LAPORAN PRAKTIKUM PROSES KIMIA TERAPAN PEMURNIAN GARAM KROSOK
Disusun Oleh : Fransisca Annatasya 116022
AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS SEMARANG 2017
Nama
: Fransisca Annatasya
Judul Praktikum
: Pemurnian Garam Krosok
Tanggal Praktikum
: 24 November – 25 November 2017
A.
Tujuan
:
1. Dapat mengetahui dengan benar bahan dan karakteristik pemurian garam krosok 2. Dapat mengetahui tahap pemurnian garam dengan tepat B.
Dasar Teori Pembuatan
garam
dapat
dilakukan
dengan
beberapa
kategori
berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis garam dibagi menjadi beberapa kategori seperti; kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90 – 95%, dan sedang kadar NaCl antara 80 – 90% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di atas 95%. Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dll. Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin) yang merupakan padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH (bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk), sebagai zat pengawet. Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan secara kimiawi juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah yang sama
pula. Kandungan kedua mineral ini di dalam garam dapur/laut pun tidak ada bedanya dengan garam meja. Secara komersial, garam dapur/laut lebih alami dan lebih menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam dapur/ laut dengan garam meja pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya, bukan pada campuran zat kimianya. Ciri-ciri garam dapur ialah dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang lebih kasar, dan mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit. Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara lebih rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan tersebut. Teksturnya halus sehingga mudah larut dalam air, biasanya diberi tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain agar komposisinya menyerupai garam air laut. Untuk meningkatkan k ualitas garam dapur dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya : 1.
Kristalisasi bertingkat, rekristalisasi, dan pencucian garam Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-
langkah proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”. Untuk meningkatkan kemurnian garam dengan cara kristalisasi bertingkat, maka di perlukan air pencuci. Air pencuci garam semakin bersih dari kotoran akan dapat menghasilkan garam cucian yang lebih abik atau bersih. Pada proses kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempattempat yang berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen garam yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi
demikian disebut kristalisasi bertingkat. Untuk mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi harus ditempuh cara kristalisasi bertingkat. 2. Pemurnian dengan penambahan bahan pengikat pengotor. Tanpa adanya proses pemurnian, maka garam dapur yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang terlarut. Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni.
C.
Alat dan Bahan I.
Alat
Beaker glass
Erlenmeyer
Pipet tetes
Cawan porselen
II.
Neraca analitis
Gelas ukur
Bunsen
Kassa asbes
Tripot
Selang gas
Corong
Pengaduk
Bahan
Aquades
Garam krosok
Na2CO3 jenuh
BaCl2 jenuh
D.
Prosedur Kerja 1. Timbang kebutuhan barang berlebih lalu panaskan sampai tidak ada bunyi pletek – pletek 2. Dinginakan lalu timbang garam yang akan diguanakan 3. Larukan dalam aquades 100 ml lalu saring flitrat kemudian timbang, residu yang ada dikeringkan lalu ditimbang 4. Menambahkan larutan jenuh BaCl2 sampai terbentuk endapan 5. Menyaring larutan tersebut, residu BaSO4 dikeringkan lalu ditimbang 6. Fitrat yang sudah terbentuk lalu ditambahkan larutan jenuh Na2CO3 hingga tidak terentuk endapan lagi 7. Menyaring larutan tersebut, residu CaCO3 dikeringan lalu ditimbang 8. Filtrat yang terbentuk kemudian diuapkan kembali hingga menjadi larutan jenuh dan melakukan proses kristalisasi 9. Menimbang garam krosok setelah dimurnikan
E.
Diagram Alir Residu
Garam Krosok
Pembakaran
Pelarutan
Filtrasi
Pencampuran II
Filtrasi
Pencampuran I
Na2CO3 Jenuh
Filtrasi
Penjenuhan
Residu
Pendinginan
Residu
BaCl2 Jenuh
Penyaringan
Garam Murni
F.
Data Pengamatan Berat garam krosok
: 36,42 gram
Berat pengotoran
: 4,07 gram
Residu BaCl2
: 1,42 gram
Residu NaCO3
: 10,08 gram
Massa filtrat akhir
: 107, 82 gram = massa y
Asumsi NaCl murni
: 36,42 gram – 15,57 gram = 20,85 gram
Larutan encer NaCl
: 20,85 gram + 100 cc = 120,85 gram
Kelarutan pada suhu 100oC/100 gram air = 39,8 gram Real NaCl
: 20,85 gram
Pada suhu 100 oC maka dibutuhkan untuk NaCl 20,85 gram Untuk membentuk larutan jenuh adalah : 39,8 100
=
x=
20,85 20,85 100 39,8
x = 52,387 gram Berat pelarut
: 107,82 gram – 15,57 gram = 92,25 gram (Z)
Berat yang diuapkan
: 92,25 gram – 52,387 gram = 39,863 gram
Pada suhu 100oC 39,8 1000
didinginkan
20,85 100
NaCl yang didapatkan 39,8 gram – 36,8 gram = 4 gram Real 20,85 52,387
didinginkan
? 52,387
NaCl yang didapatkan 20,85 gram – 18,755 gram = 2,095 gram Real
NaClnya 20,85 gram
Pada suhu 10oC maka dibutuhkan NaCl untuk membentuk larutan jenuh :
35,8 100
=
52,387
x = 18,755 gram Massa garam murni praktek : 20,18 gram Rendemen = =
20,18 2,095
x 100 %
x 100 %
= 963,246 % G.
H.
Hasil Pengamatan Bentuk
Warna
Rendemen
Berat
Serbuk kristal
Putih
963,246 %
20,18 gram
Pembahasan Dalam praktikum kali melakukan pemurnian garam krosok tahap awalnya dilakukan
pemanasan
untuk
mengabukan
pengoor
dalam
garam,
pemanasan ini dilakukan hingga tidak menibulkan bunyi, garam yang telah dipanaskan tadi dilakukan penimbangan untuk mengetahui seberapa banyak pengotor organik dalam garam krosok. Lalu garam dilarutkan dalam air setelah itu dilakukan penambahan larutan Na2CO3 jenuh dari penambahan ini untuk mengikat Na2SO4 yang terlarut dalam air sehingga agar terendap dan dapat dipisahkan, perlakuan ini dihasilkan pengotor sebesar 10,08 gram namun jika dilakukan selama terus menerus dapat dimungkinkan kandungan pengotor lain sudah mulai hilang atu tinggal sedikit. Kemudian dilakukan penambahan BaCl2 sedikit demi sedikit disini akan menghasilkan endapan berwarna putih, jika filtrat sudah sangat keruh dapat disaring. Penambahan dilakukan terus hingga filtrat dirasa sudah tidak berwarna keruh lagi, pengotor ini dihasilkan sebesar 1,42 gram. Setelah itu dilakukan penjenuhan pada suhu 100oC, setelah cairan berkurang sesuai teoritis dilakukan pendinginan untuk mendapat kristal garam pada suhu 10oC dengan hasil 20,84 gram, dengan rendemen 963,246
%. Menunjukan bahwa kandungan garam ini cukup tinggi dari hasil reaksi antara Na2CO3 sehingga garam yang dihasilkan tidak murni NaCl sepenuhnya, oleh karena itu penambahan Na2CO3 harus diatur agar tidak menghasilkan garam yang laen. I.
Simpulan Pada praktikum pemurnian garam krosok dihasilkan garam yang berwarna putih dengan bentuk serbuk putih sebanyak 20,84 gram memiliki rendemen 963,246 %.
J.
Daftar Pustaka Irma. 2013. Pembuatan Garam dan Pemurnian Setiap Garam. http://irmateknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/pembuatan-garam_9116.html. Diakses tanggal 10 Desember 2017. Rositawati A.L, dkk. 2013. Rekristalisasi Garam Dari Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. http://www.google.co.id= https://eprints.undip.ac.id. Diakses pada Desember 2013.
Semarang, 12 Desember 2017 Pembimbing
Ir. Ronny Windu S., MT.
Praktikan
Fransisca Annatasya
LAMPIRAN Kurva Kelarutan NaCL Kurva Kelarutan Garam Krosok 120
100
80 ) C ° ( u h u S
60
40
20
0 35
36
37
38
Kelarutan
39
40
41