TUGAS PRAKTIK SURVEI GNSS “PENGENALAN SOFTWARE TEQC” Dosen Pengampu: Anindya Sricandra Prasidya, S.T., M.Eng.
Disusun oleh Kelompok 10: 1. Devi Wahyu Puspitasari
(17/411133/SV/13060) (17/411133/SV/13060)
2. Dhimas Aulia Rochman
(17/411134/SV/13061) (17/411134/SV/13061)
3. Ni Luhtitisari A.D.M
(17/415776/SV/13641) (17/415776/SV/13641)
4. Feryan Rachmat Wibowo
(17/416846/SV/14584) (17/416846/SV/14584)
5. Galuh Qori’ah Fahmah S S
(17/416847/SV/14585)
6. Isnafinda Kusuma A
(17/416851/SV/14589) (17/416851/SV/14589)
7. Pratiwi Vaherera
(17/416859/SV/14597) (17/416859/SV/14597)
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019
A.
Perangkat Lunak TEQC TEQC merupakan perangkat lunak yang dikeluarkan oleh UNAVCO yang
digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam pre-processing data GNSS (Ester, L dan Stuart, W., 2014). 1.
Translation, membaca file GNSS data pengamatan asli dan digunakan untuk konversi ke dalam data format lain.
2.
Editing, digunakan dalam editing pada data pengamatan seperti melakukan pemotongan dan koreksi dari file RINEX hasil konversi.
3.
Quality check, memeriska kualitas data GPS dan/atau GLONASS data RINEX pengamatan file dengan atau tanpa file navigasi dengan ephemeris.
B.
Cara Kerja Perangkat Lunak TEQC
Algoritma dasar yang digunakan dalam TEQC untuk cek kualitas mengikuti persamaan yang sama dengan
yang digunakan dalam program QC UNAVCO.
Pengukuran fase dan pseudorange dimodelkan sebagai berikut (Hatc h, 1982; Kelecy, 1990; Rocken dkk., 1996 dalam Estey, L.H. dan Meertens, C.M., 1999):
Dalam hal ini : Li
: data fase yang dapat diamati untuk frekuensi i (yaitu, RINEX LI atau L2)
Pi
: data pseudorange yang dapat diamati untuk frekuensi i (yaitu, RINEX P1 atau P2)
R
: jarak antara satelit dan antena
c
: kecepatan cahaya
dtr
: kesalahan jam receiver
dts
: kesalahan jam satelit
Ii
: kesalahan ionosfer untuk frekuensi i
N
: penundaan atmosfer netral
mi
: multipath fase untuk frekuensi i
Mi
: multipath pseudorange untuk frekuensi i
niλ i
: ambiguitas fase panjang gelombang integer untuk frekuensi i
Pengecekan file data pengamatan dalam format RINEX yang digunakan sebagai input dalam pengolahan dilakukan dengan perangkat lunak TEQC metode qc-full, dimana proses pengecekan melibatkan file observasi yang berekstensi *.yyo serta file navigasi (GPS) yang berekstensi *.yyn. Hal ini agar diperoleh informasi yang lengkap mengenai kondisi dan kualitas data. Selain itu dengan menggunakan metode qc-full, TEQC dapat memperoleh informasi mengenai posisi satelit yang terekam pada data pengamatan. Dalam melakukan pengecekan data menggunakan TEQC,
ada
beberapa parameter
yang
harus
terpenuhi
agar
data
dapat
dikualifikasikan baik (Lestari, 2006), diantaranya adalah: 1. Nilai MP1 dan MP2 kurang dari 0,5 m. 2. Nilai IOD slips kurang dari 100. 3. Nilai IOD or MP slips kurang dari 100. 4. Tingkat perekaman data, semakin mendekati 100% semakin baik
Nilai MP1 dan MP2 merupakan multipath yang merupakan kombinasi linear antara pengamatan pseudorange dan carrier phase,
yang menunjukkan
multipath
pseudorange L1 untuk pengamatan kode C/A atau P, dan multipath pseudorange L2 untuk pengamatan kode P. Nilai ini menunjukkan rata-rata (RMS) multipath MP1 dan MP2 dalam meter. Pada mode qc-full nilai MP1 dan MP2 adalah saat pengamatan berada di atas elevation mask. Dalam TEQC, MP1 dan MP2 dimodelkan dengan persamaan berikut (Estey, L.H. dan Meertens, C.M., 1999):
Sementara itu, IOD slips,
IOD or MP slips adalah efek dari kondisi
atmosfer
terutama pada lapisan ionosfer yang mempengaruhi kecepatan sinyal GPS dari satelit ke receiver, pada TEQC dimodelkan dengan persamaan (5):
Tingkat perekaman data dapat dilihat pada nilai persentase pengamatan (%). Nilai % ini merupakan perbandingan antara jumlah perekaman data riil (complete observation) terhadap jumlah perekaman data yang mungkin (possible observation) saat pengamatan berada di atas elevation mask, yang dinyatakan dalam persen. Parameter-parameter tersebut yang selanjutnya digunakan untuk menganalisa file observasi RINEX
sebelum dilakukan pengolahan.
Parameter-parameter
tersebut
dapat
dilihat
pada ringkasan
laporan
keluaran
program TEQC, seperti pada contoh berikut :
C.
first epoch
: waktu pengamatan dimulai
last epoch
: waktu pengamatan berakhir
hrs
: lama pengamatan
dt
: interval pengamatan
#expt
: jumlah perekaman data yang mungkin (possible observation)
#have
: jumlah perekaman data riil (complete observation)
%
: rasio antara nilai #have terhadap nilai #expt
mp1 dan mp2
: nilai RMS multipath
o/slps
: rasio antara jumlah pengamatan terhadap jumlah slip
Kemampuan Perangkat Lunak TEQC
Perangkat lunak TEQC dapat juga digunakan untuk: 1.
Translate (mengubah) format biner asli tertentu (misalnya, Trimble .*dat) ke dalam format data RINEX dengan file observation dan/atau tanpa fil e nevigation.
2.
Memeriksa file RINEX atau spesifikasi file untuk memenuhi versi RINEX.
3.
Memodifikasi (editing) etiap field header RINEX ke dalam file RINEX dan output-nya.
4.
Quality check pada data observasi file RINEX, tanpa melibatkan data file navigasi (disebut qc-lite, dengan TEQC tidak memilki informasi posisi satelit).
5.
Quality check pada data observasi file RINEX , dengan melibatkan data navigasi (disebut qc-full, dengan TEQC memiliki informasi posisi satelit).
6.
Melakukan pemotongan (menentukan rentang waktu yang digunakan) atau menggabungkan dua atau lebih file RINEX.
7.
Membuat file RINEX baru dengan sampling interval lebih lama, misalnya dari 1 detik sampai dengan 30 detik.
D.
Pengecekan Kualitas data RINEX dengan TEQC
Sebelum melakukan pengolahan data dengan menggunakan software GARMIT, terlebih dahulu dilakukan pengecekan kualitas data pengamatan dalam format RINEX dengan menggunakan perangkat lunak TEQC. Pengecekan data dilakukan untuk mengetahui waktu mulai dan berakhirnya setiap pengamatan, nilai multipath yang terjadi, interval perekaman, total satelit dan informasi lainnya. Untuk menjalankan TEQC perlu membuka Command Prompt terlebih dahulu pada sistem operasi windows, file observasi yang akan dilakukan pengecekan diletakkan dalam satu direktori dengan software teqc.exe. sebelum menjalankan perintah TEQC, Command Prompt harus masuk ke direktori TEQC. Setelah itu masukkan perintah berikut: teqc + qc
contoh perintah ini pada titik pengamatan dengan nama file log0102b.14o adalah : teqc + qc log0102b.14o.
Untuk dapat membaca informasi pada gambar tersebut dibutuhkan perintah teqc ++sym untuk mendapatkan keterangan simbol tersebut.
Gambar : Simbol informasi data observasi log0102b.14o pada TEQC
Gambar : Keterangan simbol informasi pada TEQC
E.
Konversi Data Mentah GPS/GNSS (Raw Data) menjadi RINEX dengan TEQC
Hal yang harus dilakukan dalam mengonversi Raw Data menjadi RINEX dengan TEQC adalah sebagai berikut: 1.
Melakukan convert raw data dengan menggunakan TEQC
a.
Mengcopy software TEQC ke dalam folder raw dara berada.
b.
Membuka Command Prompt
c.
Masukkan pada folder RINEX berada
d.
Mengetikkan perintah convert raw dara berdasarkan jenis ekstensi raw data .jps → JAVAD .tps → TOPCON .dat → TRIMBLE .mdb → LEICA -
Untuk data JAVAD “teqc – jav jps (nama file raw data.jps) > (nama file
observation.Yyo)”
contoh : teqc – jav jps Makro2.jps > mak2.16o keterangan :
Jav jps : command untuk convert raw data JAVAD
Mak2.16o : nama file RINEX hasil convert dari raw data (*.16o) dengan 16 menunjukkan tahun perekaman data.
-
e.
Untuk raw data dari GPS lain :
Tr d
: Trimble RT17/RT27 download in .dat/ .tgd format
Jav jps : Javad JPS format
Top tps : Topcon TPS format
Lei mdb : Leica MDB format
Sep sbf : Septentrio Binary Format (SBF)
Membuka file *.Yyo untuk melihat file RINEX yang dihasilkan
f.
Catat Receiver Type, Time of First Observation, Time of la st Observation, dan Interval Pengamatan.
g.
Menamai file RINEX sesuia dengan standar penamaan file *.Yyo Contoh : mak21330.16o
h.
2.
Lakukan untuk semua file raw data yang disediakan.
Mengubah interval pengamatan
Untuk file RINEX, contoh makro4, memiliki interval pengamatan 15 detik. Pada pengolahan data GPS akan menggunakan interval 30 detik. Untuk mengubahnya dilakukan langkah berikut. a.
Mengcopy software TEQC ke dalam folder RINEX berada.
b.
Masuk pada folder RINEX berada dengan menggunakan Command Prompt.
c.
Mengetikkan perintah: Teqc
–
O.dec
(interval
pengamatan)
(nama_file_observasi)
(nama_file_observasi_baru) Contoh : Teqc – O.dec 30 mak4.16o > mak4_1.16o d.
Melihat file rinex yang dihasilkan (file mak4_1.16o).
>
e.
Mengubah file rinex yang telah meiliki interval 30 detik (file ma k4_1.16o) menjadi 15 detik. Caranya dengan menggunakan perintah pada point 2.c.
3.
Membagi data ada file observasi
a.
Mengcopy software TEQC kedalam folder RINEX berada.
b.
Contoh : membuka file makro4.16o
Data makro4.16o dimulai pada tanggal 12 mei 2016 dan berakhir pada 15 mei 2016. Hal ini menunjukkan pengukuran dilakukan selama 4 har i. c.
Masuk pada folder RINEX berada dengan Command Prompt
d.
Mengetikkan perintah pada command prompt : teqc – st +dh (nama file observasi) > (nama file observasi baru)
contoh : teqc +st yymmddhhmmss.00 +dh 24 original.rinex > new.rinex teqc +st 160512085300.00 +dh 15 makro4.16o > makro4_1.16o teqc +st 160513000000.00 +dh 23 makro4.16o > makro4_2.16o e.
Melihat hasil file RINEX yang telah dihasilkan.
f.
4.
Melakukan pembagian data untuk 2 hari berikutnya.
Melakukan kontrol kualitas data dengan TEQC
a.
Mengcopy software TEQC ke dalam folder RINEX berada.
b.
Untuk kontrol kualitas data menggunakan TEQC, dapat dilakukan dengan Full Quality Check (menggunakan data navigaasi). Mengcopy file navigasi (*.YYn) ke dalam folder RINEX yang akan dilakukan kontrol kualitas data. File navigasi sesuai dengan doy dari file RINEX yang akan dilakukan kontrol kualitas data.
c.
Mengetikkan perintah : teqc + qc – nav
Contoh : teqc +qc – nav brdc1340.16n mak41340.16o d.
Untuk melihat hasilnya pada file *.YY
e.
Melakukan analisis dan mencatat informasi apa saja yang terdapat pada hasil kontrol kualitas data.
5.
Melakukan convert data *.YYd menjadi *.YYo dengan hatanaka
a.
Mengcopy software hatanaka (crx2rnx) ke dalam folder file *.YYd yang akan di-convert.
b.
Mendownload file *.YYd untuk 5 stasiun IGS : COCO, DARW, DGAR, KARR, dan PIMO (masing-masing 1 doy)
c.
Masuk pada folder file *.Yyd berada dengan menggunakan command prompt.
d.
Mengetikkan perintah : crx2rnx (nama file .YYd) > (nama file .YYo)
contoh : (untuk stasiun COCO) crx2rnx coco0470.16d > coco.16o
Hasilnya ada 2 file yaitu : coco.16o dan coco0470.16o File observation nya adalah coco0470.16o
e.
Membuka file *.Yyo yang telah dihasilkan.
f.
Melakukan hal yang sama untuk stasiun lain.