Puisi Natal Kado Natal Istimewa
Waktu umurku tiga tahun Aku menemukan sekotak hadiah berisi mainan yang bagus Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka Waktu umurku empat tahun Aku menemukan sekotak hadiah berisi pakaian yang indah Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka Waktu umurku lima tahun Aku menemukan sekotak hadiah berisi perlengkapan sekolah Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal
Selamat Natal, Sahabat
Desember telah tiba Nuansa hijau, merah dan emas ada di mana-mana Kidung nan indah pun menyeruak di keramaian Orang-orang mulai menyibukkan diri dengan ibadah dan pesta Kue-kue yang lezat dan rencana liburan
Tak lupa kado terindah untuk yang terkasih Di hari Natal yang bahagia Di antara gempita menggegap Ijinkanku menyapamu wahai sahabat Kau yang kesepian tanpa teman dan keluarga Kau yang terbaring sakit dan terkulai lemah Kau yang tersisih di suatu pojok yang gelap Kau yang bertanya sendiri seperti apakah Natal kali ini
Asalkan Yesus Bersama Kita
Tidak apa-apa Papa Bila Natal kali ini aku memakai baju yang lama Aku akan tetap lebih gemerlap daripada pohon terang itu Karena sukacita berpendar dihatiku Tidak apa-apa Mama Sepatuku yang lama masih indah dipandang Bintang pengharapan menuntunku tetap Membawaku percaya dengan hati mantap Tidak ada kue lezat dan kado berpita Sungguh tidak mengapa Papa Mama tercinta Asalkan Yesus bersama kita O alangkah indahnya hidup kita
Puisi Natal
Cahaya yang Tinggal Tetap
Ucapan-ucapan dan lagu-lagu Natal sudah berakhir Kegembiraan perayaan Natal sudah berlalu dengan para malaikat naik ke Surga, Orang-orang majus kembali ke Timur. Tetapi terang yang pernah bersinar di sebuah palungan Masih menerangi dunia dari kejauhan, Dan hati yang taat masih mendengarkan nyanyian para malaikat Dan orang bijak masih mengikuti sebuah bintang - Ellis Rowsey
Hatimu, bilik terindah bagi-Ku
Aku hendak turun untuk melihat-lihat Bagaimana kehidupan manusia yang Ku ciptakan Sebab telah lama Ku dengar kabar tentang mereka Kabar yang sungguh memilukan hati-Ku Aku telah merancangkan dari mulanya Bahwa mereka akan hidup di hadapan-Ku Bersama dengan-Ku selamanya Bahwa jika mereka bersama-Ku Mereka tidak akan pernah mengalami kekurangan Aku sedih, ketika waktu itu Di rumah yang begitu indah dan mewah Yang Kuberikan sebagai hadiah pertama-Ku Aku mendapati mereka telanjang Telanjang di tengah-tengah segala kelimpahan harta
DAMAI
DAMAI Damai....? Ingat pertama kali berjumpa di Eden, betapa indahnya Kehadiranmu di sisi manusia, sangat menyejukkan Sebab semuanya hanyalah engkau dan mengenai engkau Tiada yang kurang saat itu Hanya kesempurnaan saja adanya Pengkhianatan ..., mengapa? Mengapa hal itu harus terjadi? Mengapa engkau dikhianati oleh manusia yang engkau kasihi? Terbuang, terjual, terasingkan, dijauhkan hanya karena tawaran, sebuah kehormatan yang kosong! Namun sejak saat itu dan seterusnya Engkau telah menjadi kerinduan yang tak berujung Sejak di Eden, engkau terus di cari
Sang Waktu
SANG WAKTU Tak ada waktu pada-Nya Karena Ia tak berwaktu Namun Ia yang tak berwaktu, telah membatasi diri-Nya oleh waktu Dalam kesunyian malam itu, waktu-Nya mulai dihitung Ketika tangisan-Nya yang pertama menggema Mendetakkan waktu-Nya yang pertama di bumi. Oh, Sang penentu waktu yang tak berwaktu Mengapa Engkau membiarkan diri-Mu di atur oleh waktu? Mengapa Engkau merelakan diri-Mu dibatasi oleh waktu? Mengapa Engkau menghadirkan diri-Mu ke dalam waktu? Malam itu, dalam lenguhan hewan yang tak mengenal waktu Engkau datang untuk memberi waktu yang baru bagi dunia
Lonceng Natal
Saya mendengar lonceng berdentang pada hari Natal Lagu-lagu Natal yang sudah dikenal, Betapa nyaring dan merdunya kata-kata yang terdengar lagi Damai sejahtera di bumi, Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya! Saya berpikir, seandainya pada hari Natal, Semua lonceng yang tergantung di menara gereja Memainkan lagu tanpa hentinya Damai sejahtera di bumi, Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya! Dan dalam keputusasaan saya menundukkan kepala; "Tidak ada damai di bumi," kataku; "Karena kebencian ada di mana-mana dan mengejek lagu tentang Damai sejahtera di bumi,,
Sukacita Natal
Pohon cemara menghiasi rumah kami, Memancarkan semerbak harumnya nuansa Natal, Setiap hati diselimuti suasana syahdu, Menandakan Natal t'lah tiba..