11/19/13
D j oko Ag us Pur wanto
Djoko Agus Purwanto
Hom e
Prof il
Login
Berpacu menjadi yang terbaik
Penulis djokoagus-ff
Parasetamol Para setamol dan Ibuprofen Ib uprofen
Tanggal 13 July 201 2012 2
Va li dasi Met ode KCKT u nt u k Penet apan Kadar Campuran Parasetamol Parase tamol dan Ibup Ibuprofe rofen n dalam Tablet Simulasi
Kategori
Ag enda Kegia ta n Cel ebr at ing An th ropology 20 1 2
Penelitian
Respon
Pengumuman
Djok o Agus Purwanto , Vivi Erina Puspayanti, Amirudin Prawita Prawita
0 koment koment ar
Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
ABSTR ACT Determination of paraceta mol and ibuprofen ibuprofen simultaneously u sing the rev ersed phase phase High-Performa High-Performa nce-L nce-Liquid-C iquid-Chromat hromat ography (HPL (HPLC) C) hav e been performed. perfo rmed. Th e mobile phase solution solution obtained can separat es paracetam ol from ibuprofen with good resolu tion (Rs = 2,15 ), this m obile phase phase were a mixt ure of methanol and aqua bides bidestilata tilata (63 :37 ). The condition condition of HPL HPLC C used wer e Rev erse Ph ase (RP) µBondapak C 18 column, flow flow rate 1 ml/minutes and
Kategori
detected by Diode Array Detector (λ = 230 nm). Linierity of paracetamol and ibuprofen ibuprof en were 0,999 9 and 0,99 98 respectively , while correlation coefficie coefficient nt of the function (Vxo) were 0,62 % and 0,64 %. Accuracy of the method were in the range of accepted limits (98% – 102%), average recovery of
Penelitian (1) Tulisan Tulis an (1 )
paracetamoll and ibuprofen paracetamo ibuprofen in the simulation simulation ma trix were 9 9,98 % and 100,58 % respectiv ely. respectiv ely. Preci Precision sion instr instr ument f or o r paracetam ol and ibuprofen ibuprofen
Umum (1)
wer e 0,7 3 % an d 0,6 9 % respec tiv ely . Th e ab ov e m eth od of va lida tion resu lts concluded that a mixture of paracetamol and ibuprofen in the tablet matrix simulation can be analy zed quantit ativ ely using a v alidated HPLC HPLC conditio conditions ns selected. Keywords : HPLC, HPLC, Par acetam ol, Ibuprofen, Ibuprofen, Va lidation Method.
Artikel Terbaru Mari Bersyu Bersyu kur
PENDAHULUAN Parasetamol dan ibuprofen merupaka n contoh obat obat golongan an algesik non opioid op ioid y ang ter masuk dala m daftar obat esensial esensial nasional (Departem (Departem en
Parasetamol dan Ib Ibuprofen uprofen Selamat Datang
Kesehatan Kes ehatan RI RI,, 2008 ). Kompos Komposisi isi lebih dari satu m acam bahan obat tersebut dimaksudkan aga r efek terapi kombinasi obat obat tersebut menja di lebih baik atau sesuai sesuai y ang diharapkan dan diharapkan juga efek samping samping y ang dihasilkan dihas ilkan akan berkurang. Parasetamol Parasetamol di kenal dengan nam a lain asetaminofen asetamino fen merupakan turu nan para aminof aminofeno enoll y ang m emiliki efek efek
Artikel Populer
analgesik analges ik serupa serupa dengan salisilat salisilat y aitu m enghilangkan atau mengurangi nyeri r ingan sampai sedang. sedang. Parasetamol menurunkan suhu tu buh dengan mekanisme y ang diduga jug a berdasarkan efek sentral seperti seperti salisilat. Efek antiinflamasinya antiinfl amasinya sangat lemah, oleh karena itu parase parasetamol tamol tidak digunakan sebagai sebagai antirematik. Parasetamol merupakan penghambat biosint esis prosta gla ndin y an g le ma h. Peng gu na an par aset am ol me mpu ny ai beber apa keu nt un ga n dib an ding ka n den ga n der iv at asa m sa lisil at y ai tu tidak ada efek efek iritasi lambung, ganggu an pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa. Di Indones Indonesia ia pengguna an para setamol sebagai sebagai
Pengunjung Pengunjung
7041
analgesik analges ik dan antipireti antipiretik, k, telah menggantikan penggunaan asam salisilat salisilat (Gunawan et al , 2007 ). Namun penggunaan dosis dosis tinggi dalam waktu lama dapat menim bulkan efek samping meth emoglob emoglobin in dan hepatotoksik hepatotoksik (Siswandono (Siswando no & Soekardjo, Soekardjo, 1 99 5). Pada saat ini, kombinasi bahan obat yang lebih dari satu lebih banyak digunakan untuk mencapai efek terapi lebih baik dan efek samping yang lebih rendah. Salah satu kombinasi parasetamol adalah dengan ibuprofen. Sediaan kombinasi parasetam ol dan ibuprofen ibuprofen y ang beredar di Indones Indonesia ia antara lain : Neo rheumacyl (Tempo Scan Pasific), Bimacyl (Bima Mitra Farma) dan Limasip (Berlico). (Berlico). Pada produk produk kombinasi tersebut mempuny ai komposis kompo sisii parasetam ol : ibuprofen ibuprofen = 3 50 : 200 mg (ISFI, (ISFI, 2007 ).
dj ok okoag us us- ffff.web.unai r. r.ac.i d/ d/ar titi kel _d _detai ll- 50 50027- Pe Penel ititi an an- Pa Par as asetamol dan Ibupr of ofen.html
1/6
11/19/13
Djoko Agus Purwanto Ibuprofen merupakan a ntiinflamasi nonsteroid yang mempunya i aktiv itas analgesik-antipiretik, nam un ibuprofen juga mempunya i aktiv itas antirematik dan antiradang yang tidak dimiliki parasetamol. Ibuprofen digunakan terutama untuk m engurangi rasa ny eri akibat peradangan pada ber bag ai kondisi rem at ik da n a rt hr iti s . Sa ma sepert i pa da oba t a nt ir em at ik, ibuprofen juga m emiliki efek samping iritasi salura n cerna (Siswan dono & Soekardjo, 1995). Penjaminan m utu u ntuk penetapan kadar bahan aktif dalam sediaan obat perlu dilakukan dengan suatu metode yang tervalidasi dan dapat dipertanggungjawabkan bagi kedua obat tersebut sehingga terjamin keamananny a., Dalam h al ini ada beberapa metode penetapan kadar y ang telah digunakan y aitu penetapan kadar zat tunggal parasetamol dan ibuprofen menu rut Farma kope Indonesia IV dengan m etode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Menurut beberapa artikel dan jurn al penelitian, kombinasi parasetamol, ibuprofen dan beberapa baha n aktif lain dapat diidentifikasi dengan metode KLT fase balik (Mohamm ad et al., 2009), Selain hal t ersebut bisa juga digun akan metode spektrofotometri UV (Hassan, 2008), atau denga n menggu nakan m etode KCKT (Battu & Reddy, 2 009).
BAHAN DAN METODE Bahan Peneliti an. Parasetamol pro analysis (E.Merck), Ibuprofen (pharmaceutical grade) , Metanol pro HPLC (J.T Baker), asetonitril pro HPLC (J.T Baker), KH 2 PO4 dan Na 2 HPO4 (pharmaceutical grade) , Mg Stearat ( pharmaceutical grade), Talk ( pharmaceutical grade), Av icel PH 101 ( pharmaceutical grade), Natrium Benzoat ( pharmaceutical grade). Al at Peneli ti an . High Performance Liquid Chromatograph, Agilent 1100 Series yang dilengka pi dengan kolom Reverse Phas e (RP) µBondapak C18 dan Diode Array Detector (DAD). Penyiapan Larutan Standar. Larutan standar cam puran parasetamol dan ibuprofen dibuat dari pengenceran larutan induk sehingga didapatkan konsentrasi akhir parasetamol antara 20 h ingga 50 ppm, sedangkan larutan standar ibuprofen dibuat konsentrasi antar a 1 0 hingga 30 ppm. Komposisi tersebut diperoleh dari Formu la tablet simula si yang berisi Parasetam ol sebesar 350 mg, Ibuprofen 200 mg dan matr iks tablet sebany ak 200 mg. Matriks tablet simulasi dibuat untuk 50 tablet dengan berat 200 mg tiap tablet yang komposisinya terdiri dari Magnesium Stearat 1,5% sebanyak 562,5 mg, Na Benzoat 0,2% sebanyak 7 5,0 mg Av icel PH 101 5% sebanyak 187 5 mg dan Talk sebanyak 7 .487,5 mg (Lund, 1994) Dari laru tan standar tungg al parasetam ol (35 ppm), ibuprofen (20 ppm), m atriks tablet simulasi (20 ppm), lar utan campuran parasetamol dan ibuprofen dengan 5 konsentrasi serta larutan campuran parasetamol dan ibuprofen dalam matr iks tablet
(20 ppm) tersebut disaring dengan
wh at ma n m em bra ne fi lte r da n sia p un tu k disu nt ikk an pada KCKT. Optimasi Fase Gerak. Disiapkan 4 ma cam fase gerak denga n komposisi dan perbandingan sebagai berikut : fase gerak 1 dengan komposisi Metanol : Air = 6 0 : 40, fase gerak 2 denga n komposisi Metanol : Air = 63 : 37 , fase gerak 3 dengan komposisi Asetonitril : Dapar Fosfat pH 7,0 = 50 : 50, dan fase gerak 4 dengan koposisi Asetonitril : Dapar Fosfat pH 7,0 = 6 0 : 40. Pelarut y ang digunakan untuk melarutkan sampel dalam fase gerak m etanol-air a dalah metanol, sedangkan untu k ya ng fase acetonitril-dapar fosfat pH 7,0 pelarut y an g dig un ak an ada la h a cet onit ri l. C am pur an par aset am ol, ib upr ofen da n matriks diinjeksikan ke dalam KCKT dan ditentukan waktu tambat (t R ), Rs dan a. Keadaan optimal diperoleh apabila harga Rs ≥1,5 dan harga α ≥ 1 (Meyer, 1 988). Prosedur Validasi. Uji linieritas dilaskukan dengan cara membuat lar utan standar cam puran sehingga menghasilkan 5 kadar parasetamol yaitu 21 ppm, 28 ppm, 3 5 ppm, 42 ppm, 4 9 ppm dan 5 kadar ibuprofen 12 ppm, 1 6 ppm, 20 ppm, 24 ppm dan 28 ppm. Dari larutan kelima konsentrasi tersebut masing-masing disaring dengan penyaring whatman membrane filter dengan diameter 0,2 µm dan disuntikkan ke dalam KCKT 20,0 µl serta dielusi dengan fase gerak terpilih. Dari data kromatogram yang diperoleh dibuat kurv a baku hubungan anta ra konsentrasi (X) dengan area kromatogramny a (Y) dan ditentukan persamaan regresinya. Penentuan persen rekoveri dilakukan dengan pembuat laru tan sampel (campuran parasetamol dan ibuprofen dalam matriks tablet simulasi) dengan 3 konsentrasi berbeda ya itu sampel dengan konsentrasi parasetamol dan ibuprofen dalam ma triks tablet simula si sebesar 80 %, 100% dan 120 %. Masing-masing dari ketiga larutan sampel diatas tersebut direplikasi 3 kali dengan perlakuan yang sama sehingga didapatkan 9 larutan sampel. Masing-masing larutan disaring dengan whatman membran
dj okoag us- ff.web.unai r.ac.i d/ar ti kel _detai l- 50027- Penel iti an- Par asetamol dan Ibupr ofen.html
2/6
11/19/13
Djoko Agus Purwanto filter dengan diameter 0,2 µm lalu kemudian disuntikkan pada KCKT dan dielusi dengan kondisi KCKT terpilih. Dari data kromatogram y ang diperoleh dihitung harga dari prosentase recovery serta presisinya dengan menghitung harga KV (koefisien variasi).
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kuali tat if Pengamatan Spektra Absorbsi. Pengamatan spektra absorbsi parasetamol dan ibuprofen dilakukan pada rentan g panjang gelombang 200-350 nm dengan menggunakan Diode Array Detector pada KCKT. Hasil pengamata n spektra parasetam ol dan ibuprofen dalam pelaru t acetonitril tercantum pada gam bar 1 .A dan dalam pelarut metanol seperti pada gambar 1.B. Dari pengamatan didapatkan panjang gelombang terpilih dari parasetam ol dan ibuprofen sebesar 230 n m.
Pada tabel 1 dan gambar 1, dapat dilihat bahwa panjang gelombang y ang tepat untuk menentukan kadar parasetamol dan ibuprofen secara ber sam aa n a dal ah pada
23 0 nm ka ren a pa da pa nja ng gel omba ng ter sebut
parasetamol dan ibuprofen memiliki serapan optima l bagi keduany a.
Tabel 1. Panjang gelombang maksimu m dan panjang gelombang terpilih parasetamol dan ibuprofen dalam pelarut acetonitril dan pelarut metanol. Hasil Panjang Gelombang Maksimum N o. N am a Za t Ac etoni tr il
Meta nol
Pusta ka
1
Parasetam ol
2 4 6 nm
2 4 6 nm
2 4 5 nm *
2
Ibuprofen
2 2 2 nm
2 2 2 nm
2 6 5 nm *
Ter pili h
230 nm
*Dalam larutan asam (Clarke, 1986)
Gambar 1. Spektra absorbsi UV parasetam ol (P) dan ibuprofen (I) dengan Diode Arr ay Detektor menggu nakan m etode KCKT dengan pelarut acetonitril (A) serta pelarut methanol (B)
Penentuan Waktu Retensi. Dari larutan tunggal parasetamol (35 ppm), dan ibuprofen (20 ppm) serta matr iks (20 ppm) y ang disuntikkan ke dalam KCKT dengan 2 fase gerak ya itu acetonitril : dapar pH 7,0 (6 0:40) dan metanol : air (63:37 ) dengan menggunakan kolom µ Bondapak C 18 . Hasil optimasi fase gerak terhadap waktu retensi dengan berbagai perbandingan fase gerak dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Penentuan waktu retensi larutan tunggal parasetamol (Par),
ibuprofen (Ibu) dan mat riks (Mat) denga n m etode KCKT Wak tu Reten si Sistem Fase Gerak
Ac etoni tr il : Da par fosfat pH 7 ,0 (6 0 : 40)
Metanol : air
Ibu
Par
Mat
2 ,3 89
3 ,6 3 2
-
1,958
2,970
-
(63 : 37 )
dj okoag us- ff.web.unai r.ac.i d/ar ti kel _detai l- 50027- Penel iti an- Par asetamol dan Ibupr ofen.html
3/6
11/19/13
Djoko Agus Purwanto
Gambar 2. Kromat ogram parasetamol mengguna kan metode KCKT dengan kolom µBondapak C 18 dengan fase gerak acetonitril-dapar fosfat pH 7 ,0 (60:40)(A) dan fase gerak metanol-air (63 :37) (B)
Gambar 3. Kromat ogram ibuprofen menggu nakan metode KCKT dengan kolom µBondapak C 18 dengan fase gerak acetonitril-dapar fosfat pH 7 ,0 (60:40)(A) dan fase gerak metanol-air (63 :37) (B)
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa matrik dari tablet simulasi tidak ber peng ar uh at au tida k m eng ga ng gu pada la ru ta n ca mpu ra n pa ra seta mol dan ibuprofen dalam matrik tablet simulasi (sampel), karena dari hasil kromatogram matriks tablet simulasi pada KCKT tidak nampak noda atau puncak kromatogram. Validasi Metode Penetapan Kadar.
Uji v alidasi metode telah
dilakukan pada campuran parasetamol dan ibuprofen dalam matriks tablet simulasi. Parameter va lidasi y ang ditentukan adalah selektivitas, linieritas, rentang, presisi dan akurasi sesuai dengan ketentuan USP untuk penentuan kadar bahan aktif obat. Uji selektivitas dilakukan untu k menentu kan keterpisahan analit satu sama lain sehingga pada saat penetapan kadarny a tidak saling mengganggu. Uji selektivitas campuran parasetamol dan ibuprofen dalam tablet simulasi dilakukan pada 2 macam fase gerak untuk sekaligus memilih fase gerak y an g a ka n dig un ak an pada me tode KCKT in i m eng gu na ka n kolom µBondapak C 18 . Hasil optimasi fase gerak larutan sampel dengan berbagai perbandingan dapat dilihat pada tabel 1 dan gam bar 1 . Dari table 3 dan gambar 4 dapat dilihat bahwa kondisi optimal pemisahan analit didapat pada fase gerak metanol : air (63:37), karena pada fase gerak metanol-air didapatkan waktu tambat lebih cepat.
Tabel 3 Uji Selektivitas Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet Simulasi meng guna kan m etode KCKT Sist em Fase Gerak
Wakt u Ret ensi
Rs
α
Par
Ibu
2 ,9 57
1 ,9 3 8
2 ,06
1 ,53
Ac etoni tr il : Da par fosfat pH 7 ,0 (6 0 3 ,6 4 3
2 ,3 84
3 ,07
1 ,53
Metanol : air
(6 3 : 3 7 )
: 40) Par=para setamol; Ibu=ibu profen
Gambar 4. Kromat ogram campura n para setamol dan ibuprofen dalam tablet simulasi menggu nakan KCKT dengan kolom µBondapak C 18 dan fase gerak acetonitril-dapar fosfat pH 7,0 (6 0:40) ( A ) serta fase gerak meta nol-air (63:37)(B)
Uji linieritas merupakan uji kemampuan detektor untuk merespon hasil uji secara langsung atau perhitungan menurut hubungan m atematis yang sebanding dengan konsentrasi analit. Pada penentuan linieritas ini digunakan lima macam konsentrasi yang berv ariasi dari campuran
dj okoag us- ff.web.unai r.ac.i d/ar ti kel _detai l- 50027- Penel iti an- Par asetamol dan Ibupr ofen.html
4/6
11/19/13
Djoko Agus Purwanto parasetamol dan ibuprofen dalam ma triks tablet simulasi yait u konsentrasi 33-77 ppm dengan konsentrasi parasetamol didalamnya 21 -49 ppm dan konsentrasi ibuprofen 12-28 ppm. Masing-masing konsentrasi campura n parasetamol dan ibuprofen dalam ma triks tablet simula si dielusi dengan fase gerak terpilih. Dari u ji linieritas ini terlihat bahw a r hitung parasetamol dan ibuprofen (r par = 0,9999 dan r ib u = 0,99 98) lebih besar dari r tabel = 0,9590, sehingga dapat disimpulkan a dany a korelasi anta ra konsentrasi dengan ar ea y an g diper oleh. Sela in pa ra me ter dia ta s par am eter lin ier ita s y an g la inn y a y ai tu koefisien v ar ia si dar i fu ng si (V xo ). Harga V xo dari parasetamol adalah 0,62 %, dan harga V xo ibuprofen adalah 0,64 % (persyaratan Vxo < 2%, Gunawan et al , 2007 ), sehingga persamaan regresi yang didapat dari kurv a linier kedua senya wa tersebut bisa digunakan untuk perhitungan kadar. Tahap v alidasi metode berikutnya adalah m enentukan besarny a presisi atau ketelitian dari suatu alat dengan mengukur derajat keterulanganny a, y aitu dengan menyuntikkan satu sampel ke dalam KCKT sebanyak 8 kali. Hasilnya didapatkan harga koefisien variasi (KV) parasetamol 0,73 % dan ibuprofen 0,69 %, h arga KV dari kedua senyaw a sesuai persyaratan ya itu kura ng dari 2 % (USP, 2008), sehingga dari ha sil presisi y ang diperoleh dari kedua senyawa tersebut dapat disimpulkan bahwa alat y ang digunakan memiliki ketelitian y ang baik. Tahap validasi yang selanjutnya dilakukan adalah akura si atau ketepatan serta presisi dari metode, dengan m embandingka n kadar y ang diperoleh dengan kadar y ang sebenarny a y ang dinyata kan dengan prosentase perolehan kemba li (% recov ery ) serta m enghitu ng besarny a koefisien v ar iasi . Pa da pen ent ua n a ku ra si dan presi si in i dig un ak an 3 m ac am konsentrasi campuran parasetamol dan ibuprofen dalam matriks tablet simulasi yaitu konsentrasi 80%, 100% dan 120%, dengan masing-masing konsentrasi tersebut direplikasi sebanya k 3 kali sehingga ter dapat 9 sampel y an g h ar us dit ent uk an . A ku ra si m etodee KCKT y an g dik em ban gka n in i diperoleh rata-rat a prosentase recov ery u ntuk parasetam ol sebesar 99,9 6% 0,44 dengan koefisien variasi rata-rata sebesar 0,44% sedangkan rata-rata recovery untuk ibuprofen sebesar
100,67 % 0,77 dengan koefisien va riasi
rata-rata sebesar 0,7 6%. Ketepatan atau akurasi dikatakan baik apabila harga prosentase recovery antara (98-102)% sedangkan harga koefisiensi v ar iasi tida k leb ih dar i 2 %. Da ri ha sil y an g dipe roleh dapa t disi mpu lka n bah wa ak ur asi da n pr esisi m etoden KCKT penet apa n ka dar par aset am ol dan ibuprofen dalam matriks tablet simulasi yang sedabng dikembangkan telah sesuai dengan persyaratan validasi.
Tabel 4. Ha sil uji v alidasi metode KCKT analisis para setamol dan ibuprofen dalam matriks tablet simulasi No
Uji Validasi
Analit
Hasil Uji Validasi
1.
Linieritas
Parasetam ol
Y = 58,3 6 2 0 X + 2 5,59 6 2
(Vxo =0,62 %; r =0,999 9) Ibuprofen
Y = 3 4 ,7 1 3 8 X + 2 ,2 4 3 3 (Vxo =0,64 %; r =0,999 8)
2.
3.
4.
5.
Rentang
Presisi Metode
Presisi Instrum en
Akurasi
Parasetam ol
2 1 – 4 9 ppm
Ibuprofen
1 2 – 2 8 ppm
Parasetam ol
RSD = 0,4 4 %
Ibuprofen
RSD = 0,7 6 %
Parasetam ol
RSD = 0,7 3 %
Ibuprofen
RSD = 0,6 9 %
Parasetam ol
% Recov ery = 9 9 ,9 6 0,4 4 %
Ibuprofen
% Recov ery = 1 00,6 7 0,7 7 %
Dari hasil validasi metode yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa komposisi fase gerak metanol-air dengan perbandingan 63:37 dengan menggunakan kolom µBondapak C 18 dan flow rate 1 ml/menit dapat digunakan untuk analisis kuantitatif campuran parasetamol dan ibuprofen dalam tablet simulasi.
dj okoag us- ff.web.unai r.ac.i d/ar ti kel _detai l- 50027- Penel iti an- Par asetamol dan Ibupr ofen.html
5/6
11/19/13
Djoko Agus Purwanto Ucapan Terima Kasih. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga y ang telah membantu penyelesaian penelitian ini dengan memberikan Dana Penelitian Project Grant.
DAFTAR PUSTAKA Battu, P.R., & Reddy, M.S., 2009 . RP-HPLC Method for Sim ultan eous Estimation of Paracetam ol and Ibuprofen in Tablets. Asian J. Rese arch Chem ., Volu me 2 , N o. 1 , pa ge. 7 0-7 2. Departemen Kesehata n RI, 2008 . Daftar Obat Esensial Nasional . Jakarta : DEPKES RI. Gunawan, G.S., Nafrialdi, R.S, & Ely sabeth, 2 007. Farmakologi dan Terapi . edisi 4, Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 230 – 240. Hassan, W.S., 2008. Determ ination of Ibuprofen and Paraceta mol in Binary Mixture Using Chem ometric-Assisted Spectrophotometric Methods. American Journal of Applied Science s , Volume 5, No. 8, page. 1005-1012. ISFI., 2 007 . IS O I nformasi Spes ialite Obat I ndones ia. Volume 42, Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi. Lund, W., 1994 . The Pharmaceutical Codex . 1 2 th Edition, London : The Pharmaceutical Press, pp. 987 – 992 . Meyer, V.R., 19 88. Practical High Performance Liquid Chromato graphy. New York : John Wile y an d Son Ltd, pp.1 08-1 1 -, 1 32 -13 3. Mohamma d, A., Sharm a, S., & Bhawani, S.A., 2 009. Reversed Phase Thin Layer Chr omatography of Five Co-Administered Drugs with Surfactan t Modified Sy stem. Indian Journal of Chem ical Technology , Volume 16, page. 344-350. Siswandono,& Soekardjo, B., 19 95. Kimia Medisinal . Surabaya : Airlangga University Press, hal. 2 83-304. United States Pharma copeial Convention, 2008. The United States Pharmacopeia. 3 1 st Edition., Rockv ille USA : United States Phar macopeial Convention Inc, pp.681-686.
Tinggalkan Komentar Nama
:
E-m ail
:
Web
:
Kom entar
:
Ver ifica tion Code
tanpa http://
:
Kirim
Blogroll
Komentar Terbaru
UNAIR
Arsip June 2011 December 201 1
dj okoag us- ff.web.unai r.ac.i d/ar ti kel _detai l- 50027- Penel iti an- Par asetamol dan Ibupr ofen.html
6/6