LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PIAGET DAN SKEMATA SERTA TEORI PENGOLAHAN INFORMASI
Mata kuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Oleh:
Sugiyono (NIM 120311521772)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2013
SKEMATA DAN TEORI PENGOLAHAN INFORMASI BERDASARKAN PIAGET
1. Skemata
Menurut Piaget, skemata merupakan representasi bentuk dari seperangkat persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan, dan merupakan dasar pembangunan pemikiran. Skemata selalu berkembang sejalan dengan kapasitas pengalamannya. Dalam perkembangannya skemata sebelumnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari skemata baru. Skemata berawal dari teori skema, yang menggambarkan proses dimana pembelajar membandingkan latar belakang pengetahuan yang mereka miliki dengan informasi yang baru akan didapatkannya. Menurut Piaget, skema mencakup kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. 2. Pengolahan Informasi Menurut Piaget
Teori pengolahan informasi menurut Piaget, didasari oleh teori adaptasi kognitif. Sebagaimana setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau bila perlu merubah, menjawab dan
menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Pemrosesan informasi menurut Piaget meliputi: 1.
Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
2.
Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skemayang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
3.
Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
4.
Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi. Upaya mengaktifkan skemata dalam pembelajaran siswa adalah
dengan menggunakan advance organizer atau pengorganisasian awal. Contoh advance organizer atau pengorganisasian awal adalah: menggunakan Visual aids (bantuan visual) berupa gambar, melakukan demonstrasi, berbicara tentang pengalaman hidup yang nyata yang dihubungkan dengan materi pelajaran yang ada, memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang ada, melakukan diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Ami Achsin, Beberapa Metode Belajar Mutakhir . (IKIP Ujung Pandang; 1985). Mochamad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar . (Sinar Baru Bandung; 1987) Bhattacharya, K. & Han, S. Piaget and cognitive development . In M. Orey (Ed.), Emerging perspectives on learning, teaching, and technology. (2001). Jerome Kagan, Lang, Cynthia. Psychology and education. (United States America. Harcourt Brace Jovanovich; 1978). E. Richard Mayer, Educational Psychology. (California.Harvard Collins; 1986).
Mochamad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar . (Sinar Baru Bandung; 1987) IMPLIKASI TEORI PIAGET DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Menurut Piaget pengetahuan merupakan proses dari tindakan, baik fisik dan/atau mental pada objek, images dan symbol-simbol. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah : 1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Sehingga guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak 2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya. Teori Piaget memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan secara umum. Dalam pembelajaran matematika, teori piaget juga mewarnai bentuk-bentuk model, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini tampak dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung student centered, sehingga siswa mampu membangun pengetahuan dengan memperhatikan perbedaan individual tanpa mengesampingkan interaksi sosial. Salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang menerapkan teori perkembangan kognitif Piaget, yaitu pendekatan pembelajaran tipe SAVI dengan berbasis masalah kontekstual. Dave Meier mengemukakan idenya tentang pendekatan belajar SAVI (Somatis, Auditory, Visual, Intellectual) yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Keempat cara belajar itu harus ada secara simultan agar proses belajar berlangsung optimal. Masalah yang diberikan pun sebaiknya adalah masalah kontekstual. Menurut Armanto (2008) masalah kontekstual adalah masalah yang merepresentasikan hadirnya lingkungan nyata bagi siswa, dapat
dipandang, dapat dibayangkan, terjangkau imajinasi, menggambarkan situasi kehidupan, situasi bersifat fantasi, dan situasi matematis.
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PIAGET
Satuan Pendidikan : SMA Semester
:1
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar
: Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogif
1. Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
1. Menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk belajar dan mengecek kehadiran siswa. 2. Mengingatkan pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari. 3. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran dengan jelas 4. Mengajukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi guna merangsang rasa ingin tahu dan motivasi belajar siswa 5. Menyampaikan garis besar materi dan mengajak siswa terlibat sejak awal 2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)
1. Meminta siswa melakukan pengamatan secara langsung terhadap benda nyata disekitar yang berkaitan dengan materi dan menggunakannya untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Misalnya: papan absensi, raport, jadwal pelajaran, jadwal piket, data di koran dan lain-lainya. 2. Melakukan tanya jawab secara klasikal untuk membicarakan masalah yang telah diajukan. 3. Memberikan gambaran bentuk penyelesaian dari masalah yang telah diajukan.
3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)
1. Membagi siswa dalam kelompok dengan anggota yang heterogen 2. Setiap kelompok melakukan kegiatan dengan menggunakan benda nyata atau media pembelajaran yang telah disiapkan guna menyelesaikan masalah yang telah diajukan sebelumnya. 3. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas hasil kegiatan yang telah mereka lakukan. 4. Guru membimbing siswa untuk memecahkan masalah yang telah diajukan sebelumnya. 5. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan kelompok lain menanggapi. 6. Guru memberikan latihan soal dan setiap siswa mengerjakannya secara individu. 4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)
1. Memberi kesempatan pada siswa untuk menampilkan apa yang mereka peroleh dari kegiatan pembelajaran tersebut baik secara individu, kelompok atau klasikal 2. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan menggunakan peta konsep. 3. Guru memberikan penguatan terhadap materi. 4. Guru dan siswa melakukan refleksi dan melakukan perbincangan dengan siswa tentang kegiatan belajar pada hari itu dan mendengarkan keluhan siswa, memberikan umpan balik dan evaluasi kinerja