Case Repor t Sess Sessii on
VERUKA
Oleh:
Fajar Defian Putra
1110312031
Rizky Dwi Utami
1110313067
Preseptor: dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan karya tulis berupa Case Report Session yang berjudul “Veruka “Veruka”” dapat tersusun dan terselesaikan tepat pada
waktunya. Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK selaku preseptor penulisan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian Case Report Session ini.
Adapun pembuatan tulisan ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan selama masa kepaniteraan klinik penulis di bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang, juga untuk mendiskusikan kasus Veruka Vulgaris, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mendukung penerapan klinis yang lebih baik dalam memberikan kontribusi positif untuk pelayanan kesehatan secara optimal. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Padang, 9 Desember 2015
Penulis
i
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1
DEFINISI
Veruka adalah proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang merupakan infeksi virus papiloma. Virus ini tidak memperlihatkan tanda dan gejala yang akut, namun menginduksi lesi yang tumbuh perlahan yang memberikan gambaran subklinis dalam periode waktu yang lama. Beberapa tipe human papillomavirus (HPV) telah dilaporkan berkaitan dengan perkembangan keganasan epitel. Sinonim dari veruka 1
adalah warts, atau kutil.
1.2
EPIDEMIOLOGI
Veruka tersebarnya kosmopolit dan transmisinya melalui kontak kulit atau 1
autoinokulasi. Veruka nongenital banyak terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, insidennya sekitar 10%. Insiden ini membedakannya dengan kutil anogenital, dimana kutil anogenital jarang terjadi pada anak-anak. Lesi di anogenital menggambarkan 2
transmisi secara seksual dan dapat ditransmisikan melalui pasangan.
1.3
ETIOLOGI
Virus penyebab veruka tergolong dalam virus papiloma (grup papova), yang merupakan virus DNA. Virus HPV dibagi berdasarkan tiga kategori, antara lain tipe kutanes (nongenital) seperti HPV-1, -2, -3, and -4; tipe mukosa genital seperti HPV6, -11, -16, and -18; dan tipe-tipe yang terisolasi dari verruciformis epidermodisplasia seperti HPV-5 and -8 (Table 223-1). Hipotesis mengenai hubungan antara genotip HPV menunjukkan subtype virus yang berhubungan erat secara sekuens DNA cenderung untuk menunjukkan lesi yang mirip, misalnya HPV-3 dan HPV-10 yang menginduksi
veruka
plana;
HPV-6
dan
HPV-11
yang
menginduksi
kutil
genitomukosal (kondiloma akuminata); dan HPV-5 dan HPV-8 yang menginduksi 1
lesi bersisik pada verruciformis epidermodisplasia.
1
1
Tabel 1. Gambaran Klinis dari Tipe-Tipe Virus Human Papiloma
1.4
FAKTOR – FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor-faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya veruka adalah 1
antara lain:
1. Perilaku seks bebas 2. Kondisi imunokompromais pada pasien HIV 3. Post imunosupresi iatrgonik pada transplantasi organ solid 4. Pekerjaan yang menggunakan tangan untuk mengolah dan mengemas daging dan ikan
1.5
PATOGENESIS
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke dalam epidermis yang dapat dihidupi melalui adanya defek pada epitel. Maserasi kulit kemungkinan menjadi sebuah faktor predisposisi penting yang diduga menjadi penyebab tingginya insiden veruka plantaris pada perenang yang berenang di kolam renang umum. Heparan sulfat di permukaan sel yang dikode oleh proteoglikan dan mengikat papilomavirus dengan afinitas tinggi dibutuhkan pada infeksi HPV. Untuk bisa terjadi suatu infeksi kronik pada veruka, sangat diperlukan adanya infeksi sel stem epidermis. Penggandaan genom virus dipertahankan sebagai plasmid ekstrakromosomal di dalam sel basal epitel. Saat sel-sel basal ini terbagi, genom virus juga direplikasi dan
2
dipindahkan ke dalam sel-sel anak dimana genom virus ini bermigrasi dan 1
membentulk epitel yang berdiferensiasi.
Setelah inokulasi virus papiloma, biasanya dibutuhkan 2-9 bulan bagi veruka untuk muncul secara klinis. Observasi ini menunjukkan periode yang relative panjang untuk terjadinya infeksi subklinis. Keadaan infeksi yang tak muncul ini menunjukkan sumber infeksi virus yang potensial. Sekali saja infeksi mengambil tempat, veruka baru akan berkembang di tempat inokalsi tersebut dalam periode waktu bermingguminggu sampai berbulan-bulan. Setiap lesi baru kemungkinan berasal dari paparan awal atau penyebaran dari veruka lain. Tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus ke kulit umumnya dapat dilihat pada 1
jari-jari yang berdekatan atau daerah anogenital.
1.6
KLASIFIKASI
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentukan klinis, sehingga dapat 2
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Veruka vulgaris dengan varian veruka filliformis 2. Veruka plana juvenilis 3. Veruka plantaris 4. Veruka akuminatum (kondiloma akuminata)
1.7
MANIFESTASI KLINIS
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal. Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh. 1
Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri. 1.7.1
Veruka Vulgaris
Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau
3
berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. 8
Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan ( fenomena kobner ).
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak kutil dalam jumlah yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang 1
kasar. 1.7.2
Veruka Plana Juvenilis
Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar berdiameter 13 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat fenomena kobner dan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak. Terutama terdapat pada anak dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan 1
pada orang tua. 1.7.3
Veruka Plantaris
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan. Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak dan berwarna kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil cenderung berdarah dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya dipotong. Permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada waktu berjalan atau pada saat berdiri, yang disebabkan oleh penekanan oleh massa yang terdapat di daerah tengah cincin. Kutil juga bisa terbentuk di punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil biasanya lebih menonjol. Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan berbentuk datar akibat tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki cenderung bersifat keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas 10
tegas.
4
Beberapa veruka yang bersatu dapat menimbulkan gambaran seperti mosaik. Kutil mosaik merupakan kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau telapak 11
kaki yang bergabung bersama. 1.7.4
Veruka Akuminatum
Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina, dan leher rahim. Kutil bisa datar dan halus, atau bisa juga tidak teratur dan berbenjol-benjol, seringkali 5
seperti bunga kol kecil. Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual.
1.8
DIAGNOSIS
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan 5
histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan 5
puncaknya pada usia 12-16 tahun.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa). Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan. Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi di sepanjang goresan atau disebut 7
juga dengan fenomena koebner.
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di
5
daerah wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit, dan permukaannya verukosa, disebut juga sebagai verukosa 7
filiformis.
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih gelap dan 7
hiperkeratotik.
1.9
DIAGNOSIS BANDING
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau 9
karsinoma.
1.10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis, 12
hiperkeratosis, dan parakeratosis.
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil. Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis. Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat 5
banyak, menunjukkan sumber lesi virus.
6
Gambar 1. Histopatologi dari Veruka
Keterangan: (A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik. (B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular
yang jelas dan koilocytes. (C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi
basaloid dan keratinosit. (D) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.
1.11
TATALAKSANA
1.11.1 Tatalaksana Umum
Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah -
Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan baik segera setelahnya.
-
Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil tidak menyebar ke daerah lainnya. 7
-
Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus. Tutupi kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.
-
Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada lingkungan yang lembab.
-
Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga), dan 11
selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum. 1.11.2 Tatalaksana Khusus
Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa 1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah laser. Cara non bedah adalah pemberian bahan kaustik misalnya AgNO3 25%, asam triklorasetat, dan bahan lain misalnya kantaridin dan fenol likuifaktum. Bahan kaustik, misalnya larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan fenol likuifaktum. Pemberian larutan AgNO3 25%, larutan dioleskan pada kutil satu kali sehari dengan 2
menggunakan stick dan didiamkan selama dua menit.
1.12
PROGNOSIS
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat. Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis 13
virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil.
8
BAB II LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan
: Buruh Pembawa Pasir
Alamat
: Guru Laweh, Nanggalo
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Negeri Asal
: Indonesia
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki, berusia 21 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 8 Desember 2015, dengan:
Keluhan Utama
Timbul kutil sewarna kulit di tungkai kiri sebelah lateral dan tengkuk yang tidak gatal dan tidak nyeri sejak 3 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Timbul kutil sewarna kulit di tungkai kiri sebelah lateral dan tengkuk yang tidak gatal dan tidak nyeri sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya timbul satu kutil di tungkai bawah kiri bagian lateral, kemudian beberapa bulan kemudian tumbuh kutil lain di sekitar kutil yang telah ad a.
Kutil pada tengkuk pasien baru disadari pasien sejak ±1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mencoba mengangkat kutil dengan pisau tetapi kutil tumbuh lagi.
9
Pasien sudah berobat ke puskesmas lalu dirujuk ke RS Yarsi dan ®
mendaparkan callusol (Asam salisilat 2 gr, asam laktat 0,005 gr, polidocanol 0,02 gr) selama beberapa hari kemudian pasien dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil, Padang untuk dilakukan pengangkatan kutil-kutil tersebut.
Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri, gatal dan pedih.
Pasien bekerja di lapangan, langsung berkontak dengan sinar matahari.
Pasien tidak menggunakan alas kaki dan pelindung tangan selama bekerja di lapangan.
Pasien mengatakan pekerjaannya cukup menguras tenaga.
Frekuensi makan tidak selalu 3 kali sehari.
Pasien sehari-hari mengonsumsi daging/ayam/telur dan jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Pasien mengaku mandi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali sehari.
Pasien tidak ada riwayat terpapar sinar radiasi.
Pasien tidak ada riwayat asma, bersin-bersin di pagi hari, mata merah dan berair.
Pasien tidak ada riwayat alergi obat dan makanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita kutil sebelumnya.
Riwayat Pengobatan ®
Pasien telah mendapatkan pengobatan mendaparkan callusol (Asam salisilat 2 gr, asam laktat 0,005 gr, polidocanol 0,02 gr) selama beberapa hari.
Riwayat Keluarga/Sosial Ekonomi
Pasien belum menikah dan tinggal bersama orang tuanya.
Pasien tidur sendiri terpisah dari orang tuanya.
10
Tidak terdapat anggota keluarga atau teman pasien yang menderita kutil. Terdapat riwayat tumbuh kutil pada adik pasien seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis
Keadaan umum
: Tidak tampak sakit.
Kesadaran umum
: Komposmentis Kooperatif.
Tekanan darah
: Diharapkan dalam batas normal.
Nadi
: Diharapkan dalam batas normal.
Nafas
: Diharapkan dalam batas normal.
Suhu
: Diharapkan dalam batas normal.
Berat badan
: 63 kg
Tinggi badan
: 168 cm
IMT
: 22,3 kg/m
Status Gizi
: Baik
2
Status Dermatologikus
Lokasi
: Tungkai bawah kiri bagian lateral dan tengkuk.
Distribusi
: Terlokalisir
Bentuk
: Bulat
Susunan
: Diskret
Batas
: Tegas
Ukuran
: Milier sampai numular
Efloresensi
: Papul sewarna kulit dengan permukaan verukosa diatasnya dan papul sewarna kulit dengan permukaan licin dan rata diatasnya. Terdapat juga plak hiperpigemntasi yang mendasari papul sewarna kulit yang berpermukaan verukosa.
11
12
DIAGNOSIS KERJA
Veruka vulgaris et veruka plana juvenilis
DIAGNOSIS BANDING
Moluskum Kontagiosum
13
Keratosis Seboroik
Keratosis Aktinik
Karsinoma Sel Skuamos In situ
PEMERIKSAAN RUTIN
Tidak ada pemeriksaan rutin yang diperlukan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ANJURAN
Pemeriksaaan histopatologi melalui biopsi kulit diharapkan ditemukan gambaran papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis.
RESUME
Seorang pasien laki-laki datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan timbul kutil di tungkai bawah kiri sebelah lateral dan di tengkuk, sejak 3 tahun yang lalu yang tidak gatal dan tidak nyeri. Awalnya timbul 1 kutil di tungkai bawah kiri bagian bawah sebelah lateral, kemudian beberapa bulan setelah itu tumbuh kutil lain di sekitar kutil yang telah ada, selanjutnya juga timbul kutil di tengkuk yang disadari pasien beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit. Status dermatologikus ditemukan lesi di tungkai bawah kiri sebelah lateral dan dengan distribusi terlokalisir, bentuk bulat, susunan diskret, batas tegas, ukuran, miliar sampai lentikular dengan efloresensi papul sewarna kulit dengan permukaan verukosa diatasnya, papul sewarna kulit dengan permukaan licin dan rata diatasnya. Terdapat juga plak hiperpigemntasi yang mendasari papul sewarna kulit yang berpermukaan verukosa.
DIAGNOSIS
Veruka vulgaris et veruka plana juvenilis
14
PENATALAKSANAAN
UMUM Edukasi kepada pasien untuk menghindari kebiasaan menyentuh atau
berkontak dengan kutil agar kutil tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat.
Jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil.
Perbaiki pola makan serta istirahat yag cukup.
Perbaiki kebersihan diri dan memakai alas kaki ketika bekerja.
Hindari kontak langsung dengan teman atau keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
KHUSUS
Bedah listrik pada lesi di tungkai bawah kiri dan tengkuk.
PROGNOSIS
Quo Ad Sanam
: Dubia Et Bonam.
Quo Ad Vitam
: Dubia Et Bonam.
Quo Ad Kosmetikum : Dubia Et Bonam. Quo Ad Functionam : Dubia Et Bonam.
15
BAB III DISKUSI
Veruka adalah suatu keadaan hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus tipe tertentu seperti tipe 1,2 dan 4. Human papilloma virus (HPV) adalah virus DNA yang mampu menginfeksi manusia terutama pada keratinosit dan membrane mukosa. Veruka merupakan penyakit kulit yang menimbulkan gejala klinis berupa papul atau plak dengan permukaan kasar atau halus serta dapat nyeri jika mengalami penekanan dan biasanya terjadi setelah ada kontak 6
langsung dengan penderita.
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki berumur 21 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 8 Desember 2015 dengan diagnosis Veruka vulgaris et veruka plana juvenilis. Infeksi HPV pada pasien bersifat subklinis, yang hanya menimbulkan kelainan secara kosmetika dimana menyebabkan kelainan kulit berupa papul dan plak dengan permukaan kasar dan halus disertai penebalan tanpa rasa gatal dan nyeri. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dari anamnesis diketahui bahwa muncul kutil di tungkai bawah kiri sejak 3 tahun yang lalu tidak terasa nyeri dan gatal. Kutil di bagian ini adalah yang paling luas karena merupakan lokasi awal infeksi. Lalu kutil lain tumbuh di sekitar kutil yang pertama beberapa bulan setelah itu. Selanjutnya kutil juga ditemukan di tengkuk pasien. Pasien adalah seorang buruh pembawa pasir yang sering bekerja di lapangan, langsung terpapar sinar matahari. Pasien memiliki kebiasaan tidak menggunakan alas kaki dan pelindung tangan saat bekerja. Pola makan pasien kurang teratur dan pasien mengeluhkan sering kelelahan akhir-akhir ini. Hal ini sesuai dengan teori dimana veruka bersifat kronis dan subklinis, tidak menimbullkan tanda dan gejala akut. Selain itu pada veruka vulgaris juga ditemukan fenomena Kobner, dimana kutil dapat menyebar ke tempat lain melalui garukan atau goresan dari tangan ke kutil tersebut. Faktor-faktor yang dapat mencetuskan terjadinya veruka pada pasien ini adalah
16
higienitas yang kurang serta daya tahan tubuh yang menurun dikarenakan pekerjaannya. Pemeriksaan status dermatologikus ditemukan lesi di tungai bawah kiri dan dengan distribusi terlokalisir, bentuk bulat, susunan diskret, batas tegas, ukuran, miliar sampai numular dengan efloresensi papul sewarna kulit dengan permukaan verukosa diatasnya, papul sewarna kulit dengan permukaan licin dan rata diatasnya. Terdapat juga plak hiperpigemntasi yang mendasari papul sewarna kulit yeng berpermukaan verukosa. Pada pasien akan dilakukan pemeriksaan histopatologi melalui biopsi kulit untuk memastikan diagnosis. Hasil yang positif akan menunjukkan gambaran papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis pada sediaan biopsi. Pasien diberikan tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum pada pasien ini berupa edukasi kepada pasien untuk menghindari kebiasaan menyentuh atau berkontak dengan kutil agar kutil tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat, jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil, perbaiki pola makan dan kebersihan diri, hindari kontak langsung dengan teman atau keluarga yang memiliki keluhan yang sama. Tatalaksana khusus yang diberikan berupa bedah listrik pada lesi yang terdapat pada tungkai bawah kiri dan tengkuk. Prognosis pada pasien ini adalah quo ada sanam dubia et bonam, quo ad vitam dubia et bonam, quo ad kosmetikum dubia et bonam, quo ad functionam dubia et bonam.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access Medicine. 2. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Univ ersitas Indonesia. 3. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Diakses dari www.medscap e.com 4. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV) in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role, Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal, Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102. 5. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal 1914-1922 6. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London p.423430. 7. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6. Jakarta:FKUI:110-118. 8. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open. p.111-116. 9. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook. 10. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 5 September 2015 11. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web MD. 12. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.
18