UJI KATALASE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT
Oleh : NAMA
: Billy Nabil Yuni
NIM
: 1137020007
Semester
: 4/A
Kelompok
:5
Asisten
: Isma Nurul
Tanggal Praktikum
: 12 Maret 2015
Tanggal Pengumpulan :18 Maret 2015
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 M/1435 H
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat menguji kemampuan mikroba penghasil enzim katalase dalam mendegradasi hidrogen peroksida.
B. Dasar Teori Enzim merupakan katalisator sejati dimana molekul ini meningkat dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanen oleh rekasi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalisator yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memeliki kemampuan untuk mengkatalisis kimia dikatalisis oleh enzim. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industry. Enzim juga meemungkinkan suatu selektifitas perekasipereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh katalis (Adams, 2000) Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Dan digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hydrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hydrogen peroksida yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut : 2 H2O2
2 H2O + O2 (Volk dan Wheeler, 1993). Fungsi uji katalase pada bakteri berbentuk kokus adalah untuk membedakan
antara staphylococcus dan streptococcus, dimana kelompok staphylococcus bersifat katalase positif. Katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen peroksida menjadi H O dan O. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu
metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob pasti menguraikan bahan tersebut bedasarkan literatur semua galur staphylococcus adalah katalase positif (Freney et al., 1999) Sebagian besar bakteri atau mikroba bedasarkan sifat pada tubuhnya memiliki perbedaan pada reaksi enzimatik yang terjadi pada tubuhnya. Mikroba sendiri dapat tumbuh dalam berbagai media tergantung bahan kimia yang diperlukan oleh tubuhnya dapat terpenuhi atau tidak. Beberapa tipe dari bakteri sendiri malah akan memproduksi metabolit tertentu agar dapat menyesuaikan pada kondisi medianya. Pada hal ini tentunya harus dilakukan pengujian - pengujian tertentu. Dari kondisi terseut maka Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatin atau kemampuan untuk menghidrolisis emak (Pelczar dan Chan, 1986). Uji katalase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada bakteri. Pengujian ini menggunakan H2O2 3% karena H2O2 merupakan salah satu hasil respirasi aerobic bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri sehingga komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi. Pada saat melakukan respirasi salah satu komponen yang dihasilkan bakteri adalah H 2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkan sendiri (Dwidjoseputro, 2005)
BAB II METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan ALAT Pembakar bunsen
JUMLAH 1 buah
BAHAN Hidrogen peroksida 3%
JUMLAH Secukupnya
Lup Inokulasi
1 buah
Biakan Saccaromyces cereviceae
Secukupnya
Rak tabung reaksi
1 buah
Biakan Aspergillus niger
Secukupnya
Spidol
1 buah
Biakan Seretia
Secukupnya
Kaca objek
1 buah
Biakan Bachillus sereas
Secukupnya
Pipet tetes
1 buah
Biakan Sarcina
Secukupnya
Biakan Bachillus Sp.
Secukupnya
B. Cara Kerja Beberapa tetes larutan H2O2 3%
Hasil
Diteteskan diatas kaca objek Diambil biakan bakteri dengan jarum ose. Disuspensikan dalam tetesan larutan H2O2 3% Diamati perubahan yang terjadi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan N
MIKROORGANISME
PERUBAHAN
O 1 2
Saccaromyces cereviceae Aspergillus niger
WAKTU 5 detik 3 detik
WARNA Cream Bening
GELEMBUNG ++ ++
3
Seretia
4 detik
Merah
+
4 5
Sarcina Bachillus sereas
5 detik 1 menit
Kekuningan Putih
+ -
6
Bachillus Sp.
1 menit
Bening
-
Gambar Pengamatan
B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengmatan dapat dilihat pada tabel bahwa parameter yang diujikan pada uji katalase ini adalah perubahan warna dan ada/tidaknya gelembung pada biakan bakteri yang telah diteteskan H2O2 3%. Tujuan pengamatan uji katalase ini bertujuan untuk membedakan antara jenis bakteri yang anaerob, aerob, anaerob fakultarif, dan anaerob obligat. Pada bakteri Saccaromyces cereviceae mengalami perubahan warna menjadi wana cream dalam waktu 5 detik. Selain itu bakteri ini juga menghasilkan banyak gelembung gas. Oleh karena itu, bakteri ini termasuk bakteri aerob. Karena dapat menguraikan senyawa hidrogen peroksida. Adanya gelembung juga terjadi pada jeni bakteri Aspergillus niger, akan tetapi warna yang dihasilkan adalah warna bening setelah diamati setalama 3 detik. Bakteri ini menunjukkan sifat aerob karena dapat menguraikan higrogen peroksida. Berbeda dengan kedua bakteri diatas, bakteri Seretia menghasilkan sedikit gelembung dan perubahan wana terjadi pada detik k-4 menjadi warna merah. Oleh karena itu, bakteri ini termasuk bakteri yang bersifat anaeob fakultatif. Untuk bakteri Bachillus sereas dan Bachillus Sp., kedua bakteri ini sama – sama tidak menghasilkan gelembung gas. Adapun untuk warna yang dihasilkan adalah putih dan bening. Hal ini membuktikan bahwa kedua bakteri ini termasuk bakteri yang bersifat anaerob obligat. Karena tidak dapat menguraikan hidrogen peroksida. Pada pengamatan yang terakhir adalah bakteri jenis sarcina. Bakteri ini menghasilkan gas namun dalam jumlah sedikit. Hal ini menandakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri yang berjenis bakteri anaerob fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif merupakan bakteri yang dapat hidup walaupun dengan kadar oksigen yang sedikit. Menurut Literatur, Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini mengnonaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob pasti menguraikan bahan tersebut bedasarkan literatur semua galur staphylococcus adalah katalase positif (Freney et al., 1999)
KESIMPULAN Berdasarkan seluruh data hasil pengamatan yang telah disinkronisasikan dengan literatur, dapat disimpulkan bahwa sampel bakteri yang diujikan memiliki berbagai macam sifat diantaranya bakteri Saccaromyces cereviceae, dan Aspergillus niger bersifat aerobik. Sedangkan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif adalah Seretia dan Sarcina. Dan bakteri yang bersifat anaerob obligat adalah Bachillus sereas dan Bachillus St.
DAFTAR PUSTAKA Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. New York : Guildfor D Dewi, Amalia Krishna . 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner. 31(2). 138- 150 Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan Freney, J., Kioos, W.E., Hajek., and Webster, J.A.1999. Recommended minimal standard for description of new Staphylococcal species. Int.J. Syst. Bacterio. 49: 489-502. Hadioetomo, R.S., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Jakarta: Gramedia Lehninger, A.H., 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S., 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Pres: Jakarta. Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar, Erlangga: Jakarta.