CLINICAL SCIENCE SESSION TRAUMA KAPITIS
Pembimbing: Dr. Dr. Arief Guntara, Sp.B
Disusun oleh: Ravanno Fanizza Harahap Badruddin Yusuf Reisya Reisya Gina Nurfajri
SMF ILMU BEDAH RSUD ALIHSAN BANDUN! FAKULTAS KEDOKTERAN UNI"ERSITAS ISLAM BANDUN! #$%&
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Di negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan teknologi dan pembangunan, frekuensi trauma kepala cenderung makin meningkat. Trauma kepal kepalaa berp berper eran an pada pada hamp hampir ir separ separuh uh dari dari selu seluru ruh h kema kemati tian an akiba akibatt traum trauma, a, mengingat bahwa kepala merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suat suatu u kecel kecelaka akaan an.. Kasu Kasuss traum traumaa kepal kepalaa teru teruta tama ma meli melibat batkan kan kelo kelomp mpok ok usia usia produktif, yaitu antara 15!! tahun dan lebih didominasi oleh kaum lakilaki diband dibanding ingkan kan peremp perempuan. uan. "enyebab "enyebab terser tersering ing adalah adalah kecela kecelakaan kaan lalu lalu lintas lintas dan disusul dengan kasus jatuh terutama pada kelompok usia anakanak. Trauma kepala adalah cedera pada kepala yang dapat melibatkan seluruh struktur struktur lapisan, lapisan, mulai dari lapisan lapisan kulit kepala atau tingkat yang paling #ringan$, #ringan$, tulang tengkorak, duramater, %askuler otak, sampai jaringan otaknya sendiri& baik berupa luka yang tertutup, maupun trauma tembus. 'ntuk rujukan penderita cedera kepala, perlu dicantumkan informasi penting sepe sepert rti( i( umur umur pende penderi rita ta,, wakt waktu, u, meka mekani nism smee cede cedera ra,, stat status us resp respir irat ator orik ik dan dan kardio%askuler, pemeriksaan minineurologis )*+- terutama nilai respon motorik dan reaksi cahaya pupil, adanya cedera penyerta, dan hasil +T can. "ada penderita harus diperhatikan pernafasan, peredaran darah umum dan kesadaran, kesadaran, sehingga tindakan resusitas resusitasi, i, anmnesa anmnesa dan pemeriksaa pemeriksaan n fisik fisik umum dan neurologist harus dilakukan secara serentak. serentak. Tingkat keparahan trauma kepala harus segera ditentukan pada saat pasien tiba di umah akit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Di negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan teknologi dan pembangunan, frekuensi trauma kepala cenderung makin meningkat. Trauma kepal kepalaa berp berper eran an pada pada hamp hampir ir separ separuh uh dari dari selu seluru ruh h kema kemati tian an akiba akibatt traum trauma, a, mengingat bahwa kepala merupakan bagian yang tersering dan rentan terlibat dalam suat suatu u kecel kecelaka akaan an.. Kasu Kasuss traum traumaa kepal kepalaa teru teruta tama ma meli melibat batkan kan kelo kelomp mpok ok usia usia produktif, yaitu antara 15!! tahun dan lebih didominasi oleh kaum lakilaki diband dibanding ingkan kan peremp perempuan. uan. "enyebab "enyebab terser tersering ing adalah adalah kecela kecelakaan kaan lalu lalu lintas lintas dan disusul dengan kasus jatuh terutama pada kelompok usia anakanak. Trauma kepala adalah cedera pada kepala yang dapat melibatkan seluruh struktur struktur lapisan, lapisan, mulai dari lapisan lapisan kulit kepala atau tingkat yang paling #ringan$, #ringan$, tulang tengkorak, duramater, %askuler otak, sampai jaringan otaknya sendiri& baik berupa luka yang tertutup, maupun trauma tembus. 'ntuk rujukan penderita cedera kepala, perlu dicantumkan informasi penting sepe sepert rti( i( umur umur pende penderi rita ta,, wakt waktu, u, meka mekani nism smee cede cedera ra,, stat status us resp respir irat ator orik ik dan dan kardio%askuler, pemeriksaan minineurologis )*+- terutama nilai respon motorik dan reaksi cahaya pupil, adanya cedera penyerta, dan hasil +T can. "ada penderita harus diperhatikan pernafasan, peredaran darah umum dan kesadaran, kesadaran, sehingga tindakan resusitas resusitasi, i, anmnesa anmnesa dan pemeriksaa pemeriksaan n fisik fisik umum dan neurologist harus dilakukan secara serentak. serentak. Tingkat keparahan trauma kepala harus segera ditentukan pada saat pasien tiba di umah akit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Trauma Kapitis
+idera kepala atau trauma kapitis adalah cidera mekanik yang secara langsung atau atau tidak tidak langsu langsung ng mengena mengenaii kepala kepala yang yang mengaki mengakibat batkan kan luka luka di kulit kulit kepala, kepala, fraktu frakturr tulang tulang tengko tengkorak rak,, robeka robekan n selaput selaput otak otak dan kerusa kerusakan kan jaring jaringan an otak otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis.1
2.2
Anatomi
1. Kulit Kepala )calpKulit kepala terdiri dari 5 lapisanyang disebut +/0" yaitu( a.
kin atau kulit
b.
+onnecti%e Tissue atau atau jaringan penyambung
c.
/poneurosis /poneurosis atau galea aponeurotika aponeurotika yaitu yaitu jaringan jaringan ikat yang berhubungan berhubungan langsung dengan tengkorak
d.
0oose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar
e.
"erikarnium
Kulit Kulit kepa kepala la memi memili liki ki bany banyak ak pemb pembul uluh uh dara darah h sehi sehing ngga ga bila bila terj terjadi adi perdarahan akibat laserasi kulit kepala akan menyebabkan banyak kehilangan darah teruta terutama ma pada pada anaka anakanak nak atau atau penderi penderita ta dewasa dewasa yang yang cukup cukup lama lama terper terperangk angkap ap sehingga membutuhkan waktu lama untuk mengeluarkannya.
.
Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak atau kranium terdiri dari kal%arium dan basis kranii, di
Tulang tengkorak atau kranium terdiri dari kal%arium dan basis kranii, di regio temporal tulang tipis, namun disini dilapisi oleh otot temporalis. 2asis kranii berbentuk tidak rata dan tidak teratur sehingga cedera pada kepala dapat menyebabkan kerusakan pada bagian dasar otak yang bergerak akibat cedera akselerasi dan deselerasi. ongga tengkorak dasar dibagi atas tiga fosa yaitu anterior, media dan posterior. 3osa anterior adalah tempat lobus frontalis, fosa media tempat lobus temporalis dan fosa posterior adalah ruang bagi batang otak bawah dan serebelum.1,
*ambar 1. Tulang tengkorak 1
4.
eningen elaput meningen menutupi seluruh permukaan otak, terdiri dari tiga lapisan
yaitu( duramater, araknoid dan piamater. Duramater adalah selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang melekat erat dengan tabula interna atau bagian dalam kranium. Duramater tidak melekat dengan lapisan dibawahnya )araknoid-, terdapat ruang subdural.,4 "ada cedera kepala, pembuluh %ena yang berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut 2ridging %eins, dapat mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. /rteriarteri meningea terletak antara duramater dan tabula interna tengkorak, jadi terletak di ruang
epidural. 6ang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea media yang
epidural. 6ang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis )fosa media-. Dibawah duramater terdapat araknoid yang merupakan lapisan kedua dan tembus pandang. 0apisan yang ketiga adalah piamater yang melekat erat pada permukaan korteks serebri. +airan serebrospinal bersirkulasi diantara selaput araknoid dan piameter dalam ruang sub araknoid.,4
!.
7tak 7tak manusia terdiri dari serebrum,serebelum dan batang otak. erebrum
terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri)lipatan duramater yang berada di inferior sinus sagitalis superior-. 8emisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut sebagai hemisfer dominan. 0obus frontalis berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi motorik dan pada sisi dominan mengandung pusat ekspresi bicara )area bicara motorik-.
*ambar . /natomi 7tak 4
0obus parietalis berhubungan dengan orientasi ruang dan fungsi sensorik. 0obus temporalis mengatur fungsi memori tertentu. 0obus occipitalis berukuran
lebih kecil dan berfungsi dalam penglihatan. 2atang otak terdiri dari mesensefalon,
lebih kecil dan berfungsi dalam penglihatan. 2atang otak terdiri dari mesensefalon, pons dan medula oblongata. esensefalon dan pons bagian atas berisi sistem akti%asi retikulasi yang berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan. "ada medula oblongata berada pusat %ital kardiorespiratorik yang terus memanjang sampai medula spinalis di bawahnya. erebellum bertanggung jawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medula spinalis batang otak dan kedua hemisfer serebri.
5.
+airan serebrospinal +airan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus khoroideus dengan kecepatan
produksi sebanyak 49 ml:jam. "leksus khorideus terletak di %entrikel lateralis baik kanan maupun kiri, mengalir melalui foramen monro ke dalam %entrikel tiga. elanjutnya melalui akuaduktus dari syl%ius menuju %entrikel ke empat, selanjutnya keluar dari sistem %entrikel dan masuk ke ruang subaraknoid yang berada diseluruh permukaan otak dan medula spinalis. + akan diserap ke dalam sirkulasi %ena melalui granulasio araknoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. /danya darah dalam + dapat menyumbat granulasio araknoid sehingga mengganggu penyerapan + dan menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial )hidrosefalus komunikans-,!
*ambar 4. +airan serebrospinal pada otak 4
;.
Tentorium Tentorium serebelli membagi ruang tengkorak menjadi supratentorial dan
infratentorial. esensefalon menghubungkan hemisfer serebri dengan batang otak berjalan melalui celah lebar tentorium serebeli yang disebut insisura tentorial.
2.3
1.
isio!o"i
Tekanan Intrakranial 2erbagai proses patologis yang mengenai otak dapat mengakibatkan
kenaikan tekanan intrakranial yang selanjutnya akan mengganggu fungsi otak yang akhirnya berdampak buruk terhadap kesudahan penderita. Dan tekanan intrakranial yang tinggi dapat menimbulkan konsekuensi yang mengganggu fungsi otak dan tentunya mempengaruhi pula kesembuhan penderita. =adi, kenaikan tekanan intrakranial )TIK- tidak hanya merupakan indikasi adanya masalah serius dalam otak tetapi justru sering merupakan masalah utamanya. TIK normal pada saat istirahat kirakira 19 mm8g )14; mm87-, TIK lebih tinggi dari 9 mm8g dianggap tidak normal dan TIK lebih dari !9 mm8g termasuk dalam kenaikan TIK berat. emakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin buruk prognosisnya.
.
Doktrin onroKellie /dalah suatu konsep sederhana yang dapat menerangkan pengertian
dinamika TIK. Konsep utamanya adalah bahwa %olume intrakranial selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya merupakan rongga yang tidak mungkin mekar. TIK yang normal tidak berarti tidak adanya lesi masa intrakranial, karena TIK umumnya tetap dalam batas normal sampai kondisi penderita mencapai titik dekompensasi dan memasuki fase ekspansional kur%a tekanan%olume.
*ambar !. Doktrin onroKellie, kompensasi Intrakranial terhadap masa yang ekspansi. 5
4.
/liran Darah 7tak )/D7-
/D7 normal ke dalam otak kirakira 59 ml:199 gr jaringan otak per menit.
/D7 normal ke dalam otak kirakira 59 ml:199 gr jaringan otak per menit. 2ila /D7 menurun sampai 95 ml:199 gr:menit maka akti%itas >>* akan hilang dan pada /D7 5 ml:199 gr:menit selsel otak mengalami kematian dan terjadi kerusakan
menetap.
"ada
penderita
nontrauma,
fenomena
autoregulasi
mempertahankan /D7 pada tingkat yang konstan apabila tekanan arteri ratarata 59 1;9 mm8g. 2ila tekanan arteri ratarata dibawah 59 mm8g, /D7 menurun curam dan bila tekanan arteri ratarata di atas 1;9 mm8g terjadi dilatasi pasif pembuluh darah otak dan /D7 meningkat. ekanisme autoregulasi sering mengalami gangguan pada penderita cedera kepala. /kibatnya, penderitapenderita tersebut sangat rentan terhadap cedera otak sekunder karena iskemia sebagai akibat hipotensi yang tibatiba. ekali mekanisme kompensasi tidak bekerja dan terjadi kenaikan eksponensial TIK, perfusi otak sangat berkurang, terutama pada penderita yang mengalami hipotensi. Karenanya bila terdapat hematoma intra cranial, haruslah dikeluarkan sedini mungkin dan tekanan darah yang adekuat tetap harus dipertahankan.,!
2.#
$e%anisme &an Patofisio!o"i
+idera kepala dapat terjadi akibat benturan langsung ataupun tidak langsung pada kepala. Kelainan dapat berupa cidera otak fokal atau difus dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak. +idera fokal dapat menyebabkan memar otak, hematome epidural, subdural dan intraserebral. +idera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi saja, yaitu gegar otak atau cedera struktural yang difus.1 Dari tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah. *elombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan yang disebut #coup$ atau ditempat yang berseberangan dengan benturan )countre coup-.1 *angguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat menyebabkan herniasi jaringan otak melalui foramen magnum, sehingga jaringan otak tersebut dapat mengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal.1
3ungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. +edera
3ungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. +edera kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi karena berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau karena aliran darah ke otak yang menurun, misalnya akibat syok. Karena itu, pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang adekuat dan hemodinamik tidak terganggu sehingga oksigenisasi cukup.1
2.'
(!as"o) *oma S+a!e ,(*S- 23
/espon $ata
! 4 1
01 taun
1 taun
embuka mata spontan embuka mata oleh perintah embuka mata oleh nyeri Tidak membuka mata
embuka mata spontan embuka mata oleh teriakan embuka mata oleh nyeri Tidak membuka mata
/espon $otori%
01 taun
1 taun
;
engikut perintah
2elum dapat dinilai
5
elokalisasi nyeri
elokalisasi nyeri
!
enghindari nyeri
enghindari nyeri
4
3leksi abnormal )decortisasi>ktensi abnormal )deserebrasiTidak ada respon
3leksi abnormal )decortisasi>ktensi abnormal )deserebrasi Tidak ada respon
1 /espon 4er5a! 5
!
6'taun 7rientasi baik dan mampu berkomunikasi Disorientasi tapi
2' taun enyebutkan katakata yang sesuai enyebutkan
mampu
katakata yang
2 taun enangis kuat
enangis lemah
mampu berkomunikasi enyebutkan katakata yang tidak sesuai )kasar, jorokengeluarkan suara Tidak ada respon
4
1
katakata yang tidak sesuai enangis dan menjerit
engeluarkan suara lemah Tidak ada respon
Kadangkadang menangis: menjerit lemah engeluarkan suara lemah Tidak ada respon
*+ 1415
Trauma kapitis sedang
@1
Trauma kapitis berat
4C
2.7
*ambaran klinik "ingsan ? 19 menit, defisit neurologis )"ingsan A 19 menit s:d ? ; jam, defisit neurologis )B"ingsan A ; jam, defisit neurologis )B-
kening 7tak
/bnormal
/bnormal
K!asifi%asi Trauma Kapitis 7
ecara klimis, trauma dibagi atas( 2.7.1 *ommutio *ere5ri ,"e"ar ota%-
*angguan fungsi otak traumatik yang mendadak, bersifat sementara tanpa kelainan patologis yang nyata pada jaringan otak Diagnosa
iwayat trauma kepala
8ilang kesadaran 49 menit )ratarata 1915 menit-
Disertai keluhan subjektif berupa rasa mual, muntah, pusing
Disertai atau tanpa amnesia retrograd:anterograd tidak lebih dari 1 jam
efleks patologis )-
Tidak ada lesi struktural pada otak obser%asi dan konser%asi saja, karena tidak
Tidak ada lesi struktural pada otak obser%asi dan konser%asi saja, karena tidak ada defisit neurologis
"emeriksaan "enunjang ampai hari ke5 pasca trauma dapat dijumpai absolut:relatif limfositopenia. Dapat disertai atau tanpa fraktur basis kranii. >>* normal dan rontgen normal:
Tata 0aksana
"erawatan 2ed rest hingga semua keluhan hilang obilisasi berangsurangsur, belajar duduk, berdiri, berjalan dan selanjutnya
dipulangkan dengan pesan kontrol seminggu setelah meninggalkan rumah sakit 0ama perawatan juga dilakukan terhadap luka atau fraktur yang ada elama perawatan dilakukan obser%asi paling sedikit E ! jam terhadap
kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan, gejala tekanan intrakranial meningkat, defisit neurologis yang timbul progresif, pupil mata "asien pingsan harus dirawat, >>* F rontgen
edikamentosa "engobatan
terhadap luka dan
perdarahan dengan antibiotik untuk
pencegahan (
/ntikoagulan
/mpisilin:amoksisilin
Tetrasiklin
/T profilaksis
8emostatistika (
Karbasokrom
/sam treneksamat
Hit. 21, 2; dan 21 untuk neurologis
7bat encephalotropik
7bat encephalotropik "engobatan simptomatik, hanya diperlukan pada keadaan terpaksa:sangat
diperlukan (
/nalgetika ( metampyron, paracetamol, asam mefenamat.
/ntimuntah ( metoklopramid, dimenhidrinat )dramamine-
TranuiliJer ( diaJepam
"rognosa embuh sempurna embuh dengan gejala sisa berupa indroma +erebral "ost Traumatika,
meliputi (
*angguan emosi, intelektual dan kecerdasan
+ephalgia:pusing:%ertigo
>pilepsi
*ejala tersebut timbul segera setelah trauma kapitisnya sembuh atau dapat juga jauh sesudahnya.
/namnesa Traumanya bagaimana
"enderita tertabrak mobil, terpelanting, kepala bagian depan terbentur aspal langsung pingsan. Tidak ada lucide inter%al )masa bebas serangan atau
gejala-. 2ila tdk pingsan lalu pingsan hatihati kemungkinan adanya epidural:subdural hematom.
"enderita sedang duduk tibatiba dipukul dari belakang. Kepala dalam keadaan diam dipukul kerusakan besar. 0esi bentur lebih hebat dari lesi kontra. 2ila terbentur di dahi tapi occipital lbh parah kemungkinan jatuh terpelanting
etelah sadar penderita merasa pusing, mual, muntah, ada darah keluar dari
etelah sadar penderita merasa pusing, mual, muntah, ada darah keluar dari
hidung, mata, telinga. "emeriksaan 3isik "eriksa ( Tanda %ital 0ukaluka di tempat lain "eriksa nn. +raniales n. HII F HIII yg sering efleks 2abinsky F +haddock 0umpuh jarang ontgen F >>*
2.7.2 *ontusio *ere5ri ,memar ota%-
*angguan fungsi otak traumatik yang disertai kelainan patologis yang nyata pada jaringan otak
"atofisiologi "roses patologi intrakranial pasca trauma terdapat berbagai tingkatan, mulai dari perdarahan ringan sampai destruksi jaringan otak yang berat yang disusul dengan kematian. 3aktor yang bertanggung jawab terhadap proses patologi tsb adalah (
Kompresi yang mengakibarkan perubahan tekanan di dalam ruang tengkorak
Tension yang menimbulkan pergeseran )proses akselerasi dan deselerasi- isi tengkorak dg akibat (
+edera aksonal difus
+edera polaris yang menyebabkan laserasi otak
"utusnya bridging %eins
hear, menyebabkan distorsi mendadak sehingga banyak pembuluh darah dan
hear, menyebabkan distorsi mendadak sehingga banyak pembuluh darah dan saraf yang rusak.
"roses patologi ini bila tidak teratasi akan segera disusul dg terbentuknya edema otak yang makin lama makin hebat, meningkatnya tekanan intrakranial dan herniasi.
2entuk Klinik ecara klinis dapat dijumpai 4 bentuk ( +ontusio ringan +ontusio sedang +ontusio berat, bahkan pada keadaan yg sangat berat dapat segera diakhiri
dengan kematian.
Diagnosa
iwayat trauma kepala
8ilang kesadaran A 49 menit, dapat beberapa jam, hari, minggu, tergantung derajat berat trauma
Keluhan subjektif )B-
Disertai amnesia, biasanya A 1 hari dan pada keadaan yang sangat hebat dapat A G hari.
Dijumpai defisit neurologis, berupa refleks patologis )B- ( 2abinski atau +hadock, kelumpuhan dan lesi saraf otak. "ada keadaan yang sangat berat dimana edema otak sudah demikian hebat disertai meningkatnya tekanan intrakranial maka akan didapatkan gejala:deserebrasi dan gangguan fungsi %ital dengan prognosa infaust.
"emeriksaan "enunjang
0+ mengandung darah:Eanthochrom
>>* abnormal. ulamula tampak akti%itas gelombang delta difus, kemudian
>>* abnormal. ulamula tampak akti%itas gelombang delta difus, kemudian gelombang tsb terlokalisir di area contusio. "ada kasus yang berat >>* abnormal ini dapat menetap sampai beberapa bulan, jadi perlu serial >>*
ontgen kepala sering dijumpai fraktur kranii
+Tscan otak dapat dilihat adanya edema otak:perdarahan
Tata 0aksana "rinsip ditujukan terhadap hal yaitu efek primer dan sekunder. Tujuannya untuk mencegah:mengatasi
edema
otak,
menurunkan
tekanan
intrakranial
serta
memperbaiki aliran darah ke otak sehingga otak terlindungi dari kerusakan lebih lanjut dan proses penyembuhan dipercepat.
"erawatan 2ed rest total, dan lamanya tergantung keadaan klinis. 2ila keadaan membaik, mobilisasi berangsur. "erawatan juga dilakukan terhadap luka:fraktur yang ada. elama perawatan perhatian ditujukan pada ( istem kardio%askuler
"engawasan sedini mungkin terhadap gangguan sirkulasi seperti tensi dan nadi. istem respirasi
enjamin jalan nafas yang lancar dan faal paru yang optimal (
0etakkan posisi penderita dalam keadaan terlentang atau miring bergantian dengan kepala menoleh ke samping dengan sedikit ekstensi sekitar 949
"emberian oksigen
Isap lendir, kalau perlu pasang pipa endotracheal atau tracheotomi.
"emberian cairan dan elektrolit
enjaga keseimbangan cairan elektrolit.
2iasanya pemberian cairan 4 hari pertama dibatasi 1599 cc serta
2iasanya pemberian cairan 4 hari pertama dibatasi 1599 cc serta disesuaikan dengan keadaan jantung dan suhu. =ika febris maka kenaikan 1, jumlah cairan ditambah 115L
+airan yang diberikan dapat berupa glukosa 5L dan
+ukup kalori. =umlah makanan harus disesuaikan dengan cairan, elektrolit dan kalori yang dibutuhkan, diperhitungkan bersamasama dengan cairan infus Infeksi
"erhatikan kemungkinan infeksi sekunder
edikamentosa Terapi steroid
'ntuk mencegah:mengatasi edema otak diberikan kortikosteroid kuur, yaitu deksametaJon parenteral
ulamula 19 mg IH tiap ! jam
elanjutnya hari II ( 5 mg tiap ; jam hari III ( 5 mg tiap C jam hari IH ( 5 mg tiap 1 jam hari H ( 5 mg tiap ! jam
"emberian transuiliJer )bila perlu- F analgetik harus hatihati beri yg
ringan saja. =angan lebih kuat dari parasetamol Terapi osmotik
'ntuk efek dehidrasi serebral, dapat diberikan
anitol 9L, dapat diulang sesuai kebutuhan
*liserol 19L dalam larutan
Terapi diuretika
'ntuk
menekan
produksi
0+
dapat
diberikan
furosemide
atau
'ntuk
menekan
produksi
0+
dapat
diberikan
furosemide
atau
asetoJolamide, tetapi dpt mengganggu keseimbangan asambasa dan elektrolit Terapi homeostatistika
'ntuk
mengatasi:mencegah
perdarahan
lebih
lanjut
dapat diberikan
karbosokrom sodium sulfonat )adona /+ 1G-, asam traneksamat Terapi simptomatik
2ila febris, dikompres
untah dapat diberikan sulfas atropine 9,5 mg subcutan
Kejang:sangat gelisah diberikan diaJepam IH
Terapi profilaksis thdp infeksi
/ntibiotika ( ampisilin:amoksisilin, tetrasiklin
/T profilaksis
Hit. 21, 2;, 21, > tablet
"yritinol 8+l tab:sirup, cutucholine )nicholin-
Terapi uportif "sikoterapi diberikan pada penderita sadar.
Komplikasi /kibat lanjut benturan, bila tidak segera diobati akan menimbulkan edema serebri bertambah hebat, tekanan intrakranial meningkat dg akibat terjadinya herniasi dan disusul dg kematian penderita.
"rognosa Tergantung beratringan trauma
embuh sempurna
embuh sempurna eninggal dunia akibat kerusakan otak difus dan permanen emberikan gejala sisa, baik gejala neurofisik atau neuropsikologik =arang menimbulkan sindroma serebral post traumatik
2.7.3 Hematome Epi&ura!
8ematom yang terbentuk karena perdarahan yg terjadi antara tulang tengkorak )tabula interna- dan duramater )duramater meningealis-, waktunya lebih singkat )± 4 jam- dibanding hematom subdural.
"atofisiologi "erdarahan di sini paling sering disebabkan pecahnya a.meningea media akibat trauma kepala area temporoparietal yg biasanya disertai fraktur linier horiJontal. "erdarahan tsb berlangsung cepat sekali sehingga defisit neurologis yg timbul sangat progresif dan bila tidak teratasi maka penderita akan meninggal akibat herniasi.
Diagnosa
iwayat trauma kepala
etelah trauma didapat suatu periode bebas gejala yg disebut lucid inter%al, beberapa jam:hari )tidak lebih dari 4 hari-
0alu disusul dg penurunan kesadaran dan timbul gejala fokal serebral progresif:gejala lateralisasi spt papil anisokor )midriasis homolateral-, kejang, defisit neurologis spt hemipharese kontralateral dan refleks patologis )B-
Dilanjutkan dg peninggian tekanan intrakranial dg tandatanda ( cephalgia, mual, muntah, pharese n.HI dupleks, papil edema.
"emeriksaan "enunjang
0+ jernih dg tekanan meninggi
0+ jernih dg tekanan meninggi
>>* normal, tampak perlambatan fokal sampai difus
ontgen kepala sering ditemui fraktur linier pada sisi hematom
/rteriografi karotis terlihat hematom
berupa area a%askuler berbentuk
kon%eks:semilunair:bulan sabit antara jaringan otak dan tulang kranium
+tscan otak tampak hematom berupa area hiperdens
Tata 0aksana 2egitu diagnosa ditegakkan segera kirim ke bagian bedah syaraf untuk tindakan operatif segera.
Komplikasi 2ila tidak segera dioperasi, edema serebri akan bertambah hebat, tekanan intrakranial makin meningkat. elanjutnya terjadi herniasi yg disusul dg kematian penderita. "rognosa
ortalitas hampir 199L dan lebih dari 59L pada kasus yg diobati
ortalitas hampir 199L dan lebih dari 59L pada kasus yg diobati disebabkan keterlambatan dlm menegakkan diagnosa dan sebagian lagi memang karena beratnya kerusakan jaringan otak yg terjadi.
2.7.# Hematome Su5&ura!
8ematom yang terbentuk karena perdarahan yg terjadi antara duramater dan arakhnoid )di dalam ruang sub arakhnoid-, waktunya lebih panjang jd msh ada wkt untuk pengobatan:operasi.
"atofisiologi 8ematom terbentuk secara perlahanlahan bahkan dapat lama disebabkan robeknya bridging %eins )%ena- akibat trauma kepala terutama daerah frontoparietal, yg bisa meluas ke daerah temporal atau oksipital. *ejala klinik timbul bila hematom cukup besar dan telah mengadakan pendesakan thdp otak.
2entuk Klinik 8ematom subdural akut )lucid inter%al 14 hari 8ematom subdural subakut )lucid inter%al 1 minggu 8ematom subdural kronis )lucid inter%al A minggu-
Diagnosa irip dengan epidural. 2edanya perjalanan penyakitnya lebih lama, dapat beberapa hari, minggu, bulan atau lebih lama lagi.
"emeriksaan "enunjang
0+ jernih dg tekanan meninggi mengandung darah:Eantochrom
>>* abnormal, tampak perlambatan fokal sampai difus
ontgen kepala adanya pergeseran dari glandula "incalis
ontgen kepala adanya pergeseran dari glandula "incalis
/rteriografi karotis terlihat hematom berupa area a%askuler berbentuk bikon%eks antara jaringan otak dan tulang kranium
Komplikasi =ika diagnosa dapat segera ditegakkan dan tindakan operatif cepat dilakukan maka komplikasi tidak akan terjadi.
"rognosa 8ematom subdural akut ( mortalitas @9L 8ematom subdural subakut ( mortalitas 9L dan kasus post operatif G5L
sembuh dengan baik 8ematom subdural kronis ( biasanya post operatif bisa sembuh denga n baik
2.7.' Per&araan Su5ara%noi&
"erdarahan ruang subarakhnoid yg terjadi karena (
"erdarahan ruang subarakhnoid yg terjadi karena ( "ecahnya pembuluh darah di daerah subarakhnoid "ecahnya pembuluh darah di luar subarakhnoid yg kemudian mengisi ruang
subarakhnoid, mis ( contusio cerebri, perdarahan intraserebral. >tiologi
pontan, akibat pecahnya aneurisma. Disebut perdarahan subarakhnoid primer. Traumatik
/kibat trauma kepala. Disebut perdarahan subarakhnoid sekunder.
"atofisiologi "erdarahan yg mengisi ruang subarakhnoid akan mengiritasi selaput otak. edangkan pembuluh darah yang pecah akan menimbulkan daerah bagian distalnya mengalami iskemik atau infark sehingga dijumpai defisit neurologis.
Diagnosa *ejala dijumpai dari tingkat yg paling ringan sampai yang paling berat, tergantung beratnya perdarahan yang terjadi.
Dimulai dengan keluhan sakit kepala ringan yang makin lama makin hebat
Kemudian disertai Tanda angsang eningeal )T- ( kaku kuduk, kernig sign )B-
elanjutnya pada keadaan berat akan dijumpai ( *angguan kesadaran sampai koma Defisit neurologis ( hemipharese, refleks patologis Kejang ( rigiditas deserebrasi, gangguan pernapasan dan dilatasi pupil
"emeriksaan "enunjang
0+ mengandung darah:Eanthochrom
0+ mengandung darah:Eanthochrom
Tata 0aksana
"erawatan 2ed rest total
edikamentosa 8emostatistika ( karbosokrom tab:injeksi
3isioterapi 2ila ada gejala sisa neurofisik spt hemipharese dpt dilakukan fisioterapi
"rognosa "ada bentuk ringan, prognosa lebih baik daripada bentuk yang berat. 2ahkan pada bentuk yg berat sekali dapat menyebabkan kematian.
2.7.7 ra%tur *ranii
"embagian klinik
1. 3raktur cranii tertutup
1. 3raktur cranii tertutup a. 3raktur linier b. 3raktur multiple c. 3raktur impresi
Tanpa defisit neurologis
Dengan defisit neurologis
Tindakan operatif hanya pada fraktur impresi yg disertai defisit neurologis, selebihnya hanya konser%atif.
. 3raktur +ranii terbuka a. egera kirim ke bagian bedah syaraf untuk tindakan operatif, kecuali fraktur basis cranii sebagian besar dilakukan tindakan konser%atif.
2.7.8 ra%tur Basis *ranii
3raktur cranii terbuka:komplikata yg terjadi di dasar tengkorak Diagnosa
iwayat trauma kepala
Keluhan subjektif )B-
*ejala akibat fraktur tergantung lokalisasi, bisa di fossa cranii anterior atau media.
*ejala penyerta ( comosio cerebri, contusio cerebri, hematome epidural atau subdural
8ilang kesadaran B: bila )B- fraktur basis bersamasama combusio atau contusio, tergantung kesadaran, bila )- fraktur basis murni tapi jarang
Khas ( "erdarahan:likwore dari hidung, mulut dan telinga. "ada telinga kadang disertai cairan. Tulis serincirincinya telinga berdarah, lihat apa daun telinganya robek, bila iya bukan fraktur basis. 2ila mulut berdarah krn ada gigi yg lepas, juga bukan fraktur basis.
8ematom tgt letak kerusakan di fossa mana.
8ematom tgt letak kerusakan di fossa mana. Kebiruan di sekitar kelopak mata )monocele hematome ( untuk satu mata & Brill hematome ( untuk dua mata *ejala lesi nn.craniales )lesi n.IMMII hampir tdk pernah dijumpai
efleks 2abinski )B-
Defisit neurologis )-
Kelainan neurologis tergantung tempat fraktur, bisa terjadi gangguan penciuman atau pendengaran periksa nn. craniales
Kebiruan di belakang telinga Battle sign
"emeriksaan "enunjang
0+ bercampur darah
>>* sesuai dg jenis trauma kapitis penyertanya
ontgen ;9L tdk terlihat karena daerah basis yang kompleks
Tata 0aksana
"erawatan 2ed rest total, kepala ditahan dg bantal pasir dg posisi perdarahan:likwore di
sebelah atas "erawatan thdp perdarahan:likwore, jika perlu konsul ke T8T
edikamentosa 8emostatistika ( karbosokrom
adekuat diberikan guna menghadapi ancaman komplikasi
meningitis ( ampisilin, amoksisilin. 8arus diberikan antibiotik dosis tinggi karena pada fraktur basis terdapat celah yang memungkinkan terjadi infeksi. =ika dengan contusio beri KI 7batobat yg ditujukan untuk gejala penyerta
Komplikasi Karena fraktur terbuka komplikasi yg srg terjadi meningitis.
"rognosa Tergantung beratringannya fraktur yg terjadi dan jenis trauma kapitis penyerta. embuh sempurna
eninggalkan gejala sisa berupa lesi nn.+raniales dan sindroma cerebral post traumatika.
2.7.9
*e&era $a:i!!ofa+ia!
1. 3aktur maEilaris 3raktur maEilla merupakan cedera wajah yang paling berat, dan dicirikan oleh(
obilitas palatum
obilitas hidung yang menyertai palatum
>pistaksis
obilitas 1:4 wajah bag tengah.
Klasifikasi menurut le fort 0efort 1 3raktur melintang rendah pada maEila yang hanya melibatkan palatum, dicirikan oleh pergeseran arcus dentalis maEila dan palatum, maloklusi gigi biasanya bisa terjadi )2oies, 99-.
0efort II 3raktur ini dicirikan mobilitas palatum dan hidung endblock, juga epistaksis yang jelas. 2iasanya maloklusi gigi dan pergeseran pllatum kebelakang. 3raktur endblock pada palatum dan sepertiga tengah wajah tremasuk hidung)2oies, 99-
0efort III erupakan cedera paling berat, dimana perlekatan seluruh rangka wajah terputus.seluruh komplek Jigomatikus menjadi mobile dan tergeser )2oies, 99-
. 3raktur mandibula "ada palpasi teraba garis fraktur dan mungkin terdapat mati rasa bibir bawah akibat kerusakan pada ner%us mandibularis. 3raktur pada umumnya akan disertai dislokasi fragmen tulang sesuai dengan tonus otot yang berinsersi di tempat tersebut. "ada fraktur daerah dagu, otot akan menarik fragmen tulang kearah dorsokaudal, sedangkan pada fraktur bagian lateral tulang akan tertarik kearah cranial )2oies,99-.
C
4. 3raktur gigi erupakan fraktur tersendiri atau bersama sama dengan fraktur maksila maupun mandibula, dimana gigi yang hancur perlu dicabut, sementara yang patah dibiarkan)2oies, 99-
!. 3raktur os nasal 2iasanya disebabkan oleh trauma langsung, dimana pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan, epistaksis nyeri tekan dan teraba garis fraktur. 3oto radiologi diperlukan dalam membantu diagnosis yakni, proyeksi foto "/ dan lateral, sedangkan tindakan yang perlu dilakukan adalah reposisi atau septoplasty )2oies, 99-
5. 3raktur orbita 2iasanya didapatkan gejala klinis berupa hematom monokel yang dapat disertai diplopia, hemomaksila dan mati rasa pipi karena cedera ner%us infraorbitalis atau mati rasa dahi karena kerusakan ner%us supraorbitalis. 3raktur juga dapat menyebabkan enoftalmus dan sering disertai terjepitnya muskulus rectus inferior di dalam patahan sehingga gerakan bola mata sangat terganggu dan penderita mengalami diplopia)2oies, 99-
;. 3raktur os Jygoma 3raktur ini sering terbatas pada arcus dan pinggir orbita sehingga tidak disertai hematom orbita, tetapi terlihat sebagai pembengkakan pipi di daerah arcus Jygomaticus. Diagnosis ditegakan secara klinis atau dengan foto rontgen proyeksi waters, yaitu temporooksipital)2oies, 99-
@
/0*7IT> T/'/ K>"/0/ 19
2.8
Pemeri%saan penun;an"791
1. oto /ont"en po!os
"ada trauma kapitis perlu dibuat foto rontgen kepala dan kolumna %ertebralis ser%ikalis. 3ilm diletakkan pada sisi lesi akibat benturan. 2ila lesi terdapat di daerah oksipital, buatkan foto anteriorposterior dan bila lesi pada kulit terdapat di daerah frontal buatkan foto posterioranterior. 2ila lesi terdapat pada daerah temporal, pariental atau frontal lateral kiri, film diletakkan pada sisi kiri dan dibuat foto lateral dari kanan ke kiri. Kalau diduga ada fraktur basis kranii, maka dibuatkan foto basis kranii dengan kepala menggantung dan sinar rontgen terarah tegak lurus pada garis antar angulus mandibularis )tulang rahang bawah-. 3oto kolumna %ertebralis ser%ikalis dibuat anteriorposterior dan lateral untuk melihat adanya fraktur atau dislokasi. "ada foto polos tengkorak mungkin dapat ditemukan garis
49
fraktur atau fraktur impresi. Tekanan intrakranial yang tinggi mungkin menimbulkan impressions digitae.
2. *ompute Tomo"rafi% S+an ,*TS+an-
+Tcan diciptakan oleh 8ounsfield dan /mbrose pada tahun 1@G. Dengan pemeriksaan ini kita dapat melihat ke dalam rongga tengkorak. "otonganpotongan melintang tengkorak bersama isinya tergambar dalam foto dengan jelas.!4 Indikasi pemeriksaan +Tcan pada penderita trauma kapitis ( c.1. *+ 15 atau terdapat penurunan kesadaran c.. Trauma kapitis ringan yang disertai dengan fraktur tulang tengkorak c.4. /danya tanda klinis fraktur basis kranii c.!. /danya kejang c.5. /danya tanda neurologis fokal c.;. akit kepala yang menetap.
3. $/I ,$a"neti+ /esonan+e Ima"in"-
I dapat memberikan foto berbagai kelainan parenkim otak dengan lebih jelas. 2eberapa keuntungan I dibandingkan dengan +Tcan yaitu ( lebih baik dalam menilai cedera subakut, termasuk kontusio, shearing injury, dan sub dural hematoma, lebih baik dalam menilai dan melokalisir luasnya kontusio dan hematoma secara lebih akurat karena mampu melakukan pencitraan dari beberapa posisi, dan lebih baik dalam pencitraan cedera batang otak. edangkan kerugian I dibandingkan dengan +Tcan yaitu( membutuhkan
waktu
pemeriksaan
lama sehingga membutuhkan
alat
monitoring khusus pada pasien trauma kapitis berat, kurang sensitif dalam menilai perdarahan akut, kurang baik dalam penilaian fraktur, perdarahan subarachnoid dan pneumosefalus minimal dapat terlewatkan.
41