K11-PEMASARAN HASIL TAMBANG DOSEN PENGASUH : Dr Ir H Marwan Asof, DEA, Ir. Mukiat, MS, Rosihan Febrianto, ST, MT.
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2017
Materi Pemasaran Hasil Tambang 1. Bagan Organisasi 2. Prospek Pemasaran a Dalam Negeri b Luar Negeri
Inti Materi Pemasaran Hasil Tambang Menjelaskan tentang kebutuhan pasar baik secara jangka pendek maupun jangka panjang (untuk kebutuhan kebutuhan dalam negeri dan luar negeri), Menjelaskan rencana pemasaran pemasaran mulai dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5 sedangkan untuk selanjutnya berdasarkan perkiraan harga pa sar, Menjelaskan jenis bahan galian galian yang siap jual dengan jenis kualitas yang ditentukan.
Susunan Materi Bab VIII Pemasaran Hasil Tambang 8.1. Pengertian Bahan Galian, 8.2. Manajemen Tambang, 8.3. Pemasaran Bahan Galian, 8.4. Jual Beli Bahan Galian.
BAB VIII PEMASARAN HASIL TAMBANG
8.1. PENGERTIAN BAHAN GALIAN
Bahan galian adalah adalah semua produk dari pertambangan yang diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, yang terdiri dari mineral-mineral beharga. Mineral adalah suatu benda berbentuk padat, cair, atau gas yang homogen dan terdapat di alam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan anorganis, mempunyai komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. 8.1.1. Ciri –Ciri –Ciri Bahan Galian Dalam pemasaran pengusahaan bahan galian mempunyai ciri –ciri –ciri yang khusus dalam pemasarannya, antara lain, Pengolahan & penambangan dapat penambangan dapat menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan yang modern, keadaan ini tergantung pada tingkat produksinya, dimana bila besar dapat digunakan peralatan modern. Khusus untuk bahan galian mineral dapat menggunakan teknologi pengolahan bahan galian untuk meningkatkan kadar mineralnya mineralnya menjadi lebih tinggi. Produk dipasarkan secara lokal akan lokal akan lebih mudah tetapi sering pasar menjadi sempit (bahan galian industri). Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil (tambang skala rakyat), serta modal dan resiko akan semakin besar dengan meningkatnya status perusahaan tersebut. perusahaan tersebut. Perizinan relatif Perizinan relatif lebih rumit (Sulit). Masalah lingkungan kurang lingkungan kurang diperhatikan. Masalah utama pada modal, manajemen, teknik pengolahan, dan pasar. Harga relatif Harga relatif murah (kecuali dibentuk seni). 8.1.2. Klassifikasi Bahan Bahan Galian Bahan Galian dapat diklassifikasikan dengan berbagai cara, diantaranya yang sudah dikenal, yaitu, 1. Berdasarkan UU Tambang, Tambang, a. UU Tambang tahun 1967, bahan 1967, bahan galian dibagi menjadi 3 macam yaitu, Bahan Galian Strategis (Strategic Mineral), Bahan galian yang mempunyai arti strategis untuk pertahanan, keamanan, dan ketahanan ekonomi negara berdasarkan undang-undang yang berlaku, misalnya, minyak bumi, gas alam, batu bara, uranium, nikel, dan timah.
Bahan Galian Vital (Vital Minerals), Bahan galian yang bersifat vital untuk menjamin hajat hidup orang banyak berdasarkan undang-undang yang berlaku, misalnya besi, bauksit, tembaga, timbal, seng, yodium, dan belerang. Bahan Galian Tak Vital dan Tak Strategis (Non-vital Strategis (Non-vital and Non-strategic Minerals), Bahan galian yang sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional atau bisa juga disebut Bahan galian industri (industrial mineral) merupakan bahan galian tambang bukan bijih yang pada umumnya digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisiknya seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain, misalnya batu gamping, bentonit, kaolin, zeolit, fosfat, mika, tawas, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, dan marmer. b. UU RI No 4 Tahun 2009, tentang 2009, tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara, Usaha pertambangan dikelompokkan atas, a. Pertambangan mineral, dan b. Pertambangan batubara. Pertambangan mineral sebagaimana mineral sebagaimana dimaksud pada huruf a dibagi atas, a. Pertambangan mineral radioaktif, b. Pertambangan mineral logam, c. Pertambangan mineral bukan logam, dan d. Pertambangan batuan. 2. Berdasarkan Kandungan Kandungan Mineral (logam), Berdasarkan kandungan mineralnya (logam), bahan galian dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu ; Bijih (ore) merupakan (ore) merupakan bahan galian sebagai sumber bahan logam. Contohnya kasiterit (Sn), Hematit (Fe), Bauksit (Al), dan lain – lain – lain. lain. Bukan Bijih merupakan Bijih merupakan sebagian bahan bukan logam. Contohnya belerang, fosfat, kaolin, kapur, dan lain – lain – lain. lain. 3. Jenis Mineral Berdasarkan Mineral Ekonomi Ekonomi Berdasarkan ekonomi mineralnya, bahan galian dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu, Metalic Mineral, Precious metal, yaitu metal, yaitu Tembaga, Seng dan Timah. Steel Industry, Industry, yaitu Besi, Nikel, Chromium, Mangan, Tungsten, dan Vanadium. Electronic Industry, Industry, yaitu yaitu Cadmium, Bismuth, dan Germanium. Active, yaitu Uranium dan Radium. Radio Active, yaitu Non-Metalic Mineral, Isolator, yaitu Isolator, yaitu Mika dan Asbes.
Refractory material, material, yaitu yaitu Silica, Alumina, Zircon dan Grafit. Mineral, yaitu Corundum, Garnet, Intan dan Topaz. Abresive Mineral, yaitu Mineral, yaitu Fosfat, Belerang, Batu Gamping, Garam, General Industry Mineral, yaitu Barit, Boraks, Feldspar, Magnesit, Gypsum, Clay (Lempung) dan lain – lain – lain. lain. Fuel Mineral, padat), yaitu Coal, Lignite dan Oil Shale. Solid (zat padat), yaitu Liquid (Zat Cair), yaitu Cair), yaitu Minyak Bumi. 4. Berdasarkan cara terbentuknya, terbentuknya, Bahan galian dapat dibedakan menjadi : Bahan Galian Magmatik, Magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan bertempat didalam (berhubungan) dan dekat dengan magma. Bahan Galian Pematit, yaitu Pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk didalam diatrema dan dalam pembentukan instrusi (Gang dan Apofisa). Bahan Galian Hasil Pengendapan didasar sungai (genangan sungai (genangan air) melalui proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan. Bahan Galian Hasil Pengayaan skunder, skunder, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan. Bahan Galian Hasil Metamorfosis kontak, kontak, yaitu batuan sekitar magma berubah menjadi mineral ekonomik. Bahan Galian Hidrotermal, Hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku dicelah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relatif rendah dibawah 500°C. 8.2. MANAJEMAN TAMBANG
Idialnya seorang pimpinan perusahaan pertambangan harus mengerti dan memahami beberapa Konsep Manajemen Manajemen untuk mencapai visi dan misi perusahaan yang perusahaan yang dipimpinnya. 8.2.1. Pengertian Manajemen Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi atau pengertian manajemen. Beberapa di antaranya merumuskan manajemen sebagai berikut, Stoner & Wankel, Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk meneapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Terry, Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan sumberdaya menggerakkan sumberdaya manusia & sumberdaya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pengertian manajemen di atas telah dikemukakan bahwa Manajemen adalah suatu proses untuk proses untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang diperlukan tersebut disebut sebagai unsur-unsur manajemen. Lebih lengkapnya, unsur-unsur manajemen (5 M) ini dapat dikelompokkan menjadi, Manusia (Men). Bahan (Materials). Mesin/peralatan (Machines). Metode/cara Kerja (Methods). Modal uang (Money). Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 M bila dinyatakan dalam bahasa Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti informasi yang diolah misalkan dalam manajemen perkantoran. Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi. Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu, manajemen, yaitu, Tingkatan manajemen terbawah atau disebut juga first line management yaitu management yaitu tingkatan manajernen pada tingkatan bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini. Middle menagement menagement adalah tingkatan rnanajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah, Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat menengah. Top manajemen adalah manajemen adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliput kurun waktu rencana jangka panjang. Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas lebih dikenal sebagai proses manajemen. Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi, Penetapan Tujuan (Goal Setting), Perencanaan (Planning), Staffing, Directing,
Supervising, Pengendalian (Controlling). Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapantahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian. Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, diantaranya memerlukan kekuasaan, tujuan, orientasi, manusia, serta sumberdaya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan oleh seorang manajer untuk mempengaruhi orang lain, terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya, Legitimate power, kekuasaan formal formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu, Coercive power, kekuasaan power, kekuasaan untuk memaksa atau menghukum, menghukum, Reward power, kekuasaan power, kekuasaan untuk memberikan penghargaan, Reference power, power, kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan, Expert power, power, kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan ketrampilan. 8.2.1.1. Penetapan Tujuan (Goal Setting), Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mcncapai tujuan tersebut. Efektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajemen, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut, Spesifik, jelas Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan. Terukur, memiliki Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya. Terbatas waktu, mempunyai waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa dicapai. Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan top down atau down atau pendekatan dari atas dan pendekatan bottom up atau up atau pendekatan dari bawah. Dengan menggunakan pendekatan dari atas (top down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yang telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan didapatkannya didapatkannya konsistensi tujuan akhir. Pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah.
Kemudian dilakukan pengkajian terhadap manajemen di atasnya untuk dirumuskan seterusnya sampai akhirnya mencapai management), tujuan tersebut akhirnya bersama.
tujuan-tujuan tersebut pada lapisan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu lapisan manajemen puncak (top terumuskan sebagai kesepakatan
8.2.1.2. Perencanaan (Planning), Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsiasumsi rnengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatankegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi, Kebijaksanaan Kebijaksanaan (policy) adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Prosedur adalah rencana yang mendefinisikan tata cara cara pengerjaan suatu kegiatan secara kronologis. Metode Metode adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. Standard yaitu suatu gambaran pencapaian pencapaian yang diharapkan dari kegiatankegiatan yang direncanakan. Anggaran yaitu Anggaran yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang pengeluaran uang dalam suatu kegiatan. Program adalah Program adalah rencana komprehensif yang yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan, Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun (horison) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana jangka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di pihak ada rencana yang jangkauan wdktunya Iehih pendek, misalkan rcncana untuk satu tahun hahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis). Langkah-langkah Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sehagai berikut, Mendefinisikan persoalan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. mengumpulkan informasi-informasi informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatankegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut Melakukan analisis analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya mengklasifikasikanny a atas at as kepentingannya. Menetapkan batasan-batasan perencanaan. batasan-batasan perencanaan. Menetapkan alternatif-alternatif rencana. rencana. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaannya.
Melakukan pemeriksaan ulang ulang (review) terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.
8.2.1.3. Staffing, Staffing Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time). Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Bagaimana bentuk struktur yang ada akan diterapkan. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta ketrampilan yang disyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job description) description) dan persyaratan jabatan job requirement. Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakukan proses staffing tersebut. Langkah-langkah Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini pada. dasarnya adalah sebagai berikut : Perencanaan sumberdaya Perencanaan sumberdaya manusia yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi pasar tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja (recruitment) kerja (recruitment) yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri. Seleksi yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari proses recruitment. Pelatihan Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orung tersebut schingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya. Penilaian kinerja (performance kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara berkala). 8.2.1.4. Directing, Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian dirangsang dengan tepat maka
bisa diharapkan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus memperhatikan aspek motivasi tersebut. motivasi tersebut. Aspek lain yang sangat sangat penting dalam directing adalah koordinasi. Beberapa koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain adalah sebagai berikut, Rentang kendali kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi juga semakin sulit. Namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut. Hirarki organisasi sesedikit organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan sampai terlambat atau mcnyimpang. Adanya kesatuan komando. 8.2.1.5. Supervising, Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung langsung antara individuindividu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan sualu tugas atau kcgiatan tertentu. Namun demikian dapat ti mbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendin serta mungkin aturan-aturannya sendiri pula. Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa menghambat organisasi. Tahapan supervising ini harus bisa mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-inf ormal harus dilukan dengan baik. 8.2.1.6. Pengendalian (Controlling). Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut, Langkah pertama pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu. Kedua, Kedua, hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard-standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan pcnyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Ketiga, Ketiga, jika penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus
dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali. 8.2.2. Manajemen Produksi Dalam produksi, manajemen diartikan sebagai usaha untuk mengatur dan mengupayakan agar komoditi yang terdapat dalam suatu usaha produksi penambangan mempunyai nilai jual lebih. oleh karena itu diperlukan suatu strategi khusus dalam memproduksi bahan galian tersebut. Dalam memproduksi bahan galian tambang perlu diperhatikan ketersedian bahan tambang mengingat bahan tambang merupakan bahan yang tidak dapat di perbaharui, sehingga dalam produksi pengaturan-pengaturan pengaturan-pengaturan produksi produksi sangat diperlukan seperti, Pengendalian produksi, Selective mining, Pencampuran (Blending Works). Hasil akhirnya diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat menambah nilai jual dari bahan tambang di satu sisi dan tidak menyebabkan pemborosan produk berkualitas di sisi lain. 8.2.2.1. Pengendalian Produksi Pengendalian Produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan output yang dikehendaki, menentukan dikehendaki, menentukan input yang diperlukan, perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku melalui pengubahan/konversi dan atau rangkaian dari urutan pembuatan. Permasalahan terpenting dalam pengendalian produksi sangat tergantung kepada pertimbangan yang diambil baik oleh industri ataupun perusahaan. Pertimbangan ini akan merupakan data yang tersedia atau yang dapat digunakan dan akan bervariasi dari suatu keadaan menjadi keadaan lainnya. Data tersebut terdiri dari, yaitu, Tipe data yang diperlukan, Karakteristik pengolahan atau operasi pembuatan/pengerjaan, Pelayanan yang diminta konsumen, Karakteristik produksi, dll. Tujuan utama kegiatan pengendalian produksi produksi usaha pertambangan antara lain adalah, Rancangan Produk Produk mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan produk baru dengan harga yang dapat dijual dan menterjemahkannya ke dalam uraian produk, gambar produk dan spesifikasi produk. Juga mengendalikan semua perubahan-peruabahan utama yang ada dalam produk yang dibuat. Rancangan Proses, Proses, mempunyai tanggung jawab terhadap pengembangan proses efisien untuk mengolah atau mengerjakan produk yang dikembangkan oleh bagian rancangan produk.
Rancangan Perkakas, mempunyai Perkakas, mempunyai tanggung jawab untuk dapat mewujudkan kebutuhan dan kemampuan mesin yang akan digunakan untuk mengerjakan produk secara efisien. Keteknikan, mempunyai Keteknikan, mempunyai tanggung jawab terhadap lokasi peralatan secara f isik, rancangan dan pemasangan fasilitas pabrik serta bangunannya serta memperhatikan masalah K3 terhadap karyawannya. Penaksiran Biaya Biaya adalah berhubungan dengan biaya-biaya yang mungkin digunakan dalam mengerjakan produk. Fungsi ini bermanfaat dalam menaksir biaya untuk penentuan jumlah produk yang akan dibeli oleh konsumen dan juga untuk menaksir bagian-bagian biaya yang pasti dikeluarkan. Metode dan Standard Pengerjaan, Pengerjaan, mempunyai tanggung jawab terhadap pembuatan metoda kerja secara rinci dan standard untuk operasi pengerjaan yang diperlukan dalam membuat barang. Fungsi pengendalian produksi yang produksi yang dihasilkan dalam usaha pertambangan antara lain, Meramalkan permintaan produk produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu fungsi waktu Memantau permintaan nyata permintaan nyata dan membandingkan membandingkan dengan ramalan permintaan serta memperbaiki ramalan tersebut jika diperlukan. Membuat jumlah ekonomis ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk yang bermutu Membuat sistem pengendalian secara pengendalian secara ekonomis Membuat keperluan produksi produksi dan tinggat pengendalian pada batas waktu tertentu. Memantau tingkat pengendalian pengendalian dan membandingkannya dengan rencana pengendalian serta memperbaiki rencana produksi, jika diperlukan Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan produksi, penugasan kerja, beban mesin dll. Melakukan perencanaan proyek proyek dengan tanpa mengabaikan masalah lingkungan serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Bentuk proses pengubahan dapat dibuat dengan cara sangat sederhana atau sangat kompleks. Dalam hal ini, terdapat banyak kombinasi yang dapat dibuat berdasarkan bahan baku yang akan diolah dalam pabrik. Bagaimanapun suatu barang pasti dibuat, sehingga beberapa bentuk pengendalian melalui proses produksi dan ini adalah merupakan tempat untuk pengendalian produksi. Dalam suatu industri pengolahan akan terdapat beberapa bahan baku yang tidak disimpan, tetapi barang jadinya dapat disimpan di dalam berbagai gudang penyimpanan. Dalam keadaan lain bahan baku dapat disimpan dalam jangka waktu lama, tetapi barang jadinya tidak demikian. Selain itu ada juga bahan baku maupun barang jadinya dapat disimpan dalam waktu yang lama, misalnya penambangan batubara dan bijih logam. Faktor-faktor tersebut di atas, akan merupakan perhatian utama yang harus ditempatkan pada pengendalian produksi dalam suatu operasi yang berkesinambungan.
Perhatian akan tertuju pada tersedianya jenis dan jumlah bahan baku yang baik, tepat waktu dan ekonomis, pencegahan adanya kemacetan dalam jalur produksi dan pemindahan barang jadi dari satu jalur ke jalur lain. Penghentian atau pengurangan untuk suatu jumlah yang terbatas tidak berarti menghilangkan aliran masuk ke dalam produksi. Tanggung jawab keseimbangan tersebut terletak pada bagian perencanaan pengendalian produksi.
8.2.2.2. Selective Mining Pengertian selective Mining akan dijelaskan melalui gambaran langkahlangkah yang ditempuh oleh PT. BA dalam memilih strategi produksi dan pemasaran batubara. Di awali dari hasil kegiatan eksplorasi yang tujuannya untuk mencari dan menemukan endapan batubara yang bernilai ekonomis dan layak untuk dieksploitasi. Adapun bentuk kegiatan eksplorasinya adalah dangan rnelakukan pemboran sehingga mendapatkan core sample yang representatif untuk di analisa di laboratorium guna mengetahui kualitas batubara pada deposit endapan batubara yang ada. Yang diperlukan adalah pelaksanaan menyangkut analisa keseluruhan data boring dan dan kontrol kualitas core sample sample batubara dari hasil eksplorasi eksplorasi yang telah dilaksanakan agar tetap terjaga keasliannya, sehingga hasil analisa laboratorium core sample batubara batubara tersebut akan memberikan kesimpulan kualitas batubara. Hal ini merupakan dasar dalam penentuan mine brand brand dari deposit batubara tersebut. Adapun bentuk hasil dalam melakukan rancangan penambangan "selective mining" untuk mewujudkan new mine brand ini brand ini ada beberapa hal, yaitu sebagai berikut, Tambang-tambang yang sedang berproduksi nantinya mempunyai batas batas dan limit kedalaman yang tegas yang sesuai dangan new mine brand bersama sama dangan daerah penambangan berlisensi dan yang beroperasi menurut sebuah rencana penambangan dan penggelompokan dari tipe new mine brand yang sesuai dangan spesifikasi dan klasilikasi mutu batubara yang ditambang. Merealisasikan program kerja pada saat penambangan batubara nanti. Lokasi tempat pencampuran (blending) di stock pile yang sesuai. 8.2.2.3. Pencampuran (Blending Work) Blending merupakan suatu cara untuk mendapatkan nilai kalori kalori batubara yang sesuai dangan permintaan konsumen yang dilakukan dangan cara mencampur tipe jenis batubara yang tidak hanya dari satu jenis tipe saja tetapi dipakai dengan dua tipe atau lebih agar mendapatkan nilai kalori yang sesuai permintaan pasar (konsumen). Produksi atas hasil kerja pencampuran (blending) adalah kunci besar untuk mencapai jenis mine brand yang baru ini di antaranya, Pencampuran utama ada di lokasi tambang (mine site) atau mine site stock yard. Batubara mine brand yang merupakan kiriman dari mine site stock yards yang merupakan perubahan untuk nama market brand.
Semua dari material pencampuran pada mine site dan mine site stock yard No.1 atau perbaikan dan stacker (stockyard No. 1 of mine site). Untuk mendapatkan hasil kerja pencampuran yang baik kuncinya adalah metode pengambilan contoh yang baik dari stock pile tersebut. Prioritas yang harus menjadi perhatian untuk melakukan dan memutuskan Blending, antara lain, Prioritas 1 Kemurnian spesifikasi market brand, tetapi parameter parameter kualitas adalah CV (AD), dan TS (% AD). Kadar abu hanya untuk rujukan atau referensi. Rencana penjualan yang memuaskan, jangka panjang, menengah, 1 tahun dan 4 bulan rencana pemutaran (Produksi dan Penjualan). yang berurutan, Keuntungan dari market brand yang Manfaatkan secara optimal semua semua hasil penambangan. penambangan. mendapatkan kondisi pada pada poin 4 dua merk tambang tambang di campur. campur. Untuk mendapatkan Prioritas 2 pasangan blending. Urutan prioritas untuk memilih pasangan Pemikiran tentang karakter pembakaran pembakaran pada pemakai. Tinggi atau rendah (HGI) akan diblending dengan antrasit. Bagian Volatile rendah (antrasit). Blending dengan pasangan dari nilai kalori terbaik. Memikirkan tentang rantai batubara yang ekonomis seperti metode blending dan tranportasi. Dalam produksi batubara, pikirkan penggunaan maksimal dari batubara dengan high sulfur dan Low Sulfur. Periksa penyimpanan mine brand pada masing masing stock yard untuk pekerjaan blending. Dalam merealisasikan rencana pekerjaan pencampuran batubara (blending), terdapat beberapa langkah kerja umum yang harus diperhatikan sebagai penentu keberhasilan program blending tersebut, di antaranya, Posisi dalam rencana penambangan dan rencana penjualan jangka panjang Step 1, 1, Mengkalkulasi rencana penambangan (long middle one year plan) dangan mine brand yang sesuai dangan karakteristik batubara setiap tambang dari data boring insitu yang telah t elah dilakukan pada kegiatan eksplorasi. 2, Membuat rencana produksi yang paling menguntungkan sesuai Step 2, dengan market brand yang didasarkan kepada program blending yang dapat dilakukan. Jenis market brand yang menguntungkan dan diprioritaskan untuk di produksi. Step 3, Bandingkan 3, Bandingkan hal di atas (market (m arket brand) dangan rencana penjualan. Step 4, Membuat 4, Membuat strategi pemasaran disesuailkan dangan rencana produksi dan penjualan yang paling menguntungkan.
Step 5, 5, Hubungan yang baik di dalam perusahaan antara bagian perencanaan, produksi, kontrol kualitas dan pemasaran.
Dalam melakukan blending perbandingan campuran batubara dan pasangan jenis dari campuran batubara dikontrol dikontrol secara komputerisasi mengenai, mengenai, Dalam hal memasukkan rencana produksi dangan merk tambang, perusahaan dapat memperoleh keuntungan terbanyak berdasarkan tonase dengan merk yang diminati pasaran. Dalam hal memasukan pemilihan tonase dengan merk dagang, komputer mengubah perbandingan campuran dan pasangan pencampuran dan dari sini akan mengubah permintaan dari rencana penambangan. Contoh, Perubahan kualitas kelas batubara yang dilakukan PT. Bukit Asam. Pembagian kualitas tambang yang baru ini dikarenakan kualitas tambang yang lama tidak memiliki perbedaan jenis antara batubara yang ditambang dangan batubara yang dipasarkan. Secara umum kualitas produk batubara yang dibedakan berdasarkan kualitas yang lama dari merk baru seperti dibawah ini, Rencana perubahan kualitas lama ke kualitas baru ini didasarkan kepada karakteristik kualitas batubara lama yang memiliki sifat sebagai berikut, Adanya Range Calorific Value (CV) dari satu jenis kualitas batubara (coal brand) yang terlalu jauh. Adanya Calorific Value (CV) yang saling tumpang tindih antara satu kualitas dangen kualitas yang lainnya. Parameter utama yang digunakan digunakan yaitu Total Moisture (TM % AR) dalam Parameter kenyataannya sulit diadakan kontrol kualitas dan sesuai dangan keinginan pelanggan, karena dalam kenyataannya total moisture kualitasnya mudah sekali terganggu oleh pengaruh luar terutama pengaruh dari air hujan. Dangan adanya perubahan kualitas ini (mine brand) yang berbeda akan banyak mempengaruhi beberapa aspek dalam hal proses pertambangan. Diharapkan dangan adanya perbedaan antara mine brand baru ini akan memberikan keuntungan sebesar besarnya bagi perusahaan, diantaranya, Umur tambang akan lebih lama. Kontrol kualitas terhadap mine brand brand dan market brand akan lebih mudah. mudah. Seluruh jenis batubara yang ada dari setiap pit akan dapat digunakan, tanpa adanya prioritas penambangan dari satu jenis batubara saja. Spesifikasi mine brand yang baru ini akan memberikan beberapa keuntungan diantaranya : Tidak adanya Calorific Value (CV) yang yang overlapping seperti pada pada merk lama. Range Calorific Value (CV) yang sempit. Adanya garis potong Total Sulfur (TS) dalam setiap kualitas (sebagai parameter untuk mine brand baru). kualitas yang lama sehingga Tidak ada parameter Total Moisture seperti pada kualitas akan lebih mudah untuk kontrol terhadap kualitas batubara yang ditambang tersebut.
Hasil spesifikasi mine brand ini didapatkan jenis mine brand batubara yang baru sebagai berikut : Mine brand dangan Total Sulfur Sulfur (TS) < 1 % TE 59 LS (Low Sultur), TE 59, TE 63, TE 67, TE 70, TE 73+HV (VM >30%).
Mine brand dangan Total Sulfur Sulfur (TS) > 1 % TE 59 HS (High Sulfur), TE 59 HS, TE 63 HS, HS, TE 67 HS, TE 70 MS, TE 70 HS, ANS (VM<30%).
8.2.3. Manajemen Pemasaran “Lingga Purnama (2004)” mengatakan (2004)” mengatakan bahwa, Pemasaran adalah proses adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan tujuan organisasi. Agar kegiatan kegiatan pemasaran pemasaran produk produk dapat dapat berjalan berjalan dengan dengan baik, maka kebijakan pemasaran harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan secara umum seperti disebutkan di atas. Berikut langkah-langkah perencanaan pemasaran seperti terlihat dalam bagian di bawah ini, 1. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design) Design) Mendesain strategi pemasaran pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi segmentasi pasar (market segmentation strategy), strategy), kemudian strategi penentuan pasar penentuan pasar sasaran sasaran (market targeting strategy) dan strategy) dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar posisi pasar (market positioning strategy). Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar dengan cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Penentuan pasar sasaran untuk sasaran untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah dilakukan penentuan pasar sasaran, Penentuan posisi pasar, yaitu pasar, yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar. 2. Pengembangan Program Pemasaran Pemasaran (Marketing (Marketing Program Development) Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah mengembangkan program pemasaran yang terdiri dari strategi produk (Product strategy), strategi harga (Price strategy), strategi distribusi (Place strategy), strategi promosi (Promotion strategy), strategy), serta strategi sumberdaya manusia dan presentasi (people and presentation strategy). Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa, organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi produk itu sendiri terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk. Strategi produk
membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk, lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan. 3. Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Pengendalian (Implementation, Evaluation, and Control) Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman tindakan yang akan diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan tertentu, tanggal dan lokasi implementasi, serta bagaimana pelaksanaan tersebut akan dilakukan. Strategi pemasaran merupakan proses pengambilan keputusan secara terus menerus, melaksanakann m elaksanakannya, ya, dan mengukur efektivitasnya setiap saat. Perencanaan bukan merupakan kegiatan yang pasti, melainkan fleksibel. Ditinjau dari segi waktu, evaluasi strategis lebih lama dibandingkan dengan pembuatan rencana. Evaluasi dan pengendalian berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika perlu, mengubah rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan. Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan disesuaikan untuk tetap mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran. Rentang waktu strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh sebab itu dalam pelaksanaannya ditambahkan pengembangan perencanaan tahunan untuk mengatur kegiatan pemasaran jangka pendek. Biasanya, eksekutif pemasaran bertanggung jawab mempersiapkan rencana pemasaran. Sebagai contoh, manajer produk akan menyiapkan rencana sesuai dengan bidang tanggung jawabnya, mengkoordinasikan dan menerima masukan dari iklan, riset pemasaran, penjualan, dan bagian pemasaran khusus lainnya. Manajer kelompok produk akan mengkonsolidasikan mengkonsolidasikan semua rencana dari tiap manajer produk, dan eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji ulang serta menggabungkan rencana dari semua operasional pemasaran, kemudian membuat rencana induk. 8.2.3.1. Segmentasi (Segmentation) Solomon dan Elnora (2003:221) mengatakan (2003:221) mengatakan bahwa, segmentation adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, meaningful, shared characteristic”. Dua pengertian segmentasi pasar yang umum dikatakan oleh para ahli marketing adalah, Kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda, Proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar. Pelaksanaan segmentasi pasar mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah, Kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi segmentasi pasar antara lain, yaitu, 1. Demografis Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert, Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, dan geografis. 2. Psikografis, Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen. 3. Perilaku, Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmensegmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan nonpengguna produk. Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik, yaitu, Measurable, Ukuran, Measurable, Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur, Accessible, Segmen Accessible, Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif, Substantial, Substantial, Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani, Differentiable, Differentiable, Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda, Actionable, Actionable, Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Langkah-langkah segmentasi yaitu,
yang
dapat
dilakukan
dalam
mengembangkan
Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
seperti
Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen. Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar adalah,
1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Segmentasi Pasar Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu: Dasar –dasar –dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen, Variabel geografi, diantaranya, wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim. Variabel demografi, diantaranya, umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll Variabel psikologis, diantaranya, kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. Variabel perilaku pembeli, diantaranya, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk. Dasar –dasar –dasar segmentasi pada pasar industri, Tahap 1, menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya l angganan. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri –ciri –ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan. 2. Syarat segmentasi Pasar Pasar Beberapa persyaratan segmentasi yang efektif yaitu, Dapat diukur, Dapat dicapai, Cukup besar atau cukup menguntungkan, Dapat dibedakan, Dapat dilaksanakan. 3. Tingkat Segmentasi Pasar Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah, oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda. Pemasaran massal Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen. Pemasaran segmen, Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian. Pemasaran ceruk, Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit. Pemasaran mikro,
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu. 4. Manfaat Segmentasi Pasar Manfaat dengan dilakukannya segmentasi pasar adalah: Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya 8.2.3.2. Targeting Solomon dan Elnora (2003:232) mengatakan bahwa, Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menetukan pasar sasaran produk, yaitu : Langkah pertama, Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada, Langkah kedua Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang. Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar, yaitu, 1. Undifferentiated targeting strategy, strategy, Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar. Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. 2. Differentiated targeting strategy, strategy, Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3. Concentrated targeting strategy, strategy, Perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial.
4. Custom targeting strategy, strategy, Perusahaan lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual. Langkah-langkah yang targeting pasar, adalah,
dapat
dilakukan
dalam
mengembangkan
Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan. 8.2.3.3. Positioning Solomon, dan Elnora (2003:235), (2003:235), mengatakan bahwa, Positioning ialah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service in comparison to the competition”. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya. Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan, antara lain, Positioning berdasarkan perbedaan produk, Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya. Positioning berdasarkan atribut produk (keuntungan dari produk tersebut), Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut. Positioning berdasarkan pengguna produk, Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk, Positioning berdasarkan pemakaian produk, Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut dikonsumsi, Positioning berdasarkan pesaing, Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang lebih baik. Positioning berdasarkan kategori produk, Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh pelanggan. Positioning berdasarkan asosiasi,
Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Positioning berdasarkan masalah, Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengembangkan suatu strategi positioning antara lain, Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif . Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komparatif. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive advantage, perusahaan harus meyediakan suatu alasan mengapa pelanggan akan merasa bahwa produk dari perusahaan yang bersangkutan lebih baik daripada para pesaingnya. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market sehingga dapat memodifikasi strategi bila dibutuhkan Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk, penetapan harga, promosi dan distribusi (Marketing Mix). Inti utama dari kegiatan pemasaran yang dikenal luas adalah bauran pemasaran (marketing mix), yang mencakup 4P (Product, Price, Place, Promotion). Promotion). Keempat variable tersebut merupakan kombinasi yang mempunyai peran yang sama dan merupakan satu kesatuan guna menunjang sukses perusahaan, karena itu product, price, place dan promotion dapat digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk menyusun strategi dasar perusahaan yang dapat menjadi acuan bagi penyusunan strategi pemasaran yang efektif. Pada pelaksanaannya alat pemasaran (markrting mix) tersebut di lakukan secara berbeda-beda dan unik, tetapi tujuan akhir dari marketing mix tersebut adalah
meningkatkan penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dan menghasilkan laba. Walaupun laba bukan satu-satunya tujuan perusahaan didirikan, tetapi ia tidak boleh diabaikan begitu saja, sebab kelangsungan hidup perusahaan ditentukan seberapa besar sumbangan yang mampu diberikan dalam bentuk laba atas investasi-investasi yang di lakukan, pada suatu kegiatan usaha tertentu. Oleh karena itu pengelolaan yang baik terhadap semua aktivitas perusahaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran.
8.3.
PEMASARAN BAHAN GALIAN
Penelitian atau penilaian terhadap aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam pelaksanaan analisa kelayakan. kelayakan. Hal itu disebabkan karena agar dapat beroperasi secara berhasil, proyek yang akan dibangun harus dapat memasarkan hasil produksinya secara kompetitif dan menguntungkan. Salah satu syarat agar pemasaran produk dapat berhasil adalah terdapat jumlah permintaan pasar pasar yang cukup untuk menyerap produk tersebut. Yacob Ibrahim (1998;100 (1998;100)) menyatakan bahwa, pembahasan yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauhmana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung pengembangan gagasan usaha yang direncanakan. faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran antara lain, Jumlah permintaan produk produk dimasa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan dimasa datang. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan market space (market potensial) yang potensial) yang tersedia dimasa yang akan datang. Berapa besar market share share yang direncanakan berdasarkan pada rencana produksi. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan permintaan dimasa yang akan datang. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah direncanakan. Baik tidaknya aspek pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari segi daya serap pasar, kondisi pemasaran dan besarnya persaingan dimasa yang akan datang. Siswanto Sutojo (2000;19) menyatakan bahwa, fokus bahwa, fokus analisa aspek pasar dan pemasaran produk yang dihasilkan gagasan usaha yang akan dibangun, mencakup tiga hal yaitu, a. Memperoleh gambaran apakah pada masa masa yang akan akan datang terdapat cukup cukup permintaan pasar yang dapat menyerap barang atau jasa yang akan dihasilkan. b. Memperoleh gambaran gambaran bagaimana bagaimana suasana suasana persaingan dipasar pada pada masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah produk yang
akan dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar (market share) yang memadai. c. Memperoleh gambaran tentang prospek perkembangan perkembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan dipasar. 8.3.1. Konsep Pemasaran Para ahli pemasaran mendefinisikan pengertian Pemasaran secara Pemasaran secara berbedabeda diantaranya, Philip Kotler (Marketing), Adalah, Adalah, Kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Philip Kotler & Amstrong, Adalah, Adalah, Sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. W Stanton, Adalah, Sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Pemasaran, Adalah, Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Konsep-konsep inti pemasaran meluputi kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar, sehingga dapat dibedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan, dimana, Kebutuhan Kebutuhan adalah suatu keadaan yang dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran, dimana pemasaran, dimana menurut Kotler dan Armstrong, Pemasaran adalah Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan (Planning), (organizing), penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
pengorganisasian
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran, Adalah, Adalah, Sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan – tujuan tujuan organisasi. adalah, sebagai kegiatan yang direncanakan direncanakan dan diorganisasiknan diorganisasiknan yang yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai. 8.3.2. Macam-macam Konsep Konsep Pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya, Temukan keinginan pasar dan penuhilah, Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat, Cintailah pelanggan, bukan produk anda, Lakukanlah menurut cara anda (Burger king), Andalah yang menentukan menentukan (United Airlines), Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney). Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu, 1. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah, Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas, Tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka. 2. Konsep produk Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik,
Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri –ciri –ciri terbaik 3. Konsep penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. 5. Konsep pemasaran sosial Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 6. Konsep Pemasaran Global Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Pasar Bahan Galian Tipe pasar Berdaarkan tipe, pemasaran bahan galian dibagi atas, Captive Market (Pasar yang yang dikuasai oleh produsen) Pasar yang dikuasai pembeli Pasar bebas (pasar yang tidak ada ketergantungan pembeli dan penjual) Berdasrkan Jangka Waktu Penjualannya Berdasarkan waktu penjualan pasar bahan galian, dapat dibagi atas : Penjualan berdasarkan kontrak jangka panjang Penjualan Spot (Penjualan sesaat/satu/dua kali pengiriman) Berdasarkan Lokasi Pasar bahan galian yang yang didasari oleh lokasinya, lokasinya, pasar dibagi dibagi atas : Pasar Lokal Pasar Regional Pasar Internasional 8.3.3. Sistem Pemasaran Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi
dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan f aktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.. Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup yaitu, Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan. Target pasar. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan). Kendala lingkungan (environmental constraints). Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran, target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat. Macam –macam –macam Sistem Pemasaran Sistem pemasaran dengan saluran vertikal Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan. Tujuan, perilaku saluran Mengendalikan perilaku Mencegah perselisihan antara antara anggota saluran Sistem pemasaran dengan saluran horizontal Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul. Sistem pemasaran dengan saluran ganda Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran Lingkungan makro ekstern, Lingkungan ekstern, Lingkungan makro tersebut ialah, Demografi (kependudukan). (kependudukan). Kondisi ekonomi. Teknologi. Kekuatan sosial dan budaya. Kekuatan politik dan legal. Persaingan.
Lingkungan mikro eksternal Pasar (market) Pemasok Pialang (marketing intermediaries) Lingkungan Non-Pemasaran Intern Kekuatan non –pemasaran –pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen. 8.3.4. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu, Daur hidup produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan t ahap kemunduran. Posisi persaingan perusahaan di pasar Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar. Situasi ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. Macam-Macam Strategi Pemasaran Macam strategi pemasaran diantaranya, Strategi kebutuhan primer, yaitu strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer yaitu, Menambah jumlah pemakai pemakai dan Meningkatkan jumlah pembeli. Strategi Kebutuhan Selektif, yaitu dengan cara,
Mempertahankan pelanggan pelanggan misalnya, kepuasan pelanggan, Memelihara kepuasan Menyederhanakan Menyederhanakan proses pembelian, pembelian, Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk.
Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier), Mengambil posisi berhadapan berhadapan (head – (head – to to head positioning) Mengambil posisi berbeda (differentiated positin) positin)
Jadi, secara garis besar, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu, Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada. Merangsang kebutuhan selektif dengan menjaring pelanggan baru. Pengertian dan definisi strategi pemasaran menurut beberapa ahli pemasaran dikatakan bahwa, Armstrong dan Kotler (2000:5), Marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with others”. strategy adalah “The marketing logic by which the business unit un it Marketing strategy adalah hopes to achieve its marketing objective”. Guiltinan dan Paul (1992), Strategi pemasaran adalah pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Saluran Distribusi Pengertian Saluran Distribusi menurut beberapa ahli, dikatakan bahwa saluran distribusi adalah, Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Warren J. Keegan (2003), Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Assauri (1990 : 3), Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga yang memasarkan produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Menurut Kotler (1991 : 279), Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen. Faktor-faktor yang dapat mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah, Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.
Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya. Fungsi Saluran Distribusi, Distribusi, Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik. 8.3.5. Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen adalah merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya. Faktor –faktor –faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor-faktor yang dapat menetukan pilihannya, adalah,
mempengaruhi
perilaku
konsumen
dalam
Faktor kebudayaan, meliputi, Budaya, Budaya, faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang, Subbudaya, Subbudaya, setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi, kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis, Kelas sosial, hampir sosial, hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli 1. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima/mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan/adopsi final. Tahap-tahap proses adopsi, Sadar, Konsumen Sadar, Konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya. Tertarik, Konsumen Tertarik, Konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru. Evalusi, Konsumen Evalusi, Konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi. Mencoba, Konsumen Mencoba, Konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut. Adopsi, Adopsi, Konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut. 2. Tipe-Tipe Perilaku Membeli Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu, Perilaku pembelian yang kompleks Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok. Perilaku pembelian karena kebiasaan Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah Perilaku pembelian yang mencari keragaman Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek. Tahap-Tahap Proses Membeli Tahap-tahap dalam proses membeli meliputi, Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik. Pencarian informasi Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu, Sumber pribadi, pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan. Sumber niaga, niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan. Sumber umum, meliputi umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen. pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan Sumber pengalaman, mempergunakan produk. Pencarian alternatif Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu, produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian Sifat-sifat produk, konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk produk daripada Pemasar lebih memperhatikan penonjolan Ciri-ciri produk. konsumen terhadap ciri merek yang menonjol Kepercayaan konsumen terhadap Fungsi kemanfaatan, kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian Bagaimana prosedur penilaian yang banyak ciri-ciri barang. Keputusan membeli Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk membeli, yaitu : Sikap orang lain, Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh temanteman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai, terduga, seperti faktor harga pendapatan. Faktor situasi yang tidak terduga, Jenis atau industri yang cukup menarik untuk dianalisis adalah perusahaan pertambangan dimana kegiatan kegiatan operasi operasi perusahaan perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. PT. Antam Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia. Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Antam memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam membentuk beberapa
usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan. Strategi PT. Antam Tbk adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. Produksi, penjualan dan harga produk PT. Antam Tbk mengalami perkembangan yang berfluktuasi sejak tahun 2008, maka strategi Pemasaran Produk PT. Antam Tbk menjadi sangat penting Dalam Usaha penambangan bahan galian industri, pemasaran industri, pemasaran merupakan masalah yang lebih sulit dari pada penambangannya. Untuk usaha bahan galian yang dapat menjual hasil tambangnya tanpa melalui proses pengolahan, pada umumnya hanya soal angkutan saja yang menjadi kendala dalam pemasaran, seperti contoh berikut, Usaha penggalian pasir dan batu batu yang dapat memasarkan hasil galiannya kepada penjual bahan bangunan, tidak akan mengalami kesulitan dalam pemasaran asal lokasi usahanya berdekatan letaknya dengan si pembeli. Kelangsungan usaha bahan galian industri sangat ditentukan oleh lokasi dan biaya angkutan mengingat produk yang harus dipasarkan selain berat juga besar volumenya, sedang harga satuannya relatif rendah. Usaha penambangan batu gamping gamping sebelum siap digunakan mealui jalur pemasaran yang relatif panjang. Penggalian batu gamping dapat dilakukan dengan cara sederhana dan semua orang dapat melakukannya. Hasilnya dapat lansung dijual kepada pihak pabrik pembakaran kapur. Ditempat ini batu gamping mengalami proses pengolahan yaitu pembakaran ditungku. Usaha penambangan kaolin, kaolin, penambangan sangat sederhana. Kaolin dari tambang proses melalui tahap pencucian dan pengendapan setelah itu dipanggang untuk dikeringkan, kemudian digiling. Produk dari proses ini berupa tepung kaolin yang dapat dipasarkan sebagai filler ke pabrik cat, pabrik kermaik, dengan persyaratan yang tidak tinggi. Kaolin juga diproses secara lebih canggih antara lain melalui proses flotasi, filtering dan bleaching untuk menghasilkan produk berupa bubuk kaolin berbutir sangat halus, bertekstur seragam, sangat murni, bersih dari kotoran dan mengkilap, memiliki sifat high gloss dan brightness dan tidak mudah bereaksi. Bubuk kaolin berkualitas tinggi yaitu papercoating, untuk bahan kosmetik dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat diabil kesimpulan bahwa meningkatkan produk bahan galian industri diperlukan proses pengolahan dengan kecermatan tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan multiguna dari bahan galian tersebut sehingga pemasarannyapun menjadi lebih luas. Kecermatan kerja diperlukan dalam semua tahap kegiatan sehingga diperoleh banyak bahan galian yang berguna dan sedikit endapatn pengotornya sehingga hasil yang didapatkan d idapatkan lebih maksimal yang sesuai dengan hasil pesanan konsumen. 8.3.6. Ekonomi Mineral
Ekonomi tidak terlepas dari biaya-biaya yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, baik itu biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam pengelolaan perusahaan, sebab besar kecilnya biaya akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh, oleh sebab itu biaya mempunyai pengertian semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. 8.3.6.1. Komponen Biaya Untuk memudahkan analisa, secara umum biaya dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria keterlibatan kriteria keterlibatan biaya dalam pembuatan produk, yaitu, Biaya langsung langsung yaitu adalah biaya-biaya yang timbul akibat kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya tak langsung langsung yaitu biaya pengeluaran uang yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produ ksi. Biaya komersial komersial yaitu biaya tak langsung yang digunakan untuk mendukung kegiatan produksi, dibagi atas : Biaya penjualan, penjualan, pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan penjualan suatu produk. Biaya administrasi, administrasi, pengeluaran yang dilakukan untuk keperluan administrasi guna mendukung kelancaran proses produksi. Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan biaya menjadi dua jenis, yaitu, 1. Biaya Capital Biaya capital atau biaya investasi pada umumnya diartikan sebagai jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu endapan bahan galian yang berada di dalam bumi menjadi produk tambang yang dapat dijual. Biaya kapital terdiri dari dua komponen penting, yaitu, a. Biaya Capital tetap, Jika tambang yang akan dikerjakan merupakan tambang baru, maka biaya tetap biasanya terdiri dari komponen-komponen berikut, Land Acquisition (pembebasan lahan), biayanya tergantung kepada luas dan lokasi lahan, Konstruksi pra-penambangan (pengupasan tanah penutup, dan sebagainya), Pembangunan sarana dan prasarana tambang (masa konstruksi), Analisa Dampak Lingkungan, Lingkungan, Peralatan tambang, bangunan, sarana lainnya, Peralatan pabrik, bangunan, sarana lainnya, Sarana penunjang (jalan, listrik, perumahan, sarana olahraga, instalasi air, dan sebagainya), Jasa perancangan dan konsultasi,
Contingency. b. Modal kerja, Modal Kerja adalah biaya yang digunakan untuk memulai produksi sebelum perusahaan mendapatkan mendapatkan uang dan hasil penjualan produknya. Besarnya modal kerja umumnya adalah 25 % dari biaya operasi atau mencukupi kebutuhan operasi selama 3-6 bulan. Secara umum, besarnya modal kerja dapat dihitung dengan pernyataan dibawah, yaitu, Harga Y tergantung pada jalur pemasaran produk tambangnya (lamanya produk sampai dipasar dan lamanya pembayaran atas produk tersebut). Modal kerja umumnya terdiri dari komponen-komponen biaya antara lain, Persediaan,
Bahan baku, berupa dimana cadangan endapan mineral/bijih yang ekonomis yang belum dilaksanakan proses penambangan. Suku cadang, yang berguna apabila terjadi ker usakan pada alat-alat penambangan. perusahan tambang yang berupa Supplies, merupakan stock dari suatu perusahan perlengkapan habis sekali pakai seperti perlengkapan kantor, bahan bakar, bahan pelumas, dan lain-lain. Bahan dalam proses (materials-in- process), berupa endapan mineral/bijih yang sedang atau dalam proses penambangan atau dalam proses pengolahan (mineral dressing). Bahan jadi/produk tambang, merupakan bahan galian/bijih yang telah melalui proses pengolahan yang siap dijual. Piutang Dagang (A/R). Piutang dagang merupakan suatu modal kerja yang dapat ditarik sewaktuwaktu dari pihak ke-2 sesuai dengan perjanjian dagang (seperti pembayaran diakhir transaksi penjualan komoditas dagang). Hutang Dagang (A/P). Hutang Dagang Merupakan modal modal kerja yang diperoleh dari or ang lain dalam bentuk pinjaman yang bernilai ekonomis, yang harus dibayar oleh kita apabila telah jatuh tempo sesuai dengan perjanjian dagang kedua belah pihak. Kas, Dan Lain –Lain. –Lain. Merupakan cadangan uang yang disimpan yang berguna untuk membiayai kehidupan tambang sehari-hari, dengan periode waktu yang relatif singkat. 2. Biaya Operasi Biaya operasi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi dan berjalan dengan normal.
Dalam suatu operasi penambangan, keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya yang yang merupakan merupakan akibat akibat dari masingmasing tahap kegiatan. Besar kecilnya biaya penambangan akan tergantung pada perancangan teknis sistem penambangan, jenis dan jumlah alat yang digunakan. Untuk meminimalkan biaya penambangan yang seminimum mungkin, maka dalam merancang sistem penambangan perlu diperhatikan pemilihan alat yang dapat memberikan biaya produksi per ton yang pali ng murah. Pemilihan alat alat (jenis dan merk) merk) sebaiknya sebaiknya tidak dilakukan semata-mata karena besar-kecilnya produksi atau kapasitas alat tersebut. Dalam perencanaan tambang, pada dasarnya aspek teknis dan aspek ekonomis tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, keduanya akan selalu saling mempengaruhi. Perkiraan biaya investasi alat akan tergantung pada jumlah alat yang dipergunakan dan kapasitas alat yang dipilih. Demikian pula biaya produksi merupakan fungsi dari kapasitas alat yang dipakai. Jadi jelaslah bahwa biaya penambangan yang rendah akan dapat dicapai jika rancangan teknis dapat dioptimasi dengan memperhatikan pemilihan dan jumlah alat yang akan digunakan. Secara umum biaya operasi dibagi menjadi tiga komponen biaya, yaitu,
Biaya Operasi Langsung Biaya operasi langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan. Walaupun komponen biaya operasi langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi, akan tetapi pada umumnya terdiri dari : (pekerja lapangan, lapangan, pengawas pengawas lapangan, lapangan, dan sebagainya), sebagainya), Pekerja (pekerja bakar (bahan (bahan bakar, oli, dan sebagainya), Bahan bakar Royalti, Persiapan daerah produksi/permukaan kerja.
Biaya Operasi Tak Langsung Biaya operasi tak langsung adalah pengeluaran-pengeluaran pengeluaran-pengeluaran yang tak terpengaruh oleh produksi yang dihasilkan. Umumnya, terdiri dari : Pekerja (administrasi, keamanan, teknisi, jurubayar, petugas kantor, bengkel dan sebagainya. Asuransi. Penyusutan alat. Pajak. Reklamasi daerah bekas tambang. sumbangan-sumbangan. an. Perjalanan bisnis, rapat, sumbangan-sumbang Keperluan kantor. Humas, dan sebagainya.
Biaya Overhead.
Biaya overhead dapat/tidak dapat dimasukkan sebagai komponen biaya operasi tetapi biaya-biaya ini berpengaruh terhadap total biaya produksi walaupun umumnya mencerminkan biaya-biaya diluar tambang/biayabiaya perusahaan. Overhead biasanya dikelompokkan menjadi : Penjualan. Administrasi kantor pusat. 8.3.6.2. Cost Benefit Analisis Yang dimaksud dengan analisis benefit –cost –cost adalah Suatu penilaian secara secara sistematis terhadap semua ongkos dan semua manfaat dari suatu kebijakan suatu proyek, Cost –benefit –benefit meliputi, “Explicit costs & benefit”, Upah, benefit”, Upah, gaji, bahan “Implicit costs & benefit”, nilai benefit”, nilai kesempatan (opportunity cost), penyusutan, dana internal. “External cost & benefit”, ongkos benefit”, ongkos lingkungan Ongkos dan manfaat murni, consumer surplus 8.3.6.3. Penentuan Penentuan ROR, BESR dan BEP Pengertian dari istilah-istilah ROR (rate of return), BESR (Break even stripping ratio) dan BEP (break even point) adalah, ROR, Rate of Return adalah Tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima oleh investor atas investasi yang tidak diamortisasikan, of Reinvestment adalah adalah Tingkat bunga yang harus diperoleh melalui Rate of reinvestasi pendapatan (Income) setiap periode agar nilai akhir dari income, setiap periode tersebut sama dengan biaya yang harus dikeluarkan pada saat itu. Dimana disebut, besarnya tingkat suku bunga yang diperoleh bila cost ROR Invesment, besarnya dikeluarkan pada akhir umur proyek proyek setelah memperoleh income income tahunan, ROR Return, besarnya tingkat suku bunga yang diperoleh bila cost dikeluarkan pada awal umur proyek lalu diikuti income tahunan. BESR = Break Even Stripping Ratio Jumlah perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah setelah dikurangi biaya penambangan terbuka dengan biaya pengupasan overbourden. BEP = Break Even Point Volume atau jumlah penjualan dan atau volume produksi, dimana suatu perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh laba. Dengan kalimat kalimat lain, merupakan level produksi produksi dari suatu operasi operasi dimana pendapatan (income) yang diperoleh tepat sama dengan biaya total (total cost) yang dikeluarkan.
8.3.6.4. Sensitivity Analysis Analysis Dalam teknologi yang maju, seorang manajer yang sukses harus membuat suatu keputusan yang mempengaruhi mempengaruhi kelangsungan kelangsungan hidup perusahaan perusahaan tambang dengan menggambarkan secara sistematis pengetahuannya, khususnya tentang ketersediaan informasi dan kecakapan dari para pegawainya, karena dalam evaluasi proyek dan penentuan keputusan tidak selamanya seorang manager mengeluarkan suatu kepusan yang tepat. Pada analisa analisa sebelumnya yang melibatkan “nilai uang” uang” ternyata ada suatu suatu faktor yang mempengaruhi analisa pengambilan keputusan yaitu analisis sensibilitas, seperti nilai escalasi dollar terhadap rupiah, inflasi mata uang, uang, pengaruh nilai jual komoditi, dll. Pengaruh perkiraan ketidakpastian masa depan terhadap keputusan. Suatu teknik untuk menganalisis pengaruh suatu variabel atau parameter terhadap suatu kesimpulan / keputusan semula Tujuan dari pada “sensitivity “sensitivity analysis” dalam evaluasi evaluasi secara ekonomi tentang beberapa hal penting, diantaranya, Menganalisis dan mengevaluasi pengaruh dari ketidakpastian pada suatu investasi dengan cara menentukan sejauh mana parameter-parameter profitabilitas suatu alternatif investasi mempengaruhi hasil evaluasi ekonomi. Mengidentifikasikan apakah perubahan variabel –variabel –variabel kritis dapat mempengaruhi tingkat keuntungan. Kepekaan suatu variabel ekonomi dapat juga dianalisis dengan metodametode berikut, diantaranya, Initial Investment Sensitivity Analysis (Analisa sensitivitas terhadap investasi langsung). Project Life Sensitivity Analysis (Analisa sensitivitas tehadap umur proyek). Annual Profit Analysis (Analisis keuntungan keuntungan tahunan). Salvage Value Analysis (Analisis Nilai Sisa). 8.3.6.5. Analisis Bia Biaya-Volume-Laba ya-Volume-Laba Analisis kepekaan merupakan suatu analisis pengaruh perubahan volume produksi dan biata terhadap pendapatan bersih 8.4.
JUAL BELI BAHAN GALIAN
Memasuki pesrdagangan bebas AFTA (Asean Free Trade Assosiaotion) tahun 2003 yang lalu sampai sekarang, hampir semua organisasi bisnis menghadapi persaingan dan tantangan dalam suatu lingkungan yang sarat dengan perubahan. Agar berhasil dalam kondisi saat ini, diperlukan strategi pemasaran berorientasi pasar yang dapat mengantisipasi seluruh kainginan konsumen, mengatasi ancama persaingan, dan memperkuat keunggulan bersaing. Perubahan pola bersaing global tersebut mutlak memerlukan analisis terhadap segala kekuatan lingkungan yang mempengaruhi perubahan secara berkesinambungan. berkesinambungan. Menurut Jauch dan Glueck Glueck (1999: 82) “perusahaan “perusahaan yang yang secara sistematis menganalisis lingkungan akan lebih efektif daripada perusahaan yang tidak melakukanny m elakukannya”. a”.
Secara umum peningkatan volume penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan (hal-hal yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, misalnya mutu produk, kemasan, harga, dan lain-lain) dan faktor eksternal perusahaan (hal-hal yang berada diluar jangkauan perusahaan, misalnya globalisasi, teknologi, deregulasi, selera, situasi politik, dan lain-lain). 8.4.1. Pengertian Jual Beli Beli Jual Beli menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu, secara harfiah adalah menukarkan harta benda dengan alat pembelian yang sah atau dengan alat yang lain dengan ijab dan qabul. Jual Beli Adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan (Pasal 1457 BW). Jual Beli I nternasional adalah Jual Beli yang bersifat lintas batas Negara. Menurut terminologi yang dimaksud jual beli dalam dunia perdagangan adalah, Menukarkan barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan. Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan qabul dengan cara yang sesuai dengan syara’. Unsur- unsur yang mengikat menjadi suatu kesatuan dalam kesepakatan Jual Beli adalah, Perjanjian/ kontrak Penjual dengan kewajiban untuk menyerahkan suatu kebendaan Pembeli dengan kewajiban membayar harga Bersifat lintas batas negara; Pada umumnya Penjual berada dalam negara yang berbeda dengan pembeli. Namun demikian dapat pula terjadi bahwa penjual dan pembeli berada dalam satu negara, obyek jual beli / kebendan b berada pada negara lain. 8.4.2. Isu Pokok Dalam Kontrak Kontrak Jual Beli Internasional Internasional Beberapa Isu Pokok yang harus tercamtum dalam Sebuah Kontrak Jual beli Internasional adalah, Deskripsi barang dalam hal jenis, kualitas dan kuantitas. Harga. Penyerahan/Pengiriman (peralihan risiko dan tanggung jawab atas kerusakan han kehilangan barang). Cara dan Waktu Pembayaran.
Dalam materi kontrak Jual Beli Internasional akan dibahas dua Isu Pokok yaitu mengenai, Penyerahan/Pengiriman (peralihan risiko dan tanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang) yang mengacu pada Syarat Perdagangan INCOTERMS. Cara Pembayaran yang mengacu pada cara pembayaran non L/C dan L/C. Peralihan risiko dan tanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang dari penjual kepembeli sebagaimana yang ditentukan dalam INCOTERMS (International Commercial Terms). 8.4.2.1. Pengertian Incoterms INCOTERMS merupakan seperangkat peraturan internasional yang mengatur mengenai syarat-syarat perdagangan khususnya mengenai peralihan risiko dan tanggung jawab para pihak (pembeli dan penjual) terkait pengiriman dan penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. INCOTERMS ini dikembangkan oleh International Chamber of Commerce (ICC)/Kamar/Organisasi Dagang non pemerintahan Internasional. INCOTERMS pertama kali diadakan pada tahun 1936 selanjutnya disempurnakan secara terus menerus secara berkala mulai tahun 1953, 1967, 1976,1980,1990 dan terakhir tahun 2000 yang dikenal dengan INCOTERM 2000. 2000. 8.4.2.2. Struktur Incoterm 2000 Struktur Incoterms 2000 yang telah disempurnakan terdiri dari Empat (4) kelompok besar yaitu kelompok E, F, C, dan D, dimana, 1. Syarat Perdagangan Kelompok E, Ex Works, Artinya, Penjual tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan barang, manakala penjual telah menyediakan barang-barang yang bersangkutan ditempat penjual sendiri atau nama tempat lainnya (tempat kerja, pabrik, gudang) untuk keperluan/peruntukannya, selanjutnya pembeli yang menanggung risiko. 2. Syarat Perdagangan Kelompok Kelompok F, Free Carrier (FCA), Artinya, Penjual menyerahkan barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli pada suatu tempat tertentu yang ditunjuk pembeli. Tanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang beralih dari penjual ke pembeli pada saat barang diserahkan oleh penjual kepada pengangkut disuatu tempat yang tunjuk pembeli. Free Alongside Ship (FAS) Artinya, Artinya, Pembeli wajib memikul semua biaya dan risiko kehilangan atau kerusakan barang-barang mulai pada satu titik/tempat dimana penjual telah menyediakan/menempatkan barang-barang di samping (alongside) kapal di pelabuhan pengapalan.
Syarat ini membawa akibat penjual mengurus formalitas eksport yang diperlukan. Syarat ini hanya dapat digunakan untuk angkutan laut dan sungai. Free On Board (FOB), Artinya, Pembeli wajib memikul biaya dan risiko atas kerusakan atau kehilangan barang barang mulai pada saat barang-barang berada diatas kapal di pelabuhan yang disebut atau dalam praktek tanggung jawab beralih ke pembeli pada saat lewatnya barang dari pagar kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Syarat ini hanya dapat digunakan untuk angkutan laut dan sungai 3. Syarat Perdagangan Kelompok Kelompok C Cost and Freight (C&F atau CFR), Artinya, Artinya, FOB ditambah dengan kewajiban penjual untuk membayar biayabiaya dan ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barangbarang sampai pelabuhan tujuan yang disebut. Syarat ini hanya dapat digunakan untuk angkutan laut dan sungai Cost Insurance and Freight (CIF), Artinya, Artinya, FOB, C&F, ditambah kewajiban penjual untuk menanggung biaya asuransi dari barang-barang. Syarat ini hanya dapat digunakan untuk angkutan laut dan sungai. Carrier Paid To (CPT), Artinya, Peralihan Artinya, Peralihan risiko sama dengan syarat FAS, namun demikian penjual berkewajiban menyerahkan barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuk sendiri dan membayar onkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang ketempat tujuan yang dimaksud. Syarat ini dapat digunakan untuk alat angkut apa saja. Carriage and Insurance Paid to (CIP), Artinya, Peralihan risiko sama dengan syarat FAS, ditambah CPT dan kewajiban bagi penjual untuk menutup asuransi barang barang yang dikirim ketempat tujuan. Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja. 4. Syarat Perdagangan Kelompok Kelompok D Delivered at Frontier, Artinya, Kewajiban menanggung biaya dan risiko atas kehilangan dan kerusakan barang beralih dari penjual kepada pembeli pada saat penjual telah menyediakan barang-barang yang di jual kedalam kewenangan pembeli pada saat datangnya alat angkut yang ditunjuk pembeli di daerah perbatasan mana saja (termasuk perbatasan negara pengeksport), namun barang-barang belum dibongkar. Syarat ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja bilamana barang barang itu harus diserahkan diperbatasan daratan .
Delivered Ex Ship (DES), Artinya, Tanggung Artinya, Tanggung jawab dan risiko atas kehilangan dan kerusakan barang beralih dari penjual kepada pembeli pada titik/saat barang-barang sudah sampai pada pelabuhan tujuan disebut sebelum dibongkar. Syarat ini hanya dapat dipakai bilamana barang-barang diserahkan melalui alat angkut laut atau sungai. Delivered Ex Quay (DEQ), Artinya, Tanggung Artinya, Tanggung jawab dan risiko atas kehilangan dan kerusakan barang beralih dari penjual kepada pembeli pada titik/saat barang-barang sudah sampai diatas pelabuhan/darmaga tujuan dengan kondisi barang barang sudah dibongkar. Syarat ini hanya dapat dipakai bilamana barang-barang diserahkan melalui alat angkut laut atau sungai. Delivered Duty Unpaid (DDU), Artinya, Risiko dan tanggung jawab penjual berakhir jika ia telah menyediakan barang-barang yang dijual ditempat tujuan yang disebut diatas alat angkut yang baru dan barang-barang belum dibongkar. Penjual wajib memikul semua biaya da risiko yang terkait dengan pengankutan barang-barang yang dijual sampai ketempat tujuan kecuali bea masuk (pengurusan formalitas pabean, pembayaran biaya resmi, bea masuk, pajak pajak dan biaya-biaya lainya yang diperlukan. Delivered Duty Paid (DDP), Artinya, Risiko dan tanggung jawab penjual berakhir jika ia telah menyediakan barang-barang yang dijual ditempat tujuan yang disebut diatas alat angkut yang baru dan barang-barang belum dibongkar. Penjual wajib memikul semua biaya da risiko yang terkait dengan pengankutan barang-barang yang dijual sampai ketempat tujuan termasuk bea masuk (pengurusan formalitas pabean, pembayaran biaya resmi, bea masuk, pajak pajak dan biaya-biaya lainya yang diperlukan). 8.4.2.3. Benturan-benturan Benturan-benturan Hukum dalam Jual Beli Internasional Umumnya ada 2 (dua) negara yang terlibat dalam hal jual beli internasional dimana hukum dari negara-negara tersebut saling berbeda satu sama lain, maka benturan-benturan hukum antar negara yang terlibat tidak dapat dihindari. Hukum berusaha menyelesaikan benturan tersebut dengan cara-cara sebagi berikut, Dengan pembuatan konvensi-konvensi internasional, Penyelesaian lewat Hukum Perdata internasional, Penyelesaian lewat pengaturan para pihak dalam kontrak.
Pokok – Pokok – pokok pokok permasalahan yang sering timbul dalam jual beli internasional berhubungan dengan berbedanya hukum diantara negara dari pihak pembeli dengan negara dari pihak penjual adalah sebagi berikut. Kekuatan Hukum Negosiasi, Akseptasi yang Berbeda Berbeda dengan Tawaran, Pembatalan Suatu Tawaran, Perlu Tidaknya Suatu Consideration, Waktu Dianggap Tercapainya Kata Sepakat. 8.4.2.4. Dasar Hukum terhadap Jual Beli Internasional Dasar hukum terhadap kontrak jual beli perdagangan internasional adalah sebagai berikut, Ketentuan dalam kontrak tersebut, berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak, Ketentuan dalam Undang - Undang tentang Hukum Kontrak (Nasional), Kebiasaan bisnis (trade usage), Yurisprudensi, Kaidah Hukum Perdata Internasional, Konvensi-konvensi internasional, seperti United Nation Convention on Contracts for the International Sale. 8.4.2.5. Pengaturan Pengaturan Resiko dalam Jual Beli Internasional I nternasional Berhubungan berbedanya negara dari pembeli dengan penjual, sehingga memerlukan pengiriman barang dari 1 (satu) tempat ke tempat lainnya, maka berbagai kemungkinan dapat terjadi atas barang objek jual beli tersebut. Misalnya, barang tersebut hilang atau rusak di tengah jalan. Umumnya hal tersebut dapat dikategorikan sebagai kejadian force majeure. Sering menjadi masalah dalam hal ini siapakah yang harus menanggung resiko tersebut, apakah pihak penjual atau pihak pembeli. Untuk pengaturan resiko dalam hal jual beli internasional ini, hukum memberikan jalan yuridis sebagai berikut, Resiko dapat diatur sendiri dalam kontrak yang bersangkutan. Resiko mengikuti kepemilikan. Dalam hal ini apabila hak milik sudah berpindah kepada penjual, maka risiko pun berpindah kepada penjual. Resiko mengikuti pengaturan hukum mana yang berlaku. Setelah ditentukan hukum negara mana yang berlaku, maka dilihat bagaimana pengaturan resiko dalam hukum negara tersebut. Resiko mengikuti prinsip reservasi kepemilikan. Adakalanya ditentukan dalam kontrak bahwa hak milik belum berpundah meskipun barang sudah diserahkan, misalnya karena harga belum dibayar lunas. Karena itu, adalah adil jika ditentukan dalam kontrak bahwa resiko pun mestinya belum berpindah ke pihak pembeli. Resiko mengikuti penyerahan benda. Jika berada sudah diserahkan maka resiko pun sudah harus berpindah. Tentang saat penyerahan benda ini terdapat berbagai kemungkinanbergantung model mana yang dipilih oleh para pihak
dalam kontrak tersebut. Misalnya dapat dipilih model FOB (freeon board), CIF (Cost, Insurance and Freight) dan lain-lain. 8.4.3. Metode Pembayaran Pembayaran Internasional Internasional Dalam dunia bisnis dan hukum ada perkembangan secara evolution terhadap metode pembayaran terhadap suatu transaksi ini. Perkembangan metode pembayaran secara evolutif terus berkembang, adalah, 1. 2. 3. 4.
Mulai dari metode pemabayaran barang ditukar ditukar dengan barang (barter). Metode pembayaran cash (barang ditukar langsung dengan uang). Metode pembayaran dengan cek (barang (barang ditukar dengan cek). Metode pembayaran yang lebih mutakhir, seperti pembayaran lewat letter of credit (L/C), Kartu kredit, kartu debit dan debit dan sebagainya.
Dalam hukum tentang perdagangan internasional, apabila dilihat dari waktu dilakukannya pembayaran, pembayaran, dikenal beberapa metode pembayaran sebagai berikut, Metode Pemabayaran Terlebih Dahulu Suatu sistem pembayaran dimana pihak penjual (eksportir) baru akan mengirirm barang dagangannya setelah menerima pengiriman harga barang. Metode Pembayaran secara Open Account Metode ini kebalikan dari metode pembayaran terlebih dahulu. Dengan metode pembayaran secara open account ini, justru harga baru dibayar oleh pembeli setelah harga diterima oleh penjual. Metode Pembayaran atas Dasar Konsinyasi Pembayaran dilakukan lebih lama lagi, sebab harga barang baru dibayar pada saat barang tersebut telah dijual lagi oleh pembeli kepada pihak ketiga dan harga sudah dilunasi oleh pihak ketiga tersebut kepada pihak pembeli. Metode Pembayaran secara Documentary Collection Metode ini dilakukan dengan menggunakan dokumen Bills of Exchange.Yakni harga barang segera harus dibayar setelah shipping documents tiba di banknya importir. Metode Pembayaran secara Documentary Credit Pembayaran dilakukan dengan memakai dokumen Letter of Credit (L/C). Dalam hal ini pembayaran dilakukan tanpa menunggu tibanya barang atau tibanya dokumen. 8.4.3.1. Imbal Beli Internasional Transaksi imbal beli disebut juga dengan istilah “barter”, “counter purchase” atau “couter trade” adalah suatu jenis transaksi dagang dimana sebuah perusahaan mengekspor barang tertentu ke suatu negara dengan persyaratan bahwa dia juga harus mengimpor barang-barang lain dari negara tersbut sebagai imbalannya. Secara sangat klasik imbal beli internasional ini disebut sebagai tukarmenukar atau “barter”. Banyak negara mempersyaratkan agar dalam bisnis
teretentu dilakukan dengan cara barter ini. Yang merupakan motif mengapa dilakukan suatu transaksi secara imbal beli adalah, Ada negara yang tidak mempunyai punya cukup devisa untuk melakukan pembayaran atas jual-beli suatu produk. Terkadang devisa cukup tersedia, tetapi lebih diprioritaskan untuk bidangbidang lain. Kesempatan bagi negara pembeli untuk menggenjot ekspornya. Adapun yang menjadi dasar hukum dari suatu kontrak imbal beli internasional adalah, Ketentuan Umum tentang Kontrak dalam Kitab Undang-Undang Undang-Undang HukumPerdata. Ketentuan KUH Perdata tentang Jaual Beli. Ketentuan KUH Perdata tentang Tukar Menukar. Kebiasaan dalam Perdagangan Internasional. Hukum Perdata Internasional. International Convention. Hukum Internal Lainnya, seperti Hukum tentang Ekspor-Impor, L/C, Moneter, Perbankan dan lain-lain. Dilihat secara yuridis, ada berbagai jenis transaksi dengan cara imbal beli ini, yaitu, Commercial Couter Trade Suatu imbal beli dimana suatu negara setuju menjual produknya ke Negara lain dan sebagai imbalannya negara lain tersebut setuju untuk membeli barang tertentu dari miyra dagangannya itu. Industrial Counter Trade Sebuah negara industri menjual peralatan canggih kepada negara lain dengan imbalan negara tersebut membeli produk yang dihasilkan ileh industri tersebut. Counter Purchase Sebuah perusahaan swasta di suatu negara menjual suatu produk ke perusahaan di negara lain dengan imbalan dimana dia juga harus membeli produk tertenetu lainnya darai negara lain ter sebut. Compensation/Buy Back Suatu imbal beli diamana suatu negara setuju menjual produknya ke Negara lain dan sebagai imbalannya negara lain tersebut setuju untuk membeli barang tertentu dari mitra dagangnya itu. Barter Suatu model imbal beli yang paling sederhana dimana yang terjadi adalah semacam tukar lepas. Suatu benda ditukarkan dengan benda lain tanpa perlu mengaitkan harga.
Dalam perdagangan internasional terdapat bermacam-macam perjanjian perdagangan diantaranya, Perjanjian Swap Swap merupakan transaksi antara 3 (tiga* pihak atau lebih dimana untuk menghemat ongkos-ongkos, dilakukan pertukaran pengiriman barang. Perjanjian Clearing Perjanjian 2 (dua) negara dimana masing-masing negara saling membeli produk yang berbeda sampai jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Untuk dapat terlaksana dibukalah clearing account atau evidenceaccount. Swicth Trading Dalam perjanjian clearing, jika ada pihak tidak dapat memenuhi prestasinya, maka timbulah angka kredit pada clearing account. Tetapi, dengan switch trading, [ihak yang tidak dapata memenuhi prestasinya dapat menunjuk pihak ketiga untuk mensubstitusinya (biasanya dengan suatu harga discount khusus). Transaksi Offset Transakasi offset merupakan bentuk kombinasi antara kewajiban menyupali barang ke negara lain berdasarkan suatu kontrak, tetapi di lain pihak ada kewajiban untuk membeli barang-barang spareparts atau barang-barang lain dari negara yang disuplai tersebut. Program Import Entitlement Program yang berlandaskan kepada pembelian paralel. Pihak yang menjual barang ke negara tertentu diberikan perlakuan khusus seandainya dia juga membeli barang tertentu dengan nilai yang sama dari negara tersebut. Perjanjian Framework Dalam hal ini dibuat suatu kontrak jangka panjang, dimana dilakukan pertukaran ekspor secara rutin berdasarkan on going basis. Dalam hal ini kekurangan dan kelebihan pasokan dihitung dengan escrow. Imbal Beli Pro Active Pihak pemasok barang sebelum memasok barangnya justru terlebih dahulu membeli barang-barang tertentu dari negara tujuan tersebut. Reverse Counter Trade Disebut juga dengan positive counter adalah bahwa pihak yang akan melakukan m elakukan transaksi dengan negara lain justru lebih senang melakukan deal secara imbal beli daripada deal tunai (degan hard currency).