TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN ( MKK 336 )
DOSEN : DR.IR.DANANG BIYATMOKO, MSi
SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN
OLEH ALMIRA ULIMAZ (A2C110023) NURUL HILAL (A2C110029)
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2011
SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN
ABSTRAK
Reproduksi pada hewan dapat berlangsung dalam 2 cara, yaitu vegetatif dan generatif.. Reproduksi vegetatif tidak melibatkan sel kelamin, sedangkan reproduksi generatif melibatkan sel kelamin. Umumnya pada invertebara reproduksi yang terjadi adalah reproduksi vegetatif dan pada vertebrata yang terjadi adalah reproduksi generatif. Kata Kunci : Reproduksi, vegetatif, generatif. A.
PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi ini mempunyai kemampuan untuk berkembang biak atau repsoduksi. Sama halnya dengan tumbuhnan, reproduksi pada hewan juga dapat dengan cara tak kawin (vegetatif) dan kawin (generatif). Reproduksi vegetatif terjadi tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Dalam Brotonidjojo (2000) dijelaskan bahwa reproduksi vegeratif biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (invertebrata), sedangkan reproduksi generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan bertulang belakang (vertebrata). Reproduksi generatif melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina ditandai dengan adanya fertilisasi (pembuahan). Reproduksi pada vertebrata diawali proses perkawinan yang diikuti dengan adanya fertilisasi (pembuahan).
Fertilisasi tersebut menghasilkan
zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi pada vertebrata
dapat terjadi secara ekstrenal maupun internal. Menurut Pratiwi (1996) reproduksi pada vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi dan cara yang hidup berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi.
Selain hal yang dipaparkan pada alinea 1 dan 2diatas, banyak lagi hal yang perlu dipahami berkenaan dengan sistem reproduksi pada hewan. Melalui makalah yang dibuat ini akan dijelaskan tentang reproduksi vegetatif dan generatif, kemudian dijelaskan juga tentang reproduksi pada invertebarata dan vertebrata. Makalah ini dibuat tidak hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan, tetapi juga diharapakan dapat menambah pemahaman kita tentang sistem reproduksi pada hewan.
2.
Rumusan Masalah
a.Bagaimana perbedaan antara reproduksi vegetatif dengan reproduksi generatif b.
Bagaimana reproduksi pada invertebrata
c.Bagiamana repoduksi pada vertebrata 3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami : a.Perbedaan antara reproduksi vegetative dengan reproduksi generatif b.
Reproduksi pada invertebrata
c.Reproduksi pada vertebrata
B. ISI DAN PEMBAHASAN 1. Reproduksi Vegetatif dan Reproduksi Generatif
a. Reproduksi aseksual (vegetatif) Sistem reproduksi aseksual pada hewan (vegeratif) merupakan cara perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel kelamin atau tidak terjadi peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina. Dalam Borotonidjojo (2000) dijelaskan bahwa reproduksi aseksual (vegetatif) meliputi : -
Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian
dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru., contohnya Planaria sp dan Asterias vulgaris .
-
Budding/Tunas/Gemmulae yaitu pembentukan tunjolan pada salah
satu tubuh hewan dan dapat berkembang menjadi individu baru, contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp. -
Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang
menjadi individu baru.
Proses ini dibedakan menjadi 2, yaitu
pembelahan biner contohnya pembelahan pada bakteri dan pembelahan multiple contohnya pembelahah pada virus.
-
Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora pada sel induk dan akhirnya
spora akan berkembang menjadi individu baru, contohnya Plasmodium vivax .
-
Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang
tanpa dibuahi, contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang. -
Paedogenesis
yaitu
terbentuknya
individu
baru
langsung
dari
larva/nimpha, contohnya pada class Trematoda/cacing isap yairtu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.
b. Reproduksi seksual (generatif) Sistem reproduksi seksual (generatif) pada hewan merupakan cara perkembangbiakan
yang
,melibatkan
sel
kelamin
atau
terjadi
peleburan/perkawinan anatara gamet jantan dengan gamet betina, hal tersebut ditandai dengan adanya fertilisasi (pembuahan).
Dalam Borotonowidjojo (2000) dijelaskan bahwa reproduksi aseksual (generatif) meliputi : -
Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami
spesialisasi sex.
Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma
(plasmogami), contohnya pada Paramaecium sp. -
Fusi yaitu persatuan/peleburan dua macam gamet yang belum dapat
dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : •
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang meiliki bentuk dan
ukuran yang sama, contohnya pada Phyllum Protozoa. •
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda bentuk
tetapi ukuran sama, contohnya pada Chlamydomonas sp.
•
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk
dan ukuran yang tidak sama, contohnya pada Hydra sp.
2. Sistem Reproduksi Pada Invertebrata
a. Reproduksi aseksual pada invertebrata Perkembangbiakan aseksual pada invertebrata terjadi dengan cara : -
Membelah diri (pembelahan biner) yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru, contohnya yang terjadi pada Protozoa.
-
Pembentukan tunas, contohnya pada Hydra dan Porofera.
-
Sporulasi atau pembentukan spora, contohnya yang terjadi pada Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
-
Dengan regenerasi yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap, misalnya pada Planaria dan Bintang laut. Di bawah ini ditunjukkan beberapa gambar hewan yang berkembang biak secara vegetatif/tak kawin :
Gambar 1. Amoeba proteus
Gambar 2. Volvox sp
Gambar 3. Plasmodium vivax
Gambar 4. Hydra sp
Gambar 5. Planaria sp
Gambar 6. Bintang Laut ( Asterias vulgaris )
b. Reproduksi seksual pada invertebrata Pada umumnya invertebrata berkembang biak secara aseksual, tetapi ada beberapa invertebarata yang berkembang secara seksual. Pada reproduksi seksual tidak selalu ditandai dengan adanya pembuahan, meski sebagian besar selalu terjadi pembuahan. Ada beberapa invertebarata yang individu barunya terbentuk tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi seksual pada invertebarata dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : -
Tanpa pembuahan yaitu pada peristiwa parthenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru, misalnya lebah jantan dan semut jantan.
-
Dengan pembuahan, dibedakan menjadi : •
Konjugasi, terjadi pada invertebrate yang belum jelas alat
reproduksinya seperti Paramaecium. •
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang meiliki bentuk dan
ukuran yang sama, contohnya pada Phyllum Protozoa. •
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda bentuk
tetapi ukuran sama, contohnya pada Chlamydomonas sp. •
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk
dan ukuran yang tidak sama, contohnya pada Hydra sp.
Pembiakan seksual lainnya dapat ditemukan pada :
-
Hydra
Selain berkembang secara aseksual (bertunas) hydra juga dapat berkembang biak secara seksual. Perkembang biakan aseksual terjadi dengan pembentukan testis dan ovarium yang terdapat pada satu tubuh (hermaprodit). Alat tersebut masing-masing menghasilkan spermatozoid dan ovum.
Hasil pembuhannya adalah zigot yang selanjutnya akan
berkembang menjadi individu baru.
-
Cacing Pita
Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel sperma.. Bila sel telur dan sperma sudah masak,
maka
terjadilah
menghasilkan zigot.
Gambar 7. Cacing Pita
-
Cacing Tanah
pembuahan
didalam
proglotid
yang
Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut klitelum.
Dalam segmen tersebut terdapat testis
terdapat spermatozoid dan ovarium yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
Gambar 8. Cacing Tanah
-
Serangga
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin dan pekerja yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bils telur yang telah matang dibuahi oleh sperma,telur tersebut akn berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sehingga yang tidak dibuahi (parthenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan
prajurit menjadi
lingkungan, yaitu kurang makan.
mandul (steril) karena pengaruh
Gambar 9. Lebah 3. Sistem Reproduksi Pada Vertebrata
Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di dalam tubuh maupun di luar tubuh.
Bila terjadi di dalam tubuh
disebut fertilisasi internal, misalnya pada reptilian, burung dan hewan menyusui. Bila pembuahannya tejadi di luar tubuh disebut fertilisasi ekstrenal, misalnya pada ikan dan katak. Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas : •
Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar
tubuhnya.
Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh
sumber makanan dari cadangan makanan di dalam telur, misalnya ikan, burung, amfibia dan sebagian reptilia. •
Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan
telur dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetapt tumbuh di dalam telur tetapi berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan, misalnya ikan hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
•
Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio
berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari), misalnya manusia dan hewan menyusui lainnya. Cara berkembang biak beberapa vertebrata :
-
Ikan
Ikan termasuk hewan yang ovipar.
Ikan tidak mempunyai organ
perkawinan. Pembuahan terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman di dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betina seperti ikan mujaer. -
Amfibi
Sperti halnya ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi ekstrenal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol di permukaan air. Setelah 6 hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang.
Setelah mengalami
metamorphosis selama 1 – 3 bulan, ia akan berubah menjadi katak. Pada umur 1 tahun katak telah menjadi dewasa. -
Reptilia
Reptilia ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar.
Pembuahan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Telur dilindungi oleh cangkang.
Telur yang dikeluarkan ada yang
disembunyikan di dalam pasir, di dalam lumpur dan ada yang dierami. Pada kadal telurn ya menetas di dalam tubuh (ovovivipar). -
Aves
Aves berkembang biak melalui fertelisasi eksternal dengan kloaka. Semua jenis burung berkembangbiak dengan car bertelur (ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimoannya dalam lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya di dalam pasir.
Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur
beberapa butir saja.
Pada burung merpati, sekali murim bertelur
mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur tersebut. -
Mamalia
Mamalia berkembang biak melalui fertilisasi internal,
karena telah
memiliki organ reproduksi yang sempurna, kecuali golongan hewan berparuh bebek (platypus), semua mamalia selalu melahirkan (vivipar). Telur mamalia berukuran kecil dan mengandung sedikit cadangan makanan. Embrio mendapat makanan dari induknya melalui plasenta.
Demikianlah sedikit penbjelasan tentang sistem reproduksi pada hewan, diharapkan dengan apa yang penulis paparkan dalam makalah, dapat menambah pemahaman kita tentang sistem reproduksi pada hewan.
C. KESIMPULAN
1. Reproduksi vegetatif merupakan perkembangbiakan tanpa adanya peleburan gamet jantan dan gamet betina, sedangkan reproduksi generatif merupakan perkembangbiakan yang melibatkan alat kelamin atau terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina. 2. Reproduksi pada invertevrata dapat terjadi melalui proses aseksual (vegetative) dan seksual (generative) 3. Reproduksi pada vertebrata hanya terjadi secara seksual (generative).
DAFTAR PUSTAKA
Brotonidjojo, M.D,2000. Biologi , Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga Pratiwi,S. 1996. Zoologi Invertebrata. Jakarta ; Tiara Pustaka