TUMBUH KEMBANG MANDIBULA DAN TMJ A. Tu Tumbuh mbuh Kembang Kembang Kondilus Kondilus
Processus condylus merupakan bagian dari mandibula dan lebih tebal dari coronoid, terdiri dari dua bagian yaitu condylus dan bagian yang menyokong leher. Condyl Condylus us merupa merupakan kan bagian bagian dari dari artikul artikulasi asi sendi sendi tempor temporoma omandi ndibul bular, ar, permukaannya konveks dan bagian posteriornya lebih luas daripada bagian anter anterio iorny rnya. a. Pada Pada ekst ekstrem remita itass latera laterall dari dari cond condyl ylus us terd terdapa apatt tube tuberk rkel el temp tempat at perlekatan ligament temporomandibular.
Gambar A.1
Tulang rawan dan tulang rangka mandibula terbentuk dari sel neural crest embrionik yang muncul pada daerah midbrain dan hindbrain dari lipatan neural. Selsel ini berpindah ke ventral, untuk membentuk tonjolan mandibula (dan maksila serta !asial, berde!erensiasi menjadi tulang dan jaringan ikat. Struktur pertama yang terbentuk pada derah rahang bawah adalah cabang mandibula dari sara! trigeminal yang mendahului kondensasi ektomesensimal, untuk memben membentuk tuk lengku lengkung ng brankh brankhial ial (mandi (mandibul bula a pertam pertama. a. "ahulu "ahulu,, adany adanyaa sara! sara! ini dianggap sebagai keharusan untuk merangsang osteogenesis melalui produksi !aktor 1
neurotropik. #andibula berasal dari membran osi!ikasi dan osteogenik yang terbentuk dari kondensasi ektomesensimal pada hari perkembangan ke $%-$&. 'ktomesensimal mandibula ini harus berinteraksi mulanya dengan epitelium lengkung mandibula, sebelum terjadinya osi!ikasi primer tulang intramembranosis hasilnya, terletak di samping tulang rawan #eckel dari lengkung brankhial pertama (mandibula. Pusat osi!ikasi tunggal untuk setiap setengah mandibula, muncul pada minggu ke-% itu pada daerah bi!urkasi sara! alveolar in!erior dan arteri ke cabang mentalis dan incisivus. #embran osi!ikasi terletak di samping tulang rawan #eckel dan bundel neurovaskularnya.
Gambar A.2 Skema
asal mandibula. Pusat osifkasi terletak di samping tulang rawan Meckel pada biurkasi sara alveolar inerior.
)ssi!ikasi terjadi pada membran yang menutupi permukaan luar dari ujung ventral tulang rawan #eckel, dan setiap setengah bagian tulang mandibula dibentuk dari pusat tunggal yang muncul dekat !oramen mentalis pada minggu keenam usia janin. Pada minggu kesepuluh bagian tulang rawan #eckel yang terletak di bawah dan di belakang gigi incisivus dikelilingi dan diinvasi oleh tulang membran. Saat
2
postnatal tulang mandibula terdiri dari dua bagian, yang disatukan oleh sim!isis ber!ibrosa, di mana osi!ikasi terjadi selama tahun pertama.
Gambar A.3
Tulang rawan condylar sekunder muncul selama minggu ke *+ intra uterin sebagai struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condylar ini merupakan primordium dari bakal condyle. Sel-sel tulang rawan berdi!erensiasi dari pusatnya, dan tulang rawan kepala condyle bertambah besar melalui pertumbuhan intersisial dan aposisional. Pada minggu ke *, tanda pertama dari tulang endokondral muncul di daerah condyle. Tulang rawan condyle ber!ungsi sebagai pusat pertumbuhan penting untuk ramus dan tubuh mandibula. Sebagian besar tulang rawan yang berbentuk konus akan digantikan dengan tulang pada pertengahan kehidupan !etus tetapi ujung atasnya tetap ada sampai dewasa, ber!ungsi sebagai tulang rawan pertumbuhan dan tulang rawan artikular. Perubahan posisi mandibula dan bentuknya berhubungan dengan arah dan besar pertumbuhan condyle. ecepatan pertumbuhan condyle bertambah pada masa pubertas, puncaknya antara *,/ 0 * tahun dan normalnya terhenti pada usia + tahun. 1amun adanya tulang rawan yang terus menerus akan berman!aat untuk pertumbuhan yang dapat dilihat pada kelainan pertumbuhan yang dapat dilihat pada kelainan pertumbuhan seperti akromegali.
3
B. Tumbuh Kembang Dagu
"agu yang terbentuk sebagian dari osikel mentalis tulang rawan asesoris dan ujung ventral tulang rawan #eckel, kurang berkembang dengan baik pada bayi. "agu terbentuk sebagai unit terpisah dari mandibula, dipengaruhi oleh jenis kelamin serta !aktor genetik khusus. Perbedaan jenis kelamin pada daerah simpiseal mandibula tidak terlihat jelas, sampai tanda-tanda jenis kelamin sekunder yang lain, terbentuk. 2adi, dagu baru jelas terlihat pada masa remaja, dari perkembangan protuberan mentalis dan tuberkel. 3ila dagu yang kecil terdapat pada orang dewasa dari kedua jenis kelamin, dagu yang besar merupakan ciri khas kejantanan. 45nit6 skeletal dagu mungkin merupakan pencerminan dari gaya !ungsional yang berasal dari otot pterigoid lateral, yaitu dalam menarik mandibula ke depan, stress tidak langsung pada daerah simpiseal mentalis, melalui tarikan ke dalam, 3antalan tulang untuk menahan tekanan otot, yang lebih kuat pada pria, tercermin pada dagu pria yang lebih menonjol. "agu protrusive merupakan trait unik manusia, kurang terlihat pada primate lain dan hominid.
C. Tumbuh Kembang Ramus dan Co!us Penambahan tulang baru yang disediakan oleh condilus menghasilkan satu
pergerakan
pertumbuhan yang
dominant
(translasi
dari
mandibula
secara
keseluruhan. 3agian tepi posterior dari ramus, penghubung (conjunction dengan condilus, juga melalui satu pergerakan pertumbuhan (cortical dri!t yang mengikuti bagian posterior dan bagian lateral. ombinasi dari pertumbuhan condylar dan ramus menghasilkan (* suatu perubahan posisi (mundur dari seluruh ramus (perbatasan tepi anterior mengalami resorpti!, dengan demikian, perpanjangan dari mandibular body terjadi secara bersamaan ( displacement korpus mandibula ke arah anterior 4
($ pemanjangan vertikal dari ramus dimana sebelumnya telah terjadi perubahan mandibula ( pergerakan artikulasi selama perubahan pertumbuhannya. Pada saat ramus tumbuh, dan menetap kembali pada bagian posterior, tuberositas lingual tumbuh dengan tepat dan pindah ke bagian posterior sehingga menyamai letak tuberositas ma7illaris. Pada umumnya pergerakan pertumbuhan mandibula dilengkapi oleh perubahan yang terdapat pada ma7illa. 8ungsi utama pada displacement corpus yaitu pemanjangan posisi pada lengkungan mandibular sehubungan dengan pergerakan pertumbuhan yang komplementer dari ma7illa. Saat ma7illa berpindah ke bagian anterior dan in!erior, terjadi perpindahan mandibula secara bersamaan ke arah yang sama. 9rea muscle attachment pada ramus memainkan suatu peranan penting pada penempatan remodelling dan cortical yang berperan dalam pergerakan arah mandibula ke bawah dan ke atas. 9rea muscle attachment pada prosessus coronoidea dan daerah gonial tersebut menjadi sepenuhnya dibedakan sebagai respons atas perkembangan dan pemungsian dari muscle attachment yang terdapat di dalamnya. #elalui eksperimen, telah diperlihatkan bahwa daerah ini tidak berkembang dengan baik jika otot-otot berpindah dengan sangat cepat atau jika sara! dan pembuluh yang berada pada otot-otot ini dipotong. #andibula terlihat :tumbuh: pada satu arah gaya ke atas dan ke bawah. ;al ini menyebabkan satu masalah penting pada treatment analisis. Sebenarnya, pertumbuhan itu terjadi pada berbagai arah. 5mumnya suatu pertumbuhan cenderung ke arah superior dan posterior, tapi displacement secara bersamaan pada keseluruhan
5
mandibula terjadi secara berlawanan (anterior dan in!erior, tanpa memperhatikan berbagai macam arah pertumbuhan, remodelling, dan local dri!t.
D. Tumbuh Kembang "osessus Al#eolais Mandibula
)si!ikasi meluas dari pusat primer di bawah dan sekitar sara! alveolar in!erior dan cabang incisivusnya, dan ke atas, untuk membentuk saluran bagi gigi sedang bertumbuh. #enyebar dari osi!ikasi intramembranosis ke dorsal dan ventral, terbentuk tubuh dan ramus mandibula. Tulang rawan #eckel menjadi dikelilingi dan dikepung oleh tulang. )si!ikasi berhenti di dorsal pada daerah yang akan menjadi lingula mandibula, dari tempat ini tulang rawan #eckel terus berjalan ke telinga tengah. 9danya bundel neurovaskular memastikan terbentuknya !oramen mandibula dan kanalis serta !oramen mentalis. Cabang brankhial yang pertama, inti dari tulang rawan #eckel, hampir bertemu dengan pasangannya pada sisi berlawanan, ke ventral. Cabang divergen ke dorsal, berakhir pada ruang timpani dari telinga tengah, yang berasal dari kantung !aringeal pertama dan dikelilingi oleh bagian petrosal tulang temporal. 5jung dorsal tulang rawan #eckel berosi!ikasi membentuk dasar dari dua osikel auditori yaitu maleus dan inkus. )sikel ketiga, stapes, berasal terutama dari tulang rawan lengkung brankhial kedua (tulang rawan
trabekula tulang intramembranosis terbentuk tepat di samping tulang rawan yang sedang beresorpsi. 9nyaman tulang yang semula ada di sepanjang tulang rawan #eckel akan segera diganti dengan tulang lamelar, dan sistem ;aversian yang sudah ada sejak bulan ke-/ itu. Tulang ini dapat teremodeling dengan lebih mudah daripada tulang lain, sebagai respon terhadap gerak mengisap dan menelan yang hebat, yang menimbulkan stress pada mandibula. Tulang rawan asesoris sekunder muncul antara minggu ke-*+ dan * itu untuk membentuk kepala condyle, bagian dari prosessus koronoid, dan protruberan mentalis. Tulang rawan mandibula sekunder tidak berhubungan dengan tulang rawan brankhial primer (#eckel dan kondrokranial. Tulang rawan sekunder dari prosessus koronoid terbentuk dalam otot temporalis sebagai pendahulunya. Tulang rawan koronoid asesoris akan bergabung dengan tulang intramembranosis dari ramus dan hilang sebelum lahir. Pada daerah mentalis, pada kedua sisi simpisis, salah satu atau dua tulang rawan kecil terlihat dan terosi!ikasi pada bulan ke-= itu, untuk membentuk berbagai osikel mentalis pada jaringan !ibrosa simpisis. )si!ikel akan bergabung dengan tulang intramembranosis ketika simpisis berhenti berubah dari sindesmosis menjadi sinostosis selama tahun pertama postnatal. Tulang rawan condylar sekunder muncul selama minggu ke-*+ itu sebagai struktur berbentuk konus pada daerah ramal. Tulang rawan condylar ini merupakan primordium dari bakal condyle. Sel-sel tulang rawan berde!erensiasi dari pusatnya, dan tulang rawan kepala condyle bertambah besar melalui pertumbuhan intersisial dan aposisional. Pada minggu ke-*, tanda pertama dari tulang endokondral muncul di daerah condyle. Tulang rawan condyle ber!ungsi sebagai pusat pertumbuhan yang !
penting untuk ramus dan tubuh mandibula. Sebagian tulang rawan yang berbentuk konus akan digantikan dengan tulang pada pertengahan kehidupan !etus tetapi ujung atasnya tetap ada sampai dewasa, ber!ungsi sebagai tulang rawan pertumbuhan dan tulang rawan
artikular. Perubahan
pada posisi mandibula
dan
bentuknya
berhubungan dengan arah dan besar pertumbuhan condyle. ecepatan pertumbuhan
1
condyle bertambah pada masa pubertas, puncaknya antara *
2
- * tahun dan
normalnya, terhenti pada usia + tahun. 1amun, adanya tulang rawan yang terus menerus akan berman!aat untuk pertumbuhan, yang dapat dilihat pada kelainan pertumbuhan seperti akromegali. 3entuk dan ukuran mandibula !etus yang kecil akan mengalami perubahan selama pertumbuhan dan perkembangan.
"
Gambar D.1 Skema
unit skeletal mandibula.
>alaupun mandibula pada orang dewasa, berupa tulang tunggal, secara perkembangan dan !ungsional, dapat dibagi menjadi beberapa unit skeletal. Tulang basal dari tubuh membentuk satu unit, tempat melekatnya prosessus alveolar, koronoid, angular dan condylar serta dagu. #asing-masing unit skeletal ini pola pertumbuhannya dipengaruhi oleh matrik !ungsional untuk unit alveolar aksi otot temporalis mempengaruhi prosessus koronoid otot maseter dan pterigoid medial berpengaruh pada sudut dan ramus mandibula, dan pterigoid lateral mempengaruhi prosessus condylar. 8ungsi lidah dan otot perioral, serta perluasan rongga mulut dan !aring, menimbulkan rangsang untuk pertumbuhan mandibula, agar mencapai potensi maksimal. "ari tulang-tulang wajah, mandibula adalah tulang yang mengalami pertumbuhan postanal paling besar dan mencerminkan variasi mor!ologi terbesar. Pertumbuhan yang terbatas terjadi pada simpisis menti sampai terjadi penggabungan. "aerah utama dari pertumbuhan mandibula postnatal adalah pada tulang rawan condylar, tepi belakang ramus dan ridge alveolar. "aerah-daerah deposisi tulang ini berperan pada penambahan panjang, tinggi dan lebar mandibula. 1amun, selain pertumbuhan dasar ini, juga ada berbagai perubahan-perubahan #
remodeling regional, yang terkena pengaruh !ungsional lokal yang mencakup resorpsi selekti! dan pergeseran elemen-elemen mandibula.
Gambar D.2 Skema
pertumbu$an mandibula dengan mandibula etus %ang dibandingkan dengan mandibula dewasa.
Tulang rawan condyle mandibula memiliki peran ganda dari tulang rawan artikular pada sendi temporomandibular, ditandai dengan lapisan permukaan !ibrokartilage dan sebagai analogus pertumbuhan tulang rawan terhadap bidang epipiseal pada tulang panjang, ditandai dengan lapisan tulang rawan hipertropi yang lebih dalam. Proli!erasi aposisional subartikular dari tulang rawan dalam kepala condyle, merupakan dasar pertumbuhan core medula dari tulang endokondral, permukaan luarnya merupakan tempat terbentuknya kortek tulang intramembranosis. Tulang rawan yang sedang bertumbuh dapat ber!ungsi sebagai matrik !ungsional untuk meregangkan periosteum, merangsang penambahan panjang periosteum untuk membentuk tulang intramembranosis di baliknya. 9sal histologi medula dan kortek yang berbeda, berpengaruh pada penggabungannya. Pembentukan tulang dalam kepala condyle akan menyebabkan ramus mendibula bertumbuh ke atas dan ke
1&
belakang, menggeser seluruh mandibula ke arah bawah dan depan.
miring hampir hori?ontal,
sehingga
pertumbuhan condyle menyebabkan bertambah panjangnya mandibula, bukan penambahan tinggi. arena divergensi posterior dari kedua bagian tubuh mandibula (berbentuk @, pertumbuhan pada kepala condyle dari ramus yang sangat lebar serta tergeser akan menimbulkan pelebaran tubuh mandibula, yang bersama dengan remodeling menyesuaikan diri dengan pelebran dasar kranial. Tidak mungkin terjadi pelebaran intersisial dari mandibula pada simpisis menti yang sudah saling bergabung, setelah tahun pertama selain dari aposisi tulang. "eposisi tulang terjadi pada tepi belakang ramus, disertai dengan resorpsi pada tepi depan, untuk mempertahankan proporsi ramus dan menggerakannya kembali ke belakang dalam hubungannya dengan tubuh mandibula. "eposisiA resorpsi ini akan meluas sampai ke prosessus koronoid, mengenai mandibular notch dan resorpsi yang semakin besar dari !oramen mandibula ke posterior, akan ikut berperan pada pembentukan bidang lingula yang lebih ke depan. Perlekatan otot elevasi dari otot kunyah pada permukaan bukal dan lingual ramus, dan terhadap
11
sudut mandibula serta prosessus koronoid akan mempengaruhi ukuran dan proporsi elemen-elemen mandibula ini.
Mandibula neonatal 'atas() seorang anak berumur 4 ta$un 'tenga$( dan orang dewasa 'bawa$() %ang menun*ukan lebar bagian depan tubu$ mandibula %ang konstan) tetapi dengan perluasan ke lateral dari ramus. Gambar D.3
Pergeseran ke belakang dari ramus, akan merubah tulang ramal menjadi bagian belakang tubuh mandibula. "engan cara ini, tubuh mandibula akan memanjang, daerah posterior molar akan bergerak ke depan ke daerah premolar dan kanainus. ;al ini berarti terbentuknya ruang tambahan untuk erupsi gigi-gigi molar, yang ketiganya berasal dari pertemuan ramus tubuh. Pergeseran ke depan dan perpindahan ramal ke belakang, akan memanjangkan daerah molar mandibula. Pergeseran ke depan dari tubuh mandibula yang sedang bertumbuh akan merubah arah !oramen mentalis selama masa bayi dan anak-anak. 3undel neurovaskular mentalis keluar dari mandibula dengan sudut tegak lurus atau bahkan dengan arah sedikit ke depan pada saat lahir. Pada masa dewasa, !oramen mentalis 12
(dan kandungan neurovaskularnya bergeser ke belakang. Perubahan ini dapat dianggap sebagai akibat petumbuhan tubuh mandibula ke depan, dengan bundel neurovaskular yang ikut terseret. 8aktor lain yang ikut berperan adalah kecepatan pertumbuhan tulang dan periosteal yang berbeda-beda. Bang terakhir ini, melalui perlekatannya yang kuat terhadap condyle dan perlekatannya yang longgar terhadap tubuh mandibula, akan bertumbuh lebih lambat daripada tubuh, yang bergeser ke depan di bawah periosteum. Perubahan arah !oramen memiliki dampak klinis pada penyuntikan anestesi lokal di sara! mentalis pada masa bayi dan anak-anak, jarum dapat diletakan tegak lurus terhadap tubuh mandibula agar masuk ke !oramen mentalis, sedang pada orang dewasa, jarum harus diletakan oblik dari belakang. etak !oramen mentalis juga merubah hubungan vertikalnya dalam tubuh mandibula, dari masa bayi sampai lanjut usia. 3ila ada gigi-gigi, !oramen mentalis terletak di pertengahan antara tepi atas dan bawah mandibula. Pada mandibula tidak bergigi, kurang memiliki ridge alveolar, !oramen mentalis terlihat didekat tepi atas mandibula yang tipis. Prosessus alveolar terbentuk sebagai pelindung terhadap benih gigi dan akan berbayang pada tulang basal tubuh mandibula, serta termani!estasi sebagai lereng yang meluas ke lingual ke ramus untuk tempat molar ketiga. Tulang alveolar gagal terbentuk bila gigi-gigi tidak ada dan akan teresorpsi sebagai respon terhadap pencabutan gigi. Derak ortodonti dari gigi-gigi terjadi pada tulang alveolar yang labil, baik di rahang atas maupun bawah, dan tidak meluas ke tulang basal di bawahnya.
13
Gambar D.4 +ambar
lateral dari mandibula pada masa ba%i) dewasa dan tua) menun*ukan pengaru$ tulang alveolar pada kontur tubu$ mandibula. Peruba$an obliksitas sudut mandibula. ,etak oramen mentalis %ang bervariasi dalam $ubungann%a dengan tepi atas tubu$ mandibula.
"agu, yang terbentuk sebagian dari osikel mentalis tulang rawan asesoris dan ujung ventral tulang rawan #eckel, kurang berkembang dengan baik pada bayi. "agu terbentuk sebagai unit terpisah dari mandibula, dipengaruhi oleh jenis kelamin serta !aktor genetik khusus. Perbedaan jenis kelamin pada daerah simpiseal mendibula tidak terlihat jelas, sampai tanda-tanda jenis kelamin sekunder yang lain terbentuk. 2adi, dagu baru terlihat jelas pada masa remaja, dari perkembangan protuberan mentalis dan tuberkel. 3ila dagu yang kecil terdapat pada orang dewasa dari kedua jenis kelamin, dagu yang besar merupakan ciri khas kejantanan. 5nit skeletal dagu mungkin merupakan pencerminan dari gaya !ungsional yang berasal dari otot pterigoid lateral, yaitu dalam menarik mandibula ke depan, stress tidak langsung pada daerah simpiseal mentalis, melalui tarikan ke dalam. 3antalan tulang untuk menahan tekanan otot, yang lebih kuat pada pria, tercermin pada dagu pria yang lebih menonjol. "agu protrusi! merupakan trait unik manusia, kurang terlihat pada primata lain dan hominid. 14
Protuberan mentalis terbentuk melalui deposisi tulang selama masa anakanak. Tonjolan lebih dipertegas melalui resorpsi tulang di daerah alveolar di atasnya, membentuk cekungan supramentalis yang disebut titik 3 pada terminologi ortodonti. "agu yang kurang berkembang disebut mikrogenia. 'ksostosis yang bersi!at genetik pada permukaan lingual tubuh mandibula, torus mandibularis, terbentuk, biasanya bilateral, pada daerah kaninus-premolar. Torus ini tidak berhubungan dengan perlekatan otot atau matrik !ungsional manapun. Selama masa kehidupan !etus, ukuran relati! dari maksila dan mandibula sangat bervariasi. Pada mulanya, mandibula lebih besar dari maksila, suatu dominasi akan berkurang nantiya melalui perkembangan maksila yang lebih besar pada minggu ke-&, maksila akan menyamai mandibula. Pertumbuhan mandibula yang lebih besaar pada minggu ke-**. Pertumbuhan mandibula berhenti pada minggu ke *$-+, karena berubahanya tulang rawan #eckel menjadi tulang rawan condyle sekunder sebagai pertumbuhan terbesar dari rahang bawah. Pada waktu lahir, maksila cenderung retrognati terhadap maksila, walaupun kedua rahang ini mungkin memiliki ukuran yang sama. eadaan retrognati ini normalnya hilang pada masa postnatal melalui pertumbuhan mandibula yang cepat dan pergeseran ke depan untuk mendapat hubungan ortognasia, atau hubungan maksilo-mandibula klas E angel. Pertumbuhan mandibula yang kurang sempurna menghasilkan hubungan kas EEE angle. #andibula dapat tumbuh lebih panjang daripada maksila.
E. Kelainan "e$embangan
15
#andibula dapat kecil atau tidak ada pada keadaan agnasia yang mencerminkan kurangnya jaringan neural crest pada bagian bawah wajah. 9plasia mandibula dan tulang hioid (sindrom lengkung pertama dan kedua merupakan keadaan letal yang jarang terjadi dengan berbagai cacat orbit dan maksila. Telinga dan osikel auditori yang berkembang dengan baik, serta letaknya ke bawah pada sindrom ini, menunjukan adanya nekrosis ischemia dari mandibula dan tulang hioid yang terjadi setelah perkembangan telinga. #ikrognasia, mandibula kerdil, merupakan tanda dari berbagai sindrom, termasuk sindrom Piere
Treacher
Collin,
progeria,
"own
Sindrom
(trisomi
*,
okulomandibulodisephali (sindrom ;allerman Strei!! dan Turner sindrom (F) komplemen jenis kelamin-kromosom. #ekanisme dismoporgenik sentral dari pembentukan neural crest yang terganggu, migrasi, atau kerusakan ikut beperan pada terjadi hipoplastik mandibula. 2aringan neural crest yang terlalu sedikit atau tidak ada di sekitar cup optik, akan menimbulkan ruang kosong sehingga terbentuk pit optik, umumnya di dekat lengkung brankhial kedua, bergeser ke kranial ke lengkung pertama-ketiga dan telinga akan terletak di atas sudut mandibula. "erivat ektomesensim yang kurang sempurna, terutama tulang sigomatik, maksila dan mandibula, umumnya hipoplastik, menimbulkan berbagai bentuk wajah yang khas untuk s indrom-sindrom ini. Pada sindrom Piere
berjalannya usia. #ikrosomia hemi!asial (sindrom Doldenhar juga menjadi lebih parah dengan pertumbuhan yang terlambat. @ariasi bentuk condyle juga dapat terjadi, diantaranya adalah bi!id condyle atau condyle ganda yang berasal dari tetap adanya septum yang memisahkan tulang rawan condylar !etal. #akrognasia, menimbulkan prognatism, biasanya memiliki si!at turunan, tetapi !enomena pertumbuhan abnormal seperti hiperpituitarism juga dapat menimbulkan pertumbuhan mandibula yang berlebihan, yang makin parah dengan berjalannya usia. ;ipertropi hemi!asial kongenital, terlihat pada saat lahir, cenderung lebih jelas terlihat pada masa remaja. Pembesaran unilateral dari mandibula, !osa mandibula dan gigi-gigi, belum diketahui penyebabnya. Suatu keadaan yang lebih sering kita jumpai adalah hiperplasia condyle unilateral, yang terisolir.
DA%TAR "U&TAKA 1!
T.>. Sadler. ++G. Medical Embryology Langman. *+th ed. 2akartaA 'DC D.;. Sperber. ++*. Craniofacial Development . ondonA 3C "ecker Enc 9very, 2.. ++ Oral Development and Histology, Thieme, 1ew Bork 3ishara, '.S., ++* Textbook of Orthodontics! >.3. Saunders Co., Philadelphia #oyers, <.'. et al., ++* Handbook of Orthodontics., #edical Publishers Bear 3ook Enc., 5S9
1"