F.6
EMER NTAH PROV NSI J WA TIMUR UMA SAKI UMU DAE AH D . SAI UL ANWAR Jl. Jak a Agung Suprapto No. 2 M lang 65111 Tel p (0341)362101, F x. (0341) 369384 EMAIL : staf-r u-dr-saif lanwar jatim.go..id NO.R
: ... .................. .................. ....
NAMA PASIEN
: ... .................. ............ (L/ P)
TANG AL LAHI R
: ..................... .................. ....
FO M EDUKASI T NDAKAN ANESTESI & SEDASI
1.
A ESTESI
MUM
a. PENGER TIAN Anestesi u un adalah tehnik embiusan dengan ius total imana p sien tidak sadar, ti ak dapat dir angsang an tidak merasakan sakit. bat bius untuk An stesi Umum berupa obat y ng disuntikk n kedalam pembuluh dara atau zat anestesi yang diihirup/dihi ap. Lam kerja obat disesuaikan deng n lama operasi, kebutuhan operasi dan ondisi p sien.Teh ik ini a an mempen aruhi ke ampuan untuk mempertah nkan pa ensi jala nafas, terjadi d presi fungsi pernafas n sponta atau depresi fungsi otot pern fasan, jantung dan istem alir an darah , saraf pusat . Untuk itu pasien sering m merlukan pemasangan alat bantu per nafasan untuk me pertahan an patensi j lan nafas dan pem erian ba tuan nafas. Selain itu diperlu an pula topangan bat dan lat untuk mengatasi bila terjadi g ngguan f ngsi jantung dan si tem aliran darah se ta sistem saraf pusat. b. KELEBIH AN TEHNIK ANES ESI UMUM : Dari awal pembiusa pasien sudah tid k sadar, tidak merasakan pembiusan bisa disesuaikan engan la a operasi.
akit, tehnik dan lama
c. KEKURA NGAN TEHNIK AN STESI U UM : Pasca bedah pasien har s sadar penuh sebelum diberi minum. Obat bius yan diberika dapat m mberikan efek ke seluruh tu uh terma uk ke alir an pembuluh janin dalam ka dungan. • •
d. KOMPLI ASI/EFE SAMPI G : Efek samping asca bedah berupa mual muntah, menggigil, pusi g, mengantuk, sakit tenggoro an yang bisa diatasi dengan obat-obatan. Beresiko pada pasien yang tidak uasa, bis terjadi a pirasi yai u masuknya isi lambung kejalan nafa /baru. Kesulitan pem sangan allat/pipa pernafasan ang tidak terduga s belumnya. Aler i/hipersensitif terha ap obat ( angat jarang), mulai derajat ri gan hingga berat/fa al. •
•
• •
2.
A ESTESI
EGIONA ( Sub Ar achnoid
lock dan Epidural Block )
a. PENGER TIAN ub Arachnoid Bloc
adalah embiusan yang ha ya melip ti daerah perut ke awah (p rut sampai ujung kaki) dengan p sien tetap sadar tanpa meras kan nyeri. Bila pasi n mengin inkan untuk tidur maka dokter dapat mem eri obat tidur/penenang melal i suntika . Untuk ane tesi epidural di da rah pung ung pen untikan didahului dengan pe berian obat bius lokal dan melalui jarum epidural yang disunti an di celah tulang belakang a an dimasukkan sel ng kecil kea ah pinggi an tulang belakang, yang ber ungsi untuk menyalurkan obat ke sekit r saraf y ng ada di pinggiran tul ng belak ng. Pada kedua tehnik diatas, penyuntikan ilakukan pada pasien dalam keadaan posisi du uk membun kuk atau miring kesalah s tu sisi d ngan ke ua tung ai dilipat ke perut dan kepala menunduk. Pada aktu pen untikan bat akan terasa hangat dipunggung. etelah obat masuk ke tulang b lakang, pada awal ya akan merasakan kesemutan pada tungkai, eolah-olah tungkai ya hilang. P da awalnya dibagi n perut pasien ma ih bisa merasakan sentuhan, gosokan, dan tarikan, tapi lama kelamaa akan tid k meras kan apa- pa lagi. ilang ras ini bisa erlangsu g kira-kir 2 sampai 3 jam sesu i jenis ob t anestesi lokal yan digunakan. b. KELEBIH AN TEHNIK ANES ESI SPIN AL /EPID RAL Jumlah obat y ng diberi an sedikit sekali (untuk epidur al jumlah bat lebih anyak) Obat bius tida masuk d lam sirkullasi ari-ari/rahim sehiingga baik untuk op rasi besar Obat bius tida mempengaruhi organ lain dalam tubuh Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa berta an hingg 24 jam pasca be ah (unt k epidural bisa dita bah teru obat anti sakit sesuai kebutu an) Bila tidak mual/muntah asca bedah bias langsung minum tanpa harus menunggu latus (bu ng angin) Lebih aman u tuk pasie yang tidak puasa/operasi dar urat. • • • •
•
•
c. KELEMA HAN TEKNIK ANESTESI REGIONAL
Pasca operasi pasien harus berbaring, tidak bol eh duduk / bangun selama 6 jam setelah pembiusan. d. EFEK SAMPING TEKNIK ANESTESI REGIONAL
Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah, semua bisa diatasi dengan obat-obatan. Efek samping yang jarang adalah sakit kepala di bagian depan atau belakang kepala pada hari ke2 terutama waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa pemberian darah pasien pada temat suntikan semula. Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal. Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
•
•
• • •
3.
BL OK PERIFER a. PENGERTIAN
Blok perifer adalah tehnik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya lengan atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki, dan sebagainya). Tehnik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat bius lokal di dareah sekitar syaraf yang mensyarafi baian tubuh yang akan dioperasi. Pada saat mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian tubuh yang akan dioperasi. Demikian juga pada saat penyutikan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang dioperasi akan terasa kesemutan dan akhirnya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius berlangsung antara 2-4 jam tergantung jenis obat yang dipakai. b. KOMPLIKASI/EFEK SAMPING
Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motoric) yang berkepanjangan tetapi bersifat sementara Perdarahan dibawah kulit (hematom) Tertusuknya lapisan paru Pembiusan yang tidak komplit (sebagian tubuh terbius) Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal) Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
•
• • • • •
4.
SEDASI a.
PENGERTIAN SEDASI RINGAN
•
Adalah Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi. SEDASI SEDANG/MODERAT
•
Adalah Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi nafasnya sendiri.Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap dipertahankan dalam keadaan normal.Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang. SEDASI DALAM
•
Tehnik pembiusan dengan penyuntikan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk , tidur, serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafsnya (mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh reflex proteksi jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun sedasi moderat. b.
KEL EBIHAN TEHNIK SEDASI • • •
Obat diberikan secara bertahap Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.
c.
KELEMA HAN TEHNIK SEDASI : o o
d.
KOMPLIKA SI SEDASI •
•
• •
•
5.
Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bias diberi minum Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendari mobil, mengoperasikan mesin dan menandatangani dokumen penting yang bersifat legal.
Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka sedasi ringan ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam. Efek samping pasca sedasi dapat berupa mual/muntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan. Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal. Beresiko pada pasien yang tidak puasa, bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan nafas/paru. Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan.
ANESTESI TOPIKAL
Anestesi topikal adalah tehnik pembiusan yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja (misalnya mata, gusi, dll). Tehnik pembiusan dilakukan dengan memberikan obat bius tetes/spray/jelly pada bagian tubuh yang akan dibius. Efek bius berlangsung kira-kira 15-30 menit tergantung jenis obat yang digunakan.
INFORMED CONSENT ANESTESI / SEDASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: ..........................................
(L/P)*
Tgl lahir :..................................
No KTP/SIM/PASPOR
: ....................................................................................................................
Alamat
: ............................................. ................................................... .................... ................................................ telp : .........................................................
Telah membaca atau dibacakan dan telah dijelaskan terkait dengan prosedur anestesi/sedasi yang akan dilakukan terhadap : Diri saya/Istri/Suami/Anak/Ayah/Ibu*) Nama
: .............................................................................................................................
Umur / jenis kelamin
: ..........................
Alamat
: ................................................... ................................................... .......................
No. Telp
: .............................................................................................................................
No. Rekam medik
: ....................................................................................................... ......................
Diagnosa
: .............................................................................................................................
Rencana tindakan
: ................................................... ................................................... .......................
Jenis anestesi
: .............................................................................................................................
Tahun, laki- laki / perempuan*)
Malang, ................................. Jam ....................................... Pihak yang dijelaskan
Dokter yang menjelaskan
(.........................................)
(........................................)
saya memberikan PERSETUJUAN untuk dilakukan tindakan prosedur anestesi/sedasi tersebut terhadap : Diri saya/Istri/Suami/Anak/Ayah/Ibu*). Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan tersebut termasuk risiko dan komplikasi yang akan timbul.
Malang, ....................................Pukul : ............. Dokter Anestesi Nama
Tanda tangan
*) coret yang tidak perlu
Saksi RS
Saksi Pasien
Yang Menyatakan