BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehidupan di Sumatera memiliki berbagai keanekaragaman budaya kerajinan. Salah satu dari keanekaragaman keanekaragaman tersebut adalah kerajinan tenun songket Melayu. Songket melayu tidak hanya sebagai hasil kerajinan tapi juga merupakan cerminan nilai budaya tempatan, nilai-nilai dari tempatan ini berkembang dari dulu hingga sekarang. Kerajinan dapat didefinisikan sebagai hasil dari aktivitas dan kreatifitas manusia dalam bentuk karya seni. Secara umum masyarakat indonesia sudah mengenal kaitan antara kerajinan, seni, dan budaya yang disesuaikan dengan kebiasaan dan lokalitas. Disamping itu kerajinan juga dipengaruhi alam, lingkungan serta rangsangan naluri alamiah yang menjadikan variasi bentuk dari bentuk dasar kerajinan, hal ini dapat dilihat sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi dari kerajinan itu sendiri seperti motif, corak, dan ragam hias (Primasari, 2015). Menurut Howkins (2001), kerajinan merupakan bagian dari kelompok bidang pekerjaan dalam industri kreatif. Kerajinan dalam industri kreatif dapat mengangkat kandungan seni dan budaya secara bersamaan. Industri kreatif mutlak mengutamakan kreatifitas sebagai faktor utama dalam setiap proses desain sebuah produk. Setiap proses desain merupakan langkah srategi pengembangan pengembangan kerajinan yang dapat ditemui sebagai suatu bentuk kreasi, produksi, distribusi, dan komersialisasi komersialisasi (Primasari, (Primasari, 2015). Kerajinan tenun songket melayu merupakan merupakan ssalah satu bentuk kerajinan tradisional masyarakat Melayu. Awalnya songket dihasilkan melalui keterampilan tangan para pengrajin dan hanya digunakan oleh orang kalangan kerajaan dalam lingkungan terbatas. Kain tenun songket memiliki keanekaragaman ciri khas tersendiri dalam bentuk motif, ragam hias, proses pembuatan, serta karakter unik sesuai dengan lokalitas di setiap daerahnya. Seiring dengan perkembangan zaman,
1
kain tenun songket telah banyak digunakan
masyarakat dan dijadikan sebagai
salah satu kerajinan khas yang diminati oleh para wisatawan, hal ini dapat dilihat sebagai potensi bahwa hasil kerajinan tenun songket Melayu masih memiliki nilai jual yang tinggi serta memiliki potensi ekonomi yang baik. Untuk menunjang kerajinan tenun songket maka diperlukan sebuah wadah pusat kegiatan kerajinan tenun songket. Pusat kegiatan ini tidak hanya memproduksi kain songket saja, tapi dapat dilihat sebagai wadah untuk melestarikan budaya Melayu agar tidak punah. Lebih lanjut wadah ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan mempelajari proses pembuatan kain tenun songket dan mempelajari berbagai macam motif ragam hias yang digunakan tenun songket. Faktor lain yang mendorong untuk perencanaan wadah pengrajin dalam bentuk Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera. Lokasi Sentra Kerajinan Tenun ini direncanakan di Pekanbaru yang diasumsikan rumah bagi bangsa Melayu. Pekanbaru yang menjadi lokasi strategis yang dekat dengan Selat Malaka yang menjadi jalur perdagangan regional dan internasional. Sehingga pemilihan lokasi di Pekanbaru merupakan keputusan tepat, ditunjang dengan potensi-potensi yang ada. Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera merupakan prinsip arsitektur postmodern dengan pendekatan neo-vernacularism. Salah satu alasan yang dicetuskan oleh jencks dalam mendasari lahirnya postmodern dengan adanya kecendrungan untuk kembali pada nilai-nilai atau elemen tradisional yang telah banyak ditinggalkan, dengan menggunakan bentuk-bentuk dan pola-pola dari unsur lokal (Dharma, 2012). Sehingga penerapan arsitektur postmodern pada desain Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera akan menghidupkan kembali nilai-nilai unsur lokal dan dipadupadankan dengan unsur-unsur kontemporer. Sehingga rancangan bangunan dapat menjadi suatu bentuk informasi visual dalam melestarikan warisan budaya Melayu. Sebagai responsif unsur lokalitas desain arsitektur bangunan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera ini lebih menitikberatkan penggunaan elemen dan ragam hias Melayu Riau, seperti pucuk rebung dan tampuk manggis. Dengan
2
demikian desain bangunan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera ini dapat juga menjadi salah satu pelestarian arsitektur Melayu. Pada akhrinya rancangan kawasan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera ini dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan edukasi budaya songket. Oleh karena itu, penerapan Khazanah Songket Melayu sebagai konsep pada rancangan kawasan ini tidak semata ditujukan hanya sebagai hasil kerajinan, tapi juga merupakan aktualisasi cerminan nilai budaya tempatan.
1.2
Permasalahan
Untuk merancang kegiatan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera yang dapat mewadahi kegiatan terkait lainnya, terdapat beberapa rumusan permasalahan seperti: 1) Bagaimana proses merancang kawasan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru sesuai dengan fungsi sebagai wadah pelestarian dan informasi? 2) Bagaimana menerapkan konsep Khazanah Songket Melayu ke dalam perancangan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru dengan pendekatan Arsitektur postmodern? 3) Bagaimana perancangan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru berdasarkan pendekatan arsitektur postmodern dengan metode neo-vernacularism?
1.3
Tujuan
Berdasarkan dari permasalahan diatas, tujuan dari penulisan skripsi ini ialah: 1) Merancang kawasan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru sesuai dengan fungsi sebagai wadah pelestarian dan informasi. 2) Menerapkan konsep Khazanah Songket Melayu ke dalam perancangan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru dengan pendekatan Arsitektur postmodern. 3
3) Merancang Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru berdasarkan pendekatan arsitektur postmodern dengan metode Neo-Vernacularism.
1.4
Lingkup dan Batasan
Berdasarkan maksud dan tujuan yang telah ditentukan, maka lingkup dan batasan yang menjadi dasar dalam proses perencanaan dan perancangan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru yaitu: 1) Lingkup Ruang lingkup sentra ini berkaitan dengan kerajinan tenun songket yang ada di Sumatera, fasilitas ini dirancang agar memiliki wadah pelestarian keraajinan tenun songket Melayu dibidang informasi dan edukasi. Materi perancangan berkaitan dengan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera yang ditinjau dari penerapan arsitektur postmodern memuat dengan bentukan massa dari pola motif songket. Hal ini meliputi jenis-jenis kerajinan tenun songket Melayu dan ornamen ragam hias yang digunakan dalam bentukan arsitektur sebagai unsur lokal dari metode penerapan arsitektur postmodern. 2) Batasan Batasan yang digunakan dalam perancangan ini yaitu, klasifikasi umum berdasarkan program untuk memberikan informasi, proses, dan pelestarian penenunan kain songket, serta identifikasi fasilitas Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera berupa fasilitas pelestarian, edukasi, wisata, dan penunjang. Batasan wilayah
terpilih
berada
di
Kota
Pekanbaru
tepatnya
di
persimpangan bundaran songket jalan Nangka ujung dan jalan S.M Amin.
1.5
Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan adalah penerapan prinsip-prinsip bentuk neo-vernacularism pada arsitektur postmodern memuat dengan
4
bentukan massa dari pola motif songket. Desain bangunan dengan konsep Khazanah Songket Melayu ditujukan untuk mempertahankan unsur dan kearifan lokal.
1.6
Sistematika Penulisan
Pada perancangan mengenai Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru dengan pendekatan Arsitektur postmodern ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
Berisikan mengenai pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi pemilihan judul, permasalahan, tujuan, lingkup dan batasan, metode perancangan, serta sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang kajian pustaka melalui studi literatur yang menyangkut kawasan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru dan arsitektur postmodern yang diterapkan pada desain bangunan.
BAB III
METODE PERANCANGAN
Berisi uraian mengenai paradigma perancangan, langkah-langkah perancangan, strategi perancangan, dan bagan alur perancangan.
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
Berisi analisa terkait lokasi perancangan, analisa site, analisa fungsi, penzoningan, dan uraian penerapan konsep terhadap berbagai aspek terkait perancangan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang simpulan dan hasil perancangan dan saran-saran dalam perancangan kawasan Sentra Kerajinan Tenun Songket Sumatera di Pekanbaru.
5
6