Uji bromine bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon. Uji dikatakan positif atau terbentuk gas HBr yaitu dengan pengujian melalui kertas lakmus yang akan mengalami perubahan warna menjadi merah karena adanya gas HBr yang merupakan asam. Reaksi pada uji bromine menggunakan brom (Br) dalam CCl4 yang ditambahkan pada tiap sampel yang digunakan (heksana, sikloheksana, dan benzena). Reaksi dengan menggunakan brom (Br 2) disebut reaksi halogenasi atau sering disebut juga brominasi. Halogenasi dari sikloheksana dilakukan pada tempat terang dan gelap serta pada temperatur yang tinggi. Pada tempat yang gelap reaksi yang terjadi cenderung lambat, tetapi apabila diletakkan ditempat yang terang reaksi yang terjadi akan sangat cepat sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai hasil terpisahnya partikel-partikel yang bertumbukan. Sehingga menghasilkan HBr dan sebuah radikal bebas. Adapun reaksinya adalah: CH3(CH2)4CH3 (heksana) + Br 2 → CH3(CH2)4CH2Br + HBr C6H12 (sikloheksana) + Br 2 → Br + HBr C6H6 (benzena) + Br 2 → Br + HBr Sedangkan pada alkena, Namun, pada praktikum kali ini, uji brom dalam CCl4 terhadap sikloheksana menghasilkan hasil yang negatif, hal tersebut dikarenakan konsentrasi brom dalam CCl4 s angat kecil disebabkan oleh ketersediaan brom dalam laboratorium yang sangat sedikit. Seharusnya warna brom dalam CCl4 sebelum ditambah dengan sikloheksana berwarna merah coklat, namun pada praktikum kali ini, warna awal dari brom dalam CCl4 berwarna bening hal tersebut dikarenakan konsentrasi serta kandungan brom yang sangat kecil. Brominasi pada kolesterol yang merupakan hidrokarbon tak jenuh juga mendapatkan hasil yang negatif, hal tersebut juga dikarenakan konsentrasi brom yang digunakan ketika praktikum sangat kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap reaksi kolest erol dengan brom dalam CCl4. Menurut literatur, kolesterol akan ak an mudah sekali menjalankan reaksi dengan brom pada suhu kamar, dalam reaksi tersebut brom akan mengadisi mengadisi kolesterol, oleh karena itu brom akan cepat hilang dan larutan akan menjadi tak berwarna. Begitu juga brominasi pada benzena yang merupakan hidrokarbon aromatis juga mendapatkan hasil yang negatif, hal tersebut dikarenakan konsentrasi brom yang digunakan sangatkecil sehingga tidak berpengaruh terhadap reaksi benzena dengan brom dalam CCl4.
Percobaan kedua mengidentifikasi sampel dengan pereaksi KMnO 4 atau biasa disebut reagen bayer yang berwarna ungu. Uji bayer bertujuan untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatic tehadap oksidator KMnO 4 yang merupakan katalis. KMnO4 hanya akan reaktif jika bereaksi dengan senyawa tak jenuh yaitu ketika terjadi reaksi oksidasi yang ditandai dengan perubahan warna setelah bereaksi. Pada uji kolesterol dengan KMnO4 , warna larutan campuran berubah warna dari ungu menjadi coklat dan terdapat endapan MnO2. Hal ini menunjukkan bahwa didalam reaksi terjadi reaksi oksidasi antara kolesterol yang merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan reagen Bayer (KmnO4), dimana reaksi oksidasi akan menyerang elektron” dari ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Jika alkena dioksidasi menggunakan pereaksi Baeyer maka akan
menghasilkan glikol dengan menghilangkan warna dari reagen Baeyer. Hal Ini
merupakan uji pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Reaksinya adalah :
Pada uji benzena dengan KmnO4 , pada larutan terdapat dua fase atau dua lapisan, yaitu lapisan bening yang berada diatas dan lapisan ungu yang berada di bawah. Lapisan bening merupakan merupakan benzena sedangkan lapisan ungu merupakan larutan KmnO4. Hal tersebut menunjukkan bahwa dala percobaan tidak terjadi reaksi antara benzena yang merupakan hidrokarbon aromatis dengan KmnO4 yang merupakan reagen bayer. Tidak adanya reaksi tersebut dikarenakan benzena mempunyai ikatan siklik sehingga tidak dapt dioksidasi, meskipun benzena memiliki ikatan rangkap 2. Reaksinya adalah :
Pada uji minyak tanah dengan Reagen Bayer (KmnO4), larutan berwarna coklat dan membentuk dua fase atau dua lapisan. Lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna ungu. Lapisan atas merupakan minyak tanah sedangkan lapisan bawah yang berwarna ungu merupakan larutan KmnO4. Setel ah digoncangkan tidak terjadi pwrubahan warna pada larutan dan tidak bereaksi. Hal itu menunjukkan bahwa minyak tanah tidak dapat diokasidasi oleh KmnO4 karena minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh yang sukar untuk dioksidasi. Reaksinya adalah :
Percobaan selanjutnya adalah reaksi dengan H2SO4 pekat. Tes asam sulfat dilakukan
dengan mereaksikan asam sulfat dengan senyawa hidrokarbon. Percobaan ini dapat menunjukan sifat kimia dari senyawa hidrokarbon yang dapat bereaksi ataupun tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat. Hidrokarbon tak jenuh akan bereaksi dengan H2SO4 yang menghasilakan eksoterm dan produk alkyl hydrogen sulfate. Pada uji minyak tanah direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat, terdapat 3 lapisan lapisan atas minyak tanah, lapisan tengah air dan lapisan bawah H2so4 pekat. Hal ini menunjukkan bahwa minyak tanah tidak dapat bereaksi dengan H2SO4 karena minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh, dimana hidrokarbon jenuh sukar untuk bereaksi dengan H2SO4. Reaksinya adalah
:
Pada uji kolesterol direaksikan dengan Asam sulfat pekat, larutan berubah warna menjadi coklat. Setelah digoncangkan, larutan menjadi tak berwarna (bening). Hal tersebut terjadi karena kolesterol dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat, dimana kolesterol merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang dapat bereaksi dengan asam sulfat dengan cara adisi yang menghasilkan asam alkil sulfonat. Larutan tersebut berubah warna menjadi bening juga disebabkan oleh reeaksi eksoterm, setelah terjadi reaksi ikatan rangkap dari kolesterol berubah menjadi ikatan tunggal. Reaksinya adalah
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : 1.
Tes brom digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dengan cara adisi. Tes brom atau halogenasi pada sikloheksana mendapatkan
hasil yang negatif, dikarenakan halogenasi hanya terjadi dengan cepat pada tempat yang terang (tempat dengan cahaya yang cukup untuk bereaksi) dan bereaksi lambat pada tempat yang gelap. Sedangkan halogenasi pada kolesterol dapat berlangsung / bereaksi pada suhu kamar saja. Pada benzena, halogenasi dapat berlangsung pada tempat terang maupun gelap. 2. KMnO4 (reagen bayer) digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dengan cara oksidasi. Kolesterol merupakan hidrokarbon tak jenuh, sehingga dapat bereaksi dengan KmnO4, sedangkan minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh, dan benzena merupakan hidrokarbon aromatis sehingga kedua senyawa tersebut tidak dapat bereaksi dengan KmnO4
3. H2SO4 pekat digunakan untuk mengidentifikasi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dengan cara adisi. Minyak tanah tidak dapat bereaksi dengan H2SO4 dikarenakan minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh, sedangkan kolesterol dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat dikarenakan kolesterol merupakan hidrokarbon tak jenuh Saran : dalam melaksanakan praktikum, diharapkan praktikan dapat melakukannya dengan lebih hati-hati dan teliti