URINALISIS LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang dibina oleh Ibu Dra. Hj. Susilowati, M.Si dan Bapak Dr. H. Abdul ho!ur, ho!ur, M."es.
#leh$ "elompok %
&. %. *. +. . /.
#!! B
upita 'ak 'aksm smii (i (inasthika Humila Ainun -adiroh -adhia "irana Dias -isaul 'au0iah -o2iana 3ri 'estari 4i0ky Al!ari0y
&%)*+&+%&) &%)*+&+%& &%)*+&+%&/ &%)*+&+%&/1 &))*+%+)+/+/ &%)*+&+%&5+
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Oktober 2014 A. UDUL 6rinalisis
B. TUUAN 6ntuk mengetahui kandungan 0at dalam urin !. DASAR TEORI 6rine merupakan hasil metabolisme yang dikeluarkan melalui
ginjal.
Setelah
mengalami
!iltrasi,reabsorpsi,
terbentuklah & ml urin7menit. 6rin tidak
di!usi
hanya
dan berguna
ekskresi untuk
mengetahui kelainan pada ginjal, juga digunakan untuk mengetahui !ungsi organ tubuh lain. 6rin dibentuk oleh penggabungan * proses yaitu !ikrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali selekti! 0at80at seperti garam, air, gula sederhana dan asam amino oleh tubulus yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal atau untuk membantu proses8proses metabolik dan sekresi 0at80at oleh tubulus dari darah ke dalam lumen tubulus untuk dieksresikan ke dalam urin. (roses ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, anion organik, dan ion hidrogen. 3ugasnya untuk memperbaiki komponen bu!!er darah dan untuk mengeluarkan 0at80at yang mungkin merugikan 9(robosunu, &+:. ;airan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. oan, %))1:.
D. ALAT DAN BAHAN Alat$ &. Sentri!ugasi %. 3abung sentri!ugasi *. 3abung reaksi +. (ipet panjang . (enjepit tabung reaksi /. 6rinometer 1. 3abung urinalis 5. "a=a benda . "a=a penutup
&). Mikroskop &&. 'amppu spirtus Bahan$ &. %. *. +. . /. 1. 5. .
6rin segar 'arutan benedi=t 'arutan -a#H ? Indikator uni2ersal 4eagen Milon "ristal sodium nitroprusside Asam asetat 3isu "orek api
E. LANGKAH KERA • A"#$%&%& F%&%k
Memasukkan urin ke dalam tabung urinalis, kemudian mengamati warna urin tersebut
Setelah itu memasukkan urinometer ke dalam botol urinalis tersebut, putarlah kemudian membiarkan urinometer mengapung bebas
Bila urinometer tidak bergerak lagi, men=atat skala yang ditunjukkan
Memasukkan termometer batang pada botol urinalis tersebut, men=atat suhu yang ditunjukkan
Memasukkan kertas indikator pada botol urinalis tersebut, mengamati perubahan warna pada kertas indi=ator kemudian men=o=okkan pada indi=ator uni2ersal dan men=atat pHnya •
A"#$%&%& K%'%#
#. G$(ko
Memasukkan 5 tetes urin ke dalam tabung reaksi kemudian menambahkan dengan ml larutan Benedi=t
Memasukkan tabung reaksi tersebut di dalam air mendidih selama menit, kemudian mengamati perubahan warnanya b. Prote%"
Memasukkan urin ke dalam tabung sentri!ugasi, dan mensentri!use selama & menit
menuangkan * ml supernatant pada tabung reaksi, dan meneteskan tetes reagen milon ke dalamnya kemudian memasukkan ke dalam air mendidih
"emudian mengamati perubahan warnanya dan men=atat hasilnya
). Be"*# Keto" Melarutkan "ristal sodium nitroprusside dalam ml urin ke dalam
tabung reaksi
Menambahkan tetes asam asetat pada =ampuran di atas Meneteskan satu tetes -a#H pada tepi dinding dalam tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi dan men=atatnya *. P%+'e" E',e*( Masukkan urin ke dalam tabung reaksi
"o=oklah urin tersebut se=ara perlahan sampai mengeluarkan buih 9apabila terdapat buih berarti urin mengandung pigmen empedu:
Amati kemudian =atat hasilnya e. A"#$%&%& M%kro&ko,%k Mengambil beberapa endapan urin dari tabung yang sudah
disentri!uge, kemudian diteteskan pada ka=a benda
"emudian diamati di bawah mikroskop, dan gambar elemen dalam urin
F. DATA PENGAMATAN 1. A"#$%&%& F%&%k
Si!at yang diamati arna Berat >enis pH Suhu
(erubahan yang terjadi "uning berbuih &,)&/+5 / * );
2. A"#$%&%& K%'%#
@at yang diuji lukosa (rotein
'arutan (enguji 'arutan Benedi=t 4eagen Milon
(erubahan yang terjadi -egati! 98: -egati! 98: 3idak terbentuk warna lembayung -egati! 98: 3idak ada =in=in ungu
Benda "eton
(igmen
kemerahan 3idak terbentuk buih berwarna kuning
-. A"#$%&%& M%kro&ko,%&
ang teramati pada mikroskop
Ada 7 3idak 3idak ada 3idak ada 3idak ada 3idak ada 3idak ada 3idak ada
ambar (engamatan$ hh
Analisis kimia uji glukosa
Analisis kimia uji reagen milon
Analisis kimia uji pigmen empedu
G. ANALISIS DATA (er=obaan kali ini yaitu tentang urinalis dengan menggunakan urin dan
dilakukan analisis se=ara !isik, kimia, dan analisis mikroskopis. (ada analisis !isik, si!at yang diamati berupa warna, berat jenis, pH, dan suhu. Analisis kimia yaitu untuk mengetahui adanya glukosa dan protein pada sampel urin yang diamati, sedangkan analisis mikroskopis untuk mengetahui keberadaan eritrosit, leukosit, sel epitel bakteri, serabut tanaman, kristal dan molekul lainnya.
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa uji urin se=ara analisis !isik menunjukkan warna urin yaitu kuning berbuih dengan suhu urin sebesar *C; dan pH sebesar / serta berat jenis urin sebesar &,)&/+5. Berat jenis urin ini dapat diketahui dengan =ara terlebih dahulu men=ari 3 yang merupakan selisih suhu urin menggunakan termometer C; dan suhu /)CF yang diubah ke bentuk C;. Hasil dari 3 tersebut kemudian dibagi * dan dikali ),))&, hasilnya diberi tanda E. Hasil dari perhitungan E ini kemudian dijumlahkan dengan angka &,)&) yang merupakan angka tetap dan hasil penjumlahan E&,)&) ini merupakan berat jenis dari urin tersebut. Data hasil pengamatan analisis kimia untuk mengetahui keberadaan glukosa dalam urin menggunakan larutan benedi=t menunjukkan tanda negati! 98: karena berwarna biru. Sedangkan analisis kimia untuk mengetahui keberdaan protein menggunakan reagen milon menunjukkan hasil negati2e 98: karena tidak terbentuk warna lembayung. (ada uji protein ini, terlebih dahulu urin disentri!ugasi selama & menit dan diambil supernatannya untuk dilakukan pengujian. 6ji kimiawi selanjutnya dengan benda keton juga menunjukkan hasil negati! 98: karena tidak ditemukan adanya =in=in ungu kemerahan, begitu juga dengan uji pigmen empedu melalui urin yang diko=ok menunjukkan hasil negati! 98: karena tidak ditemukan adanya bentuk buih berwarna kuning. 6ji mikroskopis pada urin yaitu dengan menggunakan endapan yang terdapat pada urin setelah dilakukan sentri!ugasi.
kuning gading. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa warna urin dari praktikan adalah kuning berbuih. arna urin yang kuning dan
berbuih. Berdasarkan hal ini maka urin tersebut tidak dapat dikatakan normal. Menurut Soewolo 9%))):, warna urin normal adalah kuning pu=at atau
ambar.
(igmen
utamanya
urokrom,
sedikit
urobulin,
dan
hematopo!irin. (ada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau ke=oklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin enjadi hijau, =oklat, atau kuning tua. Darah hemoglobin: memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. 6rin sangat asam mengendapkan garam8 garam asam urat dengan warna dadu. Disebutkan pula oleh Smith 9%))1: bahwa urin berbusa7berbuih bisa jadi tanda yang sangat awal adanya proteinuria 9kadang8kadang disebut albiminaria:, terbentuknya garam8garam empedu atau protein albumin dalam urine. (roteinuria adalah tanda adanya kerusakan ginjal dan jantung terutama pada orang yang mengidap diabetes atau hipertensi. 6rine berbusa juga sering menjadi tanda awal adanya sindrom nefrotik , sebuah gangguan yang serius di mana sistem penyaring ginjal bisa rusak karena in!eksi 2irus, diabetes, dan lupus. Hal ini menyebabkan kelebihan protein men=ari jalan menuju urin. Buih8buih dalam urin juga menjadi tanda adanya fistula, sebuah koneksi abnormal antara kandung kemih dan 2agina atau re=tum. b. Suhu dan Berat jenis Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan suhu urin adalah *G;. Dari nilai suhu ini kemudian dapat dihitung berapa nilai berat jenis urin. Dari penghitungan dalam analisis data didapatkan berat jenis urin praktikan adalah &,)&/+5. Angka tersebut menunjukkan kondisi yang normal. Hal ini dijelaskan oleh Soewolo 9%))): bahwa berat jenis urin berkisar antara &,))* &,)*). Berat >enis 9B>: atau spe=i!i= gra2ity 9S: dipengaruhi oleh tingkat keen=eran air seni. Seberapa banyak minum atau berkemih akan mempengaruhi berat jenis urine semakin banyak berkemih, akan semakin rendah berat jenis, demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan meningkatkan berat jenis urine. >ika ada protein dalam urine, maka setiap &? proteinuria berat jenis bertambah ),))*. >ika ada
glukosa dalam urine, maka setiap &? glukosuria berat jenis bertambah ),))+ 9Ari, %)&&:. Berat jenis urin berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urine makin tinggi berat jenisnya. >adi, berat jenis bertalian dengan !aal pemekat ginjal. 6rine sewaktu yang mempunyai berat jenis &,)%) atau lebih, menunjukkan bahwa !aal pemekat ginjal baik. "eadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urine kurang dari &,)) dapat disebabkan oleh intake =airan yang berlebihan hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun 9irawan, 3anpa 3ahun:. =. pH Berdasarkan hasil uji dengan indikator uni2ersal, diketahui pH urin praktikan adalah /. 6kuran ini menunjukkan bahwa kondisi urin tergolong normal dengan kondisi tubuh praktikan yang sedang sehat. Sesuai dengan pernyataan Soewolo 9%))): bahwa reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari / 9berkisar +,185:. Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab !os!at dan sul!at berlebihan dari hasil katabolisme protein. "easaman meningkat pada asidosis dan pada demam. 6rin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan kehilangan ;#% di udara. 6rin menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah. Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjal dan saluran pengumpul dari pH 1,+ menjadi sekitar / di !inal urin. injal mempertahankan keasaman 9pH: plasma darah pada kisaran 1,+ melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersi!at asam pada pH / atau alkalis pada pH 5 9'epidhopthera, %)&&:
I. ANALISIS KIMIA a. lukosa lukosa mempunyai si!at mereduksi. Ion =upri direduksi menjadi
=upro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positi!. -a sitrat dan -a karbonat 9basa yang tidak begitu kuat: berguna untuk men=egah pengendapan ;u . Sukrosa memberikan reaksi negati! karena tidak mempunyai gugusan akti! 9aldehid7keton bebas: 9(utri, %)&&:. 4eaksi benedi=t sensiti! karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis dan lebih mudah mengenalnya. 6ji benedi=t lebih peka karena benedi=t dapat dipakai untuk mena!sir kadar glukosa se=ara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan 9(utri, %)&&:. Ditegaskan pula bahwa uji benedi=t spesi!ik pada karbohidrat, terutama gula pereduksi, sakarida yang memiliki kemampuan mereduksi, yaitu sakarida dengan gugus aldosa dan ketosa bebas. Hal ini disebabkan karena kandungan atom ; dan gugus hidroksil 9#H: bebas yang akti!. 4eaksinya adalah sebagai berikut$ 9D8glukosa: % ;u# J 9asam glukonat: ;u %# Adanya endapan ;u%# menyebabkan terjadinya warna merah, sehingga jika hasil uji glukosa dalam urine positip, urine subyek mengandung gugus 9#H: bebas yang reakti!. Menurut (oedjiadi 9&+$+):, pereaksi benedi=t berupa larutan yang mengandung kuprisul!at, natrium karbonat dan natrium sitrat. lukosa dapat mereduksi ion ;u % dari kuprisul!at menjadi ion ;u yang kemudian mengendap sebagai ;u%#. Adapun natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedi=t bersi!at basa lemah.
;##H K
H L ; L #H
H
L
K
; L #H K
H L ; L #H
%;u#
H
L
; L #H
;u%# ;upro
K
tembaga
H L ; L #H
#ksida
K H
L
K
oksida
; L #H K
H L ; L #H
H
L
; L #H
K
K
;H%#H
;H%#
D8lukosa
Asam lutamat
-amun, berdasarkan data hasil praktikum yang kami lakukan, setelah meletakkan larutan 5 tetes urine dan ml larutan benedi=t diletakkan dalam air mendidih selama menit, dapat diketahui bahwa uji glukosa menunjukkan hasil yang negati! dengan menujukkan warna biru 9sama seperti warna awal:. Berdasarkan hasil tersebut, artinya urine subjek bebas dari salah satu unsur abnormal dari urine yaitu glukosa 9Soewolo, %)):. >adi, berdasarkan data yang diperoleh mengenai warna yang dihasilkan yaitu warna biru berarti negati! 98: urine subjek yang kami amati urinenya tidak mengandung gula.
b. (rotein &. 4eagen Milon 6ntuk mengetahui adanya unsur protein dalam urine, dalam per=obaan ini praktikan menggunakan reagen millon. 4eaksi positi! dari reagen millon ditandai dengan perubahan warna menjadi merah7lembayung. 4eaksi positi! ditandai dengan terbentuknya ikatan antara Hg dari pereaksi millon dengan gugus hidroksi!enil yang terdapat dalam urine. 4eaksi pembentukan reagen millon yaitu$ Hg;l% %H-#* J Hg9-#*:% ;l% 9merkuri klorida: 9asam nitrat: 9merkuri nitrat: Menurut (oedjiadi 9&+$&%%:, pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. (ersamaan reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut$ Hg;l% %H-#* J Hg9-#*:% ;l% 9merkuri klorida: 9asam nitrat: 9merkuri nitrat:
% H# L ;H % L ;H L ;##HN Hg 9-# *:%J % H# ;H % ;H ;##HN Hg H%# -H* 3irosin
-H* merkuri nitrat
merkuri nitro!enilamat
4eaksi Antara Ikatan Hg dan (rotein -amun, berdasarkan data per=obaan uji protein yang kami lakukan, setelah * ml supernatan urine ditambah tetes reagen Millon, maka larutan yang tadinya berwarna putih keruh, tetap berwarna putih keruh, dan tidak terjadi perubahan signi!ikan menjadi lembayung ataupun merah. Hal ini berarti bahwa urine subjek yang kami amati 9laki8laki: adalah normal tidak mengandung protein di dalamnya. Apabila urin mengandung protein, maka akan terbentuk warna lembayung 9Basoeki, dkk. %))):. "eberadaan protein dalam urine dapat
menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada ginjal. 'aporan sejumlah peneliti dalam >ournal o! the Ameri=an So=iety o! -ephrology menyebutkan, pasien yang memiliki kadar urine tinggi, atau albuminuria, memiliki risiko lima kali lipat menderita luka ginjal akut 9A=andra, %)&):. %. Benda keton 9aseton: Dari hasil uji benda keton yang kami lakukan, tidak menunjukkan adanya =in=in ungu kemerahan pada sampel urin. Hal ini berarti bahwa sampel urin tidak mengandung benda keton 9aseton:. @at80at keton atau benda8benda keton dalam urin ialah a=eton, asam a=eto8a=etat dan asam beta8hidroOibutirat. "arena a=eton, yaitu 0at yang terpenting di antara benda8benda keton bersi!at mudah menguap, maka urin yang kami periksa adalah urin segar. "arena apabila urin dibiarkan asam a=eto8a=etat akan berubah menjadi a=eton, begitu pula asam beta 8hidroOibutirat yang lebih dulu menjadi asam a=eto8a=etat, sehingga 0at80at itu juga menghilang dari urin. Dimana hal tersebut menyebabkan hasil 98: palsu. Adanya badan keton di dalam urin ini disebut Ketonuria. 3erjadi karena ketogenesis
lebih
besar
dari ketolisis, sehingga menyebabkan
hiperketonemia, selanjutnya benda keton dalam darah sampai ginjal dan keluar bersama
urin
9ketonuria:.
(roses
pembentukan benda
keton se=ara
normal terjadi di dalam hepar 9ketogenesis:. "eton itu sebenarnya adalah hasil peme=ahan protein, di saat tubuh sudah kehilangan glukosa, di s aat lemak sudah tidak ada 9gangguan metabolisme karbohirat, misalnya Diabetes Mellitus, kurangnya asupan karbohidrat7 kelaparan , diet tidak seimbang, tinggi lemak rendah karbohidrat, gangguan absorbsi karbohidrat, gangguan mobilisasi glukoma, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar:. Maka protein akan dibongkar oleh tubuh menjadi asam amino dan benda8benda keton, keton tinggi biasanya kita temukan pada pasien Diabetes melitus, karena pada DM 9diabetes melitus: itu gula7glukosa tidak dapat masuk sel, sehingga s el akan kelaparan 9tidak dapat menghasilkan energi:, sehingga yang jadi korban adalah protein yang dibongkar 9untuk menghasilkan energi: jadilah keton, bahaya keton tinggi adalah dapat menyebabkan ketoasidosis metabolik 9salah satu komplikasi DM yang berbahaya: yaitu pembongkaran protein besar8besaran
yang menyebabkan kadar keton sangat tinggi. (asien akan sho=k berat, (H darah akan menjadi sangat asam 9asidosis:. *. (igmen empedu (igmen empedu terdiri dari bili2erdin 9hijau: dan bilirubin 9kuning:. (igmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. (igmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan !eses 9Sloane, &:. Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk 9terkonjugasi:, karena tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah di!iltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah meningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa 9hepatitisin!eksiosa, toksik hepar:, ikterus obstrukti!, kanker hati 9sekunder:, ;HF disertai ikterik 94iswanto, %)&):. Bilirubin adalah produk limbah dari sel darah merah yang dibuang dari peredaran oleh hati. @at ini menjadi bagian dari =airan empedu yang disekresikan ke usus untuk membantu pen=ernaan makanan. Bilirubin tidak hadir dalam urin normal. (ada penyakit tertentu, seperti obstruksi bilier atau hepatitis, bilirubin bo=or kembali ke aliran darah dan diekskresikan ke urin. "ehadiran bilirubin dalam urin merupakan indikator awal penyakit hati 9li2er:. Dalam praktikum pengujian adanya pigmen empedu ini dihasilkan bahwa pada pengamatan tidak terbentuk buih berwarna kuning. Hal ini menunjukkan kenormalan karena tidak mengandung pigmen empedu. Menurut anong 9%))5: menyatakan bahwa pada urin yang tidak normal 9mengandung pigmen empedu: ditandai dengan adanya buih yang berwarna kuning bukan berwarna bening atau putih. >adi berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum uji pigmen empedu pada urin ini dapat disimpulkan bahwa urin subyek yang diamati
adalah normal karena tidak terbentuk buih berwarna
kuning yang berarti dalam urin tersebut tidak ada pigmen empedu.
. ANALISIS MIKROSKOPIS Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada tidak terdapat endapan
urine dan saat diamati tidak terdapat eritrosit, leukosit, sel epitel bakteri,
maupun yang lain. Menurut 4iswanto 9%)&):, pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Banyak ma=am unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan in!eksi 9bakteri dan 2irus: maupun yang bukan karena in!eksi misalnya perdarahan, dis!ungsi endotel dan gagal ginjal. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Biasanya, unsur organik yang dapat berada pada urin berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan seperti urat amor! dan kristal. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat dikatakan bahwa urine subjek yang kami amati masih dalam kondisi normal. K. KESIMPULAN
(ada analisis !isik urin praktikan menunjukkan warna kuning berbuih yang mendandakan naiknya pigmen melanin. Suhu urin *G; dengan berat jenis &,)&/+5 dan pH / yang menunjukkan bahwa kondisi urin normal. (ada analisis kimia urin praktikan tidak terdapatnya glukosa maupun protein. (ada analisis mikroskopis tidak terdapat endapan urine dan saat diamati tidak terdapat eritrosit, leukosit, sel epitel bakteri, maupun yang lain.
&. DAF3A4 (6S3A"A A=andra.
%)&).
Intip
Kesehatan
Warna
Urine.
9#nline:,
9http$77kesehatan.kompas.=om7read7%)&)7)+7&*7&*%&+*)7Intip."esehatan.d ari.arna.6rine, diakses % #ktober %)&+:. Ari.
%)&&.
Cara
Menganalisa
Hasil
Laboratorium
Urine.
9#nline:
9http$77analiskesehatan8pontianak.blogspot.=om7%)&&7)%7=ara8menganalisa8 hasil8laboratorium.html: diakses tanggal %/ #ktober %)&+ Basoeki, Soedjono, dkk. %))). Petunjuk Praktikum natomi dan !isiologi Manusia. Malang$ FMI(A 6M. anong, . F. %))5. !isiologi Kedokteran edisi "#. Alih bahasa oleh dr. (etrus Andrianto. >akarta$ <;. 'epidhopthera. %)&&. Laporan Praktikum Pemeriksaan Warna, Kejernihan dan pH Urine.
9#nlineN
9http$77lepidhopthera.wordpress.=om7Omlrp=.php.:
diaskes tanggal %/ #ktober %)&+ (oedjiadi, Anna. &+. $asar%dasar &iokimia. 6ni2ersitas Indonesia (ress. >akarta. (robosunu, -. &+ . !isiologi Umum. ogjakarta $ ajah Mada 6ni2ersity (ress. (utri.
%)&&.
Pemeriksaan
Laboratorium
Urine.
9#nline:,
9http$77mahasiswakedokteranonline.wordpress.=om7%)&&7)/7&)7uji8glukosa8 urine7, diskses % #ktober %)&+: 4iswanto. %)&). (rotein 6rine. 9#nline:, 9http$77labkesehatan.blogspot.=om7, diakses % #ktober %)&+. 4iswanto. %)&). Protein Urine. 9#nline:, 9http$77labkesehatan.blogspot.=om7, diakses % #ktober %)&+:. Sloane,
>akarta$
Buku
"edokteran <;8I"A(I. Smith, >oan 'iebmann P >a=Queline -ardi akarta$ Departemen (endidikan -asional.
Soewolo. %)). natomi dan !isiologi Manusia. Malang$ FMI(A 6M. irawan. 3anpa 3ahun. Penialaian Hasil Pemeriksaan Urine. 9#nline:, 9http$77www.kalbe.=o.id7!iles7=dk7!iles7&%R(enilaianHasil(emeriksaan6rin e.pd!7&%R(enilaianHasil(emeriksaan6rine.html: #ktober %)&+
diakses
tanggal
%/