MATERI EDUKASI DAN INFORMASI LAYANAN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA WAINGAPU
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA Jln. Adam Malik No. 54 – Telp. (0387) 61302 Fax. 62551 WAINGAPU 87112
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA Jln. Adam Malik No. 54 – Telp. (0387) 61302 Fax. 62551 WAINGAPU 87112 MATERI PEMBERIAN EDUKASI DAN INFORMASI LAYANAN ANESTESI A. PENGERTIAN 1. Anestesi adalah hilangnya rasa sakit dan disertai hilangnya kesadaran. 2. Tindakan anestesi adalah suatu upaya untuk mempermudah tindakan operasi. 3. Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang memberikan pelayanan medis terhadap pasien dan hal-hal pemberian anestesia dan anelgesia, menjaga keselamatan pasien selama pembedahan atau tindakan medis lainnya, bantuan resusitasi pasien gawat, penanggulangan nyeri serta berperan aktif dalam kegawatdaruratan. B. TUJUAN Tujuan cabang ilmu anestesiologi adalah : 1. Agar pasien tidak merasa nyeri dan stress emosi ketika pembedahan dan prosedur medis tertentu. 2. Bantuan pada mempertahankan fungsi kehidupan akibat stress anestesia dan manipulasi bedah. 3. Usaha-usaha penanggulangan nyeri. 4. Tindakan resusitasi jantung, paru dan otak. 5. Membantu dalam penatalaksanaan klinis berbagai gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan metabolisme saat pembedahan maupun tindakan medis lainnya. C. JENIS-JENIS PEMBIUSAN / ANESTESI Dalam praktek anestesia ada 3 jenis yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan, yaitu : 1) Anastesi General (umum) Anestesia umum adalah suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri diseluruh tubuh akibat pemberian obat analgesia. 2) Analgesia / Anestesi Lokal Analgesia atau anestesia lokal adalah anestesia yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anestetika lokal pada daerah atau disekitar lokasi pembedahan yang menyebabkan hambatan konduksi impuls eferen yang bersifat temporer. 3) Analgesia / Anestesi Regional Analgesia / anestesi Regional adala suatu tindakan anestesia yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anestetika lokal pada lokasi serat saraf yang menginervasi regio tertentu, yang menyebabkan hambatan konduksi impuls aferen yang bersifat temporer. D. TATA CARA / TEKNIK PEMBERIAN OBAT ANESTESI / PEMBIUSAN 1. ANESTESI UMUM a. Anestesi umum intra vena adalah teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesia parenteral langsung kedalam pembuluh darah vena, terdiri dari beberapa variasi yaitu : 1) Anestesia intravena klasik adalah pemakaian kombinasi obat ketamin hidroklorida dengan sedatif misalnya : diazepam, midazolam, atau dehidro
benzperidol. Komponen trias anestesia yang dipenuhi dengan teknik ini adalah hipnotik dan anestesia. Indikasinya : pada operasi kecil dan sedang yang tidak memerlukan relaksasi lapangan operasi yang optimal dan berlangsung singkat, dengan perkecualian operasi didaerah jalan napas dan intra okuler. 2) Anestesia intra vena total adalah pemakaian kombinasi obat anestetika intra vena yang berkhasiat hipnotik, analgetik dan relaksasi otot secara berimbang. Komponen trias anestetika yang dipenuhinya adalah hipnotik , analgesia dan relaksasi otot. Indikasinya : operasi yang memerlukan relaksasi lapangan operasi optimal. 3) Anestesia Neureleptadalah pemakaian kombinasi obat neuroleptik dengan analgetik opiate secara intravena, komponen trias analgesia yang dipenuhi adalah sedasi atau hipnotikringan dan analgesia ringan. Indikasi : tindakan diagnostik endoskopi, laringoskopi, bronkoskopi, esofaguskopi, rektoskopi, dll. b. Anestesi Umum Inhalasi adalah salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat / mesin anestesi langsung ke udara inspirasi. 1) Inhalasi sungkup muka adalah kombinasi pemakaian obat anestesi secara inhalasi sungkup muka dengan pola napas spontan, komponen trias anestesi yang dipenuhi adalah hipnotik, analgesia dan relaksasi otot ringan. Indikasi : pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh dan berlangsung singkat dengan posisi terlentang. 2) Inhalasi pipa Endotrakeal (PET) napas spontan adalah pemakaian obat anestesi inhalasi melalui pet dan dengan pola napas spontan, dengan komponen trias anestesi : hipnotik, analgesia, dan relaksasi otot ringan. Indikasi : pada operasi didaerah kepala leher denagn posisi terlentang berlangsung singkat dan tidak memerlukan relaksasi otot yang maksimal. 3) Inhalasi Pipa Endotrakeal (PET) Napas Kendali adalah pemakaian obat anestesi inhalasi melalui pet dan pemakaian obat pelumpuh otot non depolarisasi, selanjutnya dilakukan napas kendali, dengan komponen trias yang dipenuhi adalah hipnotik, analgesia, relaksasi otot. Indikasi : teknik ini dilakukan pada operasi kraniotomi, tarakotomi, laparatomi, operasi dengan posisi khusus, misalnya posisi miring pada operasi ginjal, tengkurap pada operasi tulang belakang serta operasi lama (> 1 jam). c. Anestesia Imbang adalah teknik anestesi dengan mempergunakan kombinasi obatobat, baik obat anestesia intravena maupun obat anestesia inhalasi dan kombinasi teknik anestesi umum dengan anestesi regional untuk mencapai trias anestesia yang optimal dan dan berimbang yaitu efek hipnotis, efek analgesia, efek relaksasi otot. Indikasi : dilakukan pada operasi besar dan lama seperti operasi kraniotomi, tarakotomi, laparatomi, operasi dengan posisi khusus, misalnya posisi miring pada operasi ginjal, tengkurap pada operasi tulang belakang serta operasi lama (> 1 jam). 2. Analgesia/ Anestesia Lokal a. Analgesia Topikal adalah tindakan anestesia dengan cara menempatkan obat anestetika lokal dengan cara dioles, semprot atau tetes pada permukaan mukosa atau jaringan pada rongga tubuh. Indikasi : endoskopi, kateterisasi, pada luka memar, cabut gigi, tindaka diagnostik pada mata.
b. Analgesia Lokal Infiltrasi adalah penyuntikan atau infiltrasi obat anestetik lokal pada daerah yang akan dieksplorasi. Indikasi : luka terbuka ukuran besar sampai sedang, eksterpasi tumor kecil pada permukaan kulit, cabut gigi, rekonstruksi bedah plastik kulit. c. Blok lapangan adalah menyuntik obat anestetik lokal mengelilingi area yang akan dieksplorasi. Indikasi : luka terbuka ukuran besar, eksterpasi tumor dipermukaan kulit, cabut gigi, amputasi jari, sirkumsisi, rekonstruksi bedah plastik kulit, suplemen anelgesia lokal pada laparatomi mini. 3. Anestesia Regional a. Blok saraf adalah tindakan anestesia regional dengan cara menyuntikkan obat anestetik lokal didaerah perjalanan urat saraf yang melayani daerah yang dieksplorasi, pada anestesi jenis ini, obat disuntikkan jauh dari daerah lapangan operasi. Cara ini dilakukan untuk tindakan operasi didaerah ekstermitas dan untuk area yang diinervasi oleh saraf tertentu. b. Blok Fleksus Brachialis adalah tindakan anestesia regional dengan cara menyuntik obat anestetik lokal di daerah perjalanan fleksus brachialis yang melayani ekstermitas superior, dalam perjalanannya daerah brachialis melewati daerah strategis tempat dilakukannya tindakan blok yaitu pada daerah interskaleni , supraklavikula, dan aksila. c. Blok Subarachnoid adalah blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestetik lokal kedalam ruang subarachnoid melalui tindakan fungsi lumbal. Indikasi : operasi pada daerah abdominal bawah, inguinal, anorektal, genetalia eksterna, ektermitas inferior. d. Blok Epidural adalah tindakan blok regional yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat analgesik lokal ke dalam ruang epidural , berdasarkan lokasi pungsi lumbal, blok epidural biasa dilakukan melalui 3 pendekatan yaitu : pendekatan torakal, lumbal dan kaudal. Indikasi : operasi pada abdominal bawah, inguina , anorektal, genetalia eksterna, ekstermitas inferior. e. Blok Analgesia Regional Intra vena adalah blok yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat anestetik lokal kedalam vena yang telah dieksangunasi secara tertutup baik pada ekstermitas superior maupun pada ekstermitas inferior. Indikasi : operasi pada daerah siku lengan bawah, lutut, tungkai bawah. E. RESIKO / KOMPLIKASI Setiap tindakan medis yang dilakukan memiliki resiko, komplikasi ataupun efek samping pada pasien, begitu juga dengan tindakan pelayanan anestesi dan analgesia yang dilakukan yang berkaitan erat dengan proses penghilangan nyeri sampai proses menurunkan kesadaran. Resikonya tentu saja beragam dari yang ringan, berat bahkan fatal. Komplikasi yang bisa terjadi adalah mati rasa pada daerah / region tertentu (seperti terasa kehilangan bagian ekstermitas tubuh), perubahan tekanan darah, reaksi obat (alergi), henti jantung, kerusakan otak, kelumpuhan, kerusakan otak dan kemungkinan paling buruk / berat adalah kematian. Tentu saja semua hal itu dapat dihindari dengan pengkajian/assesment yang tepat, ketersediaan sarana penunjang yang memadai, ketersediaan obat-obatan yang lengkap dan paling penting adalah kompetensi petugas yang sudah handal.
F. PERSIAPAN SEBELUM ANESTESI/ PEMBIUSAN 1. Persiapan Psikis a. Dengan memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang perihal rencana anestesi dan pembedahan yang direncanakan agar pasien mengerti dan diharapkan pasien tenang. b. Bila perlu memberikan obat sedatif pada pasien yang menderita stress, tidak kooperatif. 2. Persiapan Fisik a. Hentikan kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, minum minuman keras dan obat-obatan tertentu minimal 2 minggu atau minimal sejak evaluasi pertama dipolikklinik. b. Tidak memakai protesea/ assesoris c. Tidak menggunakan cat kuku atau cat bibir d. Bila diperlukan dilakukan program puasa untuk pengosongan lambung e. Pasien dimandikan, dipakaikan pakaian khusus kamar operasi yang bersih 3. Membuat Surat Persetujuan Tindakan Medis Pembedahan Anestesi Pembiusan 4. Parsiapan lain seperti bila perlu dipersiapkan tranfusi darah, dialysis, fisioterapi dan lain-lain seperti prosedur masing-masing penyakit.