KEBUTUHAN ZAT MAKANAN DAN PEMBERIAN PAKAN PADA TERNAK NON RUMINANSIA Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Nutrisi Ternak Non Ruminansia
KELOMPOK 5
SEMESTER 3 KELAS D
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012
NAMA MAHASISWA KELOMPOK 5 1. KHOIROTUR ROHMAH 2. FAYCA RUIDHATIN 3. FITRIA TRIDYANA PUTRI 4. ARISYANTI NUR O 5. FIERDA FEBRIANA 6. RIA HIDAYATI NURI BAITILLAH
115050101111015 115050101111015 115050101111017 115050101111017 115050101111018 115050101111018 115050101111024 115050101111024 115050101111026 115050101111026 115050101111028 115050101111028
DAFTAR NILAI 1. 2. 3. 4. 5.
KHOIROTUR ROHMAH FITRIA TRIDYANA PUTRI ARISYANTI NUR O FIERDA FEBRIANA RIA HIDAYATI NUR BAITILLAH
= = = = =
4 4 4 4 4
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “kebutuhan zat makanan dan pemberian pakan pada ternak non ruminansia “ Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis sehingga terselesaikan tugas makalah ini. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia yang dibimbing oleh Dr. Ir. Osfar sjofjan, M.SC. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar, kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 15 Oktober 2012
Tim Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Untuk menghasilkan performan produksi yang tertinggi, ternak memerlukan nutrien. Nutrien ini dibutuhkan untuk hidup pokok (maintenance) dan berbagai produksi (production). Faktor yang harus diperhatikan adalah jumlah makanan yang diberikan, semakin banyak jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari, akan semakin memberikan kesempatan untuk menghasilkan produksi tinggi. Peningkatan produksi yang diperoleh dari konsumsi makanan yang lebih tinggi biasanya berkaitan dengan peningkatan efesiensi proses-proses produksi, sehingga proporsi untuk kebutuhan pokok menurun sedangkan produksi meningkat. Proses makan (feeding) adalah aktivitas yang komplek, yang meliputi mencari makanan, mengamati, pergerakan, aktifitas sensorik, memakan dan mencerna. Dalam saluran pencernaan makanan dan zat-zat makanan diserap dan dimetabolismekan. Semua proses ini dapat mempengaruhi konsumsi makanan dalam jangka pendek (short term basis). Namun demikian perlu diperhatikan bahwa, pada ternak dewasa kebutuhan pokoknya (berat tubuhnya) relatif konstan, walaupun makanan tersedia ad libitum. Dengan demikian konsep jangka pendek-jangka panjang dalam mengontrol konsumsi harus diperhatikan. Walaupun sistem kontrol ini sama pada setiap jenis ternak, namun ada perbedaan antar spesies yang tergantung pada pada struktur dan fungsi saluran pencernaannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja kebutuhan zat makanan pada ternak kuda? 2. Apa saja kebutuhan zat makanan pada ternak babi? 3. Apa saja kebutuhan zat makanan pada ternak kelinci? 4. Apa saja kebutuhan zat makanan pada ternak hamster? 5. Bagaimana bahan pakan, jenis pakan, bentuk pakan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, dan metode pemberian pakan pada ternak non ruminansia?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan zat makanan pada ternak kuda 2. Untuk mengetahui kebutuhan zat makanan pada ternak babi 3. Untuk mengetahui kebutuhan zat makanan pada ternak kelinci 4. Untuk mengetahui kebutuhan zat makanan pada ternak hamster 5. Untuk mengetahui bahan pakan, jenis pakan, bentuk pakan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, dan metode pemberian pakan pada ternak non ruminansia
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan zat makanan pada ternak kuda
2.2 Kebutuhan zat makanan pada ternak babi
Konsumsi Ransum dan Air Minum Babi Menurut Umur / Periode Umur
Macam Ransum
Fase Produksi
Konsumsi
Air minum
(kg/hari/ekor)
(l/ekor/hari)
1-4 mg
Susu Pengganti
0.02-0.05
0.25-0.5
4-8 mg
Pre Starter
0.5-0.75
0.75-2.0
8-12 mg
Starter
1.00-1.25
2.0-3.5
12-16 mg
Grower
1.5-2.00
3.5-4.0
16-20 mg
Grower
2.25-2.75
4.0-5.0
20 – di jual
Finisher
2.75-3.5
5.0-7.0
Dara (6 bln)
Grower
1.5-2.00
6.0-8.0
Jantan (6 bln)
Grower
1.5-2.00
6.0-8.0
Induk Kering
Bibit
2.50-3.50
7.0-9.0
Bunting
Bibit
2.00-2.50
7.0-9.0
Induk Laktasi
Bibit
3.00-4.50
15.0-20.0
Jantan aktif
Bibit
2.00-2.50
7.0-9.0
Induk / Bibit
Kebutuhan zat-zat makanan babi fase grower – finisher. (NRC 1988) Zat-zat makanan
20-30 kg
35-60 kg
60-100 kg
Energi dpt dicerna
Satuan Kkal/kg
Bobot badan 3.380
Bobot badan 3.390
Bobot badan 3.395
Protein kasar
%
16
14.0
13.0
Arginin
%
0.2
0.18
0.16
Fenilalanin
%
0.7
0.61
0.57
Asam Amino Esl :
Histidin
%
0.18
0.16
0.15
Isoleusin
%
0.5
0.44
0.41
Leusin
%
0.6
0.52
0.48
Lisin
%
0.7
0.61
0.57
Metionin
%
0.45
0.40
0.30
Treonin
%
0.45
0.39
0.37
Triptophan
%
0.12
0.11
0.10
Valin
%
0.50
0.44
0.41
Besi
mg
60.00
50
40
Fosfor
%
0.5
0.45
0.4
Yodium
%
0.14
0.14
0.14
Kalium
%
0.23
0.20
0.17
Kalsium
%
0.6
0.55
0.5
Khlorin
%
0.13
0.13
0.13
Magnesium
%
0.04
0.04
0.04
Mangan
mg
2.0
2.00
2.0
Natrium
%
0.1
0.1
0.10
Selenium
mg
0.15
0.15
0.10
Tembaga
mg
4.0
3.0
3.0
Zink
mg
60.0
60
50.0
IU
1.300
1.300
1.300
Mineral
Vitamin Vitamin A
Vitamin D
IU
200
150
125
Vitamin E
IU
11
11.0
11.0
Vitamin K
Mg
2
2.0
2.0
Kebutuhan zat-zat makanan perkilogram ransum babi bibit (NRC 1988) Zat-zat makanan
Induk Laktasi
Energi dpt dicerna
Satuan Kkal/kg
Dara Bunting, Induk Bunting dan jantan Yunior/Senior 3.400
Energi Metabolisme
Kkal/kg
3200
3195
Protein kasar
%
12
13.0
Arginin
%
00
0.40
Fenilalanin
%
0.15
0.25
Histidin
%
0.37
0.39
Isoleusin
%
0.42
0.70
Leusin
%
0.43
0.58
Lisin
%
0.23
0.36
Metionin
%
0.52
0.85
Treonin
%
0.34
0.43
Triptophan
%
0.09
0.12
Valin
%
0.46
0.55
Besi
mg
80
80
Fosfor
%
0.6
0.5
Yodium
%
0.14
0.14
3.395
Asam Amino Esensial :
Mineral
Kalium
%
0.20
0.20
Kalsium
%
0.75
0.75
Khlorin
%
0.25
0.25
Magnesium
%
0.04
0.04
Mangan
mg
10
10
Natrium
%
0.15
0.20
Selenium
mg
0.15
0.15
Tembaga
mg
5
5
Zink
mg
50
50
Vitamin A
IU
4000
2000
Vitamin D
IU
200
200
Vitamin E
IU
10
10
Vitamin K
Mg
2
2
Vitamin
2.3 Kebutuhan zat makanan pada ternak kelinci: Status
Bunting
Kebutuhan gizi (%)
Sumber
protein
Lemak
Serat kasar
18 15 15-17 (16)
3 2 3-6
14 10-12 12-16
LEB AS (1980 ) dalam CHE EKE (1987 ) CHE EKE (1987 )
ENS MIN GER (1991 ) Menyus ui
18 17 2426(25)
5 2 3-6
12 10-12 12-16
Dewasa
13 12 1215(13)
3 2 2-4
16-16 14 16-22
15 16 16-
3 2 3-6
14 10-12 12-16
Muda
LEB AS (1980 ) dalam CHE EKE (1987 ) CHE EKE (1987 ) ENS MIN GER (1991 LEB AS (1980 ) dalam CHE EKE (1987 ) CHE EKE (1987 ) ENS MIN GER (1991 LEB AS (1980
18(17)
) dalam CHE EKE (1987 ) CHE EKE (1987 ) ENS MIN GER (1991
(NRC, 1977dalam ENSMINGER, 1991).
Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan : Status
Muda Dewasa Bunting
Bobot (kg)
1,8-3,2 2,3-6,8 2,3-6,8
Menyusui 4,5 dengan anak 7 ekor Sumber: NRC (1977) dalam ENSMINGER (1991)
2.4 Kebutuhan zat makanan pada ternak hamster
Bahan kering (%)
Kebutuhan bahan kering (g/ekor/hari) 112-173
6,2-5,4 4,0-3,0 5,0-3,7
92-204 115-251
11,5
520
2.5 Bahan pakan, jenis pakan, bentuk pakan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, dan metode pemberian pakan pada ternak non ruminansia. 2.5.1 Bahan Pakan
Ternak Kuda : 1) Rumput dan Konsentrat Pada kuda pekerja, jenis makanan yang sesuai adalah hay atau rumput. Hay atau rumput adalah makanan yang paling banyak dikonsumsi dimana hijauan pada kuda diperlukan sebanyak 68% ( Susetyo, 1969), dan selalu dimakan dengan lambat, jadi tidak terlalu menyesakkan lambung. Kecuali pada kuda yang baru pertama kali dilepaskan di padang rumput yang lebat, mereka cenderung makan secara cepat dan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk konsentrat, oat adalah pakan konsentrat yang memberikan keseimbangan terbaik bagi kuda, akan tetapi bila diberi terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan alami dari sistem pencernaan dan dapat menyebabkan digesti akut atau kolik. Dalam sekali makan kuda dapat mencerna 1.3 – 1.8 kg konsentrat seperti tepung gandum/oat yang dicampur sedikit sekam /bran atau dedak/chaff. Namun jika hanya digunakan salah satu jenis saja dapat diberikan lebih banyak yaitu sampai 2.7 kg karena bahan tersebut memenuhi kandungan serat yang tinggi dan umunya dimakan lebih lambat. Beberapa zat-zat yang harus terkandungan dalam makanan yang diberikan pada kuda dalam jumlah yang seimbang antara lain yaitu, Karbohidrat, Lemak, Protein, Air, Vitamin, dan Mineral. Ternak Kelinci : 1) Rumput lapangan, limbah sayuran (kangkung,sawi,wortel,lobak,caisim,kol, daun singkong),daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun pepaya, talas, dll). Biji-bijian, seperti biji jagung, padi, gandum,kedelai,kacang tanang, dan kacang hijau. Umbi-umbian Ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat
diberikan untuk kelinci sebagia pakan tambahan. Konsentran untuk kelinci dapat berupa pelet (buatan pabrik),bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek. Ternak Babi: 1). Tepung ikan Tepung ikan di buat dari sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan dan ekor. Kuailitas tepung ikan yang paling baik ialah yang berasal dari ikan putih, sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6% dan kadar garamnya 4%. Sedangkan tepung ikan kualitas kedua dibuat dari ikan afal yang kadar minyak dan garamnya cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan efek negative pada babi. Di samping kandungan protein, tepung ikan juga mengandung unsure-unsur mineral penting, seperti Ca, P dan Chlorine. Tepung ikan ini bisa diberikan kepada anak babi sebanyak 15%, untuk babi bibit, dan 10% untuk babi grower 2). Susu ikan Susu skim ialah susu yang sudah diturunkan kadar lemaknya menjadi kurang lebih 0,1%. Susu skim ini merupakan salah satu bahan makanan yang bermutu, terutama bagi babi-babi induk yang sedang menyusui dan babi muda. Sebab susu skim kaya akan protein dan lysine serta lactosenya pun cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagai daripada bahan makanan yang berasal dari biji-bijian. 3). Susu skim bubuk Susu skim bubuk mengandung 35% protein, sedangkan mineral, fat dan vitaminnya rendah. 4). Bungkil kedelai Bungkil kedelai diperoleh dari kedelai yang sudah diambil minyaknya. Kandungan protein 38%, agak lebih rendah daripada bungkil kacang tanah yang kadar proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lysine, atau merupakana sumber protein nabati yang sangat penting untuk babi. Warna bungkil ini kuning pucat, serat kasar dan kadar Ca-nya rendah. Jika ingin menggunakan bungkil kedelai untuk pengganti tepung ikan, pada rasum harus ditambah mineral. Biasanya bungkil kedelai diberikan sebanyak 5%, tepung ikan 5% untuk grower, dan 10% untuk finisher. 5). Bungkil kacang tanah Adalah hasil ikutan kacang tanah yang sudah diambil minyaknya. Bahan ini kurang cocok untuk babi, karena kandungan lysine dan Ca-nya rendah. Apabila bungkil kedelai sulit diperoleh atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini bisa
dipakai pengganti dengan ketentuan zat yang kurang diperhitungan dan diganti dengan bahan lain. 6) Jagung Jagung adalah bahan makanan babi yang sangat bagus, karena banyak mengandung karbohidrat. Tetapi bahan makanan ini harus digiling halus, sebab bila tidak akan kurang bermanfaat. Baik jagung kuning maupun putih keduanya bisa dipergunakan walaupun yang putih kadar vitamin A lebih rendah. 7) Katul Kualitas katul bermacam-macam. Keadaan kualitas ini tergantung pada jumlah brambut yang terdapat di dalam katul itu sendiri. Katul yang persentase btambutnya tinggi berarti berkualitas rendah. Dan katul banyak mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab, katul mudah tengik. Katul yang rusak atau tengik akan mengganggu alat pencernaan dan menyebabkan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya
hancur.
Babi yang banyak mendapatkan makanan katul, bacon menjadi lunak. Oleh karena itu pemberian katul ini hendaknya dibatasi dalam jumlah sedang dan dalam keadaan baru (fresh), tak banyak brambut. 8) Mellase Mellase bisa diberikan pada babi dalam campuran makanan sebanyak 5%. Mellase ini bisa mengikat makanan, sehingga makanan tak terhambur. Mellase juga meningkatkan nafsu makan. Kepada babi-babi fattening bisa diberikan dalam jumlah sampai 20%. Sedangakan kepada babi kecil tidak lebih dari 5%. 9) Hijauan segar Hijauan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting bagi pemeliharaan babi-babi kecil dan babi-babi bibit. Tetapi yang perlu dipikirkan ialah bahwa babi kecil tidak mampu mencerna serat kasar, maka kepada babi-babi kecil tersebut tidak bisa diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlampau tinggi. Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose.
10) Tepung daun lamtoro Tepung daun lamtoro sering ditambahkan pada makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab bahan tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi. Akan tetapi karena bahan ini mengandung toxic (racun) maka jumlah jumlah yang bisa diberikan atau ditambahkan kepada ransum tidak boleh melebihi 5% dari seluruh campuran makanan. Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah toxic yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat pada babi, bulunya rontok, dan babi bunting bisa menyebabkan keguguran. Ternak Hamster : 1) Pelet Ikan lele : Adalah makanan yang biasanya di gunakan untuk pembesaran bibit ikan lele (*ukuran paling keil), protein yang terkandung didalamnya banyak sekali dan bila kita membiasakan memberikan makanan ini maka hamster kita ajan cepat kawin (*birahinya tinggi) sedangkan untuk anak²nya yang selepas menyusui kira² lewat 2 minggu jika diberi makanan ini akan cepat tunuh dewasa karena melihat bahan dasar makanan ini adalah konsentrat. Cara pemberian makanan ke hamsternya untuk syrian cukup campur dengan nasi tapi sebelumnya di basahin tuh pelet sedangkan hamster jenis yang lain cukup di campur dengan makanan yg jenisnya biji²an. 2) Pelet Ikan KOI Memberi hamster dengan makanan ini walopun dulu hanya coba² ternyata berdampak postive,terutama pada bulu²nya misalnya bulu kelihatan seperti basah 'weet look', pada makanan ikan koi ini dalam menyajikannya cukup kita campur dengan makanan biji² yang lain seperti beras, kwaci,gabah,ketan ireng dll. 3) Jagung Manis Jagung manis dimaksud diatas adalah jagung manis yang biasanya dioergunakan oleh ibu rumah tangga untul memasak sayur 'asam', jadi bukan yg biasa di beli untuk pakan ternak kelinci. Fungsi dari jagung manis ini adalah mereproduksi / merangsang agar susu (*asi) pada induk hanster yang menyusui bancar (*keluar banyak) sangat dianjurkan terlebih utnuk hamster yang beranak sekitar 10 bayi.
4) Wortel
Fungsi wortel tdk banyak hanya sebagai asuan gizi dan menjaga agar Hamster tidak terkena penyakit mata pemberiannya di slice panjang dan sesuaikan dengan besarnya/ banyaknya hamster di rumah anda
5) Daun Katuk Fungsi sama dengan jagung dan sebagai obat anti mencrett. Biasa buat sayur bening pengganti bayam 6) Biji bunga matahari dan jagung halus Biji matahari dan jagung halus yang diberikan sebaiknya harus lebih sedikit dengan bahan yang lain karena jika terlalu banyak akan menyebabkan kegendutan atau obesitas pada hamster. 7) Gabah 8) Jewawut
2.5.2
Jenis Pakan
Ternak Kuda
:
Hijauan dan Konsetrat.
Ternak Kelinci : 1) Hijauan, sebagai makanan pokok kelinci lazim di berikan oleh peternak kelinci tradisional. 2) Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Rumput itu di keringkan secara bertahap sehingga kandungan gizinya tidak rusak, sekaligus mempertinggi kadar kandungan serat kasarnya. Bahan untuk hay antara lain rumput gajah, pucuk tebu, atau rumput lapangan menjelang berbunga. Daun kacang-kacangan yang dilayukan lalu di keringkan seperti hay, juga disukai kelinci.Ketika kelinci sakit terserang mencret, pemberian hijauan dihentikan. Sebagai gantinya diberikan 100% hay. 3) Biji-bijian Biji-bijian berfungsi sebagai makanan penguat. Pakan ini diberikan terutama untuk kelinci bunting dan yang sedang menyusui. 4) Umbi-umbian Ubi jalar, songkong, uwi, talas dan umbi-umbi lainnya dapat diberikan untuk kelinci sebagia pakan tambahan. Sebaiknya umbi yang beracun seperti singkong jangan diberikan mentah, tapi sudah direbus dulu atau dikeringkan menjadi gaplek. 5) Konsentrat dalam peternakan kelinci berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi pakan dan mempermudah penyediaan pakan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai pakan tambahan atau pakan penguat, kalau pakan pokoknya hijauan.
Konsentran untuk kelinci dapat berupa pelet (buatan pabrik),bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, atau gaplek.
Ternak Babi : 1) Bahan makanan yang banyak mengandung protein, seperti Tepung ikan, susu ikan, susu bubuk, dan bungkil kacang tanah 2) Bahan makanan yang digunakan sebagai sumber energi, seperti jag ung, katul, mellase
3) Bahan makanan hijauan, seperti hijauan segar, tepung daun l amtoro, Ternak Hamster : 1) Bahan makanan sumber serat dan protein, seperti konsentrat, pelet ikan lele, pelet ikan KOI, jagung manis, wortel, dan daun katuk, serta taoge . 2) Bahan makanan yang berasal dari kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau 3) Bahan makanan sumber karbohidrat, seperti beras merah, dan padi/gabah.
2.5.3
Bentuk Pakan
Ternak Kuda
:
Bentuk pellet (butiran) yang terdiri dari jagung, gabah, dedek, multivitamin dan mineral, dan lain-lain. Pemberian makan diberikan dalam bentuk pellet disuaikan dengan kebutuhannya.
Ternak Kelinci : Olahan konsentrat seperti pelet atau butiran dengan komposisi sedemikian rupa sehingga kebutuhan energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral penting kelinci terpenuhi.
Ternak Babi
:
1) Bentuk tepung seperti tepung ikan dan dedak. 2) Bentuk basah seperti mollase atau tetes tebu. 3) Vitamin atau mineral dalam bentuk tepung. Ternak Hamster : Bentuk butiran kering dari bahan beras merah, dan padi/gabah, kacangkacangan, seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, dan biji bunga matahari.
2.5.4
Waktu Pemberian Pakan
Ternak Kuda
:
Waktu pemberian pakan ternak kuda yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore dan malam hari. Ternak Kelinci : Waktu yang ideal yaitu di pagi hari dan sore hari,pagi hari sekitar jam 9 atau 10an,berikan pakan secukupnya,ukur takaran pakan agar pakan tersebut bisa bertahan hingga sore hari nanti,dan pada soreh harinnya,berikan pakan agak lebih banyak dari pada pakan yang di berikan pada pagi hari hari,pasalnya,kelinci banyak menghabiskan waktu di malam hari,baik itu untuk makan maupun aktivitas lain nya. Ternak Babi
:
Waktu pemberian pakan pada babi pada waktu malam hari dan pagi hari. Ternak Hamster : Penyakit dan gangguan kesehatan salah satunya disebabkan oleh kurangnya kebersihan pakan. Karenanya pakan hamster sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup, terhindar dari suhu yang panas dan terhindar dari sinar matahari langsung. Pakan yang diberikan sebaiknya diletakkan didalam wadah berupa mangkuk kecil. Pakan tersebut sebaiknya terdiri dari campuran dari berbagai jenis biji-bijian atau pakan khusus untuk hamster yang banyak dipasaran. Pemberian satu jenis pakan secara terus menerus akan menyebabkan kebosanan bagi hamster. Pakan diberikan kepada hamster sebanyak 2x dalam sehari.
2.5.5
Frekuensi Pemberian Pakan
Ternak Kuda
:
(1) Kuda yang bekerja ringan (kurang dari tiga jam) diberi pakan 0,5% konsentrat dan hijauan 1% sampai 1,25% bobot badan. (2) Kuda yang bekerja sedang (tiga sampai lima jam) diberi 1% konsentrat dan hijauan 1% sampai 1,25% bobot badan. (3) Kuda yang bekerja
berat (lebih dari lima jam) diberi 1,25% konsentrat dan
hijauan 1% bobot badan. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan kuda harus sesuai dengan umur dan fungsi kuda tersebut. Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan dua sampai tiga kali sehari
yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore hari tergantung dari umur dan fungsi kuda tersebut. Ternak Kelinci :
Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (ad libitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00. Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui. Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang. Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah.(ANONIM, Ternak Babi
:
Frekuensi pemberian pakan memberi pengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi. Pada umumnya pakan per hari akan meningkat dengan meningkatnya dengan frekuensi pemberian pakan. Menurut Supnet (1980), bahwa babi dengan bobot 10-90 kg diberi pakan 2 kali sehari akan mengkonsumsi pakan rata-rata/hari/ekor sebesar 1,54 kg. Pada pemberian 3 kali sehari konsumsi pakan sebesar 1,92 kg dan yang diberi secara adbilitum konsumsi pakan sebesar 2,61 kg/ekor/hari.(SINAGA, 2010) Ternak Hamster :
Hamster merupakan pemakan segala atau omnivore .Selain butiran padi dan jagung, hamster juga makan buah-buahan segar, akar-akaran, tumbuhan hijau seperti kangkung. Hamster menyimpan makanan dalam pipinya. Makanan alami dapat diberikan juga makanan jadi seperti voer yang banyak dijual di pet shop . Hamster diberi makan 3 – 5 buah biji bunga matahari setiap hari. Pemberian pakan harus
teratur dalam jumlah yang cukup agar jangan sampai sisa makanan membusuk dan menjamur.(ANONIM, 2008)
2.5.6
Metode Pemberian Pakan
Ternak Kuda
:
Pakan kuda diberikan secara add libitum, yaitu pemberian pakan selalu tersedia didalam tempat pakan. Selain itu, pemberian air minum juga dilakukan secara add libitum. Ternak Kelinci : Pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (ad libitum), namun pemberian secaraberangsur
angsur
dengan
pengaturan
waktu
yang
tepat
akan
lebih
mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan Ternak Babi
:
Metode pemberian pakan pada babi disebut creep feeding. Makanan diberikan 2-3 kali sehari dan tidak mutlak harus dimasak karena zat-zat vitamin dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang, namun ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab mengandung racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti metabolik. Ternak babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya (metode pemberian air minum pada babi disebut add libitum) Ternak Hamster : Pemberian pakan dilakukan secara add libitum, yaitu pemberian pakan selalu tersedia di dalam tempat pakan. Begitu juga dengan air minum menggunakan metode add libitum. Pada hamster juga bisa dilakukan metode pemberian pakan ball feeding, yaitu pemberian pakan di dalam bola.
GAMBAR TERNAK 1. TERNAK KUDA
2. TERNAK BABI
3. TERNAK KELINCI
4. TERNAK HAMSTER
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous.2011.Tata Cara Pemberian Pakan Kelinci .(online) ( http://stppmagelang.ac.id/wp-content/uploads/downloads/2011/03/Tata-CaraPemberian-Pakan-Kelinci.pdf , diakses pada 15 oktober 2012). 2. Sinaga.2010.Pakan dan Ransum Babi Tambahan.(online) ( http://blogs.unpad.ac.id/saulandsinaga/2010/02/18/pakan-dan-ransum-babitambahan/, diakses pada 15 oktober 2012) 3. Anonym.2008.Prospek Perunggasan dan Perikanan 2008 .DEDTAN RI. 4. Mansyur.2006. EKSPLORASI HIJAUAN PAKAN KUDA DAN KANDUNGAN NUTRISINYA. Jakarta : Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
http://blogs.unpad.ac.id/mansyurforage/files/2010/12/eksplorasi-hijauan-pakankuda.pdf 5. Anonymous.2008.Pakan Kelinci . (online) http://tentangkelinci.wordpress.com/tag/pakan-kelinci/, diakses pada 15 oktober 2012) 6. Anonymous.2010.Pakan Babi. (online) http://peternakanbabidotkom.blogspot.com/2011/11/pakan-ternak-babi.html 7. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyediaan-pakan-ternak-babi-0, diakses pada 15 oktober 2012) 8. Anonymous.2011.Peternakan Babi . (online) file:///D:/KULIAH%20KHOIR/TUGAS%20MAKALAH%20I.P.T.NON%20RUM/pakanternak-babi.html, diakses pada 15 oktober 2012) 9. Anonymous. 2012. Cara Budidaya hamster (online) http://romanistielf.wordpress.com/2011/05/04/makanan-hamster-irit-dan-bergizi/, diakses pada 15 oktober 2012)
10. Anonymous. 20111. Makanan hamster. (online) http://beternakhamster.blogspot.com/2011/05/makanan-hamster-untuk-ternak.html, diakses pada 15 oktober 2012) 11. Anonymous. 2009. Manajemen Ternak Kuda. (online) http://klinikhewanhappiness.blogspot.com/2010/11/manajemen-pakan-peternakankuda-di.html, diakses pada 15 oktober 2012) 12. Anonymous. 2011. Makanan Kelinci. (online) http://horizonwatcher.blogdetik.com/2011/12/12/jenis-contoh-rumput-untukmakanan-kelinci-beserta-foto/, diakses pada 15 oktober 2012) 13. Anonymous. 2012. Jenis pakan dan waktu Pemberian pakan Kelinci. (online) http://rhencil.blogspot.com/2012/07/jenis-pakan-dan-waktu-memberikan-pakan.html, diakses pada 15 oktober 2012) 14. Anonymous. 2011. Pakan Ternak Babi. (online) http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/penyediaan-pakan-ternak-babi-0, diakses pada 15 oktober 2012) 15. Anonymous. 2012. Teknik budidaya Ternak BABI. (Online) http://www.hammieshop.com/index.php?target=topics&topic_id=23, diakses pada 15 oktober 2012) 16. Anonymous. 2011. Teknik budidaya ternak Kuda. (Online) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47590/D11scn_Abstract.pdf? sequence=4, diakses pada 15 oktober 2012) 17. Anonymous. 2011. Teknik budidaya ternak hamster. (Online) http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0122.pdf , diakses pada 15 oktober 2012) 18. Anonymous. 2010. Teknik Budidaya Ternak Kelinci (Online) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4046/1998ylr.pdf?sequence= 4, diakses pada 15 oktober 2012) 19. Anonymous. 2011. Teknik budidaya dan pemanfaatan ternak non ruminansia. (online) http://jajo66.files.wordpress.com/2008/11/03pemanfaatan.pdf , diakses pada 15 oktober 2012) 20. http://www.image-google.co.id