TUGAS AKHIR – MS141501
ANALISIS DAMPAK PENETAPAN PELABUHAN HUB INTERNASIONAL BITUNG PADA BIAYA LOGISTIK: STUDI KASUS WILAYAH INDONESIA TIMUR
SEKAR PURTIANTARI NRP. 4411 100 004
Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015 i
TUGAS AKHIR – MS141501
ANALISIS DAMPAK PENETAPAN PELABUHAN HUB INTERNASIONAL BITUNG PADA BIAYA LOGISTIK: STUDI KASUS WILAYAH INDONESIA TIMUR
SEKAR PURTIANTARI NRP. 4411 100 004
Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.
JURUSAN TRANSPORTASI LAUT Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
i
FINAL PROJECT – MS141501
ANALYSIS OF IMPACT BITUNG INTERNATIONAL HUB PORT TO LOGISTIC COST: CASE STUDY EAST INDONESIA
SEKAR PURTIANTARI NRP. 4411 100 004
Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.
DEPARTMENT OF MARINE TRANSPORTATION Faculty of Marine Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya Tugas Akhir (MS 141501) ini dapat terselesaikan. Tugas ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Firmanto Hadi, S.T., M.Sc sebagai Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Wali penulis yang dengan sabar memberikan bimbingan, ilmu dan motivasi. 2. Bapak Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membagi ilmu dan motivasi. 3. Bapak Ir. Tri Achmadi Ph.D., Bapak I.G.N. Sumanta Buana S.T., M.Eng., Bapak Dr. Ing Setyo Nugroho dan Bapak Ir. Murdjito, M.Sc.Eng. Sebagai dosen pengajar Jurusan Transportasi Laut atas semua ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama proses perkuliahan. 4. Dosen muda Jurusan Transportasi Laut, Mas Hasan, Mbak Niluh, Pak Takim, Mas Jauhari, Pak Erik, Pak Eka dan Pak Boyke atas bantuan dan arahan selama proses perkuliahan. 5. Seluruh dosen Jurusan Teknik perkapalan atas ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh karyawan Divisi Operasi dan Teknik PT. Pelabuhan Indonesia III (Pak Rumaji, Mbak Kiki, Mbak Septi dan segenap karyawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu) atas bantuan observasi data 7. Seluruh karyawan PT. Bhanda Ghara Reksa khususnya Pak Nanang yang telah membantu dalam observasi data serta memberikan ilmu dan motivasinya 8. Kedua orang tua penulis, Ibu, Bapak, dan Adik-Adik yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kebutuhan baik moril dan materiil bagi penulis.
9. Kekasih tercinta Ricky Fadhilla Shaleh, yang telah memberikan dukungan serta doa selama pengerjaan Tugas Akhir 10. Partner Tugas Akhir satu bimbingan Pak Firmanto Hadi, Ahmad Subari, Devita Hilda dan M. Yasir, terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya menjadi kawan suka duka selama pengerjaan Tugas Akhir
v
11. Teman-teman Transportasi Laut CEKETRANS (Marissa, Yeni, Devita, Anantya, Gandhes, Alfi dan Aryanda) yang selalu memberikan dukungan baik saat masa perkuliahan maupun pengerjaan Tugas Akhir ini. 12. Teman-teman Teknik Perkapalan 2011 (Nidia, Sholihah, Nia dkk) yang selalu memberikan nasihat dan dukungan kepada penulis 13. Teman-teman Transportasi Laut dan Teknik Perkapalan CENTERLINE 2011 yang selalu memberikan dukungannya selama pengerjaan tugas akhir ini. 14. Sahabat SMA (Muhibatus, Rindang, Marissa/Nemo, Dian dan Okik) atas motivasi, doa dan semangatnya selama ini 15. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Serta tidak lupa penulis mohon maaf yang sebesar besarnya apabila terdapat kesalan dalam laporan ini.
Surabaya, Juli 2015
Sekar Purtiantari
vi
ANALISIS DAMPAK PENETAPAN PELABUHAN H UB INTERNASIONAL BITUNG PADA BIAYA LOGISTIK: STUDI KASUS WILAYAH INDONESIA TIMUR Nama Mahasiswa : NRP : Jurusan / Fakultas : Dosen Pembimbing :
Sekar Purtiantari 4411 100 004 Transportasi Laut / Teknologi Kelautan 1. Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. 2. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.
ABSTRAK
Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI), Pemerintah Indonesia melakukan penguatan Konektivitas Nasional guna mendukung sistem logistik nasional. Pelabuhan Bitung ditetapkan menjadi Pelabuhan Hub Internasional untuk wilayah Indonesia Timur, sehingga muatan internasional yang akan masuk maupun keluar dari Indonesia harus melalui Pelabuhan Hub Internasional Bitung terlebih dahulu. Pada kondisi saat ini, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pintu keluar masuknya muatan internasional untuk wilayah Indonesia Timur. Sehingga, penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung, akan mengakibatkan dampak biaya logistik. Analisis yang dilakukan adalah perhitungan biaya logistik pada kondisi saat ini dan kondisi setelah penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung. Biaya yang dianalisis adalah biaya pelayaran kapal internasional maupun domestik, biaya bongkar muat dan penanganan muatan di pelabuhan asal dan tujuan, serta biaya transhipment. Dari hasil analisis yang dilakukan, besar unit biaya per TEU’s yang transit di Pelabuhan Bitung adalah sebesar 4% lebih tinggi dibandingkan pada Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pada analisis sensitivitas yang dilakuka n terhadap proporsi muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur, pada prosentase 100% muatan internasional, unit biaya per TEU’s yang transit di Pelabuhan Bitung adalah sebesar 11% dibandingkan pada Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kata kunci: Pelabuhan Hub Internasional, sensitivitas, transhipment, unit cost
vii
ANALYSIS OF IMPACT BITUNG INTERNATIONAL HUB PORT TO LOGISTIC COST: CASE STUDY EAST INDONESIA Author ID No. Dept. / Faculty Supervisors
: : : :
Sekar Purtiantari 4411 100 004 Marine Transportation / Marine Technology 1. Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. 2. Irwan Tri Yunianto, S.T., M.T.
ABSTRACT
Based on the Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development 2011-2025 (MP3EI), Indonesia Government do strengthening of National Connectivity in support of the National Logistics System. Port of Bitung will be assigned to become an international hub port For the region of Eastern Indonesia, so the interstate goods that will get in and out Indonesia must have through Bitung International Hub Port first. However, in current conditions, the main port that functioned as the main gate for Eastern Indonesia is the port of Tanjung Perak in Surabaya. The calculations in this final project are the calculation of transport costs of the existing conditions and after the Bitung international hub port is set. The logistics cost includes voyage cost, cargo handling cost at the port of origin and destination and transhipment cost. The results of the analysis, unit cost of transhipment per TEU's at the Port of Bitung is 4% higher than at the Port of Tanjung Perak Surabaya. In sensitivity analysis, the proportion of international cargo to Eastern Indonesia, if percentage of international corgo is 100%, unit cost of transhipment per TEU's at the Port of Bitung is 11% higher than at the Port of Tanjung Perak Surabaya. Keywords: International Hub Port, sensitivity, transhipment, unit cost
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................iii LEMBAR REVISI.....................................................................................................................iv KATA PENGANTAR................................................................................................................v ABSTRAK ...............................................................................................................................vii ABSTRACT ............................................................................................................................viii DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................xi DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xii 1. BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................................... 2 1.3. Tujuan .......................................................................................................................... 2 1.4. Batasan Masalah .......................................................................................................... 3 1.5. Manfaat ........................................................................................................................ 3 1.6. Hipotesis ...................................................................................................................... 3 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 5 2.1. Pelabuhan ..................................................................................................................... 5 2.1.1. Definisi Pelabuhan ................................................................................................ 5 2.1.2. Fungsi Pelabuhan .................................................................................................. 5 2.2. Pelabuhan Hub Internasional ....................................................................................... 6 2.3. Wilayah Hinterland Pelabuhan .................................................................................... 6 2.4. Jaringan Pelayanan Transportasi Laut ......................................................................... 7 2.5. Perencanaan Jaringan Pelayanan Transportasi Laut .................................................... 7 2.6. Biaya ............................................................................................................................ 8 2.7. Logistik ........................................................................................................................ 9 2.7.1. Pengertian Logistik ............................................................................................... 9 2.7.2. Aktivitas Logistik ................................................................................................. 9 2.8. Biaya Pengiriman ....................................................................................................... 10 2.9. Charter Kapal ............................................................................................................10 2.9.1. Bareboat Charter ................................................................................................ 10 2.9.2. Time Charter ......................................................................................................11 2.9.3. Voyage Charter ..................................................................................................11 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 13 3.1. Diagram Alir Penelitian ............................................................................................. 13 3.1.1. Identifikasi Pelabuhan Internasional .................................................................. 14 3.1.2. Analisis Kondisi Saat Ini .................................................................................... 14 3.1.3. Analisis Pelabuhan Hub Bitung .......................................................................... 14 3.1.4. Moda Transportasi .............................................................................................. 15 3.1.5. Biaya Logistik .................................................................................................... 16 ix
3.1.6. Analisis Sensitivitas ............................................................................................ 16 3.1.7. Kesimpulan dan Saran ........................................................................................ 16 4. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................................... 17 4.1. Tinjauan Objek Penelitian ......................................................................................... 17 4.1.1. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ................................................................... 17 4.1.2. Pelabuhan Bitung ................................................................................................ 19 4.2. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional ...................................................... 20 4.3. Moda Transportasi ..................................................................................................... 24 4.3.1. Kapal Petikemas Internasional ........................................................................... 25 4.3.2. Kapal Petikemas Domestik ................................................................................. 26 5. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................................... 29 5.1. Langkah-langkah Perhitungan ................................................................................... 29 5.1.1. Pengelompokkan Ukuran Kapal Petikemas ....................................................... 29 5.1.2. Asumsi-Asumsi yang Digunakan ....................................................................... 32 5.2. Analisis Operasional Kondisi Saat Ini ....................................................................... 37 5.3. Analisis Operasional Pelabuhan Hub Bitung ............................................................. 38 5.4. Analisis Biaya Logistik Kondisi Saat Ini ................................................................... 39 5.4.1. Biaya Pelayaran (Kondisi Saat Ini) .................................................................... 39 5.4.2. Biaya Muatan Petikemas (Kondisi Saat Ini) ...................................................... 42 5.4.3. Total Biaya Logistik (Kondisi Saat Ini) ............................................................. 44 5.5. Analisis Operasional Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung ...................... 46 5.5.1. Biaya Pelayaran (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung) ................... 46 5.5.2. Biaya Muatan Petikemas (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Bitung) ............. 49 5.5.3. Total Biaya Logistik (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung) ............ 51 5.6. Analisis Biaya Logistik dengan Sunk Cost dari Terminal Teluk Lamong................. 52 5.7. Perbandingan Unit Cost pada Kondisi Saat ini dan Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung .......................................................................................................... 53 5.8. Analisis Sensitivitas ................................................................................................... 54 6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 57 6.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 57 6.2. Saran .......................................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 59 7. LAMPIRAN ......................................................................................................................... 60 BIODATA PENULIS.............................................................................................................116
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung.................................................... 1 Gambar 4.1. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional untuk Wilayah Indonesia Timur pada Kondisi Saat Ini ................................................................................................................ 21 Gambar 4.2. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional untuk Wilayah Indonesia Timur pada Kondisi Pelabuhan Hub Bitung ....................................................................................... 23 Gambar 5.1. Grafik Hubungan antara DWT dan GT Kapal Petikemas ................................... 30 Gambar 5.2. Grafik Hubungan antara DWT Kapal dengan Kecepatan Dinas (Vs) Kapal Petikemas .................................................................................................................................. 30 Gambar 5.3.Grafik Hubungan DWT Kapal dengan Daya ME Kapal Petikemas..................... 30 Gambar 5.4. Grafik Hubungan DWT Kapal dengan Daya AE Kapal Petikemas .................... 31 Gambar 5.5. Grafik Analisis Sensitivitas Muatan dengan Unit Cost ....................................... 55
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Arus Muatan Petikemas Internasional dan Domestik Tahun 2010-2014 ................ 17 Tabel 4.2. Fasilitas Utama Terminal Petikemas Surabaya ....................................................... 18 Tabel 4.3. Fasilitas Peralatan Terminal Petikemas Surabaya ................................................... 18 Tabel 4.4. Tarif Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ............................................................... 19 Tabel 4.5. Arus Muatan Internasional Pelabuhan Bitung ......................................................... 19 Tabel 4.6. Tarif Pelabuhan Bitung............................................................................................ 20 Tabel 4.7. Rute Distribusi Muatan Petikemas Internasional melalui Pelabuhan Tanjung Perak .................................................................................................................................................. 22 Tabel 4.8. Jumlah Muatan Internasional pada Masing-masing Tujuan (Transit Surabaya) ..... 22 Tabel 4.9. Rute Distribusi Muatan Petikemas Internasional melalui Pelabuhan Bitung .......... 23 Tabel 4.10. Jumlah Muatan Internasional pada Masing-masing Tujuan (Transit Bitung) ....... 24 Tabel 4.11. Data Kapal Petikemas Internasional ...................................................................... 25 Tabel 4.12. Kapal Petikemas Domestik.................................................................................... 27 Tabel 5.1. Pengelompokkan Ukuran Kapal Petikemas ............................................................ 31 Tabel 5.2. Konsumsi Bahan Bakar Minyak Main Engine dan Auxiliary Engine ..................... 32 Tabel 5.3. Asumsi Produktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan ................................................ 33 Tabel 5.4. Asumsi Proporsi Muatan Petikemas Internasional pada Masing-Masing Tujuan... 33 Tabel 5.5. Load Factor Bongkar dan Muat pada Masing-Masing Pelabuhan ......................... 34 Tabel 5.6. Time Charter Rate Kapal Petikemas ....................................................................... 35 Tabel 5.7. Tarif Bahan Bakar Minyak ...................................................................................... 35 Tabel 5.8. Tarif Pelabuhan ....................................................................................................... 36 Tabel 5.9. Tarif Bongkar Muat Petikemas ............................................................................... 36 Tabel 5.10. Tarif Penanganan Petikemas ................................................................................. 37 Tabel 5.11. Total Time dan Frekuensi Kunjungan Kapal (Transit Surabaya) .......................... 38 Tabel 5.12. Total Time dan Frekuensi Kunjungan Kapal (Transit Bitung) .............................. 39 Tabel 5.13. Jumlah Kapal Berdasarkan Kapasitas Kapal Petikemas (Transit Surabaya)......... 40 Tabel 5.14. Total Time Charter Hire (Transit Surabaya) ......................................................... 41 Tabel 5.15. Total Biaya Bahan Bakar Minyak (Transit Surabaya) .......................................... 41 Tabel 5.16. Total Biaya Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya) ................................ 42 Tabel 5.17. Jumlah Muatan yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya) .................................................................................................................... 43 Tabel 5.18. Total Biaya Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya) .................................................................................................................................. 43 Tabel 5.19. Total Biaya Penanganan Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya) .................................................................................................................................. 44 Tabel 5.20. Biaya Logistik (Transit Surabaya)......................................................................... 45 Tabel 5.21. Jumlah Kapal Berdasarkan Kapasitas Kapal Petikemas (Transit Bitung)............. 46 Tabel 5.22. Total Time Charter Hire (Transit Bitung) ............................................................. 47 Tabel 5.23. Total Biaya Bahan Bakar Minyak (Transit Bitung) .............................................. 48 xii
Tabel 5.24. Total Biaya Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung) .................................... 49 Tabel 5.25. Jumlah Muatan yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung) ........................................................................................................................ 49 Tabel 5.26. Total Biaya Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung) ...................................................................................................................................... 50 Tabel 5.27. Total Biaya Penanganan Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung) ...................................................................................................................................... 51 Tabel 5.28. Biaya Logistik (Transit Bitung)............................................................................. 51 Tabel 5.29. Unit Cost dengan Sunk Cost Terminal Teluk Lamong .......................................... 53 Tabel 5.30. Perbandingan Unit Cost ......................................................................................... 53 Tabel 5.31. Analisis Sensitivitas Muatan dengan Unit Cost .................................................... 54 Tabel 5.32. Analisis Sensitivitas Muatan dengan Unit Cost dengan Sunk Cost ....................... 55 Tabel 5.33. Analisis Sensitivitas Produktivitas BM dengan Unit Cost .................................... 56
xiii
xiv
1.BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI), Pemerintah Indonesia melakukan penguatan Konektivitas Nasional guna mendukung MP3EI. Salah satunya ialah penetapan pelabuhan hub internasional di Kawasan Barat dan Timur Indonesia sebagai pelabuhan utama yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan berfungsi sebagai pelabuhan alih muat (transshipment) barang antarnegara. Kuala Tanjung merupakan alternatif pelabuhan hub internasional untuk kawasan Indonesia Barat, sedangkan Bitung merupakan alternatif pelabuhan hub internasional untuk kawasan Indonesia Timur.
Gambar 1.1. Penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung
Sumber : (Economic 2011)
Pelabuhan Hub Internasional tersebut ditetapkan untuk menjadi pintu keluar dan masuk Indonesia. Sehingga, muatan dari dan ke luar negeri harus melalui atau transit di Pelabuhan Hub Internasional tersebut. Pada wilayah Indonesia Timur, semua muatan yang akan keluar atau masuk Indonesia harus melalui Pelabuhan Hub Internasional Bitung terlebih dahulu. Sehingga akan ada dampak yang terjadi akibat penetapan 1
Pelabuhan Hub Internasional Bitung tersebut terutama pada dampak biaya logistik yang terjadi. Selain itu, terdapat pelabuhan yang telah melakukan pengembangan seperti pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong oleh PT. Pelabuhan Indonesia III dan Pelabuhan Kalibaru oleh PT. Pelabuhan Indonesia II. Pengembangan pelabuhan tersebut ditujukan agar dapat melayani kapal-kapal Internasional dengan kapasitas besar. Namun, jika penetapan 2 (dua) pintu keluar dan masuk Indonesia dioperasikan, maka pengembangan pelabuhan yang dilakukan tidak dapat beroperasi secara maksimal karena adanya pengalihan trafik kunjungan kapal khususnya kapal internasional yang diharuskan melalui pelabuhan hub internasional terlebih dahulu. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai analisis dampak penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung pada biaya logistik dengan studi kasus wilayah Indonesia Timur. 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka beberapa permasalahan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana biaya logistik pada kondisi saat ini (sebelum penetapan pelabuhan hub internasional Bitung)? 2. Bagaimana biaya logistik yang terjadi akibat penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung? 3. Bagaimana kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan biaya logistik akibat penetapan pelabuhan hub Bitung dengan pelabuhan hub pada kondisi saat ini? 1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui biaya logistik pada kondisi saat ini (sebelum penetapan pelabuhan hub internasional Bitung) 2. Mengetahui biaya logistik yang terjadi akibat penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung 3. Mengetahui kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan biaya logistik akibat penetapan pelabuhan hub Bitung dengan pelabuhan hub pada kondisi saat ini 2
1.4. Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini, terdapat beberapa batasan terhadap penelitian yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan dikhususkan pada muatan petikemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak 2. Muatan petikemas Internasional yang di analisis adalah kapal dengan hinterland wilayah Indonesia Timur 3. Biaya logistik yang akan dibahas khusus pada biaya logistik muatan petikemas 4. Sistem persewaan kapal peti kemas menggunakan sistem time charter 1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui selisih dari biaya logistik akibat penetapan pelabuhan hub internasional Bitung, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pertimbangan akan penetapan pelabuhan hub internasional Bitung. 1.6. Hipotesis
Biaya logistik akibat penetapan pelabuhan hub internasional Bitung akan lebih besar dibandingkan dengan kondisi saat ini yang mana sebagai pelabuhan hub atau pelabuhan utama untuk wilayah Indonesia Timur adalah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pemindahan pelabuhan utama untuk muatan petikemas internasional ke pelabuhan hub internasional Bitung dapat menimbulkan biaya logistik yang lebih rendah jika seluruh muatan internasional merupakan muatan yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur.
3
4
2.BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelabuhan 2.1.1. Definisi Pelabuhan
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat, dilengkapi dengan fasilitas alat bongkar muat dan tempat-tempat penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan dalam kurun waktu tertentu (Triatmodjo 2009). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai temoat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009, pelabuhan laut secara hierarki terdiri dari pelabuahn utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan pengumpan. Pelabuhan utama merupakan pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Pelabuhan pengumpul memiliki fungsi pokok melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat dalam negeri dalam jumlah menengah. Sedangkan pelabuhan pengumpan memiliki fungsi pokok melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, dan melayani angkutan laut dalam jumlah yang terbatas serta merupakan pengumpang bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 53 Tahun 2002, hirarki dan fungsi pelabuhan terdiri dari pelabuhan internasional, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional pelabuhan regional dan pelabuhan lokal. 2.1.2. Fungsi Pelabuhan
Pengertian pelabuhan tersebut mencerminkan fungsi – fungsi pelabuhan, diantaranya: 1. Interface : bahwa pelabuhan merupakan tempat dua moda/sistem transportasi, yaitu transportasi laut dan transportasi darat. Dengan demikian pelabuhan harus menyediak an 5
berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang dari kapal ke angkutan darat, atau sebaliknya. 2. Link (mata rantai) : bahwa pelabuhan merupakan mata rantai dan sistem transportasi. Sebagai mata rantai, pelabuhan baik dilihat dari kinerjanya maupun dari segi biayanya, akan sangat mempengaruhi kegiatan transportasi keseluruhan 3. Gateway (pintu gerbang) : bahwa pelabuhan berfungsi sebagai pintu masuk atau pintu keluar darang dari negara atau daerah tersebut. Dalam hal ini pelabuhan memegang peranan penting bagi perekonomian negara atau suatu daerah. 4. Industryentity (entitas industri) : bahwa perkembangan industri yang berorientasi pada ekspor dari suatu negara, maka fungsi pelabuhan semakin penting bagi industri tersebut. (Triatmodjo 2009). 2.2.
Pelabuhan Hub Internasional
Pelabuhan hub internasional merupakan pelabuhan utama primer yang melayani angkutan alih muat (transshipment) petikemas nasional dan internasional dengan skala pelayanan transportasi laut dunia. Pelabuhan hub internasional bertujuan untuk menjadi pusat konsolidasi muatan dari dan ke luar negeri. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi pelabuhan hub internasional, yakni dapat berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan petikemas nasional dan internasional sebesar 2,5 juta TEU’s/tahun atau angkutan yang setara. Selain itu, dapat berperan sebagai pelabuhan alih m uat
angkutan petikemas nasional dan internasional dengan pelayanan berkisar 3 – 3,5 juta TEU’s/tahun dan beberapa kriteria lainnya. Pada MP3EI 2011-2025 telah direncanakan adanya
pembangunan pelabuhan hub internasional untuk kawasan Indonesia Barat dan Timur, yakni Pelabuhan Kuala Tanjung untuk kawasan Indonesia Barat dan Pelabuhan Bitung untuk kawasan Indonesia Timur. 2.3.
Wilayah Hinterland Pelabuhan
Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan, dimana luasnya relatif dan tidak
mengenal batas administratif suatu daerah, propinsi, atau batas suatu negara tergantung ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut. (Notteboom and Rodrigue 2006) memperkenalkan istilah wilayah hinterland utama dan wilayah batasan kompetisi untuk membedakan antara wilayah hinterland suatu pelabuhan dimana arus barang dari wilayah tersebut paling mendominasi dan wilayah yang juga merupakan hinterland dari pelabuhan lain. Wilayah hinterland suatu pelabuhan dapat terpisah secara geografis, sehingga dalam hal ini 6
faktor aksesibilitas dan volume arus muatan sangat berpengaruh dalam penentuan ukuran wilayah hinterland . 2.4. Jaringan Pelayanan Transportasi Laut
Jaringan pelayanan transportasi laut berupa jaringan trayek, terdiri dari jaringan trayek dalam negeri berupa jaringan trayek utama dan trayek pengumpang, serta jaringan trayek transportasi laut luar negeri. Dalam penyusunan jaringan trayek terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
Pengembangan pusat industry, perdagangan dan pariwisata
Pengembangan wilayah dan/atau daerah
Rencana umum tata ruang
Keterpaduan intra dan antarmoda transportasi
Perwujudan Wawasan Nusantara
Perencanaan sistem jaringan trayek merupakan salah satu bagian dari perencanaan strategis dalam perencanaan sistem transportasi laut. (Kjeldsen 2009) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan dalam perancangan jaringan pelayaran, antara lain: a) jumlah titik persimpangan (pelabuhan), b) jenis operasi, c) jenis permintaan, d) kendala penjadwalan di pelabuhan, e) jumlah armada kapal yang dioperasikan, f) komposisi armada yang beroperasi, g) kecepatan kapal, dan h) kepuasan pengguna jasa. 2.5. Perencanaan Jaringan Pelayanan Transportasi Laut
Permasalahan
dalam
perencanaan
jaringan
pelayanan
transportasi
laut
dapat
dikelompokkan dalam permasalahan strategis, taktis dan operasional. Salah satunya ialah perencanaan system jaringan trayek. Menurut (Yang and Chen 2010) jaringan pelayaran diklasifikasikan menjadi jalur pelayaran melingkar, jalur pelayaran pendulum dan jalur pelayaran hub – spoke. Terdapat 3 (tiga) model umum dalam operasional pelayaran yaitu pelayaran liner, tramper, dan industri (Lawrence 1972). Pelayaran liner seringkali beroperasi pada rute tertutup
dengan jadwal dan pelabuhan singgah yang tetap, proses bongkar muat dilakukan pada setiap pelabuhan dan hampir tidak pernah terdapat pelayaran dengan tanpa muatan. Adapun pelayaran tramper, pemuatan barang dilakukan pada satu pelabuhan asal ke satu atau dua pelabuhan tujuan. Sedangkan pada pelayaran indutri, pelayaran kapal dikontrol oleh pemilik barang. Permasalahan umum dalam pengangkutan dengan pelayaran regular/berjadwal adalah dalam merencanakan jaringan pelayanan kapal, dimana terdapat satu set permintaan yang akan 7
diangkut ke beberapa pelabuhan, sehingga pihak operator harus dapat merencanakan suatu jaringan pelayaran yang efisien. Beberapa pelabuhan yang disinggahi selama perjalanan ke pelabuhan tujuan dapat berperan sebagai pelabuhan transshipment dimana muatan ditransfer dari satu kapal/moda ke kapal/moda lain (Agarwal and Ergun 2008). 2.6. Biaya
Biaya adalah beban (expenses), yakni penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Harnanto 1992). Biaya juga didefinisikan sebagai kas atau nilai kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (R and Mowen 2000). Berikut adalah klasifikasi dari biaya beserta pengertiannya : 1. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pokok perusahaan :
Biaya Produksi Terdiri dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya Non Produksi Terdiri dari biaya penjualan dan pemasaran, serta biaya administrasi.
2. Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya :
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya
yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta stratei manajemen.
Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3. Klasifikasi biaya berdasarkan pembebanan objek biaya :
Biaya Langsung
Biaya
yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang harus dibiayai.
Biaya Tidak Langsung
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk. 4. Klasifikasi biaya berdasarkan pembuatan keputusan :
Biaya Diferensial Perbedaan biaya antara dua alternative o
Incremental cost : Perubahan biaya (kenaikan) yang terjadi karena
perubahan dari satu alternative ke alternative lainnya 8
o
Decremental cost : Jika terjadi penurunan biaya karena perubahan
alternative
Opportunity Cost
Manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu
alternative telah dipilih dari sejumlah alternative yang tersedia
Sunk Cost
Biaya
yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan
apapun yang dibuat saat ini atau masa yang akan datang. 2.7. Logistik 2.7.1. Pengertian Logistik
Manajemen Rantai Pasok erat hubungannya dengan proses Logistik. Logistik adalah sebuah kegiatan yang berada dalam ruang lingkup Supply Chain Management , yang bertujuan untuk mengadakan aliran barang di dalam perusahaan. Berbeda dengan Supply Chain Management yang mengadakan aliran barang antar perusahaan. 2.7.2. Aktivitas Logistik
Terdapat tiga aktivitas utama dalam sistem logistik, yaitu: pemrosesan pesanan (order processing ), manajemen persediaan (inventory management ), dan pengiriman barang ( freight transportation).
Pada aktifitas order processing yang bergerak adalah informasi. Prosesnya bisa dimulai dari pengisian formulir pemesanan oleh customer, yang selanjutnya dikirim dan diperiksa. Kemudian dilakukan verifikasi ketersediaan barang dan status kredit pemesan yang dilanjutkan dengan perintah pengambilan barang dari tempat penyimpanan atau perintah pembuatan di fasilitas manufaktur. Selanjutnya dilakukan pengemasan dan pengiriman barang yang disertai dengan dokumen pengiriman. Inventory management adalah faktor utama dari perencanaan dan operasi sistem
logistik. Inventory dalam hal ini dapat berupa komponen atau material work in process yang menunggu untuk dibuat atau dirakit, barang jadi yang disediakan untuk dijual, atau barang jadi yang disimpan untuk kebutuhan di masa depan. Tujuan dari aktifitas ini adalah menentukan tingkat persediaan untuk meminimalisasi biaya dengan tetap memenuhi kebutuhan konsumen. Pada aktifitas freight transportation yang bergerak adalah barang dalam beragam bentuk mulai dari bahan mentah, work in process, hingga barang jadi dari satu titik ke titik lain di rantai pasok (supply chain).
9
2.8. Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman atau Shipping Cost adalah biaya untuk menjalankan kapal dari asal ke tujuan guna mendistribusikan muatan. Terdapat 4 (empat) kategori biaya pengiriman yaitu : 1.
Capital Cost , atau biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kapal
(membeli kapal). 2.
Operating Cost , atau biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan agar kapal dapat
beroperasi. Meliputi : Pelumas, air, administrasi dll. 3.
Voyage Cost , atau biaya perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan selama perjalanan
dari asal sampai tujuan. Meliputi : bunker , biaya kepelabuhanan (tunda, pandu, kolam pelabuhan, dermaga dll). 4.
Cargo Handling Cost , atau biaya bongkar muat adalah biaya untuk proses muat
petikemas di pelabuhan asal dan proses bongkar petikemas di pelabuhan tujuan. 2.9. Charter Kapal
Charter kapal atau persewaan kapal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan pengiriman muatan dari atau ke luar negeri (ekspor dan impor). Untuk melaksanakan kegiatan persewaan kapal, harus ada perjanjian dari kedua belah pihak yang bersangkutan yakni pemilik kapal (shipowners) dan penyewa kapal (charterer). Terdapat beberapa jenis perjanjian sewa kapal, yakni bareboat charter, time charter dan voyage charter. 2.9.1. Bar eboat Char ter
Bareboat charter merupakan penyewaan kapal tanpa Nakhoda dan Anak Buah Kapal
(ABK). Jadi penyewa kapal harus melengkapi sendiri Nakhoda dan ABK tersebut, walaupun demikian kapal masih dalam kondisi laik laut (Sea Worthy). Harga sewa jenis charter ini berdasarkan kepada setiap ton bobot mati musim panas (Summer Deadweight Capacity) dan harus dibayar dimuka untuk setiap bulan (sama dengan Time Charter ). Semua biaya operasional kapal ditanggung oleh penyewa kapal, termasuk biaya repair dan survey kapal yang dilaksanakan secara periodik. Namun demikian penyewa kapal wajib mengembalikan kapal setelah selesai kontrak, sesuai dengan keadaan semula, kecuali apabila terjadi keausan normal. Mengenai masalah asuransi kapal, juga menjadi tanggungan penyewa kapal, kecuali sewaktu negosiasi disepakati dalam Charter Party (C/P) bahwa biaya asuransi kapal (Polis Asuransi) menjadi tanggungan Pemilik kapal. Selain itu, biaya perjalanan seperti biaya bahan bakar, biaya pelabuhan serta biaya bongkar muat juga menjadi tanggung jawab dari penyewa kapal.
10
2.9.2. Ti me Charter
Time charter merupakan sistem penyewaan kapal yang mana pemilik kapal memberikan
kebebasan kepada penyewa kapal untuk menggunakan kapalnya dan berlayar selama jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam C/P. Misalnya selam 6 bulan, satu tahun, dua tahun dan ada kalanya sampai sepuluh tahun. Pada jenis charter ini, Nakhoda dan ABK disediakan oleh pemilik kapal, sehingga semua biaya Nakhoda dan ABK, reparasi (Floating Repair), minyak pelumas, survey kapal dan asuransi menjadi tanggungan pemilik kapal. Sedangkan biaya-biaya bahan bakar minyak (BBM), disbursement di pelabuhan, bongkar muat (cargo handling), air ketel (khusus untuk kapal uap), air minum (tawar) dan lain-lain bia ya eksploitasi,
menjadi beban penyewa kapal. Kecuali jika tidak diatur dalam C/P biaya-biaya air minum untuk Nakhoda dan ABK ditanggung oleh pemilik kapal. Biaya sewa dalam Time Charter tidak tertanggung dari banyaknya barang yang diangkut, tetapi didasarkan kepada waktu, yaitu sewa tiap ton bobot mati kapal waktu musim panas (Summer Deadweight Capacity) dan harus dibayar pada setiap bulan. 2.9.3. Voyage Char ter
Voyage charter merupakan suatu perjanjian penyewaan kapal antara Pemilik/Pengusaha
Kapal dan penyewa kapal (Charterer). Kapal lengkap dengan Nakhoda dan ABK untuk satu kali/lebih pelayaran. Besar biaya sewa dihitung dari banyaknya muatan yang diangkut sesuai perjanjian, sehingga sewa kapal sama dengan uang tambang (Sen Freight). Jenis charter ini disebut juga space/deadweigtht charter, karena sewa kapal berdasarkan kepada banyaknya barang yang diangkut. Tetapi banyak barang telah lebih dahulu dijanjikan. Dengan demikian penyewa kapal bertindak sebagai Carrier (Disponent Owner). Trayek yang dilayari oleh Pemilik/Pengusaha Kapal harus sesuai sebagaimana ditetapkan pada C/P(Charter Party). Pada jenis charter ini apakah ruang kapal dipakai seluruh atau tidak, pemilik kapal tetap dibayar sewa kapalnya sebagaimana tetap dijanjikan oleh penyewa kapal.
11
12
3.BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berisikan tentang langkah dan alur pengerjaan tugas akhir yang direncanakan beserta metode yang digunakan. Pada bab ini juga digambarkan kerangka berpikir dalam bentuk diagram alir ( flow chart ) pengerjaan tugas akhir. 3.1. Diagram Alir Penelitian
Untuk memudahkan dalam proses pengerjaan tugas akhir, maka diperlukan diagram alir untuk mengilustrasikan proses kerja yang akan dilakukan seperti pada gambar berikut ini: Mulai Identifikasi Pelabuhan Internasional
Jumlah Muatan
Asal/Tujuan Muatan
Moda Tra nsportasi Laut
Identifikasi Kondisi Saat Ini Analisis Penetapan Pelabuhan Hub Bitung Sistem Transportasi l n a a n o h i u s b a a n r l e e P t n I
k i t s e m o D n a h u b a l e P
Pelabuhan Utama Surabaya
Pelabuhan Hub Bitung
Moda Transportasi Laut
Moda Transportasi Laut
Pelabuhan Tujuan 1,2,,n
Pelabuhan Tujuan 1,2, ,n
Biaya Logistik
Biaya Logistik
Perbandingan Biaya Logistik
Analisis Sensitivitas
Kesimpulan
Selesai
13
Prosedur dalam pengerjaan Tugas Perencanaan Transportasi Laut ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang sesuai dengan diagram alir diatas, yaitu: 3.1.1. Identifikasi Pelabuhan Internasional
Pada identifikasi pelabuhan internasional ini dilakukan pencarian data mengenai asal dan tujuan dari muatan peti kemas yang akan dikirim ke Indonesia, khusunya ke wilayah Indonesia Timur. Sehingga dapat diidentifikasi apakah muatan tersebut didistribusikan langsung dari asal muatan ke tujuan akhir di Indonesia atau melalui pelabuhan transshipment terlebih dahulu. Selain asal dan tujuan muatan peti kemas, jumlah muatan peti kemas juga dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar jumlah muatan yang dikirim dari Negara asal ke tujuan akhir di Indonesia. 3.1.2. Analisis Kondisi Saat Ini
Analisis kondisi saat ini merupakan kondisi dari rute distribusi saat ini yang mana sebagai pelabuhan utama di wilayah Indonesia Timur ialah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sehingga, pada kondisi saat ini dapat diketahui berapa besar biaya logistik yang diperlukan jika masih pada rute yang ada sekarang, yakni melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan selanjutnya didistribusikan kembali ke pelabuhan-pelabuhan tujuan akhir dari muatan. Alur yang ada pada kondisi saat ini jalur yang dilalui oleh muatan peti kemas dari pelabuhan internasional ialah dapat langsung menuju ke pelabuhan Surabaya, atau pelabuhan internasional tersebut berperan sebagai pelabuhan transshipment. Selanjutnya muatan peti kemas tersebut didistribusikan ke pelabuhan tujuan akhir muatan tersebut. Tujuan akhir dari muatan tersebut di khususkan pada wilayah Indonesia Timur serta Surabaya dan sekitarnya. 3.1.3. Analisis Pelabuhan Hub Bitung
Pada tahap pelabuhan hub internasional Bitung terdapat perbedaan jalur yang akan dilalui kapal peti kemas yang sebelumnya dari pelabuhan internasional dapat langsung menuju ke pelabuhan tanjung perak, namun setelah adanya pelabuhan hub internasional, maka kapal tersebut harus melalui pelabuhan hub internasional Bitung terlebih dahulu. Perbedaan yang ada jika pelabuhan hub internasional Bitung ditetapkan adalah mengenai rute yang akan dilalui kapal. Jarak yang akan ditempuh oleh kapal dapat lebih pendek menuju ke pelabuhan tujuan akhir, namun juga dapat sebaliknya. Selain itu, mengenai biaya pelabuhan hub internasional
14
Bitung, dapat dianalisis melalui biaya investasi yang diperuntukkan untuk pembangunan dari pelabuhan hub internasional Bitung serta sunk cost dari Pelabuhan Teluk Lamong. 3.1.4. Moda Transportasi
Moda transportasi ini merupakan moda yang digunakan untuk mendistribusikan muatan peti kemas dari dan ke luar negeri. Terdapat 2 (dua) jenis moda pada transportasi yang digunakan, yakni darat dan laut. Namun, pada penilitian ini moda transportasi darat dianggap konstan atau tidak ada perubahan akibat dari penetapan pelabuhan hub internasional Bitung. Jadi, dampak yang berpengaruh pada moda transportasi ini hanyalah pada moda transportasi lautnya, yang mana apabila pelabuhan hub internasional Bitung telah ditetapkan untuk beroperasi, maka akan terjadi perubahan terhadap jalur dari moda transportasi laut yang nantinya akan berpengaruh ke biaya logistik. Berikut diagram alir dari moda transportasi: Moda Transportasi
Teknis
Operasi
Biaya
Fuel Oil Kapasitas
Sea Time
Jumlah
Port Time
Ukuran
Frekuensi
T/C Rate
Muatan
Kecepatan
Port Cost
Kapal
Stevedoring Cargodoring Storage Lo/Lo Container Yard Striping Stuffing
Terdapat 3 (tiga) komponen pada moda transportasi, yakni dari segi teknis, operasi dan biaya. Pada segi teknis, terdapat beberapa data yang harus didapatkan, yaitu kapasitas dari moda transportasi laut (kapal), jumlah kapal, ukuran kapal, kecepatan kapal dan spesifikasi teknis lainnya. Pada segi operasi, data yang harus diketahui adalah total dari waktu kapal tersebut berlayar dan beradadi pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat. Selanjutnya pada segi biaya, dibedakan menjadi 2 (dua), yakni biaya yang dikeluarkan untuk kapal dan muatan. Biaya yang dikeluarkan untuk kapal adalah biaya sewa kapal dengan menggunakan sistem time charter, biaya bahan bakar minyak, dan biaya pelabuhan. Untuk muatan, biaya yang dikeluarkan adalah
15
biaya bongkar muat peti kemas di pelabuhan dan biaya pelayanan peti kemas stevedoring, ( cargodoring, storage, Lo/Lo, container yard, striping, stuffi ng).
Pada moda transportasi yang digunakan pada kondisi di saat Pelabuhan Hub Internasional Bitung telah beroperasi untuk moda transportasi main liner akan menggunakan kapal dengan kapasitas yang sama dengan main liner sebelumnya pada kondisi saat ini. Sedangkan untuk kapal feeder yang digunakan untuk mendistribusikan muatan dari pelabuhan utama menuju pelabuhan akhir akan diberikan beberapa alternatif kapasitas kapal peti kemas yang akan digunakan, sehingga dapat dibandingkan seberapa besar perbedaan biaya logistiknya sebelum dan sesudah adanya pelabuhan hub internasional Bitung. 3.1.5. Biaya Logistik
Setelah analisis pada kondisi saat ini dan analisis pada penetapan hub internasional Bitung telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah perhitungan biaya logistik serta selisih atau perbedaan sebelum dan setelah adanya pelabuhan hub internasional Bitung. Biaya logistik yang terdapat di asal dan tujuan muatan dianggap konstan. Sehingga, dari komponen biaya logistik, yang mengalami perubahan akibat dari penetapan pelabuhan hub internasional Bitung ialah biaya transportasi laut di wilayah domestik Indonesia. 3.1.6. Analisis Sensitivitas
Pada tahap ini dilakukan analisis sensitivitas terhadap variabel-variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dari biaya logistik. 3.1.7. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir penelitian ini akan diberikan beberapa kesimpulan yang merupakan hasil penelitian tugas akhir yang menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Selain itu juga diberikan saran untuk pengembangan riset di masa yang akan datang.
16
4.BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Tinjauan Objek Penelitian
Lokasi yang menjadi studi kasus dalam tugas akhir ini adalah pelabuhan tanjung perak Surabaya. Pelabuhan tanjung perak Surabaya merupakan pelabuhan utama untuk muatan internasional yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur. Selain itu, pelabuhan Bitung merupakan lokasi studi kasus dalam penelitian ini. Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan yang akan ditetapkan sebagai pelabuhan hub internasional untuk wilayah Indonesia Timur. 4.1.1. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Pelabuhan tanjung perak juga menjadi pelabuhan utama di wilayah Indonesia Timur. Pada analisis biaya logistik kondisi eksisting yakni pada kondisi sebelum penetapan pelabuhan hub internasional bitung, pelabuhan Tanjung Perak diasumsikan sebagai pelabuhan hub atau pelabuhan utama yang melayani muatan petikemas internasional dari dan ke wilayah Indonesia Timur. Sehingga, pada analisis yang akan dilakukan dibutuhkan data historis pelabuhan Tanjung Perak khususnya untuk muatan petikemas internasional. Untuk muatan petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak, paling banyak ada di terminal petikemas Surabaya. Maka dari itu, data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis biaya logistik adalah data dari terminal petikemas Surabaya. Terminal petikemas Surabaya merupakan terminal yang berada di bawah pengelolaan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang khusus melayani muatan petikemas internasional maupun domestik. Berikut total data muatan petikemas intenasi onal dan domestik yang dilayani oleh terminal petikemas Surabaya. Tabel 4.1. Arus Muatan Petikemas Internasional dan Domestik Tahun 2010-2014
Sumber: PT. Terminal Petikemas Surabaya, 2014
17
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa arus muatan petikemas internasional lebih mendominasi dibandingkan dengan arus muatan petikemas domestik. Selain itu, arus muatan petikemas internasional di terminal petikemas Surabaya mengalami rata-rata peningkatan sebesar 5%. Dalam rencana PT. Pelabuhan Indonesia III, terminal petikemas Surabaya nantinya akan melayani muatan petikemas internasional sepenuhnya, dengan persaingan sehat antara terminal petikemas Surabaya sendiri dan terminal teluk lamong. Sedangkan untuk muatan domestik akan dilayani sepenuhnya oleh PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia. Namun, terminal petikemas Surabaya masih tetap dapat melayani muatan domestic dengan persaingan yang sehat antara terminal petikemas Surabaya, terminal teluk lamong dan PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia. Pada analisis yang akan dilakukan, pelabuhan utama pada kondisi saat ini yakni pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (Terminal Petikemas Surabaya) akan dipindahkan ke pelabuhan Bitung yang nantinya akan ditetatapkan sebagai pelabuhan hub internsasional yang akan melayani muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur. Berikut adalah fasilitas yang dimiliki oleh terminal petikemas Surabaya. Tabel 4.2. Fasilitas Utama Terminal Petikemas Surabaya
Fasilitas Utama Dermaga Internasional
(m)
=
1,000
Dermaga Domestik
(m)
=
450
Lapangan Penumpukan
(Ha)
=
40
Lapangan Penumpukan
(TEU's)
=
34,252
=
10,000
2
(m )
Container Freight Station
Sumber: Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Tabel 4.3. Fasilitas Peralatan Terminal Petikemas Surabaya Fasilitas Peralatan Container Crane
(unit)
=
11
RTG
(unit)
=
28
Reach Stacker
(unit)
=
6
Sky Stacker
(unit)
=
3
Reefer Plug
(unit)
=
909
Forklift
(unit)
=
18
Dolly System
(unit)
=
58
Sumber: Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Tabel 4.1.2 dan tabel 4.1.3 menunjukkan data fasilitas utama dan bongkar muat atau peralatan bongkar muat yang dimiliki oleh terminal petikemas Surabaya. Pada tugas akhir ini, analisis 18
biaya logistik kondisi saat ini yang dilakukan dengan beberapa pelabuhan tujuan di wilayah Indonesia Timur, yakni Makassar, Banjarmasin, Ambon, Bitung, Sorong dan Benoa. Berikut adalah tarif kepelabuhanan dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tabel 4.4. Tarif Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Sumber: Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
4.1.2. Pelabuhan Bitung
Pelabuhan Bitung berada di Kota Bitung Sulawesi Utara. Pelabuhan dibagi menjadi dua peruntukkan, yakni pelabuhan konvensional dan terminal petikemas Bitung. Pada analisis dampak penetapan pelabuhan hub internasional Bitung, pelabuhan Bitung adalah sebagai pelabuhan hub yang akan dianalisis biaya logistiknya. Pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia mengenai konektivitas nasional, pelabuhan Bitung dijadikan sebagai pelabuhan hub internasional yakni sebagai pintu masuk muatan luar negeri untuk wilayah Indonesia Timur. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Barat adalah pelabuhan Kuala Tanjung yang berada di Sumatera Utara. Namun, pada kondisi saat ini, muatan petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Bitung sangatlah sedikit. Berikut arus muatan petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Bitung. Tabel 4.5. Arus Muatan Internasional Pelabuhan Bitung
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia IV
19
Dari tabel 4.1.5 diatas dapat diketahui bahwa arus muatan petikemas yang dilayani oleh pelabuhan Bitung sangatlah sedikit. Di tahun 2010 arus muatan petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Bitung adalah yang paling banyak yakni sebesar 25 TEU’s. Arus
muatan petikemas yang dilayani oleh pelabuhan Bitung tidak sebanding dengan arus muatan petikemas yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Akan tetapi, dalam analisis biaya logistik ini, pertumbuhan arus muatan petikemas pada pelabuhan Bitung tidak dipertimbangkan. Berikut adalah tarif pelabuhan Bitung. Tabel 4.6. Tarif Pelabuhan Bitung
Fasilitas Peralatan Labuh Tambat Pandu Fix. Pandu Var. Tunda Fix Tunda Var.
USD/GT/Call USD/GT/Etmal USD/Kpl/Gerak USD/GT/Gerak Rp/Kpl/Jam Rp/GT/Jam
= = = = = =
0.14 0.17 106 0.04 4,015,332 91.85
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia IV
Tarif pelabuhan Bitung pada tabel 4.1.6 merupakan tarif pelabuhan pada kondisi saat ini, sehingga pada analisis kondisi saat ini, tarif yang akan digunakan adalah tarif pada tabel 4.1.6. Namun, pada analisis pelabuhan hub internasional Bitung, tarif pelabuhan yang digunakan dalam melakukan analisis adalah tarif pelabuhan tanjung perak Surabaya, dikarenakan pelabuhan Bitung telah ditetapkan sebagai pelabuhan hub internasional sehingga tarif pelabuhannya juga harus sama dengan pelabuhan tanjung perak Surabaya yang mana saat ini sebagai pelabuhan utama untuk wilayah Indonesia Timur. 4.2. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional
Langkah selanjutnya setelah menentukan kelompok kapal serta spesifikasinya adalah penentuan peta dari distribusi muatan. Pada analisis dampak penetapan pelabuhan hub internasional Bitung ini dilakukan perbandingan antara kondisi saat ini dimana untuk wilayah Indonesia Timur, pelabuhan utama yang menjadi pelabuhan hub ialah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan kondisi setelah penetapan pelabuhan hub internasional Bitung. Jalur distribusi muatan yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak yang akan dianalisis adalah dari jalur luar negeri sampai dengan wilayah Indonesia Timur. Jalur distribusi muatan pelabuhan Tanjung Perak saat ini dapat dilihat pada gambar berikut.
20
Gambar 4.1. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional untuk Wilayah Indonesia Timur pada Kondisi Saat Ini
Gambar 4.2.1 diatas merupakan jalur distribusi muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur. Muatan petikemas internasional yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur tidak dapat langsung menuju ke tujuan akhirnya yakni di Indonesia Timur, namun transit terlebih dahulu di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pada kondisi saat ini atau eksisting, pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan hub internasional bagi wilayah Indonesia Timur. Untuk asal (origin) dari muatan internasional petikemas adalah Singapura. Analisis hanya dilakukan untuk origin muatan petikemas di Singapura, karena hampir keseluruhan muatan petikemas internasional yang menuju ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya adalah dari Singapura, selain itu pelabuhan Singapura merupakan pelabuhan hub internasional. Sehingga, negara-negara Eropa, Amerika, dan lain-lain akan transit terlebih dahulu di pelabuhan Singapura sebelum menuju ke pelabuhan di Indonesia. Sehingga, untuk jalur distribusi muatan petikemas internasional kondisi saat ini adalah dengan asal (origin) muatan petikemas internasional dari Singapura, dan akan melakukan kegiatan bongkar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan tujuan akhir dari muatan dan sebagai pelabuhan transit untuk muatan dengan tujuan akhir wilayah Indonesia Timur. Berikut adalah daftar rute dari distribusi muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur.
21
Tabel 4.7. Rute Distribusi Muatan Petikemas Internasional melalui Pelabuhan Tanjung Perak Pelabuhan Asal
Pelabuhan Tujuan
Jarak (Nm)
Singapura
Surabaya
1,016
Malaysia
Surabaya
964
Makasar
458
Banjarmasin
235
Ambon
988
Sorong
1,237
Bitung
498
Benoa
260
Surabaya
Pada tabel 4.2.2 diatas dapat diketahui pelabuhan asal dan tujuan dari distribusi muatan petikemas internasional beserta dengan jarak yang akan ditempuh dari pelabuhan asal sampai pelabuhan tujuan. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan tujuan akhir dari muatan petikemas internasional dan pelabuhan transit untuk wilayah Indonesia Timur. Pada setiap pelabuhan tujuan, jumlah muatan internasional yang diperuntukkan untu k tujuan tersebut adalah berbeda-beda, sesuai dengan permintaan atau demand pada masing-masing tujuan. Jumlah muatan internasional tersebut diasumsikan berupa prosentase dari total muatan internasional yang diperuntukkan untuk Surabaya dan Wilayah Indonesia Timur. Adapun jumlah muatan internasional pada masing-masing tujuan adalah sebagai berikut. Tabel 4.8. Jumlah Muatan Internasional pada Masing-masing Tujuan (Transit Surabaya)
Pelabuhan Asal Pelabuhan Tujuan Singapura Malaysia
Surabaya
Muatan
Prosentase (%)
Jumlah (TEU's/Tahun)
90% 10% 10% 10% 6% 4% 5% 7%
713,981 75,450 78,943 78,943 47,366 31,577 39,472 55,260
Surabaya Surabaya Makasar Banjarmasin Ambon Sorong Bitung Benoa
Pada tabel 4.2.2 diatas dijelaskan bahwa, sebesar 90% muatan petikemas internasional dengan tujuan Surabaya berasal dari Singapura. Dari total muatan internasional dari Singapura dan Malaysia dengan tujuan Surabaya, didistribusikan ke beberapa tujuan di wilayah Indonesia Timur, yakni Makasar sebesar 10% dengan jumlah muatan 49.153 TEU’s. Banjarmasin 10% dengan jumlah muatan 49.153 TEU’s. ambon 6% dengan jumlah muatan 29.492 TEU’s. sorong
22
4% dengan jumlah muatan sebesar 19.661 TEU’s Bitung 5% dengan jumlah muatan 24.576 TEU’s. Benoa 7% dengan jumlah muatan 34.307 TEU’s.
Setelah diketahui distribusi muatan petikemas internasional pada kondisi saat ini, selanjutnya adalah pemindahan pelabuhan hub internasional untuk wilayah Indonesia Timur ke pelabuhan Bitung seperti yang telah dicanangkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Berikut adalah rute distribusi muatan petikemas internasional dengan pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub internasional.
Gambar 4.2. Jalur Distribusi Muatan Petikemas Internasional untuk Wilayah Indonesia Timur pada Kondisi Pelabuhan Hub Bitung
Gambar 4.2.2 diatas menunjukkan adanya perubahan rute pada distribusi muatan petikemas internasional jika pelabuhan hub internasional Bitung ditetapkan. Seluruh muatan petikemas internasional akan transit ke pelabuhan hub internasional Bitung terlebih dahulu dan selanjutnya akan dikirim ke pelabuhan tujuan akhirnya masing-masing. Sehingga, rute baru yang akan ada jika pelabuhan hub internasional Bitung ditetapkan dan dilaksanakan adalah sebagai berikut. Tabel 4.9. Rute Distribusi Muatan Petikemas Internasional melalui Pelabuhan Bitung
Pelabuhan Asal Singapura Malaysia
Bitung
Pelabuhan Tujuan Bitung Bitung Makasar Banjarmasin Ambon Sorong Surabaya Benoa
23
Jarak (Nm) 1,760 1,830 458 992 551 585 1,231 1,608
Tabel 4.2.3 merupakan tabel rute distribusi muatan petikemas internasional yang melalui pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub internasional. Jarak dari pelabuhan Singapura dengan pelabuhan Bitung lebih jauh dibandingkan dengan jarak pelabuhan Singapura dengan pelabuhan Tanjung Perak. Namun, untuk pelabuhan-pelabuhan tujuan akhir di wilayah Indonesia Timur, jarak pelabuhan Bitung adalah lebih dekat dibandingkan dengan jarak pada pelabuhan Tanjung Perak. Rute tersebut yang akan digunakan untuk menentukan biaya logistik muatan petikemas untuk wilayah Indonesia Timur.
Jumlah muatan pada masing-masing
pelabuhan tujuan juga berbeda-beda sesuai dengan permintaan atau demand pada masingmasing tujuan. Pada analisis ini, jumlah muatan yang digunakan diasumsikan sama dengan kondisi saat ini, yakni sebagai berikut. Tabel 4.10. Jumlah Muatan Internasional pada Masing-masing Tujuan (Transit Bitung) Pelabuhan Asal Pelabuhan Tujuan
Muatan
Prosentase (%)
Jumlah (TEU's)
Singapura
Bitung
90%
713,981
Malaysia
Bitung
10%
75,450
Makasar
10%
78,943
Banjarmasin
10%
78,943
Ambon
6%
47,366
Sorong
4%
31,577
Surabaya
60%
473,659
Benoa
7%
55,260
Bitung
Pada tabel 4.2.4 diatas dijelaskan bahwa, prosentase dan jumlah muatan dengan pelabuhan asal Singapura dan Malaysia (Luar Negeri) diasumsikan sama dengan kondisi saat ini, yakni 90% untuk asal Singapura dan 10% untuk asal Malaysia. Jumlah muatan yang didistribusikan juga diasumsikan sama dengan kondisi saat ini, yang mana sebesar 40% dari jumlah keseluruhan muatan petikemas internasional diperuntukkan wilayah Indonesia Timur, dan 60% untuk wilayah Suarabaya dan sekitarnya. Sehingga, pada analisis pemindahan pelabuhan hub Bitung, variable yang akan berubah adalah variabel jarak, yang sebelumnya dengan tujuan Surabaya diganti dengan tujuan Bitung. 4.3. Moda Transportasi
Moda transportasi yang digunakan pada analisis adalah moda transportasi berupa kapal petikemas internasional dan domestik. Untuk distribusi dengan asal luar negeri dan tujuan Surabaya atau Bitung, moda transportasi yang digunakan adalah kapal petikemas internasional.
24
Sedangkan untuk mendistribusikan ke wilayah Indonesia Timur dari Surabaya atau Bitung adalah dengan menggunakan moda transportasi kapal petikemas domestik. 4.3.1. Kapal Petikemas Internasional
Kapal petikemas internasional merupakan data kapal-kapal petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak. Muatan yang dibongkar dan dimuat dari kapal petikemas internasional merupakan jumlah muatan petikemas internasional. Data kapal petikemas internasional dan jumlah muatan didapatkan dari data historis jumlah muatan petikemas internasional yang dilayani pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tahun 2012. Dari data yang telah ada, dapat diketahui jumlah kapal petikemas internasional yang dibongkar atau dimuat di pelabuhan Tanjung Perak, selain itu terdapat spesifikasi masing-masing kapal petikemas. Data spesifikasi kapal digunakan untuk mencari asumsi-asumsi yang dibutuhkan dalam melakukan analisis perhitungan. Spesifikasi yang dibutuhkan dari data eksisting yang ada adalah ukuran atau kapasitas kapal tersebut yang nantinya akan dibagi menjadi beberapa grup ukuran kapal, guna mempermudah perhitungan biaya transportasi laut. Selain itu, data lainnya yang dibutuhkan ialah data jumlah muatan petikemas yang dibongkar atau dimuat oleh kapal tersebut dalam waktu satu tahun, data tersebut akan digunakan sebagai asumsi dari load factor muatan yang dibongkar dan dimuat pada analisis biaya logistik. Adapun data kapal
beserta spesifikasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. Tabel 4.11. Data Kapal Petikemas Internasional
NO
NAMA KAPAL
DWT
TEU's
NO
NAMA KAPAL
DWT
TEU's
1
APL BANGKOK
42,201.00
1,300.00
29
MEDCORAL
17,068.00
1,496.00
2
AEGEAN EXPRES
18,581.00
1,500.00
30
MSC HOBART
22,738.00
1,965.00
3
ANTJE WULFF
39,291.00
2,000.00
31
MEDFRISIA
17,068.00
10,000.00
4
AMUNDSEN
23,417.00
1,736.00
32
MV.OCEAN MERMAID
18,123.00
1,370.00
5
BAHAMIAN EXPRESS
25,899.00
1,312.00
33
OCEAN MERMAID
18,123.00
1,370.00
6
BALTIC STRAIT
23,840.00
1,702.00
34
PRINCESS OF LUCK
16,705.00
1,560.00
7
CAPE FARO
20,250.00
1,440.00
35
RHL ASTRUM
18,480.00
1,730.00
8
CAPE NEGRO
24,116.00
1,510.00
36
SANYA
16,705.00
1,560.00
9
CMA CGM KAILAS
24,161.00
1,854.00
37
SZCZECIN TRADER
16,803.00
2,000.00
10
CMA CGM MIMOSA
39,163.00
1,958.00
38
STADT ROSTOCK
27,971.00
2,741.00
UNI AHEAD
14,796.00
1,164.00
UNI PRUDENT
17,887.00
1,618.00
UNI-ANGEL
14,796.00
1,296.00
11 12
COUGAR
22,210.00
1,308.00
CAPE NORVIEGA
24,116.00
1,510.00
39 40
13
EVER PEARL
19,309.00
2,000.00
41
25
NO
NAMA KAPAL
DWT
TEU's
NO
NAMA KAPAL
DWT
TEU's
14 15
EVER APEX
15,605.00
1,618.00
UNI PACIFIC
17,887.00
1,618.00
EVER POWER
19,309.00
2,000.00
42 43
UNI PATRIOT
17,887.00
1,618.00
16
FAR COLOMBO
24,134.00
12,000.00
44
UNI PROBITY
17,887.00
1,618.00
28,520.00
1,970.00
45
UNI POPULAR
17,887.00
1,618.00
23,464.00
1,740.00
46
UNI PREMIER
17,887.00
2,000.00
17 18
FRISIA NUERNBERG HANSA PAPENBURG
19
ITHA BHUM
21,813.00
1,324.00
47
UNI PROSPER
17,887.00
1,618.00
20
ITAL ONESTA
38,250.00
2,650.00
48
VEGA FYNEN
9,957.00
1,114.00
21
JAN RITSCHER
33,843.00
2,526.00
49
WAN HAI 212
17,138.00
1,325.00
22
JIN YUN HE
24,244.00
2,200.00
50
WAN HAI 266
18,872.00
1,662.00
23
18,585.00
1,750.00
51
WARNOW CHIEF
17,068.00
1,496.00
28,499.00
1,860.00
52
WARNOW MATE
17,068.00
1,120.00
25
KUO HUNG KMTC PORTKELANG KOTA RAJIN
13,212.00
2,000.00
53
WESTERDIEK
32,060.00
2,000.00
26
KOTA RANCAK
9,678.00
938.00
54
YM INSTRUCTION
16,488.00
2,300.00
27
KMTC SHANGHAI
20,815.00
1,860.00
55
YM INTERACTION
16,488.00
2,500.00
28
LEO PERDANA
27,104.00
2,553.00
24
Sumber: Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Tabel 4.3.1 diatas merupakan kapal petikemas internasional yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak dengan pelabuhan asal Singapura dan Malaysia. Pada analisis biaya logistik kondisi saat ini dan setelah penetapan pelabuhan hub Bitung, proporsi dari muatan internasional ini dianggap konstan. Namun, untuk distribusi proporsi muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur harus diperhatikan, karna proporsi tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar. 4.3.2. Kapal Petikemas Domestik
Kapal petikemas domestik ini digunakan untuk pendistribusian muatan petikemas internasional ke wilayah Indonesia Timur. Proporsi dari jumlah kapal petikemas domestik ini juga dianggap sama dengan kondisi saat ini. Sehingga perbedaan signifikan akan terlihat pada biaya transportasi laut kapal-kapal yang digunakan untuk mendistribusikan muatan baik kapal petikemas internasional maupun domestik. Proporsi muatan petikemas internasional yang dikirim dengan menggunakan kapal domestic untuk wilayah Indonesia Timur digunakan untuk penentuan jumlah muatan petikemas internasional yang dibongkar atau dimuat di pelabuhan tujuan, untuk mendapatkan biaya bongkar muat petikemas di pelabuhan tujuan. Berikut adalah data kapal petikemas domestic dengan jumlah bongkar dan muatnya.
26
Tabel 4.12. Kapal Petikemas Domestik
NO
NAMA KAPAL
Jlh Bongkar
Jlh Muat
NO
1
KM. AKASHIA
713
532
20
249
-
21
235
-
22
585
-
23
284
-
24
2 3 4 5
KM. ARMADA PAPUA KM. ARMADA PERSADA KM. ARMADA PURNAMA KM. ARMADA SETIA
6
KM. AYER MAS
527
603
25
7
KM. BALI AYU
372
-
26
8
KM. BALI TABANAN
967
1,449
27
9
KM. BELIK MAS
921
1,796
28
10
KM. GUHI MAS
2,552
3,271
29
746
-
30
109
-
31
269
257
32
2,961
1,938
33
2,025
2,865
34
16
974
35
233
123
36
200
-
37
2,080
366
38
11 12 13 14 15 16 17 18 19
KM. HIJAU SEJUK KM. HIJAU SEMANGAT KM. JALES MAS KM. KANAL MAS KM. KEDUNG MAS KM. LAGOA MAS KM. MAGELAN KM. MERATUS KUPANG KM. MERATUS PADANG
NAMA KAPAL KM. MERATUS PROJECT 1 KM. MERATUS ULTIMA 1 KM. MUSI RIVER KM. PORT NUMBAY KM. PRATIWI RAYA KM. PULAU LAYANG KM. PULAU WETAR KM. SAMUDERA MAS KM. SEGORO MAS KM. SINAR AMBON KM. SINAR ARROW KM. SINAR PADANG KM. STRAIT MAS KM. TANTO FAJAR 2 KM. TANTO HARMONI KM. TANTO KITA KM. TANTO LUMOSO KM. TANTO PERMAI KM. TANTO RAYA
Jlh Bongkar
Jlh Muat
311
-
3,632
4,075
327
275
1
-
427
884
392
-
720
-
1,556
3,234
2,418
1,509
127
-
1,034
520
410
85
2,620
3,782
5
870
71
220
336
324
617
-
115
-
377
-
Tabel 4.3.2 diatas merupakan rincian dari kapal-kapal domestik yang melayani rute-rute pendistribusian muatan petikemas internasional ke wilayah Indonesia Timur. Dari data pada tabel 4.3.2 tersebut, didapatkan prosentase muatan pada masing-masing tujuan di wilayah Indonesia Timur.
27
28
5.BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Langkah-langkah Perhitungan
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam penelitian ini hanya akan dilakukan analisis dampak pemindahan pelabuhan hub Bitung pada biaya logistik dengan batasan muatan petikemas internasional 20 feet, dan batasan pelayaran di area pelabuhan asal (Luar Negeri) yakni Singapura dan Malaysia sampai di area domestik. 5.1.1. Pengelompokkan Ukuran Kapal Petikemas
Pada analisis dampak penetapan pelabuhan hub internasional Bitung ini akan fokus pada perhitungan dampak biaya logistik akibat adanya penetapan hub internasional Bitung. Langkah awal dalam analisis ini ialah penentuan kelompok kapal berdasarkan kapasitas kapal petikemas yakni Deadweight (DWT). Hal ini dilakukan dikarenakan karakteristik kapal dengan cakupan range tertentu memiliki kesamaan karakteristik dan spesifikasi. Selain itu, pengelompokkan kapal ini bertujuan untuk menyederhanakan perhitungan biaya operasional kapal Setelah ditentukan kelompok kapal yang akan dianalisis, selanjutnya adalah analisis spesifikasi ukuran utama kapal. Spesifikasi ukuran kapal akan digunakan dalam perhitungan operasional kapal dan biaya perjalanan kapal. Spesifikasi yang digunakan dalam analisis ini antara lain, gross tonnage (GT), daya mesin induk (main engine) dan daya mesin bantu (auxiliary engine) dan kecepatan kapal. Spesifikasi yang dibutuhkan tersebut didapatkan dari
regresi hubungan antar ukuran utama kapal. 1) Kapal Petikemas Dalam analisis ini, biaya yang diperhitungkan adalah khusus biaya muatan petikemas. Sehingga, pengelompokkan kapal yang dilakukan adalah berdasarkan pada DWT kapal. Sebelum penentuan kelompok kapal berdasarkan DWT kapal, telah ditentukan terlebih dahulu kelompok kapal berdasarkan TEU’s kapal. Selanjutnya dapat diketahui hubungan antara TEU’s kapal dengan DWT kapal. Berikut adalah hubungan antara
ukuran utama kapal petikemas.
29
120000 100000
y = 0.9005x - 2433.1 R² = 0.9924
80000 60000 40000
20000 0 0
20000
40000
60000
80000
100000 120000 140000
Gambar 5.1. Grafik Hubungan antara DWT dan GT Kapal Petikemas 30.0 25.0 20.0
y = 8E-05x + 18.006 R² = 0.8813
15.0 10.0 5.0 0
20
40
60
80
100
120
Thousands
Gambar 5.2. Grafik Hubungan antara DWT Kapal dengan Kecepatan Dinas (Vs) Kapal Petikemas 80000 y = 0.6475x + 446.14 R² = 0.9851
70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Gambar 5.3.Grafik Hubungan DWT Kapal dengan Daya ME Kapal Petikemas
30
20000 y = 0.1384x + 645.53 R² = 0.9292
18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000
0 0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
Gambar 5.4. Grafik Hubungan DWT Kapal dengan Daya AE Kapal Petikemas
Sehingga pengelompokkan kapal petikemas yang dibagi atas 8 (delapan) kategori berdasarkan TEU’s kapal, yakni mulai dari ukuran kurang dari 399 TEU’s sampai dengan 5,199 TEU’s.
Berikut adalah spesifikasi (ukuran utama) dari masing-masing kelompok kapal petikemas. Tabel 5.1. Pengelompokkan Ukuran Kapal Petikemas
Group A B C D E F G H
Range Ukuran Kapal TEU's 0 400 650 900 1,300 2,000 3,000 3,950
-
399 649 899 1,299 1,999 2,999 3,949 5,199
GT 7,030 9,910 12,790 17,399 25,464 36,985 47,930 62,331
Daya Mesin (kW) ME AE
Vs knot
3,752 5,823 7,894 11,207 17,006 25,290 33,160 43,515
18.04 18.06 18.08 18.11 18.17 18.25 18.32 18.42
1,352 1,795 2,237 2,946 4,185 5,956 7,638 9,851
Dari tabel 5.1.1 diatas telah diketahui daya mesin pada masing-masing kelompok kapal. Daya mesin pada main engine dan auxiliary engine merupakan komponenyang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan kebutuhan bahan bakar minyak kapal petikemas. Langkah awal untuk menentukan kebutuhan bahan bakar minyak ialah dengan mengetahui besar spesific fuel oil consumption (SFOC) berdasarkan daya mesin masing-masing kelompok kapal. SFOC ini
didapatkan dari katalog mesin Wartsila sesuai dengan daya mesin pada masing-masing kapal diatas. Pada auxiliary engine juga sama, yakni ditentukan terlebih dahulu SFOC dari daya mesin auxiliary engine sesuai dengan dayanya. SFOC pada auxiliary engine didapatkan dari katalog mesin MaK. Setelah diketahui SFOC pada masing-masing daya mesin, selanjutnya
31
dapat diketahui besarnya kebutuhan bahan bakar minyak yang dibutuhkan. Adapun SFOC serta kebutuhan bahan bakar minyak pada masing-masing kelompok kapal adalah sebagai berikut. Tabel 5.2. Konsumsi Bahan Bakar Minyak M ain Engine dan Auxil iary Engine Main Engine
Group
Range Ukuran Kapal
TEU's A B C D E F G H
0 400 650 900 1,300 2,000 3,000 3,950
-
399 649 899 1,299 1,999 2,999 3,949 5,199
Daya
SFOC
kW
g/kWh
3,752 5,823 7,894 11,207 17,006 25,290 33,160 43,515
160 160 163 169 169 167 167 173
Auxiliary Engine
Konsumsi
Konsumsi
Daya
SFOC
ton/jam
kW
g/kWh
ton/jam
1 1 1 2 3 4 6 8
1352.04 1794.71 2237.38 2945.66 4185.14 5955.83 7637.98 9851.35
189.00 185.00 185.00 189.00 177.00 182.00 182.00 175.00
0.26 0.33 0.41 0.56 0.74 1.08 1.39 1.72
Fuel Oil
Fuel Oil
5.1.2. Asumsi-Asumsi yang Digunakan
Pada subbab 5.1.2 ini akan dijelaskan mengenai asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan analisis kondisi saat ini dan kondisi saat pemindahan pelabuhan hub internasional ke Bitung. Asumsi yang digunakan terdiri dari asumsi operasinal dan finansial. I.
Asumsi Operasional
Asumsi operasional merupakan asumsi yang digunakan untuk melakukan analisis operasional pada kondisi eksisting dan kondisi saat penetapan pelabuhan hub Bitung. Asumsi operasinal ini terdiri dari asumsi produktivitas bongkar muat pelabuhan dan idle time di masing-masing pelabuhan, yang akan digunakan untuk mengetahui total time dari moda transportasi yang dihitung. Selain itu, asumsi yang digunakan adalah
asumsi proporsi muatan Internasional untuk masing-masing pelabuhan Tujuan. Asumsi produktivitas bongkar muat merupakan produktivitas dari segi alat angkut (moda transportasi) maupun dari segi pelabuhan. Asumsi alat angkut telah dijelaskan pada uraian sebelumnya (Tabel 5.1.1). Selain itu, untuk asumsi operasional di segi pelabuhan ialah kecepatan bongkar dan muat, serta lama idle time (waktu tidak efektif). Berikut adalah rincian dari masing-masing produktivitas.
32
Tabel 5.3. Asumsi Produktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan
Kelas Pelabuhan
Kecepatan (TEU's/Jam)
Bongkar Jam/Call
Muat
Utama I II III IV V
Idle Time
20 18 16 14 12 12
22 20 18 16 14 14
4 4 6 6 6 6
Asumsi produktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut digunakan untuk menghitu ng waktu di pelabuhan untuk satu kapal. Waktu di pelabuhan tersebut didapatkan dari total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan bongkar ataupun muat dan idle time pada masing-masing pelabuhan. Perhitungan waktu pelabuhan ini dihitung di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan. Selain itu, dilakukan juga perhitungan total waktu kapal berlayar dalam satu rute tertentu. Sehingga, dapat diketahui frekuensi dari kapal tersebut. Asumsi proporsi muatan internasional digunakan untuk mengetahui besarnya muatan petikemas internasional yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur. Asumsi proporsi muatan petikemas internasional ini didapatkan dari data penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut adalah data proporsi muatan petikemas internasional yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur. Tabel 5.4. Asumsi Proporsi Muatan Petikemas Internasional pada Masing-Masing Tujuan No.
Kota
Prosentase (%)
1
Surabaya
60%
2
Makasar
10%
3
Banjarmasin
10%
4
Ambon
6%
5
Sorong
4%
6
Bitung
5%
7
Benoa
7%
Dari proporsi pada tabel 5.1.4 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah muatan petikemas internasional yang dikirim ke wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 40%. Sehingga, sebanyak 60% muatan petikemas internasional adalah muatan milik wilayah Surabaya dan sekitarnya. Setelah itu, pada perhitungan jumlah muatan yang dibongkar dan dimuat di pelabuhan Tanjung Perak harus sesuai dengan load factor bongkar ataupun muat sesuai dengan kondisi saat ini. Adapun load factor bongkar dan muat pada masingmasing rute adalah sebagai berikut. 33
Tabel 5.5. L oad F actor Bongkar dan Muat pada Masing-Masing Pelabuhan
II.
Asumsi Finansial
Asumsi finansial merupakan asumsi yang digunakan untuk melakukan analisis biaya logistik pada kondisi eksisting dan kondisi saat penetapan pelabuhan hub Bitung. Asumsi finansial yang digunakan adalah time charter rate kapal petikemas dengan ukuran yang telah dijelaskan pada tabel 5.1.1. Pada analisis ini, sistem charter yang digunakan adalah time charter. Sehingga, biaya yang akan dianalisis adalah biaya pelayaran (voyage cost) dan biaya bongkar muat (cargo handling cost). Selain itu, terdapat asumsi tarif bahan bakar minyak untuk main engine dan auxiliary engine dan tarif pelabuhan baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan, serta tarif bongkar muat petikemas dan tarif penangan petikemas di pelabuhan asal maupun tujuan. Sistem charter yang digunakan ialah sistem time charter. Sistem time charter merupakan sistem charter kapal dengan mempertimbangkan waktu dari penyewaan kapal. Komponen biaya yang harus ditanggung oleh pencharter adalah voyage cost (biaya pelayaran) yang meliputi biaya bahan bakar main engine maupun auxiliary engine. Serta biaya pelabuhan yang terdiri dari labuh, tambat, pandu dan tunda. charter rate tidak dipengaruhi oleh rute pelayaran maupun jumlah barang yang diangkut. Time charter merupakan bisnis charter kapal yang mana komponen biaya operasi, biaya
pemeliharaan serta biaya modal sudah tercakup dalam tarif charter rate. Sesuai dengan kelompok kapal yang sudah ditentukan sebelumnya, tarif time charter rate yang digunakan sudah ada. Berikut adalah time charter rate pada masing-masing kelompok kapal petikemas.
34
Tabel 5.6. Ti me Char ter Rate Kapal Petikemas
Sumber: Maersk Broker
Selanjutnya adalah asumsi tarif bahan bakar minyak yang digunakan untuk main engine dan auxiliary engine. Berikut adalah tarif bahan bakar minyak yang digunakan
dalam analisis. Tabel 5.7. Tarif Bahan Bakar Minyak
Tarif fuel oil merupakan tarif bahan bakar minyak untuk main engine, sedangkan untuk auxiliary engine menggunakan marine diesel oil.
Asumsi finansial selanjutnya adalah tarif pelabuhan pada pelabuhan asal dan tujuan yang akan digunakan untuk menghitung salah satu komponen biaya logistik yakni biaya pelabuhan, baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Data tarif pelabuhan ini didapatkan dari PT. Pelabuhan Indonesia. Tarif pelabuhan yang harus dibayarkan terdiri dari tarif labuh, tambat, pandu dan tunda. Untuk menghitung berapa besar biaya pelabuhan pada masing-masing pelabuhan dibutuhkan variabel gross tonnage, karena keseluruhan biaya pelabuhan didasarkan pada GT Kapal. Maka dari
itu, dalam subbab pengelompokkan kapal telah dijelaskan mengenai pendekatan antara DWT kapal petikemas dengan GT kapal dengan pendekatan regresi linier. Sehingga, GT yang telah diketahui tersebut digunakan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan biaya pelabuhan. Berikut tarif dari pelabuhan asal dan tujuan yang dubutuhkan dalam melakukan analisis biaya logistik ini.
35
Tabel 5.8. Tarif Pelabuhan
Selanjutnya adalah asumsi tarif bongkar muat petikemas dan tarif penanganan petikemas pada masing-masing pelabuhan yang akan dianalisis. Tarif bongkar muat petikemas terdiri dari tarif bongkar muat di pelabuhan asal maupun tujuan, diasumsikan bahwan muatannya ialah petikemas full container load (FCL), lalu tarif shifting container melalui container yard dan tarif buka tutup palka per kapal. Berikut adalah
tarif bongkar muat petikemas di pelabuhan asal dan tujuan yang dibutuhkan dalam analisis. Tabel 5.9. Tarif Bongkar Muat Petikemas
Tarif Bongkar Muat Petikemas Pelabuhan
SINGAPORE MALAYSIA SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN BITUNG AMBON SORONG BENOA
Bongkar Muat (FCL)
Shifting Container Buka/Tutup Palka (Melalui CY) (per Palka)
USD/Box
USD/Box
USD/Box
82.00 82.00 82.00 Rp/Box 600,000 600,000 623,000 212,764 257,317 600,000
86.10 86.10 86.10 Rp/Box 480,000 480,000 211,560 317,500 257,317 480,000
64.58 64.58 64.58 Rp/Box 270,000 270,000 270,000 270,000 270,000 270,000
Tarif bongkar muat petikemas pada tabel 5.1.9 didapatkan dari PT. Pelabuhan Indonesia, namun untuk tarif bongkar muat di pelabuhan luar negeri diasumsikan sama dengan pelabuhan hub atau pelabuhan utama di Surabaya. Selanjutnya adalah tarif penanganan petikemas di masing-masing pelabuhan. Tarif yang dibayarkan adalah tarif dermaga, tarif haulage, tarif penumpukan petikemas dengan massa 1-5 hari
36
penumpukan, tarif Lift On/Lift Off (LoLo), tarif stripping dan stuffing. Tarif penanganan petikemas baik di pelabuhan asal ataupun tujuan adalah sebagai berikut. Tabel 5.10. Tarif Penanganan Petikemas Tarif Penanganan Petikemas Pelabuhan
SINGAPORE MALAYSIA SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN BITUNG AMBON SORONG BENOA
Dermaga
Haulage
Penumpukan Petike mas (Massa 1-5 Hari)
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
64.58 64.58 55,715 Rp/Box 55,715 55,715 49,686 50,000 50,000 55,715
64.58 64.58 91,000 Rp/Box 80,000 80,000 45,000 100,000 45,000 80,000
64.58 64.58 35,000 Rp/Box/Day 14,000 14,000 7,150 6,500 7,150 14,000
64.58 64.58 216,000 Rp/Box 93,000 93,000 70,000 105,000 70,000 93,000
64.58 64.58 250,000 Rp/Box 250,000 250,000 400,412 400,412 400,412 250,000
64.58 64.58 250,000 Rp/Box 250,000 250,000 400,412 400,412 400,412 250,000
Lift On/Lift Stripping Off ( Lo-Lo)
Stuffing
5.2. Analisis Operasional Kondisi Saat Ini
Analisis operasional kondisi saat ini terdiri dari total time atau total waktu kapal selama berlayar dan di selama melakukan bongkar muat di pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Waktu pelayaran dihitung berdasarkan kecepatan dinas kapal dan jarak dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Sedangkan untuk Waktu di pelabuhan tersebut didapatkan dari total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan bongkar ataupun muat dan idle time pada masingmasing pelabuhan. Perhitungan waktu pelabuhan ini dihitung di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan. Selain itu, dilakukan juga perhitungan total waktu kapal berlayar dalam satu rute tertentu. Sehingga, dapat diketahui frekuensi dari kapal tersebut. Berikut adalah total time dan total frekuensi kunjungan kapal sesuai dengan kondisi saat ini di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
37
Tabel 5.11. Total Ti me dan Frekuensi Kunjungan Kapal (Transit Surabaya)
Pada tabel 5.2.1 diatas dijelaskan mengenai total waktu yang ditempuh pada masing-masing rute sesuai dengan pengelompokkan kapal berdasarkan ukuran kapal petikemas. Serta frekuensi kedatangan kapal. Perhitungan frekuensi kedatangan kapal didapatkan dari total waktu operasional kapal dengan total waktu efektif kapal untuk berlayar dan di pelabuhan. 5.3. Analisis Operasional Pelabuhan Hub Bitung
Analisis operasional pelabuhan hub Bitung terdiri dari total time atau total waktu kapal selama berlayar dan di selama melakukan bongkar muat di pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Waktu pelayaran dihitung berdasarkan kecepatan dinas kapal dan jarak dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Sedangkan untuk Waktu di pelabuhan tersebut didapatkan dari total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan bongkar ataupun muat dan idle time pada masing-masing pelabuhan. Perhitungan waktu pelabuhan ini dihitung di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan. Selain itu, dilakukan juga perhitungan total waktu kapal berla yar dalam satu rute tertentu. Sehingga, dapat diketahui frekuensi dari kapal tersebut. Pada analisis operasional ini, perhitungan yang dilakukan sama dengan kondisi saat ini, perbedaan terdapat pada variabel jarak. Untuk distribusi dari luar negeri ke Bitung, jarak yang ditempuh akan lebih jauh dibandingkan dengan Surabaya. Namun, untuk distribusi ke wilayah Indonesia Timur, Bitung memiliki keunggulan dikarenakan jaraknya yang lebih dekat dibandingkan dengan Surabaya. Berikut adalah total time dan total frekuensi kunjungan kapal sesuai dengan kondisi saat penetapan pelabuhan hub Bitung.
38
Tabel 5.12. Total Ti me dan Frekuensi Kunjungan Kapal (Transit Bitung)
Pada tabel 5.3.1 diatas dijelaskan mengenai total waktu yang ditempuh pada masing-masing rute sesuai dengan pengelompokkan kapal berdasarkan ukuran kapal petikemas. Serta frekuensi kedatangan kapal. Perhitungan frekuensi kedatangan kapal didapatkan dari total waktu operasional kapal dengan total waktu efektif kapal untuk berlayar dan di pelabuhan. 5.4. Analisis Biaya Logistik Kondisi Saat Ini
Biaya logistik pada kondisi saat ini terdiri dari biaya transportasi yang dibutuhkan dan biaya pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang mana merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melayani muatan petikemas internasional dan moda transportasinya. Nantinya akan didapatkan unit cost per TEU’s petikemas dari pembagian antara total cost dengan jumlah muatan yang
dilayani. Sebelum mendapatkan biayanya, terlebih dahulu dilakukan identifikasi kunjungan kapal eksisting berdasarkan pada pengelompokan kapal. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen biaya. 5.4.1. Biaya Pelayaran (Kondisi Saat Ini)
Pada Biaya pelayaran, biaya yang dibutuhkan selama proses pengiriman muatan petikemas internasional dengan menggunakan kapal dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan, baik melalui pelabuhan transit terlebih dahulu atau tidak. Nilai dari biaya pelayaran ini tergantung pada volume muatan yang diangkut serta frekuensi dari kapal tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Pada perhitungan kondisi eksisting, biaya pelayaran yang diperhitungkan adalah biaya pelayaran kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak pada kondisi 39
eksisting. Untuk jumlah kapal petikemas internasional dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan adalah sebagai berikut. Tabel 5.13. Jumlah Kapal Berdasarkan Kapasitas Kapal Petikemas (Transit Surabaya)
Jumlah kapal diatas merupakan jumlah kapal yang berkunjung ke pelabuhan Tanjung Perak pada kondisi eksisting. Data tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menghitung biaya pelayaran berdasarkan kategori ukuran kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak. Namun, jumlah yang tertera pada tabel tidak memengaruhi biaya pelayaran yang akan dianalisis. Untuk menghitung biaya pelayaran, selanjutnya adalah penentuan charter rate.
Charter Rate
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem charter yang digunakan adalah sistem time charter. Sistem time charter merupakan sistem charter kapal dengan mempertimbangkan waktu dari penyewaan kapal. Komponen biaya yang harus ditanggung oleh pencharter adalah voyage cost (biaya pelayaran) yang meliputi biaya bahan bakar main engine maupun auxiliary engine. Serta biaya pelabuhan yang terdiri dari labuh, tambat,
pandu dan tunda. charter rate tidak dipengaruhi oleh rute pelayaran maupun jumlah barang yang diangkut. Time charter merupakan bisnis charter kapal yang mana komponen biaya operasi, biaya pemeliharaan serta biaya modal sudah tercakup dalam tarif charter rate. Dengan nilai time charter hire pada tabel 5.1.6 mengenai time charter rate, selanjutnya adalah perhitungan total biaya time charter. Hari efektif yang digunakan untuk menghitung time charter adalah 365 hari yakni dalam satu tahun. Waktu yang digunakan merupakan
waktu penuh dari 1 tahun, walapun dalam waktu 1 tahun tersebut ada waktu dimana kapal tersebut melakukan docking tahunan. Biaya time charter yang dibayarkan adalah tetap selama 365 hari. Berikut adalah total dari biaya time charter.
40
Tabel 5.14. Total Time Charter H ir e (Transit Surabaya)
Biaya Bahan Bakar Variabel utama yang memengaruhi nilai dari kebutuhan bahan bakar adalah tingkat konsumsi bahan bakar atau spesific fuel oil consumption (SFOC) dari kapal dan tarif dari bahan bakar itu sendiri. Besarnya tingkat konsumsi bahan bakar ditentukan dari besarnya daya mesin induk dan mesin bantu kapal pada masing-masing kelompok kapal yang telah ditentukan serta kecepatannya. Bahan bakar yang digunakan dalam analisis ini adalah bahan bakar jenis HFO baik untuk mesin induk maupun mesin bantu. Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui bahwa tarif dari HFO adalah sebesar 312 US $/ton. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar dihitung menggunakan nilai spesific fuel oil consumption. SFOC didapatkan dari katalog mesin yang disesuaikan dengan daya mesinnnya. kebutuhan bahan bakar untuk main engine dan auxiliary engine dapat dilihat pada subbab 5.1.1. berikut adalah total biaya bahan bakar minyak. Tabel 5.15. Total Biaya Bahan Bakar Minyak (Transit Surabaya)
Perhitungan biaya bahan bakar diatas dilakukan satu persatu sesuai dengan konsumsi bahan bakar masing-masing kategori kapal yang dilakukan di pelabuhan asal dan di pelabuhan tujuan, karena perhitungan biaya pelayarannya bersifat roundtrip. Selanjutnya, dari biaya bahan bakar yang telah didapatkan, seluruh biaya main engine dan auxiliary
41
engine ditotal untuk mendapatkan biaya bahan bakar ME dan AE secara keseluruhan dengan
satuan Rp/roundtrip.
Biaya Pelabuhan Biaya pelabuhan adalah biaya yang dikeluarkan selama kapal berada di pela buhan dan menggunakan jasa layanan kapal. Komponen pada biaya pelabuhan adalah biaya labuh, tambat, pandu dan tunda. Biaya labuh adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan berlabuhnya kapal di kolam pelabuhan sebelum dan sesudah sandar. Biaya sandar adlaah biaya yang dikeluarkan untuk kapal yang sandar pada dermaga tertentu. Biaya pandu dan tunda merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa layanan pandu dan tunda dari pihak pelabuhan. Berdasarkan tarif yang didapatkan, dapat diketahui besarnya biaya pelabuhan yang dibutuhkan dalam waktu satu tahun. Berikut adalah biaya pelabuhan asal dan tujuan dalam satu tahun. Tabel 5.16. Total Biaya Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya)
5.4.2. Biaya Muatan Petikemas (Kondisi Saat Ini)
Biaya muatan petikemas internasional merupakan biaya yang dibutuhkan muatan petikemas selama berada di pelabuhan, baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan, serta pelabuhan transit. Nilai dari biaya muatan ini tergantung pada volume muatan yang diangkut serta frekuensi dari kapal tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Pada perhitungan kondisi eksisting, biaya muatan petikemas yang diperhitungkan adalah biaya muatan petikemas internasional kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak pada kondisi eksisting. Untuk muatan petikemas internasional dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan yang nantinya akan menjadi pedoman dalam perhitungan biaya penanganan muatan petikemas internasional adalah sebagai berikut.
42
Tabel 5.17. Jumlah Muatan yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya)
Jumlah muatan petikemas pada tabel diatas merupakan jumlah muatan petikemas yang akan dibongkar dan dimuat di pelabuhan asal dan tujuan. Jumlah muatan tersebut didapatkan dari kapasitas semua kategori kapal yang dikalikan dengan load factor muatan sesuai dengan pelabuhan asal dan tujuannya. Data tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menghitung biaya penanganan muatan petikemas berdasarkan kategori ukuran kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak. Jumlah yang tertera pada tabel merupakan jumlah yang dibongkar dan dimuat dalam satu kali frekuensi, sehingga dalam melakukan perhitungan total biaya penanganan muatan petikemas dalam waktu satu tahun adalah dengan mengalikan jumlah muatan tersebut dengan frekuensi kedatangan kapalnya masing-masing.
Biaya bongkar muat petikemas Pada tabel 5.1.9 telah dijelaskan mengenai tarif bongkar muat petikemas pada masingmasing pelabuhan, yang terdiri dari tarif bongkar muat, shifting container dan biaya buka tutup palka. selanjutnya adalah perhitungan biaya bongkar muat yang dikeluarkan di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan dengan total muatan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun biaya dari bongkar muat petikemas yang terdiri dari bongkar muat, shifting dan buka tutup palka adalah sebagai berikut. Tabel 5.18. Total Biaya Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya)
43
Biaya penanganan petikemas Biaya penanganan petikemas ini merupakan biaya dari seluruh kegiatan penanganan muatan petikemas selama berada di pelabuhan, baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Sebelum menentukan biaya penanganan petikemas terlebih dahulu, maka harus diketahui terlebih dahulu tarif dari penanganan petikemas yang terdiri dari beberapa komponen, yakni dermaga, penumpukan, haulage, lift off lift on (LoLo), stripping, stuffing. Pada tabel 5.1.10 telah dijelaskan mengenai tarif dari penanganan petikemas di pelabuhan asal dan tujuan. selanjutnya adalah perhitungan biaya penanganan petikemas yang dikeluarkan di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan dengan total muatan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun biaya dari penanganan petikemas yang terdiri dari dermaga, penumpukan, haulage, lift off lift on (LoLo), stripping, stuffing adalah sebagai berikut. Tabel 5.19. Total Biaya Penanganan Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Surabaya)
5.4.3. Total Biaya Logistik (Kondisi Saat Ini)
Total biaya logistik adalah jumlah dari seluruh komponen dari biaya pelayaran, yakni dari biaya time charter, biaya bahan bakar minyak dan biaya pelabuhan, serta biaya bongkar muat dan penanganan petikemas di pelabuhan asal dan tujuan. Berikut rumusan dari total biaya logistik.
=++ (Formula Total Biaya Logistik)
Keterangan : n
: Logistics Cost
X
: Biaya bongkar muat di pelabuhan asal
Y
: Biaya Transportasi Laut
44
Z
: Biaya bongkar muat di pelabuhan tujuan
Pada fomula diatas didapatkan bahwa komponen dalam perhitungan biaya logistik adalah biaya bongkar muat di pelabuhan asal dan tujuan, serta biaya transportasi laut. Rincian atau detail dari masing-masing komponen telah dijelaskan pada subbab 5.4.1 sampai dengan subbab 5.4.2. Berikut hasil dari analisis biaya logistik kondisi saat ini dengan pelabuhan Surabaya sebagai pelabuhan utama. Tabel 5.20. Biaya Logistik (Transit Surabaya) Asal
Tujuan
Bongkar Muat di Pel. Asal (Juta Rp/Tahun)
LN SURABAYA
-
SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN AMBON SORONG
- BITUNG - BENOA
Tujuan Bongkar
Transportasi
Total Bi aya
Transhipment
(Juta Rp/Tahun)
(Juta Rp/Tahun)
Juml ah Muatan
Unit Cost
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
(Juta Rp/Tahun)
1,100,681.89 2,074.23 1,176.30 3,190.52 212.71
394,322.84 93,280.77 64,967.74 133,470.58 28,940.75
468,982.08 1,251.75 709.64 1,660.69 103.20
1,963,986.81 96,606.75 66,853.68 138,321.79 29,256.65
789,431 78,943 78,943 47,366 31,577
2,487,851.11 1,223,751.63 846,859.03 2,920,284.47 926,510.73
3,793.10 854.69
218,175.10 85,677.66
2,236.55 492.92
224,204.76 87,025.28
39,472 55,260
5,680,160.84 1,574,828.21
Pada tabel 5.4.8 diatas, dijelaskan mengenai besarnya biaya logistik dengan tujuan wilayah Indonesia Timur dan asal dari pelabuhan Surabaya. Jumlah muatan pada tabel diatas merupakan jumlah muatan yang diperuntukkan untuk tujuan tersebut sesuai dengan besar prosentase yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Sehingga, dari total biaya logistik per pelabuhan tujuan dan jumlah muatan per pelabuhan tujuan, didapatkan unit cost atau biaya per satuan muatan petikemas. Unit cost tujuan Makassar adalah sebesar 1,22 Juta Rupiah. Tujuan Banjarmasin adalah sebesar 850 Ribu Rupiah. Tujuan Ambon adalah sebesar 2,9 Juta Rupiah. Tujuan Sorong adalah sebesar 930 Ribu Rupiah. Tujuan Bitung adalah sebesar 5,6 Juta Rupiah. Dan terakhir tujuan Benoa adalah sebesar 1,5 Juta Rupiah.
45
5.5. Analisis Operasional Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung
Biaya logistik pada kondisi saat penetapan pelabuhan hub Bitung sama dengan biaya logistik pada kondisi saat ini yakni terdiri dari biaya transportasi yang dibutuhkan dan biaya pelabuhan Bitung yang mana merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melayani muatan petikemas internasional dan moda transportasinya transportasin ya dan diasumsikan sama dengan tarif pada pelabuhan tanjung perak Surabaya. Nantinya Nan tinya akan ak an didapatkan dida patkan unit cost per cost per TEU’s petikemas dari pembagian antara total cost dengan jumlah muatan yang dilayani. Sebelum mendapatkan biayanya, terlebih dahulu dilakukan identifikasi kunjungan kapal eksisting berdasarkan pada pengelompokan kapal. kap al. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen komp onen biaya. 5.5.1. Biaya Pelayaran (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung)
Biaya pelayaran merupakan biaya yang dibutuhkan selama proses pengiriman muatan petikemas internasional intern asional dengan deng an menggunakan kapal dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan, baik melalui pelabuhan transit terlebih dahulu atau tidak. Nilai dari biaya pelayaran ini tergantung pada volume muatan yang diangkut serta frekuensi dari kapal tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Pada perhitungan kondisi eksisting, biaya pelayaran yang diperhitungkan adalah biaya pelayaran kapal yang nantinya dilayani oleh pelabuhan Bitung pada kondisi eksisting. Jumlah muatan dengan asal luar negeri dengan tujuan Bitung adalah sama dengan jumlah muatan kapal di pelabuhan Tanjung Perak. Karna diasumsikan d iasumsikan bahwa kategori kapal yang akan dihitung di pelabuhan Bitung adalah sama dengan di pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan untuk jumlah kapal yang tujuannya wilayah Indonesia Timur, jumlah kapalnya juga diasumsikan sama dengan jumlah kapal dengan tujuan wilayah Indonesia Timur dengan pelabuhan hub di tanjung perak Surabaya. Untuk jumlah kapal petikemas internasional dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan adalah sebagai berikut. Tabel 5.21. Jumlah Kapal Berdasarkan Kapasitas Kapal Petikemas (Transit Bitung)
Jumlah kapal diatas merupakan jumlah kapal yang berkunjung ke pelabuhan Tanjung Perak pada kondisi eksisting. Data tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menghitung biaya
46
pelayaran berdasarkan kategori ukuran kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak. Namun, jumlah yang tertera pada tabel tidak memengaruhi biaya pelayaran yang akan dianalisis. Untuk menghitung biaya pelayaran, selanjutnya adalah penentuan charter rate.
Charter Rate
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem charter yang digunakan adalah sistem time charter. Sistem time charter merupakan sistem charter kapal dengan mempertimbangkan waktu dari penyewaan kapal. Komponen biaya yang harus ditanggung oleh pencharter adalah voyage cost (biaya pelayaran) yang meliputi biaya bahan bakar main engine maupun auxiliary engine. Serta biaya pelabuhan yang terdiri dari labuh, tambat,
pandu dan tunda. charter rate tidak dipengaruhi oleh rute pelayaran maupun jumlah barang yang diangkut. Time charter merupakan bisnis charter kapal yang mana komponen biaya operasi, biaya pemeliharaan serta biaya modal sudah tercakup dalam tarif charter rate. Dengan nilai time charter hire pada tabel 5.1.6 mengenai time charter rate, selanjutnya adalah perhitungan total biaya time charter. Hari efektif yang digunakan untuk menghitung time charter adalah 365 hari yakni dalam satu tahun. Waktu yang digunakan merupakan
waktu penuh dari 1 tahun, walapun dalam waktu 1 tahun tersebut ada waktu dimana kapal tersebut melakukan docking tahunan. Biaya time charter yang dibayarkan adalah tetap selama 365 hari. Berikut adalah total dari biaya time charter. Tabel 5.22. Total Time Charte Charterr H ir e (Transit Bitung)
Biaya Bahan Bakar Variabel utama yang memengaruhi nilai dari kebutuhan bahan bakar adalah tingkat konsumsi bahan bakar atau spesific fuel oil consumption (SFOC) dari kapal dan tarif dari bahan bakar itu sendiri. Besarnya tingkat konsumsi bahan bakar ditentukan dari besarnya daya mesin induk dan mesin bantu kapal pada masing-masing kelompok kapal yang telah ditentukan serta kecepatannya. kecepatan nya. Bahan bakar yang digunakan dalam analisis ini adalah bahan bakar jenis HFO baik untuk mesin induk maupun mesin bantu. Berdasarkan informasi yang 47
diperoleh, diketahui bahwa tarif dari HFO adalah sebesar 312 US $/ton. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar dihitung menggunakan nilai spesific fuel oil consumption. SFOC didapatkan dari katalog mesin yang disesuaikan dengan daya mesinnnya. kebutuhan bahan bakar untuk main engine dan auxiliary engine dapat dilihat pada subbab 5.1.1. berikut adalah total biaya bahan bakar minyak. Tabel 5.23. Total Biaya Bahan Bakar Minyak (Transit Bitung)
Perhitungan biaya bahan bakar diatas dilakukan satu persatu sesuai dengan konsumsi bahan bakar masing-masing kategori kapal yang dilakukan di pelabuhan asal dan di pelabuhan tujuan, karena perhitungan biaya pelayarannya bersifat roundtrip. Selanjutnya, dari biaya bahan bakar yang telah didapatkan, seluruh biaya main engine dan auxiliary bia ya bahan bakar ME dan AE secara keseluruhan dengan denga n engine ditotal untuk mendapatkan biaya satuan Rp/roundtrip.
Biaya Pelabuhan Biaya pelabuhan adalah biaya yang dikeluarkan selama kapal berada di pela buhan dan menggunakan jasa layanan kapal. Komponen pada biaya pelabuhan adalah biaya labuh, tambat, pandu dan tunda. Biaya labuh adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan berlabuhnya kapal di kolam pelabuhan sebelum dan sesudah sandar. Biaya sandar adlaah biaya yang dikeluarkan dik eluarkan untuk kapal yang sandar san dar pada dermaga tertentu. Biaya pandu p andu dan tunda merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa layanan pandu dan tunda dari pihak pelabuhan. Berdasarkan tarif yang didapatkan, dapat diketahui besarnya biaya pelabuhan yang dibutuhkan d ibutuhkan dalam waktu satu tahun. Berikut adalah biaya pelabuhan asal dan tujuan dalam satu tahun.
48
Tabel 5.24. Total Biaya Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung)
5.5.2. Biaya Muatan Petikemas (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Bitung)
Biaya muatan petikemas internasional merupakan biaya yang dibutuhkan muatan petikemas selama berada di pelabuhan, baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan, serta pelabuhan transit. Nilai dari biaya muatan ini tergantung pada volume muatan yang diangkut serta frekuensi dari kapal tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Pada perhitungan kondisi eksisting, biaya muatan petikemas yang diperhitungkan adalah biaya muatan petikemas internasional kapal yang dilayani oleh pelabuhan Bitung. Untuk muatan petikemas internasional dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan yang nantinya akan menjadi pedoman dalam perhitungan biaya penanganan muatan petikemas internasional adalah sebagai berikut. Tabel 5.25. Jumlah Muatan yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung)
Jumlah muatan petikemas pada tabel diatas merupakan jumlah muatan petikemas yang akan dibongkar dan dimuat di pelabuhan asal dan tujuan. Jumlah muatan tersebut didapatkan dari kapasitas semua kategori kapal yang dikalikan dengan load factor muatan sesuai dengan pelabuhan asal dan tujuannya. Data tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menghitung biaya penanganan muatan petikemas berdasarkan kategori ukuran kapal yang dilayani oleh pelabuhan Tanjung Perak. Jumlah yang tertera pada tabel merupakan jumlah yang dibongkar dan dimuat dalam satu kali frekuensi, sehingga dalam melakukan perhitungan total biaya 49
penanganan muatan petikemas dalam waktu satu tahun adalah dengan mengalikan jumlah muatan tersebut dengan frekuensi kedatangan kapalnya masing-masing.
Biaya bongkar muat petikemas Pada tabel 5.1.9 telah dijelaskan mengenai tarif bongkar muat petikemas pada masingmasing pelabuhan, yang terdiri dari tarif bongkar muat, shifting container dan biaya buka tutup palka. selanjutnya adalah perhitungan biaya bongkar muat yang dikeluarkan di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan dengan total muatan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun biaya dari bongkar muat petikemas yang terdiri dari bongkar muat, shifting dan buka tutup palka adalah sebagai berikut. Tabel 5.26. Total Biaya Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung)
Biaya penanganan petikemas Biaya penanganan petikemas ini merupakan biaya dari seluruh kegiatan penanganan muatan petikemas selama berada di pelabuhan, baik pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Sebelum menentukan biaya penanganan petikemas terlebih dahulu, maka harus diketahui terlebih dahulu tarif dari penanganan petikemas yang terdiri dari beberapa komponen, yakni dermaga, penumpukan, haulage, lift off lift on (LoLo), stripping, stuffing. Pada tabel 5.1.10 telah dijelaskan mengenai tarif dari penanganan petikemas di pelabuhan asal dan tujuan. selanjutnya adalah perhitungan biaya penanganan petikemas yang dikeluarkan di pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan dengan total muatan yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun biaya dari penanganan petikemas yang terdiri dari dermaga, penumpukan, haulage, lift off lift on (LoLo), stripping, stuffing adalah sebagai berikut.
50
Tabel 5.27. Total Biaya Penanganan Petikemas di Pelabuhan Asal dan Tujuan (Transit Bitung)
5.5.3. Total Biaya Logistik (Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung)
Total biaya logistik adalah jumlah dari seluruh komponen dari biaya pelayaran, yakni dari biaya time charter, biaya bahan bakar minyak dan biaya pelabuhan, serta biaya bongkar muat dan penanganan petikemas di pelabuhan asal dan tujuan. Berikut rumusan dari total biaya logistik.
=++ (Formula Total Biaya Logistik)
Keterangan : TC : Logistics Cost X
: Biaya bongkar muat di pelabuhan asal
Y
: Biaya Transportasi Laut
Z
: Biaya bongkar muat di pelabuhan tujuan
Pada fomula diatas didapatkan bahwa komponen dalam perhitungan biaya logistik adalah biaya bongkar muat di pelabuhan asal dan tujuan, serta bia ya transportasi laut. Rincian atau detail dari masing-masing komponen telah dijelaskan pada subbab 5.4.1 sampai dengan subbab 5.4.2. Berikut hasil dari analisis biaya logistik kondisi saat pen etapan pelabuhan hub internasional Bitung. Tabel 5.28. Biaya Logistik (Transit Bitung) Asal LN BITUNG
Tujuan -
BITUNG SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN AMBON SORONG BENOA
Bongkar Muat di Pel . Asal
Transportasi
(Juta Rp/Tahun)
(Juta Rp/Tahun)
1,100,681.89 11,767.43 2,074.23 1,176.30 3,190.52 212.71 854.69
518,278.34 377,073.76 146,201.02 96,094.19 248,151.27 52,835.94 144,405.38
51
Tujuan Bongkar
Total Biaya
Jumlah Muatan
Unit Cost
(Juta Rp/Tahun)
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
Transhipment (Juta Rp/Tahun)
509,183.65 12,279.17 1,251.75 709.64 1,660.69 103.20 492.92
2,128,143.88 401,120.36 149,527.00 97,980.13 253,002.48 53,151.84 145,752.99
789,431 473,659 78,943 78,943 47,366 31,577 55,260
2,695,794.63 846,855.42 1,894,111.03 1,241,148.71 5,341,452.23 1,683,232.67 2,637,577.71
Pada tabel 5.5.8 diatas, dijelaskan mengenai besarnya biaya logistik dengan tujuan wilayah Indonesia Timur dan asal dari pelabuhan Bitung. Jumlah muatan pada tabel diatas merupakan jumlah muatan yang diperuntukkan untuk tujuan tersebut sesuai dengan besar prosentase yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Sehingga, dari total biaya logistik per pelabuhan tujuan dan jumlah muatan per pelabuhan tujuan, didapatkan unit cost atau biaya per satuan muatan petikemas. Unit cost tujuan Makassar adalah sebesar 1,8 Juta Rupiah. Tujuan Banjarmasin adalah sebesar 1,2 Juta Rupiah. Tujuan Ambon adalah sebesar 5,3 Juta Rupiah. Tujuan Sorong adalah sebesar 1,6 Juta Rupiah. Tujuan Surabaya adalah sebesar 850 Ribu Rupiah. Terakhir tujuan Benoa adalah sebesar 2,6 Juta Rupiah. 5.6. Analisis Biaya Logistik dengan Sun k Cost dari Terminal Teluk Lamong
Sunk cost yang terjadi adalah akibat dari terminal teluk lamong khususnya untuk muatan
petikemas internasional. Biaya ini diperhitungkan dikarenakan, apabila penetapan pelabuhan Bitung dilaksanakan, maka jumlah muatan petikemas internasional yang telah direncanakan untuk dilayani oleh terminal teluk lamong akan beralih ke pelabuhan hub internasional Bitung. Oleh karena itu, jika penetapan pelabuhan hub Bitung dilaksanakan, maka penambahan sunk cost juga ditambahkan. Analisis sunk cost adalah terdapat pada ulasan berikut ini.
= ( )/ Keterangan : SC
: Sunk Cost
I
: Nilai investasi
T
: Umur ekonomis pelabuhan
n
: Jumlah muatan kondisi saat ini
Pada rumus diatas dijelaskan bahwa untuk perhitungan sunk cost pada terminal teluk lamong didapatkan dari pembagian nilai investasi dari terminal teluk lamong khusus untuk muatan petikemas internasional yakni sebesar 8,9 Triliun Rupiah dengan umur ekonomis pelabuhan atau terminal yang diasumsikan sebesar 30 tahun. Sehingga, didapatkancapital cost atau biaya modal dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Setelah itu, capital cost tersebut dibagi dengan jumlah petikemas internasional yang ada pada kondisi eksisting, sehingga dapat diketahui besarnya beban sunk cost yang dibebankan untuk setiap petikemasnya. Jumlah muatan petikemasnya adalah sebesar 789,431 TEU’s. dan hasil dari beban sunk cost per TEU’s petikemasnya adalah sebesar Rp. 378.000,00. Setelah itu, beban 52
sunk cost tersebut ditambahkan ke unit cost setiap petikemasnya. Sehingga dapat dihasilkan unit cost seperti ini. Tabel 5.29. Uni t Cost dengan Sunk Cost Terminal Teluk Lamong Asal LN BITUNG
Tujuan -
BITUNG SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN
AMBON - SORONG - BENOA
Bongkar Muat di Pel . Asal
Transportasi
Tujuan Bongkar
(Juta Rp/Tahun)
(Juta Rp/Tahun)
Total Biaya
Jumlah Muatan
Unit Cost
(Juta Rp/Tahun)
(Juta Rp/Tahun)
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
Transhipment
1,100,681.89 11,767.43 2,074.23 1,176.30
518,278.34 377,073.76 146,201.02 96,094.19
509,183.65 12,279.17 1,251.75 709.64
2,128,143.88 401,120.36 149,527.00 97,980.13
789,431.01 473,658.61 78,943.10 78,943.10
3,073,638.70 1,224,699.49 2,271,955.10 1,618,992.77
3,190.52 212.71 854.69
248,151.27 52,835.94 144,405.38
1,660.69 103.20 492.92
253,002.48 53,151.84 145,752.99
47,365.86 31,577.24 55,260.17
5,719,296.29 2,061,076.74 3,015,421.78
Pada tabel 5.6.1 diatas dapat dilihat bahwa, unit cost pada masing-masing tujuan akan ditambah dengan besarnya sunk cost yang telah dihitung sebelumnya yakni sebesar Rp. 378.000,00. Sehingga, unit cost yang dibutuhkan dari luar negeri ke Bitung akan lebih besar dibandingkan dengan dari luar negeri ke Surabaya. Unit cost untuk tujuan Makasar, Banjarmasin, Ambon, Sorong dan Benoa pada analisis ini lebih besar dibandingkan dengan kondisi saat ini. 5.7. Perbandingan Un it Cost pada Kondisi Saat ini dan Kondisi Saat Penetapan Pelabuhan Hub Bitung
Perbandingan unit cost antara kondisi saat ini dengan kondisi saat penetapan pelabuhan hub internasional Bitung dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak dari penetapan pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub internasional pada biaya logistik. Dari analisis yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya, dapat diketahui bahwa proporsi muatan petikemas internasional yang diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 40% dari total keseluruhan muatan internasional yang dibongkar di pelabuhan utama Surabaya. Sehingga, ketika penetapan pelabuhan Bitung tersebut dilaksanakan, maka akan menimbukan selisih terhadap biaya logistiknya. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan selisih unit cost sebagai berikut. Tabel 5.30. Perbandingan Uni t Cost
Tujuan
Makassar Banjarmasin Ambon Sorong Benoa
Surabaya
Bitung
Selisih
Unit Cost
Unit Cost
SUB - BTG
Rp/Tahun
Rp/Tahun
Rp/Tahun
1,223,752 846,859 2,920,284 926,511 1,574,828
53
1,894,111 1,241,149 5,341,452 1,683,233 2,637,578
-
670,359 394,290 2,421,168 756,722 1,062,750
Dari tabel 5.7.1 diatas, dapat diketahui bahwa unit cost kondisi saat ini yang mana, pelabuhan Surabaya adalah sebagai pelabuhan utama untuk wilayah Indonesia Timur lebih kecil dibandingkan dengan kondisi dimana pelabuhan utama dipindahkan ke pelabuhan Bitung. Dari semua tujuan di wilayah Indonesia Timur, unit cost pada kondisi pelabuhan hub Bitung relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini. Perbadingan ini merupakan perbandingan antara unit cost kondisi saat ini dengan kondisi pelabuhan hub Bitung tanpa adanya sunk cost terminal teluk lamong. Jika, perbadingan unit cost ini dilakukan pada kondisi pelabuhan hub Bitung dengan menggunakan sunk cost, maka didapatkan hasil yang sama, yakni lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi saat ini. Dikarenakan adanya penambahan sunk cost setiap unitnya. 5.8. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat atau pengaruh dari perubahan variabel-variabel tertentu. Pada penelitian ini, dilakukan beberapa analisis sensitivitas terhadap unit cost pada kondisi penetapan pelabuhan hub Bitung. Variabelvariabel yang akan diubah ialah proporsi muatan petikemas internasional pada wilayah Indonesia Timur, yang mana pada perhitungan sebelumnya ialah sebesar 40% dari total keseluruhan muatan petikemas internasional yang dibongkar di pelabuhan Surabaya. Selain itu, produktivitas bongkar muat di pelabuhan juga akan dilakukan analisis sensitivitas, untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat perubahan dari produktivitas bongkar muat di pelabuhan asal maupun tujuan. Proporsi muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur yang akan di sensitivitaskan ialah berkisar dari 20% - 100%. Berikut adalah hasil dari analisis sensitivitas proporsi muatan internasional terhadap unit cost pada kondisi pelabuhan hub Bitung. Tabel 5.31. Analisis Sensitivitas Muatan dengan Uni t Cost Proporsi Muatan Petikemas Internasional (%)
t ) s p o R C a t i t n u J U (
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SUB
7.15
5.28
4.24
3.70
3.26
2.94
2.68
2.51
2.32
BTG
9.72
6.87
5.45
4.59
4.02
3.61
3.31
3.07
2.88
Pada tabel 5.8.1 diatas menunjukkan hasil dari analisis sensitivitas muatan petikemas internasional untuk wilayah Indonesia Timur terhadap unit cost. Pada prosentase sebesar 20% dari total muatan petikemas internasional maka unit cost jika tetap menggunakan pelabuhan Surabaya adalah sebesar 7,15 Juta Rupiah, sedangkan jika dipindahkan ke pelabuhan Bitung 54
adalah sebesar 9,72 Juta Rupiah. Analisis ini dilakukan sampai pada prosentase 100% dari keseluruhan muatan jika diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur, unit cost pada pelabuhan Surabaya akan lebih rendah dibandingkan dengan pelabuhan Bitung yakni selisih 0,56 Juta Rupiah atau setengah juta rupiah. Untuk mengetahui hasil dari prosentase selanjutnya, dapat dilihat dari grafik berikut ini.
Analisis Sensitivitas Proporsi Muatan 12.000 ) h 10.000 a i p u R 8.000 a t u 6.000 J ( t s o 4.000 C t i n 2.000 U
0%
30%
60%
90%
120%
150%
180%
210%
240%
Prosentase Muatan (%)
BTG
SUB
Gambar 5.5. Grafik Analisis Sensitivitas Muatan dengan Uni t Cost
Pada gambar 5.8.1 diatas menunjukkan bahwa sampai prosentase sebesar 210%, unit cost pada pelabuhan Bitung akan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan pelabuhan Surabaya. Namun, unit cost akan semakin turun, jika semakin banyak muatan yang dilayani. Sedangkan untuk
analisis sensitivitas proporsi muatan internasional untuk wilayah Indonesia Timur dengan unit cost yang telah ditambahkan dengan sunk cost adalah sebagai berikut. Tabel 5.32. Analisis Sensitivitas Muatan dengan Uni t Cost dengan Sunk Cost Proporsi Muatan Petikemas Internasional (%)
t ) s p o R C a t i t n u J U (
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SUB
7.15
5.28
4.24
3.70
3.26
2.94
2.68
2.51
2.32
BTG
10.10
7.25
5.82
4.97
4.40
3.99
3.69
3.45
3.26
Pada tabel 5.8.2 diatas dapat diketahui bahwa unit cost yang telah ditambahkan dengan sunk cost akan lebih tinggi dibandingkan dengan pelabuhan Surabaya pada kondisi prosentase
muatan dari 20% sampai dengan 100%. Selanjutnya adalah sensitivitas produktivitas bongkar muat terhadap unit cost. Berikut adalah hasil dari analisis sensitivitas produktivitas bongkar muat terhadap unit cost. 55
Tabel 5.33. Analisis Sensitivitas Produktivitas BM dengan Uni t Cost Produktivitas BM (box/jam) t i t s n o U
SUB BTG
5
8
10
13
15
18
20
23
25
12.01 14.37
8.01 9.59
6.00 7.19
4.80 5.77
4.00 4.80
3.43 4.12
3.06 3.60
2.72 3.20
2.49 2.88
Pada tabel 5.8.3 diatas merupakan hasil dari analisis sensitivitas produktivitas bongkar muat di pelabuhan dengan unit cost. Pada produktivitas BM sebesar 5 box/jam, jika menggunakan pelabuhan Surabaya sebagai pelabuhan utama untuk wilayah Indonesia Timur, unit cost mencapai 12 Juta Rupiah, sedangkan jika dipindahkan ke pelabuhan Bitung, unit cost akan lebih tinggi yakni sebesar 14 Juta Rupiah. Perbandingan analisis sensitivitas produktivitas BM sama dengan analisis sensitivitas muatan petikemas internasional yang telah dibahas sebelumnya.
56
6.BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasil dari proses penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada kondisi saat ini, rata-rata unit biaya pengiriman dari Singapura ke Pelabuhan utama Tanjung Perak Surabaya per TEU’s adalah sebesar 2,23 Juta Rupiah. Unit
biaya pengiriman salah satu pelabuhan tujuan adalah Pelabuhan Makasar yakni sebesar 1,22 Juta Rupiah, dengan rincian biaya pelayaran adalah sebesar 93,28 Milyar Rupiah dan biaya transhipment sebesar 1,25 Milyar Rupiah. 2. Unit biaya pengiriman dari Singapura ke Pelabuhan Hub Bitung per TEU’s adalah sebesar 2,33 Juta Rupiah. Unit biaya pengiriman salah satu pelabuhan tujuan adalah Pelabuhan Makasar yakni sebesar 1,89 Juta Rupiah, dengan rincian biaya pelayaran adalah sebesar 146,21 Milyar Rupiah dan biaya transhipment sebesar 1,25 Milyar Rupiah. 3. Penetapan pelabuhan hub internasional Bitung mengakibatkan dampak pada biaya logistik. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, unit biaya di Pelabuhan Bitung 4% lebih tinggi dibandingkan dengan unit biaya pada kondisi saat ini. biaya logistik yang terjadi akan lebih tinggi jika pelabuhan hub Bitung ditetapkan. 4. Hasil analisis sensitivitas yang telah dilakukan adalah pada prosentase 100% muatan internasional, unit biaya pengiriman melalui Pelabuhan Bitung adalah sebesar 11% lebih tinggi dibandingkan dengan melalui Pelabuhan. Begitu pula dengan analisis sensitivitas pada produktivitas BM di pelabuhan, hasilnya adalah unit cost jika pelabuhan hub Bitung ditetapkan adalah lebih tinggi dibandingkan dengan pelabuhan tanjung perak Surabaya.
57
6.2.
Saran
Berdasarkan pengamatan penulis selama pencarian data, pegolahan data, serta analisis perhitunga, maka ada beberapa saran apabila ada yang berminat untuk mengembangkan penelitian dengan topic analisis dampak penetapan pelabuhan hub internasional bitung terhadap biaya logistik untuk wilayah Indonesia Timur: 1. Terdapat beberapa data asumsi yang didasarkan dari expert judgement dari pihak pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Untuk penelitian selanjutnya diperlukan sebuah sumber data yang exact dan akurat sehingga mengurangi sifat subyektifitas penelitian 2. Perlu dilakukan studi lanjut tentang dampak dari penetapan pelabuhan hub internasional Bitung dalam sudut pandang dan kriteria yang lainnya
58
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, Richa, dan O Ergun. 2008. “Ship Schedulling and Network Design for Cargo
Routing in Liner Shipping.” Economic, Ministry of. 2011. Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development. Jakarta: Coordinating Ministry For Economic Affairs.
Harnanto. 1992. Sistem Akuntansi I. Yogyakarta: BPFE. Kjeldsen, Karina, H. 2009. Liner Shipping-Network Design, Routing and Schedulling. CORAL-ASB. Lawrence, S.A. 1972. International Sea Transport: The Years a Head. Lexington: Lexington Book. Line, Maersk. 2009. Maersk Broker. Maersk Line. Notteboom, T, dan J.P. Rodrigue. 2006. Challenges in The Maritime-Land Interface: Maritime Freight and Logistics. Korea: Report prepared for The Korean Government,
Ministry of Maritime Affair & Fisheries, The Master Development Plan for Port Logistics Parks in Korea. Perak, Pelabuhan Tanjung. 2014. Data Kunjungan Kapal. Surabaya: PT. Pelabuhan Indonesia III. R, Hansen Don, dan Maryanne M. Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Triatmodjo, Bambang. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset Yogyakarta. Yang, Zhongzhen, dan Keng Chen. 2010. “Optimization of Shipping Network of Trunk and Feeder Lines for Inter-Regional and Intra-Regional Container Transport.”
59
7.LAMPIRAN
60
LAMPIRAN 1 DATA KUNJUNGAN KAPAL PETIKEMAS INTERNASIONAL DI PELABUHAN TANJUNG PERAK Sumber: Pelabuhan Indonesia III, Cabang Tanjung Perak, Surabaya
61
I.
Data Kunjungan Kapal Petikemas Internasional di Pelabuhan Tanjung Perak No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
1
APL BANGKOK
HONGKONG
231
12.00
35,991
42,201
1,300
2 3
AS CATALANIA AEGEAN EXPRES
LIBERIA SINGAPORE
223 168
12.00 0.00
28,592 15,095
39,418 18,581
1,993 1,500
4
AKERDIJK
MONROVIA
168
10.00
17,368
21,274
3,500
5 6
ALTAVIA ANTJE WULFF
KOREA HAMBURG
183 211
11.50 9.00
23,691 32,284
10,430 39,291
2,063 2,000
7 8
ARICA AREOPOLIS
225 208
12.00 12.00
32,901 25,630
35,358 33,767
2,872 2,474
9
ARUNA IPSA
LIBERIA MONROVIA MARSHALL ISLAND
197
11.00
21,932
24,279
1,858
10
AMUNDSEN
175
10.87
18,334
23,417
1,736
11 12
ASIA IPSA APL TOPAZ
197 275
11.00 8.00
21,932 47,893
27,744 53,822
1,858 2,000
13
BALEARES
209
12.00
26,374
34,022
2,546
14 15
BAHAMIAN EXPRESS BALTIC STRAIT
179 183
10.00 9.00
21,018 18,102
25,899 23,840
1,312 1,702
16
BARO
175
9.00
18,334
23,400
1,740
17
BLUE MOON
SINGAPORE MONROVIA MARSHALL ISLAND ANTIGUA AND BAR
148
9.00
9,954
13,663
1,022
18 19
BONAVIA BOX VOYAGER
MONROVIA LIBERIA
188 230
11.00 12.00
23,691 36,087
30,518 42,598
1,643 2,430
20
BUSAN TRADER
MALTA
210
11.00
27,051
34,566
2,664
21
BUXMELODY
MONROVIA
215
10.00
28,050
38,069
2,702
22
CAPE FARO
SINGAPORE
170
9.00
15,995
20,250
1,440
23
CAPE FLINT
MANILA
170
9.50
15,995
20,250
2,400
24
CAPE NEGRO
SINGAPORE
183
9.53
17,609
24,116
1,510
25
CAPE
CYPRUS
196
11.00
29,022
34,907
1,000
26
CAPE NABIL
SINGAPORE
175
10.09
18,257
23,550
1,740
27 28
CMA CGM KAILAS CMA CGM MIMOSA
197 222
11.00 12.02
21,971 28,927
24,161 39,163
1,854 1,958
29
KUO HUNG
PANAMA AARHUS ANTIGUA AND BAR
213
12.50
35,878
41,425
2,792
30
KMTC PORTKELANG
GERMANY
213
12.50
35,878
41,425
2,792
31
KOTA RAJIN
BEDBURG
156
9.00
14,308
16,584
1,200
32
COUGAR
186
9.53
17,156
22,210
1,308
33
WESTERDIEK
TAIWAN ANTIGUA AND BAR
188
11.50
23,897
30,407
2,080
34
CHILOE ISLAND
MALTA
222
12.00
28,911
39,228
2,824
SINGAPORE MARSHALL ISLAND PANAMA MARSHALL ISLAND
62
No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
222 183
12.00 95.00
27,786 17,609
37,882 24,116
2,741 1,510
35 36
CAPE MORETON CAPE NORVIEGA
ANTIGUA AND BAR SINGAPORE
37
CHINDWIN STAR
MONROVIA
167
10.00
15,859
20,058
1,514
38
DIMITRIS Y
ITALIA
210
12.00
31,131
38,500
2,672
39 40
DAHLIA DS ABILITY
HONGKONG MONROVIA
223 148
13.00 8.00
28,927 9,940
39,276 13,760
2,824 1,098
41
EVER PEARL
182
9.00
17,887
19,309
2,000
42
ELENA
139
8.80
9,981
11,834
1,500
43 44
ELLEN S E.R MARTINIQUE
PANAMA ANTIGUA AND BAR ANTIGUA AND BAR MONROVIA
148 222
9.00 10.00
9,957 28,927
13,760 39,159
1,118 25,000
45
E.R. MALMO
MONROVIA
222
9.00
28,927
39,187
2,728
46
EVER APEX
KAOHSIUNG
165
8.50
14,807
15,605
1,618
47
EVER POWER
KAOHSIUNG
182
9.00
17,887
19,309
2,000
48
FAR COLOMBO
SINGAPORE
183
9.50
17,613
24,134
12,000
49
FESCO TRADER
SINGAPORE
147
8.96
12,471
15,213
1,060
50
FRISIA GOTEBORG
GOTEBORG
223
12.00
27,779
39,345
2,824
51
FRISIA NUERNBERG
189
11.00
21,842
28,520
1,970
52
FRISIAN PIONER
LIBERIA ANTIGUA AND BAR
148
9.00
9,966
13,700
1,118
53
E. R. FREMANTLE
FREMANTLE
202
12.00
30,280
35,848
2,500
54
HANSA CALYPSO
MONROVIA
168
9.00
17,495
21,636
1,645
55
HANSA CENTURY
HAMBURG
192
11.00
31,730
27,770
2,810
56
HANJIN CHITTAGONG HANSA CONSTITUTION
KAOHSIUNG
200
11.00
27,104
11,856
2,553
GERMANY
192
12.00
31,730
27,706
2,810
HANJIN DALIAN HAMMONIA GALLICUM HAMMONIA INTERNUM
TAIWAN
200
11.00
27,061
33,381
2,457
MONROVIA
196
11.00
29,383
34,671
2,404
MONROVIA
185
11.00
29,383
34,710
2,959
MONROVIA
176
9.00
18,327
23,464
1,740
MONROVIA
196
11.00
29,383
34,704
1,726
63
HANSA PAPENBURG HAMMONIA THRACIUM HANSA AUGUSTENBURG
LIBERIA
175
11
18,335
23,578
1,700
64
HAI WANG XING
CHINA
122
7.20
7,460
9,105
300
65 66
SFL HAWK HELENA SCHULTE
MONROVIA CYPRUS
222 231
12.00 12.00
28,592 35,975
39,266 42,106
2,000 3,534
67
HERMANN WULFF
HAMBURG
211
10.00
32,200
38,975
2,732
68
HANSA FRESENBURG
MONROVIA
176
9.50
18,296
23,454
1,696
69
H FYN
MALTA
172
10.00
16,145
20,367
1,500
57 58 59 60 61 62
63
No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
70
HS MASTER
LIBERIA
188
10.00
23,897
30,416
1,200
71
HS OCEANO
MONROVIA
213
12.00
32,968
38,250
2,789
72
HS ONORE
MONROVIA
213
12.00
32,968
38,608
2,867
73
HANJIN VERACRUZ
SINGAPORE
172
952.00
17,211
21,933
1,708
74 75
HS WAGNER ITHA BHUM
MONROVIA SINGAPORE
231 171
12.00 9.80
36,007 15,533
41,000 21,813
2,353 1,324
76
ITAL OCEANO
MONROVIA
213
11.00
32,968
38,250
2,650
77
ITAL ONESTA
MONROVIA
212
10.00
32,968
38,250
2,650
78
JAN RITSCHER
MONROVIA
209
11.00
25,705
33,843
2,526
79 80
JAKARTA TOWER JRS BRISBANE
MONROVIA CYPRUS
212 141
11.00 8.00
26,638 9,983
34,325 10,700
2,564 889
81
JIN YUN HE
AMERICA
183
10.30
16,737
24,244
2,200
82
JOSEPHINE MAERSK
DENMARK
219
10.00
30,166
27,300
3,003
83
KAPITAN MASLOV
CYPRUS
184
9.00
16,575
23,372
1,726
84
KALLIROE
MONROVIA
175
10.90
18,321
10,202
1,740
85
KATHARINA
MONROVIA
200
11.00
25,535
33,900
2,452
86 87
KESTREL KOTA HADIAH
LIBERIA SINGAPORE
172 160
19.00 14.00
16,770 13,272
21,500 19,234
1,500 10,000
88
KAMALA
PUSAN
200
8.00
24,724
29,277
2,011
89
KOTA ANGGUN
SINGAPORE
183
9.53
17,652
23,842
1,454
90
KOTA HARMUNI
SINGAPORE
160
9.50
13,272
19,858
1,088
91
KOTA HENING
SINGAPORE
160
94.00
13,497
18,871
1,080
92
KUO HUNG
AARHUS
169
8.40
15,075
18,585
1,750
93
KOTA RAKAN
SINGAPORE
146
9
9,725
13,447
907
94
KOTA NALURI
SINGAPORE
180
10.00
20,902
25,985
1,810
95
KOTA RATU
SINGAPORE
135
8.12
9,422
9,000
10,000
96
KANWAY GLORY
SINGAPORE
193
10.00
18,602
24,376
1,613
97 98
KOTA NAZAR KMTC PORTKELANG
SINGAPORE AARHUS
180 187
10.00 11.04
20,902 20,815
25,985 28,499
1,810 1,860
99
KOTA RAJIN
AARHUS
146
8.20
9,678
13,212
2,000
100
KOTA RAKYAT
SINGAPORE
146
8.50
9,725
13,017
907
101
KOTA RANCAK
SINGAPORE
146
8.09
9,678
10,280
938
102
KARIN
LIBERIA
180
10.70
20,569
25,723
1,702
103
KMTC SHANGHAI
HONGKONG
187
0.00
20,815
28,499
1,860
104
KOTA HASIL
SINGAPORE
160
9.40
13,272
19,859
1,088
105 106
KOTA TEGUH KOTA WISATA
SINGAPORE SINGAPORE
131 183
7.90 9.50
7,683 17,125
10,712 24,155
1,000 1,510
107
LARENTIA
KAOHSIUNG
216
11.50
27,915
37,900
2,702
108
LEO AUTHORITY
SINGAPORE
184
10.10
16,705
24,336
2,000
109
LEO MONO
PANAMA
191
5.00
24,724
29,304
1,599
110
LINDAUNIS
LIBERIA
152
8.50
10,585
12,782
1,036
111
LOBIVIA
MONROVIA
188
10.00
23,652
30,300
2,082
64
No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
112
LOUDS ISLAND
SINGAPORE
215
11.60
27,915
38,103
2,702
113
LEO PERDANA
KAOHSIUNG
200
10.00
27,104
33,423
2,553
114
MAERSK ATLANTIC
HONGKONG
155
9.00
14,063
17,733
1,122
115
MAERSK ABERDEEN
HONGKONG
155
9.70
14,063
0
1,400
116 117
MAERSK JURONG MANUELA
PANAMA MONROVIA
223 181
12.00 10.00
27,910 16,233
39,479 25,243
2,063 1,661
118
MAASHOLM
MONROVIA
152
9.00
10,585
12,782
1,036
119
MARE BRITANNICUM
BREMEN
260
12.00
40,306
52,182
4,038
120
MAERSK RONNEBY
HONGKONG
148
9.00
9,957
13,769
1,118
121 122
MSC ASTRID MATHILDE SCHULTE
PANAMA HONGKONG
230 189
10.00 105.00
35,954 27,279
42,119 30,337
1,500 2,345
123
MAGNAVIA
MOROCCO
188
11.00
23,828
30,820
2,078
124
MAERSK WOLGAST
HONGKONG
175
9.72
18,123
23,116
1,713
125
MCC KYOTO
MONROVIA
176
95.00
18,123
22,314
1,713
126
MEDCORAL
CYPRUS
181
9.50
17,068
21,200
1,496
127
MERKUR TIDE
LIBERIA
168
0.00
15,929
22,066
15,000
128 129
MEDPEARL MSC HOBART
CYPRUS AARHUS
181 188
9.00 11.10
17,068 22,738
21,200 33,522
1,496 1,965
130
MIAMI TRADER
MALTA
201
11.50
25,587
33,940
2,460
131
MOL HORIZON
SINGAPORE
172
13.80
17,702
21,957
1,596
132
MOL SPARKLE
PANAMA
200
11.00
27,104
33,100
1,900
133
PANAMA
180
9.50
21,018
25,746
20,000
134 135
MOL KOMATI MADELEINE RICKMERS MSC SENTOSA
KAOHSIUNG HONGKONG
184 211
9.90 9.90
16,801 32,313
23,000 32,841
20,000 20,000
136 137
MEDFRISIA MV.OCEAN MERMAID
CYPRUS SINGAPORE
180 175
9.50 9.00
17,068 18,123
21,409 22,314
10,000 1,370
138
NADIR
GERMANY
172
10.00
21,199
25,039
1,200
139
NEW LIGHT
INDONESIA
97
7.00
3,810
5,400
350
140
NEWYORKER
GREECE
207
9.00
25,294
32,299
2,506
141
NICOLAI MAERSK
DENMARK
199
10.00
27,733
30,936
2,274
142
CHINA
176
90.00
18,326
23,359
1,740
143 144
NOBLE ANTARES NORTHERN DEFENDER NOBLE MATAR
MONROVIA CYPRUS
231 229
12.00 12.00
35,975 39,824
42,166 46,150
3,534 2,466
145
NOBLE REGOR
CYPRUS
213
12.00
35,887
42,690
2,782
146
OCEAN MERMAID
SINGAPORE
175
9.00
18,123
22,314
1,370
147
OLIVIA
GERMANY
216
11.00
28,050
38,096
2,702
148
OOCL TAICHUNG
HONGKONG
183
10.00
16,705
24,376
1,560
149
OS MARMARIS
BAHRAIN
175
10.00
18,326
23,359
2,000
150 151
OTTO PELICAN
LIBERIA LIBERIA
179 172
10.00 9.50
20,624 16,770
26,027 21,500
1,200 1,809
65
No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
152
PISTI
PANAMA
209
12.00
31,207
38,400
20,000
153
PRINCESS OF LUCK
TAIWAN
183
10.01
16,705
24,346
1,560
154
PONTRESINA
MONROVIA
213
11.50
28,270
13,327
2,646
155
PROTOSTAR N
CYPRUS
222
11.00
28,007
37,867
2,134
156 157
RHL ASTRUM RACHA BHUM
MONROVIA THAILAND
177 211
8.00 10.00
18,480 32,060
23,640 40,120
1,730 2,732
158
RHL AUDACIA
MONROVIA
177
9.00
18,480
23,630
1,732
159
RED ROCK
INDONESIA
100
6.70
4,391
5,097
514
160
RED ROVER
AUSTRALIA
105
7.00
4,559
6,300
320
161 162
RUBINA SCHULTE SANTA BELINA
223 222
12.00 12.00
28,927 28,616
39,276 39,360
2,824 2,824
163
STADT GOTHA
MONROVIA MONROVIA ANTIGUA AND BAR
166
9.50
15,375
18,700
15,000
164 165
SANTA BRUNELLA SARAH SCHULTE
MONROVIA CYPRUS
222 223
12.00 12.00
28,616 28,592
39,337 39,383
2,400 2,824
166
SANYA
SINGAPORE
183
10.00
16,705
24,327
1,560
167
SILVER BAY
LIBERIA
175
9.00
17,295
22,286
15,000
168 169
SINAR BITUNG SCIO SUN
SINGAPORE LIBERIA
162 178
9.25 10.00
13,596 18,000
17,800 26,288
1,150 1,752
170
SCL AKWABA
140
0.00
9,938
12,584
300
171
STADT DRESDEN
SINGAPORE ANTIGUA AND BAR
222
12.00
27,971
37,929
2,741
172 173
SEOUL TRADER SEVILLIA
MALTA LIBERIA
210 180
11.00 95.00
27,051 21,018
34,528 26,830
2,664 1,794
174
SFL FALCON
MONROVIA
222
11.00
28,927
37,850
1,200
175
SFL HUNTER
LIBERIA
222
12.00
28,592
39,266
2,824
176
SIMA SINGAPORE
SPAIN
197
9.00
29,195
45,867
2,000
177
SINAR SOLO
SINGAPORE
147
8.00
12,531
15,218
1,060
178
SOUTHERN LILY 3
SINGAPORE
144
8.00
9,422
13,058
777
179
SOUTHERN MOANA
SINGAPORE
144
8.00
9,422
13,064
650
180 181
SOUL OF LUCK SOUTHERN TRADER
SINGAPORE SINGAPORE
168 146
13.80 8.00
16,915 9,725
21,520 12,985
1,645 907
182
SPAARNE TRADER
NETHERLANDS
181
9.00
17,068
21,146
1,496
183 184
STADT AACHEN SFL TIGER
222 222
10.80 10.00
35,573 28,592
36,896 39,266
3,398 2,000
185
STEINTOR
GERMANY MONROVIA ANTIGUA AND BAR
168
9.20
16,850
21,548
1,679
186
SZCZECIN TRADER
187
186
1.00
16,803
23,014
2,000
STADT ROSTOCK
TACOMA ANTIGUA AND BAR
222
10.01
27,971
37,929
2,741
188
TATIANA SCHULTE
SINGAPORE
222
8.60
28,592
30,500
20,000
189
THANA BHUM
LAEM CHABANG
197
9.00
21,932
22,133
1,300
190
THORSCAPE
NORWAY
196
11.50
29,022
34,907
2,908
66
No
Nama Kapal
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
191
THORSWAVE
CYPRUS
196
11.00
29,022
34,900
10,000
192
TPSVESSEL
SINGAPORE
150
10.00
1,500
1,500
1,500
193
UNI AHEAD
TAIWAN
165
8.50
14,796
15,477
1,164
194
UNI PRUDENT
TAIWAN
182
9.00
17,887
19,308
1,618
195 196
UNI AMPLE UNI-ANGEL
TAIWAN MALAYSIA
165 165
85.00 85.00
14,796 14,796
15,477 15,477
1,164 1,296
197
UNI ARISE
JAPAN
165
85.00
14,796
15,477
1,296
198
UNI ASSENT
TAIWAN
165
8.00
14,807
15,511
1,164
199
UNI PACIFIC
KAOHSIUNG
182
9.00
17,887
19,308
1,618
200 201
UNI PATRIOT UNI PERFECT
KAOHSIUNG KAOHSIUNG
182 182
9.00 9.00
17,887 17,887
19,308 19,308
1,618 1,618
202
UNI PROBITY
KAOHSIUNG
182
9.00
17,887
19,308
1,618
203
UNI POPULAR
TAIWAN
182
9.00
17,887
19,309
1,618
204
UNI PREMIER
KAOHSIUNG
182
9.00
17,887
19,308
2,000
205
UNI PROSPER
TAIWAN
182
9.00
17,887
19,308
1,618
206
URU BHUM
195
11.00
24,955
31,805
2,598
207 208
VEGA FYNEN VEGA KAPPA
THAILAND ANTIGUA AND BAR MONROVIA
148 148
8.50 9.00
9,957 9,940
13,826 14,342
1,114 900
209
VEGA LUNA
LIBERIA
148
9.00
9,940
13,760
1,118
210
VEGA LUPUS
LIBERIA
148
9.00
9,940
13,760
1,118
211
VIRA BHUM
THAILAND
195
11.00
24,955
31,805
2,598
212
WAN HAI 211
TAIWAN
174
8.00
17,138
23,826
15,000
213 214
WAN HAI 212 WAN HAI 266
SINGAPORE SINGAPORE
175 198
98.00 95.00
17,138 18,872
23,877 23,648
1,325 1,662
215 216
WAN HAI 281 WARNOW CHIEF
TAIWAN CYPRUS
183 181
9.50 10.00
17,609 17,068
24,116 21,146
1,510 1,496
217
WARNOW CARP
SINGAPORE
140
8.00
9,946
11,968
1,000
218
WARNOW MATE
SINGAPORE
180
9.00
17,068
21,200
1,120
219
WAVE
CYPRUS
196
11.00
29,022
34,900
1,000
220
WESTERDIEK
AARHUS
211
10.00
32,060
39,083
2,000
221
WESERWOLF
MONROVIA
211
12.00
32,322
39,127
2,732
222 223
X-PRESS INDUS XUTRA BHUM
SINGAPORE THAILAND
184 195
9.00 11.00
21,339 23,922
23,691 30,832
1,713 1,162
224
YANG MING EARTH
171
9.52
17,153
22,077
2,200
225
YELLOW MOON
VIGO ANTIGUA AND BAR
148
9.00
9,954
13,760
1,022
226
YANG MING GLORY
MONROVIA
211
11.50
29,873
31,209
2,300
227
YM INAUGURATION
LIBERIA
173
9.50
16,488
22,070
15,000
228
YM MING IMAGE
KAOHSIUNG
173
13.50
16,488
22,027
1,500
229 230
YM IMMENSE YM INITIATIVE
MONROVIA KAOHSIUNG
173 173
9.50 9.50
16,488 16,488
22,027 22,027
1,805 1,900
67
No
Nama Kapal
231
YM INTELLIGENT
232
Home Port
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
MONROVIA
173
9.50
16,488
22,027
2,500
YM INSTRUCTION
MONROVIA
173
9.50
16,488
22,070
2,300
233
YM INTERACTION
ZHENJIANG
173
9.50
16,488
22,027
2,500
234
YM INVENTIVE
MONROVIA
173
9.00
16,488
22,027
10,000
235
ZENIT
PUSAN
178
11.00
21,199
25,107
1,617
68
LAMPIRAN 2 DATA KUNJUNGAN KAPAL PETIKEMAS DOMESTIK DI PELABUHAN TANJUNG PERAK Sumber: Pelabuhan Indonesia III, Cabang Tanjung Perak, Surabaya
69
II.
Data Kunjungan Kapal Domestik di Pelabuhan Tanjung Perak No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
1
KM. ACHILLES
107
6.61
3,949
6,025
500
2
KM. ADINDA IZORA
68
5.00
1,653
1,650
106
3
KM. ASIAN FRIENSHIP
106
636.00
3,701
5,538
250
4
KM. AKASHIA
96
5.60
2,979
4,201
300
5
KM. AMAZON
157
8.62
12,129
14,140
1,158
6
KM. ARMADA SEGARA
120
6.00
5,320
7,866
453
7 8
KM. ARMADA PAPUA KM. ARMADA PERMATA
149 129
8.70 8.20
9,606 9,048
12,575 13
500 1,000
9
KM. ARMADA PURNAMA
150
0.00
9,600
12,571
300
10
KM. ARMADA SENTANI
121
6.49
5,439
7,826
600
11
KM. ARMADA SERASI
121
5.00
5,320
8
500
12
KM. ARMADA SEJATI
115
8.15
6,093 6,09 3
8,528
700
13
KM. ARMADA PERSADA
150
8.26
9,603
12,578
500
14 15
KM. ARMADA SETIA KM. ACX SWAN
114 129
5.00 7.00
6,088 7,470
8,286 9,531
600 347
16
KM. ALFA TRANS SATU
60
4.00
1,587
1,946
300
17
KM. AYER MAS
95
5.83
3,288
4,258
120
18 19
KM. BARITO BORNEO KM. BALI GIANYAR
84 97
5.00 5.95
2,624 2,998
4,056 5,180
500 600
20
KM. BALI KUTA
97
5.95
2,997
5,180
300
21
KM. BALI AYU
97
5.95
3,096
5,253
296
22
KM. BALI SANUR
97
5.95
2,997
5,180
500
23
KM. BALI TABANAN
97
5.95
2,997
5,180
500
24
KM. BELIK MAS
120
8.00
6,177
8,522
500
25
KM. CARAKA JAYA NIAGA III-8
98
5.00
3,256
123
500
26
KM. CARAKA 17
98
5.00
3,256
3,683
600
27 28
KM. CARAKA JAYA NIAGA III-23 KM. CARAKA JAYA NIAGA III-24
98 98
5.40 4.00
3,256 3,256
3,650 5,256
500 500
29
KM. CARAKA NIAGA III-26
98
5.50
3,258
3,701
450
30
KM. CARAKA JN III - 30
98
5.40
3,256
3,650
500
31
KM. CARAKA NIAGA III-31
98
5.40
3,260
3,650
500
32
KM. SEMARANG CJN III-35
98
5.62
3,401
4,180
500
33 34
KM. CJN III - MULI ANIM KM. CLOVER
98 82
5.50 4.80
3,258 2,356
4,180 3,953
300
35
KM. DAMAI BAHAGIA
115
6,571.00
4,393
6,478
430
36
KM. DAMAI SEJAHTERA 1
130
8.30
7,896
10,747
500
37 38
KM. DAMAI SEJAHTERA-II KM. INTAN DAYA
130 90
0.00 4.00
7,896 2,994
10,747 4,500
10,000 300
39
KM. DERAJAT
95
5.00
2,979
4,174
288
70
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
40
KM. ESTUARI MAS
120
7.00
6,603
8,100
500
41
KM. FORTUNE
96
5.60
2,979
4,674
600
42
KM. GLADYS
177
10.00
18,000
21,000
1,200
43
KM. GLOBAL SAMUDERA
108
5.00
4,472
6,793
5,000
44 45
KM. GUHI MAS KM. HIJAU SEJUK
97 129
7.40 7.80
3,127 8,203
5,200 10,458
500 802
46
KM. HIJAU MUDA
132
8.00
7,451
9,696
600
47
KM. HIJAU SEMANGAT
132
8.15
7,451
10,814
500
48
KM. HIJAU TERANG
133
5.00
7,451 7,45 1
10,800
746
49 50
KM. HIJAU SEGAR KM. INTAN DAYA 2
133 83
7.00 3.50
7,970 1,998
9,865 3,280
797 234
51
KM. INTAN DAYA 6
83
3.50
1,998
3,280
234
52
KM. INTAN DAYA 9
90
5.00
2,994
4,500
208
53
KM.INTAN DAYA 4
79
5.00
2,992
4,400
500
54
KM. ISA CLARITY
97
4.00
4,469
2,221
500
55
KM. JAVELIN
85
7.30
2,700
3,530
350
56 57
KM. JALES MAS KM. JOURNEY
120 85
5.00 5.50
7,000 2,772
8,100 3,393
537 600
58
KM. KANAL MAS
120
730.00
6,640
8,180
558
59
KM. KANON BARU
96
4.00
2,995
5,180
600
60
KM. KALI MAS
120
5.17
6,603
8,100
600
61
KM. KAWA MAS
147
8.26
9,460
12,622
1,000
62
KM. KEDUNG MAS
120
6.22
5,524
6,930
600
63
KM. KINTAMANI
79
5.19
1,858
2,671
64
KM. KISIK MAS
145
8.29
8,647
12,790
650
65
KM. KUALA MAS
120
6.00
6,007
8,700
538
66
KM. LAGUN MAS
97
740.00
5,200
8,700
500
67 68
KM. LAGOA MAS KM. LAUTAN MAS
128 186
6.20 9.53
6,006 17,156
8,753 22,210
1,000
69
KM. LCT.JNW
68
2.00
998
2,000
128
70
KM. LUZON
157
4.00
12,027
14,700
1,000
71
KM. MARE MAS
120
5.00
7,032
123
72
KM. MATARAM EXPRESS
98
5.77
3,790
5,020
300
73
KM. MAGELAN
96
5.00
3,018
4,680
300
74
KM. MARIGOLD STAR
119
6.70
5,354
7,513
500
75 76
KM. MERATUS AMBON KM. MAHAKAM RIVER
124 116
6.00 6.00
7,197 5,014
8,113 5,949
500 426
77
KM. MERATUS BANJAR 1
130
6.50
6,249
7,968
78
KM. MARINDO BARU
120
9.00
5,020
5,223
300
79
KM. MERATUS BATAM
139
8.00
9,991
13,252
910
80
KM. MERATUS BONTANG
107
4.30
3,668
5,161
368
81
KM. MENTARI CRYSTAL
85
7.30
2,700
3,160
71
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
82
KM. MERATUS DILI
119
6.40
5,296
685
430
83
KM. MERATUS BALIKPAPAN 1
122
5.00
5,850
7,800
750
84
KM. MENTARI EXPRESS
95
6.01
2,970
4,142
85
KM. MERATUS KALABAHI
129
7.80
8,203
10,748
700
86 87
KM. MEULABOH KM. MERATUS MEDAN 1
137 162
8.29 8.00
8,639 13,853
11,075 17,476
1,000
88
KM. MERATUS PALU
106
6.59
4,450
5,575
500
89
KM. MERATUS BARITO
107
4.20
3,668
5,161
600
90
KM. MERATUS PALEMBANG
117
6.00
5,316
7,852
618
91 92
KM. MERATUS SUMBAWA 1 KM. MENTARI SEJAHTERA
98 85
5.60 4.00
3,256 2,797
3,916 3,702
600 300
93
KM. MENTARI SUCCESS
86
7.30
2,790
3,328
300
94
KM. MILLENIUM BARU
88
6.30
1,965
3,225
750
95
KM. MERATUS MINAHASA
149
8.00
9,978
11,148
1,117
96
KM. MITRA OCEAN
137
8.32
8,639
11,075
97
KM. MERATUS KELIMUTU
129
7.80
8,203
10,457
600
98 99
KM. MERATUS KENDARI KM. MERATUS KUPANG
120 129
0.00 7.80
5,684 8,155
7,416 3,682
603 831
100
KM. LUMOSO GEMBIRA
106
0.00
3,710
5,000
500
101
KM. MERATUS PADANG
101
6.60
4,450
5,759
600
102
KM. MENTARI PERKASA
85
5.00
2,752
3,240
300
103
KM. MERATUS PROGRESS 1
106
6.00
4,476
2,197
1,000
104
KM. MENTARI PRATAMA
98
5.90
2,994
6,760
105
KM. MERATUS PROJECT 1
100
6.00
4,391
5,350
514
106
KM. MENTAYA RIVER
101
6.00
4,152
5,313
326
107
KM. MADISON
157
8.00
12,129
14,140
1,158
108
KM. MERATUS SPIRIT 2
148
8.00
9,943
13,207
712
109 110
KM. MERATUS TANGGUH I KM. MERATUS TANGGUH 2
115 119
8.00 7.85
6,251 6,543
8,721 8,515
500 500
111
KM. MULTI GUNA
80
5.18
1,819
2,677
500
112
KM. MERATUS ULTIMA 1
107
6.00
4,883
6,012
455
113
KM. MERATUS ULTIMA 2
107
7.00
4,883
6,012
500
114
KM. MUARA MAS
106
5.50
4,209
6,443
115
KM. MUSI RIVER
116
5.36
5,014
5,223
116
KM. MULTI SARANA
80
5.10
1,819
2,679
117 118
KM. NEW LIGHT DOM KM. NRS 2
97 67
7.00 0.00
3,810 1,344
5,400 1,500
119
KM. ORIENTAL EMERALD
160
8.70
13,448
17,250
120
KM. ORIENTAL SAMUDERA
128
6.20
6,040
8,700
400
121
KM. PAHALA
95
5.00
3,018
4,680
288
122
KM. PALUNG MAS
123
6.90
7,303
8,513
123
KM. PASIR MAS
82
6.36
2,460
3,015
72
500 350 500
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
124
KM. PEMUDI
102
6.00
4,249
5,378
232
125
KM. PERMAI I
146
9.00
9,110
11,857
600
126
KM. PERMAI 3
132
7.00
7,793
8,710
127
KM. PERMAI V
145
8.50
9,110
11,857
128 129
KM. PEKAN RIAU KM. PEKAN FAJAR
80 114
5.00 5.00
2,881 4,324
5,026 7,080
1,000 530
130
KM. PORT NUMBAY
128
6.58
6,405
7,920
500
131
KM. PRATIWI RAYA
97
7.40
3,145
5,000
400
132
KM. PRATIWI SATU
97
5.80
3,065
5,250
500
133 134
KM. PULAU HOKI KM. PULAU LAYANG
121 120
6.10 6.10
6,285 6,285
9,136 9,136
484 484
135
KM. PULAU WETAR
120
5.00
6,285
9,200
600
136
KM. SAMUDERA MAS
97
7.40
2,999
5,222
300
137
KM. SINAR DEMAK
87
4.38
2,646
4,380
203
138
KM. SELILI BARU
118
0.00
5,700
8,100
500
139
KM. SEGORO MAS
97
5.95
2,999
5,044
375
140 141
KM. SELAT MAS KM. SENDANG MAS
164 113
11.00 6.20
1,233 4,225
12 6,200
5,000 1,200
142
KM. SINAR AMBON
97
5.80
3,430
5,000
287
143
KM. SINAR ARROW
103
5.00
4,486
4,317
600
144
KM. SINAR PAPUA
110
5.29
4,473
6,500
350
145
KM. SINAR JAMBI
86
4.00
2,656
4,380
400
146
KM. SINAR JEPARA
119
6.00
4,632
6,555
256
147
KM. SINAR JIMBARAN
118
4.00
5,935
65,551
600
148
KM. SUNGAI MAS
133
8.10
6,888
8,377
149
KM. SINAR PADANG
87
4.00
2,705
4,238
500
150
KM. SPRING MAS
183
8.50
16,705
24,341
1,560
151 152
KM. SINAR SALJU KM. SINAR SONA
110 80
5.00 4.00
5,042 2,151
9,900 2,928
500 200
153
KM. STRAIT MAS
164
8.00
13,941
18,106
1,500
154
KM. TANTO BERKAT
122
5.67
5,358
6,758
500
155
KM. TANTO CAHAYA
148
7.90
9,877
13,453
1,000
156
KM. TANTO CERIA
99
5.70
3,462
4,420
500
157
KM. TANTO ABADI
94
5.00
3,577
4,232
500
158
KM. TANTO HAWARI
98
4.00
3,666
4,868
600
159 160
KM. TANTO HORAS KM. TANTO SEPAKAT
98 106
5.24 5.00
3,666 4,460
4,868 6,160
312 600
161
KM. TANTO KITA
118
6.50
4,841
7,185
500
162
KM. TANTO LESTARI
127
5.00
123
123
500
163
KM. TANTO LUMOSO
138
6.00
8,147
11,973
700
164
KM. TANTO TERANG
145
5.00
9,380
12,250
800
165
KM. TANTO REJEKI
84
6.00
2,662
3,827
500
73
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
166
KM. TANTO EXPRESS
135
5.00
9,179
11,244
600
167
KM. TANTO STAR
148
7.90
9,313
13,156
1,000
168
KM. TANTO SEHATI
122
5.67
5,358
6,758
500
169
KM. TANTO SEKAWAN
101
5.50
4,215
6,010
500
170 171
KM. TANTO SURYA KM. TELUK BINTUNI
128 114
4.00 6.00
8,168 4,394
8,994 6,800
600 500
172
KM. TELUK BERAU
114
6.00
4,374
123
500
173
KM. TELAGA MAS
120
730.00
6,640
8,180
558
174
KM. TELUK FLAMINGO
114
6.00
4,422
67,921
388
175 176
KM. TERITORY TRADER KM. TANTO FAJAR 1
91 98
7.60 4.00
2,826 3,976
3,183 4,705
300
177
KM. TANTO FAJAR 2
98
6.00
3,976
4,705
500
178
KM. TANTO FAJAR 3
98
6.00
3,976
4,705
500
179
KM. TANTO HARI
126
8.70
5,938
7,864
500
180
KM. TANTO HANDAL
98
5.00
3,791
5,063
600
181
KM. TANTO HARMONI
98
5.40
3,666
4,830
312
182 183
KM. TITANIUM KM. TASIK MAS
118 120
615.00 5.00
5,569 6,640
8,031 8,180
628 558
184
KM. TMS EXPRESS
119
7.60
5,660
6,498
185
KM. TMS JADE
119
6.40
4,782
6,280
186
KM. TANTO PERMAI
145
6.00
8,652
11,250
500
187
KM. TANTO RAYA
121
7.50
6,875
9,114
558
188
KM. TANTO SAKTI I
126
6.50
6,362
6,892
600
189
KM. TANTO SAKTI II
126
6.50
6,362
6,892
600
190
KM. TANTO SATRIA
127
6.80
5,974
7,612
500
191
KM. TWADIKA
107
8.80
4,472
7,198
500
192
KM. UMBUL MAS
120
8.32
9,279
12,829
600
193 194
KM. VERTIKAL KM. WARIH MAS
118 120
6.15 7.00
5,569 6,640
8,031 8,180
300 558
195
KM. SINAR BATAM
183
10.00
16,705
23,830
196
KM. SINAR BUTON
147
8.96
12,545
14,978
197
KM. STX DALIAN
175
10.90
18,321
23,280
198
KM. SINAR DEMAK
87
4.38
2,646
4,380
203
199
KM. SELILI BARU
118
0.00
5,700
8,100
500
200
KM. SEGORO MAS
97
5.95
2,999
5,044
375
201 202
KM. SELAT MAS KM. SENDANG MAS
164 113
11.00 6.20
1,233 4,225
12 6,200
5,000 1,200
203
KM. SAGITTARIUS
184
9.90
16,803
23,051
204
KM. SINAR AMBON
97
5.80
3,430
5,000
287
205
KM. SINAR ARROW
103
5.00
4,486
4,317
600
206
KM. SINAR BANTEN
147
9.60
12,598
14,978
207
KM. MOL SILVER FERN 2
162
8.00
13,310
17,429
74
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
350
208
KM. SINAR PAPUA
110
5.29
4,473
6,500
209
KM. SIMA SAMAN
170
8.50
15,995
20,250
210
KM. SINAR JAMBI
86
4.00
2,656
4,380
400
211
KM. SINAR JEPARA
119
6.00
4,632
6,555
256
212 213
KM. SINAR JIMBARAN KM. SINAR LOMBOK
118 174
4.00 8.23
5,935 17,058
65,551 23,920
600
214
KM. SUNGAI MAS
133
8.10
6,888
8,377
215
KM. SINAR PADANG
87
4.00
2,705
4,238
500
216
KM. SPRING MAS
183
8.50
16,705
24,341
1,560
217 218
KM. SINAR SALJU KM. SINAR SONA
110 80
5.00 4.00
5,042 2,151
9,900 2,928
500 200
219
KM. SINAR SUBANG
172
9.50
17,515
21,840
220
KM. STRAIT MAS
164
8.00
13,941
18,106
221
KM. STOK OPNAME
202
8.20
17,618
20,720
222
KM. TANTO BERKAT
122
5.67
5,358
6,758
500
223
KM. TANTO CAHAYA
148
7.90
9,877
13,453
1,000
224 225
KM. TANTO CERIA KM. TANTO ABADI
99 94
5.70 5.00
3,462 3,577
4,420 4,232
500 500
226
KM. TANTO HAWARI
98
4.00
3,666
4,868
600
227
KM.TANTO HORAS
98
5.24
3,666
4,868
312
228
KM. TANTO SEPAKAT
106
5.00
4,460
6,160
600
229
KM. TANTO KITA
118
6.50
4,841
7,185
500
230
KM. TANTO LESTARI
127
5.00
123
123
500
231
KM. TANTO LUMOSO
138
6.00
8,147
11,973
700
232
KM. TANTO TERANG
145
5.00
9,380
12,250
800
233
KM. TANTO REJEKI
84
6.00
2,662
3,827
500
234
KM. TANTO EXPRESS
135
5.00
9,179
11,244
600
235
KM. TANTO STAR
148
7.90
9,313
13,156
1,000
236
KM. TANTO SEHATI
122
5.67
5,358
6,758
500
237
KM. TANTO SEKAWAN
101
5.50
4,215
6,010
500
238
KM. TANTO SURYA
128
4.00
8,168
8,994
600
239
KM. TELUK BINTUNI
114
6.00
4,394
6,800
500
240
KM. TELUK BERAU
114
6.00
4,374
123
500
241 242
KM. TELAGA MAS KM. TELUK FLAMINGO
120 114
730.00 6.00
6,640 4,422
8,180 67,921
558 388
243
KM. TERITORY TRADER
91
7.60
2,826
3,183
244
KM. TANTO FAJAR 1
98
4.00
3,976
4,705
300
245
KM. TANTO FAJAR 2
98
6.00
3,976
4,705
500
246
KM. TANTO FAJAR 3
98
6.00
3,976
4,705
500
247
KM. TANTO HARI
126
8.70
5,938
7,864
500
248 249
KM. TANTO HANDAL KM. TANTO HARMONI
98 98
5.00 5.40
3,791 3,666
5,063 4,830
600 312
75
1,500
No
Nama Kapal
LOA
DRAFT
GRT
DWT
TEU's
250
KM. TITANIUM
118
615.00
5,569
8,031
628
251
KM. TASIK MAS
120
5.00
6,640
8,180
558
252
KM. TMS EXPRESS
119
7.60
5,660
6,498
253
KM. TMS JADE
119
6.40
4,782
6,280
254 255
KM. TANTO PERMAI KM. TS PUSAN
145 209
6.00 11.60
8,652 26,435
11,250 34,330
500
256
KM. TANTO RAYA
121
7.50
6,875
9,114
558
257
KM. TANTO SAKTI I
126
6.50
6,362
6,892
600
258
KM. TANTO SAKTI II
126
6.50
6,362
6,892
600
259 260
KM. TANTO SATRIA KM. TS HONGKONG
127 151
6.80 8.25
5,974 10,925
7,612 13,700
500
261
KM. TWADIKA
107
8.80
4,472
7,198
500
262
KM. UNI-ACCORD
165
8.50
14,807
15,511
263
KM. UMBUL MAS
120
8.32
9,279
12,829
600
264
KM. VERTIKAL
118
6.15
5,569
8,031
300
265
KM. VLADIVOSTOK
184
10.00
16,575
23,407
266 267
KM. WAN HAI 203 KM. WAN HAI 206
174 175
9.85 9.85
17,117 17,136
23,724 23,671
268
KM. WAN HAI 215
175
9.85
17,138
23,805
269
KM. WARIH MAS
120
7.00
6,640
8,180
270
KM. XIU HE
188
11.13
22,746
33,597
271
KM. YOSSA BHUM
146
9.00
11,788
15,414
76
558
LAMPIRAN 3 L OAD F ACTOR BONGKAR DAN MUAT Sumber: Pelabuhan Indonesia III, Cabang Tanjung Perak, Surabaya
77
III.
Load Factor Bongkar dan Muat di Pelabuhan Internasional MUAT
FREK. KPL DTG
LF Bongkar
LF Muat
2,488 597
2,260 337
3 2
55% 17%
50% 10%
SINGAPORE SINGAPORE
942 4,236
984 4,506
1 5
47% 65%
49% 69%
SINGAPORE
SINGAPORE
1,359
1,952
4
26%
37%
E
MONROVIA
SINGAPORE
2,674
1,610
6
26%
16%
CAPE FRIO
E
SINGAPORE
SINGAPORE
2,563
2,354
3
59%
54%
CAPE NEGRO CMA CGM LILAC CMA CGM MIMOSA
E
SINGAPORE
SINGAPORE
2,158
1,875
5
29%
25%
E
PANAMA
SINGAPORE
2,091
1,433
2
56%
39%
E
AARHUS
SINGAPORE
885
681
1
45%
35%
E
TAIWAN
SINGAPORE
6,152
9,478
19
25%
38%
12
COUGAR CAPE NORVIEGA
E
SINGAPORE
SINGAPORE
3,909
3,134
9
29%
23%
13
EVER PEARL
E
PANAMA
SINGAPORE
8,359
7,570
14
30%
27%
14
EVER APEX
E
KAOHSIUNG
SINGAPORE
526
442
1
32%
27%
15
EVER PRIMA
E
KAOHSIUNG
SINGAPORE
2,288
2,280
6
19%
19%
16
I
SINGAPORE
SINGAPORE
28,365
29,139
37
6%
7%
E
LIBERIA
SINGAPORE
464
906
2
12%
23%
18
FAR COLOMBO FRISIA NUERNBERG HANSA LAUENBURG
E
MONROVIA
SINGAPORE
570
990
2
17%
29%
19
ITHA BHUM
E
SINGAPORE
SINGAPORE
3,199
3,746
8
30%
35%
20
ITAL ONESTA
F
MONROVIA
SINGAPORE
2,031
2,391
3
26%
30%
21
JAN
F
MONROVIA
SINGAPORE
579
446
3
8%
6%
22 23
F E
AMERICA AARHUS
SINGAPORE SINGAPORE
306 3,113
287 3,075
1 4
14% 44%
13% 44%
24
JIN YUN HE KUO HUNG KMTC PORTKELANG
E
AARHUS
SINGAPORE
7,448
9,603
16
25%
32%
25
KOTA RAJIN
E
AARHUS
SINGAPORE
12,366
10,501
23
27%
23%
26
D
SINGAPORE
SINGAPORE
13,152
12,193
28
50%
46%
27
KOTA RANCAK KMTC SHANGHAI
E
HONGKONG
SINGAPORE
6,558
9,830
16
22%
33%
28
LEO PERDANA
F
KAOHSIUNG
SINGAPORE
1,818
2,271
4
18%
22%
29
MEDCORAL
E
CYPRUS
SINGAPORE
2,141
1,439
6
24%
16%
30
MSC HOBART
E
AARHUS
SINGAPORE
44,919
44,477
50
46%
45%
31
MEDFRISIA OCEAN EMERALD
I
CYPRUS
SINGAPORE
680
730
1
7%
7%
E
SINGAPORE
SINGAPORE
1,075
1,101
3
26%
27%
KODE GT
ASAL
TRANSIT
BONGKAR
E E
SINGAPORE SINGAPORE
SINGAPORE SINGAPORE
E D
HAMBURG HONGKONG
5
ANTJE WULFF APL BANGKOK BERMUDIAN EXPRESS
E
6
BALTIC STRAIT
7 8
NO
1 2 3 4
9 10 11
17
32
KAPAL
AEGEAN EXPRESS AMUNDSEN
78
MUAT
FREK. KPL DTG
LF Bongkar
LF Muat
4,866
7,097
16
19%
28%
SINGAPORE
1,408
923
4
20%
13%
SINGAPORE
SINGAPORE
12,586
12,288
17
47%
46%
SINGAPORE
787
308
2
20%
8%
F
TACOMA ANTIGUA AND BAR
SINGAPORE
7,538
6,290
10
28%
23%
UNI AHEAD
D
TAIWAN
SINGAPORE
18,559
15,442
31
51%
43%
39
UNI PRUDENT
E
TAIWAN
SINGAPORE
7,675
8,071
19
25%
26%
40
UNI PACIFIC
E
KAOHSIUNG
SINGAPORE
4,823
5,748
12
25%
30%
41
UNI PATRIOT
E
KAOHSIUNG
SINGAPORE
8,167
9,734
21
24%
29%
42 43
UNI PROBITY UNI POPULAR
E E
KAOHSIUNG TAIWAN
SINGAPORE SINGAPORE
2,845 523
3,157 264
8 2
22% 16%
24% 8%
44
UNI PREMIER
E
KAOHSIUNG
SINGAPORE
6,947
8,301
18
19%
23%
45
UNI PROSPER
E
SINGAPORE
2,676
2,103
6
28%
22%
46
VEGA FYNEN
D
TAIWAN ANTIGUA AND BAR
SINGAPORE
353
497
1
32%
45%
47
WAN HAI 215
E
SINGAPORE
SINGAPORE
2,847
6,348
12
18%
40%
48
E
SINGAPORE
SINGAPORE
253
427
1
15%
26%
E
CYPRUS
SINGAPORE
2,349
3,110
3
52%
69%
D E
SINGAPORE AARHUS
SINGAPORE SINGAPORE
856 5,765
712 5,846
1 7
76% 41%
64% 42%
F
MONROVIA
SINGAPORE
252
379
1
11%
16%
53
WAN HAI 262 WARNOW CHIEF WARNOW MATE WESTERDIEK YM INSTRUCTION YM INTERACTION
F
ZHENJIANG
SINGAPORE
3,656
5,349
11
13%
19%
54
UNI-ANGEL
D
MALAYSIA
MALAYSIA
542
565
1
42%
44%
KODE
LF Bongkar
LF Muat
KODE GT
ASAL
TRANSIT
BONGKAR
33
PRINCESS OF LUCK
E
TAIWAN
SINGAPORE
34
RHL ASTRUM
E
MONROVIA
35
E E
37
SANYA SZCZECIN TRADER STADT ROSTOCK
38
NO
KAPAL
36
49 50 51 52
NO
ASAL
1
SINGAPORE
O1
30%
30%
2
MALAYSIA
O2
42%
44%
IV. NO
1 2
Load Factor Bongkar dan Muat di Pelabuhan Domestik KAPAL
KM. ADINDA IZORA KM. AKASHIA
KODE GT
A F
ASAL
BONGKAR
MUAT
FREK. KPL DTG
8 713
32 532
2 5
MALILI BITUNG
79
LF Bongkar
LF Muat
4% 48%
15% 35%
NO
3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
KAPAL
KM. ALFA TRANS SATU KM. ARMADA PAPUA KM. ARMADA PERSADA KM. ARMADA PURNAMA KM. ARMADA SEGARA KM. ARMADA SENTANI KM. ARMADA SERASI KM. ARMADA SETIA KM. AYER MAS KM. BALI AYU KM. BALI TABANAN KM. BARITO BORNEO KM. BELIK MAS KM. CJN III MULI ANIM KM. FORTUNE KM. GUHI MAS KM. HIJAU MUDA KM. HIJAU SEJUK KM. HIJAU SEMANGAT KM. INTAN DAYA KM. INTAN DAYA 4 KM. INTAN DAYA 6 KM. INTAN DAYA 9 KM. JALES MAS KM. KANAL MAS KM. KANON BARU
KODE GT
ASAL
BONGKAR
MUAT
FREK. KPL DTG
LF Bongkar
LF Muat
D
MALILI
305
1,076
23
4%
16%
B
BITUNG
249
0
2
25%
0%
B
BITUNG
235
0
2
24%
0%
A
BITUNG
585
0
2
98%
0%
B
TIMIKA
9
288
1
2%
64%
B
SAMARINDA
322
80
2
27%
7%
B
TIMIKA
612
39
4
31%
2%
B A
BITUNG BANJARMASIN
284 527
0 603
1 5
47% 88%
0% 101%
A
MAKASAR
372
0
2
63%
0%
B
MAKASAR
967
1,449
8
24%
36%
B
SAMPIT
187
442
5
7%
18%
B
MAKASAR
921
1,796
7
26%
51%
A
SAMPIT
285
238
3
32%
26%
B B
SAMARINDA AMBON
131 2,552
0 3,271
1 17
22% 30%
0% 38%
B
TIMIKA
183
0
2
15%
0%
C
BITUNG
746
0
2
47%
0%
B
BANJARMASIN
109
0
1
22%
0%
A
PONTIANAK
1,618
1,192
11
49%
36%
A
PONTIANAK
945
860
6
67%
61%
A
PARAWAN
171
145
2
37%
31%
A B
PARAWAN BANJARMASIN
2,420 269
1,772 257
12 1
97% 50%
71% 48%
B
MAKASAR
2,961
1,938
7
76%
50%
B
SAMPIT
1,186
1,164
14
14%
14%
80
NO
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
51 52
KAPAL
KM. KEDUNG MAS KM. LAGOA MAS KM. LCT JNM KM. MAGELAN KM. MERATUS BONTANG KM. MERATUS DILI KM. MERATUS KUPANG KM. MERATUS PADANG KM. MERATUS PALU KM. MERATUS PROGRESS 1 KM. MERATUS PROJECT 1 KM. MERATUS ULTIMA 1 KM. MERATUS ULTIMA 2 KM. MUSI RIVER KM. PEKAN FAJAR KM. PORT NUMBAY KM. PRATIWI RAYA KM. PRATIWI SATU KM. PULAU HOKI KM. PULAU LAYANG KM. PULAU WETAR KM. SAMUDERA MAS KM. SEGORO MAS
KODE GT
ASAL
BONGKAR
MUAT
FREK. KPL DTG
2,025
2,865
11
31%
43%
LF Bongkar
LF Muat
B
MAKASAR
D A
AMBON MALILI
16 0
974 70
3 1
1% 0%
32% 55%
A
BITUNG
233
123
1
78%
41%
A
SAMARINDA
166
0
1
45%
0%
B
KENDARI
686
332
2
80%
39%
C
MAKASAR
200
0
1
24%
0%
B
BENOA
2,080
366
17
20%
4%
B
BENOA
1,264
522
10
25%
10%
D
BENOA
1,065
307
8
13%
4%
B
BENOA
311
0
3
20%
0%
B
BITUNG
3,632
4,075
28
29%
32%
B
SAMARINDA
140
0
1
28%
0%
B
BENOA
327
275
4
16%
14%
B
SAMARINDA
1,425
1,337
6
45%
42%
B
BITUNG
1
0
1
0%
0%
A
MAKASAR
427
884
6
18%
37%
B
BATU LICIN
0
107
1
0%
21%
B
TIMIKA
502
523
3
35%
36%
B
MAKASAR
392
0
1
81%
0%
B
MAKASAR
720
0
2
60%
0%
F
AMBON
1,556
3,234
16
32%
67%
A
BANJARMASIN
2,418
1,509
23
28%
17%
81
NO
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
KAPAL
KM. SELILI BARU KM. SINAR AMBON KM. SINAR ARROW KM. SINAR JEPARA KM. SINAR JIMBARAN KM. SINAR PADANG KM. SINAR PAPUA KM. STRAIT MAS KM. TANTO CERIA KM. TANTO FAJAR 2 KM. TANTO FAJAR 3 KM. TANTO HANDAL KM. TANTO HARMONI KM. TANTO HORAS KM. TANTO KITA KM. TANTO LUMOSO KM. TANTO PERMAI KM. TANTO RAYA KM. TANTO REJEKI KM. TANTO SAKTI II KM. TANTO SATRIA KM. TANTO TERANG KM. TELAGA MAS
KODE GT
ASAL
BONGKAR
MUAT
FREK. KPL DTG
LF Bongkar
LF Muat
B
SAMARINDA
507
589
3
34%
39%
A
BANJARMASIN
127
0
1
44%
0%
B
BITUNG
1,034
520
6
29%
14%
A
SAMARINDA
664
0
2
130%
0%
B
SAMPIT
220
0
2
18%
0%
B
BANJARMASIN
410
85
3
27%
6%
A
SAMARINDA
394
249
3
38%
24%
E
BITUNG
2,620
3,782
20
9%
13%
B
SAMARINDA
222
0
1
44%
0%
B
AMBON
5
870
5
0%
35%
B
BALIK PAPAN
0
537
3
0%
36%
B
BALIK PAPAN
667
670
4
28%
28%
A
BITUNG
71
220
1
23%
71%
A
SAMARINDA
280
211
3
30%
23%
B
MAKASAR
336
324
1
67%
65%
C
BITUNG
617
0
1
88%
0%
B
SORONG
115
0
1
23%
0%
B
BITUNG
377
0
1
68%
0%
B
BALIK PAPAN
0
139
1
0%
28%
B
BALIK PAPAN
262
0
1
44%
0%
B
BALIK PAPAN
407
433
2
41%
43%
C
BALIK PAPAN
602
0
1
75%
0%
B
MAKASAR
312
222
2
28%
20%
82
NO
76 77 78 79 80 81 NO
KAPAL
KM. TELUK BERAU KM. TELUK BINTUNI KM. TELUK FLAMINGO KM. UMBUL MAS KM. VERTIKAL KM. WARIH MAS ASAL
KODE GT
ASAL
BONGKAR
MUAT
FREK. KPL DTG
LF Bongkar
LF Muat
B
BITUNG
971
1,067
7
28%
30%
B
SAMARINDA
711
651
6
24%
22%
A
SAMPIT
1,145
1,950
11
27%
46%
B
JAYAPURA
1,541
1,737
7
37%
41%
A
SAMARINDA
300
280
1
100%
93%
B
SAMARINDA
2,178
3,073
11
35%
50%
KODE
LF Bongkar
LF Muat
1
MAKASAR
D1
45%
27%
2
BANJARMASIN
D2
43%
29%
3
AMBON
D3
16%
43%
4
SORONG
D4
23%
0%
5
BITUNG
D6
42%
16%
6
BENOA
D7
19%
6%
83
LAMPIRAN 4 ASUMSI SPESIFIKASI MODA TRANSPORTASI LAUT
84
V.
Asumsi Spesifikasi Moda Transportasi Laut Keterangan : 1 2
: :
RataRata Max
- Massa Jenis Lub. Oil - Hari kerja efektif
Group
2
: :
0.881 340
g/ml hari
Range Ukuran Kapal
Kel. Kapal
TEU's
DWT
LOA
GT
A
0
-
399
0 - 399
399
5,105
137.21
7030
B
400
-
649
400 - 649
649
8,303
144.25
9910
C
650
-
899
650 - 899
899
11,502
151.28
12790
D
900
-
1,299
900 - 1299
1,299
16,619
162.54
17399
E
1,300
-
1,999
1300 - 1999
1,999
25,575
182.25
25464
F G
2,000 3,000
-
2,999 3,949
2000 - 2999 3000 - 3949
2,999 3,949
38,369 50,524
210.39 237.13
36985 47930
H
3,950
-
5,199
3950 - 5199
5,199
66,516
272.32
62331
Group
Range Ukuran Kapal
T
Vs
Main Engine (Kw)
SFOC (g/kWh)
Konsumsi Fuel Oil (ton/hr)
Merk Mesin
A
0
-
399
8.91
18.41
3,751.50
160
0.60
Wartsila
B C
400 650
-
649 899
9.10 9.30
18.67 18.93
5,822.53 7,893.56
160 163
0.93 1.29
Wartsila Wartsil a Wartsila Wartsil a
D
900
-
1,299
9.60
19.34
11,207.21
169
1.89
Wartsila Wartsil a
E
1,300 1 ,300
-
1,999
10.14
20.05
17,006.09
169
2.87
Wartsila Wartsil a
F
2,000
-
2,999
10.91
21.08
25,290.20
167
4.22
Wartsila Wartsil a
G
3,000
-
3,949
11.64
22.05
33,160.11
167
5.54
Wartsila Wartsil a
H
3,950
-
5,199
12.60
23.33
43,515.25
173
7.53
Wartsila Wartsil a
Group
Range Ukuran Kapal
Aux. Engine
SFOC (g/kWh)
Konsumsi Merk Fuel Oil Mesin (ton/hr)
Jumlah Cargohold
A
0
-
399
1,352.04
189
0.26
mak
5.00
B C
400 4 00 650 6 50
-
649 899
1,794.71 2,237.38
185 185
0.33 0.41
mak mak
5.00 6.00
D E
900 1,300
-
1,299 1,999
2,945.66 4,185.14
189 177
0.56 0.74
mak mak
6.00 7.00
F G
2,000 3,000
-
2,999 3,949
5,955.83 7,637.98
182 182
1.08 1.39
mak mak
8.00 8.00
H
3,950
-
5,199
9,851.35
175
1.72
mak
8.00
85
LAMPIRAN 5 ASUMSI OPERASIONAL DAN FINANSIAL
86
VI.
Asumsi Operasional dan Finansial Idle T
Asumsi Jumlah Gerakan
Asumsi Jam Tunda
hari/tahun hari/tahu n
hari
gerakan
jam
20
330 3 30
0.26
2.00
1.00
25 25
20 20
330 330
0.26 0.26
2.00 2.00
1.00 1.00
MAKASAR
25
20
330
0.26
2.00
1.00
BANJARMASIN BITUNG
25 25
20 20
330 330
0.04 0.26 0 .26
2.00 2.00
1.00 1.00
AMBON SORONG
25 25
20 20
330 330
0.26 0.26
2.00 2.00
1.00 1.00
BENOA
25
20
330
0.26
2.00
1.00
Prod. Bongkar
Prod. Muat
Hari Kerja
box/jam
box/jam
SURABAYA
25
SINGAPORE MALAYSIA
Pelabuhan
Tarif Pelabuhan Pelabuhan
Labuh
Tambat
Pandu Fix.
Pandu Var.
US $/GT/Call
US $/GT/etmal
US $/kpl/gerak
US $/GT/gerak
SURABAYA
0.09
0.11
75.00
0.02
SINGAPORE
0.09
0.11
75.00
0.02
MALAYSIA
0.09
0.11
75.00 75.00
0.02
MAKASAR
0.11
0.13
106.00
0.04
BANJARMASIN BITUNG
0.11 0.14
0.13 0.17
106.00 106.00
0.04 0.04
AMBON
0.12
0.13
106.00
0.04
SORONG
0.12
0.20
106.00
0.04
BENOA
0.12
0.20
106.00
0.04
Tarif Pelabuhan Tunda Pelabuhan
A
B
C
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
SURABAYA
2,140,591.86
65.61
5,535,909.36
65.61
8,414,482.50 8,414 ,482.50
65.61 65. 61
SINGAPORE
2,140,591.86
65.61
5,535,909.36
65.61
8,414,482.50
65.61
MALAYSIA
2,140,591.86
65.61
5,535,909.36
65.61
8,414,482.50
65. 61 65.61
MAKASAR BANJARMASIN
2,140,591.86 4,015,332.00
65.61 91.85
5,535,909.36 9,644,670.00
65.61 91.85
8,414,482.50 14,473,566.00
65.61 91.85
BITUNG
4,015,332.00
91.85
9,644,670.00
91.85
14,473,566.00
91.85
AMBON
4,015,332.00
91.85
9,644,670.00
91.85
14,473,566.00
91.85
SORONG
4,015,332.00
91.85
9,644,670.00
91.85
14,473,566.00
91.85
BENOA
4,015,332.00
91.85
9,644,670.00
91.85
14,473,566.00
91.85
87
Tarif Pelabuhan Tunda Pelabuhan
D
E
F
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
SURABAYA
11,366,932.50
65.61
18,009,945.00
65.61
18,009,945.00
65.61
SINGAPORE
11,366,932.50
65.61
18,009,945.00
65.61
18,009,945.00
65.61
MALAYSIA
11,366,932.50
65.61
18,009,945.00
65.61
18,009,945.00
65.61
MAKASAR
11,366,932.50
65.61
18,009,945.00
65.61
18,009,945.00
65.61
BANJARMASIN
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
BITUNG AMBON
19,289,340.00 19,289,340.00
91.85 91.85
19,289,340.00 19,289,340.00
91.85 91.85
19,289,340.00 19,289,340.00
91.85 91.85
SORONG
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
BENOA
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
Tarif Pelabuhan Tunda Pelabuhan
G
H
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
Fix. (Rp/kpl/jam)
Var. (US $/GT/jam)
SURABAYA
19,190,925.00
65.61
25,095,825.00
65.61
SINGAPORE
19,190,925.00
65.61
25,095,825.00
65.61
MALAYSIA
19,190,925.00
65.61
25,095,825.00
65.61
MAKASAR BANJARMASIN
19,190,925.00 19,289,340.00
65.61 91.85
25,095,825.00 19,289,340.00
65.61 91.85
BITUNG
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
AMBON
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
SORONG
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
BENOA
19,289,340.00
91.85
19,289,340.00
91.85
Pelabuhan
SINGAPORE MALAYSIA SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN BITUNG AMBON SORONG BENOA
Bongkar Muat (FCL) USD/Box 82.00 82.00 82.00 Rp/Box 600,000 600,000 623,000 212,764 257,317 600,000
Tarif Bongkar Muat Petikemas Shifting Buka/Tutup Palka (per Container Palka) (Melalui CY) USD/Box 86.10 86.10 86.10 Rp/Box 480,000 480,000 211,560 317,500 257,317 480,000
88
USD/Box 64.58 64.58 64.58 Rp/Box 270,000 270,000 270,000 270,000 270,000 270,000
Tarif Penanganan Petikemas Lift On/Lift Off (LoLo)
Stripping
Stuffing
Haulage
Penumpukan Petikemas (Massa 1-5 Hari)
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
SINGAPORE MALAYSIA
64.58 64.58
64.58 64.58
64.58 64.58
64.58 64.58
64.58 64.58
64.58 64.58
SURABAYA
55,715
91,000
35,000
216,000
250,000
250,000
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box/Day
Rp/Box
Rp/Box
Rp/Box
MAKASAR BANJARMASIN
55,715 55,715
80,000 80,000
14,000 14,000
93,000 93,000
250,000 250,000
250,000 250,000
BITUNG
49,686
45,000
7,150
70,000
400,412
400,412
AMBON
50,000
100,000
6,500
105,000
400,412
400,412
SORONG
50,000
45,000
7,150
70,000
400,412
400,412
BENOA
55,715
80,000
14,000
93,000
250,000
250,000
Pelabuhan
Dermaga
89
LAMPIRAN 6 ANALISIS BIAYA LOGISTIK SAAT INI
90
VII.
Analisis Biaya Logistik Saat Ini Jumlah Kapal (kapal/tahun) No
Rute
Jarak (Nm)
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
1,016 964 458 235 988 1,237 498 260
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Gross Tonnage (GT/kapal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 2 3 0 0 3 0
0 0 8 3 2 1 8 4
0 0 1 0 0 0 2 0
5 1 0 0 1 0 0 1
40 0 0 0 0 0 1 0
7 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 7030 7030 0 0 7030 0
0 0 9910 9910 9910 9910 9910 9910
0 0 12790 0 0 0 12790 0
17399 17399 0 0 17399 0 0 17399
25464 0 0 0 0 0 25464 0
36985 0 0 0 36985 0 36985 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Vs (knot)
Jumlah Muat di Pelabuhan Asal (TEU's/kapal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 15 15 0 0 15 0
0 0 15 15 15 15 15 15
0 0 15 0 0 0 15 0
15 15 0 0 15 0 0 15
16 0 0 0 0 0 16 0
17 0 0 0 17 0 17 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 181 172 0 0 170 0
0 0 294 281 102 149 276 124
0 0 407 0 0 0 382 0
384 543 0 0 205 0 0 248
591 0 0 0 0 0 849 0
886 0 0 0 474 0 1,274 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
91
Jumlah Bongkar di Pelabuhan Asal (TEU's/kapal) No
Ru te
1 2 3 4 5 6
Jumlah Muat di Pelabuhan Tujuan (TEU's/kapal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4
0 0 160 114 0 0
0 0 260 186 281 0
0 0 360 0 0 0
393 566 0 0 562 0
604 0 0 0 0 0
907 0 0 0 1,298 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 160 114 0 0
0 0 260 186 281 0
0 0 360 0 0 0
393 566 0 0 562 0
604 0 0 0 0 0
907 0 0 0 1,298 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
7 8
T1-D6 T1-D7
63 0
102 41
142 0
0 82
315 0
473 0
0 0
0 0
63 0
102 41
142 0
0 82
315 0
473 0
0 0
0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Jumlah Bongkar di Pelabuhan Tujuan (TEU's/kapal)
Seatime Roundtrip per Kapal (day)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 181 172 0 0 170 0
0 0 294 281 102 149 276 124
0 0 407 0 0 0 382 0
384 543 0 0 205 0 0 248
591 0 0 0 0 0 849 0
886 0 0 0 474 0 1,274 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 3 1 0 0 3 0
0 0 3 1 6 7 3 1
0 0 3 0 0 0 3 0
5 5 0 0 5 0 0 1
5 0 0 0 0 0 3 0
5 0 0 0 5 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Portime (day/kapal) Pel abuhan Tujuan
Sisa Etmal (Pel abuhan Tujuan)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 0 0 0 1 0
2 2 0 0 2 0 0 1
3 0 0 0 0 0 2 0
4 0 0 0 4 0 3 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
92
Jumlah Bongkar di Pelabuhan Asal (TEU's/kapal)
Jumlah Muat di Pelabuhan Tujuan (TEU's/kapal)
No
Ru te
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
1 2 3 4 5 6
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4
0 0 160 114 0 0
0 0 260 186 281 0
0 0 360 0 0 0
393 566 0 0 562 0
604 0 0 0 0 0
907 0 0 0 1,298 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 160 114 0 0
0 0 260 186 281 0
0 0 360 0 0 0
393 566 0 0 562 0
604 0 0 0 0 0
907 0 0 0 1,298 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
7 8
T1-D6 T1-D7
63 0
102 41
142 0
0 82
315 0
473 0
0 0
0 0
63 0
102 41
142 0
0 82
315 0
473 0
0 0
0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Jumlah Bongkar di Pelabuhan Tujuan (TEU's/kapal)
Seatime Roundtrip per Kapal (day)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 181 172 0 0 170 0
0 0 294 281 102 149 276 124
0 0 407 0 0 0 382 0
384 543 0 0 205 0 0 248
591 0 0 0 0 0 849 0
886 0 0 0 474 0 1,274 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 3 1 0 0 3 0
0 0 3 1 6 7 3 1
0 0 3 0 0 0 3 0
5 5 0 0 5 0 0 1
5 0 0 0 0 0 3 0
5 0 0 0 5 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Portime (day/kapal) Pel abuhan Tujuan
Sisa Etmal (Pel abuhan Tujuan)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 0 0 0 1 0
2 2 0 0 2 0 0 1
3 0 0 0 0 0 2 0
4 0 0 0 4 0 3 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
92
Porti me ( day/kapal) Pelabuhan Asal No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Si sa Etmal (Pe labuhan Asal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 0 0 0 1 0
2 2 0 0 2 0 0 1
2 0 0 0 0 0 3 0
4 0 0 0 3 0 4 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 1 0 1
0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Fre kue ns i Ke datangan Kapal ( kal i/ tahun)
No
R ut e
1 2 3 4
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2
5 6 7
T1-D3 T1-D4 T1-D6
8
T1-D7
Bi aya Charte r Kapal pe r Kapal ( Rp/ tahun)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
0 0 68 113 0 0 68 0
0 0 57 85 43 43 68 113
0 0 57 0 0 0 57 0
38 34 0 0 38 0 0 85
31 0 0 0 0 0 43 0
26 0 0 0 26 0 34 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 23,725,000,000 23,725,000,000 0 0 23,725,000,000 0
B
C
Bi ay a BBM Mai n Engi ne p er Kapal ( Rp /roun dtri p) A
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 155,669,563 301,784,117 639,464,050 0 0 0 212,492,062 0 0 37,188,794 69,755,464 113,683,456 0 0 0 23,556,561 48,375,146 0 0 0 0
0 504,583,303 0 0 631,750,553 0 166,146,778 254,334,499 346,515,218
0 0 0
0 0 0
0 54,939,695 0 0 27,545,178 0 28,050,493 50,442,324 80,332,065
0
0
990,555,994 0 0 260,672,630
E
F
0 2,026,477,063 0 0 730,561,865 1,021,442,892 0
0
G H
Bi aya BBM Aux . En gi ne p er Kapal ( Rp /ro un dtri p)
0 0 0 1,018,628,431 1,490,463,564 2,083,907,587 0 0 0 966,493,905 0 0 152,801,655 233,906,025 318,682,671 0 0 0 78,402,596 120,017,284 0 0 0 0
0
D
F
H
132,785,080
C
E
G
0
B
D
0 0 33,751,817,910 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 0 0 33,751,817,910 0 0 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 0 0 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 38,455,136,370 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 0 0 0
93
A
0
B
29,884,544
C
0
D
E
F
160,691,831 0 662,039,529 0 0 0 0 281,161,536 594,191,274 76,602,700
0
0
G
H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
Porti me ( day/kapal) Pelabuhan Asal No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Si sa Etmal (Pe labuhan Asal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 0 0 0 1 0
2 2 0 0 2 0 0 1
2 0 0 0 0 0 3 0
4 0 0 0 3 0 4 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 1 0 1
0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Fre kue ns i Ke datangan Kapal ( kal i/ tahun)
No
R ut e
1 2 3 4
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2
5 6 7
T1-D3 T1-D4 T1-D6
8
T1-D7
Bi aya Charte r Kapal pe r Kapal ( Rp/ tahun)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
0 0 68 113 0 0 68 0
0 0 57 85 43 43 68 113
0 0 57 0 0 0 57 0
38 34 0 0 38 0 0 85
31 0 0 0 0 0 43 0
26 0 0 0 26 0 34 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 23,725,000,000 23,725,000,000 0 0 23,725,000,000 0
C
B
0 0 0 1,018,628,431 1,490,463,564 2,083,907,587 0 0 0 966,493,905 0 0 152,801,655 233,906,025 318,682,671 0 0 0 78,402,596 120,017,284 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 155,669,563 301,784,117 639,464,050 0 0 0 212,492,062 0 0 37,188,794 69,755,464 113,683,456 0 0 0 23,556,561 48,375,146 0 0 0 0
0 504,583,303 0 0 631,750,553 0 166,146,778 254,334,499 346,515,218
0 0 0
0 0 0
0 54,939,695 0 0 27,545,178 0 28,050,493 50,442,324 80,332,065
0
0
0
990,555,994 0 0
E
F
0 2,026,477,063 0 0 730,561,865 1,021,442,892
260,672,630
0
G H
Bi aya BBM Aux . En gi ne p er Kapal ( Rp /ro un dtri p) H
132,785,080
D
F
G
0
C
E
0 0 33,751,817,910 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 0 0 33,751,817,910 0 0 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 0 0 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 38,455,136,370 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 0 0 0
Bi ay a BBM Mai n Engi ne p er Kapal ( Rp /roun dtri p) A
D
0
A
0
B
C
29,884,544
0
D
E
F
G
160,691,831 0 662,039,529 0 0 0 0 281,161,536 594,191,274 76,602,700
0
0
H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
93
Total Biaya
No
Rute
1 2 3
T1-D1
4
T1-D2
5
T1-D3
6
T1-D4
7
T1-D6
8
T1-D7
A
B
C
O1-T1
0
0
0
O2-T1
0
0
0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
H
44,362,368,666 55,396,746,509 71,226,642,805
0
0
170,985,757,980
40,085,522,903
0
0
0
0
40,085,522,903
12,919,350,557 17,207,484,408 24,500,747,163
0
0
0
0
0
54,627,582,128
11,555,371,168 14,313,356,527
0
0
0
0
0
0
25,868,727,695
43,491,584,519
0
70,315,049,332
0
0
137,586,361,290
0
0
23,779,727,439
0
0
28,020,068,542
0
0
13,205,414,414 20,724,823,935 24,188,012,699 0
18,435,890,727
E
0
0
F
Total Biaya
G
0
D
42,998,244,547 54,931,561,628
28,668,403,081
0
0
Bi ay a Labuh di P el abuhan Tuj uan ( Rp/t ri p) A
B
0 0 9,778,221 9,778,221 0 0 11,069,684 0
C
D
E
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 13,784,452 17,790,683 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 18,205,880 0 31,963,125 0 67,943,614 15,605,040 0 0 0 0 15,605,040 20,140,396 0 40,095,961 58,237,383 15,605,040 0 27,396,965 0 0
0 0 9,239,180 9,239,180 0 0 9,239,180 0
B
C
D
E
F
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 11,884,804 14,530,428 0 0 0 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 0 18,763,427 0 36,753,671 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 14,530,428 0 26,171,174 36,753,671 11,884,804 0 18,763,427 0 0
0
28,020,068,542
0
156,048,057,223
0
0
47,104,293,808
Bi aya Tambat di Pe labuhan Tu juan ( Rp/tri p) G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 5,997,146 10,290,402 0 0 10,290,402 0
B
C
D
E
F
G
0 0 0 44,748,376 102,912,966 203,830,842 0 0 0 63,926,251 0 0 11,899,911 25,163,127 37,889,119 0 0 0 8,924,933 16,775,418 0 0 0 0 0 27,308,820 0 76,711,501 0 326,129,347 0 12,581,563 0 0 0 0 13,837,105 26,008,400 41,959,158 0 167,066,502 339,718,069 0 19,506,300 0 45,661,608 0 0
Biaya Pandu di Pelabuhan Tujuan (Rp/trip) A
0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Tunda di Pel abuhan Tujuan (Rp/trip)
94
B
C
0 0 0 0 9,064,692 9,253,666 15,383,860 0 15,383,860 0 15,383,860 0 15,383,860 15,648,422 15,383,860 0
D
E
F
12,508,473 19,680,610 27,522,383 12,508,473 0 0 0 0 0 0 0 0 20,887,496 0 22,686,521 0 0 0 0 21,628,271 22,686,521 20,887,496 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Total Biaya
No
Rute
1 2 3
T1-D1
4
T1-D2
5
T1-D3
6
T1-D4
7
T1-D6
8
T1-D7
A
B
C
O1-T1
0
0
0
O2-T1
0
0
0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
H
44,362,368,666 55,396,746,509 71,226,642,805
0
0
170,985,757,980
40,085,522,903
0
0
0
0
40,085,522,903
12,919,350,557 17,207,484,408 24,500,747,163
0
0
0
0
0
54,627,582,128
11,555,371,168 14,313,356,527
0
0
0
0
0
0
25,868,727,695
43,491,584,519
0
70,315,049,332
0
0
137,586,361,290
0
0
23,779,727,439
0
0
28,020,068,542
0
0
13,205,414,414 20,724,823,935 24,188,012,699 0
18,435,890,727
E
0
0
F
Total Biaya
G
0
D
42,998,244,547 54,931,561,628
28,668,403,081
0
0
Bi ay a Labuh di P el abuhan Tuj uan ( Rp/t ri p) A
B
0 0 9,778,221 9,778,221 0 0 11,069,684 0
C
D
E
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 5,997,146 10,290,402 0 0 10,290,402 0
B
0 0 9,239,180 9,239,180 0 0 9,239,180 0
C
D
E
28,020,068,542 156,048,057,223
0
0
47,104,293,808
C
D
E
F
G
0 0 0 44,748,376 102,912,966 203,830,842 0 0 0 63,926,251 0 0 11,899,911 25,163,127 37,889,119 0 0 0 8,924,933 16,775,418 0 0 0 0 0 27,308,820 0 76,711,501 0 326,129,347 0 12,581,563 0 0 0 0 13,837,105 26,008,400 41,959,158 0 167,066,502 339,718,069 0 19,506,300 0 45,661,608 0 0
Biaya Pandu di Pelabuhan Tujuan (Rp/trip) B
0 0
Bi aya Tambat di Pe labuhan Tu juan ( Rp/tri p)
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 13,784,452 17,790,683 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 18,205,880 0 31,963,125 0 67,943,614 15,605,040 0 0 0 0 15,605,040 20,140,396 0 40,095,961 58,237,383 15,605,040 0 27,396,965 0 0
A
0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Tunda di Pel abuhan Tujuan (Rp/trip)
F
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 11,884,804 14,530,428 0 0 0 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 0 18,763,427 0 36,753,671 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 14,530,428 0 26,171,174 36,753,671 11,884,804 0 18,763,427 0 0
B
C
0 0 0 0 9,064,692 9,253,666 15,383,860 0 15,383,860 0 15,383,860 0 15,383,860 15,648,422 15,383,860 0
D
E
F
12,508,473 19,680,610 27,522,383 12,508,473 0 0 0 0 0 0 0 0 20,887,496 0 22,686,521 0 0 0 0 21,628,271 22,686,521 20,887,496 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
94
Total Biaya
No
Rute
1
O1-T1
2
O2-T1
3
T1-D1
2,510,183,121 3,394,167,599 4,502,954,094
4
T1-D2
4,333,043,346 4,915,425,374
5
T1-D3
0
6
T1-D4
0
7
T1-D6
8
T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
D
B
C
0
0
0
3,410,390,463 5,254,667,985
0
0
0
3,721,399,177
0
0
0
0
3,721,399,177
0
0
0
0
0
10,407,304,814
0
0
0
0
0
0
9,248,468,719
3,093,292,959
0
5,603,409,652
0
11,861,113,207
0
0
20,557,815,818
2,356,848,861
0
0
0
0
0
0
2,356,848,861
0
0
39,322,098,832
0
0
16,650,040,882
3,021,673,225 4,683,983,056 5,229,109,539 0
7,069,733,763
0
E
0
F
G
H
7,828,471,021
0
0
10,835,881,109 15,551,451,904
9,580,307,119
0
0
Biaya Labuh di Pelabuhan Asal (Rp/trip) A 0 0 8,486,758 8,486,758 0 0 8,486,758 0
B
C
D
E
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 0 0 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 44,648,661 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 11,963,864 0 21,004,340 0 0
0 0 6,027,184 6,027,184 0 0 6, 027, 184 0
B
C
D
E
F
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 7,690,148 9,353,112 0 0 0 7,690,148 0 0 0 0 7,690,148 0 12,013,854 0 23,322,007 7,690,148 0 0 0 0 7, 690, 148 9, 353, 112 0 16, 670, 152 23, 322, 007 7,690,148 0 12,013,854 0 0
16,493,529,469
Bi aya Tambat di Pelabuhan Asal (Rp/trip) G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 10,331,705 10,331,705 0 0 7,748,779 0
B
C
D
E
F
G
0 0 44,748,376 93,557,241 203,830,842 0 0 63,926,251 0 0 21,847,056 32,895,979 0 0 0 18,205,880 0 0 0 0 14,564,704 0 44,748,376 0 190,242,119 10,923,528 0 0 0 0 18,205,880 28,196,554 0 102,912,966 203,830,842 10,923,528 0 25,570,500 0 0
Biaya Pandu di Pel abuhan Asal (Rp/tri p) A
Port Cost Tujuan
A
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Tunda di Pel abuhan Asal (Rp/tri p) G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
95
A
B
C
D
E
F
0 0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 0 12,508,473 0 0 5,997,146 9,064,692 9,253,666 0 0 0 5,997,146 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 27,522,383 0 9,064,692 0 0 0 0 5, 997, 146 9, 064, 692 9, 253, 666 0 19, 680, 610 27, 522, 383 0 9,064,692 0 12,508,473 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Biaya
No
Rute
1 2 3
T1-D1
2,510,183,121 3,394,167,599 4,502,954,094
4
T1-D2
4,333,043,346 4,915,425,374
5
T1-D3
0
3,093,292,959
6
T1-D4
0
2,356,848,861
0
7
T1-D6
8
T1-D7
B
C
O1-T1
0
0
0
3,410,390,463 5,254,667,985
7,828,471,021
0
0
O2-T1
0
0
0
3,721,399,177
0
0
0
0
3,721,399,177
0
0
0
0
0
10,407,304,814
0
0
0
0
0
0
9,248,468,719
0
5,603,409,652
0
11,861,113,207
0
0
20,557,815,818
0
0
0
0
0
2,356,848,861
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
D
3,021,673,225 4,683,983,056 5,229,109,539 0
7,069,733,763
0
E
0
F
10,835,881,109 15,551,451,904
9,580,307,119
0
0
Biaya Labuh di Pelabuhan Asal (Rp/trip) A 0 0 8,486,758 8,486,758 0 0 8,486,758 0
B
C
D
E
G
H
A
B
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 10,331,705 10,331,705 0 0 7,748,779 0
0 0 6,027,184 6,027,184 0 0 6, 027, 184 0
C
D
E
16,493,529,469
0
0
39,322,098,832
0
0
16,650,040,882
C
D
E
F
G
0 0 44,748,376 93,557,241 203,830,842 0 0 63,926,251 0 0 21,847,056 32,895,979 0 0 0 18,205,880 0 0 0 0 14,564,704 0 44,748,376 0 190,242,119 10,923,528 0 0 0 0 18,205,880 28,196,554 0 102,912,966 203,830,842 10,923,528 0 25,570,500 0 0
Biaya Pandu di Pel abuhan Asal (Rp/tri p) B
H
Bi aya Tambat di Pelabuhan Asal (Rp/trip)
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 0 0 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 44,648,661 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 11,963,864 0 21,004,340 0 0
A
G
Port Cost Tujuan
A
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Tunda di Pel abuhan Asal (Rp/tri p)
F
G
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 7,690,148 9,353,112 0 0 0 7,690,148 0 0 0 0 7,690,148 0 12,013,854 0 23,322,007 7,690,148 0 0 0 0 7, 690, 148 9, 353, 112 0 16, 670, 152 23, 322, 007 7,690,148 0 12,013,854 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
A
0 0 0 0 0 0 0 0
B
C
D
E
F
G
0 0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 0 12,508,473 0 0 5,997,146 9,064,692 9,253,666 0 0 0 5,997,146 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 27,522,383 0 9,064,692 0 0 0 0 5, 997, 146 9, 064, 692 9, 253, 666 0 19, 680, 610 27, 522, 383 0 9,064,692 0 12,508,473 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
95
Total Biaya
No
Rute
1 2 3
T1-D1
2,097,309,968 2,865,393,084 3,793,477,853
0
0
0
0
0
8,756,180,906
4
T1-D2
3,495,516,614 3,988,589,668
0
0
0
0
0
0
7,484,106,281
5
T1-D3
0
7,473,073,656
0
0
12,723,008,974
6
T1-D4
0
0
0
0
1,684,794,875
7
T1-D6
0
0
26,041,900,586
8
T1-D7
0
0
10,536,045,478
B
C
O1-T1
0
0
0
3,410,390,463 4,965,491,057 7,828,471,021
0
0
16,204,352,541
O2-T1
0
0
0
3,721,399,177
0
0
3,721,399,177
No
R ut e
1 2 3
O1-T1 O2-T1 T1-D1
4 5 6
T1-D2 T1-D3 T1-D4
7 8
T 1- D6 T1-D7
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
D
E
0
1,839,544,855
0
3,410,390,463
0
1,684,794,875
0
0
1,921,670,978 3,190,871,734 3,527,177,067 0
4,492,786,334
0
0
F
0
G
Port Cost Asal
A
0
7,225,168,479 10,177,012,327
6,043,259,143
0
0
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pel. Asal) A
B
C
E
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Asal) G
H
G
H
0 0 0 835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 0 0 0 1,193,893,688 0 0 146,411,452 238,147,951 329,884,449 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 153,732,025 250,055,348 346,378,672 0 0 0
0 0 0
0 0 0
154,151,581 250,737,785 0 144,386,255 0 72,276,803
161,859,160 263,274,674 0 151,605,568 0 75,890,643
0 0 0
D
H
0 288,994,985 0
75, 030, 08 2 122, 041, 411 169, 052, 741 0 0 97,647,640 0 195,445,738
F
0 0 0
0 667,202,433 0
0 0 0
0 0 0
375, 902, 590 0
563, 947, 908 0
0 0
0 0
A
B
C
0 0 4,237,094 4,237,094 0 0 4 ,237, 094 0
B
C
D
E
F
0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 5,084,513 0 0 4,237,094 5,084,513 0 0 0 4,237,094 0 0 0 0 4,237,094 0 5,084,513 0 6,779,350 4,237,094 0 0 0 0 4, 237, 094 5, 084, 513 0 5, 931, 931 6, 779, 350 4,237,094 0 5,084,513 0 0
E
0 303,444,735 0
78, 781, 586 128, 143, 482 177, 505, 378 0 0 102,530,022 0 205,218,025
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Asal) A
0 0 0
D
F
0 0 0
0 700,562,555 0
0 0 0
0 0 0
39 4, 697, 720 0
592, 145, 303 0
0 0
0 0
Biaya Dermaga (Pel. Asal) G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 7,581,119 12,331,193 17,081,267 0 0 0 7,981,899 12,983,089 0 0 0 0 0 7,476,255 0 14,964,030 0 34,547,440 0 3,742,460 0 0 0 0 3, 885, 024 6, 319, 249 8, 753, 474 0 19, 464, 066 29, 200, 967 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
96
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Biaya
No
Rute
1 2 3
T1-D1
2,097,309,968 2,865,393,084 3,793,477,853
0
0
0
0
0
8,756,180,906
4
T1-D2
3,495,516,614 3,988,589,668
0
0
0
0
0
0
7,484,106,281
5
T1-D3
0
7,473,073,656
0
0
12,723,008,974
6
T1-D4
0
0
0
0
1,684,794,875
7
T1-D6
0
0
26,041,900,586
8
T1-D7
0
0
10,536,045,478
B
C
O1-T1
0
0
0
3,410,390,463 4,965,491,057 7,828,471,021
0
0
16,204,352,541
O2-T1
0
0
0
3,721,399,177
0
0
3,721,399,177
No
R ut e
1 2 3
O1-T1 O2-T1 T1-D1
4 5 6
T1-D2 T1-D3 T1-D4
7 8
T 1- D6 T1-D7
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
D
E
0
1,839,544,855
0
3,410,390,463
0
1,684,794,875
0
0
1,921,670,978 3,190,871,734 3,527,177,067 0
4,492,786,334
0
0
F
0
G
Port Cost Asal
A
0
7,225,168,479 10,177,012,327
6,043,259,143
0
0
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pel. Asal) A
B
C
E
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Asal) G
H
G
H
0 0 0 835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 0 0 0 1,193,893,688 0 0 146,411,452 238,147,951 329,884,449 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 153,732,025 250,055,348 346,378,672 0 0 0
0 0 0
0 0 0
154,151,581 250,737,785 0 144,386,255 0 72,276,803
161,859,160 263,274,674 0 151,605,568 0 75,890,643
0 0 0
D
H
0 288,994,985 0
75, 030, 08 2 122, 041, 411 169, 052, 741 0 0 97,647,640 0 195,445,738
F
0 0 0
0 667,202,433 0
0 0 0
0 0 0
375, 902, 590 0
563, 947, 908 0
0 0
0 0
A
B
C
0 0 0
B
0 0 4,237,094 4,237,094 0 0 4 ,237, 094 0
C
D
E
E
0 303,444,735 0
78, 781, 586 128, 143, 482 177, 505, 378 0 0 102,530,022 0 205,218,025
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Asal) A
D
F
0 0 0
0 700,562,555 0
0 0 0
0 0 0
39 4, 697, 720 0
592, 145, 303 0
0 0
0 0
Biaya Dermaga (Pel. Asal)
F
0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 5,084,513 0 0 4,237,094 5,084,513 0 0 0 4,237,094 0 0 0 0 4,237,094 0 5,084,513 0 6,779,350 4,237,094 0 0 0 0 4, 237, 094 5, 084, 513 0 5, 931, 931 6, 779, 350 4,237,094 0 5,084,513 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 7,581,119 12,331,193 17,081,267 0 0 0 7,981,899 12,983,089 0 0 0 0 0 7,476,255 0 14,964,030 0 34,547,440 0 3,742,460 0 0 0 0 3, 885, 024 6, 319, 249 8, 753, 474 0 19, 464, 066 29, 200, 967 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
96
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T 1- D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T 1- D6 T1-D7
Biaya Haulage (Pel. Asal) A
B
0 0 12,382,335 13,036,935 0 0 6 ,345, 457 0
C
D
Biaya Penumpukan (Pel. Asal)
E
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 20,140,690 27,899,046 0 0 0 21,205,440 0 0 0 0 12,211,060 0 24,440,935 0 56,426,762 6,112,607 0 0 0 0 10, 321, 308 14, 297, 158 0 31, 790, 900 47, 694, 302 8,258,273 0 16,529,271 0 0
G
H
A
B
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 4,762,437 5,014,206 0 0 2, 440, 561 0
C
Biaya LoLo (Pel. Asal) A
B
0 0 29,391,037 30,944,812 0 0 15, 061, 745 0
C
D
D
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 47,806,474 66,221,911 0 0 0 50,333,792 0 0 0 0 28,984,494 0 58,013,648 0 133,936,050 14,509,044 0 0 0 0 24, 498, 928 33, 936, 112 0 75, 459, 719 113, 208, 453 19,602,056 0 39,234,315 0 0
0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 17, 432, 575 0
B
C
D
E
F
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Stripping (Pel. Asal)
E
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 34,017,404 55,331,567 76,645,730 0 0 0 35,815,755 58,256,704 0 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 0 16,792,875 0 0 0 0 17, 432, 575 28, 355, 241 39, 277, 907 0 87, 337, 638 131, 028, 302 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
Biaya Stuffing (Pel. Asal) A
E
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 7,746,419 10,730,402 0 0 0 8,155,939 0 0 0 0 4,696,561 0 9,400,360 0 21,702,601 2,351,003 0 0 0 0 3, 969, 734 5, 498, 907 0 12, 227, 269 18, 343, 962 3,176,259 0 6,357,412 0 0
Total Biaya F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 16,792,875 0 0 0 0 28, 355, 241 39, 277, 907 0 87, 337, 638 131, 028, 302 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 426,532,306 448,857,196 0 0 220, 646, 698 0
97
B
C
D
E
F
0 0 214,047,469,565 269,444,480,504 341,988,804,684 0 0 275,201,135,388 0 0 691,128,304 956,571,721 0 0 0 727,441,221 0 0 0 0 420,691,022 0 838,634,055 0 1,931,194,344 212,705,402 0 0 0 0 356, 241, 688 492, 684, 096 0 1, 090, 149, 471 1, 633, 376, 849 285,882,622 0 568,809,538 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T 1- D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T 1- D6 T1-D7
Biaya Haulage (Pel. Asal) A
B
0 0 12,382,335 13,036,935 0 0 6 ,345, 457 0
C
D
Biaya Penumpukan (Pel. Asal)
E
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 20,140,690 27,899,046 0 0 0 21,205,440 0 0 0 0 12,211,060 0 24,440,935 0 56,426,762 6,112,607 0 0 0 0 10, 321, 308 14, 297, 158 0 31, 790, 900 47, 694, 302 8,258,273 0 16,529,271 0 0
G
H
A
B
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 4,762,437 5,014,206 0 0 2, 440, 561 0
C
Biaya LoLo (Pel. Asal) A
B
0 0 29,391,037 30,944,812 0 0 15, 061, 745 0
C
D
D
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 47,806,474 66,221,911 0 0 0 50,333,792 0 0 0 0 28,984,494 0 58,013,648 0 133,936,050 14,509,044 0 0 0 0 24, 498, 928 33, 936, 112 0 75, 459, 719 113, 208, 453 19,602,056 0 39,234,315 0 0
B
0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 17, 432, 575 0
C
D
F
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Stripping (Pel. Asal)
E
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 34,017,404 55,331,567 76,645,730 0 0 0 35,815,755 58,256,704 0 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 0 16,792,875 0 0 0 0 17, 432, 575 28, 355, 241 39, 277, 907 0 87, 337, 638 131, 028, 302 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
Biaya Stuffing (Pel. Asal) A
E
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 7,746,419 10,730,402 0 0 0 8,155,939 0 0 0 0 4,696,561 0 9,400,360 0 21,702,601 2,351,003 0 0 0 0 3, 969, 734 5, 498, 907 0 12, 227, 269 18, 343, 962 3,176,259 0 6,357,412 0 0
Total Biaya
E
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 16,792,875 0 0 0 0 28, 355, 241 39, 277, 907 0 87, 337, 638 131, 028, 302 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
A
B
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 426,532,306 448,857,196 0 0 220, 646, 698 0
C
D
E
F
0 0 214,047,469,565 269,444,480,504 341,988,804,684 0 0 275,201,135,388 0 0 691,128,304 956,571,721 0 0 0 727,441,221 0 0 0 0 420,691,022 0 838,634,055 0 1,931,194,344 212,705,402 0 0 0 0 356, 241, 688 492, 684, 096 0 1, 090, 149, 471 1, 633, 376, 849 285,882,622 0 568,809,538 0 0
97
No
Rute
1 2
Biaya Bongkar dan Muat Petike mas (Pel. Tujuan)
Total Biaya Petikemas (Pel.
A
B
C
O1-T1
825,480,754,753
0
0
0
O2-T1
275,201,135,388
0
0
0
3
T1-D1
2,074,232,331
81,641,770 132,795,761 183,949,753
0
0
0
0
0
4
T1-D2
1,176,298,417
85,957,811 139,816,089
0
0
0
0
0
0
5
T1-D3
3,190,519,421
0
57,144,517
0
131,929,490
0
0
6
T1-D4
212,705,402
0
7
T1- D6
3, 793,098, 802
8
T1-D7
854,692,161
No
R ut e
1 2 3 4
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2
5 6
T1-D3 T1-D4
7 8
T1- D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
0
28,550,263
0
17,284,369
43, 441,977 70,661, 261 0
D
E
F
835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 1,193,893,688
0
0
B
C
42,604,522 17,284,369
0 0
14, 752, 142 23, 995, 339 33, 238, 536 0 43,560,123 0
0
0
0
0
217, 645, 393
326, 522, 528
0
0
0
108,984,207
0
0
0
0
E
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Tujuan) F
G
H
0 0 0 0
0 0 0 0
85,274,690 0
0 0
196,873,592 0
0 0
0 0
0 87,187,366
73, 908, 603 0
110, 881, 390 0
0 0
0 0
A
B
C
0 0 7,581,119 7,981,899 0 0 3 ,464, 620 0
B
C
D
E
D
E
F
G
H
0 0 0 0
0 0 0 0
2,160,000 0
0 0
0 0
1, 350, 000 1, 350, 000 1, 620, 000 0 1, 890, 000 2, 160, 000 0 1,350,000 0 1,620,000 0 0
0 0
0 0
0 0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 0 0 1,350,000 1,350,000 0 0 0 0 0 0
1,350,000 1,350,000
Biaya Dermaga (Pel. Tujuan) A
0 0
0
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 65,313,416 106,236,609 147,159,802 0 0 0 68,766,249 111,852,871 0 0 0 0 0 0
0 0
0
54,450,154 D
H
97, 880, 544
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Tujuan) A
G
0 0
1,620,000 0
0 0
Biaya Haulage (Pel. Tujuan) F
0 0 43,262,268 66,575,269 99,879,556 0 0 61,819,275 0 0 12,331,193 17,081,267 0 0 0 12,983,089 0 0 0 0 6,709,374 0 13,429,085 0 31,003,715 3,358,575 0 0 0 0 5, 635, 434 7, 806, 248 0 17, 357, 831 26, 041, 089 5,056,151 0 10,120,092 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
98
A 0 0 10,885,569 11,461,042 0 0 3, 137, 864 0
B
C
D
E
F
0 0 70,660,799 108,738,212 163,134,516 0 0 100,970,188 0 0 17,706,102 24,526,634 0 0 0 18,642,145 0 0 0 0 13,418,747 0 26,858,170 0 62,007,431 3,022,718 0 0 0 0 5, 103, 943 7, 070, 023 0 15, 720, 775 23, 585, 094 0 0 0 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Bongkar dan Muat Petike mas (Pel. Tujuan)
Total Biaya
No
Rute
Petikemas (Pel.
A
B
C
1
O1-T1
825,480,754,753
0
0
0
2
O2-T1
275,201,135,388
0
0
0
3
T1-D1
2,074,232,331
81,641,770 132,795,761 183,949,753
0
0
0
0
0
4
T1-D2
1,176,298,417
85,957,811 139,816,089
0
0
0
0
0
0
5
T1-D3
3,190,519,421
0
57,144,517
0
131,929,490
0
0
6
T1-D4
212,705,402
0
7
T1- D6
3, 793,098, 802
8
T1-D7
854,692,161
No
R ut e
1 2 3 4
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2
5 6
T1-D3 T1-D4
7 8
T1- D6 T1-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
0
28,550,263
0
17,284,369
43, 441,977 70,661, 261 0
D
E
F
1,193,893,688
0
0
B
C
42,604,522 17,284,369
0 0
14, 752, 142 23, 995, 339 33, 238, 536 0 43,560,123 0
0
0
0
0
217, 645, 393
326, 522, 528
0
0
0
108,984,207
0
0
0
0
E
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Tujuan) F
G
H
0 0 0 0
0 0 0 0
85,274,690 0
0 0
196,873,592 0
0 0
0 0
0 87,187,366
73, 908, 603 0
110, 881, 390 0
0 0
0 0
A
B
C
0 0 7,581,119 7,981,899 0 0 3 ,464, 620 0
B
C
D
D
E
F
G
H
0 0 0 0
0 0 0 0
2,160,000 0
0 0
0 0
1, 350, 000 1, 350, 000 1, 620, 000 0 1, 890, 000 2, 160, 000 0 1,350,000 0 1,620,000 0 0
0 0
0 0
0 0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 0 0 1,350,000 1,350,000 0 0 0 0 0 0
1,350,000 1,350,000
Biaya Dermaga (Pel. Tujuan) A
0
0
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 65,313,416 106,236,609 147,159,802 0 0 0 68,766,249 111,852,871 0 0 0 0 0 0
0
0
0
54,450,154 D
H
0
97, 880, 544
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Tujuan) A
G
835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372
0 0
1,620,000 0
0 0
Biaya Haulage (Pel. Tujuan)
E
F
0 0 43,262,268 66,575,269 99,879,556 0 0 61,819,275 0 0 12,331,193 17,081,267 0 0 0 12,983,089 0 0 0 0 6,709,374 0 13,429,085 0 31,003,715 3,358,575 0 0 0 0 5, 635, 434 7, 806, 248 0 17, 357, 831 26, 041, 089 5,056,151 0 10,120,092 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
B
0 0 10,885,569 11,461,042 0 0 3, 137, 864 0
C
D
E
F
G
0 0 70,660,799 108,738,212 163,134,516 0 0 100,970,188 0 0 17,706,102 24,526,634 0 0 0 18,642,145 0 0 0 0 13,418,747 0 26,858,170 0 62,007,431 3,022,718 0 0 0 0 5, 103, 943 7, 070, 023 0 15, 720, 775 23, 585, 094 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
98
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
No
R ut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Biaya Penumpukan (Pel. Tujuan) A 0 0 9,524,873 10,028,411 0 0 2, 492, 858 0
B
C
D
E
Biaya LoLo (Pel. Tujuan) F
0 0 27,177,230 41,822,389 62,744,045 0 0 38,834,688 0 0 15,492,839 21,460,804 0 0 0 16,311,877 0 0 0 0 4,361,093 0 8,728,905 0 20,152,415 2,401,381 0 0 0 0 4, 054, 799 5, 616, 741 0 12, 489, 282 18, 737, 047 6,352,518 0 12,714,824 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 12,654,474 13,323,461 0 0 4, 881, 121 0
B
C
Biaya Stripping (Pel. Tujuan) A 0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 27,920,849 0
B
C
D
E
D
E
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 27,920,849 0
B
C
0 0 0 0 55,331,567 76,645,730 58,256,704 0 53,730,273 0 26,896,275 0 45,415,115 62,909,381 22,687,564 0
D
E
1
O1-T1
2
O2-T1
3
T1-D1
256,986,030 417,158,981 577,601,933
4
T1-D2
270,500,382 439,140,973
5
T1-D3
0
6
T1-D4
0
7
T1-D6
8
T1-D7
B
C
0
0
0
91,231,307,415 114,809,056,525 145,688,038,853
0
0
0
117,253,674,087
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
218,544,230
0
436,343,119
0
1,005,804,831
103,195,966
0
0
0
0
0
643,234,728
964,337,509
328,339,214
0
0
0
164,583,849
0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
E
99
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Total Biaya
A
129,362,279 209,570,475 290,048,670
D
F
194,123,074 298,731,352 448,171,748 277,390,625 0 0 0 0 0 0 0 0 107,543,336 0 248,285,193 0 0 0 0 139,884,153 209,861,218 45,410,086 0 0
Total Biaya
Rute
G
Biaya Stuffing (Pel. Tujuan) F
0 0 194,123,074 298,731,352 448,171,748 0 0 277,390,625 0 0 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 53,730,273 0 107,543,336 0 248,285,193 26,896,275 0 0 0 0 45,415,115 62,909,381 0 139,884,153 209,861,218 22,687,564 0 45,410,086 0 0
No
F
0 0 167,722,336 258,103,888 387,220,390 0 0 239,665,500 0 0 20,583,343 28,512,212 0 0 0 21,671,494 0 0 0 0 14,089,684 0 28,201,079 0 65,107,802 4,702,005 0 0 0 0 7, 939, 467 10, 997, 814 0 24, 454, 539 36, 687, 925 8,439,774 0 16,892,552 0 0
F
G
H
Petikemas (Pel.
0
0
351,728,402,793
0
0
117,253,674,087
0
0
1,251,746,944
0
709,641,355
0
0
1,660,692,180
0
0
103,195,966
0
0
2,236,553,661
0
0
492,923,063
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
No
R ut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2-T1 T1-D1 T1-D2 T1-D3 T1-D4 T1-D6 T1-D7
Biaya Penumpukan (Pel. Tujuan) A
B
0 0 9,524,873 10,028,411 0 0 2, 492, 858 0
C
D
E
Biaya LoLo (Pel. Tujuan) F
0 0 27,177,230 41,822,389 62,744,045 0 0 38,834,688 0 0 15,492,839 21,460,804 0 0 0 16,311,877 0 0 0 0 4,361,093 0 8,728,905 0 20,152,415 2,401,381 0 0 0 0 4, 054, 799 5, 616, 741 0 12, 489, 282 18, 737, 047 6,352,518 0 12,714,824 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 12,654,474 13,323,461 0 0 4, 881, 121 0
B
C
Biaya Stripping (Pel. Tujuan) A
B
0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 27,920,849 0
C
D
E
D
E
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 34,017,404 35,815,755 0 0 27,920,849 0
B
C
0 0 0 0 55,331,567 76,645,730 58,256,704 0 53,730,273 0 26,896,275 0 45,415,115 62,909,381 22,687,564 0
D
E
1 2 3
T1-D1
256,986,030 417,158,981 577,601,933
4
T1-D2
270,500,382 439,140,973
5
T1-D3
0
218,544,230
6
T1-D4
0
103,195,966
0
7
T1-D6
8
T1-D7
G
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Biaya
C
O1-T1
0
0
0
91,231,307,415 114,809,056,525 145,688,038,853
0
0
351,728,402,793
O2-T1
0
0
0
117,253,674,087
0
0
0
0
117,253,674,087
0
0
0
0
0
1,251,746,944
0
0
0
0
0
0
709,641,355
0
436,343,119
0
1,005,804,831
0
0
1,660,692,180
0
0
0
0
0
103,195,966
0
643,234,728
964,337,509
0
0
2,236,553,661
328,339,214
0
0
0
0
492,923,063
164,583,849
0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
B
0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
A
129,362,279 209,570,475 290,048,670
D
F
194,123,074 298,731,352 448,171,748 277,390,625 0 0 0 0 0 0 0 0 107,543,336 0 248,285,193 0 0 0 0 139,884,153 209,861,218 45,410,086 0 0
Total Biaya
Rute
G
Biaya Stuffing (Pel. Tujuan) F
0 0 194,123,074 298,731,352 448,171,748 0 0 277,390,625 0 0 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 53,730,273 0 107,543,336 0 248,285,193 26,896,275 0 0 0 0 45,415,115 62,909,381 0 139,884,153 209,861,218 22,687,564 0 45,410,086 0 0
No
F
0 0 167,722,336 258,103,888 387,220,390 0 0 239,665,500 0 0 20,583,343 28,512,212 0 0 0 21,671,494 0 0 0 0 14,089,684 0 28,201,079 0 65,107,802 4,702,005 0 0 0 0 7, 939, 467 10, 997, 814 0 24, 454, 539 36, 687, 925 8,439,774 0 16,892,552 0 0
E
F
G
H
Petikemas (Pel.
99
No
Rute
Total Biaya Pelayaran
Total Biaya Petikemas
Total Biaya (Rp/tahun)
Total Biaya (Juta Rp/tahun)
Jumlah Muatan (TEU's/tahun)
Unit Cost (Rp/TEU's)
Total Biaya Petikemas
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2- T1 T1-D1 T1-D2 T1- D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
314,355,309,701 81,280, 139, 167 93,280,769,625 64,967,737,918 134, 126, 877, 818 28,940,750,797 219, 028, 296, 001 85,677,660,554
1,177,209,157,547 392,454,809,476 3,325,979,276 1,885,939,773 4, 851, 211, 600 315,901,368 6, 029, 652, 462 1,347,615,223
1,491,564,467,247 473, 734, 948,642 96,606,748,901 66,853,677,690 138, 978, 089,419 29,256,652,165 225, 057, 948,463 87,025,275,778
1,491,564 473, 735 96,607 66,854 138, 978 29,257 225, 058 87,025
713,981 75, 450 78,943 78,943 47, 366 31,577 39, 472 55,260
2,089,082 6,278,772 1,223,752 846,859 2,934,140 926,511 5,701,776 1,574,828
18,741,581,378 5, 524, 542,375 4,062,725,752 1,274,657,771 17,149,522,653 276,600,514 46,135,985,144 1,559,885,111
100
No
Rute
Total Biaya Pelayaran
Total Biaya Petikemas
Total Biaya (Rp/tahun)
Total Biaya (Juta Rp/tahun)
Jumlah Muatan (TEU's/tahun)
Unit Cost (Rp/TEU's)
Total Biaya Petikemas
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T1 O2- T1 T1-D1 T1-D2 T1- D3 T1-D4 T1- D6 T1-D7
314,355,309,701 81,280, 139, 167 93,280,769,625 64,967,737,918 134, 126, 877, 818 28,940,750,797 219, 028, 296, 001 85,677,660,554
1,177,209,157,547 392,454,809,476 3,325,979,276 1,885,939,773 4, 851, 211, 600 315,901,368 6, 029, 652, 462 1,347,615,223
1,491,564,467,247 473, 734, 948,642 96,606,748,901 66,853,677,690 138, 978, 089,419 29,256,652,165 225, 057, 948,463 87,025,275,778
1,491,564 473, 735 96,607 66,854 138, 978 29,257 225, 058 87,025
713,981 75, 450 78,943 78,943 47, 366 31,577 39, 472 55,260
2,089,082 6,278,772 1,223,752 846,859 2,934,140 926,511 5,701,776 1,574,828
18,741,581,378 5, 524, 542,375 4,062,725,752 1,274,657,771 17,149,522,653 276,600,514 46,135,985,144 1,559,885,111
100
LAMPIRAN 7 ANALISIS BIAYA LOGISTIK SAAT PENETAPAN PELABUHAN H U B INTERNASIONAL BITUNG
LAMPIRAN 7 ANALISIS BIAYA LOGISTIK SAAT PENETAPAN PELABUHAN H U B INTERNASIONAL BITUNG
101
VIII.
Analisis Biaya Logistik Saat Penetapan Pelabuhan Hub Internasional Bitung No
Rute
Jarak (Nm)
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
1706 1830 1231 458 992 551 585 1608
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Jumlah Kapal (kapal/tahun)
Gross Tonnage (GT/kapal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 3 2 3 0 0 0
0 0 8 8 3 2 1 4
0 0 2 1 0 0 0 0
5 1 0 0 0 1 0 1
40 0 1 0 0 0 0 0
7 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 7030 7030 7030 0 0 0
0 0 9910 9910 9910 9910 9910 9910
0 0 12790 12790 0 0 0 0
17399 17399 0 0 0 17399 0 17399
25464 0 25464 0 0 0 0 0
36985 0 36985 0 0 36985 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Vs (knot)
Jumlah Muat di Pel abuhan Asal (TEU's/kapal)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 15 15 15 0 0 0
0 0 15 15 15 15 15 15
0 0 15 15 0 0 0 0
15 15 0 0 0 15 0 15
16 0 16 0 0 0 0 0
17 0 17 0 0 17 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 239 181 172 0 0 0
0 0 389 294 281 102 149 124
0 0 539 407 0 0 0 0
384 543 0 0 0 205 0 248
591 0 1,199 0 0 0 0 0
886 0 1,799 0 0 474 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 160 160 114 0 0 0
0 0 196 260 186 281 0 41
0 0 272 360 0 0 0 0
393 566 0 0 0 562 0 82
604 0 604 0 0 0 0 0
907 0 907 0 0 1,298 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 160 160 114 0 0 0
0 0 196 260 186 281 0 41
0 0 272 360 0 0 0 0
393 566 0 0 0 562 0 82
604 0 604 0 0 0 0 0
907 0 907 0 0 1,298 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Bongkar di Pelabuhan Asal (TEU's/kapal)
Jumlah Muat di Pelabuhan Tujuan (TEU's/kapal)
102
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Juml ah Bongk ar di P el abuhan Tuj uan ( TEU's /k apal )
Se ati me Roundtri p pe r Kapal ( day )
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 239 181 172 0 0 0
0 0 389 294 281 102 149 124
0 0 539 407 0 0 0 0
384 543 0 0 0 205 0 248
591 0 1,199 0 0 0 0 0
886 0 1,799 0 0 474 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 7 3 6 0 0 0
0 0 7 3 6 3 3 9
0 0 7 3 0 0 0 0
9 10 0 0 0 3 0 9
9 0 6 0 0 0 0 0
8 0 6 0 0 3 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 2 0 0 0 0
2 2 0 0 0 2 0 1
3 0 4 0 0 0 0 0
4 0 5 0 0 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Portime (day/kapal) Pelabuhan Tujuan
Sisa Etmal (Pel abuhan Tujuan)
Frekuensi Kedatangan Kapal (kali /tahun)
Biaya Charte r Kapal per Kapal (Rp/tahun)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
0 0 38 68 49 0 0 0
0 0 34 57 43 57 68 31
0 0 31 57 0 0 0 0
38 34 0 0 0 49 0 31
31 0 24 0 0 0 0 0
26 0 20 0 0 34 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 23,725,000,000 23,725,000,000 23,725,000,000 0 0 0
103
B
C
D
E
F
0 0 33,751,817,910 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 33,751,817,910 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 38,464,715,430 38,455,136,370 24,239,811,330 25,226,454,510 0 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 38,455,136,370 24,239,811,330 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Juml ah Bongk ar di P el abuhan Tuj uan ( TEU's /k apal )
Se ati me Roundtri p pe r Kapal ( day )
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 239 181 172 0 0 0
0 0 389 294 281 102 149 124
0 0 539 407 0 0 0 0
384 543 0 0 0 205 0 248
591 0 1,199 0 0 0 0 0
886 0 1,799 0 0 474 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 7 3 6 0 0 0
0 0 7 3 6 3 3 9
0 0 7 3 0 0 0 0
9 10 0 0 0 3 0 9
9 0 6 0 0 0 0 0
8 0 6 0 0 3 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
C
D
E
F
G
H
0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 2 2 0 0 0 0
2 2 0 0 0 2 0 1
3 0 4 0 0 0 0 0
4 0 5 0 0 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Portime (day/kapal) Pelabuhan Tujuan
Sisa Etmal (Pel abuhan Tujuan)
Frekuensi Kedatangan Kapal (kali /tahun)
Biaya Charte r Kapal per Kapal (Rp/tahun)
A
B
C
D
E
F
G
H
A
B
0 0 38 68 49 0 0 0
0 0 34 57 43 57 68 31
0 0 31 57 0 0 0 0
38 34 0 0 0 49 0 31
31 0 24 0 0 0 0 0
26 0 20 0 0 34 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 23,725,000,000 23,725,000,000 23,725,000,000 0 0 0
C
D
E
F
G
0 0 33,751,817,910 38,464,715,430 38,455,136,370 0 0 33,751,817,910 0 0 24,239,811,330 25,226,454,510 0 38,464,715,430 38,455,136,370 24,239,811,330 25,226,454,510 0 0 0 24,239,811,330 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 38,455,136,370 24,239,811,330 0 0 0 0 24,239,811,330 0 33,751,817,910 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
103
No
R ut e
1 2
O1-T2 O2-T2
3 4 5
T2-T1 T2-D2 T2-D3
6 7 8
T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya BBM Main Engine per Kapal (Rp/roundtrip) A
B
C
0 0
0 0
0 0
D
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
281,402,227 298,766,429 821,224,647
0 0 0
0 0 0
1,805,866,779 2,524,891,968 0 0 0 0
552,425,458 0 1,612,159,958
0 0 0
1,130,150,670 0 0
B
C
O1-T2 O2-T2
0 0
0 0
0 0
T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
17,074,050,047 12,919,350,557 17,219,329,394 0 0 0
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
G
H
A
B
C
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
D
41,263,996 71,232,012 116,233,269 37,188,794 69,755,464 113,683,456 23,556,561 48,375,146 0 0 0 0
54,939,695 27,545,178 29,884,544
0 0 0
E
F
G
155,669,563 301,784,117 639,464,050 212,492,062 0 0 0 0 0
424,029,138 907,828,691 0 0 0 0
160,691,831 0 76,602,700
0 0 0
662,039,529 0 0
Total Biaya A
No
Biaya BBM Aux. Engine per Kapal (Rp/roundtrip)
F
1,710,413,488 2,502,687,836 3,499,159,787 1,834,734,281 0 0
410,696,152 628,686,282 856,546,654 152,801,655 233,906,025 318,682,671 330,959,044 506,626,151 0 0 0 0
E
D
E
F
0 0 8,486,758 9,778,221 9,778,221 0 0 0
B
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Total Biaya
G
H
70,496,470,812 86,683,678,527 108,240,931,106 69,605,695,675 0 0
0 0
0 0
265,421,080,445 69,605,695,675
23,797,221,974 30,067,743,088 0 54,154,615,145 68,654,413,181 17,207,484,408 24,500,747,163 0 0 0 23,587,555,106 0 0 0 0 19,059,375,590 0 34,637,125,492 0 60,934,466,763 22,189,189,295 0 0 0 0 26,307,011,374 0 52,198,118,543 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
193,748,043,435 54,627,582,128 40,806,884,500 114,630,967,845 22,189,189,295 78,505,129,917
Bi ay a Labuh di P el abuhan Tuj uan ( Rp/ tri p) A
H
0 0
C
D
E
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 13,784,452 17,790,683 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 15,605,040 0 27,396,965 0 58,237,383 15,605,040 0 0 0 0 15,605,040 0 27,396,965 0 0
Bi aya Tambat di Pe labuhan Tuj uan ( Rp/tri p) G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
104
A 0 0 8,486,758 9,778,221 7,333,666 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 44,748,376 102,912,966 203,830,842 0 0 63,926,251 0 0 17,945,796 27,021,697 0 115,275,887 234,405,468 20,676,678 31,133,695 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 19,506,300 0 54,793,929 0 232,949,533 11,703,780 0 0 0 0 11,703,780 0 27,396,965 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
No
R ut e
1 2
O1-T2 O2-T2
3 4 5
T2-T1 T2-D2 T2-D3
6 7 8
T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya BBM Main Engine per Kapal (Rp/roundtrip) A
B
C
0 0
0 0
0 0
D
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
281,402,227 298,766,429 821,224,647
0 0 0
0 0 0
1,805,866,779 2,524,891,968 0 0 0 0
552,425,458 0 1,612,159,958
0 0 0
1,130,150,670 0 0
B
C
O1-T2 O2-T2
0 0
0 0
0 0
T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
17,074,050,047 12,919,350,557 17,219,329,394 0 0 0
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
G
H
A
B
C
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
D
41,263,996 71,232,012 116,233,269 37,188,794 69,755,464 113,683,456 23,556,561 48,375,146 0 0 0 0
54,939,695 27,545,178 29,884,544
0 0 0
E
F
G
155,669,563 301,784,117 639,464,050 212,492,062 0 0 0 0 0
424,029,138 907,828,691 0 0 0 0
160,691,831 0 76,602,700
0 0 0
662,039,529 0 0
Total Biaya A
No
Biaya BBM Aux. Engine per Kapal (Rp/roundtrip)
F
1,710,413,488 2,502,687,836 3,499,159,787 1,834,734,281 0 0
410,696,152 628,686,282 856,546,654 152,801,655 233,906,025 318,682,671 330,959,044 506,626,151 0 0 0 0
E
D
E
F
0 0 8,486,758 9,778,221 9,778,221 0 0 0
B
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Total Biaya
G
H
70,496,470,812 86,683,678,527 108,240,931,106 69,605,695,675 0 0
0 0
0 0
265,421,080,445 69,605,695,675
23,797,221,974 30,067,743,088 0 54,154,615,145 68,654,413,181 17,207,484,408 24,500,747,163 0 0 0 23,587,555,106 0 0 0 0 19,059,375,590 0 34,637,125,492 0 60,934,466,763 22,189,189,295 0 0 0 0 26,307,011,374 0 52,198,118,543 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
193,748,043,435 54,627,582,128 40,806,884,500 114,630,967,845 22,189,189,295 78,505,129,917
Bi ay a Labuh di P el abuhan Tuj uan ( Rp/ tri p) A
H
0 0
C
D
E
Bi aya Tambat di Pe labuhan Tuj uan ( Rp/tri p)
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 13,784,452 17,790,683 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 15,605,040 0 27,396,965 0 58,237,383 15,605,040 0 0 0 0 15,605,040 0 27,396,965 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 8,486,758 9,778,221 7,333,666 0 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 5,997,146 5,997,146 10,290,402 0 0 0
B
C
D
E
F
G
0 0 44,748,376 102,912,966 203,830,842 0 0 63,926,251 0 0 17,945,796 27,021,697 0 115,275,887 234,405,468 20,676,678 31,133,695 0 0 0 13,784,452 0 0 0 0 19,506,300 0 54,793,929 0 232,949,533 11,703,780 0 0 0 0 11,703,780 0 27,396,965 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
104
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Pandu di Pelabuhan Tujuan (Rp/trip) A 0 0 6,027,184 9,239,180 9,239,180 0 0 0
B
C
D
E
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 7,690,148 9,353,112 0 16,670,152 23,322,007 11,884,804 14,530,428 0 0 0 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 0 18,763,427 0 36,753,671 11,884,804 0 0 0 0 10,493,872 0 16,259,749 0 0
Rute
1
O1-T2
2
O2-T2
3
T2-T1
1,095,474,193 1,586,593,011 1,887,601,020
4
T2-D2
2,365,908,237 3,139,935,490 4,120,146,713
5
T2-D3
1,779,728,460 2,330,596,633
6
T2-D4
0
3,534,866,881
7
T2-D4
0
3,711,268,900
8
T2-D7
0
1,643,947,965
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
B
C
D
E
A
B
C
D
0
0
0
3,410,390,463 5,254,667,985
0
0
0
3,721,399,177 0 0
0
0
0
0
5,918,031,116
0 0
E
0 0 8,486,758 8,486,758 8,486,758 0 0 0
B
C
D
E
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Port Cost Tujuan
F
G
H
7,828,471,021
0
0
0
0
0
0
3,721,399,177
4,428,910,074
6,597,970,364
0
0
15,596,548,662
0
0
0
9,625,990,440
0
0
0
0
4,110,325,092
0
11,921,321,678
0
0
21,374,219,675
0
0
0
0
0
3,711,268,900
2,841,818,130
0
0
0
0
4,485,766,096
Bi aya Labuh di Pel abuhan Asal ( Rp/tri p) A
F
0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 12,508,473 0 0 9,064,692 9,253,666 0 19,680,610 27,522,383 9,064,692 9,253,666 0 0 0 15,383,860 0 0 0 0 15,383,860 0 20,887,496 0 22,686,521 15,383,860 0 0 0 0 15,383,860 0 20,887,496 0 0
Total Biaya
No
No
Biaya Tunda di Pel abuhan Tujuan (Rp/trip)
F
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 11,963,864 15,440,970 0 0 0 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 44,648,661 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 0
16,493,529,469
Bi aya Tambat di Pe labuhan Asal (Rp/tri p) G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
105
A
B
C
D
E
F
0 0 0 44,748,376 93,557,241 203,830,842 0 0 0 63,926,251 0 0 12,914,632 21,847,056 37,595,405 0 149,691,586 312,540,624 10,331,705 21,847,056 32,895,979 0 0 0 7,748,779 14,564,704 0 0 0 0 0 14,564,704 0 44,748,376 0 190,242,119 0 10,923,528 0 0 0 0 0 10,923,528 0 25,570,500 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Pandu di Pelabuhan Tujuan (Rp/trip) A 0 0 6,027,184 9,239,180 9,239,180 0 0 0
B
C
D
E
Biaya Tunda di Pel abuhan Tujuan (Rp/trip)
F
0 0 12,013,854 16,670,152 23,322,007 0 0 12,013,854 0 0 7,690,148 9,353,112 0 16,670,152 23,322,007 11,884,804 14,530,428 0 0 0 11,884,804 0 0 0 0 11,884,804 0 18,763,427 0 36,753,671 11,884,804 0 0 0 0 10,493,872 0 16,259,749 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 5,997,146 5,997,146 10,290,402 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 12,508,473 0 0 9,064,692 9,253,666 0 19,680,610 27,522,383 9,064,692 9,253,666 0 0 0 15,383,860 0 0 0 0 15,383,860 0 20,887,496 0 22,686,521 15,383,860 0 0 0 0 15,383,860 0 20,887,496 0 0
Total Biaya
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
No
Rute
1 2 3
T2-T1
1,095,474,193 1,586,593,011 1,887,601,020
4
T2-D2
2,365,908,237 3,139,935,490 4,120,146,713
0
0
0
0
0
9,625,990,440
5
T2-D3
1,779,728,460 2,330,596,633
0
0
0
0
0
0
4,110,325,092
6
T2-D4
0
3,534,866,881
0
5,918,031,116
0
11,921,321,678
0
0
21,374,219,675
7
T2-D4
0
3,711,268,900
0
0
0
0
0
0
3,711,268,900
8
T2-D7
0
1,643,947,965
0
2,841,818,130
0
0
0
0
4,485,766,096
B
C
O1-T2
0
0
0
3,410,390,463 5,254,667,985
7,828,471,021
0
0
O2-T2
0
0
0
3,721,399,177
0
0
0
0
3,721,399,177
0
4,428,910,074
6,597,970,364
0
0
15,596,548,662
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
D
E
F
Bi aya Labuh di Pel abuhan Asal ( Rp/tri p) A 0 0 8,486,758 8,486,758 8,486,758 0 0 0
B
C
D
E
G
Port Cost Tujuan
A
H
16,493,529,469
Bi aya Tambat di Pe labuhan Asal (Rp/tri p)
F
0 0 21,004,340 30,740,236 44,648,661 0 0 21,004,340 0 0 11,963,864 15,440,970 0 30,740,236 44,648,661 11,963,864 15,440,970 0 0 0 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 44,648,661 11,963,864 0 0 0 0 11,963,864 0 21,004,340 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
0 0 0 44,748,376 93,557,241 203,830,842 0 0 0 63,926,251 0 0 12,914,632 21,847,056 37,595,405 0 149,691,586 312,540,624 10,331,705 21,847,056 32,895,979 0 0 0 7,748,779 14,564,704 0 0 0 0 0 14,564,704 0 44,748,376 0 190,242,119 0 10,923,528 0 0 0 0 0 10,923,528 0 25,570,500 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
105
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Pandu di Pelabuhan Asal (Rp/trip) A
B
0 0 6, 027, 184 6,027,184 6,027,184 0 0 0
C
D
0 0 0 0 7, 690, 148 9, 353, 112 7,690,148 9,353,112 7,690,148 0 7,690,148 0 7,690,148 0 7,690,148 0
E
Biaya Tunda di Pelabuhan Asal (Rp/trip)
F
12,013,854 16,670,152 23,322,007 12,013,854 0 0 0 16, 670, 152 23, 322, 007 0 0 0 0 0 0 12,013,854 0 23,322,007 0 0 0 12,013,854 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
0 0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 0 12,508,473 0 0 5, 997, 146 9, 064, 692 9, 253, 666 0 19, 680, 610 27, 522, 383 5,997,146 9,064,692 9,253,666 0 0 0 5,997,146 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 27,522,383 0 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 0
Total Biaya
H
0 0 0 0 0 0 0 0
No
Rute
1 2 3
T2-T1
1,262,749,421 1,719,235,851 2,214,424,713
4
T2-D2
2,097,309,968 2,865,393,084 3,793,477,853
0
0
0
0
0
8,756,180,906
5
T2-D3
1,372,622,127 1,839,544,855
0
0
0
0
0
0
3,212,166,982
6
T2-D4
0
2,452,726,473
0
4,384,787,739
0
9,714,995,753
0
0
16,552,509,964
7
T2-D4
0
2,695,671,801
0
0
0
0
0
0
2,695,671,801
8
T2-D7
0
1,225,305,364
0
2,197,548,779
0
0
0
0
3,422,854,143
B
C
O1-T2
0
0
0
3,410,390,463 4,965,491,057 7,828,471,021
0
0
O2-T2
0
0
0
3,721,399,177
0
0
3,721,399,177
0
0
18,621,803,387
R ut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
E
0
F
0
G
Port Cost Asal
A
No
D
0
5,264,719,919 8,160,673,483
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pel. Asal) A 0 0 257,595,358 146,411,452 154,151,581 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 0 0 1,193,893,688 0 0 378,049,138 523,676,695 0 1,164,437,946 1,746,948,174 238,147,951 329,884,449 0 0 0 250,737,785 0 0 0 0 144,386,255 0 288,994,985 0 667,202,433 72,276,803 0 0 0 0 97,647,640 0 195,445,738 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H
16,204,352,541
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Asal) G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 270,475,125 153,732,025 161,859,160 0 0 0
106
B
C
D
E
F
0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 1,253,588,373 0 0 396,951,595 549,860,530 0 1,222,659,843 1,834,295,583 250,055,348 346,378,672 0 0 0 263,274,674 0 0 0 0 151,605,568 0 303,444,735 0 700,562,555 75,890,643 0 0 0 0 102,530,022 0 205,218,025 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Pandu di Pelabuhan Asal (Rp/trip) A
B
0 0 6, 027, 184 6,027,184 6,027,184 0 0 0
C
D
0 0 0 0 7, 690, 148 9, 353, 112 7,690,148 9,353,112 7,690,148 0 7,690,148 0 7,690,148 0 7,690,148 0
E
Biaya Tunda di Pelabuhan Asal (Rp/trip)
F
12,013,854 16,670,152 23,322,007 12,013,854 0 0 0 16, 670, 152 23, 322, 007 0 0 0 0 0 0 12,013,854 0 23,322,007 0 0 0 12,013,854 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
E
F
G
0 0 0 12,508,473 19,680,610 27,522,383 0 0 0 12,508,473 0 0 5, 997, 146 9, 064, 692 9, 253, 666 0 19, 680, 610 27, 522, 383 5,997,146 9,064,692 9,253,666 0 0 0 5,997,146 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 27,522,383 0 9,064,692 0 0 0 0 0 9,064,692 0 12,508,473 0 0
Total Biaya
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
No
Rute
1 2 3
T2-T1
1,262,749,421 1,719,235,851 2,214,424,713
4
T2-D2
2,097,309,968 2,865,393,084 3,793,477,853
0
0
0
0
0
8,756,180,906
5
T2-D3
1,372,622,127 1,839,544,855
0
0
0
0
0
0
3,212,166,982
6
T2-D4
0
2,452,726,473
0
4,384,787,739
0
9,714,995,753
0
0
16,552,509,964
7
T2-D4
0
2,695,671,801
0
0
0
0
0
0
2,695,671,801
8
T2-D7
0
1,225,305,364
0
2,197,548,779
0
0
0
0
3,422,854,143
B
C
O1-T2
0
0
0
3,410,390,463 4,965,491,057 7,828,471,021
0
0
O2-T2
0
0
0
3,721,399,177
0
0
3,721,399,177
0
0
18,621,803,387
No
R ut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
D
E
0
F
0
G
Port Cost Asal
A
0
5,264,719,919 8,160,673,483
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pel. Asal) A
B
0 0 257,595,358 146,411,452 154,151,581 0 0 0
C
D
E
H
16,204,352,541
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Asal)
F
0 0 835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 0 0 1,193,893,688 0 0 378,049,138 523,676,695 0 1,164,437,946 1,746,948,174 238,147,951 329,884,449 0 0 0 250,737,785 0 0 0 0 144,386,255 0 288,994,985 0 667,202,433 72,276,803 0 0 0 0 97,647,640 0 195,445,738 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 270,475,125 153,732,025 161,859,160 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 1,253,588,373 0 0 396,951,595 549,860,530 0 1,222,659,843 1,834,295,583 250,055,348 346,378,672 0 0 0 263,274,674 0 0 0 0 151,605,568 0 303,444,735 0 700,562,555 75,890,643 0 0 0 0 102,530,022 0 205,218,025 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
106
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Asal) A
B
0 0 4, 237, 094 4,237,094 4,237,094 0 0 0
C
D
0 0 0 0 4, 237, 094 5, 084, 513 4,237,094 5,084,513 4,237,094 0 4,237,094 0 4,237,094 0 4,237,094 0
E
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Rut e
1
O1-T2
2 3 4
O2-T2 T2- T1 T2-D2
0 0 0 940,264,078 0 5 1, 710, 400 75, 890, 623 105, 124, 299 0 233, 752, 473 29,391,037 47,806,474 66,221,911 0 0
5 6 7
T2-D3 T2-D4 T2-D4
30,944,812 50,333,792 0 28,984,494 0 14,509,044
T2-D7 Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T 2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
A
B
0 0 2 1, 785, 400 12,382,335 13,036,935 0 0 0
C
D
0 0 0 0 31, 972, 438 44, 288, 478 20,140,690 27,899,046 21,205,440 0 12,211,060 0 6,112,607 0 8,258,273 0 B
C
F
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 8, 379, 000 4,762,437 5,014,206 0 0 0
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 940,264,078 0 0 0 98, 479, 051 147, 743, 209 0 0 0 0 0 0 24,440,935 0 56,426,762 0 0 0 16,529,271 0 0
0
0
0
0
0 0 0
19,602,056
0
D
B
C
0 0 5 9, 850 ,0 00 34,017,404 35,815,755 0 0 0
B
C
F
G
H
0
0
0 3 50, 687, 177 0
0 0 0
0 0 0
0 58,013,648 0
0 0 0
0 133,936,050 0
0 0 0
0 0 0
39,234,315
0
0
0
0
E
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
D
E
F
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Stripping (Pel. Asal)
E
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586
D
G
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 12, 297, 092 17, 034, 030 0 37, 876, 558 56, 824, 311 7,746,419 10,730,402 0 0 0 8,155,939 0 0 0 0 4,696,561 0 9,400,360 0 21,702,601 2,351,003 0 0 0 0 3,176,259 0 6,357,412 0 0
A
B
0
C
0
0
0 0 0 59, 850, 000 87, 836, 369 121, 671, 642 34,017,404 55,331,567 76,645,730 35,815,755 58,256,704 0 33,546,868 0 16,792,875 0
22,687,564
D
E
F
G
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 940,264,078 0 0 270, 546, 844 0 0
0 4 05, 887, 937 0
H
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 67,145,425 0
0 0 0
0 155,018,576 0
0 0 0
0 0 0
0
45,410,086
0
0
0
0
Biaya Stuffing (Pel. Asal) A
F
Biaya Penumpukan (Pel. Asal)
E
Biaya LoLo (Pel. Asal) A
E
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 13, 338, 171 19, 575, 213 27, 115, 742 0 60, 294, 070 90, 456, 186 7,581,119 12,331,193 17,081,267 0 0 0 7,981,899 12,983,089 0 0 0 0 0 7,476,255 0 14,964,030 0 34,547,440 0 3,742,460 0 0 0 0 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
Biaya Haulage (Pel. Asal)
Ru te
8
G
5,084,513 5,931,931 6,779,350 5,084,513 0 0 0 5, 931, 931 6, 779, 350 0 0 0 0 0 0 5,084,513 0 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0
No
No
Biaya Dermaga (Pel. Asal)
F
Total Biaya F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 8 7, 83 6, 369 1 21 ,6 71 ,6 42 0 2 70 ,5 46 ,8 44 40 5, 88 7, 93 7 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 16,792,875 0 0 0 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
107
A 0 0 747 ,2 20 ,5 48 426,532,306 448,857,196 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 214,047,469,565 269,444,480,504 341,988,804,684 0 0 275,201,135,388 0 0 1 ,0 94, 64 5, 93 1 1, 515 ,5 27 ,5 71 0 3, 364 ,5 25 ,5 61 5, 04 5, 509 ,8 63 691,128,304 956,571,721 0 0 0 727,441,221 0 0 0 0 420,691,022 0 838,634,055 0 1,931,194,344 212,705,402 0 0 0 0 285,882,622 0 568,809,538 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Asal) A
B
0 0 4, 237, 094 4,237,094 4,237,094 0 0 0
C
D
0 0 0 0 4, 237, 094 5, 084, 513 4,237,094 5,084,513 4,237,094 0 4,237,094 0 4,237,094 0 4,237,094 0
E
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
No
Rut e
1
O1-T2
2 3 4
O2-T2 T2- T1 T2-D2
0 0 0 940,264,078 0 5 1, 710, 400 75, 890, 623 105, 124, 299 0 233, 752, 473 29,391,037 47,806,474 66,221,911 0 0
5 6 7
T2-D3 T2-D4 T2-D4
30,944,812 50,333,792 0 28,984,494 0 14,509,044
8
T2-D7 Ru te O1-T2 O2-T2 T 2- T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
C
D
A
B
0 0 2 1, 785, 400 12,382,335 13,036,935 0 0 0
C
D
0 0 0 0 31, 972, 438 44, 288, 478 20,140,690 27,899,046 21,205,440 0 12,211,060 0 6,112,607 0 8,258,273 0 B
C
F
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 8, 379, 000 4,762,437 5,014,206 0 0 0
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 940,264,078 0 0 0 98, 479, 051 147, 743, 209 0 0 0 0 0 0 24,440,935 0 56,426,762 0 0 0 16,529,271 0 0
0
0
0
0
D
19,602,056
0
B
C
B
0 0 5 9, 850 ,0 00 34,017,404 35,815,755 0 0 0
C
F
G
H
0
0
0 3 50, 687, 177 0
0 0 0
0 0 0
0 58,013,648 0
0 0 0
0 133,936,050 0
0 0 0
0 0 0
39,234,315
0
0
0
0
D
H
0 0 0 0 0 0 0 0
D
E
F
0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 12, 297, 092 17, 034, 030 0 37, 876, 558 56, 824, 311 7,746,419 10,730,402 0 0 0 8,155,939 0 0 0 0 4,696,561 0 9,400,360 0 21,702,601 2,351,003 0 0 0 0 3,176,259 0 6,357,412 0 0
A
B
0
C
0
0
0 0 0 59, 850, 000 87, 836, 369 121, 671, 642 34,017,404 55,331,567 76,645,730 35,815,755 58,256,704 0 33,546,868 0 16,792,875 0
22,687,564
D
E
F
G
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 940,264,078 0 0 270, 546, 844 0 0
0 4 05, 887, 937 0
H
0
0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 67,145,425 0
0 0 0
0 155,018,576 0
0 0 0
0 0 0
0
45,410,086
0
0
0
0
Biaya Stuffing (Pel. Asal) A
G
Biaya Stripping (Pel. Asal)
E
658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586
0 0 0
F
Biaya Penumpukan (Pel. Asal)
E
Biaya LoLo (Pel. Asal) A
E
0 0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 0 940,264,078 0 0 13, 338, 171 19, 575, 213 27, 115, 742 0 60, 294, 070 90, 456, 186 7,581,119 12,331,193 17,081,267 0 0 0 7,981,899 12,983,089 0 0 0 0 0 7,476,255 0 14,964,030 0 34,547,440 0 3,742,460 0 0 0 0 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
Biaya Haulage (Pel. Asal)
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
G
5,084,513 5,931,931 6,779,350 5,084,513 0 0 0 5, 931, 931 6, 779, 350 0 0 0 0 0 0 5,084,513 0 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0
No
No
Biaya Dermaga (Pel. Asal)
F
Total Biaya
E
F
0 0 658,014,140 1,012,602,206 1,519,156,586 0 0 940,264,078 0 0 8 7, 83 6, 369 1 21 ,6 71 ,6 42 0 2 70 ,5 46 ,8 44 40 5, 88 7, 93 7 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 33,546,868 0 67,145,425 0 155,018,576 16,792,875 0 0 0 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
A
B
0 0 747 ,2 20 ,5 48 426,532,306 448,857,196 0 0 0
C
D
E
F
G
0 0 214,047,469,565 269,444,480,504 341,988,804,684 0 0 275,201,135,388 0 0 1 ,0 94, 64 5, 93 1 1, 515 ,5 27 ,5 71 0 3, 364 ,5 25 ,5 61 5, 04 5, 509 ,8 63 691,128,304 956,571,721 0 0 0 727,441,221 0 0 0 0 420,691,022 0 838,634,055 0 1,931,194,344 212,705,402 0 0 0 0 285,882,622 0 568,809,538 0 0
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
107
No
Rute
1 2
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pe l. Tujuan)
Total Biaya Petikemas (Pel.
A
B
C
D
E
F
G
O1-T2
825,480,754,753
0
0
0
O2-T2
275,201,135,388
0
0
0
3
T2-T1
11,767,429,474
257,595,358 378,049,138 523,676,695
0
0
0
4
T2-D2
2,074,232,331
81,641,770 132,795,761 183,949,753
0
0
0
0
0
5
T2-D3
1,176,298,417
85,957,811 139,816,089
0
0
0
0
0
0
6
T2-D4
3,190,519,421
0
28,550,263
0
57,144,517
0
131,929,490
0
0
7
T2-D4
212,705,402
0
17,284,369
0
0
0
0
0
0
8
T2-D7
854,692,161
0
54,450,154
0
108,984,207
0
0
0
0
835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 1,193,893,688
0
0
1,164,437,946 1,746,948,174
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Tujuan)
H
0
0
0
0
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Tujuan)
No
R ute
G
H
G
H
1 2 3 4
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 270,475,125 396,951,595 549,860,530 0 1,222,659,843 1,834,295,583 65,313,416 106,236,609 147,159,802 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 1,890,000 2,160,000 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
5 6 7 8
T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
68,766,249 111,852,871 0 42,604,522 0 17,284,369 0 43,560,123
0 0 0 0
0 0 0 0
1,350,000 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
A
B
C
0 0 0 0
D
E
0 85,274,690 0 87,187,366
F
0 0 0 0
0 196,873,592 0 0
A
B
C
1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
Biaya Dermaga (Pel. Tujuan) A 0 0 13,338,171 7,581,119 7,981,899 0 0 0
B
C
D
E
D
0 0 0 0
E
0 1,620,000 0 1,620,000
0 0 0 0
F
0 2,160,000 0 0
Biaya Haulage (Pel. Tujuan) F
0 0 43,262,268 66,575,269 99,879,556 0 0 61,819,275 0 0 19,575,213 27,115,742 0 60,294,070 90,456,186 12,331,193 17,081,267 0 0 0 12,983,089 0 0 0 0 6,709,374 0 13,429,085 0 31,003,715 3,358,575 0 0 0 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
G
H
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
108
A
B
C
D
E
F
0 0 0 70,660,799 108,738,212 163,134,516 0 0 0 100,970,188 0 0 21,785,400 31,972,438 44,288,478 0 98,479,051 147,743,209 10,885,569 17,706,102 24,526,634 0 0 0 11,461,042 18,642,145 0 0 0 0 0 13,418,747 0 26,858,170 0 62,007,431 0 3,022,718 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G 0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Bongkar dan Muat Petikemas (Pe l. Tujuan)
Total Biaya
No
Rute
Petikemas (Pel.
A
B
C
1
O1-T2
825,480,754,753
0
0
0
2
O2-T2
275,201,135,388
0
0
0
3
T2-T1
11,767,429,474
257,595,358 378,049,138 523,676,695
0
0
0
4
T2-D2
2,074,232,331
81,641,770 132,795,761 183,949,753
0
0
0
0
0
5
T2-D3
1,176,298,417
85,957,811 139,816,089
0
0
0
0
0
0
6
T2-D4
3,190,519,421
0
28,550,263
0
57,144,517
0
131,929,490
0
0
7
T2-D4
212,705,402
0
17,284,369
0
0
0
0
0
0
8
T2-D7
854,692,161
0
54,450,154
0
108,984,207
0
0
0
0
D
E
F
G
835,508,818 1,285,744,517 1,928,938,372 1,193,893,688
0
0
1,164,437,946 1,746,948,174
Biaya Shifting Petikemas (Pel. Tujuan)
H
0
0
0
0
Biaya Buka/Tutup Palkah (Pel. Tujuan)
No
R ute
G
H
G
H
1 2 3 4
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2
0 0 0 877,284,259 1,350,031,743 2,025,385,291 0 0 0 1,253,588,373 0 0 270,475,125 396,951,595 549,860,530 0 1,222,659,843 1,834,295,583 65,313,416 106,236,609 147,159,802 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 5,084,513 5,931,931 6,779,350 0 0 0 5,084,513 0 0 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 1,890,000 2,160,000 1,350,000 1,350,000 1,620,000 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
5 6 7 8
T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
68,766,249 111,852,871 0 42,604,522 0 17,284,369 0 43,560,123
0 0 0 0
0 0 0 0
1,350,000 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
No
Ru te
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
A
B
C
D
0 0 0 0
E
0 85,274,690 0 87,187,366
F
0 0 0 0
0 196,873,592 0 0
A
B
C
1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000
Biaya Dermaga (Pel. Tujuan) A
B
0 0 13,338,171 7,581,119 7,981,899 0 0 0
C
D
E
D
0 0 0 0
E
0 1,620,000 0 1,620,000
F
0 0 0 0
0 2,160,000 0 0
Biaya Haulage (Pel. Tujuan) F
0 0 43,262,268 66,575,269 99,879,556 0 0 61,819,275 0 0 19,575,213 27,115,742 0 60,294,070 90,456,186 12,331,193 17,081,267 0 0 0 12,983,089 0 0 0 0 6,709,374 0 13,429,085 0 31,003,715 3,358,575 0 0 0 0 5,056,151 0 10,120,092 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
B
C
D
E
F
G
0 0 0 70,660,799 108,738,212 163,134,516 0 0 0 100,970,188 0 0 21,785,400 31,972,438 44,288,478 0 98,479,051 147,743,209 10,885,569 17,706,102 24,526,634 0 0 0 11,461,042 18,642,145 0 0 0 0 0 13,418,747 0 26,858,170 0 62,007,431 0 3,022,718 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
108
No
R ut e
1 2
Biaya Penumpukan (Pel. Tujuan) A
B
C
O1-T2 O2-T2
0 0
0 0
0 0
3 4 5 6 7 8
T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
41,895,000 9,524,873 10,028,411 0 0 0
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
D
E
Biaya LoLo (Pel. Tujuan) F
G
H
A
B
C
27,177,230 41,822,389 62,744,045 38,834,688 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
G
H
167,722,336 258,103,888 387,220,390 239,665,500 0 0
61,485,458 85,170,150 0 189,382,791 284,121,556 15,492,839 21,460,804 0 0 0 16,311,877 0 0 0 0 4,361,093 0 8,728,905 0 20,152,415 2,401,381 0 0 0 0 6,352,518 0 12,714,824 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
51,710,400 12,654,474 13,323,461 0 0 0
0 0
0 0
75,890,623 105,124,299 0 233,752,473 350,687,177 20,583,343 28,512,212 0 0 0 21,671,494 0 0 0 0 14,089,684 0 28,201,079 0 65,107,802 4,702,005 0 0 0 0 8,439,774 0 16,892,552 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Biaya Stripping (Pel. Tujuan) A 0 0 59,850,000 34,017,404 35,815,755 0 0 0
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
B
C
D
E
D
E
F
Biaya Stuffing (Pel. Tujuan) F
0 0 194,123,074 298,731,352 448,171,748 0 0 277,390,625 0 0 87,836,369 121,671,642 0 270,546,844 405,887,937 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 53,730,273 0 107,543,336 0 248,285,193 26,896,275 0 0 0 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 59,850,000 34,017,404 35,815,755 0 0 0
B
C
0 0 0 0 87,836,369 121,671,642 55,331,567 76,645,730 58,256,704 0 53,730,273 0 26,896,275 0 22,687,564 0
D
E
F
Total Biaya A 0 0 777,849,454 256,986,030 270,500,382 0 0 0
B
C
D
E
F
0 0 91,231,307,415 114,809,056,525 145,688,038,853 0 0 117,253,674,087 0 0 1,140,947,204 1,580,199,178 0 3,511,989,862 5,268,187,758 417,158,981 577,601,933 0 0 0 439,140,973 0 0 0 0 218,544,230 0 436,343,119 0 1,005,804,831 103,195,966 0 0 0 0 164,583,849 0 328,339,214 0 0
109
G
194,123,074 298,731,352 448,171,748 277,390,625 0 0 0 270,546,844 405,887,937 0 0 0 0 0 0 107,543,336 0 248,285,193 0 0 0 45,410,086 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
Total Biaya Petikemas (Pel.
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
392,586,279,624 117,253,674,087 12,279,173,456 1,251,746,944 709,641,355 1,660,692,180 103,195,966 492,923,063
No
R ut e
1 2
Biaya Penumpukan (Pel. Tujuan) A
B
C
O1-T2 O2-T2
0 0
0 0
0 0
3 4 5 6 7 8
T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
41,895,000 9,524,873 10,028,411 0 0 0
No
Rut e
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
D
E
Biaya LoLo (Pel. Tujuan) F
G
H
A
B
C
27,177,230 41,822,389 62,744,045 38,834,688 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
G
H
167,722,336 258,103,888 387,220,390 239,665,500 0 0
61,485,458 85,170,150 0 189,382,791 284,121,556 15,492,839 21,460,804 0 0 0 16,311,877 0 0 0 0 4,361,093 0 8,728,905 0 20,152,415 2,401,381 0 0 0 0 6,352,518 0 12,714,824 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
51,710,400 12,654,474 13,323,461 0 0 0
0 0
0 0
75,890,623 105,124,299 0 233,752,473 350,687,177 20,583,343 28,512,212 0 0 0 21,671,494 0 0 0 0 14,089,684 0 28,201,079 0 65,107,802 4,702,005 0 0 0 0 8,439,774 0 16,892,552 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Biaya Stripping (Pel. Tujuan) A
B
0 0 59,850,000 34,017,404 35,815,755 0 0 0
No
Rute
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2-T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
C
D
E
D
E
F
Biaya Stuffing (Pel. Tujuan) F
0 0 194,123,074 298,731,352 448,171,748 0 0 277,390,625 0 0 87,836,369 121,671,642 0 270,546,844 405,887,937 55,331,567 76,645,730 0 0 0 58,256,704 0 0 0 0 53,730,273 0 107,543,336 0 248,285,193 26,896,275 0 0 0 0 22,687,564 0 45,410,086 0 0
G
H
A
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 59,850,000 34,017,404 35,815,755 0 0 0
B
C
0 0 0 0 87,836,369 121,671,642 55,331,567 76,645,730 58,256,704 0 53,730,273 0 26,896,275 0 22,687,564 0
D
E
F
Total Biaya A 0 0 777,849,454 256,986,030 270,500,382 0 0 0
B
C
D
E
G
194,123,074 298,731,352 448,171,748 277,390,625 0 0 0 270,546,844 405,887,937 0 0 0 0 0 0 107,543,336 0 248,285,193 0 0 0 45,410,086 0 0
F
0 0 91,231,307,415 114,809,056,525 145,688,038,853 0 0 117,253,674,087 0 0 1,140,947,204 1,580,199,178 0 3,511,989,862 5,268,187,758 417,158,981 577,601,933 0 0 0 439,140,973 0 0 0 0 218,544,230 0 436,343,119 0 1,005,804,831 103,195,966 0 0 0 0 164,583,849 0 328,339,214 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0 0
G
H
Total Biaya Petikemas (Pel.
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
392,586,279,624 117,253,674,087 12,279,173,456 1,251,746,944 709,641,355 1,660,692,180 103,195,966 492,923,063
109
No
Rute
Total Biaya Pelayaran
Total Biaya Petikemas
Total Biaya (Rp/tahun)
Total Biaya (Juta Rp/tahun)
Jumlah Muatan (TEU's/tahun)
Unit Cost (Rp/TEU's)
Total Biaya Petikemas
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2- T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
408,790,632,166 110,800,311,939 378,077,513,124 146,201,019,314 96,094,187,904 249,004,463,094 52,835,941,326 144,405,379,396
1,218,067,034,378 392,454,809,476 24,046,602,930 3,325,979,276 1,885,939,773 4,851,211,600 315,901,368 1,347,615,223
1,626,857,666,543 503,255,121,414 402,124,116,053 149,526,998,589 97,980,127,677 253,855,674,694 53,151,842,694 145,752,994,619
1,627 503 402 150 98 254 53 146
713,981 75,450 473,659 78,943 78,943 47,366 31,577 55,260
2,278,574 6,670,026 848,975 1,894,111 1,241,149 5,359,465 1,683,233 2,637,578
20,313,282,463 5,987,839,952 10,706,053,848 6,288,247,920 1,868,126,563 31,325,107,878 502,512,282 2,612,550,481
110
No
Rute
Total Biaya Pelayaran
Total Biaya Petikemas
Total Biaya (Rp/tahun)
Total Biaya (Juta Rp/tahun)
Jumlah Muatan (TEU's/tahun)
Unit Cost (Rp/TEU's)
Total Biaya Petikemas
1 2 3 4 5 6 7 8
O1-T2 O2- T2 T2-T1 T2-D2 T2-D3 T2-D4 T2-D4 T2-D7
408,790,632,166 110,800,311,939 378,077,513,124 146,201,019,314 96,094,187,904 249,004,463,094 52,835,941,326 144,405,379,396
1,218,067,034,378 392,454,809,476 24,046,602,930 3,325,979,276 1,885,939,773 4,851,211,600 315,901,368 1,347,615,223
1,626,857,666,543 503,255,121,414 402,124,116,053 149,526,998,589 97,980,127,677 253,855,674,694 53,151,842,694 145,752,994,619
1,627 503 402 150 98 254 53 146
713,981 75,450 473,659 78,943 78,943 47,366 31,577 55,260
2,278,574 6,670,026 848,975 1,894,111 1,241,149 5,359,465 1,683,233 2,637,578
20,313,282,463 5,987,839,952 10,706,053,848 6,288,247,920 1,868,126,563 31,325,107,878 502,512,282 2,612,550,481
110
LAMPIRAN 8 SUMMARY ANALISIS
LAMPIRAN 8 SUMMARY ANALISIS
111
SUMMARY TOTAL COST Asal
Tujuan
Bongkar Muat di Pel. Asal (Juta Rp/Tahun)
LN SURABAYA
-
SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN AMBON SORONG BITUNG BENOA
1,100,681.89 2,074.23 1,176.30 3,190.52 212.71 3,793.10 854.69
Tujuan Bongkar
Transportasi (Juta Rp/Tahun)
395,635.45 93,280.77 64,967.74 134,126.88 28,940.75 219,028.30 85,677.66
Total Bi ay a
Transhipment (Juta Rp/Tahun)
468,982.08 1,251.75 709.64 1,660.69 103.20 2,236.55 492.92
Ju ml ah Muatan
Unit Cost
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
(Juta Rp/Tahun)
1,965,299.42 96,606.75 66,853.68 138,978.09 29,256.65 225,057.95 87,025.28
789,431 78,943 78,943 47,366 31,577 39,472 55,260
2,489,513.83 1,223,751.63 846,859.03 2,934,140.49 926,510.73 5,701,776.23 1,574,828.21 2,242,482.88
Asal
Tujuan
Bongkar Muat di Pel. Asal
Transportasi
(Juta Rp/Tahun) LN BITUNG
-
BITUNG SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN AMBON SORONG BENOA
1,100,681.89 11,767.43 2,074.23 1,176.30 3,190.52 212.71 854.69
Tujuan Bongkar
(Juta Rp/Tahun)
519,590.94 378,077.51 146,201.02 96,094.19 249,004.46 52,835.94 144,405.38
Total Biaya
Transhipment (Juta Rp/Tahun)
509,839.95 12,279.17 1,251.75 709.64 1,660.69 103.20 492.92
Jumlah Muatan
Unit Cost
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
(Juta Rp/Tahun)
2,130,112.79 402,124.12 149,527.00 97,980.13 253,855.67 53,151.84 145,752.99
789,431 473,659 78,943 78,943 47,366 31,577 55,260
2,698,288.72 848,974.58 1,894,111.03 1,241,148.71 5,359,465.06 1,683,232.67 2,637,577.71 2,337,542.64
Asal LN BITUNG
Tujuan -
BITUNG SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN AMBON SORONG BENOA
Bongkar Muat di Pel. Asal
Transportasi
(Juta Rp/Tahun)
(Juta Rp/Tahun)
1,100,681.89 11,767.43 2,074.23 1,176.30 3,190.52 212.71 854.69
519,590.94 378,077.51 146,201.02 96,094.19 249,004.46 52,835.94 112 144,405.38
Tujuan Bongkar
Total Biaya
Jumlah Muatan
Unit Cost
(Juta Rp/Tahun)
(TEU's/Tahun)
(Rp/TEU's)
Transhipment (Juta Rp/Tahun) 509,839.95 12,279.17 1,251.75 709.64 1,660.69 103.20 492.92
2,130,112.79 402,124.12 149,527.00 97,980.13 253,855.67 53,151.84 145,752.99
789,431.01 473,658.61 78,943.10 78,943.10 47,365.86 31,577.24 55,260.17
3,076,132.78 1,226,818.65 2,271,955.10 1,618,992.77 5,737,309.12 2,061,076.74 3,015,421.78
LAMPIRAN 9 ANALISIS SUN K COST DAN ANALISIS SENSITIVITAS
LAMPIRAN 9 ANALISIS SUN K COST DAN ANALISIS SENSITIVITAS
113
Sunk Cost Terminal Teluk Lamong Total Nilai Investasi Int. Umur Ekonomis Jumlah Petikemas
= = =
8,948,454,658,766 Rp 30 Tahun 789,431 TEU's/Tahun
Sunk Cost
=
377,844
Rp/TEU's
Analisis Sensitivitas Proporsi Muatan Petikemas Internasional Terhadap Proporsi Muatan Total Cost SUB BTG
= = = =
100% 0% 2,606,255.71 3,228,678.69
Unit Cost
Juta Rupiah Juta Rupiah Proporsi Muatan Petikemas Internasional (%)
20% t ) o R
s p C a t U
(
n
it u J
30%
40%
70%
80%
90%
SUB
7.15
5.28
4.24
50% 3.70
60% 3.26
2.94
2.68
2.51
100% 2.32
BTG
9.72
6.87
5.45
4.59
4.02
3.61
3.31
3.07
2.88
Analisis Sensitivitas Propors i Muatan 12.000 ) h 10.000 a i p u R 8.000 a t u 6.000 J ( t s o 4.000 C t i n U 2.000
0%
30%
60%
90%
120%
150%
180%
210%
240%
Prosentase Muatan (%) BTG
SUB
114
Analisis Sensitivitas Proporsi Muatan Petikemas Internasional Terhadap Proporsi Muatan Total Cost SUB BTG
= = = =
100% 0% 2,606,255.71 3,228,678.69
Unit Cost & Sunk Cost
Juta Rupiah Juta Rupiah Proporsi Muatan Petikemas Internasional (%)
20% t ) o R
s p C
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SUB
7.15
5.28
4.24
3.70
3.26
2.94
2.68
2.51
2.32
BTG
10.10
7.25
5.82
4.97
4.40
3.99
3.69
3.45
3.26
a ti t U
(
u n J
Analisis Sensitivitas Produktivitas Bongkar Muat Terhadap Unit Cost Produktivitas BM Total Cost SUB BTG
= = = =
5.00 0% 2,606,255.71 3,228,678.69
box/jam Juta Rupiah Juta Rupiah Produktivitas BM (box/jam)
500% t ) o R
s p C
750%
1000%
1250%
1500%
1750%
2000%
2250%
2500%
SUB
12.01
8.01
6.00
4.80
4.00
3.43
3.06
2.72
2.49
BTG
14.37
9.59
7.19
5.77
4.80
4.12
3.60
3.20
2.88
a ti t U
n (
J
u
115
Analisis Sensitivitas Proporsi Muatan Petikemas Internasional Terhadap Proporsi Muatan Total Cost SUB BTG
= = = =
100% 0% 2,606,255.71 3,228,678.69
Unit Cost & Sunk Cost
Juta Rupiah Juta Rupiah Proporsi Muatan Petikemas Internasional (%)
20% t ) o R
s p C
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SUB
7.15
5.28
4.24
3.70
3.26
2.94
2.68
2.51
2.32
BTG
10.10
7.25
5.82
4.97
4.40
3.99
3.69
3.45
3.26
a ti t u n J ( U
Analisis Sensitivitas Produktivitas Bongkar Muat Terhadap Unit Cost Produktivitas BM Total Cost SUB BTG
= = = =
5.00
box/jam
0% 2,606,255.71 3,228,678.69
Juta Rupiah Juta Rupiah Produktivitas BM (box/jam)
500% t ) o R
s p C
750%
1000%
1250%
1500%
1750%
2000%
2250%
2500%
SUB
12.01
8.01
6.00
4.80
4.00
3.43
3.06
2.72
2.49
BTG
14.37
9.59
7.19
5.77
4.80
4.12
3.60
3.20
2.88
a ti t n U
(
J
u
115
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Surabaya, 20 Januari 1994, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan formal penulis dimulai dari TK Aisyiyah Surabaya (1997-1999), SDN Kalisari I No. 242, Surabaya (1999-2005), SMPN 1 Krembung (2005-2008), SMAN 1 Sidoarjo (2008-2011) dan pada tahun 2011, penulis diterima melalui jalur SNMPTN Tulis di Jurusan Transportasi Laut Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Bidang studi yang dipilih penulis ketika menjalani perkuliahan adalah Jurusan Transportasi Laut adalah Logistik. Penulis pernah aktif pada organisasi dan kegiatan yang ada di kampus, antara lain tercatat sebagai wakil sekretaris umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan periode 2012-2013, dan sebagai wakil ketua Himpunan Mahasiswa Transportasi Laut tahun ajaran 2013-2014. Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa forum komunikasi ilmiah tingkat