Uji Media Biokimia UJI MEDIA BIOKIMIA
Salah satu dari fungsi media selain sebagai edia untuk menumbuhkan menumbuhkan dan memperbanyak bakteri masih ada lagi fungsi berikutnya yaitu untuk menguji sifat fisiologi dari bakteri dengan menggunakan media biokmia. Setia spesies bakteri memiliki karakteristik berbeda terhadap uji biokimia. Pada umumnya media biokimia sama sama seperti media lainnya, lainnya, tetapi di di sebut media biokimia biokimia karena merupakan kumpulan dari 13 media yang berguna untuk mengetahui spesies bakteri pada uji identifikasi identifikasi bakteri. bakteri. Media biokimia biokimia memiliki 3 sifat sifat dari media media dimana ada media cair, padat, semi solid. Media biokimia juga memeliki beragam teknik isolasi seperti contoh : celup, tusuk, gores zig-zag dan tusuk gores. Media biokimia tersusun tersusun dari 13 media media yaitu : Gula-gula (Glukosa, (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manosa dan Sakarosa), SIM (Sulfida Indol Motil), MR (Methyl Red), VP (Vorges Pascauer), Simmons Citrat (Cirat), Urea, TSIA (Triple Sugar Iron Agar), LIA (Lysin Iron Agar) dan PAD (Phenyl Alanin Diaminase). Berikut ini maam dan cara pengujian biokmia. biokmia. 1.
Glukosa
-
Ciri-ciri
:
Media glukosa berbentuk cair berwarna merah, berisi tabung durham. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi glukosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah sudah tidak terlalu terlalu panas, ambil biakan biakan kuman dari dari media cawan petri/hasil kultur. kultur.
c. Kemudian buka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan pada media glukosa. d.
Tutup kembali tabung media glukosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+ -
(Positif )
:
: Warna kuning, + (Posiif) gas bila tabung durham terisi gas.
( Negatif )
: Warna Selain Kuning, gas tidak ada di tabung durham.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
1 2. Laktosa -
Ciri-ciri
:
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, cirri khas kapas penutup berwarna ungu. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi laktosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur.
c. Kemudian buka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan pada media glukosa. d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif )
-
:
: Warna kuning.
( Negatif ) : Warna Selain Kuning.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
3.
Maltosa
-
Ciri-ciri
:
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, cirri khas kapas penutup berwarna merah/orange. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi maltosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan pada media maltosa. d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif )
-
:
: Warna kuning.
( Negatif ) : Warna Selain Kuning.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
4.
Manosa
-
Ciri-ciri
:
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, cirri khas kapas penutup berwarna hijau. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi manosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan pada media maltosa. d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif )
-
:
: Warna kuning.
( Negatif ) : Warna Selain Kuning.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
5. -
Sakarosa
Ciri-ciri
:
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, cirri khas kapas penutup berwarna hijau. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi manosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media glukosa, lalu celupkan pada media sakarosa. d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+ -
(Positif )
:
: Warna kuning.
( Negatif ) : Warna Selain Kuning.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
6.
SIM (Sulfida Indol Motil)
-
Ciri-ciri
:
Media SIM berbentuk Semi Solid (setengah padat, setengah cair) berwarna putih di dalam tabung rata. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik tusuk. -
Tujuan
:
a. Sulfida : Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menguraikan Asam Amino yang menguraikan sulfur membentuk Asam Sulfid (H 2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan Ferri Sulfid (FeS). b. Indol : Untuk mengetahui apakah bakteri menghasilkan Triptopanase, menhasilkan Triptopan menjadi Indol dan Asam Piruvat, indol bereaksi dengan Kovak (DAB) menghasilkan Cincin merah. c. Motil : Untuk mengetahui apakah bakteri aktif melakukan motilitas/pergerakan. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c.
Kemudian buka tutup tabung media SIM, lalu tusukan pada media SIM.
d.
Tutup kembali tabung media SIM, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
:
(Positif ) Sulfida/H2S
: Endapan H2S/ Endapan Hitam.
+ (Positif ) Indol/Cincin Merah: Terdapat Cincin merah setelah di tambah Reagen Kovak pada pertemuan kedua zat tersebut. + (Positif ) Motil bagian atas media.
: Terdapat selaput putih seperti kapas pada
( Negatif )
7.
MR
-
Ciri-ciri
: Selain yang ada diatas.
:
Media Metyl Red berbentuk cair berwarna kuning jernih sama seperti media VP (Vorges Pascauer). -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu menghasilkan asam campuran, dengan adanya indicator metyl red menjadi bersifat asam berwarna merah. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c.
Kemudian buka tutup tabung media, lalu celupkan pada media metyl red.
d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif )
-
:
: Warna Merah, setelah penambahan reagen metyl red.
( Negatif ) : Warna Selain merah.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
8.
VP
-
Ciri-ciri
:
Media Vorges Pascauer berbentuk cair berwarna kuning jernih sama seperti media MR (Metyl Red). -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik celup. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu menghasilkan asetoin, kemudian acetoin bereaksi dengan KOH menghasilkan Diacetyl direaksikan dengan alfa naftol sehingga berwarna merah. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media, lalu celupkan pada media vorges pascauer. d.
Tutup kembali tabung media laktosa, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+ (Positif ) Naftol. -
:
: Warna Merah, setelah penambahan reagen KOH + Alfa
( Negatif ) : Warna Selain merah.
Nb. Warna media keruh bila ada pertumbuhan kuman, bila warna jernih media steril kuman mati pada saat proses isolasi.
9.
Citrat (Simons Citrat)
-
Ciri-ciri
:
Media Citrat berbentuk padat berwarna hijau di dalam tabung miring. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik gores zigzag. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal, dengan adanya indicator Brom tymol Blue (BTB) media menadi biru. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media Citrat, lalu gores secara zig-zag pada media. d.
Tutup kembali tabung media urea, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif ) -
10. -
-
:
: Berwarna biru. ( Negatif )
: Selain yang ada diatas.
Urea
Ciri-ciri
:
Media Urea berbentuk padat berwarna kekuningan di dalam tabung miring. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik gores zigzag.
-
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menghasilkan enzim urease, enzim urease akan mengubah urea menjadi amoniak (basa) dengan indicator phenol red, media akan berwarna merah. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media urea, lalu gores secara zig-zag pada media. d.
Tutup kembali tabung media urea, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif ) -
:
: Berwarna biru. ( Negatif )
: Selain yang ada diatas.
11. -
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Ciri-ciri
:
Media TSIA berbentuk padat, berwarna merah di dalam tabung miring. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik tusuk dan gores zig zag. -
Tujuan
:
a. Untuk mengeahui apakah bakteri mampu memfermentasi 3 gula di TSIA (glukosa, laktosa dan sakarosa) sehingga menghasilkan asam, dengan adanya indkator phenol red akan berwarna kuning (asam=kuning). b. Sulfida : Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menguraikan Asam Amino yang menguraikan sulfur membentuk Asam Sulfid (H 2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan Ferri Sulfid (FeS). c.
Gas bila bakeri mampu mengasilkan gas.
-
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c.
Kemudian buka tutup tabung media SIM, lalu tusukan pada media SIM.
d.
Tutup kembali tabung media SIM, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif)
: : (L/D (Asam/Acid=kuning) (Basa/Alkali=Merah).
+
(Positif ) Sulfida/H2S : Endapan H2S/ Endapan Hitam.
+
(Positif ) Gas -
12. -
: Bila media terangat/media menjadi retak. ( Negatif )
: Selain yang ada diatas.
LIA (Lysis Iron Agar)
Ciri-ciri
:
Media LIA berbentuk padat, berwarna ungu di dalam tabung miring. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik tusuk dan gores zig zag. -
Tujuan
:
Untuk mengeahui apakah bakteri manganduang enzim decorboxilase yang akan menguraikan lysine menjadi caqaverin yang bersifat basa, karena adanya indicator Brom Cresol Purple (BCP) tetap berwarna ungu. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c.
Kemudian buka tutup tabung media SIM, lalu tusukan pada media SIM.
d.
Tutup kembali tabung media SIM, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+
(Positif) -
13. -
: : Berwarna ungu.
( Negatif )
: Selain yang ada diatas.
PAD (Phenil Alanin Diaminase)
Ciri-ciri
:
Media PAD berbentuk padat berwarna putih di dalam tabung miring. -
Teknik Isolasi
:
Teknik isolasinya menggunakan teknik gores zig zag. -
Tujuan
:
Untuk mengetahui apakah bakteri mampu menghasilkan enzim Phenil alanin diaminase ang akan menguraikan phenil alanin menjadi piruat. Setelah penambahan Fecl3 akan menjadi hijau. -
Cara Kerja
:
a.
Pijarkan ose di atas nyala lampu spirtus.
b. Pastikan ose sudah tidak terlalu panas, ambil biakan kuman dari media cawan petri/hasil kultur. c. Kemudian buka tutup tabung media urea, lalu gores secara zig-zag pada media. d.
Tutup kembali tabung media urea, lalu pijarkan ose lagi.
-
Interpretasi Hasil
+ (Positif ) -
:
: Berwarna hijau. -
( Negatif )
: Selain yang ada diatas.
Uji Biokimia
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan. Uji biokimia yang paling sering digunakan antara lain :
1. Uji Indol
Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon. Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Asam amino triptophan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme.
2. Uji MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah methyl red 1%
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR.
3. Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa.
Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α naphtol 5% dan KOH 40%. Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α naphtol 5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil metil
karbinol (asetoin).
4. Uji Citrat Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pad a media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru.
Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon Positif (+) : Terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya kuman
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon.
5. Uji Motilitas
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan kandungan agaragar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui gerak kuman, bisa memakai media MO (Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility). Pada media SIM selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan H2S. Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar hanya pada bekas tusukan inokulasi. Positif (+) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar d isekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagel.
6. Uji Urease Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red.
Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak. Positif (+) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman memecah urea membentuk amoniak.
7. Tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar) Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam.
Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng. Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan media KIA (Kligers Iron Agar), bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa dan laktosa. Interpretasi Hasil :
a. Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Ac atau K/A b. Memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) → Ac/Ac atau A/A c. Tidak memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Al atau K/K Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.
Media TSIA juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S). Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap.
8. Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sukrosa)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-masing gula diatas membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing gula ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau, dan sukrosa berwarna biru. Didalam media gula-gula ditambahkan indikator phenol red.
Interpretasi Hasil : Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman tidak memfermentasi gula Positif (+) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi gula membentuk asam Positif + gas (+g) : Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi gula membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung durham