UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS VALUE CHAIN PADA INDUSTRI LOGISTIK: STUDI KASUS PERUSAHAAN DHL
MAKALAH AKHIR Mata Kuliah Perancangan Sistem Industri
LUSYANE EKO TANTRI – 0806458965 PATRICIA HANNA – 0806459002 RIARA NOVITA – 0806337945 RUTH PALUPI – 0806337983 WENTY EKA SEPTYA – 0806338134
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK DESEMBER 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1. Definisi Sistem Industri .......................................................................... 1 1.2. Perancangan Sistem Industri .................................................................. 2 1.3. Model Sistem Industri – Tingkat Perusahaan ........................................ 4 1.3.1. Analisis Rantai Nilai.................................................................. 5 1.3.2. Customer Value Chain .............................................................. 8 1.3.3. Pengembangan Jasa Baru .......................................................... 8 1.3.4. Pengembangan Strategi ............................................................. 10 1.3.5. Manajemen Rantai Pasok .......................................................... 11 1.3.6. Supplier Value Chain ................................................................ 12 1.4. Model Sistem Industri – Tingkat Sektor Industri .................................. 13 2. GAMBARAN INDUSTRI LOGISTIK DI INDONESIA ........................ 16 2.1. Pengertian Logistik ................................................................................ 16 2.2. Kondisi Industri Logistik di Indonesia ................................................... 17 3. PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................... 22 3.1. Gambaran Umum ................................................................................... 22 3.2. Visi Misi ................................................................................................. 25 3.3. Milestone ................................................................................................ 25 4. ANALISIS RANTAI NILAI PERUSAHAAN DHL ................................ 29 4.1. Pengembangan Supplier ......................................................................... 31 4.2. Pengembangan Servis Baru Perusahaan DHL ....................................... 32 4.2.1 Inovasi Produk DHL ................................................................. 36 4.3. Pengembangan Strategi Perusahaan DHL.............................................. 38 4.3.1 Strategi Tingkat Perusahaan DHL............................................. 38 4.3.2 Strategi Tingkat Bisnis .............................................................. 41 4.3.3 Strategi Tingkat Operasional ..................................................... 42 4.4. Manajemen Rantai Pasok DHL ............................................................. 42 4.4.1. Gambaran Rantai Pasok DHL Secara Umum ........................... 43 4.4.2. Implementasi Rantai Pasok DHL .............................................. 44 4.4.3. Tahapan Manajemen Rantai Pasok ........................................... 45 4.4.3.1.Perencanaan dan Penjadwalan – Plan ........................... 45 4.4.3.2.Procurement dan Hubungan dengan Pemasok – Source47 4.4.3.3.Sistem Informasi DHL – Make ..................................... 48 4.4.3.4. Layanan Pengiriman DHL – Delivery .......................... 49 4.4.4. Rantai Pasok Internasional DHL ............................................... 49 4.4.5. Perluasan dan Peningkatan Jasa Rantai Pasok DHL ................. 51 4.5. Pengembangan Customer ..................................................................... 51
ii
5. ANALISIS SEKTOR INDUSTRI ............................................................... 52 5.1. Kompononen Tren Industri .................................................................... 52 5.1.1. Kompetitor-konpetitor DHL dalam Industri Logistik ............... 56 5.1.2. Supplier dalam Perusahaan Logistik ......................................... 57 5.2. Komponen Tren Teknologi .................................................................... 58 5.2.1. Warehouse Management System ............................................... 59 5.2.2. Radio Frequency Identification ................................................. 60 5.2.3. Otomasi ..................................................................................... 61 5.2.4. The Intelligence Box .................................................................. 62 5.3. Komponen Tren Pasar ............................................................................ 63 5.3.1. Individu ..................................................................................... 64 5.3.2. Perusahaan ................................................................................. 64 5.3.3. Pemerintah ................................................................................. 65 5.3.4. General Society Trends and Customer Buying Behavior...........66 5.4. Komponen Lingkungan, Politik, dan Ekonomi ...................................... 69 5.4.1. Lingkungan ................................................................................ 69 5.4.2. Politik ........................................................................................ 72 5.4.3. Ekonomi .................................................................................... 76 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 79 7. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 80
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Definisi Sistem Industri Sistem industri adalah suatu gambaran besar mengenai perusahaan-
perusahaan yang dapat menghasilkan dan terutama menangkap nilai. Sistem ini terdiri dari konteks, sumber daya, aktivitas, proses, pelaku, dan ketergantungan yang mendukung proses produksi dan distribusi produk serta jasa. Seiring dengan berjalannya waktu, sistem industri mengalami perubahan-perubahan yang menjadikan sistem industri selalu berbeda di tiap masanya. Seabad yang lalu, sistem industri sangatlah sederhana. Hampir di semua bisnis, bahan baku masuk pada suatu sisi pabrik dan finished goods atau produk akhir keluar di sisi lain pabrik. Sedangkan perusahaan-perusahaan sekarang ini beroperasi dengan cara yang cukup berbeda. Aliansi dan hubungan tiap perusahaan sangatlah fleksibel dan selalu berubah-ubah yang mengakibatkan rantai pasok dan pelanggan menjadi global. Selain itu, inovasi dan pengembangan produk pun menjadi suatu hal yang sangat mudah untuk dilakukan, yaitu cukup dengan mengubah aktivitas riset, desain, produksi, dan lifecycle. Oleh karena itu, pada dunia global yang kompleks seperti saat sekarang ini, perusahaan-perusahaan saling berlomba untuk menemukan cara baru dalam menangkap suatu nilai. Saat ini, nilai (dan pekerjaan) bisa lebih banyak didapatkan melalui proses produksi dibandingkan dengan hasil produksi, seperti proses inovasi dan pengembangan produk, aktivitas pengembangan dan penelitian (R&D), lifecyle produksi dan jasa, serta aliansi dan hubungan rantai pasok. Dalam sistem industri yang kompleks, peran manusia dan hubungan di dalam sistem industri merupakan dua hal yang sangat penting. Hubungan antara sistem pendidikan, ketersediaan kemampuan dalam ekonomi, dan kemampuan sistem industri untuk menghasilkan dan menangkap nilai mengandung arti bahwa keputusan strategis dalam sektor pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sistem industri. Secara garis besar, terdapat dua macam industri, yaitu established industri dan emerging industri. Pada established industri, kompetisi yang dilakukan
1
2
berdasarkan pemahaman dan penekanan pada efisiensi dan pengurangan biaya (cost reduction). Sedangkan pada emerging industri, kompetisi lebih ditekankan pada inovasi, pengembangan yang cepat, dan pembuatan jaringan pasok. Perusahaan besar yang beroperasi pada sistem industri global umumnya memiliki sistem strategi yang cukup kompleks dan canggih, meliputi aktivitas seperti: analisis SWOT, Technology roadmapping, dan proses yang terstruktur untuk investasi penelitian dan pengembangan (R&D).
1.2.
Perancangan Sistem Industri Perancangan sistem industri merupakan suatu masalah kompleks yang
terdiri dari beberapa domain atau disiplin ilmu. Jika melihat definisi dari sistem industri, maka perancangan sistem industri adalah kegiatan merancang elemen yang terdiri dari konteks, sumber daya, aktivitas, proses, pelaku, dan hubungan antar elemen yang mendukung proses produksi dan distribusi produk/jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa sistem industri terdiri dari beberapa domain yang berbeda. Sebelum mengembangkan model fisik, tiap domain mengembangkan model konseptual berdasarkan persepsinya (cara dan vocabulary) masing-masing untuk memformulasikan masalah dan mencari solusi. Selanjutnya, hal ini dapat memicu masalah komunikasi yang secara tidak langsung berhubungan dengan ekspektasi solusi yang cenderung tidak berhubungan dengan solusi sebenarnya karena tiap domain memiliki model dengan elemen dan hubungan antar elemen yang berbeda. Untuk memungkinkan terciptanya komunikasi antar domain serta kesesuaian antara maksud, ekspektasi dan realita sistem yang akan dirancang, sebuah kombinasi pendekatan soft system (sistem dalam bentuk konseptual/tidak nyata) dan hard system (sistem dalam bentuk fisik) digunakan untuk mendefinisikan model konseptual dari sistem industri (Conceptual model for Industrial System / CIS). Umumnya, CIS hanya digunakan untuk mengilustrasikan domain teknis saja. Walaupun begitu, CIS juga telah terbukti dapat mengilustrasikan domain organisasi dan informasi. Untuk memastikan validitas dan kebenaran dari model konseptual, maka sebagian besar domain harus diverifikasi dan divalidasi terlebih dahulu. Terdapat tiga macam sistem, yaitu 1) Sistem nyata dengan input dan output yang terukur, 2)
3
Model konseptual sistem dengan input yang diasumsikan dan output yang dibutuhkan, dan 3) Model fisik dengan input dan output yang dimodelkan. Model konseptual biasanya terdapat di dalam pikiran modeler dan dibuat berdasarkan persepsi elemen serta aturan yang terdapat pada model. Sedangkan model fisik adalah hasil penggunaan tools domain yang bervariasi, dari sketsa hingga operasional prototype. Validasi memeriksa konsistensi pengukuran pada sistem nyata dengan menggunakan model fisik. Adapun beberapa macam validasi yang umum digunakan, yaitu 1) Validasi konsep antara realita dan model konseptual adalah evaluasi model berdasarkan tujuan dari studi, 2) Validasi struktural yang berfokus pada evaluasi struktur model fisik berdasarkan persepsi struktur sistem, 3) Validasi perilaku yang mengevaluasi perilaku dari model fisik. Validasi menjawab pertanyaan: “apakah ini adalah model yang benar?” Sedangkan verifikasi memeriksa konsistensi dari model fisik dengan berdasar pada model konseptual dan untuk menjawab pertanyaan: “apakah model fisik bekerja dengan benar?” Dalam merancang suatu sistem industri, dibutuhkan tiga aspek yang harus ada di dalam model konseptual. Pertama adalah produk sebagai aliran elemen yang akan ditransformasikan. Kedua, dalam membuat atau mentransformasikan produk dibutuhkan sumber daya, berupa orang, peralatan, dan perlengkapan. Aspek ketiga adalah aliran pesanan karena tanpa pesanan pelanggan maka tidak ada produk yang mengalir dan tidak ada sumber daya yang dibutuhkan. Kombinasi dari ketiga aspek tersebut terdapat pada CIS, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Dalam perancangan sistem industri, rancangan atau desain diartikan sebagai sebuah kombinasi desain produk (sistem industri) dan desain proses (cara bagaimana sistem industri beroperasi). Desain produk berfokus pada penentuan tujuan sistem. Pertanyaan utama pada proses ini adalah “apa yang dibutuhkan?,” “fungsi apa yang harus terdapat di dalam sistem?” Proses ini merupakan proses keputusan strategis yang biasa disebut dengan function design (desain fungsi). Sedangkan cara mengenai bagaimana sistem beroperasi dengan berfokus pada definisi struktur (organisasi dan komunikasi), proses dan sumber daya disebut dengan process design (desain proses). Desain proses berkaitan
4
dengan pengoptimalan utilisasi sumber daya teknologi dan informasi. Oleh karena itu, desain proses lebih mengacu kepada taktik dalam pengambilan keputusan.
Gambar 1.1 Model Konseptual Dasar untuk Sistem Industri (Model CIS) Sumber: (Veeke dkk, 2006)
1.3.
Model Sistem Industri – Tingkat Perusahaan
Gambar 1.2 Model Sistem Industri pada Tingkat Perusahaan Sumber: (The Royal Academy of Engineering, 2012)
5
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pendekatan sistem industri merupakan serangkaian aktivitas yang diciptakan untuk memberikan nilai kepada pelaku industri. Dalam konteks yang lebih luas, nilai dapat diartikan dalam berbagai bentuk seperti: memproses dan mengekstrak bahan mentah (raw material) dari hasil kekayaan bumi ke dalam produk jadi yang memberikan nilai tambah bagi konsumen, memdaur-ulang produk yang telah digunakan, atau memberikan nilai melalui menyediakan berbagai jenis industri layanan dan produk kepada konsumen. (The Royal Academy of Engineering, 2012). Pada konteks perusahaan, suatu sistem industri memiliki pandangan generalisasi dari berbagai elemen yang terlibat di dalamnya dengan sejumlah besar potensi interaksi yang terjadi. Setiap elemen dalam sistem perlu memahami tentang lingkungan di dalam sistem industrinya. Gambar xx menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan dapat melihat lingkungan sekitarnya dalam sistem dan membantu pada pelaksanaan operasional pada tingkat tertentu.
1.3.1. Analisis Rantai Nilai Analisis rantai nilai (Value Chain) membantu perusahaan menganalisis kekuatan kompetitif internal perusahaan tersebut di sepanjang rantai nilai. Melalui rantai nilai, perusahaan memiliki peluang untuk mengurangi biaya atau menambah nilai lebih. Sebagai contoh, produsen perusahaan kecil mungkin berpindah lokasi agar lebih dekat ke sumber bahan baku untuk menghemat biaya transportasi sementara produsen besar akan meminta pemasok komponen untuk memindahkan fasilitas produksi komponen mereka ke dekat pabrik produsen. Saat ini, perusahaan industri hilir yang terlibat dalam proses pengolahan bahan baku sedang berusaha meningkatkan peluang untuk mengintegrasikan industri hilir dengan industri hulu. Istilah Rantai Nilai sendiri digunakan oleh Michael Porter dalam bukunya "Competitive Advantage: Creating and Sustaining superior Performance" (1985). Analisis rantai nilai menggambarkan performa aktivitas dalam organisasi dan menghubungkannya dengan posisi kompetitif organisasi (Dagmar, 2001). Analisis rantai nilai menggambarkan aktivitas di dalam dan di sekitar organisasi, dan menghubungkannya dengan analisis kekuatan kompetitif
6
organisasi. Oleh karena itu, analisis rantai nilai mengevaluasi nilai-nilai apa saja pada setiap aktivitas tertentu yang menambah nilai produk atau jasa perusahaan tersebut. Ide tersebut dibangun atas pemahaman bahwa suatu organisasi lebih dari sekedar sekumpulan mesin, peralatan acak, manusia, dan uang. Hal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang konsumen bersedia membayar harga (consumer willingness to pay) hanya jika hal-hal tersebut diatur dan dijalankan ke dalam sebuah sistem. Porter berpendapat kemampuan untuk melakukan aktivitas tertentu dan mengelola hubungan antar aktivitas merupakan sumber keunggulan kompetitif. Porter membedakan aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Aktivitas primer berkaitan secara langsung dengan proses penciptaan atau rantai pasokan produk atau jasa. Aktivitas primer tersebut dikelompokkan menjadi lima bidang utama: logistik inbound (inbound logistic), operasi (operations), logistik outbound (outbound logistic), pemasaran dan penjualan (sales & marketing), dan pelayanan (services). Masing-masing aktivitas primer terkait untuk mendukung aktivitas pendukung yang membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi. Empat bidang utama aktivitas pendukung: pengadaan, pengembangan teknologi (termasuk R & D), manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur (sistem perencanaan, keuangan, kualitas, manajemen informasi dll).
Gambar 1.3 Model Dasar Rantai Dasar Porter Sumber: (Dagmar, 2001)
7
Istilah “Margin” pada konteks ini merupakan margin keuntungan yang tergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengelola hubungan keseluruhan aktivitas pada rantai nilai. Dengan kata lain, organisasi mampu memberikan produk atau layanan dimana pelanggan bersedia membayar lebih dari total biaya dalam keseluruhan aktivitas rantai nilai. Beberapa praktisi menyakini keterkaitan antar aktivitas sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Keterkaitan tersebut dapat berupa arus informasi, barang dan jasa, serta halnya proses dan sistem untuk menjalankan aktivitas. Sebagai ilustrasi, jika fungsi bagian Sales & Marketing dapat memberikan perkiraan penjualan untuk berikutnya dengan tepat waktu dan akurat, bagian procurement
dapat memesan bahan yang diperlukan dengan jumlah yang
optimum serta tanggal yang benar. Jika informasi dari bagian procurement dapat diteruskan ke bagian logistik inbound, bagian operasi dapat melakukan penjadwalan produksi dan menjamin pengiriman produk secara tepat waktu dan efektif sebagaimana dengan permintaan bagian marketing&sales sebelumnya. Pada sebagian besar industri, jarang ditemukan sebuah perusahaan melakukan sendiri semua aktivitas bisnisnya mulai dari mendesain produk, memproduksi komponen, perakitan akhir hingga pengiriman ke end-user. Umumnya perusahaan itu sendiri merupakan elemen dari sistem nilai (value system) atau rantai pasokan. Oleh karena itu, analisis rantai nilai harus mencakup sistem nilai keseluruhan di mana organisasi beroperasi.
Gambar 1.4 Sistem Rantai Nilai Sumber: (Dagmar, 2001)
8
1.3.2. Customer Value Chain
Gambar 1.5 Rantai Nilai dari CRM (Buttle,2000)
Pada Gambar 1.5 diatas, Customer Value Chain diadopsi dari Porter’s Value Chain dimana terdapat kondisi pendukung dan tahap-tahap primary. Tujuan akhir dari rantai nilai CRM adalah memastikan bahwa perusahaan membangun hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan strategis. Lima langkah dalam rantai nilai CRM adalah portofolio analisis pelanggan, membangun relasi dengan pelanggan, pengembangan jaringan, pengembangan proposisi nilai dan pengelolaan hubungan.
1.3.3. Pengembangan Jasa Baru Cravens dan Piercy mengklasifikasikan produk dan jasa baru menurut tingkat kebaruan masuk ke pasar dan nilai tambah kepada pelanggan. Tiga kategori dari produk/jasa baru adalah sebagai berikut: 1. Inovasi transformasional - produk yang benar-benar baru dan nilai tambah substansial 2.
Inovasi substansial – Produk secara signifikan baru dan menciptakan nilai tambah penting bagi pelanggan
3. Inovasi inkremental - produk baru dengan peningkatan performa atau penambahan nilai (atau biaya yang lebih rendah).
9
Lebih lanjut, Kasper, van Helsdingen dan Gabbott merumuskan inovasi jasa dapat dikategorikan baru dalam pasar atau baru bagi perusahaan itu sendiri dan masing-masing memerlukan strategi yang berbeda. Kehadiran sebuah produk atau jasa baru merupakan terobosan layanan – layanan dan berbeda dari layanan yang ada. Inovasi produk/jasa tersebut dapat menyebabkan sebuah revolusi (atau diskontinuitas) dalam industri tertentu. Pengembangan jasa baru diperkenalkan oleh Fitzsimmons dalam sebuah siklus New Service Development. Model tersebut menggambarkan urutan dalam proses NSD dengan mengidentifikasi empat tahap dalam meluncurkan layanan baru, serta komponen perusahaan yang terlibat dalam proses NSD. Sebelum sebuah produk atau layanan dirilis penuh (full launch), dilakukan aktivitas development, analysis, dan design. Keempat fase tersebut tidak berhenti ketika full launch dicapai, namun berlangsung terus menerus sebagaimana sebuah siklus. Fase design adalah fase yang kritis karena pada fase ini diformulasi bagaimana konsep pengembangan produk serta rancangan uji terhadap hasil pengembangan produk. Pada fase ini dapat dikembangkan berbagai metode untuk menghasilkan berbagai konsep pengembangan jasa atau layanan baru.
Gambar 1.6 Siklus Pengembangan Servis Baru Sumber: (Albracht, 2012)
10
Dimensi pertama dari model tersebut adalah dimensi aktivitas. Model diatas menampilkan sebuah progresi dalam aktivitas perencanaan dan eksekusi. Dua tahap pertama dalam siklus: tahap perancangan dan analisis merupakan sebuah fase perencanaan dalam siklus dimana keputusan pada kelayakan pasar, sumber daya dan kapabilitas dipertimbangkan. Dua tahap terakhir, tahap pengembangan dan rilis merupakan fase eksekusi dimana sistem proses pelayanan dan rencana marketing yang sesungguhnya dikembangkan. Tiap tahap dalam model memiliki sejumlah poin pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian akan hasil akhir yang ingin dicapai. Model bersifat iteratif , proses pembelajaran dapat merubah keputusan yang telah dibuat sebelumnya sehingga model tersebut tidak bersifat linier. Poin-poin pekerjaan dalam tahap tersebut tidak harus dikerjakan secara runtut .
1.3.4. Pengembangan Strategi Strategi merupakan suatu “rencana permainan” (game plan) dari suatu perusahaan yang menyediakan kerangka kerja bagi keputusan manajemen. Tujuan dari pengembangan strategi adalah menerjemahkan visi misi perusahaan dan arah ke dalam rencana strategis. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai tidakan terkoordinasi di seluruh lintas fungsi dalam organisasi (David, 2009). Menurut Hayes dan Wheelwright (Barnes, 2000), dalam suatu perusahaan terdapat tiga level strategi yaitu level perusahaan, level bisnis dan level operasional. Proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan strategi perusahaan/korporat dengan fokus mencapai visi. Berdasarkan strategi korporat ini, strategi unit bisnis disusun dengan fokus pada distinctive competence, kepemimpinan, biaya maupun diferensiasi mengenai produk, dan fokus pada biaya maupun diferensiasi. Terakhir, penyusunan strategi operasional dengan fokus pada prioritas persaingan, biaya, kualitas, flekssibilitas, dan pengiriman. Penerapan strategi operasional ini berupa pengembangan struktur maupun infrastruktur. Jika perusahaan menerapkan seluruh strategi operasional dengan baik, produk maupun jasa yang dihasilkan sesuai dengan harapan konsumen.
11
Ekspektasi dan persepsi konsumen dapat diukur berdasarkan kriteria tingkat kepuasan konsumen.
1.3.5. Manajemen Rantai Pasok Banyak proses dan sub-proses yang terkait dalam manajemen rantai pasokan untuk meneruskan aliran informasi dan material. Model Referensi Supply Chain (Supply Chain Operations Reference Model/SCOR) telah dikembangkan sebagai referensi model lintas-industri pada proses dalam manajemen rantai pasokan. SCOR mendefinisikan sekumpulan proses rantai pasokan untuk membantu organisasi lebih memahami isu-isu dalam manajemen rantai pasokan dan menetapkan tujuan dalam rangka peningkatan rantai suplai . Lima proses rantai pasokan utama didefinisikan yaitu: plan, source, make, deliver, dan return. (lihat Gambar xx). •
Plan: Terdiri dari proses-proses sebagai upaya menyeimbangkan keseluruhan permintaan dan penawaran dengan mengembangkan sejumlah tindakan dalam kaitannya dengan keputusan sourcing, produksi, dan kebutuhan pengiriman.
•
Source: Terdiri dari proses-proses pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk membuat produk atau jasa tertentu.
•
Make: Terdiri dari proses-proses yang mengubah produk menjadi barang jadi untuk memenuhi ramalan permintaan atau permintaan aktual.
•
Deliver: Terdiri dari proses-proses penyediaan barang jadi dan jasa untuk memenuhi permintaan aktual atau ramalan permintaan, termasuk manajemen pesanan, manajemen transportasi, dan manajemen distribusi.
•
Return: Terdiri dari proses-proses yang terkait dengan pengembalian produk atau penerimaan produk yang dikembalikan, termasuk dukungan pelanggan post-delivery Logistik memainkan peran penting dalam proses ini mulai dari proses
perencanaan hingga kontrol atas semua faktor yang akan berdampak pada pengiriman produk atau jasa yang benar ke tempat yang dituju dengan tepat waktu dan biaya minimal. (Biaya Logistik dapat mencapai 12 sampai 14 persen dari total biaya produk yang dijual.). Manajemen rantai pasokan bertujuan untuk
12
mengoptimalkan pergerakan barang dan material antar elemen yang berbeda dalam rantai pasokan. Untuk mengelola rantai pasokan, perusahaan perlu menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah seperti; keterlambatan (delay), proses yang berlebih dan jumlah sumber daya yang tidak efisien.
Gambar 1.7 Lima Proses Manajemen Rantai Pasok Sumber: (Laudon & Laudon, 2012)
1.3.6. Supplier Value Chain Rantai nilai supplier merupakan bagian terintegrasi dari pengembangan supplier (supplier development). Tujuan dari pengembangan supplier adalah meningkatkan kemampuan supplier dengan memberikan kualitas yang lebih baik dalam pengiriman, biaya produk rendah & layanan tepat waktu, serta memberikan inovasi untuk mendukung sourcing dan target pengadaan klien tujuan dengan prinsip pengembangan berkelanjutan (Gupta, 2011). Gambar di bawah merupakan proses pengembangan supplier yang merupakan proses bersama antara supplier dan perusahaan pembeli. Suplier dan produsen melaksanakan proyek-proyek dan kegiatan inovatif untuk tujuan bersama (misalnya berkolaborasi dalam mendesain dan pengembangan produk, pengembangan produk, jasa, atau proses baru, kolaborasi Continous Improvement,
13
dan investasi gabungan) yang akhirnya memperoleh keunggulan kompetitif dan nilai tambah yang optimal bagi kedua belah pihak.
Gambar 1.8 Manajemen Hubungan Supplier Sumber: (Gupta, 2011)
1.4.
Model Sistem Industri – Tingkat Sektor Industri Industry Level System membahas berbagai faktor eksternal yang relevan
dengan lingkungan perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan. Faktor lingkungan dan ekonomi berdampak penting bagi perusahaan karena mencerminkan peningkatan kekuatan persaingan global yang memerlukan perhatian dan evaluasi lebih terkait peluang dan keadaan ekonomi perusahaan di posisi industri. Dalam skala industri, ada empat hal yang perlu dicermati perusahaan, yaitu keadaan lingkungan dan ekonomi saat ini, kondisi supplier dan kompetitor, kesediaan dan kesiapan tren teknologi saat ini, dan tren pasar/customer. Dengan melihat dan mempertimbangkan keempat hal tersebut, maka dapat dinilai dimana letak/posisi perusahaan saat ini dalam skala industri. Pengetahuan akan posisi perusahaan tentu berguna dalam perumusan strategi agar ke depannya perusahaan mampu menjadi pemimpin dalam sektor industri yang dijalaninya.
14
Gambar 1.9. Industrial Level System Business Context Sumber: (The Royal Academy of Engineering, 2012)
Sebuah business context mengidentifikasi pelaku (orang, organisasi, sistem) yang memainkan peran penting dalam proses bisnis atau dalam domain dan area bisnis yang relevan dengan ruang lingkup kerja perusahaan dan perubahan potensial yang mungkin terjadi dan memerlukan eksplorasi dan analisis lebih lanjut bagi perusahaan. Tingkat sektor industri berhubungan erat dengan tingkat perusahaan, dimana analisa tingkat sektor industri akan memepengaruhi kinerja tingkat perusahaan, dan atau sebaliknya, kinerja perusahaan menentukan dimana posisi perusahaan dalam sektor industri saaat ini. Sektor Industri merupakan komponen utama pembangunan ekonomi masional yang tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi kultural kehidupan kehidupan masyarakat sebagai media pembelajaran dan peningkatan kemampuan teknologi. Sebagai contoh, krisis ekonomi nasional akan berdampak sangat negatif terhadap sektor industri, yang mengakibatkan produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri begitu keluar dari pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar negeri.
15
Dalam makalah ini akan dijelaskan sistem industri dari salah satu perusahaan logistik di Indonesia, yaitu DHL, ditinjau dari segi company level dan industrial level. Berbicara tentang logistik dan tingkat sektor industri, logistik sebagai industri jasa mempunyai keterkaitan dengan aspek ekonomi, politik, teknologi, SDM, dan lingkungan. Logistik mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi karena merupakan fasilitator terjadinya transaksi ekonomi. Industri jasa logistik yang tumbuh dan berkembang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, situasi ekonomi yang kondusif juga dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan industri jasa logistik.
BAB 2 GAMBARAN INDUSTRI LOGISTIK DI INDONESIA
2.1.
Pengertian Logistik Sejarah mencatat bahwa gerakan militer dalam memenangkan suatu
pertempuran tergantung pada logistik. Beberapa dekade terakhir ini, logistik telah menjadi perhatian pemerintah dan kalangan dunia bisnis. Istilah logistik berasal dari kata logisticus dalam bahasa Latin yang berarti keahlian berhitung. Kamus Oxford mencatat logistic sebagai pengorganisasian secara rinci dan pelaksanaan operasi yang rumit. Militer mengartikan logistik sebagai ilmu pergerakan, pasokan, dan pemeliharaan tenaga militer di medan operasi. Dunia bisnis melihat logistik sebagai pengelolaan aliran material mulai dari bahan baku sampai barang jadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa logistik adalah aliran barang atau jasa mulai dari sumber sampai tujuan. Pengertian logistik yang lebih rinci adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik asal sampai titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan. Kata kunci logistik adalah aliran dengan obyek barang atau jasa dengan tujuan menyediakan obyek dalam jumlah, waktu, lokasi dan biaya yang tepat. Kegiatan utama logistik adalah pengadaan, penyimpanan, persediaan, pengangkutan, pergudangan, pengemasan, keamanan, dan penanganan barang dan jasa baik dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Transaksi dalam ekonomi menawarkan lima kegunaan utama, yaitu lokasi, waktu, jumlah, bentuk, dan kepemilikan. Tiga kegunaan pertama adalah berkaitan dengan fungsi logistik. Kegunaan bentuk adalah fungsi produksi dan kegunaan kepemilikan adalah fungsi pemasaran. Logistik memungkinkan terjadinya proses produksi dengan menyediakan bahan baku yang diperlukan. Logistik juga memungkinkan terhadinya proses pembelian degan mengantarkan produk ke tangan pengguna.
16
17
2.2.
Kondisi Industri Logistik di Indonesia Sektor logistik secara makro menentukan daya saing suatu negara. Bila
daya saing diartikan sebagai perbandingan produktivitas dan biaya, maka daya saing dapat diukur melalui persentasi ongkos logistik terhadap pendapatan nasional bruto suatu negara. Semakin rendah ongkos logistik maka semakin baik daya saing negara tersebut. The Economist pada tahun 2006 memperkirakan ongkos logistik Thailand sebesar 18% dari pendapatan nasional bruto (PDB), Singapura sebesar 7%, India sebesar 13%, Masyarakat Eropa sebesar 11%, Jepang sebesar 11%, dan Amerika Serikat sebesar 9%. Ongkos logistik Malaysia diperkirakan sebesar 12%-13% dari PDB dan Vietnam sebesar 19%-20%. Bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, ongkos logistik Indonesia jauh lebih besar yaitu sekitar 20%-25% dari PDB. Jika dihitung dengan PDB tahun 2010 sebesar Rp 2.310,7 triliun atas dasar harga konstan, maka ongkos logistik Indonesia sekitar Rp 500 triliun. Suatu nilai yang tidak sedikit sehingga diperlukan perhatian khusus.
Gambar 2.1 Infrastruktur dan Jaringan Sistem Logistik Sumber: (Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012)
Sistem Logistik Nasional masih belum optimal karena masih tingginya biaya logistik nasional dan belum memadainya kualitas pelayanan, yang ditandai dengan a) komoditas penggerak utama (key commodity factor) sebagai penggerak aktivitas logistik belum terkoordinasi secara efektif, belum adanya fokus
18
komoditas yang ditetapkan sebagai komitmen nasional, dan belum optimalnya volume perdagangan ekspor dan impor; (b) infrastruktur transportasi belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang antara lain karena belum adanya pelabuhan hub, belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien, serta belum efektifnya intermodal transportasi dan interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan, pergudangan, transportasi dan wilayah hinterland, (c) pelaku dan penyedia jasa logistik masih berdaya saing rendah karena terbatasnya jaringan bisnis pelaku dan penyedia jasa logistik lokal sehingga pelaku multinasional lebih dominan dan terbatasnya kualitas dan kemampuan Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Nasional; (d) Teknologi Informasi dan Komunikasi belum didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan jaringan yang handal, masih terbatasnya jangkauan jaringan pelayanan non seluler, dan masih terbiasanya menggunakan sistem manual (paper based system) dalam transaksi logistik; (e) SDM logistik masih memiliki kompetensi rendah yang disertai oleh belum memadainya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Bidang Logistik; (f) regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral, yang disertai oleh masih rendahnya penegakan hukum, belum efektifnya Koordinasi Lintas Sektoral, dan belum adanya lembaga yang menjadi integrator kegiatan logistik Nasional. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kinerja sektor logistik nasional, dimana berdasarkan survei Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) oleh Bank Dunia yang dipublikasikan pada tahun 2010 posisi Indonesia berada pada peringkat ke-75 dari 155 (seratus lima puluh lima) negara yang disurvei, dan berada di bawah kinerja beberapa negara ASEAN yaitu Singapura (peringkat ke-2), Malaysia (peringkat ke-29), Thailand (peringkat ke-35), bahkan dibawah Philipina (peringkat ke-44) dan Vietnam (peringkat ke-53). Aktivitas logistik melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang dapat dikategorisasikan kedalam dalam lima kelompok, yaitu konsumen, pelaku logistik (terbagi atas produsen dan perantara perpindahan kepemilikan barang), penyedia jasa logistik, pendukung logistik dan pemerintah (sebagai regulator, fasilitator dan integrator). Untuk melakukan aktivitas logistik diperlukan infrastuktur logistik yang terdiri atas simpul logistik (logistics node) dan rantai logistik (logistics link) yang berfungsi menggerakkan barang dari titik asal ke titik tujuan. Simpul logistik
19
dapat berupa pelaku logistik, maupun konsumen. Rantai logistik meliputi jaringan distribusi, jaringan transportasi, jaringan informasi, dan jaringan keuangan dimana komponennya sebagaimana digambarkan berikut ini.
Gambar 2.2 Infrastruktur dan Jaringan Sistem Logistik Sumber: (Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012)
Sistem Logistik Nasional tidak hanya berkaitan dengan aspek mikro seperti di atas, tetapi juga berkaitan dengan aspek makro yang lebih luas dengan diwadahi dalam suatu tatanan nasional dalam bingkai kebijakan dan regulasi, serta berperan sebagai landasan hukum dan acuan dalam melakukan kegiatan logistik diantara para pemangku kepentingan sektor logistik nasional. Formatnya dapat berbentuk perundangan, aturan, ketentuan, kebijakan dan mekanisme interaksi aktivitas logistik diantara pemangku kepentingan, yang mengakomodasi perspektif makro dan mikro dalam penanganan persoalan logistik nasional. Pemerintah terus mengupayakan berbagai usaha untuk bisa meningkatkan kinerja di industri logistik Indonesia. Salah satunya dengan menyusun Blue Print Pengembangan Sistem Logistik Nasional dan diatur dalam Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012. Tahapan pengembangan Sistem Logistik Nasional dilakukan melalui suatu tahapan transformasi yang efektif dan berkelanjutan, dimana proses transformasi ini dituangkan ke dalam tahapan implementasi dan rencana aksi. Adapun rentang waktu implementasinya adalah mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2025.
20
Gambar 2.3 Sistem Logistik Nasional Sumber: (Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012)
Gambar 2.4 Road Map Blue Print Sistem Logistik Nasional Sumber: (Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012)
21
Untuk implementasi pengembangan Road Map Sistem Logistik Nasional di
atas,
maka
dibentuk
tahapan
tiap
periode
secara
bertahap
berkesinambungan sebagaimana disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Tahapan Pengembangan Sistem Logistik Nasional Sumber: (Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012)
dan
BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN 3.1.
Gambaran Umum DHL adalah sebuah perusahaan penyedia jasa logistik yang bernaung
kepada grup Deutsche Post DHL. Perusahaan ini telah didirikan di San Fransisco pada tahun 1969. Kini perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan terkemuka di dunia. DHL berpusat di Bonn, Jerman dan Plantation, Florida, Amerika Serikat. Perusahaan ini telah beroperasi di lebih dari 220 negara dengan pekerjanya yang mencapai 285.000 pekerja. Kini perusahaan tersebut terbagi lagi ke dalam 4 divisi yaitu Divisi Express, Divisi Kargo, Divisi Supply Chain dan Divisi Global Mail. DHL telah melayani lebih dari 1 miliar pengiriman barang atau dokumen di setiap tahunnya dengan jumlah kantor mereka yang mencapai 6500 kantor di seluruh dunia. Nama DHL berasal dari nama belakang pendiri perusahaan ini yaitu; Adrian Dalsey, Larry Hillblom dan Robert Lynn. DHL adalah pionir di industri kiriman kilat udara dengan rute pertamanya dari San Francisco ke Honolulu dengan menggunakan pesawat kargo bewarna merah putih yang mereka beli. Kesuksesan perusahaan ini bermula dari ide inovatifnya untuk mengirimkan segala dokumentasi sebelum kargo tiba, sehingga mempercepat proses impor barang-barang. Jaringan DHL berkembang dengan sangat pesat. Deutsche Post World Net melihat potensi yang dimiliki DHL dan membeli sebagian saham mereka untuk dikembangkan keberbagai negara, pada awal tahun 2002 Deutsche Post World Net menjadi pemegang saham utama hingga akhir tahun 2002 DHL menjadi milik Deutsche Post World Net sepenuhnya. Tahun 2003 Deutsche Post World Net menggabungkan semua aktifitas logistik dan ekspres dibawah satu perusahaan. Deutsche Post Euro Express beropresi sejak tahun 1997, DHL menjadi perusahaan jasa yang bergerak di bagian pengiriman paket dan pelayanan cepat no. 1 di lebih dari 20 negara di Eropa dengan melalui pertumbuhan internal dan penanaman investasi di perusahaan-perusahaan besar di Eropa sehingga jaringan DHL berkembang dengan sangat pesat. Perusahaan ini kemudian berkembang ke bagian barat dari
22
23
Hawaii ke Bagian Timur Jauh dan kawasan Pasifik, kemudian Timur Tengah, Afrika dan Eropa. Di tahun 1988, DHL telah ada di 170 negara dan memiliki 16.000 pegawai. Setelah Deutsche Post World Net memiliki secara penuh DHL pada akhir tahun 2002. Dengan akusisi Exel plc di December 2005, Deutsche Post World Net selanjutnya memantapkan kekuatan logistiknya. Dengan demikian, DHL kini sudah dapat melayani dengan dua jenis logistik yang baru: DHL Exel Supply Chain dan DHL Global Forwarding. Saat ini, jaringan internasional DHL menghubungkan lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia. DHL juga menawarkan keahliannya yang tak tertandingi di bidang ekspres, freight udara dan laut, transportasi antar wilayah, solusi kontrak logistik dan juga jasa surat internasional. Inti dari segala kesuksesan tersebut adalah para karyawannya yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dan menyediakan solusi untuk setiap masalah mereka secara individual. Deutsche Post DHL menghasilkan keuntungan lebih dari 51 miliar Euro di tahun 2010. Agar dapat melayani kebutuhan konsumen, DHL memiliki lima spesialis divisi sebagai berikut : a) DHL Ekspress DHL Ekspres adalah mitra yang tepat untuk seluruh kebutuhan kiriman kilat dan paket ke seluruh dunia. Jaringan DHL mencakup lebih dari 4000 kantor dan lebih dari 120.000 tujuan di seluruh dunia. DHL Ekspres adalah hasil konsolidasi dari bisnis milik DHL Worldwide Express dengan bisnis paket Deutsche Post Euro Express dan menawarkan layanan Same Day (Hari Yang Sama), Express (Kilat), Parcel (Paket) dan Kiriman. b) DHL Freight Forwarder DHL Freight forwarder menawarkan solusi transport internasional dan nasional untuk muatan penuh sebagian dan penuh (part and full load) di Eropa. DHL mengekspedisi barang-barang melalui darat, kereta api atau gabungan keduanya. DHL Freight menjangkau bisnis non-dokumen dan non-paket dan juga bisnis transport darat dari Danzas Eurocargo road transport business.
24
c) DHL Global Forwarding DHL Global Forwarding adalah pemimpin pasar di udara dan di ekspedisi laut dan sebagai penyedia layanan logistik proyek untuk seluruh dunia. Suatu layanan dengan nilai tambah dalam produk dan layanan portofolio, yang memberikan posisi pasar yang memuaskan dan memberikan pelayanan bagi pelanggan dalam skala global. d) DHL Exel Supply Chain Tanpa melihat apakah konsumen bekerja dibagian layanan kesehatan, teknologi, dirgantara, industri atau otomotif maupun di sektor busana, pelangganatau eceran, DHL dapat melayani semua tugas logistik global anda yang rumit. DHL Exel Supply Chain membantu konsumen dengan solusi berbasiskan IT dengan cakupan jaringan yang ada, logistik pengadaan inti, pergudangan dan pengoperasian logistik penjualan. DHL menawarkan layanan nilai tambah dalam tingkat papan atas misalnya perampungan, kemas, pemberian label harga, pesanan, proses order dan semua layanan keuangan dan promosi penjualan. e) DHL Global Mail DHL
Global
Mail
menawarkan
jasa
pengiriman
surat
bertaraf
Internasional dan menjadi pelopor dalam bidang pelayanan pemasaran dan solusi publikasi di berbagai negara.
Sedangkan DHL di Indonesia memiliki tiga divisi yaitu : 1.
Expres DHL Express terletak di Pancoran Jakarta Selatan bergerak di bidang jasa pengiriman paket pintu ke pintu.
2.
Supply chain DHL supply chain terletak di Menara Jamsostek Gatot Subroto Jakarta Selatan bergerak di bidang pergudangan penyimpanan barang. DHL supply chain Indonesia merupakan cabang dari DHL supply chain negara Singapura untuk wilayah Asia Pasifik.
25
3.
Global Forward DHL Forward terletak di Bandara Sukarno Hatta Tangerang bergerak di bidang pelayanan pengiriman barang export impor.
3.2.
Visi dan Misi 3.2.1. Visi DHL Pada tahun 2010, DHL Logistik akan memimpin industri logistik dalam hal inovasi, kualitas, produktifitas, kesempatan, karyawan dan tanggung jawab sosial. disebut dengan “World Class Logistic for the 21st Century. 3.2.2. Misi DHL 1. Membuat yang terbaik dari semangat, pengalaman, dan skala bersama. 2. Membangun perusahaan logistik terbaik di dunia 3. Menjadi pilihan pertama customer dan pegawai di seluruh dunia.
Untuk mencapai visi dan misi DHL maka dibuat 7 langkah strategis Focusing closer on customer (First Choice), yaitu : 1. Tanpa menyerah selalu meningkatkan efisiensi 2. Memperluas kemampuan 3. Tanggung jawab sosial yang proaktif 4. Menarik, mempertahankan dan membangun bakat, secara global 5. Pelayanan kosisten secara global 6. Customer focus yang semakin besar 7. World Class Logistic for the 21st century
3.3.
Milestones
1969 DHL didirikan oleh Adrian Dalsey, Larry Hillblom dan Robert Lynn di San Francisco 1971 DHL mengembangkan jaringan Express-nya dengan sangat cepat dan menjadi partner yang dipercaya oleh banyak perusahaan. Mengekspansi Timur Jauh dan Lingkar Pasifik 1972 Memperkenalkan pelayanan ke Jepang, Hong Kong, Singapura dan Australia
26
1973 Membuka kantor Inggris yang pertama di London. Secara global DHL sekarang memiliki 3,052 pelanggan dan 314 karyawan 1976-1978
Ekspansi ke tiga wilayah utama saat DHL membuka jaringan di Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika
1977 Membuka kantor Jerman yang pertama di Frankfurt 1978 DHL memperluas pelayanannya ke pengiriman paket. Sebelumnya hanya jasa pengiriman dokumen yang tersedia 1983 DHL adalah forwarder ekspres udara pertama yang melayani negaranegara Eropa Timur. Sebuah pusat distribusi internasional (hub) didirikan di Cincinnati, USA. 1984 Sebuah hub bercita rasa tinggi dibangun di Brussels. Melayani 165,000 pengiriman setiap malamnya 1985 DHL menjadi perusahaan ekspres pertama yang aktif di Cina, masuk dengan cara joint venture dengan orang-orang RRC 1990 DHL membentuk aliansi strategis dengan Lufthansa, Japan Airlines dan Nissho Iwai 1991 DHL menjadi perusahaan internasional ekspres yang membuka ulang pelayanan ke Kuwait setelah Perang Teluk 1992 DHL menginvestasikan 60 juta dolar pada sebuah fasilitas hub di Bahrain 1998 Deutsche Post menjadi pemegang saham di DHL. Sebuah pusat IT yang besar dibuka di Kuala Lumpur 1999 DHL Worldwide Express menginvestasikan lebih dari 1 miliar Euro pada sebuah maskapai penerbangan kargo yang bercita rasa tinggi untuk jaringan Eropa dan Afrika 2002 Deutsche Post World Net menjadi pemegang saham terbesar di DHL terhitung sejak 1 Januari. Kepemilikan 100 persen saham dicapai pada akhir tahun. Ekspansi jaringan di Asia: pada bulan Oktober membentuk Joint Venture dengan Cathay Pacific untuk kargo udara ekspres 2003 DHL meningkatkan sahamnya di Sinotrans sebesar 5 persen, yang dengan demikian menjadi pemegang saham Sinotrans terbesar.
27
Deutsche Post, DHL dan Postbank membentuk arsiterktur grup yang sekarang ini. DHL mulai saat ini menjadi merek eksklusif yang melayani aktifitas ekspres dan logistik. DHL merubah warna korporatnya dari merah dan putih menjadi kuning dan merah. Pada bulan April dimulailah transformasi visual di seluruh dunia, mencakup semua kendaraan, bahan pengepakan dan bangunanbangunan. Diikuti dengan pembelian of Airborne Express (keuntungan tahun 2002: 3,3 miliar dolar), DHL menjadi penyedia jasa layanan ekspres terbesar di USA. DHL menjembatani celah terakhir di jaringan Amerikanya dengan jaringan transportasi Airborne lintas wilayah 2004 Fasilitas IT terbaru dibuka di Praha, Republik Chechnya, menggantikan fasilitas di London. DHL menjadi merek baru untuk semua bisnis internasional Deutsche Post. DHL Global Mail memiliki kurang lebih 4000 karyawan di seluruh dunia. Mengakuisisi 68 persen saham Blue Dart, sebuah perusahaan kurir domestik premium dan distribusi paket ekspres udara di India 2004/2005
Tepat setelah Tsunami di Asia Tenggara, DHL dengan lebih dari 40 kantornya di wilayah bencana tersebut langsung memberikan respon terhadap permintaan pemerintah dan organisasi-organisasi pemberi bantuan. Deutsche Post World Net membantu dengan memberikan penerbangan carter gratis untuk membawa bahanbahan persediaan, transportasi darat dan juga sumbangan dana. Para karyawan DHL dari seluruh penjuru dunia mengadakan kampanye penggalangan dana. Tim Pengendali Bencana DHL (DRT) didirikan untuk membantu UN dan komunitas penanggulangan bencana internasional dalam usahanya untuk memberikan bantuan tepat setelah bencana alam terjadi.
2005 Semenjak bulan Agustus DHL memperkenalkan seragam korporatnya yang baru. Selama 9 bulan kedepannya 110,000 karyawan DHL di lebih dari 200 negara dan wilayah menerima seragam baru. Lebih dari 1.4 juta
28
garmen dikirim menggunakan DHL. Design seragam ini dipilih setelah melalui wawancara dan uji coba yang menyeluruh oleh 3,600 pengemudi dan kurir. Deutsche Post World Net mengakuisisi Exel, sebuah perusahaan logistik asal Inggris, di bulan Desember dengan dana sebesar 5.5 miliar Euro. Exel memiliki kurang lebih 111,000 karyawan yang bekerja di 135 negara. Exel pada dasarnya menawarkan solusi transportasi dan logistik untuk para pelanggan besar. Perusahaan ini menyumbang kenaikan 55 persen keuntungan di pertengahan 2005 menjadi 172 juta Poundsterling (251 juta Euro). 2007 Pusat Inovasi DHL dibuka dekat dengan Bonn. Sebuah pusat penelitian dan
pengembangan
yang
bernilai
seni
tinggi
dengan
misinya
mengembangkan produk baru yang berinovasi tinggi dan dapat dipasarkan untuk tren logistik masa depan. 2008 DHL meresmikan hub udara yang megah untuk wilayah Eropa di Bandara Leipzig/ Halle, Jerman. Hub ini merupakan salah satu konstruksi bangunan terbesar di Eropa, mengembangkan jaringan internasional DHL, menjadi penghubung yang lebih luas ke pasar yang berkembang dan membuat DHL secara keseluruhan mampu meningkatkan pelayanannya pada pelanggan. 2009 Grup menyajikan Strategy 2015 dan namanya diubah menjadi Deutsche PostDHL. Visi dari Strategy 2015 ialah agar DHL menjadi “Perusahaan Logistik Dunia" melalui penghormatan dan hasil usaha, membuat kehidupan pelanggan lebih sederhana dan mengajukan kontribusi positif kepada dunia. Satuan organisasi baru, dinamakan 'DHL Solutions & Innovation', didirikan sebagai pendorong solusi logistik yang inovatif.
BAB 4 ANALISI ALISIS RANTAI NILAI PERUSAHAAN AAN DHL
Gambar 4.1. Gambaran Pelayanan Strategis (Sumber: Coltman, Gattorna & Whitting, 2010)
Perusahaann jasa yang berhasil umumnya memiliki visi pelayanan pe strategis internal berdasarkan: rkan: i) segmen pasar dan pelanggan, ii) gambaran gamb dari konsep pelayanan sebagai ai kum kumpulan produk yang kompleks, iii) desain sain sistem si pengantaran layanan. Komponen onen-komponen ini merepresentasikan nilai--nilai dasar yang perusahaan ciptakan kan (Heskett, (H 1986, 1987) dan tingkat integrasi asi atau ata susunan. Ketika komponen yang berfokus berfok pada pelanggan ini terintegrasi atau au tersusun ters secara baik, maka hal ini dapat at memberikan mem dampak positif pada keuntungan gan (Heskett (H et al. 1994, Roth dan Menor 2003) 2003). Gambar 4.1 di atas mengilustrasikan n logika logik dari penjelasan sebelumnya. Sederhan derhananya, ketika suatu organisasi perusahaa usahaan memfokuskan perhatiannya padaa pasar pasa pelanggan, konsep pelayanan, dan sistem istem pengiriman, maka perusahaan yang bersan bersangkutan dapat menciptakan suatu nilai selama selam pelayanan yang mampu memicu kepua epuasan pelanggan terhadap produk atau jasa dan d meningkatkan aktivitas pembelian. lian. Pada akhirnya, peningkatan kepuasan asan pelanggan dapat meningkatkan loyalitas yalitas pelanggan dan keuntungan perusahaan.
29
30
Gambar 4.2. Rantai Nilai DHL (Sumber : Kazakhstan Institute of Management, 2010)
Umumnya, setiap bisnis atau perusahaan, termasuk DHL, memiliki model value chain dengan tujuan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki value atau nilai terbaik untuk pelanggan internal dan eksternalnya. Dalam value chain, terdapat dua macam aktivitas, yaitu aktivitas support (pendukung) dan aktivitas primary (utama). Aktivitas pendukung DHL terdiri dari infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan procurement. Infrastruktur perusahaan berkaitan dengan aspek penting dalam kebijakan finansial, akuntansi, dan hubungan masyarakat. Untuk memastikan bahwa DHL memiliki customer service terbaik, DHL melakukan sistem pendidikan customer service yang berkelanjutan yang mencakup seluruh aspek manajemen. Secara internal, DHL telah menggunakan
31
beberapa peralatan komunikasi canggih yang tersebar di seluruh penjuru dunia untuk melacak tiap paket berdasarkan tahapan pada proses pengiriman. Aktivitas utama terdiri dari logistik inbound, operasi, logistik outbound, pemasaran dan penjualan, serta service atau pelayanan. Baik inbound maupun outbound, keduanya berkaitan dengan paket pelanggan, dari diserahkan (kepada pihak DHL) hingga dikirimkan. Operasi aktivitas utamanya berkaitan dengan penjadwalan, rute, dan kebutuhan transportasi lainnya untuk memastikan paket dikirimkan dan disampaikan ke tujuannya dengan selamat. Agar tetap berada di atas kompetitornya, DHL menggunakan kontrak pelanggan, seragam perusahaan, dan truk untuk menggambarkan image, akun perusahaan, iklan, dan lain-lain sebagai bentuk strategi pemasaran dan penjualannya. Kekhawatiran terbesar DHL adalah kepuasan pelanggan, mereka menginginkan agar DHL tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi melebihi yang dibutuhkan pelanggan melalui penggunaan pelayanan superior dengan jasa telepon, follow-up paket yang hilang dan komplain, serta investigasi paket yang berbahaya.
4.1.
Pengembangan Supplier DHL merupakan perusahaan yang berorientasi pada kualitas jasa pengiriman,
oleh karena itu DHL tidak memiliki aliran material atau produk sendiri melainkan berasal dari pelanggan baik pengirim, penerima, atau juga perantara. Proses yang terkait hanya melibatkan distribusi fisik dan pengadaan. Pengadaan mencakup bahan yang diperlukan untuk kemasan seperti kertas, nampan dan kotak, peti kayu, kontainer standar pembungkus, inlays plastik, dll. Untuk distribusi fisik, DHL membutuhkan armada transportasi darat, laut, dan udara untuk layanan pengiriman, serta layanan perawatan moda transportasi mereka. Untuk pengiriman yang menggunakan transportasi udara, 65% pengiriman DHL menggunakan penerbangan publik sedangkan 35% menggunakan pesawat sendiri atau penerbangan khusus. DHL juga didukung software terbaru sebagai perangkat pemantau dan peralatan elektronik yang mendukung software ini. Semua kebutuhan ini dibeli dari pemasok di pasar. Supplier tidak memiliki pengaruh yang besar karena
32
kebutuhan DHL merupakan kebutuhan standar dan mudah didapatkan. DHL adalah sebuah perusahaan besar yang selalu membeli dalam volume tinggi sehingga DHL memiliki bargaining power. DHL bisa beralih ke pemasok lain jika pemasok saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan perusahaan. Umumnya DHL Indonesia berafiliasi ke sistem DHL Pusat termasuk di dalamnya standarisasi pakcaging, kontainer, atau juga moda transportasi.
4.2.
Pengembangan Servis Baru Perusahaan DHL DHL adalah inovator terkemukan dalam industri logistik, salah satu buktinya
dengan mendirikan divisi bisnis DHL Solutions & Inovasi (DSI) tahun 2009. DSI bertujuan menjadi ruang untuk mengembangkan solusi inovatif DHL. DSI bertempat sekaligus mendirikan Pusat Inovasi di Troisdorf, sebuah kota dekat Bonn. DSI berencana mendirikan Kampus inovasi di dekat Pusat Inovasi untuk memberikan kesempatan kepada mitra logistik eksternal dan anak perusahaan terlibat dalam sejumlah proyek inovasi secara bersama-sama dan mengembangkan sejumlah solusi inovatif lebih lanjut untuk masa depan logistik. Pengembangan inovasi membutuhkan kerjasama untuk mengimplementasikan inovasi dimana terdapat interaksi beberapa mitra dengan berbagai skill, kemampuan dan pengetahuan beragam. DSI memfasilitasi dan mendorong kerjasama dalam membentuk lingkungan kerja yang inspirasional. DSI atau DHL Solutions & Innovations berperan mendukung dan menciptakan inovasi yang dilandasi perspektif saluran inovasi. Mengacu pada pendekatan manajemen inovasi, saluran inovasi digunakan untuk membangun proses inovasi yang baik dengan memutuskan dan mengatur proyek inovasi. Saluran inovasi merupakan konsep DSI untuk menata sumber daya, kapasitas dan jaringan komunikasi yang mereka miliki yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu, saluran inovasi berperan mendefinisikan strategi inovasi dan proses implementasi pengembangan teknologi baru berdasarkan sudut pandang open innovation.
33
Gambar 4.3. House of DHL Solutions & Innovations (Sumber : Hülsmann & Pfeffermann,2011)
Tiga fungsi dari DSI adalah mengembangkan (develop), menyebarkan (deploy), dan mempromosikan (promote) solusi inovatif dalam industri logistik. Pengembangan (development) dari solusi inovatif memperhatikan manajemen portofolio proyect DSI tetap dalam arah yang aktif dan reaktif melalui proses saluran DSI. Kuncinya adalah mengembangkan solusi yang inovatif bersama pelanggan dan unit bisnis internal yang terlibat di tiap tahap proyek. Tahap penyebaran (deployment) berisikan semua aktivitas terkait dengan market untuk memastikan market-launch sukses. Lebih lanjut, tahap deployment memfasilitasi koordinasi multi divisi ataupun berperan sebagai inkubator jika diperlukan. Tahap promosi mengajak pelanggan berdiskusi untuk mendukung peluncuran produk inovasi tersebut dan juga mempromosikan sebagai upaya memastikan kesuksesan dari produk inovasi tersebut dalam industri logistik. Keseluruhan fungsi dari program DSI adalah menguatkan kepercayaan dalam Deutsche Post DHL dan membantu mengembangan jaringan partner. Selain itu,
34
fungsi pendukung dari program DSI menggambarkan sebuah fondasi mendasar dalam urusan tugas manajemen lainnya seperti manajemen paten dan menawarkan ahli teknologi serta menguji lingkungan yang terletak di Pusat Inovasi DHL. Berdasarkan saluran inovasi DSI, proses utama inovasi terbagi dalam dua fase: 1.
Pengembangan (development) solusi inovatif DSI termasuk fase idea generation
2.
Penyebaran (deployment) solusi inovatif DSI termasuk di dalamnya fase promosi Fase pengembangan (development) pada proses saluran DSI termasuk di
dalamnya tahap idea generation, konsep, dan pengembangan (development) dan fase testing. Ide berasal dari beberapa sumber instrumen komunikasi, seperti umpan balik pelanggan, lokakarya, tren pasar dan teknologi yang berkembang, tukar ide dengan divisi bisnis, dan riset pasar. Selain itu, ide berasal dari hasil sektor strategi dan isu publik yang muncul dalam industri logistik. Setelah tahap ide, pada tahap konsep mulai membuat konsep dasar dari gagasan berdasarkan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Langkah berikutnya adalah pengembangan prototype pertama yang diuji di Pusat Inovasi DHL. Proyek awal terdiri dari steering komite yaitu perwakilan dari multi-divisi unit bisnis yang terlibat dan tim joint proyek DSI. Selain mitra internal, mitra eksternal juga terlibat. Kedua mitra internal dan eksternal menciptakan komunitas inovasi DHL. Selain dari manajemen proyek dan bagian koordinasi, DSI memiliki peran aktif dalam proyek-proyek gabungan, seperti kontribusi keahlian dan pengembangan. Fase Penyebaran (deployment) solusi inovatif meliputi tahap uji coba, peluncuran pasar (market-launch) dan tahap pertumbuhan pasar. Pada tahap uji coba dari proses inovasi, kepemimpinan proyek secara bertahap diserahkan kepada divisi bisnis. Pendapatan yang diterima dari pengembangan solusi dialokasikan ke divisi bisnis sehingga tidak ada recharge langsung biaya DSI ke unit bisnis.
35
Gambar 4.4. Fase pengembangan Proses Funnel DSI (Sumber : Hülsmann & Pfeffermann,2011)
Pada tahap peluncuran pasar, DSI berperan mempromosikan produk inovasi tersebut dalam penjualan dan memberikan pelatihan. Hanya dalam kasus tertentu, DSi menjalankan proyek-proyek venture dengan tujuan memimpin proyek. Setelah peluncuran pasar pun DSI berperan pada proses monitoring pasca-proyek.
Gambar 4.5. Fase Penyebaran Proses Funnel DSI (Sumber : Hülsmann & Pfeffermann,2011)
36
4.2.1. Inovasi Produk DHL -
DHL Smart Sensor
Gambar 4.6. DHL Smart Sensor Visibility Levels (Sumber: www.dhl.com)
-
Solusi Realtime DHL Dengan SOLUSI RealTime DHL, pelanggan menjadi bagian dari proses langsung pengiriman dan dapat menerima informasi real-time dengan lebih efektif tentang barang pengiriman. Pelanggan dapat mengontrol rute transportasi dan menyesuaikan berdasarkan kejadian terbaru. Pelanggan dapat memonitor kondisi barang dan mengetahui siapa saja yang mengakses barang dan kontainer pengiriman. Solusi yang ditawarkan DHL dapat memancarkan informasi tentang barang kepada pelanggan selama proses pengiriman berlangsung. Sebuah sistem yang cerdas dan interaktif mengoptimalkan rantai pasokan dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
37
Sistem solusi aliran barang tersebut tidak hanya dibuat untuk lebih cepat dan lebih handal, namun juga interaktif dan fleksibel terintegrasi ke dalam fleksibilitas pelanggan. Pelayanan Realtime ini tersedia sebagai feature tambahan untuk setiap kontainer pengiriman dan dapat digunakan pada semua moda transportasi.
Tiga jenis SOLUSI RealTime DHL adalah: 1. Kondisi RealTime 2. Posisi RealTime 3. Sekuritas RealTime
-
Solusi RFID Menggunakan proyek percontohan internal, Pusat Inovasi DHL menyelidiki potensi penghematan dan kelayakan identifikasi frekuensi radio (RFID) dalam transportasi dan administrasi persediaan untuk industri tekstil. Obyek penelitian ini adalah memakai perusahaan DHL, Yang sedang diproduksi di 39 lokasi di seluruh dunia. Sekitar 1,6 juta item untuk penggunaan di pasar Eropa setiap tahunnya sampai pada titik distribusi sentral di Hamburg. Karena persyaratan untuk bebas pajak berikat gudang, isi setiap kotak harus diperiksa untuk kelengkapan pada tingkat item (ukuran dan kode warna). Semua kegiatan insidental dalam pengelolaan gudang diperiksa sebagai kontrol barang yang masuk, proses komisioning, cek kelengkapan serta pengiriman barang tagged adalah aman dan berhasil dilakukan. Frekuensi tinggi Ultra (UHF) serta frekuensi tinggi (HF) solusi diuji. Dengan ini jelas mempercepat proses, proyek percontohan telah memberikan bukti yang jelas dari penerapan RFID untuk logistik tekstil. Infrastruktur RFID Malthus dikembangkan sekarang siap untuk digunakan untuk pelanggan lain di sektor ini.
38
-
Go Green Sebagai penyedia global logistik, barang bergerak dan informasi di seluruh dunia, menjadikan jaringan global menjadi sangat penting bagi DHL. Fokus utama dari program perlindungan lingkungan GoGreen adalah meminimalkan dampak operasi bisnis terhadap lingkungan - emisi CO2. DHL menyadari banyak kegiatan usaha mempengaruhi lingkungan dan berupaya untuk membatasi dampak tersebut. DHL menjamin keberlanjutan perusahaan secara mendasar dengan mengubah
cara mereka dalam melakukan bisnis. Perubahan ini membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi mencapai tujuan lingkungan mereka. DHL berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi karbon operasi dari subkontraktor transportasi pada tahun 2020 sebesar 30% dibandingkan dengan tahun 2007.
4.3.
Pengembangan Strategi Perusahaan DHL Untuk mengaplikasikan proses pelayanan baru yang dihasilkan pada tahap
New Service Development sebelumnya ke dalam suatu sistem manajemen rantai pasok, DHL sebagai perusahaan logistik global mengembangkan beberapa strategi yang digunakan untuk memasuki pasar yang terletak di setiap negara. Strategi tersebut terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat perusahaan, tingkat bisnis, dan tingkat operasional.
4.3.1. Strategi tingkat perusahaan Untuk strategi tingkat perusahaan, strategi globalisasi adalah strategi yang diadopsi oleh DHL. DHL menginvestasikan sekitar USD 20 juta untuk memasuki pasar di Indonesia dengan membuka service center di seluruh nusantara. DHL adalah perusahaan jasa pengiriman ekspres terbesar di Eropa dengan pangsa pasar sebesar 40% dan merupakan perusahaan jasa pengiriman ekspres internasional terbesar di Asia dengan pangsa pasar sebesar 40% pula. Pada era globalisasi seperti saat ini,
39
dimana semua bisnis masuk ke dalam perdagangan dunia, DHL berpikir bahwa perusahaannya harus berada di mana saja untuk menawarkan jasa pengiriman. Strategi integrasi juga merupakan strategi lain yang diadopsi oleh DHL. Strategi integrasi adalah strategi yang dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain, baik perusahaan pemasok, distributor, maupun perusahaan pesaingnya. Dalam hal ini, DHL telah mengakuisisi lebih dari 100 perusahaan, integrasi backward yang dilakukannya terhadap perusahaan penerbangan Airbone Inc. (Amerika) dan integrasi horizontalnya terhadap perusahaan logistik Exel (Inggris) dan Blue Dart (India) membantu DHL dalam memperluas jaringan di seluruh dunia. Selain itu, DHL juga mengadopsi strategi diversifikasi. Awalnya, DHL hanya berfokus pada pengiriman secara cepat sehingga hampir semua produk/jasa pengiriman yang ditawarkannya bersifat time definite. Oleh karena itu, harga yang ditawarkannya tergolong cukup mahal. Untuk mendapatkan pelanggan baru sekaligus mengembangkan jasa yang sudah ada saat ini, DHL telah melakukan diversifikasi dengan menawarkan produk berupa jasa pengiriman via darat namun dengan harga yang lebih murah/kompetitif. Di Indonesia program ini dikenal dengan sebutan day definite, yaitu pengiriman door-to-door paket dan pallet dalam tempo beberapa hari dengan kriteria: •
Tidak terlalu mendesak dan biasanya barang-barang berat
•
Pengiriman yang lebih hemat biaya dan terpercaya
•
Notifikasi pengiriman barang secara proaktif tersedia sesuai permintaan
•
Lokasi pickup dan pengiriman yang terbatas.
Konsep diterapkannya day definite ini dinamakan dengan konsep reverse engineering, dimana sistem pengiriman akan disesuaikan dengan pelanggan berdasarkan segmennya (Coltman, et al., 2010). Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan DHL untuk memperluas pangsa pasarnya, DHL juga mengadopsi strategi intensif. Strategi intensif terbagi menjadi tiga, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Dari fakta yang menyatakan bahwa DHL memiliki departemen riset yang berfokus pada inovasi produk dan pelayanan pengiriman serta kemampuan DHL yang cukup ahli
40
dalam menciptakan solusi yang inovatif dalam desain rantai pasok, DHL mengadopsi strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Produk-produk yang telah dikembangkannya adalah Jumbo Box (untuk pengiriman paket dalam ukuran besar), Jumbo Junior (pengiriman paket dengan ukuran yang tidak terlalu besar), Same Day Service (pengiriman ke negara-negara ASEAN), Overnight (pengiriman sampel ekspor dan dokumen dalam waktu singkat ke seluruh dunia), USA First (pengiriman sampel ekspor kepada pembeli di luar negeri, terutama Amerika Serikat), dan Europe First (pengiriman sampel ekspor/paket ke negara-negara Eropa). Selain itu, DHL juga melakukan investasi pada teknologi informasi yang mampu membuat perusahaan untuk tetap menghasilkan teknologi baru dengan tujuan mempersingkat proses pengiriman dan menawarkan pelayanan yang lebih kompetitif, seperti DHLNET (TM) yang digunakan untuk melacak status pengiriman, jadwal pengiriman, dan informasi harga; penyortiran otomatis; customs clearance; Electronic Data Interchage (EDI) untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam pengiriman, penagihan, dan manajemen data; dan automated voice response services merupakan sistem lacak yang dapat diakses oleh pelanggan melalui telepon. Sedangkan contoh penetrasi pasarnya adalah dengan berkomitmen untuk membuat perubahan positif dan jangka panjang di dunia menggunakan pengetahuan dan kehadiran global yang menguntungkan orang dan lingkungan melalui proyek-proyek berikut. 1.
GoGreen, yaitu melindungi lingkungan dengan: i) Mengoptimalkan efisiensi karbon dari jaringan, armada, dan gedung-gedung DHL; ii) Menguji dan memperkenalkan teknologi penggerak alternatif dan energi terbarukan; iii) Membantu pelanggan DHL dalam mengurangi emisi karbon dengan menawarkan solusi yang ramah lingkungan.
2.
GoHelp, yaitu memberikan bantuan dengan: i) Bermitra dengan PBB dalam membantu orang-orang yang kekurangan; ii) Menyediakan bantuan logistik bandara gratis dengan Tim Tanggap Bencana; iii) Memberi pelatihan kepada penduduk lokal untuk menyiapkan bandara dengan lebih baik sehingga tetap bisa memberikan layanan setelah terjadinya bencana alam.
41
3.
GoTeach, yaitu memperjuangkan pendidikan dengan: i) Bermitra dengan Teach First Deutscland dan Teach For All untuk membuka akses terhadap pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung; ii) Bermitra dengan SOS Children’s village di beberapa negara untuk mendukung pengembangan orang-orang muda dalam mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam hidup; iii) Program beasiswa Upstairs untuk anak-anak karyawan. Selain strategi yang bersifat untuk menggencarkan penjualannya, DHL juga
mengadopsi strategi yang bersifat defensif, seperti strategi retrenchment. Hal ini terlihat dari intesitas dilakukannya PHK dan jumlah karyawan saat ini yang sudah berkurang sebanyak 7,5% dari total karyawannya pada tahun 2005. Hal ini diakibatkan oleh gencarnya DHL dalam melakukan akuisisi terhadap perusahanperusahaan. Selain itu, DHL juga melakukan pengurangan gaji rata-rata karyawan baru sebanyak 4% demi menjamin nasib 130.000 karyawan hingga 2015 dan menjaga stabilitas laba operasional bisnis surat di US$ 1,36 miliar karena DHL memprediksi bahwa masa depan pasar bisnis surat akan semakin berkurang.
4.3.2. Strategi Tingkat Bisnis Untuk strategi tingkat bisnis, DHL mengadopsi strategi diferensiasi. DHL mendiferensiasi
perusahaannya
dari
kompetitornya
dengan
mengidentifikasi
pelanggan dan mencari tahu apa yang mereka inginkan. DHL memberikan manfaat yang tidak akan pelanggan dapatkan dari kompetitornya, seperti mencoba mengambil alih lokasi atau wilayah dimana UPS dan FedEx enggan masuki. DHL menawarkan layanan yang lebih baik dengan harga yang sama dengan cara meningkatkan infrastruktur, termasuk memperluas rute darat/truk, membuat pusat-pusat pengiriman udara, meningkatkan pusat penyortiran, dan lokasi drop-off. Strategi lain yang diadopsi adalah focused differentiation (diferensiasi yang terfokus). DHL menawarkan keunggulan pelayanan dengan memfokuskan hanya pada satu segmen pasar saja. DHL berfokus pada pasar menengah dan bisnis kecil dan agar dapat memberikan pelayanan berkualitas tinggi kepada segmen pasarnya, DHL menyediakan pelayanan personal kepada mereka.
42
4.3.3. Strategi Tingkat Operasional Untuk strategi tingkat operasional, DHL membangun bisnisnya dengan meningkatkan customer service (layanan pelanggan). DHL ingin membentuk pekerja yang lebih ramah terhadap pelanggan dan menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk pelangggan. Hal ini dimulai dengan mempekerjakan orang yang tepat dalam memberikan pelayanan. Selain itu, DHL memasukkan aspek kecepatan ke dalam semua strateginya. DHL berfokus pada pelanggan yang ingin menghemat biaya pengeluarannya dengan mengirimkan parcel via darat dibandingkan udara, namun DHL tetap memberikan pelayanan berkualitas tinggi untuk kedua jenis pelanggan yang ingin mengirimkan parcelnya via darat dan udara. Kecepatan adalah faktor penting yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan. Oleh karena itu, DHL harus memberikan pelayanan secara cepat dengan cara memperluas jaringannya ke seluruh dunia melalui peningkatan infrastruktur, perluasan rute darat/truk, pembuatan pusat-pusat pengiriman udara, serta perubahan pusat penyortiran, lokasi drop off, dan jaringan lainnya.
4.4.
Manajemen Rantai Pasok DHL Manajemen rantai pasok adalah manajemen yang mengatur hubungan dari
hulu (pemasok) hingga hilir (pelanggan) agar dapat menghasilkan customer value yang tinggi dengan biaya keseluruhan yang lebih rendah. Namun, tidak semua perusahaan yang bekerja sama dengan DHL menggunakan jasanya sebagai distributor untuk menyelesaikan permasalahan rantai pasoknya tetapi juga permasalahan bisnisnya melalui konsultasi rantai pasok dan studi jaringan. Jadi, selain sebagai distributor rantai pasok, DHL juga menyediakan jasa konsultasi rantai pasok dengan menawarkan solusi desain rantai pasok. Desain atau rancangan yang baik merupakan poin utama dari solusi desain rantai pasok yang efektif. Dalam banyak kasus, DHL telah membangun sebuah reputasi baik dalam manajemen rantai pasok karena DHL secara konsisten telah mengembangkan solusi desain yang inovatif yang bisa meminimumkan waktu proses operasi sekaligus meningkatkan kontrol.
43
Solusi desain adalah seni dan ilmu analisis rantai pasok dalam menemukan cara untuk memperbaikinya. Tim in-house DHL telah berkontribusi pada solusi desain rantai pasok untuk beberapa merek terkemuka di dunia, sehingga memungkinkan DHL untuk mendapatkan lebih banyak key contacts. Dalam mengembangkan solusi desain rantai pasok, tim solusi desain DHL menawarkan suatu portofolio keahlian dan pelayanan, yang terdiri dari strategi jaringan logistik, desain pengiriman, desain pergudangan dan simulasinya hingga peningkatan operasional dan analisis persediaan. Sistem operasional logistik apabila digabung dengan jaringan global, akan memberikan solusi transportasi udara atau laut serta pergudangan DHL. DHL mempelajari semua aspek operasional logistik untuk menemukan permasalahan yang ada untuk kemudian dicari peluang perbaikannya. Model rantai pasok DHL saat ini dapat menjadi acuan sistem operasional logistik pelanggan. Dengan begitu, secara tidak langsung DHL juga turut berperan serta dalam memperbaiki kondisi pelanggan untuk mencapai tujuannya.
4.4.1. Gambaran Rantai Pasok DHL Secara Umum DHL adalah sebuah perusahaan jasa logistik yang berperan dalam pengantaran barang melalui jalur darat, laut dan udara kepada pengguna jasanya, baik untuk pelanggan dengan jangkauan lokal maupun seluruh dunia (internasional). Aliran barangnya dimulai dari pemasok yang dibutuhkan oleh para ahli, kemudian diteruskan ke kantor pusat, kantor cabang, perusahaan, distributor, hingga sampai ke pengguna akhir. Jadi, prosesnya berawal ketika paket atau dokumen/surat dimasukkan ke dalam sistem dilokasi pengiriman, kemudian paket/dokumen tersebut ditransfer melalui udara atau truk ke pusat pengiriman yang selanjutnya akan diproses atau disortir berdasarkan tujuan akhirnya dan dikirimkan ke pelanggan akhirnya. Proses ini dapat dilihat pada Gambar xx. DHL memberikan fokus pada beberapa sektor, seperti otomotif, kesehatan, kimia, retail, pelanggan yang berperan sebagai pemasok. Selain itu, DHL juga mengadakan kerjasama dengan para pemasok dan ahli sehingga pelanggan dapat memaksimalkan penjualannya.
44
Gambar ambar 4.7. Proses Perpindahan Barang dalam Kondisii Normal Norm
(Sumber: Boberg, 2002)
Ketika masuk asuk kke dalam rantai pasok, kunci utama untuk tuk membuat me pelanggan memilih DHL adalah dalah orang penjualan (sales people) yang agresif, agres pintar, ramah, penuh dengan fakta kta ya yang digunakan untuk menarik dan mempertah pertahankan pelanggan. Sumber daya manusia nusia dengan d talenta yang masih mentah direkrut krut dan d dikembangkan pada awal bekerja, ja, kem kemudian membentuknya menjadi kurir yang berkeinginan dan berpengetahuan luas. P Pada akhirnya, hal ini akan membantuk k pembentukan pem pekerja yang dapat pergii dan menarik pelanggan baru, sehingga menambah menam nilai untuk wilayah tersebut dan pe perusahaan.
Gambar 4.8. Contoh Rantai Pasok DHL
(Sumber: Boberg, 2002)
4.4.2. Implementasi ntasi R Rantai Pasok DHL Walau waktu aktu ssudah larut malam, pusat DHL internasiona asional yang terletak di Brussels masih penuh dengan forklift dan pekerja sortir yang ang sibuk. si Kotak-kotak keluar masuk darii pesa pesawat DHL, mulai dari komputer DELL dan router ro Cisco hingga knalpot Caterpillar lar dan pompa hidrolik Komatsu. Perpindahan han dari da pintu ke pintu
45
untuk beberapa produk yang sensitif terhadap waktu merupakan kunci utama dari ecommerce, JIT, siklus hidup produk yang pendek, mass customization, pengurangan
persediaan, dan keseluruhan rantai pasok global. Rantai pasok global yang terus bergerak membuat industri pengiriman udara menjadi suatu solusi yang sangat tepat. Dengan jaringan perusahaan yang tidak terpusat serta mencakup 227 wilayah dan negara, menjadikan DHL sebagai salah satu perusahaan multinasional. Kantor pusat di Brussels hanya memiliki 450 karyawan dari keseluruhan karyawan yang berjumlah 60.000 orang dengan 26 kebangsaan. DHL juga menjalin sebuah jaringan global yang luas dengan pusat logistik ekspres untuk beberapa barang strategis. Sebagai contoh, di kantor pusat logistiknya, Brussels, DHL meningkatkan, memperbaiki, dan melakukan konfigurasi komputer Fujitsu, proyektor InFocus dan peralatan medis Johnson & Johnson. Selain itu, DHL menyimpan dan menyediakan komponen untuk EMC dan Hewlett-Packard serta menggantikan telepon Nokia dan Phillips. Jika sesuatu rusak pada hari kamis pukul 16.00, maka gudang yang bersangkutan akan tahu pada pukul 16.05 dan barang tersebut akan ada di pesawat DHL pada pukul 19.00 atau 20.00 malam itu juga,” kata Robert Kuijpers, CEO DHL
Internasional.
4.4.3. Tahapan Manajemen Rantai Pasok 4.4.3.1.Perencanaan dan Penjadwalan - Plan
Operasi perencanaan DHL menggunakan pendekatan chase demand, yang artinya produksi (atau dalam hal ini adalah service) DHL akan berubah-ubah tiap periode sesuai dengan permintaan. Sumber daya kunci yang harus direncanakan dengan baik adalah staffing. Selama masa-masa peak dalam satu tahun, staffing menjadi fokus pihak manajemen. Mengalami kekurangan tenaga kerja dapat menyebabkan sistem berjalan dengan lambat, dimana terdapat kemungkinan terjadinya keterlambatan pengiriman ke pelanggan. Selain staffing, faktor penting lainnya adalah operasi inbound dan outbound pesawat karena pesawat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perawatan rutinnya. Pesawat yang bersangkutan harus digantikan dengan pesawat cadangan, sehungga operasinya tetap dapat berjalan
46
dengan normal. Satu elemen lainnya yang harus direncanakan akan adalah kebutuhan glycol, yang merupak rupakan elemen yang dibutuhkan pesawatt selama sela beroperasi di musim dingin untuk tuk m mencegah terbentuknya es di bagian tubuh buh dan d sayap pesawat karena tanpa perencan encanaan glycol, dapat menyebabkan masalah ah besar bes selama musim dingin. Dalam melakuk elakukan perencanaan dan penjadwalan, DHL HL menggunakan me MRP untuk memprediksi ksi wa waktu kedatangan material yang dibutuhkan hkan secara s tepat untuk menyelesaikan pekerjaa ekerjaan. Sedangkann untu untuk manajemen persediaannya, 80% persed ersediaan DHL adalah stok (supplies). Kebany ebanyakan stok tidak secara langsung digunakan nakan pada produk jadi pada pengiriman overnight overn , tetapi untuk menjaga agar aliran n sistem sist tetap berjalan mulus. Terdapat banya banyak sekali stok (hingga ratusan) yang disimp isimpan untuk berjagajaga dalam menghada ghadapi masalah yang tidak terduga. Contohnya tohnya adalah terdapat beberapa motor/mesin mesin tambahan untuk pita konvenyor, persediaa sediaan gulungan yang terdiri dari tiga, empat empat, hingga lima pita ketika pita yang sedang ang bekerja b rusak, atau bahkan sesederhana ana sarung sa tangan untuk para pekerja. Tipe persediaan persed yang paling penting adalah suku uku ccadang pesaawat. Jadi, ketika terjadi masalah masal mekanis pada pesawat atau membutu mbutuhkan perawatan, maka DHL dapat dengan an cepat c memperbaiki atau menggantinya.
Gambar mbar 4.9. Contoh Manajemen Persediaan Sarung Tangan gan DHL D (Sumber: Boberg, 2002)
47
Manfaat dari disimpannya stok oleh DHL adalah banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi tanpa disadari. Hal ini juga dapat menghindari menganggurnya perusahaan karena masalah mekanis atau keterlambatan pengiriman yang diakibatkan oleh masalah pada pesawat. Menurut DHL, tidak ada efek negatif dari memiliki persediaan karena setiap tempat untuk menyimpan persediaan sangatlah berharga.
4.4.3.2.Procurement dan Hubungan dengan Pemasok - Source
Proses procurement DHL bersifat sentralisasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembelian produk dan biaya manajemen pemasok. Dengan dilakukannya sentralisasi, DHL dapat menyederhanakan proses procurement sekaligus dipercaya untuk bekerja sama dengan sejumlah pemasok yang tersertifikasi. Seperti yang diketahui, core competence DHL adalah memberikan solusi rantai pasok yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, penting bagi DHL untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan proses rantai pasok, yang salah satu caranya adalah dengan mempertahankan dan membuat kerja sama dengan perusahaan pemasoknya melalui strategi pengembangan pemasok. ICT (Information and Communications Technology)adalah salah satu aspek terpenting bagi DHL dan perusahaan distribusi transportasi lainnya, dengan adanya semua kesulitan dalam proses logistik, seperti memesan online, melacak barang. Pelanggan terutama membutuhkan penyampaian informasi yang cepat dan baik mengenai posisi barang kirimannya, oleh karena itu DHL melakukan konsolidasi dengan perusahaan pemasok bidang ICT dan rantai pasok, yang salah satunya adalah Zetes. Dengan dilakukannya konsolidasi ini, diharapkan dapat membantu memperluas pasar dengan letak geografis yang berbeda-beda. Selain Zetes yang membantu dalam bidang ICT, DHL juga bekerja sama dengan perusahaan Scania, perusahaan industri berat yang salah satu produknya adalah truk-truk berat melalui suatu perjanjian pengiriman. Dengan Scania sebagai salah satu pemasok DHL dalam transportasi, akan memberikan keuntungan bagi DHL untuk mendapatkan akses dalam memberikan layanan dengan jangkauan lintas batas,
48
sehingga dapat menjamin transportasi ekonomi yang terbaik bagi pelanggan dan menghasilkan keuntungan.
4.4.3.3.Sistem Informasi DHL - Make
Bagi perusahaan logistik, kecepatan merupakan unsur yang sangat penting sehingga sistem online sudah menjadi kebutuhan mutlak, baik karena kompetisi yang semakin ketat antar perusahaan maupun karena pelayanan pelanggan yang maksimal merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, jika perusahaan logistik tidak menggunakan sistem online, maka proses pengiriman barang kemungkinan bisa menjadi
lambat
karena proses
administrasi.
Hal
ini dapat
menimbulkan
ketidakpastian bagi pelanggan dalam penerimaan barang kiriman karena pelanggan tidak dapat memonitor perjalanan barang kirimannya. Di sinilah sistem online berperan, yaitu untuk memonitor keberadaan barang kiriman dengan melakukan koordinasi antar kota dan negara yang bersangkutan. Selain berfungsi untuk memonitor keberadaan barang, sistem online yang merupakan sistem komunikasi data dan jaringan komputer juga menentukan kecepatan pengiriman barang. Proses ini merupakan tahap make dalam serangkaian proses rantai pasok DHL. Tanpa sistem informasi yang baik, pihak DHL bisa saja tidak mengetahui ada kiriman dari satu negara ke negara lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Dalam kondisi seperti ini, setelah barang tiba di pelabuhan atau bandara, pihak DHL baru bisa menghubungi calon penerima untuk menyediakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk clearance di kantor bea cukai. Untuk menghindari terjadinya kondisi seperti ini, maka dibuatlah sistem informasi yang terintegrasi secara online. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan logistik saling berlomba-lomba untuk membangun sistem informasi secara online karena hal inilah yang akan menentukan maksimal tidaknya pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. DHL memanfaatkan teknologi informasi terbaru untuk empat kepentingan pokok, yaitu pergerakan barang, layanan konsumen, hal-hal terkait dengan penagihan dan keuangan, serta hal-hal terkait dengan commercial dan penjualan. Setiap barang yang bergerak selalu diikuti dengan data dan informasi.
49
Begitu ada telepon dari pelanggan mengenai barang yang akan dikirimkan, data mulai tercatat di dalam sistem komputer perusahaan. Data tersebut akan terus diperbaharui di tiap titik pengiriman, mulai dari pengambilan barang hingga proses bea cukai di negara tujuan. Jadi, ketika pesawat tiba, barang bisa langsung diambil dan diantarkan ke alamat yang dituju. Dengan sistem perusahaan yang sudah online, maka perusahaan bisa lebih mudah dalam melakukan pelacakan. Selain membuat sistem informasi yang terintegrasi secara online, DHL juga membuat produk-produk baru yang dalam hal ini berupa jasa pelayanan. Saat ini, produk jasa yang diberikan oleh DHL sangat beragam, seperti Jumbo Box, Jumbo Junior, Same Day Service, Overnight, USA First, Europe First. Dalam hal ini,
pelanggan dapat memilih produk jasa yang akan mereka digunakan.
4.4.3.4.Layanan Pengiriman DHL - Delivery
Tujuan utama dari DHL adalah membuat kemitraan jangka panjang yang kuat dengan para pelanggan dengan memberikan pelayanan kelas dunia. Bentuk pelayanan yang disediakan untuk konsumen mempunyai banyak pilihan. Bahkan, proses pengiriman barangnya dapat disesuaikan dengan keinginan secara sederhana dan mudah. Dalam pengirimannya ke pelanggan akhir, terdapat dua macam proses yaitu time definite dan day definite. Time definite cocok untuk produk yang sangat sensitif
terhadap waktu, sedangkan day definite cocok untuk produk yang less sensitive terhadap waktu dengan harga pengiriman yang lebih murah. Jadi, pelanggan dapat memilih jenis pengiriman sesuai dengan keinginan. Barang yang sedang dalam proses pengiriman dapat dilacak langsung dari layanan pelanggan (customer service) yang disediakan DHL, salah satunya adalah online shipping (proses pengiriman online), alat bantu yang disediakan dalam
pengontrolan pengiriman barang melalui PC, telepon, dan nirkabel.
4.4.4. Rantai Pasok Internasional DHL
Dalam kondisi perekonomian dunia yang terus berubah yang berarti perubahan keputusan yang terus menerus, menambah tekanan dalam rantai pasok.
50
Solusi desain manajemen rantai pasok internasional DHL memfokuskan kegiatannya untuk membantu pelanggan dalam peningkatan kontrol terhadap inbound rantai pasok internasional sehingga dapat memaksimumkan nilai sumber internasional dan global. Dalam manajemen rantai pasok, DHL membantu pelanggan dalam: 1. Memberikan visibilitas dari rantai pasok hulu dan memungkinkan dilakukannya pengambilan keputusan lebih awal 2. Membuat rantai pasok yang lebih fleksibel dan lebih baik dalam merespon perubahan permintaan pelanggan 3. Mengurangi lead time, inventori, dan biaya penyimpanan Solusi manajemen rantai pasok yang berfokus pada pelanggan dibangun berdasarkan service utamanya yang berupa:
1. Origin management atau manajemen di lokasi pengiriman barang, terdiri dari: manajemen vendor, pengumpulan pemasok, perdagangan bea cukai, konsolidasi layanan, dan layanan nilai tambah 2. Global forwarding atau manajemen pengiriman kargo, terdiri dari: manajemen dan pengiriman barang via udara/laut/darat/rel, manajemen transportasi Eropa 3. Destination management atau manajemen di lokasi penerimaan barang, terdiri dari: manajemen pelabuhan dan demurrage, perdagangan bea cukai, jasa dekonsolidasi dan pre-ritel, port untuk transportasi pusat distribusi, pengiriman direct store
4. Supply chain visibility and management atau layanan pusat control, terdiri dari: manajemen pembelian dan pemasanan, RFID, perencanaan dan peramalan, dan manajemen persediaan 5. Global forwarding services atau solusi dan konsultasi rantai pasok internasional menawarkan pengiriman ke semua rute Adapun jasa logistik yang ditawarkan oleh DHL, yaitu: reverse logistics, service logistics, inbound to manufacturing, distribusi peralatan medis, manajemen distribusi
ke toko, dan engineering response.
51
4.4.5. Perluasan dan Peningkatan Jasa Rantai Pasok DHL
Dalam jasa rantai pasok, DHL tidak hanya menawarkan jasa logistik fisik tetapi juga mengatur peningkatan layanan rantai pasok, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya. Berikut adalah bentuk usaha peningkatan layanan rantai pasok DHL. 1. Manajemen pemesanan: penerimaan, pengelolaan, pengerjaan, pengurutan pesanan berdasarkan waktu 2. Manajemen call center: call center mengelola pemesanan, memonitor aktivitas penjualan, memberikan customer service, dan berfungsi sebagai help-desk
3. Manajemen inventori global: DHL memberikan pelanggan gambaran global mengenai inventori, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan disposisi stok 4. Konsolidasi layanan penagihan: pembuatan invoice yang terkonsolidasi dan terkategori berdasarkan semua pelayanan yang dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu oleh lebih dari satu service provider 5. Produk dan Bea cukai: pemberian pelayanan, kualitas, dan manajemen terdepan dalam transaksi lintas batas kepada pelanggan
4.5.
Pengembangan Customer
Untuk menjaga hubungan perusahaan DHL dan pelanggan, DHL sangat menjaga loyalitas pelanggan salah satunya melalui program karyawan baris depan (front line employees). Karyawan khususnya bekerja di bidang layanan konsumen, yaitu program Customer Service Excellence, sedangkan untuk staf TI dikirim ke Kuala Lumpur yang merupakan kantor pusat regional. Peran informasi komplain merupakan salah satu cara untuk mengetahui ketidakpuasan pelanggan. Pelanggan yang tidak puas tidak hanya mengancam penjualan masa depan, namun juga merusak reputasi perusahaan akibat pelanggan yang tidak puas kemudia menceritakan kepada orang lain (Word of Mouth Marketing).
52
Dalam mengatasi komplain dari pelanggan, DHL melakukan pengembangan di bidang sumber daya manusia dan di produk yang dilayani dengan tepat waktu. Dengan SDM yang berkualitas, DHL dapat menekan datangnya keluhan dari konsumen mereka hingga kurang dari 1%. Manfaat meminimalkan komplain bagi suatu perusahaan yang dalam hal ini DHL antara lain: a. Tingkat keuntungan jangka panjang lebih tinggi. DHL mendapat keunggulan kompetitif yang mendorong DHL ke arah profitabilitas yang tinggi karena tingkat komplain yang rendah. b. Pelanggan yang terpuaskan akan setia lebih lama dan tidak beralih ke perusahaan lain hanya karena jasa baru dari perusahaan lain atau harga yang lebih murah. c. Meminimumkan komplain berarti memberi waktu bagi perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan yang terjadi pada kebutuhan pelanggan. d. Perusahaan dengan reputasi complaint yang minim, umumnya memiliki peluang sukses yang lebih besar saat meraih pangsa pasar.
Dalam Customer Relationship Management, DHL menerapkan langkah-langkah : 1. Menjaga kepuasan pelanggan dengan melakukan pengiriman barang on time dan selalu menjaga keutuhan dan keamanan barang. 2. Mendengarkan keluhan dan kritikan pelanggan dan selalu bertindak cepat. 3. Memberikan yang terbaik demi kepuasan pelanggan DHL secara konsisten bertujuan memberikan kemudahan bagi Pelanggan, untuk menjamin kepuasan pelanggan DHL, alat-alat eShipping memungkinkan pelanggan mengurus semua keperluan pengiriman secara on-line. Dalam menjaga hubungan dengan pelanggan, DHL memberikan sebuah website yang mana dapat di akses oleh semua pelanggan maupun bagi yang belum berlangganan. Guna dari website agar para pelanggan dapat mengetahui perkembangan dari barang yang akan dikirim express melalui DHL, pelanggan juga dapat mengetahui berita-berita terbaru tentang perkembangan DHL itu sendiri.
BAB 5 ANALISIS SEKTOR INDUSTRI 5.1.
Komponen Tren Industri Sejak awal untuk penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pemasaran
hasil produksi, semua membutuhkan dukungan sistem logistik. Logistik memegang peranan strategik dalam ekonomi suatu negara karena dua hal. Pertama, kegiatan logistik merupakan salah satu aktivitas yang membutuhkan biaya besar (major expenditure) terhadap suatu kegiatan bisnis, dan karenanya dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kegiatan sektor ekonomi lainnya. Pengeluaran biaya logistik yang besar akan mengakibatkan tingginya harga produk akhir yang dikonsumsi oleh konsumen dan/atau kecilnya keuntungan bersih yang diperoleh oleh sektor industri. Dengan demikian, jika dilakukan efisiensi biaya operasional, maka logistik dapat memberikan
tambahan
kontribusi
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
secara
keseluruhan. Kedua, logistik merupakan soko guru terhadap kelancaran transaksi ekonomi karena berperan sebagai fasilitator terhadap jual-beli barang dan jasa. Jika barang tidak sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu, konsumen tidak dapat membelinya. Jika barang tiba di tempat yang salah atau dalam kondisi yang sudah rusak, maka transaksi jual-beli juga tidak dapat terjadi. Dengan demikian, logistik memegang peranan penting terhadap terjadinya transaksi ekonomi agar seluruh mata rantai aktivitas ekonomi tidak terganggu. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang menginginkan solusi sederhana, kenyamanan serta harga yang kompetitif, rantai pasokan (supply chain) dan industri logistik telah berubah cukup dramatis sejak tahun 1970-an. Industri ini mencakup perusahaan yang bergerak bahan baku, barang jadi, paket, dan dokumen di seluruh dunia. Beberapa tren yang mempengaruhi industri ini adalah: globalisasi, deregulasi, digitalisasi, dan jasa alih daya (outsource). Pertumbuhan perdagangan lintas perbatasan juga telah meningkatkan kompleksitas seluruh rantai pasokan karena dapat menciptakan permintaan untuk manajemen profesional dari pelayanan sebuah
53
54
perusahaan logistik. Pelayanan logistik yang baik akan memajukan dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Volume perdagangan yang berkembang pesat, teknologi terbaru dan terobosan-terobosan inovasi mempengaruhi fenomena industri logistik. Perusahaan menghadapi tantangan besar di abad 21. Mereka harus memenuhi permintaan dari konsumen namun juga memikirkan peluang untuk dapat menurunkan biaya. Selain itu, perusahaan harus dapat merespon secara fleksibel untuk permintaan konsumen yang cepat berubah dan di sisi lain harus berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan perusahaannya terhadap lingkungan. Perusahaan logistik modern melihat situasi ini dan menawarkan solusi kepada perusahaan-perusahaan yang menghadapi situasi tersebut untuk mengatasi tantangan. Karena itu, salah satu terobosan pelayanan dalam industri logistik adalah melalui integrasi layanan, yakni dengan menawarkan pelayanan secara menyeluruh mulai dari dari arus barang masuk (warehousing), perencanaan produksi, pergudangan barang jadi, pengelolaan inventaris, inspeksi, penanganan pengembalian dan pengiriman nasional. Integrasi layanan jasa seperti ini dinamakan end-to-end business. George Stalk, seorang konsultan dari Boston Consulting Group (BCG), menandakan transisi dari kompetisi berbasis biaya-dan-harga menjadi kompetisi berbasis waktu telah terjadi kurang lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Dengan demikian, pembangunan sangat dibutuhkan; keberhasilan sebuah perusahaan semakin bergantung pada kemampuannya untuk bereaksi terhadap keinginan pelanggannya untuk kepraktisan dan pelayanan yang lebih cepat. Hal ini berarti bahwa perusahaanperusahaan yang sukses tidak berarti menawarkan harga yang paling ekonomis kepada pasar; namun sebaliknya adalah mereka yang pertama untuk memperkenalkan teknologi baru atau produk inovatif ke pasar. Dengan kata lain, perusahaanperusahaan yang sukses adalah mereka pertama dan tercepat untuk bereaksi terhadap kebutuhan pelanggan mereka. Ini justru menjadi konsep bagi bidang logistik modern untuk dapat memainkan peran penting dalam memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kecepatan pengembangan produk mereka, pemrosesan pemesanan dan tanggapan yang juga sering diringkas sebagai ketangkasan dalam
55
supply chain. Suatu area baru dan penting menjadi perhatian bagi ahli logistik yaitu kecerdasan dalam bidang arsitektur untuk rantai pasokan modular dan pengelolaan serta mobilisasi rantai tersebut. Perkembangan logistik modern juga terjadi karena kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknologi, perusahaan logistik dapat membangun dan mengoperasikan struktur logistik yang lebih efisien untuk kedua proses alur kerja internal dan pelanggan pada waktu yang bersamaan. Contoh-contoh hasil langsung dari pengaruh teknologi yang kuat kepada kemajuan industri ini akan dibahas dalam bagian tren teknologi. Teknologi juga merupakan prasyarat dan pendorong globalisasi, karena globalisasi hanya dimungkinkan terjadi oleh ketersediaan, infrastruktur jaringan internet yang meluas namun dengan biaya rendah dan kemampuan jutaan komputer untuk berinteraksi satu sama lain melalui standarisasi data dan sistem perangkat lunak. Peluang baru yang dimungkinkan oleh teknologi adalah meningkatkan kemampuan para spesialis logistik untuk menawarkan rasionalisasi kepada pelanggan mereka, sebuah jaminan kualitas dan pelayanan baru. Dengan inovasi teknologi, perusahaan logistik juga akan dapat melengkapi pekerjanya dengan informasi tentang sesuatu yang tidak terduga akan terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak direncanakan; bahkan mungkin dapat secara otomatis melakukan langkah-langkah perbaikan. Dulu, penanganan cerdas terhadap kelangkaan dan kekurangan barang atau jasa dianggap sebagai salah satu tantangan utama perusahaan dalam keberhasilannya di pasar. Namun, sejak pertengahan abad kedua puluh, hal itu tidak lagi mewakili kunci sukses dalam perkembangan ekonomi global. Sekarang keberhasilan ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk membangun posisi yang unik. Tingkat imigrasi meningkat dan hal ini mengarahkan kepada sebuah populasi masyarakat heterogen dan multi-budaya. Usia rata-rata masyarakat meningkat. Rumah tangga menjadi lebih kecil dan lebih banyak mobilisasi. Lebih banyak uang yang dihabiskan untuk kebutuhan non-materi seperti komunikasi, hiburan, kesehatan, dan berbagai jenis layanan. Dalam kaitannya, daya beli lebih sedikit digunakan untuk memenuhi kebutuhan materi seperti makanan dan minuman, pakaian, perlengkapan rumah dan
56
sebagainya. Sebagai hasil dari perkembangan ini, perusahaan sekarang sudah jarang untuk menghasilkan penjualan yang seragam dengan produksi secara massal. Kebutuhan menjadi lebih bersifat individual, semakin beragam dan lebih bersifat sementara. Saat ini, perusahaan berupaya untuk menguasai tantangan baru melalui individualisasi atau penyesuaian massa untuk range barang dagangan dan produk. Hal ini dilakukan dengan memperkaya material produk juga nilai tambah layanan dan peningkatan kualitas. Perusahaan-perusahaan yang sukses adalah mereka yang mampu menawarkan solusi sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang sangat individual dan berorientasi pada pelayanan. Dari perspektif industri logistik, perkembangan ini menyebabkan peningkatan besar dalam permintaan untuk logistik dan jasa transportasi. Perusahaan-perusahaan bahkan outsourcing untuk proses produksi mereka ke perusahaan logistik. Ini juga sehubungan dengan tren perusahaan logistik yang memberikan jasa end-to-end business. Perusahaan logistik harus siap untuk sistem yang lebih fleksibel dan responsif dalam menanggapi pelanggannya.
5.1.1. Kompetitor-kompetitor DHL dalam Industri Logistik •
UPS (United Parcel Service). Didirikan pada tahun 1907 sebagai perusahaan kurir di Amerika Serikat, UPS sekarang telah tumbuh menjadi perusahaan multi-billion-dollar dengan berfokus pada tujuan perdagangan di seluruh dunia. Sebagai perusahaan pengiriman paket di dunia, UPS juga adalah penyedia transportasi khusus, logistik, modal, dan e-commerce. Setiap hari UPS mengelola arus barang, dana dan informasi di lebih dari 200 negara dan teritori di seluruh dunia. Sampai pada tahun 2011, volume pengiriman UPS mencapai kisaran 4 milyar dokumen dan paket. UPS sendiri memiliki 95.125 buah transportasi untuk pengiriman termasuk di dalamnya 2.522 kendaraan listrik 230 pesawat jet.
•
FedEx (Federal Express). Perusahaan berasal dari perusahaan pialang bernama C.J. Tower & Sons pada tahun 1913. Setelah pembelian oleh McGraw-Hill, Inc pada tahun 1986, C.J Tower & Sons menjadi Tower Group International, Inc Tiga tahun kemudian Tower Group memulai serangkaian
57
akuisisi yang meningkatkan kehadirannya di Amerika Serikat dan muncul sebagai pemimpin dalam bidang logistik internasional dan perdagangan teknologi informasi. Sekarang FedEx telah beroperasi di lebih dari 220 negara di seluruh belahan dunia. Rata-rata volume pengiriman FedEx setiap hari adalah 3,5 juta paket dan 11 juta pon freight. FedEx bekerja dengan didukung sejumlah 46.000 buah kendaraan bermotor dan 663 pesawat. •
TNT (Thomas Nationwide Transport). TNT adalah perusahaan global, yang beroperasi di lebih dari 200 negara di seluruh dunia. Perusahaan ini benarbenar mulai dari awal yang sangat sederhana, di belakang Australia pada tahun 1940-an, ketika Ken Thomas mendirikan bisnis transportasi sendiri hanya dengan sebuah truk tunggal. Bisnisnya mulai menggelegar pada tahun 1950 dan perusahaan Ken mulai menawarkan jasa perjalanan dan layanan kereta api barang di seluruh Australia. Pada tahun 1958, perusahaan ini menjadi dikenal sebagai Thomas Nationwide Transport (TNT) dan pada tahun 1961, TNT telah menjadi begitu sukses hingga terdaftar di bursa efek Australia. TNT melebarkan sayapnya hingga ke Belanda pada tahun 1992 dan mulai go international. Hingga tahun 2011, volume pengiriman TNT mencapai angka 1 juta pengiriman setiap harinya. TNT didukung 30.000 kendaraan bermotor dan 46 pesawat dalam melakukan bisnisnya.
5.1.2. Supplier dalam Perusahaan Logistik Supplier bagi perusahaan jasa logistik adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan jasa logistik juga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan (terutama transportasi), bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari perusahaan lainnya. Perkembangan dalam lingkungan supplier dapat memberi pengaruh yang arnat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan jasa logistik. Hal-hal yang perlu diamati dalam hubungan perusahaan dan supplier kecenderungan harga dan masukan atau solusi yang ditawarkan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah,
58
pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kejadian lainnya yang berhubungan dengan supplier dapat mengganggu strategi perusahaan yang sudah direncanakan atau bahkan lebih buruk lagi dapat menurunkan nilai guna perusahaan bagi pelanggannya. DHL adalah perusahaan penyedia jasa logistik global dan multikultur yang sudah beroperasi di berbagai belahan dunia. DHL sepenuhnya menyadari tanggung jawab terhadap pelanggan kami, pemegang saham, karyawan dan masyarakat di mana DHL beroperasi. Dengan demikian, DHL telah membuat satu petunjuk standar mengenai nilai dan etika untuk membimbing DHL dan perusahaan-perusahaan supplier dalam berbisnis, yang disebut Supplier Code of Conduct. DHL mengharapkan semua supplier untuk mematuhi prinsip-prinsip etika yang sama. Dalam petunjuk itu, berbagai konten yang dibahas antara lain seputar perencanaan bisnis, standar hukum dan etika dalam kerjasama, petunjuk kesehatan dan keselamatan sampai kepada standar regulasi lingkungan. Semua konten itu disesuaikan dengan strategi internal DHL sehingga tidak ada penyimpangan yang terjadi dalam pelayanan kepada konsumen.
5.2. Komponen Tren Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan organisasi untuk berkolaborasi dengan pemasok, pelanggan, dan pemegang kepentingan lainnya untuk mendapatkan manfaat strategis. Zhang (2005) (seperti dikutip oleh Wei-Chen, 2012), menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan sistem informasi untuk mendukung pengembangan fleksibilitas strategis dengan mitra, sehingga memperoleh keunggulan kompetitif. Kemajuan di komputer dan teknologi komunikasi telah memperluas peran tradisional sistem informasi (SI) dari penciptaan, penyimpanan, dan transformasi, dan transmisi informasi dalam suatu organisasi (sistem intraorganisasi), menjadi pembentukan sistem informasi interorganisasional yang menjadi basis pertukaran atau pembagian informasi dan layanan antar organisasi. Di Indonesia, beberapa kemajuan telah dicapai dalam bidang informasi, komunikasi dan teknologi (ICT) antara lain dengan telah dibangun dan diimplementasikannya sistem National Single Window (NSW) yang merupakan
59
pengintegrasian sistem pelayanan kepabeanan dengan pelayanan perdagangan (trade system) dan pelayanan kepelabuhanan (port system) untuk pengurusan ekspor dan impor. Namun demikian konektivitas sistem informasi dan komunikasi antara infrastruktur pelabuhan dengan transportasi intermoda dan multimoda belum terbangun dengan baik, mengingat INSW baru diimplementasikan pada 5 (lima) pelabuhan laut dan 2 (dua) pelabuhan udara sehingga masih banyak pelabuhan laut dan pelabuhan udara yang belum melaksanakan INSW. Kondisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat luas dan hanya 22% (dua puluh dua persen) wilayahnya berupa daratan, menjadi tantangan yang sangat besar di bidang logistik. Tantangan yang dihadapi bukan saja dalam hal penanganan fisik barang, namun juga dalam penyiapan infrastruktur untuk pengiriman informasi. Walaupun sementara infrastruktur komunikasi seluler sudah dapat menjembatani ketiadaan infrastruktur yang lain, namun dalam jangka panjang hal ini akan mengakibatkan sistem logistik Indonesia menjadi kurang bersaing. Seiring dengan volume perdagangan antar negara yang semakin meningkat dan pertumbuhan produksi yang sangat besar, jasa logistik dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, dengan standar keamanan yang tinggi serta kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman. Pasar yang kompetitif tidak dapat dihindari dalam industri ini, dengan harga produk yang terus jatuh tentunya membutuhkan manajemen biaya yang efektif. Fakta bahwa perubahan adalah satusatunya hal yang tidak berubah, teknologi yang konvergen, pergeseran cara penjualan dan distribusi, dan pasar-pasar baru yang terus bermunculan. Beberapa teknologi baru akan lebih memicu laju dan kebutuhan akan perubahan.
5.2.1. Warehouse Management System Perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning) adalah deskripsi dari sistem yang menggunakan teknologi informasi inovatif untuk mengelola segala macam area di perusahaan. Perusahaan besar, khususnya, hampir tidak bisa berfungsi tanpa tailor-made ERP software. Salah satu komponen dari ERP adalah sistem pengelolaan gudang (WMS). Dengan bantuannya, manajemen gudang
60
yang tepat dapat dilakukan bahkan dalam penyimpanan yang paling kompleks dan sistem distribusi. Akibatnya, pemantauan persediaan dapat ditingkatkan dan seluruh rantai pasokan dapat dirancang lebih efisien. Sistem manajemen gudang (WMS) merupakan langkah evolusi lebih lanjut dari sistem manajemen persediaan (Inventory Management Systems) yang digunakan pada 1980-an dan awal 1990-an. IMS tradisional hanya memungkinkan untuk memberikan dan menyampaikan item disimpan dan posisi penyimpanan dikelola. Tapi sekarang WMS dapat melakukan lebih banyak lagi. Antara lain, mereka mengijinkan banyak indikator penting yang dapat dipantau dan mengembangkan strategi multifaset untuk mengoptimalkan sistem yang digunakan dari indikator-indikator. Akibatnya, penyimpanan yang kompleks dan sistem distribusi dapat dengan mudah dikelola, dimonitor dan dioptimalkan.
5.2.2. Radio Frequency Identification Identifikasi frekuensi radio (RFID) adalah salah satu Megatrend dalam bidang logistik. Pencarian di Google dengan kata kunci RFID menghasilkan lebih dari 30 juta entri. Selain itu, ratusan juta tag RFID dijual setiap tahun. Perusahaan ritel besar seperti METRO, Tesco dan Wal-Mart sudah mengharuskan pemasok mereka untuk menggunakan RFID. Meskipun demikian, barcode masih tetap standar tak terbantahkan dalam logistik global. Kenyataan ini menimbulkan dua pertanyaan: Apa yang bisa RFID lakukan? Dan apa pengaruhnya terhadap logistik? Menggunakan gelombang radio, sistem RFID mengantarkan informasi tentang produk, sebuah pallet atau persediaan keseluruhan. Berbeda dengan barcode, informasi ini tidak harus susah payah dibaca oleh scanner. Akibatnya, penanganan barang menjadi sangat sederhana - semuanya terjadi melalui transmisi radio: cepat, otomatis dan tanpa kontak. Perangkat keras RFID terdiri dari tag RFID dan sebuah reader. Tag RFID juga disebut transponder. Transponder - kombinasi dari kata-kata transmitter (pemancar) dan responder (perespon) yang berisi microchip untuk penyimpanan informasi dan sebuah antena mengirim dan menerima untuk pertukaran data dengan lingkungan. Pengkodean dari microchip dilakukan pada stasiun-stasiun
61
read-write yang dikombinasikan dengan ERP perusahaan, antara area lain. Proses read-write dimulai secara otomatis setelah tag RFID datang dalam kisaran sebuah stasiun. Tag RFID datang dalam berbagai jenis. Sebuah perbedaan dibuat antara transponder aktif dan pasif. Transponder aktif dilengkapi dengan baterai yang menyediakan daya yang digunakan untuk transmisi data dan penyimpanan data. Transponder pasif tidak memiliki baterai - mereka yang didukung oleh medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh stasiun read-write. Tag RFID ditransmisikan pada berbagai frekuensi, menggunakan rentang yang berbeda dan kecepatan transmisi data. Kisaran tag meluas dari satu meter (pasif dan dalam rentang frekuensi tinggi) sampai 10 meter dan lebih (aktif dan dalam rentang frekuensi ultra-tinggi). Beberapa tag RFID dilengkapi dengan sensor tambahan yang dapat melakukan pekerjaan yang meliputi pengukuran suhu atau getaran. Namun, tidak setiap reader memahami setiap tag. Tapi ketika reader dan tag mengerti satu sama lain, dalam sesuatu seperti sistem tertutup, banyak kemungkinan muncul.
5.2.3. Otomasi Intralogistik melibatkan organisasi, pelaksanaan dan optimalisasi aliran material internal perusahaan, arus informasi dan penanganan barang dengan bantuan sistem teknis dan jasa. Jangkauan itu meluas dari ban berjalan dan teknologi pengemasan ke perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Daerah ini berdenyut dengan aktivitas, didorong oleh kecenderungan menuju outsourcing dan tuntutan terkait untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu contoh yang baik adalah robot: Sementara robot telah memainkan peran utama dalam produksi selama bertahuntahun, kekuatan mereka dalam bidang logistik baru-baru ini mulai diakui. Saat ini, robot terutama digunakan untuk biaya yang lebih rendah di daerah dengan biaya intralogistik yang tinggi. Permintaan pada intralogistik terus meningkat: sebagai akibat dari faktorfaktor seperti varietas tumbuh, peningkatan individualisasi produk, pengurangan integrasi in-house vertikal dan proses produksi dan distribusi yang cepat berubah.
62
Kesulitan-kesulitan ini dapat diimbangi melalui penggunaan sistem dan peralatan otomatis sebagian atau seluruhnya, termasuk penyimpanan otomatis high-bay dan transportasi tanpa operator. Hal ini sudah mungkin secara teknis pada perkembangan saat ini. Tapi keuntungan ini diimbangi dengan kerugian fleksibilitas. Fleksibilitas diperlukan agar perusahaan cepat bereaksi terhadap situasi pasar baru dan permintaan pelanggan yang berbeda-beda setiap saat. Otomasi juga dapat dihubungkan dengan biaya tinggi. Mengingat parameter-parameter tersebut, sistem aliran bahan yang baik adalah salah satu yang dapat menjaga keseimbangan antara fleksibilitas dan otomatisasi. Di satu sisi, permintaan pelanggan khusus harus ditujukan semaksimal mungkin. Di sisi lain, kemajuan teknis otomatisasi harus dapat dieksploitasi.
Gambar 5.1. Robot pada Intralogistik (Sumber: http://www.dhl-discoverlogistics.com/cms/en/course/technologies.jsp)
5.2.4. The Intelligent Box Teknologi RFID tidak dapat dilihat secara terpisah, melainkan harus bekerja sama dengan teknologi lain seperti sistem sensor, RFID dapat benar-benar memamerkan kekuatannya. Salah satu penggunaan potensial menarik dan menjanjikan dari RFID melibatkan penghubungan RFID berbasis tag sensor dengan kemasan standar seperti kontainer atau kotak. Kotak cerdas, sebuah penemuan dari Pusat Inovasi DHL, menggunakan RFID berbasis tag sensor untuk mengukur berbagai kondisi - seperti panas, dingin, kelembaban atau guncangan. Kotak ini menciptakan tawaran menarik untuk industri makanan, farmasi, otomotif dan elektronik. Industri-industri ini menempatkan
63
tuntutan yang tinggi pada jumlah tekanan eksternal yang diakibatkan pengiriman. Tag sensor dapat mengukur apakah komponen elektronik terguncang hebat. Memang, pengiriman akan tetap rusak. Namun penerima masih bisa memesan pengganti sejak awal dan menghindari terkejut ketika pengiriman tiba. Selain melacak kondisi, kotak cerdas ini juga dapat melacak posisi dan keamanan. Mengetahui posisi barang dalam pengiriman tentunya telah menjadi hal yang umum dalam industri logistik, namun perihal keamanan masih merupakan suatu inovasi. Dengan adanya segel elektronik pada setiap pintu, pengiriman hanya dapat dibuka oleh petugas terotorisasi atau penerima dengan menggunakan sandi yang telah diatur. Segel elektronik ini juga memungkinkan untuk membunyikan alarm pada saat pintu dicoba untuk dibuka oleh pihak yang tidak terotorisasi. Penggunaan dari kotak cerdas ini telah jelas. Namun beberapa rintangan masih harus diatasi sebelum dapat digunakan dalam dunia bisnis sehari-hari. Salah satu rintangan adalah telekomunikasi. Dalam transportasi laut, terdapat tantangan lain diantaranya transmisi sinyal tag RFID dari perut kapal di laut lepas secara alami menjadi lemah untuk sampai ke stasiun penerima. Sinyal radio diserap baik oleh benda lain dimuat di kapal maupun oleh lambung kapal. Namun, sinyal-sinyal harus tetap mampu untuk disampaikan terpusat. Akhirnya, sinyal RFID harus dikirim melalui koneksi satelit kapal ke perusahaan pelayaran dan penerima barang. Dalam angkutan udara, tantangan terbesar adalah keamanan penerbangan. Sinyal radio pemancar aktif itu harus dimatikan selama penerbangan. Tapi tag sensor terus merekam kondisi pengiriman.
5.3. Komponen Tren Pasar
Fokus pada pelanggan, merupakan salah satu kunci sukses sebuah perusaan. Durianto (2004) mengemukakan peran pelanggan sangat penting karena berhubungan dengan masa depan bisnis. Sedemikian pentingnya peran pelanggan sehingga banyak pembahasan mengenai pelanggan menghasilkan istilah antara lain customer is a king, customer is dynamics, dan only customer can fire us all. Oleh karena itu, pengetahuan terhadap tren dan perkembangan customer merupakan hal yang penting
64
untuk diketahui perusaahn. Karena dengan mengetahui tren yang sedang terjadi, perusahaan dapat menerapkan strategi efektif dalam memasuki pasar. Industri logistik, DHL contohnya sebagai salah satu aktor, mempunyai dua jenis customer, yaitu individual customer (perseorangan), dan enterprise/perusahaan lain. Berikut akan dijabarkan tren customer logistik saat ini baik individual maupuan enterprise customer:
5.3.1. Individu Perkembangan teknologi memberikan banyak perubahan pada kehidupan, termasuk dampak soial bagi gaya hidup masyarakat. Perilaku masyarakat cenderung untuk ingin menyelesaikan aktivitasnya secara cepat, nyaman, efektif dan efisien, sehingga penghematan waktu dan tenaga menjadi hal pokok dalam penggunaan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi, manusia dapat berkomunikasi, melakukan pekerjaan, ataupun berbelanja. Dalam berbelanja, manusia cenderung membutuhkan waktu yang lama mulai dari perjalanan, pemilihan barang, dan antrian pembayaran. Untuk menghemat waktu, berbelanja secara online hadir sebagai solusi efisien dalam berbelanja karena dapat menghemat waktu perjalanan, pemilihan barang, dan pembayaran. Online shop muncul pertama kali pada tahun 1995, yaitu Amazon muncul sebagai toko buku online, dan terus mengalami perkembangan hingga sampai sekarang di Indonesia telah banyak muncul berbagai jenis online shop mulai dari tektil, properti, makanan, maupun service. Dahulu, industri logistik banyak digunakan individu dalam hal pengiriman dokumen dan paket. Sekarang, berdasarkan tren online shop yang sedang merebak, industri logistik digunakan individu lebih banyak dalam pengiriman barang/paket daripada dokumen. Pergeseran ini selain disebabkan pertumbuhan online shop, juga disebabkan karena pengiriman dokumen dapat dilakukan via email.
5.3.2. Perusahaan Perusahaan, sebagai salah satu pasar industri logistik, tidak dapat terlepas dari aktivitas logistik dalam kegiatan SCM-nya. Setiap perusahaan, seperti consumer
65
goods, otomotif, dan perusahaan lainnya pasti memiliki divisi logistik untuk distibusi/pengiriman finish product ke customer. Dahulu, aktivitas logistik, distibusi, dan pengiriman barang ini dilakukan secara mandiri oleh perusahaan. Akan tetapi, berdasarkan tren saat ini, telah banyak perusahaan yang memandatkan aktivitas logistiknya ke perusahaan logistik lain (third party logistic). Pola outsourching, menyerahkan penanganan distribusi barang ke perusahaan lain, sudah banyak dilakukan, selama aktivitas logistik bukanlah core utama perusahaan tersebut. Salah satu alasan perusahaan melakukan outsourcing/3PL, adalah karena pertumbuhan permintaan, sehingga barang yang perlu dikirimkan berjumlah besar dan memerlukan pihak ketiga untuk membantu proses distribusi. Dilihat dari layanan yang ditawarkan, perusahaan logistik dibedakan menjadi empat tipe layaknya piramida. Lapisan pertama disebut basic service atau outsourcing model yang dikenal dengan istilah logistic service provider (LSP). Rata-rata perusahaan logistik lokal di Indonesia baru memasuki tahap ini. Kedua, value-added atau third party logistic (3PL). Ketiga, lead logistic atau lead logistic provider (LLP). Perusahaan yang mencapai level ketiga ini sudah sangat canggih dan bisnis logistiknya terintegrasi. Contoh untuk level ini hanya dijumpai di perusahaan logistik luar negeri. Dan keempat atau tahap tertinggi adalah advance service atau fourth party logistic provider (4PL). Sustainable SCM, telah menjadi topik hangat di kalangan perusahaan. Begitu pula di industri logistik, green logistic juga sedang menjadi tren saat ini. Banyak perusahaan logistik melakukan pengurangan emisi di kendaraan pengiriman untuk menjaga kondisi lingkungan dan menciptakan sustainable logistic.
5.3.3. Pemerintah Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu wilayah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya.
66
Program pembangunan daerah tertingal lebih difokuskan pada percepatan pembangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya ekonomi, keuangan daerah aksesibilitas serta kesediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut pada umumnya terdapat pada daerah yang secara geografis terisolir dan terpencil seperti perbatasan antar negara, daerah pulau-pulau kecil, daerah pedalaman, daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-2014, telah ditetapkan daftar 183 kabupaten yang masuk katagori daerah tertinggal. Penentuan 183 kabupaten tertinggal tersebut didasarkan pada perhitungan 6 (enam) kriteria utama, yaitu : (1) perekonomian masyarakat, (2) sumberdaya manusia; (3) infrastruktur (prasarana); (4) kemampuan keuangan lokal (celah fiskal); (5) aksesibilitas dan (6) karakteristik daerah. Selain kriteria dasar tersebut, juga dipertimbangkan kondisi kabupaten yang berada di daerah perbatasan antar negara, daerah rawan bencana dan daerah yang ditentukan secara khusus. Dengan adanya RPJM 2010-2014 ini, makan tren pemerintah dalam menggunakan layanan industri logistik Indonesia mengarah ke pembangunan daerah tertinggal melipati pembangunan infrastruktur komunikasi, listrik, jalan raya, jembatan, maupun perbaikan saat bencana alam. Pengangkutan alat-alat berat, distribusi sandang dan pangan, akan menjadi fokus industri logistik Indonesia dalam melayani program pemerintah dan atau melayani masyarakat daerah tertinggal pada utamanya.
5.3.4. General Society Trends and Customer Buying Behavior Permintaan pasar yang beragam dan lebih kompleks dalam industri logistik menyebabkan perusahaan, seperti DHL, perlu untuk melakukan inovasi dan operational exellence, di antaranya menyediakan layanan ekspress, dimana barang dapat diantar dengan cepat, layanan packaging, dimana DHL memberikan layanan pengemasan sebelum barang dikirim, dan layanan penyimpanan, dimana customer dapat menitipkan barang sebelum dikirim. Dengan adanya layanan penyimpanan ini, DHL juga perlu memikirkan manajemen dan aktivitas gudang perusahaan.
67
Tabel 5.1. Voice of Customer
Voice of Customer
Layanan dalam memenuhi VoC
•
Permintaan pasar yang beragam
•
Permintaan lebih
pengiriman
kompleks
(alat
•
barang
Inovasi dan operational excellence (customize service)
berat,
jembatan, bahan bangunan, dll)
-
Pilihan ekspress
-
Packaging
-
Penyimpanan/
manajemen
gudang •
Customer butuh rasa aman dalam
•
pengiriman
Asuransi Supply Chain Risk Management
•
Customer ingin direspon cepat
•
Linking all division
•
Customer
menggunakan
•
Creating community Customer
media
dalam
social
melakukan
Engagement Management
pekerjaan/aktivitas
Dalam hal pengiriman barang, konsumen selain menyerahkan barang, juga menyerahkan suatu tanggung jawab kepada perusahaan logistik. Tanggung jawab ini menyangkut keamanan fisik barang (tidak cacat setelah mencapai tujuan), maupun keamanan dari segi keberadaan (tidak hilang). Kedua hal ini menjadi hal pokok bagi pelanggan dalam memilih perusahaan logistik, sehingga perusahaan perlu menjamin keamaanan barang dan menjaga kepercayaan customer agar dapat unggul dalam industri. Berkaitan dengan ini, maka DHL menyediakan layanan asuransi bagi pengiriman barang pelanggan, dan merumuskan supply chain risk management, dimana dalam sebuah ratai supply, tidak hanya material, uang, dan informasi saja yang beredar, akan tetapi ada juga resiko yang beredar pada rantai tersebut. Dengan adanya layanan asuransi dan supply chain risk management ini, maka customer dapat merasa aman dan percaya dalam melakukan pengiriman barang. Dalam industri jasa, pada dasarnya customer ingin dilayani secara istimewa dan cepat. Kecepatan dan ketepatan menjadi hal utama bagi perusahaan logistik. Untuk merespon ini, DHL menghubungkan semua divisi, dimana antar divisi satu dengan divisi yang lain saling berkaitan, sehingga apabila ada keluhan/order dari
68
customer, maka keluhan/order ini dapat direspon secara cepat, karena komando berjalan secara jelas dan terarah dalam internal perusahaan. Budaya masyarakat Indonesia yang gemar menggunakan social media, membuat perusahaan logistik menciptakan suatu komunitas bagi para pelanggan, seperti contoh asosiasi logistik Indonesia, dimana komunitas ini bertujuan untuk memfasilitasi pelanggan untuk berinteraksi satu sama lain. Di Eropa, komunitas logistik berjalan sangat efektif karena dalam komunitas ini terjalin kerjasama antar pelanggan, dan menghasilkan sebuah win-win solution, dimana perusahaan logistik diuntungkan dengan adanya loyalitas dari pelanggan untuk terus menggunakan layanan perusahaan melalui customer engagement, dan pelanggan diuntungkan dengan terbukanya kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan pelanggan lain.
5.3.4.1. Pengaruh Teknologi Terhadap Tren Pasar Seiring dengan perkembangan teknologi, orang akan semakin banyak yang mempunyai tablet (device pribadi). Dengan penggunaan device ini, maka frekuensi penggunaan dan tingkat permintaan aplikasi akan meningkat. Orang akan bersifat lebih mobile dan ingin segalanya praktis. Semua pekerjaan dan aktivitas diharapkan dapat dilakukan dalam device pribadi tersebut. Oleh karena itu, di masa mendatang, tidak menutup kemungkinan industri logistik akan membuat sebuah aplikasi, dimana konsumen dapat menggunakan layanan DHL di perangkat yang mereka miliki. Sebenarnya saat ini DHL sudah menerapkan sistem layanan berbasis online. Akan tetapi sistem ini masih bersifat web-based, dan belum memasuki mobile-based. Diprediksi di masa mendatang sistem berbasis mobile based, seperti aplikasi di android misalnya, akan menjadi salah satu tren perusahaan logistik Indonesia, sehingga konsumen dapat melacak pengiriman dan keberadaan barang dengan mudah dan efisien. Di sisi lain, dengan adanya layanan online baik web based maupun mobile based ini, perusahaan juga diuntungkan dengan adanya kewajiban pelanggan untuk mengisi biodata sebelum dapat menggunakan layanan DHL. Dari biodata pelanggan ini, DHL dapat melakukan analisis pola dan tren pembelian pelanggan,
69
yang dimana analisa ini dapat digunakan sebagai bahan perumusan strategi perusahaan ke depannya.
5.3.4.2. Pembagian Kelas Konsumen Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat heterogen. Pemahaman akan perilaku konsumen di Indonesia yang berbeda-beda, menjadi salah satu kunci kesuksesan perusahaan logistik. Oleh karena itu, diperlukan pembagian kelas konsumen berdasarkan tingkat kebutuhan. DHL menawarkan layanan pengiriman dengan range harga yang luas. Hal ini dimaksudkan untuk membagi konsumen, dimana konsumen dengan tingkat kebutuhan yang rendah/kurang urgent, dapat menggunakan layanan regular denga harga rendah. Seddangkan konsumen dengan tingkat kebutuhan yang tinggi dan membutuhkan pengiriman secara cepat, dapat menggunkan layanan ekspress DHL. Dengan pembagian kelas konsumen seperti ini, maka diharapkan DHL dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
5.4. Komponen Lingkungan, Politik, dan Ekonomi 5.4.1. Lingkungan Perubahan iklim telah menjadi masalah besar dan perhatian bagi seluruh masyarakat dunia. Hal ini membuat para produsen barang maupun jasa juga terlibat untuk harus memikirkan inovasi “green” product supaya dapat bertahan di pangsa pasarnya. Produsen barang maupun jasa diminta agar membuat produk atau jasa yang lebih ramah lingkungan dari segala proses yang memungkinkan untuk dilakukan. Hal ini telah menimbulkan tugas-tugas yang lebih baru pula bagi perusahaan penyedia jasa logistik, seperti merancang sistem untuk lingkaran ekonomi serta penyaluran cerdas kepada masyarakat, penggabungan dan optimalisasi transportasi dan semua yang menggarisbawahi kebutuhan untuk logistik. Industri logistik akan menjadi kunci untuk upaya pengurangan karbon yang komprehensif. Industri logistik dapat mencapai hasil pengurangan karbon yang signifikan dengan membuat jaringan
70
distribusi yang lebih bih ef efisien, dengan menggunakan moda transporta sportasi yang tepat dan dengan mengelolaa kapa kapasitas beban angkutan dan rute lebih efisien. sien. “Sustainability, bility, khususnya pengurangan emisi karbon, bon, sudah s merupakan aspek sentral darii bisnis bisni kami dan merupakan bagian integral dari strategi st perusahaan kami. Pelanggan di sel seluruh dunia semakin menuntut green logistic gistic” – Frank Apple, Chief Executive Offi Officer of Deutsche Post DHL. Deutsche che Post P DHL adalah perusahaan logistik pe pertama di seluruh dunia yang berkomitmen itmen untuk mencapai target efisiensi karbon arbon. Berikut adalah program-program DHL HL dalam d mendukung green services.
Gambar 5.2. Target Efisiensi Karbon DHL (Sumber: www.dhl.com)
Salah satuu cara terbaik untuk mengurangi konsumsi bahan baha bakar fosil dan emisi gas rumahh kac kaca adalah mengubah sarana transportasi rtasi yang digunakan. Contohnya adalahh ranta rantai supermarket Monoprix di Perancis dan an DHL DH di Jerman. Pada bulann Nov November 2007, Monoprix mulai meningkatkan katkan penggunaan dari kereta untuk memasok masok supermarket di wilayah Paris. Barang g dibawa diba dengan kereta api ke sebuah gudang udang pusat sekitar 30 kilometer dari Paris. ris. Kemudian K barulah digunakan truk-truk ruk un untuk memasok outlet ritel individu. Saat aat ini, ini 27 dari 60 toko sedang diberlakukan kan ccara ini. Jika hal ini diberlakukan untuk tuk total to 60 toko, lima kereta akan mengangk ngangkut total 185.000 ton barang setiap hari. Ini akan berarti pengurangan hingga gga 110.000 perjalanan truk setiap tahun dan pengurangan p yang signifikan dalam emisi gas rumah kaca.
71
Gam Gambar 5.3. Program DHL dalam Sustainable Logistic tic (Sumber: www.dhl.com)
Program ini hanya h salah satu dari banyak program am Monoprox. M Secara keseluruhan, paket et keb kebijakan yang diperkenalkan oleh Monoprix rix meningkatkan m biaya dalam rantai suplai plai pasok. p Meskipun demikian, manajemen en perusahaan pe berpikir bahwa strategi ini ak akan terbayar dalam jangka menengah karena karen memoles citra perusahaan dalam hal llingkungan. Pada DHL, L, pen penggunaan kereta telah banyak menggantika antikan truk. Misalnya, "Parcel InterCity"" menyediakan men koneksi semalam untuk pusat-pusa pusat utama ekonomi. Konsep ini didasarkan sarkan pada penggunaan penumpang kereta lokomotif loko yang dapat mencapai kecepatan tan hi hingga 160 km/jam. Parcel InterCity memilik emiliki prioritas di atas semua kereta lain ain ddan menawarkan kecepatan superior dibandingkan diban dengan transportasi berbasis asis ja jalan. Dengan biaya yang sebanding, daya ya tarik tari angkutan kereta api meningkat jauh. uh. S Sebuah kereta dapat menggantikan hingga gga 70 7 truk – hasilnya
72
adalah emisi lebih sedikit, kebisingan lebih sedikit dan penghematan energi yang meningkat.
5.4.2. Politik Walaupun Indonesia telah melakukan berbagai upaya pembenahan di bidang logistik domestik, akan tetapi dengan persaingan global yang semakin ketat kinerja logistik nasional masih belum menggembirakan. Kegiatan di sektor logistik diatur di dalam berbagai regulasi yang bersifat parsial di beberapa kementerian dan pada umumnya regulasi tersebut belum sepenuhnya mempertimbangkan perspektif logistic secara menyeluruh. Beberapa peraturan yang terkait dengan sector logistik yang ada saat ini, antara lain: a) Undang Undang tentang Pergudangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 2 Prp Tahun 1960 tentang Pergudangan (Lembaran Negara Tahun 1962 No. 31) menjadi Undang Undang, mendefinisikan gudang sebagai tempat tertutup khusus digunakan untuk menyimpan barang perniagaan, mewajibkan pemilik gudang untuk menyelenggarakan administrasi gudang berkaitan dengan barang masuk dan keluar, membayar biaya administrasi kecuali gudang yang berada di dalam pelabuhan dan menetapkan adanya jangka waktu penyimpanan barang di gudang berdasarkan kriteria barang impor, barang ekspor dan penggolongan letak gudang. Dari definisi ini terlihat bahwa pendefinisian gudang hanya rely on export – import activities. Dalam rangka untuk mengakomodasikan perkembangan bisnis maka pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 16/MDAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan, yang substansinya telah mengatur operasionalisasi dan administrasi pergudangan. d) Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang telah direvisi menjadi UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang undang ini pada intinya bertujuan untuk menciptakan keselamatan, kelancaran,
73
ketertiban transportasi jalan, moda dan jaringan moda transportasi yang layak, biaya transportasi yang murah dan efisien serta pembiayaan pemeliharaan jalan yang berkesinambungan dengan melibatkan stakeholder jalan. e) Undang-Undang Penerbangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan mewajibkan prasarana dan sarana penerbangan yang handal dan memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan, mewajibkan sertifikasi kompetensi personil penerbangan, mewajibkan sertifikasi laik terbang pesawat dan helikopter, menetapkan pemerintah sebagai penentu struktur dan golongan tarif penggunaan fasilitas dan jasa di bandara, mewajibkan pengangkut baik yang berjadwal maupun tidak berjadwal untuk memiliki izin, dan merinci tanggung jawab pengangkut meliputi kewajiban mengangkut barang yang telah disepakati, menerbitkan dokumen angkutan, menjamin keselamatan barang angkutan, dan mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap kerugian pihak ketiga akibat dari operasional pengangkutan udara. f) Undang-Undang Pelayaran Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 yang telah direvisi menjadi UndangUndang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menjelaskan fungsi pelabuhan yang dilaksanakan dengan cara koordinasi antara kegiatan pemerintah dengan kegiatan pelayanan jasa di pelabuhan yang mencakup keselamatan pelayaran, bea dan cukai, imigrasi, karantina serta keamanan dan ketertiban dan juga mengatur perihal penyelenggaraan transportasi laut (pengoperasian kapal, standar keselamatan, tanggung jawab, hingga pengembangan sumber daya manusianya). Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa pelayaran diselenggarakan dengan tujuan memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional (pasal 3). Jenis angkutan terdiri dari angkutan laut, angkutan sungai dan danau, dan angkutan penyeberangan (pasal 6). Usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan terdiri dari bongkar muat barang, jasa pengurusan transportasi, angkutan perairan pelabuhan, tally, depo kontainer, agen kapal, perawatan dan perbaikan kapal (pasal 31). Kegiatan pelabuhan untuk menunjang kelancaran perdagangan yang
74
terbuka bagi perdagangan luar negeri dilakukan oleh Pelabuhan Utama (pasal 111). Dalam rangka pelaksanaan UU pelayaran ini Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 sebagai kerangka kebijakan operasional. g) Undang-Undang Perkeretaapian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian mengatur tentang masuknya swasta ke dalam bisnis perkeretaapian, yang mengakhiri monopoli PT Kereta Api Indonesia terhadap bisnis perkeretaapian. Selain itu, undang-undang ini juga mengatur tentang persyaratan teknis, pengujian dan kelaikan operasi perkeretaapian,
mengatur
tentang
kewajiban
sertifikasi
kompetensi
awak
perkeretaapian, mewajibkan adanya asuransi terhadap tanggung jawab penyelenggara prasarana perkeretapian, serta mengatur tentang keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keamanan dan keselamatan angkutan melalui kereta api. h) Undang-Undang Kepabeanan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang mengatur impor, ekspor dan prosedur pabean, meliputi pemeriksaan pabean, penanganan barang saat kedatangan, pembongkaran, penimbunan dan pengeluaran barang, penetapan tarif bea masuk dan nilai pabean, jaminan dan bentuk jaminan, serta kewajiban menyelenggarakan pembukuan.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan melakukan perubahan bahwa saat dimulainya suatu barang dinyatakan sebagai barang ekspor yakni barang yang telah dimuat, menetapkan adanya bea keluar terhadap barang ekspor tertentu, pengawasan pengangkutan barang dalam daerah pabean, pemberitahuan rencana kedatangan sarana pengangkut kecuali sarana pengangkutan darat, mengatur prosedur pengangkutan barang impor antar Tempat Penimbunan Sementara atau Tempat Penimbunan Berikat. Undang-undang ini juga menentukan besaran denda atas setiap pelanggaran berdasarkan kriteria tertentu. i) Undang-Undang Ketenagakerjaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menegaskan tentang sertifikasi kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan menetapkan
75
pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai pihak yang berwenang menetapkan standarisasi kompetensi profesi. j) Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Meskipun keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pada prinsipnya tidak dikaitkan secara langsung dengan sektor logistik, namun lahirnya undang-undang ini akan turut memberi pengaruh terhadap proses dan kelancaran aktivitas logistik. Sebagaimana dimaklumi, kegiatan
logistik
sangat
membutuhkan
dukungan
ICT
(information
and
communication technology) yang secara spesifik menjadi urusan pengaturan pada undang-undang ini. k) Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Freight Forwarding 1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 1988 tentang Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding) yang didefinisikan sebagai usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya. Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi dapat melakukan usahanya di dalam maupun di luar negeri. 2) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM-10/1989 tanggal 26 Januari 1989 tentang Penguatan Status Hukum Operasionalisasi Industri Jasa Freight Forwarding, yang pada intinya merupakan operasionalisasi lebih lanjut dari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 tahun 1988. 3) Pengaturan lain yang juga terkait dengan kegiatan freight forwarding antara lain :
76
(a) Peraturan Menteri Perhubungan No. 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010 – 2030; (b) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda;
5.4.3. Ekonomi Sektor logistik secara makro menentukan daya saing suatu negara. Bila daya saing diartikan sebagai perbandingan produktivitas dan biaya, maka daya saing dapat diukur melalui persentasi ongkos logistik terhadap pendapatan nasional bruto suatu negara. Semakin rendah ongkos logistik maka semakin baik daya saing negara tersebut. Menurut data dari Bank Dunia, posisi Logistic Performance Index (LPI) Indoensia pada tahun 2012 berada pada peringkat 59 dari 155 negara di dunia. Hal itu menunjukkan biaya logistik di Indonesia masih cukup tinggi. Peringkat tersebut lebih rendah dari 5 negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura (2), Malaysia (29), Thailand (35), Filipina (44), dan Vietnam (53). Menurut catatan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia biaya logistik di Indonesia mencapai 24 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp1.820 triliun per tahun dan merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia. Nilai Rp1.820 triliun tersebut terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp546 triliun, biaya transportasi Rp1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp182 triliun. Menurut anggota Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3EI) Kadin, Ina Primiana, biaya logistik di Indonesia terbilang sangat tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya sebesar 15 persen, Amerika dan Jepang sebesar 10 persen. Selain biaya yang sangat tinggi, menurut Ina mutu pelayanan logistik di Indonesia masih buruk, seperti waktu jeda di Indonesia untuk barang-barang impor tersebut mencapai 5,5 hari dan biaya angkut yang mahal. Ongkos logistik Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara merupakan cerminan kondisi sarana, teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan kebijakan logistik yang belum berkembang dengan optimal. Ongkos logistik yang tinggi turut menyumbang ekonomi biaya tinggi
77
yang menyebabkan rendahnya daya saing produk-produk Indonesia. Keadaan ini memerlukan perhatian bersama dari semua pemegang kepentingan dalam bidang logistik. Selain itu, tren meningkatnya arus perdagangan juga dapat dilihat dari arus barang dan peti kemas pelabuhan. Seperti Pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi salah satu pintu gerbang utama keluar masuk barang, di mana selama tiga tahun terakhir rata-rata arus peti kemas tumbuh 26 %. Pada tahun 2010, tercatat mencapai 4,7 juta Tenty feet Equivalent Unit’s (TEUs). Angka ini kembali meningkat dimana tahun lalu mencapai sekitar 6 juta TEU’s. Besar arus peti kemas yang mendekati kapasitas maksimum pelabuhan membuat urgensi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi semakin tinggi. Peningkatan arus peti kemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan sinyal positif atas volume perdagangan di Indonesia. Pada tahun 2012 ini, pasar logistik Indonesia terus tumbuh 14% tiap tahun. Peningkatan disebabkan kuatnya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh tingginya konsumsi domestik. Meningkatnya pertumbuhan industri logistik di Indonesia, membuat DHL berinvestasi sebesar 25 miliar rupiah untuk membangun warehouse multiuser baru. Bisnis yang terkait dengan forwarding ekspor/impor, pengiriman dan pengangkutan udara akan tetap kuat berkat kegiatan perdagangan eksternal yang berkelanjutan. Pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) diharapkan akan berlanjut. Perdagangan eksternal Indonesia diharapkan akan tumbuh 32.5 % mencapai US$ 514,2 miliar pada tahun ini. Melihat fakta-fakta di atas, relokasi dan derasnya aliran modal di indonesia diperkirakan akan mendorong kegiatan manufaktur di Indonesia dan meningkatkan permintaan logistik. Retail atau barang konsumsi harian dan jasa logistik suku cadang akan menjadi area fokus pertumbuhan di indonesia. Sebagai tambahan, globalisasi juga memberi pengaruh besar pada sektor industri logistik. Seluruh warga negara di dunia diharapkan akan dapat menikmati akses yang lebih luas ke berbagai pilihan barang dan jasa yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah serta dapat memilih berbagai pekerjaan yang lebih baik. Dalam roadmap Sistem Logistik Nasional 2025 juga sudah dipetakan transformasi
78
sistem logistik Indonesia dan di dalamnya ada sasaran integrasi jaringan logistik ASEAN (tahun 2016-2020) serta integrasi jaringan logistik global (tahun 2021-2025). Biaya transaksi skala internasional nantinya akan semakin rendah dibandingkan sekarang saat dimana biaya bea masuk masih tinggi, pengolahan dokumen dan birokrasi yang rumit, serta komunikasi dan transportasi yang belum terintegrasi dengan baik. Globalisasi dan perkembangannya akan mendorong meningkatnya kebutuhan untuk transportasi, penyimpanan, penanganan, perencanaan komunikasi, dan jasa manajemen. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan berada di bawah tekanan untuk mengoptimalkan kualitas dan harga layanan mereka. Disinilah peran logistik menjadi salah satu alat yang penting dalam memastikan kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan di pasar global. Sehubungan dengan itu, industri logistik akan menjadi salah satu kunci dari globalisasi dan berkontribusi terhadap kemakmuran suatu negara.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Secara umum dapat dikatakan bahwa logistik adalah aliran barang atau jasa mulai dari sumber sampai tujuan. Pengertian logistik yang lebih rinci adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik asal sampai titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan. Transportasi dan logistik merupakan salah satu elemen proses penting dalam sistem jaringan rantai pasok global. Tidak hanya karena logistik memiliki porsi biaya yang cukup besar namun juga karena logistik berpengaruh kuat pada efisiensi serta kelancaran aliran suatu barang. DHL adalah sebuah perusahaan penyedia jasa logistik yang bernaung kepada grup Deutsche Post DHL. Perusahaan ini telah didirikan di San Fransisco pada tahun 1969. Kini perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan terkemuka di dunia. DHL berpusat di Bonn, Jerman dan Plantation, Florida, Amerika Serikat. Perusahaan ini telah beroperasi di lebih dari 220 negara dengan pekerjanya yang mencapai 285.000 pekerja. Kini perusahaan tersebut terbagi lagi ke dalam 4 divisi yaitu Divisi Express, Divisi Kargo, Divisi Supply Chain dan Divisi Global Mail. DHL telah melayani lebih dari 1 miliar pengiriman barang atau dokumen di setiap tahunnya dengan jumlah kantor mereka yang mencapai 6500 kantor di seluruh dunia. Deutsche Post DHL menghasilkan keuntungan lebih dari 51 miliar Euro di tahun 2010. Pada tahun 2012 ini, pasar logistik Indonesia terus tumbuh 14% tiap tahun. Peningkatan ini disebabkan kuatnya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh tingginya konsumsi domestik. Untuk itu perlu adanya dukungan aktif dari pemerintah untuk menekan biaya logistik di Indonesia seperti perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan, penambahan kapasitas pelabuhan, perbaikan bandar udara, serta penyediaan teknologi informasi yang mendukung. Kebijakan yang konstruktif juga perlu dirancang untuk meningkatkan performa industri logistik di Indonesia. Kebijakan yang mungkin dapat dilakukan mencakup sistem perizinan custom yang jelas dan efisien, serta penetapan harga yang kompetitif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Albracht, B.C. 2012. ‘New Service Development Proces for Logistic Service Provider’ Appel, Frank, 2012, ‘Why global connectedness matters’, dikutip 12 Desember 2012, www.delivering-tomorrow.com/why-global-connectedness-matters/ Barnes, David 2007, Operations Management : An International Perspective, Cengage Learning Buttle, Francis 2000, The CRM Value Chain, Macquarie University, Sydney. Boberg, J. 2002, DHL Worldwide Express. Coltman, T, Gattorna, J, Whiting, S 2010, ‘Realigning Service Operations Strategy at DHL Express’, Informs, Vol. 40, No. 3, pp. 175-183. Company
Potrrait
2012,
dikutip
12
Desember
2012,
David, Fred R. 2009, Strategic Management : Concepts and Cases, Thirteenth Edition. Pearson Durianto, D., dkk. 2004, Model Matriks Konsumen untuk Menciptakan Superior Customer Value, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ghemawat, Pankaj, 2012, ‘Track Connectedness Today to Deliver a Better Tomorrow’, dikutip 12 Desember 2012, www.delivering-tomorrow.com/trackconnectedness-today-to-deliver-a-better-tomorrow/ Gupta, Avaneesh., Margolis Brett 2011, Sustaining High Performance through Effective Supplier Development: Accenture. FedEx
Corporation,
dikutip
http://about.van.fedex.com/fedex_corporation
80
12
Desember
2012,
81
Hülsmann,
Michael.,
&
Pfeffermann,
Nicole
2011,
Strategies
and
Communications for Innovations: An Integrative Management View for Companies and Networks, Springer. Kirom, MN dan Anam HC, 2010, ‘Analisis Perusahaan Global di Indonesia’, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Köhler, Thomas 2005, Logistics Service Innovation Management - Evidence from Two Longitudinal Case Studies at Deutsche Post, Cranfield University. Laudon, K. C., & Laudon, J. P. 2012, Essentials of Management Information Systems, Prentice Hall, New Jersey. Liu. 2011. ‘An analysis of third-party logistics performance and service provision’, Transportation journal, Vol. 47, Issue 4, pp. 547–570. Mohan V., & Zeithaml, Valerie A. 2002, Managing the New Service Development Process : Multi-Disciplinary Literature Synthesis and Directions for Future Research, American Management Association, New York. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional – Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (http://www.ekon.go.id/) diunduh tanggal 27 November 2012 Recklies, Dagmar 2001, Recklies Management Project GmbH. Shan, Chang 2012, ‘Assessment of National Logistics Competence in Taiwan, Vietnam, and Malaysia’, Journal of Shipping and Logistic, Vol. 28, Issue 2, pp. 255–274. Supplier
Code
of
Conduct,
dikutip
12
Desember
2012,
www.dp-
dhl.com/en/about_us/corporate_divisions/corporate_procurement/the_supplier_co de.html Taniguchi, Eiichi, 2012, ‘The Future of City Logistics’, dikutip 12 Desember 2012, www.delivering-tomorrow.com/the-future-of-city-logistics/
82
The
Logistics
Phenomenon,
dikutip
12
Desember
2012,
www.dp-
dhl.com/en/logistics_around_us/trends/logistics_phenomenon/logistis_phenomen on.html ‘The Royal Academy of Engineering’ 2012, Industrial Systems: Capturing Value through Manufacturing, ISBN 1-903496-69-1 TNT
Express
at
Glance,
dikutip
12
Desember
2012,
UPS
Facts
Worldwide,
dikutip
12
Desember
2012,
www.ups.com/content/id/en/about/facts/worldwide.html Veeke, HPM, Lodewijks, G, Ottjes. JA 2006, ‘Conceptual Design of Industrial Systems: An Approach to Support Collaboration’, Res Eng Des, Vol. 17, pp. 85101