ANALISIS PUISI CATATAN AKHIR MUSIM KARYA KURNIAWAN YUNIATO YUNIATO MENGGUNAKAN TEORI STRUKTURALISME-SEMIOTIK BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Ma!ala"
Sastra suatu komunikasi seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa sastra tidak mungkin ada, puisi adalah salah satu sastra yang menggunakan bahasa di dalam penyampaiannya. Melalui bahasa dia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan maupun sastra tertulis. Sastra cenderung mengunakan cara berbahasa yang berbeda, yang paling dominan adalah pengunaan bahasa konotatif, yakni bahasa yang mendukung emosi dan suasana hati, ungkapan dalam bahasa konotatif tidak hanya memiliki makna namun juga berisi simbol-simbol. Bahasa konotatif tidak hanya mementingkan arti, tetapi mementingkan bobot dan gaya serta keluasan tafsiran. Klimaks dalam bahasa konotatif dapat dijumpai pada puisi. Setiap ungkapan di dalam hasil sastra, katakata tidak terikat oleh arti pusat saja, tetapi mempunyai arti yang imajinatif. Sebuah sajak adalah pernyataan singkat dari d ari fikiran-fikiran yang besar. engan kesingkatannya ia lalu menjadi kecil di teng tengah ah ling lingkup kupny nyaa yang yang besa besarr atau atau deng dengan an isti istila lah h lain lain puis puisii menj menjadi adi keci kecill di teng tengah ah kebesaranya. !ada waktu sekarang, puisi kian diminati oleh masyarakat, baik oleh para pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat pada umumnya. "kan tetapi, puisi sukar dimengerti karena kompleksitas, pemadatan, kiasan-kiasan, dan pemikirannya yang sukar. #leh karena itu, perlu adanya kajian puisi. Kajian adalah memahami karya sastra dalam hal ini puisi dengan cara menilai, menganalisis dan menginterpretasi melalui berbagai pendekatan atau teori tertentu. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis membuat makalah ini dengan menawarkan dan menghadirkan salah satu model kajian puisi dengan menggunakan teori strukturalisme-semiotik. $ntuk model kajian, di sini penulis memilih puisi karya Kurniawan %unianto berjudul & 'atatan "khir Musim(. 1.# R$%$!an Ma!ala"
Berdasarkan Berdasarkan latar belakang belakang penelitian, penelitian, maka penulis penulis mengidentif mengidentifikasi ikasi masalah yang berkenaan berkenaan dengan analisis no)el dengan menggunakan teori sosiologi sastra adalah
Sebagai berikut* + "pakah teori strukturalisme-semiotik strukturalisme-semiotik Bagaimana penerapan teori strukturalisme-semiotik dalam puisi &'atatan "khir Musim( karya Kurniawan %ulianto 1.& T$ T$'$an '$an Pen$l(!an
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan kenyataan berdasarkan penelitian, adapun tujuan penelitian adalah* + $ntuk mengetahui teori strukturalisme-semiotik strukturalisme-semiotik $ntuk mengetahui penerapan teori strukturalisme-semiotik dalam puisi 1.) Man*aat Pen$l(!an
Selama pembuatan makalah ini, informasi-informasi yang telah penulis kumpulkan diharapkan agar mempunyai manfaat, antara lain* a. Bagi penulis $ntuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang kajian puisi dengan menggunakan teosi strukturalisme-semiotik b. Bagi pihak lain yaitu hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para pembaca. 1.+ Met,e Pen$l(!an
alam membuat makalah ini penulis menggunakan menggunak an metode studi literatur /studi pustaka, yaitu dengan membaca beberapa buku referensi dan penulis juga mendapatkan referensi dari internet. Setelah mendapatkan materi yang cukup, penulis menarik beberapa kesimpulan seperti yang tertuang dalam makalah ini. I. S(!te%at(ka Pen$l(!an BAB 1. PENDAHULUAN
+.+ 0atar Belakang Masalah +. 1umusan Masalah
+.2 Tujuan !enulisan +.3 Metode !enulisan +.4 Manfaat !enulisan +.5 Sistematika !enulisan BAB # T(n'$a$an Te Te,r(t(! ,r(t(!
.+ Teori Teori Strukturalisme-Semiotik . Metode Strukturalisme-Semiotik .2 Metode penelitian dalam analisis puisi 'atatan akhir Musim BAB & Anal(!(! P$(!( Catatan Ak"(r M$!(% Kar/a K$rn(a0an Y$n(ant,
2.+ !uisi yang ianalisis 2. !enerapan Teori Strukturalisme-Semiotik ke dalam !uisi 'atatan "khir Musim BAB ) Pen$t$
3.+ Simpulan DA2TAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB # TIN3AUAN TEORITIS #.1 Te,r( Str$kt$ral(!%e-Se%(,t(k
Sesu Sesung ngguh guhny nya, a,
teor teorii
stru strukt ktur ural alis isme me-s -sem emio ioti tik k
itu itu
meru merupa paka kan n
peng penggab gabun ungan gan
dua dua
teori teori
strukturalisme dan teori semiotik. Strukturalisme dan semiotik itu berhubungan erat6 semiotik itu merupakan perkembangn strukturalisme /7unus,+89+ * +:. !endeka !endekatan tan strukt struktura uralis lisme me dinama dinamakan kan juga juga pendeka pendekatan tan objekt objektif, if, yaitu yaitu pendeka pendekatan tan dalam dalam penelitian sastra yang memusatkan perhatiannya pada otonomi sastra sebagai karya fiksi. "rtinya, menyerahkan pemberian makna karya sastra tersebut terhadap eksistensi karya satra itu sendir sendirii tanpa tanpa mengai mengaitka tkan n unsur unsur yang yang ada di luar luar strukt struktur ur signi signifik fikasi asinya. nya. !endeka !endekatan tan ini dikemb dikembangk angkan an oleh oleh kaum ;ormulis ;ormulis 1usia 1usia dan aliran aliran New Criticsm Criticsm "merika dengan istilah strukturalisme otonom atau strukturalisme murni /!radopo, +894*-2 ataupun strukturalisme "-
?odicka dosebut Srrukturalisme Dinamik /)ia Teeuw, +892* 5, yaitu untuk dapat memahami sastra sepenuhnya sebagai struktur, haruslah diinsafi cirri khas sastra sebagai tanda (sign). Tanda itu baru bermakna bila diberi makna oleh pembaca berdasarkan kon)ensi yang berhubungan dengannya.
Teori sastra yang memahami karya sastra sebagai tanda itu adalah semiotik. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Tanda-tanda itu mempunyai arti dan makna yang ditentukan oleh kon)esinya, karya sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Karya sastra itu karya seni yang bemedium bahasa. Bahasa sebagai bahan sastra sudah merupakan sistem tanda yang mempunyai arti sebagai bahan karya sastra, bahasa diseuaikan, denga ko)ensi sastra, kon)ensiu arti sastra yaitu makna /significance. ipandang dari kon)ensi bahasa, kon)ensi sastra itu adalah kin)ensi &tambahan( kepada kon)ensi sastra. #leh karena itu, kon)ensi sastra itu oleh !remienger disebutnya sebagai kon)ensi tambahan /+8:3* 89+. 0ebih lanjut dikemukakan !reminger bahwa studi sastra yang bersifat semiotik itu adalah usaha untuk menganalisis karya sastra sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan kon)ensikon)ensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. engan melihat )aroiasi)ariasi di dalam struktur karya sastra atau bermacam-macam makna. Kritikus menyendirikan satuan-satuan berfungsi dan kon)ensi-kon)ensi yang berlaku /premienger dkk, +8:+* 89+. alam puisi, satuan-satuan berfungsi itu diantaranya adalah satuan bunyi, kata, diksi, dan bahasa kiasan, dan klaimat* gaya kalimat ataupun gaya bahasa. isamping itu diantara kon)ensi tambahan adalah persajakan, enjambement, tipografi, pembaitan, dan kon)ensi-kon)ensi lain yang memberi makna dalam sastra. #.# Met,e Str$kt$ral(!%e-Se%(,t(k
Sesuai dengan teori strukturalisme-semiotik, kaijian sastra, khusunya puisi, memerlukan metode analisis itu dengan pemaknaan sebagai berikut* + Sajak dianalisis ke dalam unsur-unsurnya denagn memperhatikan saling hubungan antara unsur-unsurnya dengan keseluruhannya. Tiap unsur sajak itu dan keseluruhannya diberi makna sesuai den gan kon)ensi puisi. 2 Setelah sajak dianalisis ke dalam unsur-unsurnya makna totalitasnya dalam kerangka semiotik. 3 $ntuk pemaknaan itu diperlukan pembacaan secara smeiotik, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik /1iffaterre, +8:9* 4-5 atau pembacaan retroaktif.
!erlu diterangkan di sini bahwa urut-urutan tersebut di atas dapat dibalik /ditukar sesuai dengan keprluan sebab analisis struktural itu dapat dimulai darimana saja sesuai dengan keperluannya. #.1 Met,e enel(t(an ala% anal(!(! $(!( Catatan ak"(r M$!(%
Pen$%$lan ata Pe%4a5aan kr(t(!-kreat(* en(ent(*(kaka!(kan Pen/a'(an ata Pere$k!(an ata Pen/(%$lan ata HASIL ANALISIS BAB & ANALISIS PUISI CATATAN AKHIR MUSIM KARYA KURNIAWAN YUNIANTO &.1 P$(!( /an D(anal(!(!
Sabtu, @o)ember ==9 A +2*5 CB CATATAN AKHIR MUSIM
entah sejak kapan angin mendadak begitu terasa dingin bikin pecat rasa ingin lalu menempelkannya ke dinding tiap rumah di mana kau pernah singgah tempat saat tinggal telah menemu betah meski bercerita tentang bunga bunga dan belantara hutan hijau tua tapi mengapa selalu bersama airmata kini ke mana pergi para nabi yang dulu ikut meneteskan embun pagi dari dedaunan ke peluk bumi
di penghujung musim diam diam ada yang memecat mukim tak beranjak lalu menyublim (Kurniawan Yunianto) &.# Peneraan Te,r( Str$kt$ral(!%e-Se%(,t(k ke ala% P$(!( Catatan Ak"(r M$!(% &.#.1 Pe%4a5aan Se%(,t(k
$ntuk dapat memberi makna puisi secara struktural semiotik, pertama kali dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik /atau retroaktif /1iffaterre, +8:9* 4-5. !embacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur kebahasaanya atau secra semiotik berdasarkan kon)ensi sistem semiotik tingkat pertama. !embacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra /puisi berdasarkan kon)ensi sastranya. !embacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang sesudah pembacaan heuristik dengan memberikan tafsiran berdasrkan kon)ensi sastranya.
§ Pe%4a5aan He$r(!t(k alam pembacaan heuristik ini, puisi dibaca berdasarkan struktur kebahasaanya. $ntuk memperjelas arti bilamana perlu diberi sisipan kata atau sinonim kata-katanya ditaruhkan dalam tanda kurung. Begitu juga, struktur kalimatnya disesuaikan dengan kalimat baku /berdasarkan tata bahasa normati)e6 bilamana perlu susunannya dibalik untuk memperjelas arti. !embacaan heuristik &'atatan "khir Musim6 itu sebagai berikut. Ba(t ke-1
entah sejak kapan angin /yang berhembus mendadak begitu terasa dingin /dan bikin /membuat pecat /berhenti rasa ingin. Ba(t ke-#
/dan menempelkannya ke dinding tiap rumah. imana kau pernah singgah /pernah tinggal /di tempat saat tinggal telah menemu betah /rasa nyaman untuk bertahan lama-lama. Ba(t ke-&
Meski bercerita tentang bunga-bunga dan /hutan belantara hutan hijau tua tapi mengapa selalu /ada bersama airmata /kesedihan. Ba(t ke-)
/dan kini kemana perginya para nabi /orang baik yang dulu /selalu ikut meneteskan embun pagi /kesejukan dari dedaunan ke peluk bumi. Ba(t ke-+
i penghujung musim diam-diam ada yang memecat /berhenti mukim /tempat tak beranjak lalu menyublim. Tentu saja pembacaan heuristik ini belum memberikan makna puisi yang sebenarnya. !embacaan ini terbatas pada pemahaman terhadap arti bahasa sebagai system semiotik tingkat pertama, yaitu berdasarkan kon)ensi bahasanya. !embacaan heuristic harus diulang kembali dengan bacaan retroaktif dan ditafsirkan secara hermeneutik berdasarkan kon)ensi sastra /puisi, yaitu system semiotic tingkat kedua sebagai berikut.
§ Pe%4a5aan Retr,akt(* ata$ Her%ene$t(k alam pembacaan hermeneutik ini puisi dibaca berdasarkan kon)ensi-kon)ensi sastra menurut system semiotik tingkat kedua. Kon)ensi sastra yang memberikan makna itu diantaranya kon)ensi ketaklangsungan ucapan /ekspresi sajak /puisi /1iffaterre, +8:9* +. ikemukakan 1iffaterre /+8:9* ketaklangsungan ekspresi sajak itu disebabkan oleh /+ penggatian arti /displacing of meaning), / pemencongan atau penyimpangan arti (distorting of meaning), /2 penciptaan arti (creating of meaning) !enggantian arti berupa penggunaan metafora dan metonimi6 penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense6 dan penciptaan arti disebabkan oleh pemanfaatan bentuk )isual, misalnya enjambement, persajakan, homologeus /persejajaran bnetuk maupun baris, dan tipografi. !embacaan hermeneutik puisi &'atatan "khir Musim6 itu sebagai berikut. Ba(t ke-1
Kita tidak mengetahui kapan masalah /angin akan datang. Masalah datang tiba-tiba. Masalah membuat kita membeku diam tanpa bisa berbuat apa-apa, ini ditunjukan dalam puisi yaitu &mendadak begitu terasa dingin bikin pecat rasa ingin( ini manandakan jika kita terlilit masalah maka akan kmembuat kita tidak mau mlakukan apapun &pecat( diksi ini artinya yaitu berhenti tidak mau melkaukan apapun, keinginan yang dulu ada kini terhenti.
bisa berdiam dan hanya bisa menumpahkan semua masalah itu dengan berdiam dirumah dan dinding di tiap rumah lah sebagai saksinya. Ba(t ke-#
1umah yang pernah disinggahi oleh seseorang. Seseorang yang kini telah menghilang. i tempat ini /rumah tempat yang dianggap telah ditemukannya suatu kebahagiaan atau kenyamanan /betah. Ba(t ke-&
Saat ini tidak ada lagi kebahagiaan dan kenyamanan di tempat ini, walaupun ada sesuatu yang indah. alam puisi ini sesuatu yang indah itu diibaratkan dengan bunga jadi, diksi bunga mewakili sebagai sesuatu yang indah.#rang-orang mencoba menghibur dengan cerita-cerita yang lucu, tetapi tetap saja kesedihan /airmata yang ada. Ba(t ke-)
Kini kemana perginya para nabi /seseorang yang baik yang selalu perduli terhadap setiap masalah, yang dulu ikut meneteskan embun pagi /kesejukan maksudnya yaitu yang dulu selalu memberikan kesejukan, ketenangan dari dedaunan sampai peluk bumi Ba(t ke-+
i penghujung musim diam-diam hanya bisa berhenti dan berdiam disebuah tempat bermukim yaitu rumah sendiri tak beranjak kemanapun hanya terdiam dan menanti semuanya seperti dulu lagi. &.#.# Te%a an Ma!ala"
Tema merupakan inti atau esensi karya sastra6 merupakan kristalisasi dari seluruh peristiwa dan kejadian yang dipaparkan dalam karya sastra. Berdasarkan hal itu tema puisi &catatan akhir musim( itu dapat dirumuskan sebagai berikut . alam kehidupan setiap masalah datang dan pergi. atang dengan tiba-tiba tanpa kita ketahui. !uisi ini dilihat dari temanya yaitu kehidupan seseorang yang selalu dibayang bayangi orang yang berada di kehidupan masa lalunya yang saaat ini pergi sehingga sekarang ia tidak dapat menentukan arah hidupnya.
Tema ini diharapkan ke dalam bait-bait puisi itu. Kita tidak mengetahui kapan masalah /angin akan datang. Masalah datang tiba-tiba. Masalah membuat kita membeku diam tanpa bisa berbuat apa-apa, ini ditunjukan dalam puisi yaitu &mendadak begitu terasa dingin bikin pecat rasa ingin( ini manandakan jika kita terlilit masalah maka akan membuat kita tidak mau melakukan apapun &pecat( diksi ini artinya yaitu berhenti tidak mau melakukan apapun, keinginan yang dulu ada kini terhenti. 0alu menempelkannya ke dinding tiap rumah maksudnya hanya bisa berdiam dan hanya bisa menumpahkannya semua masalah itu dengan berdiam dirumah dan dinding di tiap rumah lah sebagai saksinya. /bait ke +. 1umah yang pernah disinggahi oleh seseorang. Seseorang yang kini telah menghilang. i tempat ini /rumah tempat yang dianggap telah ditemukannya suatu kebahagiaan atau kenyamanan /betah /bait ke-. Tidak ada lagi kebahagiaan dan kenyamanan di tempat ini, walaupun ada sesuatu yang indah. alam puisi ini sesuatu yang indah itu diibaratkan dengan bunga jadi, diksi bunga mewakili sebagai sesuatu yang indah.#rang-orang mencoba menghibur dengan cerita-cerita yang lucu, tetapi tetap saja kesedihan /airmata yang ada /bait ke-2. Kini kemana perginya para nabi /seseorang yang baik yang selalu perduli terhadap setiap masalah, yang dulu ikut meneteskan embun pagi /kesejukan maksudnya yaitu yang dulu selalu memberikan kesejukan, ketenangan dari dedaunan sampai peluk bumi /bait ke-3. i penghujung musim diam-diam hanya bisa berhenti dan berdiam disebuah tempat bermukimyaitu rumah sendiri tak beranjak kemanapun hanya terdiam dan menanti semuanya seperti dulu lagi /bait ke-4. !enjelasan dari tiap bait ini lah yang membuktikan bahwa tema puisi 'atatan akhir Musim adalah seperti itu. &.#.& Pe%4a5aan Un!$r-$n!$r P$(!(
$ntuk lebih menjelaskan proses pemaknaan berdasarkan pembacaan hermeneutik itu, perlulah puisi itu dianalisis lebih lanjut secara merenik. 7udul &'atatan "khir Musim(. Ba(t ke-1
&angin(* angin adalah metafora yang mengiaskan suatu masalah. Masalah digambarkan oleh diksi angin karena masalah bisa datang secara tiba-tiba, dan bisa berhembus dengan kencang ataupun tidak. Begitu pun dengan masalah terkadang masalah itu datang dengan sangat rumit bahkan apabila tidak memiliki sikap optimis untuk menyelesaikannya dan
keluar dari masalah itu, seseorang bisa-bisa tidak dapat menentukan arah hidupnya lagi. Seperti dalam puisi ini. &terasa dingin( mengiaskan bahwa hembusan masalah ini membuat orang itu membuat kita membeku atau diam tanpa bisa berbuat apa-apa. &pecat( mengiaskan berhenti tidak mau melakukan apapun, keinginan yang dulu ada kini terhenti. Ba(t ke-#
&singgah( adalah diam di suatu tempat. &betah( mengiaskan telah ditemukannya suatu kebahagiaan atau kenyamanan sehingga tidak mau beranjak atau pindah ke tempat lain. Ba(t ke-&
&Bunga-bunga( mengiaskan sebuah keindahan. Keindahan dengan aneka warna-warninya dan harum wanginya. &airmata( mengiaskan kesedihan yang mendalam sehingga mengeluarkan airmata. iksi bunga dan airmata yang bertolak belakang ini menandakan bahwa walaupun terdapat berbagai keindahan disekeliling tetapi hanya kesedihan yang dirasakan. Ba(t ke-)
&!ara nabi( mengiaskan orang-orang yang baik yang perduli terhadap masalah yang tengah dihadapi. iksi nabi dipilih karena nabi itu adalah seseorang utusan allah yang memiliki sifat yang sangat mulia dan jauh dari perbuatan tercela. &Dmbun pagi( mengiaskan kesejukan yang dapat membuat hati tenang melupakan semua kepenatan yang ada. Ba(t ke-+
&Memecat mukim( mengiaskan berdiam di suatu tempat bermukim yaitu rumah dan berhenti tidak melakukan apapun. &menyublim( mengiaskan suatu keadaan dari keadaan diam tersebut menjadi melakukan sesuatu secara perlahan-perlahan. &.#.) Anal(!(! Ga/a Ba"a!a
Eaya bahasa dalam arti umum adalah penggunaan bahasa secara bergaya dengan tujuan untuk ekspresi)itas pengucapan. Menarik perhatian, atau untuk dipergunakan dalam karya sastra saja, tetapi juga dalam percakapan sehari-hari.
Eaya bunyi tampak pada asonansi, aliterasi, )ariasi, persajakan, dan kombinasi bunyi yang menimbulkan orkestrasi. Semuanya itu memperkeras, menekankan arti, dan menimbulkan irama yang menyebabkan liris, melancarkan timbulnya angan /citraan, membangkitkan perasaan. alam bait pertama dipergunakan asonansi i menimbulkan ekspresi)itas yang liris. alam bait kedua dipergunakan asonansi a yang membuat berirama dan melancarkan timbulnya angan. Begitu juga dengan bait ketiga masih menggunakan asonansi a membuat puisi tetap berirama dan melancarkan timbulnya angan. Bait keempat dan kelima penyair menggunakan asonansi i ini menimbulkan puisi terasa begitu liris ada kesan pesimistis didalamnya. engan menggunakan asonansi tersebut pembaca dapat merasakan pesan yang disampaikan oleh penyair dengan mudah. 47 Ga/a Kata
alam puisi tampak pemilihan kata yang disesuiakan dengan bunyinya. engan demikian, hal tersebut membuat puisi ekspresif, tampak fungsi estetikanya yang empiris seperti dikemukakan oleh 7acobson /)ia Sedeok, +8:9* 249 bahwa fungsi puitik itu memproyeksikan prinsip ekui)alensi dari poros pemilihan ke poros ko mbinasi. alam hal diksi, yang menonjol adalah pemakaian metafora yang sugestif, merupakan ucapan yang tidak langsung sesuai dengan kon)ensi puisi. Seperti berikut* pada bait + &angin(* angin adalah metafora yang mengiaskan suatu masalah. Masalah digambarkan oleh diksi angin karena masalah bisa datang secara tiba-tiba, dan bisa berhembus dengan kencang ataupun tidak. Begitu pun dengan masalah terkadang masalah itu datang dengan
sangat rumit bahkan apabila tidak memiliki sikap optimis untuk menyelesaikannya dan keluar dari masalah itu, seseorang bisa-bisa tidak dapat menentukan arah hidupnya lagi. Seperti dalam puisi ini. &terasa dingin( mengiaskan bahwa hembusan masalah ini membuat orang itu membuat kita membeku atau diam tanpa bisa berbuat apa-apa. &pecat( mengiaskan berhenti tidak mau melakukan apapun, keinginan yang dulu ada kini terhenti. !ada bait kedua terdapat &singgah( adalah diam di suatu tempat. &betah( mengiaskan telah ditemukannya suatu kebahagiaan atau kenyamanan sehingga tidak mau beranjak atau pindah ke tempat lain. Bait ke-2 terdapat &Bunga-bunga( dan &airmata(. Bait ke-3 terdapat &!ara nabi( dan &Dmbun pagi(. Bait ke-4 terdapat &Memecat mukim( dan &menyublim(. Makna semuanya itu telah diterangkan dalam pembahasan sebelumnya. 57 Ga/a Kal(%at
Eaya kalimat dalam puisi ini secara keseluruhan terlihat gaya kalimat yang digunakan di tiap baitnya yaitu ironi. &.#.+ H$4$nan Str$kt$ral Antar$n!$r an Ke!el$r$"ann/a
!ada pembacaan semiotik yaitu pembacaan secara heuristik dan hermeneutik tampak adanya kesatuan yang utuh antar unsur-unsur dan keseluruhan puisi. "danya jalinan yang erat dan koherensi. alam uraian berikut, koherensi itu dianalisis lebih lanjut supaya menjadi jelas. ilihat dari judul & 'atatan "khir Musim( sudah memberikan /citraan yang sedih bahwa di akhir musim itu ada sebuah kenangan yang tak terlupakan tercatat dalam sebuah memory.
alam mengakaji sebuah karya sastra salah satunya puisi harus menggunakan metode yang dapat memperjelas unsur-unsur puisi yang merupakan satuan-satuan bermakna. engan demikian, puisi harus dianalisis strukturnya. Teori dan metode yang sesuai dengan hal tersebut adalah teori strukturalisme-semiotik. $ntuk dapat memberi makna puisi secara struktural semiotik, pertama kali dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik /atau retroaktif. alam pembacaan heuristik ini, puisi dibaca berdasarkan struktur kebahasaanya. alam pembacaan hermeneutik ini puisi dibaca berdasarkan kon)ensi-kon)ensi sastra menurut system semiotik tingkat kedua. Kon)ensi sastra yang memberikan makna itu diantaranya kon)ensi ketaklangsungan ucapan /ekspresi puisi. alam pemahaman sastra, khususnya puisi, teori strukturalisme dan semiotik itu tidak dapat dipisahkan.
!radopo, 1achmat joko. +88=. Pengkajian Puisi. %ogyakarta* Eadjah Mada $ni)ersity !ress. 7abrohim, rs. ==+. Metodelogi Penelitian astra. %ogyakarta* !T. !rasetia idia !ratama. Supinah, ra.!ien dan rs. M.D Suhendar, M.!. +882. Pendekatan !eori ejarah dan "presiasi astra #ndonesia. Bandung* !ionir 7aya.
KA3IAN UNSUR INTRINSIK PUISI DALAM ANTOLOGI PUISI 8HU3AN BULAN 3UNI6 KARYA SAPARDI D3OKO DAMONO UNTUK DI3ADIKAN BAHAN MUSIKALISASI PUISI K"7C"@ $@S$1 C@T1C@SCK !$CSC "0"M "@T#0#EC !$CSC $%&'"N &"N '&N#* K"1%" S"!"1C 7#K# "M#@# $@T$K C7"CK"@ B"<"@ M$SCK"0CS"SC !$CSC /diajukan untuk pengajuan judul skripsi
oleh $sman @urdiansyah =452== 7$1$S"@ !D@CCK"@ B"<"S" "@ S"ST1" C@#@DSC" ;"K$0T"S !D@CCK"@ B"<"S" "@ SD@C $@C?D1SCT"S !D@CCK"@ C@#@DSC" 0atar Belakan !enelitian !erkembangan dunia sastra khususnya puisi di Cndonesian telah mengalami berbagai masa atau Famannya. !ada setiap Famannya puisi terlihat berbeda bila dilihat dari jenis atau bentuknya.
dalam menciptakan karyanya berbeda satu sama lainnya. #leh karena itu, di dalam memahami suatu karya sastra khususnya puisi kita dapat menyeragamkan makna yang terkait dalam puisi tersebut. alam hal ini tentunya kita tidak memahami sebuah puisi tanpa metode atau pendekatan terhadap puisi tersebut. Seiring berjalannya waktu dan Faman, apresiasi terhadap puisi yang diciptakan para penyair, mengalami perubahan bentuk dan jenisnya. !ara penyair mencoba menciptakan rangruang baru terhadap apresiasi sebuah puisi. Tetapi apresiasi sebuah puisi diapresiasikan ke dalam bentuk dan media lain untuk dapat dinikmati masyarakat. Bentuk lain dalam apresiasi puisi dapat kita jumpai di dalam seni pertunjukan, seperti dramatisasi puisi, baca puisi, dan musikalisasi puisi. "presisasi yang disebutkan di atas merupakan proses kreatif seseorang terhadap karya sastra khususnya puisi. Tentunya bentuk lain dari apresiasi yang diciptakan oleh penyair dan musisi adalah bentuk mengembangkan apresiasi puisi di masyarakat agar dinikmati dan dipahami. "da pun yang akan penulis teliti dari bentuk apresiasi di atas yaitu musikalisasi puisi. Muskilasiasi puisi merupakan salah satu jalan untuk mengapresiasikan sebuah puisi. !eranan musikalisasi puisi dalam sejarah sastra di Cndonesia memiliki andil penting bagi perkembangan sastra khususnya puisi, tentunya akan tercapai jika pengenalan puisi itu sendiri menggunakan cara atau metode yang dapat diterima di masyarakat. !enulis memilih judul &Kajuan $nsur Cntrinsik !uisi dalam "ntologi !uisi %ujan ulan 'uni Karya Sapardi joko amono Sebagai Bahan Musikalisasi !uisi( berawal dari keingintahuan penulis tentang perkembangan kesusastraan Cndonesia yang memiliki bentuk dan ruang yang baru. engan hadirnya musikalisasi puisi sebagai genre sastra Cndonesia. an penulis akan meneliti sejauh mana proses penggarapan musiklaisasi puisi. Bata!an Ma!ala" alam penelitian ini penulis mebatasai masalah pada pendekatan kajian unsur intrinsik puisi dengan menggunakan teori struktural dan lainnya yang rele)an. R$%$!an Ma!ala" ari apa yang dipaparkan penulis sebelumnya, berikut penulis memaparkan rumusan masalah diantaranya sebagai berikut* Bagaimana unsur-sunsur intrinsik dalam puisi $%ujan ulan 'uni* karya sapardi joko amono. Bagaimana kosep dan kriteria musikalisasi puisi. "pakah puisi yamg terdapat dalam antologi puis %ujan ulan 'uni karya sapardi joko amono sesuai dengan konsep dan kriteria musikalisasi puisi. T$'$an enel(t(an
Tujuan penelitian tentunya sangat mendukung sekali dalm penulisan proposal ini, penulis mempunyai tujuan agar apa yang penulis maksud dapat tercapai. "da pun penulis perinci sebagai berikut* $ntuk mendapatkan
gambaran
tentang
kriteria
puisi
yang
tepat
untuk
dimusikalisasikan. $ntuk mengetahuai kesesuaian secara teoritik puisi %ujan ulan 'uni Karya Sapardi joko amono dan musikalisainya. Memantapkan teori musikalisasi puisi di Cndonesia yamg masih minim. Man*aat enel(t(an engan tercapainya tujuan di atas, penulis mengharapkan penelitian ini memilki manfaat. "dapun manfaat yang akan penulis rinci mengenai musikalisasi ini diantaranya sebagai berikut* Sebagai penambah wawasan dan cakarawala pengetahuan bagi penulis, pembaca dan lembaga terkait. Sebagai penambah pembendaharaan di perpustakaan $ni)ersitas !endidikan Cndonesia khususnya ;akultas !endidikan Bahasa dan Seni. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa 7urusan !endidikan Bahasa dan Seni. $ntuk kepentingnan pengembangan sastra Cndonesia khususnya puisi di lembagalembaga terkait. De*(n(!( Ora!(,nal Kajian adalah hasil mengkaji sedangkan intrinsik adalah hasil mengkaji dengan menggunakan unsur-unsur yang ada dalam cerita. "ntologi puisi adalah kumpulan-kumpulan puisi.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Cndonesia, /+899*:=5, &puisi dimaknai sebagai ragam bahasa yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan bait dan larik.( Un!$r-$n!$r Pe%4an$nan P$(!( B$n/( 1achmat joko !radopo, /+89*, memaparkan tentang pengertian bunyi yang bersifat estetik, sebagaimana yang tertera di bawah ini* alam puisi yang bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan tenaga ekpresif. Bunyi ini erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya* lagu, melodi, irama dan sebagainya. Bunyi di samping hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa dan menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya. "tmaFaki, /+882*::, menjelaskan tentang pentingnya keberadaan unsur bunyi dalam sajak, sebagaimana dikemukakan di bawah ini* Bunyi adalah sesuatu yang sangat penting dalam sajak atau puisi karena bunyi efek dan kesan tersendiri. Ca memberikan penekanan, menyarankan makna dan suasana tertentu. !ara pendengar sajak akan merasakan sesuatu yang mungkin tidak terdapat pada makna kata, tetapi disarankan oleh bunyi. Kata harimau mungkin tidak menakutkan. Tetapi bunyi aauuumm justru menimbulkan kengerian. Begitulah bunyi dalam sajak6 ia justru menyemantikan bunyi itu walaupun secara fonologis ia tidak berbentuk kata. Slamet Muldjana, dalam 1achmat joko !radopo, /+882*, memaparkan tentang keberadaan puisi dalam teori simbolisme terdapat unsur intrinsik, sebagaimana dikemukakan di bawah* alam teori simbolisme, tugas puisi adalah mendekati kenyataan ini, dengan cara tidak usah memikirkan arti katanya, melainkan mengutamakan suara lagu, irama,dan rasa yang timbul karenanya dan tanggapan-tanggpan yang mungkin dibangkitkan. Baik dalam aliran simbolisme maupun romantik arti kata terdesak oleh bunyi atau suaranya. engan begitu kesusastraan telah kemasukan aliran seni musik. Sedangkan dalam Kamus $mum Bahasa Cndonesia, /+888*+58, menjelaskan pengertian bunyi dalam arti luas diantaranya* Sesuatu yang kedengaran atau dapat didengar /bunyi bisanya dibedakan dengan suara6
suara
dihasilkan
oleh
manusia6
misal,terdengar suara
meriam
erdentuman- sebagai bunyi burung tekukur6 / laras atau nada /pada gamelan, alat musik atau sebagainya6 misalkan terdengar gesekan-gesekan biola yang merdu-nya6 /2 bagaikan suara yang dihasilkan oleh alat-alat bicara6 misalnya, dalam ahasa 'epang n dan ng pada akhir kata, hampir tiada edan/a0 /3 ucapan dari apa yang tertulis /surat, huruf, dan sebagainya6 misal, agaimana suara itu0 huru1 1 2 ini agaimana n/a0 artikel 34 egini n/a0 -bahasa, bagaimana bunyi yang dipakai dalam suatu bahasa6 geser , bagaiman bunyi yang diadakan melalui celah yang sempit, sperti huruf G, -janggal, bunyi yang tidak selaras /sumber, bercampur tak sedap didengar6 -kemar, bagai dua bayi yang senyawa yang diucapkan sebagai suatu bunyi, seperti au6 diftong letus, bagai bunyi yang diadakan oleh udara melalui cekah tertutup lalu terbuka, seperti bunyi p6 - sengau, bagaimana bunyi melalui hidung, seperti bunyi Hng6 huruG-, )okal6 serta HI bagai bunyi huruf mati seperti b, t, d, dan sebagainya6 -konsonan6 cina karam, bahasa percakap riuh rendah /ramai sekali, hiruk-pikuk6 (agai) siamang ken/ang pr, banyak cakapnya dan sebagainya karena mendapat kesenangan6 sebunyi* sama bunyinya6 missal 5dengan keputusan menteri tanggal 34676480 kata 5, kata /ang sama la1aln/a , tetap lain artin/a0 bunyi-bunyian6 alat perkakas dipakai untik mengadalkan lagu seperti musik, gamelan dan sebagainya6 berbunyi* /+ mengeluarkan bunyi* kalau tomol ini kau pijit, seketika itu juga 5el itu0 / lafalnya...6 ucapannya...6 misalnya , aturan pasal satu5 egini0 membunyikan6 /+ membuat /meniup, memukul dan sebagainya supaya berbunyi* misalnya J gong 6 J suling0 / menyebutkan /melafalkan, melisankan dan sebgainya tulisan huruf dan sebagainya6 misal huruG C dalam bahasa Cnggris dibunyikan ai. "da beberapa macam bentuk bunyi yang sering muncul dalam sakjak atau puisi, diantaranya* R(%a "tmaFaki, /+882*9=, memaparkan tentang pengertian rima, seperti yang dikemukakan di bawah ini* 1ima adalah persamaan bunyi akhir kata. Bunyi itu berulang secar terpula dan biasanya terdapat di akhir sajak, tetapi kadang-kadang terdapat di awal atau di tengah baris. #leh karena itu rima berkaitan dengan baris, maka rima sebuah sajak
dilihat pada persamaan bunyi antara baris atau dengan baris yang lain. an dengan sendirinya pembicaraan rima terbatas pada sajak yang mengutamakan unsur formal sajak /bait dan baris. 1ima ditandai dengan abjad, misalnya* ab-ab, cde-cde, a-a6 b-b dan lain-lain.penandaan selalu dimulai dengan huruf a, dan setiap bunyi berikutnya yang berbeda ditandai dengan urutan abjad* b, c, d, e, f dan seterusnya. "brams, /+8:+*+4=, memaparkan tentang jenis rima, seperti yang tertera di bawah ini. Bahwa rima menyangkut bunyi )okal H huruf hidup H yang diberi tekanan bunyi yang mengikuti )okal itu. Ca juga menyebutkan beberapa jenis rima, diantaranya* rima akhir 9end r/mes: adalah rima yang terdapat di akhir sajak. Sedangakan rima yang terdapat di dalam baris sajak 9internal r/mes: adalah rima yang terdapat di dalam baris sajak. Selanjutnya rima jantan 9masculine r/mes: , yaitu rima yang terdiri dari suku kata yang mendapat tekanan6 sedangkan rima betina 9feminine r/mes: , adalah rima yang terdapat pada kata yang terdiri dari suku kata atau lebih, suku kata yang pertama mendapat tekanan. 1ima betina yang tidak terdapat pada kata bersuku kedua tersebut 9doule r/mes: . Keduanya dalam bahasa Cndonesia disebut rima ganda. 1ima akhir terdapat pada $ajak Putih*, yaitu pandangan6 pelangi6melati0 senja6senda0 tia6jiwa0 teruka6luka0 dan mengadah6memelah. 1ima awal dan menengah. Al(tera!( an A!,nan!( u;emurg, dalam "tmaFaki, /+882*92, menjelaskan tentang fungsi aliterasi dan
aonansi, seperti yang dipaparkan di bawah ini* "literasi atau asonansi berfungsi menentukan kesan tertentu atau st/le bagi seorang penyair. i samping itu keduanya juga untuk memberikan hubungan tertentu terhadap kata-kata sebaris terlepas dari hubungan semantik biasanya dalam menentukan struktur irama sebuah baris serta tekanan tambahan terdapat kata-kata bersangkutan. "tmaFaki, /+882*9, menjelaskan tentang aliterasi atau asonansi, seperti yang dikemukakan di bawah ini. !erasaan bunyi itu dapat berupa persamaan bunyi )okal, dapat pula berupa persamaan bunyi konsonan. !engulangan bunyi dalam suatu rangkaian kata-kata
yang berdekatan Hdalam satu baris Hberupa bunyi konsonan disebut alitersi0 sedangkan yang berbunyi )okal tersebut asonansi. Keduanya baru disebut aspek bunyi yang penting dalam sajak, kalau keduanya muncul secar terpola dan dominan. Ana*,ra Menurut Kridalaksana, /+894*+=, menjelaskan &anafora adalah pengulangan bunyi, kata atau unsur sintaksis pada larik-larik atau kalimat-kalimat yang berurutan untuk memperoleh efek tertentu. Menurut atmaFaki, /+882*95, menjelaskan penciptaan anafora bertujuan untuk mepertegas efek retorik dalam sajak, memberi penekanan bahwa yang diulang itu adalah suatu yang sangat penting dalam kaitan sajak. On,%at,e Kridalaksana, /+89*++5, nomatope adalah penanaman benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau benda itu, misalnya* berkokok, deru, desau, cicit, dengung, dan sebagainya.( "tmaFaki, /+882*99, memaparkan tentang onomatope dalam sebuah sajak, sebagaimana yang dikemukakan di bawah ini* #nomatope dalam sebuah sajak sangat berperan sabagi pemberi saran kepada makan yang sesungguhnya. engan kata-kata atau bunyi tersebut orang akan mengetahui apa atau perbuatan apa yang dimaksudkan dan memperjelas tanggapan terhadap suatu perbandingan Htiruan bunyi itu sebenarnya juga perbandingan bunyi. alam kaitan ini, onomatope penting dan bermakna dalam sajak selalu dicari yang asing, yang tidak biasa dalam pengucapan bahasa biasa. 7ustru pada pengasingan ini sajak mendapat makna lebih sekedar arti biasa. Ira%a an Metr$% "tmaFaki, /+882*82, memaparkan tentang pengertian irama dan metrum, seperti yang dikemukakan di bawah ini* i samping irama, di dalam sajak dikenal pula apa yang disebut metrum. Sebenarnya metrum bagian dari irama. "pabila irama tersusun Hterjadi dari suatu perulangan unit-unit yang teratur, maka ia disebut metrum. Metrum bersandar atau tergantung suku-suku kata yang tidak bertekanan. Suku-suku kata itu muncul secara berpola dan berulang-ulang.
Teeuwe, /+892*2, menjelaskan perbedaan kedudukan metrum dan irama dalam sajak Cndonesian dan barat, sebagaimana dikemukakan di bawah* Bahwa masalah irama belum ada yang tahan uji dalam bahasa Cndonesia. Satuan yang merupakan larik dalam bahasa Cndonesia adalah kata, sementara sajak Cndonesia bersandar pada kata, makna metrum hanya terdapat dalam sajak barat, tidak dalam sajak bahasa Cndonesia. alam sajak bahasa Cndonesia, metrum hanya ciptaan penyair-penyair tertentu Hkemampuan penyair, bukan potensi satu dengan penyair yang lain. Kata
Slamet Muldjana, dalam 1achmat joko !radopo, /+89:*39, memaparkan tentang pengertian kata, sebagaimana yang dikemukakan di bawah* Satuan arti yang menentukan struktur formal linguistik karya sastra adalah kata. alil seni sastra. 7. Dlema menyatakan bahwa puisi mempunyai nilai seni, bila pengalaman jiwa yang menjadi dasarnya dapat dijelmakan ke dalam kata. Kata yang digunakan penyair disebut kata berjiwa. alam kata berjiwa ini sudah dimasukan perasaan-perasaan penyair, sikap terhadap sesuatu.... !engetahuan tentang kata jiwa disebut stilistika sedangkan pengetahuan kata-kata sebagai kesatuan yang satu lepas dari yang lain disebut leksikografi. Kata berjiwa sudah tetap artinya, sudah mengandung jilmaan rasa dan cipta rasa penciptaanya. "da beberapa unsur kata yang terkandung dalam karya sastra, diantaranya* Kosa kata !ilihan kata enotasi dan konotasi Bahasa kiasan 'itraan Eaya bahasa dan sarana retorika ;actor ketatabahasaan $ntuk lebih jelas lagi, di bawah ini penulis akan memaparkan tentang unsur-unsur kata sebagaimana yang tertera di atas. K,!a kata "tmaFaki, /+882*2+, memaparkan tentang pengertian kosa kata dan fungsinya
sebagaimana yang tertera di bawah ini*
Kosa kata adalah alat untuk berkomunikasi6 untuk menyampaikkan pikiran dan perasaan6 menguasai dunia6 dan bahkan untuk berpikir sendiri. Kata adalah untuk memanggil yang gaib6 untuk berdoa6 wahyu diturunkan dengan kata6 dan segala macam aspek kehidupan, mulai dengan meninabobokan anak sampai suatu yang filosofis, menggunakan kata. Cmplikasinya, kata tidak dapat tidak ermakna. Ca mesti
mengemban
arti
tertentu
meskipun
ian
dipermaiankan
sehingga
menimbulkan arti bahasa secara kon)ensional. "ndaikan kata tidak mengemban arti tertentu, maka saat itu juga berhenti sebagai kata atau bahasa adalah dwitunggal bentuk Harti 9form meaning.:
didasarkan kon)ersi tertentu6 sifat objektif... sedangkan konotasi adalah yang bersifat subjektif Hkonotasi adalah sebuah kata yang dapat berbeda bagi setiap orang6 kata teraring dapat berkonotasi tertidur lelap, tak erda/a dan mungkin juga mati. Bahasa Kiasan "tmaFaki, /+882*38, memaparkan tentang pengertian bahwa bahasa kiasan atau majas, seperti yang dikemukakan di bawah ini* Bahasa kiasan atau majas 9figuratife languange< ternasuk pada ketidak langsungan ucapan berupa pengertian arti. Sebuah atau sekelompok kata menyandang arti denotasi tapi arti lain karena telah dimasuki unsur-unsur tertentu. Bahasa kiasan muncul sesuai kebiasaan suatu masyarakat. #leh sebab itu, tidak ada sederetan bahasa kiasan untuk melukiskan suasana atau peristiwa tertentu, sehingga hal yang sama dilukiskan dengan majas yang berbeda oleh kelompok masyarakat yang berbeda pula. 1achmat joko !radopo, /+89:*5+-5, memaparkan bahasa kiasan dalam sebuah puisi, sebagaimana dikemukakan di bawah ini* $nsur kepuitisan yang lain, untuk mendapatkan kepuitisan adalah bahasa kisan 9figuratife languange<. "danya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini megiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik dan hidup. "lltenerend, dalam 1achmat joko !radopo, /+89:*:8, mengatakan tentang jenis bahasa kiasan, sebagaimana yang dikemukakan di bawah ini* Bahasa kiasan ada bermacam-macam, mempunyai suatu hal /sifat yang umum yaitu
bahasa
kiasan-kiasan
tersebut
mempertalikan
menghubungkannya dengan suatu yang lain. 7enis-jenis bahasa kiasan tersebut adalah*
suatu
dengan
cara
!erbandingan (simile) !erumpamaan (epic simile) Metafora !ersonifikasi Metonimi Sinekdoki "legori 'itraan 1achmat joko !radopo, /+89:*:8, mengatakan tentang arti citraan di dalam puisi, sebagaimana dikemukakan di bawah ini* alam puisi, memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkkan suasana yang khusus, untuk membuat /lebih hidup gambaran dalam /pikiran, di sampimg alat kepuitisan yang lain. Eambaran-gambaran dalam sajak disebut citraan (imager/). 'itraan ini adalah gambaran-gambaran dalam pikiran dan bahasa yang mengambarkannya.
bahasa. Eaya bahasa adalah suasana perkataan yang terjadi karena perkataan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan sesuatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. "lltenerend, dalam 1achmat joko !radopo, /+89:*82, mengatakan bahwa sarana retorika rerbagi dalam beberapa jenis, seperti yang dikemukakan di bawah ini* 'orak-corak tau jenis-jenis sarana retorika setiap periode itu ditentukan atau sesuai dengan gaya sajaknya, aliran, paham, serta kon)ensi dan konsepsi estetikanya yang menghendaki keseimbangan yang simetris dan juga aliran romantik ang penuh dengan perasaan. Maka sarana retorika yang dominan adalah tautolog/, pleonasme, keseimangan retorika retisense, pararelisme, dan penjumlahan (eunumaresi). Sarana retorika yang tidak dapat dipergunakn dalam puisi-puisi pujangga baru, diantaranya* paradoks, hiperbola, pertanyaan retorik, klimaks, dan kiasmus. i dala angkatan 34, sesuai denga aliran realisme dan ekpresianisme, banyak menggunakan sarana retorik yang bertujuan intensitas dan ekpresi)itas. Sedangkan sajak-sajak berisi pemikiran atau filsafat banyak menggunakan sarana retorika, paradoks, dan kiasmus. ;aktor Ketatabahasaan "brams, /+8:+*+22, memaparkan tentang kebebasan bersbahasa yang digunakan penyair, sebagiamana dikemukakan di bawah* 0icentia, poetica atau poetic licence diterjemahkan ke dalam bahasa Cndonesia menjadi kebebasan sastrawan, terutama penyair. Kebebasan itu diartikan sebagai kebebasan yang deberikan kepada sastrawan untuk memanipulasai penggunaan bahasa untuk menimbulkan efek tertentu ke dalam karyanya. Kebebasan itu misalnya dalam menciptakan anakronisme, sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. engan anakronisme, sastrawam melukiskan seolah-olah memang pernah terjadi, padahal kalu dilihat memlaui sejarah, sesuatu itu tidak ada. $mpamanya dalam naskah drama 'ulius Ceasar tertulis ungkapan jam untuk
menunjuk waktu, padahal waktu itu Hsewaktu kaisar 7ulius 'easar masih hidup jam belum ada. M$!kal(!a!a( P$(!( #.1 De*(n(!( M$!(kal(!a!( P$(!(
0ukman
musikalisasi puisi ini merupakan salah satu bentuk ekpresi yang lain, yang disampaikan dengan menggunakan medium musikLinstrumens musikalisasi adalah adalah salah satu bentuk ekpresi alternati)e yang sangat bagus untuk memahami karya sastra. alam Kamus Kta-kata Serapan "sing dalam Bahasa Cndonesia, /==2*2:, dijelaskan, &bahwa musikalisasi puisi adalah hal untuk menjadikan agar bersifat musik.( . Komponen-komponen Musikalisasi !uisi i dalam muskalisasi puisi juga terdapat komponen-komponen, hanya saja sebagian komponen terdapat juga di dalam unsur intrinsik. Tetapai ada komponen yang tidak terlupakan di dalam musikalisasi puisi yakni musik. Berikut definisi musik seagaimana dipaparkan di bawah* Musik Menurut ensiklopedi @asional Cndonesia, /+88=*3+, dijelaskan &bahwa musik adalah sebuah letusan ekpresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi.( 1emi Silado, dalam Sadewa, /==+*+, mengatakan secara etimologi, sebagaimana yang dikemukakan di bawah* Musical barasal dari bahasa %unani &>usike* yang diambil dari mitologi %unani kono, mousa, yang memimpin seni dan ilmu mousa ini adalah Sembilan dewi yang menguasai ilmu-ilmu seni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi ini adalah Clio, !halia, Melponeme, !heirpichore, ?rato, Pol/h/mnia, Caliope, &rania, dan &trpe. 'hone !asker %oward and 'ames /ons, dalam Ben M. !asaribu, /==+*+, menjelaskan $music howe=er, is a li=ing language0 or rather, good music is* artinya, musik adalah bahasa yang hidup, bahkan musik yang baik adalah bahasanya yang hidup.( Menurut Ben M. !asaribu, /==+*+, memaparkan tentang pengertian musik yang berkaitan dengan bahasa, sebagaimana diekemukakan di bawah. Sebagaimana bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan isi hatinya dan persaan kepada orang lain, demikian musik sebagai alat untuk memanifestasikan isi hatinya... musik adalah bahasa yang dimusikan atau dinyanyikan. Musik atau lagu memang dirangkai dari nada-nada, tetapi jika nada-nada yang dipakai itu memberikan gagasan yang
bermakna barulah dapat dikatakan musik. Maka musik adalah rangkaian nada-nada yang memberikan gagasan atau ide. Met,e enel(t(an
alam Kamus Besar Bahasa Cndonesia, /+88=*49+, metode penelitian adalah cara mencari kebenaran dan aFas-aFs gejala alam, masyarakat, berdasarkan pilihan ilmu yang bersangkutan. alam hal ini ;uad
ari teori yang dipaparkan di atas, penuslis mencoba menganalisis unsur-unsur intrinsik puisi puisi yang terdapat di dalam antologi puisi $ %ujan ulan 'un** karya Sapardi joko amono yang sudah dimusikalisasikan. Berikut sebagian uaraian judul puisi yang terdapat di dalam antologi puisi $ %ujan ulan 'un* yang sudah dimusikalisasikan*
ulan
'uni
khususnya
puisi-puisi
yang
sudah
dimusikalisasikan Sebagaimana teori tentang puisi dan musikalisasi puisi yang dipaparkan sebelumnya. Berikut ii analisis puisi %ujan ulan 'uni.
$nsur bunyi dalam puisi, pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagi berikut. ilihat dari segi bunyi itu sendiri dikenal adanya !a'ak !e%$rna9 !a'ak ar$"9 al(tera!(9 dan a!,nan!(. ari posisi kata yang mendukungnya dikenal adanya !a'ak a0al9 !a'ak tena"9 :!a'ak ala%79 dan !a'ak ak"(r. Berdasarkan hubungan antar baris tiap bait dikenal
adanya sajak merata /terus, sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk. Kadangkadang berbagai macam perulangan bunyi /persajakan tersebut dapat ditemukan dalam sebuah puisi. b. 1ima !enulis sudah memeparkan tentang pengertian rima. @amun rima yang terdapat dalam atntologi puisi
7asadku tak ada lagi a Tapi dalam bait-bait sajak ini a Kau tak akan kurelakakn sendiri a !ada suatu hari nanti a Suaraku tak terdengar lagi a Tapi diantara larik-larik sajak ini a Kau akan tetap kusiasati !ada suatu hari nanti a Cmpianku tak dikenal lagi a @amun di sela-sela huruf sajak ini a Kau takkan letih-letihnya kucari a
1ima yang terdapat puisi di atas adalah a-a-a-a. Tapi bukan berarti puisi yang tidak ada rimanya tidak dapat dimusikalisasikan.
alam sajak di atas menjelaskan bahwa cara untuk mencintai doiwujudkan dengan kata yang tak sempat diucapkan ........begitu juga dengan bait kedua. Tetapi setelah kata LsederhanaLtidak menggunakan kata seperti, bagai, laksana, dan lain-lain. Melainkan menggunakan kataLdenganL.
"tmaFaki, dan S, emburg, 7an ?an dkk. +898. alam "khdat Ckhram. Tentang Sastra. 7akarta * Cnternusa. @asution, Barani. Musikaliasasi Puisi #tu. alam rap 2= @o)ember ===, Medan. leh Kelompok imo Aan Aea=ies anggar Matahari. Medan * Skripsi. Teewe, ". +893. Tergantung !ada Kata. 7akarta * !ustaka 7aya LAMPIRAN PUISI “ BULAN LUKA PARAH” KARYA HUSNI DJAMALUDIN Bulan Luka Parah bulan luka parah karena laut kehilanan !"bak
bulan luka parah karena !"bak kehilanan laut bulan luka parah #arahn$a tu"pah ke #ala" laut $an kehilanan !"bak bulan luka parah #arahn$a tu"pah %a#i !"bak $an kehilanan lau
&entan penaran Penuli' ini #ilahirkan #i &ina"bun( Man#ar )Sula*e'i Utara+( tanal ,- N!.e"ber ,/012 3alaupun "enuli' pui'i #ilakukann$a 'e%ak SMP( tetapi ia "ulai 'eriu' "enuli' pui'i ketika beru'ia 14 tahun2 Ia %ia akti5 #ala" ke*arta*anan2 Ia pernah "en%a#i 'ekrtari' P3I 6aban Maka''ar2 Hu'ni D%a"alu#in ter6atat 'ebaai 'e!ran pen#iri De*an Ke'enian Maka'ar #an "en%abat 'ebaai 3akil Ketua Ke'enian Maka''ar2 &ahin ,/7, "enikuti A'ian 3riter' 8!n.eren6e $an #i'elenarakan !leh P9N Interna'i!nal #i Manila( :ilipina2 Ku"pulan 'a%akn$a( pui'i akhir tahun ),/;/+( renan Ketepian ),/7=+2 Sa%ak>'a%akn$a $an lain #i"uat #ala" Sa%ak>'a%ak Dari Maka'ar)ku"pulan 'a%ak ber'a"a Rah"at Are #an lain>lain( ),/=0+ #an pui'i AS9AN )Buku III( ,/=7+2
Anali'i' pui'i “ BULAN LUKA PARAH” KARYA HUSNI DJAMALUDIN ,2 Dik'i $an 9k'!ti' Anali'i' 'tili'tika #ala" pui'i ”Bulan Luka Parah” "e"perlihatkan pe"ilihan kata kia'an ala" $an ek'!ti'2 Hal ini "erupakan bukti k!nte"pla'i pen$air terha#ap ala" 'ekitarn$a $an ber'entuhan #enan kreati5 #an i"a%i pen$air2 Penunaaan kata>kata kia'an ala" 6ukup e5ekti5 #an e?'ien untuk "e"berikan i"a%i atau pe"ba$anan $an ti"bul terha#ap pui'i( karena %ua #ilenkapi pe"akaian 'i"b!l atau perla"ban $an #in$atakan #enan baha'a kia'an@ "eta5!ra( per'!ni?ka'i(
#ll 'ehina "eni"bulkan pui'i $an lebih ber%i*a #an hi#up2 Dik'i $an "e"banun pui'i ”bulan Luka Parah” 'ebaian be'ar "erupakan baha'a>baha'a kia'an( 'ehina 'anat 'ulit 'ekali #ipaha"i "aknan$a2 Inilah $an "en%a#i 'i'i "enarik #ari pui'i ini *alaupun terke'an "e"binunkan #an 'e"uan$a "erupakan baha'a kia'( tetapi pe"ba6a #ia%ak untuk "en%ela%ah ala" untuk "ene"ukan a"anat #ari pui'i ini2 Bulan Luka Parah bulan luka parah karena laut kehilanan !"bak bulan luka parah karena !"bak kehilanan laut bulan luka parah #arahn$a tu"pah ke #ala" laut $an kehilanan !"bak bulan luka parah #arahn$a tu"pah %a#i !"bak $an kehilanan laut Dala" upa$a untuk "e"per6antik pui'i( pen$air "elakukan %alinan antar bait $an 6ukup rapat #an 'e"uan$a "enunakan baha'a kia'2 Hal "enarik %ua tera"barkan #ala" %u#ul pui'i ini( $aitu ”Bulan Luka Parah”2 Kata ”bulan” "erupakan *u%u# pen6itraan penlihatan pen$air2 Yan #i"ak'u# #enan ”bulan” #ala" kali"at ter'ebut belu" bi'a kita artikan 'e6ara ekpli'it bah*a ”bulan” a#alah !b%ek $an inin #i6eritakan !leh pen$air2 Bi'a 'a%a pen$air inin "en $e"bun$ikan 'e'uatu $an in#ah $an inin #iunkapkann$a #enan per*u%u#an kata ”bulan”2 Menapa Bi'a %a#i karena bulan tentun$a "ena%ak pe"ba6a kepa#a kein#ahan "ala" $an ”#iterani 6aha$a bulan” 6ukup tenan #an "enalir( 'ehina pe"ba6a 'anat 'antai untuk ”"e"a'uki” pe'an $an inin #i'a"paikan pen$air2 Selan%utn$a( ter%alin 'ebuah kali"at ”Bulan Luka Parah”( 'ebuah kia'an $an 6ukup in#ah karena han$a "akhluk hi#up 'a%a $an bi'a "enala"i luka( 'e#ankan ”bulan” bukan "erupakan "akhluk hi#up2 Pilihan kata ini 6ukup ek'!ti' #ala" "e"banun 'ebuah pui'i $an penuh #enan a"biuita'2 Pui'i ini ter#iri #ari ena" bait( #an tiap baitn$a ter#iri #ari #ua bari'2 &iap>tiap bari' #ala" tiap baitn$a ti#ak "e"akai penuli'an huru5 kapital $an bia'a #iunakan pa#a a*al kali"at2 Hal ini( "erupakan 6iri kha' Hu'ni D%a"alu#in #ala" 'ebaian be'ar kar$an$a( $an ban$ak 'ekali ter#apat #ala" pui'in$a2 Salah 'atu 6!nt!hn$a ter#apat #ala" pui'i ”Kau( aku #an *aktu”2 Kau( aku #an *aktu kalau *aktu bererak karena %a" ber#etak #i "anakah kau kalau %a" ber#etak karena *aktu bererak
#i "anakah kau )”Kau( aku #an *aktu” #ala" ku"pulan pui'i Bulan Luka Parah + Bentuk pui'i ”Bulan Luka Parah”( #enan 6iri>6iri #i ata' "erupakan bentuk pui'i $an ti#ak u"u"2 Kali"at ”bulan Luka Parah” "enala"i penulanan kali"at #i bait ke I( II( III #an 2 Dala" hal ini pen$air inin "enekankan ”Bulan Luka Parah” "en%a#i inti #ari pui'i ter'ebut2 Selan%utn$a( #enan penulanan kali"at 'eperti itu@ bait #an bait "en%a#i ke'atuan kali"at $an 6ukup "enarik bi'a kita lihat %ika bait I #an II #iabunkan "en%a#i@ bulan luka parah karena laut kehilanan !"bak bulan luka parah karena !"bak kehilanan laut Kata ”laut” #an ”!"bak” #ituli' pen$air 'alin "elenkapi 'atu 'a"a lain untuk "ena"barkan ”bulan” telah "enala"i luka parah( 'ehina ter%alin ke'era'ian 6ukup in#ah #enan baha'a kia'@ ”bulan luka parah@ laut kehilanan !"bak@ !"bak kehilanan laut”2 Pa#a kali"at ter'ebut %ua ter#apat penulanan $an ti#ak 'e"purna #an "e"pun$ai ri"a #an p!la $an ha"pir 'a"a #i 'etiap baitn$a2 Upa$a ini #ilakukan pen$air untuk "e"banun 'ebuah kekuatan #ik'i #an ke'atuan antar bait $an 6ukup rapat2 Denan #e"ikian( kali"at>kali"at antar bait tera'a 6ukup e5ekti5 #an ek'!ti'2 Hal $an #e"ikian %ua ter#apat #ala" bait III( I( #an I2 Ke'a"aan ira"a "en%a#ikan k!re'p!n#e'i 'intatik $an 6ukup in#ah2 ”Bulan luka parahC#arahn$a tu"pahC”)bait III+( ”ke #ala" lautC$an kehilanan !"bak” )bait I+( ”bulan luka parahC#arahn$a tu"pah” )bait ke +( ”%a#i !"bak $an kehilanan laut” )Bait I+2 Di 'ini terlihat kepia*aian pen$air #ala" "erankai bait #enan bait #enan penulanan kata $an tepat( 'ehina "akna 'epenuhn$a ti#ak 'erta>"erta #apat #ite"ukan( #an ter#apat pula un'ur "u'ikalita' $an 6ukup baik( 'erta k!re'p!n#en'i $an in#ah2 Selain apa $an telah #i'ebutkan #i ata'( tern$ata ter#apat %ua a$a baha'a "eta5!ra $an 6ukup in#ah $an "enu"buhkan i"a%ina'i pe"ba6a kepa#a hal $an #ia6u2 Kata>kata ”bulan luka parah” 'eakan>akan "enhi#upkan bulan $an "erupakan ben#a "ati2 Di 'ini ter#apat i"a%ina'i bah*a ”bulan” 'eakan>akan bi'a "enala"i luka( #an hal ini "erupakan baha'a per'!ni?ka'i karena ti#ak "unkin ”bulan” luka parah2 Na"un #ikatakan ”bulan luka parah”( #an #ita"bahkan pula #enan ”#arahn$a tu"pah”2 Denan "ena"bahkan perkataan ”#arahn$a tu"pah”( "aka 'eluruh untaian kata itu 'eakan benar>benar hi#up2 Di bari' 'elan%utn$a( ”laut kehilanan !"bak” #an ”!"bak kehilanan laut”2 Pa#a bari' ini pe"ba6a 6ukup "enik"ati %alinan a$a baha'a per'!ni?ka'i ter'ebut@ e"!'i pe"ba6a terba*a kepa#a 'ua'ana bulan( laut #an !"bak2 ”Bulan( Laut( #an <"bak” inilah $an #i"ak'u# 'ebaai ek'!ti'"e kia'an ala" pa#a anali'i' kali ini 2 ”Bulan Luka Parah” #ala" a"biuita' "akna Keutuhan "akna $an terkan#un #i #ala" pui'i ini #ibentuk !leh #ik'i $an
#iunakan !leh pen$air2 Kata>kata “Bulan Luka Parah” "erupakan kata>kata ek'!ti' $an #apat "ene"bankan i"a%i pe"ba6a #an larut #ala" 'ebuah "akna ?urati5 $an inin #i'a"paikan pen$air2 Di bari' 'elan%utn$a( “karena laut kehilanan !"bak” #i"un6ulkan !leh pen$air2 Ja#i( pen$air inin "e"ba*a kita ke #ala" 'ua'ana kein#ahan laut $an 'eakan>akan telah hilan kein#ahann$a( 'ehina i"a%i pe"ba6a $an 'u#ah berke"ban #enan kali"at “bulan luka parah” 'e"akin berintui'i pula #enan kali"at “karena laut kehilanan !"bak”2 Pa#a bait ke II( “Bulan luka parahCkarena !"bak kehilanan laut”2 Ira"a ini 'a"a #enan ira"a pa#a bait perta"a( han$a #ik'in$a $an #ibalik2 Jika #i Bait ke I “karena laut kehilanan !"bak”( "aka #i bait ke II “karena !"bak kehilanan laut”2 Se6ara ke'eluruhan ira"a pui'i pa#a bait ke I #an ke II ini "u#ah untuk #iba6a( tetapi "akna $an terkan#un #i #ala"n$a 'ulit #i"enerti2 Pui'i ini #apat #i"enerti keutuhan "aknan$a %ika #iba6a 'e6ara "en$eluruh aar kita #apat "ene"ukan "akna $an terkan#un #i #ala" pui'i ini2 Pa#a bait ke III( “Bulan luka parahC#arahn$a tu"pah”( ter%a#i perubahan kata #an ira"a #enan bait ke I2 Pa#a #ua bait ini 'anat berbe#a ira"an$a #enan bait perta"a #an ke#ua karena "akna $an terkan#un %auh lebih #ala"2 Pen$air "a"pu "en$ei"bankan ira"a pa#a bait ke III #an ke I 'ehina "akna $an terkan#un %auh lebih #ala"( "e"ba*a pe"ba6a "ere'api #an "en#ala"i "akna $an 'ebenarn$a2 Pen$air #apat "enha#irkan pen%ela'an kata $an terperin6i #enan a$a baha'a per'!ni?ka'i $an ter5!ku'2 Pa#a bait ke I( "erupakan pen%ela'an #ari bait ke III@ pe"akaian #ik'i $an lebih #ala" #an 5!ku' pa#a !b%ek $an #i tu%u $aitu “ke #ala" lautC$an kehilanan !"bak”2 Pa#a bait ini pen$air inin "e"ba*a pe"ba6a "enelu'u ri lebih #ala" "akna $an terkan#un #ala" tiap #ik'in$a2 Hal $an #e"ikian "e"berikan kita )pe"ba6a+ "e"aha"i tiap>tiap baitn$a #enan %ela'( karena "e"an pui'in$a ini #ala" tiap bait "e"iliki ira"a $an 'a"a #an "enan#un 'atu ke'atuan penuh 'erta "e"iliki parareli'"e "akna $an pa#at2 Kea#aan #e"ikian %ua ter%a#i pa#a bait ke 2 Pa#a bait ini ter%a#i lai penulanan ira"a #an kata>kata $an 'a"a pa#a bait ke III( “Bulan luka parahC #arahn$a tu"pah”2 Pen$air ke"bali "enunakan kata>kata $an 'a"a untuk "en%ela'kan lebih lan%ut pa#a bait ke I2 Pa#a bait pen$air 'e!lah kehilanan unkapan lain $an akan #i'a"paikan ke pe"ba6a2 Pa#a bait ke I( "elalui kata>kata “ Ja#i !"bakC$an kehilanan laut”( pen$air lebih "e"perta%a" "akna $an 'u#ah #i%ela'kan 'ebelu"n$a 'ehina 'e"akin #ala" pula "akna $an terkan#un #ala" pui'i ini2 Dari pui'i “Bulan Luka Parah” #apat #ita5'irkan "akna $an terkan#un $aitu kea#aan hati 'e!ran pere"puan $an terlukaE karenaFFF bi'a %a#iFFFpere"puan itu kehilanan belahan hatin$a $an #ia 'a$ani2 Bi'a %ua karena #itinal peri untuk 'ela"an$a atau pula pera'aan 'akit karena #ikhianati keka'ihn$a2 Bi'a 'a%a 'ub%ek “Aku” #i'e"bun$ikan !leh pen$air aar pe"ba6a 'e"akin pena'aran #ibuatn$a2 Ini terlihat %ela' #ala" kali"at “Bulan luka parahCkarena laut kehilanan !"bak” Keutuhan "akna #it!pan !leh kekuatan a$a baha'a $an #iunakan pen$air
$aitu a$a per'!ni?ka'i #an 'i"b!lik2 Kata>kata “Bulan luka parah” 'e!lah itu #ia"barkan 'ebaai 'e!ran pere"puan2 Kata>kata ”Bulan luka parah” #iulan 'eban$ak e"pat kali #ala" pui'i ini2 Hal ini #apat "e"per%ela' bah*a pen$air inin teru' "e"perlihatkan bah*a “bulan” "erupakan 'uatu 'ub%ek2 Pen$air %ua "enunakan kata penhubun “karena” untuk "enhi#upkan luki'an ala" $an ek'!ti' $an #ikatakan "elalui !"bak #an laut@ 'uatu pa'anan #ik'i $an 'anat tepat2 Denan "enulan kata>kata “#arahn$a tu"pah” pa#a akhir bait ke III #an "en%a#ikan 'eluruh rankaian kata itu 'anat ber5un'i "enhi#upkan realita "elalui a$a baha'a per'!ni?ka'i( lalu "en!n%!lkan ira"a puitik pa#a 'eluruh rankaian unkapan itu2 Penaturan bari' pa#a pui'i ini "en%!r!k ke luar $aitu pa#a bait ke I( II( III( #an ( 'e#ankan pa#a bait ke I #an I "en%!r!k ke #ala" 'e'uai #enan kata>kata “ ke #ala" laut” #an kata>kata “ %a#i !"bak”2 Perban#inann$a a#alah e"pat bait "en%!r!k ke luar #an #ua bait "en%!r!k ke #ala"2 Ini "enun%ukkan 'e%auh "ana ke#ala"an laut itu atau ke#ala"an hati 'e!ran pere"puan itu 'en#iri2 Jika ta5'iran ini #apat #iteri"a( "aka unkapan #ibalik bentuk $an 'eperti ini kuran lebih a#alah 'ebuah pera'aan hati 'e!ran *anita $an #itinalkan !leh 'e'e!ran $an #ia 'a$ani baik itu untuk 'ela"an$a )"eninal+ atau #ia 'en#iri #itinalkan beitu 'a%a !leh 'e!ran laki>laki $an #i'a$anin$a2 Ke'e#ihann$a "en%a#i>%a#i #enan #ia"barkan "elalui “#arahn$a tu"pah”2 Di akhir pui'i #itutup #enan kali"at penutup “%a#i !"bak $an kehilanan laut”2 Dari uraian #i ata'( #apat #ikatakan bah*a pen$air inin "en$a"paikan pui'in$a #enan "ena"barkan ek'!ti'"e ala" 'e6ara #ala" #an lebih "en$ela"i ke #a'arn$a2 Sebuah hal $an *a%ar karena Hu'ni D%a"alu#in lahir #an #ibe'arkan #i Sula*e'i( pulau $an terkenal #enan kein#ahan laut2 &ak a$al( ban$ak pui'in$a "ena"barkan ala"( 'alah 'atu 6!nt!hn$a a#alah “Laut );+”( "erupakan pui'i "eta5!ra laut 'ebaai !ran $an 'e#an "elak'anakan iba#ah 'halat2
Laut );+ laut $an #ia" laut #ala" henin takbiratul ihra" laut $an berel!"ban laut $an 'e#an rukuk 'e"bah$an erak>erik !"bak $an tak henti "enhe"pa' #i pantai erak>erik aba#i laut $an ber'u%u# Di #ala" penaturan bari'( pen$air "ene"patkan bait 'e'uai pa#a k!ntek' kali"at( 'ekaliu' "e"per#ala" "akna $an inin #i'a"paikan2 Ga$a baha'a $an