Teori Belajar Piaget dan Vygotsky A. Teori Belaj Belajar ar Piage Piagett
Piaget memiliki nama asli Jean Piaget merupakan salah satu tokoh psikologi yang terkena terkenall dengan dengan teori teori kogniti kognitifny fnya. a. Teori eori kognit kognitif if yang yang dikemb dikembang angkan kan oleh oleh Piaget Piaget sangatlah berpengaruh penting terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Berdasarka Berdasarkan n penelitian penelitiannya, nya, Piaget Piaget menyataka menyatakan n bahwa cara berfikir berfikir anak kurang kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa dari segi pengetahuan. Hal ini dipengaruhi karena seorang anak kalah pengetahuan dengan orang dewasa, tetapi juga berbeda secara kualitatif . Sebab fokus penelitian Piaget yaitu tahapan umur sangat mempengaruhi kemampuan seorang indiidu untuk menyerap pengetahuannya. Selain itu Piaget juga menyatakan pendepatnya perkembangan kognitif bukan hanya adanya adanya interaksi interaksi lingkunga lingkungan n saja ataupun ataupun kemampuan kemampuan indiidu. indiidu. !amun perkembangan perkembangan kognitif merupakan hasil interaksi antara lingkungan dan indiidu.
1. Aspe Aspek k Kog Kogni niti tiff Pia Piage gett
a. "ematangan "ematangan "ematangan merupakan merupakan hasil perkembanga perkembangan n susunan susunan syaraf. "ematangan sistem syaraf menjadi suatu hal yang penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara secara maksim maksimum um dari dari pengal pengalama aman n fisik fisik yaitu yaitu pengal pengalama aman n yang yang dipero diperoleh leh melalu melaluii interaksi dengan lingkungan.
b. Pengalaman Pengal Pengalama aman n yaitu yaitu hubung hubungan an timbal timbal balik balik antara antara organi organisme sme dengan dengan dunian dunianya. ya. #nteraksi antara indiidu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi $kemampuan indiidu untuk menyesuaikan secara cepat dan tepat% indiidu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
c. #nte #ntera rak ksi So Sosial sial #nte #nterak raksi si sosia sosiall yait yaitu u peng pengaru aruh& h&pe peng ngar aruh uh yang yang dipe dipero roleh leh dalam dalam hubu hubung ngan an lingkungan lingkungan sosial. sosial. 'ingkungan sosial dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif. (ontohnya adalah dalam hal pergaulan. Pergaulan dapat menjadi faktor pemacu ataupun penghambat penghambat suatu perkembangan perkembangan indiidu.
d. Proses pengaturan diri $)*uilibrasi% Proses Proses pengat pengatura uran n diri diri dan dan pengor pengoreks eksii diri, diri, mengat mengatur ur intera interaksi ksi indii indiidu du dengan dengan lingkungan lingkungan maupun pengalama pengalaman n fisik, fisik, pengalaman pengalaman sosial dan perkemban perkembangan gan jasmani jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.
2. Terjadinya Perkembangan Terjadinya perkembangan menurut Piaget dimulai dengan skema yaitu suatu pola perilaku atau berfikir yang digunakan saat berinteraksi dengan lingkungan dalam memperoleh pengetahuan baru. Jadi ketika indiidu memperoleh pengalaman maka indiidu tersebut akan menyusun pengalaman tersebut menjadi suatu kesatuan sistem. (ontohnya yaitu ketika di sekolah dasar hal pertama yang dipelajari dalam bangun datar adalah nama dan bentuk&bentuk bangun datar. Setelah pada tahap tingkatan kelas yang lebih tinggi kemudian siswa akan mempelajari hal yang lebih kompleks lagi yaitu jenis& jenis dari bentuk bangun datar misal jenis segitiga. +alam mempelajari hal tersebut anak akan menyusun konsep berfikirnya dengan konsep dasar nama dan bentuk bangun datar kemudian mengembangkan konsep tersebut dengan jenis&jenis segitiga. Setelah menyusun skema maka seorang indiidu akan melakukan adaptasi yaitu proses menyesuaikan skema dalam respon terhadap lingkungan yang terdiri dari asimilasi dan akomodai. Setelah indiidu melakukan adaptasi maka terdapat dua kemungkinan yaitu adaptasi tersebut mengalami gangguan ataupun tidak mengalami gangguan. "etika adaptasi tidak mengalami gangguan maka tahap selanjutnya yaitu asimilasi. Asimilasi yaitu suatu proses memahami pengetahuan baru atau kejadian baru yang dihubungkan dengan skema yang sudah ada. (ontohnya yaitu dalam mengenal angka siswa dapat membedakan dengan benar antara angka dan angka -. Setelah terjadi asimilasi proses selanjutnya yaitu equilibrasi suatu keseimbangan antara skema yang telah diketahui dengan objek baru atau kejadian baru. Sebaliknya, ketika menyusun skema kemudian melakukan adaptasi dan dalam melakukan adaptasi seorang indiidu mengalami kegagalan maka indiidu tersebut akan mengalami disequilibrium yaitu ketidakseimbangan antara skema yang telah diketahui dengan pengetahuan baru atau kejadian baru. (ontohnya dalam mengenal angka seorang anak memiliki salah konsep mengenai angka dan angka -. "etika mengalami salah konsep maka anak tersebut membutuhkan peran guru sebagai pembetul konsep berfikir anak. Peran guru ini disebut sebagai proses akomodasi yaitu suatu proses memodifikasi skema yang ada dengan pengetahuan atau pengalaman baru. Setelah terjadi akomodasi barulah akan terjadi new equilibrium.
. Ta!ap Perkembangan "ntelektual
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
a. Ta!ap #ensorimotor terjadi pada tahap umur &/ tahun. Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang berkembang dan melalui aktiitas motor. $+iane, ). Papalia, Sally 0endkos 1ld and 2uth +uskin 3eldman, /45/6/%. 7ktiitas kognitif terpusat pada aspek alat indra $sensori% dan gerak $motor%, artinya dalam peringkat ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat drianya dan pergerakannya. b. Ta!ap Pra$%perasional terjadi pada tahap umur /&8 tahun. Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktiitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. 7nak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda9tanda dan simbol. (ara berpikir anak pada tingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. &. Ta!ap %perasional Konkrit terjadi pada tahap 8&66 tahun. Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. +alam tahap ini, anak telah hilang kecenderungan terhadap animism dan articialisme. )gosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas&tugas konserasi menjadi lebih baik. !amun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak&anak pada tahap operasional kongkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas&tugas logika. $:att Jaris, /6656;-& 6<%. d. Ta!ap %perasional 'ormal yaitu terjadi di tahap umur 6/ tahun ke atas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat menggunakan operasi&operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. $ :att Jaris, /665666 ). "emajuan pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. (. "mplikasi Teori Perkembangan Kognitif Pembelajaran )atematika Piaget terkenal dengan teori perkembangan kognitifnya. #a memaparkan bahwa terkait dengan perkembangan usia, maka kemampuan kognitif anak juga berkembang. Piaget kemudian membagi perkembangan kognitif anak dalam empat tahap yaitu tahap sensori motorik, tahap praoperasional konkrit, tahap operasional konkrit dan tahap operasional formal. Perkembangan kognitif yang dipengaruhi oleh usia inilah yang kemudian menjadi acuan guru&guru di #ndonesia dalam mengajar matematika. Pemahaman bahwa anak&anak perlu kapasitas struktur kognitif tertentu untuk mempelajari matematika pada tingkat tertentu berimplikasi pada strategi
mengajar guru. :isalnya, anak pada taraf berpikir operasional konkrit maka materi matematika hendaknya dihadirkan melalui objek konkrit yang dapat dimanipulasi oleh siswa. +engan demikian, belajar matematika menurut teori Piaget perlu disesuaikan
dengan
taraf
perkembangan
kognitif
indiidu.
=uru
harus
mempertimbangkan jenis dan model interaksi yang sesuai dengan taraf berpikir anak. *. Kritik Ter!adap Teori Piaget
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif mendapat kritik antara lain dianggap mengabaikan pengaruh interaksi sosial terhadap perkembangan manusia $'aurenco > :achado, 6--56<%. +alam hal ini, belajar hendaknya juga dipandang sebagai proses perubahan indiidu dalam interaksinya dengan lingkungan sosial dan budaya. +engan demikian, belajar bukan sekedar hasil pencapaian dan perkembangan struktur kognitif. +alam pandangan Piaget sebagai ahli biologi, maka kematangan dipengaruhi oleh usia. !amun apakah pengalaman, transmisi sosial dan e*uilibrasi juga dipengaruhi oleh usia? "etiga faktor tersebut merupakan faktor eksternal sehingga seharusnya menjadi bersifat relatif karena tergantung bagaimana indiidu itu berinteraksi. Bila lingkungan sosial budaya diperhitungkan maka kecepatan perkembangan kognitif antar indiidu pada usia yang sama dapat berbeda, hal ini tergantung pada ariasi dan intensitas pengalaman belajar anak melalui lingkungan sekitarnya. Teori belajar matematika yang mengacu pada teori perkembangan kognitif Piaget cenderung mengabaikan pengetahuan intuitif anak tentang matematika. Hal ini karena teori Piaget kurang memperhitungkan adanya faktor sosial yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. :enurut Piaget $Starkey > "lein, /6;5 /<<%, pengetahuan matematika anak tidak akan muncul hinggga anak memasuki periode berpikir operasional konkrit yaitu usia sekitar atau 8 tahun saat anak memasuki sekolah
dasar.
Padahal,
Starkey
>
"lein
$/6;5/<;%
menyatakan
bahwa
perkembangan matematika hadir sejak titik awal kehidupan dan berkembang pesat saat usia dini. +. Kelebi!an dan Kekurangan Teori Piaget Kelebi!an
⁻
Kekurangan
Penerapan pembelajaran disesuaikan ⁻ Tidak semua anak memiliki dengan tahapan perkembangan intelektual, kemampuan yang sama pada tahap sehingga akan mempermudah penyampaiannya perkembangan intelektualnya. terhadap siswa.
:endorong anak lebih aktif, kreatif, dan komunikatif. B. Teori Belajar Vygotsky 1. Peranan "nteraksi #osial
⁻
:enurut @ygotsky, setiap indiidu berkembang dalam konteks sosial. Perkembangan pemikiran anak dipengaruhi oleh interaksi sosial dalam konteks budaya di mana ia dibesarkan. :enurut @ygotsky $Salkind, /;5 /84%, setiap fungsi dalam perkembangan budaya anak akan muncul dua kali yaitu pada mulanya di tingkat sosial dalam hubungan antarmanusia atau interpsikologi, kemudian muncul di tingkat personal dalam diri anak atau intrapsikologi. Hal ini berarti, perlu mengetahui proses sosial dan budaya yang membentuk anak untuk memahami perkembangan kognitifnya. "emajuan perkembangan kognitif anak diperoleh sebagai hasil interaksi sosial dengan orang lain. 1rang lain di sini tidak selalu orangtua, melainkan bisa orang dewasa lain atau bahkan teman sebaya yang lebih memahami tentang sesuatu hal. #nteraksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual
siswa.
"onsep
ini
oleh
@ygotsky
dinamakan pemagangan kognitif $cognitie apprenticeship%. Pemagangan kognitif mengacu pada proses di mana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang menguasai permasalahan yang dipelajari. Jadi, dapat berupa orang dewasa atau kawan sebaya $Slain, /5/8%. Setiap anak akan melewati dua tingkat $leel% dalam proses
belajar, yaitu pertama pada leel sosial, yaitu anak melakukan kolaborasi
dengan orang lain dan kedua pada leel indiidual, yaitu anak melakukan proses internalisasi
$Jones
>
Thornton,
6--A564%.
:enurut
Solso
$6--65A4;%,
internalisasi merupakan proses transformasi tindakan eksternal $perilaku% menjadi kerja psikologis internal $proses%. 2. ,aera! Perkembangan Terdekat
+aerah Perkembangan Terdekat $one of ProCimal +eelopment% @ygotsky mengemukakan konsep tentang one of ProCimal +eelopment $P+%, yang dapat
diartikan
sebagai
+aerah
Perkembangan Terdekat
$+PT%.
:enurut
@ygotsky, perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan
aktual
tampak
dari
kemampuan
seseorang
untuk
menyelesaikan tugas&tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas&tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. @ygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas&tugas atau masalah kompleks yang masih berada pada jangkauan
kognitif
siswa
atau
Perkembangan Terdekat $one
tugas&tugas
tersebut
berada pada
+aerah
of ProCimal +eelopment $P+%%. @ygotsky
$Taylor, 6--A5 <% mendefinisikan one of ProCimal +eelopment $P+% sebagai berikut. P+ $+PT% adalah jarak antara taraf perkembangan aktual, seperti yang nampak dalam pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial,
seperti
yang
ditunjukkan
dalam
pemecahan masalah
di
bawah
bimbingan orang dewasa atau dengan bekerja sama dengan teman sebaya yang lebih mampu. +alam definisi di atas, taraf perkembangan aktual merupakan batas bawah
P+
$+PT%, sedangkan taraf perkembangan
potensial merupakan batas
atasnya. @ygotsky juga mencatat bahwa dua anak yang mempunyai taraf perkembangan aktual sama, dapat berbeda taraf perkembangan potensialnya. Jadi P+ $+PT% mereka masing&masing berlainan meskipun berada dalam situasi belajar yang sejenis $Jones > Thornton, 6--A5/%.+efinisi P+ $+PT% di atas dipahami sebagai berikut5
jika
sebuah masalah dapat diselesaikan secara mandiri $tanpa
bantuan orang lain atau guru% oleh siswa, maka siswa tersebut telah berada pada taraf kemampuan aktualnya. Tetapi, jika masalah tersebut baru dapat diselesaikan oleh siswa dengan bantuan orang lain $guru atau teman sebaya% yang lebih memahami masalah, maka siswa tersebut telah berada pada potensialnya.
Jika
guru
mengajukan
taraf
kemampuan
masalah untuk dipecahkan oleh siswa
sebaiknya masalah itu berada di antara taraf kemampuan aktual
dan
taraf
kemampuan potensial, atau masalah berada pada daerah jangkauan kognitif siswa. +emikian juga dalam pembelajaran :atematika yang memiliki sifat hierarki dalam suatu struktur tertentu, misalkan siswa akan mempelajari materi P untuk pertama kalinya. Jika siswa telah menguasai dengan baik materi prasyarat untuk mempelajari materi P, maka siswa telah berada pada taraf kemampuan aktualnya. Jika siswa menguasai secara tuntas materi P setelah mengikuti proses pembelajaran, maka siswa berada pada tingkat kemampuan potensialnya.
Pengaturan dan panduan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu itu disebut scaffolding. #stilah ini juga dikemukakan oleh Bruner $dalam 7rends, 6--856<%. :enurut 1rmrod $6--<5A4%, scaffolding support mechanism, provided by a more competent individual, that helps a learner successfully perform a task within
his or her ZPD. "utipan ini dapat
dimaknai bahwa scaffolding adalah pemberian bantuan $tuntunan% yang dapat mendukung siswa lebih kompeten dalam usahanya menyelesaikan tugas di daerah jangkauan konitifnya. Scaffolding ini memberikan
petunjuk
dapat
kecil mengenai
apa
berupa yang
penyederhanaan harus
dilakukan
tugas, siswa,
pemberian model prosedur penyelesaian tugas, menunjukkan kepada siswa apa saja yang telah dilakukannya dengan baik, pemberitahuan kekeliruan yang dilakukan siswa dalam langkah pengerjaan tugas, dan menjaga agar rasa frustasi siswa masih berada pada tingkat yang masih dapat ditanggungnya. Pemberian tuntunan berangsur&angsur harus dikurangi seiring dengan semakin mahirnya siswa menyelesaikan tugas. :enurut Tharp > =allimore $6-445A<%, tingkat perkembangan P+ $+PT% terdiri atas empat tahap, yaitu5 a. Ta!ap Pertama- )ore ,ependen&e to %t!ers #tage . Tahapan dimana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain,seperti teman&teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain&lain. +ari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif. b. Ta!ap Kedua- ess ,ependen&e /0ternal Assisten&e #tage. Tahap dimana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri. c. Ta!ap Ketiga- "nternaliation and Automatiation #tage . Tahap
dimana
kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. "asadaran akan pentingnya
pengembangan
diri
dapat
muncul
dengan sendirinya
tanpa
paksaan dan arahan yang lebih besar dari pihak lain. 0alaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai kematangan yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri yang matang. d. Ta!ap Keempat- ,e$automatiation #tage. Tahap dimana kinerja anak mampu
mengeluarkan
dilakukan secara
perasaan
dari
kalbu, jiwa,
dan
berulang&ulang, bolak&balik, recursion.
emosinya
yang
Pada tahap ini,
keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya. "eempat tahapan perkembangan P+ $+PT% di atas dapat digambarkan sebagai berikut5 . "mplikasi Teori Vygotsky dalam Pembelajaran )atematika Teori @ygotsky mengenai peranan interaksi sosial
dan
daerah
perkembangan terdekat $Done of proCimum deelopment% mempunyai beberapa implikasi terhadap pembelajaran :atematika. Pembelajaran :atematika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa dalam bermatematika $doing mathematics%. 1leh karena itu landasan sosial bagi pembelajaran :atematika merupakan suatu keharusan. #mplikasi teori @ygotsky ini diperkuat dengan posisi filsafat konstruktiisme sosial yang berkeyakinan bahwa pengetahuan :atematika suatu bentukan$konstruksi% secara sosial $)rnest, 6--65;/%. Jadi pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran :atematika merupakan imperatif dari dua arah5 dari segi psikologis siswa
yang belajar dan dari
segi bahan
:atematika yang
dipelajari.:engingat proses belajar mula&mula berlangsung pada taraf sosial, maka proses pembelajaran :atematika di kelas hendaknya bersifat interaktif, baik antara siswa dan guru maupun antar siswa. #nteraksi ini mengarah sampai kepada terjadinya intersubjektiitas, yakni kecocokan di kedua belah pihak yang memungkinkan keduanya mampu mengerti, memeriksa, bernegosiasi, dan saling memanfaatkan sudut pandang pihak lain. +i samping kegiatan interaktif, guru
:atematika di kelas perlu juga
menyediakan kesempatan secukupnya bagi siswa untuk mengalami internalisasi. 7gar tersedia kesempatan untuk internalisasi pada diri siswa, guru tidak boleh tergesa&gesa dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan perlu memberikan jeda waktu di sela&sela kesatuankesatuan kegiatan di kelas. #nteraksi sosial dalam pembelajaran :atematika jangan hanya dibatasi dalam bentuk kegiatan interaktif di kelas, tetapi juga mencakup interaksi siswa dengan konteks sosial budaya yang dekat dengan kehidupan siswa sehari&hari. Pembelajaran
:atematika
kontekstual tersebut,
di
kelas
perlu menghadirkan
masalah&masalah
karena kegiatan yang melibatkan masalah&masalah
menjadi bermakna secara sosial bagi siswa. Pelajaran :atematika di sekolah
bersifat
hierarkis.
Jadi
ini
dalam
mempelajari suatu bahan diperlukan penguasaan siswa akan bahan&bahan prasyarat itu. Tugas guru adalah menciptakan suatu lingkungan pembelajaran interaktif dan memberikan tuntunan bagi para siswa dalam P+ $+PT% masing&masing, sehingga
mereka masing&masing dapat mencapai taraf kemampuan potensial. Situasi yang terjadi di lapangan secara empiris tidaklah sederhana. Tidak setiap siswa telah menguasai bahan prasyarat dengan baik, atau para siswa menguasai tetapi dengan kualitas penguasaan yang beraneka ragam. Jadi ada siswa yang belum mencapai taraf kemampuan aktual atau taraf kemampuan aktual yang dicapai masing&masing siswa tidak sama. #ni berarti, P+ $+PT% mereka berbeda&beda, yang
berimplikasi
pada
perlunya
ariasi
tuntunan
dan lingkungan belajar
interaktif. P+ $+PT% sifatnya sangat khas untuk setiap indiidu. "ekhasan ini timbul karena ariasi jarak antara taraf kemampuan aktual dan taraf kemampuan potensial. Hal ini semakin menegaskan perlunya perhatian guru :atematika terhadap
para
siswa
secara
indiidual.
+i
lain
pihak, P+
$+PT%
juga
memperlihatkan peranan teman sebaya yang lebih mampu bagi proses belajar siswa. Segi ini memberikan dukungan bagi pentingnya pembelajaran :atematika secara
kolaboratif.
+engan demikian,
kelas
dengan
siswa
yang
berariasi
kemampuan matematikanya masih perlu dipertahankan, tetapi seiring dengan itu perhatian indiidual tetap diperlukan.