LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK URINALISIS
Kelas
: VI B
Kelmpok
:4
Gelombang
:1
Anggota
: Anatyara Safitri Ikha Nur Astuti Ira Juhairiah Juni Trianto Novi Adelita
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN
Judul Praktikum
: Urinalisis
Tanggal
: 6 Maret 2012
Tujuan 1. Mendeteksi Mendeteksi ganggu gangguan an endokrin endokrin dan kelainan meta bolisme 2. Mende Mendetek teksi si kelai kelaina nan n orga organ: n: a. Kelainan hati (hepatitis) : Bilirubinuria & urobilinogenuria meningkat b. Saluran Saluran empedu empedu : urobilinogenur urobilinogenuria ia menurun menurun c. Pankreas : Glukosuria d. Hemolisis intravascular : Hemoglobinuria meningkat e. Hemolisis ekstravascular : Eksresi urobilinogenuria meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang di ekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi Eksreksi urin diperlukan diperlukan untuk membuang molekul-molekul molekul-molekul sisa dalam darah yang yang disaring disaring oleh ginjal ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan menggunakan urin sebagai sebagai sarana sarana komunikasi olfaktori. Urin Urin disari disaring ng di dalam dalam ginja ginjal, l, diba dibawa wa melal melalui ui urete ureter r menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali kembali ke dalam tubuh melalui molekul molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat dapat diketahu diketahuii melalui melalui urinalisi urinalisis. s. Urea Urea yang yang dikand dikandung ung oleh oleh urin urin dapat dapat menjadi menjadi sumber sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah adalah suatu suatu penyak penyakit it yang yang dapat dapat dideteks dideteksii melalui melalui urin. urin. Urin seorang seorang
penderita penderita diabetes diabetes akan mengandung mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau atau cokelat. cokelat.
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi infeksi saluran saluran kemih, kemih, batu ginjal, skrinin skrining g dan evaluasi evaluasi berbaga berbagaii jenis jenis penyak penyakit it ginjal, ginjal, meman memantau tau perk perkem emba bang ngan an peny penyaki akitt sepert sepertii diabe diabetes tes melit melitus us dan dan tekana tekanan n darah darah tingg tinggii (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. A. Spesimen
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum perineum dan uretra pada wanita, dan kontaminan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mengurangi mutu temuan laboratorium. laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorga mikroorganisme nisme masuk ke dalam sistem urine urine dari dari uret uretra ra dan dan jaring jaringan an sekita sekitarn rnya ya.. Oleh Oleh karen karenaa itu pasie pasien n perlu perlu dibe diberit ritah ahu u agar agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh spesimen yang tidak tercemar. Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin. Hindari sinar matahari langsung langsung pada pada waktu waktu menang menangani ani spesime spesimen n urin. urin. Jangan Jangan gunaka gunakan n urin yang yang mengan mengandu dung ng antiseptik. Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil. Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karena dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan pemeriksan antara lain : unsur-unsur unsur-unsur berbentuk berbentuk dalam sedimen mulai mengalami mengalami kerusakan kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan pemeriksaan mikroskopik mikroskopik elemen lain, bilirubin bilirubin dan urobilinogen urobilinogen dapat mengalami mengalami oksidasi oksidasi bila terpajan sinar matahari, matahari, bakteri berkembangb berkembangbiak iak dan dapat mempengaruh mempengaruhii hasil pemeriksaan pemeriksaan mikrobiologik mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin mungkin turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap.
B. Pemeriksaan Makroskopik, Mikroskopik Mikroskopik Dan Kimia Urin
Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. glukosa. Sedangkan Sedangkan yang dimaksud dimaksud dengan pemeriksaan pemeriksaan urin lengkap lengkap adalah pemeriksaan pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dilengkapi dengan dengan pemeriksaan pemeriksaan benda keton, bilirubin, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit. a. Pemeriksaan Makroskopik Urin Urinal alis isis is dimu dimula laii deng dengan an meng mengam amat atii pena penamp mpak akan an makr makros osko kopi pik k : warn warnaa dan dan kekeruhan. Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning kuning oleh pigmen pigmen urokrom urokrom dan urobilin. urobilin. Intensitas warna sesuai dengan dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan berlebihan atau protein protein dalam dalam urin. urin. 1. Volu olume urin urin Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri. Poliuri Poliuri ini mungk mungkin in terjadi terjadi pada pada keadaa keadaan n fisiolog fisiologik ik seperti seperti pemasu pemasukan kan cairan cairan yang yang berlebihan, berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran pengeluaran cairan dari dari edema. Bila volume volume urin selama selama 24 jam 300--750 300--750 ml maka maka keadaan ini ini dikatakan oliguri. Keadaa Keadaan n ini mungk mungkin in didapat didapat pada pada diarrhe diarrhea, a, muntah muntah -muntah -muntah,, deman deman edema, edema, nefritis nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.
2. Warn arna urin rin Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing berbusa sangat mungkin mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria). (proteinuria). Urin yang baru di kemihkan kemihkan berwarna jernih. Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah : •
•
•
•
•
•
•
•
Merah : Peny Penyeb ebab ab patol patolog ogik ik : hemo hemoglo globin bin,, mioglo mioglobin bin,, porfo porfobil bilin inog ogen, en, porfirin. Penyebab nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak), senna. Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik : obat untuk infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin. Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin. Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik. Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran. Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu. Pengaruh obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa. Hitam atau hitam kecoklatan : Penye enyeba bab b pato patolo logi gik k : mela melani nin, n, asam asam homoge homogenti ntisat sat,, indikan indikans, s, urobilin urobilinoge ogen, n, methem methemogl oglobin obin.. Penga Pengaruh ruh obat : levodopa, cascara, kompleks besi, fenol. Seprti Seprti sus susu u : Penye Penyebab bab patologik patologik : fosfat fosfat dan urat jumlah jumlah besar, getah prostat protein yang membeku.
3. Bau urin Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan disebabkan oleh makanan makanan seperti jengkol, jengkol, petai, obat-obatan obat-obatan seperti mentol, mentol, bau buah-buahan buah-buahan seperti pada ketonuria. ketonuria. Bau amoniak amoniak disebabkan disebabkan perombakan perombakan ureum oleh bakteri dan dan biasanya biasanya terjadi terjadi pada urin urin yang dibiarkan dibiarkan tanpa pengaw pengawet. et. Adanya Adanya urin yang yang berbau berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya umpamanya pada karsinoma karsinoma saluran kemih.
b. Pemeriksaan Pemeriksaan Mikroskopik Mikroskopik Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting penting untuk mengetahu mengetahuii adanya adanya kelainan kelainan pada pada ginjal ginjal dan saluran kemih serta berat ringa ringann nnya ya peny penyak akit. it. Urin Urin yang yang dipak dipakai ai ialah ialah urin urin sewak sewaktu tu yang yang segar segar atau atau urin urin yang yang dikumpulkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK. Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB.
Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif, yaitu jumlah ratarata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit. Unsur sedimen yang kurang bermakna bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan + (ada), ++ (banyak) dan +++ (banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan seperti urat amorf dan kristal. 1. pH urin Filtrat glomerular plasma darah biasanya biasanya diasamkan diasamkan oleh tubulus ginjal dan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun, tergantung pada status asam basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 – 8,0. pH bervariasi bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, makan, lalu menurun menurun dan menjadi menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obatobatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urine. Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama, maka pH akan berubah berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi memberi hasil negatif atau tidak memadai memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batu asam urat.
Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine : •
pH basa : setelah makan, vegetarian, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal, spesimen basi.
•
pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik atau metabolic memicu pengasaman pengasaman urine urine dan meningkatkan meningkatkan ekskresi ekskresi NH4+), NH4+), terapi pengasam pengasaman. an.
2. Peme Pemeri riks ksaa aan n gluk glukos osaa Pemeriksaan glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung mengandung bahan reduktor reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obatobatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl. Juga cara ini lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa, laktosa, fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan Dengan cara enzimatik mungkin didapatkan didapatkan hasil negatip palsu pada urin yang mengandung mengandung kadar vitamin C melebihi melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi 40 mg/dl. Pada Pada oran orang g norm normal al tidak tidak dida didapat patii gluko glukosa sa dalam dalam urin. urin. Gluk Glukos osur uria ia dapat dapat terjad terjadii karen karenaa peningkatan peningkatan kadar glukosa glukosa dalam darah yang melebihi melebihi kepasitas maksimum maksimum tubulus tubulus untuk mereabso mereabsorps rpsii glukos glukosaa seperti seperti pada pada diabetes diabetes mellitu mellitus, s, tirotok tirotoksiko sikosis, sis, sindrom sindromaa Cushing Cushing,, phaeochromo phaeochromocytoma, cytoma, peningkatan peningkatan tekanan intrakranial intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi. 3. Bera Beratt je jenis nis uri urin n Pemeriksaan berat jenis urin dapat dilakukan dengan cara piknometer, carik celup, dan urinometer. Yang lebih umum di gunakan adalah dengan carik celup, namun pemeriksaan berat jenis urin dengan dengan piknometer piknometer lebih teliti. Tingginy Tingginyaa berat jenis itu memberi memberi kesan tentang pekatnya pekatnya urin, jadi bertalian bertalian dengan dengan faal pemekat pemekat ginjal.
BJ urin 24 jam pada orang normal sekitar 1,016 – 1,022. Sedangkan BJ urin sewaktu pada pada orang normal 1,003 – 1,030. Bila BJ urin sewaktu 1,025 atau lebih sedangkan reduksi urin dan protein negatif, hal ini menunjukan menunjukan faal pemekatan pemekatan ginjal baik. Dan bila BJ urin lebih dari 1,030 kemungkinan glukosuria. Urin Urin yang yang jumlahn jumlahnya ya sedikit sedikit dapat dapat diencerk diencerkan an dengan dengan aquade aquadest, st, sedang sedangkan kan urin urin yang yang sangat sangat sedikit sedikit Bjnya dapat ditentukan dengan alat refraktometer.
Gambar refraktometer
4. Peme Pemerik riksaa saan n pro protei tein n urin urin Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria. Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan signifikan muncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat dapat menyebabk menyebabkan an jumlah jumlah protein protein tinggi. tinggi. Prote Protein in terdi terdiri ri atas atas fraksi fraksi album albumin in dan dan glob globul ulin. in. Penin Peningk gkata atan n eksk ekskres resii album albumin in merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul molekul rendah merupakan merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa beberapa tipe penyakit penyakit tubulointerstitiel. Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhad terhadap ap album albumin in tetap tetapii kuran kurang g sensit sensitif if terha terhada dap p glob globul ulin, in, protei protein n Bence Bence-Jo -Jones nes,, dan dan mukoprotein. Protein Bence Jones merupakan protein globulin monoclonal yang dapat ditemui di dalam darah dan urin yang berukuran kecil dengan berat molekul antara 22 hingga 24 kDa (kilo Dalton). Pada keadaan normal, protein Bence Jones tidak ditemukan pada urin manusia. Jika protein Bence Jones ditemukan pada urin seseorang, maka hal itu merupakan merupakan indikasi bahwa orang tersebut menderita Multiple Myeloma yang dikenal juga dengan nama Plasma Cell
Myeloma Myeloma atau Kahler’ Kahler’ss disease. disease. Multipl Multiplee myelom myelomaa merupa merupakan kan bentuk bentuk kanker kanker dari dari sel-sel sel-sel plasma dimana sel-sel yang abnormal abnormal akan terakumulasi terakumulasi di tulang sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan terjadinya lesi atau luka pada tulang. Adanya protein Bence Jones yang ditemukan pada urin digunakan sebagai penegakan diagnosis awal atas seseora seseorang ng yang yang mender menderita ita kegagal kegagalan an ginjal ginjal sebagai sebagai manif manifest estasi asi dari dari peny penyak akit it Multi Multiple ple Myelo Myeloma ma atau atau Kahler’ Kahler’ss disease. disease. Ukuran Ukurannya nya yang yang kecil kecil membua membuatt protein
Bence
Jones
dapat
lolos
dari
proses
penyaringan penyaringan (filtrasi) yang terjadi di ginjal. Keadaan ditemukanny ditemukannyaa protein di dalam urin disebut proteinuria. Kadar protein yang tinggi di dalam urin atau adanya gejala-gejala yang mengar mengarah ah pada pada keadaa keadaan n multipl multiplee myelom myelomaa merupa merupakan kan dasar dasar dilakuk dilakukann annya ya pengujia pengujian n (tes kuantitatif) protein Bence Jones. Urine Urine immuno immunofixa fixation tion adalah adalah metode metode penguj pengujian ian terbaik terbaik untuk untuk mendete mendeteksi ksi protein protein Bence Jones. Prinsipnya adalah mendeteksi melalui proses pengendapan yang terjadi sebagai akibat dari terjadinya reaksi spesifik antara Antigen (dalam hal ini adalah protein Bence Jones) dengan Antibodi. Pengendapan dapat dilihat langsung dengan mata telanjang atau mikroskop.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
1. Urin
6. Carik arik cel celup
2. Asam Asam sulfo sulfo salisi salisilat lat 20 %
7. pH ind indikat ikato or
3. Laru Laruta tan n Bene Benedi dict ct
8. Pipe ipet tete tetess
4. Tabu abung rea reaks ksii
9. Pikn iknometer ter
5. Glas ukur
Prosedur Kerja
1. Peme Pemerik riksaa saan n warn warnaa urin urin Isilah tabung reaksi dengan urin dan perhatikan warna urin pada sikap miring. 2. Peme Pemerik riksaa saan n kejer kejerni niha han n urin urin Isilah tabung reaksi dengan urin dan perhatikan kejernihan urin pada sikap miring kearah cahaya. Kejernihan dinyatakan dengan : jernih, agak keruh, keruh dan sangat keruh. 3. Peme Pemeri riks ksaa aan n bau bau urin urin Siapkan urin dalam wadah, kemudian cium bau urin. 4. Peme Pemeri riks ksaa aan n pH pH uri urin n Siapkan urin dalam wadah kemudian kemudian celupkan pH indikator dan amati berapa pH urin urin tersebut. tersebut. 5. Peme Pemerik riksaa saan n berat berat jenis jenis urin urin a. Piknometer •
Timbang pikno kosong dan catat beratnya.
•
Kemudian timbang pikno yang berisi air dan catat beratnya.
•
Timbang pikno yang berisi urin dan catat berapa beratnya. Setelah di peroleh beratnya masing-masing masing-masing,, hitung berapa BJ urin.
b. Urinometer Urinometer •
Tuang urin kedalam glas ukur 100 ml
•
Masukan urinometer ke dalam gelas ukur tersebut
•
Baca sekala pada urinometer
6. Uji pr protein •
Isilah 2 tabung reaksi dengan urin masing-masing sebanyak 2 ml
•
Ambil satu tabung yang berisi urin kemudian tambahkan asam sulfosalicyl 20 % sebanyak 8 tetes
•
Bandingkan urin yang telah di tambahkan asam sulfosalicyl 20 % dengan urin yang tidak di tambahkan asam sulfosalicyl 20 %
7. Uji glukosa •
Siapkan larutan benedict sebanyak 2 ml ke dalam 2 buah tabung reaksi
•
Ambil satu tabung yang berisi benedict kemudian tambahkan 4 tetes urin
•
Bandingkan benedict yang di tambahkan urin dengan benedict yang tidak di tambahkan urin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanggal pr praktek
: 6 Maret 20 2012
Sampel urin
: 100 ml urin sewaktu
A. Hasil Praktikum Makroskopis Makroskopis Urin No
Nama Mahasiswa
Uji Warna
Kejernihan
Bau Urin
Kuning
Jernih
Tidak berbau
1
Fida Amalia
2
M. Adrian
Kuning tua
Jernih
Tidak berbau
3
Ari Permana
Kuning tua
Jernih
Tidak berbau
4
Juni Trianto
Kuning muda
Jernih
Tidak berbau
5
Fadila
Kuning tua
Jernih
Tidak berbau
B. Hasil Praktikum Kimia Urin BJ Urin No
1 2 3 4 5
Mahasiswa
BJ =
Uji Protein (As Sulfo salisilat 20%)
Urinomet er
Piknomet er
Uji Benedic t
1,004
1,0131
-
-
-
6
-
1,044
1,0288
-
-
15
6
-
1,020
1,0163
-
-
-
6
-
1,008
1,0121
-
-
-
6
-
1,004
1,0045
-
-
-
6
-
Fida Amalia
M. Adrian Ari Permana Juni Trianto Fadila
Perhitungan BJ
Tes Tes Carik Carik Celup
:
(pikno + urin) – (pikno kosong)
Glukos a
Protein
pH
BJ urin kelompok 1 =
47,712 – 22,761
= 1,0045 g/ml
47,600 - 22,761 49,301 – 22,700 BJ urin kelompok 2 = = 1,0288 g/ml 48,556 - 22,700
BJ urin kelompok 3 =
48,001 – 22,709
= 1,0163 g/ml
47, 595 - 22,709
BJ urin kelompok 4 =
47,884 – 22,688 = 1,0121 g/ml 47,584 - 22,688
BJ urin kelompok 5 =
48,017 – 23,014 = 1,0131 g/ml 47,639 - 23,014
Pembahasan :
1. Peme Pemerik riksaa saan n Makro Makrosko skopis pis Urin Urin Pemeriksaan makroskopis urin yaitu meliputi pemeriksaan warna, bau, dan kejernihan. Pada Pada uji kejernih kejernihan an urin, urin, kelima kelima sempel sempel dinyata dinyatakan kan jernih. Urin yang yang baru di kemihk kemihkan an berwarna jernih jika terjadi kekeruhan kekeruhan kemungkina kemungkinan n disebabkan disebabkan oleh adanya bakteri-bakteri, bakteri-bakteri, fosfat-fosfat fosfat-fosfat karena makanan banyak karbonat, cylus, atau unsur-unsu unsur-unsurr sedimen dalam jumlah besar seperti seperti eritrosit, leukosit, leukosit, sel-sel epitel. epitel. Pada pemeriksaan bau urin, kelima sampel tidak ada bau yang abnormal. Jika terjadi bau yang berlainan seperti bau amoniak amoniak penyebabny penyebabnyaa yaitu karena infeksi kandung kandung kemih sehingga terjadi perombakan ureum oleh bakteri dalam kandung kemih. Dan pada tingkat keganasan bau urin menjadi bau busuk. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan warna warna urin urin terjadi terjadi bebera beberapa pa perbed perbedaan aan warna. warna. Tiga sampel sampel urin berwarna kuning tua, satu sampel berwarna kuning dan satu sampel berwarna kuning muda. Urin Urin yang yang berwarn berwarnaa kuning kuning disebab disebabkan kan oleh urobili urobilin, n, bilirub bilirubin, in, dan obat-ob obat-obatan atan seperti seperti santonin, ribovlavin. Urin yang berwarna kuning muda disebabkan oleh besarnya diuresis.
Karena pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis, semakin besar diuresis maka semakin muda warna urin tersebut.
2. Peme Pemerik riksaa saan n Kim Kimia ia Urin Urin Pemeriksaan kimia urin yaitu meliputi pemeriksaan Berat jenis urin, uji protein, uji glukosa, dan pemeriksaan pH urin. Pada pemeriksaan pH urin, kelima sampel urin pH-nya adalah 6. pH urin normal dapat berkisar 4,6 – 8,5. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obatobatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urine. Pada uji glukosa, kelima sampel hasilnya negatif. Pada orang normal tidak didapati glukos glukosaa dalam dalam urin. urin. Jika Jika terdapa terdapatt glukos glukosaa dalam dalam urin urin kemung kemungkin kinan an orang orang itu mengal mengalami ami glukosuria. Pada pemeriksaan BJ urin, kelima sampel urin tersebut BJ-nya bervariasi. BJ dari kelima sampel urin tersebut normal. BJ urin sewaktu pada orang normal 1,003 – 1,030. jika BJ urin tinggi tinggi itu artinya artinya diuresis diuresis menuru menurun, n, begitu juga sebalikny sebaliknya. a. Pada Pada uji protein, protein, kelima sampel urin tersebut menunjukan negatif ketika uji benedict. Tetapi pada carik celup ada satu sampel urin yang mengandung protein.
BAB V KESIMPULAN
1. Bj norm normal al pada pada urin urin sek sekita itarr 1,025 1,025 2. pH urin urin sek sekita itarr 4,6 4,6 – 8,5 8,5 3. Urin yang yang baik pada orang orang normal normal tidak tidak mengand mengandung ung glukosa glukosa dan protein protein 4. Pada pemeriksaa pemeriksaan n urinalisis, urinalisis, kelima kelima sampel urin tersebut tersebut normal normal tidak menunjukan menunjukan adanya kelainan atau adanya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine http://informasitips.com/protein-bence-jones
http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/urinalisis http://id.wikipedia.org/wiki/Urin