).apabila color kurang dari 2,00 maka produk itu bagus atau memenuhi standart ASTM dan warna nya tidak terlalu gelap sehingga masyarakat tidak protes terhadap perusahaan.
15
BAB V PENUTUP KESIMPULAN
Kilang ini memiliki kapsitas 50.000 barrel/day Jumlah tanki penampungan 22 Produk – produk kilang RU II SPK (naphtha,kerosene,ADO,LSWR) Hasil pengamatan grafik flash point produk kero, bahwa produk yang dihasilkan oleh kilang SPK belum mencapai target khususnya pada flash point. Karena flash point yang didapat diatas 380C. Bila terlalu tinggi maka pembakaran yang akan terjadi di ruang bakar harus memerlukan panas yang tinggi,dan tingkat keamanannya lebih terjaga,sulit terbakar. Sebaliknya jika terlalu rendah akan berdampak pada tingkat keamanannya lebih rendah dan berpotensi terjadi kecelakaan ,keuntungannya ; panas yang diperlukan tidak terlalu tinggi untuk terbakar. Hasil pengamatan grafik color produk kero, Jika warna melebihi target maka bisa di ragukan keaslian produk atau sudah terkontaminasi oleh bahan lain,bias juga produk yang didapat banyak mengandung flok(kotoran pada fluida).apabila color kurang dari 2,00 maka produk itu bagus atau memenuhi standart ASTM dan warna nya tidak terlalu gelap sehingga masyarakat tidak protes terhadap perusahaan.
SARAN
Saran kami untuk perusahaan ini,agar perusahaan ini lebih meningkatkan kedisiplinan kepada para pekerjanya,dan kami berharap pada tahun berikutnya sekolah kami dapat PKL lagi di perusahaan ini,karena perusahaan ini termasuk perusahaan yang cocok untuk jurusan kami yaitu jurusan teknik pengolahan migas dan petrokimia ,dan dengan adanya pertamina ini kami berharap jika kami lulus dari sekolah nanti kami dapat bekerja di perusahaan ini ,karena setidaknya kami sudah memiliki pembekalan bila bekerja disini. Sekian saran dari kami ,lebih dan kurangnya mohon maaf,dan kami mengucapkan terimaksih kepada para pembimbing yg telah mengajarkan kami selama dua bulan ini.
16